PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.
Oleh
LUH RAHMI SUSANTI
H24103061
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Luh Rahmi Susanti. H24103061. Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Di bawah bimbingan Wita Juwita Ermawati.
Bank BNI melakukan portofolio kredit menurut sektor ekonomi, yaitu sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan sektor lain-lain (sektor konsumsi). Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga kredit yang akan membawa BNI pada suatu tingkat keuntungan. Bank BNI dalam kurun waktu dua tahun terakhir menghadapi masalah berupa meningkatnya Non Performing Loan (NPL), maka manajemen BNI menata kembali komposisi portofolio kredit yang paling ideal untuk memperkuat posisi bank dalam menghadapi gejolak makroekonomi guna mengurangi NPL yang tinggi, dengan ekspansi kredit.
Tujuan penelitian adalah : (1) Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit dalam sektor ekonomi yang terdiri atas sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain secara keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga pada Bank BNI; (2) Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit setiap sektor ekonomi tersebut secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI; (3) Mengevaluasi kebijakan penyaluran kredit sektoral dalam mendukung kinerja perkreditan Bank BNI. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa publikasi laporan keuangan dan data makroekonomi. Data dianalisis dengan model analisis regresi berganda untuk mengkaji pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap pendapatan bunga kredit dengan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS versi 11.
PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
LUH RAHMI SUSANTI
H24103061
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENGARUH PERUBAHAN PORTOFOLIO KREDIT SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT
PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
LUH RAHMI SUSANTI H24103061
Menyetujui, Juli 2007
Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM. Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
iii
Penulis bernama Luh Rahmi Susanti, dilahirkan di Bogor pada tanggal 8 November 1984 dari pasangan Dr. Ir. I Wayan Rusastra, APU dan Ni Made Neteri. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Polisi 4 Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
iv
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Portofolio kredit di sektor ekonomi yang terdiri dari sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan sektor lain-lain (konsumsi) dilakukan Bank BNI dalam penyaluran kreditnya. Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga yang akan membawa Bank BNI pada suatu tingkat keuntungan. Penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap perubahan pendapatan bunga kredit baik secara keseluruhan maupun secara parsial, sehingga hasil dari analisis ini diharapkan akan dapat memberikan arahan ke depan tentang alokasi kredit sektoral dalam rangka peningkatan kinerja penyaluran kredit Bank BNI.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:
1. Ayahku Dr. Ir. I Wayan Rusastra, APU dan Ibuku Ni Made Neteri serta Kakakku Gde Ary Suwedha, S.Komp., MM atas segala doa, kasih sayang, serta dukungan moril dan materil yang tiada putus-putusnya.
2. Ibu Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
v
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
5. Sahabat-sahabat terbaik (Etty, Else, Ulfa, Rinrin, Pasus Oks, Yayuk, Uchi, Ipeh, Nela, Ruslan, Irwan, Aldhika, Adit, Yan) atas segala bantuan, kebersamaan, serta kebahagiaan yang telah diberikan selama ini.
6. Teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan serta bantuan saat seminar dan sidang (Dian SMS, Silva, Sri, Ai, Ranti, Kania, Dian Schum, Irma, Desty, Andien, Evi, Kurnia).
7. Loly, Uyan, dan Lola atas persaudaraan dan kegembiraan yang telah diberikan, juga atas kebersamaannya dalam berjuang melewati masa TPB di Asrama A3-295.
8. Saudaraku di Brahmacarya 40 (Royn, Dadi, Deta, Adit, Yuli, Turi, Dewa, Devit, Aries, Dhika, Ayu, Wahyu, Eka S, Ferry) atas persaudaraan yang selama ini diberikan.
9. Sahabat sejati (Indie Bfn dan Made Laksmi) atas semua yang telah diberikan, keluarga M4 dan Sayap Kanan atas kebersamaannya, Dayu Gek atas bantuannya, serta Putra atas motivasi dan pencerahan spiritualnya.
10.Rekan-rekan Manajemen 40 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa perkuliahan.
11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi.
Bogor, Juli 2007
vi
3.4.5. Uji Heteroskedastisitas ... 24
3.4.6. Uji F ... 24
3.4.7. Uji t ... 26
vii
4.2. Kinerja Makroekonomi Nasional ... 33
4.2.1. Pertumbuhan dan Struktur Investasi ... 33
4.2.2. Pertumbuhan dan Struktur Kredit Perbankan ... 39
4.2.3. Pertumbuhan dan Struktur GDP... 45
4.3. Validasi Dampak Model Portofolio Kredit ... 48
4.3.1. Uji Normalitas ... 48
4.3.2. Uji Multikolinearitas ... 49
4.3.4. Uji Autokorelasi ... 50
4.3.5. Uji Heteroskedastisitas ... 50
4.4. Dampak Portofolio terhadap Pendapatan Bunga Kredit ... 51
4.4.1. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan ... 52
4.4.2. Dampak Perubahan Secara Parsial ... 53
A. Langkah Uji t ... 53
B. Hasil Dampak Perubahan Secara Parsial ... 56
4.5. Dampak Antisipatif Alokasi Kredit Sektoral ... 61
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 66
2. Saran... ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
viii
No. Halaman
1. Pertumbuhan penanaman modal riil dalam negeri menurut
sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 33 2. Struktur penanaman modal riil dalam negeri dan menurut
sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 34 3. Pertumbuhan penanaman modal riil luar negeri menurut
sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 35 4. Struktur penanaman modal riil luar negeri menurut
sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 36 5. Pertumbuhan penanaman modal riil dalam negeri dan luar negeri
menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 37 6. Struktur penanaman modal riil dalam negeri dan luar negeri
menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 38 7. Pertumbuhan total kredit Bank BNI menurut sektor pembangunan
di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 39 8. Struktur total kredit Bank BNI menurut sektor pembangunan
di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 40 9. Struktur alokasi kredit Bank Mandiri dan Bank BCA
menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 2002-2005 ... 41 10. Proporsi alokasi kredit Bank BNI terhadap total kredit perbankan
menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 42 11.Pertumbuhan total kredit perbankan menurut sektor pembangunan
di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 43 12.Struktur total kredit perbankan menurut sektor pembangunan
di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 45 13. Pertumbuhan GDP riil sektor pembangunan di Indonesia
pada tahun 1997-2005 ... 46 14. Struktur GDP riil sektor pembangunan di Indonesia
pada tahun 1997-2005 ... 47 15. Hasil uji normalitas model regresi berganda dampak alokasi kredit
sektoral terhadap pendapatan bunga kredit Bank BNI
pada tahun1997-2005 ... 48 16.Hasil uji multikolinearitas model regresi berganda dampak
alokasi kredit sektoral terhadap pendapatan bunga kredit
PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.
Oleh
LUH RAHMI SUSANTI
H24103061
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Luh Rahmi Susanti. H24103061. Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Di bawah bimbingan Wita Juwita Ermawati.
Bank BNI melakukan portofolio kredit menurut sektor ekonomi, yaitu sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan sektor lain-lain (sektor konsumsi). Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga kredit yang akan membawa BNI pada suatu tingkat keuntungan. Bank BNI dalam kurun waktu dua tahun terakhir menghadapi masalah berupa meningkatnya Non Performing Loan (NPL), maka manajemen BNI menata kembali komposisi portofolio kredit yang paling ideal untuk memperkuat posisi bank dalam menghadapi gejolak makroekonomi guna mengurangi NPL yang tinggi, dengan ekspansi kredit.
Tujuan penelitian adalah : (1) Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit dalam sektor ekonomi yang terdiri atas sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain secara keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga pada Bank BNI; (2) Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit setiap sektor ekonomi tersebut secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI; (3) Mengevaluasi kebijakan penyaluran kredit sektoral dalam mendukung kinerja perkreditan Bank BNI. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa publikasi laporan keuangan dan data makroekonomi. Data dianalisis dengan model analisis regresi berganda untuk mengkaji pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap pendapatan bunga kredit dengan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS versi 11.
PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
LUH RAHMI SUSANTI
H24103061
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENGARUH PERUBAHAN PORTOFOLIO KREDIT SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT
PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
LUH RAHMI SUSANTI H24103061
Menyetujui, Juli 2007
Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM. Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
iii
Penulis bernama Luh Rahmi Susanti, dilahirkan di Bogor pada tanggal 8 November 1984 dari pasangan Dr. Ir. I Wayan Rusastra, APU dan Ni Made Neteri. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Polisi 4 Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
iv
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Perubahan Portofolio Kredit Sektor Ekonomi terhadap Pendapatan Bunga Kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Portofolio kredit di sektor ekonomi yang terdiri dari sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan sektor lain-lain (konsumsi) dilakukan Bank BNI dalam penyaluran kreditnya. Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga yang akan membawa Bank BNI pada suatu tingkat keuntungan. Penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap perubahan pendapatan bunga kredit baik secara keseluruhan maupun secara parsial, sehingga hasil dari analisis ini diharapkan akan dapat memberikan arahan ke depan tentang alokasi kredit sektoral dalam rangka peningkatan kinerja penyaluran kredit Bank BNI.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:
1. Ayahku Dr. Ir. I Wayan Rusastra, APU dan Ibuku Ni Made Neteri serta Kakakku Gde Ary Suwedha, S.Komp., MM atas segala doa, kasih sayang, serta dukungan moril dan materil yang tiada putus-putusnya.
2. Ibu Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
v
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
5. Sahabat-sahabat terbaik (Etty, Else, Ulfa, Rinrin, Pasus Oks, Yayuk, Uchi, Ipeh, Nela, Ruslan, Irwan, Aldhika, Adit, Yan) atas segala bantuan, kebersamaan, serta kebahagiaan yang telah diberikan selama ini.
6. Teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan serta bantuan saat seminar dan sidang (Dian SMS, Silva, Sri, Ai, Ranti, Kania, Dian Schum, Irma, Desty, Andien, Evi, Kurnia).
7. Loly, Uyan, dan Lola atas persaudaraan dan kegembiraan yang telah diberikan, juga atas kebersamaannya dalam berjuang melewati masa TPB di Asrama A3-295.
8. Saudaraku di Brahmacarya 40 (Royn, Dadi, Deta, Adit, Yuli, Turi, Dewa, Devit, Aries, Dhika, Ayu, Wahyu, Eka S, Ferry) atas persaudaraan yang selama ini diberikan.
9. Sahabat sejati (Indie Bfn dan Made Laksmi) atas semua yang telah diberikan, keluarga M4 dan Sayap Kanan atas kebersamaannya, Dayu Gek atas bantuannya, serta Putra atas motivasi dan pencerahan spiritualnya.
10.Rekan-rekan Manajemen 40 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa perkuliahan.
11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi.
Bogor, Juli 2007
vi
3.4.5. Uji Heteroskedastisitas ... 24
3.4.6. Uji F ... 24
3.4.7. Uji t ... 26
vii
4.2. Kinerja Makroekonomi Nasional ... 33
4.2.1. Pertumbuhan dan Struktur Investasi ... 33
4.2.2. Pertumbuhan dan Struktur Kredit Perbankan ... 39
4.2.3. Pertumbuhan dan Struktur GDP... 45
4.3. Validasi Dampak Model Portofolio Kredit ... 48
4.3.1. Uji Normalitas ... 48
4.3.2. Uji Multikolinearitas ... 49
4.3.4. Uji Autokorelasi ... 50
4.3.5. Uji Heteroskedastisitas ... 50
4.4. Dampak Portofolio terhadap Pendapatan Bunga Kredit ... 51
4.4.1. Dampak Perubahan Secara Keseluruhan ... 52
4.4.2. Dampak Perubahan Secara Parsial ... 53
A. Langkah Uji t ... 53
B. Hasil Dampak Perubahan Secara Parsial ... 56
4.5. Dampak Antisipatif Alokasi Kredit Sektoral ... 61
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 66
2. Saran... ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
viii
No. Halaman
1. Pertumbuhan penanaman modal riil dalam negeri menurut
sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 33 2. Struktur penanaman modal riil dalam negeri dan menurut
sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 34 3. Pertumbuhan penanaman modal riil luar negeri menurut
sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 35 4. Struktur penanaman modal riil luar negeri menurut
sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 36 5. Pertumbuhan penanaman modal riil dalam negeri dan luar negeri
menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 37 6. Struktur penanaman modal riil dalam negeri dan luar negeri
menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 38 7. Pertumbuhan total kredit Bank BNI menurut sektor pembangunan
di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 39 8. Struktur total kredit Bank BNI menurut sektor pembangunan
di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 40 9. Struktur alokasi kredit Bank Mandiri dan Bank BCA
menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 2002-2005 ... 41 10. Proporsi alokasi kredit Bank BNI terhadap total kredit perbankan
menurut sektor pembangunan di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 42 11.Pertumbuhan total kredit perbankan menurut sektor pembangunan
di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 43 12.Struktur total kredit perbankan menurut sektor pembangunan
di Indonesia pada tahun 1997-2005 ... 45 13. Pertumbuhan GDP riil sektor pembangunan di Indonesia
pada tahun 1997-2005 ... 46 14. Struktur GDP riil sektor pembangunan di Indonesia
pada tahun 1997-2005 ... 47 15. Hasil uji normalitas model regresi berganda dampak alokasi kredit
sektoral terhadap pendapatan bunga kredit Bank BNI
pada tahun1997-2005 ... 48 16.Hasil uji multikolinearitas model regresi berganda dampak
alokasi kredit sektoral terhadap pendapatan bunga kredit
x
No. Halaman
1. Kerangka pemikiran operasional... ... 20 2. Hasil uji heteroskedastisitas (scatterplot pendapatan bunga kredit)
model regresi berganda dampak alokasi kredit sektoral terhadap
xi
No. Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bank sebagai lembaga keuangan yang didasarkan pada unsur kepercayaan, memiliki tugas pokok sebagai perantara antara pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki kelebihan dana. Dalam fungsinya sebagai lembaga intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan dengan perkembangan dunia usaha melalui kegiatan bisnis dalam sektor ekonomi. Perkembangan dunia usaha tidak terlepas dari adanya kredit yang dikeluarkan bank untuk membiayai kegiatan ekonomi tersebut. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang memadai membutuhkan laju pertumbuhan kredit perbankan yang tinggi. Karena itu, perbankan yang sehat merupakan syarat mutlak untuk mendukung perekonomian nasional.
Terdapat hubungan saling ketergantungan antara perbankan dan kondisi dunia usaha dengan pertumbuhan ekonomi. Dimana kondisi perbankan yang sehat merupakan salah satu faktor penunjang dalam menggerakkan dunia usaha terutama dalam pemenuhan kebutuhan modalnya melalui pemberian kredit. Dengan demikian, bergeraknya dunia usaha diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui output yang dihasilkannya. Begitupun sebaliknya, kondisi dunia usaha yang baik akan mendorong tersalurkannya kredit perbankan sehingga memberikan keuntungan pada bank dan peningkatan perekonomian negara.
perhatian. Pada periode 1996/1997 – 1997/1998 jumlah kredit bermasalah (NPL atau Non Performing Loan) bank umum meningkat dari 9,3% menjadi 19,8%, dan meningkat drastis menjadi 58% pada tahun 1998/1999 (Bank Indonesia, 1998/1999). Pada periode yang bersamaan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mengalami penurunan dari 4,72% pada tahun 1997 menjadi minus 13,13% pada tahun 1998. Pada tahun 1999, PDB nasional mulai tumbuh secara positif, tetapi dengan laju di bawah laju pertumbuhan penduduk, yaitu hanya 0,79% (BPS, 1999).
Tingginya jumlah kredit bermasalah mengakibatkan dikeluarkannya kebijakan pengetatan penyaluran kredit dengan sasaran agar dapat dilakukan pengelolaan penyaluran kredit secara lebih tepat dan bijaksana. Kebijakan ini ternyata berdampak terhadap penurunan kinerja sektor riil akibat penyaluran kredit yang terbatas. Menyadari keadaan ini, BI melakukan beberapa pelonggaran, yakni menurunkan BI rate dari 13,75% pada tahun 2005 sebesar 9,75% pada tahun 2006 dan 9,5% pada awal tahun 2007 (Seputar Indonesia, 2007). Disamping itu, BI mengeluarkan Paket Oktober (Pakto) 2006 dengan tujuan mengaktifkan kembali penyaluran kredit oleh sektor perbankan. Kebijakan moneter tersebut ternyata tidak memberikan dampak seperti yang diharapkan akibat adanya permasalahan struktural dalam perekonomian Indonesia. Permasalahan struktural tersebut mencakup lemahnya dukungan iklim investasi, belum memadainya ketersediaan infrastruktur dan permasalahan birokrasi yang berdampak negatif terhadap perkembangan investasi, peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha.
dan korporasi) menunjukkan besarnya peran Bank BNI dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional (Sugema, et.al., 2003).
Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat luas, Bank BNI menghadapi berbagai risiko. Bank BNI memiliki tanggung jawab besar, karena dana yang dikelola berasal dari dana masyarakat yang menyimpan kelebihan dananya. Kepercayaan dari masyarakat ini harus dijaga melalui pengelolaan kredit yang benar dengan semaksimal mungkin mengurangi timbulnya risiko. Risiko ini mencakup tidak tertagihnya dana yang telah disalurkan beserta bunganya. Dalam konteks ini Bank BNI melakukan alokasi kredit menurut sektor ekonomi (portofolio kredit) secara berimbang dan tepat. Bank BNI harus mampu menganalisis dampak portofolio kredit sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa, dan lain-lain terhadap kinerja pendapatan bunga usaha perbankan. Diversifikasi yang optimal pada portofolio kredit akan mampu mengurangi risiko dan berpengaruh pada pendapatan bunga yang akan membawa BNI pada suatu tingkat keuntungan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Bank BNI dalam kurun waktu dua tahun terakhir menghadapi masalah berupa meningkatnya NPL. Pada tahun 2005, NPL gross Bank BNI mencapai 14,4% berbeda jauh dengan kondisi NPL pada tahun 2004 yang berada pada 4,6% (Kompas, 2006). Per September 2006, rasio NPL gross BNI mencapai 16% atau secara nominal senilai Rp 9 triliun (Kompas, 2006). NPL yang melonjak naik membuat sejumlah besar perusahaan ingin menarik dananya dari BNI, sehingga hal ini memberi pengaruh langsung pada penurunan pendapatan bunga kredit Bank BNI. Karena itu, manajemen BNI perlu menata kembali komposisi portofolio kredit yang paling ideal untuk memperkuat posisi bank dalam menghadapi gejolak makroekonomi guna mengurangi NPL yang tinggi. Selama Bank BNI belum bisa menyeimbangkan portofolio kreditnya, Bank BNI masih rentan terhadap pengaruh gejolak makroekonomi yang ada.
1.2. Rumusan Masalah
arah kebijakan pengalokasian kredit. Keadaan ini dikaitkan dengan kondisi makro yang terjadi sebagai tolok ukur penilaian kualitas portofolio kredit. Sehingga, dalam upaya Bank BNI mengurangi tingkat NPL melalui ekspansi kredit, dapat diketahui sektor-sektor mana yang perlu difokuskan pengelolaannya.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit dalam sektor ekonomi yang terdiri atas sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain secara keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga pada Bank BNI ?
2. Apakah terdapat pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit pada setiap sektor ekonomi tersebut secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI ?
3. Kebijakan antisipatif apakah yang perlu diambil untuk memperbaiki kinerja penyaluran kredit Bank BNI ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit dalam sektor ekonomi yang terdiri atas sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain secara keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga pada Bank BNI.
2. Menganalisis pengaruh perubahan portofolio penyaluran kredit setiap sektor ekonomi tersebut secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI.
3. Mengevaluasi kebijakan penyaluran kredit sektoral dalam mendukung kinerja perkreditan Bank BNI.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi bank BNI dalam penyusunan portofolio penyaluran kredit ke dalam sektor-sektor ekonomi secara tepat dalam kaitannya dengan pencapaian pendapatan bunga yang optimal, sehingga ekspansi kredit dan penataan portofolio kredit dapat dilakukan guna memperkuat permodalan bank melalui laba yang dihasilkan dari pendapatan bunga kredit.
2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan pembelajaran bagi pihak yang melakukan penelitian lanjutan mengenai sejauh mana portofolio penyaluran kredit di dalam sektor ekonomi memberikan pengaruh terhadap pendapatan bunga kredit pada bank.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 (Kasmir, 2004) tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi bank di atas memberi tekanan bahwa dalam melakukan usahanya pihak perbankan umumnya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana utama. Dari segi penyaluran dana, bank hendaknya tidak semata-mata memaksimumkan keuntungan bagi pemilik, tetapi juga harus diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat secara luas.
Pada dasarnya sistem perbankan berfungsi sebagai salah satu medium di dalam menjalankan kebijakan moneter (Bank Indonesia, 2003). Menurut Suta dan Musa (2003), perbankan pada umumnya mempunyai dua peran, yaitu (1) Institusi penampung dana yang menerima deposito, membayar untuk dan atas nama deposan, dan menyediakan fasilitas penukaran mata uang asing; (2) Perusahaan yang berorientasi profit, di mana perbankan menyediakan produk-produk liabilities dan memberikan pinjaman kepada nasabah. Di dalam menjalankan peran ini bank memperoleh spread dan fee based income untuk memenuhi target keuntungan yang ditetapkan oleh bank tersebut.
2.2. Sumber Dana Bank
Menurut Kasmir (2004), sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari bank itu sendiri, dari masyarakat luas dan dari lembaga lainnya, dengan deskripsi sebagai berikut:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari: (a) Setoran modal dari pemegang saham, yaitu merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham baru; (b) Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan; (c) Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas
3. Dana yang bersumber dari lembaga lain
Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari: (a) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya; (b) Pinjaman antar bank (Call Money), merupakan pinjaman yang diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya; (c) Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri; (d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.
2.3. Penggunaan Dana Bank
Menurut Siamat (2004), penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan berdasarkan pada prioritas penggunaan dana dan sifat aktiva bank.
1. Prioritas Penggunaan Dana
a. Cadangan primer (primary reserves), yang dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan untuk keperluan operasi bank sehari-hari.
b. Cadangan sekunder (secondary reserves), yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang dari satu tahun.
c. Penyaluran kredit, adalah pemberian kredit kepada nasabah yang memenuhi ketentuan kebijakan perkreditan bank. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank dan merupakan sumber pendapatan utama bank.
2. Penggunaan Dana Menurut Sifat Aktiva
Penggunaan dana bank berdasarkan sifat aktivanya adalah pengalokasian dana ke dalam bentuk aktiva yang dapat memberikan hasil dan tidak memberikan hasil bagi bank yang bersangkutan.
a. Aktiva Tidak Produktif. Aktiva tidak produktif atau non-earning assets adalah penanaman dana ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank, terdiri dari: (i) Alat likuid atau cash asset adalah aktiva yang dapat digunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank; (ii) Aktiva tetap dan inventaris yang penggunaan dananya diperoleh dari modal sendiri bank yang bersangkutan.
b. Aktiva Produktif. Aktiva produktif atau earning assets adalah semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen aktiva produktif bank terdiri dari: (i) Kredit yang diberikan, adalah penyediaan uang tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga tertentu; (ii) Penempatan pada bank lain, dapat dalam bentuk call money, deposito berjangka, deposit on call dan sertifikat deposito; (iii) Surat-surat berharga, penanaman dana dalam surat-surat berharga meliputi surat-surat-surat-surat berharga jangka pendek dan jangka panjang yang dimaksudkan untuk mempertinggi profitabilitas bank; (iv) Penyertaan modal adalah penanaman dana dalam bentuk saham secara langsung pada bank atau lembaga keuangan lain yang dapat berkedudukan di dalam dan di luar negeri.
2.4. Pengertian Portofolio Kredit
of return maksimal pada suatu tingkat risiko tertentu. Teori mengenai portofolio pertama kali dikemukakan oleh Markowitz pada tahun 1952 melalui artikelnya yang menjadi dasar munculnya teori tersebut. Prinsip dasar yang berkaitan dengan alokasi portofolio yang rasional sering ditampilkan dalam ungkapan “don’t put all your eggs in one basket”. Markowitz menunjukkan bahwa ketika seseorang menambahkan suatu aset ke dalam portofolio investasinya, maka total risiko dari portofolio tersebut akan berkurang namun ekspektasi tingkat pengembaliannya tetap sebesar rata-rata tertimbang dari ekspektasi tingkat pengembalian masing-masing aset yang ada di portofolio, sehingga portofolio berarti penempatan aset pada berbagai kombinasi yang optimal dari suatu investasi guna mengurangi adanya risiko.
Istilah credit, berasal dari perkataan latin credo, yang berarti believe/trust, yakni suatu kepercayaan. Perkataan credo berasal dari kombinasi perkataan sansekerta cred yang berarti kepercayaan (trust) dan perkataan latin do, yang berarti saya menaruh. Sesudah kombinasi tersebut menjadi bahasa latin, kata kerjanya dan kata bendanya masing-masing menjadi credere dan creditum. Menurut Veithzal (2006), kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Sedangkan pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang dikutip Kasmir (2004) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
2.5. Tujuan dan Fungsi Kredit
Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari kredit (Veithzal, 2006), yaitu sebagai berikut.
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh nasabah. 2. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dalam faktor kemampuan dan kemauan ini tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga unsur keuntungan (profitability) dari suatu kredit sehingga kedua unsur tersebut saling berkaitan.
Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besar, fungsi kredit di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut (Veithzal, 2006).
1. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang.
Dana yang diperoleh dari para penyimpan uang yang terdapat di bank disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik kemanfaatan bagi pengusaha maupun bermanfaat bagi masyarakat.
2. Kredit meningkatkan utility (daya guna) suatu barang.
Produsen dengan bantuan kredit bank dapat memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat atau dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.
3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
4. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.
Bantuan kredit yang diterima pengusaha dari bank berfungsi untuk memperbesar volume usaha dan produktivitas dalam melakukan kegiatan ekonomi.
5. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi.
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi sarana, serta pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat, melalui kredit yang diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dan sektor-sektor-sektor-sektor prioritas yang secara langsung berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat.
6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.
Kredit yang diperoleh pengusaha tentu akan digunakan sepenuhnya untuk peningkatan usaha yang menyebabkan peningkatan laba. Peningkatan akan berlangsung terus menerus ketika laba dikembalikan ke struktur modal, yang mengakibatkan peningkatan pajak. Sedangkan kredit yang diberikan untuk peningkatan ekspor akan meningkatkan devisa negara.
7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
Bank sebagai lembaga kredit tidak saja bergerak di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Negara-negara yang kuat ekonominya banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan tersebut tercermin dalam bentuk kredit dengan syarat-syarat ringan.
2.6. Jenis Kredit Menurut Sektor Ekonomi
Menurut Veithzal (2006), jenis kredit menurut sektor ekonomi dapat dibagi ke dalam :
1. Sektor pertanian, perburuhan, dan sarana pertanian
a. Pertanian, yaitu usaha-usaha untuk memproduksi hasil-hasil tanaman, perikanan, peternakan serta kehutanan dan pemotongan kayu.
b. Perburuan, yaitu usaha-usaha penangkapan binatang-binatang liar yang hidup di darat untuk tujuan komersil, seperti usaha pengumpulan daging, kulit buaya, dan lain-lain.
c. Sarana pertanian, yaitu usaha pengadaan alat-alat dan fasilitas bagi pertanian yang sifatnya menunjang usaha untuk menghasilkan atau menampung bahan pangan maupun hasil-hasil tanaman lainnya. 2. Sektor pertambangan
Sektor ini meliputi usaha-usaha penggalian dan pengumpulan bahan-bahan tambang dalam bentuk padat, cair, dan gas, seperti minyak dan gas bumi, biji logam, ataupun batu bara.
3. Sektor perindustrian
Sektor ini meliputi kegiatan untuk mengubah bentuk (transformasi) pengolahan, baik secara mekanis maupun secara kimiawi dari bahan menjadi barang yang baru yang dikerjakan dengan mesin, tenaga manusia, dan lain-lain.
4. Sektor listrik, gas, dan air
Sektor ini meliputi usaha-usaha pengadaan dan distribusi listrik, gas, dan air, baik untuk rumah tangga, untuk industri maupun untuk tujuan komersil.
5. Sektor konstruksi
Sektor ini meliputi kontraktor-kontraktor untuk keperluan pembangunan dan perbaikan gedung, pasar, jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan, lapangan udara, proyek tenaga air, proyek listrik, pemasangan alat-alat komunikasi, instalasi pemanasan, instalasi air conditioner, ventilasi, dan lain-lain.
6. Sektor perdagangan, restoran dan hotel
7. Sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi
Sektor ini meliputi pengangkutan umum yang meliputi usaha-usaha di bidang pengangkutan darat, laut, maupun udara. Pergudangan yang meliputi usaha-usaha penyediaan fasilitas penyimpanan/penyewaan barang dan komunikasi yang meliputi pos, telepon, telegraf, dan telekomunikasi.
8. Sektor jasa-jasa dunia usaha
Sektor ini mencakup usaha-usaha membangun gedung dan jasa profesi seperti pengacara, notaris, akuntan dan jasa-jasa individual lainnya, serta jasa garansi makelar, iklan pedagang valuta asing, dan lain-lain.
9. Sektor jasa-jasa sosial/masyarakat
Sektor ini mencakup sektor hiburan dan kebudayaan, seperti film, pemancar radio, taman hiburan, dan lain-lain, serta jasa-jasa dokter, rumah sakit, dan poliklinik.
10.Sektor lain-lain
Sektor lain-lain yang dimaksud di sini adalah sektor ekonomi yang tidak termasuk dalam sektor ekonomi tersebut di atas, misalnya sektor ekonomi dari kredit konsumsi.
Bank Indonesia mengelompokkan sektor ekonomi ke dalam sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain. Untuk sektor listrik, gas, dan air, sektor konstruksi, dan sektor pengangkutan dimasukkan ke dalam sektor jasa-jasa.
Dalam pelaporan total kredit perbankan yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik melalui Statistik Indonesia, pengelompokkan sektor ekonomi sama seperti yang dilakukan Bank Indonesia, yakni sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain.
2.7. Faktor Penting dalam Kebijakan Kredit
Berikut ini adalah faktor penting dalam kebijakan kredit (Veithzal, 2006).
2. Salah satu upaya untuk lebih mengarahkan agar perkreditan bank telah didasarkan pada prinsip yang sehat, yaitu melalui kebijakan perkreditan yang jelas.
3. Kebijakan perkreditan bank berperan sebagai panduan dalam pelaksanaan semua kegiatan perkreditan bank.
4. Untuk memastikan bahwa semua bank telah memiliki kebijakan perkreditan yang disusun dan diterapkan berdasarkan asas-asas perkreditan yang sehat, maka perlu berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
5. Ketentuan kebijakan perkreditan perlu ditetapkan agar setiap bank memiliki dan menerapkan kebijakan kredit yang baik, yang :
a. mampu mengawasi portofolio kredit secara keseluruhan dan menetapkan standar dalam proses pemberian kredit secara individual b. memiliki standar/ukuran dan pengawasan intern pada semua tahapan
proses perkreditan
6. Bagi bank yang belum memiliki kebijakan perkreditan, wajib menyusun dan menerapkan kebijakan kredit yang minimal mengandung semua aspek yang tertuang dalam pedoman kebijakan perkreditan.
7. Bagi bank yang telah memiliki kebijakan perkreditan, wajib meneliti kembali apakah semua aspek dalam pedoman kebijakan perkreditan telah tercakup dalam kebijakan perkreditan dan melakukan penyesuaian apabila belum mencakup seluruh aspek yang tertuang dalam pedoman kebijakan perkreditan.
8. Kebijakan perkreditan perbankan dikatakan baik bila minimal dalam kebijakan tersebut mencakup :
a. prinsip kehati-hatian perkreditan b. organisasi dan manajemen perkreditan c. kebijakan persetujuan perkreditan d. dokumentasi dan administrasi e. pengawasan kredit
9. Kebijakan perkreditan bank yang minimal sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan perkreditan. Dalam penyusunan kebijakan perkreditan bank dapat menambah dan memperluas aspek-aspek yang tertuang dalam pedoman kebijakan perkreditan.
10.Kebijakan kredit selanjutnya harus menjadi acuan dan harus tercermin dalam pedoman pelaksanaan kredit yang dipergunakan oleh setiap bank. 11.Bank wajib menyampaikan kebijakan kredit dan wajib mendapat
persetujuan dewan komisaris.
12.Bank wajib melaksanakan kebijakan tersebut secara konsisten.
13.Bank Indonesia memantau, mengawasi, dan menilai pelaksanaan kebijakan kredit bank tersebut.
14.Pengertian kredit dalam kebijakan kredit meliputi semua jenis fasilitas keuangan yang disediakan kepada nasabah.
2.8. Analisis Kinerja Perkreditan
Menurut Veithzal (2006), dalam mengawali tahun anggaran atau ketika rencana dan anggaran bank disusun perlu diawali dengan melakukan analisis kinerja mengenai kondisi bank serta perkreditan bank tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank serta kondisi perkreditan sebagai tolok ukur dalam penyaluran kredit pada tahun yang akan datang. Analisis kinerja ini perlu dilakukan sebagai pedoman operasional bank berikutnya karena keberhasilan bank dalam perkreditan juga akan sangat tergantung salah satunya pada tersedianya sumber dana.
2.9. Hasil Penelitian Terdahulu
Berganda dengan pembuktian hipotesis menggunakan uji statistik secara keseluruhan (uji F) dan uji regresi secara parsial (uji t), melalui program SPSS. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa secara serentak perubahan proporsi penyaluran kredit pada tiap-tiap sektor ekonomi mempunyai pengaruh yang sangat bermakna terhadap perubahan laba dan modal bank umum di Indonesia. Perubahan proporsi penyaluran kredit pada sektor perindustrian, sektor jasa-jasa, dan sektor lain-lain secara parsial mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perubahan laba dan modal bank umum di Indonesia.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Ramantha adalah sama-sama meneliti pengaruh perubahan portofolio kredit perbankan pada sektor ekonomi dengan menggunakan alat analisis yang sama. Sedangkan perbedaannya adalah pada periode data yang digunakan dan variabel terkait yang diteliti dimana pada penelitian terdahulu menggunakan laba dan modal sebagai variabel terkait, sedangkan pada penelitian ini menggunakan pendapatan bunga kredit sebagai variabel terkait. Selain itu, pada penelitian terdahulu mengambil studi kasus pada bank umum dan pada penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Penelitian ini juga memasukkan kondisi makroekonomi untuk menjelaskan hasil analisis regresi.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu dilihat dari sisi
internal bank melalui analisis regresi berganda dan dari kondisi
makroekonomi melalui analisis pertumbuhan sektor ekonomi nasional
(Gambar 1). Analisis regresi melihat dampak sektoral alokasi kredit terhadap
pendapatan bunga Bank BNI. Hasil analisis ini dijelaskan secara deskriptif
dengan analisis pertumbuhan dan struktur GDP, total investasi (penanaman
modal), total kredit perbankan, dan alokasi kredit Bank BNI. Analisis ini
menggunakan data sekunder deret waktu (time series) periode tahun
1997-2005 dari laporan keuangan perusahaan Bank BNI dan Statistik Indonesia,
BPS, Jakarta. Selang tahun tersebut dipilih untuk melihat kondisi alokasi
kredit setelah krisis ekonomi menimpa Indonesia.
Kinerja dampak portofolio kredit sektoral terhadap pendapatan bunga
Bank BNI akan ditentukan oleh kinerja pertumbuhan dan struktur
makroekonomi nasional. Sektor ekonomi dengan tingkat pertumbuhan tinggi
dan struktur yang dominan akan memberikan pengaruh signifikan pada
kinerja dampak portofolio kredit terhadap pendapatan bunga, ketika proporsi
alokasi kredit terhadap sektor ekonomi tersebut semakin besar. Hasil analisis
diharapkan akan dapat memberikan arahan ke depan tentang alokasi kredit
sektoral dalam rangka peningkatan kinerja Bank BNI. Hal tersebut
dirumuskan pada kerangka pemikiran operasional seperti yang terlihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Menekan tingginya NPL yang terjadi melalui
optimalisasi portofolio kredit
Laporan Keuangan Perusahaan (Neraca dan Laporan Laba/Rugi)
Pada Tahun 1997-2005
- Pengaruh perubahan portofolio kredit pada sektor ekonomi secara
keseluruhan terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI - Pengaruh perubahan portofolio kredit
pada sektor ekonomi secara parsial terhadap perubahan pendapatan bunga Bank BNI
Hasil Analisis Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Nasional
- Pertumbuhan dan struktur GDP riil
- Pertumbuhan dan struktur PMDN
- Pertumbuhan dan struktur PMLN
- Pertumbuhan dan struktur total investasi
(PMDN+PMLN) - Pertumbuhan dan struktur
total kredit perbankan - Pertumbuhan dan struktur
alokasi kredit BNI - Proporsi kredit BNI
terhadap total kredit perbankan
Evaluasi alokasi kredit sektoral BNI Variabel Dependen :
3.2. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sifatnya, penelitian ini menggunakan data kuantitatif,
yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik dan data kualitatif, yaitu
data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik (Kuncoro, 2003).
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini menggunakan data deret waktu
(time-series) yang digunakan untuk melihat pengaruh perubahan dalam
rentang waktu tertentu. Sedangkan menurut sumbernya, penelitian ini
menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan sebuah
perusahaan perbankan yang telah menjadi perusahaan publik. Data laporan
keuangan tersebut bersumber dari laporan keuangan (annual report) yang
dipublikasikan oleh Bank BNI kepada masyarakat pengguna data.
Sedangkan untuk data pendukung diperoleh dari Statistik Indonesia yang
diterbitkan Badan Pusat Statistik, Jakarta, 1997-2005.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan
mengumpulkan data yang berasal dari neraca, laporan laba/rugi, dan catatan
atas laporan keuangan perusahaan dimulai dari tahun 1997 sampai dengan
tahun 2005. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menggunakan
program Microsoft Excel dengan cara mengelompokkan data menurut tahun, sehingga diperoleh data deret waktu pendapatan bunga dan portofolio kredit
menurut sektor ekonomi. Data tersebut dideflit (memperoleh nilai riil dari
nilai nominal) menggunakan indeks harga konsumen untuk mendapatkan
nilai riil pendapatan bunga dan portofolio kredit selama periode analisis.
Data pendukung terdiri dari data PDB atas dasar harga berlaku, data posisi
kredit perbankan, dan data penanaman modal dalam negeri dan luar negeri
yang telah disetujui pemerintah. Data ini kemudian dikelompokkan
berdasarkan tahun dimulai dari tahun 1997 sampai dengan 2005
menggunakan Microsoft Excel dan dideflit untuk memperoleh nilai riil dengan menggunakan indeks harga konsumen yang didapat dari Indikator
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda untuk mengkaji pengaruh penyaluran portofolio
kredit terhadap pendapatan bunganya secara parsial maupun keseluruhan.
Perangkat lunak komputer (software) yang digunakan untuk mengolah dan
menganalisis data dalam penelitian ini adalah software SPSS versi 11
(Statistical Program for Social Science), yaitu dengan menggunakan metode
statistik parametrik. Uji statistik parametrik melalui sub menu regression
pada menu analyze menguji dua hal, yaitu (1) melihat apakah terdapat pengaruh dari perubahan portofolio kredit sektoral secara keseluruhan
terhadap perubahan pendapatan bunga menggunakan uji F, serta (2) melihat
apakah terdapat pengaruh dari perubahan portofolio kredit sektoral secara
parsial terhadap perubahan pendapatan bunga dengan menggunakan uji t.
Pengolahan data pendukung (kinerja makroekonomi nasional)
dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel guna mendapatkan tingkat pertumbuhan (growth) dan struktur GDP, investasi, dan total kredit
perbankan nasional. Selain itu juga diperoleh proporsi kredit BNI terhadap
total kredit perbankan.
3.4.1. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi menjelaskan mengenai seberapa jauh suatu
variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Regresi berganda
merupakan suatu teknik statistik dimana terdapat lebih dari satu
variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independen, yaitu variabel yang memberi pengaruh pada variabel
lainnya seperti portofolio kredit pada tiap-tiap sektor ekonomi.
Sedangkan untuk variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lain seperti pendapatan bunga kredit. Model regresi
berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut ini :
Keterangan :
Y : nilai variabel dependen (pertumbuhan tahunan pendapatan
bunga kredit) β0 : konstanta
X1 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor pertanian
X2 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor pertambangan
X3 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor perindustrian
X4 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor perdagangan
X5 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor jasa-jasa
X6 : pertumbuhan tahunan portofolio kredit sektor lain-lain
β1 : koefisien regresi variabel X1
β2 : koefisien regresi variabel X2
β3 : koefisien regresi variabel X3
β4 : koefisien regresi variabel X4
β5 : koefisien regresi variabel X5
β6 : koefisien regresi variabel X6
e : tingkat kesalahan (galat)
Sebuah model regresi yang baik harus memenuhi beberapa
asumsi. Karena itu, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi
klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
3.4.2. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk
mengetahui distribusi kenormalan data, yaitu apakah data dapat
dianggap berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan jika
sampel yang digunakan kurang dari 30. Ketika data telah
berdistribusi normal, maka data tersebut dapat diolah menggunakan
stasistik parametrik yang dalam penelitian ini menggunakan model
regresi berganda. Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan
3.4.3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat
apakah terdapat korelasi antara variabel independen yang digunakan
dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas, digunakan matriks korelasi. Besar korelasi antara
variabel independen yang masih dapat diterima adalah maksimum
0,80. Namun, apabila terjadi nilai korelasi yang lebih dari 0,80,
keadaan tersebut dapat diabaikan selama nilai korelasi tidak lebih
dari nilai R-squared (Koutsoyiannis, 1977).
3.4.4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan gejala adanya korelasi antar anggota
serangkaian observasi yang diurutkan melalui deret waktu (time
series). Uji yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi adalah uji Durbin Watson (D-W). Jika angka D-W
berada di antara -2 sampai 2, maka dapat dinyatakan tidak terdapat
autokorelasi (Santoso, 2000).
3.4.5. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual
untuk variabel independen yang diketahui. Jika varian dari residual
untuk variabel independen yang diketahui tetap, disebut dengan
homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut
heteroskedastisitas (Santoso, 2000). Dalam SPSS, uji
heteroskedastisitas ditunjukkan dalam grafik. Jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.4.6. Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Kuncoro,
2003). Langkah-langkah uji statistik F adalah :
1. Merumuskan Hipotesis
- H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua
parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua
variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
- H1 : β1≠β2≠β3 ≠β4 ≠β5 ≠β6≠ 0
Hipotesis alternatifnya (H1), tidak semua parameter secara
simultan sama dengan nol. Artinya, semua variabel independen
secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
2. Menentukan F tabel,
- F α (k-1, n-k)
- taraf nyata (α) = 0,1; yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat
ditolerir.
- derajat bebas pembilang (df) = k-1
- derajat bebas penyebut (df) = n-k
3. Menentukan F hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui
program SPSS.
4. Membandingkan F hitung dengan F tabel
- Jika statistik hitung (angka F output) > statistik tabel (F tabel)
atau F hitung < - F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
- Jika - F tabel < statistik hitung (angka F output) < statistik tabel
(F tabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Atau dapat juga melihat hasil regresi yang dilakukan dengan
program komputer SPSS, yakni dengan membandingkan tingkat
sigifikansi dengan α = 0,1.
- Jika tingkat signifikansi F > α = 0,1 maka H0 diterima dan H1
- Jika tingkat signifikansi F < α = 0,1 maka H0 ditolak dan H1
diterima.
3.4.7. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2003).
Langkah-langkah uji statistik t adalah :
1. Merumuskan Hipotesis
- H0 : β1 = 0
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu
parameter (β1) sama dengan nol. Artinya, suatu variabel
independen bukan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
- H1 : β1≠ 0
Hipotesis alternatifnya (H1), parameter suatu variabel tidak
sama dengan nol. Artinya, variabel tersebut merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Menentukan t tabel,
- t (α, n-k)
- taraf nyata (α) = 0,1; yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat
ditolerir.
- derajat bebas (df) = n-k
3. Menentukan t hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui
program SPSS.
4. Membandingkan t hitung dengan t tabel
- Jika statistik hitung (angka t output) > statistik tabel (t tabel)
atau t hitung < - t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
- Jika – t tabel < statistik hitung (angka t output) < statistik tabel
(t tabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Atau dapat juga melihat hasil regresi yang dilakukan dengan
program komputer SPSS, yakni dengan membandingkan tingkat
- Jika tingkat signifikansi t > α = 0,1 maka H0 diterima dan H1
ditolak.
- Jika tingkat signifikansi t < α = 0,1 maka H0 ditolak dan H1
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Bank BNI dalam perjalanannya berawal dari suatu yayasan
yang didirikan dengan Akte Notaris tanggal 19 Oktober 1945
bernama “Poesat Bank Indonesia” oleh R. M. Margono
Djojohadikoesoemo. Pendirian ini dilandasi oleh pemikiran untuk
memiliki bank sirkulasi dan bank umum nasional yang didirikan oleh
pemerintahan Indonesia. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1946, yayasan tersebut
berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia yang dibentuk
dengan jumlah modal sebesar 10 juta rupiah pada tanggal 5 Juli 1946
(Sugema, et.al., 2003).
Bank Negara Indonesia merupakan bank nasional pertama di
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bukan berasal dari
nasionalisasi perbankan yang didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda. Pada awal berdirinya, Bank BNI berfungsi sebagai bank
sentral/sirkulasi dan bank umum sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Pasal 1. Sebagai bank sentral, Bank BNI memiliki hak tunggal untuk
mengatur pengeluaran dan peredaran uang dalam batas-batas wilayah
kekuasaan RI. Uang yang merupakan alat pembayaran yang sah yang
pertama milik RI dinamakan Oang Republik Indonesia (ORI). Selain
sebagai bank sentral, Bank BNI juga berfungsi sebagai bank umum
dengan memberikan kredit kepada perusahaan milik pemerintah dan
berbagai bank swasta. Selain itu, semasa perjuangan (1946-1949),
Bank BNI merupakan bank yang memiliki peranan cukup besar
dalam mendukung perjuangan Republik Indonesia, melalui
penyediaan dana bagi perjuangan melawan Belanda.
Namun kemudian, dalam perjalanannya, Bank BNI ditetapkan
No. 2 Tahun 1955 pada tanggal 4 Februari 1955. Sejak saat itu,
usaha Bank BNI diarahkan pada peningkatan kemakmuran rakyat
dan pembangunan ekonomi nasional. Kemudian, dalam masa
demokrasi terpimpin melalui Penetapan Presiden Nomor 17 tahun
1965 tentang Pengintegrasian Bank-Bank Umum dan Bank
Tabungan Pos ke dalam suatu bank tunggal, bank BNI berubah nama
menjadi Bank Negara Indonesia Unit III. Selanjutnya dengan terjadi
pergantian rezim pemerintahan, melalui Undang-Undang Perbankan
Nomor 17 Tahun 1968, ditetapkan bahwa nama resmi untuk bank ini
adalah Bank Negara Indonesia 1946 (Sugema, et.al., 2003).
Pada tanggal 31 Juli 1992 melalui Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 1992, Bank BNI sebagai bank pemerintah ditetapkan sebagai
perusahaan perseroan (Persero) sehingga Bank BNI berubah
namanya menjadi PT. Bank Negara Indonesia (Persero). Perubahan
bentuk hukum ini membawa implikasi pada berkurangnya campur
tangan pemerintah dalam operasi perbankan. Lebih lanjut lagi, Bank
BNI dituntut untuk dapat berkompetisi penuh dengan bank-bank
lainnya, namun tetap menjalankan misinya untuk menunjang
program pembangunan nasional. Salah satu peristiwa monumental
bagi segenap jajaran Bank BNI adalah perubahan status Bank BNI
menjadi perusahaan publik pada tanggal 25 Noveber 1996 melalui
Initial Public Offering (IPO), yakni penawaran umum perdana atas sejumlah saham kepada masyarakat melalui pasar modal (Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Dengan demikian sejak saat itu,
Bank BNI secara resmi bernama PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
4.1.2. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan
Visi jangka panjang yang ditetapkan Bank BNI adalah menjadi
bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja.
Visi ini diharapkan akan dapat diwujudkan pada tahun 2018. Untuk
dapat mencapai visi tersebut, Bank BNI melakukannya secara
menjadi bank yang unggul dalam layanan. Selanjutnya, menjadi
bank yang unggul dalam kinerja hendak dicapai Bank BNI pada
tahun 2013. Melalui pernyataan visinya menjadi bank kebanggaan
nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif
kepada segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer, Bank BNI
menetapkan misinya untuk memaksimalkan stakeholder value
dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar
korporasi, komersial, dan konsumer. Dengan demikian nilai yang
diharapkan akan diperoleh adalah kenyamanan dan kepuasan
terutama ditujukan bagi nasabah (Laporan Tahunan BNI, 2005).
Berdasarkan pada pernyataan visi dan misi, Bank BNI
membentuk suatu budaya perusahaan yang mendukung pencapaian
visi dan misi tersebut. Adapun pernyataan dari budaya perusahaan
tersebut adalah (http://www.bni.co.id) :
1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik
2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional
3. BNI secara terus-menerus membina hubungan yang saling
menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha
4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai
5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar
pegawai melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.
4.1.3. Struktur Organisasi
Dalam sebuah perusahaan, begitupun pada dunia perbankan,
reorganisasi atau penyempurnaan organisasi harus senantiasa
dilakukan agar jalannya usaha dapat lebih efektif. Dalam
perjalanannya, Bank BNI telah melakukan perubahan struktur
organisasi beberapa kali sebagai bagian dari upaya penyesuaian
terhadap kondisi lingkungan ekonomi yang senantiasa berubah. Pada
dasarnya Bank BNI telah melakukan reorganisasi secara
terus-menerus sejak pendiriannya, namun ketika tahun 1997 Bank BNI
mengalami guncangan ekonomi yang berimplikasi pada perubahan
Unit (SBU) secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Sampai dengan tahun 2007, bidang bisnis Bank BNI dikelompokkan sesuai
dengan segmentasi pasar yang dituju, sesuai dengan misinya yakni
memaksimalkan stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial, dan
konsumer. Selain itu, Bank BNI juga membentuk bisnis unit
manajemen risiko, sumberdaya manusia, serta perbankan
internasional dan tresuri, sebagai pendukung bagi bisnis unit utama
yang menjadi misi Bank BNI (http://www.bni.co.id).
Bisnis perbankan korporat meliputi aktivitas-aktivitas dalam
pinjaman korporasi, pinjaman bagi lembaga-lembaga pemerintah,
pinjaman bagi perusahaan multinasional, kredit sindikasi dalam
negeri serta jasa-jasa keuangan lainnya baik yang berkenaan dengan
aktivitas nasabah di pasar modal, pasar uang, maupun jasa dalam
penerbitan surat hutang serta aktivitas keuangan lain. Termasuk juga
aktivitas menghimpun dan mengelola dana pihak ketiga dari nasabah
corporate.
SBU komersial mencakup segmen usaha menengah, usaha
kecil, dan usaha mikro. Kegiatannya meliputi aktivitas
penghimpunan dana middle-retail dan beberapa aktivitas penunjang bisnis ritel. Aktivitas penunjang bisnis ritel ini dilaksanakan dalam
rangka komitmen Bank BNI untuk senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan dan kepuasan nasabah. Unit bisnis komersial juga
mencakup perbankan syariah, dimana dalam pelaksanaannya BNI
Syariah merupakan konsep perbankan yang berlandaskan pada
hukum Islam. SBU konsumer merupakan unit bisnis yang khusus
melayani nasabah individu melalui pemenuhan pada pelayanan
kredit dan penghimpunan dana melalui produk-produk unggulan
Bank BNI.
Selain segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumen yang
menjadi fokus dalam misinya, Bank BNI juga menangani fasilitas
SBU perbankan internasional dan tresuri. BNI merupakan
satu-satunya bank nasional yang mengoperasikan kantor cabang penuh di
luar negeri. Hal ini terbukti efektif untuk mengembangkan skala
usaha unit bisnis internasional, yang saat ini dilakukan melalui
kantor cabang yang beroperasi di London, Singapura, Tokyo, dan
Hongkong, serta agensi di New York.
Cabang BNI di luar negeri menjadi perpanjangan tangan
cabang di Indonesia yang memungkinkan BNI memberikan jasa
layanan yang lengkap dan komprehensif kepada nasabah yang
melakukan perdagangan internasional. Kantor cabang BNI di luar
negeri (kecuali New York) memiliki izin untuk menghimpun dana
masyarakat yang sangat dibutuhkan oleh nasabah korporasi, baik
yang berdomisili di Indonesia maupun perusahaan setempat yang
memiliki hubungan dagang yang erat dengan Indonesia. Untuk bisnis
tresuri, jasa yang diberikan meliputi jasa pasar uang, transaksi valuta
asing, dan jasa pasar modal (Sugema, et.al., 2003).
Selanjutnya unit bisnis manajemen risiko di BNI didasarkan
pada pemikiran untuk menjaga keseimbangan antara penciptaan nilai
melalui ekspansi usaha dibandingkan dengan risiko yang ada dalam
setiap kegiatan usaha. Dengan menggunakan kebijakan dan prosedur
manajemen risiko yang baik, sebuah sistem yang seimbang dapat
diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari operasi dan
usaha perusahaan. Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran bisnis,
Bank BNI membentuk unit bisnis sumberdaya manusia. Unit bisnis
sumberdaya manusia mencakup strategi pengembangan manajemen
personalia, perencanaan tenaga kerja, rekrutmen dan seleksi,
pelatihan dan pengembangan, pengelolaan kinerja, perencanaan
jenjang karir, serta penghargaan prestasi.
Unit bisnis operasi dibentuk guna memperlancar kegiatan
operasional melalui divisi layanan dan divisi jaringan yang saling
menghubungkan antara kantor pusat, kantor wilayah serta kantor