• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN HISTORIS SEKALA BEKHAK SEBAGAI MUASAL KEBERADAAN KERATUAN ADAT LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN HISTORIS SEKALA BEKHAK SEBAGAI MUASAL KEBERADAAN KERATUAN ADAT LAMPUNG"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN HISTORIS SEKALA BEKHAK SEBAGAI MUASAL KEBERADAAN KERATUAN ADAT LAMPUNG

Oleh

OKTAVIYANTI SUBING

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

TINJAUAN HISTORIS SEKALA BEKHAK SEBAGAI MUASAL KEBERADAAN KERATUAN ADAT LAMPUNG

Oleh

OKTAVIYANTI SUBING

Secara umum masyarakat adat Lampung dibedakan menjadi dua yaitu masyarakat adat Lampung Saibatin atau Pesisir dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat Lampung Pesisir biasanya sebagian besar mereka banyak tinggal di daerah pantai pesisir termasuk masyarakat Krui, Ranau, Komering sampai Kayu Agung. Dan masyarakat adat Lampung Pepadun sebagian besar mereka tinggal di daerah pedalaman Lampung terdiri dari masyarakat adat Abung, Menggala dan Buay Lima.

Sehubungan dengan adanya Sekala Bekhak Sebagai Muasal Keberadaan Keratuan adat Lampung, ada empat orang Datu atau Keratuan yaitu, Keratuan Datu Di Puncak mengambil arah ke Puncak bukit, Keratuan datu di pugung mengambil tempat di Punggung Bukit, Keratuan Datu di Belalau mengambil tempat di tengkuk bukit dan yang terakhir adalah Keratuan datu di Pemanggilan mengambil tempat di bukit Pesagi. Maka salah satu masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalang tentang sekala Bekhak Sebagai muasal keberadaan keratuan adat Lampung Pesisir. Merupakan Keturunan Puyung lunik di way andak mengangkat dirinya menjadi Ratu di kampungnya yang disebut ratu menangsi. Hal ini dilakukan karena orang Abung, Pubian dan lain-lain telah mendirikan adat masing-masing dalam pemukimannya.

(3)

Dari penelitian diperoleh hasil bahwa Keratuan di pesisir timbulnya jauh di belakang masa keturunan di Bukit gunung pesagi. Kedatuan empat di sekala Bekhak masing-masing tempat bermukim Datu yang berpagar keliling dari galih kayu. Jadi dapat diumpamakan seorang putri untuk pimpinan rombongan bersama keluarganya dan warga yang dipimpinnya. Itulah sebabnya disebut Kedatuan atau Kedatun karena tempat Datu. Sedangkan tempat Ratu yang di Pesisir tidak ada keratonnya. Jadi sama halnya dengan Penyimbang dengan sebutan ditempat lain.

(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Analisis Masalah ... 4

1. Indentifikasi Masalah ... 4

2. Pembatasan Masalah ... 5

3. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tinjauan Historis ... 7

2. Konsep Sekala Bekhak ... 8

3. Konsep Keratuan ... 9

4. Konsep Adat Lampung ... 10

5. Kerangka Pikir ... 11

(7)

III. Metode Penelitian

A. Metode Penelitian ... 16

B. Variabel Penelitian ... 18

C. Teknik Pengumpulan Data ... 19

1. Teknik Kepustakaan ... 19

2. Teknik Dokumentasi ... 20

3. Teknik Analisis Data ... 20

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 23

1. Gambaran Umum Lampung ... 23

a. Letak Giografis Wilayah Lampung ... 23

b. Kebudayaan Lampung ... 23

c. Sejarah Berdirinya Kepaksian Sekal Bekhak ... 24

d. Perpindahan Warga Negeri Sekala Bekhak ... 28

e. Ketetapan Adat Tentang Pepadun dan Hirarki Adat Dalam Kepaksian ... 31

2. Proses Sekala Bekhak Sebagai Muasal Keberadaan Keratuan Adat Lampung Pesisir ... 35

a. Latar Belakang Timbulnya Sekala Bekhak Sebagai Muasal Keberadaan Keratuan Adat Lampung Pesisir ... 35

(8)

B. Pembahasan ... 44 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum masyarakat Lampung dibedakan menjadi dua yaitu masyarakat adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat Lampung Peminggir biasanya sebagian besar mereka banyak tinggal di daerah pantai pesisir termasuk masyarakat Krui, Ranau, Komering sampai Kayu Agung. Dan masyarakat adat Lampung Pepadun sebagian besar mereka tinggal di daerah pedalaman Lampung terdiri dari masyarakat adat Abung, Menggala dan Buay Lima.

(10)

berhubung lidah bangsa Tiongkok tidak fasah melafaskan kata Sribaginda, ini berarti Sapanalanlinda bkanlah suatu nama.

Sekala Bekhak Kuno menjalin kerja sama perdagangan antar pulau dengan Kerajaan-Kerajaan lain di Nusantara, bahkan dengan India dan Cina. O.W. Wolters dari Cornell Uneversity dalam bukunya Early Indonesian Commerce, Cornell University Pres, Ithaca, New York, 1967 halaman 160 mengatakan bahwa ada dua kerajaan di Asia Tenggara yang mengembangkan perdagangan dengan cina pada abad ke 5 dan 6 yaitu.

Kendali di Andalas dan Holotan di Jawa. Dalam catatan Dinasti Liang (502-556) disebutkan tentang letak Kerajaan Sekala Bekhak yang ada di selatan Andalas dan menghadap kearah Sumudera Hindia.

Dari Prasasti Hujung Langit (Hara Kuning) bertarikh 9 Margasira 919 saka yang ditemukan di Bunuk Tenuwakh Liwa, terpahat nama Raja di daerah Lampung yang pertama kali ditemukan pada Prasasti. Prasasti ini terkait dengan Sekala Bekhak Kuno, Prof Dr Louis Charles Damais dalam buku Epigrafi dan sejarah Nusantara yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian arkeologi Nasional, Jakarta, 1995, halaman 26, 45, diketahui nama Raja yang mengeluarkan Prasasti ini, tercantum pada baris ke 7, menurut pembacaan Prof Dr Louis Charles Damais namanya adalah Baginda Sri Hari Dewa.

(11)

3

Hokkian, dialek yang dipertuturkan I Tshing, To_Langpohwang berarti orang atas dan seperti diketahui Pesagi dan dataran tinggi Sekala Bekhak adalah puncak tertinggi di Tanoh Lampung.

Dalam buku The History of Sumatera karya William Marsdn, The Secretary to the President an The council of Port of Port Marlborouggh Bengkulu, 1779, diketahui asal usul penduduk asli Lampung. Di dalam bukunya William Marsdn mengungkapkan “Apabila Tuan Tuan menanyakan kepada Masyarakat Lampung

tentang darimana mereka berasal, mereka akan menjawab dari dataran tinggi dan menunjuk kearah Gunung yang tinggi dan sebuah Danau yang Luas”. Dari tulisan ini bias disimpulkan bahwa Gunung yang dimaksud adalah Gunung Pesagi sedangkan Danau tersebut adalah Danau Ranau.

Prof Hilman Hadikusuma menyusun hipotesis keturunan Ulun Lampung berdasarkan Kuntara Raja Niti sebagai berikut, Inder Gajah gelar Umpu Bejalan Di Way kedudukan Puncak Dalom menurunkan Abung, Pak Lang gelar Umpu Pernong kedudukan Henibung menurunkan Pubiyan, Sikin gelar Umpu Nyerupa kedudukan Tampak Siring menurunkan Jelma Daya, Belunguh gelar Umpu Belunguh kedudukan Barnasi menurunkan Peminggir, Indarwati gelar Putri Bulan kedudukan Cenggikhing Way Nekhima menurunkan Tulang Bawang.

(12)

tidak mereka pakai. Akibat sistim pemilikan pepadun yang tidak mereka kembangkan sedangkan masyarakatnya sduah jauh berkembang secara kwantita dan kwanlita, maka dahulu telah timbul perembutan hak dalam penugasan Pepadun tersebut.

Sehubungan dengan adanya Sekala Bekhak SebagaiMuasal Keberadaan Keratuan adat Lampung, ada empat orang Datu atau Keratuan yaitu, Keratuan Datu Di Puncak mengambil arah ke Puncak bukit, Keratuan datu di pugung mengambil tempat di Punggung Bukit, Keratuan Datu di Belalu mengambil tempat di tengkuk bukit dan yang terakhir adalah Keratuan datu di Pemanggilan mengambil tempat di bukit Pesagi. Maka salah satu masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalang tentang sekala Bekhak Sebagai muasal keberadaan keratuan adat Lampung Pesisir. Merupakan Keturunan Puyung lunik di way andak mengangkat dirinya menjadi Ratu di kampungnya yang disebut ratu menangsi. Hal ini dilakukan karena orang Abung, Pubian dan lain-lain telah mendirikan adat masing-masing dalam pemukimannya. Dia tidak menyebut dirinya penyimbang dengan gelar Minak dan sebagainya melainkan memakai sebutan Ratu atau Datu (Abdullah, A.Soebing, 1988:9).

B. Analisis Masalah

1. Identifikasi Masalah

(13)

5

1. Sekala Bekhak sebagai muasal keberadaan Keratuan Adat Lampung Pesisir.

2. Sekala Bekhak sebagai muasal Keberadaan Keratuan Adat Lampung Pepadun.

2. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang diambil penulis dari penelitian ini yaitu, Sekala Bekhak sebagai muasal Keberadaan Keratuan Adat Lampung Pesisir.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah proses Skala Bekhak sebagai muasal keberadaan keratuan adat Lampung Pesisir?”

C. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses Sekala bekhak sebagai muasal keberadaan keratuan adat Lampung Pesisir.

2. Untuk mengetahuistruktur masyarakat pada orang Lampung Pesisir.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(14)

2. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai pedoman penyusunan karya tulis ilmiah bagi para peneliti selanjutnya.

3. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek penelitian yaitu: 1. Ruang lingkup ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup bidang ilmu sejarah dengan wilayah kajian sejarah yang membahas tentang sSekala Bekhak sebagai muasal keberadaan keratuan adat Lampung.

2. Ruang lingkup subjek

Subjek penelitian ini adalah Tinjauan Historis tentang Sekala Bekhak sebagai muasal keberadaan keratuan adat Lampung.

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan pustaka

1. Konsep Tinjauan Historis

Kata tinjauan berasal dari kata tinjau yang berarti melihat, menjenguk, memeriksa, dan meneliti untuk kemudian menarik kesimpulan. Sedangkan kata Historis berasal dari bahasa Yunani yaitu merupakan kata benda Istoria yang berarti ilmu. Kata Histori dalam Bahasa Jerman yaitu Geschichte yang berarti sesuatu yang telah terjadi. (Lukman Ali, 19911061)

Tinjauan adalah hasil meninjau pandangan, pendapat tentang suatu hal sesudah menyelidiki atau dipelajari. (Hasan Almi, 2005:1198)

Dalam bahasa Indonesia kata historis lebih dikenal dengan istilah sejarah. Pengertian sejarah adalah cerita perubahan, peristiwa atau kejadian masa lampau yang telah diberi tafsiran atau alas an dan dikaitkan sehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap. (Poewantana dan Hugiono, 1987:2)

(16)

Sejarah sebagai rekonstruksi masa lalu (Kuntowijoyo, 1995:7).

Sejarah adalah ilmu pengetahuan pada umumnya yang berhubungan dengan cerita tentang kejadian dalam masyarakat pada waktu yang lampau sebagai hasil penyelidikan bahan-bahan atau tanda-tanda yang lain”. (Moh. Yamin dan Husin Sayuti, 1974:74)

Sejarah adalah:

Salah satu bidang ilmu pengetahuan yang meneliti secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat dimasa lampau beserta kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan pedoman bagi penelitian dan penentuan keadaan sekarang serta mengarah pada proses masa depan. (R. Ruslan Abdulgani kutipan Muhammad Ali)

Jadi penulis menyimpulkan bahwa tinjauan historis merupakan suatu kajian mengenai sejarah atau tinjauan mengenai objek yang diteliti berdasarkan bukti-bukti sejarah baik tertulis maupun pada masa yang akan dating dan sebagai sumber ilmu pengetahuan.

2. Konsep Sekala Bekhak

(17)

9

1. Sekala Brha yang berarti titisan Dewa (terkait dengan Kerajaan Sekala Brak kuno)

2. Segara brak yang berarti genangan air yang luas (diketahui sebagai Danau Ranau)

3. Sekala Brak yang berarti tumbuhan sekala dalam jumlah yang banyank dan luas. (tumbuhan ini banyak terdapat di Pesagi dan Dataran tingginya)

Jadi penulis menyimpulkan bahwa sekala Bekhak merupakan warahan secara turun-temurun dalam adat budaya Lampung, juga dapat diartikan sebagai tumbuhan Sekala dalam jumlah yang banyak dan tumbuhan tersebut banyak terdapat di Dataran Tinggi Gunung Pesagi.

3. Konsep Keratuan

Kata Keratuan berasal dari kata Ratu yang berarti raja-raja atau suatu Kerajaan. Namun Keratuan juga bukan merupakan Kerajaan yang berdiri dengan Keratonnya, mereka hanya merupakan perkampungan biasa dan rumahpun seperti yang lainnya. Sedangkan sebutan Ratu atau Datu tidak lebih daripada panggilan terhadap kepala rombongan atau kepala adat. {Abdullah, 1988, Hal:8).

(18)

Adapun Keratuan tersebut adalah:

1. Keratuan yang dipimpin oleh Indokh Gajah adok Katu Di Puncak Lampung Abung, berpusat di Cangguk Rancak Way Ranaw pada Keratuan Adat Lampung Pepadun.

2. Keratuan yang dipimpin Belunguh Lampung Belalau Krui, berpusat di Way Mincang pada Keratuan Adat Lampung Pesisir.

3. Keratuan yang dipimpin oleh Paklang Lampung Pubian, berpusat disekitar Way Pengubuan dan Way Pubian, pada Keratuan Adat Lampung Pepadun. 4. Keratuan yang dipimpin Ratu Di Pugung berpusat disekitar Labuhan

Meringgai dan Jabung, Lampung Melinting.

5. Keratuan yang di pimpin oleh Ratu Dara Putih berpusat di Kuripan Kalianda Lampung Melinting.

Kemudian pada sekitar akhir abad ke-16 Masehi, pernah pula berdiri Keratuan Pugung milik Lampung Pubian yang berpusat di daerah Kolonisasi Gedung Tataan, antara Pasar Gadinrejo dan Gedung Tataan. Keratuan ini bersifat kekerabatan yang sangat besar dipengaruhi Banten. (Hilman Hadikusuma, 1978:138)

Jadi penulis menyimpulkan bahwa Keratuan atau Datu merupakan suatu raja-raja ataupun kerajaan yang memiliki kepala adat ataupun yang mempunyai keturunan adat itu sendiri.

4. Konsep Adat Lampung

(19)

11

masyarakat pendukungnya. Di Indonesia aturan-aturan tentang segi kehidupan manusia tersebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat yang disebut hukum adat. Adat telah melembaga dalam dalam kehidupan masyarakat baik berupa tradisi, adat upacara dan lain-lain yang mampu mengendalikan perilau warga.

Adat merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat sehingga bahkan masyarakatnya.Anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya pada masyarakat yang melarang terjadinya perceraian apabila terjadi suatu perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau menjadi tercemar, tetapi seluruh keluarga atau

Kata Lampung berasal dari kata Lappung merupakan singkatan dari melampung. Asal sebutan Lampung ada dua macam, yaitu:

1. Bahwa orang yang menurunkan Suku Lampung ini dengan nama Appu Serunting Satti adalah orang yang tidak bias terendam dalam air atau sungai, dengan kata lain bila ia menyelam selalu terapung atau melampung karena itu ia dipanggil si Lampung (Sai Lampung).

2. Bahwa daerah ujung Pulau Sumatera ini dikatakan dahulu merupakan daerah yang seolah-olah terapung di laut dan hanya dihubungkan oleh Bukit Barisan.

(20)

B. Kerangka Pikir

Asal-muasal penduduk Lampung itu ternyata mereka berasal dari Paguruyung, disebutkan bahwa ketika itu Paguruyung diserang musuh dari india penduduk setempat mengalami kekalahan karena musuh telah menggunakan senjata dari besi, sedang rakyat menggunakan alat dari nibung. Mereka kemudian melarikan diri ada yang melalui sungai Rokan sebagian melalui laut dan terdampar di Hulu Sungai Ketaun di Bengsuku Batak yang terdampar di Gowa Sulawesi Selatan dengan menurunkan Suku Bugis, sedangkan yang terdampar di Sungai Krui lalu menyebar ke dataran tinggi Sekala Bekhak, mereka inilah yang menurunkan Suku Lampung.

Sebelum kedatangan Para Umpu dari Paguruyung, Sekala Bekhak dihuni oleh Suku Tumi. Para Umpu menaklukkan Suku Tumid an mendirikan Konfederasi Paksi Pak Sekala Bekhak, kemudian Para Umpu-umpu bernazar sebagai berikut, Umpu Bejalan Di Way bernazar menjadi seorang yang gagah berani, Umpu Nyerupa meminta untuk seurang yang sakti, Umpu Belunguh meminta kemakmuran dan kekayaan, Umpu Pernong bernazar untuk menjadi seorang yang cerdik dan pandai.

(21)

13

Lampung yang ditulis dengan benda tajam di atas tanduk kerbau yang mengkilat, kulit kayu dan dalung sebelum adanya kertas.

Di dalam kehidupan, tepatnya di Sekala Bekhak Takit Pesagi berdirilah perkampungan atau bias disebut Tiyuh. Mereka masing-masing mendirikan Kedatuan yang mereka anggap tepat dari segala segi. Kedatuan ini menjadi tempat kediaman keluarga berikut yang mengikutinya dan merupakan bagian dari perkampungan mereka. Sedangkan sebutan Datu diberikan kepada pimpinan rombongan yang ditunjuk mereka selaku orang yang di hormati dan berwibawa diantara mereka.

Empat orang Datu dengan kedatuannya ini merupakan cirri khas daripada pembentukkan kampong bagi orang Lampung. Kedatuan yang dimaksud adalah:

1. Keratuan datu di Puncak mengambil tempat arah ke Puncak Bukit. 2. Keratuan Datu di Pugung mengambil tempat di Punggung Bukit. 3. Keratuan Datu di Belalau mengambil tempat di tengkuk bukit

4. Keratuan Datu di Pemanggilan mengambil tempat yang strategis dalam menyampaikan panggilan kepada warga Bukit Pesagi.

(22)

dahulu melakukan perundingan yang menghasilkan kesepakatan dalam melaksanakan rencana tersebut. Kesepakatan itu diwujudkan dalam bentuk Bekasam dari siamang Putih yang disimpan dalam sebuah gentong. Gentong berisi tersebut baru dapat dibuka kembali apabila keturunan mereka bersatu kembali di Sekala Bekhak.

(23)

15

C. Paradigma

Sekala Bekhak

Latar Belakang Pelaksanaan Akibat

Keratuan Adat Lampung

Keterangan :

: Garis Sebab

(24)

PENELITIAN A. Metode yang digunakan

Dalam melakukan kegiatan ilmiah terdapat suatu metode yang harus dipakai oleh penulis, metode yang tepat dan sistematis sebagai suatu penentu kea rah pemecahan masalah. Metode adalah cara yang seharusnya ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian historis. Penelitian historis adalah:

Metode penelitian historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan masa sekarang dalam hubungannya dengan kejadian atau masa lalu, selanjutnya kerap kali juga hasilnya dapat dipergunakan untuk meramaikan kejadian atau keadaan masa yang akan dating.

(Husin Sayuti, 1989:32)

(25)

17

Tujuan penelitian historis adalah untuk rekonstruksi masa lampau secara objektif dan sistematis dengan cara mengumpulkan, memverifikasikan menginteskan bukti-bukti untuk memperoleh kesimpulan.

Langkah-langkah dalam penelitian historis adalah:

1. Heuristik adalah proses mencari untuk menemukan sumber-sumber sejarah 2. Kritik adalah menyelidiki apakah jejak sejarah itu asli atau palsu

3. Interpretasi adalah setelah mendapatkan fakta-fakta yang diperlukan maka kita harus merangkaikan fakta-fakta itu menjadi keseluruhan yang masuk akal

4. Historiografi adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil penelitian

(Nugroho Notosusanto, 1974:11)

Berdasarkan langkah-langkah penelitian historis, maka langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah:

1. Heuristik

Pada tahap ini peneliti mencoba mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan yang bersumber dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang berjudul Tinjauan Historis Sekala Bekhak sebagai Muasal Keberadaan Keratuan Adat Lampung

2. Kritik

Setelah data terkumpul, kegiatan peneliti selanjutnya adalah melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang telah didapat untuk menguji apakah data-data tersebut valid atau tidak, serta layak dan menunjang penelitian yang dilakukan.

3. Interpretasi

(26)

4. Historiografi

Pada tahap akhir ini peneliti melakukan penyusunan suatu penulisan dalam bentuk laporan tersusun konsep sejarah yang sistematis.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian sebagai factor yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000:72). Variabel adalah “suatu objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu peneliti”. (Suharsimi Arikunto, 1989:19)

Variabel penelitian adalah suatu yang digunakan sebagai cirri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep.

(Notoadmojo, 2002:76)

Sedangkan yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah “Beberapa gejala yang berfungsi sama dalam suatu masalah”. (Hadari Nawawi dan Mimi Martini, 1994)

(27)

1

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Teknik Kepustakaan

Teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam matrial yang terdapat di ruang perpustakaan seperti Koran, naskah, catatan-catatan kisah sejarah, dokumentasi dan sebagainya yang relevan dengan penelitian. (Koenjaraningrat,1983:420)

Teknik kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, memahami, dan membuat catatan-catatan teori dari berbagai buku yang berhubungan erat dengan masalah yang diteliti, yang dalam hal ini adalah buku-buku tentang budaya, teknik penelitian dan berbagai literature lainnya yang mendukung terhadap masalah yang diteliti yang mengenai fungsi keberadaan Keratuan Persekutuan Adat di Sekala Bekhak.

Mamfaat dari penggunaan teknik kepustakaan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apakah topic penelitian kita telah diteliti oleh orang lain sebelumnya, sehingga penelitian kita bukan hasil duplikasi.

b. Untuk mengetahui hasil penelitian orang lain yang ada kaitannya dengan penelitian kita sehingga kita dapat memamfaatkannya sebagai bahan refrensi tambahan.

c. Untuk memperoleh data yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang masalah dalam penelitian kita.

(28)

2. Teknik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi merupakan teknik penelitian yang penting dalam penelitian ilmiah. Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan permasalahan penelitian, baik dari sumber dokumen maupun dari buku-buku, Koran, majalah dan lain-lain.selain menggunakan cara-cara itu, penulis jg menggunakan teknik pengumpulan data dengan memamfaatkan fasilitas internet. Pertimbangan utamanya karena internet merupakan jaringan dunia maya yang sangat luas dan lintas baras, sehingga memungkinkan untuk mengakses data penting akan tetapi mungkin data tersebut berada di lokasi yang jauh dan juga informasi atau data yang diperoleh melalui fasilitas ini biasanya melalui diperbaharui. Pencarian data melalui internet akan dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pencari (searh engine) seperti www.google.com dan

www.wikipedia.com

3. Teknik Analisis Data

(29)

21

Penelitian kualitatif adalah data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan untuk suatu kebenaran atau sebaiknya, sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada dan sebaliknya. (Joko Subagyo, 1997:106)

Teknik analisis data merupakan suatu teknik yang mengelompokkan, membuat suatu manipulasi serta menyikat data sehingga mudah dicerna. Dalam mengadakan analisis data yang perlu diingat bahwa data yang diperoleh hanya menambah keterangan terhadap masalah yang ingin dipecahkan dan informasi merupakan data yang dapat menjawab sebagian ataupun dari masalah yang hendak diteliti. (Zasir, 1998:419)

Dengan analisis kualitatif ini diharapkan dapat menjawab dan memecahkan masalah dengan melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari objek yang akan diteliti guna mendapatkan kesimpulan sesuai dengan kondisi.

Adapun langkah-langkah analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Muhammad Ali yaitu:

1. Penyusunan data, digunakan untuk mempermudah dalam penelitian hal ini menyangkut apakah data yang dibutuhkan sudah memadai atau tidak perlu melakukan seleksi.

(30)

3. Pengolahan data, data-data yang dimasukkan kemudian diolah dengan jalur menyaring dan mengatur apakah data-data tersebut dapat digunakan atau tidak.

(31)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dibahas, diperoleh kesimpulan yaitu:

1. Sekala Bekhak merupakan sebuah Peradaban Kuno yang besar menghasilkan banyak produk-produk kebudayaan suber sejarah berupa Tambo dan silsilah dalam huruf Lampung yang ditulis di atas tanduk kerbau, kulit kayu dan dalung sebelum adanya kertas. Sejarah berdirinya keberadaan Paksi Pak sekala Bekhak erat kaitannya dengan berdirinya marga atau budaya Lain baik yang ada di wilayah Lampung barat maupun di wilayah-wilayah lain di Provinsi Lampung.

Dalam periode islam, Buay Kenyangan diakui Buay Pernong dan tidak dihilangkan. Kedudukan antar Paksi adalah sama, tidak ada yang lebih dituakan dan kekuasaan. Paksi Pak Sekala Bekhak adalah mutlak sebagai masyarakat adat bersendikan islam, Trah darah keturunan Paksi Pak Sekala Bekhak inilah yang menyebar ke Pesisir Selatan Lampung.

(32)

yang berkaitan dengan silsilah-silsilahnya dari marga atau Buay yang ada di wilayah Sekala Bekhak pada umumnya. Secara umum dapat ditarik benang merah bahwa Masyarakat suku Lampung adalah satu keturunan, sama-sama berasal dari nenek moyang yang sama dan berasal dari wilayah yang sama yaitu sekala Bekhak

2. Di sekala Bekhak Takit Pesagi dahulu didirikan sebuah perkampungan atau tiyuh yang masing-masing didirikan oleh kedatuan di tempat. Kedatuan ini menjadi tempat kediaman warga yang merupakan bagian dari perkampungan mereka. Sebutan datu diberikan kepada pimpinannya yang ditunjuk mereka selaku orang yang dihormati dan berwibawa diantara mereka. Adapun keekmpat orang Datu dengan Kedatuannya yaitu kedatuan datu di Puncak, kedatuan datu di Pugung, Kedatuan datu di Belalau dan Kedatuan datu di Pemanggilan.

Mereka yang tinggal di sekala Bekhak bukit Pesagi bagian dari pemukiman mereka disebut Kedatuan. Setelah mereka berpencar beberapa generasi kemudian pemukiman mereka di daerah muara sungai, beberapa diantaranya menamai

(33)

50

antara Ratu Darah Putih Raden Intan mengakibatkan pudarnya Ratu Menangsi dan Ratu Melinting.

B. Saran

(34)

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dibahas, diperoleh kesimpulan yaitu:

1. Sekala Bekhak merupakan sebuah Peradaban Kuno yang besar menghasilkan banyak produk-produk kebudayaan suber sejarah berupa Tambo dan silsilah dalam huruf Lampung yang ditulis di atas tanduk kerbau, kulit kayu dan dalung sebelum adanya kertas. Sejarah berdirinya keberadaan Paksi Pak sekala Bekhak erat kaitannya dengan berdirinya marga atau budaya Lain baik yang ada di wilayah Lampung barat maupun di wilayah-wilayah lain di Provinsi Lampung.

Dalam periode islam, Buay Kenyangan diakui Buay Pernong dan tidak dihilangkan. Kedudukan antar Paksi adalah sama, tidak ada yang lebih dituakan dan kekuasaan. Paksi Pak Sekala Bekhak adalah mutlak sebagai masyarakat adat bersendikan islam, Trah darah keturunan Paksi Pak Sekala Bekhak inilah yang menyebar ke Pesisir Selatan Lampung.

(35)

49

yang berkaitan dengan silsilah-silsilahnya dari marga atau Buay yang ada di wilayah Sekala Bekhak pada umumnya. Secara umum dapat ditarik benang merah bahwa Masyarakat suku Lampung adalah satu keturunan, sama-sama berasal dari nenek moyang yang sama dan berasal dari wilayah yang sama yaitu sekala Bekhak

2. Di sekala Bekhak Takit Pesagi dahulu didirikan sebuah perkampungan atau tiyuh yang masing-masing didirikan oleh kedatuan di tempat. Kedatuan ini menjadi tempat kediaman warga yang merupakan bagian dari perkampungan mereka. Sebutan datu diberikan kepada pimpinannya yang ditunjuk mereka selaku orang yang dihormati dan berwibawa diantara mereka. Adapun keekmpat orang Datu dengan Kedatuannya yaitu kedatuan datu di Puncak, kedatuan datu di Pugung, Kedatuan datu di Belalau dan Kedatuan datu di Pemanggilan.

Mereka yang tinggal di sekala Bekhak bukit Pesagi bagian dari pemukiman mereka disebut Kedatuan. Setelah mereka berpencar beberapa generasi kemudian pemukiman mereka di daerah muara sungai, beberapa diantaranya menamai

(36)

antara Ratu Darah Putih Raden Intan mengakibatkan pudarnya Ratu Menangsi dan Ratu Melinting.

B. Saran

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahmffi, D.1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Halaman 68 Ali Mohammad, 1992. Metode Penelitian Ghalia: Jakarta. Halaman 125 Gootshalk, L.1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press. Halaman 32

Hadikusuma Hilman, 1978. Adat Istiadat Lampung. Penelitian Budaya: Lampung. Halaman 35-45

Iskandar Syah, 2008. Kedatuan Dan Keratuan Orang Lampung. Bandar Lampung.Halaman 36

Iskandar Syah, 2006. Keteram adat Lampung. Bandar Lampung. Halaman 28 Koendjaraningrat, 1983. Teknik Penelitian PT Raja grafindo Persada.

Jakarta. Halaman 542

Nitpradjo Arifin, 1998. Hubungan Lampung dan Banten. CV. Mitra Media Pustaka.Bandar Lampung. Halam an 2

Pemuda 1878. The Hidden Paradise. Dinas Perhubungan Pariwisata:: Lampung. Halaman 25

Sayuti Husin, 1978. Sejarah Daerah Lampung. Lampung. Halaman 6. Sayuti Husin, 1989. Metedologi Penelitian PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Halaman 309

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Pada sampel tidak dijemur dengan konsentrasi air 50 IH dan tingkat respon Bloxplot diperoleh hasil tertinggi yaitu manis sekali.. Bloxplot ÞÙ “’

Berdasarkan tabel 1 dan gambar 3 dapat dilihat bahwa pada pengenceran larutan pasta gigi yang mengandung xylitol dengan konsentrasi 0,001%, 0,01% dan 0,1% tidak terbentuk

• Berhasil memperbaiki kualitas citra dengan mendeteksi garis kulit, melakukan segmentasi citra dengan metode Otsu Thresholding, mendeteksi tepi dengan metode Canny dan

Dari situs tersebut akan didapatkan informasi berupa data harga dari saham PTBA, harga yang digunakan adalah harga penutupan dari saham PTBA untuk periode 1 Januari 2007 –

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik analisis data yang meliputi menghitung return saham dan return pasar bulanan, menentukan

Di dalam Kurikulum LPTK-PTK yang terstandar terdapat program profesi yang dipergunakan untuk uji kompetensi dan sertifikasi guru yang sudah ada di SMK dan bagi calon-calon guru

Pengamatan kualitas air sekeliling pulau (2011).. Data primer diperoleh langsung pada lokasi penelitian melalui uji pertumbuhan rumput laut, pengukuran parameter kualitas air,

Terdapat hubungan antara peran orang tua dalam komunikasi keluarga dengan kejadian pernikahan dini yang berarti bahwa orang tua yang kurang berperan memiliki peluang lebih