• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MANDIRI 013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUGAS MANDIRI 013"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MANDIRI DOSEN PENGAMPU

STUDI HADITS ROHANI, DRA.M.PD

STRATIFIKASI SOSIAL

Disusun oleh ERWIZA (11216200108)

LOKAL : 2C

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU PEKANBARU

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan nikmat kesehatan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah mandiri ini dengan baik. Dengan judul makalah “stratifikasi sosial”

Di dalam makalah ini membahas mengenai pengertian stratifikas social, sebab dan akibat, serta implementasi dalam islam sesuai dengan tinjauan islam. Yang akan di bahas lebih lanjut dalam bab pembahasa.

Sebagai manusia biasa pasti banyak terdapat kehilafan dan kesalah pada penulisan makalah ini, karena tidak ada sesuatu yang sempurna kecuali Allah S.W.T. untuk itu keritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini akan kami terima dengan senang hati.

Pekanbaru 22 Juni 2013

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… 2

DAFTAR ISI……….. 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakng……… 2

B. Rumusan masalah ……….... 5

C. Tujuan……… 5

BAB II PEMBAHASAN 2.1 STRATIFIKASI SOCIAL A. Pengertian stratifikasi social ……….. 6

B. Bentuk-Bentuk Stratifikasi Social………... 8

C. Sebab Stratifikasi Social………. 10

D. Akibat Stratifikasi Social………... 11

E. Peran sratifikasi ………..………... 13

F. Fungsi stratifikasi……… 14

2.2 Tinjauan islam Terhadap Stratifikasi Social A. Stratifikasi kehidupan social jazirah arab menjelang Al-Quran diturunkan ………. 15

B. Agama Islam Terhadap Stratifikasi Social tinjauan Al-Quran……… 17

C. Pengaruh Agama Terhadap Stratifikasi Social…………... 18

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……… 24

(4)

DAFTAR PUSTAKA……… 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sosiologi adalah ilmu yang bersifat tidak pasti karena titik beratnya pada prilaku manusia yang dinamis, selalu berubah dari waktu kewaktu. Akan tetapi kajian tentang prilaku manusia tetaplah ilmu social, sebeb kajian tentang prilaku manusia didalam kehidupan social telah dikaji berdasarkan metodologi ilmiah dan memenuhi persyaratan sebagai kajian ilmu pengertahuan.

Sosiolog merupakan cabang dari ilmu social yang memiliki objek kajian manusia yang hidup dalam suatu kelompok yang disebut masyarakat. Didalam kehidupan social sendiri terdapat gejala-gejala sossial yang berupa hubungan sosiaol, karena hubungan social tersebut terbentuklah kelompok social, pelapisan social, lembaga social, interaksi social, perubahan social, pengelompokan social, dinamika social, budaya, dan gejala-gejala social lainnya.

Dalam makalah ini kami mencoba sedikit membahas tentang stratifikasi sosial yang cukup panjang pembahasannya, namun kami telah berusaha untuk lebih teliti dan jeli dalam mempelajarinya. Dengan harapan sebagai seorang mahasiswa, calon guru dan guru yang selalu hidup dalam masyarakat yang belajar untuk saling menghargai satu individu dengan individu yang lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

Seorang sosiolog terkemuka yaitu Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sistem berlapis-lapis merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur, seperti yang terjadi pada kehidupan mahasiswa, calon guru dan guru. Hal tersebut menyebabkan stratifikasi sosial yang melekat pada mahasiswa, calon guru dan guru. Stratifikasi sosial dapat dipengaruhi oleh kekuasaan dan peran yang terdapat dalam

(5)

pembentukan dasar pelapisan sosial yaitu, ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan dan wewenang, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.

Kedudukan sosial merupakan tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya yang berhubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Di dalam kehidupan mahasiswa, calon guru dan guru biasanya terdapat orang-orang yang dihormati, berpendidikan, memiliki kekuasaan dan wewenang serta memiliki kekayaan. Hal tersebut mengindikasikan adanya lapisan-lapisan yang akan terbentuk di dalam kehidupan yang biasa disebut dengan stratifikasi sosial. Lapisan yang terdapat dalam stratifikasi sosial tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu lapisan atas, lapisan menengah, dan lapisan bawah. Lapisan atas umumnya terdiri dari orang-orang yang memiliki kekayaan, kekuasaan dan wewenang. Sedangkan untuk lapisan

menengah terdiri dari orang-orang yang terdidik, sementara untuk lapisan bawah terdiri dari masyarakat miskin.

Dari uraian tersebut penulis ingin mengetahui sebab dan akibat stratifikasi social dalam kehidupan mahasiswa, calon guru dan guru, serta peran dan fungsi stratifikasi social.

1.1 Rumusan Masalah

A. Pengertian stratifikasi social B. Bentuk-Bentuk Stratifikasi Social C. Sebab Stratifikasi Social

D. Akibat Stratifikasi Social E. Peran sratifikasi

F. Fungsi stratifikasi G. Tinjauan islam

H. Implementasi stratifikasi sosial

1.2 Tujuan

(6)

B. mengetahuai penyabab stratifikasi

C. memenuhi tugas mandiri mata kuliah sosiologi

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Stratifikasi Social

A. Pengertian Stratifikasi

Dalam masyarakat manapun bisa kita menemui berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang lainnya. Adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya

srtatifikasi sosial. Oleh karena itu dalam ilmu sosiologi dibahas mengenai lapisan-lapisan masyarakat atau yang biasa disebut dengan stratifikasi social.1

Susunan berlapis-lapisan dalam masyarakat, dalam ilmu sosiologi disebut dengan

“social stratification” atau stratifikasi Sosial. Kata Stratification berasal dari kata

“Stratum”, jamaknya Strata yang berarti “lapisan atau berlapis-lapis”.2 Pitirim A.

Sorokin menyatakan bahwa ”Social stratification” adalah pembedaan penduduk kedalam kelas secara bertingkat (secara hierarkhis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas-kelas-kelas yang lebih rendah. Menurut Sorokin, dasar dan inti dari lapasan-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, dan tanggung-jawab nilai-nilai sosial dan

pengaruhnya diantara anggota masyarakat.3

Stratifikasi social dan kelas social adalah dua hal yang berbeda namun sering kali dipergunakan secara bergantian, stratifikasi social sebetulnya lebih merujuk pada

pembagain sekelompok orang ke dalam tingkatan atau starta yang berjenjeng secara vertical. Jadi ketika kita berbicara tentang stratifikasi social, kita biasanya akan lebih banyak mengkaji ikhwal posisi yang tidak sederajat antar orang atau kelompok dalam

1 Dr. Ravik Karsidi. Sosiologi Pendidikan. UNS press. Hal.175

(7)

masyarakat. Secara umum stratifikasi social juga sering dikaitkan dengan persoalan kesenjangan atau polarisasi social.4

Adapun pengertian kelas social sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempi, artinya kelas social lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam stratifikasi social. Dengan demikian kelas social lebih cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggotanya memiliki orientasi politik, nilai budaya, sikap, dan perilaku social yang secara umum sama. Minsalnya masyarakat yang kelas menengah ke atas dalam banyak hal memiliki karekteristik yang berbeda dengan masyarakat miskin, bukan hanya dalam penampilan fisik mereka, seperti cara berpakain dan sarana transpormasi yang dipergunakan, tetapi diantara mereka biasanya juga berbeda ideology, nilai yang dianut, sikap, dan perilaku sehari-harinya.5

Secara sederhana, perbedaan kelas social bisa terjadi dan dilihat dari perbedaan besarnya penghasilan rata-rata seseorang atau sekelompok orang dalam kesehariannya atau setiap bulannya. Sekelompok orang yang memiliki tingkat penghasislan yang tinggi akan berbeda dengan sekelompok orang yang rendah, terutama dalam menyangkut kebutuhan hidup keseharian.

Paul. B. Horton dan Chertes L. Hunt mengatakan bahwa terbentuknya stratifikasi dan kelas social didalamnya tidak hanya berkaitan dengan uang. Stratifikasi social adalah strata atau pelapisan orang-orang yang berkedudukan sama. Namun lebih penting dari itu, mereka memiliki sikap, nilai-nilai dan gaya hidup yang sama. Semakin rendah

kedudukan seseorang didalam pelapisan social, maka sedikit pula perkumpulan dan hubungan sosialnya. Orang yang berasal dari lapisan social rendah, biasanya lebih sedikit berpartisifasi dalam jenis organisasi apapun. Ada kecendrungan yang kuat, kelompok yang berasal dari lapisan rendah atau masyarakat miskin biasanya lebih menarik diri dari tata krama umum, mereka mengembangkan subkultur tersebut yang sering kali

berlawanan dengan subkultur kelas social diatas.6

4 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologo : Teks Pengantar Dan Terapan, Edisi Kedua, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 169

5

(8)

B. Bentuk-Bentuk Stratifikasi Social

bentuk stratifikasi social dapat dicermati dalam kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan pola-pola stratifikasi social antara hubungan majikan dan buruh, antara pengusaha dan rakyat, antara kelompok intelektual dan kelompok orang awam, antara orang kaya dan orang miskin. Pola-pola kehidupan social seperti tersebut diantaranya: system kekastaan7 dalam agama hindu turut andil bagi terciptanya stratifikasi.

Adapun ciri-ciri system kekastaan dapat didentifikasi sebagai berikut : a. keanggotaan diperoleh karena warisan atau kelahiran

b. keunggulan kekastaan itu diwarisi seumur hidupnya, sehingga posisi hidup social seseorang didalam kekastaan akan berlaku seumur hiduppola-pola perkawinan biasanya bersifatendogami8

c. pola-pola aturan antar kasta dapat dilihat dari manakisme kehidupan sehari-hari dimana orang yang berbeda dalam lingkaran kasta tertentu biasanya akan terikat dengan aturan kasta

d. hak dan kewajiban dalam kekastaan boasanya brebeda, minsalnya mendapat akses pendidikan dan kesejahteraan social.

e. Kasta yang lebih rendah selalu dikendalikan oleh kasta yng lebih tinggi

Biasanya pola-pola kekastaan berlaku didalam lingkaran penganut agama hindu sehingga gejala ini dapat diamati dalm pola-pola kehidupan masyarakat india dan masyarakat hindu bali.9

Bentuk stratifikasi social dalam kehidupan sehari-hari : a. Perbedaan dalam kesanggupan dan kemampuan

7 Kasta adalah suatu kategori dimana paran anggota ditunjuk dan ditetapkan status yang permanen dalam hierarki (lapisan vertical) social, serta hubungan-hubungan yang dibatasi oleh status yang dimilikinya.

8 Endogamy artinya tidak akan mungkin terjadinya hubungan perkawinan dari orang-orang yang berlatang belakang kasta yang berbeda.

(9)

Anggota masyarakat yang menduduki strata tinggi, tentu memiliki kesanggupan dan kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang berada diposisi bawahnya.tingkat kesangupan dan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dapat dilihat dari:

 Perlengkapan rumah tangga dan barang konsumsi sehari-hari10  Perbedaan dalam berbusana

 Tipe tempat tinggal dan lokasinya  Pentingnya menu makanan 11

b. Perbedaan gaya hidup

Tinggkat perbedaan gaya hidup dapat dilihat dari :  Perbedaan gaya seragam yang dikenakan

 Gaya berbicara

 Sebutan gelar, baik gelar kebangsawanan feodalisme maupun gelar akademin  Jenis kegiatan dan kegemarannya12

c. Perbedaan dalam hal hak dan akses pemanfaatan sumber daya

Seseorang yang menduduki jabatan tinggi biasanya akan semakin banyak hak dan fasilitas yang diperolehnya. Sementara itu, orang yang tidak menduduki jabatan strategisa apa pun tentu hak dam fasilitas yang mampu dinikmati akan semakin kecil. d. kriteria biologis

1) jenis kelamin  laki-laki  prempuan e. kriteria menurut umurnya

 anak-anak  dewasa  tua f. kriteria ekonomis

yaitu berdasarkan hak milik penduduk, maka terdapat stratifikasi social dalam taga kelas :

 ekonomi tinggi  ekonomi rendah  ekonomi sedang 13

C. Sebab Stratifikasi Social

Sebeb asasi mengapa ada pelapisan social dalam masyarakat bukan saja karena adanya perbedaan, tetapi karena adanya kemampuan manusia menilai perbedaan itu dengan menerapkan berbagai kreteria. Artinya, menganggap ada sesuatu yang dihargai,

10 Ibid,. hlm. 436 11 Ibid., hlm. 438 12 Ibid., hlm. 440

(10)

maka sesuatu itu (dihargai) menjadi bibit yang menumbuhkan adanya sister berlapis dalam masyarakat. Sesuatu yang dihargai dapat berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama, atau keturunan keluarga yang terhormat. Tingkat kemampuan memiliki sesuatu yang dihargai tersebut, akan melahirkan lapisan social yang mempunyai kedudukan atas dan rendah.

Proses terjadinya system lapisan-lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya, atau sengaja disusun untuk mengejar tujuan bersama. Proses terjadinya lapisan social yang terjadi dengan sendirinya berangkat dari kondisi perbedaan kemempuan antar individu atau antarkelompok,. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa setiap individu manusia dapat memeliki berbedaan kemapuan dalam memenuhi asset kebutuhan hidupnya, dalam arti bagi kelompok yang memiliki kemampuan lebih dalam memenuhi kebutuhna hidupnya tentu akan tentu akan menempati posisi strata social yang lebih tinggi dari pada kelompok social yang memiliki sedikit kemampuan.14

Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat atau seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.

Ada dua tipe penyebab terjadinya stratifikasi sosial a. Terjadi dengan sendirinya

disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.

b. Terjadi secara sengaja

stratifikasi sosial yang terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti: pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.

(11)

Beberapa kriteria yang menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:

 Ukuran kekayaan  Ukuran kekuasaan  Ukuran kehormatan15

D. Akibat Stratifikasi Social

Selain menimbulkan tumbuhnya pelapisan dalam masyarakat, juga munculnya kelas-kelas sosial atau golongan sosial yang telah kita pelajari pada Modul terdahulu. Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi tindakan-tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan-tindakan individu-individu masyarakat sebagai konsekwensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya.

a. Dampak Positif

 Adanya kemauan dari setiap individu di dalam masyarakt untuk bersaing untuk berpindah kasta, sehingga mendorong setiap individu untuk berprestasi, bekerja keras.

 Meningkatnya pemerataan pembangunan setiap daerah, baik atas usulan masyarakata di wilayah tersebut atau pemerintah guna menghilangakan kesenjangan sosial

b. Dampak negative  Konflik Antar Kelas

Dalam masyarakat terdapat lapisan sosial karena ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan sosial tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antar kelas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.

Contohnya demonstrasi buruh yang menuntut kenaikan upah.

 Konflik Antar Kelompok Sosial

(12)

Masyarakat yang beranekaragam dan majemuk menajadikan timbulnya kelompok sosial. Diantaranya kelompok sosial berdasarkan ideology, profesi, agama, suku dan ras. Akibatnya akan muncul usaha untuk menguasai kelompok lain dengan pemakasaan dan akibatnya muncullah konflik.

Contohnya, tawuran pelajar, konflik antar suku.

 Konflik Antar Generasi

Konflik ini terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai, kondisi atau adat lama dengan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan.

Contohnya sistem musayawarh yang mulai luntur, sopan santun yang sudah berkurang.16

Kingsley Davis Dn Wilbert Moore, menurut kedua pakar ini stratifikasi

dibutuhkan demi kelangsungan hidup masyarakat yang membutuhkan berbagai macam jenis pekerjaan. Tampa adanya stratifikasi social, masyarakat tidak akan terangsang untuk menekuni pekerjaan sulit atau pekerjaan yang membutuhkan proses belajar yang lama dan mahal.

Disini cakup pengertian bahwa pelapisan social perlu ada agar masyarakat berfungsi, bahwa berbagai lapisan dalam masyarakat bergerak bersama untuk menjamin terpenuhnya kebutuhan masyarakat dan bahwa system yang ada, paling tidak secar diam-diam memang telah disetujui oleh para anggota masyarakat.17

E. Peran sratifikasi

Peran sosial adalah seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi/status sosial. Fungsi tersebut antara lain:

a. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.

16 http://wikanpre.wordpress.com/2011/12/17/dampak-stratifikasi-sosial-dalam-kehidupan-masyarakat

(13)

b. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut

memerlukan pengorbanan, seperti peran Relawan, dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.

c. Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri, seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai isteri/ ibu, seorang seniman dengan karyanya.

Status dan peranan seseorang sangat penting di dalam masyarakat. Setiap individu pasti memiliki status sosial masing-masing didalam masyarakat. Status sosial merupakan pencerminan akan hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh individu. Status sosial bisa juga dikatakan sebagai kedudukan individu didalam masyarakat. Dalam situasi tertentu terkadang individu memiliki lebih dari satu status yang dimilikinya. Apabila status yang dimilikinya bertentangan antara satu dengan yang lainya, maka akan terjadi benturan atau pertentangan dan hal itulah yang sering disebut dengan konflik status.

Dengan adanya status sosial maka secara bersamaan individu memiliki peran yang harus dijalankan sebagai perwujudan dari status yang dimilikinya. Peranan sosial merupakan suatu hal yang sangat penting dimana hal itu akan menentukan perilaku dirinya dan oranng lain. Sama halnya dengan status sosial, individu dapat melakukan dua peranan sekaligus dalam waktu yang sama. Konflik peran juga dapat terjadi apabila individu merasa dirinya kurang mampu menjalankan kedua perannya secara maksimal.18

Peran stratifikasi sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan masyarakat karena dalam masyarakat orang yang berpendidikan tinggi akan di hormati dan disegani oleh masyarakat. Orang yang berpendidikan di dalam masyarakat harus bisa menjadi contoh bagi masyrakat yang lain, minsalnya Pak Narji adalah seorang polisi, beliau mendapati anaknya sebagai tersangka dalam kasus narkoba. Pak Narji harus melakukan perannya sebagai polisi, walaupun bila berada di rumah, beliau berperan sebagai seorang ayah bagi anaknya tersebut. Dapat kita lihat bahwa orang yang berkedudukan tinggi didalam

(14)

masyarakat harus bisa bersikap adil, dan pak narji adalah seorang polisi yang mempunyai tugas yang penting dalam masyarakat harus tetap berlaku adil walaupun beliau haruz menangkap anaknya sendiri.

Maka disinilah dapat kita lihat perbedaan antara seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi pasti selalu dihargai oleh orang yang mempunyai kedudukan rendah, bahkan apabila orang yang berkedudukan tinggi bertemu dengan orang yang

berkedudukan rendah, pasti gelas yang di panggil juga berbeda seperti: pak polisi, pak dokter, pak guru dan ustad.19

Peran orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya, jika dibandingkan orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup tertentu yang berbeda dengan orang miskin.20

F. Fungsi Stratifikasi Sosial

a. Alat untuk mencapai tujuan.

b. Mengatur dan mengawasi interasksi antar anggota dalam sebuah sistem stratifikasi.

c. Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu.

d. Mengkategorikan manusia dalam stratum yang berbeda.

19 Pendapat penulis

(15)

2.2 Tinjauan islam Terhadap Stratifikasi Social

A. Stratifikasi kehidupan social jazirah arab menjelang Al-Quran diturunkan

Stratifikasi social adalah pembedaan anggota masyarakat yang berdasarkan status yang dimilikinya. Stratifikasi dalam masyarakat arab yang secar umu masih hidup secar berpindah-pindah, dapat dilihat dalam kehiduoan kelompok kabilat. Kelompok terkecil mereka dalam satu keluarga patriarki terdiri atas seorang ayah, anak laki-laki, dan

anggota keluarga yang lainny. Keluarga ini selanjutnya berkeolompok menjadi suku yang terdiri dari ratusan rumah tenda. Mereka berpindah secara bersama memiliki pandang rumpun dan bertempur sebagai kesatuan dalam medang perang.

Masing-masing suku merupakan sebuah kesatuan yang mandiri. Seluruh kesetiaan terserap kedalam kelompok yang bertindal sebagai sebuah kolektivitas untuk

mempertahankan individu anggota kelompoknya.21 Jika seorang anggota suku teraniaya

maka kabilah menuntut balas atas penganiayaan tersebut, sebaliknya jika anggota kelompok ada yang menganiayai kelompok lain maka suku juga harus siap menerima konsekuensinya.

Syarakat makah tidak terlepas dari sistem kabilat tersebut. Dan suku yang dominannya pada waktu itu adalah suku quraisy, pada awalnya terjadi pembagian kerja antara dua fungsi keagamaan dan kepemimpinan. Namun pada kebelakangan fungsi tersebut digabung menjadi satu dan berada di tanggan bangsa quraisy. Oleh pemimpin suku quraisy yang sangat berpengaruh yaitu qusai bin kilab.

Tidak kalah menariknya bagaiman posisi prempuan dalam masyarakat arab pada waktu itu. Bentuk stratifikasi social ada yang didasarkan pada jenis kelamin. Masyarakata arab pra-islam adalah masyarakat patriarki yaitu oenetuan silsilah keturunan berdasarkan pada garis ayah disertai dengan pemberian peran yang lebih besar baik dalam urusan demostik rumah tangga maupun dalam urusan public. Dalam pola masyarakat patriarki peran prempuan jelas kurang menonjok, di sisi lain orang yang lahir dengan jenis kelamin laiki-laki memperoleh keturunan secar budaya.22

(16)

Namun, demikian dalam masalah patriarki khususnya yang berkaitan dengan penetuan garis keturunan berdasarkan garis ayah tidak sepenuhnya dapat di anggap negative, karena dalam islam ternyata mendapatkan legitimasi dari ayat al-quran. ( qs. Al-ahzab : 5)

5. Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu23. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya,

tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dari ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebutan anak yang diikuti dengan nama bapak kandungannya dan ini berimplasi pada penarikan garis keturunan berdasarkan garis ayah tidak dapat di anggap sebagai hal yang negative. Model patriarki masyarakat arab pra-islam yang kurang memberikan paran kepada prempuan, itulah yang negative dan islam dating untuk menghilangkan hal tersebut

Pandangan agak berbeda disampaikan oleh ahmad syalabi yang menceritakan bagaiman orang-orang arab amat menjaga dan membela kehormatan prempua. Alasan syalabi adalah kebiasaan mereka membawa prempuan ke medan perang. Prempuan diletakan di belekang balatantara yang berperang dengan maksud agar mereka selalu ingat bahwa kekalahan berarti kehormatan mereka akan di injak-injak oleh musuh. Hal tersebut akan memompa semangat mereka untuk berperang mati-matian.

(17)

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa apabila lahir bayi prempuan maka akan di tanam hidup-hidup, seperti firman allah:

(qs. Al-takwir : 8)

8. dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya

Zamakhsyari mmeberi komentar ayat di atas bahwa pada masa tersebut anak prempuan yang akan ditanam hidup-hidup diminta agar ibunya menghiasinya terlebih dahulu dengan alas an akan dibawa menemui keluarga. Setibanya ditempat yang dituju dan setelah lubang digali ia menyuruh anaknya melihat lubang tersebut lalu dijerumuskan dan ditanam hidup-hidup.

Dalam masyarakat yang seperti ini nabi Muhammad di utus dengan membawa risalah yang slah satu misinya untuk membebaskan manusia dari ketidak adilan khususnya yang dialami oleh prempuan. Dari sinilah yang tercipta masyarakat yang ideal. Secara terminologis Al-Quran juga memperkenalkan stratifikasi social dengan tolak ukur tertentu.24

B. Agama Islam Terhadap Stratifikasi Social tinjauan Al-Quran

Dalam pandangan Islam, semua manusia adalah ciptaan Allah. Semua mempunyai kedudukan yang sama di hadapan-Nya. Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.

Firman Allah dalam ( qs. Al-hujurat :13)

13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya

(18)

kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dari QS. Al-hujurat :13, sudah dikatakan bahwa, sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Disini dapat kita perhatikan bahwa Allah tidak pernah membedakan siapa saja baik orang kaya, miskin, pejabat dan presiden. Semua manusia dihadapan Allah tidak ada yang membedakannya. Bahkan diakhirat nanti semua manusia akan dibangkitkan kembali setelah mati, maka dihadapan Allah yang membedakan manusia adalah ketaqwaanya kepada Allah.

C. Pengaruh Agama Terhadap Stratifikasi Social

Dalam kaitan ini perlu diingat kembali ajaran sosiologi tentang arti dan isi pengertian stratifikasi social dan lapisan social. Yang dimaksud dengan stratifikasi social adalah susunan dalam berbagai kedudukan social menurut tinggi rendahnya dalam masyarakat. Seseorang masyarakat dalam mengambarkan sebagai suatu tangga-anak tangga dari bawah keatas. Stratifikasi sosail itu tidak sama antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain karena setiap masyarakat mempunyai stratifikasi sosialnya

sendiri.25

Pandangan mengenai pengaruh agama dengan lapisan-lapisan social a. golongan petani

sikap mental golongan petani dibentuk oleh pengaruh situasi dan kondisi dimana mereka hidup, antara lain factor klimatologis dan hidrologis seperti musim dingin dan musim panasyang sejalan dengan musim kering dan musim penghujanan, factor flora dan fauna seperti tanaman padi sayuran dll. Yang oengarapannya dbantu binatang ternak yang dipelihara ( kudan, sapi dll). Maka seperti yang dikatakan Weber kaum petani lebih terlihat dalam proses organisdan peristiwa alam yang tak terhitung jumlahnya dari siklus satu kesiklus berikutnyadalam ritme yang tidak dipercepat dan diperlambat. Itulah sebabnya kaum petani pada umumnya mempunyai kecendrungan religious lebih besar dari pada kelompok manusia dari lapisan lain dan jalan hidup

(19)

keagamaan mereka lebih stabil. Penyampaian agama kepada meraka lebih sesuai dengan cara yang sederhana.

b. Golongan pengrajin pedagang kecil

Golongan ini hidup dialam situasi dan kondisi yang berbeda dengan golongan petani. Hidup mereka lebih didasarkan ekonomi, yang memerlukan perhitungan rasional. Tuntutan hidup yang mereka hadapi dalam situasi dan kondisi nonagraris itu mereka tanggapi dan dengan gaya sendiri, bukan menyandarkan diri oada kedermawanan alam. Golongan pengrajinan dan pedangan kecil suka menerima pandangan hidup yang mencakup etika pembalasan.26 Mereka manati kaidah moral dan nilai sopan

santun dan percaya bahwa pekerjaan yang baik akan membawa balas jasa yang setimpal. Agama yang mereka pilih adalah agama yang etis yang rasional. Dengan kata lain unsure emosional tidak memainkan peranan yang terpenting.

c. Golongan kariyawan

Pratek agama yang memebntuk kepribadian atau perayaan litugis golongan karya pada umumnya bersifat formalistic. Dalam agama islam sangat penting ternyata masih cukup di taati, namun frekuensi kehadirat beribadat dalam rumah ibadah dari golongan karya tinggkat rendah lebih tinggi dari pada pegawai tingkat tinggi.27

Sejarah peradaban manusia membuktikan, bahwa agama adalah kekuatan raksasa yang mewujudkan perkembangan manusia seperti sekarang ini. Semua yang baik dan mulia dalam diri manusia lahir dan tumbuh dari iman dan taqwa kepada Allah. Nabi dan Rasul sesuai derajatnya masing-masing telah mengubah sejarah manusia dan mengangkat derajat mereka dari lembah kehinaan menuju puncak ketinggian akhlak yang tak pernah diimpikannya. Melalui ajaran Nabi dan Rasul membuat orang mampu menaklukkan hawa nafsunya dan menempatkan cita-cita luhur dihadapannya dengan pengorbanan yang tanpa pamrih guna kepentingan ummat manusia. Perkembangan akhlak dan budi pekerti

manusia terjadi karena ajaran agama.

2.3 Implementasi Dalam Kehidupan Mahasiswa, Calon Guru Dan Guru

Dewasa ini kita banyak menyaksikan bahwa kehidupan manusia baik secara individu dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara semuanya mengalami suatu

(20)

lapisan social. pelapisan social dalam masyarakat bukan saja karena adanya perbedaan, tetapi karena adanya kemampuan manusia menilai perbedaan itu dengan menerapkan berbagai kreteria. Artinya, menganggap ada sesuatu yang dihargai.

Begitu juga dalam kehidupan mahasiswa banyak terjadi lapisan social antara satu individu dengan individu yang lain karena diakibatkan oleh kekayaan, ilmu pengetahuan, usia, dan gaya hidup. Kenyataannya sekarang di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Prodi Pendidikan Ekonomi, sudah banyak terjadi lapisan social antara mahasiswa yang kaya dengan yang miskin. Mahasiswa yang kaya dengan gaya hidup yang mewah bisa membeli apa saja yang diinginkan, tapi bedanya dengan mahasiwa yang mempunyai penghasilan orang tuanya yang cukup, dia harus bekerja sambil kuliah dengan cara menjual goring, jilbab dll.

Mahasiswa yang semester IV pendidikan ekonomi yang usianya lebih tua dari semester II, tentunya mahasiswa semester II selalu menaati dan menghargai orang yang diangap lebih senior, disinilah terjadi stratifikasi sosail dalam kehidupan mahasiwa.

13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

(21)

Bahkan diakhirat nanti semua manusia akan dibangkitkan kembali setelah mati, maka dihadapan Allah yang membedakan manusia adalah ketaqwaanya kepada Allah.

Tapi yang kita lihat sekarang, dalam kehidupan kita banyak orang yang usinya lebih tua dari kita yang harus kita hormati dan orang- orang yang mempunyai kelebihan di antara kita. Islam sangat memperhatikan akhlak atau perilaku yang baik terhadap orang lain. Bahkan dalam islam diajarkan kita bagaimana bersikap dengan orang tua kita, dengan orang lain dan dengan orang yang lebih muda dari kita, Islam itu tidak pernah memberatkan segala sesuatu.Umat Islam diperintahkan untuk menghormati orang yang mempunyai keutamaan, apakah itu kekuasaan, ilmu, kekayaan, dan kehormatan, bila semua itu dalam konteks ketaqwaan.

a. Penguasa yang adil sangat dimuliakan dalam agama islam bahkan Kita harus taat padanya selagi dia membawa dan menyuruh kita berbuat kebaikan seperti Firman Allah :

( qs. An-nisa : 59 )

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

b. Orang yang berilmu ('alim) sangat dimuliakan dalam Islam. Kita harus menghormatinya dan menghargai orang yang berilmu, karena Allah akan

(22)

11. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

c. Orang kaya yang dermawan, mempunyai kedudukan yang mulia dalam Islam. Maka Kita harus menghormatinya karena orang yang kaya dermawan selalu akan

membantu saudarnya dalam kesulitan, kerana kaum muslimin dengan muslimin yang lain haruz saling tolong mneolong.

d. Orang yang berjasa kepada masyarakat, mempunyai kedudukan yang mulia dalam Islam maka Kita harus menghormatinya, karena orang yang berjasa yang selalu member jasanya untuk kaum muslimin.

Itu artinya, adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat merupakan hal yang wajar. Karena anggota masyarakat mempunyai perbedaan kelebihan. Penghormatan kepada orang yang mempunyai kelebihan, dalam konteks ketaqwaan, juga diperintahkan dalam Islam.

Namun, ada tapinya. Bila strata itu dalam konteks kasta, seperti kasta di India, yang menetapkan kasta tertentu lebih tinggi kedudukannya dan ada beberapa aturan yang membeda-bedakan antar kasta, hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.28

(23)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stratifikasi sosial adalah adanya lapisan-lapisan, penggolongan-penggolongan, pengelompokkan-pengelompokkan dalam masyarakat, karena adanya perbedaan

kriteria/ukuran tertentuyang menjadi dasar terjadinya stratifikasi sosial. Terjadinya stratifikasi sosial itu lebih banyak tidak sengaja dibentuk oleh individu-individu yang bersangkutan, akan tetapi timbul dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, namun kendatinya ada juga yang sengaja dibentuk. Hingga saat ini ukuran determinasi untuk mengukur posisi atau kedudukan seseorang dalam struktur sosial belum memiliki patokan yang pasti.

(24)

diraihnya, tingkat perkerjaan, besarnya kekuasaan dan kewenangan, status sosial, tempat tinggal, dan dimensi ekonomi. Berbagai dimensi strata sosial tersebut tentunya memiliki perbedaan pengaruhnya didalam masyarakat. Hal itu sangat tergantung pada perkembangan masyarakat dan konteks sosial yang berlaku dalam suatu daerah.

3.2 Saran

Masyarakat diharapkan tidak bersifat tertutup, namun lebih bersifat terbuka dalam melakukan gerak sosial agar tercipta kehidupan sosial yang selaras tanpa adanya

diskriminasi.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali ; PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1985. Narwoko J. Dwi dan Bagong Suyanto. Sosiologo : Teks Pengantar Dan Terapan, Edisi Kedua. Kencana. Jakarta. 2007

Karsidi Ravik. Sosiologi Pendidikan. UNS press

hendropuspito, o.c. Sosiologi Agama. ( Yogyakarta: kanisius 1983 ).

Suharto. Stratifikasi Sosial. Fakultas Tarbiyah dan keguruan IAIN SUKA Jogjakarta Lapidus Ira M. Sejarah Social Umat Islam. (Jakarta : raja grapindo persada. 2000).

Umar Nasaruddin. Argument Kesetaraan Jendral Perspektif Al-Quran. ( Jakarta : paramida. 1999).

(25)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bahasa yang juga dikatakan bersifat dinamis, karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat

Hasil penelitian ini adalah Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah periode 2010-2014, Pembiayaan

Pada proses rehabilitasi narkoba, pecandu narkoba mengalami suatu pengalaman perubahan positif yang terjadi sebagai hasil perjuangan individu menghadapi tantangan

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 346 responden diketahui bahwa konsumen percaya bahwa atribut jeruk lokal yang memiliki kinerja paling baik hingga terendah

Sedangkan kalender hijriah menurut Moedji Raharto dalam artikelnya yang berjudul “Di balik Persoalan Awal Bulan Islam” sebagaimana dikutip oleh Susiknan Azhari,

Pengaruh interaksi antara varietas dan aplikasi NAA terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terlihat pada peubah tinggi tanaman pada umur pengamatan 42

Perairan Kalianget merupakan perairan yang berada di kawasan Kabupeten Sumenep, merupakan perairan yang banyak terdapat aktivitas manusia dan menjadi perairan yang

Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh kegel exercise terhadap inkontinensia urin, disfungsi ereksi, dan kualitas hidup pada klien post TURP. Penelitian