• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Biaya Outsourcing Sumber Daya Manusia Peranannya Dalam Menunjang Efisiensi Biaya Operasional (Studi kasus pada PT. INTI (Persero) Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Biaya Outsourcing Sumber Daya Manusia Peranannya Dalam Menunjang Efisiensi Biaya Operasional (Studi kasus pada PT. INTI (Persero) Bandung)"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Persaingan yang semakin keras di dunia bisnis telah memaksa perusahaan untuk berkonsentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas penciptaan produk dan jasa yang terkait dengan kompetensi utamanya (core competence). Dengan melakukan fokus tersebut, niscaya akan dapat dihasilkan sejumlah produk dan jasa yang memiliki kualitas andal dan memiliki daya saing tinggi di pasar global.

Sejalan dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya, baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa dituntut untuk mengoptimalkan kemampuan sumber daya dan strategi untuk menghadapi persaingan pasar. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen (masyarakat).

(2)

2

Masalah lain yang harus dihadapi oleh perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas yakni berupa kenaikan harga dari bahan baku, tenaga kerja, fasilitas, peralatan, teknologi dan sumber daya modal lainnya yang dirasakan semakin hari semakin meningkat, oleh karenanya pihak manajemen pun dituntut agar dapat mengolah kemampuannya dalam melakukan suatu perencanaan atas masa depan perusahaan dan dapat merumuskan kebijakan serta melakukan pengambilan keputusan yang tepat bagi perusahaan.

Pengambilan keputusan mupakan suatu proses penalaran dengan mengolah masukan berupa informasi yang relevan menjadi suatu keputusan atau tindakan tertentu guna mencapai tujuan perusahaan. Konsekuensi logis bila perusahaan menerapkan strategi tersebut adalah pengambilan keputusan pimpinan perusahaan atau manajemen untuk mengalihdayakan atau menyerahkan proses-proses yang bukan merupakan kompetensi utama (core competence) perusahaan tersebut ke pihak lain, aktivitas ini dikenal dengan istilah outsourcing.

Menurut Chandra Suwondo (2004 : ix) outsourcing merupakan salah satu trend bisnis terpopuler di dunia dalam sepuluh tahun terakhir ini. Banyak perusahaan maupun pekerja yang telah merasakan manfaatnya.

(3)

3

pasar dan pelanggan lebih dapat menentukan kemenangan atau kekalahan dalam persaingan, dan bukan hanya faktor harga saja yang menjadi tuntutan pasar. Outsourcing telah terbukti dapat meningkatkan daya saing usaha secara signifikan, karena dengan melakukan outsourcing, perusahaan dapat lebih fokus dalam menjalankan aktivitas utamanya, sehingga dapat mendukung kecepatan perusahaan dalam merespon tuntutan pasar.

Dan hal itulah yang banyak membuat perusahaan beralih ke outsourcing. Buktinya, pertumbuhan bisnis outsourcing global tercatat mencapai 30% per tahunnya. Dari situ kita bisa lihat, betapa perusahaan-perusahaan pengguna outsourcing itu sudah mempercayakan sebagian proses bisnisnya pada perusahaan

outsourcing dalam hal perekrutan sumber daya manusia.

(http://www.managementfile.com/ di akses pada hari Senin, 01 Februari 2010

15:00 WIB).

Dalam penelitian ini penulis menjadikan kegiatan outsourcing pada PT. INTI (Persero) Bandung sebagai objek penelitian, karena perusahaan tersebut telah melakukan kegiatan outsourcing di bidang sumber daya manusia pada aktivitas perusahaan sejak tahun 2005.

(4)

4

terima pegawai. Hal itu menyebabkan pemborosan pada biaya operasional dan perusahaan mengalami kesulitan untuk memberhentikan pegawai karena banyak yang harus dipertimbangkan. Untuk menghindari hal itu maka perusahaan memutuskan untuk menggunakan pegawai outsourcing karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dan perusahaan bisa lebih mudah untuk memberhentikan bila kinerjanya tidak memuaskan karena statusnya adalah kontrak.

Fenomena yang lain yaitu masih terdapatnya konflik kepentingan yang terjadi di awal pengadaan pegawai outsourcing yaitu tahun 2005. Pada waktu itu perusahaan penyedia jasa outsourcing memberikan karyawan yang masih punya ikatan keluarga padahal mereka kurang berkompeten dibidang pekerjaan tersebut. Hingga kini konflik kepentingan masih sulit untuk dihindari. Dengan adanya konflik kepentingan pegawai outsourcing di perusahaan maka pengefisiensian biaya operasional yang menjadi tujuan perusahaan sedikit terhambat. Pegawai yang kurang berkompeten bisa dimasukan ke perusahaan berkat adanya koneksi dari orang dalam. (Sumber : Mohammad Djaelani, Divisi Sumber Daya Manusia, 2010).

(5)

5

sebagai mata-mata dan perusahaan mengalami kesulitan untuk menuntutnya karena penyedia jasa outsourcing tidak bertanggung jawab.

Dengan kejadian demikian maka perusahaan memutuskan untuk mengelola data pegawai outsourcing dalam satu divisi pada tahun 2009 agar mudah diawasi dan memberikan batasan kepada setiap divisi agar jumlah pegawai outsourcing tidak terlalu banyak karena menyebabkan pemborosan biaya operasional. Selain itu penyaluran jasa outsourcing diserahkan pada penyedia tetap yaitu KOPERASI INTI, PT. INTI BUMI PERKASA dan PT. MITRA BHAKTI INTI PERDANA agar bila terjadi masalah dapat lebih mudah untuk ditangani oleh perusahaan. Status perusahaan penyedia jasa outsourcing tersebut adalah sebagai anak perusahaan dari PT. INTI (Persero) Bandung. (Sumber : Rudi, Divisi Sumber Daya Manusia, 2010)

Tabel 1.1

Jumlah Biaya Outsourcing dan Pegawai Outsourcing PT. INTI (Persero) Bandung

Tahun Biaya Outsourcing (Rp) Pegawai Outsourcing (orang)

2005 2.261.351.615,67 270

2006 2.859.479.040,00 250

2007 8.314.872.637,85 256

2008 7.990.649.837,85 258

2009 2.644.114.602,74 145

2010 6.131.900.038,76 (per April 2010)

237

Sumber: Data perusahaan yang telah diolah, 2010

(6)

6

perusahaan ingin mengganti pegawai karena tidak cocok dengan kinerjanya atau memperpanjang kontrak pegawai outsourcing jika masih dibutuhkan. Faktor lain yaitu perusahaan telah menaikkan standar pendidikan pegawai yang tadinya menerima lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas) mulai tahun 2007 perusahaan menerima minimal lulusan DIII (Diploma tiga) untuk analis dan teknisi dalam proyek.

Tahun 2009 biaya dan jumlah pegawai outsourcing sangat rendah jika dibandingkan dua tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan terjadi penggatian Direktur yang melakukan reorganisasi dan mengurangi pegawai outsourcing besar-besaran karena lebih mengutamakan pegawai tetap untuk ditempatkan pada setiap divisi serta pada tahun 2009 penerimaan proyek sedang menurun.

Tahun 2010 perusahaan mengalami kenaikan penerimaan proyek dengan menggunakan pegawai outsourcing sebanyak 237 orang tetapi perusahaan sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp. 6.131.900.038,76, ini karena perusahaan lebih banyak menggunakan tenaga ahli yang tingkat pendidikannya minimal S1 (Strata Satu). Dengan menetapkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan posisi pegawai outsourcing sebagai tenaga ahli dalam suatu proyek maka standar gaji pegawai menjadi naik dan perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. ( Sumber : Kosasih, Divisi Logistik, 2010)

(7)

7

kapasitas yang dikerjakan oleh penyedia jasa outsourcing dapat memungkinkan terciptanya efisiensi dibandingkan dengan aktivitas yang dilakukan sendiri, hal ini dapat terjadi karena dengan melakukan outsourcing perusahaan dapat lebih memfokuskan diri pada apa yang dilakukan paling baik, yaitu kompetensi utamanya, dan memindahkan aktivitas yang bukan kompetensi utama kepada pihak lain sehingga dapat mengubah biaya tetap menjadi biaya variabel.

Pengukuran tingkat efisiensi biaya dapat dilakukan dengan cara perencanaan biaya berdasarkan perbandingan antara biaya anggaran yang telah ditetapkan dengan biaya realisasi sesungguhnya, maka akan dicapai tingkat efisiensi yang optimal.

Tabel 1.2

Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PT. INTI (Persero) Bandung

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) 2005 308.689.045.099,33 633.396.603.953,33 (324.707.558.854,00) 2006 491.570.120.960,00 466.110.624.554,00 25.459.496.406,00 2007 490.371.126.933,15 529.088.684.797,15 (38.717.557.864,00) 2008 597.912.641.005,15 581.107.946.018,15 16.804.694.987,00 2009 772.151.552.651,26 643.400.397.342,26 128.751.155.309,00

Sumber: Data perusahaan yang telah diolah, 2010

(8)

8

Dari data diatas dapat dilihat pada tahun 2005 dan 2007 jumlah biaya operasional mengalami pembengkakan, ini disebabkan tingkat pencapaian penjualan jauh dari yang telah diperkirakan jadi perusahaan harus mengeluarkan biaya melebihi dari yang sudah dianggarkan untuk memenuhi permintaan konsumen. Pada 2006, 2008, 2009 selisih biaya operasional mengalami surplus, ini disebabkan pencapaian penjualan jasa tidak jauh dengan yang telah diperkirakan.

Tabel 1.3

Jumlah Biaya Outsourcing dan Biaya Operasional PT. INTI (Persero) Bandung

Tahun

Biaya Outsourcing

(Rp)

Perkembangan Biaya Operasional

(Rp) Perkembangan 2005 2.261.351.615,67 - 633.396.603.953,33 -

2006 2.859.479.040,00 0.26 % 466.110.624.554,00 0.26 % 2007 8.314.872.637,85 1.91 % 529.088.684.797,15 0.14 % 2008 7.990.649.837,85 0.04 % 581.107.946.018,15 0.10 % 2009 2.644.114.602,74 0.67 % 643.400.397.342,26 0.90 %

Sumber: Data perusahaan yang telah diolah,2010

(9)

9

karena biaya operasional perusahaan berisi tentang semua biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan perusahaan.

Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peranan biaya outsourcing sumber daya manusia dalam menunjang efisiensi biaya operasional dengan judul “ANALISIS BIAYA

OUTSOURCING SUMBER DAYA MANUSIA PERANANNYA DALAM

MENUNJANG EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL” (Studi kasus pada PT.

INTI (Persero) Bandung).

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian penulis membuat identifikasi dan rumusan masalah agar memudahkan proses penelitian.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang terdapat dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Masih terdapat konflik kepentingan dalam pengadaan pegawai outsourcing.

(10)

10

b. Penggunaan biaya operasional masih belum efisien karena pada tahun 2005 dan 2007 realisasi biaya operasional lebih besar dari anggaran yang sudah ditentukan. Ini berarti sistem penganggaran perusahaan pada tahun tersebut kurang baik karena kurang cermat dalam memperhitungkan penjualan yang akan dicapai.

c. Pelaksanaan outsourcing belum sepenuhnya dapat membantu perusahaan dalam mengefisiensikan biaya operasional dikarenakan aktivitas perusahaan yang terus meningkat sehingga membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dan perusahaan harus mengeluarkan biaya operasional yang besar.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana biaya outsourcing sumber daya manusia pada PT. INTI (Persero) Bandung.

2. Bagaimana efisiensi biaya operasional pada PT. INTI (Persero) Bandung. 3. Seberapa besar peranan biaya outsourcing dalam menunjang efisiensi biaya

(11)

11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian ini terdapat maksud dan tujuan yang disampaikan penulis.

1.3.1 Maksud Penelitian

Setiap penelitian ditujukan untuk memecahkan suatu permasalahan. Maksud melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi dari objek penelitian yang relevan dengan masalah pokok penelitian, yaitu untuk mengetahui seberapa besar peranan biaya outsourcing sumber daya manusia dalam menunjang efisiensi biaya operasional pada PT. INTI (Persero) Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis mempunyai tujuan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui biaya outsourcing sumber daya manusia pada PT. INTI (Persero) Bandung.

2. Untuk mengetahui efisiensi biaya operasional pada PT. INTI (Persero) Bandung.

(12)

12

1.4 Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian pasti mempunyai manfaat atau kegunaan untuk melakukan perbaikan pada objek yang diteliti. Ada dua kegunaan dalam penelitian ini yaitu kegunaan akademis dan kegunaan praktis.

1.4.1 Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan akademis penelitian yang dilaksanakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:

a. Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dalam pengembangan ilmu di bidang akuntansi biaya, dan manajemen biaya. Serta sebagai literatur yang menyajikan informasi secara umum mengenai biaya outsourcing sumber daya manusia dan efisiensi biaya operasional pada perusahaan. Secara khusus mengenai analisis biaya outsourcing sumber daya manusia berperan dalam menunjang efisiensi biaya operasional sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam bidang yang sama guna pengembangan ilmu akuntansi di masa yang akan datang.

b. Bagi penulis

(13)

13

dalam menggunakan pegawai outsourcing, serta bagaimana sistem pengadaan dan pembiayaan pegawai outsourcing tersebut.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan referensi dalam penelitian di bidang akuntansi biaya, akuntansi manajemen, manajemen biaya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis yang dirasakan oleh setiap divisi yang terkait pada perusahaan dalam penyusunan penelitian ini adalah:

a. Divisi Manajemen SDM (Sumber Daya Manusia)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi divisi manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) dalam mengelola data pegawai outsourcing yang ada di PT. INTI (Persero) Bandung.

b. Divisi Akuntansi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam melakukan perbaikan sistem penganggaran biaya operasional perusahaan agar lebih efisien. c. Divisi Logistik

(14)

14

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk melakukan penelitian sebaiknya dilakukan di lokasi yang memang berkompeten untuk menjawab rumusan masalah dengan waktu yang harus ditentukan

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis guna memperoleh data dan informasi dalam penyusunan penelitian ini dilakukan di PT. INTI (Persero) Bandung yang berlokasi di Jl. Moch. Toha No. 77 Bandung.

1.5.1 Waktu Penelitian

Adapun waktu yang diperlukan penulis untuk melakukan penelitian yaitu bulan Maret 2010 sampai dengan Juli 2010.

(15)

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi atau bidang produksi, pemasaran, keuangan maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia dianggap semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, makaberbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang sumber daya manusia dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut manajemen sumber daya manusia.

2.1.1.1 Pengertian dan Tujuan MSDM

(16)

16

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2002:9) mengemukakan definisi manajemen yaitu :

“ Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif

dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. “

Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu yang memanfaatkan sumber daya yang dimiliki agar tujuan yang diinginkan tercapai dengan baik.

Menurut Richard L. Daft yang di alih bahasa oleh Edward Tanujaya dan Shirly Tiolina (2007:6) mengemukakan definisi manajemen yaitu :

“ Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara efektif

dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian sumber daya organisasi.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah cara untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan menggunakan langkah-langkah yang tepat dan dengan memanfatkan sumber daya yang dimiliki.

(17)

17

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2002:10) mengemukakan definisi manajemen sumber daya manusia yaitu :

“ Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. “

Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu yang mengelola sumber daya manusia (karyawan) dalam suatu perusahaan agar tercapainya tujuan perusahaan.

Menurut Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah (2003: 10) mengmukakan definisi manajemen sumber daya manusia yaitu :

“ Manajemen sumber daya manusia adalah pendekatan terhadap manajemen manusia. Pendekatan terhadap manajemen manusia tersebut didasarkan pada nilai manusia dalam hubungannya dengan organisasi.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah bidang manajemen yang mengatur karyawan berdasarkan keterkaitan antara karyawan tersebut dengan suatu perusahaan.

Dengan memahami fungsi manajemen, maka akan memudahkan pula untuk memahami fungsi manajemen sumber daya manusia yang selanjutnya akan memudahkan dalam mengidentifikasikan tujuan manajemen sumber daya manusia.

Menurut Veithzal Rivai (2004:8) tujuan manajemen sumber daya manusia (MSDM) yaitu :

“ 1. Sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

(18)

18

Berdasarkan tujuan yang disebutkan diatas , maka tujuan MSDM di jelaskan sebagai berikut :

1. Sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Kalangan manajer dan departemen sumber daya manusia berusaha untuk mencapai tujuan mereka dengan memenuhi sasaran-sasarannya. Sasaran merupakan titik puncak dan tindakan-tindakan apa yang di evaluasi.

2. Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Untuk mencapai tujuan dan sasarannya, departemen sumber daya manusia membantu para pimpinan memperoleh, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mempertahankan jumlah dan jenis hak karyawan.

Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002:3) mengemukakan tujuan manajemen sumber daya manusia yaitu :

“ Tujuan MSDM yaitu untuk meningkatkan dukungan sumber daya

manusia dalam usaha meningkatkan efektifitas organisasi dalam

rangka mencapai tujuan.”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen sumber daya manusia adalah untuk memanfaatkan kemampuan karyawan di dalam perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.1.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

(19)

19

manusia. Adapun fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Veithzal Rivai (2004:14) seperti halnya fungsi manajemen umum yaitu :

“ 1. Fungsi Manajerial

2. Fungsi Operasional “

Berdasarkan fungsi yang disebutkan diatas , maka fungsi manajemen sumber daya manusia dijelaskan sebagai berikut :

1. Fungsi Manajerial :

a. Perencanaan (planning) b. Pengorganisasian (organizing) c. Pengarahan (directing)

d. Pengendalian (controlling) 2. Fungsi Operasional :

a. Pengadaan Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia) b. Pengembangan

c. Kompensasi d. Pengintegrasian e. Pemeliharaan

f. Pemutusan hubungan kerja.

Menurut Tulus yang di kutip oleh Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah (2003: 13) mengemukakan lima fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu :

1. Pengadaan 2. Pengembangan

3. Pemberian kompensasi 4. Pengintegrasian

(20)

20

Dari urain lima fungsi manajemen sumber daya manusia diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengadaan

Kegiatan pengadaan meliputi analisis jabatan, yaitu kegiatan untuk mengetahui jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi beserta tugas-tugas yang dilakukan dan persyaratan yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan tersebut dan lingkungan kerja dimana aktivitas tersebut dilakukan. Selanjutnya dilakukan perencanaan sumber daya manusia, yaitu memprediksi dan menentukan kebutuhan jumlah tenaga kerja. Rencana akan menunjukan jumlah tenaga kerja yang akan direkrut untuk mengisi jabatan. 2. Pengembangan

Setelah mereka bekerja secara berkala harus dilakukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan produktivitas pegawai. Selanjutnya dilakukan penilaian yang bertujuan untuk melihat apakah unjuk kerja pegawai sesuai dengan harapan, dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja.

3. Pemberian kompensasi

Untuk memelihara dan mempertahankan semangat kerja serta motivasi, para pegawai diberi kompensasi dan beberapa kenikmatan atau keuntungan-keuntungan lainnya dalam bentuk program kesejahteraan.

4. Pengintegrasian

(21)

21

baik, meningkatkan disiplin pegawai agar mematuhi aturan , kebijakan-kebijakan yang ada, dan melakukan bimbingan.

5. Pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja

Pemeliharaan kemampuan pegawai dilakukan untuk menjaga kualitas kinerja mereka dalam mencapai suatu tujuan perusahaan. Jika kinerja pegawai perusahaan sudah tidak dapat dipelihara maka perusahaan mengambil jalan terakhir yaitu melakukan pemutusan hubungan kerja.

2.1.2 Outsourcing

Suatu perusahaan yang berhasil digambarkan dengan suatu organisasi yang mempunyai dan mengawasi semua aktivitasnya. Selanjutnya organisasi perusahaan berkembang menjadi semakin kompleks menuju pada spesialisasi dari berbagai elemen atau aktivitas operasi perusahaan.

Spesialisasi ini membuka jalan untuk melakukan outsourcing terhaap tugas yang bersifat bukan tugas utama (non core activities) perusahaan, outsourcing merupakan usaha untuk mengontrak suatu kegiatan atau aktivitas perusahaan kepada pihak luar untuk memperoleh layanan pekerjaan yang dibutuhkan di masa yang akan datang.

(22)

22

Tujuan utama dari pelaksanaan outsourcing merupakan pemenuhan atas keinginan perusahaan untuk berkonsentrasi pada bisnis utama dan ini hanya dapat dilakukan apabila tidak diganggu dengan pemikiran dan kesibukan yang bukan merupakan bisnis utama. Dengan berkonsentrasi pada bisnis utama juga berarti berkonsentrasi untuk meningkatkan kompetensi utamanya, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan daya saingnya. Apalagi dalam menghadapi persaingan yang tidak hanya semakin luas, tetapi juga semakin ketat.

2.1.2.1 Pengertian Outsourcing

Outsourcing atau alih daya merupakan proses pemindahan tanggung jawab tenaga kerja dari perusahaan induk ke perusahaan lain di luar perusahaan induk. Perusahaan diluar perusahaan induk bisa berupa vendor, koperasi ataupun instansi lain yang diatur dalam suatu kesepakatan tertentu. Outsourcing adalah alternatif dalam melakukan pekerjaan sendiri, tetapi outsourcing tidak sekedar mengontrakan secara biaya, tetapi jauh melebihi itu.

Menurut Chandra Suwondo (2004:2) definisi outsourcing adalah sebagai berikut :

“Outsourcing adalah pendelegasian operasi dan manajemen harian dari

suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan penyedia jasa

outsourcing).”

(23)

23

Menurut Iftida Yasar (2008:104) definisi outsourcing adalah sebagai berikut :

Outsourcing adalah penyerahan wewenang dari suatu perusahaan kepada perusahaan lain untuk menjalankan sebagian atau seluruh proses fungsi usaha dengan menetapkan suatu target atau tujuan tertentu.”

Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa outsourcing adalah pengalihan sebagian fungsi kerja perusahaan kepada pihak penyedia jasa, dimana perusahaan mendapatkan beberapa manfaat dibandingkan dengan jika perusahaan mengerjakannya sendiri.

2.1.2.2 Tipe-Tipe Outsourcing

Outsourcing mempunyai tipe atau jenis yang bermacam-macam. Setiap jenis mempunyai kegunaan, tempat, dan cara kerja yang berbeda. Perusahaan menggunakan jenis outsourcing sesuai kebutuhan.

Menurut Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto (2004:34) outsourcing memiliki beberapa tipe yang dapat dikenali antara lain:

1. Contracting 2. Outsourcing 3. Insourcing 4. Co-sourcing

5. Benefit-based-relationship

Adapun penjelasan dari tipe-tipe outsourcing yang sudah diuraikan diatas adalah sebagai berikut :

1. Contracting

(24)

24

menyangkut kegiatan yang sederhana atau jenis layanan tingkat rendah, seperti pembersihan kantor, pemeliharaan rumput, dan kebun. Langkah ini adalah langkah berjangka pendek, hanya mempunyai arti taktis dan bukan merupakan bagian dari strategi (besar) perusahaan tetapi hanya untuk mencari cara yang praktis saja.

2. Outsourcing

Penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang profesional dan berkelas dunia. Diperlukan pihak pemberi jasa yang menspesialisasikan dirinya pada jenis pekerjaan atau aktivitas yang akan diserahkan.

3. Insourcing

Kebalikan dari outsourcing, dengan menerima pekerjaan dari perusahaan lain. Motivasi utamanya adalah dengan menjaga tingkat produktivitas dan penggunaan aset secara maksimal agar biaya satuannya dapat ditekan dimana hal ini akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian kompetensi utamanya tidak hanya digunakan sendiri tetapi juga dapat digunakan oleh perusahaan lain yang akan meningkatkan keuntungan. 4. Co-sourcing

(25)

25

5. Benefit-based-relationship

Hubungan outsourcing dimana sejak semula kedua belah pihak mengadakan investasi bersama dengan pembagian pekerjaan tertentu. Dengan demikian masing-masing pihak akan saling mendukung dan saling tergantung. Pembagian keuntungan telah dibicarakan pada saat awal kesepakatan kerjasama.

Menurut Komang Priambada dan Agus Eka Maharta (2008:82) outsourcing memiliki beberapa tipe yang dapat dikenali menurut tempatnya:

“ 1. Offshoring 2. Onshoring

3. Homeshoring.”

Adapun penjelasan dari tipe-tipe outsourcing menurut tempatnya adalah sebagai berikut :

1. Offshoring

Outsourcing yang dilakukan di negara lain: pengalihdayaan proses bisnis perusahaan (pekerjaan atau wewenang) dari sau negara ke negara lain yang secara khas dalam sebuah proses operasional seperti dalam bidang manufaktur, atau sebuah proses pendukung seperti akuntansi.

2. Onshoring

(26)

26

3. Homeshoring

Outsourcing yang dilakukan di rumah tangga (keluarga). Bisa juga disebut sebagai kombinasi antara outsourcing dan telecommuting (working at home, bekerja di rumah).

2.1.2.3 Keuntungan-Keuntungan Outsourcing

Salah satu perangkat pasar yang dapat memaksimalkan profit adalah outsourcing. Dengan berbagai kemungkinan keuntungan yang dicapai, banyak perusahaan sekarang ini mengadopsi strategi bisnis ini; memaksimalkan keuntungan dan meminimalisasi kerugian. Namun demikian, keuntungan outsourcing tidak berkutat pada biaya. Berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan yang melakukan stategi bisnis ini.

Menurut Komang Priambada dan Agus Eka Maharta (2008:74) keuntungan-keuntungan outsourcing adalah sebagai berikut :

“ 1. Fokus pada core bisnis 2. Membagi Risiko

3. Pemanfaatan sumber daya perusahaan 4. Mengurangi biaya

5. Mendapatkan tenaga kerja yang kompeten.”

Adapun penjelasan dari keuntungan-keuntungan outsourcing yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :

1. Dengan melimpahkan hal-hal operasional pada pihak lain (perusahaan outsourcing), perusahaan dapat meningkatkan fokus bisnisnya (core business).

(27)

27

3. Sumber daya perusahaan yang ada bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lain.

4. Mengurangi biaya pengeluaran (capital expenditure) karena dana yang sebelumnya dipergunakan untuk investasi, bias difungsikan sebagai biaya operasional.

5. Perusahaan dapat memperkerjakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten, karena tenaga kerja yang disediakan oleh perusahaan outsourcing adalah tenaga yang sudah terlatih sehingga hampir pasti kompeten alam bidangnya.

Menurut Richardus EkoIndrajit dan Richardus Djokopranoto (2004:4) alasan perusahaan melakukan outsourcing karena memiliki beberapa keuntungan, antara lain :

“ 1. Meningkatkan fokus perusahaan

2. Memanfaatkan kemampuan kelas dunia

3. Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari reengineering 4. Membagi risiko

5. Sumber daya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain

6. Memungkinkan tersedianya dana capital 7. Menciptakan dana segar

8. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi

9. Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki sendiri

10.Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola.”

Adapun penjelasan dari keuntungan outsourcing yang disebutkan diatas adalah sebagai berikut :

(28)

28

2. Secara alamiah, spesialisasi pekerjaan seperti yang dimiliki dan dikembangkan oleh para kontraktor (outsourcing provider) mengakibatkan kontraktor tersebut memiliki keunggulan kelas dunia dalam bidangnya. 3. Outsourcing adalah produk samping dan salah satu management tool lagi

yang sangat unggul, yaitu business process reengineering. Outsourcing menjadi salah satu cara dalam reengineering untuk mendapatkan manfaat “sekarang” dan bukan “besok pagi” dengan cara menyerahkan tugas pada pihak ketiga yang sudah melakukan reengineering dan menjadi unggul atas aktivitas-aktivitas tertentu.

4. Apabila semua aktivitas dilakukan oleh perusahaan sendiri maka seluruh risiko juga di tanggung sendiri. Apabila beberapa aktivitas perusahaan dikontrakan kepada pihak ketiga maka risiko akan ditanggung bersama pula. 5. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan untuk

kegiatan-kegiatan perusahaan yang utama, yaitu hal yang paling dibutuhkan.

6. Outsourcing juga bermanfaat untuk mengurangi investasi dana capital pada kegiatan non core.

7. Outsourcing sering kali dapat dilakukan tidak hanya mengontrakan aktivitas tertentu pada pihak ketiga, tetapi juga disertai dengan penyerahan/penjualan/penyewaan aset yang digunakan untuk melakukan aktivitas tertentu tersebut.

(29)

29

9. Perusahaan perlu melakukan outsourcing untuk melakukan suatu aktivitas tertentu karena perusahaan tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut secara baik dan memadai.

10. Outsourcing dapat juga digunakan untuk mengatasi pengelolaan hal atau mengawasi fungsi yang sulit dikendalikan. Fungsi yang sulit dikelola dan dikendalikan ini, misalnya birokrasi ekstern yang sangat berbelit yang harus ditaati oleh perusahaan yang dimiliki negara dalam menjalankan fungsi pembelian barang dan jasa, yang sulit di tembus dengan cara-cara biasa.

2.1.2.4 Tahapan Pelaksanaan Outsourcing

Bagi perusahaan yang baru pertama kali akan melakukan outsourcing, pertanyaan pokok yang diajukan adalah apa yang pertama kali harus dilakukan dan langkah apa selanjutnya perlu dikerjakan agar outsourcing dapat berjalan dengan lancar.

Langkah-langkah ini dilakukan sesudah adanya keputusan untuk melakukan outsourcing. Langkah-langkah ini tentu saja bukan suatu ketentuan yang mutlak haruk dilakukan, tetapi sekedar pedoman yang dapat digunakan secara berurutan.

Menurut Maurice E. Greaver II yang dikemukakan oleh Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto (2004:14) ada tujuh tahapan pokok yang perlu dilakukan perusahaan dalam melaksanakan outsourcing adalah sebagai berukut :

“ 1. Perencanaan outsourcing 2. Pemilihan strategi

3. Analisis biaya

(30)

30

6. Transisi sumber daya 7. Pengelolaan hubungan.”

Adapun penjelasan dari tujuh tahapan pelaksanaan outsourcing adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Outsourcing

Perencanaan outsourcing terdiri dari menentukan objek, pembentukan tim, perencanaan jadwal kegiatan dan perencanaan waktu kegiatan, pemilihan konsultan apabila diperlukan.

2. Pemilihan Strategi

Kegiatan pemilihan strategi ini merupakan kegiatan yang sangat penting karena pemilihan strategi yang keliru dapat menimbulkan kegagalan atau sekurang-kurangnya ketidaklancaran dalam melakukan outsourcing, tetapi juga berlaku sebaliknya, yaitu behwa pemilihan strategi yang tepat dapat memperlancar suksesnya outsourcing.

3. Analisis Biaya

Analisis biaya adalah kegiatan pendataan biaya-biaya utama dari kegiatan yang di-outsource-kan, baik sebelum dan setelah outsourcing. Kemudian dilakukan analisis, apakah ada perbaikan atau tidak, kalau ada cukup berarti atau tidak.

4. Pemilihan Rekanan/Pemberi jasa

(31)

31

5. Negosiasi persyaratan

Tahap selanjutnya adalah pembicaraan mengenai jasa dan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan oleh perusahaan dan yang dapat ditawarkan oleh pemberi jasa menuju pada suatu titik persetujuan, dalam suatu proses negosiasi. Beberapa hal yang penting dinegosiasikan dalam proses negosiasi, negosiasi mengenai prinsip-prinsip, merencanakan negosiasi, tatap muka, prinsip-prinsip keadilan, dan pembuatan kontrak.

6. Transisi Sumber Daya

Masalah trasisi sumberdaya pada garis besarnya dibagi menjadi dua, yaitu sumber daya peralatan dan sumber daya manusia. Transisi yang pertama umumnya tidak banyak menimbulkan kesulitan dan secara relatif dapat dilakukan dengan mudah. Sementara jenis yang kedua jauh lebih sulit karena menyangkut manusia.

7. Pengelolaan Hubungan

(32)

32

Ketujuh tahap tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Tahapan Outsourcing

Sumber : Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto (2004:15)

Menurut Iftida Yasar (2008:37) tahapan melakukan outsourcing adalah sebagi berikut :

“ 1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Kontrak

3. Tahap Pascakontrak.”

Dari uraian diatas tahapan melakukan outsourcing dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahapan dimana sebuah perusahaan harus merencanakan secara matang mengenai rencana implementasi outsourcing. 2. Tahap Kontrak

Yang dimaksud tahap kontrak adalah tahap dimana perusahaan mulai melakukan perjanjian dengan penyedia jasa outsourcing.

Perencanaan Pemilihan Strategi

Pemilihan Rekanan Analisis

Biaya

Transisi Sumber Daya Pengelolaan

Hubungan

(33)

33

3. Tahap Pascakontrak

Tahap pascakontrak adalah tahap setelah perjanjian dilakukan. Tahap ini dilakukan dengan cara komunikasi yang terbuka antara perusahaan dan penyedia jasa outsourcing. Memastikan perjanjian yang telah dibuat akan dilaksanakan sesuai dengan masa berlakunya. Mengupayakan persetujuan dari pihak-pihak yang bersangkutan, dan meninjau kembalikeputusan yang telah ditetapkan dari waktu ke waktu untuk mengakomodasi penyesuaian yang bisa terjadi.

2.1.2.5 Risiko Outsourcing

Agar pembahasan outsourcing seimbang maka disamping dibicarakan mengenai potensi keuntungan-keuntungan yang diperoleh, ada baiknya dibicarakan juga mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan outsourcing.

Hal ini perlu disampaikan karena betapapun baiknya konsep outsourcing dan betapa baiknya persiapan yang dilakukan suatu perusahaan untuk melakukan outsourcing, usaha itu tidak selamanya berhasil. Keberhasilan atau kegagalan outsourcing dapat disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam perusahaan atau faktor-faktor dari luar perusahaan.

(34)

34

Tabel 2.1 Risiko Outsourcing

Tujuan Outsourcing Risiko Outsourcing

Mempercepat keuntungan reengineering.

Keuntungan tidak diperoleh secara cepat, tidak diperoleh dalam jumlah yang cukup signifikan.

Mendapatkan akses pada kemampuan kelas dunia.

Akses tidak diperoleh karena pemberi jasa tidak menunjukkan kinerja perusahaan kelas dunia.

Memperoleh suntikan kas. Suntikan kas ternyata seret atau tidak diperoleh sama sekali karena perusahaan pemberi jasa mengalami kesulitan keuangan.

Membebaskan sumber daya untuk kepentingan lain.

Sumber daya mungkin harus di transfer ke atau diperlukan oleh perusahaan pemberi jasa, sehingga tetap kekurangan sumber daya. Membebaskan diri dari fungsi yang sulit

dikelola atau dikendalikan.

Perusahaan mungkin tidak dapat bebas seluruhnya dari kesulitan yang sebetulnya ingin dihindari.

Memperbaiki fokus perusahaan. Karena berbagai tujuan yang ingin dicapai, tidak sepenuhnya didapat, maka fokus core business mungkin tidak tercapai.

Memperoleh dana capital. Karena perusahaan pemberi jasa mengalami kesulitan keuangan, maka mungkin tambahan dana tidak ada. Mengurangi biaya operasi. Biaya sesudah outsourcing mungkin

tidak berkurang, tetapi tetap atau bahkan bertambah.

Mengurangi resiko usaha. Karena berbagai tujuan yang ingin dicapai tidak sepenuhnya diperoleh, mungkin risiko usaha tetap saja besar. Memperoleh sumber daya yang tidak

dimiliki didalam perusahaan.

Karena perusahaan pemberi jasa juga tidak memiliki sumber daya yang diperlukan, maka tujuan ini tidak tercapai.

(35)

35

Sedangkan menurut Lianna (2010) dalam sebuah blog menngemukakan risiko outsourcing sebagai berikut :

“ a. Produktivitas justru menurun jika perusahaan outsourcing yang dipilih tidak kompeten.

b. Wrong man on the wrong place jika proses seleksi, training dan penempatan tidak dilakukan secara cermat oleh perusahaan outsourcing.

c. Terkena kewajiban ketenagakerjaan jika perjanjian kerjasama dengan perusahaan outsourcing tidak diatur dengan tegas dan jelas diawal kerja sama.

d. Regulasi yang belum kondusif akan membuat penentuan core dan non core juga belum jelas.

e. Pemilihan perusahaan jasa outsourcing yang salah bisa berakibat beralihnya status hubungan kerja dari perusahaan pemberi jasa pekerja ke perusahaan penerima jasa pekerja.”

Dari uraian risiko outsourcing diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam kualitas penyedia jasa outsourcing itu sangat penting untuk diperhatikan, karena akan mempengaruhi kualitas pegawai yang diberikan. Serta perusahaan harus sejelas mungkin dalam pembuatan kontrak kerja agar tidak mudah terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh penyedia jasa outsourcing.

2.1.3 Efisiensi Biaya Operasional

Pemanfaatan atas biaya operasional yang tidak sesuai dengan produk atau jasa yang dihasilkan, mengakibatkan terjadinya ketidakefisienan biaya operasional perusahaan. Sehingga pihak manajemen berupaya menciptakan efisiensi atas biaya operasional dengan menerapkan alternatif dalam pengelolaannya.

(36)

36

2.1.3.1 Pengertian Efisiensi

Efisiensi merupakan usaha yang harus dilakukan oleh setiap pihak yang melakukan kegiatan dalam hal pengeluaran biaya. Efisiensi ini berguna untuk pemanfaatan biaya yang dimiliki agar tercapainya suatu tujuan. Efisien dapat di ukur oleh pengeluaran yang kita lakukan terhadap masukan yang kita dapatkan.

Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2002:126) menyatakan interpretasi efisiensi bahwa :

“…..interpretasi dari efisiensi adalah kemampuan menghasilkan output secara maksimum, relatif terhadap sejumlah resources tertentu atau kombinasi dari resources secara optimum untuk memenuhi permintaan tertentu…..”

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa efisiensi adalah ketepatan dalam mengerjakan kegiatan perusahaan dengan optimal untuk memenuhi tuntutan pasar.

Sedangkan Hongren,Datar, dan Foster (2005:279) yang dialih bahasakan

oleh Desi Adharianimengemukakan efisiensi adalah sebagai berikut :

“ Efisiensi adalah jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau makin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu, makin tinggi efisiensi.”

(37)

37

2.1.3.2 Pengertian Biaya Operasional

Biaya berkaitan dengan segala jenis usaha, baik manufaktur maupun pelayanan. Dalam perencanaan dan pengendalian, manajer memerlukan informasi mengenai keadaan organisasi. Dari sudut pandang akuntansi, kebutuhan akan informasi tersebut berkaitandengan biaya dari suatu organisasi.

Menurut Mulyadi (2009:8) definisi biaya adalah sebagai berikut :

“ Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan

terjadi untuk tujuan tertentu.”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan berupa uang yang harus dikeluarkan pihak yang ingin mencapai tujuannya. Biaya yang harus dikeluarkan bisa berupa anggaran atau realisasinya.

Sedangkan menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007:4) mendefinisikan biaya sebagai berikut:

“Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi

untuk mencapai tujuan tertentu.”

(38)

38

Pengertian biaya operasional menurut Munandar (2001:25) adalah sebagai berikut:

“ Biaya operasi adalah biaya yang menjadi beban tanggungan

perusahaan yang berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.”

Dari definisi yang diuraikan diatas penulis menyimpulkan biaya operasional adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan.

Menurut Supriyono (2000:185) definisi biaya operasi adalah sebagai berikut :

” Biaya operasi merupakan suatu pengeluaran yang masa manfaatnya tidak lebih dari satu tahun atau pengeluaran yang dikaitkan secara langsung dengan pendapatan dalam suatu periode tertentu atau dengan kata lain merupakan biaya yang dikeluarkan yang ada pada hakekatnya dianggap terpakai dalam masa satu tahun.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya operasi adalah biaya yang memiliki batas waktu manfaat yang harus dikeluarkan perusahaan dalam periode satu tahun.

2.1.3.3 Efisiensi Biaya Operasional

(39)

39

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:174) yang di alih bahasa oleh F.X. Kurniawan Tjakrawala mengemukakan efisiensi sebagai berikut :

“Dalam Pusat tanggung jawab, efisiensi diukur dengan cara

membandingkan biaya aktual dengan standar, dimana biaya-biaya

tersebut harus dinyatakan dalam output yang diukur.”

Dari definisi diatas yang dimaksud biaya aktual adalah realisasi biaya dan yang dimaksud biaya standar adalah anggaran. Dengan demikian efisiensi dapat disimpulkan sebagai berikut :

Realisasi < Anggaran

s

(Sumber : Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:197))

2.1.3.3.1 Anggaran Biaya Operasional

Anggaran perusahaan diklasifikasikan menjadi dua yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional menyangkut bisnis inti perusahaan, yaitu penyedia barang atau jasa, sedangkan anggaran keuangan lebih berorientasi pada anggaran pengeluaran modal, anggaran kas, anggaran neraca saldo, anggaran laporan arus kas.

Sistem anggaran yang baik dapat memaksa manajer untuk mengetahui kondisi usaha saat direncanakan, sehingga manajer dapat dengan segera mendeteksi ketidakefisienan.

Realisasi

(40)

40

Pengertian anggaran dikemukakan oleh Munandar(2001:1) adalah sebagai berikut :

“ Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana pembiayaan kegiatan perusahaan yang di susun untuk satu tahun.

Sedangkan pengertian anggaran menurut M. Nafarin (2007:11) adalah sebagai berikut :

“Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik

yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan .”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana manajemen mengenai perolehan dan penggunaan sumber-sumber daya perusahaan yang dinyatakan secara formal dan terperinci dalam bentuk kuantitatif pada suatu periode tertentu.

Menurut Rolin C Niswonger, Carl, Warren, James dkk (2000:948) yang dialih bahasa oleh Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan mengemukakan anggaran biaya operasi adalah sebagai berikut :

“ Anggaran biaya operasi terbentuk dari perkiraan biaya penjualan dan biaya administrasi. Anggaran ini biasanya menyajikan biaya berdasarkan sifat atau tipe pengeluaran seperti gaji, sewa, asuransi dan iklan.”

(41)

41

2.1.3.3.2 Realisasi Biaya Operasional

Pada umumnya realisasi menggambarkan suatu keadaan atau suatu kejadian yang sesungguhnya terjadi dari suatu aktivitas perusahaan yang terlebih dahulu telah direncanakan sebelumnya. Realisasi biaya operasional pada dasarnya sama seperti uraian diatas, dimana realisasi biaya operasional menggambarkan keadaan atau kejadian yang sesungguhnya dari kegiatan operasional atau menggambarkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan perusahaan.

Selain itu realisasi biaya operasional juga berguna untuk menilai prestasi suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, dimana biaya operasional yang digunakan dapat terkendali atau tidak.

2.1.4 Hubungan Biaya Outsourcing Sumber Daya Manusia dengan Efisiensi Biaya Operasional

Tujuan strategis suatu outsourcing berarti bahwa outsourcing digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dan keunggulan kompetitif perusahaan agar dapat mempertahankan hidup dan berkembang. Oleh karena itu pekerjaan harus diserahkan kepada pihak yang lebih profesional dan lebih berpengalaman dari pada perusahaan sendiri dalam melaksanakan jenis pekerjaan yang diserahkan, tidak hanya sekedar kepada pihak ketiga saja.

(42)

42

memproduksi barang dan jasa berkualitas yang ditunjang dengan keefisienan pada biaya operasionalnya.

Menurut Richardus Eko Inrajit dan Ricardus Djokopranoto (2004:8) peranan outsourcing dalam menunjang efisiensi biaya operasional adalah:

“ Salah satu keuntungan yang sangat taktis dari ousourcing adalah memungkinkan untuk mengurangi dan mengendalikan biaya operasi.”

Dari uraian diatas penulis mengemukakan bahwa outsourcing memiliki keuntungan yaitu dapat mengefisienkan biaya bila dibandingkan dengan melakukan kegiatan sendiri.

Disamping banyak alasan yang dikemukakan perusahaan untuk melakukan outsourcing, namun cukup banyak pula alasan yang dikemukakan oleh sebagian perusahaan yang idak melakukan outsourcing. Salah satu alasan tersebut adalah alasan finansial. Menurut Richardus Eko Inrajit dan Richardus Djokopranoto (2004:97) alasan mengapa tidak melakukan kegiatan outsourcing adalah :

“Meskipun banyak alasan finansial yang mendukung kebijakan outsourcing, tetapi ada juga beberapa alasan finansial yang menghalangi kebijakan ini, antara lain sebagai berikut.

1. Pemberi jasa tidak mampu melaksanakan kerja dengan biaya yang lebih efisien.

2. Ekonomis skala besar mungkin tidak dapat diperoleh.”

(43)

43

Dari teori yang telah dijelaskan diatas hubungan antara outsourcing dan biaya operasional dinyatakan dengan peneliti sebelumnya yaitu Alberami tahun 2006 dengan judul penelitian Analisis Strategi Outsourcing pada Pengadaan Kendaraan Operasional menyatakan berdasarkan analisa pada dua kantor cabang utama Kramat dan Jatinegara kebijakan outsourcing belum melakukan penghematan biaya yang maksimal karena penunjukan koperasi Swadharma sebagai provider yang menetapkan harga sewa kendaraan diatas rata-rata harga pasar. Dengan melakukan tahapan kegiatan outsourcing yang baik terutama dalam tahapan analisa biaya dan pemilihan provider, maka masih terdapat potensi penghematan biaya yang cukup signifikan bila dihubungkan dengan jumlah kendaraan operasional yang dimiliki.

Selanjutnya penelitian yang diketuai oleh Arif Baharudin tahun 2005 dengan judul Outsourcing Back office Perusahaan Efek menyatakan bahwa manfaat atau dampak positif dari penerapan Outsourcing Back Office pada Perusahaan Efek adalah efisiensi waktu sehingga lebih fokus pada bisnis inti, memperkecil biaya operasional, dan mengurangi beban kerja perusahaan.

(44)

44

menguntungkan perusahaan baik secara finansial maupun kualitas pelayanan kepada nasabah.

Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian penulis yaitu meneliti tentang bagaimana peranan penerapan outsourcing dalam suatu perusahaan. Sedangkan perbedaanya adalah penelitian ini hanya mempunyai satu variabel tidak seperti penelitian penulis yang memiliki dua variabel. Untuk memudahkan pembaca dalam melihat perbedaan dan persamaan penelitian penulis dan penelitian sebelumnya, maka penulis menguraikan dalam bentuk tabel.

Tabel 2.2

(45)
(46)

46

dampak negatif yang mungkin timbul dirasakan menguntungkan perusahaan baik secara finansial maupun kualitas pelayanan kepada nasabah.

2.2 Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan yang harus dicapai. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya tersebut.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan suatu aktivitas yang dinamakan kegiatan operasi. Untuk menjalankan kegiatan operasi, perusahaan memerlukan biaya operasi dan tenaga kerja yang profesional. Tenaga kerja profesional bisa didapat dengan menggunakan pegawai tetap atau pegawai outsourcing.

Menurut J. Widiatmoko dalam jurnal Bisnis dan Ekonomi (2001) secara sederhana outsourcing dapat diartikan sebagai :

“ Praktik yang di tempuh oleh suatu perusahaan untuk menyerahkan sebagian aktivitasnya untuk dikerjakan perusahaan lain sehingga organisasi perusahaan saling berketerkaitan satu sama lain dan dapat meminimalkan penggunaan biaya operasional perusahaan.”

(47)

47

Menurut Pan Mohamad Faiz dalam jurnal hukum (2007)outsourcing (Alih Daya) diartikan sebagai :

“ Pemindahan atau pendelegasian beberapa proses bisnis kepada suatu badan penyedia jasa, dimana badan penyedia jasa tersebut melakukan proses administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh para pihak.”

Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa outsourcing merupakan suatu tindakan yang memindahkan sebagian dari suatu aktivitas pekerjaan tanggung jawab pekerjaan internal perusahaan kepada perusahaan lain dalam penyediaan barang atau jasa dengan suatu ikatan permanen yang biasanya disebut kontrak kerja.

Ada tujuh tahapan pokok serta benchmarking yang harus dilakukan dalam mengukur kegiatan outsourcing salah satunya adalah analisis biaya. Dalam penelitian ini penulis hanya mengukur outsourcing dengan analisis biaya karena keterbatasan waktu dan data benchmarking perusahaan yang tidak bisa penulis dapatkan karena bersifat rahasia. Analisis biaya dilakukan dengan membandingkan biaya outsourcing yang dikeluarkan oleh perusahaan dari tahun 2005-2009.

(48)

48

Dengan menggunakan pegawai tetap perusahaan harus mengeluarkan biaya gaji tetap setiap bulan beserta fasilitas yang harus diberikan kepada pegawai, sedangkan bila menggunakan pegawai outsourcing , perusahaan hanya membayar gaji sesuai dengan kesepakatan yang tertera dalam kontrak selebihnya menjadi tanggung jawab perusahaan pemberi jasa outsourcing.

Bila berbicara masalah biaya, maka tidak lepas dari masalah efisiensi yang merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai suatu prestasi. Efisiensi dapat diukur oleh perbandingan antara besaran output/realisasi terhadap input/anggaran.

s

(Sumber : Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:197))

Pemanfaatan atas biaya operasional yang tidak sesuai dengan produk atau jasa yang dihasilkan, mengakibatkan terjadinya ketidakefisienan biaya operasional perusahaan, sehingga pihak manajemen berupaya dalam menciptakan efisiensi atas biaya operasional dengan menerapkan berbagai alternatif dalam pengelolaannya.

Menurut Freddy Rangkuti (2003:56) definisi efisiensi adalah sebagai berikut:

“Efisiensi merupakan upaya mengerjakan semua pekerjaan secara

optimal (doing the job right) dan sebaik-baiknya dengan total biaya paling rendah.”

Realisasi

(49)

49

Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa efisiensi adalah pemanfaatan biaya yang optimal demi tercapainya tujuan perusahaan dengan tidak melakukan pemborosan.

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya membutuhkan suatu biaya, dan biaya dalam proses ini yang di maksud adalah biaya operasional. Semakin meningkat aktivitas perusahaan maka akan semakin tinggi pula biaya operasional yang dibutuhkan.

Pengertian biaya operasional menurut M. Nafarin (2007:230) adalah sebagai berikut:

Operating Expense adalah beban kegiatan pokok perusahaan yang tidak terjadi di pabrik, selain harga pokok penjualan.”

Dari definisi diatas penulis menyimpulkan biaya operasional adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam mempbiayai kegiatan non produksi.

Mengingat pentingnya masa depan perusahaan, maka setiap perusahaan harus mampu melakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan mengurangi biaya-biaya yang tidak efisien dalam kegiatannya. Untuk itu dibutuhkan alat bantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian yang baik atas biaya tersebut. Salah satu alat bantu yang bisa digunakan adalah anggaran.

(50)

50

tanggung jawab atas kegiatan perusahaan, dan menilai efisiensi penggunaan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Anggaran biaya operasi merupakan batas pengeluaran biaya operasi yang dapat dilakukan oleh pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Anggaran ini dapat membantu perusahaan untuk membantu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Namun harus disadari pulan, bahwa anggaran hanya suatu alat yang digunakan untuk membantu manajer, bukan menggantikan tugasnya. Oleh sebab itu selain penyusunan yang baik, perusahaan juga dituntut untuk merealisasikan anggaran dengan sungguh-sungguh dan baik pula.

Realisasi biaya operasional berguna untuk menilai prestasi suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, dimana biaya operasional yang digunakan dapat terkendali atau tidak.

Menurut Chandra Suwondo (2004:51) peranan biaya outsourcing sumber daya manusia dalam menunjang efisiensi biaya operasional adalah :

“Biaya yang dibebankan akan menjadi lebih murah karena kapasitas

yang dikerjakan oleh perusahaan penyedia jasa outsourcing memungkinkan terciptanya efisiensi.”

(51)

51

Penerapan atas strategi outsourcing belum bisa menjadi dasar utama bagi pihak manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang dimaksud merupakan keputusan yang dapat mengupayakan keoptimalan aktivitas perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa berkualitas yang di tunjang dengan keefisienan pada biaya operasionalnya.

Hal ini didukung oleh pernyataan tentang outsourcing yang dikemukakan oleh Iftida Yasar (2008:22) yaitu :

“Bisa juga terjadi biaya operasional yang dikeluarkan sama atau tidak signifikan jumlah penghematannya. Hal ini sangat mungkin, mengingat komponen untuk standar kompensasi pekerja adalah didasarkan pada standar pasar.”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa outsourcing tidak selalu dapat mengurangi beban biaya operasional. Karena ada peraturan pemerintah yang menetapkan standar gaji untuk pegawai outsourcing yang tidak boleh dilanggar oleh perusahaan pengguna jasa outsourcing.

(52)

52 dibebankan akan lebih murah karena kapasitas yang dikerjakan oleh perusahaan penyedia jasa

outsourcing memungkinkan terciptanya efisiensi.

2. Menurut Richardus Eko Inrajit dan

Richardus Djokopranoto (2004:97)

alasan mengapa tidak melakukan kegiatan outsourcing adalah : Meskipun banyak alasan finansial yang mendukung kebijakan outsourcing, tetapi ada juga beberapa alasan finansial yang menghalangi kebijakan ini, antara lain sebagai berikut.

(53)

53

Peneliti sebelumnya Yudi Indra Agustinus melakukan penelitian pada tahun 2006 dengan judul Peranan Outsourcing Dalam Mengatasi Permasalahan Suplai Tenaga Finansial Advisor Unit Bancassurance menyatakan penggunaan outsourcing untuk penggunaan recruitment dan maintenance FA dapat melakukan efisiensi biaya yang signifikan dibandingkan dengan pola sebelumnya yang dikelola sendiri oleh Unit Bancassurance.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada variabel independen yaitu peranan outsourcing penelitiannya menggunakan metode deskriptif. Sedangkan perbedaanya adalah variabel dependen yaitu mengenai permasalahan suplai tenaga kerja financial advisor unit bancassurance.

Selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rozaki Hafid pada tahun 2007 dengan judul Peranan Anggaran Biaya Operasi dalam menunjang efektifias pengendalian biaya operasi menyatakan bahwa anggaran biaya operasi mempunyai peranan dalam menunjang ekfetivitas biaya operasi.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada variabel dependen yaitu biaya operasi. Sedangkan perbedaanya pada variabel independen yaitu anggaran biaya operasi dan skala yang digunakan untuk mengukur adalah skala ordinal.

(54)

54

efisiensi biaya operasional maka peneliti juga mengadakan penelitian mengenai Peranan Outsourcing dalam menunjang Efisiensi Biaya Operasional pada PT. INTI (Persero) Bandung.

Tabel 2.3

Penelitian dan referensi yang berkaitan dengan Peranan Outsourcing dalam menunjang Efisiensi Biaya Operasional

(55)

55

2.3 Hipotesis

Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan hipotesis yang dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran dalam penelitian dan pengujian yang akan dilakukan. Hipotesis keseluruhan yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :

“Tidak Terdapat Peranan Biaya Outsourcing Sumber Daya Manusia

dalam Menunjang Efisiensi Biaya Operasional pada PT. INTI (Persero)

(56)

56

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:41) menyatakan objek penelitian sebagai berikut:

“...sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang akan yang diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di obyek penelitian.”

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah hal atau perkara yang menjadi pokok sasaran atau tujuan, yang akan diteliti oleh peneliti. Objek dari penelitian ini adalah biaya outsourcing sumber daya manusia dan Efisiensi Biaya Operasional pada pada PT. INTI (Persero) Bandung, yang berlokasi di Jl. Moch. Toha No. 77 Bandung, Jawa Barat.

3.2 Metode Penelitian

(57)

57

Menurut Sugiyono (2010:2) mengemukakan metode penelitian sebagai berikut :

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, data yang diperoleh adalah data empiris, tujuannya untuk membuktikan data yang diperoleh terhadap informasi tertentu, dan kegunaannya untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut :

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode penelitian yang menjabarkan hasil penelitian lebih luas dan tidak terikat oleh jumlah angka atau bilangan.

Metode survey menurut Masyhuri dan M. Zainudin (2009:34) adalah sebagai berikut :

(58)

58

Dari definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa metode survey adalah metode yang digunakan untuk mencari informasi dengan cara membaca gejala-gejala yang terjadi, mengidentifikasi masalah dan praktek-praktek yang sedang berlangsung untuk mendapatkan informasi faktual.

Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan data yang berbentuk bilangan atau angka yang dilakukan untuk ruang lingkup tertentu.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Menurut Moch. Nazir (2005:84) definisi desain penelitian adalah sebagi berikut :

“Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam

(59)

59

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan sebuah proses dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan penelitian sehingga penulis dapat melakukan penelitian secara baik dan sistematis.

Menurut Sugiyono (2010:30) terdapat enam aspek utama di dalam proses penelitian, yaitu :

“ 1. Rumusan Masalah 2. Landasan Teori; 3. Perumusan Hipotesis; 4. Pengumpulan Data

a. Populasi dan Sampel b. Instrumen Penelitian; 5. Analisis Data;

6. Kesimpulan dan Saran.”

Berdasarkan proses penelitian yang disebutkan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya.

Karena itu rumusan dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana Biaya Outsourcing Sumber Daya Manusia pada PT. INTI (Persero) Bandung.

b. Bagaimana Efisiensi Biaya Operasional pada PT. INTI (Persero) Bandung.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional
Tabel 1.4 Waktu Penelitian
Tabel 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Penyesuaian akibat penjabaran laporan

PT Bumi Teknokultura Unggul, Tbk didirikan pada tahun 2001 dengan kegiatan usaha awal sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang bio teknologi pertanian, saat

In particular, this study provides health planners with information useful for estimating the level of subsidies required to fill the gap between the maximum possible premium to

Pertemuan orangtua dalam rangka pengenalan lingkungan sekolah (parenting/pertemuan di tingkat sekolah pada awal kalender pendidikan). Kegiatan ini dilakukan sebaiknya

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tak terhitung, salah satunya penulis dapat menyelesaikan

Menurut Keown et al (2008 : 214), perusahaan yang memiliki free cash flow dalam jumlah yang tinggi akan lebih baik dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, agar

Access point adalah alat yang digunakan untuk menggabungkan jaringan Wireless dengan jaringan yang menggunakan kabel sebagai media transmisi.. Access point

Setelah mendiskusikan hasil FGD tentang progam mereka yaitu pembuatan kerajinan tas dari limbah plastik, akan tetapi pada saat itu Kecamatan Palang masih dalam