• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Melalui Swot Dalam Usaha Pengembangan Bisnis Retail Butik Toko Amethyst Ungu Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Melalui Swot Dalam Usaha Pengembangan Bisnis Retail Butik Toko Amethyst Ungu Bandung"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

''

('

Bahwa hasil laporan penelitian dapat dionlinekan sesuai peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan peneliti.an".

Bandung Agustus 2012

ButikAmethyst Ungu PemilikToko i

Akhmad Khairil Nueraha

Nn/I.

2120788e)

Titin Agustinah

Catatan :

Kecuali

...dan

tidak untuk dionlinekaa, dengan alasan kerahasiaan perusahaan.
(2)

The Analize Internal and External Environment Trought SWOT of Retail

Business Development On Boutique Amethyst Ungu Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Akhmad Khairil Nugraha 21207889

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

iiv

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL MELALUI SWOT DALAM USAHA PENGEMBANGAN BISNIS RETAIL BUTIK AMETHYST UNGU BANDUNG

Dibawah Bimbingan : Trustorini Handayani, SE.,M.Si

Penelitian ini dilakukan pada Toko Butik Amethyst Ungu Bandung, sebuah usaha mikro yang membuat busana-busana masa kini dengan bahan Batik. Fenomena yang terjadi adalah lambannya kemajuan bisnis toko ini padahal upaya – upaya bisnis telah dilakukan, faktor internal dan eksternal sangat mempengaruhi masalah ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan menggunakan SWOT analisis sehingga timbul strategi baru untuk kemajuan bisnis Toko Butik Amethyst Bandung itu sendiri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Fokus dalam penelitian ini adalah, aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, aspek operasional, aspek produksi, aspek pesaing, dan aspek kebijakan.Unit analisis Pada Toko Butik Amethyst ini yaitu semua orang yang berkaitan dengan usaha toko butik Amethyst Ungu sendiri, unit analisis tidak hanya manusia tetapi aspek – aspek yang berkaitan dan dituangkan dalam perhitungan analisis SWOT.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa yang menonjol pada tokoToko Butik Amethyst Ungu adalah peluang dan kelemahan yang mana menghasilkan strategi

Turnaround, yaitu strategi dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dan memanfaatkan peluang yang ada, didefinisikan sebagai pembalikan arah perusahaan dari penurunan kinerja.

(5)

iv

Akhmad Khairil N. 21207889

THE ANALIZE INTERNAL AND EXTERNAL ENVIRONMENT TROUGHT OF RETAIL BUSINESS DEVELOPMENT ON BOUTIQUE AMETHYST UNGU BANDUNG

Under The Guidance : Trustorini Handayani, SE.,M.Si

The research was conducted at Amethyst Ungu Boutique shop Bandung, micro-businesses that make a contemporary fashion with Batik material. Phenomenon is the slow progress of this shop business when business efforts have been made. Internal and external factors affect this issue. The purpose of this study is to analyze the internal and external factors of company using a SWOT analysis, which raised a new strategy for the advancement of business Amethyst Ungu boutique shop.

The method used in this study is a qualitative method. The focus in this study is that the financial aspect, the aspect of human resources, marketing aspects, operational aspects, the aspects of production, competition aspects, and aspects of policy. The unit of analysis in this Amethyst boutique shop that all persons concerned with its own Amethyst boutique shop. Unit of analysis is not only humans but related aspects and is calculated by the SWOT analysis

The results of the study showed that prominent in Amethyst Ungu Boutique Shop is opportunities and weaknesses that result in Turnaround strategies, That strategy to support an aggressive policy of growth and take advantage of existing opportunities, also defined as a reversal of the decline in company performance.

(6)

vi

memberikan rahmat dan karunai-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini tepat pada waktunya. Penelitian skripsi dengan judul

“ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL MELALUI

SWOT DALAM USAHA PENGEMBANGAN BISNIS RETAIL BUTIK AMETHYST UNGU BANDUNG” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan skripsi dalam menyelesaikan program studi Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Trustorini Handayani, SE.,M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.

Selama menyusun karya tulis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Untuk itu penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

(7)

vii

6. Gustiani Indrawati sebagai pembimbing di tempat penelitian yang telah mengarahkan dan membeikan informasi serta saran untuk penulis.

7. Orang tua tercinta, Mama dan Papa yang telah memberikan doa, kasih sayang, semangat dan pengorbanan tak terhingga.

8. Teh Maya selaku sekertaris jurusan manajemen yang selalu memberi semangat dan motivasi.

9. Sahabat-sahabatku untuk kebersamaan, keceriaan, dan persahabatan kita. 10. Seluruh teman Mn-2 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dukungannya.

11. Seluruh pihak yang secara langsung atau pun tidak langsung turut membantu. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima saran dan kritik. Namun demikian, penulis berharap semoga penulisan laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, Agustus 2012 Penulis

(8)

viii

SURAT PERNYATAAN ………. ii

MOTTO ……… iii

ABSTRAK ……….. iv

KATA PENGANTAR ………. vi

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ……….. DAFTAR LAMPIRAN ……… xiv xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ……….. 1

1.2 Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah ……… 7

1.2.1 Fokus Penelitian ……… 7

1.2.2 Rumusan Masalah ……… 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ……….. 8

1.4.1 Kegunaan Akademis ……… 8

(9)

ix

………

2.1.1 Konsep Strategi ……… 11

2.1.1.1 Definisi Strategi ……… 11

2.1.1.2 Tipe-tipe Strategi ………. 12

2.1.2 Konsep Retail……… 13

2.1.2.1 Definisi Retail……….. 13

2.1.2.2 Klasifikasi Retail ……….. 14

2.1.3 Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) ………. 17

2.1.3.1 Pengertian SWOT ……… 17

2.1.3.2 Indikator SWOT ……….. 18

2.1.3.2.1 Lingkungan Internal: Strengths (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan) ………... 19

2.1.3.2.2 Lingkungan Eksternal: Peluang (Opportunities) dan Ancaman atau Tantangan (Threats) ……….. 29

2.2 Kerangka pemikiran ……… 37

2.3 Kajian Peneliti Terdahulu ……….. 39

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alasan Penggunaan Metode Kualitatif ……….. 44

(10)

x

………

3.5.1 Rumusan Masalah Penelitian ……….. 50

3.5.2 Proposisi Studi ………. 50

3.5.3 Unit Analisis ………. 53

3.5.3.1 Tempat Penelitian ……… 53

3.5.3.2 Instrumen Penelitian ………. 53

3.5.3.3 Sampel Sumber Data ……… 53

3.5.4 Keterkaitan Data Untuk Proposisi ……….. 57

3.6 Jenis dan Sumber Data ……… 57

3.6.1 Observasi ………. 59

3.6.2 Wawancara ……… 59

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen ………. 62

3.6.4 Trianggulasi ………. 62

3.7 Teknik Analisis Data ………. 63

3.7.1 Data yang Terkumpul ………. 63

3.7.2 Pengklasifikasian Data ……… 65

3.7.2.1 EFAS (Matriks Faktor Strategi Eksternal) ………… 65

(11)

xi

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……… 79

4.1.1 Sejarah Perusahaan ……… 79

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ………. 80

4.1.3 Job Description ……….. 81

4.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ……….. 84

4.2 interview Secara Terbuka ……….. 85

4.3 Keterbatasan Penelitian ………. 88

4.4 Menganalisis Data Studi Kasus……… 90

4.4.1 Identifikasi Faktor Internal (IFAS) Toko Butik Amethyst Ungu Bandung ……….. 90

4.4.1.1 Perankingan IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) ………… 91

4.4.1.2 Pembobotan Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) ………… 92

4.4.2 Identifikasi Faktor Eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary) ……….. 94

4.4.2.1 Perangkingan Matriks EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) ………. 99

(12)

xii

4.4.3.2 Faktor Eksternal ……….. 99 4.4.4 strategi Bisnis Toko Butik Amethyst Ungu Bandung ……….. 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 108 5.2 Saran ………... 112 DAFTAR PUSTAKA ………. 113 KUISIONER

(13)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring perkembangan jaman peranan ilmu manajemen sangatlah penting bagi masyarakat maupun organisasi dari berbagai golongan. Hal tersebut sangatlah berdampak terhadap kebutuhan berbagai instansi bisnis atau perusahaan dan masyarakat secara umum, sehingga memerlukan langkah - langkah atau kiat - kiat yang strategis dan efektif agar dapat melakukan kegiatan yang perlu dijalankan.

(14)

keunggulan pesaing yang mungkin dimiliki. Perusahaan mau tidak mau dituntut untuk selalu melakukan inovasi dalam strategi bersaing.

Untuk dapat bersaing perlu adanya strategi yang kuat agar perusahaan terus maju dan berkembang sesuai tujuan, strategi yang kaut akan menopang kuatnya persaingan yang sangat ketat di masa modern ini. Sedangkan menurut Jauch dan Glueck (1993), strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh, dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Dan untuk menentukan strategi yang tepat sebaiknya dibutuhkan analisis internal yang meliputi kekuatan dan kelamahan dan juga eksternal yang meliputi peluang dan ancaman atau yang sering disebut dengan analisis SWOT. Analisis internal yang dilakukan diantaranya bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan perusahaan itu sendiri dan mengetahui kelemahan apa yang terdapat di perusahaan itu sendiri. Begitu juga dengan analisis eksternal, analisis eksternal dilakukan untuk mengetahui seberapa besarkah peluang perusahaan tersebut untuk maju dan ancaman apa sajakah yang dapat mengancam keberadaan usaha perusahaan tersebut.

(15)

dunia. Industri ritel kini telah menjadi bagian yang sangat penting bagi pelaku usaha yang ingin mendistribusikan produknya sampai di tangan konsumen.

Tingkat pendapatan masyarakat yang terus berkembang telah menyebabkan terjadinya semen-segmen konsumen yang menginginkan adanya perubahan dalam model pengelolaan industri ritel. Apabila di jaman dulu, ketersediaan barang menjadi acuan utama sebuah industri ritel (umumnya berupa pasar tradisional) untuk didatangi konsumen, maka kini kedatangan konsumen tidak hanya dipicu oleh hal tersebut. Ritel telah berkembang menjadi industri dan tidak hanya dimonopoli oleh satu pelaku usaha di satu lokasi. Perusahaan ritel kini bermunculan dengan tidak hanya menawarkan ketersediaan barang, tetapi juga menyangkut berbagai hal yang lebih terkait dengan aspek psikologis konsumen. Misalnya menyangkut aspek kebersihan, kenyamanan, keamanan, bahkan juga menyangkut image yang dicoba ditanamkan di mata konsumen, seperti tempat barang murah dengan kualitas bagus, bergengsi dan sebagainya. Kecenderungan ini merupakan sebuah hal yang tidak dapat dihindari lagi dalam perkembangan ritel saat ini. Peningkatan pendapatan masyarakat serta munculnya kemajuan di berbagai bidang menjadi salah satu penyebabnya, yang menyebabkan segmen konsumen ritel tumbuh beraneka ragam.

(16)

untuk memasarkan barangnya secara tepat waktu, lokasi yang strategis dan kepuasan konsumen.

Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Retail adalah Butik Amethyst Ungu. adalah sebuah usaha mikro yang membuat busana-busana masa kini dengan bahan Batik. Butik Amethyst Ungu adalah usaha retail yang mampu bersaing dalam gejolak persaingan bisnis mikro saat ini.

Sasaran bisnisnya Butik Amethyst Ungu yaitu menjadikan konsumen dari kalangan muda sampai kalangan tua untuk menjadi pelanggan setia serta menjadikan konsumen bangga dan percaya diri memakai bahan dari budaya sendiri khususnya Batik. Berbagai macam desain baju pria maupun wanita dibuat sedemikian rupa dari bahan batik yang merupakan ciri khas keunggulan dari Butik Amethyst Ungu ini. Konsumen tidak hanya bisa membeli produksi yang sudah jadi tetapi juga dapat melakukan pemesanan sesuai keinginan konsumen tersebut.

(17)

Pesatnya usaha retail saat ini timbulah ancaman pesaingan bagi Butik Amethyst Ungu ini, banyak usaha lain yang mempunyai bisnis sama yaitu butik – butik lainnya dengan modal yang lebih besar dan lebih finansial, dengan otomatis memegang cakupan pasar yang lebih luas dan memproduksi barang yang cukup cepat. Jika strategi usaha Toko Butik Amethyst ungu ini tidak bagus maka lambat laun ancaman ini menjadi hal yang akan serius untuk bertahan dalam persaingan bisnis ini.

Kekuatan yang dimiliki Butik Amethyst Ungu ini yang masih menjadi topangan dalam bersaing yaitu kualitas yang bagus dan desain produk baru yang terus mengikuti perkembangan mode zaman sekarang (up to date), sehingga banyak konsumen yang tertarik untuk mempercayakan pada Butik Amethyst Ungu ini. Bahan batik yang selalu teranyar pun tidak pernah terlewati di Butik Amethyst Ungu ini. Selain itu pemesanan sesuai keinginan konsumen memberikan daya tarik pada konsumen untuk memesan barang sesuai keinginan konsumen itu sendiri. Amethyst ungu juga mempunyai pemasaran online pada jejaring sosial (facebook) yang mempengaruhi peningkatan penjualan yang cukup besar.

(18)

Langkah bisnis yang diambil

Peningkatan presentase

penjualan

Renovasi Toko dan peningkatan kenyamanan toko

Penjualan naik +/- 10% Membuat desain baju yang terbaru (up

to date)

Penjualan naik +/- 20% Membuat pemasaran online melalui

jejaring social (facebook)

Penjualan naik +/- 50% Ikut serta dalam pameran busana batik Penjualan naik +/- 50%

Sumber : Pemilik Toko Butik Amethyst Ungu

Dari data diatas langkah – langkah bisnis yang dilakukan sudah baik dan harus meningkatkan dan membuat rencana rencana strategis yang baru agar Toko Butik Amethyst Ungu terus maju dalam bisnisnya.

Selain keunggulan Butik Amethyst Ungu ini juga memiiki kelemahan yaitu pemasaran yang dilakukan kurang luas, modal yang dimiliki untuk membuka toko besar kurang kuat, dalam pemasaran online belum memiliki situs sendiri. Tempat butik Amethyst sendiri pun kurang strategis.

Toko Butik Amethyst Ungu ini harus memiliki strategi bisnis yang baik, agar pemilik usaha dapat mengabil langkah - langkah yang tepat untuk kemajuan usaha ini. Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai :

“ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

(19)

1.2 Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah

1.2.1 Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif gejala bersifat holistik atau menyeluruh dan tidak dapat dipisah-pisahkan sehingga tidak atau menetapkan penelitiannya berdasarkan variabel penelitian.(Sugiyono,2010:376)

Fokus dalam penelitian ini adalah, aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, aspek operasional, aspek produksi, aspek pesaing, dan aspek kebijakan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan apa yang telah diuraikan penulis dalam latar belakang penelitian maka penulis telah membatasi permasalahan yang akan menjadi dalam penulisan ini. Permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana faktor internal dan eksternal usaha Butik Amethyst Ungu Bandung

2. Bagaimana menentukan strategi bisnis dalam usaha pengembangan bisnis Butik Amethyst Ungu Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(20)

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis faktor internal dan faktor eksternal dengan SWOT analisis pada usaha Butik Amethyst Ungu Bandung

2. Untuk menentukan strategi bisnis yang tepat dalam rangka usaha pengembangan bisnis Butik Amethyst Ungu Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademis

Dengan diadakannya penelitian yang diwajibkan kepada setiap mahasiswa/I akan memberikan manfaat yang berguna bagi:

a. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan bagi penulis mengenai penentuan strategi bisnis pada usaha retail Amethyst ungu Bandung. yang penulis teliti dan peroleh berdasarkan dengan kenyataan di dunia usaha mikro dan peroleh berdasarkan dengan kenyataan di dunia bisnis retail.

b. Pihak Lain

(21)

c. Pengembangan Ilmu Manajemen

Menambah wawasan keilmuan di bidang manajemen terutama tentang Penentuan Strategi bisnis dengan Analisis SWOT.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan landasan bagi penulis untuk memberikan sumbangan saran dan masukan di dalam melaksanakan usaha dan manajemen dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

b. Bagi Pihak terkait

Sebagai sumber informasi yang dapat bermanfaat dan mengetahui tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap Butik Amethyst Ungu Bandung dan mengetahui strategi untuk kemajuan dan pengembangan usaha pada Butik Amethyst Ungu Bandung sehingga dapat digunakan untuk kemajuan dan pengembangan usaha Butik Amethyst Ungu Bandung.

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

(22)

11

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Strategi 2.1.1.1 Definisi Strategi

Menurut Chandler(1962) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. (Freddy Rangkuti, 2009:3)

Menurut Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu focus strategi dalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. (Freddy Rangkuti, 2009:3)

Arygyris (1985), Mintzberg (1979),Steiner dan Milner (1977) juga mengungkapkan bahwa strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. (Freddy Rangkuti, 2009:4)

Porter (1985 )menyatakan bahwa strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing

(23)

masa depan. dengan demikian perencanaan strategis hampir selalu dimulai dari

“apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya

kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Definisi strategi pertama yang dikemukakan oleh Chandler (1962:13)

menyebutkan bahwa “Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan

dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah

a. Distinctive Competence : Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. b. Competitive Competence : Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh

perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

2.1.1.2 Tipe-tipe Strategi

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi, strategi bisnis.

a. Strategi Manajemen

(24)

strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuiii, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

c. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorintasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi- strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.1.2 Konsep Retail

2.1.2.1 Definisi Retail

Retail adalah suatu penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa perancis, diambil dari kata retailer yang

berarti “memotong kecil –kecil” (Risch, 1991, p. 2). Menurut Gilbert retail adalah “Semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan pemasarannya untuk

(25)

Indonesia (Shadily dan Echols, 1995, p. 483) retail dapat diartikan sebagai

“eceran”.

Menurut berman dan evans (2001:3) adalah

retail consists of the business activities involved in selling goods and services to consumers for their personal, family, or household use

Pengertian dari pernyataan diatas adalah Retail terdiri atas aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk kepentingan sendiri, keluarga maupun rumah tangga. Dari definisi diatas bias dikatakan bahwa bisnis retail terdiri dari beberapa aktivitas yang saling mendukung dan mempengaruhi sehingga terjadi kegiatan perdagangan antara pedagang dan konsumen.

2.1.2.2 Klasifikasi Retail

Menurut Gerald & Jay (1991, pp. 4-19) Retail dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. The General Store

General Store biasanya terletak pada urban dan suburban. Produk

– produk yang ditawarkan General Store sangat bervariasi. b. The Specialty Store

(26)

Format tokonnya memungkinkan ritel memperhalus strategi segmentasi yang dijalankan serta menetapkan barang dagang yang lebih spesifik. Sebagai contoh Specialty Store adalah ACE Hardware yang specialis pada barang – barang kebutuhan rumah tangga. Index yang spesialis pada barang – barang mebel. Gramedia yang spesialis pada barang – barang kantor dan buku.

c. The Flea Market Store

Merupakan sebuah tempat perorangan dalam menjalankan bisnis retail. Untuk keperluan setiap detail toko ditentukan sendiri oleh pemilik. Sehingga pemilik memiliki kebebasan untuk mendesain tempat atau tokonya. Flea Market Store Biasanya ditemukan didaerah rural dan pedesaan, tetapi karena perkembangan zaman yang semakin maju store ini semakin mudah ditemukan di kota – kota besar. Barang dan harga yang ditawarkannya puntergantung pada pemilik store. Contoh dari Flea Market Store adalah kedai, stan, dan kios.

d. Boutiques

(27)

e. Chain Store

Chain Store berpusat pada pemilik dan didalam pengaturan organisasinya memiliki dua atau lebih unit yang sama, dimana setiap unitnya memiliki klasifikasi barang yang sama. Dimana kategori barang merupakan obat – obatan, sepatu, perlengkapan rumah tangga, restoran,

jewelery, bahan makanan dan lainnya. f. Departemen store

Merupakan retailer yang menawarkan variasi barang dalam jumlah yang sangat besar, baik itu hard goods maupun soft goods. Retailer ini biasanya menitikberatkan pada tinkkat pelayanan konsumen, Volume dari penjualan, pekerja dalam jumlah yang besar. Contoh dari departemen store adalah : Matahari Departemen Store, Ramayana Departemen Store,

dan lain – lain. g. Supermarket

(28)

2.1.3 Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT). 2.1.3.1 Pengertian SWOT

Analisa SWOT merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam menganalisa faktor internal dan eksternal organisasi baik organisasi profit

maupun nonprofit, seperti pemerintah. Analisa SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Kotler, 2000:8). Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut dibagi kedalam dua lingkungan analisa, yaitu lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal organisasi (Kotler, 2000:8).

Analisa SWOT menurut Cliff Bowman adalah analisis lingkungan di luar dan pada kekuatan-kekuatan serta kelemahan-kelemahan perusahaan (Bowman, 1993:114). Pendapat tersebut lebih memfokuskan kepada suatu perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari beberapa hal pemerintah dan perusahaan mempunyai beberapa persamaan salah satunya yaitu dalam hal pelayanan, dimana pemerintah dan perusahaan menginginkan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat sebagai pelanggannya.

Pendapat lain mengenai analisa SWOT juga diungkapkan oleh Freddy Rangkuti, dimana analisa SWOT menurutnya diartikan sebagai:

“analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats)”

(Rangkuti, 2003:19).

(29)

meminimalkan dan mengatasi kelemahan dan ancaman-ancaman yang ada dalam pencapaian tujuan dalam suatu organisasi.

Analisa SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strengths), mengurangi kelemahan (weaknesses), memperluas peluang (opportunities) dan mengeliminasi ancaman dari luar (threats) (Suharto, 2004:53). Dengan adanya analisa tersebut maka suatu organisasi tidak hanya dapat mengeliminasi ancaman yang ada tetapi organisasi juga dapat mengantisipasi ancaman-ancaman yang akan timbul di masa yang akan datang.

2.1.3.2 Indikator SWOT

Perubahan akan selalu terjadi dan dimana perubahan tersebut berlangsung dengan cepat dan dalam intensitas yang tinggi. Perubahan tersebut terjadi secara fundamental hampir pada semua bidang. Perubahan yang terjadi tersebut dapat memberikan pengaruh yang baik maupun pengaruh yang buruk terhadap organisasi, untuk itu diperlukannya analisa terhadap lingkungan organisasi.

Analisa lingkungan adalah suatu proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang mempengaruhi organisasi untuk mencapai tujuannya (Dirgantoro, 2004:38). Struktur lingkungan pada dasarnya dapat dibagi atau dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) lingkungan internal (strengths (kekuatan) dan

(30)

Lingkungan-lingkungan tersebut mempunyai beberapa indikator. Indikator-indikator tersebut terdiri dari:

2.1.3.2.1 Lingkungan Internal: Strengths (Kekuatan) dan Weaknesses

(Kelemahan)

Menurut Wahyudi (1996 : 49)dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Proses Berpikir Strategi” menjelaskan

“Lingkungan internal adalah lebih pada analisa intern organisasi dalam

rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari dalam

organisasi”.

Sedangkan menurut Freddy Rangkuti, Lingkungan internal terdiri dari komponen-komponen atau variabel-variabel yang berasal atau berada di dalam organisasi itu sendiri. Komponen-komponen dari lingkungan internal cenderung lebih mudah untuk dikendalikan oleh organisasi atau berada di dalam jangkauan intervensi suatu organisasi. Lingkungan internal terdiri dari indikator-indikator, sebagai berikut:

1. Segi organisasi.

Organisasi merupakan wadah atau alat untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya organisasi maka pembagian tugas serta struktur tata hubungan kerja dapat dibagi secara merata dan diketahui secara pasti oleh anggota organisasi. Organisasi menurut Pradjudi Atmosudiro adalah:

“struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara

(31)

Organisasi dalam pelaksanaan otonomi daerah merupakan salah satu faktor untuk melihat kemampuan suatu daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya. Organisasi menurut Kaho jika ditinjau dari prosesnya adalah:

“organization is the process of combining the work which individuals or

group have to performs with the faculties necessary for its execution, so that the duties so performed provide the best channels for the efficient, systematic, positive and coordinated application of effort (organisasi adalah proses penggabungan kerja seseorang atau kelompok yang mempunyai kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban untuk melakukan perbuatan hukum, sehingga kewajiban-kewajiban untuk melakukan penyediaan dapat menjadi lebih efisien, sistematis, positif dan aplikasi usaha yang terkoordinasi) (Kaho, 2005:232).

Berdasarkan pada pendapat di atas maka dalam sebuah organisasi harus ada tujuan yang hendak dicapai, yaitu dengan menggabungkan beberapa proses kerja seseorang atau sekelompok orang, dimana dalam pencapaian tujuan tersebut dibutuhkannya sebuah struktur yang efisien, sistematis, positif dan koordinasi yang jelas.

Pendapat lain mengenai organisasi juga diungkapkan oleh Erni Tisnawati Sule, sebagai berikut:

“sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi

tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu atau dengan kata lain organisasi dapat diartikan sebagai sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut

melalui kerja sama” (Sule, 2006:4).”

Berdasarkan pada pendapat di atas sebuah organisasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda tergantung pada jenis organisasinya dan dapat dicapai melalui kerja sama.

(32)

a. Struktur Organisasi.

Suatu tujuan dengan mudah dapat dicapai apabila dalam organisasi ada struktur yang jelas sehingga adanya pembagian tugas yang kompleks dan jelas dimana tidak terjadinya tumpang tindih tugas dan pola pertanggungjawaban yang mudah. Struktur organisasi menurut Liang Gie adalah:

“Kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan diantara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan dan peran masing-masing dalam kebulatan kerjasama” (Liang Gie dalam Hasibuan, 2003:34).

Pendekatan desentralisasi atau otonomi merupakan salah satu struktur organisasi yang dapat menciptakan partisipasi dari anggota organisasi dimana organisasi tidak lagi dipandang sebagai wadah berbagai proses dan kegiatan organisasi, tetapi organisasi dapat juga dijadikan sebagai forum interaksi.

Struktur organisasi yang diterapkan dalam sebuah organisasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Stoner terdapat empat pilar yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian, yaitu:

1. Pembagian kerja (division of work).

2. Pengelompkan kerja (departmentalization).

3. Penentuan relasi antarbagian dalam organisasi (hierarchy). 4. Koordinasi (coordination).

(Stoner dalam Sule, 2005:153-158).

b. Tujuan Organisasi.

(33)

anggota organisasi akan tujuan yang hendak dicapai dapat dilakukan oleh organisasi dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan mensosialisasikan tujuan tersebut supaya terciptanya kesatuan tujuan diantara kelompok organisasi. Jika di dalam organisasi tidak ada kesatuan tujuan, maka organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik (Hasibuan, 1996:127).

Tujuan organisasi menurut Glueck diartikan sebagai hasil akhir yang dicari untuk dicapai oleh organisasi dengan keberadaan dan kegiatan-kegiatannya (Glueck dalam Supriyono, 1990:24). Adanya tujuan yang jelas dalam sebuah organisasi akan memberi arah pada kegiatan sekelompok orang dan mempunyai sarana dimana kepentingan pihak-pihak yang disalurkan kedalam usaha bersama. Tujuan dapat berupa hal yang umum dan mungkin merupakan tujuan akhir serta dapat juga dijadikan sebagai tujuan antara untuk seluruh organisasi.

Tujuan yang ada pada organisasi mempunyai beberapa sifat seperti yang dikemukan oleh Reksohadiprodjo berikut:

1. Tujuan utama, seperti:

a. Menciptakan serta mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa; b. Memenuhi tujuan-tujuan perorangan atau organisasi;

c. Memenuhi kewajiban terhadap masyarakat lingkungan. 2. Tujuan sekunder, seperti:

a. Pelaksanaan tugas-tugas secara ekonomis untuk mencapai tujuan utama (primer);

(34)

Tujuan yang ada pada organisasi akan mempunyai banyak manfaat bagi organisasi yang bersangkutan dalam proses perumusan dan implementasi strategi apabila manajemen puncak (eksekutif organisasi) dapat dengan baik merumuskan, melembagakan, mengkomunikasikan dan menguatkan tujuan tersebut melalui organisasi.

c. Kebijakan.

Pencapaian tujuan suatu organisasi baik organisasi pemerintahan maupun organisasi lainnya dapat dilakukan apabila adanya kesamaan tujuan. Selain itu pencapaian tujuan dapat dilakukan apabila adanya kebijakan yang mendukung. Kebijakan pemerintah menurut Thomas R. Dye adalah is whatever governments choose to do or not to do (apa yang pemerintah pilih dan apa yang tidak pemerintah pilih) (Thomas R. Dye dalam Tangkilisan, 2004:5). Berdasarkan pendapat tersebut, apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, maka harus ada tujuan dan kebijakan itu harus meliputi semua tindakan-tindakan pemerintah bukan semata-mata pernyataan keinginan pemerintah. Dengan adanya kebijakan maka dalam pencapaian tujuan tersebut pemerintah dapat menentukan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan.

(35)

Berdasarkan pada beberapa konsep kebijakan di atas menunjukan bahwa unsur tujuan dan sarana merupakan unsur pokok yang harus ditetapkan dalam membuat kebijakan. Selain itu kebijakan sangat erat hubungannya dengan sasaran-sasaran yang diupayakan dan cara-cara bagaimana tujuan itu harus dicapai.

2. Segi Keuangan.

Keuangan mempunyai posisi yang sangat penting, karena dengan keuangan suatu organisasi dapat melakukan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu dengan adanya keuangan yang memadai maka pencapaian tujuan akan lebih mudah. Menurut Wajong, uang diartikan sebagai:

1. Alat untuk mengukur harga barang dan jasa; 2. Alat untuk menukar barang dan jasa;

3. Alat penabung.

(Wajong dalam Kaho, 2005:138).

Segi keuangan mempunyai indikator sebagai berikut (Dirgantoro, 2004:42):

a. Profitabilitas.

(36)

organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta berjalan lebih baik. Keadaan keuangan organisasi juga dapat menentukan corak, bentuk serta kemungkinan-kemungkinan kegiatan yang akan dilakukan (Kaho, 2005:138).

b. Aktivitas.

Aktivitas suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar apabila didukung oleh keuangan yang memadai. Selain itu dengan adanya keuangan yang memadai maka aktivitas suatu organisasi dapat berkembang dengan baik tidak terpaku pada hal-hal itu saja. Dengan keuangan yang memadai juga dapat dilihat berhasil atau tidaknya suatu aktivitas yang akan dilakukan oleh suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi lainnya (Kaho, 2005:138-139).

c. Peluang Investasi.

Investasi dapat meningkatkan sumber keuangan organisasi untuk waktu jangka panjang (Siagian, 2005:107). Pemerintah dapat melalukan investasi kepada pihak manapun, baik pihak swasta maupun pihak pemerintah itu sendiri. Salah satu investasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dalam bidang pendidikan (dalam Jurnal KUKM, Mei 2007:11). Dengan adanya pendidikan yang baik kepada aparatur maka akan adanya peningkatan kualitas dan kinerja SDM.

3. Segi Teknologi.

(37)

meningkatkan citra pemerintah sebagai organisasi, apabila pemanfaatan teknologi tersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya (Siagian, 2005:112).

4. Segi Sumber Daya Manusia (SDM).

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi dimana SDM dalam organisasi merupakan subyek dalam setiap aktivitas atau dapat dikatakan sebagai unsur pelaksana. Strengths

(kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) dari segi SDM terdiri dari indikator sebagai berikut (Siagian, 2005:115):

a. Manajerial.

Manajerial atau kepemimpinan dalam suatu organisasi sangat diperlukan salah satunya dalam hal pengambilan keputusan. Pemimpin menurut Kartini Kartono diartikan sebagai:

“seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan – khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan” (Kartono, 2005:38).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dilihat bahwa seseorang pemimpin harus mempunyai satu atau beberapa kelebihan. Hal tersebut dimaksudkan supaya pemimpin tersebut mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan.

(38)

“gejala sosial, kemampuan seseorang (suatu pihak) untuk mempengaruhi

orang lain melalui dirinya sendiri dengan cara tertentu sehingga perilaku

orang lain itu berubah atau tetap menjadi integratif ” (Ndraha, 2003:246).

Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas maka kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manajerial yang kokoh. Menurut Chapman lima landasan kepemimpinan yang kokoh, yaitu:

1. Cara berkomunikasi. 2. Pemberian motivasi. 3. Kemampuan memimpin. 4. Pengambilan keputusan. 5. Kekuasaan yang positif.

(Chapman dalam Husein, 1997:31).

Berdasarkan pendapat di atas maka seorang pemimpin sangat diperlukan dalam sebuah organisasi tidak hanya untuk mengambil keputusan yang baik, tetapi dengan adanya kepemimpinan atau manajerial yang baik dan dengan tipe kepemimpinan yang baik pula maka dapat meningkatkan motivasi anggota organisasi. Motivasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi, dimana dengan adanya motivasi maka aparatur mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

(39)

kepemimpinan menurut Kartini Kartono dibagi menjadi beberapa tipe, sebagai berikut:

1. Tipe karismatis;

2. Tipe paternalistis dan maternalistis; 3. Tipe militeristri;

4. Tipe otokratis/otoritatif (authoritative, dominator); 5. Tipe laisser faire;

6. Tipe populistis; 7. Tipe administratif;

8. Tipe demokratis (group developer). (Kartono, 2005:80-81).

Berdasarkan pada hal tersebut, maka demokratis merupakan salah satu tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya. Kepemimpinan demokratis lebih berorientasi kepada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada bawahannya. Kepemimpinan demokratis dalam pelaksanaanya sangat menghargai potensi setiap individu serta mau mendengarkan nasehat bawahannya. Dalam kepemimpinan demokratis juga ada sebuah penekanan pada disiplin diri, dari kelompok untuk kelompok. (Kartono, 2005:188).

b. Keterampilan.

(40)

keterampilan yang baik maka akan lebih mudah dalam mencapai tujuan. Peningkatan terhadap keterampilan SDM dalam suatu organisasi dapat dilakukan dengan berbagai upaya, seperti pemberian pelatihan dan pengembangan (Husein, 1997:13). Dengan adanya pelatihan dan pengembangan yang diberikan kepada anggota organisasi juga akan meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja anggota organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan.

2.1.3.2.2 Lingkungan Eksternal: Peluang (Opportunities) dan Ancaman atau Tantangan (Threats)

Menurut Wahyudi (1996 : 67)dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Proses Berpikir Strategi” menjelaskan

“Lingkungan eksternal adalah lebih pada analisa ekstern organisasi dalam rangka menilai atau mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar organisasi”.

Sedangkan menurut Freddy Rangkuti, Lingkungan eksternal dapat dikatakan sebagai komponen-komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi. Dalam rangka pencapaian tujuan, sasaran dan dalam mengemban misi organisasi, tidak dapat dielakan lagi bahwa sangat diperlukannya interaksi antara organisasi dengan lingkungan eksternalnya. Faktor eksternal terdiri beberapa indikator, dimana indikator tersebut dapat menjadi peluang (opportunities) dan ancaman atau tantangan (threats).

(41)

berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis (Siagian, 2005:173). Analisa terhadap peluang bertujuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi. Jika peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan menjadi ancaman bagi organisasi, dimana ancaman adalah tantangan yang timbul karena adanya suatu kecenderungan atau perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan dan akan mengarah kepada penurunan kedudukan organisasi apabila tidak adanya tindakan dengan tujuan yang tepat (Kotler, 2000:68).

Lingkungan eksternal terdiri dari indikator, sebagai berikut: 1. Segi Teknologi.

Teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan suatu organisasi. Teknologi dalam organisasi dapat menciptakan suatu peningkatan efesiensi kerja dan mutu produk. Faktor eksternal dari segi teknologi terdiri dari sub-indikator sebagai berikut (Dirgantoro, 2004:53):

a. Perkembangan Teknologi.

(42)

merubah atau memangkas panjangnya sistem birokrasi yang ada dengan sistem birokrasi yang singkat.

b. Orang Semakin Comfortable Menggunakan Komputer.

Komputer merupakan salah satu teknologi yang perkembangannya sangat pesat. Perkembangan dari komputer tersebut tidak hanya harus diikuti oleh keterampilan dari aparatur organisasi tetapi juga harus diiringi dengan keterampilan atau keahlian dari masyarakat (Siagian, 2005:81). Berdasakan hal tersebut maka masyarakat akan semakin nyaman atau comfort dalam menggunakan komputer dan tidak mengganggap perkembangan teknologi sebagai suatu hal yang dapat mempersulit mereka. Dengan adanya kenyamanan dari masyarakat dalam menggunakan komputer maka pemerintah dapat memanfaatkan peluang itu dengan mengembangkan pemerintahan yang berbasis teknologi, salah satunya dalam sistem pelayanan publik (Siagian, 2005:81).

2. Segi Ekonomi.

(43)

a. Adanya Peningkatan Pendapatan Pelanggan.

Peningkatan terhadap pendapatan pelanggan secara tidak langsung adanya peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi, baik pertumbuhan ekonomi daerah maupun pertumbuhan ekonomi negara (Siagian, 2005:65-67). Dengan adanya peningkatan terhadap pendapatan pelanggan, dimana pemerintah sebagai suatu organisasi dapat meningkatkan kualitas dari produknya, misalnya dengan meningkatkan kualitas dari produk pelayanan publiknya. Peningkatan terhadap kualitas dalam setiap organisasi baik organisasi pemerintah maupun organisasi lainnya memerlukan biaya yang tidak sedikit (Mardiasmo, 2004:8). Dengan adanya hal tersebut maka biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat sebagai pelanggan untuk mendapatkan produk tersebut juga tidak sedikit tetapi karena adanya peningkatan terhadap pendapatan mereka, maka hal tersebut tidak menjadi permasalahan yang sangat berarti (Dirgantoro, 2004:53).

b. Adanya Penurunan Pendapatan Pelanggan.

(44)

c. Tingkat Inflasi.

Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara akan berpengaruh terhadap inflasi di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang baik dalam suatu negara maka tingkat inflasi yang terjadi akan semakin kecil atau rendah. Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus dan saling mempengaruhi. Inflasi dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

1. Inflasi ringan, terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun.

2. Inflasi sedang, terjadi apabila kenaikan harga berada diantara 10%-30% setahun;

3. Inflasi berat, terjadi apabila kenaikan harga berada diantara 30%-100% setahun; dan,

4. Hiperinflasi atau inflasi tak terkendali, terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

(dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi).

Secara umum, inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi tersebut ringan maka, mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi (dalam, http://id.wikipedia. org/wiki/Inflasi).

(45)

1. Inflasi yang disebabkan oleh tarikan permintaan (demand full inflation). Inflasi ini terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.

2. Inflasi yang disebabkan oleh desakan biaya (cost push inflation). Inflasi ini terjadi terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan.

(dalam, http://id.wikipedia. org/wiki/Inflasi).

Pada umumnya pegendalian terhadap tingkat inflasi yang terjadi baik di Indonesia maupun negara lainnya dapat sangat tergantung kepada bank sentral suatu negara yang bersangkutan.

3. Segi Sosial.

(46)

ada kalanya dengan intensitas yang sangat tinggi. Indikator dari segi sosial terdiri dari (Siagian, 2005:73-78):

a. Pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu bidang pembangunan sosial yang menjadi sasaran perhatian semua kalangan. Pendidikan sering digunakan sebagai salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Masyarakat terbelakang atau tradisional, jika pendidikan masyarakat rata-rata tingkat sekolah dasar.

2. Masyarakat dengan tingkat kemajuan sedang, jika tingkat pendidikan masyarakat rata-rata sekolah menengah tingkat pertama.

3. Masyarakat maju, jika rata-rata tingkat pendidikan masyarakat sudah mencapai tingkat sekolah menengah atas atau lebih tinggi.

(Siagian, 2005:74).

Pendidikan dalam sebuah negara atau daerah dapat disoroti dalam berbagai sudut pandang, seperti semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka dianggap memiliki pengetahuan dan keterampilan yang makin tinggi pula (Siagian, 2005:74).

b. Budaya (Kultur)

(47)

kultur yang dianut oleh masyarakat (Siagian, 2005:785). Oleh karena itu, penting bagi suatu organisasi untuk memahami kultur yang dianut oleh masyarakat.

Kultur suatu masyarakat menunjukan jati diri masyarakat tersebut dan membedakan dengan masyarakat lainnya. Kultur itu sendiri sangat berperan dalam penentuan batas-batas berperilaku dan penentuan norma-norma. Selain itu kultur juga berperan dalam menentukan tata krama yang harus ditaati oleh seseorang dalam interaksinya dengan orang lain termasuk penggunaan bahasa (Siagian, 2005:77).

c. Demografi.

Faktor demografi dapat dilihat dari sudut pengelompokan para anggota masyarakat pada tiga kelompok utama, yaitu:

1. Kelompok yang belum produktif, kelompok ini terdiri dari bayi hingga mencapai usia remaja. Para angggota masyarakat ini menurut peraturan perundang-undangan belum diizinkan untuk memasuki pasaran kerja tetapi kewajiban mereka lebih diarahkan untuk menuntut ilmu di lembaga-lembaga formal.

2. Kelompok yang produktif, terdiri dari masyarakat yang kelompok usianya memasuki dan berada pada pasaran kerja. Masyarakat yang berada pada kelompok ini juga pada umumnya masih ada yang tidak berhasil memperoleh pekerjaan (pengangguran).

(48)

Faktor demografi ini mengarah kepada beban yang harus dipikul oleh kelompok masyarakat yang berada pada kelompok produktif dan mempunyai pekerjaan dan penghasilan tetap.

2.2 Kerangka pemikiran

Perkembangan industri ritel Indonesia kini semakin semarak. Kehadiran para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan industri ritel Indonesia. Perkembangan industri ritel dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan sangat pesat di berbagai belahan dunia. Industri ritel kini telah menjadi bagian yang sangat penting bagi pelaku usaha yang ingin mendistribusikan produknya sampai di tangan konsumen.

Penulis melakukan di salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Retail yaitu Butik Amethyst Ungu. adalah sebuah usaha mikro yang membuat busana-busana masa kini dengan bahan Batik. Butik Amethyst Ungu adalah usaha retail yang mampu bersaing dalam gejolak persaingan bisnis mikro saat ini.

Permasalahan yang terjadi pada Toko Butik Amethyst Ungu Bandung ini yaitu lambannya kemajuan perkembangan bisnis Toko penjual busana Batik inipadahal berbagai upaya – upaya bisnis telah diterapkan. Permasalahan itu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahaan.

(49)

terciptanya strategi yang menghasilkan langkah – langkah untuk kemajuan bisnis toko butik ini yang dihitung dalam Analisis SWOT.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Dalam penelitian kualitatif gejala bersifat holistik atau menyeluruh dan tidak dapat dipisah-pisahkan sehingga tidak atau menetapkan penelitiannya berdasarkan variabel penelitian, sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitian hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan Situasi Sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

(50)
[image:50.595.99.530.222.672.2]

2.3 Kajian Peneliti Terdahulu

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu Peneliti Judul Tahun

Penelitian

Hasil Penelitian Dodo rahmat Analisis dan

Penerapan Strategi PT.Jaya Readmix

seJawa Tengah dan DIY

(51)

Abd. Rohim Analisis Strategi Pemasaran Melalui Pendekatan SWOT (studi pada PT. Pujangga Luhur, Jombang)

2008 1. Inovasi produk yang sesuai dengan keinginan

konsumen untuk mengembalikan

performances “Kawasaki”

dengan cara Brand Marking (belajar pada produk pesaing dalam hal inovasi produk).

2. Memperkuat keberadaan produk Kawasaki di pasaran dengan cara memperkuat bauran pemasaran agar

masyarakat lebih mengenal produk Kawasaki.

3. Meningkatkan berbagai aktivitas nilai yang ada dalam perusahaan terutama dalam hal pelayanan terhadap konsumen. Sesuai dengan temuan pada matrik General Elektric pada sel 8 dimana

perusahaan harus

melakukan strategi generic melalui diservikasi

(52)

Nurul Komaryatin

Strategi Pemasaran dengan pendekatan SWOT

2008 1. Meningkatkan promosi penjualan.

2. Meninjau kembali kebijakan harga.

Wawan Arya Permata

Analisis SWOT PT Astra Internasional

2009 Pt. Astra Internasional, Tbk dalam pengembangan rencana strategis hendaknya lebih banyak menggunakan kandungan local dan penggunaan sumber daya manusia lokal. Selain itu program social responsibilities hendaknya lebih ditingkatkan karena dapat mengangkat citra perusahaan. Ichwan Setiarso, Agus Suman, Kusnadi Strategi Pengembangan Usaha Kecil di Pedesaan : Studi Kasus Pada Usaha Kecil Krupuk di Desa Pohjajar Kecamatan Papar Kabupaten Kediri

2003 1. Perlu pengkajian lebih dalam terutama arah penelitian berikutnya didasarkan untuk meneliti aspek preferensi perilaku manajemen.

2. Penelitian yang akan dating perlu mengkaji kembali penelitian ini baik model maupun alat analisis yang digunakan serta populasi yang menjadi objek penelitian. Panji Busaris Harja Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Straregi Bisnis Dalam Peningkatan Usaha Pada Unit Usaha Susu Sapi KUD Sarwa Mukti Cisarua Bandung

2011 1. Meningkatkan motivasi, disiplin, dan produktifitas dalam bekerja sehingga semua pihak bekerja dengan sungguh-sungguh dan profesional untuk memajukan KUD Sarwa Mukti

(53)

memberikan pinjaman kepada anggota yang ingin meminjam uang tapi dengan tidak mengindahkan sosialisasi dengan baik dan terus menerus sehingga anggota pun merasa mengerti dan memahami untuk apa peraturan itu dibuat selain untuk kemajuan KUD Sarwa Mukti itu sendiri. Puji

Maulansyah

Analisis Faktor Internal dan Eksternal Melalui Pendekatan SWOT dalam Upaya Pendekatan Strategi Pengembangan Bisnis di Rumah Makan Khas Sunda Pak H.Ihin jl.Raya Puncak KM 92 Cianjur

2011 1. Meningkatkan promosi secara besar-besaran seperti di jejaring sosial serta di media lainnya serta menambah fasilitas seperti mempunyai hotspot,live music, dan parker gratis agar lebih menarik.

2. Melatih para karyawan agar lebih produktif dalam bekerja dan lebih disiplin lagi sehingga konsumen tidak ada yang merasa kecewa

3. Melakukan inovasi pada menu atau makan tetapi tetap menjaga ciri khas dari RM Pak H.Ihin yang sudah mempunyai cita rasa yang turun temurun sehingga konsumen tetap tertarik untuk datang berkunjung.

(54)

Ahmad Reza Ommani

Strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) analysis for farming system businesses management: Case of wheat farmers of Shadervan District, Shoushtar Township, Iran

2011 SWOT analysis indicates a framework for helping the planners to identify the strategies of achieving goals. It is a technique used to analyze the strengths,

weaknesses, opportunities and threats of businesses. Farming practices play a vital role in food security. Based on the results, the considered identified strategies play a vital role in farming system development and in increasing food security in this area. The important strategies that must be considered are:

1. Development of poor local market opportunities and infrastructure.

2. Planting of crops with high economic values. 3. Development of

governmental supports. 4. Preparing strategic plans

for development of organic farming.

5. Considering the quality of crops.

6. Considering farm sustainability indexes. 7. Using sustainable water

resources management.

8. Development of extension programs based on

(55)

44

3.1 Alasan Penggunaan Metode Kualitatif

Dalam penalitian ini penulis melakukan pada Toko Butik Amethst Ungu, penggunaan metode ini dikarnakan Toko Butik ini masih memiliki data yang samar dan butik ini masih dalam tahap perkembangan yang memposisikan situasi akan terus berubah – ubah seiring berjalannya pengembangan usaha. Perlu penelitian yang menyeluruh mengenai aspek – aspek yang berkaitan dengan kemajuan binisnya, peneliti harus bisa menjabarkan tentang apa yang dirasakan tentang perusahaan butik ini baik kelemahan, kekuatan, peluang maupun ancaman yang sedang terjadi. Maka penulis mengambil Metode kualitatif untuk menganalisis factor ekstrnal dan internal untuk kemajuan usaha Toko Butik Amethyst Ungu ini.

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. (Umi Narimawati, 2008 : 127).

(56)

Situasi Sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial. Metodologi penelitian yang dipakai adalah multi metodologi, sehingga sebenarnya tidak ada metodologi yang khusus. Para periset kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi, diskursus, arsip, analisis fonemik, bahkan statistik. Di sisi yang lain, para periset kualitatif juga menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik etnometodologi, fenemologi, hermeneutic, feminisme, rhizomatik, dekonstruksionisme, etnografi, wawancara, psikoanalisis, studi budaya, penelitian survai, dan pengamatan melibat (participant observation) (Agus Salim, 2006). Dengan demikian, tidak ada metode atau praktik tertentu yang dianggap unggul, dan tidak ada teknik yang serta merta dapat disingkirkan. Kalau dibandingkan dengan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Feyerabend (dalam Chalmers, 1982) mungkin akan mendekati ketepatan, karena menurutnya metodologi apa saja boleh dipakai asal dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.

Selanjutnya Agus Salim (2006) menyatakan bila suatu definisi harus dibuat bagi pendekatan kebudayaan , maka penelitian kualitatif adalah suatu bidang antardisiplin, lintas disiplin, bahkan kadang-kadang kawasan kontradisiplin.

(57)

fokus terhadap banyak paradigma. Para praktisinya sangat peka terhadap nilai pendekatan multimetode. Mereka memiliki komitmen terhadap sudut pandang naturalistiuk dan pemahaman intepretatif atas pengalaman manusia.

Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan focus.

Spradley menyatakan bahwa “ A focused refer to a single cultural domain or a few related domains “ maksudnya adalah bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi social. Dalam penelitian kualitatif, penentuan focus lebih diarahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan).

Spradley dalam Sanapiah Faisal (1998) mengemukakan alternatif untuk menetapkan fokus yaitu :

1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. Informan ini dalam lembaga bisnis, bisa manajer, supervisor, pelayan toko, pembeli, pakar ekonomi, tokoh masyarakat dan sebagainya.

2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain. Domain ini dalam bisnis bisa keuangan, modal, barang, jasa, proses, produksi, bahan mentah, system pemasaran, iklan, pembeli, kebijakan pemerintah, manajemen , dan sejenisnya.

 Teori dalam penelitian kualitatif

(58)

setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, jika dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori, atau dalam hal ini adalah menemukan strategi bisnis dalam meningkatkan bisnis Retail Toko Butik Amethyst Ungu.

Peneliti kualitatif harus bersifat “perspetif emic” artinya memperoleh data

bukan “sebagai mana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang difikirkan oleh

peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh partisipan atau sumber data.

3.2 Tujuan Studi : explanatory reaserch

Tujuan studi ini Untuk menambah pengetahuan mengenai penentuan strategi bisnis pada usaha retail Amethyst ungu Bandung. yang penulis teliti dan peroleh berdasarkan dengan kenyataan di dunia usaha mikro dan peroleh berdasarkan dengan kenyataan di dunia bisnis retail.

Studi ini Diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan referensi maupun bahan pertimbangan bagi mereka yang mengadakan penelitian lebih lanjut khususnya mengenai penentuan strategi bisnis pada usaha retail Amethyst ungu Bandung dilihat dari Analisis SWOT. Serta berguna bagi pengembangan ilmu dalam bidang ekonomi juga Menambah wawasan keilmuan di bidang manajemen terutama tentang Penentuan Strategi bisnis dengan Analisis SWOT.

(59)

pendekatan kualitatif, peneliti dapat menggali penjelasan mengenai perilaku pengguna terhadap sistem, keberhasilan sistem serta kegagalannya, serta menambah gudang keilmuan tentang bagaimana cara penulisan karya tulis dengan meggunakan metode kualitatif.

3.3 Studi Kasus Tunggal

Penelitian studi kasus tunggal holistik (holistic single-case study) adalah penelitian yang menempatkan sebuah kasus sebagai fokus dari penelitian. Yin (2009) menjelaskan bahwa terdapat 5 (lima) alasan untuk menggunakan hanya satu kasus di dalam penelitian studi kasus, yaitu:

a) Kasus yang dipilih mampu menjadi bukti dari teori yang telah dibangun dengan baik. Teori yang dibangun memiliki proposisi yang jelas, yang sesuai dengan kasus tunggal yang dipilih sehingga dapat dipergunakan untuk membuktikan kebenarannya.

b) Kasus yang dipilih merupakan kasus yang ekstrim atau unik. Kasus tersebut dapat berupa keadaan, kejadian, program atau kegiatan yang jarang terjadi, dan bahkan mungkin satu-satunya di dunia, sehingga layak untuk diteliti sebagai suatu kasus.

(60)

d) Kasus dipilih karena merupakan kesempatan khusus bagi penelitinya. Kesempatan tersebut merupakan jalan yang memungkinkan peneliti untuk dapat meneliti kasus tersebut. Tanpa adanya kesempatan tersebut, peneliti mungkin tidak memiliki akses untuk melakukan penelitian terhadap kasus tersebut.

e) Kasus dipilih karena bersifat longitudinal, yaitu terjadi dalam dua atau lebih pada waktu yang berlainan. Kasus yang demikian sagat tepat untuk penelitian yang dimaksudkan untuk membuktikan terjadinya perubahan pada suatu kasus akibat berjalannya waktu.

3.4 Penjelasan Menggunakan Studi Kasus Tunggal

(61)

3.5 Desain Penelitian

3.5.1 Rumusan Masalah Penelitian

Sesuai dengan apa yang telah diuraikan penulis dalam latar belakang penelitian maka penulis telah membatasi permasalahan yang akan menjadi dalam penulisan ini. Permasalahan tersebut dapat diuraikan menggunakan analisis SWOT sebagai berikut:

 Bagaimana faktor internal dan eksternal usaha Butik Amethyst Ungu Bandung

 Bagaimana menentukan strategi bisnis dalam usaha pengembangan bisnis Butik Amethyst Ungu Bandung

3.5.2 Proposisi Studi

proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realitas yang dapat diuji kebenarannya. Dalam ilmu social, proposisi biasanya adalah pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih.

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan untuk menguji secara empiris. Dalil (law) adalah proposisi yang mempunyai jangkauan (scope) yang lebih luas dan telah mendapat banyak dukungan empiris. Adapun perumusan proposisi dari analisis SWOT diatas sebagai berikut

(62)
[image:62.595.128.503.163.671.2]

Gambar 3.1 Perumusan proposisi Studi Aspek

produksi Aspek

keuangan

Aspek SDM

Aspek pemasaran

Aspek oprasional

feedback feedback

Pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi

Klasifikasi Data

Aspek kebijakan Aspek

pesaing

Klasifikasi analisis

Analisis internal Analisis eksternal

Perhitungan Analisis SWOT

Hasil strategi

Evaluasi pilihan strategi

(63)

Proposisi Hipotesis Analisis SWOT

Dalam perhitungan analisis SWOT hasilnya akan menghasilkan sebuah angka yang degeneralisasikan kepada strategi yang harus diambil oleh perusahaan, maka hipotesis umum Analisis SWOT yaitu,

 Bila kekuatan (Strenght) + Peluang (Oppurtunity) > kelemahan (Weakness) + Ancaman (Threat) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.

(64)

3.5.3 Unit Analisis 3.5.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan pada Toko Butik Amethyst Ungu jl.vijayakusuma X no D5 Rt 05/07 Krlurahan Pasir Endah, kec Ujungberung Bandung. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2012 sampai April 2012.

3.5.3.2 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Selanjutnya Nasution (1988) menyatakan :

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan

manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak asti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

3.5.3.3 Sampel Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari aspek

(65)

Amethyst Ungu. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin difahami secara mendalam. “apa yang terjadi” didalamnya. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas, (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu.

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan sampel statistic tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif dalam hal ini untuk menghasilkan strategi yang tepat Toko Butik Amethyst Ungu. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut seagai sampel konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula belum jelas. Pada toko butik Amethyst Ungu Bandung ini yang menjadi narasumber, informan dan partisipan yaitu :

1. karyawan (desiner) 2. karyawan (penjahit) 3. pemilik Butik (manajer) 4. karyawan (bag. pemasaran) 5. konsumen Butik

Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, yang dapat berupa lembaga bisnis tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang ta

Gambar

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Gambar 3.1 Perumusan proposisi Studi
Gambar 3.2 Proses pengambilan sampel sumber data dalam penelitian kualitatif, purposive dan snowball
Gambar 3.3 Macam-macam teknik pengumpulan data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasar hasil pengujian menunjukan bahwa perhitungan menggunakan SPE memiliki korelasi yang lebih tinggi diban- dingkann dengan SCM baik menggunakan relasi hipernim-hiponim

Hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :ekstrak kelopak bunga rosella dapat berperan sebagai antibakteri dan dapat menghambat pertumbuhan

Metode pembuatan alat ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan Research and Development (R & D). Tahap-tahap penelitian mengacu pada model

Operasi yang dilakukan sesudah usia 2 tahun harus diikuti dengan tindakan speech teraphy karena jika tidak, setelah operasi suara sengau pada saat bicara tetap

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan hasil analisis perbedaan kecemasan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sesudah kelompok intervensi dilakukan tehnik lima jari

Jika kedua sandal dilepas maka tidak boleh diletakkan disamping kanan akan tetapi diletakkan disamping kiri jika tidak ada disamping kirinya seseorang yang shalat, jika ada

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik dengan metode hafalan dan tabel dalam pembelajaran waris diperoleh nilai rata- rata pre tes 28,65

adalah benar sebagai lembaga yang memiliki kredibilitas dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan masyarakat, dan dianggap layak mengajukan dana bantuan