• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Komunikasi Organisasi Kepemimpinan Di Kantor Walikota Tangerang Dalam Menerapkan Motto Akhlakul Karimah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas Komunikasi Organisasi Kepemimpinan Di Kantor Walikota Tangerang Dalam Menerapkan Motto Akhlakul Karimah"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ORGANISASI KEPEMIMPINAN DI KANTOR WALIKOTA TANGERANG DALAM MENERAPKAN MOTTO

AKHLAKUL KARIMAH

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

OLEH :

RIZAL FIKRI 109051000239

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ORGANISASI KEPEMIMPINAN DI KANTOR WALIKOTA TANGERANG DALAM MENERAPKAN MOTTO AKHLAKUL KARIMAH telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 19 Agustus 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Jakarta, 19 Agustus 2014

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Rachmat Baihaky, MA Ahmad Fatoni, S.Sos.I NIP. 19761129200912 1 001

Anggota,

Penguji I Penguji II

Drs. Masran, MA Umi Musyarrofah, MA

NIP. 196012021995031001 NIP. 19710816 199703 2002 Pembimbing

(3)

KATA PENGANTAR

Allhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Tiada kata yang patut kita lantunkan selain puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang dengan limpahan anugerah dan

ni’mat yang tak terukur kepada peneliti, tak terasa amanat menuntut ilmu yang

disokongkan oleh kedua orangtua kepada penulis telah sampai hingga perguruan

tinggi ditandai dengan selesainya penulisan skripsi ini sebagai syarat mencapai

gelar sarjana strata satu (S1).

Segala kelancaran penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini merupakan

suatu anugerah yang diberikan oleh-Nya. Sehingga dapat memulai dan

menyelesaikan penelitian ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta para

sahabatnya. Amin

Skripsi ini disusun atas bekal ilmu pengetahuan yang sangat terbatas

sehingga tanpa bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari beberapa pihak akan

sulit bagi penulis untuk menyelsaikannya. Peneliti menyadari bahwa banyak

kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri peneliti khususnya pada

penyelesaian skripsi ini.

Namun Allhamdulillah dengan keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya

peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini. Hal ini tidak terwujud sendirinya

melainkan karena dukungan dan bantuan dari banyak pihak baik moril maupun

(4)

Pada kesempatan ini peneliti sangat perlu menghaturkan dan mengucapkan

rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang terkait yang

dengan begitu ikhlasnya telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Rasa terima kasih yang sangat dalam kami haturkan kepada :

1. Bapak Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum, dan Pembantu Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi

3. Bapak Rachmat Baihaky, MA Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam

4. Ibu Fita Faturrohmah, MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam yang telah membantu penulis menyelesaikan

perkuliahan ini

5. Bapak Drs. S. Hamdani, MA, yang telah memberikan bimbingan dan

arahannya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini

6. Bapak Fauzun,Lc, MA selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

memandu dan memberikan masukan dan arahan sejak pertama kuliah

hingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan

7. Bapak Drs.Masran, MA dan Ibu Umi Musyaroffah, MA selaku Penguji

I dan Penguji II, terima kasih atas kesediaannya menguji skripsi ini

8. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

(5)

ternilai harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tidak akan

terputus. Dan tidak lupa kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, juga para staff perpustakaan fakultas yang telah

memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di

kampus ini

9. Kepada seluruh karyawan Perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan kepada penulis

selama menjalani studi di Kampus ini

10. Bapak H. Wahidin Halim dan Segenap Pegawai di Kantor Walikota

Tangerang yang telah membantu dan mempermudah penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

11. Keluarga Besar Alm. Mandor Satrih dan Alm. Idris. Bapak

Rohmatullah dan IbuNurhayati tercinta yang dengan kasih sayangnya tak pernah lelah dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya dan

selalu memberikan motivasi, do’a dan berkoban secara moril dan

materil. Goresan tinta ini tidak akan mampu mewakili besarnya perjuangan kalian...terima kasih Bapak dan Ibu.

12. Adik-adik tercinta : Nadia Karimah, Amalia Husnayaini, M. Aufa

Akmal. Terima kasih atas dukungan kalian selama ini. Maju Terus PANTANG MUNDUR

13. Sahabat-sahabat KPI G angkatan 2009, serta semua mahasiswa KPI

angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan dan ikatan

persahabatan serta keluarga kecil selama peneliti berada di masa kuliah,

(6)

14. Nuraini yang selalu bersedia Membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini...Semoga S1’nya cepat selesai.

15. Kawan-kawan tercinta dan seperjuangan Realita terima kasih atas dukungan, semangat, dan pengalamnnya

Akhir kata hanya do’a dan harapan yang bisa penulis panjatkan, semoga

kebaikan kalian senantiasa dibalas oleh Allah SWT dengan Limpahan Karunia

dan Keberkahan bagi kita semua. Amin Amin Yaa Robbal Aallamin.

Jakarta, Agustus 2014

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar Efektifitas 1. Pengertian Efektifitas ... 13

2. Pengukuran Efektifitas... 14

B. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi... 16

2. Unsur-unsur Komunikasi ... 17

3. Model Komunikasi ... 19

C. Organisasi 1. Pengertian Organisasi ... 21

2. Elemen Organisasi... 22

3. Fungsi Organisasi ... 24

(8)

E. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan... 27

2. Fungsi Kepemimpinan... 28

3. Gaya Kepemimpinan ... 29

F. Pengertian Akhlakul Karimah ... 30

G. Efektifitas Komunikasi Organisasi Pemerintahan ... 31

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG A. Profil Walikota Tangerang ... 34

B. Sejarah Kota Tangerang ... 36

C. Letak Geografis Kota Tangerang ... 37

D. Visi dan Misi Kota Tangerang... 38

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Komunikasi Organisasi Kepemimpinan di Kantor Walikota Kota Tangerang di era Wahidin Halim Periode 2008-2013 ... 44

B. Penerapan Motto Akhlakul Karimah di Kantor Walikota Kota Tangerang di era Wahidin Halim Periode 2008-2013... 47

C. Efefktifitas Komunikasi Organisasi Kepemimpinan dalam penerapan Motto Akhlakul Karimah di Kantor Walikota Kota Tangerang di era Wahidin Halim Periode 2008-2013 ... 49

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 53

B. Saran-Saran ... 55

(9)

ABSTRAK Rizal Fikri

Efektifitas Komunikasi Organisasi Kepemimpinan di Kantor Walikota Tangerang dalam menerapkan Motto Akhlakul Karimah

Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sebab dengan komunikasi manusia bisa saling berinteraksi dan saling bertukar informasi dalam kehidupan sehari-hari. Tiada hari tanpa berkomunikasi. Komunikasi juga ikut berperan serta dalam berjalannya sebuah organisasi. Tanpa adanya komunikasi maka akan sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal. Namun, untuk menciptakan sebuah organisasi yang baik dan juga untuk mencapai tujuan secara maksimal diperlukan metode komunikasi yang baik agar tercipta komunikasi yang efektif dan efisien.

Dalam sebuah organisasi dibutuhkan pola komunikasi yang baik untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien. Komunikasi efektif dan efisien dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pola komunikasi antara atasan dengan bawahan (Down Ward), Bawahan dengan atasan (Up Ward), dan komunikasi horizontal dalam sebuah organisasi juga berperan dalam menentukan efektifitas organisasi.

Suharto menerangkan efktifitas merupakan keterangan yang menjelaskan ukuran hasil tugas atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Hasil yang semakin mendekati sasaran atau tujuan berarti semakin tinggi tingkat efektifitasnya.

Oleh karena itu, maka timbul beberapa masalah yang diangkat oleh penulis. Pertama, Bagaimana Komunikasi Organisasi Kepemimpinan di Kantor Walikota Kota Tangerang pada Era H. Wahidin Halim dalam menerapkan motto Akhlakul Karimah?, Kedua, Bagaimana Penerapan Motto Akhlakul Karimah di Kantor Walikota Kota Tangerang pada Era H. Wahidin Halim?, Ketiga, Bagaimana Efektifitas Komunikasi Organisasi dalam penerapan Motto Akhlakul Karimah di Kantor Walikota Tangerang pada Era H. Wahidin Halim?

Metode yang digunakan dalam mencari dalam mencari dan mengumpulkan data adalah deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara melakukan pengamatan lapangan, wawancara dan dokumentasi di Kantor Walikota Tangerang.

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk yang dinamis di dalam lingkungan sosialnya.

Agar dapat berkembang, manusia butuh berinteraksi dengan sesamanya.

Hubungan yang baik akan diperoleh dengan komunikasi yang baik pula. Oleh

karena itu manusia melakukan komunikasi untuk mendapat hubungan atau ikatan

yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat penting.

Bukan hanya dalam kehidupan bermasyarakat namun juga dalam kehidupan

organisasi. Tiada hari tanpa komunikasi, kehidupan manusia akan hampa jika

tidak ada komunikasi. Tidak akan terjadi interaksi antara manusia secara

perorangan, kelompok, atau organisasi jika tidak ada komunikasi.

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara

dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi

juga sebagai proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi

dari seseorang kepada yang lain. Dalam buku Jalaludin Rahmat dan Deddy

Mulyana, Komunikasi didefinisikan sebagai :

(11)

yang berperan sebagai isyarat-isyarat kepada sumber dan penerima tentang kualitas dan kredibilitas pesan .”1

Sejak manusia mengenal kehidupan sosial, timbul suatu masalah yang

harus diselesaikan bersama sebab manusia juga diciptakan sebagai makhluk sosial,

karena setiap manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa orang lain.

Dengan berkomunikasi, manusia dapat salingh berhubungan antara satu dengan

yang lain baik di dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat kerja, di

pasar, dimana saja dia berada.

Komunikasi juga dibutuhkan dalam kehidupan berorganisasi karena

merupakan poros utama dalam menentukan berjalan atau tidaknya sebuah

organisasi. Barry Cushway dan Derek Lodge dalam buku Redi Panuju

menggambarkan “fungsi komunikasi dalam organisasi yang menggambarkan

suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan sikap

orang-orang yang bekerja di dalam organisasi.”2Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur di dalamnya dan berisi wewenang, tanggung jawab,

dan pembagian tugas untuk menjalankan fungsi tertentu.

Redding dan Sanborn dalam buku Arni Muhammad mengatakan “bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi orang-orang yang sama level atau tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis, dan komunikasi evaluasi program.”3

1

Jalaludi Rahmat dan Deddy Mulyana, Komunikasi Antarbudaya, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009),h.14

2

Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta : Pustaka Fajar, 2001), Cet ke-1, h. 2

3

(12)

Di dalam lingkungan organisasi formal maupun nonformal selalu ada

seseorang yang dianggap memiliki kelebihan dari yang lain. Seseorang yang

memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai

pengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti ini disebut pemimpin. Dari kata

pemimpin itulah muncul istilah kepemimpinan setelah melalui proses yang

panjang.

Dari sisi bahasa kepemimpinan adalah leadership yang berasal dari kata leader. Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana, atau proses

membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela.

Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi

aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota

kelompok.

Pemimpin dan kepemimpinan dalam perspektif Islam adalah sesuatu yang

penting dalam Islam. Dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah

yang berarti wakil. Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah saw wafat

menyentuh juga maksud yang terkandung di dalam perkataan amir ( Jamaknya Umara ) atau penguasa. Oleh karen itu kedua istilah ini dalam bahasa Indonesia disebut Pemimpin Formal.

Dalam penelitian ini peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang

komunikasi organisasi di Kantor Walikota Tangerang Pada era H. Wahidin Halim

(13)

usaha yang maksimal agar motto Akhlakul Karimah dapat terealisasi terutama untuk meningkatkan kinerja pegawai di dalam lingkungan Kantor Walikota

Tangerang guna menjadi pemerintahan yang memiliki Akhlakul Karimah sesuai dengan motto yang diterapkan.

Dalam menerapkan Akhlakul Karimah tentu di butuhkan komunikasi yang efektif dan efisien atara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan, dan

sesama pegawai. Dengan komunikasi yang efektif dan efisien segala informasi

dan pesan yang disampaikan akan diterima dengan baik dan mudah dimengerti.

Dengan komunikasi yang efektif dan efisien pula akan tercipta sikap saling

menghargai antara sesama pegawai, baik itu antara atasan dengan bawahan,

bawahan dengan atasan, atau pegawai sesama pegawai.

Berdasarkan permasalahan di atas, terdapat daya tarik sendiri bagi penulis

untuk meneliti dan mengetahui tentang bagaimana “Efektifitas Komunikasi Organisasi Kepemimpinan di Kantor Walikota Tangerang Pada era H. Wahidin Halim dalam Menerpakan Motto Akhlakul Karimah.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Untuk membatasi penelitian ini agar tidak terlalu meluas, maka peneliti

memberi bataan hanya berfokus pada “Komunikasi Organisasi Kepemimpinan

Kota Tangerang pada Era H. Wahidin Halim dalam menerapkan motto Akhlakul

Karimah.” Adapun yang dimaksud kepemimpinan di Kota Tangerang adalah

(14)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

a. Bagaimana Komunikasi Organisasi Kepemimpinan di Kantor Walikota

Kota Tangerang pada Era H. Wahidin Halim dalam menerapkan motto

Akhlakul Karimah?

b. Bagaimana Penerapan Motto Akhlakul Karimah di Kantor Walikota

Kota Tangerang pada Era H. Wahidin Halim?

c. Bagaimana Efektifitas Komunikasi Organisasi dalam penerapan Motto

Akhlakul Karimah di Kantor Walikota Tangerang pada Era H.

Wahidin Halim dalam menerapkan motto Akhlakul Karimah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapaic pada

penelitian ini, yaitu :

a. Untuk mengetahui Komunikasi Organisasi Kepemimpinan di Kantor

Walikota Kota Tangerang pada Era H. Wahidin Halim dalam

menerapkan motto Akhlakul Karimah

b. Untuk mengetahui penerapan motto Akhlakul Karimah di Kantor

Walikota Tangerang

c. Untuk mengetahui Efektifitas Komunikasi Organisasi Kepemimpinan

di Kantor Walikota Kota Tangerang pada Era H. Wahidin Halim

dalam menerapkan motto Akhlakul Karimah

(15)

2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberi tambahan

referensi bagi studi komunikasi selanjutnya dan diharapkan mampu

memberikan gambaran umum tentang komunikasi organisasi.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi

awal bagi penelitian selanjutnya mengenai pembahasan tentang

komunikasi organisasi serta dapat memenuhi kebutuhan khalayak

mengenai informasi tentang komunikasi organisasi.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa literature

buku untuk membantu penyusunan skripsi ini diantaranya buku tentang

Metodologi Penelitian Kualitatif yang ditulis oleh Lexy J.Moleong dan buku Deddy Mulyana tentang Metodologi Penelitian Kualitatif. Selain itu peneliti juga mendalami beberapa buku yang fokus untuk membahas skripsi ini

diantaranya buku yang ditulis Redi Panuju tentang Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Komunikasi Organisasi dari Konseptual ke Empirik, Buku Arni Muhammad tentang Komunikasi Organisasi.

Sebelum menentukan judul skripsi ini, peneliti juga melakukan tinjauan

pustaka ke Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

(16)

tersebut peneliti menemukan beberapa skripsi yang berkaitan dengan skripsi

yang diteliti, yaitu :

Komunikasi Organisasi Nurmahmudi Ismail sebagai Walikota Depok dalam Implementasi Kebijakan Publik” oleh Januar Azhari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2008

Pola Komunikasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang Selatan ” Oleh Dian Novianti Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2006

Efektifitas Lembaga Dakwah Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi DKI Jakarta Melalui Program Masabaqah Tilawati Qur’an Tahun 2009” Oleh Silma Muasuli Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010

Adapun kesamaan skripsi yang penulis buat dengan skripsi sebelumnya

adalah sama-sama membahas tentang Komunikasi Organisasi dan tentang

Efektifitas dalam Organisasi. Adapun perbedaan antara skripsi yang dibuat

dengan skripsi sebelumnya terletak pada subjek dan objek penelitian.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Kualitatif. “Penelitian

(17)

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaki yang diamati.”4“Metode deskriptif kualitatif merupakan langkah-langkah yang melakukan representasi

objek tentang semua informasi. Dengan kata lain metode ini tidak terbatas

pada pengumpulan data, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang

arti dari data tersebut.”5Dengan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif, data yang telah diperoleh dari penelitian (berbentuk lisan dan tulisan)

dipaparkan atau digambarkan dalam sebuah tulisan ilmiah.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber-sumber untuk memperoleh keterangan,

sedangkan objek penelitian adalah sesuatu yang diteliti.6Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah H. Wahidin Halim selaku Walikota

Tangerang dan Rohmatullah salah satu pegawai di Kota Tangerang.

Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah Efektifitas Komunikasi

Organisasi di Kantor Walikota Tangerang.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober 2013-April 2014 Bertempat

di Kantor Walikota Tangerang dan Kediaman H. Wahidin Halim di Jl. H.

Djiran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang provinsi Banten.

4

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet ke-1, h.138

5

Soejono dan Abdurrahman. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), h.24

6

(18)

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menghasilkan penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data

dengan teknik, antara lain :

a. Observasi, adalah pengamatan yang dilakukan peneliti untuk memperoleh

informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan,

dengan observasi akan diperoleh sebuah gambaran yang jelas tentang

kenyataan.7 Dalam hal ini peneliti meneliti melakukan kunjungan ke Kantor Walikota Tangerang dan mengamati kelakuan para pegawai di

Kantor Walikota Tangerang ketika mereka bertemu satu sama lain.

b. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya

jawab langsung tatap muka antara penanya dan narasumber menggunakan

alat yang dinamakan interview guide (Paduan wawancara). 8 Hasil pembicaraan direkam dengan voice recorder, yang kemudian di transcript ke dalam bentuk tulisan. Adapun yang di wawancarai adalah bapak H.

Wahidin Halim Selaku Walikota Tangerang 2008-2013 dan Pegawai Kota

Tangerang dan Adapun yang menjadi bahan wawancara adalah hal-hal

yang terkait dengan penerapan akhlakul karimah di kantor walikota

tangerang.

c. Dokumentasi, adalah studi dokumen berupa data tertulis yang

mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena

yang aktual.9

7

Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h. 106

8

M. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985), h.63

9

(19)

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, data-data yang telah dikumpulkan

dioleh melalui beberapa tahap yaitu dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Setelah itu

langkah selanjutnya adalah membuat abstrak dengantujuan membuat

rangkuman inti.

“menurut Bogdan & Biklen dalam Buku Lexy J. Moleong mengatakan Analisis Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang bisa dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakankepada orang lain.”10

Dalam penulisan ini, penulis mengambil kesimpulan yang benar melalui

proses pengumpulan, penyusunan, penyajian, dan penganalisisan data hasil

penelitian yang berwujud kata-kata. Setelah itu penulis berusaha menganalisis

data berupa kata-kata. Setelah itu penulis berusaha menganalisis data yang

berupa kata-kata ke dalam tulisan yang lebih luas.

6. Pedoman Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Centre for Quality Development an Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2007.

10

(20)

F. Sistematika Penulisan

Agar lebih terarah dalam pembahasan dan gambaran sedrhana agar

memudahkan penulisan penelitian ini, maka penulis membuat sistematika

penulisan yang tersusun dalam lima bab, yang masing-masing memiliki

sub-sub dengan susunan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULAUAN

Dalam bab ini meliputi : Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi

Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS Bab ini memuat tentang :

A. Konsep Dasar Efektifitas 1. Pengertian Efektifitas

B. Pengukuran Efektifitas Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi

2. Unsur-unsur Komunikasi

3. Model Komunikasi

C. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

2. Elemen Organisasi

3. Fungsi Organisasi

D. Pengertian Komunikasi Organisasi Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan

(21)

3. Gaya Kepemimpinan

E. Pengertian Akhlakul Karimah

F. Efektifitas Komunikasi Organisasi Pemerintahan

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG

Yang termasuk dalam Bab ini adalah : A) Profil Walikota Tangerang, B)

Sejarah Kota Tangerang, C) Letak dan Geografis Kota Tangerang, D) Visi dan

Misi Kota Tangerang

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Pada Tahap ini meliputi : a) Bagaimana Komunikasi Organisasi

Kepemimpinan di Kantor Walikota Kota Tangerang pada Era H. Wahidin

Halim dalam menerapkan motto Akhlakul Karimah, b) Bagaimana Penerapan Motto Akhlakul Karimah di Kantor Walikota Kota Tangerang pada Era H.

Wahidin Halim, c) Bagaimana Efektifitas Komunikasi Organisasi dalam penerapan Motto Akhlakul Karimah di Kantor Walikota Tangerang

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian pembahasan

penelitian ini. Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran-saran mengenai

(22)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Efektifitas 1. Pengertian Efektifitas

Efektifitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata

efektif, yang diartikan dengan : a) adanya efek (akibat, pengaruh, kesan), b)

manjur atau mujarab, c) dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha,

tindakan).1 Efektifitas berhubungan dengan penentuan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau tidak. Tim Penyusun Kamus Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, menuliskan “bahwa efektifitas adalah

keberpengaruhan atau keadaan berpengaruh (keberhasilan) setelah melakukan

sesuatu.”2 Efektifitas menunjukan pada keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran yang telah diterapkan. Hasil yang semakin mendekati sasaran

berarti semakin tinggi tingkat efektifitasnya.

Mengenai Pengertian Efektifitas beberapa ahli berpendapat :

a. Dennis Mc.Quail, efektifitas secara teori komunikasi berasal dari kata

efektif, artinya terjadi suatu perubahan atau tindakan sebagai akibat

diterimanya suatu pesan dan perubahan terjadi dari segi hubungan antara

keduanya yakni pesan yang diterima dan tindakan tersebut.3

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta : Balai Pustaka, 1996), h.219

2

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan (P3B), Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), Cet ke-7, h.250

3

(23)

b. Peter F.Druckler, salah satu tokoh yang memberikan perhatian besar

terhadap efektifitas mengatakan bahwa efektiftitas itu dapat dan harus

dipelajari secara sistematis, sebab efektifitas bukanlah bentuk sebuah

keahlian yang lahir secara alamiah. Efektifitas kerja dapat diwujudkan

melalui sebuah rangkaian kerja, latihan intens, terarah dan sistematis,

bekerja dengan cepat sehingga menghasilkan kreatifitas.4

c. Suharto menerangkan bahwa efektifitas merupakan keterangan yang

menjelaskan ukuran hasil tugas atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.5 Dalam berbagai pengertian di atas menunjukan bahwa efektifitas

merupakan suatu tingkat keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran atau

tujuan yang telah ditetapkan. Hasil yang semakin mendekati sasaran atau tujuan

berarti semakin tinggi tingkat efektifitasnya.

2. Pengukuran Efektifitas

Menurut FX Suwarto dalam upaya mengukur sejauh mana tingkat

keefektifan , terdapat tiga pendekatan dalam hal pengukuran keefektifan,

dianataranya, yaitu :

a. Pendekatan Tujuan yaitu yang menekankan pada pentingnya

pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan. Pendekatan

ini digunakan secara luas dalam usaha mengevaluasi dan mengukur

tingkat keefektifan, dalam praktek pendekatan menurut tujuan yang

banyak digunakan adalah manajemen berdasarkan sasaran

(management by objective) adalah suatu program yang mencakup tujuan-tujuan yang khas yang ditentukan secara partisiatif, untuk suatu

4

Peter F. Druckler, Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1986), h.5

5

(24)

kurun waktu tertentu dengan umpan balik mengenai

kemajuan-kemajuan tujuan organisasi tersebut.

b. Pendekatan Teori Sistem, yaitu pendekatan yang menekankan

pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian

keefektifa. Dalam pendekatan teori sistem ini dapat dilihat secara

intern dan ekstern, intern yaitu meilhat bagaimana manfaat orang dan

organisasi, sedangkan ekstern yaitu dapat menghubungkan transaksi

organisasi dengan orang atau lembaga.6

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan teori sistem untuk

menyelesaikan tulisan ini. Dalam teori sistem, organisasi dipandang sebagai satu

dari sejumlah elemen yang saling bergantung. Aliran Input dan Output merupakan

titik awal menggambarkan organisasi. Organisasi menggunakan sumber daya

yang lebeih besar, memproses sumber daya, dan mengembalikannya dalam

bentuk yang telah diubah.

Efektifitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapainya tindakan

sasaran yang telah ditetapkan. Hasil yang mungkin mendekati sasaran berarti

makin tinggi efektifitasnya. Mengarahkan kerja sesuai dengan maksud dan tujuan

merupakan faktor besar dalam membentuk lingkungan kerja yang mampu

melahirkan efektifitas secara keseluruhan.

Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka efektifita yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan

fungsi dan menghasilkan tujuan yang diharapkan tercapai.

6

(25)

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Secara etimologi istilah kata komunikasi merupakan terjemahan dari

bahasa inggris yaitu, Communication, berasal dari bahasa latin Communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Kata Communication juga bersumber dari bahasa latin yaitu Communicatioyang berarti sama atau kesamaan arti. ”Pengertian komunikasi secara etimologi ini memberi pengertian bahwa

komunikasi yang dilakukan hendaknya dengan lambang atau bahasa yang

mempunyai kesamaan arti antara orang yang memberi pesan dengan orang yang

menerima pesan.”7

Sedangkan pengertian komunikasi secara terminology adalah proses pertukaran arus informasi yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan

dengan menggunakan media sebagai alat penunjang keefektifan komunikasi

dengan maksud menghasilkan effect yang diterima oleh para pelaku organisasi tersebut.

“Arni Muhammad juga menyimpulkan pengertian komunikasi merupakan pertukaran pesan dan informasi antara komunikator dengan komunikan yang terjadi pada seorang individu, kelompok, atau berupa organisasi melalui pesan verbal dan non verbal dengan tujuan untuk merubah tingkah laku para pelaku komunikasi dalam aspek berupa kognitif, afektif, dan juga psikomotorik.”8

Dari uraian kesimpulan definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa pada

hakikatnya komunikasi merupakan suatu bentuk interaksi antara individu melalui

proses penyampaian pesan verbal maupun non verbal berupa ide, gagasan, opini,

7

Roudhonah,Ilmu Komunikasi(Jakarta : UIN Jakarta Press), h.19

8

(26)

dan berfokus untuk mempengaruhi tingkah laku individu tersebut agar tercapai

tujuan bersama.

2. Unsur-unsur Komunikasi a. Komunikator

Komunikator memiliki peran penting dalam komunikasi karena mengerti

atau tidaknya komunikan tergantung cara penyampaian seorang komunikator.

“komunikator berfungsi sebagai encoder, yakni sebagai orang yang memformulasikan pesan yang kemudian menyampaikan kepada orang lain, orang

yang menerima pesan adalah komunikan yang berfungsi sebagai decoder, yakni menerjemahkan lambang-lambang pesan konteks pengertiannya sendiri.”9

Persamaan makna dalam proses komunikasi sangat bergantung pada

komunikator, maka dari itu terdapat syarat-syarat yang diperlukan oleh

komunikator, diantaranya :

1. Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikannya 2. Kemampuan berkomunikasi

3. Mempunyai pengetahuan yang luas 4. Sikap

5. Memiliki daya tarik, dalam arti memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap atau perubahan pengetahuan pada diri komunikannya.10

b. Pesan

Adapun yang dimaksud pesan dalam komunikasi adalah suatu informasi

yang dikirimkan kepada si penerima. “pesan adalah suatu gagasan atau ide,

9

Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi (Yogyakarta : Al-Amin Press,1996), Cet ke-11, h.59

10

(27)

informasi, pengalaman, yang telah dituangkan dalam lambang untuk disebarkan

kepada pihak lain.”11

Ada beberapa bentuk pesan, diantaranya :

1. Informatif, yakni memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri

2. Persuasif, yakni dengan bujukan untuk membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan, namun perubahan ini adalah kehendak sendiri

3. Koersif,yakni dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuknya terkenal dengan agitasi, yakni dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin di antara sesamanya dan pada kalangan publik.12

c. Media

Media adalah sarana yang digunakan oleh seorang komunikator untuk

menyampaikan pesan kepada komunikan atau sarana yang digunakan oleh

komunikan atau sarana yang digunakan oleh komunikan untuk memberikan

feedback kepada seorang komunikator. “medium adalah alat yang digunakan untuk berkomunkasi, agar hasil komunikasi dapat mencapai sasaran yang lebih

banyak dan luas. Media ini bersifat nirmasa, seperti : telepon, HP, dan lainnya,

dan adapula yang bersifat media massa seperti : tv, radio, koran, dan film.”13

d. Komunikan

Komunikan bisa diartikan sebagai penerima pesan. Penerima pesan adalah

yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya.

Sebagai komunikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. Ia dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi

11

Roudhonah,Ilmu Komunikasi(Jakarta : UIN Jakarta Press), h.45

12

H.A.W Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), Cet Ke-3,h.14

13

(28)

2. Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusan itu sesuai dengan tujuannya

3. Pada saat pengambilan keputusan, ia sadar keputusannya itu bersangkutan dengan kepentingan pribadinya

4. Ia mampu menepatinya baik secara mental maupun fisik.14 3. Model Komunikasi

Model komunikasi adalah representasi dari suatu fenomena dengan

menonjolkan unsur-unsur penting dari fenomena tersebut. Dalam buku Marhaeni

Fajar, Littlehohn dan Hawes (1983) menyebut “model komunikasi menunjuk pada

representasi simbolis dari suatu benda, proses, atau gagasan ide.”15

Selain itu, ada beberapa ahli yang mencoba mendefinisikan model, antara lain sebagai berikut :

1. B. Aubrey Fischer

Mendeskripsikan model sebagai analogi yang mengabstraksi dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat, dan komponen yang penting yang dijadikan model

2. Werner J. Severin dan James W.Tankard Jr

Model Membantu merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Suatu model mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan.16

Kegunaan model jelas memberikan manfaat, teritama kepada ilmuwan,

untuk memperjelas teori yang mereka kemukakan. Model juga memberikan

kerangka rujukan untuk memikirkan masalah yang mungkin timbul, memberi

peluang akan terbukanya problem abstraksi, dan memberi penglihatan berbeda

atau lebih dekat. Diantara banyak model komunikasi, antara lain sebagai berikut :

a. Model Lasswell

Salah satu model komunikasi yang banyak digunakan orang adalah model

yang dikemukakan oleh Harold Lasswell seorang ahli politik dari Yale University.

14

Roudhonah, Ilmu Komunikasi,h.66

15

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), h.89

16

(29)

Lasswell menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanyakan yang perlu

ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium (dalam media apa), whom (kepada siapa), dan what effect(apa efeknya).

Dikemukakan oleh Harold Lasswell tahun 1948, yang menggambarkan tiga fungsi komunikasi sebagai berikut :

1. Pengawasan Lingkungan, yang mengingatkan masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungannya

2. Hubungan berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons lingkungan

3. Transmisi warisan sosial dari satu generasi ke generasi lain.17 b. Model Berlo

Modelnya hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya

terdiri dari empat komponen yaitu sumber, pesan, salauran, dan receiver. Akan

tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah faktor kontrol. Model

komunkasi Berlo di samping menekankan komunikasi sebagai proses juga

menunjukan ide bahwa meaning are in the peopleatau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri. Berlo

mengubah pandangan orang sebelumnya yang menekankan komunikasi pada

pengiriman informasi menjadi menginterpretasikan komunikasi.

c. Model Seiler

Model Seiler ini di samping menekankan pentingnya balikan juga

menekankan pentingnya lingkungan dalam proses komunikasi yang dapat

mempengaruhi hakikat dan kualitas komunikasi. Misalnya adalah mudah

17

(30)

melakukan pembicaraan secara intim atau pribadi pada lingkungan yang

menyenangkan daripada di lingkungan yang hiruk pikuk atau tidak

menyenangkan.

C. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa latin Organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lain saling bergantung.

Organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk

mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi

serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.

Organisasi menurut Everet M. Rogers dalam bukunya Communicatio in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari

mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan melalui jenjang kepangkatan

dan pembagian tugas. Sedangkan menurut Robert Bonnington dalam buku

Modern Bussiness : A System Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana di mana manajemen mengkoordinasikan sumber dan bahan daya manusia melalui

pola struktur formal dari tugas-tugas wewenang.18

Menurut Veithzal Rivai dalam bukunya Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi, “organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat

meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara

sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang terdiri

18

(31)

setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian

sasaran.”19

2. Elemen Organisasi

Organisasi sangat bervariasi, ada yang sangat sederhana dan ada juga yang

sangat kompleks. Karena itulah terdapat elemen dasar dalam organisasi dan

keterkaiatan antara satu elemen dengan elemen lainnya.

a. Struktur Sosial

Struktur Sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada

antara partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis

(Scott, 1981) dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu struktur

normatif dan struktur tingkah laku.

Struktur normatif mencakup nilai, norma, dan peranan. Sedangkan

struktur tingkah laku berfokus kepada tingkah laku yang dilakukan dan

bukan pada resep bertingkah laku. Tingkah laku yang diperlihatkan

manusia dalam organisasi ini mempunyai karakteristik umum merupakan

pola atau jaringan tingkah laku.

Struktur normatif dan tingkah laku dari kelompok tidaklah dapat

dipisahkan secara dan tidak pula identik, tetapi berbeda tingkatannya dan

saling berhubungan. Tingkah laku membentuk norma-norma sebagaimana

halnya norma membentuk tingkah laku.

19

(32)

b. Partisipan

Partisispan organisasi adalah individu-individu yang memberikan

kontribusi kepada organisasi.20Tingkah keterampilan dan keahlian yang dibawa partisipan ke dalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Oleh

karena itu susunan struktural di dalam organisasi harus dirancang untuk

disesuaikan dengan tingkat keterampilan. Tingkat keterampilan selalu

diikuti oleh perbedaan kekuasaan (power) dan tuntutan ekonomi.

c. Tujuan

Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat

kontroversial dalam mempelajari organisasi. Bagi kebanyakan analisis,

tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam menganalisis

organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diingini atau

kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhi melalui penampilan

aktivitas tugas-tugas mereka.

d. Teknologi

Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin

atau perlengkapan mesin dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan

partisipan.21Tiap-tiap organisasi mempunyai teknologi dalam melakukan pekerjaannya. Semua organisasi mempunyai teknologi tetapi bervariasi

dalam teknik atau kemanjuran dalam memproduksi hasil yang diinginkan.

20

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi(Jakarta : Bumi Aksara, 2007), Cet ke-8, h.26

21

(33)

e. Lingkungan

Parson (Scoot, 1981) dalam buku Arni Muhammad telah memberikan

perhatian terhadap pentingnya hubungan diantara tujuan organisasi dengan

lingkungan masyarakat yang lebih luas.22 Suatu organisasi mungkin mengharapkan dukungan sosial bagi aktivitasnya untuk merefleksikan

nilai-nilai masyarakat pada fungsinya.

3. Fungsi Organisasi

Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah :

a. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam

rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Kadang-kadang beberapa

organisasi memerlukan barang-barang yang berharga, tenaga kerja yang

rajin dan terampil, gedung yang bersih dan lengkap peralatannya. Semua

ini merupakan tanggung jawab anggota yang membantu organisasi dalam

menentukan barang-barang yang diperlukan.23

b. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab

Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar

etis tertentu. Ini berarti bahwa organisasi harus hidup sesuai dengan

standar dan telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat

dimana organisasi itu berada. Standar ini memberi organisasi satu set

tanggung jawab yang harus dilakukan oleh para anggota organisasi, baik

22

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.28

23

(34)

itu hubungannya dengan produk yang mereka buat maupun tidak. Selain

adanya tanggung jawab yang karena adanya standar yang perlu diikuti

adapula tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah berupa

undang-undang.24

D. Pengertian Komunikasi Organisasi

Para ahli belumlah mempunyai persepsi yang sama mengenai komunikasi

organisasi. Bermacam-macam persepsi para ahli tentang komunikasi organisasi

dan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Persepsi Redding dan Sanborn

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi

adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang

kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal,

hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi atasan

kepada bawahan, komunikasi bawahan kepada atasan, komunikasi

horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama lever/tingkatnya

dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara,

mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.25

2. Persepsi Katz dan Kahn

Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi

merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di

dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn organisasi adalah sebagai

24

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.33

25

(35)

suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan

mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan

mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.26

3. Persepsi Greenbaunm

Greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi

termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia

membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang

peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan

organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas.27

Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai

komunikasi organisasi ini tapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang

umum yang dapat disimpulkan yaitu :

a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang

kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik

internal maupun eksternal.

b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah

dan media.

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,

hubungannya dan keterampilan/skilnya.

26

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.65

27

(36)

Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi proses

menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling

tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang

selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh kunci yaitu proses, pesan,

jaringan, saloing tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian.

E. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba

mendefinisikan konsep kepemimpinan. Kepemimpinan secara luas meliputi

proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku

pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok

dan budayanya. Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk

menggerakan atau mempengaruhi orang.

Kepemimpinan dikatakan sebagai proses mengerahkan dan mempengaruhi

aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota

kelompok. Tiga implikasi yang terkandung dalam hal itu yaitu :

1. Kepemimpinan melibatkan orang lain baik itu bawahan atau pengikut

2. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang., karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya

3. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui beberapa cara.28

28

(37)

Menurut George R.Terry, setiap individu mempunyai pengaruh terhadap

individu lainnya dan pengaruh tersebut semakin lama semakin tumbuh. Beberapa

individu mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap individu lainnya dan

beberapa kondisi lebih berpengaruh terhadap kondisi tertentu. Dengan

mengembangkan kemampuan untuk mempengaruhi itulah dapat diperoleh suatu

kepemimpinan.29

Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

merupakan kemampuan seorang mempengaruhi orang lain mencapai suatu tujuan

yang diharapkan dalam suatu perkumpulan individu atau kelompok. Dengan kata

lain, kepemimpinan berkaitan erat dengan memperngaruhi demi tercapainya

tujuan.

2. Fungsi Kepemimpinan

Menurut A.M Kadarman, agar suatu kelompok dapat dipimpin dengan

efektif, maka seorang pemimpin paling sedikit harus menjalankan dua fungsi

utama, yaitu :

a. Fungsi pemecahan masalah (Probleapi solving function). Fungsi ini berhubungan dengan tugas atau pekerjaan yang memberikan

jalan keluar, pendapat dan informasi terhadap masalah yang

dihadapi kelompok. Fungsi ini merupakan sinonim dari

pengambilan keputusan.

b. Fungsi Sosial (Social function), fungsi ini berhubungan erat dengan kehidupan kelompok, yaitu memberikan dorongan kepada anggota

29

(38)

kelompok untuk mencapai tujuan dan menciptakan suasana kerja

bagi kelompoknya.30

Secara operasional, kepemimpinan memiliki lima fungsi pokok

diantaranya, yaitu : fungsi intruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi

delegasi dan fungsi pengendalian. Fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut

diselenggarakan dalam aktifitas kepemimpinan secara integral, yang

pelaksanaannya berlangsung sebagai berikut :

1. Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja 2. Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas

3. Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat

4. Pemimpin harus mengembangkan kerja sama yang harmonis

5. Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan masalah dengan batasan tanggung jawab masing-masing anggota.31

3. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan memiliki dua pola dasar yaitu yang berorientasi pada

hubungan dan berorientasi pada tugas. Kedua pola tersebut mengklarifikasikan

tipe-tipe kepemimpinan, yaitu:

a. Otokratis

Merupakan gaya kepemimpinan yang bercirikan pada kekuasaan dan

paksaan. Pemimpin dalam hal ini selalu berperan sebagai pemain tunggal.

Dia berambisi untuk menjadi raja dalam setiap situasi. Perintah dan

kebijakan yang ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahan. Anak

30

A.M Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Imu Manajemen(Jakarta : Indeks Prehallindo,2001),h.143

31

(39)

buah tidak pernah diberikan informasi mendetil tentang rencana dan

tindakan yang harus dilakukan.

b. Demokratis

Kepemimpinan ini menunjukan harkat manusia, yaitu terlihat pada

orientasi yang dimiliki, selalu memberikan bimbingan efisien kepada

pengikut. Terhadap koordinasi pekerja pada setiap pengikut, dengan

menanamkan rasa tanggung jawab pada setiap bawahan dan

mengutamakan kerjasama baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak

terletak pada pemimpin secara formal akan tetapi terletak pada partisipasi

aktif setiap individu dalam kelompok.

c. Leissez Faire

Kepemimpinan ini seakan tidak memimpin. Pemimpin membiarkan

kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak

berpartisipasi dalam kegiatan kelompoknya dan eksistensinya hanya

sebagai simbol. Pemimpin tidak mempunyai kewibawaan sehingga tidak

bisa mengontrol anak buah dan tidak memiliki kemampuan untuk

mengkoordinasi kerja atau menciptakan suasana kerja yang kooperatif.

F. Pengertian Akhlakul Karimah

Kata Akhlakul Karimah berasal dari bahasa arab yang dapat diartikan

budii pekerti mulia atau tingkah laku mulia. Dalam al-munjid kata akhlak adalah kata jamak yang berarti budi pekerti, tingkah lalku atau perangai dan akhlakul

(40)

Dalam ensiklopedi Islam dikatakan adalah suatu keadaan yang melekat

pada jiwa manusia yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah

tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.32

Ibnu Maskawih sebagai pakar dibidang akhlak mengatakan bahwa akhlak

adalah “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan

pemikiran dan pertimbangan.”33

Dari pengertian di atas terdapat persamaan yang berpangkal pada hati atau

atas dasar kesadaran jiwanya tanpa memerlukan pertimbangan dan tanpa adanya

unsur pemaksaan, kemudian diwujudkan dalam perbuatan berulang-ulang

sehingga menjadi adat yang kemudian menjadi adat yang kemudian menjadi sifat.

Sifat adalah sebagaian kepribadian. Sehingga sulit diubah karena telah tertanam

dan menjadi kepribadian. Jika hal tersebut melahirkan pebuatan terpuji menurut

pandangan syariat Islam dan akal pikiran disebut Akhlakul Karimah.

G. Efektifitas Komunikasi Organisasi Kepemimpinan di Pemerintahan

Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerjasama dua orang

atau lebih. baik yang disebut organisasi atau kelompok, tujuannya adalah untuk

mencapai sesuatu. Jika sesuatu yang ingin dicapai benar-benar tercapai, maka

organisasi tersebut berjalan efektif. Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas

organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

32

Hasan Muarif Ambaru, Ensiklopedi Islam(Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1992), Cet ke-7, h.102

33

(41)

bila dilihat dari aspek segi keberhasilan pencapaian tujuan, maka efektifi

tas adalah memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan organisasi.

Selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka efektifitas adalah

tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan

menggunakan sumber-sumber tertentu yang telah dialokasikan untuk berbagai

kegiatan.

Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam

pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi

kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas organisasi

pemerintahan yang memadai, maka tata pemerintahan yang baik (Good Governance) akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab runtuhnya birokrasi di pemerintahan.

Kepemimpinan (Leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (Leader) dalam mengarahkan, mendorong, dan mengatur seluruh unsur-unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan

organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang

maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja

seseorang atau pegawai dalam mewujudkan organisasi.

(42)

diberikan kepada bawahan, cepat menangani keluhan dan memberikan jawaban secara sungguh-sungguh dan memberikan jawaban secara sungguh-sungguh dan tidak berbelit-belit, (8) memberikan petunjuk dan jalan keluar tentang metode atau mekanisme pekerjaan dengan cukup, meningkatkan keamanan dan menghindari kesalahan semaksimal mungkin.34

Sifat-sifat yang diidentifikasi berhubungan erat dengan kepemimpinan

adalah : Kecerdasan, kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, keterampilan

teknis dalam bidangnya, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain,

kestabilan emosi dan kontrol pribadi, keterampilan perencanaan dan

pengorganisasian, keinginan yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan,

kemampuan untuk menggerakan kelompok, kemampuan untuk berbuat secara

efektif dan efisien dan tegas. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki

kredibilitas dan keilmuan yang mumpuni.

34

(43)
[image:43.612.101.513.241.552.2]

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Walikota Tangerang

Wahidin Halim pendidikannya di SD Negeri Pinang Kecamatan Pinang.

Setamat Sekolah Dasar, Wahidin Halim melanjutkan sekolah di SMP Negeri

Ciledug. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama, Wahidin Halim melanjutkan

sekolah di SMA Negeri Tangerang ditangerang. Kemudian dia berhasil memasuki

perguruan tinggi. Hingga Wahidin muda tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas

Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Indonesia pada tahun.

Tahun 1978, Wahidin Halim didaulat oleh warga desanya untuk ikut

pencalonan Kepala Desa dan ia terpilih menjadi Kepala Desa termuda di

Tangerang. Dari sini wahidin halim mengenal makna mengabdi yang

sesungguhnya. Pada tahun 1981, Wahidin Halim menikahi gadis Jawa yang juga

teman kuliahnya Ninik Nuraini yang merupakan putri dari seorang militer. Dan

kini dikaruniai tiga orang anak yaitu Luky Winiastri, Nesya Sabina, dan M.

Fadhelin Akbar.1

UU No.5 tahun 1979 mengantarnya menjadi Pegawai Negeri dan saat

itulah ia memulai karirnya sebagainya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Obsesi untuk

mengabdi kepada masyarakat merupakan pilihannya, hingga ia terpanggil untuk

berbuat lebih banyak lagi bagi masyarakat.

1

(44)

Menjadi sek-kotif Pinang, kemudian menjadi kabag di Kabupaten

Tangerang, Camat di Kecamatan Tigaraksa, Camat di Kecamatan Ciputat, Asisten

Pemerintah Dearah Tangerang, Sekretaris Daerah Kota Tangerang, dan Walikota

Tangerang. Itulah catatan perjalanan karir Wahidin Halim. Bakat dan aktivitas

sosialnya telah terlihat sejak kecil. Menjadi juara pidato anak-anak di desanya

adalah prestasi awal yang mengawali keberadaannya di masyarakat. kemampuan

intelektual, integritas moral serta kepiawaian berkomunikasi dengan berbagai

kalangan telah menjadikannya sebagai salah satu birokrat yang diperhitungkan

oleh berbagai elemen masyarakat di Tangerang, termasuk ormas-ormas besar.2

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Pinang Tahun 1963-1969 2. SMP Negeri Ciledug Tahun 1969-1972 3. SMA Negeri 3 Tangerang Tahun 1972-1975 4. Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Tahun 1975-1982 5. Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Indonesia

6. Kandidat Doktor Ilmu Administrasi Publik (S3) Universitas Padjajaran Tahun 2010.3

Riwayat Karir

1. Kepala Desa Pinang Tahun 1978-1981 2. Lurah Pinang Tahun 1981-1988 3. Kepala Suku Dinas Pajak Tahun 1988

4. Sekretaris Kota Administratif Tahun 1988-1991

5. Kepala Bagian Pembangunan Kabupaten Tangerang Tahun 1991-1993 6. Camat Tigaraksa Tahun 1993-1995

7. Camat Ciputat Tahun 1995-1997 8. Asisten Tata Praja Tahun 1998-2002 9. Kepala Dinas Kebersihan Tahun 2002-2003 10. Sekretaris Daerah Kota Tangerang 2002-2003

11. Walikota Tangerang Tahun 2003-2008 dan 2008-20134

2

Http//www.TangerangKota.go.id/profil-walikota

3

Http//www.TangerangKota.go.id/profil-walikota

4

(45)

B. Sejarah Kota Tangerang

Pembangunan Kota Administratif Tangerang secara makro berpijak pada

kebijaksanaan pembangunan berdasarkan prioritas tahapan Repelita dimulai

sejak Pelita I sampai Pelita V. Selain bertitik tolak dari prioritas tersebut, ada

beberapa faktor pendorong dan penarik diantaranya berdasarkan

Undang-Undang No 14 Tahun 1950. Pesatnya pertumbuhan ekonomi yang

memungkinkan dapat memperbaiki kualitas kehidupan. Kemudian masih

banyak tersedianya sumber daya alam sehingga dapat menarik Investor yang

dapat menyerap lapangan kerja baru.

Dalam lingkup Jabotabek sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13

tahun 1976, tangerang termasuk wilayah pengembangan Jabotabek yang

dipersiapkan untuk mengurangi lonjakan penduduk DKI Jakarta, mendorong

kegiatan perdagangan dan industri yang berbatasan dengan DKI Jakarta,

mengembangkan pusat-pusat dan mengusahakan keserasian pembangunan

antara DKI Jakarta dengan Daerah yang berbatasan langsung dengan DKI

Jakarta.5

Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang melaju begitu tinggi. Hal ini

terlihat pada data yang dituangkan dalam Rencana Umum Kota Tangerang

(Perda Nomor 4 Tahun 1985) Kota Tangerang dapat menampung 850.000

jiwa. Menurut Sensus Penduduk 1990 Penduduk Kota Tangerang telah

mencapai 921.848 jiwa.6

5

Http//www.TangerangKota.go.id/sejarah-tangerang

6

(46)

Lonjakan jumlah penduduk disebabkan karena kedudukan dan peranan

Kota Tangerang sebagai daerah penyangga DKI Jakarta (Hinterland City). Sebagai konsekuesinya, Kota Tangerang menjadi konsentrasi wilayah pemukiman

penduduk dan menjadi tempat kegiatan perdagangan terutama pada sektor industri.

Perkembangan sektor perdagangan dan industri telah memancing pesatnya arus

Imigrasi Sirkuler Penduduk. Dilihat dari penduduk dan dibandingkan dengan

jumlah penduduk beberapa Kotamadya di Jawa Barat, Kota Tangerang sudah juah

lebih tinggi.

C. Letak Geografis Kota Tangerang

Letak Kota secara grafis terletak pada posisi 106 36 – 106 42 Bujur Timur

(BT) dan 66 6 Lintang Selatan. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten

Tangerang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Sebelah

Timur berbatasan dengan DKI Jakarta, sedangkan Sebelah Barat berbatasan

dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.7

Secara administratif wilayah Kota Tangerang dibagi dalam 13 Kecamatan

yaitu Kecamatan Ciledug (8.769 Km2), Kecamatan Larangan (9.611 Km2),

Kecamatan Karang Tengah (10.474 Km2), Kecamatan Cipondoh (17.91 Km2),

Kecamatan Pinang (21.59 Km2), Kecamatan Tangerang (15.789 Km2),

Kecamatan Karawaci (13.475 Km2), Kecamatan Jatiuwung (14.406 Km2),

Kecamatan Cibodas (9.611 Km2), Kecamatan Periuk (9.543 Km2), Kecamatan

7

(47)

Batuceper (11.583 Km2), Kecamatan Neglasari (16.077 Km2), dan Kecamatan

Benda (5.919 Km2). Meliputi 104 Kelurahan.8

Letak Kota Tangerang tersebut sangat strategis karena berada diantara

Ibukota Negara dan Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Intruksi Presiden

Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Jabotabek. Kota Tangerang

merupakan salah satu daerah penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta.

Posisi Kota Tangerang tersebut menjadikan pertumbuhannya pesat. Pada

satu sisi wilayah Kota Tangerang menjadi daerah limpahan bagi kegiatan Ibukota

Negara. Di sisi lain Kota Tangerang dapat menjadi daerah kolektor

pengembangan wilayah Kabupaten Tangerang sebagai daerah dengan Sumber

Daya Alam yang Produktif. Pesatnya pertumbuhan Kota Tangerang dipercepat

pula dengan keberadaan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang

sebagian arealnya termasuk ke dalam wilayah administratif Kota Tangerang.

Gerbang perhubungan undara Indonesia tersebut telah membuka peluang bagi

pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa secara luas di Kota Tangerang.9

D. Visi dan Misi Kota Tangerang

Visi : “TERWUJUDNYA KOTA TANGERANG YANG MAJU, MANDIRI,

DINAMIS DAN SEJAHTERA, DENGAN MASYARAKAT AKHLAKUL

KARIMAH.”10

8

Http//www.TangerangKota.go.id/geografis

9

Http//www.TangerangKota.go.id/geografis

10

(48)

Penjelasan Visi Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

Kota Tangerang Maju

Pemerintah Kota Tangerang sudah mampu memberikan pelayanan terbaik

dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya. Keberhasilan ini jelas

menjadi teladan dan rujukan pemerintah daerah lain di Indonesia, bahkan

sebagian diantaranya menjadikan Kota Tangerang pilot project percontohan

dan tempat studi banding. Fasilitas infrastruktur dan pelayanan publik yang

meliputi kebutuhan dasar yakni pendidikan, kesehatan yang dimiliki Kota

Tangerang setara dengan kota-kota maju di Indonesia.11

Mandiri, Dinamis, Sejahtera

Kota Tangerang Mandiri bermakna, bahwa pembangunan yang dilakukan

dengan memaksimalkan segenap potensi daerah yang dimiliki maka akan

mendorong bertumbuhnya rasa percaya diri segenap masyarakat dan seluruh

stakeholdersnya. Semangat kemandirian ini akan mendorong warga Kota

tangerang selalu menjaga harkat dan martabat daerahnya.

Kota Tangerang yang Dinamis adalah cermin kehidupan warga Kota

Tangerang. Meski berbeda latar belakang etnis dan budaya serta perbedaan

kultur, namun di kota ini muncul semangat kebersamaan dan rasa naionalisme

berbasis kedaerahan.

Kota Tangerang yang Sejahtera tentu menjadi harapan dan cita-cita dari semua

masyarakat. kehidupan yang baik akan menumbuhkan nilai, derajat, dan

11

(49)

mertabat hidup seseorang. Jika masyarakatnya sejahtera tatanan kehidupan

manusia pun akan semakin baik dan berkualitas.12

Masyarakat Akhlakul Karimah

Akhlakul Karimah adalah simbol dari masyarakat Kota Tangerang. Aspek ini

bersumber dari sikap dan perilaku akhlak mulia yng dicerminkan melalui

kualitas hubungan antara manusia dengan tuhan dan hubungan antara manusia

dengan manusia. Akhlak mulia ini menjadi landasan moral dan etika dalam

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pemahaman dan pengamalan agama

secara benar diharapkan dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang

religius, demokratis, mandiri, berkualitas sehat jasmani rohani, serta tercukupi

kebutuhan material spiritual, sehingga mampu mewujudkan sebuah

masyarakat madaniyyah dan hidup menuju negeri baldatun toyibatun warabun ghafur.13

Akhlakul karimah merupakan manivestasi keimanan dan keislaman paripurna

seorang Muslim. Akhlakul karimah dalam pengertian luasnya ialah perilaku,

perangai, ataupun adab yang didasarkan pada nilai-nilai wahyu sebagaimana

dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW. Akhlakul karimah terbukti efektif

dalam menuntaskan suatu permasalahan serumit apa pun.

Akhlakul karimah adalah perilaku manusia yang mulia atau paerbuatan yang

dipandang baik atau mulia yang dibiasakan dan perbuatan yang dipandang baik

atau mulia oleh akal serta sesuai dengan ajaran islam. Yang bersumber dari

Al-qur’an dan sunnah Nabi Muhammad saw.

12

Http//www. TangerangKota.go.id/Visi-dan-Misi

13

(50)

Adapun ciri-ciri orang yang berakhlak mulia dapat dilihat dari perilaku

kehidupannya sehari-hari. Paling tidak ada empat ciri yang dimiliki, yaitu:

Berbudi Pekerti terhadap Allah SWT. Orang yang berakhlak mulia akan selalu

takut kepada Allah SWT, yang diaplikasikan dengan ketaatan beribadah, budi

pekerti yang dipraktekan dalam diri serta keluarganya, budi pekerti terhadap

Gambar

GAMBARAN UMUM

Referensi

Dokumen terkait

(2) Setiap orang dilarang menolak untuk menerima Rupiah yang penyerahannya dimaksudkan sebagai pembayaran atau untuk menyelesaikan kewajiban yang harus dipenuhi dengan Rupiah dan/

• Personality (temperament) influences decision making • Gender impacts on decision making are inconclusive • Human cognitive styles may influence

Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami

Dari hasil analisis psikologi tokoh pada bagian sebelumnya, dapat dianalisis pesan moral yang ter- kandung dalam cerpen Filosofi Kopi karangan Dewi Lestari karena

Apakah saudara bertugas dalam menjaga keamanan obat dan alat kesehatan yang ada

02/PjP/SETDA-1/2017 Tanggal: 20-10-2017, dengan ini Pejabat Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Serang mengumumkan pemenang untuk paket pekerjaan sebagaimana pokok pengumuman

Wujud dari kegiatan Penataan Dokumentasi Hukum adalah telah tertatanya produk hukum baik pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten, dimana dalam kegiatan ini telah

[r]