PRAGMATISME PARTAI ISLAM
(STUDI TENTANG PEREKRUTAN CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh: Desi Purwati 1110112000017
POGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRAGMATISME PARTAI ISLAM
(STUDI TENTANG PEREKRUTAN CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh: Desi Purwati 1110112000017
POGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
PRAGMATISME PARTAI ISLAM (STUDI TENTANG PEREKRUTAN
CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN
PEMBANGUNAN)
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 30 April 2015
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswi:
Nama : Desi Purwati
NIM : 1110112000017
Program Studi : Ilmu Politik
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
PRAGMATISME PARTAI ISLAM (STUDI TENTANG PEREKRUTAN
CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN
PEMBANGUNAN).
dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.
Jakarta, 30 April 2015
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
Dr. Ali Munhanif, PhD Idris Thaha, M. Si
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI
PRAGMATISME PARTAI ISLAM (STUDI TENTANG PEREKRUTAN CALON LEGISLATIF ARTIS OLEH PARTAI PERSATUAN
PEMBANGUNAN).
Oleh
Desi Purwati
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 30 April 2015.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S. Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.
Ketua, Sekretaris,
Dr. Ali Munhanif, PhD M. Zaki Mubarak,M. Si
NIP. 19651212 199203 1 004 NIP. 19730927 200501 1 003
Penguji I, Penguji II,
Dr. A. Bakir Ihsan Dr. Sirojudin Ali
NIP. 19720412 200312 1 002 NIP. 19540605 200112 1 001
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada 30 April 2015.
Ketua Program Studi
FISIP UIN Jakarta
Dr. Ali Munhanif, PhD
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisa dampak permasalahan perekrutan calon legislatif
(caleg) artis oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada pemilu tahun 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor permasalahan perekrutan
caleg artis oleh PPP. Penelitian dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara.
Peneliti menemukan, bahwa persoalan perekrutan caleg artis oleh PPP bukan asal
comot tetapi PPP merekrut kader baik dari luar dan selebritis yang sudah berhijab
atau bisa dibilang artis baik dimedia sosial, mereka menolak untuk bergabung
dengan PPP dan mereka lebih memilih untuk masuk partai nasional dibandingkan
dengan partai Islam.
Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah Joseph
Lapalombara dan Myron Weiner mengenai partai politik secara praktis, A.M
Fatwa mengenai partai Islam, Herbert Feith mengenai ideologi, Charles S. Pierce
mengenai pragmatisme, juga Almond dan Powell pada bentuk prosedur rekrutmen
politik. Dari hasil analisa menggunakan kelima teori tersebut dapat disimpulkan
bahwa permasalahan dalam perekrutan caleg artis oleh PPP adalah ideologi yang
memudar membuat masyarakat kurang percaya dengan partai Islam sehingga
suara PPP pada pemilu sulit mengalahkan partai lainnya. Caleg artis PPP harus
siap bersaing dan siap membangun kembali misi PPP, adanya perekrutan yang
dilakukan oleh PPP pada artis sebagai caleg adalah cara praktis PPP untuk
mendongkrak suara pada pemilu. Caleg artis yang terpilih pada pemilu akan
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala Rahmat-Nya, hingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membuka gerbang ilmu pengetahuan kepada kita semua.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S. Sos) pada Program Studi Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sangat bersyukur yang tiada batasnya dan keberkahan yang tidak
terhingga juga kebahagiaan yang tidak ternilai. Alhamdulillah penulis dapat
mempersembahkan skripsi ini kepada banyak pihak yang telah mendukung
kepada penulis baik berupa doa, moril, maupun materil.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini yang
berjudul “Pragmatisme Partai Islam (Studi Tentang Perekrutan Calon Legislatif
Artis Oleh Partai Persatuan Pembangunan).” Adapun ucapan terima kasih penulis
haturkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
2. Bapak Dr. Ali Munhanif, PhD., selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak M. Zaki Mubarak, MA., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Idris Thaha, M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar
memberikan bimbingannya dalam menulis skripsi ini dengan baik, selalu
memberikan nasihat baik sehingga menjadi energi positif bagi penulis,
memberikan semangat pada penulis supaya tidak cepat putus asa dengan
kata-katanya “jangan mudah mengucap susah kalau belum berusaha”
momen-momen pencerahan yang selalu diberikan setiap bimbingan adalah sesuatu
yang selalu saya nantikan setiap minggunya sehingga penulis lebih giat lagi
dalam mengerjakan skripsi ini , dan selalu mengingatkan supaya penulis lebih
berhati-hati dalam mengerjakannya supaya tidak ada penulisan yang salah,
dan juga terima kasih telah meluangkan waktunya untuk mengoreksinya.
5. Dr. A. Bakir Ikhsan, selaku penguji satu Program Studi Ilmu Politik, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Dr. Sirojudin Ali, selaku penguji dua Program Studi Ilmu Politik, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan banyak ilmu dan pengalaman selama perkuliahan.
8. Orangtuaku tercinta ayahandaku H. Herlan yang menjadi inspirator, idola
penulis dalam menempuh pendidikan, selalu memberikan solusi bahkan
memberikan waktunya untuk turun tangan membantu penulis pada waktu
kesulitan mengerjakan skripsi dan terima kasih untuk ibundaku Hj. Kartini
yang selalu mengiringi langkah penulis dengan doa, Alhamdulillah doa mama
sudah terkabul oleh Allah SWT. Thank you so much sudah memberi arti
ketulusan yang sebenarnya.
9. Adik-adikku Miki Kartika dan Dendi Herlansyah yang selalu menjadi
penghibur disaat penulis sedang jenuh dalam mengerjakan skripsi. Kalian
juga adalah bagian penyemangatku.
10. Sepupuku semuanya yang selalu memberikan doa, senyuman, dan kekuatan
dalam bingkai ukhuwwah. Kalian adalah sahabat-sabat luar biasa, ana
uhibbuki fillah.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan di Pesantren Assiddiqiyah Islamic Collage,
Yulinsyah dan Safitri Mulya Sari yang selalu setia juga banyak meluangkan
waktunya untuk penulis. Panas dan hujan bukan penghalang bagi kalian untuk
membantu penulis ketika wawancara.
12. Sahabat seperjuangan Dhini Sesiyarrini dan Maftuhatul Ainiyah, Program
Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Motivasi dan lelucon kalian membuat
hilangnya rasa bosan dan kejenuhan pada penulis dalam mengerjakan skripsi.
13. Teman-teman KKN Giri Bhakti, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, begitu banyak hal berharga yang sudah sama-sama kita
istiqomah, dan semoga ukhuwah ini akan senantiasa kokoh hingga pertemuan
kita kelak di surga-Nya.
14. Nuryansyah Irawan, SH adalah salah satu motivator pribadi penulis yang
tidak ada ada henti-hentinya selalu memberikan dukungan dan semangat,
sehingga energi percaya diri dan semangat penulis semakin berkobar. Nasihat
dan saran yang diberikan adalah hal yang menolong dan membuat penulis
tersadar untuk berusaha lebih baik dan bekerja lebih keras dari sebelumnya.
Kalimat penenang yang selalu diberikan adalah hal yang membuat penulis
dapat bangkit.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya bagi kita semua
yang telah membantu penyusunan skripsi, semoga dapat menjadi amal ibadah
dihadapan-Nya dan juga semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam
penyusunan skripsi ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan guna perbaikan dikemudian hari.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang politik.
Jakarta, 30 April 2015
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN SKRIPSI ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah ... 1
B. Pertanyaan Penelitian ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
C.1. Tujuan Penelitian ... 5
C.2. Manfaat Penulisan ... 5
D. Tinjauan Pustaka ... 6
E. Metode Penelitian ... 12
E.1. Pendekatan Penelitian 1 ... 12
E.3. Sumber dan Jenis Data ... 14
E.4. Analisis Data Penelitian ... 14
F. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL A. Partai Politik ... 18
A.1. Klasifikasi Partai Politik ... 19
B. Partai Islam ... 21
C. Ideologi ... 23
D. Pragmatisme ... 26
E. Rekrutmen Politik ... 28
BAB III PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DAN CALON LEGISLATIF ARTIS A. Biografi PPP ... 36
A.1. Visi dan Misi PPP ... 38
A.1a. Visi PPP ... 39
A.1b. Misi PPP ... 39
A.2. Prinsip Dasar Perjuangan PPP ... 40
A.3. Perkembangan Perolehan suara PPP dari Tiap Pemilu ... 43
B.1. Angel Lelga: Penyanyi Dangdut, Pemeran Sinetron &
Film, dan Model ... 45
B.2. Mat Solar: Komedian, Pemeran Sinetron dan Film ... 47
B.3. Okky Asokawati: Peragawati, Model, Bintang Iklan, Pembawa Acara Televisi, dan Pemain Sinetron ... 50
B.4. Ratih Sanggarwati: Model, Penulis Pembicara, Moderator, & MC ... 55
BAB IV CALON LEGISLATIF ARTIS DAN PEMILU 2014 A. Perekrutan Caleg Artis pada Pemilu 2014 ... 58
B. Faktor-faktor PPP Merekrut Artis sebagai Caleg ... 60
C. Kesiapan Caleg Artis Direkrut oleh PPP ... 63
C.1. Angel Lelga: Memantapkan Agama ... 63
C.2. Mat Solar: Menyuarakan Kepentingan Umat Islam ... 64
C.3. Okky Asokawati: Memperjuangkan Nasib Perempuan ... 65
C.4. Ratih Sanggarwati: Memperjuangkan Aspirasi Umat Islam ... 66
D. Analisa Kemenangan dan Kekalahan Artis ... 67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 71
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku ... 75
B. Internet ... 77
C. Media Massa ... 81
D. Skripsi ... 81
E. Wawancara ... 81
DAFTAR GAMBAR II.1. Kompensasi Calon Legislatif ... 34
V.1. Foto Wawancara Bersama Okky Asokawati ... 83
V.2. Foto Wawancara Bersama Ratih Sanggarwati ... 84
V.3. Foto Wawancara Bersama Istri Mat Solar ... 85
DAFTAR TABEL III.A.1. Hasil Pemilu Perolehan Suara PPP dari Tahun-ketahun yang Berbeda ... 43
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Partai yang religius (Islam) termasuk Partai Persatuan Pembangunan
(PPP)1 merekrut artis untuk menjadi calon legislatif (caleg) pada pemilihan umum
(pemilu). Ada empat artis yang direkrut oleh PPP pada pemilu tahun 2014 yaitu
Angel Lelga2 sebagai caleg nomor urut satu di daerah pemilihan (dapil) Jawa
Tengah V yang meliputi Surakarta, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten.3 Mat Solar4
sebagai caleg nomor urut empat di Dapil DKI Jakarta III meliputi Jakarta Barat,
1
PPP (Partai Persatuan Pembangunan) berasaskan Islam dan berlambangkan Ka'bah didirikan pada 5 Januari 1973, sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, yaitu Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti. Fusi ini menjadi simbol kekuatan PPP, yaitu partai yang mampu mempersatukan berbagai faksi dan kelompok dalam Islam. PPP juga memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar
Umat Islam.” Pertama, PPP merupakan tempat kembalinya orang Islam, terutama untuk
menyalurkan aspirasi dan menindak lanjutinya. Kedua, PPP merupakan tempat bernaung atau berlindung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan ketiga, PPP merupakan tempat untuk menyatukan aspirasi umat Islam dapat terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Diambil dari http://ppp.or.id/page/ppp-dalam-lintasan-sejarah/index/ pada 21 April 2014.
2
Wanita ini dikenal seorang penyanyi dangdut, pemeran sinetron religi dan film dari Indonesia seperti Susuk Pocong, Rintihan Kuntilanak Perawan, dan Pelukan Hantu Janda Gerondong. Diambil dari http://politik.news.viva.co.id/news/read/490187-daftar-selebriti-jadi-caleg-ppp pada 12 April 2014.
Lawan caleg Angel Lelga di Dapil Jawa Tengah V adalah Makmun Halim Thohari, H. Suryanto, SH, Deasy Aryani Larasati, Muhammad Agus Choliq, Titik Widayati, S.ST, M.Kes, Suryo Broto, MBA. MSc., dan H. Slamet Badruddin, S.Ag. Diambil dari http://ppp.or.co.id/caleg/37/Jateng-5/pada 20 April 2014.
3
http://ppp.or.id/profil/caleg/angel-lelga-anggreyani.html. Diakses pada 20 April 2014.
4
Mat Solar adalah pemeran sinetron Bajaj Bajuri, Tukang Bubur Naik Haji, Senggal-Senggol, Sorgah di Telapak Kaki Ibu. Maha Kasih,Bang Jagur, Hidayah, Menuju SurgaMU, Si Entong, Mendung Tak Selamanya Kelabu. Setan Kredit, Dongkrak Antik, Perawan Rimba, dan
Dilihat Boleh Dipegang Jangan.Diambil dari http://politik.news.viva.co.id/news/read/490187-daftar-selebriti-jadi caleg-ppp pada 12 April 2014.
Jakarta Utara, dan Pulau Seribu.5 Okky Asokawati6 sebagai caleg nomor urut satu
di Dapil DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat,7 dan
Ratih Sanggartwaty8 sebagai caleg di Jabar IX yang meliputi Sumedang,
Majalangka, dan Subang.9 Keempat artis tersebut telah lolos seleksi dan uji
kompetensi sehingga terdaftar menjadi caleg tetap.
Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah perekrutan caleg artis oleh
PPP. Alasan penulis mengambil judul ini adalah pertama karena PPP partai yang
berasaskan Islam merupakan partai doktriner yang saat ini semakin mendekatkan
diri dan terbuka pada partai yang berideologi sekuler ataupun nasionalis sehingga
PPP menjadi partai yang pragmatis, akibatnya kepercayaan masyarakat kepada
partai-partai yang membawa ideologi sebagai asas perjuangan partainya semakin
berkurang. Kedua, mengenai rekrutmen politik, PPP lebih memilih merekrut artis
sebagai caleg. Seharusnya PPP yang berasaskan Islam merekrut tokoh-tokoh
Islam seperti ulama, kyai, dan kader-kader terbaik, tetapi PPP lebih memilih untuk
5
http://ppp.or.id/profil/caleg/nasrullah.html. Diakses pada 20 April 2014.
6
Okky Asokawati adalah peragawati, model, bintang iklan, pembawa acara televisi, dan pemain sinetron Senandung, dan juga mendirikan sekolah modeling OQ di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Diambil dari http://politik.news.viva.co.id/news/read/490187-daftar-selebriti-jadi-caleg-ppp pada 21 April 2014.
Lawan caleg Okky Asokawati di Dapil DKI Jakarta II adalah H. Ridho Kamaludin, Lena Maryana, Kivlan Zen, SIP., M.Si., Usni Hasnudin, S.IP., M.Si., Ridha Fidyana, H. Mohammad Rusli H.R. diambil dari http://ppp.or.id/caleg/21/dki-jakarta-2/ pada 21 April 2014.
7
http://ppp.or.id/profil/caleg/dra-hj-okky-asokawati-msi.html diakses pada 21 April 2014.
8
Ratih Sanggartwati adalah seorang penulis, pembicara, moderator, model beberapa di antaranya pada Carrie Model Agency Singapore, show tunggal Byblos di pulau Sentosa, show tunggal Kart Lagerfield, Pemotretan majalah Women Affairs, dan Pemotretan untuk British Fashion Big screen time square.
Lawan caleg Ratih Sanggartwaty di Jabar IX adalah Usman Muhammad Tokan, SE., H. Dony Ahmad Munir,S.T.,M.M, H. Julius Purnawan, SH, MSi., Hendang Setyo Rukmi, ST. , MT., Chepy Aprianto, S.PdI., S.Sos., Drs. H.Z Arifin Sanusi , M. MPD., Yuyun Yunani, S.Pd.I. Diambil dari http://ppp.or.id/caleg/31/jabar-9/ pada 21 April 2014.
9
merekrut artis. Dengan kata lain PPP lebih mempercayai artis sebagai wakil
rakyat daripada tokoh-tokoh Islam. Hal ini mengakibatkan kecilnya perolehan
jumlah suara yang didapatkan PPP selama pemilu. Dalam perekrutan artis untuk
pemilihan caleg sebaiknya ada Merit System10karena ini sangat penting dilakukan
untuk memperbaiki kualitas anggota legislatif.
Empat artis yang direkrut oleh PPP sebagai caleg pada pemilu tahun 2014
hanya Okky Asokawati yang lolos menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) Rakyat Indonesia (RI) periode 2014-2019. Okky Asokawati yang tercatat
sebagai caleg dari PPP Dapil DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan dan
Jakarta Pusat dalam rekapitulasi suara yang sudah ditetapkan oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU) secara resmi Okky Asokawati berhak menempati satu
kursi PPP dengan perolehan 35.727 suara.11
Empat caleg artis PPP sama-sama mempunyai popularitas masing-masing
yang berbeda. Dalam membangun popularitas politik itu memang perlu, tetapi
yang harus dibangun adalah popularitas partai politik (parpol) secara institusi
bukan popularitas yang hanya mengandalkan artis. Jika hanya menonjolkan
popularitas artis, hal ini menunjukkan bahwa PPP ini belum dikelola dengan baik
dan profesional.
10
Menurut Anas Urbaningrum Merit system adalah pengelolaan sumber daya manusia yang didasarkan pada prestasi (merit) yaitu segenap perilaku kerja pegawai dalam wujudnya sebagai prestasi yang baik atau prestasi buruk dan berpengaruh langsung pada naik atau turunnya penghasilan dan karir atau jabatan. Diambil dari http//bukharawrite.wordpress.com20140402 rekrutmen politik.
11
Kemenangan dalam pemilihan anggota legislatif juga bergantung pada
ketokohan artis yang direkrut. Jika artis yang direkrut memiliki kualitas dan
diakui ketokohannya, maka kemungkinan menang akan sangat besar karena
disukai dan diinginkan masyarakat. Faktor-faktor PPP merekrut artis sebagai
caleg adalah:
a. PPP melihat artis mempunyai basis masa dan pemikiran yang sejalan dengan
visi12 dan misi.13
b. Pemikiran PPP bahwasannya artis lebih mudah diingat14 oleh rakyat.
c. PPP sudah kebingungan memilih caleg dari kader-kader yang lain, maka dari
itu memutuskan untuk merekrut artis.15
d. Faktor pengidentifikasian diri atas kemampuan berpolitik yang ditinjau dari
faktor kecakapan politik.
e. Supaya lebih mendongkrak perolehan suara.
f. Membawa perhatian yang cukup besar dari masyarakat.
g. Walaupun artis yang berhijab kian juga sulit utuk diajak bergabung ke PPP,
mereka selebritis yang dianggap baik pada media sosial menolak bergabungnya
pada partai Islam.16
12Visi PPP adalah “Terwujudnya mas
yarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman. Diambil dari http://ppp.or.id/page/visi-dan-misi-ppp/index/ pada 21 April 2014.
13
Misi PPP adalah berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim). Ibid.,
14
PPP lebih mudah mensosialisasikan caleg artis kepada rakyat dan memperlancarkan proses perkenalan pada caleg dengan rakyatnya.
15
Melihat kelima faktor PPP merekrut artis untuk ikut terjun ke dunia politik
dapat membawa pengaruh sosial pada masyarakat. Maka tidak heran jika PPP
partai yang berasaskan Islam merekrut artis dijadikan sebagai calon legislatif
untuk vote getter pada calon pemilih. Perekrutan artis sebagai caleg inilah yang
menjadi modal utama oleh PPP supaya berhasil dalam mendongkrak suara dan
mudah memperebutkan kekuasaan.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan penjelasan sekilas mengenai perekrutan caleg artis sehingga
Partai Islam menjadi pragmatis, maka rumusan permasalahan yang dibangun
penulis dalam penelitian adalah:
a. Apa faktor-faktor PPP merekrut empat artis sebagai caleg pada pemilu tahun
2014?
b. Mengapa PPP yakin dengan merekrut caleg yang berperan artis bisa
mendongkrak suara pada pemilu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui faktor-faktor latar belakang tentang perekrutan caleg artis oleh
PPP pada pemilu.
2. Mengetahui hasil atau dampak PPP dalam perekrutan caleg artis pada
pemilu.
C.2. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Akademis
16
a. Mengembangkan Ilmu Politik dalam hal perekrutan caleg artis melalui
partai politik Islam.
b. Memberikan gambaran tentang peran artis dalam partai politik Islam.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan kontribusi literatur keilmuan serta menjadikan penulisan ini
sebagai literatur dalam bidang politik.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi partai politik
Islam dan elite politik.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam memperkuat basis penelitian tentang rekrutmen politik, penulis
telah melakukan sejumlah telaah pustaka penelitian sebelumnya untuk
memberikan perbedaan perspektif penelitian ini. Penelitian tentang rekrutmen
caleg artis pada partai politik telah dilakukan dengan segmen yang berbeda-beda.
Pertama, skripsi Rizki Hakim17 ini menyebutkan bahwa Orde Reformasi
Indonesia telah membawa perubahan pada kehidupan demokrasi, awal
kemunculan dalam Era Reformasi ini ditandai dengan munculnya partai-partai
politik. Pada masa Orde Baru, kehidupan demokrasi di Indonesia dianggap belum
bisa membawa Indonesia kearah pembelajaran politik yang baik. Di Era Orde
Baru kehidupan berpolitik diatur oleh penguasa, ini dibuktikan dengan sedikit
partai poltik yang boleh ikut dalam pemilihan umum. Hal lain yang membuat
demokrasi tidak berjalan dengan baik.
17
Rizki Hakim, “Partisipasi Artis dalam Politik pada Pemilu Legislatif 2009,” Jurusan
Orde Reformasi yang terjadi pada 1988 telah membawa banyak perubahan
dalam tatanan dunia politik di Indonesia. Dimulai dengan munculnya partai-partai
politik baru sampai kepada perubahan sistem pemilu di Indonesia. Fenomena artis
yang melibatkan diri dalam dunia politik terjadi pada Orde Baru sampai Era
Reformasi, hal ini menandai bahwa artis tidak hanya sebagai pekerja di bisnis
hiburan melainkan juga terlibat dalam dunia politik. Artis hanya dijadikan media
kampanye partai politik. Berbeda dengan apa yang terjadi pada masa Reformasi
terutama pada pemilu 2004 dan 2009, para artis sengaja dijadikan calon anggota
legislatif oleh partai politik untuk dijadikan Vote Getter, walaupun pada
kenyataannya partai politik yang merangkul artis sebagian calon anggota legislatif
tidak mempunyai andil yang besar terhadap perolehan suara partai tersebut.
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan elektabilitas
selebritis jauh mengalahkan para politisi senior, contoh Eko Patrio di Partai
Amanat Nasional (PAN) juga mengalahkan Tifatul Sembiring. Oleh karena itu
seorang selebritis selain tampil karena kemampuan tetapi mereka juga karena
lebih banyak dikenal oleh masyarakat dari media sosial.
Hal ini merupakan nilai plus dari artis karena artis tidak perlu lagi
memperkenalkan dirinya kepada masyarakat, berbeda dengan halnya para elit
partai politik yang harus lebih banyak memperkenalkan dirinya kepada
masyarakat. Inilah yang menyebabkan mengapa partai-partai politik lebih memilih
Kedua, skripsi Dwi Setiawati18 yang membahas bahwa semua orang
memiliki hak politik yang sama dan juga punya hak untuk mencalonkan termasuk
artis yang direkrut oleh parpol. Bisa tidaknya menjalankan tugasnya sebagai wakil
rakyat bukan tergantung pada popularitas, kekuasaan, dan kekayaan tetapi yang
dilihat pada kemampuan dan kapabilitas orang tersebut, serta benar-benar ingin
total mengabdikan dirinya di dunia politiklah yang boleh maju ke kursi parlemen.
Fenomena banyaknya artis yang terjun kedunia politik merupakan
konsekuensi dari sistem pemilu terbuka yang dilaksanakan di Indonesia sehingga
orang dari segala macam latar belakang bisa ikut serta. Dengan pemilihan secara
langsung, popularitas seorang calon anggota legislatif menjadi penting. Tetapi
sebenarnya yang lebih penting lagi adalah faktor kemampuan dan kapabilitas
seorang calon legislatif. Masyarakat tidak boleh berprasangka buruk terhadap
artis, sebab semua orang memiliki hak politik yang sama. Masyarakat sangat
berharap para artis ini bisa belajar cepat untuk bekerja keras membela
kesejahteraan rakyat.
Menurut penulis skripsi tersebut tidak ada yang dikhawatirkan dalam
pencalonan caleg artis seperti Rieke Diah Pitaloka pada Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) karena artis juga punya hak untuk mencalonkan dirinya sebagai
anggota caleg. Jadi siapa yang bisa protes dalam pencalonan apalagi kualitas
Rieke juga tidak buruk pada sosial media. Bahkan Rieke memiliki pengalaman di
18
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) perempuan dan sekolah S2 di Universitas
Indonesia.
Partai politik berusaha mendongkrak suara dengan cara menggunakan
publik figur yang cukup terkenal dikalangan selebritis. Alasan lain dari perekrutan
artis oleh parpol untuk menjadikan sebagai calon anggota dewan karena
kurangnya kader partai yang berkualitas. Banyaknya artis yang dicalonkan parpol
menjadi caleg itu artinya ada masalah regenerasi dan kaderisasi kepemimpinan
dipartai tersebut dan itu tidak baik, profesi artis menjadi pilihan untuk maju dalam
pemilu legislatif dan pilkada merupakan suatu realitas, mengingat para artis
umumnya memiliki modalitas terpenting untuk mengikutinya yakni dikenal publik
dan disukai.
Ketiga, skripsi Nur Selvyana Sungkar19 Munculnya gerakan reformasi
merupakan langkah awal proses demokratisasi Indonesia dan menghancurkan
rezim otoriter Orde baru. Proses politk semakin membuka kesempatan bagi setiap
individu warga negara untuk terlibat dalam kegiatan politik tanpa adanya
determinasi dalam pihak-pihak tertentu yang seringkali mengekang keputusan
politik individu. Kemunculan artis dalam politik merupakan salah satu faktor
kebebasan nilai demokrasi dimana warga negara berhak terlibat didalamnya. Hal
inilah menginspirasi kalangan artis untuk berpartisipasi dalam kancah politik
praktis.
19Nur Selvyana Sungkar, “
Artis dan Politik: Faktor Kemenangan Rano Karno sebagai
Wakil Bupati Tangerang.” Jurusan Pemikiran Politik Islam. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009.
Setelah terlibat sebagai anggota MPR RI dan menjadi Duta Besar UNICEF
untuk PBB dalam bidang pendidikan di Indonesia, Rano Karno akhirnya memilih
terjun dalam dunia politik dengan keinginan dirinya mencalonkan diri menjadi
calon gubernur DKI Jakarta pada 2007. Keinginan Rano tersebut tidak terlepas
dari keberadaan undang-undang pemilihan kepala daerah secara langsung,
sehingga mendorong Rano untuk melakukan pengabdian bagi masyarakat
walaupun pada kesempatan itu Rano belum berhasil karena minimnya dukungan
politik yang berasal dari partai politik.
Keterlibatan Rano Karno pada pemilihan kepala daerah sebagai wakil
bupati adalah cerminan fenomena demokrasi modern akan keterlibatan artis dalam
lingkup kekuasaan yang mana sudah dipraktikkan oleh beberapa negara
demokrasi modern. Beberapa faktor menjelaskan keterpilihan artis sebagai
pemimpin rakyat merupakan indikasi adanya pergeseran kepercayaan masyarakat
terhadap artis dengan keunggulan popularitas dan dukungan materi yang
memadai. Ketenaran Rano Karno menjadi bertambah dan melekat dihati
masyarakat melalui peran media cetak, surat kabar, majalah, tabloid turut pula
mempublikasikannya. Ketenaran Rano Karno makin meningkat dan menjadi idola
dikalangan masyarakat dikarenakan Rano selalu berperan sebagai protogonis
(sosok yang berbuat kebaikan) dalam setiap film atau sinetron yang
dimainkannya. Image Rano Karno yang tetap menjadi protogonis dimasyarakat
menjadikan hal tersebut membuktikan bahwa sosok peran yang dimainkan Rano
melahirkan sikap simpatik masyarakat dan semakin bertambah untuk menonton
Kemenangan artis melalui kontestasi pilkada tidak serta merta berdasarkan
kekuatan politik popularitas semata, melaika juga ditentukan oleh strategi partai
politik. Kesuksesan Rano Karno merupakan bukti nyata kemampuan artis dalam
dunia politik melalui dukungan masyarakat, partai politik, birokrat, pegusaha, dan
elemen masyarakat lainnya. Keberhasilan Rano Karno mampu meraih sukses
sebagai pemimpin daerah mendampingi incumbent Ismet Iskandar, sehingga
menempatkan Rano Karno sebagai artis pertama yag berhasil mejadi pemimpin
melalui pemimpin kepala daerah.
Persamaannya skripsi ini dengan penelitian pertama, kedua, dan ketiga
adalah sama-sama merekrut artis juga mempunyai tujuan yang sama untuk
mendongkrak suara.
Perbedaannnya skripsi ini dengan penelitian pertama bahwa PAN dari
awal sudah yakin artis yang direkrut tidak mempunyai andil yang besar untuk
perolehan suara sedangkan PPP yakin dalam merekrut empat artis dapat
mendongkrak suara. Perbedaan dengan penelitian kedua merekrut artis karena
kekurangan kader partai yang berkualitas sedangkan PPP sengaja untuk merekrut
artis karena popularitas, dan perbedaan dengan penelitian yang ketiga adalah artis
yang berpartisipasi atau terjun ke dalam dunia politik sendiri tanpa ada yang
merekrutnya untuk dijadikan sebagai pemilihan kepala daerah (pilkada)
E. Metode Penelitian E.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan dukungan data
kualitatif melalui wawancara mendalam dan dokumentasi.20Data kualitatif juga
diperoleh dari sejumlah penelitian sebelumnya dengan tema terkait yang
menyediakan data-data terkait berkenaan dengan rekrutmen artis untuk caleg pada
partai-partai politik. Menurut Moloeng, pendekatan ini diharapkan dapat
mengungkap permasalahan yang berhubungan dengan penelitian.
Pendekatan kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan pendekatan kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda. Kedua, Metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dan informan. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih
dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Pendekatan ini lebih efektif karena
didalam melakukakan wawancara terjadi hubungan langsung antara peneliti dan
informan.21
E.2. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan penulis adalah sebagai
berikut:
a. Wawancara
20
M.B Miles dan A.m. Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta UI-Press, 1992), hlm. 16.
21
Wawancara adalah pertemuan penulis dengan caleg artis PPP dan juga
tiga anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP yang bertanggung jawab, dimana
jawabannya akan menjadi data mentah. Secara khusus wawancara adalah alat
yang baik untuk menghidupkan topik penulisan.
Wawancara dilakukan secara bebas terpimpin, yaitu bebas dalam
mengadakan wawancara dengan berpijak pada pedoman dan memberikan
kebebasan untuk menjawab pertanyaan, namun jika jawaban kurang mengenai
sasaran, peneliti menjelaskan kembali pertanyaan sebelumnya dan
menjelaskannya secara sistematis kepada caleg artis dan tiga anggota DPP PPP.22
Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang
sebelumnya telah disusun oleh penulis sebagai acuan dan sifatnya tidak mengikat
sehingga banyak pertanyaan baru yang muncul pada saat wawancara terkait
dengan rekrutmen caleg artis Angel Lelga, Mat Solar, Okky Asokawati, dan Ratih
Sanggarwati sebagai anggota legislatif melalui PPP.
b. Dokumentasi
Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari
sumber-sumber literatur buku seperti Dasar-dasar Ilmu Politik, Perekrutan Kaum Elit dan
Pembangunan Politik dalam Elit dan Modernisasi dan jurnal Penarikan Pegawai
(Recruiting) yang ada hubungannya dengan permasalahan. Literatur ini dapat dikatakan sebagai sumber data tertulis yang terbagi dalam dua kategori yaitu
sumber resmi dan tidak resmi. Sumber resmi dibuat oleh lembaga/perorangan atas
22
nama lembaga, sedangkan sumber tidak resmi dibuat oleh individu tidak atas
nama lembaga.
E.3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data diperoleh dari buku, internet, dan koran yang penulis
masukan serta hasil dari wawancara caleg artis. Sebelum digunakan dalam proses
analisis, data dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan jenis dan karakteristik
yang menyertainya. Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas
dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan dari sumber asli23 seperti yang
didapatkan oleh penulis dari empat caleg artis dan tiga DPP PPP.
Data ini diperoleh melalui informan dengan menggunakan teknik
wawancara. Dalam pelaksanaan teknik ini penulis mengumpulkan data melalui
komunikasi langsung dengan informan. Data sekunder adalah data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber
yang telah ada. 24 Data ini diperoleh secara tidak langsung melalui studi
kepustakaan, melalui kajian buku-buku dan literatur yang relevan dengan obyek
yang diteliti.
E.4. Analisis Data Penelitian
Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data yang mudah
dibaca dan diinterprestasikan. Analisa data dilakukan sejak awal penelitian hingga
penelitian selesai. Untuk menganalisa data yang akan dikumpulkan dalam
23
Pupuh Fathurahman, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 146.
24
penelitian ini, maka digunakan teknik analisa kualitatif, yaitu analisis deskriptif
kualitatif.25
Analisis ini juga dimaksudkan agar kasus-kasus yang terjadi di lokasi
penelitian dapat dikaji lebih mendalam dan fenomena yang ada dapat
digambarkan secara lebih terperinci. Analisa data akan dilakukan melalui enam
alur yakni: reduksi data dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta membuat memo sehingga data dari
informan lebih teratur dan sistematis, kemudian dilanjutkan dengan penyajian data
yaitu susunan informasi yang diperoleh berupa deskripsi untuk menganalisis data,
dan terakhir penarikan kesimpulan dari berbagai hal yang akan ditemui dalam
pengumpulan data mengenai rekrutmen artis sebagai anggota legislatif pada partai
politik Islam.
Data analisas ini akan disajikan secara terstruktur dengan maksud supaya
mudah dipahami. Pada bagian akhir skripsi ini, sejumlah kesimpulan ditarik
berdasarkan hasil analisis dan pembahasan atas data. Pokok-pokok kesimpulan ini
merupakan temuan-temuan utama yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian
ini sebagai upaya untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Penarikan
kesimpulan dilakukan setelah memverivikasi data selama penelitian berlangsung.
Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan
langkah-langkah yang terkait dan dikerjakan secara berkesinambungan.
25
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini supaya mempermudah dalam memahami isi
skripsi, maka penulis membagi skripsi ini dalam lima bab sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan pada bab ini peneliti memaparkan permasalahan PPP
merekrut artis yang dijadikan sebagai caleg dengan tujuan mendongkrak suara dan
merebut kekuasaan. PPP yakin dengan merekrut artis sebagai caleg, tujuan
utamanya tercapai yaitu mendongkrak suara dan memperebutkan kekuasaan.
Penulisan tersebut berdasarkan berdasarkan pada metode penelitian kualitatif.
BAB II: Pada bab ini akan dipaparkan mengenai teori dan konsep yang
dipergunakan dalam pendekatan yang menjelaskan pokok permasalahan skripsi
ini yaitu Partai Politik bukan lagi sebagai penyaluran aspirasi masyarakat tetapi
semata-mata hanya memperebutkan kekuasaan, Partai Islam pada Era Reformasi
ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat, Ideologi seolah-olah lebur dari PPP,
Pragmatisme Menguat, dan Rekrutmen politik pada perekrutan artis semakin
menjadi-jadi.
BAB III: Penulis akan membahas tentang gambaran umum PPP dari Orde
Baru sampai Era Reformasi dan profil-ptofil caleg artis Angel Lelga, Mat Solar,
Okky Asokawati, dan Ratih Sanggarwati dalam pemilihan calon legislatif 2014.
BAB IV: Pada bab ini merupakan bagian yang berisikan tentang
permasalahan yang diangkat oleh penulis. Penulis akan menjelaskan faktor-faktor
PPP merekrut artis Angel Lelga, Mat Solar, Okky Asokawati, dan Ratih
BAB V: Penulis akan menyimpulkan pembahasan mengenai skripsi ini
dari bab I sampai bab IV, sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan
perekrutan caleg artis oleh PPP dan selanjutnya di bab V ini terdapat saran dan
BAB II
Kajian Teori dan Konseptual
Dalam pembahasan ini akan menjelaskan beberapa teori pendukung yang
membantu dalam penulisan skripsi ini. Teori pendukung itu nantinya digunakan
sebagai bahan untuk mengkaji lebih dalam masalah-masalah yang terkait dalam
pola perekrutan calon legislatif (caleg) artis oleh Partai Persatuan Pembangunan
(PPP). Adapun kerangka teoretis yang menjadi landasan berpikir penulis dalam
mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data penelitian ini adalah:
A. Partai Politik
PPP merupakan salah satu sarana penting penyaluran aspirasi masyarakat
dan sebagai kendaraan politik yang pada umumnya ada pada negara-negara
berdaulat serta merdeka. Partai politik (parpol) secara umum dapat dikatakan
sebagai suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai tujuan
yang sama dalam mencapai cita-cita visi dan misinya pada partai. Tujuan PPP
merekrut caleg adalah untuk memperebutkan suara ketika pemilihan umum
(Pemilu) dan mendapatkan kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Republik Indonesia (RI) supaya mereka dapat melanjutkan visi misi pada
partainya dan melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka, baik dengan
cara konstitusional maupun inkostitusional.1
1
Melihat partai politik sebagai organisasi untuk mengekspresikan
kepentingan ekonomi sekaligus mengapresiasikan dan mengatur konflik. Partai
politik dilihat sebagai organisasi yang mempunyai kegiatan berkesinambungan
serta secara organisatoris memiliki cabang mulai dari tingkat pusat sampai
ketingkat daerah.2
A.1. Klasifikasi Partai Politik
Klasifikasi itu dapat diketahui dari tiga dasar kriteria, yaitu asas dan
orientasi, komposisi dan fungsi, serta basis tujuan dan sosial.3
Dari sisi asas dan orientasi, parpol dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe,
yaitu :
1. Parpol pragmatis, yaitu PPP merekrut caleg artis yang sangat mudah didoktrin
sehingga ideologi PPP memudar.
2. Parpol doktriner, ialah suatu parpol yang memiliki sejumlah program dan
kegiatan konkrit sebagai penjabaran ideologinya.
3. Parpol kepentingan merupakan suatu parpol yang dibentuk dan dikelola atas
dasar kepentingan tertentu, seperti petani, buruh, etnis, agama, yang secara
langsung ingin berpartisipasi dalam pemerintahan.
Jika melihat klasifikasi partai politik berdasarkan asas dan orientasinya,
PPP merupakan tipe partai pragmatis karena dapat dilihat bahwa PPP memiliki
program-program dan kegiatan yang tidak terikat pada doktrin atau ideologi
tertentu dengan program kerja yang cenderung merupakan cerminan dari gaya
2
Joseph Lapalombara dan Myron Weiner, Political Parties and Political Development, (Princeton UP, Princeton, 1966), hlm 42.
3
caleg artis tahun 2014 yaitu seperti Angel Lelga, Mat Solar, Okky Asokawati, dan
Ratih Sanggarwati.
Berdasarkan komposisi dan fungsinya, parpol dapat dikategorikan menjadi
dua, yaitu:
1. Partai massa, adalah parpol yang mengandalkan kekuatan pada keunggulan
jumlah anggota (kuantitas) dengan cara mobilisasi massa
sebanyak-banyaknya, dan mengembangkan diri sebagai pelindung bagi kelompok
dalam masyarakat.
2. Partai kader, adalah suatu parpol yang mengandalkan kualitas anggota,
kedekatan organisasi, dan disiplin anggota sebagai kekuatan utama.
Jika dilihat dari komposisi dan fungsinya PPP dapat digolongkan partai
kader karena PPP merupakan partai Islam yang mengandalkan kualitas caleg artis
yang menjadi alat agar lebih mudah dipahami dan diingat oleh masyarakat
sehingga mendongkrak suara.
Berdasarkan basis sosial dan tujuannya, parpol dapat digolongkan menjadi
4 tipe, yaitu:
1. Parpol yang beranggotakan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat seperti
kelas atas, menengah, dan bawah.
2. Parpol yang anggotanya berasal dari kalangan kelompok kepentingan tertentu
seperti buruh, petani, dan pengusaha.
3. Parpol yang anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu seperti Islam,
4. Parpol yang anggotanya berasal dari budaya tertentu, seperti suku bangsa,
bahasa, dan daerah tertentu.
Dilihat dari basis sosial dan tujuannya PPP merupakan parpol yang semua
caleg anggotanya memeluk agama Islam.
B. Partai Islam
Sebelum melangkah lebih jauh penulis akan menjelaskan yang dimaksud
dengan “Partai Islam”. Ada dua unsur pokok yang membuat sebuah partai dapat
disebut sebagai Partai Islam. Pertama, partai-partai yang secara resmi mengadopsi
Islam sebagai dasar partai, sebagaimana yang sudah dikemukakan dokumen resmi
yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), dan
Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kedua, partai–partai itu menggunakan
simbol-simbol yang identik atau secara dekat diasosiasikan dengan Islam seperti gambar
bulan bintang, Ka’bah, kalimat atau adanya tulisan huruf arab.4
Partai Islam adalah partai yang berupaya menyadarkan masyarakat dan
berjuang bersamanya untuk melanjutkan kehidupan Islam. Partai Islam tidak
ditujukan untuk meraih suara dalam pemilu atau berjuang meraih kepentingan
sesaat, melainkan partai yang berjuang untuk merubah sistem sekular menjadi
sistem yang diatur oleh syariah Islam.
PPP yang tujuannya adalah untuk menegakkan kedaulatan Tuhan dimuka
bumi dan menjadikan Islam sebagai jalan hidup didunia ini seharusnya
tokoh-tokoh partai akan dikhususkan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh
beriman dan bertawa yaitu orang-orang yang ikhlas berjuang untuk menegakkan
4
kalimah Allah dan mencari keridhaan-Nya. Orang-orang yang berniat
mengeksploitasi Islam untuk mencari kekuasaan keduaniaan yang bersifat
sementara, tidak diterima menjadi pengurus.5
Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia, namun PPP sebagai
partai yang berasaskan Islam malah dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Beberapa penyebab kegagalan PPP dalam pemilu:6
a. Partai nasionalis lebih terlihat berkuasa pada kebangsaan.
b. PPP tidak memiliki konsepsi yang jelas dan tegas.
c. PPP tidak menjalankan metode yang jelas, sehingga yang dipikirkan hanya
memenangkan pemilu dengan cara merekrut caleg artis.
d. Tidak adanya ikatan yang kuat di antara para anggotanya yang ada hanya
lebih pada kepentingan melainkan kurangnya solidaritas.
e. Partai-partai secara umum hanya diperuntukkan bagi kemenangan pemilu.
Kegiatannya terkait persoalan rakyat hanya digiatkan menjelang pemilu.
Umumnya partai kurang aktif, kalaupun aktif lebih disibukkan dengan
aktivitas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) untuk meloloskan calonnya.
f. Anggota/pengurus tidak mencerminkan partai Islam sesungguhnya.
Caleg PPP yang gagal dalam memperoleh kursi yang signifikan dalam
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)7
perannya sangat bergantung pada:
5
Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam (Perbandingan Partai Masyumi Indonesia dan Partai Jama’at al-Islami Pakistan), (Jakarta: Paramadina, 1999), hlm. 90.
6
http://hizbut-tahrir.or.id/2008/07/30/partai-politik-dalam-islam/. Diakses pada 06 Maret 2015.
7
1. Kurangnya kesatuan atau karena sedikitnya kebersamaan internal pada
kelompok PPP.
2. Adanya perkembangan dan situasi politik eksternal, khususnya dalam partai
Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP).
Berkembangnya PPP memang tidak terpisah dari aspek historis, PPP
menggunakan identitas berasaskan Islam, karena didasarkan pada ide untuk
menempatkan Islam sebagai inspirasi hidup.
C. Ideologi
Ideologi adalah sebagai suati istilah yang dipergunakan untuk sekelompok
cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat
sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis tentang cita-cita yang
dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.8 Fungsi ideologi yaitu9
sebagai struktur kognitif yaitu keseluruhan pengetahuan yang merupakan landasan
untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian di alam sekitar,
orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia, norma-norma yang menjadi
pedoman dan pegangan bagi seorang untuk melangkah dan bertindak, bekal dan
jalan bagi seseorangu untuk menemukan identitasnya, kekuatannya yang mampu
menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan
8
Menurut Harold H. Titus, dibuku “The Living Issues of Philosophy.” http://www.apapengertianahli.com/2014/06/apa-pengertian-ideologi-ahli.html. Diakses pada 17 Mei 2015.
9
mencapai tujuan, dan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk
memahami, menghayati, serta memolakan tingkah-lakunya sesuai dengan
orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.
Sejak Era Reformasi, sistem kepartaian di Indonesia mengalami
pergeseran dalam hal orientasi ideologi partai, dimana dalam setiap pemilihan,
PPP tidak lagi melihat persoalan ideologi tapi lebih berorientasi kepada
pencapaian kekuasaan. PPP awalnya merupakan partai yang memiliki basis
ideologi sebagai partai doktriner yang beridentitas partai kader dan mulai bergeser
menjadi partai pragmatis. Ideologi mengandung pengertian gagasan, keyakinan,
nilai, dan pandangan hidup dalam negara atau politik.10 Pemikiran atau pandangan
politik tertentu sudah inheren dengan kehidupan partai. Meskipun suatu partai
memiliki program yang bersifat universal misalnya sama-sama memperjuangkan
keadilan dan demokrasi, partai politik tetap tidak bisa terlepas dari pandangan
tertentu yang menjadi nilai dasar dalam menentukan ciri dan identitas partainya.
Ideologi PPP itu tercermin dari visi dan misinya. Walaupun PPP merekrut
caleg artis, visi dan misi PPP bisa dilihat dari program-program partai dalam
memperjuangkannya. Teori aliran Herbeth Feith hasil pengembangan dari teori
aliran Cliffod Geerzt tidak cukup membantu dalam menganalisis orientasi
ideologi-ideologi partai politik. Herbert Feith menggambarkan corak ideologi
partai-partai pada 1950-an, kedalam lima aliran besar diantaranya Nasionalisme
Radikal, Tradisionalisme Jawa, Islam, Sosialisme Demokratis, dan Komunisme11
10
Ibid.,hlm, 95.
11
Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia “Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru”,
tidak berlaku lagi dalam Era Reformasi. Corak politik aliran seperti ini tidak
hanya berbeda, tetapi juga bernuansa konfliktual karena di antara mereka terdapat
perbedaan-perbedaan nilai yang cukup mendasar. Nahdlatul Ulama (NU)
memiliki aliran ideologis Islam yang bertitik singgung dengan Tradisionalisme
Jawa, dan menimbulkan adanya jarak ideologi yang jauh antara partai berideologi
agamis dengan partai berideologi sekuler.
Ikatan-ikatan ideologi seperti ini yang menjadikan sebuah ancaman pada
masa pemerintahan Orde Baru. Ideologi yang menjadi asas PPP hanya sebagai
aksesoris dan retorika politik dan tidak diterapkan dalam aktifitas politiknya.
Padahal selama ini ideologi merupakan arah dan petunjuk partai politik untuk
memperjuangakan kondisi masyarakat.12 Nilai-nilai atau ideologi PPP telah luntur
oleh proses kompromi dan aspek kepraktisan. Ideologi atau cita-cita moral untuk
mewujudkan kemaslahatan bersama sudah luntur, PPP sudah melupakan ideologi
sebagai panduan gerak poltiknya. Adanya ketidakjelasan ideologi PPP
menggambarkan bahwa partai Islam tersebut hanya mengejar kekuasaan sehingga
bisa seenaknya berkoalisi dengan partai apapun tanpa didasari oleh visi dan misi
perjuangan yang sama, inilah yang menyebabkan lahirnya pragmatisme partai
Islam.
PPP tidak lagi memikirkan pengorganisasian gerakan sistematis di tengah
masyarakat untuk mendorong perubahan tertentu. Melainkan hanya memikirkan
cara memenangkan pemilu. Sehingga ini berdampak kepada perubahan perekrutan
12
kader partai.13 PPP hanya berkonsentrasi untuk menarik kelompok profesional
yang mempunyai kemampuan untuk membantu memenangkan pemilu atau
merekrut artis yang berpotensi besar menggalang dukungan suara. Sehingga PPP
tidak peduli apakah caleg itu memiliki latar belakang ideologis yang sama atau
bahkan berseberangan sama sekali yang penting bisa menyumbangkan dana,
pikiran, dan tenaga untuk memenangkan pemilu.
D. Pragmatisme Menguat
Secara etimologi pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, pragma yang
berarti guna, sesuatu yang dilakukan, dan tindakan kerja.14 Pragmatisme adalah
aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa segala tindakan bersifat praktis
dapat memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.15 Fungsi pragmatis adalah fungsi
dalam kehidupan nyata pada manusia yang melegitimasi suatu kekuasaan agar
terlihat kuat dan berwibawa.16
Melihat kondisi masyarakat yang plural termasuk dari segi agama, PPP
yang bersaskan Islam kini sedikit realistis dan tidak lagi idealis. Akhirnya
ditempatkanlah satu hingga beberapa kader tanpa almamater Islam untuk menarik
suara yang lebih besar dan tidak lagi terpaku pada satu obyektivitas suara.
PPP berharap dapat mengumpulkan suara dalam jumlah banyak dengan
menempuh cara termudah yaitu mengambil jalan pragmatis dengan merekrut para
artis yang menjadi idola masyarakat. Inilah yang disebut dengan pragmatis dan
13
Ari Dwipayana dan Hasto Kristiyanto,Parpol Tanpa Ideologi Menaruh Harapan pada Partai Politik, Kompas, 25 Oktober 2011, hlm. 5.
14
http:kamusbahasaindonesia org/pragmatisme. Diakses pada 25 Februari 2015. 15
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum dari Metodologi sampai Teofilosofi,(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), hlm. 319.
16
hilangnya ideologi dalam PPP. Pragmatisme telah menjalar dalam paham PPP dan
ideologi lama seolah-olah lebur. Jika PPP telah pragmatis dapat dipastikan
partai-partai penegak demokrasi akan berjalan sempoyongan tanpa acuan. Berjalan
secara pragmatis akan membuat PPP menempuh cara yang praktis dengan
mengesampingkan idealisme dan rasionalisme demi mencapai popularitas dan
suara sebanyak-banyaknya.
Membicarakan pragmatism tidak dapat dilepaskan dari Charles S. Pierce,
William James dan John Dewey. Ketiga tokoh tersebut sama-sama masuk dalam
aliran pragmatisme, namun diantara ketiga tokoh tersebut memiliki fokus
pembahasan yang berbeda Charles S. Pierce lebih ditekankan dengan filosof ilmu,
William James dengan filosof agama, dan John Dewey dengan filosof sosialnya.
Walaupun ketiganya berbeda pada penekanannya tetapi ketiga pemikir utama
pragmatism menganut garis yang sama yaitu kebenaran suatu ide harus dibuktikan
dengan pengalaman.
Pragmatis merupakan cara pandang atau pola pikir seseorang yang ingin
memperoleh atau mendapatkan sesuatu dengan cara-cara mudah dan praktis,
begitu juga dengan halnya PPP yang merekrut caleg artis dengan bertujuan untuk
memperoleh banyak suara dengan mengandalkan popularitasnya.
Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa
kriteria kebenaran sesuatu ialah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan
nyata.17 Aliran seperti ini terlihat seperti PPP yang merekrut artis sebagai caleg
yang bersedia menerima segala sesuatu asal dengan cara praktis dan membawa
17
keuntungan. Penganut pragmatisme memandang hidup manusia sebagai suatu
perjuangan untuk hidup yang berlangsung terus-menerus yang didalamanya
terpenting adalah konsekuensi-konsekuensi yang bersifat praktis. Bagi kaum
pragmatis untuk mengambil tindakan tertentu, ada dua hal penting. Pertama, ide
atau keyakinan yang mendasari keputusan yang harus diambil untuk melakukan
tindakan tertentu. Dan yang kedua, tujuan dari tindakan itu sendiri. Charles S.
Pierce mengatakan demikian:
”Dalam memastikan makna yang ada harus didasari oleh konsepsi akal,
maka dari itu kita harus memperhatikan konsekuensi-konsekuensi praktis apakah yang niscaya akan timbul dari kebenaran-kebenaran konsepsi
tersebut berbentuk menguntungkan atau malah merugikan.”18
Apa yang dikatakan oleh Peirce tersebut merupakan prinsip pragmatis
dalam arti yang sebenarnya. Pragmatisme dalam hal ini tidak lain adalah suatu
metode untuk menentukan konsekuensi praktis dari suatu ide atau tindakan. Aliran
ini menekankan pada praktik dalam mengadakan pembuktian kebenaran yang
dapat dilihat dari tindakannya yang praktis atau dari segi kegunaan yang berusaha
menemukan asal mula serta hakikat yang merupakan kegiatan sangat menarik
meskipun kegiatannya luar biasa sulitnya. Pragmatisme pada PPP hanya berusaha
untuk memperbanyak suara dengan cara merekrut caleg artis yang merupakan
konsekuensi praktis dalam persaingan.
E. Rekrutmen Politik
` Rekrutmen politik merupakan seleksi, pemilihan, dan pengangkatan
seseorang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik. Secara
18
Charles S. Pierce, “How to Make Our Ideas Clear”,Classic American Philosopher,
umum rekrutmen politik pada caleg artis adalah suatu proses dimana PPP
menempatkan artis-artis pada pemilu supaya bisa mendapatkan kursi Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dan bisa memperjuangkan visi
misinya. Adanya perekrutan para artis menjadi caleg mengakibatkan dapat
memotong mata rantai proses kaderisasi internal PPP dan hal ini juga menutup
peluangnya para kader yang sejak awal merintis dan menekuni kerja-kerja
kepartaian. Proses dalam mengangkat seorang berbakat yang dianggap mampu
menduduki suatu posisi atau jabatan dapat berpartisipasi secara langsung dalam
setiap kegiatan organisasi yang berorientasi kepada kualitas dan kuantitas caleg
artis serta menghidupkan regenerasi untuk eksistensi organisasi.
Fungsi rekrtumen caleg artis pada politik adalah suatu proses seleksi atau
rekrutmen anggota-anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam
jabatan-jabatan administratif maupun politik. Apabila kata rekrutmen
menambahkan kata politik dibelakangnya, maka akan merujuk pada suatu proses
dimana partai politik mengangkat aktor dan menempatkan pada posisi atau
jabatan tertentu, baik pada infrastruktur maupun pada suprastruktur politik,
sehingga yang bersangkutan terlibat dalam proses kehidupan politik.
Menurut Lester Seligman menyatakan bahwa pola rekrutmen mencakup
dua proses yaitu pertama, perubahan dari peranan non politik menjadi peranan
politik yang berpengaruh dalam hal partai politik itu sendiri. Kedua, penetapan
penyeleksian pada perekrutan artis dipastikan orang-orang yang sudah mengerti
dalam dunia politik khususnya dalam memainkan perannya.19
Salah satu tugas pokok dalam rekrutmen politik bagaimana PPP dapat
mempersiapkan artis-artis yang direkrut berkualitas untuk bisa duduk di lembaga
legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR/DPRD).20Adanya rekrutmen
politik pada keempat artis dimaksudkan untuk memenangkan pertarungan
merebut kekuasan dalam pemilu legislatif. Pada kasus rekrutmen politik yang
pragmatis dalam ikatan ideologi, harus diakui bahwa di Era Reformasi ini adalah
Era politik aliran yang sudah berakhir dan pragmatisme kian menjadi-jadi di PPP.
Rekrutmen Politik menurut Almond dan Powell adalah suatu proses
dimana terjadi penseleksian calon-calon masyrakat yang dipilih untuk menempati
kursi-kursi penting di dalam peranan politik, termasuk dalam jabatan birokrasi dan
jabatan administrasi.
Teori Almond dan Powell prosedur-prosedur rekrutmen politik terbagi
dalam dua bagian yaitu :21
1. Prosedur tertutup artinya rekrutmen dilakukan oleh elit partai yang memiliki
kekuasaan untuk memilih calon-calon yang dianggap layak diberikan jabatan
berdasarkan skill dan kapasitas yang dimilikinya untuk memimpin. Sehingga
prosedur ini dianggap prosedur tertutup karna hanya ditentukan oleh beberapa
orang saja.
19
Lester G. Seligmen, Perekrutan Kaum Elit dan Pembangunan Politik dalam Elit dan Modernisasi. (Yogyakarta: Liberty, 1989), hlm. 15-16.
20
Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi : Menakar Kinerja Partai Politik Era Transisi di Indonesi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 99.
21
2. Prosedur terbuka artinya setiap masyarakat berhak untuk memilih caleg artis
siapa saja yang bakal menjadi calon pemimpin didalam negaranya termasuk
serta pengumuman hasil pemenang dari kompetisi tersebut dilaksankan secara
terbuka, dan terang-terangan. Dikenal dengan istilah Langsung Umum Bebas
dan Rahasia (LUBER), jujur dan adil (JURDIL) didalam rekrutmen politik
juga dikenal istilah jalur-jalur politik yang perlu kita ketahui secara luas
kajian-kajiannya antara lain:
a. Jalur rekrutmen berdasarkan kemampuan-kemampuan dari PPP atau calon
legislatif artis yang artinya jalur ini menjadi kriteria dasar dalam
perekrutan seseorang karena dinilai dari berbagai segi yaitu
kriteria-kriteria tertentu, distribusi-distribusi kekuasaan, bakat-bakat caleg artis
yang terdapat didalam masyarakat, dan juga dapat menguntungkan partai
politik.
b. Jalur rekrutmen berdasarkan kaderisasi ini ada dikelompok PPP artinya
PPP yang merekrut caleg artis untuk mempersiapkan kemampuannya
dalam mendapatkan jabatan-jabatan politik yang lebih tinggi jenjangya
serta mampu membawa/memobilisasi partai-partai politiknya sehingga
memberi pengaruh besar dikalangan masyarakat.
c. Jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan promodial. Promodial ini
terjadi karena adanya hubungan kekerabatan yang dekat antara artis dan
elit politik yang memiliki jabatan politik sehingga memindahkan atau
memberi jabatan tersebut kepada kerabat terdekatnya yang dianggap
Di Indonesia pemilihan umum merupakan kesempatan bagi anggotanya
yang dianggap mampu untuk mewakili partainya di dalam lembaga legislatif. PPP
yang ingin merekrut artis untuk dijadikan peserta pemilu terlebih dahulu
menyeleksi dan memilih artis yang berbakat dengan beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi untuk bisa menjadi calon legislatif dengan mewakili partainya
dalam pemilu.
Untuk mempertahankan suatu jabatan, PPP lebih memilih menampilkan
artis yang telah direkrut dalam memiliki kemampuan bercakap atau keahlian
khusus dan juga mempunyai pengaruh pada masyarakat khususnya pemilih.
Sistem demokrasi yang sudah mapan, para tokoh politik yang direkrut terdiri dari
orang-orang dengan latar belakang keahlian tertentu, seperti pengusaha, artis dan
bahkan individu yang memiliki pengaruh tertentu dalam suatu wilayah.
Pola rekrutmen politik pada caleg artis mengalami perkembangan sejalan
dengan berkembangnya kualitas kehidupan sosial politik masyarakat. Namun
rekrutmen politik, seperti peserta politik cenderung pada masyarakat dengan latar
belakang kelas menengah atau kelas atas, dan yang biasanya terdapat dari kelas
lebih rendah dapat mencapai masuk melalui jalur pendidikan.
Rekrutmen politik, kepemimpinan politik dan pemerintahan khususnya
oleh masyarakat modern yang telah mengenal lebih dalam tentang teknologi
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih suatu jabatan
dibandingkan melalui pendidikan atau pelatihan. Pelaksanaan rekrutmen politik
terhadap kebijaksanaan politik khususnya penempatan anggota dalam badan
legislatif yang akan berfungsi sebagai decision maker (pengambilan keputusan).
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam proses rekrutmen elit politik
ini didasarkan sejumlah pertimbangan berikut ini:22
a. Perekrutan caleg artis oleh PPP merupakan indikator yang sensitif dalam
melihat nilai-nilai dan distribusi pengaruh politik dalam sebuah masyarakat
dan juga memungkinkan untuk memahami dinamika kerja internal sebuah
masyarakat.
b. Pola-pola perekrutan caleg artis merefleksikan sekaligus mempengaruhi
masyarakat lewat pemahaman yang bisa diungkapkan seperti sistem nilai, tipe
keterwakilan politik, serta basis dan stratifikasi sosial dalam sebuah
masyarakat.
c. Pola-pola rekrutmen elit politik merupakan indikator yang penting untuk
melihat pembangunan dan perubahan dalam masyarakat politik.
Dalam proses pemilihannya pun ada berbagai macam yang dilakukan,
seperti teknis seleksi, undian dan dilaksanakan oleh partai politik yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah dimana proses rekrutmen politik
dilaksanakan. Pemaparan di atas menyebutkan rekrutmen politik dimaksudkan
untuk menyeleksi kader-kader baik yang akan diposisikan ke dalam lembaga
legislatif merupakan salah satu fungsi yang esensial bagi sebuah partai politik.
Seiring berjalannya mekanisme yang jelas tentu akan memunculkan kader-kader
yang berkualitas.
22
Berbicara tentang rekrutmen ada kaitannya dengan merit system dalam rangka pada penempatan jabatan,seorang pemimpin harus dapat mengembangkan
potensinya secara tepat, sehingga proses pengangkatan dan penempatan dalam
jabatan struktural betul-betul menganut merit system, yaitu: berdasarkan
[image:48.595.114.513.232.560.2]kemampuan atau keahlian tertentu sesuai dengan tingkatan jabatannya.
Gambar II.1. Kompensasi Calon Legislatif
Ilustrasi diatas menunjukkan konsep pemberian kompensasi berdasarkan
kinerja. Garis vertikal menunjukkan kinerja, sedangkan garis horizontal
menunjukkan kompensasi yang diterima. Grafik menunjukkan pergerakan
kompensasi yang diterima caleg akan mengikuti kinerja caleg yang bersangkutan.
Kinerja rendah akan memperoleh kompensasi minimum, sedangkan kinerja tinggi
akan memperoleh kompensasi maksimum.
Merit system adalah calon yang lulus seleksi yang benar-benar didasarkan
pendidikan, p