MENURUT PERSFEKTIF HUKlfM ISLAM
DAN UU NO. 1 TAHUN 1974
Oleh: ISLAMIYAH
, PROGRAM STUD I PERADILAN AGAMA
JURUSAN AKIIW AL AL-SY Al(HSIIIYYAII
FAKUL T AS SY ARI' AH DAN HUKUM UIN
SY ARIF I-IIDA YA TULLAH
MENURUT PERSFEKTIF llUKUM ISLAM DAN UNDANG··UNDANG NO. 1 TAHUN 1974" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Jmusan Ahwal Sy<tkhshiyyah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Juli 2006 Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu (SI) pada Jurusim Ahwal Syakhshiyyah.
Jakarta, 20 Juli 2006 M Mengesahkan,
Dck1r7
ZjQセ@
Prof. DR. H. MUHAM1'.'1AD AMIN SUMA, SH., MA., MM NIP. 150 050 917
Panitia Siclang Munaqasyah
Ketua Dra.l lj. Halirnah Ismail NIP. \50 075 192
Sekretaris Drs. Asep Syarifuddin Hiclayat, SFLMH NIP .150 262 877
Pengt\ji l Dr. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag NIP.150 275 509
Penguji 11 : Ors. Asep Svarifudclin Hiclayat, SH.,MH NIP. I 50 262 877
UNDANG-UNDANG NC).1TAHUN1974
Skripsi
Diajukan l\.epada Fakultas Syari'ah clan Ht!l(Um Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Smjana Hukurn !slam
Oleh: Is!amivah
NilVI: 202044101195
Di Bawah Birnbingan
·;/ .,
y<\
A
117· j \._J ' /' _/ , /"-- / "I i .,
_ / / セサLHZ@
- v
I
lI
Dni:
Hj/Hathnah IsmailNIP: 150 075 192
"
PROGRAM STUDI PERADILAN AGAMA
, JURUSAN AL AKHW AL AL SY AKHSIYYAH
FAKULTAS SY ARI' AH DAN HUKUIVI
UIN SY ARIF HIDA YA TULLAH
JAKARTA
111c111bcri rahmat serta jalan yang lurus yang telah clibcrikan kepacla penulis atas _ .nikn1at clan karunia-Nya. yang tel ah n1enciptakan 1nanusia yang beraneka ragan1 discnai clengan kclengkapan akal pikiran. sehingga menjadi makhluk kreatif, inovatif clan 111an1pu 111e111ahan1i serta 1nenga1nalkan norn1a ajaran aga1na (lslan1), sehingga penulis clapat menyelesaikan skripsi ini yang be1judul. "Poligami Tanpa Izin Istri Pcrtama Mennrut Prcspcktif Hukum Islam Dan Undang-Undang No.I Talnm 1974" Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan baginda Nabi MuhaF1111ad S,\ W. yang telah 111e111bawa pclita kehidup&n di alam ini sehingga beliau mampu incngangkat dan 1nengantarkan dcrajat 1nanusia dari lcn1bah kenistaan ke len1buh ke111uliaan. Bcscrta kcluarga, para sahnbat dan seluruh pengikutnya hingga akhir
zan1an.
Scn1oga segala bantuan clan saran clan dorongan baik rnoril rnaupun 1nateril dari
".:1m1a pihak yang telah membantu penulis memperoleh balasan yang lebih besar d"ri i\llah. l<rirtik dan saran konstruktil. sangat pcnulis harapkan gti.rn menyenpurnakan skripsi ini.
Penulis Jakai1a, Rajab 1427 H
DAFTAR !SI iv
BAB! PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah... .J
B. Pembatasan clan Perumusan Masai ah ... . 5
C. Tqjuan clan Kegunaan Penelitian ... 6
D. Metocle Penelitian clan tエセェオ。ョ@ Penelitian ... 7
F Sistematika l'enulisan... ... .. . . . ... . . ... . . .... .. . . . .. ... . . . .. ... 8
BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG POLIGAMI
... ... ... .... .. . .?.
A. Pengertian poligan11 clan clasar hukumnya ... :.. 913. Ketentuan- ketentuan cliperbolehkannya berpoligarni ... 20
C. Poliga111i dalam konsep Islam... 21
BAB III. KETENTUAN POLIGAMI TANPA IZIN ISTRI PERT AMA ... 27
A. Pandangan lsla111 tentang Berpoliga111i... ... 27
13. Ketentuan Undang-undang No. I Tahun 1974 tentang Polig3mi.. 31
C. Analisis Poligami 111enurut Huku111 Islam dan Ul.J No. I Tahun 1974 ... 38
BAB IV l;ENUTUP A. Kesimpulan ... 59
B. Saran-saran... 61
.-\. Latar Bclakang Masalah
Perkawinan merupakan aspek penting clalam aJaran Islam. Di clalam al-Qur'<m banyak sekali ayat-ayat yang berbicara soal perkawinan, baik yang memakai kata nikah (berhimpun), maupun menggunakan kata zawwaja
(berpasangan). Keseluruhan ayat itu memberikan tuntunan kepacla manusia bagaimana scharusnya menjalani perkawinan agar perkawinan itu clapat menjadi jembatan yang menghantarkan manusia laki-laki clan perempuan, mcnuju kehiclupan sakinah (cl<tmai, tenang, clan bahagia) yang cliridhoi Allah. Untuk itu Islam merumuskan sejumlah ketentuan yang harus clipeclomani, rneliputi tata cara seleksi suami atau istri, peminangan, penentuan mahar, cam ijab kabul, hubungan suami istri, serta pengaturan hak-hak clan kewajibannya clalam berumah tangga:
Secara istilah perkawinan aclalah ikatan lahir batin antara seorang pria
'
clangan seorang wanita sebagai suami istri clengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia clan kekal berclasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa1•
Dan ini menganclung pengertian bahwa pernikahan aclalah suatu akacl suci yang
'
menganclung serangkai pe1janjian di antara clua belah pihak, yakni suami clan istri. Maka Keclamaian suami istri sangat bergantung pada pemenuhan
ketentuan-1
kctcntuan dalam pc1janjian tcrscbut. Al-Qur'an bahkan menyebut perrikahan itu scbagai 111its11qa11 glwli::h11 (pc1janjian yang kokoh), seperti termaktub pada ayat berikut.
i\rtinya:
"liaguimana ku11111 aku11 111e11ga111bi! malwr yang telah kumu berika;1 padu istri11111, padaha! ka11111 le/ah bergaul (bercampw) dengan yang lain sebuga;. s11u111i islri. Dan 111ereku (is1ri-islri11111) le/ah mengambil perjanjian yang kua/."
(Q.S. An-Nisa/4/2 I).
Di antara mufassir menyebutkan bahwa yang dirnabud dengan pe1janjian yang kokoh dalam ayat tersebut dcialah perjanjian yang telah diambii Allah dari para suami, sesuai bunyi ayat 231 surat al-Baqarah: "istri harus diperlakukan de11gu11 huik, telupijika tidak hendaknya diceraikan dengan haik p11!11."
Ayat itu hanya menegaskan hanya ada dua pilihan bagi suami yaitu bidup bersama istri dan mcrnperlakukannya dengan cam yang baik atau menceraikannya dengan cam yang baik pula. Oleh karenanya setiap laki-laki seharusnya rnenyatakan janji akan berlaku baik pada saat melangsungkan pernikahan, dengan rnengucapkan janji setia sebagai berikut: "saya be1janji kepada Allah bahwa saya ukan menggau/i istri saya dengan cara yang sopan, dan kalau tidak, saya akan
menceraikannya dengan cara yang sopan pula. "
poligami. clengan alasan yang bermacam-macam baik yang bersifat normatif, psikologis clan selalu clikaitkan dengnn keticlak aclilan jencler, clan di sisi lain acla juga yang menerirna poligami sebagai scsuatu yang cliclukung sebagai jalan alternatif guna rncnyclesaikan pcrnrnsalahan perselingkuhan. clan prostitusi. Karena hukum alam betjalan berdasarkan keseimbangan pasangan yang scmpurna. dalatn hal ini /\1-Quran rncttjclaskan scbagai bcrikut:
,,,,.. ,.. ) .:; ,.. . ' セ@ : ,..
..
)( 1-
°':
0'
I
c::.i|[QセPQ@
)
0.J):i:;
セ@
セNjN^@
Qセ[|L⦅G[NN@
セ@
jsセᄋセ@
,,
,,
,..Artinya:
··Da11 segala sernatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingal kebesaran Allah". (Q.S. Azcl-Zariyat/ 51: 49)
-"} セ@ ) / / セO@ / : } セI@ # J'
・GNセS@
RZッセS@
セ@
セオQ@
セ@
fJ
セオLL@
l:
|YセQNG@
セアQ
Q
I@ セ@
セiセ@
セャ@
3
, , , , , , ,, _ , , , , / /
(1
:t
OセwiI@
...
Artinya:
"Da11 jika kamu takut tidak akan dapal berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan ya11g yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-ll'anita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga a/au empat ... " (Q.S. An-Nisa/4:3)
Praktek poligami dengan jalan nikah sirri ini merupakan ha! yang paling sering clilakukan, karena kebanyakan para suami yang tidak ingin mengambil resiko yang lebih tinggi, biasany'1 jika melalui proseclur yang acla, jarang sekali suarni berhasil berpoligarni, ha! ini clisebabkan terlalu rumitnya proseclur berpoligami. Mungkin yang terberat adalah minta izin dari istri, sebab rata-rata seorang istri tidak mau dirinya dimaclu clan mungkin si istri malah minta dicerai.
Maka dari pennasa!ahan di alas penulis tertarik untuk membahasny,1 clalam bcntuk skripsi dcngan judul "Poligami Tanpa Izin Istri Pcrtama Menurut
Pcrspcktif Hukum Islam clan Undang-Undang
No.
1Tahun1974''.Aclapun alasan penulis mengambil judul ini antara lain:
I. Adanya para suami yang melakukan poligami tanpa adanya izin clari istri yang
pcrtan1:::L
3. Kcsanggupan laki-laki untuk berketurunan lebih besar ketimbang wanita, sebab laki-laki telah memiliki pcrsiapan seksual sejak akil baligh ウ。セョー。ゥ@ tua, sedang perernpuan dalarn masa haid tidak rnemilikinya, dimana masa haid ini datang clatang setiap bulan yang ternponya tcrkaclang sampai sepuluh hari, begitu juga pacla masa nifas, hamil clan menyusui. Kesanggupan perempuan untuk rnelahirkan anak berakhir sekitar urnur l'!mpat puluh lima tahun, sedang clipihak laki masih subur sampai dengan lebih enam puluh tahun. Oleh karcnanya dalarn kondisi scpcrti ini rnanakah jalan kcluar yang lcbih baik, ketika istri ticlak lagi mampu menjalankan tugasnya sebagai istri, apakah jalan !uar seperti jalan hewan yang di murkai Allah, ataukah poligami yang suclah jelas diriclhoi Allah.
4. Beratnya persyaratan untuk berpoligami yang menyebabkan rnereka mengambil nikah sirri sebagai jalan yang terbaik clan aman dari perbuatnn yang kotor clan hina.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
I. Pembatasan Masalah
1 Perurnusan Masalah
a. Bagaimana panclangan hukurn Islam clan hukum positif terhaclap
poligan1i?
b. Apakah persyaratan iz111 suam1 yang mgm berpoligami kepacla istri
pertama yang terclapat di clalam Unclang-Unclang Perkawinan,' sesum
dcngan hukum Islam')
C. Tujuan dan Kcgnnaan Pcnclitian
Aclapun tujuan clari penelitian ini aclalah scbagai berikut:
1. Untuk rnengetahui penger'.ian poligarni clan clasar hukurnnya
2. Untuk mengetahui lebih clalam akan poligami rnenurut hukum Islam .. \fan hukurn Positi f.
D. Mctodologi Pcnclitian dan Tujuan Pcnclitian
1. tvletodologi Penulisan Skripsi
Sebagai suatu karya ihrnah, maka skripsi ini diclasari pada informasi-informasi cbn data-data yang akurat. Dan untuk mt:ndapatkan data-data tersebut. penulis rnenggunakan Metode Penelitian Pustaka (Librwy Reseach),
ha! ini dirnaksudkan untuk mernperoleh data primer clan skunder, yaitu penulis mcngadakan penelitian dengan cara rnembaca, mengumpulka11 data yang diperlukan serta inforrnasi yang dikumpulkan dari buku-buku, rnajalai1 clan buletin yang ada kaitannya dengan tujuan dari penulisan skripsi ini.
Adapun teknis yang diperlukan penulis dalam menyusan penulisan karya ilrniah ini rnenggunakan buku "Pcdoman Penulisan Skripsi" Fakultas Syariah clan I lukurn UJN SyariC I lidayatullah .Jakarta. Dengan catatan bahwa semua teks undang-undang meskipun kurang dari enam baris cliketik satu spasi, clernikian juga te1:jemahan langsung clari bahasa Arab.
2. Tujuan dari penulisan skripsi aclalah :
a. Agar kita dapat memahami sekaligus menclapatkan kedudukan hukum yang pasti tentang perizinan berpoligami baik clari hukum Islam maupun hukum positif.
E. Sistematilrn Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan skripsi ini, maka masa!ah yang akan clibahas secarn garis besar dibagi mcnjadi empat bab. Adapun keempat bab itu jika dirinci adalah scbagai berikut:
Perlama, adalah Pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini clikemukakan
hal-hal yang menyangkut latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metocle clan tujuan penelitian serta sistematika penulisan.
Kedua, tinjauan umum tentang poligami, clan di dalamnya membahas
pcngertian poligami clan dasar hukumnya clisenai ketcntuan-ketentuan umum cliperbolehkannya poligami, clan poligami menurut konsep Islam
Ke1iga, ketentuan poligami tanpa izin istri pertama. Dan yang clibahas di
dalmnnya adalah panclangan ulama tcntang poligami, ketentuan Unclang-undang No. I tahun I 974 tcntang poligami dan discrlai clcngan analisa poligami menurut hukum Islam clan Undang-undang No. I tahun 1974.
A. Pcngcrtian Poligami tlan Dasar I-lukumnya
I. Pcngcrtian Poligami
18
Kata poliga111i berasal dari bahasa Yunani yaitu kata "poly" atau "po/us"
yang berarti banyak clan "gamaei" atau "gamos" yang berarti kawin atau perkawinan. Kalau kedua kata tersebut cligabungkan menjadi poligami maka artinya aclalah ··perkawinan yang banyak" atau dengan ungkapan lain adalah "suatu perkawinan yang lebih clari satu orang".1
Seclangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia clisebutkan bahwa pengertian poligami adalah "lkatan perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenis dalam waktu yang bersamaan dan berpoligami berarti menjalankan (melakukan) poligami".2
Pengertian poligami secara urnm11 yang berlaku di masyarakat sekarang ini adalah poligami dalam arti seorang suami mempunyai istri lebih dari satu. Dernikian juga Syayuti Thalib rnemberi arli kata poligami sama dcngan pol(garni yaitu seorang summ beristri lebih dari seorang wanita dalam satu
1
l-lu1naicli "ratnpangsara, Hakikal Poliga111i da/0111 !sla111, Usaha Nasional, hal. 12
2
\\aktu yang scuna. Untuk menghindari te1:jadinya salah pengertian poligami clan poligini. Sedangkan poligini merupakan suatu sistcm perkawinan yang mernbolehkan seorang pria rnengawini beberapa wanita dalam satu waktu yang bersan1aan.
2. Dasar Hukum Poligami
hal.169
Dan untuk mcngetahui kcdudukan hukum poligarni dalam Islam maka disini penulis utarakan clalil-clalil naqli ataupun aqli beserta beberapa pendapat ulama. Dalam surat An-Nisa ayat tiga Allah berfirman:
: ) ,, ,, セ@ / / : j セI@ ,,, Iセ@
セ@
0Ll1
セ@ セ@ セ|ォ@
セ@
\?-s::;\,
Jt11
c}
セ[[[@
ui
セ@
0l3
,, ,.. ,.. セ@ / ,, ,, /
) ) / ,- / ,, / } ,; セ@ ) D ,.. / }
J;I
セZZL@
セセNセ@
&
セ⦅ji@
tJ>.9
|ゥセ@
UI
セᄋᄋ@
Pセ@ セセェ@
RZN^uセェ@
,, / / セ@
) / -;;,.
('I :
i./
•L.:.11) .
セセZ@
UI
Artinya:"Dan jika kamu takut tidak rt!wn dapal her/aku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maim kawini!ah wanila-wanila (lain) yang kamu senangi: dua, tiga a/au empat. Kemudian jika takut tidak akan berbua/ adi/, maka kawinkanlah seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak herbual aniaya". (
Q.
S. An-Nisa/4:3)Dan firman Allah :
3
;; ) ) ,, ) / /
ーLQᄃGセ@
}-:... )
セ⦅ZL@
セセg@
1\rtinya:
'"Doll ko11111 seku/i-lwli ridak aka11 dapul herlaku adil i'erhadap istri-islrimu, wu/uupun killllll sa11gar ingin berbur demikian, karena itu janganlah kamu terla/11 cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kam11 biarkan yang
laill rerlwt11llg-kat11llg Dall jika kamu mengadakan perbaikan .. dan
meme/ihara diri, maka sesungguhnyo Allah lvfaha Pengampun /agi Maha
Penyayang". (Q. S. An-Nisa/4: 129).
Dalam Al-Quran hanya clua ayat di atas yang clengan tegas menerangkan tentang hukum poligami. Pada ayat pertama merupakan clalil syar'i yang menyatakan clibolehkannya poligami clalarn ha! ini syeh Khallaf menyatakan di clalam bukunya Nur mill Al-Quran, menjelaskan tentang keterkaitan ayat )
sebagai berikut:
perbuatan itu rnerupakan dosa besar. Lalu rnereka takut dan khwatir akan tidak berbuat adil dalam rnengawini anak-anak asuhnya. Kepada mereka ini Allah rnenegaskan: ''Jika kamu takut tidak berbuat adil clalam mengawini wanita-wanita yaim yang berada clalam tanggunganya, maka kawinkanlah olehmu wanita-wanita Jain yang bukan yatim clua, tiga atau empat.
b. Banyak wali atau pengasuh anak-anak yatim yang memakan. harta mereka seeara sewenang-wenang. Hal demikian untuk memcnuhi kebutuhan mereka untuk mengambil sitri sebanyak-banyaknya (tanpa batas) karena harta mereka sencliri tidak mencukupinya. Kepada mereka ini Allah menegaskan: "Jika kamu khawatir akan tidak berbuat adil terhaclap anak-anak yatim, maka hentikan saja perbuatanmu, mcrnrnpas harta anak yatim untuk イョセイョー・イ「。ョケ。ォ@ istri. Bagirnu cukup beristri dua, tiga, atau cmpat. Dan jika kamu khawatir tidak berbuat adil diantara rnereka. rnaka cukuplah untukmu satn istri saja". Penafsiran ini diriwayatkan oleh lbnu Abbas.
tanpa batas, 111aka cukuplah bagi111u mengaw1m dua,tiga atau en:pat orang wanita yang kamu cintai. Dan jika kanrn takut akan tidak berlaku adil diantara mcreh., maka cukuplah untukmu scorang istri saja. Sebab orang yang tc1:jcbak c!alam tidak keclzaliman hams berusaha membebaskan cliri dari lingkaran kedzaliman itu. Penafsiran ini cliriwayatkan c!ari Sa'icl Jbn Zubair, Al-Sanda clan Qatadah. Dan menurut mufasir agung Jbn .farir penafsiran ini yang lebih tepat dan clapat diterima clibanding lainya.4
Dan clalam ha! ini para ulama masih berbecla pendapat clalam menanggapi clua ayat tersebut. Secara global poligami clapat dikelompokan meujacli clua katagori. Pertama kelompok ulama yang melarang poligami, clan kedua ialah kelompok ulama yang memperbolehkan poligami.
Menurut penclapat pertama maksucl dua ayat cliatas menunjukan
clilarangnya yoligami. Sebab ayat pcrtama
(i:h.1:,i 1),,;;
JI
セ@
PセI@
memperbolehkan poligami clengan syarat berlaku aclil terhadap wanita-wanita
yang menjacli istri. Seclangkan ayat kedua ( 1))
.C:....:11
セL[[@
1),,;; 011:,::v ;
:))
, ,
セOMI@ Menerangkan bahwa ウセッイ。ョァ@ tic!ak c!apat berbuat ac!il, kendatipun ia
berkeinginan untuk itu. Dengan dernikian ibadah al-taaddut pac!a ayat pertama
•1 Abdulta\vab I-laikal, Rahasia Perka\vinan Rasu/u//ah Poliga111i dalan1 Islan1 vs. Monogc1111i
tidak rnungkin terjadi. Sebab sesorang menurut nash ayat kedua tidak akun mampu berbuat aclil. Untuk itu, clapat clisimpulkan bahwa poligami hukumnya
haran1 n1enurut nash dua ayat di atas. 5
Namun pendapat ini dikcritik oleh kelompok ulama yang membolehkan poligami, bahwasanya pendapat itu ticlak bersandar clengan pacla dalil naqli dan aq Ii yang kuat. Kalau tidak karena khwatir bahwa pendapat itu akan mcnyesatkan orang awmn, kami pcrlu memuat pendapat itu clalam tulisan ini, ha! tersebut karena pendapat tersebut yang menyatakan bahwa clua ayat tersebut mengharamkan poligami tidak bersandar kepacla Al-Quran itu sendiri. Tampaknya tidak ada pendapat yang scrupa clengan pendapat pertama tadi baik dari ulama tcrchhulu ataupun ulama belakangan. Untuk itu karni perlu P1cmbuktikan kelemahan pendapat tersebut sebagai beriknt:
I. Sifot adil yang menjadi syarat bolehnya laaclclud al-zaujah atau bcrpoligami dalam ayat pcrtama bukanlah sifat aclil yang acla dalam ayat kedua, dimana setiap orang tidak mampu untuk melaksanakannya. Adil dalam ayat pertama aclalah adil yang dapat clilakukan (te1:jangkau), seperti menyamakan rumah, nafkah, dan giliran meginap. Di sini adil merupakan suatu tanggung jawab dan suatu perintah yang harus direalisasikan. Seperti dalam pembagian waktu menginap haruslah sama, ha! ini dapat kita ketahui
5
sebagai1m111a yang dikatakan oleh Ummu Salamah, "setelah Rasulullah mengawiniku. Beliau menetap di rnmahku selama tiga hari. l3elim1 bersabda: "sekarang sudah tidak ada lagi kehinaan atas keluargamu pacla dirimu. Apabila kamu menghandaki, aku akan rnemberi bagian 7 hari kepadamu, aku pun akan memberi bagian tujuh hari kepada istri-istriku yang lain"6
Dan masalah pembagian naikahpun harus benar-benar clilakukan secara adil. Namun bukan berarti bagi seorang laki-laki harus memberi jumlah harta bencla yang sama terhadap istri-istrinya. Pembagian atau pemberian nafkah ini harus clisesuaikan clengan konclisi yang acla. Pernberian nafkah kepacla seorang istri yang hiclup clengan clua orang anak harus lebih banyak clibanclingkan clengan istri yang belurn punya anak clan hiclup di clesa. Sebab tingkat kebutuhan mereka ticlaklah sama. Karena rnakna aclil clalam hal ini bisa juga diartikan dengan meletakkan/111enge1jakan sesuatu pacla tempatnya yang sesuai ( dengan kebutuhan).
3. Sedangkan aclil pada ayat keclua, climana tidak seorangpun yang mampu melakukannya aclalah aclil yang bersifat "maknawi" ia hanya berkaitan dengan getaran jiwa (curahan kasih sayang) clan beracla di luar kemarnpuan manusia. Karena itu, aclil yang keclua ini bukanlah
6
suatu tanggung jawab clan bukan pula suatu "laklif' karena hati atau
ji\va buk;.111 punya n1a11usia, n1elainkan n1ilik yang Maha Kuasa, ia
dapat menggetarkan kemana sajajika ia berkehendak.
4. Dalam ayat keclua, setelah ayat (
1Jl3
rLll セIゥA@ ャェャセ@ セI@ QZ[Nェf[GLLNセ@;)3
セZyLNI@
Allah menyambung dengan ayat (laゥセセLMュ@
J;JIJS
|セAI⦅Tセ@
lャセ@
セlsIL@
Sambungan ini bertujuan untuk menunjukan bahwa aclilyang ticlak dapat dijangkau oleh rnanusia aclalah adil clalam arti al-hub
al-<1alby, yakni einta sejati yang tentu saja tidak clapal dibagi-bagi.
Syekh Abu Bahr bin al-Arabi berpenc!apat, bahwa ticlak seorang pun yang clapat rnengenclalikan kecenclrungan hatinya, karena sepenuhnya ia beracla clalarn kekuasaan Ilahi. 7
Sec!angkan rnenurut Puspo tafsir yang menolak poligami lantaran ayat l 29 surat an-Nisa yang berkenaan clengan adil tidal- dapat dilaksanakan, itu scmata-mata telah mcngorupsi sebagian ayat ilu
karcna biasanya yang disan1pnikan hanya san1pai kalin1at, " ... clan
sekali-kuli kumu lidak akan ber/aku adil /erhadap islri-islrimu,
meskip1111 kamu ingin melakukannya. " Padahal masih ac!a
kelanjutannya yaitu, "karena itu, janganlah kamu ter/alu condong (kepada yang kam11 cintai) sehingga yang lain kamu biarkun lerkalung-katung . .Jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara (dari kernrungan}, ses11ngg11hnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang".8 Oleh karenanya adanya ayat 129 surat An-Nisa sebagai
peringatan bagi orang yang ingin melaksanakan poligami agar selalu
7
Doi, A. Rah1nan I. Per!jelasan Lengkap Huk11111-l-!ukun1 Allah (Syariah), Op,C'it., h. 195
8
Nurbowo Apiko Joko M., fndahnya Poligan1i Pengalan1an Keluarga Sakinah Puspo
berlaku aclil. Dan karena bcrlaku adil itu sangatlah sulit maka ayat ini rnengajarkan untuk ticlak lebih ccnclerung kepada salah satu dari istri-istri mercka, artinya lebih menghinclari clari oifat cenderung kepada seseornng karena vang dcrnikin itu lebih mudah dilakukan clan lebih ringan problcrnatika berpoligami.
Dan j ika dalarn kchidupan bcrkcluarga te1:jadi lebih cendrung kcpacla seorang istri dibandingkan dengan istri yang lainnya, Hal ini tentu tidak senganja dilakukan oleh suami. Sedangkan larangan untuk tidak tcrlau cenclcrung clapat clipahami bahwa sebagian kecenderungan clapal dimaaflrnn, karena tidak acla kemampuan untuk mengendalikan melainkan Allah.
Rasulullah sendiri yang merupakan contoh teladan bagi orang .Islam pernah menjelaskan bahwa beliau telah berlaku adil terhadap istri-istri bcliau dcngan scgala ha!, kecuali cinta kasihnya yang lebih cenderung kepada Aisah r.a. karena itu Rasulullah berdoa:
Artinya:
7
Rasulullah SA \V selalu 111ec1bagi giliran sesama istrinya dengan adil dan beliau pernah berclo'a:"Ya Ji1ha11, i11ilah hagia11k11 yang dapal aku ke1jakan
karena itu i'll/!,kau 111encelakakanku ten/an,f!, a1Ja J'a11J.; kau kuasai se(/a11gkall
uku !itlok QQQエGjjNセQオQウオゥQQケッL@ .'lhu /)u1ul herkata IG。ョNセ@ clin1aks11cf cfengan e11p;ka11
kzu1sai teloj1i uku rh/ak n1enguasai _vaitu hali. ( I-I.Ft. Abu Daud, tunnudzi,
Nasa' i dan ibnu 1-libban)
5. l)alan1 surat 1-\n-Nisa ayat 23 」セャZNNN@ セセ@ lセ@ jQ⦅[[ZN| Q|ZZ[NQセ@
0\j)
Allahtelah melarang poligami atas perempuan yang bersaudara. Dan Rasulullah pun telah melarang tegas seseorang untuk mengawini seseorang wanita clan bibinya sekaligus, baik bibi dari garis ayah maupun bibi dari garis ibu. Dari ayal dan hadis ini kita clapat pahami bahwa larangan untuk memperistri wanita clan bibinya dalam satu waktu tidak clibolehkan.
6. Rasulullah saw, menjelaskan dalam Al-Quran baik melalui perbuatan ataupun perkaatan. Beliau adalah pesuruh Allah, yang bertugas menyampaikan barang yang halal clan haram, namun beliau berpoliga111i. Lalu apa ko111entar clari orang yang melarang poligami0
Aclakah rnereka akan 111engatakan bahwa Nabi tclah menyirnpang dari nash Al-Quran, khususnya clua ayat (yang menurut mereka) melarang poligami? Ataukah mereka ticlak paham makna keclua ayat tersebut. Menanggapi kenyataan itu, mereka menyatakan bahwa hal itu bersifat
"khusushiyah", artinya hanya khusus untuk Nabi.. Paclahal yang benar
memcrintahkan untuk mcngambil empat saJa bagi mereka yang mempunyai islri lebih clari itu.
Kcbolchan berpoligami itu tanpa acla batasannya clan hanya
bcrgantung pada kesanggupan. Alasan yang clipegang oleh golongan ini ialah sebagai berikut: Firman Allah aclalah
n1utlak. tanpa ada b;,1tasun i>enyebutan bilangnn berupa n1asna, sulasu
clan ruba'a ticlak menganclung ma11rnm mukhalafah. Penyebutan ini
hanya sckcdar untuk menghilangkan kebingungan mukhatab .. yang
rrnmgkin menyangka bahwa rnenikah lebih clari seorang wanita ticlak
clibolchkan.
Abu Daucl meriwayatkan clari Haris bin Qois :
/ /
"' ,, ) セ@ ,, / / / / ,, ,.. / /'
rt..,:}
NL⦅[セ@
Qセ@
I
J.o
セセ@
;ilE
:::.,
'f
»
;_;'....;
GMセ@
\.:;
0 ;_.,::,
セl|@
:
J
t;
/ . ' / / / ' l " " ,,.,..
|Nイセエ[@
J,J
セj「MBNi@
oLu)
セI@ セセ[[MQ@
jセ@
/ /
8 A. Rahmanu, Penjelasan lengkap H11k11111-H11k11111 Allah, (Jakarta: Media Syari'ah, 1999),
Artinya:
"Haris hin Qais berka!a "aku memeluk Islam sedang aku memiliki
delapan orang islri. alw mengadukan ha/ i/11 kepada Nabi saw, lalu
heliau berkula 'pilihlah empat islri saja dari mereka "'. (HR. AbL1
Daud).
Kalau di lihat dari segi bahasa, maka ayat pertama di atas diketahui bahwa ayat ini memperbolehkan seorang laki-laki untuk beristri tidak lebih dari cmpat orang. Karena huruf wawu pada ayat ini berfungsi sebagai badct! (ganti), artinya nikahilah tiga orang, kalau tidak dua
orang, dan cn1pat orang kalau bukan tiga orang.10
B. Ketentuan-Ketentuan Diperbolehkannya Berpoligami
Kalau kita tengok kembali masalah hukum perkawinan maka kita akan mendapatkan lima hukum tentang perkawianan yaitu wajib, sunnah, makruh, mubah clan haram. Begitu juga clengrin masalah poligami, diperlakukan halnya dengan hukurn nikah. dinrnna hukumnya tcrgantung pada konclisi seorang laki-laki (kebutuhannya terhaclap poligami, clan kemampuannya memenuhi hak-hak istrinya).
Pacla clasarnya. poligami itu hukumnya mubah (boleh) seperti yang diisyaratkan oleh ayat tcrsebut clfiatas. Ayat ini menjelaskan kehalalan poligami dengan syarat dapat berlaku adil. Jika syarat ini tidak dapat clipenuhi, dimana
'0 Abi Abdullah Muhammad lbnu Ahmad Al-Anshori Qurthuby, Jami' Li Ahkam
scornng suami balrna ia akan te1jatuh kcpacla kezaliman dan menyakiti istri-istrinya. clan tidak dapat memenuhi hak-hak mereka yang aclil, maka poligami menjacli haram . .lika ia merasa kemungkinan besar menzalimi salah satu istrinya, maka poligami menjacli makruh. Namun jika ia yakin akan te1jatuh kepada perbuatan zina j ika tidak berpoligmi, maka poligami menjacli wajib atasnya.11 Syarat-syarat Poligan1i
1. Maksimal empat orang. Islam hanya membolehkan seorang laki-laki melakukan poligami dengan empat orang istri seperti yang telah clijclaskan di clepan.
2. Adil terhaclap semua istri. Allah sv,;t telah memerintahkan lelaki yang ingin bcrpoligami agar selalu berlaku ac!il clengan firman-Nya:
'
/ セ@ ) :('f/
エNZセwiI@
...
ヲセgG@
|jiセ@
セ|pMP_ᄋ@
·
" ... Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (kawinlah) seorang
saja. "(QS. 4:3) ·
C. Poligami dalam Konsep Islam
Ketika Al-Quran turun, ada laki-laki bcristri sepuluh orang, clan Al-Quran tidak melarang mercka berpolig2.!11i, namun tidak pula memberikan kebebasan kepada mcreka secara mutlak. Sebab bila mcreka dilarang untuk berpoligami
11 H. l-Ia1jani 1-lefni, Le, (ed),
Jvfe111aluuni Keadi/an Dalan1 Poliga111i, Jakarta, PT. Global
pnligarni akan berlangsung bukan untuk kemaslahatan akan tetapi hanya sekedar
untuk mengikuti h<ma nal'su belaka.
!:;Jam aclalah at11nm hidup yang telah disesuaikan clengan tuntutan clan
kcperl uan n1a11us1a pada sctiap zan1an clan ten1pat, aturan realitas yang
111cnyangku1 derajat 1nanusia n1cncapai tingkatan terhor1TH1t dan n1t!lia. Islan1 111c1H.!idik n1anusia agar tidak lunduk kcpadu ha\Va nafsu dan hartn. nan1un tidak pula rnengingkari aclanya tuntutan nafau clan fitrahnya.
Agarna Islam telah rnengikis kekacauan yang te1jadi pada ummat terdahulu
di mana poligami ticlak dibatasi oleh jumlah tertantu. Ketika Islam datang, para
lelaki kabilah Tsaqif banyak mern;liki l 0 orang istri, mereka adalah Mas'udbin
i\lu'tib, i'vfas'ud bin 'i\mr bin 'Urnair. 'Unvah bin Mas'ucl, Sufyan bin Ahclullah, (ilrnlian bin Salamah. clan i\hu ·t.qil Mas·ucr bin 'Arir bin Mu'tib. Lalu Islam
rnernbatasinya hanya ernpat istri sa,1a. sehingga kctika masuk Islam clan syariat poligami tel ah diturunkan, CJhilan, Sufyan. dan 'i\qil memilih empat orang istri
n1creka dan 111enccraikan enan1 orang yang lain. Sedangkan 'Ur\vah n1asuk Islarn
lalu wafat sebelum syu•·iat poligami diturunkan. 12
12
masyarakat yang memiliki perbandingan jurnlah antara pria dan wanita yang didominasi oleh kaum wanita, malrn pada rnasalah ini biasanya tidak akan terlcpas dari tiga kernungkinan:
I. Setiap pria hanya boleh rncnikah dcngan seorang wanita secara sah, dan membiarkan percmpuan lainnya clalam keaclaan rnenclerita kerena harus rnengisi hidupnya jauh dengan laki-laki.
Setiap pria 111enikah clengan seornng perempuan secara sah. Sernentara wanita lainnya dia gauli dengan secara ticlak sah. Mereka bergaul clengan earn yang cliharamkan dan tentu mereka ticlak akan menclapatkan kebebasan hiclup sebagai n1ana !ayak11ya suan1i istri.
3. Bagi pria yang 111a111pu, rncnikah dcngan lcbih dari scorang istri, schingga wanita lain pun clapat rnengenal clan menclapat perlindungan laki-laki juga mengenal dirinya scbagai seorang istri yang nrnlia. Tanpa ada perbuatan yang memalukan atau mclakukan perbuatan yang diharamkan.
mcngatasi masalah kesencliriannya tanpa menikah, l.crnyata itu hanyalah sebuah teori saja clan jauh clari kcnyataan, karena hal エセイウ・「オエ@ memang sangat berlawanan dengan fitrah manusia. Manusia sendiri tercliri dari jasacl, aka!, ruh clan naluri. Scmua unsur ini memcrlukan kesehatan clan ketenangan. Seperti halnya laki-laki yang memerlukan pekeijaan clan mcnikmati hasil beke1ja, clan percmpuan pun bigitu sangat memerlukan ketentrarnan hiclup dalam bcrumah tangga. Sebab laki-laki clan pcrempuan cliciptakan dari satu jiwa yang sama. Bila seorang wanita berkata, "saya suclah merasa senang clengan cara 111enyencliri ini. Saya lebih memilih menyencliri claripacla harus menikah clengan seorang yang tel ah beristri." Kalan pernyataan ini betul-betul keluar clari hati nuraninya tanpa terbebani apapun, untuk hal ini mi.mgkin clapat diterima. Hanya perlu diingat bahwa wanita seperti ini dapat clihitung dengan jari knrena Allah telah menciptakan segala sesuatu berpasarigan dan bila scsuatu itu dijauhkan dari pasangannya akan te1jaclilah kejanggalan. Hal ini sesuai clengan llnnan Tuhan,
) セᄋ@ / J
セ⦅[j[N[@
セ@ セS@ セ|@
セS@ Z[Lセセ|@
Artinya:
"'lvfaha Suci Zal yang le/ah menciplakan pasangan-pasangan semuanya clari apa yang cli111mb11hka11 bumi clan clari cliri mereka (manusia) sencliri clan dari
berpasangan, bahkan sampai atom pun sclalu sclalu dikelilingi pasangan elektron clan pruton. Sungguh luar biasa bila ada seorang wanita sanggup hidup menyendiri.
Alternatif kedua sangat berlawanan dengan kehidupan normal karena akan mengotori kehidupan yang sesuai dengan tuntutan fitrah manusia. Dengan cara ini berarti membiarkan kaum pria hidup bebas dengan sembarang wanita, berlawanan dengan akhlak Islami, rnerusak moral manusia secara umum, serta membuat kehidupan mayarakat keru!i dengan berbagai kotoran kemaksiatan. Cara seperti ini akan mengahancurkan derajat manusia sebagai makhluk yar;g mulia menjacli makhluk terkutuk yang lebih hina dari binatang, terlebih khususnya bagi hak wanita clari yang mulia menjacli pada tempat yang terhina.
kchormatan cliinjak-injak clan pergaulan sangat terbatas. Dan masih banyak lagi
pcrtanyaan lain yang lidak aLan 1ncndapat ja\vaban tanpa pcrnikahan yang sah.
lronisnya justru alternatif seperti ini yang sering menclapat clukungan clari bcrbagai pihak.
A. Pandangan Islam Tentang Berpoligami
Pada saat bclakangan 1111 ada bcbcrapa pernikir yang menyatakan keharanrnn poligami. Seperti yang diutarakan oleh Aminah Wadud Muhsin
(fe111inis Muslim) yang 111enolak poligami, menurutnya tidak ada satu argumenpun
yang dapat 111cnyatakan poligarni absah untuk clilakukan, termasuk yang menyandarkan argurncntasinya pada al-Quran.
Menurutnya, ada alasan-alasan yang sering dikemukakan yaitu pertama
linansiaL dalam mengahadapi masalah ekonomi seperti pengangguran, pria yang 1na1npu sebaiknya rncnghiclupi lchih dari satu orang istri. Sehingga jelas wanita dipandang sebagai bcban finansial, bisa bereproduksi tapi tidak produktif. Tdapi saat ini argumentasi tidak dapat lagi digunakan, karena sudah bayak wanita 111e111pu beke1ja clan ticlak memerlukan dukungan pna. Malah clalam tingkat tcrtcntu, pcluang untuk bcke1jajauh lcbih bcsar claripada pria. Kedua alasan yang dikemukakan adalah karena istri tidak memiliki anak. Alasan ini juga digunakan olch UUP clan KHL padahal tidak satupun ayat yang mcnyatakan alasan ini dapat digunakan sebagai alasan poligami. Kendatipun kcinginan memiliki anak sesuatu yang alamiah, maka cara mengasuh anak-anak yatim clan terlantar aclalah cara yang dibenarkan al-Quran clan bukan dcngan melakukan poligami. 'Ketiga
tindakan non Qurani, yang berupa rnenclukung nafsu tak terkendali kaum pria, jika kcbutuhan seksLwl seorang pria ticlak dapat dipenuhi clengan seorang istri, ia
memiliki dua orang istri. 1
Selain Aminah yang tidak n1embolehkan praktek poligami, ada juga yang membolehkan seperti Muhammad Daucl Ali, menurutnya dalam rangka mengatasi masalah izin berpoligami clari Pengadilan Agama ticlak boleh clianggap sebagai syarat syah perkawinan yang keclua. Cukuplah dinggap sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam rangka melindungi kaum wanita clan anak-anak. Maka dari melihat proseclur pelaksanaan poligami di alas akan tampak dengan jelas semangat kehati-hatian yang cliclukung oleh unclang-undang. Ini pula yang membeclakannya clengan fikih Jsbm yang memberi kelonggaran berpoligami. Sebenarnya aturan-aturan yang sangat rinci tersebut clirnaksudkan agar izin poligami tersebut ticlak menimbulkan ekses negatif atau dalam bahasu hukum Islam tidak menimbulkan kemafsaclatan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Seba\aiknya yang ingin diwujuclkan dalarn aturan-aturan tersebut menciptakan kernashlahatan bagi istri-istri clan anak-anak.
Begitu juga dengan Al-Jahrani, Irnamuddin Husain berpendapat bahwa ,
poligami clibolehkan da\arn al-Quran bahkan di clalam syariat poligami, bukan hanya terkandung hikrnah telapi \ebih clari itu ada pesan-pesan slrategis yang
I Atninah Wadud rvtuhsin, rvauita di rlalcuu Al-Qur'an, Bandung: Pustaka Sahnan, 1994, hal.
dapat diaktualisasikan untuk kebahagiaan manusia. Baginya poligami memiliki nilai sosial ekonomis untuk mengangkat harkat dan martabat wanita. Untuk itu Islam telah mengsyariatkan poligami Jengkap dengan adap yang harus dijunjung tinggi bagi setiap laki-laki yang akan berpoligami.2 Muhammad Quraish Shihab
setelah mengkaji clan rnenganalisi surah al-Nisa' ayat/4;3 menyimpulkan tentang kebolehan poligami dan kcboiehannya dapat diberlakukan dalam kondisi clarurat clengan pcrsyaratan yang cukup berat.3 Penclapat ini memanclang bahwa
kcbolehan berpoligarni terbatas kepada empal wanita.
Menurut
J
umhur ulama. Alasan yang clipegang oleh golongan ini ialah firman Allah clalam surnl an-Nisaa ayal 3.l-Iuruf wau ( JI) dalam kata wa sulasa clan wa ruba'a mencmpati a tau bermakna huruf ( _ii) yang artinya "atau", jadi huruf wau disini tidak cliartikan menurut arti aslinya yaitu "dan". Demikian juga arti masna, sulasa, clan ruba'a dimaksuclkan clisini clengan arti clua' tiga dan empat. Arti ini tidak menurul arti aslinya yaitu clua-dua, tiga-tiga clan empat-empat..
. Menyimpang clari arti asli, memang clibolehkan manakala ada qarinalmya, yang menjadi qarinah disini sebuath hadis abi sebagai berikut.4' Jmamnucldin Husain, Satu lstri fok Cukup, (Jakarta : Khazanah, 2003), h.85-106.
3
M. Quraish Shihab, Wall'asan Al-Quran; Ta/sir Maudhu 'i, at as Berbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 1996), h. 199.
4
Para 111ufosir yang telah cliscbut di alas, scpakat kcbolehan poligami hanya saja
dalan1 kcadaan yang !uar hiasa dan hcnar-hcnar luar biasa.selain itu keliarusan
berlaku adii adalah syarat yang tak bisa dita\var-ta\var lagi bagi ora11g yang ingin
hcrpoligami. Lebih dari itu sernua, rnotivasi poliga111i, kendati ticlak memungkiri
hal-hal yang bersifm biologis, haruslah mengutamakan rnotivasi sosial untuk
n1cn1bantu para janda dengan anak-anaknya serta gadis-gadis yatin1 yang
membutuhkan pcrtolongan.
Dan walau dala111 keadaan apapun poligami tetap saJa menjadi bahan
pcrdebatan. Na111un yang jelas poligami rncrupakan syariat agama yang
kebcradaannya ada dalam Qur'an, terlcpas bagaimana ayat tersebut cliterepkan.
Tinggal lagi masalalrnya dalam konclisi yang bagaimana clan oleh siapa. syariat
poligami itu dapat dilaksanakan.
Jika sescorang 111c111iliki kesanggupan unluk beristri lebih dad .sorang merupakan kebutuhan clirinya agar ia clapat memeliharn mur'ah clan juga
dimotivasi untuk 111e111bantu, selama ia dapat berlaku aclil, maka boleh melakukan
poligami. Sebaliknya jika orang ticlak memiliki syarat-syarat yang pas, maka
poligami merupakan ha! yang harus dihinclari, dengan demikian, sebenarnya
B. Ketentuan Undang-Undang No. l Tahun 1974 Tcntang Poligami
Pada hakekatnya Undang-Undang Perkawinan di Indonesia menganut asas rnonogarni seperti yang te11era dalam pasal 3 ayat (!) "Pada asasnya dalarn suatu
pcrka,vinan sescorang pria hanya bolch n1e1npunyai seorang istri, seorang \Vanita
hanya boleh rnempunyai seorang suami". namun pada bagian lain dinyatakan bahwa clalarn kcaclaan tenemu poligarni dibenarkan, tentunya dengan
alasan-alasan yang kuat serta dengan persyaratan yang セ\・エ。エN@ Berarti dengan kata lain
asas yang dianut oleh unclang-unclang perkawinan sebenarnya bukanlah berasas nwnogarni mutlak mclainkan monogarni terbuka, artinya masih acla pintu untuk bcrpoligami untuk dalam keadaan tertentu.
J)i san1ping itu lc111banga poliga111i tidak sc1nata-n1ata ke\vcnangan penuh
sumni tetapi atas dasar izin clari hakim (pengaclilan) seperti yang terterah clalarn pasal 3 ayat 2 yang harus rnelibatkan Pengacli!an Agama scbagai institusi. ,yang cukup penting untuk mengabsahkan kebolehan poligami bagi seseorang.
a. Istri tidak dapat mcnjalankan kewajibannya sebagai istri.
b. Istri mendapat cacat baclan atau penyakit yang tidak dapat clisembuhkan. c. lstri tidak dap;1t melahirkan kcturunan.
Dcngan clcmikian jclaslah bahwa hukum tentang poligami suclah jelas menunjukjkan pada nilai-nilai kcadilan, artinya di clalam unclang-unclang itn tcrdapat pcraturan yang tidak memberikan kebcbasan kepacla para suami terhadap kaum wanita untuk bcrpoligami mclainkan harus aclanya izin clari pengaclilan, ha! itu dimaksudkan demi menjaga kcutuhan keluarga di dalam pelaksanaan hak clan
kc\vajihan antara SLH1111i istri serta anak-anak n1crcka.
Walaupun demikian tampaknya alasan-alasan diatas benmansa fisik kecuali alasan yang ketiga, terkesan karena seorang suami tidak rnemperoleh kepuasan yang maksimal clari istrinya, maka alternatifnya adala.h poligami. Namun dcmikian ternyata unclang-unclang pcrkawi1nn juga memuat syarat-syarat untuk kebolehan poligarni seperti yang terterah clalam pasal 5 ayai: I UUP, syarat-syarat yang clipenuhi bagi seorang suami yang ingin melakukan poligami ialah:
a. Adanya persctujuan clari istri/islri-istri
b. Aclanya kepastian bahwa suami rnarnpu rncnjamin keperluan-keperluan hiclup istri-istri dan anak-anak rnercka
c. Aclanya jarninan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri clan anak-anak mereka.
uョエセQォ@
membeclakan persyaratan yang acla di pasal 4 clan pflsal 5 adalah, paclaPacla pasal 5 ayat (2) kernbali ditegaskan "pcrsetujuan yang clirnaksud pada
ayat (I) huruf a pasal ini tidak diperlukan bagi seorang suami apabila istri-istrinya
ticlak mungkin dimintai persetujuannya dan tidak dapal menjadi pihak menjadi
pihak dalam perjanjian. atau apabila ticlak ada kabar dari istrinya selama
kurang-kurnngnya 2(dua) tahun, atau sebab-scbab lainnya yang per.lu mendapat penilnian dari l,lakin1 Pengadilan··.>
Menyangkut proseclur melaksanakan poligami aturannya dapat dilihat dalam
PP No. 9/1975. Pada pasal 40 dinyatakan:
Apabila seorang suami bermaksud untuk beristri lebih dari :;eorang maka ia wajib mengajukan permohonan secara te1 tulis kepada pengadilan.
Sedangkan tugas pengadilan di atur di dalam pasal 41 PP No 911975 sebagai berikut:
Pengadilan memeriksa sebagai berikut:
u. Ada atau tidaknya alasan yang memzmgkinkan seorang suami kawin lagi. h. Ada a/au tidak adanya persetujuan dari istri, baik persetujuan lisan maupwz
/ertulis, apabi!a persetujuan itu mernpakan persetujuan lisan, persetujuan ilu han1s diucapkan di depan sidang pengadilan.
c. Ada a/au tidak adanya kemampuan suami untuk menjamin kehidupan istri-islri dan anak-anuk, dengan me111perlilzatkan:
i. 'surat keterangan mengenai penghasilan suami yang ditandatangani oleh
bendahara tempat bekerja; a/au
ii. Surat keterangan pajak penghasilan; a/au
iii. Surat keterangan lain yang dapat diterima oleh pengadilan
An1iur Nurddin, Azhari Ak1nal 1'arigan, f/11k11111 Perdata /slant di Indonesia, (Jakarta
l1
d . . ·ldu urm1 lidak udanya jaminun balnrn suami akan berlaku adil /erhadap islri-isrri dun anak-wwk mereku dengan pemyataan a/au janji dari suami .mng di/mar d11/u111 henruk yang dilelapk1111 1111111k it11.
lkrikutnya pada pasal 42 juga dijelaskan keharusan pengadilan
111c111anggil ー。イセQ@ istri untuk 111en1bcrikan penjelasan atau kcsaksian. Di dalarn
pasal ini juga clijelaskan bahwa pengaclilan cliberi waktu selama 30 hari untuk rncrneriksa pcrrnohonan poligami sctclah cliajukan oleh suami lengkap clengan persyaratannya.
Pengadilan Agarna rncmiliki wewenang untuk mernberikan izin kepada seseorang untuk mclakukan poligami. Hal ini clinyatakan clalam pasal 43 yang bcrbunyi:
Apabila Pengudilan berpendapal bahwa cukup alasan bagi pemohon 1111/uk heristri lebih dari seorang, maka Pengadi/an memberilwn putusan yang berupa izin 1111t11k beristri lebih dari seorang.
lzin Pcngadilan Agarna tampaknya sangat menentukan, sehingga di clalam pasal 44 clijclaskan babwa Pcgawai Pcncatat clilarang untuk melakukan pencatatan perkawinan seorang suami yang akan beristri lebih clari satu · sebelum adanya izin dari Pengadilan. Sehingga clalam pasal 45 cliatur tentang ketentuan piclananya seperli dalam ayat (I) pasal ini yang maksuclnya menghukum dengan dencla setinggi-tingginya Rp. 7.500,- bagi ウ・ウ・ッイセョァ@
Agama. Begitu j11ga hukuman ini berlaku bagi pegawai pencatat nikah yang melanggar atauj ika tidak melaksanakan tugasnya sepe1ii mestinya.
Poligami dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam)
Dalam perspcktif KHI aturan poligami tidak jauh berbeda dengan UUP No. I Th. 74. rnasalah poligami diatur pada bab IX clcngan juclul Beristri lebih dari satu orang yang diungkap dari pasal 55 sampai 59. pada pasal 55 111enyatakan :
I. ')
' .' .
Beristri lebih clari satu orang pada waktu yang bersamaan, terbatas hanya sampai empat istri.
Syarat utama bcristri lebih dari satu orang, suami hams mampu berl.aku aclil terhadap istri-istri clan anak-anaknya.
Apabila syarat utama yang clisebut pada ayat (2) tidak mungkin dipenuhi.
suan1i dilarang beristri lcbih clari satu orang.
Lebih Ian.jut dalam KH I pasal 56 dijclaskan:
I. Suami yang hendak beristri lebih dari satu orang hams mendapat izin dari Pengaclilan Agama.
') Pengajuan izin permohonan yang climaksuclkan pacla ayD.t (!) clilakulrnn mcnurut tata cara sebagaimana cliatur clalam bab VIII PP No. 9 Tahun 1975.
3. Perkawinan yang clilakukan pacla istri keclua, ketiga atau keempat tanpa izin clari Pengaclilan Agama, ticlak mempunyai kekuatan hukum.
Kemuclian clalam hal Pengadilan clapal memberi izin seorang suami untuk berpoligami j ika keaclaan suami scsuai clengan pasal 57 :
a. Istri ticlak clapat menjalankan kewajibmmya sebagai istri;
Tampaknya pasal 57 Kl-II di atas, Pengaclilan Agama hanya memberikan
12111 kepac!a suami yang akan bcristri lebih c!ari satu orang apabila terc!apat alasan-alasan sebagaimana cliscbut c!alam pasal 4 UUP. Jac!i pac!a clasarnya pengadilan clapat rnemberi izin kepacla seorang suami untuk beristri lebih clari satu orang apabila clikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Dalam pasal 58 (I) "Sclain syarat utama yang di scbut dalam pasal 55 aynt 2 maka unluk mempcrolch izin Pengadilan Agama harus pula dipenuhi syarat-syarat yang telah clitcntuknn pada pasal 5 UUP No. 1 Talmn 1974 yaitu:
a. Adan ya persetuj uan istri.
b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamia keperluan hidup istri-istri clan anak-anak mereka.
istri-istrinya sekL;rang-kurungnya 2 tahun atau karena sebab lain yang pelu mcnclapat penilaian hakim."
Selanjutnya pacla pasal 59 juga digambarkan betapa besarnya kewenangan Pcngadilan Agarna clalarn mernberikan keizinan. Sehingga bagi istri yang ticlak rnau rnernberikan persetujuan kepacla suaminya untuk berpoligarni, pcrsetujuan itu dapat cliambil alih oleh Pengaclialan Agama .. Lcbih lcngkapnya pasal tcrscbut bcrbunyi:
Dala111 ha/ islri ridak mau 111emberika11 persell!juaan, dan permohonan izin 1111/uk berislri lebih dari sa/u orang berdasarkan alas salah satu alasan yang diatur da/am pa.ml 55 ayal (2) dan 57, Pengadilan Agama dapat 111enetapkan tenlang pemberian izin setelah memeriksa dan mendengar istri yang bersangkutan di persidangan Pengadi/an Agama, dan terhadap penetapan ini istri a/au suami dapal 111engajukc111 banding a/au kasasi.
Masalah enggannya istri mernberikan persetujuan clapat saja te1jadi walaupun ada alasan yang digunakan suarni seperti salah satu alasan yang terdapat pacla pQsal 57, namun tidak jelasnya ukuran alasan tersebut, salah satu contoh, tuduhan suam1 bahwa istrinya tidak clapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, kemuclian si istri dapat menyangkal bahwa ia tclah menjalankan tugasnya clengan bnik. Akibatnya bisa saja te1jadi perclebatan clan si istri tetap ticlak mau memberikan persetujuan, maka dalam ,
'
Walaupun demikian, tcrlcpas clari kritik yang muncul berkenaan clengan beberapa persoalan poligami. clari penjelasan di atas dapat clisimpulkan bahwa
l Jndang-undang J>c:rka\vinan Indonesia ten tang po!igan1i, pada dasarnya telnh
rnengatur agar laki-laki yang melakukan bcrpoligarni adalah laki-laki yang benar-benar rnampu dalam ekonomi sehingga ia dapat memberikan kehidupan bagi istri-istri clan anak-anak mercka berupa (sanclang, pangan clan papan) clan selain itu suami haruslah bcrsikaf adil terhadap semua keluarganya (istri-istri
dan anak-anaknya) schingga dcngan dcn1ikian istri-isLri dan anak-anaknya
tidak terlantarkan. Juga UUP Indonesia dengan pasal-parnlnya terlihat berusaha menghargai istri, ha! ini terbukti bahwa seorang suami yang ingin beristri lebih clari scorang haruslah meminta persetujuan dari istrinya. Seclangkan Pengadilan Ag::una menjacli satu-satunya lembaga. yang rnempunyai otoritas untuk mengabsahkan pebuatan poligami.
C. Analisis Poligami menu rut Hukum Islam dan UU No. 1 Tahun 1974
ketentuannya clapat menjacli rahmat kepacla setiap orang clan dapat menJaga keutuhan rumah tangga clan masyarakat.mengapa Islam ticlak melarang poligami? jawabannya, jika Islam melarang poligami, maka akan menimbulkan clampak ncgatif yang cukup fatal terhaclap kaum wanita, kehiclupan rumah tangga clan masyarakat yang sulit diatasi. Satu-satunya earn yang dapat dilakukan aclalah memperkecil clampak negatif itu, clengan memberikan beberapa ketentuan clan ctika Islam yang berkaitan dcngan poligami.
Praktek poligami Rasulallah merupakan poligarni clalam perspektif Islam karcna Rasulallah adalah panutan yang clitiru oleh umatnya. Ticlak seclikit pula orang Islam yang kcliru memaharni praktek poligami nabi. Ada anggapan, aabi berpoligami clengan tujuan memuaskan nafsu seksualnya seperti kebanyakan yang dilakukan oleh orang-orang pada un1u111nya. Paclahal dari isteri-isteri Rasul, hanya Aisyah yang masih gad is ketiku di nikahi, selainnya aclalah para janda tua. Maka clari itulah kckeliruan ini harus cliluruskan, karena poligarni nabi sering clijadikan dalil pembenaranbagi kebolehan poligami clalam masyarakac musiim.
Dr. Abbas Akkad rnencrangkan sebagai berikut: Poligami sampai sembilan orang rnerupakan suatu ha! yang bersifat khususiyah bagi nabi. Poligami dcrnikian sudah dilakukan nabi sebelum adanya hukum taqyid yang membatasi empat orang isteri bagi semua muslirn, selain nabi. Karena khususiyah itu erat kaitannya sebagai clakwah nabi.
Dengan clemikian dapat clikatakan bahwa motivasi yang menclasari setiap perkawinan nabi Muhammad adalah "lslamisasi" yang merupakan tugas utama nabi. Ekspresi dakwah tercermin clalam segala kreatifitas nabi, baik berupa pcrkataan maupun perbuatan. Dm; motivasi cliatas, terbawa pula motivasi lain, seperti politik sosial kemanusiaan clan akhlak yang kesenmanya dapat dilakukan clengan cara berclakwah.
Dalam a!-Qur'an, poligami dibatasi hanya sampai empat dalam waktu bersamaan clan mengharuskan adanya keadilan terhadap isteri-isterinya.
Dalam hal ini Imam tvfustafa Al-Maraghi berpendapat :
"Perasaan takut untuk tidak bisa berbuat adil clapat clirasakan clengan kepastian · clan juga bisa clengan keragu-raguan. Laki-laki yang cliperbolehkan menikah Jebih clari satu isteri hanyalah orang yang yakin clirinya dapat berbuat aclil terhadap isteri-isteri Jainnya. Keyakinan clalarn hal ini ticlak boleh dieampuri dengan rasa ragu."
Para ulama liqh bcrpendapat bahwa aclil terhadap para isteri adalah dalam ha! memberikan nalkah hidup, sclain berupa makan dan minum, meliputi juga pakaian clan rumah tinggaL Sebab orang hiclup perlu rumah untuk bertecluh,
I . I . 6
pa (a Jan untu ( n1enutup1 aurat.
Secara umum panclangan Islam terhaclap poligami terbuka untuk orang yang mampu mclakukannya, tctapi scbaliknya, jika orang itu ticlak akan mampu untuk memberi nalkah atau keadilan, maka Islam melarnngnya karena dengan · poligami ticlak akan menclatangkan kemaslahatan. Lain halnya dengan poligami yang clicontobkan oleb Rasulallah yang memang ada unsur politik yang mungkin hanya berlaku pacla masa lalu, seperti Rasulallah harus menikahi Ummu Salamah, karena melalui pernikahannya, Rasulallah SAW juga berhasil mereclam pennusuhan gembong kabilah Arab. lni merupakan cerminan dari esensi pol igami Rasulallah untuk kernaslahatan.
I. SyaraL-syarat poligami
Dcngan adanya poligami, bukan bcrarti kcbebasan :>cpcnuhnya ada pada pihak laki-laki, ha! ini harus memperhatikan hak isteri, selain itu poligami bukan lagi masalah suami semata, tetapi pihak pemerintah ptm ikut serta dalam mengatur jalannya poligami. Karena jika tidak ada izin Pengadilan Agama, perkawinan itu clianggap liar. Dengan clemikian, persyaratan poligmni hams :
:· J-lun1aidi Tata Paguarsa, Hakikat Poliga111i Dalan1 lslcun, (Surabaya : Usaha Nasional,' 200 I),
I. Ada pcrsetujuan islcri f\fa111pu bcrlaku adil
3. ;\da kcn1an1pua11 untuk n1cajan1in kehidupan.
Kcnyataan pada 111asyarakat Indonesia khususnya pada daerah yang tingkat perekonomiannya tinggi khususnya atau yang tingkat ekonominya rendah sckalipun sering 1L'1jadi polignn1i, n1crcka n1cnganggap bah\va poii'gan1i
merupakan jalan untuk mencari dan mengumpulkan kekayaan, karena banyak anak kekayaan pun akan bertambah, pemikiran sepcrti ini masih melekat pada masyarakat yang tingkat pencliclikannya rendah, lebih berbahaya lagi seorang lalci-laki yang mempunyai seorang isteri. tetapi mempunyai wanita-wanita simpanan ( tidak kawin secara sah ). atau memilih wanita-wanita yang bebas lepas seperti
\Vanita tuna susila.
Agar tidak te1jadi perselisihan dalam rumah tangga, maka Islam menganjurkan pada pihak suami yang henclak melakukan poligami agar menclapat persetujuan clari i;;teri. fvlen,;e1;ai keadilan dalam poligami ruang lingkupny'a ticlak banya pacla materi semata, melainkan pacla rasa kasih sayang pun harus cliperhatikan karena tujuan clalam mernbina rumah tangga yang harmonis yaitu clengan menanamkan rasa rahmat antara suami isteri.
,
sccara tidak baik. scbab bisa jacli, meskipun dia ticlak menyukai salah satu sifatnya, c!ia mcnemukan sifat-sifat lain yang baik clan yang mengimbangi sifat yang tidak clisukainya itu. Bila seorang laki-laki yang merniliki isteri lebih dari satu mcncurahkan rasa cintanya lebih bcrat kepac\a salah seorang diantara mereka, tetapi secara \ahiriah c\ia harus memperlakukan semuanya secara baik tanpa meningga\kan sama sckali salah scorang diantara kecluanya .. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surat an-Nisa ayat 19
) ,
( \ '\: 1..:
•WI) ...
O;,_,:".'.:\'.
Artinya :
Jungan kamu tinggalkan dia (isterimu) suma seka/i dan kamu biarkcm dia
terombang-ambing tidak menen/11 (Q. S. An-Nissa/4: 19)
Karena itu laki-laki tidak bokh rncnyatakan kcccnderungan cintanya kepada salah scorang di antara mcrcka sccara mcnco\ok schingga mcnimbulkan kecernburuan dm) sakit hati clan kemuclian menimbulkan permusuhan di antara para istcri itu.
Berclasarkan ha\ tcrscbut, para ulama telah menetapkan persyaratan berikut dibawah ini bila seorang laki-laki ingin menikah lebih dari seorang isteri cliantaranya :
585
Dia harus 111c111pcrlakukan istcrinya semua dengan adil, setiap isteri diperlakukan sec ma sa111a dalam mcmenuhi hak mereka. 7
Jika suami khawatir ia akan berbuat zalim dan tidak mampu memenuhi scmua hak mereka. maka ia haram melakukan poligami. Dila ia hanya sanggup memenuhi hak-hak isterinya hanya tiga orang, maka ia haram menikahi isteri untuk yang keempatnya.
Dalam hal ini maka keadilan yang bersifot naluri terhadap isteri-isteri yang lainnya harus cliperhatikan scbab cinta itu bcrada clalam genggaman Allah tetapi manusia yang menjalankannya. Sebagaimana Hadits nabi SAW.
Artinya:
Dari Abu Hurairnh ra. Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Barang siapa yang mempunyai dua orang isleri, la/11 memberatkan kepada salah satunya, maka ia akan datang pada Hari Kiamat dengan balnmya miring (HR. Abu Daud dan Turmudzi dan Nassai dan !/mu Huban.I
Hadits tersebut sebagai clalil, sesungguhnya wajib atas suami penyamaan antara セQ・「・イ。ー。@ isterinya clan haram baginya cenderung kepada salah satu isterinya.
7
Ibid.
Suami harus bcrlaku adil tcrhaclap isteri-isterinya clalam bal urusan pangan, pakaian, tempat tinggal, giliran masing-masing isteri clan lainnya yang bersifat kcbenclaan, tan pa 111c111 bedakan istcri yang kaya clengan isteri yang mi skin, yang berasal clari keturunan tinggi clengan yang berasal clari keturunan bawah. Jika 111asing-masing istcri rncrnpunyai anak yang jumlahnya berbeda, atau jumlahnya sama tctapi biaya pcndidikannya bcrbcda, tcntu saja clalam hal ini seorang suami liarus mampu mcnjai pcrtimbanga•1 clalam memberikan keaclilan agar ticlak te1jacli kccemburuan terhadap istcri-isteri yang lain.9
Batasan Poligan1i
Sebagaimana telah clijelaskan cliatas, bahwa clalam poligami harus dapat berlaku ac!il, karena keaclilan merupakan syarat utama dalam poligami. Begitu pun dengan batas istcri yang dipoligami hanya sampai empat orang saja. Hal ini rncrupakan ketentuan yang diatur clalam al-Qur'an dan Sunah.
Al-Qur'an tidak melarang pol;gami tetapi hanya meluruskan dan membatasi poligami yang .biasa dilakukan orang. Batasan yang cliberikan al-Qur'an rncncakup chm hal.
Pertama, batasan yang bersifot kuantitati±: yaitu bahwa poligami ticlak dibenar\rnn lebih dari empat orang isteri. Batasan kuantitatif ini menjacli syarat sahnya nikah. Barang siapa rnengawini wanita untuk clijadikan isteri yang kelima atau ke enam dan seterusnya, malrn perkawinannya dipandang ticlak sah dan mesti difasakh.
9
Kedua, batasan yang bersifat kualitatiL Jelasnya poligami dapat dilakukan dengan eatatan berlaku adil. Batasan kualitatif ini tidak me11jadi sarat sahnya nikah. Barang siapa mengawini wanita sebagai isteri kedua., ketiga atau keempat, sedang ia khawatir untuk berbuat dzalirn, rnaka pcrkawinannya tetap dipandang sah. I-Ian ya ia bcrclosa jika benar-benar berbuat lalim.
Poligmni hanya dipcrbolehkan cmpat orang isteri saja. Sebagaimana Hadits Nabi SAW.
Artinya:
Te/ah A1enceritakan kepada Kami Hannad, telah mencerilakan kepada kami ahduh dari Said bin Abi Aruhah dari lvfa 'mur, dari al- Zuhri dari Salim bin
.·lhdu/lah dari lbnu Umar, bahwasannya Ghailan al-Tsaqafiy masuk Islam dan ht
me111iliki sep11/uh orang isteri pada 111asa jahiliyah, maka masuk Islam ( isteri-isterinya) beser/anya, maka nabi SAW memerintahkan kepadanya untuk memilih
empat orang dari merelw (i.1·/eri-isrer(va). (HR. Al- Turm11dzi ).
1-laclits cliatas menjelaskan seorang suami hanya boleh menikahi empat · orang wanita saja. ltupun dengan catatan harus menjaga keaclilan clan kesejahteraan clalam keluarga. Aclapun hikmah clengan clibatasi empat orang istcri aclalah agar seorang isteri sekurang-kurangnya dalam empat malam mendapat satu
10
'"
"-'
kali giliran, dan disisi lain dikhawalirkan akan terjadi aniaya dalam rumah tangga sehingga akan membawa clampak negatif dalam perkawinan.
Selain itu, jika Islam melarang poligami maka akan fonbul clampak negalif yang cukup fatal terhadap kaum wanita, kehidupan rmnah tangga dan masyaarakat yang sulit cliatasi. Satu-satunya cara untuk memperkecil dampak negatif itu, dengan earn memberikan beberapa ketentuan dan bntasan dalam poligami. Dalam al-Qur'an Surat al-Baqarah ayat 185 Allah Berfirman:
Artinya:
Allah 111e11ghe11daki ke11111rahan bagimu dan Allah tidak menghendaki
kes11lita11 hagi11111.(Q.S al-Baqarah/2: 185)
Ayat diatas diketahui bahwa Allah tidak akan melarang sesuatu yang diperlukan clalam kcadaan terpaksa, atau sesuatu yang menarik kemaslahatan, baik kcmaslahatan umum maupun kemaslahatan khusus. artinya Allah ticlak akan memberikan kesulitan cliluar kemampuan clan kemaslahatan bagi manusia karena manusia mempunyai kodrat yang berbecla, misalnya ada laki-laki yang memiliki daya seknya tinggi schingga tid«k cukup hanya seorang isteri atau ia ingi.n rnenclapatkan kcturunan yang banyak. 11 Hal ini lebih mulia melakukan poligami
,
claripada hams mencari jalan lain yang tidak sejalan dengan syari'at Islam.
11
Scmakin banyak seorang laki-laki mcmpunyai isteri maka semakin berat bcban yang akan ia hadapi baik beban berupa materi maupun moril. Knr-·ena seorang suami adalah kcpala dalam keluarga sehingga harus mampu menjadikan
kL'luarganya sclan1at dari scgaln bahaya agar 111cncapai kebahngiaan clan
kcharmonisau dalam rumah tangga.
Poligami adalah salah satu bentuk perkawinan yang secara Yuridis Formal diperkenankan atau diakui eksistensinya bagi rakyat Indonesia yang beragama Islam. Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor: I Tahun 1974 pasal 3, 4 clan 5. Dan sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor: I Tahun 1974, telah ditentukan beberapa syarat yang hams dipenuhi oleh seorang suami untuk melakukan poligami, antara lain harus rnenclapatkan izin clari istrinya.
Ketentuan Unc!ang-Undang No. I Tahun 1974 yang dijaclikan pertimbangan hukum dalam perkara permohonan izin melakukan poligami di Pengadilan Agama Jakarta Timur menurut penelitian penulis, yaitu:
a. Pasal 4 ayat l Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 1974
Pengadilan yang dimaksudkan dalam ayat
I
pasal4
tcrsebut hanya mernberikan 12111 kepada suami yang akan beristri lebih clari seseorangapabila:
a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai lstri
c. lstri ticlak dapat melahirkan keturunan
Scorang istr! scjak dinikahi olch suaminya maka ia mempunyai kewajiban-kewajiban tertentu yang harus cli!aksanakan sebagai istri, clan kewajiban-kewajiban istri lcrsebut sccarn umum yaitu untuk mernbina keluarga yang sehat clan mempersiapkan gencras1 yang sholeh. Selanjutnya mengenai ruang lingkup kewajibn istri tersebut clalam hukurn Islam meliputi:
I. lstri berkcwf,jiban memenuhi kcbutuhan biologis suarni sehingga suarni rnerasa tentram dalarn perkawinannya.
lstri wajib bertcmpat tinggal bersama suami dirumah yang telah disecliakan suan11.
3. lstri v.ajib taat kepada perintah-perintah suami sepanjang perintah-perintah tersebut tidak melanggar perintah Allah.
4. Istri wajib bercliam diri clirumah, clan tidak keluar kecuali clengan izin suami. 5. Istri tidak menerima masuk scorang tamu laki-laki yang bukan nrnhrimnya
kecuali dengan izin suami.
Selanjutnya tentang alasan rnengajukan perrnohonan 12111 poligami yang
didasarkan pada ketentuan pasal 4 ayat 2 Undang-undang No. Tahun 1974, yaitu: ''lstri rncndapatkan cacat badan atau penyakit yang ticlak dapat disembuhkan. " alasan ini juga telah diakui oleh hukum perkawinan Islam yang
mengatakan:
"Apabila ada seorang istri yang menderita sakit sehingga tidak mampu meiayani suarninya rnaka untuk rnemungkin suarni agar dapat rnemenuhi hasrat atau tuntutan biologisny<t untuk rnelakukan poligarni." 12
b. Pasal 5 ayat I Unclang-undang No. I Tahun 1974
Syarat-syarat untuk rnelakukan poligarni yang telah cliatur dalam pasal 5 ayat I Unclang-unclang No. I Tahun 1974 yang berbunyi: untuk dapat mengajukan Perrnohonan kepada pengadilan sebagairnana dimaksucl clalam pasal 4 ayat I Undang-unclang No. I Tahun l 974, harus clipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aclanya persetujuan dari istri-istri
b. Adan ya jarninan bahwa suarni dapat menjamin keperluan-keperluan hidup istri-istri dan anak-anaknya kelak
,