Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana pウゥセッャッァゥ@
OLEH:
TITI SARI
NIM: 103070029167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Titi Sari
NIM: 103070029
ᄋᄋᄋセᄋMᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋセMセBMᄋᄋᄋᄋᄋᄋ@
ᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋセMMセᄋMᄋMᄋᄋᄋᄋ@
..•.•... ·
Di
Bawah BimbinganPembimbing I Pembimbing II
セOケO@
セ「、@
M"jib, M. Ag NIP : 150 283 344Drs.Rachmat Mulyono. M.Si, Psi
NIP : 150 293 240
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
CITRA TUBUH PAOA REMAJA telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 November 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
(
Ketua Merangkap Anggota
J
MQセᄋᄋセ@
Ora. Ne •t Hartati M.Si NIP: QUセQ@ 5938
,.,
Penguji I
i
/
Ora. Ne Hartati M.Si NIP:
QUセQ@
5938Pembimbing I
セᆳ
セオォ@
ujib, M. Ag NIP: 150 283 344Jakarta, 29 November 2007 Sidang Munaqasyah
Sekertaris Merangkap Anggota
Ora. Zahrotun Nih NIP: 150 23 8773 Anggota:
Penguji II
セMMMセ@
"r/
セQS、オ@
Mujib, M. Ag NIP : 150 283 344Pembimbing II
M.Si
Orang yang 6eraf0,[ tUfaf(aflan Gosan menerima pencftipat yang
Germanfaat, tUlafl Gerputus asa cfafam
rjAョ」ヲゥセゥ@
apapun, cfan tUlafl
7(arya sed"ernana ini k.,u persem6ankg,n untuk.,
7(eaua orang tuak.,u yang sangat ak.,u sayang:.
'Terima kg.sin atas sega[a aoa,auk.,ungan
(C) Titi Sari: 103070029167
(D). Hubungan Antara Syukur dengan Kepuasan Citra Tul:Juh Pada Remaja
(E). Halaman i-xiii + 76 + lampiran
(F). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis terhadap fenomena yang terjadi pada remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu, perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Sarlito Wirawan Sarwono, 2002). Selama dua dekade terakhir, ditemukan bahwa ketidakpuasan citra tubuh merupakan masalah yang signifikan khususnya pada remaja perempuan dan wanita dewasa, mereka memiliki ketidakpuasan yang lebih besar terhadap ukuran tubuh dan bentuk tubuh dibandingkan dengan laki-laki (Grabe dan Hyde, 2006). Ada sebagian orang yang merasa sangat tidak nyaman dengan penampilan fisiknya. Banyak yang akhirnya mengalami stres dan depresi sehingga tidak bisa menikmati hidup. Hal ini juga membuat mereka menjadi tidak bersyukur dengan segala anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat korelasi antara syukur dengan citra tubuh pada remaja. Selain itu penulis juga ingin mengetahui apakah ada perbedaan syukur dan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dan remaja perempuan.
Metodologi pene/itian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode deskriptif untuk pengumpulan datanya. Dan untuk pengambilan sampel menggunakan
stratified random sampling
2,000 atau dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak. Dan tidak ada perbedaan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dan remaja perempuan dengan nilai r-hitung sebesar 0,891 < Habel sebesar 2,000 atau dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahw.a ada hubungan antara syukur dengan citra tubuh pada remaja. Semakin tinggi rasa syukur maka semakin tinggi pula kepuasan citra tubuhnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah rasa syukur maka semakin rendah pula kepuasan citra tubuhnya. Pada penelitian selanjutnya disarankan dapat mengambil sampel pada usia dewasa dan menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam.
tahap akhir penyusunan skripsi ini. Puji syukur alas segala nikmat dan
karunia-Mu yang tak terhingga kepada hamba.
Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita, umatnya kepada
jalan kebenaran.
Sebagai manusia biasa yang luput dari kesempurnaan, penulis menyadari
banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Karena
bantuan dari orang-orang disekeliling penulislah, maka penulis seperti
mendapat energi baru yang membakar semangat penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Maka pantaslah jika penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang tercinta, papa dan mama lerima
kasih alas segala doa dan dukungannya yang lak henli-henlinya
penulis rasakan. Maaf bila belum bisa memenuhi semua harapan
kalian.
2. Dekan Fakullas Psikologi UIN Syarif Hidayalullah Jakarta yailu Ora.
Netty Hartali, M.Si alas segala bimbingannya selama penulis
menunlul ilmu di Fakultas Psikologi ini.
3. PUDEK 1 bidang Akademik yaitu Ora. Zahrolun Nihayah, M.Si alas
segala perhalian dan bimbingannya.
4. DR. Abdul Mujib, M.Ag dan Ors. Rachmal Mulyono, M.Si, Psi
selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis
yaitu Bpk. Haydir, serta petugas perpustakaan Fakultas Psikologi
UPI YAI, UI dan Perpustakaan Nasional terima kasih alas
bantuannya.
7. Muna Eka Sari yang telah mengizinkan penulis menggunakan
angket citra tubuhnya.
8. Kepala Sekolah SMU Negeri 4 Bekasi, Drs. H. A. Bachrum, MM
yang telah meberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian disana. Serta Bpk. Drs. Rudi Suryadi selaku kepala
bidang kurikulum yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
9. Nurhasanah, Lukman Hakim dan Umayah terima kasih alas
dukungan dan pinjaman buku-bukunya.
10. Sahabat- sahabat penulis, Fatima, Erna, ldha, Mantik, Teh Neng,
Lucky, Meda, Fatma, Suci, Novi, Dini, Dewi, Nia, Nadya, Nita,
lndah, Fiqih, Deni, Mia semoga Allah SWT membalas kebaikan
kalian, semangat ya!. Serta teman-teman (kelas D) semua yang
tidak bisa penulis ungkapkan satu-persatu.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah
SWT membalas kebaikan kalian.
Jakarta, November 2007
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan ii
Motto iii
Dedikasi iv
Abstrak v
Kata Pengantar vii
Daftar lsi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1-10
1.1 Latar Belakang Masalah. . ... 1
1.2 ldentifikasi Masalah... . . . . ... 6
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
1.3.1 Pembatasan Masalah ... 7
1.3.2 Perumusan Masalah ... 7
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1.4.1 Tujuan Penelitian ... 8
1.4.2 Manfaat Penelitian ... 8
1.5 Sistematika Penelitian ... 9
BAB 2 KAJIAN TEORI 11-33 2.1 Syukur ... . . . . . . ... ', 1
2.1.1 Pengertian Syukur... . ... 11
Rasa Syukur ... 18
2.2 Kepuasan Citra Tubuh ... 19
2.2.1 Pengertian Kepuasan Citra Tubuh ... 19
2.2.2 Komponen Citra Tubuh ... 24
2.2.3 Pengukuran Citra Tubuh ... 29
2.3 Kerangka Berpikir ... : ... 31
2.4 Hipotesis ... 33
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 34-47 3.1 Jenis Penelitian ... 34
3.1.1 Pendekatan Penelitian ... 34
3.1.2 Metode Penelitian ... 34
3.2 Pengambilan Sampel. ... 35
3.2.1 Populasi ... 35
3.2.2 Sampel. ... 35
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel. ... 37
3.3 Variabel Penelitian ... 38
3.3.1 Definisi Variabel. ... 38
3.3.2 Definisi Operasional ... 38
3.4 Pengumpulan Data ... 40
3.4.1 Metode dan lnstrumen Penelitian ... 40
3.4.2 Teknik Uji lnstrumen ... 44
3.4.3 Teknik Analisa Data ... 45
4.2.1 Uji lnstrumen Penelitian.. . ... .49
4.2.2 Uji Persyaratan ... 52
4.2.3 Presentasi Data ... 56
4.3 Hasil Umum Penelitian ... 59
4.4 Hasil Utama Penelitian ... : ... 63
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 67-72 5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Diskusi... . . . . . . . . . . . . ... 68
5.3 Saran ... 71
Daftar Pustaka
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabe14.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabe14.13
Tabel 4.14
Blue print skala kepuasan citra tubuh ... .42
Skar respon jawaban ... .43
Komposisi subjek bedasarkan jenis kelamin ... .48
Komposisi subjek bedasarkan usia ... .49
Blue print ska la syukur (pasca try out) ... 50
Blue print skala kepuasan citra tubuh (pasca try out) ... 51
Hasil uji normalitas skala syukur ... 52
Has ii uji normalitas ska la kepuasan citra tub uh ... 54
Hasil uji homogenitas ... 56
Deskripsi data ... 56
Kategori skala syukur ... 58
Kategori skala kepuasan citra tubuh ... 59
Hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh .. 60
Independent sampel t test ska la syukur ... 61
Independent sampel t test skala kepuasan citra tubuh .... 62
[image:13.595.47.415.154.494.2]1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masa remaja, ban11ak terjadi perubahan dan perkembangan besar, baik
perubahan fisik maupun psikis. Terjadinya perubahan-perubahan besar
tersebut akan mempengaruhi tahapan perkembangan seseorang berikutnya.
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat
penting dalam rentang kehidupan karena merupakan suatu periode
peralihan, suatu masa perubahan, usia bermasalah, saat dimana individu
mencari identitas, usia yang menakutkan, masa tidak realistis dan ambang
dewasa (Hurlock, 1980). Masa remaja ini diawali dengan matangnya
organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya
dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan fisik yang terjadi
itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara
itu, perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari
Perubahan-perubahan fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi remaja
karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya. Pertumbuhan badan yang menyolok, misalnya
pembesaran payudara yang cepat, membuat remaja merasa tersisih dari
teman-temannya. Demikian pula dalam menghadapi haid pada wanita dan
ejakulasi yang pertama pada laki-laki, remaja itu perlu· mengadakan
penyesuaian-penyesuaian tingkah laku (Sarlito Wirawan Sarwono, 2002).
Akibat perubahan itu, remaja menjadi cemas, kaget dan tidak percaya diri
akan perubahan fisik yang menyolok yang terjadi pada dirinya, apalagi jika ia
merasa perubahan bentuk fisiknya merupakan suatu hal yang tidak nyaman.
Banyak ditemukan remaja yang tidak percaya diri dengan penampilannya.
Penilaian akan dirinya menjadi negatif ketika remaja melihat penampilan
fisiknya tidak ideal menurut penilaian masyarakat pada umumnya. Penilaian
remaja tentang hal ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan mode dan
gaya hidup yang selalu berubah dengan cepat dari waktu ke waktu.
Penilaian citra tubuh yang negatif pada kaum pria biasanya berupa wajah
yang tidak tampan seperti aktor pujaan dan tubuh yang tidak atletis.
Sedangkan pada kaum wanita lebih banyak lagi, mulai clari kulit yang tidak
begitu putih hingga bentuk tubuh yang tidak seideal pragawati
Selama dua dekade terakhir, ditemukan dari berbagai literatur bahwa
ketidakpuasan citra tubuh merupakan masalah yang signifikan pada
masyarakat barat, khususnya para remaja perempuan dan wanita dewasa
memilliki ketidakpuasan yang lebih besar terhadap ukuran tubuh dan bentuk
tubuh mereka dibandingkan dengan para laki-laki (Grabe and Hyde, 2006).
Feingold dam Mazella membandingkan perbedaan antara laki-laki dan wanita
mengenai ketidakpuasan citra tubuh selama em pat dekade ( sebelum 1970s,
d = 0.00; 1970s, d = 0.27; 1980s, d = 0.38; 1990s, d = 0.58) ini menunjukkan ada perbedaan antara laki-laki dan wanita mengenai ketidakpuasan citra
tubuh dari waktu ke waktu (Grabe and Hyde, 2006).
Citra tubuh kita dibentuk oleh setiap pengalaman yang berasal dari orang tua,
tokoh idola, dan teman bergaul yang memberi gambaran mengenai sosok
seperti apa yang disukai, dan tanggapan orang lain mengenai diri kita dapat
mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri. Hal serupa ditegaskan pula
oleh Maynard bahwa media, orang tua, dan teman sebaya memiliki peran
dalam pembentukan pencitraan terhadap tubuh kita. Dan media memiliki
peranan yang cukup besar pengaruhnya terhadap pempent4kan citra tubuh,
khususnya pada remajci. Rata-rata remaja menorton televisi 22 jam per
menyukai tubuh kita dan mengikuti tampilan yang ditayangkan di televisi.
Bukan hanya itu, masalah remaja, fashion, dan kesehatan ikut mendukung
citra perempuan yang bebas gemuk, bahkan hampir mengikuti bentuk tubuh
Barbie, dan citra yang digambarkan di media pun sama sekali tidak
mendukung self esteem atau self image positif (Maynard, 1998).
Ada sebagian orang yang kemudian merasa sangai terganggu dan tidak
nyaman dengan penampilan fisiknya. Mereka merasa punya kekurangan
yang fatal dan sulit diperbaiki, mereka merasa buruk rupa. Begitu besamya
perhatian mereka akan "kekurangan" dan "keburukan" (yang padaha/ orang
lain tidak memandangnya demikian), sehingga seluruh daya upaya, tenaga
dan biaya, digunakan untuk menutupi kekurangan. Namun semua itu tidak
membawa hasil karena tetap saja semua usaha tidak bisa mengubah
penilaian diri. Banyak yang akhirnya mengalami stress dan depresi, hingga
tidak bisa menikmati hidup. Ketidakpuasan yang ekstrim terhadap
penampilan ini diistilahkan sebagai Body Dysmorphic Disorder
(http://NWW.e-psikologi.com/remaja/110604/mencemaskan penampilan.htm).
Seperti yang terjadi pada Jenny, dalam tayangan The Oprah Winfrey Show
episode Too Ugly to Live, Jenny adalah seorang wanita yang usianya belum
genap 30 tahun tetapi ia sudah menjalani operasi p/astik /ebih dari 25 ka/i.
penampilan fisiknya. Hampir semua bagian wajahnya pernah "dipermak"
mulai dari hidung, bibir, hingga kelopak mata. Meskipun demikian, Jenny
masih saja menganggap bahwa dirinya jelek. Ternyata dia mengidap body
dysmorphic disorder (Netty Hartati, dalam Cita Cinta, 2007).
Sayang sekali rasanya jika penampilan menjadi tolak ukur utama dalam
keberhasilan, apalagi untuk seorang remaja. Padahal kesempurnaan atau
kecantikan dan ketampanan fisik itu adalah nilai yang relatif, karena berbeda
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Penilaian seperti itu
hanya akan membuat seseorang menjadi sires, gagal untuk menjadi dirinya
sendiri, kehilangan kepercayaan dirinya serta yang terpenting ialar. omng
tersebut menjadi tidak bersyukur atas nikmat Allah SWT yang telah ditJerikan
padanya. Karena merasa kecewa dengan penampilan fisiknya, membuat
mereka menjadi tidak bersyukur kepada Allah
swr.
Mereka berusaha untukmembuat penampilannya itu menjadi sempurna menurut pandangan mereka
sendiri. Cara yang digunakan biasanya dengan menggunakan l<asmetik,
melakukan senam kebugaran atau fitnes, dan sampai yang ekstrim adalah
melakukan operasi plastik.
Benarkah semua remaja meletakan standar hanya pada penampilan fisik
inilah yang menjadi perhatian penulis untuk menelili dan mengamali apakah
kepuasan lerhadap cilra lubuh membuat para remaja menjadi bersyukur
pada Allah SWT. Apakah jika seorang remaja merasa bersyukur alas nikmat
Allah akan membuat ia puas terhadap cilra lubuhnya, sebaliknya jika seorang
remaja tidak bersyukur alas nikmal-Nya maka ia akan merasa tidak puas
dengan cilra lubuhnya.
Berdasarkan uraian dialas, maka penulis mengangkal judul pada penelilian
ini adalah HUBUNGAN ANTARA SYUKUR DENGAN KEPUASAN CITRA
TUBUH PADA REMAJA
1.2
ldentifikasi Masalah
ldenlifikasi masalah dalam penelilian ini adalah :
1. Apakah ada hubungan anlara syukur dengan kepuasan citra lubuh
pada remaja?
2. Apakah ada perbedaan syukur antara remaja laki-laki dengan remaja
perempuan?
3. Apakah ada perbedaan kepuasan cilra lubuh anlara remaja laki-laki
4. Apakah ketidakpuasan citra tubuh menyebabkan seseorang
menga\ami gangguan-gangguan citra tubuh seperti body dysmorphic disorder, anorexia nervosa, bulimia nervosa dan depresi?
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan \ebih baik maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah pada :
1. Syukur adalah berterima kasih kepada Allah SWT atas sega\a nikmat yang telah dianugerahkan, baik dengan hati, lisan maupun perbuatan. 2. Kepuasan citra tubuh adalah derajat kepuasan individu karena
kesesuaian terhadap karakteristik atau bagian-bagian dari tubuhnya. 3. Remaja adalah suatu periode peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Remaja yang menjadi sampe\ penelitian ini adalah remaja dengan jenis kelamin \aki-laki dan perempuan yang berusia antara 15 sampai 18 tahun.
1.3.2 Perumusan Masalah
--1. Apakah ada hubungan antara syukur dengan kepuasan
」ゥエイセBヲゥjAjdィᄋᄋᄋ@
pada remaja?
2. Apakah ada perbedaan syukur antara remaja laki-laki dengan remaja
perempuan?
3. Apakah ada perbedaan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki
dengan remaja perempuan?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat mengetahui apakah ada
hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh pada remaja. Selain
itu penulis juga ingin mengetahui apakah ada perbedaan syukur antara
remaja laki-laki dengan remaja perempuan dan apakah ada perbedaan
kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumbangan yang
berarti bagi perkembangan psikologi khususnya tentang syukur dan
kepuasan citra tubuh di Indonesia. Begitu pula penulis berharap dapat
remaja ilu sendiri. Dan penelilian ini apabila berhasil diharapkan dapal
membanlu para remaja bersyukur akan cilra lubuhnya.
1.5 Sistematika Penelitian
Agar dalam penyusunan penelilian ini lebih lerarah dan sislematis, maka
penulis membual rancangan yang lerdiri dari lima bab, dan setiap bab terdiri
alas beberapa sub bab. Adapun rinciannya sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab 1 lerdiri alas beberapa sub bab, anlara lain : Latar Belakang
Masalah, ldenlifikasi Masalah, Pembalasan Masalah, Perumusan Ma:;alah,
Tujuan dan Manfaal Penelilian, dan Sistemalika Penulisan.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab 2 terdiri alas beberapa sub bab, antara lain : Deskripsi teori
Syukur, Deskripsi leori Kepuasan Cilra Tubuh, Kerangka Berpikir dan
Hipolesis.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab 3 lerdiri alas beberapa sub bab antara lain : Jenis Penelitian,
Teknik Pengambilan Sampel, Variabel Penelitian, Pengumpulan Data,
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Dalam bab 4 terdiri alas beberapa sub bab, antara lain : Gambaran Umum
Subjek, Presentasi dan Analisa Data, Hasil Penelitian dan Hasil Tambahan
Penelitian.
BAB 5 KESIMPULAN, DJSKUSJ DAN SARAN
2.1
Syukur
2.1.1 Pengertian Syukur
Bersyukur berasal dari bahasa Arab yaitu l f o -
fo.
-
fo
yang berartiberterima kasih (Munawir, 1984) kepada pihak yang telah berbuat baik alas
kebajikan yang telah diberikannya.
Syukur adalah mengagungkan kepada Allah SWT yang telah
menganugerahkan kenikmatan kepada kita dalam batas-batas yang tidak
menyimpang dari keridhaan-Nya. Ada juga yang mengatakan bahwa syukur
itu ialah mengenal dan menyadari bahwa ia mendapat l<enikmatan. Pendapat
lain mengatakan bahwa syukur yaitu mempergunakan setiap kenikmatan
sesuai dengan fungsi kenikmatan itu diciptakan-Nya (Anwar Masy'ari, 1990).
Imam Al Ghazali mendefinisikan syukur sebagai salah satu maqam para
penempuh jalan ruhani (salikin). Syukur juga tersusun dari ilmu, hal (kondisi
spiritual), dan amal perbuatan. llmu adalah mengetahui nikmat dari Pemberi
Sedangkan perbualan adalah melaksanakan apa yang menjadi tujuan
Pemberi nikmat dan apa yang dicinlai-Nya. Amal perbuatan ini berkaitan
dengan hati, anggola badan dan lisan (Hawwa, 2003).
Menurut pendapat Ujaibah, syukur adalah kebahagiaan hati alas nikmat yarg
diperoleh, dibarengi dengan pengarahan seluruh anggota tubuh supaya taat
kepada sang Pemberi Nikmat, dan pengakuan alas sega/a nikmat yang
diberi-Nya dengan rendah hati. Sedangkan menurut Sayyid, syukur ada/ah
mempergunakan semua nikmat yang lelah diberikan Allah berupa
pendengaran, penglihatan, dan lainnya sesuai dengan tujuan penciptaannya
(Isa, 2005).
Menurul lbnu Al Qayyim, syukur ialah lerlihatnya tanda-tanda nikmat /\llah
pada lidah hamba-Nya dalam benluk pujian, di halinya dalam bentuk cinta
kepada-Nya, dan pada organ tubuh dalam benluk taat dan tunduk (AJ-Bilali,
2005).
Berdasarkan uraian di alas dapal disimpu/kan bahwa syukur adalah
berterima kasih kepada Allah SWT alas segala nikmal yang le/ah
dianugerahkan, baik dengan hali, Jisan maupun perbuatan.
Mengakui nikmat Allah SWT dapat dilakukan dengan cara tidak mengklaim bahwa nikmat yang diperoleh karena keahlian, pengalaman, usaha, jabatan, status sosial, atau kekuatan manusia semata. Tetapi harus dinyatakan bahwa nikmat itu berasal dari Allah SWT. Jika seseorang mengakui nikmat pada dirinya berasal dari Allah, maka ia menyanjung-Nya alas nikmat-nikmat itu. Dan tidak pantas menggunakan nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis yang artinya :
.iii\
.C'· · _ \ Lill .( ,. · _I · . .':(\ I .( , .. _IJ+W \
.C'··· _I ·, ..)-'-'-";! ('"' lY' ..)-'-'-";! ('"' l)A 3 , J.P-'""' Mセ@ ('"' .. ..)-'-'-";! ('"' l)A
"Barang siapa yang tidak mampu mensyukuri yang sedikit, 11iscaya tidak akan mampu mensyukuri yang banyak. Barang siapa yang tidak mampu bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, niscaya ia tidak mampu bersyukur kepada Allah. Menceritakan nikmat Allah adalah syukur, dan meninggalkannya (menutup-nutupinya) adalah kufur. Dan bersatu adalah rahmat, sedang bercerai-berai adalah adzab".
(HR. Ahmad).
Di dalam hadis ini Rasulullah saw menyebutkan empat macam sikap syukur, yaitu : jika mampu mensyukuri yang sedikit, pasti mampu mensyukuri yang banyak, jika mampu berterima kasih pada manusia, pasti mampu bersyukur pada Allah, menceritakan nikmat Allah adalah syukur dan menutup-nutupinya adalah kufur. Hadis ini memperkuat firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7.
2.1.2 Kedudukan Syukur kepada Allah SWT
Menurut Al Jauziyah (2006), bersyukur kepada Allah SWT mempunyai
beberapa kedudukan besar dalam agama, antara lain :
1. Bersyukur kepada Allah merupakan amal yang menduduki peringkat
yang tertinggi.
2. Bersyukur mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada ridha,
karena ridha itu sendiri sudah termasuk ke dalam pengertian
bersyukur, sebab mustahil keberadaan bersyukur bila tanpa ridha.
3. Separuh dari iman adalah bersyukur, sedangkan separuh yang
lainnya adalah bersabar.
4. Allah SWT telah memerintahkan untuk bersyukur dan melarang hal
yang sebaliknya yaitu kufur.
5. Allah memuji orang-orang yang bersyukur dan memberikan kepada
mereka predikat sebagai makhluk-Nya yang terpilih.
6. Allah menjadikan bersyukur sebagai tujuan dari penciptaan
makhluk-Nya dan perintah-makhluk-Nya.
7. Allah menjanjikan kepada para pelakunya dengan balasan yang
terbaik.
8. Allah menjadikan bersyukur sebagai penyebab bertambahnya karunia
dari sisi-Nya.
1 O. Han ya orang-orang yang bersyukurlah yang memperoleh manfaat dari
ayat-ayat-Nya.
11. Allah mengambil salah satu dari asma-Nya, Asy-Syakuuryano berarti
menghantarkan orang yang bersyukur kepada Ozal yang
disyukurinya, bahkan akan menjadi penyebab bagi para pelakunya
untuk kembali mendapat imbalan dari yang di syukurinya. Allah SWT
juga menamai dirinya Syakirdan Syalwr, dan menamai orang-orang
yang bersyukur dengan sebutan ini. Allah memberikan kepada
mereka sebagian dari sifat-Nya dan memberi mereka sebutan dari
sebagian asma-Nya Hal ini menjadi bukti bahwa Allah mencintai dan
memberi karunia kepada orang-orang yang bersyukur.
12. Bersyukur merupakan tujuan Tuhan dari hamba-Nya.
13. Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang bersyukur di antara
hamba-hamba-Nya berjumlah sedikit. "Dan sedikit sekali di antara
hamba-hambaku yang bersyuku(' (QS Saba': 13).
14.Dengan mensyukuri nikmat, maka nikmat pasti akan bertambah.
2.1.3 Macam-macam Syukur
Syukur ditujukan kepada pihak yang telah berbuat baik pada seseorang
dengan cara membalas kebaikannya, dan hal ini dapat dilakukan dengan
hati, lisan dan perbuatan citau anggota tubuh lainnya.
1. Dengan lisan, yaitu membicarakan nikmat Allah atau mengakui
dengan ucapan bahwa sumber nikmat adalah dari Allah dan sambil
memuji-Nya."Oan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah
engkau menyebut-nyebut-Nya" (OS Adll-Dhuha : 11 ). Lis an
seseorang merupakan sarana untuk mengungkapkan apa yang
terkandung di dalam hatinya. Apabila hati seseorang penuh dengan
rasa syukur kepada Allah, maka dengan sendirinya lisannya akan
bergumam mengucapkan pujian dan syukur kepada-Nya.
2. Syukur perbuatan a tau semua anggota tub uh, yaitu bekerja hanya
untuk Allah. Maksudnya menggunakan nikmat yang diperoleh sesuai
dengan tujuan penciptaan atau penganugerahannya. Setiap nikmat
yang diperoleh menuntut penerimanya agar merenungkan tujuan
dianugerahkannya nikmat tersebut oeh Allah SWT. "Bersamalah,
wahai keluarga Daud untuk bersyukur" (QS Saba: 13). Salah satu
cara bersyukur dengan perbuatan atau semua anggota tubuh adalah
dengan mengerjakan berbagai macam amal shalih atau shadaqah.
Setiap kebajikan itu adalah shadaqah, tetapi tidak cukup hanya
dilakukan dalam satu hari saja, sedang pada hari yang lainnya tidak
(harus berkelanjutan).
3. Syukur hati, yaitu mengukur bahwa semua nikmat yang ada pcida
manusia adalah dari Allah, sebagaimana firman-Nya, "Dan nik71at
Syukur dengan hati mengantarkan manusia untuk menerima
anugerah dengan penuh keikhlasan tanpa menggerutu dan
keberatan betapa pun kecilnya nikmat tersebut (Budi Kurniawan,
2006). Bersyukur dengan hati atau kalbu menuntut pengetahuan hati
dengan cara meyakini bahwa Allahlah yang telah memberikan segala
macam nikmat yang dirasakannya. Kebanyakan manusia hanya mau
berterima kasih kepada perantara, tetapi tidak mau berterima kasih
kepada sumbernya yaitu Allah SWL
Syukur yang paling mudah adalah berterima kasih kepada seluruh hanba.
Hal ini tidak bertentangan dengan syukur kepada Allah, karena
sesungguhnya Allah SWT sendiri telah memerintahkan kepada kita untuk
berterima kasih kepada orang lain. Oleh kerena itu, barang siapa yang tidak
berterima kasih kepada sesama hamba , maka dia tidak akan lebih bersyukur
kepada Allah (Isa, 2005).
2.1.4 Syarat-Syarat Syukur
lbnu Al-Qayyim Al Jauziyah berkata (Al-Bilali, 2005), "syukur seseorang
terasa lengkap jika ia memenuhi tiga syarat dan ia dikatakan orang bersyukur
jika melengkapi ketiga syarat itu. Ketiga syarat tersebut adalah sebagai
1. la mengakui nikmat Allah pada dirinya. Mengakui dan menerima
semua nikmat yang diterima itu bukan karena keberhakan seseorang
untuk mendapatkannya, tetapi karena sesungguhnya Allah memberi
banyak nikmat hanyalah sebagai karunia dan kemurahan dari-Nya
semata.
2. la menyanjung Allah alas nikmat itu. Hendaknya menyanjung atau
memuji segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya dengan
menyebut asma-asma yang sesuai dengan kedudukan bersyukur,
misalnya Maha Pemberi Anugerah, Maha Pemurah, Yang mempunyai
karunia yang besar, Allah Mahaluas anugerah-Nya dan sebagainya.
3. la menggunakan nikmat itu untuk mendapatkan keridhaan-Nya.
Setelah mengakui dan menyanjung atas nikmat-Nya, hal ini akan
membuat seseorang bersungguh-sungguh untuk mencari-Nya dan
bersyukur kepada-Nya. Sehingga terciptalah ibadah (penghambaan
diri) sebab ibadah itu merupakan salah satu bentuk rasa syukur
seorang hamba kepada Allah SWf.
2.1.5 Cara-cara yang dapat Membangkitkan Rasa Syukur
Diantara cara-cara yang dapat membangkitkan rasa syul<ur adalah
senantiasa mengingat berbagai nikmat Allah dan takut tertimpa penyakit.
2) Merasa ma Ju saat mengingat kebaikan dan nikmat Allah yang diterima. 3) Merasa malu atas kelalaian dalam menunaikan hak-Nya.
4) Membiasakan diri bersyukur.
5) Menyadari bahwa Allah selalu memberi tambahan nikmat. 6) Menyadari bahwa Allah senantiasa memberikan pertolongan.
2.2
Kepuasan Citra Tubuh
2.2.1 Pengertian Kepuasan Citra Tubuh
Sebelum penulis mengungkapkan pengertian kepuasan citra tubuh, terlebih dahulu akan diungkapkan mengenai pengertian citra tubuh menurut pendapat dari beberapa ahli.
2.2.1.1 Pengertian Citra Tubuh
[image:33.595.43.451.173.513.2]Citra tubuh atau body image atau body concept (konsep tubuh atau
Menurut Cash dan Labarge citra tubuh adalah :
"Body image is
a
multifaceted construct that concerns the subjektiveattitudinal and perseptual experiences of one's own body, particularly its" (Cash and Larbage, 1996).
Citra tubuh adalah gambaran yang beraneka ragam mengenai sikap subjektif dan persepsi tentang tubuh seseorang, terutama penampilan fisik.
Schailder menyatakan citra tubuh adalah :
[image:34.595.43.456.175.470.2]"The body image is the picture of our own body which we form in our mind" (Jersild, 1965).
Gambaran tentang tubuh seseorang yang di bentuk di dalam pikiran mereka sendiri.
Menurut Thomson (1990) citra tubuh adalah:
" ... an evaluation of one's size, weight, or any other aspect of the body that determines."
Sebuah evaluasi seseorang mengenai ukuran, berat badan atau aspek lainnya yang menentukan tubuhnya.
Citra tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap benluk dan ukuran
tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsikan dan memberikcin
penilaian alas apa yang dia pikirkan dan rasakan lerhadap ukuran dan
benluk lubuhnya, dan alas bagaimana kira-kira penilaian orang laL1 lerhadap
dirinya. Sebenarnya apa yang dia pikirkan dan rasakan, belum lentu
benar-benar mempresenlasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil
2.2.1.2 Pengertian Kepuasan
Kepuasan (satisfaction) adalah keadaan kesenangan dan kesenjangan, disebabkan karena orang telah mencapai satu tujuan atau sasaran (Chaplin, 2002). Sedangkan menurut Howell dan Dipboye, kepuasan adalah hasil keseluruhan dari derajat suka atau tidak suka terhadap sesuatu (dalam AS Munandar, 2001 ).
Menurut Locke, perasaan-perasaan yang berhubungan dengan kepuasan atau ketidakpuasan cenderung mencerminkan pengalaman-pengalaman pada waktu semarang dan lampau daripada harapan--harapan untuk masa yang akan datang (dalam AS Munandar, 2001 ).
Pengertian kepuasan ini sangat terkait dengan teori-teori kepuasa11 yang di ungkapkan oleh para ahli. Pada umumnya ada tiga macam teori kepuasan, yaitu:
1. Teori Diskrepansi
Menu rut Locke (dalam AS Munandar,2001 ), bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap sesuatu mencerminkan penimbangan dua nilai, yaitu: 1. pe1ientangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seseorang individu dengan apa yang ia terima, dan
tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian antara keinginan-keinginannya dan hasil-keluarnya.
2. Teori Keseimbangan
Prinsip teori keseimbangan ini adalah orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity)
dalam suatu kondisi tertentu. Perasaan equity dan inquity alas suatu situasi diperoleh dengan cara membandingkan dirinya dengrrn orang lain (Wexley dan Yuki, 1984).
3. Teori Proses Bertentangan
Teori ini menyatakan bahwa jika orang senang dengan apa yang mereka dapatkan, sekaligus ada rasa tidak senang (yang Jebih lemah), setelah beberapa saat rasa senang menurun dan dapat menurun sedemikian rupa sehingga orang merasa agak sedih sebelum kembali ke normal. lni terjadi karena emosi tak senang (emosi yang
berlawanan) berlangsung Jebih lama (dalam AS Munandar,2001).
2.2.1.3 Pengertian Kepuasan Citra Tubuh
Menurut Hill, Oliver dan Rogers (1992) kepuasan citra tubuh adalah :
" .... the degree of satisfaction with discrete parts of one's body"
Sedangkan menurut Mintz dan Betz (dalam Davis dan Crowles, 1991):
"The degree of satisfaction about variousparts and characteristics of one's own body".
Derajat kepuasan mengenai berbagai bagian dan karakteristik tubuh seseorang.
Berdasarkan uraian di alas dapat disimpulkan bahwa kepuasan citra tubuh adalah derajat kepuasan individu karena kesesuaian terhadap karakteristik atau bagian-bagian dari tubuhnya.
Seseorang dikatakan memiliki kepuasan citra tubuh apabila derajat kepuasan citra tubuhnya tinggi. Sebaliknya, ia dikatakan memiliki ketidakpuasan citra tubuh apabila derajat kepuasan citra tubuhnya rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan citra tubuh merupakan suatu kontinum, dimana pada satu ujung terdapat kepuasan tubuh yang rendah (body image
dissatisfaction), sedang pada ujung yang lain kepuasan tubuh yang tinggi
(body image satisfaction).
Bila individu menilai penampilannya tidal< sesuai dengan standar pribadinya, maka ia akan menilai rendah tubuhnya. Hal ini lebih Janjut dapat
2.2.2 Komponen Citra Tubuh
Menurut Thomson (1998) citra tubuh berkaitan dengan 3 komponen, yaitu: 1. Komponen persepsi, adalah tentang apa yang dipikirkan seseorang
mengenai keadaan tubuhnya. Komponen persepsi merupakan ketepatan individu dalam mempersepsi atau memperkirakan ukuran tubuhnya.
2. Komponen sikap (subjektif), adalah tentang bagaimana individu
menyikapi keadaan tubuhnya. Komponen sikap berkaitan erat dengan kepuasan atau ketidakpuasan individu terhadap tubuhnya. Perhatian individu terhadap tubuhnya, kognisi, evaluasi dan kecemasan individu terhadap penampilan tubuhnya.
3. Komponen behavioral (tingkah laku) menitik beratkan pada penginderaan terhadap situasi yang menyebabkan individu
mengalami ketidaknyamanan yang berhubungan dengan penampilan fisik. Komponen behavioral lebih menekankan bagaimana individu bertingkah laku dalam menghadapi keadaan tubuhnya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan dan
1. Gender
Clifford (dalam Thomson, 1998) menyatakan, bahwa pria cenderung memandang tubuhnya secara fungsional dan aktif agar dapat
menunjang aktifitas. Sedangkan wanita lebih memandang tubuhnya dari segi estetika dan evaluatif. Akibatnya, wanita memiliki kepuasan citra tubuh yang lebih rendah dibanding kaum pria.
2. Berat badan dan derajat kekurusan atau kegemukan
Fisher menyatakan, konsep citra tubuh berkaitan dengan derajat kekurusan atau kegemukan tubuh individu. Powers dan Erickson (1989) mengemukakan, suatu penelitian bahwa wanita yang
mempersepsikan berat badannya sebagai rata-rata akan lebih puas dibandingkan wanita yang mempersepsi ukuran tubuhnya sebagai kurus atau gemuk, tanpa memandang ukuran tubuh yang sebenarnya. Bera\ badan dan ukuran tubuh disebutkan memiliki peranan penting dalam kepuasan citra tubuh pada wanita, terutama dalam budaya yang menekankan pentingnya penampilan.
3. Masyarakat dan Budaya
cantik dan menarik. Selain itu, peranan budaya juga ikut mempengaruhi perkembangan tingkah laku dan sikap yang berhubungan dengan citra tubuh.
4. Tahap perkembangan
Biasanya ketika seseorang telah mencapai tahapan perkembangan pada usia pubertas sebagai individu remaja mulai memperhatikan penampilannya. Remaja mulai peduli dengan keadaan fisiknya, citra tubuh telah terbentuk dalam pikirannya. Remaja pun mulai merasakan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap citra tubuhnya.
5. Media massa
[image:40.595.57.449.147.486.2]Media massa memiliki andil yang cukup besar dalam pembentukan persepsi seseorang akan citra tubuhnya. Media selalu menampilkan seseorang yang dianggap cantik adalah yang mempunyai bentuk tubuh yang bagus, kulit putih mulus, rambut hitam lurus dan seseorang yang dianggap tampan adalah laki-laki yang macho, berotot, klimis. Hal itu pun disetujui oleh penikmat media, sehingga media semakin memainkan perannya dalam membentuk persepsi seseorang tetang gambaran tubuh dan penampilan yang ideal.
6. Trend masyarakat
Fallon (dalam Thomson, 1996) menyebutkan, tren yang sedang
7. Sosialisasi
Cash (dalam Thomson, 1996) menyatakan sejak kecil anak
disosialisasikan dengan nilai dan penampilan, baik oleh orang tua
maupun orang dewasa yang berpengaruh yang meliputi modeling
interpersonal dan pendelegasian nilai serta sikap tentang penampilan.
8.
Konsep diriKonsep diri seseorang turut mempengaruhi besarnya kepuasan citra
tubuh yang dirasakan individu. Aspek lain dari konsep yang tak kalah
penting adalah kepercayaan diri dan harga diri. Anak-anak, remaja
atau dewasa yang memiliki harga diri positif tidak rentan terhadap
penghinaan-penghinaan dari lingkungan terhadap penampilan fisiknya.
Selain itu kesadaran diri dihadapan masyarakat (public self
consciouness) menimbulkan preokupasi pada penampilan dan
ketidakpuasan akan tubuh.
Pengalaman subyektif individu akan diorganisasikan ke dalam skema dirinya
dan citra tubuh seseorang tidak terlepas dari skema dirinya.
Deaux dan Wrightsmsn (1988) mendefinisikan skema (schema) aclalah
"an organized configuration of knowladge derived from past
experience that we use to interpret our current experience"
Skema diri (self schema) individu akan mengorganisasikan dan membimbing individu dalam memproses informasi-informasi yang berhubungan dengan diri. Skema diri merefleksikan semua pengalaman, pengetahuan dan ingatan-ingatan dimasa lampau yang dimiliki individu, dan gambaran seperti apa individu dimasa lampau, masa sekarang dan seperti apa individu di masa yang akan datang. Dengan kata lain, skema diri adalah segala pengetahuan seseorang dan gambaran tentang dirinya (Baron and Byrne, 1997).
Skema diri akan mempengaruhi individu da!am mengevaluasi diri dan
membentuk citra dirinya. Citra diri merupakan bagian dari konsep diri. Bagian konsep diri yang paling berhubungan dengan kepuasan citra tubuh adalah kesenjangan diri, yaitu perbedaan antara citra diri dengan standar penilaian diri. Semakin besar kesenjangan diri individu maka semakin tinggi
ketidakpuasan citra tubuh dengan gangguan makan dan depresi (Thomson, 1990).
lndividu mempelajari bagaimana cara mengorganisasikan dan
mengintegrasikan pengalaman-pengalaman tubuhnya. Pengalaman yang telah terorganisir tersebut akan membentuk skema tentang tubuhnya, skema tersebut dapat berupa skema yang positif atau skema yang negatif
terbentuk sangat mempengaruhi tingkah laku yang muncul dari individu terse but.
2.2.3 Pengukuran Citra Tubuh
Penilaian seseorang tentang citra tubuhnya diperoleh melalui angket yang diberi nama The Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire
(MBSRQ) yang dikembangkan oleh Thomas F Cash. MBSRQ merupakan suatu skala sikap yang terdiri dari 69 item pertanyaan terhadap citra tubuh yang dimiliki seseorang. MBSRQ juga memiliki validitas yang tinggi dan cakupan yang menyeluruh meliputi elemen kognitif, afektif, dan behavioral dari citra tubuh (Thomson, 1990).
Alat MBSRQ ini mengukur 3 domain somatik, yaitu : penampilan fisik
(appearence), kebugaran (fitness) dan kesehatan (health/illness), yang
terbagi menjadi 7 sub skala. Selain 3 domain tersebut, masih ada 3 sub skala khusus yang mengukur kepuasan area tubuh (the body area satisfaction
scale), skala kecemasan terhadap kegemukan (the overweight preoccupation
scale), dan ska la pengkategorian berat badan diri (the self classified weight
scale). Keseluruhan item yang digunakan adalah 69 item.
1. Evaluasi penampilan fisik (Appearance Evaluation) yaitu subskala yang mengukur perasaan menarik atau tidaknya, kepuasan atau ketidakpuasan terhadap penampilan individu.
2. Orientasi penampilan fisik (Appearance Orientation) yaitu mengukur derajat perhatian individu terhadap penampilannya.
3. Evaluasi kebugaran fisik (Fitness Evaluation)·yaitu mengukur kebugaran yang dirasakan individu terhadap tubuhnya.
4.
Orientasi kebugaran fisik (Fitness Orientation) yaitu subskala yang mengukur derajat perhatian individu terhadap kebugaran fisiknya. 5. Evaluasi kesehatan (Health Evaluation) yaitu mengukur penilaianindividu tentang kesehatan tubuhnya.
6.
Orientasi kesehatan (Health Orientation) yaitu mengukur derajat pengetahuan dan kesadaran individu terhadap pentingnya kesehatan tubuh secara fisik.7. Orientasi tentang penyakit (Illness Orientation) yaitu subskala yang mengukur derajat pengetahuan dan reaksi individu terhadap berbagai masalah penyakit yang dirasakan tubuhnya.
8. Skala kepuasan area tubuh (Body-Areas Satifaction Scale! BASS)
9. Pengkategorian ukuran tub uh (Self- Classified Weight) yaitu subskala yang menggambarkan persepsi seseorang terhadap berat badannya. 10.Kecemasan menjadi gemuk (Overweight Preoccupation) yaitu
subskala yang menggambarkan kecemasan akan kegemukan, perhatian akan berat badannya, kecenderungan melakukan diet penurunan berat badan dan membentuk pola. makan yang dibatasi.
2.3
Kerangka Berpikir
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja sangat berhubungan dengan penampilan remaja tersebut. Penampilan adalah cara seseorang
memandang wajah, bentuk tubuh dan gaya dari sisi fisiknya. Media massa dan masyarakat memiliki peranan yang penting dalam memberi tekanan pada remaja agar memiliki bentuk tubuh dan keterampilan tertentu. Umumnya wajah dan bentuk tubuh yang dianggap cantik adalah wanita dengan kulit yang halus dan putih, berhidung mancung berbadan langsing seperti para artis dan peragawati. Sedangkan bagi laki-laki yang memiliki tubuh atletis adalah laki-laki yang tampan. Penampilan seperti ini
kemungkinan ingin dimiliki oleh setiap remaja.
Penilaian seperti itu akan membuat seorang remaja menjadi stes, gaga\ untuk menjadi dirinya sendiri, dan kehilangan kepercayaan diri. Jika ha\ ini berlangsung secara terus-menerus maka remaja tersebut dapat mengalami gangguan citra tubuh (body image disturbance).
Sesungguhnya kesempurnaan atau kecantikan dan ketampanan adalah suatu hal yang relatif, karena perbedaan antara individu yang satu dengan yang \ainnya. Dan Allah SWT telah melimpahkan banyak kenikmatan kepada hamba-hambanya di dunia ini. Mereka diberi pendengaran, penglihatan dan hati. Kenikmatan tersebut begitu banyak dan tak terhingga, sehingga tidak ada satu pun di antara manusia yang mampu menghitung betapa banyak nikmat yang telah diberikan-Nya kepada setiap manusia. Namun sedikit sekali yang mau bersyukur. Bersyukur dapat dilakukan dengan cara mengucapkannya secara lisan, melakukan dengan perbuatan dan merasakannya dengan hati. Salah satu wujud rasa syukur itu ialah
Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir :
Syukur
• Hati
• Lisan
c)
J
Kepuasan Citra tubuh
J• Perbuatan
2.4 Hipotesis
Hipotesis yang penulis kemukakan pada penelitian ini adalah : Hipotesis Pertama :
H1 = Ada hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh. Ho = Tidak ada hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh. Hipotesis Kedua :
H1 =Ada perbedaan syukur antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan.
Ho= Tidak ada perbedaan syukur antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan.
Hipotesisi Ketiga :
H1 =Ada perbedaan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan.
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini menekankan analisisnya
pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika
(Saifuddin Azwar, 2005).
3.1.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau
uraian alas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap
objek yang diteliti ( Ronny Kountur, 2004).
Alasan peneliti menggunakan metode ini karena daiam penelitian ini data
yang diperoleh akan di deskriptifkan secara detail sehingga lebih mudah
dipahami. Selain itu metode deskriptif ini memiliki ciri-ciri, yaitu :
• menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun
diuraikan satu per satu.
• variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan
(treatment).
3.2 Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah remaja dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa dan siswi SMU Negeri 4
Bekasi. Alasan penulis memilih sekolah ini, karena penulis merupakan
alumnus dari sekolah tersebut.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sampel
apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel
(Suharsimi Arikunto, 2002). Sampel pada penelitian ini adalah remaja,
dengan karakteristik sampel sebagai berikut :
1. Remaja dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dengan
spesifikasi usia antara 15-18 tahun.
3. Bukan merupakan pasien klinis yang menderita gangguan
penyimpangan pola makan (eating disorder) seperti anorexia nsrvosa
dan bulimia nervosa.
Populasi siswa SMU Negeri 4 Bekasi dari kelas X, XI, XII adalah 1116 orang,
dengan rincian kelas X berjumlah 339 orang, kelas XI berjumlah 365 orang,
dan kelas XII berjumlah 412 orang.
Sedangkan dalam mengambil sampel penelitian, penulis mengacu pada
pendapat yang dikemukakan oleh Gay (Sevilla, 1993), bahwa dalam
penelitian deskriptif, sampel yang digunakan sebanyak 1 O % dari populasi.
Menu rut Suharsimi Arikunto (2002) a pa bi la subjek penelitian kurang dari 100
orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Dan jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut ban yak sedikitnya data.
Maka jumlah sampel untuk masing-masing tingkatan kelas adalah :
Kelas X : 339 siswa x 10%
=
34 siswaKelas XI
Kelas XII
: 365 siswa x 10% = 37 siswa
: 412 siswa x 10%
=
42 siswa + 113 siswa3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
"stratified random sampling" (pengambilan sampel strata/ kelompok atau
pengambilaln sampel acak distratifikasi). Suharsimi Arikunto (2002)
mengemukakan bahwa "sampling berstrata atau sampling bertingkat
(stratified sampling), digunakan o/eh peneliti apabila di dalam populasi
terdapat kelompok-ke/ompok subjek dan antara satu kelompok dengan
kelompok yang lain tampak adanya strata atau tingkatan".
Sedangkan dalam Sevillil (1993) "teknik pengambilan sampel dengan cara ini
sub-ke/ompok (strata) yang spesifik akan memiliki )um/ah yang cukup
mewakili dalam sampel, serta menyediakan jumlah sampel sebagai
sub-analisis dari anggota sub-kelompok tersebut".
Penulis mengadakan penelitian kepada siswa dan siswi suatu sekolah yang
menunjukkan adanya tingkatan kelas sehingga sampel penelitian harus
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Definisi Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Variabel penelitian terdiri dari dua macam, yaitu : variabel bebas
(IV) dipandang sebagai sebab kemunculan suatu masalah, dan variabel
terikat (DV) dipandang sebagai konsekuensi atau sebagai akibat dari suatu
gejala dalam setiap masalah. Variabel dalam penelitian ini adalah :
• Variabel bebas adalah syukur.
• Variabel terikat adalah kepuasan citra tubuh.
Pada penelitian ini penulis juga menggunakan variabel moderator, yaitu
variabel bebas bukan utama yang juga diamati oleh peneliti untuk
menentukan sejauhmana efeknya ikut mempengaruhi hubungan variabel
bebas utama dan variabel terikat (Saifudin Azwar, 2005). Variabel moderator
tersebut adalah jenis kelamin.
3.3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional memuat rincian indikator variabel yang digunakan dalam
pengukuran. Variabel dalam pengukuran ini adalah syukur dan kepuasan
a. Syukur : Skor yang diperoleh dari responden tenlang berterima kasih kepada Allah SWT alas segala nikmal yang lelah dianugerahkan, yang diukur dengan :
1. Hali 2. Lisan 3. Perbualan
b. Kepuasan cilra tubuh : Skor yang diperoleh dari responden lenlang derajal kepuasan karena kesesuaian lerhadap karaklerislik lubuh alau bagian-bagian lubuh, baik berupa ukuran lubuh, beral badan, maupun bagian lubuh yang lainnya yang diukur dengan :
1.
Evaluasi penampilan fisik (Appearance Evaluation)2. Orienlasi penampilan fisik (Appearance Orientation)
3.
Evaluasi kebugaran fisik (Fitness Evaluation)4. Orienlasi kebugaran fisik (Fitness Orientation)
5. Evaluasi kesehalan (Health Evaluation)
6.
Orientasi kesehatan (Health Orientation)7. Orienlasi tenlang penyakil (Illness Orientation)
8. Skala kepuasan area tubuh (Body-Areas Satifaction Scale/ BASS)
9. Pengkategorian ukuran lubuh (Self- Classified Weight)
3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Metode dan lnstrurnen Penelitian
Penelitian ini rnenggunakan rnetode deskriptif dan instrurnen yang digunakan
adalah angket untuk rnengurnpulkan data. Angket yang akan digunakan
berupa skala model Liker! dan rnenggunakan lirna alternatif jawaban.
Pada penelitian ada dua angket yang digunakan penulis untuk
rnengurnpulkan data, yaitu pertama adalah skala syukur, skala ini
dimaksudkan untuk mengetahui rasa syukur yang dimiliki siswa, yang terdiri
dari 46 item. Dan yang kedua adalah skala kepuasan citra tubuh, skala ini
dirnaksudkan untuk rnengukur sikap terhadap kepuasan citra tubuh yang
menyeluruh. Pada skala kepuasan citra tubuh ini penulis mengadaptasi dari
instrumen yang telah di buat oleh Muna Eka Sari (2006), pada penelitian
yang pernah dilakukannya. Skala citra tubuh ini terdiri dari 69 item, dengan
reliabilitas
0,8882.
Pada penelitian yang dilakukan Muna Eka Sarimenggunakan responden dewasa awal, sedangkan dalam penelitian kali ini
menggunakan responden remaja. Sehingga angket skala kepuasan citra
tubuh tersebut harus diadaptasi sesuai dengan objek penelitian, yaitu remaja.
Rancangan penyusunan penelitian di mu at dalarn blue print angket, s ebagai
Tabel 3.1
Blue Print Skala Syukur (untuk try out)
I
No lndikator I Aspek Favorabel Unfavorabel2:
I I
1. Lisan
•
mengucapkan 1, 4, 13 7, 20,31, 6syukur
•
memuji Allah 16,25 10, 22 42. Perbuatan
•
mengerjakanam al 2, 14,28,30,37 8, 19, 33, 40 9
shalih/ibadah
•
menggunakan 5, 18, 26,39 11,24,35,42,8
nikmat dengan 44
baik
3. Hali
•
mengetahuisemua nikmat 3, 15, 27 9, 21 5
dari Allah
•
menerima 6,17,29,38, 12, 23, 32, 13I dengan ikhlas 45,46 34,36, 41,43
I
[image:55.595.33.445.130.520.2]Tabel 3.2
Blue Print Skala Kepuasan Citra Tubuh (untuk try out)
N Aspek Kepuasan Citra Tubuh
F
UF
I
0.
1. Kesesuaian terhadap evaluasi penampilan fisik
•
kepuasantubuh 11, 30 48 3•
penampilan tubuh 5, 21, 39 42 42. Kesesuaian terhadap orientasi penampilan fisik
•
memperhatikan penampilan 1,2, 12, 13, 23,31,32 1222,41,50 ,40, 49
3. Kesesuaian terhadap evaluasi kebugaran fisik
•
mengetahui kondisi tubuh 24,51 33 3
-4. Kesesuaian terhadap orientasi kebugaran fisik
•
memperhatikan kebugaran fisik 4, 14 L.5, 34 4•
usaha meningkatkan kebugaran 3,26,35,44, 6,15,16, 953 43
5. Kesesuaian terhadap evaluasi kesehatan
•
mengetahui kesehatan diri 7, 27, 17, 36, 728,54 45
6. Kesesuaian terhadap orientasi kesehatan
•
usaha untuk menjaga kesehatan 8,9, 18, 19, 29,38 752
7. Kesesuaian terhadap orientasi tentang penyakit
•
mengetahui penyakit yang diderita 46, 55, 56 37,47 58. Kesesuaian terhadap skala kepuasan area
tub uh
•
kepuasan pada bentuk tubuh 61,62,63,-
964,65,66, 67, 68,69
9. Kesesuaian terhadap pengkategorian ukuran
tubuh
•
pandangan pada ukuran tubuh 59, 60-
210 Kesesuaian pada kecemasan menjadi gemuk
•
perhatian pada berat badan 10,20-
2pola makan 57,58
-
"
•
Pada penelitian ini, penulis menggunakan skala model Liker!. Skala model
Liker! ini memuat pernyataan pendapat yang disajikan kepada responden
yang selanjutnya akan memberikan indikasi pernyataan setuju atau tidak
setuju (Sevilla, 1993). Skala ini menggunakan lima alternatif jawaban, yaitu
SS (sangat setuju) dengan nilai 5, S (setuju) dengan nilai 4, R (ragu-mgu)
dengan nilai 3, TS (tidak setuju) dengan nilai 2, dan STS ( sangat tidak
setuju) dengan nilai 1. Pernyataan-pernyataan tersebut ada yang
mengandung sikap favorabel dan ada yang mengandung sikap unfavorabel.
Untuk pernyataan unfavorabel penskoran bergerak sebaliknya.
Tabel 3.3
Skar pada Setiap Skala
..• MMMMᄋᄋMᄋᄋᄋMセセセMセセM セ@ ..
Pilihan Jawaban Favorabel Unfavorabel
SS
5
·1s
4
2R 3 3
TS 2 4
[image:57.595.39.421.169.564.2]3.4.2 Teknik Uji lnstrumen
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, penulis melakukan uji instrumen.
Penulis melakukan uji instrumen kepada 30 orang siswa SMK Miftahul Janah.
Uji instrumen (try out) ini dimaksudkan untuk :
a. Mengetahui beberapa lama waktu yang diperlukan siswa dalam
menyelesaikan pengisian instrumen.
b. Mengetahui pemahaman siswa terhadap pernyataan atau item-item
yang diberikan.
c. Untuk mengetahui validitas instrumen dimana skor item dikorelasikan
dengan skor total. Dalam hal ini penulis akan menggunakan korelasi
Product Moment Pearson, sedangkan perhitungannya penulis
menggunakan progran SPSS versi 11,5.
Rumus Product Moment Correlation :
Keterangan :
r xy = korelasi antara variabel x dan variabel y
2:
x=
jumlah skor item2:
y=
jumlah skor total2:
xy = jumlah hasil perkalian x dany
2::
y2 = jumlah skor y kuadrat N = besar sampeld. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan. Untuk
mengukur tingkat reliabilitas tersebut penulis menggunakan koefisien
Alpha Cronbach, sedangkan untuk pengukurannya penulis
menggunakan program SPSS versi 11,5.
Rumus Alpha Cronbach :
3.4.3 Teknik Analisa Data
Analisa data yang digunakan adalah analisa statistik sedangkan uji hipotesis
adalah item korelasi Product Moment dari Pearson, hal ini untuk
mendapatkan hubungan antara variabel bebas yaitu syukur dan variabel
terikat yaitu kepuasan citra tubuh. Dan untuk melihat ada tidaknya perbedaan
syukur dan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dan remaja
perempuan, penulis menggunakan perhitungan ststistik Independent Sampel
3.5
Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu :
1. Persiapan penelitian
,- dimulai dengan perumusan masalah.
,- menentukan variabel yang akan diteliti.
,.- Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan
landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian.
, Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian, yaitu skala syukur dan skala
kepuasan citra tubuh.
,,.. Menentukan lokasi dan menyelesaikan aclministrasi perizinan.
2. Pengujian ala! ukur (try out)
Setelah ala! ukur dibuat yang berupa skala, penulis melakukan uji
coba (try out). Uji coba skala dilakukan untuk melihat tingkat validitas
dan reliabilitas alat ukur dan untuk mengetahui berapa lama waktu
yang diperlukan untuk pengisian skala. Uji coba dilakukan pada
tanggal 30 Agustus 2007 pada siswa/i SMK Miftahul Janah sebanyak
30 orang.
Setelah uji coba dilakukan, penulis melakukakn uji validitas dan
reliabilitas. Uji validitas skala dilakukan dengan cara mengkorelasikan
korelasi Product Moment dari Pearson dan penghitungannya
menggunakan program SPSS versi 11.5.
3. Pelaksanaan penelitian
Penelitian sesungguhnya dilakukan pada tanggal 10 dan 17
September 2007 kepada siswa dan siswi SMU Negeri 4 Bekasi.
4. Pengolahan data
,... Penulis mcmberikan kode dan melakukan skoring terhadap
hasil skala yang telah diisi oleh responden.
r
Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh,kemudian membuat label data.
,... Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik.
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Setelah dilakukan penelitian pad a tanggal 1 O dan 17 September 2007 pad a
siswa SMU Negeri 4 Bekasi, maka gambaran umum subjek penelitian akan
diuraikan secara rinci dibawah ini, yaitu berupa gambaran umum frekuensi
[image:62.595.35.423.131.552.2]jenis kelamin dan usia.
Tabel 4.1
Komposisi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 47 41,6 %
Perempuan 66 58,4 %
Jumlah 113 100 %
Berdasarkan sebaran data responden sebanyak 113 orang siswa, terlihat
jelas bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 47 orang siswa (41,6 %)
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah responden perempuan, yaitu
Sedangkan jika dilihat komposisi subjek berdasarkan usia, data dapat dilihat
pada label dibawah ini :
Tabel 4.2
Komposisi Subjek Berdasarkan Usia
Rentang Usia Frekuensi Persentase (%)
15 tahun 36 31,85 %
16 tahun 42 37,17%
17 tahu11 34 30,2 %
18 tahun 1 0,8%
Jumlah 113 100 %
Dari tae>el diatas dapat dilihat bahwa siswa yang berumur 15 tahun sebanyak
36 orang siswa (31,85 %), siswa yang berumur 16 tahun sebanyak 42 orang
siswa (37, 17 %), siswa yang berumur 17 tahun sebanyak 34 orang siswa
(30,2 %), dan siswa yang berumur 18 tahun hanya 1 orang siswa (0,8 %).
4.2 Presentasi Dan Analisis Data
4.2.1 Uji lnstrumen Penelitian
Uji Validitas
Setelah dilakukan uji validasi terhadap 46 item skala syukur, maka di dapat
34 item yang valid dan 12 item yang gugur. Klasifikasi item yang digunakan
[image:63.595.28.431.160.494.2]No
lndikator1.
Lisan2. Perbuatan
3.
HaliTabel 4.3
Blue print skala Syukur (pasca try out)
Aspek I Favorabel
I
UnfavorabelI
•
ZZセセセ」M。ᄋᄋᄋMーMォ。MョMMMQMセᄋᄋᄋ@
1ᄋMWNMRセMNMSMQMMᄋMMUM
• memuji Allah [ - 1 22 1
• mengerjakan amal
l
2, 14,28,shalih/ibadah
• menggunakan nikmat
dengan baik
• mengetahui semua
nikmat dari Allah
• menerima dengan
ikhlas
I I
5, 18, 26 30
I
27I
I I
6, 17, 46
'
i
I
i
8,19, 33, 40
11,24,
35,42,44
21
12, 23, 32, 8
8
2
MMQᄋMᄋMMMMMMᄋᄋᄋセMMMBGMᄋMᄋMMMMMMMMM __ .... ______ ) _ _ Total
I
34,36, 41,43 10_ ______ _J ________________ ---..
13 I 21
34-SedanQkan untuk skala kepuasan citra tubuh, setelah dilakukan uji validasi
terhadap 69 item, maka didapat 34 item yang valid dan 35 item yang gugur.
[image:64.595.25.460.134.495.2]Tabel 4.4
Blue Print Skala Kepuasan Citra Tubuh
No. Aspek Kepuasan
F
UF
l:
Citra Tubuh
1.
Kesesuaian terhadap evaluasi penampilan fisik•
kepuasan tubuh·11
48
2
•
penampilan tubuh39
42
2
2.
Kesesuaian terhadap orientasi penampilan fisik•
memperhatikan penampilan1,2
23,32,49
5
3.
Kesesuaian terhadap evaluasi kebugaran fisik•
mengetahui kondisi tubuh24
-1
4.
Kesesuaian terhadap orientasi kebugaran fisik•
memperhatikan kebugaran fisik14
25, 34
3
•
usaha meningkatkan kebugaran35,44
6,15,16,
6
43
5.
Kesesuaian terhadap evaluasi kesehatan•
mengetahui kesehatan diri-
17, 36,45
3
6.
Kesesuaian terhadap orientasi kesehatan•
usaha untuk menjaga kesehatan8
29
2
7.
Kesesuaian terhadap orientasi tentang penyakit•
mengetahui penyakit yang diderita56
37
2
8.
Kesesuaian terhadap skala kepuasan area tubuh•
kepuasan terhadap bentuk tubuh61,62,
-
5
64,65,
69
9.
Kesesuaian terhadap pengkategorian ukurantub uh
59
-
1
•
pandangan terhadap ukuran tubuh10.
Kesesuaian terhadap kecemasan menjadi gemuk•
perhatian terhadap berat badan10
-
1
•
pola makan57
-
1
Uji Reliabilitas
Dari hasil perhitungan uji instrumen (try out) terhadap 30 responden diperoleh
koefisien Alpha Cronbach untuk masing-masing kuesioner sebesar 0,9422
untuk skala syukur dan 0,9432 untuk skala kepuasan cita tubuh.
4.2.2 Uji Persyaratan
Uji Normalitas
Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh apakah mendekati
distribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas terhadap data
yang ada. Adapun untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Berikut tabel hasil
[image:66.595.27.427.164.572.2]penghitungannya :
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skala Syukur
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SYUKUR
N 113
Normal Parameters '·b Mean 141,5929
Std. Deviation 11,95202
Most Extreme Absolute ,069
Differences Positive ,044
Negative -,069
Ko!mogorov-Smirnov Z ,729
Asymp. Sig. (2-tailed) ,662
Dari label diatas dapat dilihat bahwa hasil uji norm