• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh pada remaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh pada remaja"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana pウゥセッャッァゥ@

OLEH:

TITI SARI

NIM: 103070029167

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Titi Sari

NIM: 103070029

ᄋᄋᄋセᄋMᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋセMセBMᄋᄋᄋᄋᄋᄋ@

ᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋセMMセᄋMᄋMᄋᄋᄋᄋ@

..•.•... ·

Di

Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

セOケO@

セ「、@

M"jib, M. Ag NIP : 150 283 344

Drs.Rachmat Mulyono. M.Si, Psi

NIP : 150 293 240

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

CITRA TUBUH PAOA REMAJA telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 November 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

(

Ketua Merangkap Anggota

J

MQセᄋᄋセ@

Ora. Ne •t Hartati M.Si NIP: QUセQ@ 5938

,.,

Penguji I

i

/

Ora. Ne Hartati M.Si NIP:

QUセQ@

5938

Pembimbing I

セᆳ

セオォ@

ujib, M. Ag NIP: 150 283 344

Jakarta, 29 November 2007 Sidang Munaqasyah

Sekertaris Merangkap Anggota

Ora. Zahrotun Nih NIP: 150 23 8773 Anggota:

Penguji II

セMMMセ@

"r/

セQS、オ@

Mujib, M. Ag NIP : 150 283 344

Pembimbing II

M.Si

(4)

Orang yang 6eraf0,[ tUfaf(aflan Gosan menerima pencftipat yang

Germanfaat, tUlafl Gerputus asa cfafam

rjAョ」ヲゥセゥ@

apapun, cfan tUlafl

(5)

7(arya sed"ernana ini k.,u persem6ankg,n untuk.,

7(eaua orang tuak.,u yang sangat ak.,u sayang:.

'Terima kg.sin atas sega[a aoa,auk.,ungan

(6)

(C) Titi Sari: 103070029167

(D). Hubungan Antara Syukur dengan Kepuasan Citra Tul:Juh Pada Remaja

(E). Halaman i-xiii + 76 + lampiran

(F). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis terhadap fenomena yang terjadi pada remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu, perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Sarlito Wirawan Sarwono, 2002). Selama dua dekade terakhir, ditemukan bahwa ketidakpuasan citra tubuh merupakan masalah yang signifikan khususnya pada remaja perempuan dan wanita dewasa, mereka memiliki ketidakpuasan yang lebih besar terhadap ukuran tubuh dan bentuk tubuh dibandingkan dengan laki-laki (Grabe dan Hyde, 2006). Ada sebagian orang yang merasa sangat tidak nyaman dengan penampilan fisiknya. Banyak yang akhirnya mengalami stres dan depresi sehingga tidak bisa menikmati hidup. Hal ini juga membuat mereka menjadi tidak bersyukur dengan segala anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat korelasi antara syukur dengan citra tubuh pada remaja. Selain itu penulis juga ingin mengetahui apakah ada perbedaan syukur dan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dan remaja perempuan.

Metodologi pene/itian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode deskriptif untuk pengumpulan datanya. Dan untuk pengambilan sampel menggunakan

stratified random sampling

(7)

2,000 atau dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak. Dan tidak ada perbedaan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dan remaja perempuan dengan nilai r-hitung sebesar 0,891 < Habel sebesar 2,000 atau dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahw.a ada hubungan antara syukur dengan citra tubuh pada remaja. Semakin tinggi rasa syukur maka semakin tinggi pula kepuasan citra tubuhnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah rasa syukur maka semakin rendah pula kepuasan citra tubuhnya. Pada penelitian selanjutnya disarankan dapat mengambil sampel pada usia dewasa dan menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam.

(8)

tahap akhir penyusunan skripsi ini. Puji syukur alas segala nikmat dan

karunia-Mu yang tak terhingga kepada hamba.

Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita, umatnya kepada

jalan kebenaran.

Sebagai manusia biasa yang luput dari kesempurnaan, penulis menyadari

banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Karena

bantuan dari orang-orang disekeliling penulislah, maka penulis seperti

mendapat energi baru yang membakar semangat penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Maka pantaslah jika penulis mengucapkan rasa

terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis yang tercinta, papa dan mama lerima

kasih alas segala doa dan dukungannya yang lak henli-henlinya

penulis rasakan. Maaf bila belum bisa memenuhi semua harapan

kalian.

2. Dekan Fakullas Psikologi UIN Syarif Hidayalullah Jakarta yailu Ora.

Netty Hartali, M.Si alas segala bimbingannya selama penulis

menunlul ilmu di Fakultas Psikologi ini.

3. PUDEK 1 bidang Akademik yaitu Ora. Zahrolun Nihayah, M.Si alas

segala perhalian dan bimbingannya.

4. DR. Abdul Mujib, M.Ag dan Ors. Rachmal Mulyono, M.Si, Psi

selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis

(9)

yaitu Bpk. Haydir, serta petugas perpustakaan Fakultas Psikologi

UPI YAI, UI dan Perpustakaan Nasional terima kasih alas

bantuannya.

7. Muna Eka Sari yang telah mengizinkan penulis menggunakan

angket citra tubuhnya.

8. Kepala Sekolah SMU Negeri 4 Bekasi, Drs. H. A. Bachrum, MM

yang telah meberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian disana. Serta Bpk. Drs. Rudi Suryadi selaku kepala

bidang kurikulum yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

9. Nurhasanah, Lukman Hakim dan Umayah terima kasih alas

dukungan dan pinjaman buku-bukunya.

10. Sahabat- sahabat penulis, Fatima, Erna, ldha, Mantik, Teh Neng,

Lucky, Meda, Fatma, Suci, Novi, Dini, Dewi, Nia, Nadya, Nita,

lndah, Fiqih, Deni, Mia semoga Allah SWT membalas kebaikan

kalian, semangat ya!. Serta teman-teman (kelas D) semua yang

tidak bisa penulis ungkapkan satu-persatu.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah

SWT membalas kebaikan kalian.

Jakarta, November 2007

(10)

Halaman Persetujuan

Halaman Pengesahan ii

Motto iii

Dedikasi iv

Abstrak v

Kata Pengantar vii

Daftar lsi ix

Daftar Tabel xii

Daftar Gambar xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1-10

1.1 Latar Belakang Masalah. . ... 1

1.2 ldentifikasi Masalah... . . . . ... 6

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

1.3.1 Pembatasan Masalah ... 7

1.3.2 Perumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Sistematika Penelitian ... 9

BAB 2 KAJIAN TEORI 11-33 2.1 Syukur ... . . . . . . ... ', 1

2.1.1 Pengertian Syukur... . ... 11

(11)

Rasa Syukur ... 18

2.2 Kepuasan Citra Tubuh ... 19

2.2.1 Pengertian Kepuasan Citra Tubuh ... 19

2.2.2 Komponen Citra Tubuh ... 24

2.2.3 Pengukuran Citra Tubuh ... 29

2.3 Kerangka Berpikir ... : ... 31

2.4 Hipotesis ... 33

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 34-47 3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.1.1 Pendekatan Penelitian ... 34

3.1.2 Metode Penelitian ... 34

3.2 Pengambilan Sampel. ... 35

3.2.1 Populasi ... 35

3.2.2 Sampel. ... 35

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel. ... 37

3.3 Variabel Penelitian ... 38

3.3.1 Definisi Variabel. ... 38

3.3.2 Definisi Operasional ... 38

3.4 Pengumpulan Data ... 40

3.4.1 Metode dan lnstrumen Penelitian ... 40

3.4.2 Teknik Uji lnstrumen ... 44

3.4.3 Teknik Analisa Data ... 45

(12)

4.2.1 Uji lnstrumen Penelitian.. . ... .49

4.2.2 Uji Persyaratan ... 52

4.2.3 Presentasi Data ... 56

4.3 Hasil Umum Penelitian ... 59

4.4 Hasil Utama Penelitian ... : ... 63

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 67-72 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Diskusi... . . . . . . . . . . . . ... 68

5.3 Saran ... 71

Daftar Pustaka

(13)

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabe14.10

Tabel 4.11

Tabel 4.12

Tabe14.13

Tabel 4.14

Blue print skala kepuasan citra tubuh ... .42

Skar respon jawaban ... .43

Komposisi subjek bedasarkan jenis kelamin ... .48

Komposisi subjek bedasarkan usia ... .49

Blue print ska la syukur (pasca try out) ... 50

Blue print skala kepuasan citra tubuh (pasca try out) ... 51

Hasil uji normalitas skala syukur ... 52

Has ii uji normalitas ska la kepuasan citra tub uh ... 54

Hasil uji homogenitas ... 56

Deskripsi data ... 56

Kategori skala syukur ... 58

Kategori skala kepuasan citra tubuh ... 59

Hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh .. 60

Independent sampel t test ska la syukur ... 61

Independent sampel t test skala kepuasan citra tubuh .... 62

[image:13.595.47.415.154.494.2]
(14)
[image:14.595.48.418.143.483.2]
(15)

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa remaja, ban11ak terjadi perubahan dan perkembangan besar, baik

perubahan fisik maupun psikis. Terjadinya perubahan-perubahan besar

tersebut akan mempengaruhi tahapan perkembangan seseorang berikutnya.

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat

penting dalam rentang kehidupan karena merupakan suatu periode

peralihan, suatu masa perubahan, usia bermasalah, saat dimana individu

mencari identitas, usia yang menakutkan, masa tidak realistis dan ambang

dewasa (Hurlock, 1980). Masa remaja ini diawali dengan matangnya

organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya

dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan fisik yang terjadi

itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara

itu, perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari

(16)

Perubahan-perubahan fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi remaja

karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang

terjadi pada dirinya. Pertumbuhan badan yang menyolok, misalnya

pembesaran payudara yang cepat, membuat remaja merasa tersisih dari

teman-temannya. Demikian pula dalam menghadapi haid pada wanita dan

ejakulasi yang pertama pada laki-laki, remaja itu perlu· mengadakan

penyesuaian-penyesuaian tingkah laku (Sarlito Wirawan Sarwono, 2002).

Akibat perubahan itu, remaja menjadi cemas, kaget dan tidak percaya diri

akan perubahan fisik yang menyolok yang terjadi pada dirinya, apalagi jika ia

merasa perubahan bentuk fisiknya merupakan suatu hal yang tidak nyaman.

Banyak ditemukan remaja yang tidak percaya diri dengan penampilannya.

Penilaian akan dirinya menjadi negatif ketika remaja melihat penampilan

fisiknya tidak ideal menurut penilaian masyarakat pada umumnya. Penilaian

remaja tentang hal ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan mode dan

gaya hidup yang selalu berubah dengan cepat dari waktu ke waktu.

Penilaian citra tubuh yang negatif pada kaum pria biasanya berupa wajah

yang tidak tampan seperti aktor pujaan dan tubuh yang tidak atletis.

Sedangkan pada kaum wanita lebih banyak lagi, mulai clari kulit yang tidak

begitu putih hingga bentuk tubuh yang tidak seideal pragawati

(17)

Selama dua dekade terakhir, ditemukan dari berbagai literatur bahwa

ketidakpuasan citra tubuh merupakan masalah yang signifikan pada

masyarakat barat, khususnya para remaja perempuan dan wanita dewasa

memilliki ketidakpuasan yang lebih besar terhadap ukuran tubuh dan bentuk

tubuh mereka dibandingkan dengan para laki-laki (Grabe and Hyde, 2006).

Feingold dam Mazella membandingkan perbedaan antara laki-laki dan wanita

mengenai ketidakpuasan citra tubuh selama em pat dekade ( sebelum 1970s,

d = 0.00; 1970s, d = 0.27; 1980s, d = 0.38; 1990s, d = 0.58) ini menunjukkan ada perbedaan antara laki-laki dan wanita mengenai ketidakpuasan citra

tubuh dari waktu ke waktu (Grabe and Hyde, 2006).

Citra tubuh kita dibentuk oleh setiap pengalaman yang berasal dari orang tua,

tokoh idola, dan teman bergaul yang memberi gambaran mengenai sosok

seperti apa yang disukai, dan tanggapan orang lain mengenai diri kita dapat

mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri. Hal serupa ditegaskan pula

oleh Maynard bahwa media, orang tua, dan teman sebaya memiliki peran

dalam pembentukan pencitraan terhadap tubuh kita. Dan media memiliki

peranan yang cukup besar pengaruhnya terhadap pempent4kan citra tubuh,

khususnya pada remajci. Rata-rata remaja menorton televisi 22 jam per

(18)

menyukai tubuh kita dan mengikuti tampilan yang ditayangkan di televisi.

Bukan hanya itu, masalah remaja, fashion, dan kesehatan ikut mendukung

citra perempuan yang bebas gemuk, bahkan hampir mengikuti bentuk tubuh

Barbie, dan citra yang digambarkan di media pun sama sekali tidak

mendukung self esteem atau self image positif (Maynard, 1998).

Ada sebagian orang yang kemudian merasa sangai terganggu dan tidak

nyaman dengan penampilan fisiknya. Mereka merasa punya kekurangan

yang fatal dan sulit diperbaiki, mereka merasa buruk rupa. Begitu besamya

perhatian mereka akan "kekurangan" dan "keburukan" (yang padaha/ orang

lain tidak memandangnya demikian), sehingga seluruh daya upaya, tenaga

dan biaya, digunakan untuk menutupi kekurangan. Namun semua itu tidak

membawa hasil karena tetap saja semua usaha tidak bisa mengubah

penilaian diri. Banyak yang akhirnya mengalami stress dan depresi, hingga

tidak bisa menikmati hidup. Ketidakpuasan yang ekstrim terhadap

penampilan ini diistilahkan sebagai Body Dysmorphic Disorder

(http://NWW.e-psikologi.com/remaja/110604/mencemaskan penampilan.htm).

Seperti yang terjadi pada Jenny, dalam tayangan The Oprah Winfrey Show

episode Too Ugly to Live, Jenny adalah seorang wanita yang usianya belum

genap 30 tahun tetapi ia sudah menjalani operasi p/astik /ebih dari 25 ka/i.

(19)

penampilan fisiknya. Hampir semua bagian wajahnya pernah "dipermak"

mulai dari hidung, bibir, hingga kelopak mata. Meskipun demikian, Jenny

masih saja menganggap bahwa dirinya jelek. Ternyata dia mengidap body

dysmorphic disorder (Netty Hartati, dalam Cita Cinta, 2007).

Sayang sekali rasanya jika penampilan menjadi tolak ukur utama dalam

keberhasilan, apalagi untuk seorang remaja. Padahal kesempurnaan atau

kecantikan dan ketampanan fisik itu adalah nilai yang relatif, karena berbeda

antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Penilaian seperti itu

hanya akan membuat seseorang menjadi sires, gagal untuk menjadi dirinya

sendiri, kehilangan kepercayaan dirinya serta yang terpenting ialar. omng

tersebut menjadi tidak bersyukur atas nikmat Allah SWT yang telah ditJerikan

padanya. Karena merasa kecewa dengan penampilan fisiknya, membuat

mereka menjadi tidak bersyukur kepada Allah

swr.

Mereka berusaha untuk

membuat penampilannya itu menjadi sempurna menurut pandangan mereka

sendiri. Cara yang digunakan biasanya dengan menggunakan l<asmetik,

melakukan senam kebugaran atau fitnes, dan sampai yang ekstrim adalah

melakukan operasi plastik.

Benarkah semua remaja meletakan standar hanya pada penampilan fisik

(20)

inilah yang menjadi perhatian penulis untuk menelili dan mengamali apakah

kepuasan lerhadap cilra lubuh membuat para remaja menjadi bersyukur

pada Allah SWT. Apakah jika seorang remaja merasa bersyukur alas nikmat

Allah akan membuat ia puas terhadap cilra lubuhnya, sebaliknya jika seorang

remaja tidak bersyukur alas nikmal-Nya maka ia akan merasa tidak puas

dengan cilra lubuhnya.

Berdasarkan uraian dialas, maka penulis mengangkal judul pada penelilian

ini adalah HUBUNGAN ANTARA SYUKUR DENGAN KEPUASAN CITRA

TUBUH PADA REMAJA

1.2

ldentifikasi Masalah

ldenlifikasi masalah dalam penelilian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan anlara syukur dengan kepuasan citra lubuh

pada remaja?

2. Apakah ada perbedaan syukur antara remaja laki-laki dengan remaja

perempuan?

3. Apakah ada perbedaan kepuasan cilra lubuh anlara remaja laki-laki

(21)

4. Apakah ketidakpuasan citra tubuh menyebabkan seseorang

menga\ami gangguan-gangguan citra tubuh seperti body dysmorphic disorder, anorexia nervosa, bulimia nervosa dan depresi?

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan \ebih baik maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah pada :

1. Syukur adalah berterima kasih kepada Allah SWT atas sega\a nikmat yang telah dianugerahkan, baik dengan hati, lisan maupun perbuatan. 2. Kepuasan citra tubuh adalah derajat kepuasan individu karena

kesesuaian terhadap karakteristik atau bagian-bagian dari tubuhnya. 3. Remaja adalah suatu periode peralihan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa. Remaja yang menjadi sampe\ penelitian ini adalah remaja dengan jenis kelamin \aki-laki dan perempuan yang berusia antara 15 sampai 18 tahun.

1.3.2 Perumusan Masalah

(22)

--1. Apakah ada hubungan antara syukur dengan kepuasan

」ゥエイセBヲゥjAjdィᄋᄋᄋ@

pada remaja?

2. Apakah ada perbedaan syukur antara remaja laki-laki dengan remaja

perempuan?

3. Apakah ada perbedaan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki

dengan remaja perempuan?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat mengetahui apakah ada

hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh pada remaja. Selain

itu penulis juga ingin mengetahui apakah ada perbedaan syukur antara

remaja laki-laki dengan remaja perempuan dan apakah ada perbedaan

kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumbangan yang

berarti bagi perkembangan psikologi khususnya tentang syukur dan

kepuasan citra tubuh di Indonesia. Begitu pula penulis berharap dapat

(23)

remaja ilu sendiri. Dan penelilian ini apabila berhasil diharapkan dapal

membanlu para remaja bersyukur akan cilra lubuhnya.

1.5 Sistematika Penelitian

Agar dalam penyusunan penelilian ini lebih lerarah dan sislematis, maka

penulis membual rancangan yang lerdiri dari lima bab, dan setiap bab terdiri

alas beberapa sub bab. Adapun rinciannya sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab 1 lerdiri alas beberapa sub bab, anlara lain : Latar Belakang

Masalah, ldenlifikasi Masalah, Pembalasan Masalah, Perumusan Ma:;alah,

Tujuan dan Manfaal Penelilian, dan Sistemalika Penulisan.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab 2 terdiri alas beberapa sub bab, antara lain : Deskripsi teori

Syukur, Deskripsi leori Kepuasan Cilra Tubuh, Kerangka Berpikir dan

Hipolesis.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab 3 lerdiri alas beberapa sub bab antara lain : Jenis Penelitian,

Teknik Pengambilan Sampel, Variabel Penelitian, Pengumpulan Data,

(24)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Dalam bab 4 terdiri alas beberapa sub bab, antara lain : Gambaran Umum

Subjek, Presentasi dan Analisa Data, Hasil Penelitian dan Hasil Tambahan

Penelitian.

BAB 5 KESIMPULAN, DJSKUSJ DAN SARAN

(25)

2.1

Syukur

2.1.1 Pengertian Syukur

Bersyukur berasal dari bahasa Arab yaitu l f o -

fo.

-

fo

yang berarti

berterima kasih (Munawir, 1984) kepada pihak yang telah berbuat baik alas

kebajikan yang telah diberikannya.

Syukur adalah mengagungkan kepada Allah SWT yang telah

menganugerahkan kenikmatan kepada kita dalam batas-batas yang tidak

menyimpang dari keridhaan-Nya. Ada juga yang mengatakan bahwa syukur

itu ialah mengenal dan menyadari bahwa ia mendapat l<enikmatan. Pendapat

lain mengatakan bahwa syukur yaitu mempergunakan setiap kenikmatan

sesuai dengan fungsi kenikmatan itu diciptakan-Nya (Anwar Masy'ari, 1990).

Imam Al Ghazali mendefinisikan syukur sebagai salah satu maqam para

penempuh jalan ruhani (salikin). Syukur juga tersusun dari ilmu, hal (kondisi

spiritual), dan amal perbuatan. llmu adalah mengetahui nikmat dari Pemberi

(26)

Sedangkan perbualan adalah melaksanakan apa yang menjadi tujuan

Pemberi nikmat dan apa yang dicinlai-Nya. Amal perbuatan ini berkaitan

dengan hati, anggola badan dan lisan (Hawwa, 2003).

Menurut pendapat Ujaibah, syukur adalah kebahagiaan hati alas nikmat yarg

diperoleh, dibarengi dengan pengarahan seluruh anggota tubuh supaya taat

kepada sang Pemberi Nikmat, dan pengakuan alas sega/a nikmat yang

diberi-Nya dengan rendah hati. Sedangkan menurut Sayyid, syukur ada/ah

mempergunakan semua nikmat yang lelah diberikan Allah berupa

pendengaran, penglihatan, dan lainnya sesuai dengan tujuan penciptaannya

(Isa, 2005).

Menurul lbnu Al Qayyim, syukur ialah lerlihatnya tanda-tanda nikmat /\llah

pada lidah hamba-Nya dalam benluk pujian, di halinya dalam bentuk cinta

kepada-Nya, dan pada organ tubuh dalam benluk taat dan tunduk (AJ-Bilali,

2005).

Berdasarkan uraian di alas dapal disimpu/kan bahwa syukur adalah

berterima kasih kepada Allah SWT alas segala nikmal yang le/ah

dianugerahkan, baik dengan hali, Jisan maupun perbuatan.

(27)

Mengakui nikmat Allah SWT dapat dilakukan dengan cara tidak mengklaim bahwa nikmat yang diperoleh karena keahlian, pengalaman, usaha, jabatan, status sosial, atau kekuatan manusia semata. Tetapi harus dinyatakan bahwa nikmat itu berasal dari Allah SWT. Jika seseorang mengakui nikmat pada dirinya berasal dari Allah, maka ia menyanjung-Nya alas nikmat-nikmat itu. Dan tidak pantas menggunakan nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis yang artinya :

.iii\

.C'· · _ \ Lill .( ,. · _I · . .':(\ I .( , .. _I

J+W \

.C'··· _I ·

, ..)-'-'-";! ('"' lY' ..)-'-'-";! ('"' l)A 3 , J.P-'""' Mセ@ ('"' .. ..)-'-'-";! ('"' l)A

"Barang siapa yang tidak mampu mensyukuri yang sedikit, 11iscaya tidak akan mampu mensyukuri yang banyak. Barang siapa yang tidak mampu bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, niscaya ia tidak mampu bersyukur kepada Allah. Menceritakan nikmat Allah adalah syukur, dan meninggalkannya (menutup-nutupinya) adalah kufur. Dan bersatu adalah rahmat, sedang bercerai-berai adalah adzab".

(HR. Ahmad).

Di dalam hadis ini Rasulullah saw menyebutkan empat macam sikap syukur, yaitu : jika mampu mensyukuri yang sedikit, pasti mampu mensyukuri yang banyak, jika mampu berterima kasih pada manusia, pasti mampu bersyukur pada Allah, menceritakan nikmat Allah adalah syukur dan menutup-nutupinya adalah kufur. Hadis ini memperkuat firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7.

(28)

2.1.2 Kedudukan Syukur kepada Allah SWT

Menurut Al Jauziyah (2006), bersyukur kepada Allah SWT mempunyai

beberapa kedudukan besar dalam agama, antara lain :

1. Bersyukur kepada Allah merupakan amal yang menduduki peringkat

yang tertinggi.

2. Bersyukur mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada ridha,

karena ridha itu sendiri sudah termasuk ke dalam pengertian

bersyukur, sebab mustahil keberadaan bersyukur bila tanpa ridha.

3. Separuh dari iman adalah bersyukur, sedangkan separuh yang

lainnya adalah bersabar.

4. Allah SWT telah memerintahkan untuk bersyukur dan melarang hal

yang sebaliknya yaitu kufur.

5. Allah memuji orang-orang yang bersyukur dan memberikan kepada

mereka predikat sebagai makhluk-Nya yang terpilih.

6. Allah menjadikan bersyukur sebagai tujuan dari penciptaan

makhluk-Nya dan perintah-makhluk-Nya.

7. Allah menjanjikan kepada para pelakunya dengan balasan yang

terbaik.

8. Allah menjadikan bersyukur sebagai penyebab bertambahnya karunia

dari sisi-Nya.

(29)

1 O. Han ya orang-orang yang bersyukurlah yang memperoleh manfaat dari

ayat-ayat-Nya.

11. Allah mengambil salah satu dari asma-Nya, Asy-Syakuuryano berarti

menghantarkan orang yang bersyukur kepada Ozal yang

disyukurinya, bahkan akan menjadi penyebab bagi para pelakunya

untuk kembali mendapat imbalan dari yang di syukurinya. Allah SWT

juga menamai dirinya Syakirdan Syalwr, dan menamai orang-orang

yang bersyukur dengan sebutan ini. Allah memberikan kepada

mereka sebagian dari sifat-Nya dan memberi mereka sebutan dari

sebagian asma-Nya Hal ini menjadi bukti bahwa Allah mencintai dan

memberi karunia kepada orang-orang yang bersyukur.

12. Bersyukur merupakan tujuan Tuhan dari hamba-Nya.

13. Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang bersyukur di antara

hamba-hamba-Nya berjumlah sedikit. "Dan sedikit sekali di antara

hamba-hambaku yang bersyuku(' (QS Saba': 13).

14.Dengan mensyukuri nikmat, maka nikmat pasti akan bertambah.

2.1.3 Macam-macam Syukur

Syukur ditujukan kepada pihak yang telah berbuat baik pada seseorang

dengan cara membalas kebaikannya, dan hal ini dapat dilakukan dengan

hati, lisan dan perbuatan citau anggota tubuh lainnya.

(30)

1. Dengan lisan, yaitu membicarakan nikmat Allah atau mengakui

dengan ucapan bahwa sumber nikmat adalah dari Allah dan sambil

memuji-Nya."Oan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah

engkau menyebut-nyebut-Nya" (OS Adll-Dhuha : 11 ). Lis an

seseorang merupakan sarana untuk mengungkapkan apa yang

terkandung di dalam hatinya. Apabila hati seseorang penuh dengan

rasa syukur kepada Allah, maka dengan sendirinya lisannya akan

bergumam mengucapkan pujian dan syukur kepada-Nya.

2. Syukur perbuatan a tau semua anggota tub uh, yaitu bekerja hanya

untuk Allah. Maksudnya menggunakan nikmat yang diperoleh sesuai

dengan tujuan penciptaan atau penganugerahannya. Setiap nikmat

yang diperoleh menuntut penerimanya agar merenungkan tujuan

dianugerahkannya nikmat tersebut oeh Allah SWT. "Bersamalah,

wahai keluarga Daud untuk bersyukur" (QS Saba: 13). Salah satu

cara bersyukur dengan perbuatan atau semua anggota tubuh adalah

dengan mengerjakan berbagai macam amal shalih atau shadaqah.

Setiap kebajikan itu adalah shadaqah, tetapi tidak cukup hanya

dilakukan dalam satu hari saja, sedang pada hari yang lainnya tidak

(harus berkelanjutan).

3. Syukur hati, yaitu mengukur bahwa semua nikmat yang ada pcida

manusia adalah dari Allah, sebagaimana firman-Nya, "Dan nik71at

(31)

Syukur dengan hati mengantarkan manusia untuk menerima

anugerah dengan penuh keikhlasan tanpa menggerutu dan

keberatan betapa pun kecilnya nikmat tersebut (Budi Kurniawan,

2006). Bersyukur dengan hati atau kalbu menuntut pengetahuan hati

dengan cara meyakini bahwa Allahlah yang telah memberikan segala

macam nikmat yang dirasakannya. Kebanyakan manusia hanya mau

berterima kasih kepada perantara, tetapi tidak mau berterima kasih

kepada sumbernya yaitu Allah SWL

Syukur yang paling mudah adalah berterima kasih kepada seluruh hanba.

Hal ini tidak bertentangan dengan syukur kepada Allah, karena

sesungguhnya Allah SWT sendiri telah memerintahkan kepada kita untuk

berterima kasih kepada orang lain. Oleh kerena itu, barang siapa yang tidak

berterima kasih kepada sesama hamba , maka dia tidak akan lebih bersyukur

kepada Allah (Isa, 2005).

2.1.4 Syarat-Syarat Syukur

lbnu Al-Qayyim Al Jauziyah berkata (Al-Bilali, 2005), "syukur seseorang

terasa lengkap jika ia memenuhi tiga syarat dan ia dikatakan orang bersyukur

jika melengkapi ketiga syarat itu. Ketiga syarat tersebut adalah sebagai

(32)

1. la mengakui nikmat Allah pada dirinya. Mengakui dan menerima

semua nikmat yang diterima itu bukan karena keberhakan seseorang

untuk mendapatkannya, tetapi karena sesungguhnya Allah memberi

banyak nikmat hanyalah sebagai karunia dan kemurahan dari-Nya

semata.

2. la menyanjung Allah alas nikmat itu. Hendaknya menyanjung atau

memuji segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya dengan

menyebut asma-asma yang sesuai dengan kedudukan bersyukur,

misalnya Maha Pemberi Anugerah, Maha Pemurah, Yang mempunyai

karunia yang besar, Allah Mahaluas anugerah-Nya dan sebagainya.

3. la menggunakan nikmat itu untuk mendapatkan keridhaan-Nya.

Setelah mengakui dan menyanjung atas nikmat-Nya, hal ini akan

membuat seseorang bersungguh-sungguh untuk mencari-Nya dan

bersyukur kepada-Nya. Sehingga terciptalah ibadah (penghambaan

diri) sebab ibadah itu merupakan salah satu bentuk rasa syukur

seorang hamba kepada Allah SWf.

2.1.5 Cara-cara yang dapat Membangkitkan Rasa Syukur

Diantara cara-cara yang dapat membangkitkan rasa syul<ur adalah

senantiasa mengingat berbagai nikmat Allah dan takut tertimpa penyakit.

(33)

2) Merasa ma Ju saat mengingat kebaikan dan nikmat Allah yang diterima. 3) Merasa malu atas kelalaian dalam menunaikan hak-Nya.

4) Membiasakan diri bersyukur.

5) Menyadari bahwa Allah selalu memberi tambahan nikmat. 6) Menyadari bahwa Allah senantiasa memberikan pertolongan.

2.2

Kepuasan Citra Tubuh

2.2.1 Pengertian Kepuasan Citra Tubuh

Sebelum penulis mengungkapkan pengertian kepuasan citra tubuh, terlebih dahulu akan diungkapkan mengenai pengertian citra tubuh menurut pendapat dari beberapa ahli.

2.2.1.1 Pengertian Citra Tubuh

[image:33.595.43.451.173.513.2]

Citra tubuh atau body image atau body concept (konsep tubuh atau

(34)

Menurut Cash dan Labarge citra tubuh adalah :

"Body image is

a

multifaceted construct that concerns the subjektive

attitudinal and perseptual experiences of one's own body, particularly its" (Cash and Larbage, 1996).

Citra tubuh adalah gambaran yang beraneka ragam mengenai sikap subjektif dan persepsi tentang tubuh seseorang, terutama penampilan fisik.

Schailder menyatakan citra tubuh adalah :

[image:34.595.43.456.175.470.2]

"The body image is the picture of our own body which we form in our mind" (Jersild, 1965).

Gambaran tentang tubuh seseorang yang di bentuk di dalam pikiran mereka sendiri.

Menurut Thomson (1990) citra tubuh adalah:

" ... an evaluation of one's size, weight, or any other aspect of the body that determines."

Sebuah evaluasi seseorang mengenai ukuran, berat badan atau aspek lainnya yang menentukan tubuhnya.

Citra tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap benluk dan ukuran

tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsikan dan memberikcin

penilaian alas apa yang dia pikirkan dan rasakan lerhadap ukuran dan

benluk lubuhnya, dan alas bagaimana kira-kira penilaian orang laL1 lerhadap

dirinya. Sebenarnya apa yang dia pikirkan dan rasakan, belum lentu

benar-benar mempresenlasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil

(35)

2.2.1.2 Pengertian Kepuasan

Kepuasan (satisfaction) adalah keadaan kesenangan dan kesenjangan, disebabkan karena orang telah mencapai satu tujuan atau sasaran (Chaplin, 2002). Sedangkan menurut Howell dan Dipboye, kepuasan adalah hasil keseluruhan dari derajat suka atau tidak suka terhadap sesuatu (dalam AS Munandar, 2001 ).

Menurut Locke, perasaan-perasaan yang berhubungan dengan kepuasan atau ketidakpuasan cenderung mencerminkan pengalaman-pengalaman pada waktu semarang dan lampau daripada harapan--harapan untuk masa yang akan datang (dalam AS Munandar, 2001 ).

Pengertian kepuasan ini sangat terkait dengan teori-teori kepuasa11 yang di ungkapkan oleh para ahli. Pada umumnya ada tiga macam teori kepuasan, yaitu:

1. Teori Diskrepansi

Menu rut Locke (dalam AS Munandar,2001 ), bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap sesuatu mencerminkan penimbangan dua nilai, yaitu: 1. pe1ientangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seseorang individu dengan apa yang ia terima, dan

(36)

tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian antara keinginan-keinginannya dan hasil-keluarnya.

2. Teori Keseimbangan

Prinsip teori keseimbangan ini adalah orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity)

dalam suatu kondisi tertentu. Perasaan equity dan inquity alas suatu situasi diperoleh dengan cara membandingkan dirinya dengrrn orang lain (Wexley dan Yuki, 1984).

3. Teori Proses Bertentangan

Teori ini menyatakan bahwa jika orang senang dengan apa yang mereka dapatkan, sekaligus ada rasa tidak senang (yang Jebih lemah), setelah beberapa saat rasa senang menurun dan dapat menurun sedemikian rupa sehingga orang merasa agak sedih sebelum kembali ke normal. lni terjadi karena emosi tak senang (emosi yang

berlawanan) berlangsung Jebih lama (dalam AS Munandar,2001).

2.2.1.3 Pengertian Kepuasan Citra Tubuh

Menurut Hill, Oliver dan Rogers (1992) kepuasan citra tubuh adalah :

" .... the degree of satisfaction with discrete parts of one's body"

(37)

Sedangkan menurut Mintz dan Betz (dalam Davis dan Crowles, 1991):

"The degree of satisfaction about variousparts and characteristics of one's own body".

Derajat kepuasan mengenai berbagai bagian dan karakteristik tubuh seseorang.

Berdasarkan uraian di alas dapat disimpulkan bahwa kepuasan citra tubuh adalah derajat kepuasan individu karena kesesuaian terhadap karakteristik atau bagian-bagian dari tubuhnya.

Seseorang dikatakan memiliki kepuasan citra tubuh apabila derajat kepuasan citra tubuhnya tinggi. Sebaliknya, ia dikatakan memiliki ketidakpuasan citra tubuh apabila derajat kepuasan citra tubuhnya rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan citra tubuh merupakan suatu kontinum, dimana pada satu ujung terdapat kepuasan tubuh yang rendah (body image

dissatisfaction), sedang pada ujung yang lain kepuasan tubuh yang tinggi

(body image satisfaction).

Bila individu menilai penampilannya tidal< sesuai dengan standar pribadinya, maka ia akan menilai rendah tubuhnya. Hal ini lebih Janjut dapat

(38)

2.2.2 Komponen Citra Tubuh

Menurut Thomson (1998) citra tubuh berkaitan dengan 3 komponen, yaitu: 1. Komponen persepsi, adalah tentang apa yang dipikirkan seseorang

mengenai keadaan tubuhnya. Komponen persepsi merupakan ketepatan individu dalam mempersepsi atau memperkirakan ukuran tubuhnya.

2. Komponen sikap (subjektif), adalah tentang bagaimana individu

menyikapi keadaan tubuhnya. Komponen sikap berkaitan erat dengan kepuasan atau ketidakpuasan individu terhadap tubuhnya. Perhatian individu terhadap tubuhnya, kognisi, evaluasi dan kecemasan individu terhadap penampilan tubuhnya.

3. Komponen behavioral (tingkah laku) menitik beratkan pada penginderaan terhadap situasi yang menyebabkan individu

mengalami ketidaknyamanan yang berhubungan dengan penampilan fisik. Komponen behavioral lebih menekankan bagaimana individu bertingkah laku dalam menghadapi keadaan tubuhnya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan dan

(39)

1. Gender

Clifford (dalam Thomson, 1998) menyatakan, bahwa pria cenderung memandang tubuhnya secara fungsional dan aktif agar dapat

menunjang aktifitas. Sedangkan wanita lebih memandang tubuhnya dari segi estetika dan evaluatif. Akibatnya, wanita memiliki kepuasan citra tubuh yang lebih rendah dibanding kaum pria.

2. Berat badan dan derajat kekurusan atau kegemukan

Fisher menyatakan, konsep citra tubuh berkaitan dengan derajat kekurusan atau kegemukan tubuh individu. Powers dan Erickson (1989) mengemukakan, suatu penelitian bahwa wanita yang

mempersepsikan berat badannya sebagai rata-rata akan lebih puas dibandingkan wanita yang mempersepsi ukuran tubuhnya sebagai kurus atau gemuk, tanpa memandang ukuran tubuh yang sebenarnya. Bera\ badan dan ukuran tubuh disebutkan memiliki peranan penting dalam kepuasan citra tubuh pada wanita, terutama dalam budaya yang menekankan pentingnya penampilan.

3. Masyarakat dan Budaya

(40)

cantik dan menarik. Selain itu, peranan budaya juga ikut mempengaruhi perkembangan tingkah laku dan sikap yang berhubungan dengan citra tubuh.

4. Tahap perkembangan

Biasanya ketika seseorang telah mencapai tahapan perkembangan pada usia pubertas sebagai individu remaja mulai memperhatikan penampilannya. Remaja mulai peduli dengan keadaan fisiknya, citra tubuh telah terbentuk dalam pikirannya. Remaja pun mulai merasakan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap citra tubuhnya.

5. Media massa

[image:40.595.57.449.147.486.2]

Media massa memiliki andil yang cukup besar dalam pembentukan persepsi seseorang akan citra tubuhnya. Media selalu menampilkan seseorang yang dianggap cantik adalah yang mempunyai bentuk tubuh yang bagus, kulit putih mulus, rambut hitam lurus dan seseorang yang dianggap tampan adalah laki-laki yang macho, berotot, klimis. Hal itu pun disetujui oleh penikmat media, sehingga media semakin memainkan perannya dalam membentuk persepsi seseorang tetang gambaran tubuh dan penampilan yang ideal.

6. Trend masyarakat

Fallon (dalam Thomson, 1996) menyebutkan, tren yang sedang

(41)

7. Sosialisasi

Cash (dalam Thomson, 1996) menyatakan sejak kecil anak

disosialisasikan dengan nilai dan penampilan, baik oleh orang tua

maupun orang dewasa yang berpengaruh yang meliputi modeling

interpersonal dan pendelegasian nilai serta sikap tentang penampilan.

8.

Konsep diri

Konsep diri seseorang turut mempengaruhi besarnya kepuasan citra

tubuh yang dirasakan individu. Aspek lain dari konsep yang tak kalah

penting adalah kepercayaan diri dan harga diri. Anak-anak, remaja

atau dewasa yang memiliki harga diri positif tidak rentan terhadap

penghinaan-penghinaan dari lingkungan terhadap penampilan fisiknya.

Selain itu kesadaran diri dihadapan masyarakat (public self

consciouness) menimbulkan preokupasi pada penampilan dan

ketidakpuasan akan tubuh.

Pengalaman subyektif individu akan diorganisasikan ke dalam skema dirinya

dan citra tubuh seseorang tidak terlepas dari skema dirinya.

Deaux dan Wrightsmsn (1988) mendefinisikan skema (schema) aclalah

"an organized configuration of knowladge derived from past

experience that we use to interpret our current experience"

(42)

Skema diri (self schema) individu akan mengorganisasikan dan membimbing individu dalam memproses informasi-informasi yang berhubungan dengan diri. Skema diri merefleksikan semua pengalaman, pengetahuan dan ingatan-ingatan dimasa lampau yang dimiliki individu, dan gambaran seperti apa individu dimasa lampau, masa sekarang dan seperti apa individu di masa yang akan datang. Dengan kata lain, skema diri adalah segala pengetahuan seseorang dan gambaran tentang dirinya (Baron and Byrne, 1997).

Skema diri akan mempengaruhi individu da!am mengevaluasi diri dan

membentuk citra dirinya. Citra diri merupakan bagian dari konsep diri. Bagian konsep diri yang paling berhubungan dengan kepuasan citra tubuh adalah kesenjangan diri, yaitu perbedaan antara citra diri dengan standar penilaian diri. Semakin besar kesenjangan diri individu maka semakin tinggi

ketidakpuasan citra tubuh dengan gangguan makan dan depresi (Thomson, 1990).

lndividu mempelajari bagaimana cara mengorganisasikan dan

mengintegrasikan pengalaman-pengalaman tubuhnya. Pengalaman yang telah terorganisir tersebut akan membentuk skema tentang tubuhnya, skema tersebut dapat berupa skema yang positif atau skema yang negatif

(43)

terbentuk sangat mempengaruhi tingkah laku yang muncul dari individu terse but.

2.2.3 Pengukuran Citra Tubuh

Penilaian seseorang tentang citra tubuhnya diperoleh melalui angket yang diberi nama The Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire

(MBSRQ) yang dikembangkan oleh Thomas F Cash. MBSRQ merupakan suatu skala sikap yang terdiri dari 69 item pertanyaan terhadap citra tubuh yang dimiliki seseorang. MBSRQ juga memiliki validitas yang tinggi dan cakupan yang menyeluruh meliputi elemen kognitif, afektif, dan behavioral dari citra tubuh (Thomson, 1990).

Alat MBSRQ ini mengukur 3 domain somatik, yaitu : penampilan fisik

(appearence), kebugaran (fitness) dan kesehatan (health/illness), yang

terbagi menjadi 7 sub skala. Selain 3 domain tersebut, masih ada 3 sub skala khusus yang mengukur kepuasan area tubuh (the body area satisfaction

scale), skala kecemasan terhadap kegemukan (the overweight preoccupation

scale), dan ska la pengkategorian berat badan diri (the self classified weight

scale). Keseluruhan item yang digunakan adalah 69 item.

(44)

1. Evaluasi penampilan fisik (Appearance Evaluation) yaitu subskala yang mengukur perasaan menarik atau tidaknya, kepuasan atau ketidakpuasan terhadap penampilan individu.

2. Orientasi penampilan fisik (Appearance Orientation) yaitu mengukur derajat perhatian individu terhadap penampilannya.

3. Evaluasi kebugaran fisik (Fitness Evaluation)·yaitu mengukur kebugaran yang dirasakan individu terhadap tubuhnya.

4.

Orientasi kebugaran fisik (Fitness Orientation) yaitu subskala yang mengukur derajat perhatian individu terhadap kebugaran fisiknya. 5. Evaluasi kesehatan (Health Evaluation) yaitu mengukur penilaian

individu tentang kesehatan tubuhnya.

6.

Orientasi kesehatan (Health Orientation) yaitu mengukur derajat pengetahuan dan kesadaran individu terhadap pentingnya kesehatan tubuh secara fisik.

7. Orientasi tentang penyakit (Illness Orientation) yaitu subskala yang mengukur derajat pengetahuan dan reaksi individu terhadap berbagai masalah penyakit yang dirasakan tubuhnya.

8. Skala kepuasan area tubuh (Body-Areas Satifaction Scale! BASS)

(45)

9. Pengkategorian ukuran tub uh (Self- Classified Weight) yaitu subskala yang menggambarkan persepsi seseorang terhadap berat badannya. 10.Kecemasan menjadi gemuk (Overweight Preoccupation) yaitu

subskala yang menggambarkan kecemasan akan kegemukan, perhatian akan berat badannya, kecenderungan melakukan diet penurunan berat badan dan membentuk pola. makan yang dibatasi.

2.3

Kerangka Berpikir

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja sangat berhubungan dengan penampilan remaja tersebut. Penampilan adalah cara seseorang

memandang wajah, bentuk tubuh dan gaya dari sisi fisiknya. Media massa dan masyarakat memiliki peranan yang penting dalam memberi tekanan pada remaja agar memiliki bentuk tubuh dan keterampilan tertentu. Umumnya wajah dan bentuk tubuh yang dianggap cantik adalah wanita dengan kulit yang halus dan putih, berhidung mancung berbadan langsing seperti para artis dan peragawati. Sedangkan bagi laki-laki yang memiliki tubuh atletis adalah laki-laki yang tampan. Penampilan seperti ini

kemungkinan ingin dimiliki oleh setiap remaja.

(46)

Penilaian seperti itu akan membuat seorang remaja menjadi stes, gaga\ untuk menjadi dirinya sendiri, dan kehilangan kepercayaan diri. Jika ha\ ini berlangsung secara terus-menerus maka remaja tersebut dapat mengalami gangguan citra tubuh (body image disturbance).

Sesungguhnya kesempurnaan atau kecantikan dan ketampanan adalah suatu hal yang relatif, karena perbedaan antara individu yang satu dengan yang \ainnya. Dan Allah SWT telah melimpahkan banyak kenikmatan kepada hamba-hambanya di dunia ini. Mereka diberi pendengaran, penglihatan dan hati. Kenikmatan tersebut begitu banyak dan tak terhingga, sehingga tidak ada satu pun di antara manusia yang mampu menghitung betapa banyak nikmat yang telah diberikan-Nya kepada setiap manusia. Namun sedikit sekali yang mau bersyukur. Bersyukur dapat dilakukan dengan cara mengucapkannya secara lisan, melakukan dengan perbuatan dan merasakannya dengan hati. Salah satu wujud rasa syukur itu ialah

(47)

Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir :

Syukur

• Hati

• Lisan

c)

J

Kepuasan Citra tubuh

J

• Perbuatan

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang penulis kemukakan pada penelitian ini adalah : Hipotesis Pertama :

H1 = Ada hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh. Ho = Tidak ada hubungan antara syukur dengan kepuasan citra tubuh. Hipotesis Kedua :

H1 =Ada perbedaan syukur antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan.

Ho= Tidak ada perbedaan syukur antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan.

Hipotesisi Ketiga :

H1 =Ada perbedaan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan.

(48)

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini menekankan analisisnya

pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

(Saifuddin Azwar, 2005).

3.1.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau

uraian alas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap

objek yang diteliti ( Ronny Kountur, 2004).

Alasan peneliti menggunakan metode ini karena daiam penelitian ini data

yang diperoleh akan di deskriptifkan secara detail sehingga lebih mudah

dipahami. Selain itu metode deskriptif ini memiliki ciri-ciri, yaitu :

(49)

• menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun

diuraikan satu per satu.

• variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan

(treatment).

3.2 Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah remaja dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa dan siswi SMU Negeri 4

Bekasi. Alasan penulis memilih sekolah ini, karena penulis merupakan

alumnus dari sekolah tersebut.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sampel

apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel

(Suharsimi Arikunto, 2002). Sampel pada penelitian ini adalah remaja,

dengan karakteristik sampel sebagai berikut :

1. Remaja dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dengan

spesifikasi usia antara 15-18 tahun.

(50)

3. Bukan merupakan pasien klinis yang menderita gangguan

penyimpangan pola makan (eating disorder) seperti anorexia nsrvosa

dan bulimia nervosa.

Populasi siswa SMU Negeri 4 Bekasi dari kelas X, XI, XII adalah 1116 orang,

dengan rincian kelas X berjumlah 339 orang, kelas XI berjumlah 365 orang,

dan kelas XII berjumlah 412 orang.

Sedangkan dalam mengambil sampel penelitian, penulis mengacu pada

pendapat yang dikemukakan oleh Gay (Sevilla, 1993), bahwa dalam

penelitian deskriptif, sampel yang digunakan sebanyak 1 O % dari populasi.

Menu rut Suharsimi Arikunto (2002) a pa bi la subjek penelitian kurang dari 100

orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Dan jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau

20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut ban yak sedikitnya data.

(51)

Maka jumlah sampel untuk masing-masing tingkatan kelas adalah :

Kelas X : 339 siswa x 10%

=

34 siswa

Kelas XI

Kelas XII

: 365 siswa x 10% = 37 siswa

: 412 siswa x 10%

=

42 siswa + 113 siswa

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

"stratified random sampling" (pengambilan sampel strata/ kelompok atau

pengambilaln sampel acak distratifikasi). Suharsimi Arikunto (2002)

mengemukakan bahwa "sampling berstrata atau sampling bertingkat

(stratified sampling), digunakan o/eh peneliti apabila di dalam populasi

terdapat kelompok-ke/ompok subjek dan antara satu kelompok dengan

kelompok yang lain tampak adanya strata atau tingkatan".

Sedangkan dalam Sevillil (1993) "teknik pengambilan sampel dengan cara ini

sub-ke/ompok (strata) yang spesifik akan memiliki )um/ah yang cukup

mewakili dalam sampel, serta menyediakan jumlah sampel sebagai

sub-analisis dari anggota sub-kelompok tersebut".

Penulis mengadakan penelitian kepada siswa dan siswi suatu sekolah yang

menunjukkan adanya tingkatan kelas sehingga sampel penelitian harus

(52)

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Definisi Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian. Variabel penelitian terdiri dari dua macam, yaitu : variabel bebas

(IV) dipandang sebagai sebab kemunculan suatu masalah, dan variabel

terikat (DV) dipandang sebagai konsekuensi atau sebagai akibat dari suatu

gejala dalam setiap masalah. Variabel dalam penelitian ini adalah :

• Variabel bebas adalah syukur.

• Variabel terikat adalah kepuasan citra tubuh.

Pada penelitian ini penulis juga menggunakan variabel moderator, yaitu

variabel bebas bukan utama yang juga diamati oleh peneliti untuk

menentukan sejauhmana efeknya ikut mempengaruhi hubungan variabel

bebas utama dan variabel terikat (Saifudin Azwar, 2005). Variabel moderator

tersebut adalah jenis kelamin.

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional memuat rincian indikator variabel yang digunakan dalam

pengukuran. Variabel dalam pengukuran ini adalah syukur dan kepuasan

(53)

a. Syukur : Skor yang diperoleh dari responden tenlang berterima kasih kepada Allah SWT alas segala nikmal yang lelah dianugerahkan, yang diukur dengan :

1. Hali 2. Lisan 3. Perbualan

b. Kepuasan cilra tubuh : Skor yang diperoleh dari responden lenlang derajal kepuasan karena kesesuaian lerhadap karaklerislik lubuh alau bagian-bagian lubuh, baik berupa ukuran lubuh, beral badan, maupun bagian lubuh yang lainnya yang diukur dengan :

1.

Evaluasi penampilan fisik (Appearance Evaluation)

2. Orienlasi penampilan fisik (Appearance Orientation)

3.

Evaluasi kebugaran fisik (Fitness Evaluation)

4. Orienlasi kebugaran fisik (Fitness Orientation)

5. Evaluasi kesehalan (Health Evaluation)

6.

Orientasi kesehatan (Health Orientation)

7. Orienlasi tenlang penyakil (Illness Orientation)

8. Skala kepuasan area tubuh (Body-Areas Satifaction Scale/ BASS)

9. Pengkategorian ukuran lubuh (Self- Classified Weight)

(54)

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Metode dan lnstrurnen Penelitian

Penelitian ini rnenggunakan rnetode deskriptif dan instrurnen yang digunakan

adalah angket untuk rnengurnpulkan data. Angket yang akan digunakan

berupa skala model Liker! dan rnenggunakan lirna alternatif jawaban.

Pada penelitian ada dua angket yang digunakan penulis untuk

rnengurnpulkan data, yaitu pertama adalah skala syukur, skala ini

dimaksudkan untuk mengetahui rasa syukur yang dimiliki siswa, yang terdiri

dari 46 item. Dan yang kedua adalah skala kepuasan citra tubuh, skala ini

dirnaksudkan untuk rnengukur sikap terhadap kepuasan citra tubuh yang

menyeluruh. Pada skala kepuasan citra tubuh ini penulis mengadaptasi dari

instrumen yang telah di buat oleh Muna Eka Sari (2006), pada penelitian

yang pernah dilakukannya. Skala citra tubuh ini terdiri dari 69 item, dengan

reliabilitas

0,8882.

Pada penelitian yang dilakukan Muna Eka Sari

menggunakan responden dewasa awal, sedangkan dalam penelitian kali ini

menggunakan responden remaja. Sehingga angket skala kepuasan citra

tubuh tersebut harus diadaptasi sesuai dengan objek penelitian, yaitu remaja.

Rancangan penyusunan penelitian di mu at dalarn blue print angket, s ebagai

(55)

Tabel 3.1

Blue Print Skala Syukur (untuk try out)

I

No lndikator I Aspek Favorabel Unfavorabel

2:

I I

1. Lisan

mengucapkan 1, 4, 13 7, 20,31, 6

syukur

memuji Allah 16,25 10, 22 4

2. Perbuatan

mengerjakan

am al 2, 14,28,30,37 8, 19, 33, 40 9

shalih/ibadah

menggunakan 5, 18, 26,39 11,24,35,42,

8

nikmat dengan 44

baik

3. Hali

mengetahui

semua nikmat 3, 15, 27 9, 21 5

dari Allah

menerima 6,17,29,38, 12, 23, 32, 13

I dengan ikhlas 45,46 34,36, 41,43

I

[image:55.595.33.445.130.520.2]
(56)
[image:56.595.35.460.143.672.2]

Tabel 3.2

Blue Print Skala Kepuasan Citra Tubuh (untuk try out)

N Aspek Kepuasan Citra Tubuh

F

UF

I

0.

1. Kesesuaian terhadap evaluasi penampilan fisik

kepuasantubuh 11, 30 48 3

penampilan tubuh 5, 21, 39 42 4

2. Kesesuaian terhadap orientasi penampilan fisik

memperhatikan penampilan 1,2, 12, 13, 23,31,32 12

22,41,50 ,40, 49

3. Kesesuaian terhadap evaluasi kebugaran fisik

mengetahui kondisi tubuh 24,51 33 3

-4. Kesesuaian terhadap orientasi kebugaran fisik

memperhatikan kebugaran fisik 4, 14 L.5, 34 4

usaha meningkatkan kebugaran 3,26,35,44, 6,15,16, 9

53 43

5. Kesesuaian terhadap evaluasi kesehatan

mengetahui kesehatan diri 7, 27, 17, 36, 7

28,54 45

6. Kesesuaian terhadap orientasi kesehatan

usaha untuk menjaga kesehatan 8,9, 18, 19, 29,38 7

52

7. Kesesuaian terhadap orientasi tentang penyakit

mengetahui penyakit yang diderita 46, 55, 56 37,47 5

8. Kesesuaian terhadap skala kepuasan area

tub uh

kepuasan pada bentuk tubuh 61,62,63,

-

9

64,65,66, 67, 68,69

9. Kesesuaian terhadap pengkategorian ukuran

tubuh

pandangan pada ukuran tubuh 59, 60

-

2

10 Kesesuaian pada kecemasan menjadi gemuk

perhatian pada berat badan 10,20

-

2

pola makan 57,58

-

"

(57)

Pada penelitian ini, penulis menggunakan skala model Liker!. Skala model

Liker! ini memuat pernyataan pendapat yang disajikan kepada responden

yang selanjutnya akan memberikan indikasi pernyataan setuju atau tidak

setuju (Sevilla, 1993). Skala ini menggunakan lima alternatif jawaban, yaitu

SS (sangat setuju) dengan nilai 5, S (setuju) dengan nilai 4, R (ragu-mgu)

dengan nilai 3, TS (tidak setuju) dengan nilai 2, dan STS ( sangat tidak

setuju) dengan nilai 1. Pernyataan-pernyataan tersebut ada yang

mengandung sikap favorabel dan ada yang mengandung sikap unfavorabel.

Untuk pernyataan unfavorabel penskoran bergerak sebaliknya.

Tabel 3.3

Skar pada Setiap Skala

..• MMMMᄋᄋMᄋᄋᄋMセセセMセセM セ@ ..

Pilihan Jawaban Favorabel Unfavorabel

SS

5

·1

s

4

2

R 3 3

TS 2 4

[image:57.595.39.421.169.564.2]
(58)

3.4.2 Teknik Uji lnstrumen

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, penulis melakukan uji instrumen.

Penulis melakukan uji instrumen kepada 30 orang siswa SMK Miftahul Janah.

Uji instrumen (try out) ini dimaksudkan untuk :

a. Mengetahui beberapa lama waktu yang diperlukan siswa dalam

menyelesaikan pengisian instrumen.

b. Mengetahui pemahaman siswa terhadap pernyataan atau item-item

yang diberikan.

c. Untuk mengetahui validitas instrumen dimana skor item dikorelasikan

dengan skor total. Dalam hal ini penulis akan menggunakan korelasi

Product Moment Pearson, sedangkan perhitungannya penulis

menggunakan progran SPSS versi 11,5.

Rumus Product Moment Correlation :

Keterangan :

r xy = korelasi antara variabel x dan variabel y

2:

x

=

jumlah skor item

2:

y

=

jumlah skor total

2:

xy = jumlah hasil perkalian x dan

y

(59)

2::

y2 = jumlah skor y kuadrat N = besar sampel

d. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan. Untuk

mengukur tingkat reliabilitas tersebut penulis menggunakan koefisien

Alpha Cronbach, sedangkan untuk pengukurannya penulis

menggunakan program SPSS versi 11,5.

Rumus Alpha Cronbach :

3.4.3 Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa statistik sedangkan uji hipotesis

adalah item korelasi Product Moment dari Pearson, hal ini untuk

mendapatkan hubungan antara variabel bebas yaitu syukur dan variabel

terikat yaitu kepuasan citra tubuh. Dan untuk melihat ada tidaknya perbedaan

syukur dan kepuasan citra tubuh antara remaja laki-laki dan remaja

perempuan, penulis menggunakan perhitungan ststistik Independent Sampel

(60)

3.5

Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu :

1. Persiapan penelitian

,- dimulai dengan perumusan masalah.

,- menentukan variabel yang akan diteliti.

,.- Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan

landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian.

, Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan

digunakan dalam penelitian, yaitu skala syukur dan skala

kepuasan citra tubuh.

,,.. Menentukan lokasi dan menyelesaikan aclministrasi perizinan.

2. Pengujian ala! ukur (try out)

Setelah ala! ukur dibuat yang berupa skala, penulis melakukan uji

coba (try out). Uji coba skala dilakukan untuk melihat tingkat validitas

dan reliabilitas alat ukur dan untuk mengetahui berapa lama waktu

yang diperlukan untuk pengisian skala. Uji coba dilakukan pada

tanggal 30 Agustus 2007 pada siswa/i SMK Miftahul Janah sebanyak

30 orang.

Setelah uji coba dilakukan, penulis melakukakn uji validitas dan

reliabilitas. Uji validitas skala dilakukan dengan cara mengkorelasikan

(61)

korelasi Product Moment dari Pearson dan penghitungannya

menggunakan program SPSS versi 11.5.

3. Pelaksanaan penelitian

Penelitian sesungguhnya dilakukan pada tanggal 10 dan 17

September 2007 kepada siswa dan siswi SMU Negeri 4 Bekasi.

4. Pengolahan data

,... Penulis mcmberikan kode dan melakukan skoring terhadap

hasil skala yang telah diisi oleh responden.

r

Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh,

kemudian membuat label data.

,... Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik.

(62)

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Setelah dilakukan penelitian pad a tanggal 1 O dan 17 September 2007 pad a

siswa SMU Negeri 4 Bekasi, maka gambaran umum subjek penelitian akan

diuraikan secara rinci dibawah ini, yaitu berupa gambaran umum frekuensi

[image:62.595.35.423.131.552.2]

jenis kelamin dan usia.

Tabel 4.1

Komposisi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 47 41,6 %

Perempuan 66 58,4 %

Jumlah 113 100 %

Berdasarkan sebaran data responden sebanyak 113 orang siswa, terlihat

jelas bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 47 orang siswa (41,6 %)

lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah responden perempuan, yaitu

(63)

Sedangkan jika dilihat komposisi subjek berdasarkan usia, data dapat dilihat

pada label dibawah ini :

Tabel 4.2

Komposisi Subjek Berdasarkan Usia

Rentang Usia Frekuensi Persentase (%)

15 tahun 36 31,85 %

16 tahun 42 37,17%

17 tahu11 34 30,2 %

18 tahun 1 0,8%

Jumlah 113 100 %

Dari tae>el diatas dapat dilihat bahwa siswa yang berumur 15 tahun sebanyak

36 orang siswa (31,85 %), siswa yang berumur 16 tahun sebanyak 42 orang

siswa (37, 17 %), siswa yang berumur 17 tahun sebanyak 34 orang siswa

(30,2 %), dan siswa yang berumur 18 tahun hanya 1 orang siswa (0,8 %).

4.2 Presentasi Dan Analisis Data

4.2.1 Uji lnstrumen Penelitian

Uji Validitas

Setelah dilakukan uji validasi terhadap 46 item skala syukur, maka di dapat

34 item yang valid dan 12 item yang gugur. Klasifikasi item yang digunakan

[image:63.595.28.431.160.494.2]
(64)

No

lndikator

1.

Lisan

2. Perbuatan

3.

Hali

Tabel 4.3

Blue print skala Syukur (pasca try out)

Aspek I Favorabel

I

Unfavorabel

I

ZZセセセ」M。ᄋᄋᄋMーMォ。MョMMMQMセᄋᄋᄋ@

1

ᄋMWNMRセMNMSMQMMᄋMMUM

• memuji Allah [ - 1 22 1

• mengerjakan amal

l

2, 14,28,

shalih/ibadah

• menggunakan nikmat

dengan baik

• mengetahui semua

nikmat dari Allah

• menerima dengan

ikhlas

I I

5, 18, 26 30

I

27

I

I I

6, 17, 46

'

i

I

i

8,19, 33, 40

11,24,

35,42,44

21

12, 23, 32, 8

8

2

MMQᄋMᄋMMMMMMᄋᄋᄋセMMMBGMᄋMᄋMMMMMMMMM __ .... ______ ) _ _ Total

I

34,36, 41,43 10

_ ______ _J ________________ ---..

13 I 21

34-SedanQkan untuk skala kepuasan citra tubuh, setelah dilakukan uji validasi

terhadap 69 item, maka didapat 34 item yang valid dan 35 item yang gugur.

[image:64.595.25.460.134.495.2]
(65)
[image:65.595.26.480.141.673.2]

Tabel 4.4

Blue Print Skala Kepuasan Citra Tubuh

No. Aspek Kepuasan

F

UF

l:

Citra Tubuh

1.

Kesesuaian terhadap evaluasi penampilan fisik

kepuasan tubuh

·11

48

2

penampilan tubuh

39

42

2

2.

Kesesuaian terhadap orientasi penampilan fisik

memperhatikan penampilan

1,2

23,32,49

5

3.

Kesesuaian terhadap evaluasi kebugaran fisik

mengetahui kondisi tubuh

24

-

1

4.

Kesesuaian terhadap orientasi kebugaran fisik

memperhatikan kebugaran fisik

14

25, 34

3

usaha meningkatkan kebugaran

35,44

6,15,16,

6

43

5.

Kesesuaian terhadap evaluasi kesehatan

mengetahui kesehatan diri

-

17, 36,45

3

6.

Kesesuaian terhadap orientasi kesehatan

usaha untuk menjaga kesehatan

8

29

2

7.

Kesesuaian terhadap orientasi tentang penyakit

mengetahui penyakit yang diderita

56

37

2

8.

Kesesuaian terhadap skala kepuasan area tubuh

kepuasan terhadap bentuk tubuh

61,62,

-

5

64,65,

69

9.

Kesesuaian terhadap pengkategorian ukuran

tub uh

59

-

1

pandangan terhadap ukuran tubuh

10.

Kesesuaian terhadap kecemasan menjadi gemuk

perhatian terhadap berat badan

10

-

1

pola makan

57

-

1

(66)

Uji Reliabilitas

Dari hasil perhitungan uji instrumen (try out) terhadap 30 responden diperoleh

koefisien Alpha Cronbach untuk masing-masing kuesioner sebesar 0,9422

untuk skala syukur dan 0,9432 untuk skala kepuasan cita tubuh.

4.2.2 Uji Persyaratan

Uji Normalitas

Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh apakah mendekati

distribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas terhadap data

yang ada. Adapun untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Berikut tabel hasil

[image:66.595.27.427.164.572.2]

penghitungannya :

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skala Syukur

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SYUKUR

N 113

Normal Parameters '·b Mean 141,5929

Std. Deviation 11,95202

Most Extreme Absolute ,069

Differences Positive ,044

Negative -,069

Ko!mogorov-Smirnov Z ,729

Asymp. Sig. (2-tailed) ,662

(67)

Dari label diatas dapat dilihat bahwa hasil uji norm

Gambar

Tabel 3.1 Blue print ska la syukur ...................................................
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................ 31
gambaran tubuh) adalah ide seseorang mengenai penampilan badannya di
Gambaran tentang tubuh seseorang yang di bentuk di dalam pikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hipotesis penelitian ini yaitu ada hubungan positif antara citra tubuh dengan komunikasi interpersonal teman sebaya pada remaja putri. Peneliti memilih menggunakan

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara citra tubuh dengan perilaku makan pada remaja putri di SMA Dwijendra Denpasar, dapat diketahui bahwa responden dengan citra

Ada hubungan positif antara citra tubuh ( body image) dengan konsep diri yang dimiliki oleh perempuan dewasa awal. Semakinpositif konsep

Ketidakpuasan terhadap citra tubuh juga terkait dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah akan apa yang dimiliki, sehingga individu dapat memiliki perasaan ketidakpuasan

Citra tubuh adalah pendapat subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya sendiri terlepas dari bagaimana penampilan mereka sebenarnya. 19 Citra tubuh dapat berupa citra

Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara citra tubuh dengan perilaku konsumtif pada remaja di Kota Banda Aceh, hasil ini berbeda dengan beberapa

Mayoritas remaja di SMAN 1 Depok memiliki citra tubuh yang positif, tetapi sebagian besar remaja masih mengalami ketidakpuasan akan tubuhnya. Hal ini ditunjukkan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara perfeksionisme dengan ketidakpuasan terhadap tubuh pada wanita dewasa awal.. Subjek penelitian