• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pembinaan Pengobatan Tradisional Akupresur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Pembinaan Pengobatan Tradisional Akupresur"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURA

o

REKTUR JENDERAl

B A GIZI OA KESEHATAN IBU DAN ANAK

o

OR

HK 01

01181.44050/2011

TE TANG

PEDOMAN PEMBINAAN

PENGOBAT TRADISIONAL AKUPRESUR

615.822 Ind

p

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(2)

615 .822 Katalog Dalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI

Ind

p Indonesia.Kementerian Kesehatan RIDirektorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Pedoman pembinaan pengobat tradisional akupresur

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.2011

ISBN 978-602-9364-37-8

1. Jualil I. ACCUPRESSURE

(3)

KATA PENGANTAR

Kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas tersusunnya Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur bagi Petugas Kesehatan

Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur bagi Petugas Kesehatan ini ditujukan sebagai acuan untuk membina , mengembangkan, dan mengawasi penyelenggaraan pelayanan akupresur oleh pengobat tradisional. Diharapkan seluruh aspek dari penyelenggaraan pelayanan akupresur oleh pengobat tradisional di Indonesia dapat terselenggara dengan sebaiki-baiknya dan dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Kami menyadari dalam pelaksanaan pembinaan pengo bat tradisional akupresur, akan banyak menghadapi tantangan dan kendala, untuk itu kami harapkan adanya saran , masukan dan tanggapan demi sempurnanya pelaksanaan kebijakan ini.

Kepada seluruh piihak yang turut berperan dalam penyusunan pedoman ini , kami sampaikan penghargaan dan terima kasih atas buah pikiran dan sumbang saran yang telah diberikan .

Semoga Pedoman Pembindaan Pengobat Tradisional Akupresur bagi Petugas Kesehatan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia.

Jakarta, September 2011

Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif d n Komplementer

(4)

SAMBUTAN

Pembangunan kesE!hatan bertujuan untuk meningkatakan kesadaran , kemauan dan kemarnpuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan hal tersebut, diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh.

Pelayanan Kesehatan Tradisional merupakan salah satu kegiatan dari 17 upaya kesehatan sebagaimana tertuang dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 48 ayat 1. Berbagai jenis pelayanan kesehatan tradisional banyak berkembang di masyarakat, salah satunya adalah pelayanan akupresur yang diberikan oleh pengobat tradisional. Pelayanan akupresur yang diselenggarakan harus dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya, oleh karena itu pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggara pelayanan perlu dilakukan.

Dengan adanya Pedoman Pembinan Pengobat Tradisional Akupresur Bagi Petugas Kesehatan, diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tradisional yang diselenggarakan masyarakat sehingga dapat mewujudkan pelayanan yang aman dan bermanfaat guna mendukung terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Jakarta, September 2011

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Dr. amet Riyadi Yuwono, DTM & H, MARS

(5)

DAFTAR 151

HAL KATA PENGANTAR

5AMBUTAN DIREKTUR セienderal@ BINA GIZI DAN KIA ii

DAFTAR 151 iii

TIM PENYU5UN v

PERATURAN DIREKTUR セienderal@ BINA GIZI DAN KIA NOMOR HK 01.01/B1.4/4050/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENGOBAT TRADI510NAL AKUPRE5UR

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan

3

C. Sasaran 4

D. Ruang Lingkup 4

E. Pengertian 4

BAB II PEMBINAAN DAN PENGAWA5AN PELAYANAN KE5EHATAN TRADI510NAL

A. Pembinaan dan Pengawasan 8

B. Tahap dan Pola Pembinaan 9

BAB III PEMBAGIAN PERAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWA5AN PELAYANAN KE5EHATAN TRADI510NAL

A. Kementerian Kesehatan 11

B. Dinas Kesehatan Provinsi

12

C. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 13

D. Puskesmas 14

E. Lintas Sektor Terkait 14

F. Organisasi Profesi Kedokteran dan Kesehatan 15

G. Asosiasi Pengobat Tradisional 15

(6)

BABIV PEMBINAAN PENGOBAT TRADISIONAL AKUPRESUR

A. Pelaksanaan Pembinaan

16

B. Dukungan Kebijakan dalam Pembinaan Akupresur

17

C. Indikator Keberhasilan

18

D. Sanksi

18

E. Daftar Tilik Pembinaan Pengo bat Tradisional

18

Akupresur

BABV PENUTUP

25

DAFTAR LAMPIRAN

1. Panduan Akupresur pad a kasus terpilih 2. Formulir A : Permohonan STPT

3. Formulir B : Biodata pengobat tradisional

4. Contoh Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) 5. Contoh lampiran STPT

6. Format Pencatatan dan Pelaporan

(7)

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab

dr. Abidinsyah Siregar, DHSM , MKes

Koordinator

dr. Yuniati Situmorang, MKes

Kontributor

1. dr. Adiningsih S.M .Epid , M.Kes , Sp .AK 2. dr. Hasan Mihardja , M.Kes , Sp.AK 3. dr. Tomy Hardjatno, MS , SpAK 4. Purwanta , SH , MH

5. Dr. dr Aragar Putri, MRDM

6. drg . Wahyu Sulistianingsih, MPHM 7. drg. Phutut Tri Prasetyo S, M.Kes 8. dr. Farsely Mranani

9. dr. Nanda Agus Prasetya 10. Nelly Hutagaol , SH

11. Ns. Yuli Nazlia Sidy, S.Kep 12. Tinexcelly SKM

13. dr. Elis Batti , MKM

14. Akhmad Yani Suryana, SKM , MKes 15. dr. Harifin Hafid

16. Yusti Aryani 17. Hj . Siti Maryanah

Editor

1. drg . Dyah Ermayatri, DESS 2. Anang Subur, SKM, MPH 3. Tjutju Turaeni, S.Sos , MKM 4 . Triyani, SKp

5. Devi Zuarni , SKM 6. Dr. Ina Farhaniah

7. Ratih Kusuma Dewi, A.Md

Sekretariat

1. Siti Juwariyah , S.Sos

2. Suharto

(8)
(9)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

NOMOR : 01.01/B1.4/4050/2011

TENTANG

PEDOMAN PEMBINAAN PENGOBAT TRADISIONAL AKUPRESUR I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

Menimbang a. bahwa pelayanan kesehatan tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang tumbuh dan berkembang serta terpelihara secara turun mehurun di kalangan masyarakat;

b. bahwa salah satu bentuk pelayanan KFsehatan tradisional yang berkembang saat ini di masyarakat diantaranya pelayanan kesehatan tradisional jenis keterampilan pijat akupresur;

c. bahwa agar pelayanan pengobat tradisional akupresur dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan kemanannya, tidak bertentangan dengan norma dan budaya yang berlaku di masyarakat serta dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak tentang Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur;

(10)

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ;

4 . Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3637);

(11)

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/Menkes/SKlVII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional ;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SKlXl2008 Tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Kesehatan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi , dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 96/Menkes/PerNI2008 Tentang Wadah Pembungkus, Penandaan Serta Periklanan Kosmetik dan Alat Kesehatan .

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/PerNII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/PerNIII/2010 Tentang Organisasi dan Tatalaksana Kementerian Kesehatan ;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1175/Menkes/PerNIII/2010 Tentang Izin Produksi Kosmetik;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1176/Menkes/PerNII/2010 Tentang Notifikasi Kosmetika .

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1189/Menkes/PerNIII/2010 Tentang Produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga;

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1190/Menkes/PerNIII/2010 Tentang Izin Edar Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga;

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1191/Menkes/PerNII12010 Tentang Penyaluran Alat Kesehatan.

(12)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENGOBAT TRADISIONAL AKUPRESUR.

Pasal1

Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur bertujuan untuk : a. Pengelola program memahami tahap pembinaan yang terdiri dari tahap

informatif, formatif, dan normatif.

b. Pengelola program memahami pola pembinaan pelayanan kesehatan tradisional yang terdiri dari pola toleransi, integrasi, dan tersendiri. c. Pengelola program mampu melaksanakan pembinaan dan pengawasan

akupresur di wilayah kerjanya .

Pasal2

Pedoman Pembinaan Pengo bat Tradisional Akupresur digunakan sebagai pedoman bagi pengelola program di pusat dan di daerah yang meliputi : a. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

b. Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) dan Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM)

c. Dinas Kesehatan Provinsi

d. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota e. Puskesmas

f. Instansi Pemerintah terkait lainnya

(13)

Pasal 3

Pedoman Pembinaan Pengo bat Tradisional Akupresur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran Peraturan ini .

Pasal4

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 2 Desember 2011

(14)
(15)

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK

NOMOR :

HK.01.01/BI.4/4050/2011

TANGGAL : 2 DESEMBER 2011

TENTANG

(16)
(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Oalam upaya mencapai tujuan tersebut, maka pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.

Oalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 pada pasal 59 bahwa pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan dan yang menggunakan ramuan , dibina dan diawasi oleh Pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya , serta tidak bertentangan dengan norma agama . Oi sisi lain pada pasal 61 dinyatakan bahwa masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan , meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.

(18)

peningkatan upaya kesehatan termasuk di antaranya pelayanan kesehatan tradisional.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa pengobatan tradisional merupakan bagian dari subsistem Upaya Kesehatan . Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan (pengembangan) dimana pelayanan kesehatan tradisional merupakan upaya kesehatan pilihan (pengembangan) .

Pelayanan kesehatan tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang selama ini tumbuh dan berkembang serta terpelihara secara turun temurun di kalangan masyarakat, digunakan sejak dahulu sampai kini dengan kecenderungan yang terus meningkat.

Komitmen Asean dalam "Declaration of the 7 th Asean Health

Ministers" 22 April 2004 di Penang Malaysia, menghendaki integrasi pelayanan kesehatan tradisional ke dalam sistem pelayanan kesehatan sebagai bag ian dari pelayanan kesehatan dasar.

Salah satu pelayanan kesehatan tradisional jenis keterampilan yang banyak berkembang dalam masyarakat adalah pijat. Pijat telah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala sebagai bag ian dan upaya untuk membuat mereka lebih sehat dan telah memberi andil yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Jenis pijat yang berkembang saat ini diantaranya adalah akupresur.

(19)

Dalam rangka mewujudkan pelayanan akupresur yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya, tidak bertentangan dengan norma yang berlaku serta memberikan perlindungan kepada masyarakat penerima pelayanan, maka dalam penyelenggaraannya perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan . Pembinaan terhadap pelayanan akupresur dilakukan secara berjenjang oleh Kementerian Kesehatan , Dinas Kesehatan Provinsi , Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota , Puskesmas, dengan melibatkan Lintas Sektor terkait dan Asosiasi pengobat tradisional pijat, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing .

Sehubungan dengan hal di atas disusunlah pedoman pembinaan akupresur bagi petugas, agar dapat digunakan sebagai acuan bagi pengelola program di Pusat maupun di Daerah , sehingga masyarakat pemberi maupun penerima pelayanan dapat terlindungi serta mendapat pemahaman tentang pelayanan kesehatan tradisional khususnya akupresur secara baik dan benar.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan panduan bagi pengelola program di pusat dan di daerah dalam melakukan pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional khususnya akupresur agar dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya bagi kesehatan.

2. Tujuan khusus :

a. Pengelola program memahami tahap pembinaan yang terdiri dari tahap informatif, formatif dan normatif

(20)

b. Pengelola program memahami pola pembinaan pelayanan kesehatan tradisional yang terdiri dari pol a toleransi, integrasi, dan tersendiri.

c. Pengelola program mampu melaksanakan pembinaan dan pengawasan akupresur di wilayah kerjanya.

c.

Sasaran

1. Kementerian Kesehatan RI

2. Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) dan Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM)

3. Dinas Kesehatan Provinsi

4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 5. Puskesmas

6. Instansi Pemerintah terkait lainnya

7. Penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional keterampilan akupresur

8. Asosiasi pengobat tradisional terkait

D. Ruang Lingkup

Lingkup pembinaan meliputi pengobat tradisional akupresur, fasilitas, metode, bahan dan alat yang digunakan dalam pelayanan pengobat tradisional akupresur.

E. Pengertian

1. Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pad a pengalaman dan keterampilan turun menurun secara empiris, dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat

(21)

2. Griya kesehatan tradisional adalah fasilitas yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional yang dilakukan oleh dua orang atau lebih pengobat tradisional.

3. Pengobat Tradisional (Battra) adalah seseorang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang ilmunya diperoleh melalui pengalaman turun-temurun dan atau pendidikan non formal. 4. Pengobat tradisional keterampilan adalah orang yang kompeten

dalam melakukan pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan keterampilan manual, menggunakan alat dan teknologi, atau dengan olah pikiran/mental.

5. Akupresur adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dengan cara merangsang titik-titik tertentu melalui penekanan pad a permukaan tubuh, dengan menggunakan jari maupun benda tumpul untuk tujuan kebugaran atau membantu mengatasi masalah kesehatan.

6. Pengobat tradisional lulusan luar negeri adalah Warga Negara Indonesia yang telah mengikuti pendidikan dan atau pelatihan di luar negeri dan telah memiliki sertifikat tentang pelayanan kesehatan tradisional dan bekerja di Indonesia sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

7. Pengobat tradisional asing adalah pengobat tradisional Warga Negara Asing yang memiliki visa tinggal terbatas atau izin tinggal terbatas atau izin tinggal tetap untuk maksud bekerja di wilayah Republik Indonesia setelah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan izin kerja tenaga asing dari Kementerian terkait.

8. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk

(22)

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan .

9. Surat Terdaftar Pengo bat Tradisional (STPT) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada pengobat tradisional setelah mendaftar ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk pengobatan tradisional yang metodenya belum terbukti aman dan bermanfaat secara ilmiah bagi kesehatan.

10. Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) adalah wadah untuk pengkajian, penelitian, pengujian, pendidikan , pelatihan dan pelayanan dalam rangka penelitian serta jaringan informasi dan dokumentasi kesehatan tradisional. 11 . Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) adalah Unit

Pelaksana Teknis setingkat eselon III di lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertugas melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelayanan kesehatan tradisional.

12. Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM) adalah Unit Pelaksana Teknis setingkat eselon IV di lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertugas melaksanakan pemantauan , evaluasi dan pelayanan kesehatan tradisional.

13. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

14. Asosiasi Pengobat Tradisional adalah himpunan pengobat tradisional yang metode pengobatannya sejenis dan melakukan pembinaan serta pengawasan terhadap anggotanya .

15. Alat Kesehatan adalah bahan , instrumen , aparatus, mesin , implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa , menyembuhkan dan meringankan

(23)

penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh

16. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang me me gang kekuasaan Pemerintahan Negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 17. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.

18. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan.

(24)
(25)

BABII

PEMBINAAN DAN PENGAW ASAN

PELAYANAN KESEHATAN

(26)
(27)

BAB II

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

A. Pembinaan Dan Pengawasan

Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional yang dilaksanakan meliputi :

1. Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan , keamanan dan manfaatnya bagi kesehatan .

2. Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas sampai ke Kementerian Kesehatan.

3. Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional ditujukan untuk semua jenis pelayanan kesehatan tradisional yang ada di masyarakat, diselenggarakan bersama lintas program dan lintas sektor terkait dengan mengikut sertakan asosiasi pengobat tradisional yang ada.

4. Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional dllaksanakan berdasarkan metode yang digunakan, ramuan dan atau keterampilan .

5. Untuk menjamin keamanan dan manfaat pelayanan kesehatan tradisional yang ada di masyarakat, perlu dilakukan penapisan terhadap metode, alat maupun bahan yang digunakan melalui penelitian, pengkajian dan pengujian .

6. Penapisan dilakukan oleh SP3T, BKTM dan LKTM , Perguruan Tinggi, dan institusi lainnya.

7. Pengujian, sertifikasi, akreditasi pengo bat tradisional/pengobat tradisional asing! metode!obat tradisional, dilakukan oleh "Tim

(28)

Penguji" yang terdiri dari Tim atau institusi yang ditunjuk Pemerintah, meliputi unsur Pemerintah, unsur asosiasi pengo bat tradisional , pakar ilmuan terkait, pakar kesehatan serta lembaga terkait (Iembaga penelitian, lembaga pendidikan , dsb).

8. Pelayanan kesehatan tradisional yang telah diuji ternyata terbukti bermanfaat, aman bagi kesehatan dan sesuai dengan kaidah ilmu kedokteran, dapat diintegrasikan ke dalam fasilitas pelayanan kesehatan atau dapat dikembangkan secara tersendiri apabila tidak sesuai dengan kaidah ilmu kedokteran.

B. Tahap Dan Pola Pembinaan

Oinas Kesehatan Provinsi dan Oinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan koordinasi pembinaan dengan SP3T dan atau BKTM/LKTM terdekat melalui tahap dan pola pembinaan sebagai berikut:

1. Tahap Pembinaan

a. Tahap Informatif

Tahapan untuk menjaring semua metode pelayanan kesehatan tradisional, yang asli maupun yang berasal dari luar Indonesia tetapi keberadaannya diakui oleh masyarakat, termasuk yang secara rasional belum terbukti bermanfaal.

b. Tahap Formatif

Tahapan untuk melakukan seleksi terhadap pelayanan kesehatan tradisional yang telah secara rasional dapat dibuktikan mekanismenya terhadap kesehatan untuk dapat dilakukan uji coba dalam fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini dilakukan oleh SP3T, BKTM/LKTM terdekat beserta Unit Teknisnya.

(29)

c. Tahap Normatif

Tahapan untuk mengusulkan agar jenis pelayanan kesehatan tradisional yang telah secara rasional dan berdasarkan observasi klinik dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya. diintegrasikan ke dalam fasilitas kesehatan formal atau dikembangkan secara tersendiri di masyarakat.

2. Pola Pembinaan

a. Pola Toleransi

Pembinaan terhadap semua jenis pelayanan kesehatan tradisional yang diakui keberadaannya di masyarakat dimana pembinaan diarahkan hanya untuk mengurangi efek sam ping yang mung kin terjadi .

b. Pola Integrasi

Pembinaan terhadap pelayanan kesehatan tradisional yang secara rasional terbukti aman dan bermanfaat melalui pengujian dari Tim yang berwenang . mempunyai kesesuaian dengan hakekat ilmu kedokteran dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan modern dan dapat dilaksanakan di fasilitas kesehatan formal.

c. Pola Tersendiri

Pembinaan terhadap pelayanan kesehatan tradisional yang secara rasional terbukti aman . bermanfaat dan dapat dipertanggung jawabkan tetapi memiliki kaidah tersendiri sehingga dikembangkan dan dibina secara tersendiri .

(30)
(31)

BAB

III

PEMBAGIAN PERAN DALAM

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

(32)
(33)

BAB III

PEMBAGIAN PERAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan tradisional , pembagian peran dari institusi terkait adalah sebagai berikut :

A. Kementerian Kesehatan

1. Merumuskan kebijakan, sistem, pola, tahap pembinaan , pengawasan dan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional yang mencakup metode, bahan, obat , alat dan pengo bat tradisional.

2. Menyusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) pelayanan kesehatan tradis ional.

3. Melakukan sosialisasi NSPK pelayanan kesehatan tradisional yang meliputi pedoman , petunjuk teknis, bimbingan teknis dan supervisi

4. Mengarahkan kegiatan penapisan melalui pengkajian , teknis dan pengujian di SP3T, BKTM dan LKTM .

5. Menetapkan jenis atau metode pelayanan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat

6. Mengembangkan strategi penerapan integrasi hasil penapisan pelayanan kesehatan tradisional ke dalam fasilitas pelayanan kesehatan .

7. Mengembangkan sistem monitoring keamanan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional

8. Mengembangkan kerjasama luar negeri di bidang pelayanan kesehatan tradisional

(34)

9. Mengembangkan peran pengobat tradisional sebagai motivator dan komunikator pesan kesehatan .

10. Merumuskan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional secara mandiri

11 . Melakukan penapisan teknis terhadap pengobat tradisional asing yang akan bekerja di Indonesia , ditandai dengan Rekomendasi Menteri Kesehatan.

12. Melakukan pengawasan terhadap iklan dan publikasi pelayanan kesehatan tradisional

13, Membina kemitraan dengan asosiasi pengobat tradisional tingkat nasional

B. Dinas Kesehatan Provinsi

1. Melakukan sosialisasi dan advokasi kebijakan program pelayanan kesehatan tradisional di tingkat provinsi

2. Melaksanakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, lintas program, lintas sektor terkait , termasuk asosiasi pengobat tradisional dalam pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional.

3, Mengendalikan kegiatan SP3T yang ada di wilayahnya ,

4, Mengkoordinasikan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional secara mandiri di tingkat Provinsi

5. Memberikan surat pengantar atas dokumen permohonan mempekerjakan pengobat tradisional asing kepada Menteri Kesehatan setelah memeriksa kelengkapan dokumen permohonan terse but.

(35)

6. Mengirimkan laporan hasil kegiatan program pelayanan kesehatan tradisional secara berkala ke Kementerian Kesehatan . 7. Membina kemitraan dengan asosiasi pengobat tradisional tingkat

provinsi

C. Dinas Kesehatan Kabupatenl Kota

1. Melakukan sosialisasi dan advokasi kebijakan program pelayanan kesehatan tradisional di tingkat kabupaten/kota

2. Membantu pemerintah daerah dalam penyusunan Peraturan daerah kabupaten/kota di bidang pelayanan kesehatan tradisional.

3. Melaksanakan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam pembinaan . pengawasan dan pengendalian pelayanan kesehatan tradisional

4. Melakukan pembinaan . pengawasan dan pengendalian terhadap pelayanan kesehatan tradisional.

5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pelatihan manajemen pelayanan dan teknis keterampilan pelayanan kesehatan tradisional bagi petugas Puskesmas. petugas Rumah Sakit dan kader kesehatan tradisional.

6. Memberikan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) dan Surat Izin Pengo bat Tradisional (SIPT).

7. Memberikan penilaian atas kelayakan fasilitas pelayanan kesehatan tradisional yang akan mempekerjakan pengobat tradisional asing serta memberikan surat pengantar permohonan pendayagunaan pengo bat tradisional asing yang memenuhi persyaratan ke Dinas Kesehatan Provinsi .

8. Melakukan supervisi ke pengobat tradisional. griya kesehatan tradisional. Puskesmas dan Rumah Sakit.

(36)

9. Melakukan pemetaan pelayanan kesehatan tradisional.

10. Mengirimkan laporan program pelayanan kesehatan tradisional secara berkala ke Oinas Kesehatan Provinsi.

11 . Membina kemitraan dengan asosiasi pengobat tradisional tingkat kabupaten/Kota

D. Puskesmas

1. Melakukan pendataan pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang terintegrasi dengan program kesehatan lainnya.

2. Pembinaan dan pengawasan pengobat tradisional di wilayah kerjanya, dilaksanakan minimal 1 kali setahun dalam bentuk kunjungan lapangan

3. Mengusulkan petugas Puskesmas dan kader kesehatan tradisional yang akan dilatih tentang pelayanan kesehatan tradisional yang difasilitasi oleh Oinas Kesehatan Kabupaten/Kota

4 . Memberikan surat pengantar kepada pengobat tradisional untuk permohonan pengurusan STPTI SIPT ke Oinas Kesehatan Kabupatenl Kota

5. Mengirimkan laporan secara berkala kepada Oinas Kesehatan Kabupatenl Kota .

E. Lintas Sektor Terkait

Peran dari lintas sektor yang berperan dalam pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional, antara lain Badan POM , Kementerian Oalam Negeri, Kementerian Pendid ikan Nasional , Kementerian Agama, Kejaksaan dan lain sebagainya sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing .

(37)

F. Organisasi Profesi

a. Menerima dan memberikan konsultasi terkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional sesuai kebutuhan

b. Sosialisasi peraturan kepada anggotanya terkait penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional.

G. Asosiasi Pengobat Tradisional

1. Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggotanya. 2. Memberikan rekomendasi kepada pengobat tradisional sejenis. 3. Menetapkan kode etikJetika profesi

4. Memberikan penghargaan atau sanksi kepada anggotanya . 5. Menetapkan standar pelayanan dan pelatihan .

6. Turut terlibat dalam melakukan penapisan terhadap pengo bat tradisional baik lokal maupun asing yang metodenya sejenis. 7. Meningkatkan dan menilai kompetensi para anggotanya .

8. Meningkatkan pemahaman anggotanya terhadap etika profesi, tata nilai dan peraturan terkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia

9. Menjadi mediator komunitas antar anggota organisasi 10. Memberikan mediasi dan advokasi kepada anggotanya .

11. Memberikan masukan kepada Kementerian Kesehatan terkait dengan pelayanan kesehatan tradisional.

(38)
(39)

BABIV

(40)
(41)

BAB IV

PEMBINAAN PENGOBAT TRADISIONAL AKUPRESUR

A. Pelaksanaan Pembinaan

Pelaksanaan pembinaan pengobat tradisional akupresur, meliputi : 1. Inventarisasi sasaran dengan menggunakan instrumen

pengumpulan data kesehatan tradisional yang dilaksanakan setiap awal tahun, mencakup :

a. Jumlah pengobat tradisional akupresur

b. Jumlah kunjungan masyarakat yang memanfaatkan akupresur menurut jenis kelamin dan kelompok usia

c. Jumlah rujukan klien pengobat tradisional akupresur ke Puskesmas

2. Jumlah Puskesmas yang memiliki petugas kesehatan terlatih akupresur

3. Pembinaan terhadap pengobat tradisional akupresur dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, yaitu:

a. Menganjurkan agar pengobat tradisional akupresur mendaftarkan diri ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

b. Memberikan pengantar permohonan pendaftaran pengo bat tradisional akupresur ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota c. Penyuluhan tentang tata cara perizinan dan peraturan terkait

lainnya .

d. Kunjungan ke fasilitas pengobat tradisional akupresur.

e. Penyelenggaraan sarasehanl KIEI bimbinganl penyuluhan kepada pengobat tradisional akupresur.

(42)

4. Pembinaan terhadap fasilitas , alat, bahan dan teknologi yang digunakan dalam pelayanan akupresur, meliputi :

a. Pembinaan terhadap keamanan penggunaan alat, bahan dan teknologi yang digunakan dalam pelayanan akupresur sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Pembinaan terhadap kebersihan fasilitas, sarana dan prasarana yang digunakan agar sesuai dengan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi .

c. Penyuluhan tentang tata cara perizinan dan peraturan terkait lainnya

d. Pembinaan teknis pelayanan akupresur dapat dilakukan bekerjasama dengan organisasi profesi atau asosiasi pengobat tradisional terkait.

B. Dukungan kebijakan dalam pembinaan akupresur

1. Kebijakan pembinaan mulai dari Pemerintah Pusat sampai ke Pemerintah Daerah

2. Penyiapan petugas kesehatan dalam pembinaan akupresur di daerah dilaksanakan melalui pelatihan teknis maupun manajemen 3. Fasilitasi sosialisasi dan advokasi kepada pembuat kebijakan

(Gubernur, Bupati/Walikota , Camat, Lintas Sektor terkait ).

4. Koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam pembinaan akupresur.

5. Penyediaan jaringan informasi dan dokumentasi program pelayanan kesehatan tradisional.

6. Pembinaan teknis oleh SP3T, BKTM dan LKTM terdekat.

7. Pengembangan model pelayanan akupresur di tingkat Kabupatenl Kota.

8. Dukungan pembiayaan melalui APBN , APBD dan sumber-sumber lainnya

(43)

C. Indikator Keberhasilan

1. Tersedianya data akupresur yang ada di wilayah kerja Puskesmas dan diperbaharui setiap tahun .

2. Terdaftarnya seluruh pengo bat tradisional akupresur yang menjalankan pekerjaannya dibuktikan dengan adanya Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

3. Terlaksananya pembinaan terhadap pengo bat tradisional akupresur yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara berkala melalui forum komunikasi, KIE, sarasehan, dan lain-lain minimal setahun sekali.

D. Sanksi

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat memberikan tindakan administratif apabila ditemukan adanya pelanggaraan dari peraturan yang berlaku.

Tindakan administrative dimaksud dapat berupa : 1. Teguran lisan berlaku 30 hari

2. Teguran tertulis berlaku 60 hari

3. Penghentian sementara kegiatan sampai masalahnya selesai. 4. Pencabutan atau rekomendasi pencabutan STPT

E. Daftar Tilik Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur

Daftar tilik pembinaan pengo bat tradisional akupresur digunakan sebagai alat bantu untuk monitoring dan evaluasi pada saat melakukan kunjungan ke pengobat tradisional akupresur.

(44)

Oaf tar tilik ini secara umum berisi 3 (tiga) aspek penilaian yaitu aspek non teknis , manajemen dan aspek teknis. Untuk pembinaan dalam aspek teknis , Oinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melibatkan organisasi profesi kesehatan atau asosiasi pengobat tradisional terkait yang ada di wilayah kerjanya .

Penilaian terhadap setiap uraian dalam daftar tilik dilakukan dengan memberikan tanda rumput (v) pad a kolom "ya" atau "tidak" sesuai dengan penilaian kondisi yang ada. Pemberian nilai "ya" diberikan jika seluruh kondisi yang disyaratkan terpenuhi , kekurangan dalam komponen penilaian berarti jawaban tidak . Setelah dilakukan penilaian setiap uraian, kemudian diikuti dengan penjumlahan penilaian "ya" sebagai hasil nilai aktual. Nilai aktual dibagi dengan nilai harapan , dikali 100% merupakan hasil dari penilaian kepatuhan pengobat tradisional terhadap pedoman penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dan pedoman teknis pelayanan akupresur.

Pengolahan data hasil penilaian dari daftar tilik berupa rekapitulasi hasil penilaian daftar tilik. Hasil rekapitulasi penilaian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan tindakan koreksi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan akupresur oleh pengobat tradisional melalui pembinaan secara berkelanjutan .

(45)

DAFTAR TILIK PEMBINAAN PENGOBAT TRADISIONAL

AKUPRESUR

Tanggal

Nama Pengobat Tradisional Alamat

Kecamatan Puskesmas

Petugas Pembina 1 . .. . . ... . . .

2 . .... .. . ... ...

Berikan penilaian terhadap komponen di bawah ini dengan memberikan tanda rumput (v) pad a kolom ya (Y) atau tidak (T). Kemudian isi kolom nilai aktual dengan menjumlah jawaban ya (Y)

(46)

1.0 Sarana dan Prasarana Aktual

y T

1.1 Luas ruang pelayanan min 2 x 2,5 M 1.2 Tersedia ruang tunggu klien

1.3 Tersedia ruang administrasi/tempat penyimpanan data klien

1.4 Pencahayaan baik, jelas untuk membaca 1.5 Ventilasi udara baik

1.6 Tersedia tempat sampah tertutup dan plastik di dalamnya

1.7 Tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir

1.8 Tersedia ToileUWC terpisah dari ruang pelayanan

1.9 Ruangan bersih dan tidak berdebu

1.10 Terdapat papan nama pengobat tradisional 1.11 Papan nama mencantumkan nama pengobat

tradisional dan No STPT Penilaian Nilai Aktual

Nilai Harapan 11

(47)

Aktual 2.0 Perlengkapan dalam ruangan

y T

Meja dan kursi untuk pengobat tradisional akupresur

2.1

2.2 Kursi untuk klien

Meja atau rak tempat meletakkan alat bantu dan bahan ー・ョオョゥ。ョセ@

2.3

Tempat gantungan baju klien 2.4

Meja untuk meletakkan barang klien (tas, arloji, dll)

2.5

2.6 Tempat tidur untuk klien 2.7 Sprei dan sarung bantal bersih

Sekat ruang : gordin, dinding , kayu yang memberikan privasi klien (batas bawah sekat minimal 30 em dari lantai)

2.8

2.9 Handuk keeil untuk lap tangan 2.10 Kain penutup tubuh klien

Penilaian I Nilai Aktual

l

Nilai Harapan 10

3:0

Peralatan dan bahan penunjang Aktual

y T

3.1 Alat bantu akupresur dapat terbuat dari kayu, batu , logam, stainlessteel atau platik, berupa benda tumpul yang tidak melukai pasien

3.2 Bahan penunjang krem , minyak , lotion yang tidak menimbulkan iritasi atau gatal

3.3 Bahan penunjang kondisi baik dan tidak kadaluwarsa

3.4 Sabun antiseptik untuk euei エ。ョセ。ョ@

3.5 Alkohol untuk pembersih alat bantu akupresur 3.6 Mangkuk keeil tempat minyak

3.7 Alat bantu akupresur dieuei dengan air, dilap dan diolesi antiseptik setelah 、ゥセオョ。ォ。ョ@

Alat bantu disimpan di tempat tertutup Penilaian

I

Nilai Aktual

I

Nilai Harapan 3.8

8

(48)

4.0 Pengobat tradisional akupresur Aktual y T

4.1

Memiliki STPT

7.2

r p akaian sopan, bersih dari noda dan tidak berbau

4.3

Tangan bersih, kuku pendek

4.4

Mencuci tangan dengan benar sebelum melakukan akupresur

Penilaian

l

Nilai Aktual

I

Nilai Harapan 4

Aktual

5.0 Manajemen, Pencatatan dan Pelaporan

y T

5.1

Ada buku pendafiaran klien yang diisi dengan lenqkap dan benar

5.2

Ada buku register klien

5.3

Ada kartu data per klien yang diisi lengkap Tersedia format laporan bulanan klien ke Puskesmas

5.4

5.5

Ada arsip laporan bulanan

Penilaian I Nilai Aktual

I

Nilai Harapan 5

6.0 Prosedur teknis pelayanan Aktual

y T

6.1

Prosedur Pendaftaran klien

6.1.1

Menulis identitas klien secara lengkap di buku pendafiaran

6.1.2

Seleksi klien yang dapat dilakukan akupresur dan yang tidak diperbolehkan dilakukan akupresur

6.2

Pemeriksaan klien

6.2 .1

Battra pemberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dil akukan

6.2.2

Pemeriksaan klien dengan teori 4 cara pemeriksaan dan hasil pemeriksaan dicatat di form data klien
(49)

6.2.3 Kesimpulan hasil pemeriksaan , keluhan utama, letak gangguan, jenis gangguan dan penyebab penyakit ditulis di form data klien

6.3

Perencanaan tindakan

6.3.1 Pemilihan cara pemijatan

6.3.2 Pemilihan alat bantu dan bahan pendukung 6.3.3 Pemilihan titik-titik akupresur

6.3.4 Penentuan ienis rangsangan I 6.3.5 Penentuan frekuensi dan jumlah kunjungan

klien

I

6.3 .6 Perencanaan tindakan ditulis dalam form data klien

6.4

Melaksanakan tindakan akupresur

6.4.1 Persia pan alat dan bahan penunjan!=l 6.4.2 Mencuci tangan dengan sabun antiseptik

secara benar

6.4.3 Penjelasan kepada klien posisi pelayanan akupresur

6.4.4 Mengoleskan krem, minyak, lotion pada lokasi akuQresur apabila diperlukan

6.4.5 Pemijatan awal dengan pijat ringan pada jalur meridian terpilih atau daerah sekitar keluhan 6.4.6 Pemijatan utama pad a titik-titik akupresur

terpilih atau pengurutan jalur meridian sesuai teknik pemi jatan yan!=l terpilih

6.4.7 Pemijatan diakhiri teknik relaksasi

6.4.8 8elama pemijatan klien ditanya apakah terlalu keras atau terasa sakit

6.4.9 Pengurangan tekanan pemijatan apabila terlalu keras

6.4 .10 Pemberitahuan akhir pemijatan

6.5

Evaluasi dan tindakan lanjut

6.5.1 Menanyakan dan mengamati keadaan klien 6.5.2 Pemberiaan anjuran pola hidup sehat sesuai

kebutuhan klien

Penilaian

I

Nilai Aktual

I

Nilai Harapan

23

(50)

REKAPITULASI DAFTAR TILIK

PEMBINAAN PENGOBAT TRADISIONAL AKUPRESUR

Tanggal

Nama Pengo bat Tradisional Alamat Griya Kecamatan Wilayah Puskesmas

Petugas 1. . . . . ..

Pembina

2 .

. . . .. . .

No Aspek Penilaian Nilai

Aktual

Nilai

Harapan

%

1 Sarana dan Prasarana 11

2 Perlengkapan Dalam Ruangan

10

3 Peralatan dan bahan penunjang

8

4 Pengobat Tradisional 4 5 Manajemen,

Pencatatan dan Pelaporan

5

6 Prosedur teknis pelayanan

-23

'--- Total Nilai 61

Persentase Kepatuhan

(51)

BABV

(52)
(53)

BABV

PENUTUP

Pelayanan kesehatan tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang selama ini tumbuh dan berkembang serta terpelihara secara turun temurun di kalangan masyarakat, telah digunakan sejak dahulu dan sampai kini masih tetap digunakan dengan kecenderungan yang terus meningkat. Akupresur merupakan salah satu pelayanan kesehatan tradisional yang banyak berkembang di masyarakat.

Pemahaman pengelola program tentang pembinaan dan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan tradisional khususnya akupresur dirasakan penting, sehingga dengan adanya pedoman ini dapat digunakan sebagai panduan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan.

Dengan disusunnya pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja para pengelola program, penanggung jawab dan pembina penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional ke arah yang lebih baik.

DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN U DAN ANAK

(54)
(55)
(56)
(57)

Lampiran 1

PANDUAN AKUPRESUR

(58)

DAFTAR 151 A. B. C . D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. O . P HAL

PENGERTIAN AKUPRESUR 1

RUANG LlNGKUP PELAYANAN AKUPRESUR 1

PERSYARATAN PELAYANAN AKUPRESUR 2

PERSYARATAN ALAT BANTU DAN BAHAN 4 PENDUKUNG

KEBERSIHAN AKUPRESURIS 4

ALUR PELAYANAN AKUPRESUR 5

PENDAFTARAN DAN SELEKSI KLiEN 6

PEMERIKSAAN KLiEN 7

MENENTUKAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN KLiEN 7

PERENCANAAN TINDAKAN AKUPRESUR 7

MELAKSANAKAN TINDAKAN AKUPRESUR 8

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT 9

REAKSI PIJATAN 9

JENIS PELAYANAN AKUPRESUR 10

1. Pelayanan untuk anak di atas usia 2 tahun

a. Sesak Nafas (Asma) 11

b. Batuk pilek (Common Cold) 13

c. Perut kembung (Dispepsia) 15

d. Gangguan nafsu makan (Anoreksia) 17

e. Mengompol (Enuresis) 19

2. Pelayanan Akupresur Untuk Wanita

a. Gangguan nyeri haid (Dismenorhea) 21

b. Ibu hamil (untuk perawatan payudara, mual 23

muntah) 26

c. Perawatan setelah melahirkan (Post partum care) 26

1) ASI sedikit dan tidak lancar 26

2) Kelelahan dan pusing 26

3) Menguatkan darah dan mengembalikan kondisi rahim

3. Pelayanan Akupresur Untuk Gangguan Kesehatan

Umum 29

a. Nyeri kepala sebelah (migrain) 31

b. Nyeri otot (myalgia) 34

c. Nyeri gigi 36

d. Mual (nausea) 38

e. Sembelit / susah Buang Air Besar (konstipasi) 40

f. Susah tidur (insomnia) 42

g. Relaksasi olot 47

h. Pemulihan stamina sehabis sakit 50

i. Nyeri Lutut

MASALAH YANG TIMBUL DALAM PELAYANAN 52

1. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan 52

2. Penanganan Masalah Yang Timbul 52

(59)

A. PENGERTIAN AKUPRESUR

Akupresur berasal dari kata accos yang berarti jarum dan pressure yang artinya menekan. Pada awalnya akupresur sering dikatakan pijat akupunktur, karena teori dasar akupresur berpedoman pada ilmu akupunktur. Perangsangan dengan menusukan jarum pada ilmu akupunktur dig anti dengan penekanan menggunakan jari atau alat bantu berupa benda tumpul yang tidak melukai tubuh.

Akupresur adalah salah satu bentuk pengobatan tradisional keterampilan dengan cara menekan titik-titik akupunktur dengan penekanan menggunakan jari atau benda tumpul di permukaan tubuh, dalam rangka mendukun g upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif.

Sesuai dengan sejarahnya maka dasar falsafah akupresur adalah falsafah alamiah. Hukum keseimbangan, sebab akibat, perubahan kualitas dan kuantitas, saling ketergantungan, holistik, saling mempengaruhi, menjadi pertimbangan dalam melaksanakan tindakan akupresur.

Selama tidak bertentangan dengan irama alam, pengobatan akupresur aman dilakukan, karena tidak melukai tubuh dan tidak memasukkan zat-zat tertentu ke dalam tubuh, disamping itu murah dan mudah karena dapat dilakukan oleh siapa saja yang telah mempelajari ilmu akupresur dengan benar.

B. RUANG LlNGKUP PELAYANAN AKUPRESUR

Ruang lingkup pelayanan akupresur meliputi upaya sebagai berikut : 1. Promotif

(60)

e. Perawatan wajah

d. Peningkatan nafsu makan 2. Preventif

Membantu mengurangi keluhan dengan meneegah memburuknya suatu gejala dan mengurangi sering timbulnya keluhan nyeri kepala sebelah, nyeri otot, nyeri gigi , nyeri lutut, batuk dan pilek, mual, sembelit , susah tidur, asma , nyeri haid, demam, dan perut kembung. 3. Rehabilitatif

Pemulihan stamina sehabis sakit

C. PERSYARATAN PELAYANAN AKUPRESUR

1. Tempat pelayanan Akupresur a. Tempat pelayanan :

1) Tempat tidur klien dengan sprei dan bantal yang memenuhi syarat hygiene dan sanitasi . Sprei dan sarung bantal harus diganti setiap klien

2) Harus ada pembatasnya berupa kain, sekat kayu atau dinding . Batas bawah sekatl gordin terbuka minimal 30 em dari lantai.

3) Ada meja atau rak khusus untuk meletakkan alat bantu dan bahan pendukung. Meja dan rak harus dibersihkan seeara rutin dari debu atau eeeeran bahan pendukung

4) Ada meja atau rak untuk meletakkan barang milik klien (tas, kaeamata , arloji dan lain-lain). Meja dan rak harus dibersihkan seeara rutin

5) Ada gantungan pakaian untuk klien

6) Ada papan nama pengo bat keterampilan, ukuran maksimal 80 em x 60 em, warna dasar putih dan tulisan hijau, meneantumkan nama pengobat tradisional , waktu pelayanan, nomor STPT serta nama dan nomor asosiasi ,

(61)

menggunakan tulisan huruf latin (balok) dan menggunakan bahasa Indonesia.

Semua ruangan harus memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi, mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang cukup serta memenuhi syarat estetika sesuai dengan budaya lokal setempat.

b. l\t1eja dan kursi

1) Meja dan kursi untuk praktisi 2) Kursi untuk klien

3) Kursi untuk ruang tunggu klien

Meja dan kursi harus dibersihkan dari debu secara rutin

c. Peralatan adm inistrasi yang dipakai untuk mencatat data 1) Buku pendaftaran

2) Buku register klien 3) Kartu data klien 4) Blanko laporan 5) Alat tulis

6) Tempat penyimpanan dokumentasi klien

2. Bangunan untuk praktek perorangan memiliki:

a. Ruang tunggu, luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan b. Ruang pelayanan minimum ukuran 2M X 2,5 M

c. Toilet, luas disesuaikan dengan kebutuhan .

3. Prasarana yang tersedia harus memenuhi syarat, sebagai berikut : a. Ruang harus mendapat cahaya cukup

b. Semua ruang harus memiliki ventilasi yang cukup

(62)

c.

Tersedia air bersih yang cukup untuk toilet

d. Tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun e. Tersedia tempat sampah tertutup dan plastic di dalammya

f.

Tersedia tempat saluran pembuangan air

D. PERSYARATAN ALAT BANTU DAN BAHAN PENDUKUNG

Alat bantu dan bahan pendukung harus tersedia dan harus memenuhi syarat hygiene dan sanitasi, antara lain:

1. Alat bantu pijat sederhana berupa benda tumpul terbuat dari kayu , batu, logam, stainlesteel atau plastik yang tidak melukai klien. Setelah dipergunakan untuk pelayanan, alat bantu harus dicuci dengan antiseptik, dilap kering dan dioles dengan kapas beralkohol. Alat bantu harus mempunyai tempat khusus yang tertutup. Pelayanan akupresur tidak diperkenankan menggunakan alat-alat kedokteran.

2. Bahan pendukung, berupa : krem, lotion, atau minyak yang tidak menimbulkan gatal-gatal atau iritasi. Bahan pendukung yang dipergunakan masih dalam kondisi baik dan tidak kadaluwarsa. Bahan pendukung tidak boleh tercemar zat lain seperti alkohol atau air. Penggunaan krim, lotion dan minyak dengan cara menuangkan secukupnya pada mangkuk kecil untuk menghindari pencemaran pada bahan pendukung.

3. Handuk kecil untuk lap tangan

4. Kain untuk menutup bagian tubuh klien 5. Sabun anti septik untuk pencuci tangan

6. Mangkuk kecil untuk minyak atau bahan pendukung lainnya

(63)

E. KEBERSIHAN AKUPRESURIS

1. Kebersihan Pakaian

Akupresuris harus menjaga kebersihan pakaian ketika melayani klien . Pakaian harus bersih dari nod a maupun bau. Jika perlu dapat menggunakan gaun pelindung yang terbuat dari linen atau katun .

2. Kebersihan tangan

Akupresuris harus selalu menjaga kebersihan kuku dan jari-jari tangan . Kuku Akupresuris harus selalu dipotong pendek. Jika terdapat luka pada tangan sebaiknya menggunakan alat bantu. Sebelum dan sesudah melakukan pemijatan , Akupresuris harus mencuci tangan dengan benar, yaitu :

- Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gUlung lengan baju sampai siku

- Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian - Membasahi mulai dari pergelangan tangan

- Menggunakan sabun dan menggosok tangan sampai berbusa - Menggosok kedua telapak tangan dengan cepat, selama

10- 15

detik

- Menggosok punggung tangan - Menggosok sela-sela jari - Membilas tangan sampai bersih

- Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering

F. ALUR PELAYANAN AKUPRESUR

1. Klien mendaftar di tempat pendaftaran 2. Klien menunggu giliran sesuai nomor urut 3. Klien menuju tempat periksa dan pelayanan 4 . Klien dipijat akupresur

(64)

5. Klien diberi saran dan jadwal kunjungan berikutnya apabila diperlukan

6. Klien menyelesaikan administrasi pelayanan

G. PENDAFTARAN DAN SELEKSI KLiEN

1. Pendaftaran

Mendata identitas klien di buku pendaftaran. 2. Seleksi Klien

Untuk seleksi layak dan tidaknya untuk dilakukan tindakan akupresur , maka klien harus diidentifikasi keluhannya . Klien yang tidak boleh dilayani :

a. Anak usia dibawah 2 tahun

b. Klien sedang berobat dengan obat pengencer darah c. Klien diketahui menderita kelainan pembekuan darah d. Luka bakar pada lokasi akupresur

e. Penyakit infeksi pada kulit, koreng pada lokasi akupresur

f. Penyakit Infeksi menular : HIV -AIDS , hepatitis, typhus dan lain-lain .

g. Kondisi umum klien yang sangat lemah dan penyakit berat lainnya

Untuk Ibu Hamil, pelayanan akupresur hanya dapat dilakukan untuk perawatan payudara dan mengurang;

mual muntah

Klien yang tidak dapat dilayani dengan akupresur berdasarkan seleksi klien, dianjurkan memeriksakan diri ke Puskesmas atau dokter terdekat.

(65)

Klien yang akan ditangani dilakukan pencatatan data umum yang meliputi :

- Nama, umur, jenis kelamin , alamat - Keluhan

H. PEMERIKSAAN KLiEN

Klien dipersilahkan ke ruang pelayanan sesuai giliran lalu diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan, dan diminta persetujuannya. Jika setuju, dilakukan pemeriksaan selanjutnya : 1, Cara pemeriksaan klien dilaksanakan sesuai dengan teori 4 cara

pemeriksaan terdiri dari pengamatan, pendengaran dan penciuman/penghidu , wawancara, perabaan

2, Data hasil pemeriksaan dipakai sebagai dasar untuk menyimpulkan letak dan jenis gangguan kesehatan klien, apakah penyebab penyakit luar (PPL) , penyebab penyakit dalam (PPD), atau penyebab penyakit golongan III (adaptasi yang salah terhadap lingkungan sekitarnya)

3, Hasil pemeriksaan dituliskan dalam form data klien

I. MENENTUKAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN KLiEN

1, Kesimpulan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan , meliputi : keluhan utama , letak gangguan, jenis gangguan dan penyebab penyakit

2, Hasil kesimpulan dipergunakan sebagai dasar dalam merencanakan tindakan

3, Hasil kesimpulan dituliskan dalam form data klien

4 , Penyebab timbulnya penyakit ditulis berdasarkan ilmu akupresur

J.

PERENCANAAN TINDAKAN AKUPRESUR

1. Rencana tindakan disusun berdasarkan teori akupresur , meliputi :

(66)

b. Pemilihan jenis pemijatan

c. Pemilihan alat bantu dan bahan pendukung

d . Pemilihan titik-titik akupresur e. Penentuan jenis rangsangan

f. Penentuan frekuensi dan jumlah kunjungan

2. Susunan rencana tindakan dipergunakan sebagai dasar dalam melakukan terapi

K. MELAKSANAKAN TINDAKAN AKUPRESUR

1. Tindakan persiapan, meliputi : a. Persiapan alat dan bahan .

Alat dan bahan yang akan dipergunakan dipilih dan disiapkan, seperti : alat bantu pijat, krem, lotion, minyak urut.

b. Persiapan diri.

Mencuci tangan dengan sabun c. Persiapan klien .

Klien diberi penjelasan dan diposisikan sesuai kebutuhan, berbaring atau duduk dalam kondisi nyaman.

2. Melakukan Pijat Akupresur

a. Oleskan minyak atau kream secukupnya pada lokasi yang akan dipijat jika diperlukan

b. Lakukan pemijatan pemanasan dengan memijit ringan pada jalur meridian terpilih atau daerah sekitar tempat keluhan c. Kemudian lakukan pemijatan utama pada lokasi yang

diinginkan dan pada titik- titik akupresur terpilih , atau pengurutan pada jalur meridian sesuai dengan teknik pemijatan yang telah dipilih .

d. Pemijatan diakhiri dengan teknik relaksasi, yaitu pijatan ringan pad a daerah sekitar tempat pemijatan utama .

(67)

e. Selama pemijatan, klien ditanya apakah terlalu keras . Jika terlalu keras atau sakit, tekanan dikurangi karena bisa mengakibatkan memar.

f. Khusus pada klien anak, diperhatikan reaksi anak terhadap teknik pemijatan untuk mengetahui apakah teknik tersebut menyakitkan atau tidak .

g. Akhir pemijatan diberitahukan kepada klien.

3. Tindakan pelaksanaan akupresur ditulis dalam form data klien .

L. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

1. Setelah selesai tindakan dilakukan evaluasi hasil dengan menanyakan dan mengamati keadaan klien . Jika timbul masalah setelah pemijatan , cepat dilakukan tindakan penanggu langan atau jika perlu dikirim ke fasilitas kesehatan lain yang sesuai .

2. Anjuran pol a hidup sehat perlu diberikan kepada klien sesuai dengan kebutuhan.

M. REAKSI PIJATAN

Setiap pemberian rangsangan terhadap titik pijat akan memberikan reaksi terhadap:

1. Daerah sekitar titik tersebut

2. Daerah yang dilintasi oleh meridian titik tersebut

3. Organ yang mempunyai hubungan dengan titik tersebut

Oleh karena itu setiap akupresur yang akan dilakukan harus memperhitungkan secara cermat reaksi yang akan ditimbulkan, reaksi penguatan (yang) atau reaksi melemahkan (yin).

1. Lama akupresur

Akupresur yang menguatkan (yang) dapat dilakukan selama 30 kali tekanan atau putaran. Sedangkan akupresur yang dilakukan

(68)

lebih lama yaitu lebih dari 40 kali akan menimbulkan reaksi melemahkan (yin)

2. Arah Akupresur

Akupresur yang menimbulkan reaksi menguatkan (yang) adalah akupresur yang mengikuti arah putaran jarum jam atau searah dengan jalannya meridian. Akupresur yang dilakukan sebaliknya, akan menimbulkan reaksi melemahkan (yin)

N. JENIS PELAYANAN AKUPRESUR

1. PELAYANAN AKUPRESUR UNTUK ANAK

Akupresur sangat berperan dalam menunjang tumbuh kembang anak. Gangguan kesehatan ringan seringkali diderita anak, antara lain batuk pilek , kurang nafsu makan, perut kembung, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan daya tahan tubuh anak. Dengan tindakan akupresur, diharapkan anak menjadi tidak mudah sakit dan gangguan kesehatan ringan yang diderita tidak berlanjut menjadi berat.

Tindakan akupresur pada anak harus dengan tekanan pijatan ringan, jangan sampai anak merasa kesakitan saat dipijat dan lebih banyak menggunakan teknik urut disepanjang meridian yang terganggu. Komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk menenangkan anak yang takut dipijat.

Sasaran anak yang dapat di akupresur berusia di atas usia 2 (dua) tahun .

a. Sesak Nafas (Asma)

1) Gejala sesak nafas disertai bunyi mencicit (mengi) bersifat hilang timbul, banyak dahak, dada teras a berat dan penuh .

(69)

2) Penyebab

PPL angin dingin dan lembab menyerang paru-paru menimbulkan dahak . Angin kering mengeringkan paru-paru menyebabkan sesak nafas.

PPD kesal atau sedih berlebihan akan menganggu energi paru menyebabkan sesak nafas

PP gol III makanan bersifat lembab dan dingin menimbulkan dahak berlebihan sehingga menyumbat pernafasan

3) Titik yang diakupresur : a) Dikuatkan

LU 1, LU 7 dan BL 13 KI 3

ST 36 SP4

: untuk menguatkan paru-paru : memperkuat energi bawaan

dan mengusir dingin

: untuk meningkatkan stamina : untuk memperkuat limpa

b) Dilemahkan

ST 40 : untuk melonggarkan tenggorokan dan mengurangi dahak

CV 17 : untuk mengatur pernafasan dan melonggarkan dada

Ll4 : menurunkan panas membersihkan tenggorokan

Meridian yang diurut : meridian paru (LU) dan meridian BL

(70)

LOKASI nne:AKUPRESUR UNTUK SESAK NAFAS (ASIM)

(71)

b. Batuk pilek (Common Cold)

1) Gejala batuk disertai ingus atau pilek dengan hidung tersumbat

2) Penyebab PPL PPD PP gol III

angin dingin menyerang paru-paru

kesal dan sedih menganggu energi paru-paru makanan dingin dan lembab menyumbat pernafasan

3) Titik yang diakupresur : a) Dikuatkan

LU 1, LU 9 dan BL 13 ST 36

: untuk menguatkan paru-paru : untuk meningkatkan stamina

b) Dilemahkan ST 40

LI 4 dan LI 20

untuk melonggarkan tenggorokan dan mengurangi dahak

untuk mengatasi pilek atau hidung tersumbat

Meridian yang diu rut meridian paru (LU) dan usus besar (LI) di tangan .

meridian

(72)

LOKASI mlKAKUPRESUR BATUK PLEK (UNTUKCOMMON COLD)

(73)

c.

Perut Kembung (Dispepsia)

1} Gejala : perut kembung

2} Penyebab

PPL angin dingin menyerang limpa lam bung

PPD terlalu banyak berfikir atau cemas mengganggu energi lambung.

PP gal III makan tidak teratur, makan makanan yang merangsang lambung menyebabkan aktivifas lambung meningkat

3} Titik yang diakupresur : a} Dikuatkan

ST 36 untuk meningkatkan stamina

b} Dilemahkan

BL 12 untuk mengusir angin

CV12 untuk membuyarkan angin diperut Ll4 untuk mendorong angin keluar

Meridian yang diurut : meridian lam bung (ST) di kaki (gunakan minyak urut yang hangat).

(74)

LOKA8I TTTlKAKUPRESUR UNTUK PERUT KEllBUNG (DIBPEPSIA)

(75)

d. Gangguan nafsu makan (Anoreksia)

1) Gejala : tidak nafsu makan, mual, lesu

2) Penyebab

PPL angin dingin dan lembab masuk ke lam bung, mengganggu pencernaan dan menghilangkan nafsu makan.

PPO stress, banyak fikiran, sedih, cemas mengganggu energi lambung

PP gal III terlalu banyak kegiatan atau makan makanan yang susah dicerna

3) Titik yang diakupresur :

a) Oikuatkan

Ll4 untuk memperbaiki fungsi lambung BL 20 dan BL 21 untuk memperbaiki fungsi limpa

dan lambung

ST 36 untuk meningkatkan stamina SP6 untuk memperbaiki limpa

b) Oilemahkan

PC 6 : untuk menghilangkan mual

Meridian yang diurut : meridian kandung kemih (BL) di punggung dan meridian lam bung (ST) dikaki.

(76)

l.OKA8IlTJ1K AKUPRE8UR UNruKGANGGUAN NAFSU IIAKAN

(ANOREK8IA)

(77)

e.

Mengompol (Enuresis)

1) Gejala buang air kecil tidak terkendali 2) Penyebab

PPL angin dingin menyerang ginjal dan kandung kemih .

PPD rasa takut dan khawatir berlebihan mengganggu energi ginjal

PP gal III terlalu banyak mengkonsumsi makanan dengan rasa asin dapat mengganggu fungsi ginjal.

3) Titik yang diakupresur :

Titik yang diakupresur seluruhnya dengan teknik penguatan : KI 3 dan KI 7 untuk memperbaiki fungsi ginjal

BL 23 untuk menghangatkan ginjal CV 3, CV 4 untuk menguatkan kandung kemih

ST 36 untuk meningkatkan stamina SP 6 untuk memperbaiki limpa

Meridian yang diurut meridian kandung kemih (BL) di punggung dan meridian yin kaki .

(78)
(79)

1.

PELAYANAN AKUPRESUR UNTUK WANITA

Akupresur untuk wan ita meliputi :

a. Gangguan nyeri haid (Dismenorhea)

Gangguan nyeri haid dan haid tidak teratur

1) Gejala nyeri pada saat menjelang haid, anggota gerak bawah pegal, datang bulan tidak teratur waktunya .

2) Penyebab

PPL dingin dan lembab menyerang meridian yang melewati daerah rahim menyebabkan penggumpalan darah .

PPD kesal, stress mengganggu energi hati dan limpa

PP gal III makanan yang bersifat dingin dan lembab, pemakaian KB yang tidak coeok

3) Titik yang diakupresur :

a) Dikuatkan

SP 6 : untuk memperbaiki fungsi limpa, ginjal dan hati ST 36 : untuk meningkatkan stamina

b) Dilemahkan

LI 4 : untuk mengatasi nyeri dan mendorong darah keluar

CV 3, CV 4 : untuk melanearkan haid

Meridian yang di urut : meridian yin kaki

(80)

LOKASITmK AKUPRESUR UNTUKWANITA GANGGUAN NYERI HAl) (DISIIENORHEA)

(81)

b. Ibu Hamil, pelayanan akupresur hanya dapat dilakukan untuk perawatan payudara dan mengurangi mual muntah

1) Perawatan payudara

ST 15. ST 16. ST 18. CV 17. S11 . SP 18 (dikuatkan)

2) Mual (Emesis gravidarum)

PC 6 : Mengatasi mual (dilemahkan)

Akupresur pada ibu hamil, titik yang TIDAK BOLEH di PIJA

T,

yaitu:

Ll4, SP 6, BL 57, BL 60, GB 21, dan titik-titik pada daerah perut

(82)

LOKAII TITIK AKUPRESUR

UNTUK WANITA HAIIL

(83)

LOKASI11T1K AKUPRESUR YANG JI)AK BOLBt DI..AKUKAN AKUPRESUR

padaibuhセ@

(84)

C . Perawatan setelah melahirkan (Post partum care)

Akupresur pada ibu setelah melahirkan dilakukan untuk mengatasi gangguan seperti :

1) ASI sedikit dan tidak

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pengolahan data yang akhirnya dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai

Berdasarkan analisis rasio keuangan, strategi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan antara lain dengan meningkatkan penjualan

Fixed asset turn over yang pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 memperoleh nilai rata-rata sebesar 14 kali, namun apabila dibandingkan dengan standar industri

Minyak dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu: (1) minyak nabati, contohnya : Minyak dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu: (1) minyak nabati, contohnya :

Motor delayed adalah kondisi yang mempengaruhi fungsi tubuh atau stuktur, dapat membatasi aktivitas fisik seperti merangkak, berjalan, meraih atau aktivitas sehari-hari

Dalam hal jenis kegiatan yang berdasarkan adat istiadat , asal usul dan kewenangan local berskala Desa lainya sesuai dengan prakarsa masyarakat , kebutuhan dan kondisi

Aplikasi Bahasa Program Visual Basic 6 dalam Analisis dan Flate Plate Beton Prategang Dengan Metode Beban Berimbang " diselesaikan sebagai syarat memperoleh

Hasil identifikasi terhadap faktor internal dan faktor eksternal agroindustri marning tersebut mendukung penelitian Laisa (2013) yang menyatakan bahwa suatu usaha