• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

PENGARUH DUA JENIS POLISAKARIDA DALAM BIJI ALPUKAT ( Persea americana mill ) TERHADAP KANDUNGAN SIRUP GLUKOSA

MELALUI PROSES HIDROLISIS DENGAN HCL 3 %

SKRIPSI

ERMAIZA 050802006

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

PENGARUH DUA JENIS POLISAKARIDA DALAM BIJI ALPUKAT ( Persea americana mill ) TERHADAP KANDUNGAN SIRUP GLUKOSA

MELALUI PROSES HIDROLISIS DENGAN HCL 3 %

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat gelar Sarjana Sains

ERMAIZA 050802006

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH DUA JENIS POLISAKARIDA

(4)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

PERNYATAAN

PENGARUH DUA JENIS POLISAKARIDA DALAM BIJI ALPUKAT ( Persea americana mill ) TERHADAP KANDUNGAN SIRUP GLOKOSA

MELALUI PROSES HIDROLISIS DENGAN HCL 3 %

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, November 2009

ERMAIZA 050802006

(5)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang,dengan limpahan karunia-Nya skripsi ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan

(6)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

ABSTRAK

(7)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

THE INFLUENCE OF TWO POLYSACCAHARIDES FROM THE SEED OF ADVOCAD (Persea Americana mill) TOWARD THE CONTENT OF GLUCOSE

SYRUP ON HIDROLYZE WITH HCl 3 %

A research on the influence of two polysaccaharides from the seed of advocad (Persea

americana mill ) toward the content of glucose syrup on hydrolyze with HCl 3 % has

(8)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

(9)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

2.5. Hidrolisis Amilum 9

3.2.2.5 Pembuatan larutan Arsenomolibdat 22 3.2.2.6.Pembuatan Pereaksi Benedict 22

3.2.2.7. Pembuatan larutan NaOH 3 % 22

(10)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

3.2.3 Cara Kerja

3.2.3.1.Isolasi Amilum Dari Biji Alpuk at 22 3.2.3.2.Isolasi Selulosa Dari Kulit Biji Alpuk at 23 3.2.3.3.Analisa Kadar Serat Kasar Dari Kulit Biji Alpukat 23 3.2.3.4.Hidrolisis Sampel Serta Uji Gula Reduksi 23 3.2.3.5.Pengukuran Panjang gelombang maksimum Larutan 24 Glukosa Standar

(11)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 43

5.2 Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 44

LAMPIRAN 46

(12)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.Data hasil perhitungan kadar amilum biji alpukat 47 Tabel 4.2.Data hasil perhitungan kadar serat kasar kulit biji alpukat 47

Tabel 4.3.Data absorbansi larutan glukosa standar pada berbagai kosentrasi 48 pada maks = 714 nm

Tabel 4.4.Data hasil perhitungan kadar gula reduksi berdasarkan absorbansi 48 glukosa hasil hidrolisis amilum biji alpukat

Tabel 4.5.Data hasil perhitungan kadar gula reduksi berdasarkan absorbansi 49 glukosa hasil hidrolisis selulosa kulit biji alpukat

Tabel 5 . Harga erf (t) atau ert (hx ) dari harga t 50

(13)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gambar Buah dan Biji Alpukat 4

Gambar 2.3.1. Struktur Molekul Amilosa 7 Gambar 2.3.2. Struktur Molekul Amilopektin 8 Gambar 2.6. Struktur Molekul Selulosa 12

Gambar 2.6.1.1.Mekanisme Hidrolisis Selulosa 14

Gambar 4 Kurva Absorbansi Larutan Glukosa Standar pada 51 Berbagai Kosentrasi pada maks = 714 nm

(14)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan .Iklim di Indonesia memungkinkan jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang.Salah satunya adalah Alpukat (Persea Americana mill). Alpukat merupakan salah satu jenis buah yang dapat tumbuh ditempat yang memiliki ketinggian dan curah hujan bervariasi.

Tanaman alpukat memiliki banyak manfaat ,selain bermanfaat bagi tubuh juga sangat besar sumbangannya terhadap pelestarian alam.Daunnya yang rimbun dan tahan terhadap tiupan angin, banyak dimanfaatkan dalam penghijauan yang biasanya ditanam di pinggir-pinggir tebing.Daerah yang banyak ditanami pohon alpukat memiliki peluang untuk dijadikan peternakan lebah karena madu dan sari bunga alpukat sangat digemari oleh lebah. ( Indriani,Y.H,1992).

Biji alpukat mengandung amilum dan juga mengandung asam kaprat, asam miristat,asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Sedangkan kulit bijinya yang berwarna coklat kemerahan mengandung selulosa. (http ://agroindonesia.com/agnews/alpukat)

Dua jenis polisakarida yang terdapat dalam biji alpukat yaitu amilum dan selulosa dapat dihidrolisis secara kimiawi dengan menngunakan HCl 3 % untuk menghasilkan sirup glukosa.

(15)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

komersial,antara lain untuk campuran gula jawa, untuk bahan baku pembuatan etanol, pembuatan selai, campuran minuman ringan ( soft drink ), dan industri permen.

1.2.Permasalahan

Di Indonesia ,khususnya di kota Medan, pada dasarnya masyarakat belum memanfaatkan biji alpukat dan hanya dibuang sebagai limbah. Produksi buah alpukat di Sumatera Utara tahun 2007 mencapai 21.451 Ton dan jumlah limbah biji alpukat yang dihasilkan mencapai 4.933,73 Ton. (http ://agroindonesia.com/agnews/alpukat)

Oleh karena itu timbul permasalahan bagaimana pengembangan kearah pemanfaatan biji alpukat.Dalam hal ini penulis ingin mengetahui pengaruh dua jenis polisakarida dari biji alpukat untuk pembuatan sirup glukosa serta membandingkan kadar glukosanya

1.3.Pembatasan masalah

Karena luasnya permasalahan dalam pemanfaatan biji alpukat,maka penelitian dibatasi sebagai berikut :

1. Perolehan sampel dibatasi hanya biji alpukat lokal yang diperoleh dari penjual juice buah di Pajak USU.

2. Varietas buah alpukat yang digunakan adalah alpukat hijau panjang dan merah bundar

3. Jenis polisakarida yang digunakan adalah amilum dan selulosa dari biji alpukat 4. Hidrolisis amilum dan selulosa dari biji alpukat menggunakan HCl 3 %

5. Penentuan kadar glukosa dengan cara Spektrofotometri metode Nelson- Somogy

(16)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan amilum dan selulosa dari biji alpukat untuk pembuatan sirup glukosa melalui proses hidrolisis dengan HCl 3 % serta membandingkan kadar glukosanya.

1.5.Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

• Untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah biji alpukat

• Dapat memberi sumbangan bagi industri etanol, industri pembuatan gula merah,industri permen,industri pembutan selai dan industri minuman ringan (soft drink ) dengan alternatif biji alpukat sebagai penghasil sirup glukosa

1.6.Metodologi penelitian

Penelitian ini adalah penelitian laboratorium dengan lima kali perulangan. Sampel berupa biji alpukat ( Persea americana mill ) yang diperoleh secara acak dari satu lokasi yaitu Pajak USU. Amilum dan selulosa dari biji alpukat dihidrolisis menggunakan HCl 3% sehingga menghasilkan sirup glukosa dan kadar glukosanya ditentukan dengan metode Nelson-Somogyi menggunakan Spektrofotometer pada panjang gelombang 714 nm.

1.7.Lokasi penelitian

(17)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tumbuhan alpukat

Tumbuhan alpukat yang berkembang di Indonesia kebanyakan berasal dari Amerika Tengah dan sedikit dari Guatemala.Tumbuhan ini mulai ada di Indonesia sekitar abad ke-18. Tumbuhan alpukat memiliki tinggi lebih dari 20 meter.Di Indonesia tumbuhan alpukat tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 1.500 m atau lebih,dengan iklim basah merata sepanjang tahun dan daerah beriklim kering.( Bagakalie.M.1997).

Buah alpukat memliliki daging buah berwarna kuning atau kuning kehijauan, tidak manis namun beraroma. Buah ini biasanya ditanam untuk diambil dagingnya sebagai juice buah. Buah tersebut mengandung asam amino, kalsium, posfor, besi belerang dan vitamin A,B,C. ( Indriani,Y.H,1992).

(18)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Gambar 2.1. Buah dan Biji Alpukat (http ://agroindonesia.com/agnews/alpukat)

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, tumbuhan alpukat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji)

Sub divisi : Angiospermae ( berbiji tertutup ) Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Ordo : Ranales Famili : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana mill

Kulit batang dan daunnya memiliki aroma sedap,mengandung minyak aromatik yang banyak digunakan untuk pembuatan parfum,obat-obatan atau aromaterapi.Berat buahnnya bervariasi antara 100 g- 3.800 g ,bentuknya beragam,ada yang bulat, bulat lonjong,dan bulat agak meruncing pada tangkai.Buah alpukat merupakan buah berlemak dengan komposisi nutrisi dan energi yang tinggi.Selain itu,buah alpukat memiliki sifat yang unik yaitu buah tidak akan masak di pohon.(Bagakalie,M,1997)

2.2.Buah Alpukat

(19)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

yang putih seperti susu,bahkan cenderung kelabu.Buah alpukat yang banyak disukai adalah yang berdaging tebal,halus,tidak pahit,dan tidak berserat.

Adapun varietas buah alpukat antara lain :

a. Buah alpukat hijau bundar

Berat buah sekitar 0,23 kg.Bentuknya bulat.Pangkalnya tumpul.Buah yang muda berwarna hijau tua,sedangkan buah yang tua berwarna hijau,tetapi warnanya lebih muda dan agak kusam daripada buah yang muda. Kulitnya agak

kasar.Daging buah tebal dan berwarna kehijauan atau kuning seperti mentega.Diameter buah sekitar 7,5 cm dan panjang 9 cm.

b. Buah alpukat hijau panjang

Berat buah sekitar 0,38 kg.Kulitnya berwarna hijau dan licin.Daging buah tebal dan rasanya gurih.Diameter buah sekitar 6,5 cm dan panjang sekitar 11,5 cm.

c. Buah alpukat jenis lain

Jenis lain yang banyak ditanam di Indonesia diantaranya adalah buah alpukat merah panjang dan buah alpukat merah bundar.Jenis ini cukup disukai. Daging buah keduannya kuning seperti mentega. Adapun jenis yang kurang komersial ialah buah alpukat fuerte yang mirip buah alpukat hijau panjang tetapi ukurannya lebih besar .( Indriani,Y.H,1992 )

(20)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Biji alpukat mempunyai bentuk yang berbeda-beda untuk setiap jenis.Walaupun demikian semua biji alpukat mempunyai kesamaan,yaitu bagian bawahnya agak rata dan kemudian membulat atau melonjong.Ukuran biji tiap jenis alpukat tidak terlalu berbeda,sekitar 5,5 cm x 4 cm dengan diameter 4 cm.

Sel-sel pada bakal buah akan membentuk jaringan daging dan kulit buah yang disebut perikarp (pericarpium ). Jaringan perikarp ini tersusun oleh tiga lapis jaringan yaitu jaringan eksokarp, jaringan mesokarp, dan jaringan endokarp. Jaringan endokarp merupakan lapisan paling dalam dari perikarp. Jaringan ini tersusun oleh beberapa sel parenkim yang lebih kecil dan agak melekat ke kulit biji . Biji alpukat tersusun dari jaringan parenkim yang mengandung sel-sel minyak dan pati .( Bagakalie,M,1997)

2.3. Amilum

Amilum ( zat tepung ) adalah homopolimer dari monosakarida yang tersususn dari unsur karbon,hidrogen,dan oksigen dengan rumus kimia ( C6H10O5)n dan terdiri dari dua komponen yaitu sekitar 20 % amilosa dan 80 % amilopektin.

(Fessenden. R. J., Fessenden.J.S.1999 )

Amilum banyak terdapat pada bagian tanaman,terutama ditempat-tempat penyimpanan cadangan makanan seperti didalam akar,didalam umbi dan didalam biji-bijian.

Amilum terdiri dari dua bagian yaitu amilosa dan amilopektin.Amilosa lebih mudah larut didalam air.Beberapa tanaman tertentu mempunyai lebih banyak amilosa dari amilopektin,tetapi beberapa tanaman yang lain mempunyai lebih banyak amilopektin dari amilosa.

(21)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Gambar 2.3.1. struktur molekul amilosa (http.Food info.net/uk/qa/FP48.htm)

Amilopektin adalah suatu polisakarida mempunyai berat molekul jauh lebih besar dari amilosa, mengandung 1000 satuan glukosa atau lebih tiap molekul. Rumus molekul amilopektin pada dasarnya sama dengan amilosa tapi pada atom karbon nomor 6 terdapat ikatan cabang 1-6-glikosidik.Panjang satuan linear amilopektin dalam pati sekitar 20-30 satuan unit glukosa dan molekulnya kira-kira mempunyai 10 cabang. (Fessenden. R.J., Fessenden. J.S.1999 )

Gambar 2.3.2.struktur molekul amilopektin (http.Food info.net/uk/qa/FP48.htm)

(22)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Amilum merupakan butiran atau granula yang berwarna putih mengkilat,tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Sifat amilum tidak larut dalam air dingin namun suspensi amilum dipanaskan akan terjadi gelatinasi setelah mencapai suhu tertentu ( suhu gelatinasi). Hal ini disebabkan oleh pemanasan energi kinetik molekul-molekul air yang menjadi lebih kuat dari pada daya tarik menarik antara molekul amilum dalam granula,sehingga air dapat masuk ke dalam amilum tersebut dan amilum akan mengembang .

Granula amilum dapat mengembang dan pecah sehingga tidak dapat kembali kekondisi semula.Perubahan sifat inilah yang disebut gelatinasi. Suhu pada saat granula amilum pecah disebut suhu gelatinasi. Suhu gelatinasi tergantung pada kosentrasi suspensi amilum ,semakin tinggi kosentarasi supensi amilum,suhu gelatinasi makin lambat tercapai.(Harsanto.B.1999)

2.5.Hidrolisis Amilum

Hidrolisis lengkap amilosa menghasilkan hanya D-glukosa.Hidrolisis parsial

menghasilkan maltosa.Amilosa polimer linear dari - D-glukosa yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan ikatan 1-4 glikosidik dan terdiri dari kira-kira 250-500 unit gluko sa tiap molekul amilosa.

Hidrolisis lengkap amilopektin hanya menghasilkan D-glukosa.Namun hidrolisis tidak lengkap menghasilkan suatu campuran disakarida maltosa dan isomaltosa yang keduanya berasal dari percabangan 1-6 glikosidik.

(Fessenden. R.J., Fessenden. J.S.1999 )

2.5.1.Hidrolisis amilum secara kimiawi

(23)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

oligosakarida, dan polisakarida. Hidrolisis amilum secara kimia dapat dilakukan dengan asam.Asam yang sering digunakan adalah asam sulfat, asam klorida atau asam perklorat.

2.5.2.Hidrolisis amilum secara enzimatis

Suatu ciri khas sel hidup adalah terjadinya proses metabolisme yang dikatalisis oleh suatu protein yang disebut Enzim.Enzim adalah suatu katalisator protein yang mempercepat reaksi kimia dalam makhluk hidup atau dalam sistem biologis. Enzim berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas.

Seperti protein pada umumnya,enzim dapat mengalami denaturasi oleh berbagai faktor seperti perubahan pH yang menyolok,temperatur,pelarut organik,urea dan dapat dihambat oleh inhibitor enzim. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah kosentrasi enzim, substrat, suhu, pH, dan inhibitor.(Sawon.K,1990 )

Amilase merupakan enzim yang berfungsi memecah amilum dan glikogen. Amilase pertama kali ditemukan pada gandum oleh Kirchoff pada tahun 1811. Amilase banyak ditemukan pada jaringan tumbuh-tumbuhan, air liur dan getah pankreas. Amilase pada getah pankreas dinamakan amilopepsin, dalam air liur dinamakan ptialin dan dalam tumbuh-tumbuhan dinamakan maltamilase sedangkan dalam sel ragi dinamakan glukoamilase. ( Lehninger,A.L.1988 )

Amilase dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu :

1. -amilase

(24)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Kerja -amilase pada molekul amilopektin akan menghasilkan maltosa dan dekstrin, yaitu oligosakarida yang terdiri dari 2 sampai 6 unit glukosa yang semuanya mengandung ikatan 1-6-glikosidik. ( Deman .S.1980 )

2. -amilase

–amilase ( 1-4 glukan maltohidrolase ) terdapat pada berbagai tanaman,tetapi tidak terdapat pada mammalia dan mikroba. Secara murni telah dapat diisolasi dari ubi jalar dan kacang kedelai. –amilase memecah ikatan 1-4 glikosidik pada amilum dan glikogen dengan cara membalikkan konfigurasi karbon anomeri ( C1 ) glukosa dari menjadi

Adanya perubahan konfigurasi dari ke , maka amilase tersebut disebut – amilase. Enzim –amylase tidak dapat memecahkan ikatan 1-6 glikosidik yang terdapat pada amilopektin.Degradasi amilopektin dengan –amilase tidak pernah sempurna,biasanya hanya dapat menghasilkan 50-60 % maltosa . ( Winarno.F.G.1996 )

-amilase dapat memutuskan ikatan 1-4 glikosidik tapi tidak mampu memutuskan 16 glikosidik. Jika amilosa mengalami hidrolisis oleh enzim -amilase,maka amilosa pecah menjadi disakarida maltosa.Sebaliknya jika amilopektin dihidrolisis oleh -amilase akan dihasilkan maltosa dan dekstrin.Dekstrin masih merupakan oligomer-oligomer glukosa.Hal ini disebabkan karena masih utuhnya ikatan

1-6 glikosidik. ( Dwidjoseputro,D,1994 )

(25)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

-amilase maltase

Amilosa maltosa 2 molekul -D-glukosa

-amilase

Amilopektin maltosa + dekstrin ( Dwidjoseputro,D,1994 )

3.Glukoamilase

Glukoamilase memecah amilum dan hasil reaksinya hanya glukosa,sehingga dapat

dibedakan daripada -amilase dan -amilase.Secara komersial diproduksi dari

Aspergillus dan Rhizopus ,dapat memecah ikatan 1-4 glikosidik dan 1-6

glikosik.Dengan pengaruh enzim Glukoamilase posisi dapat diubah menjadi , pH optimal 4-5 dan suhu optimal 50-600C. (Winarno.F.G.1996 )

2.6. Selulosa

Selulosa merupakan homopolisakarida linear tidak bercabang,terdiri dari 10.000 atau lebih unit D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan -1,4-glikosidik .(Lehninger,A.L,1988)

(26)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Selulosa lebih sukar diuraikan dan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : memberi bentuk atau struktur pada tanaman ,tidak larut dalam air dingin maupun air panas,tidak dapat dicerna oleh pencernaan manusia sehingga tidak dapat menghasilkan energi .Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras dari biji kopi dan kulit kacang dan pada hampir semua buah-buahan dan sayur -sayuran.(Winarno,F.G,1995 )

Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman dan hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni dialam melainkan berikatan dengan lignin dan hemiselulosa membentuk lignoselulosa..( Lynd.L.R.2002)

Lignin merupakan polimer dengan struktur aromatik yang terbentuk melalui unit – unit penilpropan yang berhubungan secara bersama oleh beberapa jenis ikatan yang berbeda. Lignin sulit didegradasi karena punya struktur yang kompleks dan heterogen yang berikatan dengan hemiselulosa dan selulosa dalam jaringan tanaman. Lebih dari 30 % tanaman tersusun dari lignin. Lignin memberikan bentuk yang kokoh dan memberikan proteksi terhadapa serangga dan patogen. ( Perez.J.J.2002)

Lignin berikatan dengan hemiselulosa melalui ikatan kovalen namun ikatan yang terjadi antara selulosa dan lignin belum diketahui secara lengkap. Adanya lignin disekeliling selulosa merupakan hambatan utama dalam menghidrolisis selulosa. Selulosa terproteksi dari degradasi dengan adanya lignin. Selulosa tidak dapat dihidrolisis kecuali lignin dilarutkan dan dihilangkan.( Lynd.L.R.2002)

2.6.1. Hidrolisis selulosa

(27)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

( Fengel.D.1995 ) .

2.6.1.1.Hidrolisis selulosa secara kimiawi

Hidrolisis selulosa dengan asam berlangsung bertahap melalui reaksi sebagai berikut : Selulosa selubiosa glukosa

Dalam hal ini asam (asam sulfat,asam klorida,dan asam perklorat) menghidrolisis selulosa menjadi glukosa secara acak artinya tidak ada pola tertentu dalam pemutusan ikatan glokosidik yang terdapat dalam selulosa.

Dasar mekanisme molekuler hidrolisis dalam suasana asam dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

Gambar 2.6.1.1.mekanisme hidrolisis selulosa

(28)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

menghubungkan dua unit gula(I),membentuk asam konjugat (II).Langkah ini diikuti dengan pemecahan yang lambat dari Ikatan C-O,yang menghasilkan zat antara kation karbonium siklis (III).Protonasi dapat juga terjadi pada oksigen cincin (II'),menghasilkan pembukaan cincin dan kation karbonium non siklis (III').tidak ada kepastian ion karbonium mana yang paling mungkin dibentuk .Mungkin kedua modifikasi protonasi terjadi dengan kemungkinan terbesar pada kation siklis.Akhirnya kation karbonium mulai mengadisi molekul air dengan cepat,membentuk hasil akhir yang stabil dan melepaskan proton. ( Wijayanti,L.2005)

2.6.1.2 Hidrolisis selulosa secara enzimatis

Reese at al (1950 ) menyatakan bahwa hidrolisis selulosa diawali dengan tahap aktivasi dan diikuti serangkaian reaksi hidrolisa sebagai berikut :

c1 Cx - glukosidase

selulosa selulosa reaktif selubiosa glukosa

aktivasi disebabkan oleh enzim non hidrolisa yang disebut C1.Hidrolisa dari selulosa reaktif dilakukan oleh enzim hidrolisa Cx,sedangkan mikroorganisme yang hanya menguraikan selulosa akan kekurangan enzim C1 tapi akan menghasilkan enzim Cx. Enzim-enzim selobiohidrolase,endoglukonase dan -glukosidase merupakan enzim penghidrolisa selulosa (Fogarty,W.M,1983 )

2.7. Sirup Glukosa

(29)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

menjadi oligosakarida, disakarida, dan hasil akhirnya berupa monosakarida yaitu glukosa. Proses hidrolisis berakhir ketika semua polisakarida telah diubah menjadi glukosa. Sirup glukosa dikenal juga dengan nama glukosa konfektioner atau glukosa cair.

Sirup glukosa merupakan suatu larutan diperoleh dari proses hidrolisis dengan bantuan katalis. Sirup glukosa adalah salah satu produk bahan pemanis makanan dan minuman yang berbentuk cairan, tidak berbau dan tidak berwarna tetapi memiliki rasa manis yang tinggi.Sirup glukosa atau gula cair mengandung D-gluko sa, maltosa, dan polimer D-glukosa melalui proses hidrolisis. .(Cakebread.S.1975)

Bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan sirup glukosa adalah tapioka, pati umbi-umbian, sagu, jagung,dan serat. Sirup glukosa dapat dibuat dengan cara hidrolisis asam atau secara enzimatis.

Industri makanan dan minuman memiliki kecenderunagn untuk menggunakan sirup glukosa. Hal ini didasari oleh beberapa kelebihan sirup glukosa dibandingkan sukrosa,diantaranya sirup glukosa tidak mengkristal seperti halnya sukrosa jika dilakukan pemanasan pada suhu tinggi.

Sirup glukosa telah dimanfaatkan oleh industri permen, minuman ringan (soft drink ), biskuit, dan sebagainya. Pada pembuatan produk es krim, glukosa dapat meningkatkan kehalusan tekstur dan menekan titik beku dan untuk kue dapat menjaga kue tetap segar dalam waktu lama dan mengurangi keretakan. Untuk permen, glukosa lebih disenangi karena dapat mencegah kerusakan mikrobiologis, dan memperbaiki tekstur. (Dziedzic,S.Z.1984)

(30)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

2.8.1.Metode Nelson –Somogyi

Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga arseno molibdat.Kupri mula-mula direduksi menjadi bentuk kupro dengan pemanasan larutan gula.Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan arseno –molibdat menjadi molibdenum berwarna biru yang menunjukan ukuran kosentrasi gula dengan menbandingkannya dengan larutan standar,kosentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan .Reaksi warna yang terbentuk dapat menetukan kosentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya.(Sudarmadji.S.1984)

2.8.2.Metode Lane-Eynon

Penetapan gula pereduksi dengan metode ini dilakukan secara volumetrik.Biasanya digunakan untuk penentuan laktosa (anhidrat atau monohidrat) glukosa,fruktosa, maltosa (anhidrat atau monohidrat ) dan lainnya.Penetapan gula pereduksi dengan metode ini didasarkan atas pengukuran volume larutan gula pereduksi standar yang

dibutuhkan untuk mereduksi pereaksi tembaga basa yang diketahui volumenya.Titik akhir titrasi ditunjukan dengan metilen biru yang warnanya akan hilang karena kelebihan gula pereduksi diatas jumlah yang dibutuhkan untuk mereduksi tembaga

2.8.3.Metode Shaffer-Somogyi

(31)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

2.8.4.Metode Anthrone

Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis bahan makanan. Anthrone

(9,10- dihidro-9-oxanthracena ) merupakan hasil reduksi anthraquinone. Anthrone bereaksi secara spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna biru kehijauan yang khas

2.8.5.Metode Munson Walker

Penentuan gula reduksi berdasarkan atas banyaknya endapan Cu2O yang terbentuk,kemudian dengan melihat tabel Hadmond dapat diketahui jumlah gula pereduksinya.Jumlah Cu2O ditentukan secara gravimetris ,yaitu dengan menimbang larutan endapan Cu2O yang terbentuk .Dapat juga ditentukan secara volumetrik yaitu dengan titrasi menggunakan larutan Na-tiosulfat atau K-permanganat.

(Apriyanto.A.1989)

2.9. Spektrofotometer UV-Visibel

Spektrometri adalah pengukuran absorbansi selektif radiasi elektromagnetik yang dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa kimia.Sedangkan spektrofotometri merupakan suatu metode yang sangat penting dalam analisis kimia kualitatif dan kuantitatif. Banyak kelebihan yang dimilikinya, antara lain :

(32)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

b. Kepekaan tinggi,karena dapat mengukur dalam satuan ppm (part per million), bahkan ppb (part per billion) sehingga dapat mengukur komponen trace (renik)

c. Sangat selektif bila suatu komponen x akan diperiksa dalam suatu campuran, dengan cara mengatur panjang gelombang cahaya dimana hanya komponen x yang akan mengabsorbsi cahaya tersebut.Lebih teliti karena hanya mempunyai persen kesalahan 1-3 % bahkan dengan teknik tertentu dapat mengurangi persen kesalahan sampai 1/10 (Day.R.A., Underwood,A.L.1983)

BAB 3

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

(33)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini beserta spesifikasi dan mereknya ditampilkan dalam tabel 3.1.1.

Tabel 3.1.1.Alat-alat penelitian

Nama Alat Spesifikasi Merek

Neraca Analitik (presisi ± 0,0001) Mettler Toledo

Termometer 0-100oC Fisher

Oven 30-200oC Gallenkamp

Spektrofotometer - Genesys 20

Alat soklet - Pyrex

Desikator - -

Indikator Universal - Merck

Ayakan 80 mesh - Fisher

Tanur 1100oC Gallenkamp

Crusibel - -

3.1.2.Bahan-Bahan Penelitian

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini beserta spesifikasi dan mereknya ditampilkan dalam tabel 3.1.2.

Tabel 3.1.2.Bahan-bahan penelitian

(34)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Biji Alpukat - -

HCl (p) p.a 37 % E.Merck

C2H5OH p.a E.Merck

NaOH p.a E.Merck

K-Na-C4H4O6.4H2 O p.a hidrat E.Merck

NaHCO3 p.a E.Merck

Na2SO4 p.a E.Merck

Na2HAsO4 .7H2 O p.a hidrat E.Merck

N-heksana p.a E.Merck

C6H12O6 p.a E.Merck

(NH4)2 HAsO4 .7H2 O p.a hidrat E.Merck

CuSO4.5H2O p.a hidrat E.Merck

H2SO4 (p) p.a 96 % E.Merck

3.2.Prosedur Penelitian

3.2.1.Pengambilan Sampel

Sampel berupa biji alpukat yang diperoleh dari 1 lokasi yaitu pajak USU dengan Spesies Persea americana mill.

(35)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

3.2.2.1.Pembuatan H 2SO4 1,25%

Kedalam labu ukur 500 ml,dilarutkan 6,5 ml larutan H2SO4 (p) dan diencerkan dengan akuades sampai garis tanda

3.2.2.2.Pembuatan NaOH 1,25 %

K edalam labu ukur 250 ml dilarutkan 3,125 g Kristal NaOH kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda.

3.2.2.3.Larutan Glukosa 20 mg/100 ml

Sebanyak 20 mg glukosa anhidrat dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 100 ml sampai garis tanda dan dikocok sampai homogen

3.2.2.4.Larutan pereaksi Nelson 1. Nelson A :

Sebanyak 12,5001 g natrium karbonat anhidrat,12,5001 g Rochelle (K-Na-Tartrat),10 g Natrium bikarbonat dan 100 g Natrium Sulfat anhidrat dilarutkan dalam 300 ml akuades dan diencerkan sampai 500 ml.

2. Nelson B :

Sebanyak 7,5002 g CuSO4 .5H2O dilarutkan dalam 50 ml akuades dan ditambahkan 1 tetes Asam sulfat pekat. Pereaksi nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian Nelson A dan 1 bagian Nelson b,Pencampuran dilakukan setiap kali digunakan.

3.2.2.5.Larutan Arsenomolibdat

(36)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

selama 24 jam. Larutan pereaksi ini dapat digunakan setelah masa inkubasi dan berwarna kuning

3.2.2.6.Pembuatan pereaksi Benedict

Dengan bantuan pemanasan,dilarutkan 173 g Na-sitrat dan 100 g Na2CO3 dalam 800 ml air.Disaring lalu diencerkan sampai volume larutan 850 ml (larutan I ). Dilarutkan 17,3001 g CuSO4 .5H2O dalam 100 ml air (dipanaskan bila perlu). Bila larutan diatas sudah dingin maka perlahan-lahan ditanbahkan kedalam larutan I,kemudian diencerkan dengan akudes sampai 1 Liter.

3.2.2.7.Pembuatan larutan NaOH 3%

Sebanyak 3 g NaOH dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 100 ml sampai garis tanda lalu dikocok sampai homogen

3.2.2.8.Pembuatan larutan HCl 3%

Sebanyak 80,1 ml larutan HCl 37 % dimasukan ke dalam labu takar 1000 ml kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dikocok sampai homogen

3.2.3.Cara kerja

3.2.3.1.Isolasi amilum dari biji alpukat

Sebanyak 900 g biji alpukat dihaluskan dan ditimbang sebanyak 750 g.Ditambahkan300 ml akuades sambil diaduk kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh dimasukan kedalam labu takar 500 ml dan diencerkan sampai garis tanda.Dimasukan 500 ml filtrat tersebut kedalam gelas beaker dan ditambahkan

(37)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

ditimbang.Ditambahkan 300 ml n-heksan dan diekstraksi dengan alat soklet selama 2 jam.Dikeringkan pada suhu 60oC selama 1 jam dan ditimbang

3.2.3.2. Isolasi selulosa dari kulit biji alpukat

750 g kulit biji alpukat dikeringkan pada suhu 11O0C,dihaluskan dan diayak dengan ayakan 80 mesh.168 g kulit biji alpukat halus ditambahkan 100 ml n-heksan lalu disokletasi selama 60 menit.Residu ditambahkan 200 ml H2SO4 1,25 % direfluks selama 30 menit lalu disaring.Residu dicuci dengan akuades panas sampai netral.Residu ditambahkan 200 ml NaOH 1,25 % dan direfluks selama 60 menit.Residu dicucidengan akuades panas sampai netral.Dikeringkan dioven pada suhu 1100C selama 1 jam Kemudian ditanur suhu 6000C selama 3 jam lalu ditimbang hingga beratnya konstan

3.2.3.3. Analisa kandungan serat kasar dari kulit biji alpukat

5,0010 g kulit biji alpukat yang telah dihilangkan lemaknya ditambahkan 100 ml H2SO4 1,25 % direfluks selama 30 menit dan disaring.Residu dicuci dengan akuades panas sampai netral.Residu ditambahkan 100 ml NaOH 1,25 % dan direfluks selama 60 menit.Residu dicuci dengan akuades panas sampai netral.Dikeringkan dioven pada suhu 1100C selama 1 jam Kemudian ditanur suhu 6000C selama 3 jam lalu ditimbang hingga beratnya konstan

3.2.3.4.Hidrolisis sampel serta uji gula reduksi

Sebanyak 0,5002 g amilum dan 0,5002 g selulosa biji alpukat masing-masing dimasukan kedalam labu erlenmeyer kemudian ditambah 10 ml akuades lalu dipanaskan pada suhu 72-900C .Lalu ditanbahkan 10 ml HCl 3 % dan dihidrolisis di penangas air selama 2 jam lalu didinginkan.Ditambah NaOH 3 % hingga pH netral lalu disaring. Sebanyak 1 ml filtrat dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 5 ml larutan Benedict dan dipanaskan sampai terbentuk endapan merah bata.

(38)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Sebanyak 20 mg glukosa dan dilarutkan dengan akuades sampai volume 100 ml (larutan glukosa 0,2 mg/ml).dipipet 25 ml larutan lalu diencerkan dengan akuades sampai volume 100 ml (larutan glukosa 0,05 mg/ml).Dipipet 1 ml larutan glukosa 0,05 mg/ml kedalam tabung reaksi,lalu ditambahkan 1 ml pereaksi Nelson lalu ditutup dengan kapas dan dipanaskan pada waterbath sampai mendidih selama 30 menit lalu didinginkan.Lalu ditambahkan 1 ml Larutan arsenomolibdat lalu dikocok hingga semua endapan larut.Ditambahkan 7 ml akuades lalu dikocok hingga homogen.Diukur serapan panjang gelombang pada 500-800 nm (diperoleh panjang gelombang maksimum )

3.2.3.6.Penyiapan kurva standar glukosa

Disiapkan larutan glukosa standar dalam beberapa tabung reaksi dengan kosentarasi bertingkat dari 0,02 – 0,20 mg/ml.Ditambahkan 1 ml larutan Nelson kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit dan didinginkan.

Ditambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat lalu dikocok.ditambahkan 7 ml akuades lalu dikocok hingga homogen.Diukur serapannya pada panjang gelombang 714 nm.Dibuat kurva standar yang menunjukan hubungan antara kosentarsi gula standar dan absorbansi

3.2.3.7.Analisa kandungan glukosa hasil hidrolisis sampel

Sebanyak 1 ml filtrat hasil hidrolisis amilum biji alpukat diencerkan dalam labu ukur 50 ml dan diambil 1 ml untuk dianalisa.Ditambahkan 1 ml larutan Nelson kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit dan didinginkan.

Ditambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat lalu dikocok.Ditambahkan 7 ml akuades lalu dikocok hingga homogen.Diukur serapannya pada panjang gelombang 714 nm sehingga dapat dihitung kadar gula reduksinya.Diulangi perlakuan yang sama untuk filtrat hasil hidrolisis selulosa kulit biji alpukat

(39)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

(40)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

(41)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

3.3.4.Analisa kadar serat kasar dari kulit biji alpukat

(42)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

3.3.5.Hidrolisa sampel serta uji gula reduksinya

(43)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

3.3.6.Analisa kandungan glukosa hasil hidrolisis

Diulangi prosedur yang sama sebanyak 5 kali dan untuk filtrat hasil hidrolisis selulosa biji alpukat sebanyak 5 kali

21 ml Filtrat hasil hidrolisis amilum biji alpukat

1 ml larutan glukosa sampel

Larutan dengan endapan merah bata Larutan dengan endapan merah bata

Larutan berwarna biru

(44)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1.Perhitungan Kadar Amilum Biji Alpukat

Perhitungan kadar amilum biji alpukat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

kadar amilum =

=

= 6,25 %

Dari data perhitungan kadar amilum diperoleh V = kadar amilum

V1 = 6,25 % V2 = 6,55 % V3 = 6,48 % V4 = 6,53 % V5 = 6,35 %

( Hasil pengukuran kadar amilum selengkapnya terdapat pada tabel 4.1)

(45)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

=

6,43 %

4.1.2.Perhitungan Kadar Serat Kasar Kulit Biji Alpukat

Perhitungan kadar serat kasar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

Dimana :

B = Berat sampel setelah pengeringan 1100C S = Berat sampel setelah pengeringan 5500C BS = Berat sampel mula-mula

Maka kadar serat kasarnya adalah :

x

100 % = X 100 %

= 31,46 %

S = kadar serat kasar S1 = 31,46%

S2 = 31,20 % S3 = 31,75 % S4 = 31,34 % S5 = 31,19 %

( Hasil pengukuran kadar serat kasar selengkapnya terdapat pada tabel 4.2)

(46)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

=

31,38 %

4.1.3.Pengolahan Data Pengukuran Absorbansi Glukosa Hasil Hidrolisis Amilum Biji Alpukat

Pengolahan data pengukuran absorbansi glukosa hasil hidrolisis amilum biji alpukat dilakukan secara statistik dengan metode Chauvenet Criterion Test (CCT) yang diambil dari data absorbansi pada tabel 4.3

(47)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

S2 =

=

2,4835 × 10 -5 S = 0,0049

Maka erf ht 0.9000

ht = 1,1858 ( diperoleh dari tabel 5 )

untuk A1 = 0,0046

maka

h

t = = 257,7826

sedangkan h hitung adalah

=

147,3139

Karena ( ht > hh). maka data signifikan dan dapat diterima,data pengukuran kedua, ketiga,keempat dan kelima juga signifikan

4.1.4.Pengolahan Data Pengukuran Absorbansi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Biji Alpukat

(48)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

A = absorbansi A1 = 0,6321 A2 = 0,6203 A3 = 0,6225 A4 = 0,6307 A5 = 0,6215

Maka

A1' = A1 – = 0,6321-0,6254 = 0,0067 A2' = A2 – = 0,6203-0,6254 = -0,0051 A3' = A3 – = 0,6225-0,6254 = -0,0029 A4' = A4 – = 0,6307-0,6254 = 0,0053 A5' = A5 – = 0,6215-0,6254 = -0,0039

S2 =

=

3,0652 × 10 -5 S = 0,0055

Maka erf ht 0.9000

ht = 1,1858 ( diperoleh dari tabel 5 )

(49)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

maka

h

t = = 176,9850

sedangkan h hitung adalah

=

147,3139

Karena ( ht > hh). maka data signifikan dan dapat diterima,data pengukuran kedua, ketiga,keempat dan kelima juga signifikan

4.1.5.Perhitungan Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis Amilum dan Selulosa Biji Alpukat

Untuk menghitung kadar glukosa hasil hidrolisis amilum dan selulosa biji alpukat terlebih dahulu harus dicari persamaan garis regresi larutan glukosa standar dari berbagai kosentrasi

Tabel 4.4.Larutan Glukosa Standar Pada Berbagai Kosentrasi

No Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi

1 0,02 0,1893 0,0004 0,0358 0,0037

2 0,04 0,2145 0,0016 0,0460 0,0085

3 0,06 0,2575 0,0036 0,0612 0,0148

4 0,08 0,3001 0,0064 0,0961 0,0248

5 0,10 0,3525 0,0100 0,1105 0,0332

6 0,12 0,3921 0,0144 0,1384 0,0446

7 0,14 0,4505 0,0196 0,1931 0,0615

(50)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

9 0,18 0,5540 0,0324 0,2973 0,0979

10 0,20 0,5861 0,0400 0,3435 0,1172

1,10 3,7421 0,1540 1,5781 0,4749

=

= 0,1633

=

=

2,0536

Maka persamaan garis regresinya Y = a X + b

Dimana : a = slope b = intersep Y = 0,1633X + 2,0536

(51)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Y = Absorbansi dari pengukuran serapan glukosa

Setelah diperoleh harga x kemudian disubstitusikan kedalam rumus :

Kadar gula reduksi = 100 %

Dimana : X = kosentrasi glukosa dari perhitungan regresi V= volume labu takar (ml)

S = berat sampel kering (mg) Contoh :

Absorbansi suatu pengukuran adalah 0,9401 dengan volume labu takar 250 ml dan berat sampel kering 0,5000 g ,maka :

0,9401 = 0,1633X + 2,0536

X =

X = 0,3838

Kadar gula reduksi =

(52)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Hasil pengukuran kadar gula reduksi hasil hidrolisis amilum selengkapnya terdapat pada tabel 4.4

Data dari perhitungan kadar gula reduksi hasil hidrolisis amilum diperoleh : V = kadar gula reduksi

V1 = 19,19 % V2 = 18,63 % V3 = 19,23 % V4 = 18,71 % V5 = 18,74 %

=

=

Maka :

V1 ' = V1 - = 0,2800

(53)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

S2 =

=

0,0745 S = 0,2729

maka erf

0.9000

1,1858 (diperoleh dari tabel 5 )

Untuk V1 = 0,2800

Maka

h

t = = 4,2350

Sedangkan h hitung adalah

2,5900

Karena 4,2350 > 2,5900 ( ht > hh). maka data signifikan dan dapat diterima,data pengukuran kedua, ketiga,keempat dan kelima juga signifikan

Data dari perhitungan kadar gula reduksi hasil hidrolisis amilum diperoleh :

Hasil pengukuran kadar gula reduksi hasil hidrolisis selulosa selengkapnya terdapat pada tabel 4.5

(54)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

V4 = 11,38 % V5 = 11,15 %

=

Maka :

V1 ' = V1 - = 0,1700

V2 ' = V2- 11,12 = -0,1200 V3 ' = V3 - 11,18 = -0,0600 V4 ' = V4 - 11,38 0,1400 V5 ' = V5 - =11,15 -0,0900

S2 =

=

0,0186 S = 0,1363

Maka erf 0.9000

1,1858 (diperoleh dari tabel 5 )

(55)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Maka

h

t = = 6,9752

Sedangkan h hitung adalah

2,5900

Karena 6,9752 > 2,5900 ( ht > hh). maka data signifikan dan dapat diterima,data pengukuran kedua, ketiga,keempat dan kelima juga signifikan

4.2.Pembahasan

Hidrolisis amilum dan selulosa dapat dilakukan oleh asam atau enzim.Jika amilum dan selulosa dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dengan tahapan yang berbeda tapi hasil akhirnya sama yaitu glukosa

Dari hasil hidrolisis amilum dan selulosa dari biji alpukat menggunakan HCl 3% dihasilkan sirup glukosa. Setelah diidentifikasi secara kualitatif dengan reagen Benedict menunjukan hasil positif mengandung glukosa (gula reduksi ) dengan terbentuknya endapan merah bata. Selanjutnya sirup glukosa ditentukan kandungan glukosanya dengan metode Nelson Somogyi menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 714 nm.

(56)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Berdasarkan penelitian terdahulu, kadar glukosa dari hasil hidrolisis onggok adalah 12,50 %. (Zahra. F.1998). Kadar glukosa dari hasil hidrolisis pati sagu adalah 17,33 % (Sari.A.2003.). Kadar glukosa dari hasil hidrolisis pati pulp coklat adalah 17,37 % (Munandar.A.2006). Kadar glukosa dari hasil hidrolisis rumput gajah adalah 12,53 % (Wijayanti.L.2005). Kadar glukosa dari hasil hidrolisis kulit ubi kayu adalah 14,24 % (Herlina.T.2009). Kelima peneliti tersebut menggunakan metode penentuan kadar glukosa yang sama dengan metode dalam penelitian ini.

Dari hasil penelitian diperoleh kadar glukosa dari hasil hidrolisis amilum biji alpukat lebih tinggi dibandingkan hasil hidrolisis selulosa kulit biji alpukat. Hal ini dikarenakan selulosa secara alami diikat oleh hemiselulosa dan dilindungi oleh lignin sehingga sulit untuk dihirolisis. Selain itu, Na0H 1,25 % yang digunakan belum dapat mendegradasi lignin secara sempurna pada kulit biji alpukat.

Degradasi lignin pada lignoselulosa akan mempengaruhi jumlah selulosa yang terurai menjadi gula pereduksi.Semakin tinggi lignin yang terdegradasi ,maka semakin mudah selulosa terurai membentuk gula pereduksi selama hidrolisis. Oleh karena itu selulosa lebih sulit didegradasi dan dikonversi dibandingkan dengan amilum

( Lynd.L.R.2002).

.

(57)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dua jenis polisakarida yaitu amilum dan selulosa yang terdapat dalam biji alpukat dapat dimanfaatkan menjadi sirup glukosa. Kadar glukosa yang diperoleh dari hasil hidrolisis amilum dan selulosa untuk sirup glukosa tersebut adalah 18,91 % dan 11,24 %. Dari Hasil tersebut menunjukan bahwa amilum biji alpukat lebih ekonomis untuk dimanfaatkan sebagai sirup glukosa.

5.2.Saran

(58)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto. A. 1989. Analisa Pangan. Bogor : IPB Press.

Bagakalie. M. 1997. Alpukat, Budidaya dan Pemanfaatannya. Kanisius :Yogyakarta. Cakebread. S. 1975. Sugar And Chocolate Confectionery. Oxford University

Press : London.

Day. R. A.,Underwood. A. L. 1999. Analisa Kimia kuantitatif. Edisi Keempat. Erlangga : Jakarta

Deman. S. 1980. Principle of Food Chemistry. Avi Book : New York

Dziedzic, S. Z. 1984. Glucose Syrup, Science & Technology. Elsevier Applied Science Publisher : New York.

Fengel,D. 1995. Kayu,Kimia,Ultrastruktrur,Reaksi-Reaksi. Gadjah Mada Press : Yogyakarta.

Fessenden. R.J., Fessenden. J.S.1999. Kimia Organik. Edisi ketiga. Jilid kedua Erlangga : Jakarta.

Fogarty, W.M. 1983. Microbial Enzyme and Biotechnology.Applied Sciences Publishing : London.

(59)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Secara Hidrolisis Oleh HCl. Pusat Studi Bioteknologi Universitas

Gadjah Mada : Yogyakarta.

Harsanto. B. 1999. Budidaya dan pengolahan Sagu. Kanisius :Yogyakarta.

Herlina.T.2009.Pengaruh Lama Fermentasi dan Kosentrasi Starter Kadar Alkohol

Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Kulit Ubi kayu (manihot esculanta

crant) Dengan HCl 3 % Menggunakan Saccharomyces cereviciae.

Skripsi S-1. Jurusan Kimia. FMIPA USU : Medan

http://agroindonesia.com/agnews/alpukat. Diakses tanggal 11 november 2008.

http:// Food_info.net/uk/qa/FP48.htm. Diakses tanggal 6 Maret 2009. Indriani. Y. H. 1992 . Alpukat. Swadaya : Jakarta.

Lehninger. A. L. 1988. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Erlangga : Jakarta. Lynd L.R.2002. Microbial Cellulose Utilization Fundamental & Biotechnology.

Applied Science Publishers : London

Munandar. A. 2006. Pengaruh temperatur dan Durasi Inkubasi Kadar Alkohol

Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Pati Pulp Coklat (Theobroma

cacao L) Dengan HCl 3 % Menggunakan Saccharomyces cereviciae.

Skripsi S-1. Jurusan Kimia. FMIPA USU : Medan

Perez. J. J. 2002. Biodegradation and Biological Treatment of Cellulose,Hemicelulose

and Lignin. Longman Inc : New York.

Sari. A. 2003. Pengaruh Lama Fermentasi oleh Saccharomyces cereviciae Terhadap

Kadar Alkohol Hasil Hidrolisis Pati Sagu (Metroxylon sp ) dengan HCl 3 %.

Skripsi S-1. Jurusan Kimia. FMIPA USU : Medan

Sawon. K. 1990. Pengaruh Kosentrasi Ragi Roti dan Lamanya Fermentasi Terhadap

Produksi Alkohol dari Molase . Skripsi S-1. Jurusan Kimia.

FMIPA USU : Medan .

(60)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Wijayanti,L.2005. Pengaruh Temperatur dan Durasi Inkubasi Kadar Alkohol

Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Rumput gajah (Pennisetum

purperum) Dengan HCl 3 % Menggunakan Saccharomyces cereviciae.

Skripsi S-1. Jurusan Kimia. FMIPA USU : Medan

Winarno. F. G. 1995. Pengantar Teknologi Pangan . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Winarno. F. G. 1996. Enzim Pangan. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Zahra. F. 1998. Pengaruh Kosentrasi Ragi Tape dan lama Fermentasi Hasil Hidrolisis

Onggok Terhadap Kadar Alkohol. Skripsi S-1. Jurusan Kimia.

FMIPA USU : Medan

(61)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Tabel 4.1.Data Hasil Perhitungan Kadar Amilum Biji Alpukat

Perulangan Berat amilum (g)

Kadar amilum (%)

Rata-rata

I 25,2065 6,25

II 26,4231 6,55

III 26,1312 6,48 6,43 %

IV 26,3315 6,53

V 25,6115 6,35

(62)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Perulangan Berat abu (g)

Kadar Serat Kasar (%)

Rata-rata

I 0,4319 31,46

II 0,4517 31,20

III 0,3554 31,75 31,38 %

IV 0,4035 31,34

V 0,5714 31,19

Tabel 4.3.Data Absorbansi Larutan Glukosa Standar Pada Berbagai Kosentrasi pada maks = 714 nm

kosentrasi Glukosa ( mg/ml ) Absorbansi

0,02 0,1893

0,04 0,2145

0,06 0,2575

0,08 0,3001

0,10 0,3525

0,12 0,3921

0,14 0,4505

0,16 0,5062

0,18 0,5540

(63)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Tabel 4. 4.Data Hasil Perhitungan Kadar Gula Reduksi Berdasarkan Absorbansi Glukosa Hasil Hidrolisis Amilum Biji Alpukat

No Absorbansi Kadar gula reduksi ( % ) Rata-rata

1 0,9401 19,19

2 0,9312 18,63

3 0,9417 19,23 18,91 %

4 0,9320 18,71

5 0,9325 18,74

Tabel 4. 5.Data Hasil Perhitungan Kadar Gula Reduksi Berdasarkan Absorbansi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Biji Alpukat

No Absorbansi Kadar gula reduksi ( % ) Rata-rata

1 0,6321 11,41

2 0,6203 11,12

3 0,6225 11,18 11,24 %

4 0,6307 11,38

(64)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2 0,22

A

b

so

rb

an

si

Konsentrasi Glukosa (mg/ml)

(65)
(66)

Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 %, 2010.

Gambar

Tabel 4.2.Data hasil perhitungan kadar serat kasar kulit biji alpukat
Gambar  2.3.2.  Struktur Molekul Amilopektin                                                          8  Gambar  2.6
Gambar 2.1. Buah dan Biji Alpukat
Gambar 2.3.1. struktur molekul amilosa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan pengujian aktivitas antidiabetes ekstrak etanol biji buah alpukat ( Persea americana Mill.) bentuk bulat dengan masing-masing dosis 0,245 g/kg BB;

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana Mill) terhadap tikus galur wistar yang

1) Membuat sirup glukosa dari tepung biji durian melalui tahapan hidrolisis asam. 2) Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi HCl pada saat hidrolisis dengan bahan baku

Skrining Fitokimia dan Uji LD50 Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Segar pada Mencit.. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Tulisan ini merupakan skripsi dengan judul “ Karakteristik Ekstraksi Minyak dari Biji Alpukat (Persea Americana Mill) Menggunakan Pelarut N-heptana ” , berdasarkan

Untuk mengetahui pengaruh penambahan kitosan dan plasticizer etilen glikol terhadap karakteristik bioplastik dari pati biji alpukat ( Persea Americana Mill ) meliputi

Berdasarkan hasil pengujian in vitro ekstrak biji alpukat ( Persea Americana Mill.) mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus yang telah multi resisten

6 menggunakan ekstrak etil asetat biji alpukat (Persea americana Mill.) 3,25 gram terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes menunjukkan adanya