• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP URINE SAPI

YANG TELAH MENGALAMI PERBEDAAN LAMA

FERMENTASI

SKRIPSI

OLEH :

MARDALENA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP URINE SAPI

YANG TELAH MENGALAMI PERBEDAAN LAMA

FERMENTASI

SKRIPSI

OLEH :

MARDALENA

020301016/Agronomi

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Judul Skripsi :Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi

Nama : Mardalena

NIM : 020301016

Departemen : Budidaya Pertanian Program Studi : Agronomi

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Hapsoh, MS) (Ir. Sanggam Silitonga) Ketua Anggota

Mengetahui

(Ir. Edison Purba Ph.D)

Ketua Departemen Budidaya Pertanian

(4)

ABSTRACT

The research held to test about the growing response of cucumber and production of cow’s urine, that not experince significant change of fermentation. Scheme of the experiment that used in the research is scheme disamanged group, factorial 2 factors and 3 repeats. The first is the factor cow’s urine (U) namely U0

= 0 cc / liter water + basic manure, U1 = 25 cc / liter water, without basic manure,

U2 = 50 cc / liter water, without basic manure and U3 = 50 cc / liter water + basic

manure. The second factor long of fermentation (F) namely F1 = one weeks, F2 =

two weeks, and F3 = three weeks. So that we can look combination action, the

parameter which abserve is the longest of plant, diameter of trunk, total of the branches no productive, time of harvest, massa of fruit per plot from the research. And we can compound that cow’s urine is very influence. From the result of the research was got that the urine of cow has given the to flowering time, harvesting age, female flower productive branch number, and non-productive branch number, the fermentation of urine of cow has significant influence to male flower, non-productive branch number, but the interactions of two treatment is not showed significant influence.

(5)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan untuk menguji respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun terhadap urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama fermentasi, rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 (dua) faktor dan 3 (tiga) ulangan. Faktor I. Urine Sapi (U) terdiri dari empat perlakuan yaitu: U0 = 0 cc/liter air + pupuk dasar, U1 = 25 cc/liter air, tanpa pupuk dasar, U2 = 50

cc/liter air, tanpa pupuk dasar dan U3 = 50 cc/liter air + pupuk dasar. Faktor II.

Perbedaaan lama Fermentasi (F) yaitu : F1 = 1 minggu, F2 = 2 minggu dan F3 = 3

minggu, sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Parameter yang diamati adalah panjang tanaman (cm), diameter batang (mm), umur berbunga (hari), jumlah bunga jantan dan bunga betina (hari), jumlah cabang produktif (cabang), jumlah cabang tidak produktif (cabang), umur panen (hari) bobot buah per sampel (g), diameter buah per sampel (mm) dan bobot buah per plot (g). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa urine sapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif dan jumlah cabang tidak produktif. Fermentasi urine sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan dan jumlah bunga cabang tidak produktif. Sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Mardalena, lahir di Simeulue 17 Juli 1984, anak pertama dari enam bersaudara, putri dari pasangan ayahanda Julian Harefa dan Ibunda Adisma.

Pada tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Sibigo dan tahun 2002 terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur Pemanduan Minat dan Prestasi (PMP)

(7)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Tulisan ini merupakan skripsi berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativusL.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Dr. Ir. Hapsoh, MS, selaku ketua komisi pembimbing, Ir. Sanggam Silitonga, selaku anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

(8)

Penulis menyadari skripsi belum sempurna maka kritik dan saran yang bertujuan menyempurnakan tulisan ini sangat dihargai. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat.

Medan, September 2007

(9)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

Urine Sapi Yang Telah Mengalami Fermentasi ... 11

Kegunaan Pertanian Organik ... 12

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

Bahan dan Alat Penelitian ... 16

Metode Penelitian ... 18

Parameter Penelitian ... 18

PanjangTanaman (cm) ... 18

Diameter Batang (mm) ... 18

Umur Berbunga (hari) ... 19

Jumlah Bunga Jantan dan Jumlah Bunga Betina (hari) ... 19

Umur Panen (Hari) ... 19

Jumlah Cabang Produktif (Cabang) ... 19

Jumlah Cabang Tidak Produktif (Cabang) ... 19

Bobot Buah Per sampel (g) ... 19

Bobot Buah Per plot (g) ... 20

Diameter Buah Per sampel (mm) ... 20

Pelaksanaan Penelitian ... 20

Persiapan Areal Penelitian ... 20

Pembuatan Fermentasi Urine Sapi ... 20

(10)

Penyulaman ... 21

Pemupukan ... 21

Pengaplikasian Urine Sapi ... 21

Pemeliharaan Tanaman ... 22

Penyiraman ... 22

Pengajiran ... 22

Penyiangan ... 22

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 22

Panen ... 23

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil... 24

Pembahasan ... 39

Pengaruh urine sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun ... 39

Pengaruh perbedaan lama fermentasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun ... 42

Pengaruh interaksi urine sapi dan perbedaan lama fermentasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun ... 43

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 44

Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA

(11)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

DAFTAR TABEL

Hal. 1. Rataan panjang tanaman (cm) 5 MST pada perlakuan urine sapi (U)

perbedaan lama fermentasi (F) ... 25 2. Rataan diameter batang (mm) 5 MST pada perlakuan urine sapi (U)

perbedaan lama fermentasi (F) ... 25 3. Rataan umur berbunga (hari) pada perlakuan urine sapi (U)

perbedaan lama fermentasi (F) ... 26 4. Rataan jumlah bunga jantan (hari) pada perlakuan urine sapi (U)

perbedaan lama fermentasi (F) ... 28 5. Rataan jumlah bunga betina (hari) pada perlakuan urine sapi (U)

perbedaan lama fermentasi (F) ... 29 6. Rataan umur panen (hari) pada perlakuan urine sapi (U) perbedaan

lama fermentasi (F) ... 31 7. Rataan jumlah cabang produktif (cabang) pada perlakuan urine sapi (U)

perbedaan lama fermentasi (F) ... 33 8. Rataan jumlah cabang tidak produktif (cabang) pada perlakuan urine

sapi (U) perbedaan lama fermentasi (F) ... 35 9. Rataan bobot buah per sampel (g) pada perlakuan urine sapi (U)

perbedaan lama fermentasi (F) ... 37 10. Rataan diameter buah per sampel (mm) pada perlakuan urine sapi (U)

(12)

perbedaan lama fermentasi (F) ... 38

DAFTAR GAMBAR

Hal. 1. Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi (U) pada

perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ... 27 2. Hubungan antara jumlah bunga jantan dengan perbedaan lama

fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U) ... 28 3. Hubungan antara jumlah bunga betina dengan urine sapi (U) pada

perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ... 30 4. Hubungan antara umur panen dengan urine sapi (U) pada

perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ... 32 5. Hubungan antara jumlah cabang produktif dengan urine sapi (U) pada

perlakuan perbedaan lama fermentasi (F) ... 34 6. Hubungan antara jumlah cabang tidak produktif dengan Perbedaan lama

(13)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Deskripsi tanaman ... 47

2. Hasil analisa kandungan unsur hara pada fermentasi urine sapi ... 48

3. Makanan ternak yang urinenya digunakan sebagai bahan penelitian ... 49

4. Jadwal kegiatan ... 50

5. Gambar bagan penelitian ... 51

6. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 2 MST ... 52

7. Analisa sidik ragam panjang tanaman 2 MST ... 52

8. Data pengamatan panjang tanaman (cm) 3 MST ... 53

9. Analisa sidik ragam panjang tanaman 3 MST ... 53

10.Data pengamatan panjang tanaman (cm) 4 MST ... 54

11. Analisa sidik ragam panjang tanaman 4 MST ... 54

12.Data pengamatan panjang tanaman (cm) 5 MST ... 55

13. Analisa sidik ragam panjang tanaman 5 MST ... 55

14.Data pengamatan diameter batang (mm) 2 MST ... 56

15. Analisa sidik ragam panjang tanaman 2 MST ... 56

16.Data pengamatan diameter batang (mm) 3 MST ... 57

17. Analisa sidik ragam diameter batang 3 MST ... 57

18.Data pengamatan diameter batang (mm) 4 MST ... 58

19. Analisa sidik ragam diameter batang 4 MST ... 58

20.Data pengamatan diameter batang (mm) 5 MST ... 59

(14)

22.Data pengamatan umur berbunga (hari) ... 60

23. Analisa sidik ragam umur berbunga ... 60

24.Data pengamatan jumlah bunga jantan (hari) ... 61

25. Analisa sidik ragam jumlah bunga jantan ... 61

26.Data pengamatan jumlah bunga betina (hari) ... 62

27. Analisa sidik ragam jumlah bunga betina ... 62

28.Data pengamatan umur panen (hari) ... 63

29. Analisa sidik ragam umur panen ... 63

30.Data pengamatan jumlah cabang produktif (cabang) ... 64

31. Analisa sidik ragam jumlah cabang produktif ... 64

32.Data pengamatan jumlah cabang tidak produktif (cabang) ... 65

33. Analisa sidik jumlah cabang tidak produktif ... 65

34.Data pengamatan bobot buah per sampel (g) ... 66

35. Analisa sidik ragam bobot buah per sampel ... 66

36.Data pengamatan diameter buah per sampel (mm) ... 67

37. Analisa sidik ragam diameter buah per sampel ... 67

38.Data pengamatan bobot buah per plot (g) ... 68

39.Transformasi akar kuadrat data pengamatan bobot buah per plot ... 68

40. Analisa sidik ragam bobot buah per plot ... 69

41.Rangkuman uji beda rataan parameter pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F) ... 70

42. Hasil Dokumentasi penelitian ... 71

(15)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mentimun atau ketimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari famili Cucurbitales yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan daerah asal tanaman mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya (Rukmana, 1994).

(16)

Barat, Daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah (Ashari, 1995).

Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dalam bentuk segar. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber vitamin dan mineral. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein, 0,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, natrium 5,00 mg, niacin 0,10 mg, abu 0,40 gr, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2 IU vitamin B2 (Sumpena, 2001).

Mentimun termasuk salah satu jenis sayuran buah yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat sehari - hari, sehingga permintaan terhadap komoditi ini sangat besar. Buah ini disukai oleh seluruh golongan masyarakat, mulai dari golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah sampai berpenghasilan tinggi, sehingga buah mentimun dibutuhkan dalam jumlah relatif besar dan berkesinambungan. Kebutuhan buah mentimun cenderung terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, peningkatan taraf hidup, tingkat pendidikan, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gizi (Cahyono, 2003).

(17)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Pada tahun 2006 luas areal panen mentimun nasional mencapai 55,792 ha dengan produksi 268,201 ton. Luas areal panen komoditi mentimun di Sumatera Utara pada tahun 2006 sebesar 3,591 ha dengan produksi rata-rata 125,06 kw/ha (BPS, 2006).

Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,5 ton/ha sampai 4,8 ton/ha, padahal produksi mentimun hibrida bisa mencapai 20 ton/ha budidaya mentimun dalam skala produksi yang tinggi dan intensif belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun di tanam hanya sebagai tanaman selingan (Warintek, 2006).

Buah mentimun muda dapat dibuat acar, pencampur gado - gado, asinan dan lain-lain. Buah mentimun juga dapat dimanfaatkan untuk kosmetik, menjaga kesehatan tubuh, menghambat penuaan dan menghilangkan kerut, mentimun dapat menurunkan panas karena demam dan meningkatkan stamina. Kandungan serat buah mentimun yang tinggi berguna untuk melancarkan buang air besar, menurunkan kolestrol dan menetralkan racun di dalam tubuh (Rukmana, 1994).

(18)

Kegunaan budidaya organik pada dasarnya adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pupuk organik dan pupuk hayati mempunyai berbagai keunggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan Cuma - cuma. Pupuk organik dan pupuk hayati berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam - macam proses yang saling mendukung dalam menyuburkan tanah dan sekaligus mengkonservasi dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan (Sutanto, 2002).

Bahan organik tanah meliputi semua jenis lapisan tanaman dan sisa hewan. Bahan organik ini akan berganti menjadi humus apabila telah dipisahkan menjadi komponen yang aktif di dalam tanah. Di dalam tanah bahan organik secara garis besarnya berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Murdowo, 2004).

Kandungan bahan organik dalam tanah semakin lama semakin berkurang, bahan organik sering disebut sebagai bahan penyangga tanah. Tanah dengan kandungan bahan organik rendah akan berkurang kemampuannya mengikat pupuk kimia sehingga efesiensinya menurun akibat sebagian besar pupuk hilang melalui pencucian, fiksasi atau penguapan (Musnamar, 2003).

(19)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

pertumbuhan vegetatif tanaman. Karena baunya yang khas urine sapi ternak juga dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman dari serangan (Naswir, 2003).

Fermentasi urine sapi mempunyai sifat menolak hama atau penyakit pada tanaman. Hama atau penyakit bisa saja datang, tetapi langsung pergi, bukan musnah tetapi hanya menyingkir dari tanaman. Pemupukan dengan menggunakan urine sapi yang telah difermentasikan selama + 1 bulan dapat meningkatkan produksi tanaman. Urine sapi mengandung unsur N, P, dan K yang cukup tinggi dan mengandung Ca yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit (Phrimantoro, 2002).

Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun terhadap urine sapi yang telah mengalami fermentasi.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun terhadap urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama fermentasi.

Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh urine sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.

(20)

3. Ada interaksi urine sapi dan perbedaan lama fermentasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(21)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Sistimatika (taksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut (Sharma, 2002).

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitales Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.

Tanaman mentimun berakar tunggang. Akar tunggangnya tumbuh lurus ke dalam tanah sampai kedalaman sekitar 20 cm, perakaran tanaman mentimun dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang berstruktur remah (Cahyono, 2003).

(22)

Batangnya basah serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50 cm - 250 cm, bercabang dan yang tumbuh di sisi tangkai daun (Rukmana, 1994).

Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda dan bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun tegap. Mentimun berdaun tunggal, bentuk, ukuran dan kedalaman lekuk daun mentimun bervariasi (Cahyono, 2003).

Bunga mentimun merupakan bunga sempurna. Berbentuk terompet dan berukuran 2 cm - 3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benang sari. Kelopak bunga berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak dibagian bawah pangkal bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 - 6 buah, berwarna kuning terang dan berbentuk bulat, bunga mentimun merupakan bunga sempurna (Cahyono, 2003).

Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda dan hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar sementara buah mentimun tua berwarna coklat, coklat tua bersisik, kuning tua. Diameter buah mentimun antara 12 cm - 25 cm (Sumpena, 2001).

Biji timun berwarna putih, krem, berbentuk bulat lonjong (oval) dan pipih. Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji - biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan atau pembiakan (Cahyono, 2003).

Syarat Tumbuh

(23)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah dan dataran tinggi yaitu sampai ketinggian + 1.000 meter di atas permukaan laut (Sumpena, 2001).

Tanaman mentimun tumbuh dan produksi tinggi pada suhu udara berkisar antara 20oC - 32oC, dengan suhu udara optimal 27oC. Di daerah tropik seperti di Indonesia keadaan suhu udara di tentukan oleh tinggi permukaan laut. Cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun, karena penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika pencahayaan berlangsung antara 8 jam - 12 jam/hari (Cahyono, 2003).

Kelembaban relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhannya antara 50 - 85 %, sementara curah hujan optimal yang diinginkan tanaman sayur ini antara 200 - 400 mm/bulan. Curah hujan yang telalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena, 2001).

Tanah

(24)

yaitu batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan peyerapan zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu masam tanaman mentimun akan menderita penyakit klorosis (Rukmana, 1994).

Tanah yang kaya akan bahan organik sangat baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena tanah yang kaya bahan organik memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi (Cahyono, 2003).

Urine Sapi

Urine sapi sering juga disebut pupuk kandang cair. Urine sapi mengandung unsur hara N, P, K dan bahan organik, yang berperan memperbaiki struktur tanah. Urine sapi dapat digunakan langsung sebagai pupuk baik sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan (Sutanto, 2002).

Urine sapi yang diaplikasikan pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam, pengaruhnya mulai nampak nyata bahkan sangat nyata terhadap panjang tanaman, karena konsentrasi urine sapi yang disemprotkan lewat daun mampu menstimulir panjang batang utama (Agusuryani, 1995).

(25)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Menurut Rudy (2003), pemakaian 10% - 15% pupuk pabrik ditambah kotoran sapi dan urine sapi akan menghasilkan pupuk yang berimbang bagi tanaman sehingga akan diperoleh tanaman yang subur.

Urine Sapi Yang Telah Mengalami Fermentasi

Fermentasi urine sapi dalam ilmu pertanian disingkat (FUS), mempunyai zat pengatur tumbuh, yaitu auxin, FUS juga mampu menolak hama atau penyakit (Murdowo, 2004).

Fermentasi urine sapi yang diaplikasi pada tanaman sangat menguntungkan petani karena dari segi biaya murah dan produksi meningkat dibandingkan dengan pupuk kimia. Fermentasi urine sapi dapat dipergunakan untuk sayuran dan hortikultura, biasanya fermentasi urine sapi diaplikasikan lewat daun (Naswir, 2003).

Pemupukan daun dengan menggunakan urine sapi yang telah difermentasikan selama + 1 bulan. Urine sapi mengadung unsur N, P, K yang cukup tinggi dan mengandung Ca yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit (Raharja, 2005).

(26)

Asam Indolasetat (IAA)

Fungsi auxin pada tanaman antara lain merangsang pertumbuhan dan mempertinggi persentase timbulnya bunga dan buah, mendorong partenokarpi yaitu suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan, mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya, serta mematahkan dominasi pucuk atau apikal yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang (Naswir, 2003).

Auxin IAA (Indole-3-Acetic Acid) dengan rumus bangun C10 H9 O2N

dapat mempengaruhi masa vegetatif dan reproduktif pada tanaman, mempunyai peranan terhadap pembelahan sel, pembesaran sel dan diferensiasi sel

NH

(Heddy, 1989).

Kegunaan Pertanian Organik

Melalui program revolusi hijau, produksi pangan dunia meningkat secara dramastis sehingga mampu mengatasi kerawanan pangan terutama di negara -negara Asia, Afrika dan Amerika Latin. Peningkatan produksi pangan tidak terlepas dari penggunaan produk teknologi modern seperti benih unggul, pupuk kimia, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan pertanaman monokultur. Akan tetapi pada kenyataannya program revolusi hijau dapat berhasil di wilayah dengan sumber daya air dan tanah baik serta infrastruktur yang mendukung (Sutanto, 2002).

(27)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Dampat negatif penggunaan pestisida kimia dan pupuk buatan pabrik saat revolusi hijau, akhirnya manusiapun berusaha mencari teknik bertahan secara baik untuk lingkungan maupun manusia. Inilah yang kemudian melahirkan teknik budidaya organik (Andoko, 2002).

Istilah pertanian organik menghimpun seluruh imajinasi petani dan konsumen yang secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat, juga untuk menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah dan menggunakan sumber daya alami. Pertanian berkelanjutan dengan masukan teknologi yang rendah adalah membatasi ketergantungan pada pupuk anorganik dan bahan kimia yang lainnya. Gulma, penyakit dan hama tanaman dikelola melalui pergiliran tanaman, polikultur, bioherbisida, insektisida organik yang dikombinasikan dengan pengelolaan tanaman yang baik (Sutanto, 2002).

Pestisida organik merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan maupun hewan. Pestisida organik relatif mudah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Oleh karena terbuat dari bahan organik maka pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan pengaplikasian pestisida organik relatif aman bagi petani (Andoko, 2002).

(28)

Dalam penerapannya pertanian organik banyak menghadapi kendala berupa keruahan (bulkiness) bahan, takarannya harus banyak dan dapat menghadapi persaingan dengan kepentingan lain untuk memperoleh sisa tanaman dan limbah organik dalam jumlah yang cukup banyak, misalnya limbah panen digunakan untuk makanan ternak, jerami padi diminati oleh pabrik kertas, ampas tebu untuk bahan bakar dan sampah kota untuk menimbun lahan yang rendah atau cekungan untuk memperluas lahan (Sutanto, 2002).

Budidaya tanpa penggunaan pupuk kimia dan pestisida maka produk pertanian organik terbebas dari residu dari zat berbahaya. Manusia sebagai konsumen akhir produk pertanian merasa bebas dan terjaga kesehatannya (Andoko, 2002).

Secara garis besar, keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah sebagai berikut:

1. Mempengaruhi sifat fisik tanah, warna tanah dari cerah akan berubah menjadi kelam. Hal ini bahan organik dapat membuat tanah menjadi gembur, sehinggga aerasi menjadi lebih baik dan lebih mudah ditembus oleh akar tanaman. Pada tanah yang bertekstur pasir, bahan organik akan meningkatkan pengikatan antar partikel dan meningkatkan kapasitas untuk mengikat air. 2. Mempengaruhi sifat kimia tanah, kapasitas tukar kation (KTK) dan

ketersediaan unsur hara meningkat dengan penggunaan bahan organik. Asam yang dikandung humus akan membantu untuk meningkatkan proses pelapukan bahan mineral.

(29)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

bahan organik akan mempercepat perbanyakan fungi, bakteri, mikro flora dan mikro fauna di dalam tanah.

(30)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas permukaan laut (dpl) mulai bulan Februari sampai dengan April 2007.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih mentimun varietas Mercy (Lampiran 1), urine sapi yang telah difermentasi (Lampiran 2), pupuk Urea, TSP, KCL dan kantong plastik.

Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, meteran, gembor, hansdprayer, plang nama, plang perlakuan, pacak sampel, jangka sorong, timbangan, tali plastik, bambu, kalkulator, gelas ukur, kertas karton.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan yaitu :

Faktor I : Konsentrasi urine sapi dengan 4 (empat) taraf perlakuan yaitu : U0 = 0 cc / liter air + pupuk dasar

U1 = 25 cc / liter air, tanpa pupuk dasar

U2 = 50 cc / liter air, tanpa pupuk dasar

(31)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Faktor II : Urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama fermentasi dengan 3 (tiga) taraf perlakuan yaitu :

F1 = 1 minggu

F2 = 2 minggu

F3 = 3 minggu

Kombinasi perlakuan yaitu :

U0F1 U1F1 U2F1 U3F1

U0F2 U1F2 U2F2 U3F2

U0F3 U1F3 U2F3 U3F3

Jumlah ulangan : 3 Ulangan Jumlah plot percobaan : 36 Plot

Ukuran plot : 90 cm x 70 cm Jarak tanam : 60 cm x 40 cm Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar blok : 50 cm

Jumlah seluruh tanaman : 144 tanaman Jumlah tanaman sampel : 72 tanaman Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman Jumlah sampel per plot : 2 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model linear sebagai berikut :

Yij = + i + j + k + ( )jk + εijk

(32)

= Nilai tengah.

i = Efek blok taraf ke-i.

j = Efek konsentrasi urine sapi pada taraf ke-j. k = Efek lama fermentasi urine sapi pada taraf ke-k.

( )jk = Efek intraksi antara konsentrasi urine sapi pada taraf ke-j dan lama fermentasi urine sapi taraf ke-k.

εijk = Galat percobaan pada blok ke-i dengan perlakuan konsentrasi urine sapi

pada taraf ke-j dan lama fermentasi urine sapi pada taraf ke-k.

Jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rataan

Duncan (DMRT) pada taraf = 5 %.

Parameter Penelitian

Panjang Tanaman (cm)

Panjang tanaman diukur mulai dari buku pertama pada tanaman sampai dengan titik tumbuh dengan menggunakan meteran. Pengukuran panjang tanaman dilakukan sejak tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) hingga panen pertama dengan interval 1 minggu sekali.

Diameter Batang (mm)

(33)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Umur Berbunga (hari)

Umur berbunga dihitung mulai dari muncul bunga pertama sampai 75 % tanaman mentimun berbunga.

Jumlah Bunga Jantan dan Bunga Betina (hari)

Bunga jantan dan bunga betina yang telah membuka sempurna dihitung setiap hari sampai penelitian berakhir.

Umur Panen (hari)

Umur panen dihitung mulai dari penanaman tanaman mentimun hingga tanaman menunjukkan kriteria panen.

Jumlah Cabang Produktif (cabang)

Dihitung jumlah cabang yang produktif (jumlah cabang yang menghasilkan buah) pada setiap tanaman dengan sekali pengambilan selama penelitian.

Jumlah Cabang Tidak Produktif (cabang)

Dihitung jumlah cabang yang tidak menghasilkan buah pada setiap tanaman dengan sekali pengambilan selama penelitian.

Bobot Buah Per sampel (g)

(34)

Bobot Buah Per plot (g)

Bobot buah dihitung dengan menimbang buah pada masing – masing plot.

Diameter Buah Per sampel (mm)

Diameter buah diukur pada masing-masing buah per sampel dengan menggunakan jangka sorong yaitu pada bagian 1/3 dari pangkal buah, bagian

tengah buah dan ¼ dijumlahkan dan diambil rataannya kemudian dibagi 3.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Areal Penelitian

Areal penelitian dibersihkan dari gulma dan sisa - sisa tanaman. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman olah 30 cm, dibagi dalam 3 blok dengan masing - masing blok terdiri dari 12 plot yang berukuran 90 cm x 70 cm. Dibuat parit keliling dengan lebar 50 cm dan parit antar plot dalam ulangan 30 cm.

Pembuatan Fermentasi Urine Sapi

(35)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Penanaman Benih

Benih di tanam 2 benih per lubang tanam, benih terlebih dahulu direndam dengan air dingin untuk mempercepat keluarnya calon akar (Cahyono, 2003).

Penyulaman

Penyulaman dilakukan seawal mungkin yaitu 1 minggu setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati.

Pemupukan

Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk Urea 5,625 g/tanaman, TSP 3,75 g/tanaman dan KCL 2,5 g/tanaman. Pupuk diberikan 3 tahap yaitu tahap I, 5 hari setelah tanam, tahap II, 10 hari setelah tanam dan tahap III saat tanaman mulai berbunga, pupuk diberikan dengan cara tanam kedalam tanah di sekeliling tanaman + 15 cm dari batang.

Pengaplikasian Urine Sapi

(36)

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor, penyiraman dilakukan setiap hari yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Pengajiran

Ajir berfungsi untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan dan tempat menopang buah. Pengajiran dilakukan seawal mungkin (+ 5 hari setelah tanam) agar tidak mengganggu dan merusak perakaran tanaman. Tinggi ajir + 2 meter.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabut gulma yang ada di areal penelitian dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

(37)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Panen

(38)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari hasil penelitian diperoleh perlakuan dengan menggunakan urine sapi berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah cabang tidak produktif, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga jantan, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel dan bobot buah per plot.

Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan dan jumlah cabang produktif, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel dan bobot buah per plot.

Interaksi perlakuan urine sapi dan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter.

Panjang Tanaman (cm)

(39)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Rataan panjang tanaman pada 5 MST akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan panjang tanaman (cm) umur 5 MST pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Diameter Batang (mm)

Data hasil pengamatan diameter batang umur 2 – 5 MST serta analisa sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 14 s/d 21. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang 2 – 5 MST.

Rataan diameter batang pada 5 MST akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan diameter batang (mm) umur 5 MST pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

(40)

Umur Berbunga (hari)

Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisa sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 22 s/d 23. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine sapi berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga.

Rataan umur berbunga akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan umur berbunga (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

F1 30.00 a 26.33 a 27.67 a 26.67 a 27.67 a

F2 28.33 a 26.33 a 25.33 a 26.67 a 26.67 a

F3 27.33 a 27.00 a 27.00 a 27.00 a 27.08 a

Rataan 28.56 a 26.56 b 26.67 b 26.78 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi terdapat pada perlakuan U0 sebesar 28,56 dan terendah terdapat pada perlakuan U1 sebesar 26,56. Perlakuan U0 berbeda nyata terhadap U1, U2 dan U3.

(41)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi pada beberapa cc/liter air disajikan pada Gambar 1.

= 28.45 - 0.0842U + 0.0008U2, R2 = 0.9175

Gambar 1. Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi (U) pada perlakuan perbedaan lama fermentasi (F).

Dari Gambar 1 terlihat hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan urine sapi.

Jumlah Bunga Jantan (hari)

Data hasil pengamatan jumlah bunga jantan serta analisa sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 24 s/d 25. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga jantan. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga jantan.

(42)

Tabel 4. Rataan jumlah bunga jantan (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

F1 6.32 a 5.36 a 5.45 a 5.33 a 5.62 a

F2 5.60 a 4.96 a 5.16 a 4.36 a 5.02 b

F3 5.67 a 5.34 a 5.20 a 6.18 a 5.60 a

Rataan 5.87 a 5.22 a 5.27 a 5.29 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi terdapat pada perlakuan U0 sebesar 5,87 dan terendah terdapat pada perlakuan U1 sebesar 5,22. Perlakuan U0 tidak berbeda nyata terhadap U1, U2 dan U3.

Dari Tabel 4 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 5,62 dan terendah pada perlakuan F2 sebesar 5,02. Perlakuan F1 berbeda nyata terhadap F2, tetapi F1 tidak berbeda nyata terhadap F3.

Hubungan antara jumlah bunga jantan dengan perbedaan lama fermentasi (minggu) disajikan pada Gambar 2

= 7,3867 - 2,3583F + 0,5875F2, R2 = 1

(43)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah bunga jantan dan perbedaan lama fermentasi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan perbedaan lama fermentasi.

Jumlah Bunga Betina (hari)

Data hasil pengamatan jumlah bunga betina serta analisa sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 26 s/d 27. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga betina. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga betina, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga betina.

Rataan jumlah bunga betina akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan jumlah bunga betina (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

F1 10.67 a 6.67 a 5.67 a 8.83 a 7.96 a

F2 10.83 a 6.33 a 4.83 a 6.17 a 7.04 a

F3 7.67 a 5.83 a 4.33 a 9.17 a 6.75 a

Rataan 9.72 a 6.28 bc 4.94 c 8.06 ab

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

(44)

Dari Tabel 5 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 7,96 dan terendah pada perlakuan F3 sebesar 6,75. Perlakuan F1 tidak berbeda nyata terhadap F2 dan F3.

Hubungan antara jumlah bunga betina dengan urine sapi pada beberapa cc/liter air disajikan pada Gambar 3.

= 9.8389 - 0.222U + 0.0026U2, R2 = 0.9791

Gambar 3. Hubungan antara jumlah bunga betina dengan urine sapi (U) pada perlakuan perbedaan lama fermentasi (F).

Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah bunga betina dan perlakuan urine sapi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan urine sapi.

Umur Panen (hari)

(45)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Rataan jumlah umur panen akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan umur panen (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi terdapat pada perlakuan U0 sebesar 48,00 dan terendah terdapat pada perlakuan U1 sebesar 43,33. Perlakuan U0 berbeda nyata terhadap U1 dan U2, tetapi tidak berbeda nyata terhadap U3.

(46)

Hubungan antara umur panen dengan urine sapi pada beberapa cc/liter air disajikan pada Gambar 4.

=47.6 - 0.1627U + 0.0016U2 , R2 = 0.7517

Gambar 4. Hubungan antara umur panen dengan urine sapi (U) pada perlakuan perbedaan lama fermentasi (F).

Dari Gambar dapat dilihat hubungan umur panen dan perlakuan urine sapi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif pada perlakuan urine sapi.

Jumlah Cabang Produktif (cabang)

Data hasil pengamatan jumlah cabang produktif serta analisa sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 30 s/d 31. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang produktif, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang produktif.

(47)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Tabel 7. Rataan jumlah cabang produktif (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

F1 2.00 a 1.83 a 1.83 a 1.83 a 1.88 a

F2 2.17 a 1.33 a 1.67 a 2.00 a 1.79 a

F3 2.00 a 1.50 a 1.83 a 2.67 a 2.00 a

Rataan 2.06 a 1.56 b 1.78 ab 2.17 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi terdapat pada perlakuan U3 sebesar 2,17 dan terendah terdapat pada perlakuan U1 sebesar 1,56. Perlakuan U3 berbeda nyata terhadap U1 dan U2, tetapi tidak berbeda nyata terhadap U0.

(48)

Hubungan antara jumlah cabang produktif dengan perlakuan urine sapi cc/liter air disajikan pada Gambar 5.

= 2.0278 - 0.0244x + 0.0004x2 , R2 = 0.9324

Gambar 5. Hubungan jumlah cabang produktif dengan urine sapi (U) pada perlakuan perbedaan lama fermentasi (F).

Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah cabang produktif dan perlakuan urine sapi menunjukkan hubungan yang kuadratik negatif terhadap perbedaan lama fermentasi.

Jumlah Cabang Tidak Produktif (cabang)

Data hasil pengamatan jumlah cabang tidak produktif serta analisa sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 32 s/d 33. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang tidak produktif. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang tidak produktif, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang tidak prouktif.

(49)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Tabel 8. Rataan jumlah cabang tidak produktif (cabang) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

F1 1.33 a 1.17 a 1.83 a 1.50 a 1.46 a

F2 1.00 a 1.33 a 1.00 a 1.33 a 1.17 b

F3 1.00 a 1.00 a 1.17 a 1.50 a 1.17 b

Rataan 1.11 a 1.17 a 1.33 a 1.44 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi perlakuan urine sapi terdapat pada perlakuan U3 sebesar 1,44 dan terendah terdapat pada perlakuan U1 sebesar 1,11. Perlakuan U3 tidak berbeda nyata terhadap U0, U1, dan U3.

Dari Tabel 8 juga dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan perbedaan lama fermentasi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 1,46 dan terendah pada perlakuan F2 dan F3 sebesar 1,17. Perlakuan F1 berbeda nyata terhadap F2 dan F3.

(50)

Hubungan antara jumlah cabang tidak produktif dengan perlakuan perbedaan lama fermentasi disajikan pada Gambar 6.

= -0,1458x + 1,5556, r = 0,75

Gambar 6. Hubungan antara jumlah cabang tidak produktif dengan perbedaan lama fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U).

Dari Gambar dapat dilihat hubungan jumlah cabang tidak produktif dan perlakuan perbedaan lama fermentasi menunjukkan hubungan yang linear negatif terhadap perlakuan urine sapi.

Bobot Buah Per sampel (g)

Data hasil pengamatan bobot buah per sampel serta analisa sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 34 s/d 35. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per sampel. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per sampel, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per sampel.

(51)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Tabel 9. Rataan bobot buah per sampel (g) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

Data hasil pengamatan diameter buah per sampel serta analisa sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 36 s/d 37. Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah per sampel. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah per sampel, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah per sampel.

Rataan diameter buah per sampel akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan diameter buah per sampel (mm) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

(52)

urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot. Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot.

Rataan bobot buah per plot akibat pengaruh urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F) dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rataan bobot buah per plot (g) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F).

Perlakuan U0 U1 U2 U3 Rataan

F1 3426.67 7460.00 5373.33 6346.67 5651.67

F2 6504.00 6140.00 5286.67 4106.67 5509.33

F3 5216.67 4126.67 5996.00 4653.33 4998.17

(53)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Pembahasan

Pengaruh Urine Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun

Dari hasil analisa data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan dengan menggunakan urine sapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif, tetapi tidak nyata terhadap parameter panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga jantan, jumlah cabang tidak produktif, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel dan bobot buah per plot.

(54)

Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap parameter umur berbunga. Hal ini diduga karena umur berbunga dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pembentukan bunga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wilkins (1997) bahwa cahaya dapat meningkatkan pengangkutan unsur hara dengan memasok produk – produk dari fotosintesis yang dapat merangsang pembentukan bunga, penyinaran juga dapat menyebabkan membuka dan menutupnya bunga.

Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah bunga betina. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama faktor cahaya matahari dan intensitas cahaya matahari menurut Fisher dan Goldsworthy (1996) faktor lingkungan yang paling penting untuk mengendalikan proses pembungaan. Lebih lanjut cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pembentukan bunga betina dan bunga jantan pada tanaman mentimun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cahyono (2003) yang menyatakan bahwa panjang penyinaran matahari kurang dari 12 jam setiap hari dengan intensitas cahaya rendah maka tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga betina.

(55)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap umur panen. Hal ini diduga karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan unsur hara, pupuk organik akan terurai sempurna apabila ada jarak waktu pemberian dan penanaman, sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Sesuai dengan pernyataan Novizan (2005) yang menyatakan bahwa pupuk organik dalam waktu 1 – 2 bulan akan terurai sempurna sehinggga menjadi tersedia bagi tanaman.

Perlakuan urine sapi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang produktif. Hal ini diduga karena pada fase pertumbuhan cabang unsur hara yang terdapat pada urine sapi sudah tersedia bagi tanaman, sehingga unsur – unsur yang ada seperti N, P dan K (Lampiran 2) dapat diserap oleh tanaman. Unsur N, P dan K berperan penting dalam proses pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lingga dan Marsono (2004) yang menyatakan bahwa peranan utama dari Nitrogen adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan bagian tanaman khususnya batang, cabang dan daun tanaman.

(56)

ke jaringan buah, pemupukan Ca lewat akar lebih efisien karena Ca dari akar langsung bergerak ke buah.

Pengaruh Perbedaan Lama fermentasi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman mentimun

Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan perbedaan lama fermentasi memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter jumlah bunga jantan dan jumlah cabang tidak produktif. Namun terhadap parameter panjang tanaman, diameter batang, jumlah bunga betina, jumlah cabang produktif, umur panen, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel dan bobot buah per plot berpengaruh tidak nyata.

Perlakuan perbedaan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah bunga jantan dan jumlah cabang tidak produktif. Hal ini diduga selama terjadi fermentasi terjadi proses fiksasi N dari udara oleh mikroorganisme yang ada dalam fermentasi urine sapi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rao (1994) yang menyatakan bahwa selama terjadi proses fermentasi terjadi fiksasi (penangkapan) N dari udara yang disebabkan oleh mikroorganisme.

(57)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

pernyataan Nurjahtyah (2003) yang menyatakan bahwa fermentasi dan pemupukan lewat daun dapat menyebabkan N menguap ke udara.

Pengaruh Interaksi Urine Sapi dan Perbedaan Lama Fermentasi Terhadap pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun

(58)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Urine sapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman, diameter batang, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel, bobot buah per plot, tetapi berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah bunga betina, umur panen dan jumlah cabang produktif.

2. Perbedaan lama fermentasi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman, diameter batang, umur berbunga, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, umur panen, jumlah cabang produktif, bobot buah per sampel, diameter buah per sampel, dan bobot buah per plot. tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan dan jumlah cabang tidak produktif.

3. Dari hasil penelitian hasil yang terbaik terdapat pada perlakuan U1F2 dan U2F2. Hal ini dapat dilihat pada (Lampiran 42).

4. Interaksi dari urine sapi dan perbedaan lama fermentasi memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap semua perlakuan.

Saran

(59)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

DAFTAR PUSTAKA

Agusuryani, S. 1995. Pengaruh Konsentrasi Urine Sapi dan Dosis Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka Non Biji. Universitas Santo Thomas. Medan. Hlm 21.

Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm 5-7.

Anty, K. 1980. Urine Sapi.http/// Kompas-cetak, barisan. 15. htm 2. (25 Agustus 2006).

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. Hlm 255-257.

BPS, 2006. Sumatera Utara dalam Angka 2006. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Medan.

Cahyono, B. 2003. Timun. Aneka Ilmu. Semarang. Hlm 3,4,8,10, dan 27.

Goldsworthy, P. R dan N. M, Fisher. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropika. Penerjemah Tohari dan Soeharoedjian. UGM. Press Yogyakarta. Hlm 209. Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuhan. Rajawali. Jakarta. Hlm 55-56.

Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Wacana. Yogyakarta. Hlm 247-248. Lakitan, B. 1995. Hortikultura, Teori Budidaya dan Pasca Panen. Grafindo

Persada. Jakarta. Hlm 71 dan 73.

Lingga, P. dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm 4.

Murdowo, J. 2004. (28 Agustus 2006)

Musnamar, E. I. 2003. Pembuatan dan Aplikasi Pupuk Organik Padat. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm 1-2.

Naswir. 2003. Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasikan Sebagai Nutrisi Tanaman.

(20 Juli 2006)

(60)

Nurjahtyah, E. 2003. (20 juni 2007).

Raharja, A. 2005. Pupuk dan Pestisida. 2001/2006/08/07/htm. (07 Agustus 2006)

Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Hlm 189-190.

Rudy,C. 2003. Tarumingkeng.http://tumontou.net/6-sem2-023/kel4-sem1-023.htm. (28 Agustus 2006)

Rao, S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanamam. Universitas Indonesia. Jakarta. Hlm 102.

Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius. Yogyakarta. Hlm 11,12,17 dan 36.

Phrimantoro. 2002. htm. (28 Agustus 2006)

Sharma, O. P. 2002. Plant Taxonomy, Tata McGraw, Hill Publishing Company Limited. New Delhi. Hlm 297-301.

Solikum dan Masdiko. 2005. http://www.kompas.com/kompas-cetak /0201/10/jatim/urine 28. htm (28 Agustus, 2007).

Sumpena, U. 2001. Budi Daya Mentimun. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm 1 dan 19.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. Hlm 2, 5 dan 7.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. Hlm 15, 27 dan 200. Warintek. 2006. mentimun. Available at: (06 Agustus 2006).

(61)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Mentimun Varietas Mercy

Nama : Hibrida F1 Mercy Hasil rata-rata : 3,5 – 5 kg/pohon Warna batang : Hijau

Warna bunga : Kuning Umur berbunga : 21 hari Masa panen : 28 – 35 hari Panjang buah : 18 – 20 cm Diameter buah : 4 – 5 cm

Berat buah : 350 – 400 gr/buah

Ketahanan penyakit : Tahan terhadap penyakit Downy mildew (penyakit pada tanaman disebabkan oleh cendawan dengan gejala umum bercak-bercak pada bagian tanaman yang terserang dan biasanya mengakibatkan kematian).

Keterangan : Umur genjah, sangat produktif dan cocok di segala musim

(62)
(63)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 3. Makanan Sapi Yang dipergunakan Urinenya Untuk Penelitian. 1. Bungkil Inti Sawit 3 kg

2. Pelepah dan Daun Sawit 3 kg 3. Lumpur Sawit 3 kg

4. Serat Perasan Buah Sawit 3 kg

(64)
(65)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 5. Bagan Penelitian

Blok I Blok II Blok III

Gambar 7. Bagan Penelitian

(66)

Lampiran 6. Data pengamatan panjang tanaman 2 MST

Lampiran 7. Analisa sidik ragam panjang tanaman 2 MST

(67)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 8. Data pengamatan panjang tanaman 3 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

Lampiran 9. Analisa sidik ragam panjang tanaman 3 MST

(68)

Lampiran 10. Data pengamatan panjang tanaman 4 MST

Lampiran 11. Analisa sidik ragam panjang tanaman 4 MST

(69)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 12. Data pengamatan panjang tanaman 5 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

Lampiran 13. Analisa sidik ragam panjang tanaman 5 MST

(70)

Lampiran 14. Data pengamatan diameter batang 2 MST

Lampiran 15. Analisa sidik ragam diameter batang 2 MST

(71)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 16. Data pengamatan diameter batang 3 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

Lampiran 17. Analisa sidik ragam diameter batang 3 MST

(72)

Lampiran 18. Data pengamatan diameter batang 4 MST

Lampiran 19. Analisa sidik ragam diameter batang 4 MST

(73)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 20. Data pengamatan diameter batang 5 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

Lampiran 21. Analisa sidik ragam diameter batang 5 MST

(74)

Lampiran 22. Data pengamatan umur berbunga

Lampiran 23. Analisa sidik ragam umur berbunga

(75)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 24. Data pengamatan jumlah bunga jantan

Perlakuan Blok Total Rataan

Lampiran 25. Analisa sidik ragam jumlah bunga jantan

(76)

Lampiran 26. Data pengamatan jumlah bunga betina

Lampiran 27. Analisa sidik ragam jumlah bunga betina

(77)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 28. Data pengamatan umur panen

Perlakuan Blok Total Rataan

Lampiran 29. Analisa sidik ragam umur panen

(78)

Lampiran 30. Data pengamatan jumlah cabang produktif

Lampiran 31. Analisa sidik ragam jumlah cabang produktif

(79)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 32. Data pengamatan jumlah cabang tidak produktif

Perlakuan Blok Total Rataan

Lampiran 33. Analisa sidik ragam jumlah cabang tidak produktif

(80)

Lampiran 34. Data pengamatan bobot buah per sampel

Lampiran 35. Analisa sidik ragam bobot buah per sampel

(81)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 36. Data pengamatan diameter buah per sampel

Perlakuan Blok Total Rataan

Lampiran 37. Analisa sidik ragam diameter buah per sampel

(82)

Lampiran 38. Data pengamatan bobot buah per plot

Lampiran 39. Transformasi akar kuadrat data pengamatan bobot buah per plot

(83)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 40. Analisa sidik ragam bobot buah per plot

Sumber DB JK KT F.Hitung F.Tabel

Blok 2 29,02 14,51 0,03 tn 3,44

Perlakuan 11 2393,20 217,56 0,41 tn 2,26

U 3 143,53 47,84 0,09 tn 3,05

U-Lin 1 1,62 1,62 0,00 tn 4,30

U-Kuad 1 110,23 110,23 0,21 tn 4,30

U-Kubik 1 31,69 31,69 0,06 tn 4,30

F 2 70,18 35,09 0,07 tn 3,44

F-Lin 1 43,80 43,80 0,08 tn 4,30

F-Kuad 1 26,38 26,38 0,05 tn 4,30

U X F 6 2179,49 363,25 0,68 tn 2,55

Galat 22 11760,20 534,55

Total 35 14182,42

Keterangan * = Nyata tn =

(84)
(85)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Lampiran 42. Dokumentasi Hasil Penelitian

(86)

Gambar tanaman mentimun dengan perlakuan urine sapi 25 cc/liter air dengan lama fermentasi 1 minggu + pupuk dasar (U0F1)

(87)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Gambar tanaman mentimun dengan perlakuan urine sapi 25 cc/liter air dengan lama fermentasi 1 minggu + pupuk dasar (U0F3)

dasar (U1F1)

(88)

Gambar tanaman mentimun dengan perlakuan urine sapi 25 cc/liter air dengan lama fermentasi 2 minggu, tanpa pupuk dasar (U1F2)

(89)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Gambar tanaman mentimun dengan perlakuan urine sapi 50 cc/liter air dengan lama fermentasi 1 minggu, tanpa pupuk dasar (U2F1)

(90)

Gambar tanaman mentimun dengan perlakuan urine sapi 50 cc/liter air dengan lama fermentasi 3 minggu, tanpa pupuk dasar (U2F3)

(91)

Mardalena : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Urine Sapi

Gambar tanaman mentimun dengan perlakuan urine sapi 50 cc/liter air dengan lama fermentasi 2 minggu + pupuk dasar (U3F2)

(92)

Gambar tanaman yang terserang penyakit tepung (Powdery mildew) pada daun tanaman mentimun

(93)
(94)
(95)
(96)
(97)

Gambar

Tabel 1. Rataan panjang tanaman (cm) umur 5 MST pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F)
Tabel 3. Rataan umur berbunga (hari) pada perlakuan urine sapi (U) dan perbedaan lama fermentasi (F)
Gambar 1.  Hubungan antara umur berbunga dengan urine sapi (U) pada perlakuan perbedaan lama fermentasi (F)
Gambar 2.  Hubungan antara jumlah bunga jantan dengan perbedaan lama fermentasi (F) pada perlakuan urine sapi (U)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 162 UPAYA PENINGKATAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE BERMAIN LOMPAT DAN

Kísérletet tettünk arra is, hogy bemutassuk azokat az irányokat, amelyek a földrajzoktatás nemzetközi szemléletét tükrözik a Nemzetközi Földrajzi Olimpia és magyar

Kemampuan penguasaan konteks aplikasi sains pada konteks minuman memiliki peningkatan terbesar dengan nilai N-gain sebesar 0,70, sedangkan yang terendah adalah pada konteks

Judul : Pengembangan dan Penerapan Hasil Penelitian Model Pembelajaran IPA dan Matematika dengan Model terpadu di SD Kabupaten Kendal. Program : Dosen Muda Tahun : 2003 Status :

(c) - Pada pandangan saya, akan berlaku keruntuhan akhlak dalam kalangan remaja (1m) kerana mereka dilalaikan dengan perkara yang tidak berfaedah yang dibawa oleh artis-artis

Untuk keperluan pengurusan dan pembelaan perkara pemberi kuasa itu, maka penerima kuasa tersebut di atas baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama

Proses pemberdayaan di Desa Gayam melalui pengelolaan jantung pisang ini tidak hanya untuk melatih cara pembuatan kripik saja, akan tetapi lebih mengedepankan

Tabel Uji Box-Ljung Autocorrelations Series: Unstandardized Residual. Lag