• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Yel-Yel Musikal Smeck Terhadap PSMS Pada Tontonan Sepak Bola Di Stadion Teladan Medan Ditinjau Dari Aspek Psikologi Musik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Yel-Yel Musikal Smeck Terhadap PSMS Pada Tontonan Sepak Bola Di Stadion Teladan Medan Ditinjau Dari Aspek Psikologi Musik"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK TERHADAP PSMS

PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN

MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O L E

H

ROFINA FITRIAN LUBIS

NIM: 040707020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

(2)

PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK TERHADAP PSMS

PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN

MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O L E H

ROFINA FITRIAN LUBIS

NIM: 040707020

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni

dalam Bidang Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN

(3)

PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK TERHADAP PSMS

PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN

MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN O

L E

H

ROFINA FITRIAN LUBIS

NIM: 040707020

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.Irwansyah Harahap, M.A Drs.Bebas Sembiring,M.Si

NIP: 131945674 NIP: 1957 0313 1992 031 001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN

(4)

DISETUJUI OLEH: FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

JURUSAN ETNOMUSIKOLOGI KETUA,

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi. Skripsi yang berjudul “PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK TERHADAP PSMS PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK” ini merupakan salah satu syarat akademik bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (S.Sn) pada Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda T. Rohadi Lubis dan Ibunda tercinta Veronica Remina Sitohang yang telah sabar dan ikhlas memberikan segala daya dan upaya serta doa yang tiada henti kepada penulis agar penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi di Departemen Etnomusikologi dengan baik. Adikku Arga Khairand yang banyak memberikan keceriaan dikala penulis lelah menyelesaikan tulisan ini. Serta seseorang dengan support yang tinggi dan teman diskusi yang baik yang telah bersedia menemani penulis dalam keadaan suka dan duka selama ini Meine Schatzhi Muhammad Yasir Faralin Ritonga (Aceel), penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya.

(6)

membuka imajinasi penulis akan saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Juga oleh Bapak Drs. Bebas Sembiring M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan saran-saran yang membuat penulis merasa tertantang, serta kritikan-kritikan yang membuat penulis dapat menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Untuk itu semua penulis sangat-sangat berterima kasih atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.

Serta ucapan terima kasih kepada Bapak / Ibu Staf Pengajar di Departemen Etnomusikologi yang telah mendidik dan mengajar penulis selama ini, terlebih kepada Ketua Departemen Etnomusikologi, Ibu Dra. Frida Deliana Harahap, M,Si dan Sekretaris Depertemen Etnomusikologi, Ibu Dra. Heristina Dewi, M. Pd. Yang banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dengan memberikan masukan dan koreksi yang baik serta meminjamkan buku yang sangat mendukung proses penulisan skripsi ini. Kepada Ibu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

(7)

Yang terakhir kepada abang-abang senior: Bang Arief sebagai teman sharing yang banyak memberikan penulis masukan, Kang Irfas, penulis ucapkan

terima kasih. Terlebih kepada “04 Big Family” yang terdiri dari ke 15 orang-orang penuh kasih, orang-orang kreatif, mandiri serta prinsipil: mark, fery, jeje, frans, ncaidoel, brete, amran, welly, tri, briando, rince, dia, fewa, dan nancy penulis ucapkan terima kasih atas support dan bantuannya selama ini. Kalianlah satu-satunya motivasi untuk bertahan disini selama ini. Love u All.

Tentu saia penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan demi kesempurnaan skripsi ini. Namun penulis berharap agar skripsi ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi pembacanya dan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang Etnomusikologi bahkan di masyarakat.

Medan, 23 Juni 2010 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I : PENDAHULUAN .. ... 1

1.1Latar Belakang Permasalahan... 1

1.2Pokok Permasalahan... 5

1.3Tujuan Penelitian………... 5

1.4Manfaat Penelitian……… . 6

1.5Konsep………... 6

1.6Kerangka Teori………... 9

1.7 Metode Penelitian……… 11

1.7.1 Studi Kepustakaan……… 12

1.7.2 Metode Observasi………... 13

1.7.3 Metode Wawancara……….. 14

1.7.4 Metode Penelusuran Data Online……… 15

1.7.5 Lokasi Penelitian………... 17

1.7.6 Teknik Pengumpulan Data……… 18

BAB II: KESEJARAHAN SEPAK BOLA, PSMS DAN SMeCK SEBAGAI SUPPORTERNYA……….. 21

2.1 Sepak Bola dan PSMS Ditinjau Dari Aspek Historisnya………... 21

(9)

2.1.2 Sejarah Terbentuknya PSMS………. 24

2.1.3 Kepengurusan PSMS………... 25

2.2 Eksistensi PSMS di Liga Sepak Bola Hingga Tahun 2010…….... 27 2.2.1 Masa Kejayaan PSMS di Tahun 1950-an Hingga Kini….... 28 2.2.2 Stadion Teladan Medan, Saksi Kejayaan PSMS………... 30 2.2.3 Regenerasi dan Pemain Asing di tubuh PSMS……….. 33 2.2.4 PSMS Sebagai Inspirasi Para Supporternya………. 36 2.3 Berdirinya SMeCK diatas Persamaan Kecintaan Terhadap

PSMS…………... 38 2.3.1 Teknis Pelaksanaan Kegiatan Organisasi SMeCK………... 40

2.3.2 Sistem Kepengurusan……….. 41

2.3.3 Dana Operasional……… . 42 2.3.4 Jenis-jenis Kegiatan ………... 42 2.4 Anarkisme dan Kekerasan Supporter Sepak Bola di Indonesia.... 44 2.4.1 Latar Belakang Terjadinya Anarkisme……….. 46

(10)

3.1.2.2.1 Komunikasi Verbal………... 60

3.1.2.2.2 Komunkasi Non Verbal………... 61

3.2 Proses Penciptaan Yel-yel Musikal dan Yel-yel non Musikal 3.2.1 Hakikat Musik Dalam Kehidupan……….. 64

3.2.2 Yel-yel Musikal………. 67

3.2.3 Yel-yel Non Musikal………. 73

3.2.4 Tema-Tema Pada Yel-yel Musikal……….. 75

3.3 Konteks Penyajian………. 75

3.3.1 Instrumentasi……… 75

3.3.2 Pemain Musik………... 76

3.3.3 Pelatihan……….... 80

3.3.4 Perlengkapan Pertunjukan……….. 80

BAB IV: PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK……….. 83

IV.1 Hubungan psikologi dengan musik……… 83

IV.1.1 Mekanisme musik di dalam tubuh manusia……… 83

IV.1.2 Deskripsi penyajian yel – yel musikal………... 86

IV.2 Pengaruh yel – yel terhadap PSMS sebagai pemain bola…….... 88

IV.2.1 Pengaruh terhadap fisik……… 89

IV.2.2 Pengaruh terhadap mental………... 92

IV.2.3 Pengaruh terhadap hasil pertandingan……… 94

IV.3 Pengaruh Yel-yel musikal terhadap SMeCK sebagai supporter……….... 96

(11)

IV.3.2 Pengaruh terhadap mental………... 98

IV.4 Fungsi Yel-yel musikal ……… 98

BAB V: PENUTUP………... 102

V.1 Kesimpulan……….. 102

V.2 Saran……… 105

Daftar Pustaka………... 106

Daftar Informan……… 111

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian Pertandingan PSMS………. 18

Table 2. Hasil Kejuaraan PON……… 29

Table 3. Hasil Kejuaraan PSSI……… 29

Table 4. Rekor di Liga Indonesia……… 30

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PSMS……….. 25

Gambar 2. Stadion Teladan Medan……… 32

Gambar 3a. Stadion Manahan SOLO………. 32

3b. Stadion Maguwoharjo SLEMAN………... 32

Gambar 4. Pemain Asing di Klub PSMS……… 36

Gambar 5. Logo SMeCK FC……….. 39

Gambar 6. Kerusuhan Supporter Sepak Bola………. 46

Gambar 7. Aspek yang berbeda dari serangkaian emosi musikal………... 59

Gambar 8. SMeCK Hooligans dengan seragam hijau………. 63

Gambar 9. Alat-alat musik……….. 76

Gambar 10a. Model Orientsi Visual……….. 77

b. Model Orientasi Aural………. 77

Gambar 11. Lima Aspek Penyajian Musik………. 78

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak berabad-abad, dan semakin penting kehadirannya pada masyarakat modern. Oleh karena itu musik juga telah menjadi budaya popular. Kebutuhan akan musik pada saat ini juga telah memenuhi berbagai bidang kepentingan seperti : pendidikan, terapi, kedokteran, Psikologi, olahraga dan lain-lain.

Dalam beberapa hal, musik telah mengisi bagian yang penting dalam proses kegiatan berolahraga. Saat ini penggunaan musik dalam kegiatan olahraga telah bermacam – macam bentuk dan fungsinya. Misalnya saja dalam salah satu cabang olahraga atletik yaitu senam aerobik, dimana musik berperan sebagai pengiring untuk melakukan gerakan-gerakan yang telah diatur sedemikian rupa menurut aturan senam tersebut. Selain itu juga para Cheerleders yang selalu menjadi penyemangat para pemain basket dan olahraga beregu lainnya selalu menampilkan tarian-tarian enerjik dan penuh semangat yang diiringi lagu-lagu berirama cepat yang dimuat dalam bentuk kaset atau CD.

(15)

tahun 2010 yang diadakan di Afrika Selatan, lagu yang dipergunakan menjadi theme song nya berjudul “Waving Flag” yang dinyanyikan oleh “K’naan” seorang

penyanyi asal Somalia. Melalui fenomena mengenai keterkaitan musik dalam bidang olahraga diatas, penulis menyadari bahwa saat ini musik telah mengisi bagian – bagian penting dalam olahraga.

Dalam olahraga musik juga kerap dipergunakan sebagai media ekspresi dan pemberi motivasi. Pada sebuah tontonan pertandingan olahraga sepak bola di stadion-stadion di Indonesia saat ini, sering sekali kita temui sekumpulan supporter-supporter yang melakukan serangkaian kegiatan pertunjukan yel-yel

musikal yang diiringi beberapa alat-alat musik dalam rangka mendukung salah satu tim yang sedang bertanding pada saat itu.

Penggunaan alat musik oleh supporter dalam sebuah pertandingan sepak bola merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari supporter di Indonesia saat ini. Hal ini berbanding terbalik dengan supporter sepak bola di Eropa dimana beberapa kelompok supporter diantaranya telah menghilangkan tradisi tersebut, dimulai dengan Irriducibili Lazio (sebutan bagi supporter klub sepak bola Lazio) di akhir 1980-an dengan tidak lagi menggunakan alat musik seperti terompet atau drum dan kemudian diikuti oleh kelompok-kelompok supporter lainnya di Italia1

PSMS sebagai klub sepak bola yang berasal dari Kota Medan mempunyai fans-fans atau supporter yang setia menyaksikan pertandingan mereka di setiap pertandingan atau liga yang digelar di Indonesia khususnya Medan, Sumatera . Di Inggris sendiri, tradisi alat musik telah lama hilang dan digantikan oleh nyanyian saja (anthem).

1

(16)

Utara. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia memiliki jumlah supporter sepakbola yang cukup besar. Ditambah dengan adanya budaya yang sudah mengakar di masyarakat bahwa hanya sepak bola-lah olahraga paling populer di Indonesia terlepas dari semakin buruknya prestasi Timnas Indonesia.

SMeCK sebagai salah satu kelompok supporter PSMS Medan2

2

SMeCK merupakan kelompok supporter PSMS yang berdiri setelah KAMPAK ( Kesatuan Anak selalu melakukan serangkaian kegiatan untuk mendukung PSMS di setiap penampilannya di Stadion Teladan Medan. Dimulai dengan menyiapkan beberapa alat musik sederhana untuk mengiringi yel-yel yang mereka nyanyikan seperti : Bass Drum (double head frame drum), Snare (frame drum) dan Tom-Tom (double head barrel drum) yang termasuk kedalam klasifikasi Membranofon yaitu kelompok alat musik dimana karakteristik getaran atau bunyi yang dihasilkannya melalui kulit atau selaput yang diregangkan. Alat-alat musik tersebut dipergunakan untuk mengiringi yel-yel yang mereka nyanyikan saat menonton pertandingan PSMS di stadion Teladan Medan. Namun ada juga yel-yel mereka yang tidak memerlukan iringan musik.

(17)

Yel-yel yang mereka bawakan umumnya bertema dukungan, kemenangan, keoptimisan dan beberapa diantaranya juga ada yang berupa sindiran atau ejekan. Tujuan dinyanyikannya yel-yel tersebut menurut SMeCK ialah sebagai bentuk kongkret dukungan mereka dalam memberikan semangat bagi PSMS dalam memenangkan setiap pertandingannya3

1. Bagaimana pengaruh yel-yel musikal SMeCK yang disajikan terhadap PSMS sebagai pemain sepak bola juga pengaruh bagi SMeCK sebagai supporter PSMS pada tontonan sepak bola di stadion Teladan Medan.

.

Atas dasar kecintaan penulis terhadap sepak bola dan pentingnya sebuah musik dalam kegiatan olahraga maka dengan melihat fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai seberapa jauh yel-yel musikal yang dibawakan SMeCK dalam setiap pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan dapat mempengaruhi PSMS dalam hal ini sebagai pemain sepak bola juga terhadap SMeCK sendiri sebagai supporternya. Juga mengingat belum adanya penelitian mahasiswa di Departemen Etnomusikologi yang mengaitkan hubungan musik dan olahraga saat ini, maka dengan ini penulis ingin mengajukan penelitian dengan judul : PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK

TERHADAP PSMS PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka ada beberapa hal pokok permasalahan yang menjadi perhatian utama dalam skripsi ini, antara lain :

3

(18)

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan berorientasi kepada tujuan, tanpa ada tujuan yang jelas maka kegiatan yang akan dilakukan tidak dapat diketahui apa yang hendak dicapai dari kegiatan tersebut. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan :

1. Untuk memberikan gambaran bagaimana dampak, akibat dan pengaruh yel-yel musikal pada tontonan sepak bola di stadion Teladan Medan terhadap PSMS sebagai pemain sepak bola dan SMeCK sebagai supporter nya.

2. Untuk memperoleh referensi dan dokumentasi mengenai kajian Psikologi musik pengaruh yel-yel musikal pada tontonan sepak bola di stadion Teladan Medan terhadap PSMS sebagai pemain sepak bola dan SMeCK sebagai supporter nya.

3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi S-1 di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk pengkajian ulang atau lanjutan bagi peneliti lain yang tertarik terhadap kajian musik dalam olahraga sepak bola dengaan spesifikasi masalah yel-yel musikal pada tontonan sepak bola di Stadion Teladan Medan.

(19)

3. Untuk dapat memahami secara ilmiah mengenai yel-yel musikal yang dibawakan supporter dimana telah menjadi bagian dalam sebuah tontonan sepak bola di Indonesia

1.5 Konsep

Konsep atau pengertian merupakan unsur pokok suatu penelitian. Dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu (Koentjaraningrat, 1985:21). Untuk mendapatkan pengetahuan mendasar tentang objek penelitian dan untuk menghindari ambiguitas, maka diperlukan definisi-definisi terhadap terminologi yang menjadi pokok bahasan dalam skripsi ini. Definisi ini merupakan kerangka konsep yang mendasari batasan-batasan makna terhadap topik-topik yang menjadi pokok penelitian.

Pengaruh dapat diartikan sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang, Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:747). Melalui tulisan Stephanie Merritt dalam Simfoni Otak (2003) yang membicarakan mengenai aktivitas musik, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh dalam musik mempunyai makna reaksi yang terjadi pada tubuh, jiwa maupun fikiran seseorang setelah mendengarkan sebuah karya musik.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia juga dijelaskan bahwa Yel adalah pekikan atau sorakan para anggota perkumpulan (pelajar, mahasiswa dan sebagainya) untuk memberikan dorongan semangat kepada regunya yang sedang bermain (bertanding)4

4

Ibid (1995:1064).

(20)

adalah produk fikiran. Maka, elemen vibrasi (fisika dan kosmos) dalam bentuk frekuensi, amplitudo, dan durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasi secara neurologis dan diinterpretasikan melalui otak menjadi : pitch5

5

Pitch: kualitas suara yang secara khusus merupakan fungsi dasar dari frekuensi –jumlah osilasi (nada-harmoni), timbre (warna suara), dinamika (keras-lembut), dan tempo (cepat-lambat), Djohan (2009:32).

Leo Tolstoy juga mengungkapkan bahwa “Musik adalah stenografi emosi. Emosi yang membiarkan dirinya dengan susah payah diungkapkan dalam bentuk kata-kata dan disampaikan langsung kepada para musisi yang didalamnya terkandung kekuatan dan makna” dalam Stephanie Merritt (2003 : 125). Jadi musikal berarti sesuatu dalam bentuk musik. Kemudian apabila disatukan menjadi yel-yel musikal maka berarti pekikan atau sorakan para anggota perkumpulan yang dituangkan kedalam bentuk musik yang bertujuan untuk memberikan dorongan semangat kepada regunya yang sedang bermain atau bertanding.

SMeCK merupakan singkatan dari Supporter Medan Cinta Kinantan yang merupakan perkumpulan atau kelompok masyarakat atau dapat juga dikategorikan sebagai organisasi sosial yang memiliki kesamaan minat dan kecintaan terhadap klub Sepak bola PSMS. Sedangkan PSMS (Persatuan Sepak bola Medan dan Sekitarnya ) merupakan klub sepak bola yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara dengan julukan Ayam Kinantan yang telah berdiri sejak tahun 1950.

(21)

Ditinjau berasal dari kata dasar tinjau yang ditambahkan awalan di- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1060), Tinjau dapat diartikan menjadi melihat, memeriksa, menilik, mempertimbangkan kembali, mempelajari dengan cermat atau memeriksa untuk memahami. Jadi ditinjau merupakan makna berupa pandangan atau pendapat setelah menyelidiki atau mempelajari dengan cermat sebuah keadaan. Dan kata Aspek mempunyai makna sudut pandang (1995:62).

Menurut The American Heritage Dictionary (1982), Psikologi didefinisikan sebagai karakteristik emosional dan perilaku individu, kelompok atau aktivitas. Sedangkan musik adakah perilaku manusia, maka kajian komprehensif yang melibatkan musik dan Psikologi dinamakan Psikologi Musik6

6

Lihat Psikologi Musik Oleh Djohan (2009:36)

. Menurut Carl. E. Seashore (1938) dalam Djohan (2009:36) Psikologi Musik dapat disebut psikologi estetika musik, pengetahuan estetika musik atau estetika musikal. Gambaran yang lebih pasti mengenai Psikologi Musik menurut Eagle (1978) yaitu:

(22)

1.6 Kerangka Teori

Teori adalah salah satu acuan yang dipergunakan penulis untuk menjawab masalah-masalah yang timbul dalam tulisan ini. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Koentjaraningrat (1985:3), bahwa pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen, serta pengalaman kita sendiri adalah landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang teori-teori yang bersangkutan.

Teori dapat digunakan sebagai landasan berfikir dalam membahas permasalahan. Untuk itu penulis mengambil beberapa teori yang dianggap perlu sebagai referensi atau acuan dalam penulisan skripsi ini.

Untuk membahas mengenai pengaruh yel-yel musikal pada tontonan sepak bola melalui aspek Psikologi Musik, penulis menggunakan teori ”Psikologi Musik” oleh Djohan (2009:169) yang mengatakan terdapat tiga konsep utama mengenai pengaruh musik :

1. Musik penting sebab merupakan sesuatu hal yang baik.

2. Musik merupakan bagian dari kehidupan serta salah satu keindahan budaya manusia, selain terdapat nilai-nilai positif yang sangat berguna. 3. Dengan mengembangkan kemampuan musik maka akan dimiliki

keunggulan-keunggulan yang menyertai. Kegiatan latihan, mendengarkan dan menghargai musik akan meningkatkan perkembangan kognitif, fisik, emosi, dan sosial.

(23)

” ...salah satu aspek musik yang paling kuat adalah kelengkapannya dan kemampuannya untuk memicu reaksi menyeluruh di dalam tubuh kita. Kalau kita mendengarkan sebuah karya musik, kita beraksi secara menyeluruh. Tubuh tidak akan bereaksi kalau tidak terjadi perubahan emosi. Emosi bisa mengubah fungsi tubuh. Apa yang dirasakan tubuh mempengaruhi proses berfikir kita dan pada gilirannya akan mempengaruhi jiwa, kegembiraan atau kesedihan yang kita rasakan..”

Selain itu terkait dengan teori pengaruh musik, penulis masih berpatokan pada tulisan Stephanie Merritt (2003 : 94) yang menyatakan bahwa :

”... fikiran kita masih sulit menerima sesuatu yang kasatmata. Padahal kegiatan yang tidak berbentuk zat yang disebut musik dapat menyembuhkan, meningkatkan, menenangkan, memberikan pencerahan, memelihara dan memperkuat kita. Kita tidak bisa melihat musik melakukan semua itu dan tidak bisa menerangkan bagaimana musik bisa melakukan semua itu. Meskipun demikian, dampaknya bisa kita lihat...”

Teori Use and Function yang dikemukakan oleh Allan P. Merriam (1964) menyatakan bahwa ada 10 (sepuluh) fungsi musik, namun dalam penelitian ini penulis akan menggunakan 2 fungsi yang berkaitan dengan pengaruh yel-yel musikal terhadap PSMS yaitu :

1) Fungsi pengungkapan emosional 2) Fungsi reaksi jasmani.

3) Fungsi komunikasi

4) Fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial 5) Fungsi Hiburan

Skripsi ini nantinya akan menyertakan beberapa transkripsi7

7

(24)

99-103) yang menganggap transkripsi merupakan cara yang baik untuk dapat mempelajari aspek-aspek detail pada suatu musik dengan dua pendekatan, pertama menganalisa dan mendeskripsikan apa yang didengar, dan kedua mendeskripsikan apa yang dilihat dan menuliskannya di atas kertas dengan suatu cara penulisan tertentu.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitan ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penekanan kajian diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Suatu penelitian kualitatif memungkinkan kita memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya (Bogdan dan taylor 1975:4-5).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan media kuisioner dalam mengumpulkan data-data dari pemain PSMS yang kesemua responden nya adalah pemain PSMS pada Liga Musim 2009/2010. Hal ini dikarenakan adanya beberapa informan yakni dari pihak pemain PSMS yang pada saat dilakukannya penelitian ini sedang mempunyai jadwal pertandingan yang padat di berbagai kota di Indonesia, yang menyebabkan tidak memungkinkannya melakukan wawancara secara langsung para pemain satu-persatu. Sehingga demi alasan keefisienan waktu bagi mereka, penulis melakukan pendataan dengan media kuesioner berupa beberapa daftar pertanyaan dengan bentuk pilihan berganda dan essay yang dibagikan kepada beberapa pemain PSMS.

(25)

1.7.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dilakukan sebagai landasan dalam hal penelitian, yakni dengan mengumpulkan literatur atau sumber bacaan untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedi, jurnal, bulletin, artikel, laporan penelitian sebelumnya, dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan ini penulis akan dapat melakukan cara yang efektif dalam melakukan penelitian lapangan dan penyusunan skripsi ini.

(26)

1.7.2 Metode Observasi

Obserasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya. Dari pemahaman diatas, dapat diterangkan bahwa metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan8

.

(27)

I.7.3 Metode Wawancara

Penulisan skripsi ini dimulai dengan memilih informan yang dibagi menjadi informan pangkal dan informan kunci. Melalui informan, penulis mendapatkan informasi-informasi dan data-data mengenai objek penelitian yang penulis dapatkan dengan metode wawancara juga proses perekaman audio dan video. Dalam penelitian ini penulis melakukan berbagai wawancara dengan beberapa supporter PSMS, pengurus SMeCK, Pemain PSMS, dan juga informan lainnya seperti yang diungkapkan Koentjaraningrat (1985:129) mengatakan bahwa wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi. Ia juga menyebutkan bahwa teknik wawancara dapat dibagi menjadi (1) Wawancara berencana (2) Wawancara tidak berencana dan (3) Wawancara sambil lalu (1985:140). Teknik wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara berencana dimana penulis terlebih dahulu membuat jadwal wawancara dengan irforman dan kemudian menysusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan untuk memudahkan penulis mencatat urutan jawaban dari informan.

(28)

1.7.4 Metode Penelusuran Data Online

Perkembangan Internet yang sudah semakin maju pesat serta telah mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat saat ini memungkinkan para akademisi mau ataupun tidak menjadikan media online seperti Internet sebagai salah satu medium atau ranah yang sangat bermanfaat bagi penelusuran berbagai informasi, mulai dari informasi teoritis maupun data-data primer ataupun sekunder yang diinginkan oleh peneliti untuk kebutuhan penelitian9

“Pada mulanya banyak kalangan akademisi meragukan validitas data Online sehubungan apabila data atau informasi itu digunakan dalam karya-karya ilmiah, seperti penelitian, karya-karya tulis, skripsi, tesis maupun disertasi. Namun ketika media Internet berkembang begitu pesat dengan sangat akurat, maka keraguan itu menjadi sirna kecuali bagi kalangan akademisi konvensional –ortodoks yang kurang memahami perkembangan teknologi informasi sajalah yang masih mempersoalkan akurasi media online sebagai sumber data maupun sumber informasi teori. Hal ini disebabkan karena saat ini begitu banyak publikasi teoritis yang disimpan dalam bentuk online dan disebarkan melalui jaringan Internet. Begitu pula saat ini, berbagai institusi telah menyimpan data mereka pada server-server yang dapat dimanfaatkan secara Intranet maupun Internet. Dengan demikian polemic tentang keabsahan dan validitas data-informasi online menjadi sesuatu yang kuno, tergantung pada bagaimana peneliti dapat memilih sumber-sumber data online mana yang sangat kredibel dan dikenal banyak kalangan”.

.

10

Melalui media Internet pula, penulis dapat men download beberapa ketentuan-ketentuan dan pedoman dasar PSSI melalui situs resmi PSSI yaitu

Dalam penulisan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai kajian penelitian penulis melalui media internet yang banyak menyediakan situs-situs resmi lembaga sepak bola Indonesia dimana penulis menemukan kesulitan dalam mencari informasi yang berkaitan dengan judul penulis apabila mengandalkan buku-buku atau karya ilmiah yang mengkaji kaitan antara musik dan olahraga.

9

(29)

www.pssi-football.com untuk menguatkan pendapat-pendapat saya dalam penelitian ini.

Dengan demikian, Burhan Bungin menjelaskan bahwa metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti Internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

1.7.5 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis datangi adalah Stadion Teladan Medan yang beralamat di jalan Stadion yang berseberangan dengan jalan Sisingamangaraja kecamatan Medan Kota yaitu tempat dimana PSMS bertanding karena stadion tersebut adalah “kandang” PSMS sebagai klub sepak bola yang berasal dari kota Medan. Penulis juga mendattangi Mess sekaligus Stadion tempat para pemain PSMS berlatih sehari-hari yang terletak di Stadion Kebun Bunga Medan yang beralamat di Jalan Candi Borubudur Medan.

(30)

Beberapa perekaman, penulis lakukan pada pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan. Namun karena keadaan Stadion Teladan Medan yang sangat tidak memenuhi standarisasi Badan Liga Sepak bola Indonesia, maka Tim PSMS harus sering bertanding di luar Medan untuk menggunakan Stadion klub lain apabila PSMS sedang bertindak sebagai tim tuan rumah yang menyebabkan minimnya perekaman pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan. Pertandingan yang berhasil saya rekam ialah pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan pada Laga Copa Dji Sam Soe 2009. Hal ini karena, Standarisasi Stadion di Copa lebih rendah dibandingkan di Liga Indonesia sehingga panitia memperbolehkan Stadion Teladan dijadikan Rumah bagi PSMS di setiap pertandingannya menjamu tim lain. Pertandingan PSMS di Stadion Teladan yang saya rekam tertera dibawah ini :

Table 1. Jadwal Perekaman Pertandingan

(31)

15.30 Wib.

1.7.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan gabungan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk data kuantitatif, responden keseluruhan merupakan pemain PSMS yang dipilih sebanyak 20 responden. Ke-20 responden tersebut diberikan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data. Kuesioner tersebut terdiri dari : Identitas responden meliputi nama, usia, posisi pemain dalam sepak bola dan daftar pertanyaan dengan metode pilihan berganda serta metode essay sebagai penguat alasannya.

Bentuk jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner secara umum mencerminkan tingkat keterpengaruhan fisik dan mental, yaitu dari tidak berpengaruh sampai dengan sangat berpengaruh.

Data-data yang telah terkumpul yang penulis peroleh dari lapangan maupun studi kepustakaan kemudian ditelaah kembali untuk disusun dalam bentuk tulisan. Begitu juga dengan hasil rekaman yang nantinya akan ditranskripsi untuk kemudian dianalisis. Seperti yang diungkapkan Seidel (1998)11

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri;

yang mengatakan bahwa proses analisis data kualitatif berjalan sebagai berikut :

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, menyintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya;

11

(32)

c. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola, dan hubungan-hubungan; dan

d. Membuat temuan-temuan umum.

(33)

BAB II

SEJARAH DAN EKSISTENSI PSMS DALAM MENGINSPIRASI SMeCK SEBAGAI SUPPORTERNYA

2.1 Sepak Bola dan PSMS Ditinjau Dari Aspek Historisnya

Sepak bola adalah olahraga yang paling digemari di seluruh dunia. Olahraga tersebut pertama kali diperkenalkan dari negeri China yang dinamakan Tsu chu, Tsu artinya menendang dan Chu artinya bola. Jadi secara harfiah tsu chu

artinya adalah menendang bola. Menurut sejarah, bukti-bukti yang menyatakan olahraga sepak bola pertama kali berasal dari China yaitu ditemukannya bola sebagai permainan para prajurit china di sekitar abad 2-3 pada zaman pemerintahan Dinasty Han12

Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan

.

Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Tidak adanya badan yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan sepak bola secara global. Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football Association (FIFA). Yang memiliki kantor pusat di Zurich, Swiss.

12

(34)

sepak bola yang pesat di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA.

2.1.1 Kemunculan Olahraga Sepak Bola Modern Di Indonesia

Sepak bola pertama kali diperkenalkan ke Indonesia melalui bangsa Belanda yang kala itu sedang menjajah Bangsa Indonesia. Dengan waktu yang cukup lama menjajah Indonesia yakni sekitar 3,5 abad, bangsa Belanda banyak meninggalkan pengaruh-pengaruh dan kebiasaan pada bangsa Indonesia. Sejak adanya kegiatan olahraga pada zaman kekuasaan Belanda di Indonesia yakni menjelang tahun 1920-an, hanya cabang olahraga sepak bola yang paling menonjol. Hal inidikarenakan sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling banyak peminatnya maka tidak heran kalau olahraga ini menjadi olahraga rakyat.

Olahraga sepak bola yang ditangani oleh bangsa Belanda dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang menggembirakan dan dengan pengaturan administrasi yang baik maka terus mengalami kemajuan. Di kota-kota besar dengan nyata kelihatan kemajuan tersebut berkat adanya berbagai fasilitas dan kemampuan dari segi keuangan untuk menyediakan berbagai keperluan. Hal tersebut tidak terdapat di kota-kota kecil.

(35)

PSSI sering mengadakan kompetisi antar klub yang membuat olahraga sepak bola menjadi berkembang dan diminati di berbagai kalangan di Indonesia. Semula, hubungan antara NIVB dan PSSI menunjukkan ketidak akraban. Bangsa Belanda pada umumnya memandang remeh bangsa kita. Akan tetapi menjelang tahun 1940-an keadaan membaik dan pada tahun 1941 mulai mengadakan hubungan organisasi yang lebih baik, Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992:57)

Sejak angkatan udara Jepang menyerang Pearl Harbour yakni pangkalan laut Amerika Serikat di bulan Desember 1941, Belanda meninggalkan Indonesia. Pada Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa dan mulai saat itu Indonesia berada di bawah pemerintahan militer Jepang.

Semua organisasi yang sebelumnya telah berdiri di Indonesia dilarang, apalagi organisasi yang bersifat politik. Dengan sendirinya riwayat organisasi sepak bola buatan Hindia Belanda juga berakhir. Begitu juga dengan organisasi olahraga bangsa Indonesia yang tidak luput dari segala akibat tindakan Jepang. Ikatan Sport Indonesia (ISI) yang terbentuk pada tahun 1938 sebagai satu-satunya badan olahraga yang bersifat nasional dan berbentuk federasi, oleh berbagai kesulitan dan rintangan tidak dapat menggerakkan aktivitasnya sebagaimana mestinya.

Gerakan keolahragaan ditangani oleh suatu badan yang dibentuk oleh Jepang dengan nama TAI IKU KAY. Kompetisi sepak bola berjalan dengan segala keprihatinan. Pertandingan olahraga biasanya diadakan bertepatan dengan hari besar Jepang terutama sepak bola.

(36)

IKU KAY. Dalam situasi demikian urusan olahraga diserahkan kembali kepada

bangsa Indonesia terutama sejak tahun 1944 dengan terbentuknya GELORA singkatan dari Gerakan Latihan Olahraga Rakyat. Selama tahun 1942-1945 yakni selama kekuasaan Jepang di indonesia tidak banyak peristiwa olahraga penting tercatat, disebabkan Jepang terus terdesak kedudukannya sehingga dengan sendirinya perhatian pemerintahan militer Jepang tidak dapat diharapkan untuk memajukan kegiatan Olahraga di Indonesia.

Dengan runtuhnya kekuasaan Jepang pada bulan Agustus 1945, yang disusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia maka terbukalah jalan selebar-lebarnya bagi Negara Indonesia untuk menangani semua kegiatan olahraga di tanah air sendiri.

2.1.2 Sejarah Terbentuknya PSMS

Pada bulan Maret 1950 militer Belanda meninggalkan Medan. Organisasi sepak bola selama kependudukan Belanda dan semasa Negara Sumatera Timur, Voetbal Bond Medan en Omstreken (VBMO) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang telah berdiri sejak awal tahun 1930 –an kemudian pada tahun 1950 diubah namanya menjadi Persatuan Sepak bola Medan Sekitarnya atau yang disingkat menjadi PSMS, Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992 : 64)

(37)

Voetbal Bond) yaitu asosiasi klub sepak bola asuhan Belanda yang diyakini merupakan cikal bakal PSMS berdiri13.

Sejak dahulu kota Medan dikenal sampai ke beberapa belahan dunia karena perkebunan tembakau Delinya, maka dari itu logo PSMS digambarkan berupa daun dan bunga tembakau Deli. PSMS Medan juga dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas.

Gambar 1. Logo PSMS

PSMS mengalami zaman gemilang di bidang prestasi yang dibuktikannya mulai tahun 1954. Pada saat itu PSMS sering diundang dan mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Gak Graz dari Austria, Kowloon Motorbus kesebelasan tangguh dari Hongkong, Crasshoppers, Star Soccerites Singapura dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dikecap oleh PSMS dalam melawan kesebelasan luar negeri, PSMS mendapat gelar / julukan “The Killer” atau algojo pembunuh kesebelasan-kesebelasan luar negeri.

13

(38)

2.1.3 Kepengurusan PSMS

Berikut adalah urutan pengurus PSMS sejak awal berdirinya tahun 1950, hingga kini yang terdiri dari :

1951-1952

Ketua : Kompol Amir Hamzah Wakil Ketua : R.M Lubis

Sekretaris : K. Panggabean, Tjong Lie Liong

Bendahara : Muchtar Siregar, De Raadt, firdaus Siregar, Korver dan A.H.C. Jans

1952-1953

Ketua : Kompol Mustafa Pane, Tengku Johan Arifin Wakil ketua : Tamas Siregar

Sekretaris : B.T.S Hasibuan

Bendahara : T.D Pardede, A.H.C. Jans • 1954-1955

Ketua : Drs. Soeharjo Soeryo-subroto dan dibantu oleh beberapa teman-teman. Selama dalam pimpinan Drs. Soeharjo Soeryosubroto lah PSMS mengalami zaman gemilang.

1959-1960

Ketua Umum : Muslim Harahap Ketua I : Kompol Kadiran Ketua II : Kapten Tamas Siregar

(39)

2009 - 2014

Ketua : Drs. Zulmi Eldin MSi Sek. Umum : Idris SE

Sek. 1 : Agus Suryono Manajer Tim : Hendra DS Ass. Manajer : Benny Tomasoa Ketua Harian : Agus P Simorangkir Sek. Harian : Fityan Hamdi KaBid Organisasi : Hardi Mulyono

Dalam struktur kepengurusan PSMS, SMeCK dan beberapa kelompok supporter PSMS lainnya tidak berada di struktur apapun secara fungsional. Namun secara tekhnis, para supporter selalu diundang dalam rapat-rapat khusus maupun beberapa kegiatan tertentu yang dilakukan oleh pengurus PSMS sebagai salah satu pihak yang memiliki pengaruh “suara” terhadap beberapa keputusan-keputusan pengurus PSMS.

2.2 Eksistensi PSMS di Liga Sepak Bola Hingga Tahun 2010

Keberadaan PSMS di liga sepak bola luar negeri maupun Indonesia di awal-awal kemunculannya tidak dapat diragukan lagi. PSMS kerap meraih gelar juara di setiap laganya melawan klub dalam negeri maupun klub luar negeri. Kala itu PSMS dijuluki dengan julukan “The Killer” karena selalu mengalahkan lawannya di arena lapangan hijau.

(40)

Yusuf Siregar dan lain-lain. Kepiawaian mereka menggiring bola membuat PSMS kerap memenangkan beberapa turnamen dan liga olahraga seperti PON (Pekan Olahraga Nasional), Kejuaraan Nasional PSSI hingga Olimpiade Melbourne.

Kini di tahun 2010 PSMS juga terus berusaha untuk meningkatkan eksistensinya di liga sepak bola Asia dan liga sepak bola Indonesia khususnya. Terdegradasinya PSMS dari Super Liga menjadi Divisi Utama di Liga Super Indonesia membuat keberadaan PSMS sebagai klub yang berpotensi kurang diakui masyarakat. Hal ini semakin diperkuat dengan ketidakjelasan status pendanaan PSMS yang notabene merupakan asset pemerintah Kota Medan. Buruknya permainan para pemain PSMS juga tidak bisa lepas dari minimnya dana yang dialokasikan bagi PSMS untuk dapat mencari bibit- bibit pemain lokal maupun pemain dari luar kota Medan serta memberikan latihan, serta sarana dan prasarana yang baik dan layak bagi seorang atlit.

Terlepas dari masalah kemunduran prestasi yang dialami PSMS saat ini, masyarakat Medan tetap dengan setia membela Klub PSMS untuk dapat merebut kembali kejayaannya dan mengharumkan “Ayam Kinantan” sebagai pilar pemersatu masyarakat-masyarakat fanatisme sepak bola kota Medan.

2.2.1 Masa Kejayaan PSMS di Tahun 1950-an Hingga Kini

(41)

Table 2. Hasil Kejuaraan PON : Bidang Olahraga Sepak Bola

PON ke : Tahun Juara I Juara II Juara III

II 1951 Jawa Barat Jakarta Raya Jawa Timur

III 1953 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur

IV 1957 Sumatera Utara Sumatera Tengah Jawa Tengah

V 1961 Sulawesi Selatan Jawa Tengah Jakarta Raya

VII 1969 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur

VIII 1973 Sumatera Utara Jawa Timur Sulawesi Selatan

IX 1977 Jakarta Raya Irian Jaya Aceh

X 1981 Lampung Sumatera Utara Jawa Timur

XI 1985 Sumatera Utara Irian Jaya Jakarta Raya

XII 1989 Sumatera Utara Jawa Timur Jakarta Raya

Sumber : Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992:76)

Tabel 3. Hasil Kejuaraan PSSI 1951 – 1990

No Tahun Juara I Juara II Juara III

XXII 1988 Persebaya Persija Persib

XXIII 1990 Persib Persebaya -

(42)

Tabel 4. Rekor di liga Indonesia

Tahun Keterangan

1994 / 1995 Peringkat 9 Divisi Utama wilayah barat

1995 / 1996 Peringkat 11 Divisi Utama wilayah barat

1996 / 1997 Peringkat 10 Divisi Utama wilayah tengah

1997 / 1998 Peringkat 1 Divisi Utama wilayah tengah (Liga dihentikan)

1998 / 1999 Semi finalis Divisi Utama

(Juara grup A, Peringkat 2 Grup Q babak 10 besar)

1999 / 2000 Peringkat 4 babak 8 besar Divisi Utama wilayah barat

2001 Semi finalis Divisi Utama (Juara wilayah barat babak 8 besar)

2002 Peringkat 11Divisi Utama (Degradasi)

2003 Peringkat 2 Divisi Satu

2004 Peringkat 7 Divisi Utama

2005 Peringkat 4 Divisi Utama (Peringkat 4 wilayah barat, Peringkat 2 Grup Timur babak 8 besar)

2006 Peringkat 5 wilayah Satu

2007 Runner-up (kalah dari Sriwijaya FC)

2008 Degradasi ke Divisi Utama

Sumber :

GELAR LAINNYA

Tahun 2005 : Juara 4 Copa Dji Sam Soe

• Tahun 2005 : Juara I Piala Emas Bang Yos II (14 Februari 2005), mengalahkan tim asal Singapura, Geyland United FC dengan Skor (5-1). • Tahun 2005 : Juara I Piala Emas Bang Yos III (17 Desember 2005),

mengalahkan Persik Kediri dengan skor (2-1).

• Tahun 2006 : Juara I Piala Emas Bang Yos IV (16 Desember 2006), mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu pinalti dan PSMS dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.

2.2.2 Stadion Teladan Medan, Saksi Kejayaan PSMS

(43)

pula stadion sering menjadi saksi kejayaan sebuah klub sepak bola saat bertarung dalam arena lapangan hijau. Bagi klub PSMS, Stadion Teladan merupakan tempat yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi bagi kemajuan PSMS di bidang olahraga sepak bola sebab Stadion Teladan merupakan saksi bisu atas kemenangan-kemenangan PSMS di lapangan hijau.

Stadion Teladan merupakan stadion yang terbesar di Sumatera Utara. Pada awalnya, kota Medan hanya memiliki lapangan sepak bola yang tidak terlalu besar seperti yang terdapat di Kebun Bunga Medan (sekarang menjadi lapangan untuk latihan pemain PSMS). Dengan ditunjuknya kota Medan sebagai penyelenggara PON III pada tahun 1953, maka kota Medan harus memenuhi persyaratan yang diantaranya yaitu harus membangun sebuah stadion yang dapat menampung puluhan ribu penonton yang akan menghadiri upacara pembukaan PON lengkap dengan Sintelbaan di mana dapat diadakan perlombaan atletik.

Pada buku “Sejarah Olahraga Sumatera Utara” dikatakan bahwa: Cukup tersedianya lapangan sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan olahraga, sehingga dengan tegas dapat dinyatakan bahwa tanpa lapangan yang baik tidak akan dapat dicapai kemajuan yang diharapkan (1992:120)

Melalui kerja keras selama 8 bulan, pembangunan stadion Teladan dapat diselesaikan dengan menelan biaya sekitar 7 Juta Rupiah pada saat itu yang diperoleh dari Pemerintahan Daerah Sumatera Utara, para Bupati dan Walikota Tk.II, anak-anak sekolah, para pegawai, pengusaha juga masyarakat umum di kota Medan (1992:121).

(44)

untuk menjadi sebuah Homebase bagi PSMS untuk bertanding di Divisi super liga di musim yang lalu. Hal ini menyebabkan PSMS harus meminjam stadion klub sepak bola lain yang berada dekat dengan kota Medan. Keadaan ini juga yang memaksa banyak supporter PSMS di kala itu untuk hanya bisa menonton pertandingan PSMS dari layar kaca untuk mendukung tim kesayangannya.

Sungguh diluar dugaan, kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki pusat perbelanjaan yang super mewah dengan beberapa gedung pencakar langit di pusat kotanya ternyata tidak memiliki sebuah sarana olahraga yang memadai menurut standarnya. Hal ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di daerah lain di Indonesia. Daerah-daerah seperti Solo, Sleman atau Malang saja mempunyai Stadion yang cukup bagus. Padahal daerah-daerah tersebut masih berada di wilayah Kabupaten.

Gambar 2. Stadion Teladan Medan

Gambar 3. Stadion Manahan Solo dan Stadion Maguwoharjo Sleman

(45)

Renovasi yang diharapkan oleh masyarakat Medan terhadap Stadion Teladan merupakan sebuah mimpi yang mungkin belum dapat terlaksana hingga kini. Bukankah pada Undang-Undang No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem

Keolahragaan Nasional, BAB V mengenai TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH Pasal 12 menjelaskan :

Ayat 1 : Pemerintah mempunyai tugas menetapkan dan

melaksanakan kebijakan serta standarisasi bidang keolahragaan secara nasional.

Ayat 2 : Pemerintah daerah mempunyai tugas untuk

melaksanakan kebijakan dan mengkoordinasikan pembinaan dan pengembangan keolahragaan serta melaksanakan standarisasi bidang keolahragaan di daerah. Serta pada BAB XI mengenai PRASARANA DAN SARANA

OLAHRAGA Pasal 67 menjelaskan :

Ayat 2 : Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan

prasarana olahraga sesuai dengan standard dan kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah.

(46)

2.2.3 Regenerasi dan Pemain Asing di tubuh PSMS

Seiring berjalannya waktu, sepak bola di Indonesia terus mengalami perkembangan dan PSMS terus mengalami pertumbuhan sehingga mengharuskan adanya regenerasi di dalam tubuh PSMS. Baik di dalam kubu pemain maupun pengurus. Peraturan pun terus berganti seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang yang mengharuskan beberapa metode-metode lama berganti menjadi sebuah terobosan yang baru. Pemain-pemain PSMS yang telah “berumur” digantikan dengan pemain-pemain PSMS yang masih “segar” dan mempunyai efektivitas yang lebih baik dari pemain lama. Tentunya semua itu setelah melalui proses penseleksian yang ketat.

Peraturan-peraturan di PSSI pun beberapa mulai diperbaharui dan ada pula yang ditambahkan sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satunya mengenai pemain asing yang dapat bermain di liga Indonesia. Hal ini merupakan salah satu metode baru yang dikeluarkan PSSI untuk dapat memberikan kemajuan kualitas terhadap sepak bola Nasional. Dan diantaranya tertuang dalam Pedoman Dasar Persatuan

Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) BAB VII mengenai PEMAIN PASAL 30 :

Ayat 4 : Pemain asing diadakan di dalam rangka turut serta

(47)

Ayat 5 : Pengadaan pemain asing hanya dilaksanakan oleh agen

resmi yang terakreditasi, diketahui dan disetujui oleh Pengurus Pusat PSSI14

Pemain sepak bola asing yang berada di Indonesia umumnya berasal dari Negara-negara di benua di Amerika seperti Chille, Argentina dan hanya beberapa yang berasal dari benua Asia. Pemain asing yang didatangkan ke Indonesia pada umunya memiliki kualitas permainan yang lebih baik dari pemain Nasional. Umumnya mereka mempunyai nilai kontrak yang tinggi. Bahkan rata-rata pemain asing memiliki nilai kontrak yang lebih tinggi dari pemain sepak bola Nasional.

.

Diperbolehknnya pemain asing bermain di klub-klub di Indonesia juga harus melalui beberapa proses yang diantaranya tercantum dalam

Peraturan Organisasi Tentang Regulasi Agen Pemain Asing BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 :

Ayat 2 : Agen pemain asing merupakan institusi profit yang

mengkhususkan keberadaannya sebagai medium interkoneksitas dalam industry sepak bola.

Ayat 3 : Pemain asing adalah seorang atlet sepak bola yang memiliki

status sebagai pemain professional (non amatir), secara de facto dan de jure berstatus sebagai warga negara asing.

Ayat 4 : Setiap klub yang berhimpun dalam Persatuan Sepak bola

Seluruh Indonesia (PSSI) tidak diperkenankan merekrut pemain asing untuk menjadi anggota tim klub tersebut tanpa melalui agen pemain.

14

(48)

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti postur tubuh mereka yang besar sangat mendukung untuk menampilkan pola permainan sepak bola yang baik.

Namun terkadang pemain asing juga bisa menambah daya tarik tersendiri bagi sebuah klub. Karena pada umumnya para supporter akan lebih antusias melihat permainan pemain asing dan tidak dipungkiri juga bahwa supporter- supporter wanita di Indonesia yang kebanyakan awam mengenai teknis pemainan sepak bola lebih menggandrungi pemain asing yang nota bene berpenampilan lebih menarik dibandingkan pemain sepak bola Indonesia. PSSI juga tidak lantas menjadikan pemain nasional terpuruk sebab kini PSSI telah mengeluarkan batasan jumlah pemain asing yang dapat dibeli oleh sebuah klub di Indonesia maksimalnya hanya tiga orang saja.

Gambar 4. Pemain Asing di Klub PSMS

(49)

2.2.4 PSMS Sebagai Inspirasi Para Supporternya

Dalam olahraga pada umumnya, supporter berfungsi memeriahkan suasana pertandingan, mendorong semangat atlet-atlet yang didukungnya, mengarahkan dan mempercepat irama permainan, Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1989:244). Mengingat pentingnya fungsi-fungsi diatas, maka supporter merupakan salah satu yang harus diperhitungkan dalam sebuah pertandingan olahraga khususnya sepak bola.

Sepak bola dan supporter merupakan dua hal yang sangat berkaitan erat pada saat ini. Sepak bola menjadi olahraga yang sangat digemari di seluruh dunia sejak dahulu hingga sekarang. Namun, fenomena munculnya supporter fanatik dengan instrument musik di setiap pertandingan sepak bola di Indonesia merupakan tradisi yang dianut dari kawasan Eropa namun hal itu kini sudah menjadi ciri khas supporter sepak bola di Indonesia juga.

Dalam perjalanan PSMS menjadi salah satu klub sepak bola kebanggaan masyarakat Medan, kiranya tidak lepas dari dukungan para supporter-supporternya. Dengan alasan kecintaan terhadap PSMS dan demi melestarikan

bentuk apresiasi yang tinggi kepada pemain-pemain PSMS sebagai pahlawan kota Medan di lapangan hijau, masyarakat kota Medan membentuk sebuah kelompok organisasi sosial.

(50)

Medan Cinta Kinantan. Seperti yang diungkapkans Djohan (2009:70), “ Karena perilaku mempromosikan identitas kelompok akan memiliki nilai yang berharga sekali. Untuk itu mereka harus memiliki satu kesatuan perasaan dengan ide, sasaran, visi, mimpi, dan kepercayaan umum yang telah disepakati. ”

SMeCK sebagai komunitas Pendukung PSMS juga berusaha memberikan dukungan yang baik di setiap pertandingan PSMS baik pada pertandingan kandang maupun tandang demikian disampaikan Nata Simangunsong pada saat wawancara dengan penulis. Hal ini terbukti melalui penelitian yang penulis lakukan melalui media Kuisioner kepada dua puluh orang responden yang kesemuanya adalah pemain sepak bola PSMS, menghasilkan data 100 % dari jumlah responden mengenal SMeCK dengan baik. Kemudian, 80% responden menyatakan keberadaan supporter bagi para pemain PSMS sangat penting.

2.3 Berdirinya SMeCK diatas Persamaan atas Kecintaan Terhadap PSMS

(51)

Taneko, 1994 : 104-105). Namun berbagai perbedaan dapat dipersatukan dengan sepak bola. Beberapa masyarakat Medan yang berlainan suku, ras, agama dan lapisan mampu mengesampingkan semua itu diatas persamaan mencintai PSMS dengan membentuk sebuah komunitas Pecinta PSMS.

Pada tanggal 30 September 2003 tepatnya hari Sabtu Pukul 18.00 Wib di Medan, dengan tekad juang yang bulat dan satu ikrar menyatukan Visi dan Misi yang berbeda lahirlah Suporter Medan Cinta Kinantan Fans Club15. SMeCK adalah salah satu kelompok supporter fanatik sepak bola PSMS yang muncul setelah berdirinya KAMPAK (Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan ). SMeCK terbentuk karena adanya perbedan visi dan misi di dalam tubuh KAMPAK yang menyebabkan beberapa anggota dari KAMPAK mengundurkan diri dari keanggotaan dan membentuk komunitas baru dan menamakan diri mereka sebagai SMeCK FC (Supporter Medan Cinta Kinantan Fans Club).

Gambar 5. Logo SMeCK FC (Ayam yang sedang memainkan bola kaki)

Seiring berjalannya waktu nama SMeCK FC berganti menjadi SMeCK Mania hingga kini berubah lagi Menjadi SMeCK Hooligan. Hooligan merupakan julukan bagi kelompok supporter sepak bola di Inggris dan di adopsi oleh

15

(52)

SMeCK. Hooligan sendiri apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti keramaian, kejahatan, atau pengacau. Jadi Hooliganism berarti orang yang membuat kekacauan. Namun hal ini tidak menjadikan SMeCK sebagai komunitas yang selalu mengacaukan keadaan saat menonton pertandingan PSMS di stadion Teladan Medan, hal ini dapat penulis katakan berdasarkan hasil pengamatan penulis saat menonton pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan dimana SMeCK ikut andil untuk terus berupaya mengamankan keadaan disaat PSMS bertanding di Stadion Teladan Medan. Salah satu cara mereka ialah dengan terus menghimbau supporter agar berlaku sportif dan tidak berlaku sewenang-wenang seperti : melempar botol-botol air mineral kedalam lapangan maupun ke petugas keamanan.

Sebagai kelompok supporter yang masih muda, SMeCK banyak belajar dari kelompok supporter sepak bola lain di Indonesia untuk dapat berdiri, berjalan bahkan berlari kencang untuk menjadi yang terdepan dalam beratraksi, berkreativitas, dan jiwa sportif yang tinggi untuk mendukung PSMS Medan dalam laga kandang maupun laga tandang. Sampai saat ini SMeCK tetap eksis untuk terus berkarya, berkreasi dan berjuang untuk menciptakan iklim supporter Medan yang damai, kreatif dan anti kekerasan supporter16. Hal ini ditandai dengan diakuinya legalitas SMeCK oleh pengurus harian PSMS sebagai pendukung PSMS Medan.

(53)

2.3.1 Teknis Pelaksanaan Kegiatan Organisasi SMeCK

SMeCK merupakan salah satu kelompok sosial yang mempunyai struktur organisasi di dalamnya. Seperti yang diungkapkan Soerjono Soekanto dalam “Sosiologi, Suatu Pengantar” (1982:103) bahwa kelompok sosial merupakan kumpulan manusia tetapi bukan sembarang kumpulan. Suatu kumpulan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok apabila memenuhi kondisi tertentu. Kondisi ini ialah:

a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebahagian dari kelompok yang bersangkutan

b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.

c. Adanya faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan, ideologi politik yang sama dan lain- lain.

d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola prilaku.

(54)

2.3.2 Sistem Kepengurusan

Sesuai dengan sistem kepengurusan dalam sebuah organisasi, SMeCK di pimpin oleh seorang Ketua yang masa jabatannya satu periode selama dua tahun. Selain itu terdapat Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Divisi seperti Divisi Keamanan, Divisi Peralatan, dan lain-lain. Teknis pemilihan dilakukan dalam rapat pengurus SMeCK dengan cara Voting. Namun calonnya harus memenuhi syarat yang diberlakukan SMeCK bagi calon pemimpin. Anggota-anggota SMeCK pada umumnya merupakan remaja usia 12-30 Tahun. Tetapi tidak ditutup kemungkinan apabila ada masyarakat yang berusia diatas rata-rata tersebut untuk bergabung dalam SMeCK. Saat ini SMeCK dipimpin oleh Nata Simangunsong, yang masih berstatus sebagai mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM).

2.3.3 Dana Operasional

(55)

2.3.4 Jenis-jenis Kegiatan

Dalam upaya memberikan dukungan terhadap PSMS, SMeCK melakukan berbagai ide-ide kreatif yang disosialisasikan ke dalam beberapa kegiatan. Selain mendukung PSMS di setiap pertandingannya di stadion Teladan dengan cara menyanyikan yel-yel hingga akhir pertandingan, SMeCK juga kerap melakukan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Salah satu yang dilakukan SMeCK pada akhir tahun 2009 kemarin, SMeCK mengadakan aksi sosial ngamen sebagai sebuah simbol untuk membantu perekonomian PSMS yang saat ini sedang dalam masa yang memprihatinkan mengingat PSMS yang terpuruk ke Liga Utama kini kepemilikannya tidak mempunyai kejelasan. Jika di musim sebelumnya PSMS masih dipegang oleh pengusaha Sihar Sitorus ( Pemilik PT Togos Gopas ), kini PSMS tidak lagi memiliki sumber dana yang kuat.

Kini PSMS hanya mengharapkan dana hibah Pemko Medan setelah sebelumnya Pemerintah mengeluarkan larangan pemberian APBD kepada klub-klub sepak bola di Indonesia. Seiring dengan itu juga, PSSI mengeluarkan aturan bahwa klub yang ikut di Liga-liga yang diselenggarakan PSSI tidak diperbolehkan lagi berstatus klub yang dimiliki pemerintah daerah namun harus milik swasta atau perorangan.

(56)

antara SMeCK dan Dinas Lalu Lintas Jalan Raya serta pihak – pihak kepolisian untuk menjamin keamanan dan ketertiban lalu lintas Kota Medan.

Beberapa SMeCK Hooligan meneriakkan yel-yel dukungan kepada PSMS saat berada di atas kendaraan. Kegiatan ini selalu menjadi perhatian warga Kota Medan yang mereka lintasi sepanjang perjalanan menuju mess Kebun Bunga. Disamping kegiatan-kegiatan sosial itu, SMeCK juga turut mengawasi penggunaan dana hibah yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk dana operasional PSMS sebagai suatu bentuk perlindungan SMeCK mengantisipasi kecurangan pengurus PSMS dalam mengelola dana hibah tersebut.

2.4 Anarkisme dan Kekerasan Supporter Sepak bola Di Indonesia

Supporter sebagai penonton yang mendukung dan memihak salah satu

regu yang bertanding, merupakan unsur penting yang tidak dapat diabaikan dalam pertandingan olahraga manapun, termasuk catur, Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1989:243). Maka dari itu, kehadiran supporter dalam sebuah pertandingan olahraga dianggap menjadi salah satu faktor yang menentukan kemenangan seseorang atau tim.

(57)

Namun akhir-akhir ini, fakta yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak yang mecintai olahraga sepakbola. Fenomena kekerasan dan anarkisme yang kerap mewarnai persepak bolaan di Indonesia kerap dilakukan oleh para supporter sepak bola itu sendiri. Seperti yang banyak terjadi di kawasan Pulau Jawa dimana kelompok-kelompok supporter yang berbeda saling bermusuhan hingga diluar pertandingan. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan semboyan yang dianut bangsa kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang mempunyai maksud “meskipun berbeda suku, agama, ras, kedudukan namun kita tetap bersatu jua”.

Perbedaan daerah administratif tempat tinggal juga dijadikan benteng untuk memulai permusuhan. Contohnya saja antara JAK MANIA (pendukung PERSIJA Jakarta) yang notabene merupakan masyarakat Kota Jakarta dengan VIKING (pendukung PERSIB Bandung) yang terdiri dari masyarakat Kota Bandung. PERSIJA dan PERSIB dinobatkan sebagai musuh bebuyutan dalam liga sepak bola yang diselenggarakan di Indonesia. Padahal apabila ditinjau dari segi lokasinya, kedua provinsi ini letaknya sangat berdekatan. Supporter sebagai “pengikut setia” tim kesayangannya akhirnya mengikuti keadaan tersebut yang sebenarnya dan seharusnya hanya terjadi dalam dunia pertandungan sepak bola saja. Keikutsertaan supporter memusuhi tim sepakbola lain juga diikuti dengan memusuhi supporter tim lawannya. Hal inilah yang sering menimbulkan terjadinya pertengkaran yang memicu terjadinya tindakan anarkisme.

(58)

Surabaya. Tim yang berasal dari Provinsi Jawa Timur ini memiliki supporter-supporter fanatik yang rela menyaksikan tim nya bertanding baik kandang

maupun tandang. Namun semangat kefanatismean yang disandang oleh para BONEK sering menuai beragam kerusuhan. BONEK kerap pergi menyaksikan laga tandang PERSEBAYA di luar Jawa Timur tanpa membawa perbekalan yang cukup dengan menumpangi Pengangkutan umum seperti Kereta Api dengan tidak membayar tiket, atau membajak bus-bus umum untuk mengantarkan para BONEK ke stadion yang dituju. Perlakuan BONEK kerap merugikan masyarakat lain seperti halnya penjarahan yang dilakukan para BONEK yang kelaparan kepada para pedagang kaki lima di stasiun kereta api dan pinggir jalan lainnya sebab para Bonek tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan perjalanan keluar Surabaya.

Gambar 6. Kerusuhan yang ditimbulkan oleh “Bonek”

Sumber

(59)

mengerikan, ”Salam Satu Nyali. Wani!” Slogan ini sengaja dibuat untuk memotivasi BONEK agar lebih berani dan nekat membela timnya17

Permusuhan sering menjadi penyebab timbulnya keributan dan kekerasan pada olahraga dan pertandingan. Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya permusuhan dan salah satunya yaitu sikap agresif yang pada cabang-cabang olahraga tertentu sering diperlukan. Sikap agresif ialah sikap yang menunjukkan . Namun seharusnya kenekatan bukanlah menjadi hal yang utama dalam membela sebuah tim sepak bola melainkan sportivitas dan semangat keolahragaan.

2.4.1 Latar Belakang Kerusuhan Dalam Pertandingan Sepak Bola

Aksi pelemparan botol-botol air mineral, batu, ejekan dan cemoohan terhadap pemain dari tim lawan yang berbau SARA, merupakan gambaran prilaku anarkis supporter didalam lapangan. Di luar lapangan, supporter dapat melakukan hal-hal yang lebih tidak terpuji lagi seperti yang dilakukan BONEK akhir-akhir ini. Terjadinya kerusuhan oleh supporter yang kerap mewarnai persepak bolaan di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor. Baik dari segi keamanan, pemerintahan, panitia penyelenggara, perekonomian, sosiologis masyarakat dan banyak hal lain. Fenomena anarkisme yang kerap mewarnai pertandingan sepak bola juga ditenggarai oleh sikap atlet sepak bola Indonesia yang banyak belum menganut paham Sportivitas dalam pertandingan olahraga sehingga berimbas pada kefanatisan supporternya.

17

(60)

usaha yang aktif, menyusun berbagai strategi untuk menguasai permainan dan mencapai kemenangan18

1. Penggemar tidak realistis terhadap penampilan regu, harapan terhadap regu terlalu tinggi.

.

Dra. Ny. Y . Singgih D. Gunarsa (1989 : 187-188) mengatakan bahwwa ada beberapa faktor yang mempercepat timbulnya keributan dan kekerasan pada sebuah pertandingan olahraga beregu diantaranya :

2. Ikatan yang kuat antara penggemar dan regu pujaannya. 3. Hasil penampilan regu pada pertandingan sangat berbeda.

4. Wasit dan ofisial kurang kompeten , terlalu memihak pada salah satu regu yang bertanding.

5. Permainan regu yang mencapai prestasi rendah akan menambah ketegangan, sebaliknya prestasi yang tinggi akan mengurangi ketegangan. 6. Banyak pelanggaran pada permulaan pertandingan.

Agresivitas penonton terwujud dalam bentuk keributan seperti yang sering dilakukan BONEK, JAK MANIA dan VIKING. Agresivitas antara sesama penonton juga pernah terjadi antara SMeCK dan supporter lain yang berasal dari komunitas berbeda. Menurut pengamatan penulis hal itu terjadi karena komunitas Pendukung PSMS bukan hanya SMeCK sehingga terbentuklah keadaan dimana anatara sesama pendukung PSMS saling berkompetisi untuk merebut perhatian penonton bahkan pemain PSMS. Misalnya saja yang terjadi antara SMeCK dan KAMPAK yang pernah mengalami konflik19

18

Lihat Psikologi Olahraga halaman 185.

(61)

pendukung PSMS sama di mata pemain dan mempunyai tempat yang sama di hati pemain PSMS20

20

Pemain sepak bola asal Medan yang membela PSMS pada Ligina Musim 2008/2009 dan kini membela tim PERSELA Lamongan, meninggalkan Skuad Ayam Kinantan akibat ketidak jelasan kepengurusan dan perekonomian PSMS pada akhir musim 2008. Wawancara penulis lakukan pada saat Fadly Hariri masih membela tim Ayam Kinantan pada Tanggal 12 Maret 2009 Pukul 21;13 Wib.

. Persaingan tersebutlah yang hingga kini masih belum bisa dikesampingkan oleh kedua kubu tersebut untuk dapat memberikan dukungan yang terbaik bagi PSMS yang kini mengalami masa-masa yang sulit dan banyak membutuhkan dukungan baik moril dan spiritual. Namun diluar permasalahan tersebut, penulis melihat sangat besarnya antusias masyarakat Indonesia terhadap olahraga sepak bola saat ini.

Agresivitas pemain juga dapat terjadi dan biasanya disalurkan dalam bentuk kekerasan fisik, permainan kasar pada pemain lawan dalam pertandingan. Hal Hal inilah yang kerap memicu terjadinya keributan disertai kekerasan dan berimbas pada perbuatan anarkisme dalam pertandingan sepak bola di Indonesia akhir-akhir ini. Tingkah laku agresif terlihat pada supporter dan pemain itu sendiri namun tingkah laku agresif supporter seringkali melebihi tingkah laku agresif pemain bahkan bisa memuncak sampai terjadi perusakan.

(62)

BAB III

DESKRIPSI YEL-YEL MUSIKAL SMeCK

3.1 Kaitan Musik Dan Olahraga

Musik dan Olahraga merupakan dua hal yang sedang diminati oleh

berbagai kalangan mayarakat di dunia khususnya Indonesia pada saat ini. Hal ini terbukti dengan banyaknya kegiatan-kegiatan pertunjukan / pagelaran musik yang diadakan diberbagai belahan nusantara baik mengatasnamakan donasi untuk kemanusiaan maupun konser-konser dan kompetisi musik yang mengatasnamakan bisnis dan ekonomi. Ditambah lagi dengan beragam tayangan televisi yang menayangkan bermacam program musik seperti MTV (Music Television) yang menghadirkan musik secara non stop 24 Jam. Selain itu juga, banyaknya program musik di televisi nusantara juga turut melahirkan banyaknya Band-band dan kelompok musik dengan berbagai genre, yang disambut dengan antusiasme yang tinggi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui program-program musik yang ditayangkan secara live di televisi Indonesia seperti Inbox, Dahsyat, Hip-Hip Hura, Derings yang semuanya menampilkan penonton yang jumlahnya ratusan bahkan dapat mencapai ribuan.

(63)

televisi Indonesia yang rela “begadang” demi menyaksikan acara pertandingan sepak bola klub-klub Eropa yang ditayangkan secara live dini hari waktu Indonesia karena adanya perbedaan waktu anatara belahan dunia yang satu dengan belahan dunia yang lain (GMT).

Selain itu berbagai jenis olahraga baru yang populer saat ini seperti Futsal, Softball, dan Capoera sering menjadi pilihan tontonan olahraga yang mengasyikkan bagi anak muda masa kini. Di Indonesia sendiri, turnamen-turnamen olahraga juga sering diadakan dalam setiap perayaan seperti “17 Agustusan”, atau turnamen yang diadakan antar universitas, sekolah maupun kantor-kantor pemerintahan. Olahraga yang sering dipertandingkan biasanya cabang olahraga beregu seperti sepak bola, basket, softball/baseball, dan yang sedang naik daun saat ini yaitu futsal.

Gambar

Tabel 1. Jadwal Penelitian Pertandingan PSMS…………………………………. 18
Table 1. Jadwal Perekaman Pertandingan
Table 2.  Hasil Kejuaraan PON : Bidang Olahraga Sepak Bola Tahun Juara I Juara II Juara III
Tabel 4. Rekor di liga Indonesia Keterangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan prosedur-prosedur tersebut, dokter seharusnya memperhatikan batasan kerja yang diseskripsikan pada bab ini dalam melaksanakan tindakan persiapan, mengalihkan

Melaksanakan praktek kerja di lingkungan PrimKopKaP “Manunggal” dengan tujuan latihan bekerja dan memperoleh informasi secara lengkap untuk menyusun laporan atas

[r]

Hubungan Perlawanan Dalam Kalimat Majemuk Setara

Data hasil penelitian pada gambar 5.6 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya status gizi bayi dengan pemberian ASI menurut indikator KMS adalah baik. Sejak lahir usia

Bahan baku yang digunakan untuk rancangan pabrik pupuk kompos ini adalah kotoran sapi dan cacing tanah jenis Lumbricus rubellus.. Kotoran sapi merupakan salah satu hasil

Pada masa pendudukan Jepang, film pertama yang diproduksi adalah The Righteous Revenge (Uirijeok Guto/1919). Film ini diistilahkan “kino drama” karena film

Sampel data yang digunakan, yaitu kWh meter pada perumahan penduduk di Kecamatan Pangkal Balam 20 rumah dan di Kecamatan Parittiga sebanyak 20