• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Repositori Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sistem Repositori Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR LAMPIRAN

1. GAMBARAN UMUM DAN PROFIL PERPUSTAKAAN STIPAP-MEDAN.

Perpustakaan STIPAP menyimpan dan mengelola karya ilmiah

mahasiswa akhir dengan menempatkan bentuk tercetaknya dalam ruangan koleksi

umum, tetapi untuk koleksi tugas akhir pustakawan meletaknya pada beberapa rak

terpisah dengan rak-rak koleksi umum. Penyusunan koleksi tugas akhir

mahasiswa berdasarkan tahun ajaran dan abjad nama mahasiswa.

PerpustakaanSTIPAP saat ini menyimpan tugas akhir mahasiswa sekitar 953

judul dari jumlah alumni 1283 maka, terdapat selisih 330 judul tugas akhir yang

tidak ada. Tugas akhir mahasiswa yang sudah diberikan ke perpustakaan

kemudian dilakukan pengolahan oleh pustakawan dengan proses digitalisasi yaitu

scanning terhadap dokumen tercetak. Jumlah dokumen tercetak yang sudah

melalui proses scanning saat ini sebanyak 207 judul. Mahasiswa yang

menyelasikan tugas akhir akan menyerahkan karya ilmiah mereka dalam dua

bentuk penyimpanan yaitu tercetak (1 eksemplar) dan elektronik (1 buah CD

dengan format PDF/Word). Dengan demikian, Pustakawan seharusnya tidak perlu

lagi untuk melakukan digitalisasi terhadap koleksi tugas akhir tercetak namun,

yang dibutuhkan yakni sebuah sistem repositori institusi yang dapat mengelola

koleksi deposit institusi agar karya tulis mahasiswa dapat dimanfaatkan kembali

(2)

2. Visi dan Misi Perpustakaan

a. Visi

Menjadi unit pelayanan yang mampu mendukung Tridharma Perguruan Tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan Medan

b. Misi

Menjadi unit pelayanan yang mampu memberikan Servis Excellent pada pengguna perpustakaan

3. Tujuan Perpustakaan

Sebagai bagian yang integral dari suatu perguruan tinggi, maka

perpustakaan perguruan tinggi dapat diselenggarakan dengan tujuan untuk dapat

menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi yang sesuai dengan Tri Dharma

Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, pengajaran dan pengabdian kepada

masyarakat.

Adapun yang menjadi tujuan didirikannya Perpustakaan STIPAP LPP

Kampus Medan antara lain:

1.Dalam menunjang pendidikan dan pengajaran, perpustakaan bertujuan

untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan, dan

menyebarluaskan informasi untuk mahasiswa dan dosen sesuai dengan

(3)

2.Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang

diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha

menyediakan literature ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi para

peneliti.

3.Dalam menunjang pengabdian kepada masyarakat, maka perpustakaan

melakukan kegiatan dengan menyajikan dan menyebarluaskan informasi

bagi masyarakat.

4. Fungsi Perpustakaan

Secara umum fungsi perpustakaan STIPAP adalah melakukan tugas

rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat bahan pustaka serta

mendayagunakannya. Baik bagi civitas akademika maupun pengguna di luar

kampus. Perpustakaan juga dapat berfungsi sebagai pusat belajar mengajar

(4)

5. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

Agrobisnis Perkebunan Medan adalah sebagai berikut:

---sssdd

(5)

2. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

1. Apa sajakah jenis koleksi repositori yang ada di perpustakaan STIPAP? I2 jawab: “ Koleksi repositori yang ada saat ini di perpustakaan berupa

tugas akhir mahasiswa yang diberikan saat akan mendaftar wisuda. Tugas akhir

yang diberikan dalam bentuk hardcopy 2 eksemplar dan 1 bentuk softcopy, namun

rencana kedepan kita jika sistem repositori institusi kita sudah dibangun maka

akan ada penambahan koleksi yaitu e-book dan jurnal ”.

2. Bagaimana pengelolaan koleksi repositori yang sudah dilakukan di perpustakaan STIPAP?

I1 Jawab: “Penyimpanan koleksi tugas akhir mahasiswa dilakukan dengan

2 cara yakni secara manual untuk koleksi tugas akhir cetak akan disusun di rak,

sebelum disusun di rak maka koleksi ini akan digabungkan dahulu dengan

angkatan yang sama dan diurutkan nama mahasiswanya berdasarkan abjad,

setelah terkumpul semua barulah disusun ke rak, Penyimpanan koleksi tugas

akhir elektronik dibuat dalam satu file di komputer, penyerahan softcopy ini wajib

agar saat terjadi kehilangan pada koleksi softcopynya dapat diprint kembali,

penysunan tugas akhir dalam file ini berdasarkan judul, nama mahasiswa, dan

jurusan”.

3. Siapa sajakah yang dapat menggunakan koleksi repositori perpustakaan STIPAP?

I1 Jawab: “Seluruh mahasiswa STIPAP, Pengguna luar juga

diperbolehkan menggunkan koleksi tugas akhir tapi harus mendaftar jadi nggota lebih dulu”.

(6)

I2 Jawab:”Kepala Perpustakaan dan 2 orang Pustakawan yang bekerja disini”.

5. Bagaimanakah prosedur peminjaman koleksi repositori di perpustakaan STIPAP?

I3Jawab: “Perpustakaan kita saat ini belum menerapkan sistem repositori

yang terautomasi, sebagian data tugas akhir yang elektronik ada yang diinput ke

Microsoft word, Untuk melakukan peminjaman Pengguna dapat langsung menuju

ke rak koleksi, peminjaman tugas akhir tidak dapat dibawa pulang, pertama

pengguna diwajibkan mengisi form peminjaman koleksi tugas akhir pada buku

besar, lalu tanda tangan di kolom peminjaman dan menyerahkan KTM, Kalau

Pengembalian koleksi tugas akhir dapat langsung diberikan kepada petugas

dibagian sirkulasi,lakukan tanda tangan pada kolom pengembalian di buku besar,

lalu KTM dapat diambil kembali, Bila pengembalian tugas akhir melewati batas

waktu atau tidak dikembalikan sampai jam tutup perpustakaan tiba maka

pengguna akan diberi sanksi denda seharga fotocopy tugas akhir yang dibawa

pulang, jika tugas akhir hilang atau rusak maka pengguna juga akan diberi sanksi

untuk memprint tugas akhir dengan menggunakan softcopy yang disimpan

perpustakaan atau memfotocopy hardcopy tugas akhir yang pertinggalnya

disimpan perpustakaan”.

6. Kendala apasajakah yang muncul dalam pelayanan koleksi repositori di perpustakaan STIPAP?

I 1Jawab: “Kendalanya ketika pengguna yang berkunjung mencari koleksi

tugas akhir membutuhkan waktu yang lama saat pencarian koleksi, karena hnya

disusun berdasarkan angkata, maka banyak waktu yang terbuang saat pencarian

(7)

I3: “Sejauh ini masalahnya ketika pengambilan tugas akhir, jadi ketika

mereka (pengguna) sedang membaca tugas akhir mereka menaruhnya ke rak

kembali dengan susunan yang salah, kadang ada yang meletakkan tugas akhir

dirak angkatan yang berbeda, jadi itukan membuat petugas harus memeriksa

kembali semua koleksi di rak dan menyusun kembali sesuai angkatan dan abjad,

ada baiknya jika koleksi itu tidak jadi digunakan atau selesai dibaca diletakkan

saja di atas meja biar petugas kami yang menyusun itu lebih baik, tetapi kalau

sistem kita sudah terautomasi mungkin masalah seperti ini tidak terjadi ya”.

7. Bagaimanakah sistem repositori institusi yang dibutuhkan STIPAP ? I1Jawab: “Sistem repositori institusi yang kami inginkan tentunya dapat

terbuka bagi siapa saja baik mahasiswa STIPAP atau pengguna luar STIPAP

juga, namun ada pembatasan akses juga ya nanti kami akan sistem ini dengan

sistem log in jadi semua pengguna tanpa terkecuali harus mendaftar lebih dulu

baru kami beri hak akses untuk koleksi bab I-III ,Bab IV-V akan kami tutup dan

hanya dapat diprint izin aksesnya hanya kami berikan dengan datang langsung ke

perpustakaan STIPAP lalu akan kami kenakan biaya untuk printnya”.

I3: “untuk pengolahan data pada sistem repositori yang akan kami

terapkan nanti tentunya dokumen Pdf “.

I2: “Sejauh ini kami masih belum tau mengenai software apa yang akan

digunakan, apakah developer kami akan mengunakan software buatannya sendiri,

atau menggunakan software gratis, saya belum tahu pasti. Mengenai standar

meta data yang akan kami gunakan juga belum dirundingkan, namun saya

(8)

deskripsinya yang sederhana,mudah dimengerti dan bisa dilakukan

pengembangan lebih lanjut Tapi semua itu harus dirundingkan kembali antara

semua pihak yang terlibat terutama pihak developer”.

8. Seberapa pentingkah perancangan sistem repositori institusi ini untuk pengelolaan koleksi repositori di perpustakaan STIPAP?

I1Jawab: Kami sudah bekerja sama dengan developer sistem dari luar

untuk membangun sistem repositori terautomasi, namun sudah hampir beberapa

tahun tidak ada perkembangan dan developer tersebut sangat sulit dihubungi,

benar sekali, memang perancngan sistem repositori ini sangat penting bagi kami,

karena tujuannya untuk memberikan kebutuhan informasi kepada mahasiswa

dengan lebih mudah, kami ingin merealisasikan fungsi dari perpustakaan modern

itu sendiri yaitu memberikan kemudahan pencarian informasi kepada pengguna

oleh karena itu jika apa yang kita miliki saat ini di perpustakaan dapat diakses

diluar tentunya kami sangat senang”.

HASIL WAWANCARA DENGAN PUSTAKAWAN USU

1. Apakah metadata yang sesuai dengan kebutuhan sistem dalam

perancangan Repositori?

I4 Jawab:”kebutuhan metadata tetap harus disesuaikan dengan sistem

yang akan dibangun seperti apa ya, kita di perpustakaan USU menggunakan

Standar Metadat Dublincore, jadi harus diketahui dulu seperti apa kebutuhan

mereka baru bisa ditentukan mau menggunkan standart apa”

2. Apakah perangkat lunak yang ideal untuk membangun sebuah repositori di

(9)

I4 Jawab: “Mengenai repositori lebih baik dibangun dengan

menggunakan software Dspace, alasan mengenai pemilihan software ini tentu

karena fitur-fitur yanga ada didalamnya sesuai dengan kebutuhan perpustakaan

USU, Kelebihan dari Dspace dari segi metadatanya kita dapat menambahkan

sendiri unsur data field yang sesuai dengan kebutuhan sistem, untuk field yang

tersedia sekitar 172 tetapi USU sendiri hanya menggunakan 9 unsur data field

dan ada yang sudah terisi otomatis seperti tanggal data diisi”. Jadi untuk

mengetahui metadata apa yang lebih baik ataupun sesuai dengan kebutuhan

sistem di sebuah institusi maka di pertanyakan kembali apa saja metadata yang

perlu untuk mereka cantumkan, lalu kita sesuaikan dengan metadata yang

tersedia di software tersebut, Mengenai sistem security untuk file yang akan

diunggah oleh perpustakaan, disesuaikan dengan kebijakan perpustakaan. Ada

file security yang memberikan layanan open lalu download, namun ada juga yang

hanya bisa diprint. Akses ke konten dengan akses sistem itu adalah hal yang

berbeda. Contoh akses sistem, misalnya ada pengguna luar ingin akses ke web

repositori USU tapi tidak bisa hanya dibatasi mahasiswa USU saja, hal ini

mungkin karena log in menggunakan Nim atau yang lainnya, sedangkan akses

konten itu misalnya akses ke sistem tidak di-protect namun ketika ingin melihat

konten tidak bisa karena harus log ini terlebih dahulu. Hal ini biasanya bukan

untuk mempersulit namun agar diketahui seberapa banyak dan siapa saja yang

(10)

3.LAMPIRAN SURAT BALASAN

(11)
(12)
(13)
(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ajie, Miyarso Dwi. 2012. “Metadata: Pengatalogan Abad 21”. Direktori Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Website. 08 Maret 2012

<http://file.upi.edu/direktori/fip/prodi._perpustakaan_dan_informasi/miyar

so_dwi_ajie/makalah_a.n_miyarso_dwiajie/hand_out_%2311-metadata.pdf> (diakses maret 1, 2016).

Al fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan sistem informasi. Yogyakarta: Andi.

Amsyah, Zulkifli. 2005. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta : Garamedia Pustaka Utama

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti. 2008. Kebutuhan dan perilaku pencarian informasi : studi kasus

mahasiswa PDPT FIB UI 2007 dengan metode problem-based learning (PBL), tersedia pada http://www.diligib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/ (diakses December 22, 2015)

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Basuki, Sulistyo. 2000. “Metadata Indonesia INDOMARC”. Visi Pustaka Buletin Jaringan Informasi Antarperpustakaan, Volume 1 No. 2, Maret 2000.

Djoht, Djekky R. 2001 “Kebudayaan, Penyakit dan Kesehatan di Papua dalam Perspektif Antropologi Kesehatan” dalam Buletin Populasi Papua, Vol. II. No.4 November 2001. Jayapura. PSK - UNCEN

Greenberg, Jane. 2010. “Dublin Core: History, Key Concepts, and Evolving Context”. Paper presented at the International Conference on Dublin Core and Metadata Applications, October 20, Pittsburgh, PA.

<http://www.dublincore.org/resources/training/dc2010/tutorial1_basic_gre enberg.pdf> (diakses februari 28, 2016).\

Hadi, Martinus Sutanto. Strategi pengembangan institutional repository. 6 November 2015.http://www.tabletperpustakaan.com/2015/11/06/strategi-pengembangan-institusional-repositori/ ( diakses February 28, 2016)

Hamdani, Ilham. 2015. Berkenalan dengan dunia open source.

(15)

Harsono, Bagus Setio. 2012. Perancangan dan Pembuatan sistem Informasi Retribusi pada Pasar Kebon Polo. Skripsi. Yogyakarta: AMIKOM

maret, 2016)

Hasugian, Jonner. 2013 Pengembangan Repositori Institusi: Pengalaman Perpustakaan USU. Medan: Pustaha

january, 2016)

Haynes, David. 2004. Metadata for Information Management and Retrieval. London: Facet Publishing.

Jogiyanto, HM. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta : ANDI

Kendall, Kenneth E & Julie E. Kendall. 2006. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: Prehallindo.

Kendall, Kenneth E & Julie E. Kendall. 2007. Analys system and Design. 7th ed Jakarta: Prehallindo.

Ladjamudin, Al-Bahra Bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Leod. Mc. Jr, Raymond, Schell, George. 2004. Sistem Informasi Manajemen. 8th ed, diterjemahkan oleh Hendra Teguh, S.E.Ak. Jakarta: PT Indeks.

Mahyuzir, Tavri D. 1989. Analisis Perancangan sistem pengolahan data. Jakarta: Elex Media Komputindo

NISO. 2013. “The Dublin Core Metadata Element Set”. Bathesda, USA: NISO Press. <http://www.niso.org/apps/group_public/download.php/10256/z39-85-2012_dublin_core.pdf> (diakses maret 1, 2016).

Nazir, Moh. 2003, Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Pariyanto, Feri.2010. Analisis dan perancangan web sebagai media promosi pada Djaleeproduktama freelance Graphic Partner. Naskah publikasi.

Yogyakarta: AMIKOM

(16)

Pendit, Putu Luxman. Perpustakaan Digital; Persfektif Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: Agung Seto, 2003.

Prasetya, Agung W. 2009. Pemanfaatan Dublin Core Sebagai Metadata Pada Aplikasi X dalam Deskripsi Koleksi Digital. Skripsi., Universitas Indonesia (UI)

Primadesi, Yona. “Metadata: Antara MARC dan MODS”.File wordpress dotcom. April

Purnama, Dewi. 2012. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Jakarta: BSI

Rahayu, Dyah Puspita sari. 2015.Institusional Repository PTN di Jawa Timur sebagai Wadah Intelektual Civitas Akademika.Volume 1, Nomor 1, Januari-Juni 2015 . Record And Library Journal. Mulyorejo: UNAIR

Rahman, wilman dan Farhan Alfaizi. 2013. Mengenal berbagai macam software. Serpong: Surya university

Setiadi, Didik. 2010. Sistem basis data. Bekasi: Teknik Informatika STMIK Bani Saleh.

Setiawan, David. 2011. Analisis dan Perancangan sistem Informasi Rumah sakit Rawat Inap di Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang. Naskah publikasi. Yogyakarta: Amikom

(diakses 14 maret, 2016)

Simanjuntak, Dion. A. 2012. Pengembangan sistem siaran Radio Live Streaming Audio Visual. Surabaya: ITS

Simatupang, Alam Panuturi. 2011. Perancangan Aplikasi Penentuan tingkat Kesehatan Bank Pengkreditan Rakyat dengan Metode Camel. Skripsi, USU.

(17)

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/51531 (diakses february 27, 2016)

Seob, Md.Zahi Hossein. 2009. Develoving an Institutional Repository at private university. OCLC Systems & Services: International digital library perspective. OCLC Systems & Services: International digital library perspective vol.26 No. 3. (Diakses january 01, 2016)

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.

Sujana, N. Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Susanto, Rizky. 2016. Hardware, software, dan keamanan komputer. Bandung.

Susilawati, Rita S. S. 2008. Mengenal Metadata sebagai suatu Alat Investasi data. Buletin Vol 2 no. 1.

Sutedjo, Mansur. 2014. Pengelolaan Repository Perguruan Tinggi dan Pengembangan Repository Karya Seni. Makalah disampaikan pada seminar nasional digital local content: strategi membangun repository karya seni, Mei 21, Yogyakarta, Indonesia.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

Sugiyono (2002, 112) Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan

untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut Sudjana (1989, 65) “Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

Sedangkan penelitian dengan pendekatan kualitatif menurut Bodgan dan

Taylor yang dikutip Basrowi (2008, 21) “Prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

yang dapat diamati”. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini diharapkan dapat

menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau prilaku

yang dapat dimati dari suatu individu, kelompok, atau suatu organisasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Pelaksaan penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) yang beralamat di Jalan Williem Iskandar atau

(19)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yaitu Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan yaitu diperoleh

dari wawancara.

2. Data sekunder, yaitu dalam penelitian ini yang menjadi sumber data

sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu studi pustaka.

3.4 Proses Pengumpulan Data

3.4.1 Penentuan Informan

Penentuan infoman dalam penelitian ini menngunakan purposive

sampling bertujuan untuk pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Pada penelitian ini, penulis mengambil 4 orang purposive sample yaitu 3 orang

yang berada dalam institusi dan 1 orang pustakawan ahli bersal dari luar institusi

tempat penelitian.

Tabel 3. Identifikasi Informan

Informan (I) Jabatan

I1 Kepala Perpustakaan STIPAP Medan

I2 Pustakawan Perpustakaan STIPAP Medan

I3 Pustakawan Perpustakaan STIPAP Medan

(20)

3.4.2 Pengumpulan Data

Ada 3 metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Metode Wawancara

Menurut Nazir (2003, 193) Wawancara adalah suatu proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

Tanya-jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab

dengan menggunkan alat yang dinamakan interview guide ( panduan

wawancara). Sasaran dari wawancara yakni memperoleh atau

memastikan suatu fakta, menemukan suatu standart kegiatan,

mengetahui perilaku sekarang dan perilaku terdahulu, dan mengetahui

alasan-alasan.

Berdasarkan jenisnya, wawancara terbagi menjadi 2 yaitu: 1)

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan untuk

memberikan sebuah pertanyaan dan alternatif jawaban telah ditetapkan

terlebih dahulu, serta jawaban lebih mudah untuk dikelompokkan dan

dianalisis, 2) Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang

bersifat informal, luwes, dan disesuaikan dengan subjek dan suasana.

2. Metode Observasi

a. Pengertian Observasi merupakan teknik pengumpulan data,

dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek

(21)

b. Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat dan

mengamati perubahan fenomena–fenomena sosial yang tumbuh dan

berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas

penilaian tersebut, bagi pelaksana observaser untuk melihat obyek

momen tertentu, sehingga mampu memisahkan antara yang

diperlukan dengan yang tidak diperlukan.

3. Metode Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari jurnal,

buku, artikel ilmiah, maupun hasil penelitian sebelumnya mengenai

topic yang berkaitan yakni perancangan sistem repository institusi.

3.5 Teknik Analisis Data

Tahapan yang dilakukan setelah data terkumpul, maka selanjutnya adalah

melakukan pengolahan dan menerapkan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Analisis data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber

yaitu hasil wawancara, dokumentasi maupun catatan dilapangan. Data ini

kemudian akan dikelola dan disajikan kembali.

Prosedur dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1.Perencanaan meliputi identifikasi; perumusan; dan pembatasan masalah;

serta penetapan tujuan dan manfaat penelitian, yang kemudian

(22)

2.Pengumpulan data diambil dari hasil wawancara, dokumentasi, dan studi

literatur. Dari pengumpulan data dilapangan ini akan dilakukan analisis

dari masalah dan kebutuhan sistem yang sudah disusun.

3.Setelah data dikumpulkan maka dilakukan tahap mengidentifikasi

masalah. Penganalisis akan menemukan apa saja kegiatan dalam

pengelolaan koleksi lokal perpustakaan,yang terlibat yakni pustakawan

yang bertugas melakukan pengelolaan koleksi dan memberikan

pelayanan. Aktivitas yang dilakukan wawancara kepada pustakawan

dan pengguna, menyimpulkan hasil wawancara dan

mendokumentasikan hasilnya.

4.Menganalisis kebutuhan sistem. Menentukan kebutuhan input, proses,

dan output untuk sistem yang akan dibangun. Menentukan kebutuhan

sistem apa saja yang perlu dipersiapkan untuk perancangan sistem

5. Merancang dan desain sistem yang dibutuhkan. Peneliti menggunakan

informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai

desain sistem informasi. Peneliti menggunakan teknik-teknik bentuk

(23)

Perencanaan Pengumpulan data

Gambar 5. Diagram Alir Penelitian Mulai

Identifikasi

Rumusan masalah

Pembatasan masalah

Menetapkan tujuan dan manfaat

Hasil wawancara

Dokumentasi

Studi literatur

Mengidentifikasi masalah

Mengidentifikasi kebutuhan

Menentukan kebutuhan sisten

Membuat rancangan awal sistem Perancangan Menggunakan Data Flow Diagram (DFD)

(24)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan sistem repositori

yang sesuai dan membuat rancangan awal sistem repositori STIPAP-Medan.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan pengumpulan data melalui

wawancara dengan 4 orang informan. Melalui tahapan penelitian yang akan

dilakukan akan dibuat rekomendasi sistem baru. Rancangan sistem awal akan

disajikan dalam bentuk Usecase Diagram dan Data Flow Diagram (DFD).

4.1 Mengidentifikasi Kebutuhan

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal

analisis sebagai acuan dan pedoman. Dengan pedoman ini, peneliti membaca

kembali transkrip wawancara lalu memilih data yang relevan dengan judul

penelitian. Adapun kategori tersebut adalah:

4.1.1 Jenis Koleksi repositori yang ada di STIPAP

Koleksi repositori institusi yang dimiliki oleh perpustakaan

STIPAP-Medan saat ini berupa tugas akhir mahasiswa dalam bentuk cetak maupun

elektronik. Hal ini sesuai dengan pernyataan I2 sebagai berikut:

I2 : “ Koleksi repositori yang ada saat ini di perpustakaan berupa tugas akhir mahasiswa yang diberikan saat akan mendaftar wisuda. Tugas akhir yang diberikan dalam bentuk hardcopy 2 eksemplar dan 1 bentuk softcopy”.

(25)

seharusnya STIPAP-Medan memiliki koleksi repositori institusi seperti karya

dosen, artikel, laporan penelitian, jurnal dan sebagainya. Namun, karena

kurangnya kesadaran untuk berkontribusi dan kebijakan untuk pengadaan koleksi

repositori itu sendiri masih belum ditetapkan dengan baik darimana saja

seharusnya sumber koleksi ini dapat diadakan.

Sumber-sumber lainnya yang seharusnya dapat mendukung kegiatan

pengadaan koleksi ini tentunya semua dosen aktif, seluruh staff yang ada di

STIPAP-Medan, sebaiknya ikut berkontribusi dalam menghasilkan sebuah karya

tulis yang nantinya dapat dikelola dilayanan repositori institusi guna memenuhi

kebutuhan informasi pengguna perpustakaan STIPAP. Untuk koleksi jurnal

maupun e-book itu sendiri sumbernya juga dapat dilakukan dengan cara

berlanggan. Kegiatan ini juga banyak dilakukan perpustakaan perguruan tinggi

lain yang memberikan layanan jurnal baik nasional maupun internasional pada

repositori institusi yang mereka miliki.

4.1.2 Prosedur Pengelolaan Koleksi Repositori

Prosedur pengelolaan koleksi repositori di STIPAP meliputi penyimpanan,

penyusunan koleksi repositori ini. Penyimpanan secara manual untuk koleksi

cetak akan disusun di rak dan penyimpanan secara elektronik untuk koleksi tugas

akhir akan disimpan dalam satu file di komputer. Hal ini sesuai dengan pernyataan

I1 berikut ini:

(26)

mahasiswanya berdasarkan abjad, setelah terkumpul semua barulah disusun ke rak”.

I1: “ Penyimpanan koleksi tugas akhir elektronik dibuat dalam satu file di komputer, penyerahan softcopy ini wajib agar saat terjadi kehilangan pada koleksi softcopynya dapat diprint kembali, penysunan tugas akhir dalam file ini berdasarkan judul, nama mahasiswa, dan jurusan”.

Berdasarkan penjelasan informan di atas mengenai penyimpanan dan

penyusunan koleksi tugas akhir mahasiswa ditemukan beberapa kekurangan dari

prosedur pengelolaannya, dalam penyimpanan koleksi cetak seharusnya dilakukan

pendataan terlebih dahulu tidak cukup hanya menggabungkan saja pada angkatan

yang sama dan mengurutkannya berdasarkan abjad tetapi perlu dilakukan

pencatatan/input data ke dalam Microsoft word/excel untuk setiap tugas akhir

setelah dicatat dengan benar maka perlu dicek kembali untuk memastikan

kelengkapan koleksi tugas akhir pada satu angkatan. Setelah data dan koleksi

yang digabungkan telah sesuai barulah dapat dilakukan penyusunan ke rak koleksi

repositori.

Untuk penyimpanan dan penyusunan koleksi elektronik berdasarkan judul

penelitian, nama mahasiswa, dan jurusan. Dalam pernyataan yang disampaikan

oleh I1 tidak ada disebutkan bahwa penyimpanan tugas akhir cetak dan elektronik memiliki format yang sama, yang cetak disusun berdasarkan abjad nama

mahasiswa dan tahun angkatan, sedangkan tugas akhir elektronik disusun

berdasarkan abjad judul, nama dan jurusan sebaiknya kedua cara penyimpanan

ini dilakukan dengan rules yang sama agar saat koleksi ini sulit ditemukan oleh

pengguna langsung ke rak maka pengguna dapat bertanya kepada pustakawan dan

(27)

elektronik. Oleh karena itu, dibutuhkan prosedur pengelolaan koleksi yang benar

untuk memudahkan temu kembali koleksi repositori.

Ya

Tidak

Gambar 6. Flowchart Prosedur Manual Pengelolaan Koleksi Repositori

Mulai

Tercetak

Penyusunan data elektronik berdasarkan angkatan

Penyusunan berdasarkan Angkatan

Penyusunan tugas akhir ke Rak

Penyimpanan dalam satu file

komputer

Selesai

Selesai Penerimaan Tugas

(28)

4.1.3 Pelayanan Repositori

Pelayanan koleksi repositori disini meliputi proses peminjaman,

pengembalian dan sanksi yang diberikan. Peminjaman koleksi tugas akhir

mahasiswa tidak dapat dibawa pulang, pengembalian diwajibkan pada hari yang

sama dengan menyerahkan tanda pengenal KTM (kartu tanda mahasiawa), apabila

pengguna menghilangkan atau merusak koleksi maka diberi sanksi untuk

mengcopy ulang menggunakan koleksi softcopy yang disimpan perpustakaan. Hal

ini akan sesuai dengan pernyataan I3 sebagai berikut:

I3: “Pengguna dapat langsung menuju ke rak koleksi, peminjaman tugas akhir tidak dapat dibawa pulang, pertama pengguna diwajibkan mengisi form peminjaman koleksi tugas akhir pada buku besar, lalu tanda tangan di kolom peminjaman dan menyerahkan KTM”.

Dari pernyataan I3 di atas dapat diketahui bahwa pengguna tidak memiliki petunjuk apapun saat mencari koleksi yang dibutuhkannya, pengguna langsung

menuju ke rak dan mencari koleksi.

I3: “Pengembalian koleksi tugas akhir dapat langsung diberikan kepada petugas dibagian sirkulasi,lakukan tanda tangan pada kolom pengembalian di buku besar, lalu KTM dapat diambil kembali”.

Dari pernyataan I3 di atas pengembalian koleksi harus dilakukan secara langsung ke bagian sirkulasi, jika tidak maka KTM tidak dapat diambil.

Sementara pernyataan dibawah ini mengenai sanksi yang akan diberikan pada

pengguna bila prosedur peminjaman dan pengembalian tidak sesuai dengan

peraturan perpustakaan.

(29)

Sehingga pengguna akan lebih berhati-hati dalam menggunakan koleksi

tugas akhir yang ada di perpustakaan. Dari beberapa penjelasan di atas mengenai

pelayanan koleksi repositori yang meliputi peminjaman, pengembalian dan sanksi

yang diterapkan tentunya dapat disimpulkan prosedur yang tepat sangat

membantu dalam pelayanan koleksi repositori dan memudahkan pengguna dalam

temu kembali koleksi-koleksi yang dibutuhkan. Proses peminjaman koleksi tugas

akhir kepada pengguna tidak efektif dan efisien. Sebaiknya pemanfaat koleksi

tugas akhir dapat dilakukan dimana saja tanpa batas waktu namun karena sistem

masih manual sehingga pemanfaatan tugas akhir menjadi kurang maksimal

Tidak

Ya

Gambar7. Flowchart Proses Manual Peminjaman Koleksi Repositori Mulai

(30)

4.1.4 Sistem Pengelolaan Repositori yang sedang berjalan

Sistem pengelolaan reposiori yang sedang berjalan saat ini masih manual,

sebagian data untuk tugas akhir elektronik ada yang diinput ke Microsoft word.

Hal ini sesuai dengan pernyataan I1berikut ini:

I1: “Iya, perpustakaan kita saat ini belum menerapkan sistem repositori yang terautomasi, sebagian data tugas akhir yang elektronik ada yang diinput ke Microsoft word”.

Kebutuhan koleksi repositori yang ada di perpustakaan STIPAP cukup

tinggi, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir yang akan menyelesaikan studi

mereka. Dari segi jumlah koleksi saat ini memang masih sedikit, tapi karena

kebutuhan yang tinggi sebaiknya pemanfaatan koleksi yang ada lebih

dimaksimalkan terlebih pada saat pelayanan koleksi ini kepada pengguna.

I1: “Kami sudah bekerja sama dengan developer sistem dari luar untuk membangun sistem repositori terautomasi, namun sudah hampir beberapa tahun tidak ada perkembangan dan developer tersebut sangat sulit dihubungi”.

I1: “Iya benar sekali, memang perancngan sistem repositori ini sangat penting bagi kami, karena tujuannya untuk memberikan kebutuhan informasi kepada mahasiswa dengan lebih mudah, kami ingin merealisasikan fungsi dari perpustakaan modern itu sendiri yaitu memberikan kemudahan pencarian informasi kepada pengguna oleh karena itu jika apa yang kita miliki saat ini di perpustakaan dapat diakses diluar tentunya kami sangat senang”.

Berdasarkan beberapa pernyataan oleh I1di atas dapat dilihat sebenarnya

perpustakaan sangat ingin menerapkan sistem repositori institusi terautomasi pada

perpustakaan STIPAP, namun pihak perpustakaan juga tidak bisa terus

bergantung pada developer yang tidak jelas keberadaannya. Jika keadaan seperti

ini terus didiamkan maka tidak aka nada perkembangan pada sistem repositori

yang ada di perpustakaan STIPAP. Tentu hal ini perlu untuk dibicarakan kembali

(31)

mengarah kepada perkembangan perencanaan untuk perancangan sistem

repositori institusi di STIPAP-Medan.

4.2 Analisis Kebutuhan Sistem

Peneliti melakukan analisis kebutuhan sistem repositori yang sedang

berjalan di STIPAP-Medan dan akan memberikan rekomendasi sistem repositori

institusi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem.

4.2.1 Fitur Jenis Koleksi yang akan dikelola pada Sistem Repositori yang Baru

Saat ini koleksi repositori yang dimiliki oleh STIPAP hanya tugas akhir.

Koleksi ini disimpan dalam bentuk tercetak maupun elektronik. Penyimpanan

secara elektronik tidak secara menyeluruh masih banyak tugas akhir yang tidak

memiliki format elektroniknya. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, ada yang

hilang ada pula yang belum dilakukan digitalisasi. Oleh karena itu dibutuhkan

sistem yang lebih baik dari segi pengadaan maupun pengelolaan koleksi repositori

kedepannya. Adapun rincian fitur yang dapat dibuat pada jenis koleksi repositori

yaitu:

1. Modul data Tugas akhir

Terdiri dari 2 jurusan Budidaya Hasil Perkebunan (BDP) dan Teknik

Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP)

(32)

Terdiri dari buku elektronik mengenai pertanian dan perkebunan yang

dimiliki perpustakaan STIPAP

3. Modul data Jurnal

Terdiri dari jurnal elektronik mengenai pertanian dan perkebunan yang

telah dilanggan pihak STIPAP

4.2.2 Fitur Pengelolaan Koleksi

Prosedur pengelolaan koleksi repositori di STIPAP meliputi penyimpanan,

penyusunan koleksi repositori. Penyimpanan secara manual untuk koleksi cetak

akan disusun di rak dan penyimpanan secara elektronik untuk koleksi tugas akhir

akan disimpan dalam satu file di komputer. Untuk pengelolaan koleksi repositori

yang akan dilakukan dalam sistem yang baru tidak lagi terdiri dari penyimpanan

dan penyusunan, tetapi meliputi penambahan berkas (koleksi) repositori, validasi

(pengecekan), dan delete (penghapusan) koleksi repositori. Adapun rincian fitur

pengelolaan koleksi yaitu:

1. Modul data penambahan koleksi

Seperti; Title (judul), Creator (Pengarang), Advisor (Pembimbing),

Issue Date (Tanggal Publikasi), Abstract (Abstrak), Keyword (Kata

Kunci), file item yang dimasukan ke sistem dan sebagainya. Dengan

adanya modul ini pengguna tidak perlu waktu yang lama lagi untuk mencri

koleksi karena penambahan data menggunakan metadata maka saat

(33)

berdasarkan informasi yang diketahui baik itu melalui judul, pengarang

dan sebagainya.

2. Modul data validasi

Modul ini akan menampilkan data yang berhasil divalidasi dan data

tidak akan masuk pada daftar berkas yang belum divalidasi. Dengan

adanya modul ini masalah pengelolaan koleksi repositori secara manual

yang akibatkan sering terjadinya kesalahan dalam penulisan data,

pengecekan data, penyusunan di rak menjadi lebih ringan. Modul validasi

data dapat membantu meringankan beban pustakawan.

3. Modul data yang dihapus (Delete)

Digunakan untuk melakukan penghapusan data (berkas) dan

menampilkan kembali daftar berkas yang masih dimiliki sistem. Dengan

adanya modul delete berkas ini juga membantu pustakawan dalam

mengupdate dan juga menghapus data yang diperlukan. Dari modul ini

nanti akan diketahui daftar koleksi yang masih dimiliki dan yang sudah

(34)

Gambar 8. Aktivitas Diagram Penambahan Berkas (Input) Data Koleksi.

Keterangan gambar: Dari aktivitas diagram diatas admin sebagai pengguna sekaligus pengelola sistem akan melakukan log in dengan memasukkan username

dan password, jika validasi log in benar maka user dapat memilih menu berkas

untuk memasukkan berkas dan sistem akan menyimpan berkas, kemudian user

User Sistem

Mulai

Selesai

Benar Salah

Membuka sistem repositori Membuka form log in

Input user dan password Validasi username dan pasword

Memilih menu berkas

Input berkas Menyimpan ke database Pesan kesalahan

(35)

dapat menekan oke lalu sistem akn menampilkan pesan berhasil untuk

penyimpanan data maka proses penyimpanan berkas selesai.

Gambar 9. Aktivitas Diagram Validasi Data Koleksi Repositori

User Sistem

Mulai

Selesai

Benar Salah

Membuka sistem repositori Membuka form log in

Input user dan password Validasi username dan pasword

Memilih menu koleksi

Pilih berkas dan klik validasi

Status berkas validasi dan yang belum tervalidasi pada database

Pesan kesalahan

Klik ok

(36)

Keterangan gambar: User akan log in, setelah itu username dan password benar maka user dapat membuka menu koleksi kemudian pilih berkas dan klik validasi ,

sistem akan memberikan keterangan status apakah telah tervalidasi pada database

dan database juga akan menunjukkan daftar yang belum divalidasi setelah itu klik

(37)

Gambar 10. Aktivitas Diagram Penghapusan Berkas Koleksi Repositori

Keterangan gambar: untuk menghapus berkas yang ada dalam sistem user harus masuk lebih dulu dengan log in, setelah username dan password benar maka menu

utama akan ditampilkan , setelah itu user dapat memilih menu koleksi dan

User Sistem

Mulai

Selesai

Salah

Benar

Membuka sistem repositori Membuka form log in

Input user dan password Validasi username dan pasword

Menampilkan menu utama Pesan kesalahan Memilih menu koleksi

Menampilkan menu koleksi Pilih berkas dan klik delete

(38)

tampilan menu koleksi akan muncul, user dapat memilih berkas dan detail, lalu

pilih delete, setelah itu sistem akan menampilkan data yang tidak terdelete, setelah

data tidak lagi ada dalam daftar data yang ada pada database maka proses delete

berkas selesai.

Modul yang ada pada fitur pengelolaan koleksi repositori dianggap mampu

mengatasi masalah yang sering muncul dalam pengelolaan secara manual seperti

penemuan kembali tugas akhir yang lama karena penyusunan di rak tidak

berdasarkan abjad namun angkatan, koleksi yang sering hilang dan beban kerja

yang berat oleh pustakawan yang setiap waktu harus menata ulang koleksi tugas

akhir di rak, dengan fitur yang akan dibuat dalam perancangan ini masalah

tersebut tentu dapat teratasi.

4.2.3 Fitur Pelayanan Koleksi

Pelayanan koleksi repositori secara manual meliputi peminjaman,

pengembalian.Peminjaman koleksi tugas akhir mahasiswa tidak dapat dibawa

pulang, pengembalian diwajibkan pada hari yang sama dengan menyerahkan

tanda pengenal KTM (kartu tanda mahasiawa), apabila pengguna menghilangkan

atau merusak koleksi maka diberi sanksi untuk mengcopy ulang menggunakan

koleksi softcopy yang disimpan perpustakaan. Untuk kebutuhan sistem baru dari

segi pelayanan koleksi maka pengguna tidak perlu lagi langsung datang ke bagian

sirkulasi dan tidak ada jangka waktu tertentu untuk pemafaatan koleksi repositori

STIPAP. Pengguna hanya perlu untuk log in ke sistem repositori STIPAP maka

sistem akan memberikan hak akses pada pengguna untuk mendownload, melihat

(39)

disesuaikan dengan kebijakan STIPAP sampai mana konten akan di proteksi.

Adapun fitur dalam pelayanan koleksi yaitu:

1. Modul untuk mencari (Search) berkas

Modul ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan pencarian

berkas sesuai keyword pencarian maka pengguna tidak perlu lagi untuk

memeriksa satu-persatu koleksi yang ada karena sistem akan menampilkan

koleksi yang dicari.

2. Modul untuk melihat (view) berkas

Modul ini memungkinkan penggunanya untuk hanya sekedar membaca

koleksi yang sudah dicari, sehingga pengguna tidak harus mendownload

semua koleksi yang tidak diperlukan. Modul ini sangat membantu

mengatasi masalah yang ditimbulkan dari sistem manual dimana biasanya

pengguna harus datang langsung dan membaca di perpustakaan, maka

dengan sistem baru ini nanti pengguna dapat membaca dan menggunkan

koleksi repositori tanpa dibatasi jumlah koleksi yang ingin dibaca.

3. Modul untuk mengunduh (download) berkas

Modul ini memungkinkan pengguna untuk tidak sekedar memcari dan

membaca tetapi pengguna juga dapat memiliki koleksi repositori dan

menggunakan koleksi tanpa batas waktu tertentu. Kebijakan institusi untuk

(40)

User Sistem

Mulai

Selesai

Salah

Benar

Membuka sistem repositori Membuka form log in

Input user dan password Validasi username dan pasword

Menampilkan menu utama Pesan kesalahan Memilih menu berkas

Menampilkan menu berkas Masukkan keyword pencarian

Memanggil data dari database dan menampilkan koleksi

(41)

Gambar 11. Aktivitas Diagram Pencarian Koleksi Repositori

Keterngan gambar: Dari diagram pencarian koleksi di atas dapat dilihat jika user ingin melakukan penelusuran terhadap koleksi yang dibutuhkan maka user

diwajibkan untuk log in terlebih dulu, jika benar maka sistem akan langsung

menampilkan menu utama, user dapat memilih menu berkas dan mengarah pada

kolom pencarian, lalu masukkan keyword pencarian, klik telusur maka sistem

akan memanggil data dari data base dan menampilkan koleksi yang dicari. Dan

pencarian selesai.

(42)

Mulai

Salah

Benar

Membuka sistem repositori Membuka form log in

Input user dan password Validasi username dan pasword

Menampilkan menu utama Pesan kesalahan Memilih menu berkas

Menampilkan menu berkas Masukkan keyword pencarian

Memanggil data dari database dan menampilkan koleksi

yang dicari Klik telusur pada koleksi

(43)

Gambar 12. Aktifitas Diagram untuk Melihat (View) Konten Repositori

Keterangan gambar: Dari diagram pencarian koleksi di atas dapat dilihat jika user ingin melakukan penelusuran terhadap koleksi yang dibutuhkan maka user

diwajibkan untuk log in terlebih dulu, jika benar maka sistem akan langsung

menampilkan menu utama, user dapat memilih menu berkas dan mengarah pada

(44)

akan memanggil data dari data base dan menampilkan koleksi yang dicari. Setelah

itu klik open pada koleksi maka sistem akan menampilkan isi (konten) dari

koleksi repositori yang telah ditelusur.

(45)

Mulai

Salah

Benar

Membuka sistem repositori Membuka form log in

Input user dan password Validasi username dan pasword

Menampilkan menu utama Pesan kesalahan Memilih menu berkas

Menampilkan menu berkas Masukkan keyword pencarian

Memanggil data dari database dan menampilkan koleksi

yang dicari Klik telusur pada koleksi

Klik open pada koleksi Menampilkan konten dari koleksi yang dibuka

(46)
(47)

maka user diwajibkan untuk log in terlebih dulu, jika benar maka sistem

akan langsung menampilkan menu utama, user dapat memilih menu

berkas dan mengarah pada kolom pencarian, lalu masukkan keyword

pencarian, klik telusur maka sistem akan memanggil data dari data base

dan menampilkan koleksi yang dicari. Setelah itu klik open pada koleksi

maka sistem akan menampilkan isi (konten) dari koleksi repositori yang

telah ditelusur. Kemudian, klik tombol download pada konten dan sistem

akan memanggil data dari data base dan mengunduh konten yang telah

dipilih, dan proses mendownload konten selesai

(48)

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem, maka sistem baru yang dapat

peneliti rekomendasikan adalah sistem repositori institusi yang dapat mengelola

koleksi repositori dengan baik sehingga temu kembali koleksi dapat lebih efektif.

4.3.1 Analisa Proses Bisnis Sistem Repositori yang diusulkan

Gambar 14. Proses Bisnis Sistem yang Diusulkan View, download,

search

Read and Create data base

Management hak akses

Penghapusan (delete),Validasi(u pdate), dan penyimpanan (input) berkas user

www.repository.stipap.ac .id

(49)

Keterangan Gambar: Dalam proses bisnis sistem yang diusulkan, setelah file disimpan sesuai kategori kemudian dilakukan proses upload berkas ke

sistem repositori institusi, setelah file berhasil diupload maka berkas akan masuk

pada list validasi pada menu admin. Dengan adanya validasi maka berkas sudah

disahkan lalu selanjutnya berkas tersebut dapat diakses oleh pengguna. Untuk

proses pergantian berkas asli, kemudian dapat dilakukan proses delete terhadap

proses yang lama kemudian melakukan scanning terhadap berkas asli, kemudian

disimpan dengan output file scanning berupa file PDF dan diupload kembali.

Dari segi user dapat mengakses sistem repositori dan mencari file sesuai

dengan kategori dan ketersediaan dalam database masing-masing. Apabila

ditemukan maka user dapat melihat, menelusur, dan mendownload file tersebut.

Sedangkang manajemen hak akses akan diurus oleh super admin.

4.4 Perancangan sistem

Berikut ini adalah rancangan sistem repositori institusi STIPAP-Medan.

Dalam rancangan ini akan dijelaskan langkah-langkah aktifitas dalam suatu proses

yang akan dilakukan dalam sistem repositori institusi.

4.4.1 Membuat Use Case Diagram

Use case mendeskripsikan interaksi antar actor dalam sistem repositori

(50)

Tabel 4. Identifikasi Actor dengan Deskripsi

No Actor Description

1. User Actor yang akan melakukan pencarian

informasi ke sistem repositori institusi

2. Admin Actor yang membuat konsep dan

melakukan Scanning, input,

update,delete,Validasi, dan penyimpanan

berkas repositori yang sudah jadi.

3. Super Admin Actor yang melakukan manajemen hak

akses dan mengurus keseluruhan sistem.

Berikut adalah Use Case Diagram usulan yang menggambarkan kegiatan

(51)

USER

ADMIN

Gambar 15. Use Case Diagram Sistem Repositori Institusi STIPAP-Medan Sistem Repositori Institusi STIPAP-Medan

Lihat

Telusur

Download

indeks

Input indeks

Update indeks

Delete indeks

delete kategori

Input

Update

validasi Berkas

Delete Update

Input

User Edit

Input

Delete

(52)

4.4.2 Membuat Data Flow Diagram Sistem Repositori Institusi STIPAP

Laporan data ter-update /delete Laporan data ter-validasi

Read databse

Create database

Input data

Delete/updte data

Validasi data

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Saat ini STIPAP-Medan masih menggunakan sistem manual dalam

pengelolaan koleksi repositori mereka. Koleksi repositori yang dimiliki STIPAP

saat ini masih berupa tugas akhir mahasiswa, jika sistem repositori institusi yang

terautomasi telah selesai maka koleksi ini akan ditambah dengan e-book dan

jurnal. Untuk pengelolaan koleksi saat ini memang masih manual tetapi sebagian

koleksi sudah didigitalisasi dan datanya dikelola dengan menggunakan Microsoft

word. Namun, dengan sistem yang ada masih terdapat banyak kendala dalam

pengelolaan arsip baik dari segi penyusunn, penyimpanan, pelayanan, dan masih

ada koleksi yang tidak terdata. Semakin lama nantinya koleksi repositori

STIPAP-Medan akan semakin bertambah hal ini tentunya akan menimbulkan banyak

masalah jika sistem baru tidak segera diterapkan untuk memperlancar kegiatan

kegiatan pada sistem repositori.

Adapun kebutuhan sistem repositori institusi STIPAP-Medan adalah

1.Fitur jenis koleksi yang akan dikelola di STIPAP-Medan. Adapun

rincian fitur yang dapat dibuat pada jenis koleksi repositori yaitu: Modul data

Tugas akhir terdiri dari 2 jurusan Budidaya Hasil Perkebunan (BDP) dan Teknik

Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP), Modul data E-book terdiri dari buku

(54)

STIPAP, Modul data Jurnal terdiri dari jurnal elektronik mengenai pertanian dan

perkebunan yang telah dilanggan pihak STIPAP

2.Fitur proses pengelolaan koleksi repositori. Adapun rincian fitur

pengelolaan koleksi yaitu: Modul data penambahan koleksi seperti; Title (judul),

Creator (Pengarang), Advisor (Pembimbing), Issue Date (Tanggal Publikasi),

Abstract (Abstrak), Keyword (Kata Kunci), file item yang dimasukan ke sistem

dan sebagainya. Dengan adanya modul ini pengguna tidak perlu waktu yang lama

lagi untuk mencri koleksi karena penambahan data menggunakan metadata maka

saat pencarian koleksi di sistem pengguna hanya perlu mencari koleksi

berdasarkan informasi yang diketahui baik itu melalui judul, pengarang dan

sebagainya, Modul data validasi, modul ini akan menampilkan data yang berhasil

divalidasi dan data tidak akan masuk pada daftar berkas yang belum divalidasi.

Dengan adanya modul ini masalah pengelolaan koleksi repositori secara manual

yang akibatkan sering terjadinya kesalahan dalam penulisan data, pengecekan

data, penyusunan di rak menjadi lebih ringan. Modul validasi data dapat

membantu meringankan beban pustakawan, Modul data yang dihapus (Delete)

digunakan untuk melakukan penghapusan data (berkas) dan menampilkan

kembali daftar berkas yang masih dimiliki sistem. Dengan adanya modul delete

berkas ini juga membantu pustakawan dalam mengupdate dan juga menghapus

data yang diperlukan. Dari modul ini nanti akan diketahui daftar koleksi yang

masih dimiliki dan yang sudah dihapus oleh sistem.

3.Fitur Pelayanan Koleksi. Adapun fitur dalam pelayanan koleksi yaitu

(55)

melakukan pencarian berkas sesuai keyword pencarian maka pengguna tidak perlu

lagi untuk memeriksa satu-persatu koleksi yang ada karena sistem akan

menampilkan koleksi yang dicari, Modul untuk melihat (view) berkas

memungkinkan penggunanya untuk hanya sekedar membaca koleksi yang sudah

dicari, sehingga pengguna tidak harus mendownload semua koleksi yang tidak

diperlukan. Modul ini sangat membantu mengatasi masalah yang ditimbulkan dari

sistem manual dimana biasanya pengguna harus datang langsung dan membaca di

perpustakaan, maka dengan sistem baru ini nanti pengguna dapat membaca dan

menggunkan koleksi repositori tanpa dibatasi jumlah koleksi yang ingin dibaca,

Modul untuk mengunduh (download) berkas memungkinkan pengguna untuk

tidak sekedar memcari dan membaca tetapi pengguna juga dapat memiliki koleksi

repositori dan menggunakan koleksi tanpa batas waktu tertentu. Kebijakan

institusi untuk memberikan hak akses untuk koleksi akan dibatasi pada bab-bab

tertentu.

Diharapkan sistem dapat mengelola koleksi dengan lebih efektif sehinggga

temu kembali dan pemafaatan koleksi repositori menjadi lebih maksimal.

5.2 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan solusi bagi

permasalahan yang dihadapi STIPAP-Medan dalam pengelolaan dan rencana

perancangan yang sedang dihadapi STIPAP saat ini.Namun penelitian ini masih

memiliki banyak kekurangan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

(56)

Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1.Agar pengelolaan dan pelayanan koleksi repositori yang sedang berjalan

saat ini lebih diperhatikan terutama dari segi pengolahan data koleksi

yang masih kurang tepat, peyusunan maupun pelayanan koleksi kepada

pengguna.

2. Diharapkan agar STIPAP-Medan segera membangun sistem repositori

institusi yang terautomasi untuk tujuan peningkatan kualitas dalam

(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

Analisis perancangan sistem informasi merupakan proses menganalisis

kebutuhan infomasi pengguna/pemakai sistem dan proses menganalisis kendala

dalam perancangan sistem. Proses ini sangat bermanfaat untuk menerjemahkan

kebutuhan pemakai informasi ke dalam suatu rancangan yang dapat digunakan

untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna/pemakai sistem tersebut.

Menurut Amsyah ( 2005, 27 ) “ Sistem adalah elemen-elemen yang saling

berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi.” Dari pendapat tersebut

dapat diartikan bahwa sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen yang saling

berelasi dan berinteraksi, serta hubungan antara objek atau komponen bisa dilihat

sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini

sistem dapat di interprestasikan terdiri dari bagian – bagian, memiliki hubungan

(berinteraksi), merupakan kesatuan yang utuh dan memiliki tujuan membentuk

organisasi.

Selanjutnya, Ladjamudin (2005, 3) berpendapat bahwa “Sistem adalah

suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

sasaran tertentu”.Adapun Pendapat lain dari Jogiyanto (1990, 5) mengenai sistem

yaitu “Suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem

(58)

Sedangkan Djhot (2001) berpendapat bahwa sistem merupakan:

Agregasi atau pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau oleh seni sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi, atau bergerak dalam satu kesatuan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa

persamaan dari para ahli, seperti yang dikemukakan oleh Ladjamudin dan

Jogiyanto bahwa sistem prosedur, komponen, ataupun subsistem yang saling

berhubungan untuk mencapai saran atau tujuan tertentu. Sedangkan Amsyah dan

Ladjamudin memiliki pendapat bahwa sistem itu merupakan kumpulan elemen

dan prosedur dalam suatu jaringan kerja.

Selain persamaan, beberapa pendapat di atas juga memiliki perbedaannya

masing-masing. Djhot memiliki pendapat yang sangat berbeda dengan yang

lainnya. Djhot berpendapat bahwa sistem yang saling tergantung itu

dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau seni.Dari pengertian, persamaan,

dan perbedaan di atas dikemukakan bahwa suatu sistem adalah beberapa

prosedur, komponen atau subsistem yang saling berkaitan untuk menyelesaikan

kegiatan secara bersamaan demi tercapainya suatu tujuan atau sasaran tertentu.

2.1.1 Tahapan Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem informasi ada yang dikenal dengan siklus

hidup sistem, gunanya yakni untuk menggambarkan proses membangun sistem

informasi secara terstruktur dan teratur. Beberapa kerangka kerja pengembangan

sistem didasarkan pada siklus hidup pengembangan sistem atau systems

(59)

Kendall & Julie (2006) mendefenisiskan systems development life cycle

sebagai “pendekatan bertahap untuk melakukan analisa dan membangun

rancangan sistem dengan menggunakan siklus yang spesifik terhadap kegiatan

pengguna”. Sedangkan menurut Leod (2004) “systems development life cycle

adalah penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan dan menggunakan

sistem berbasis komputer”.Adapun persamaan pendapat yang dimiliki dari kedua

ahli diatas bahwa siklus hidup pengembangan sistem adalah pendekatan untuk

melakukan analisa, dan perancangan sistem. Sedangkan perbedaannya adalah

pendekatan menurut Kendall dilakukan menggunakan siklus spesifik dan menurut

Leod pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan sistem berbasis

komputer.

Dari dua pendapat diatas systems development life cycle (SDLC)

dikemukakan bahwa suatu konsep pendekatan yang berfungsi untuk

menggambarkan tahapan-tahapan utama dalam pengembangan sistem seperti

melakukan analisa dan membangun racangan sistem.

Menurut Kendal dan Julie (2007) ada 7 tahapan dalam systems

development life cycle (SDLC) yakni:

1. Identifikasi permasalahan, kesempatan dan tujuan 2. Penentuan persyaratan informasi pengguna 3. Analisa kebutuhan sistem

4. Perancangan sistem yang telah direkomendasi 5. Pengembangan dan dokumentasi perangkat lunak 6. Menguji sistem

(60)

Gambar 1. Pengembangan sistem Sumber: Kendall & Julie (2006, 10)

2.1.2 Analisis Sistem

Proses analisis sistem sangat penting untuk memberikan pemahaman

kepada kita tentang sistem yang sudah ada dan kemudian mengembangkan sistem

menjadi lebih baik untuk memenuhi kebutuhan informasi.

Menurut Yulianto (2009, 37) “Analisis sistem sebagai suatu kegiatan

untuk melihat sistem sebelumnya yang telah berjalan, kemudian melihat bagian

mana yang memerlukan perbaikan dan mana yang sudah baik, setelah itu

mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Sejalan dengan pendapat di atas Astuti (2008) mendefenisikan bahwa

(61)

Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

Berdasarkan dua pendapat di atas definisi analisis sistem adalah suatu

kegiatan yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang

diharapkan lalu dapat disimpulkan mana yang baik dan belum baik sehingga dapat

diusulkan perbaikan untuk sistem baru.

Analisis sistem merupakan bagian dari tahapan dalam proses perancangan

sistem yang menjadi fondasi dalam menentukan keberhasilan sistem yang akan

dihasilkan nantinya. Setiawan (2011, 7) menjabarkan lebih detail lagi mengenai

defenisi analisis sistem yaitu

Teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari secara bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka. Analisis sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fase-fase awal pengembangan sistem.

Fase analisis sistem menjadi acuan yang penting dalam pengembangan

sistem. Menurut Setiadi (2010) terdapat empat tahap atau langkah umum dalam

analisis sistem yaitu:

1. Survei sistem berjalan

2. Mengidentifikasi kebutuhan informasi pemakai

3. Mengidentifikasi kebutuhan sistem yang perlu untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai

(62)

Gambar 2. Tahapan Analisis sistem

Sumber : Yulianto (2009, 38)

Pada gambar 2. di atas tahapan analisis sitem dibagi menjadi 5 langkah

dimana setiap proses yang dilalui perlu dilakukan dokumentasi, adapun penjelasan

dari setiap fase analisis sistem di atas menurut Yulianto (2009, 39) yaitu :

1. Penetapan ruang lingkup

Fase ini memiliki tugas : Mengidentifikasi Masalah Awal yang ada pada sistem saat ini, seperti seberapa urgensi, tingkat visibilitas, berapa keuntungan yang akan diperoleh dari pemecahan masalah, prioritas dan penetapan solusi untuk memecahkan masalah, Menegosiasikan ruang lingkup untuk proyek pengembangan sistem, Menilai kelayakan proyek, mengembangkan jadwal dan anggaran awal, dan mengkomunikasikan rencana proyek.

2. Analisis Masalah

Fase ini memiliki tugas: Memahami bidang masalah, menganalisis masalah-masalah dn kesempatan-kesempatan, menganalisis proses-proses bisnis, menentukan tujuan-tujuan perbaikan sistem, memperbaharui rencana proyek, dan mengkomunikasikan penemuan-penemuan dn rekomendasi.

3. Analisis persyaratan

(63)

memperbaharui atau memperhalus rencana proyek, dan mengkomunikasikan pernyataan kebutuhan/persyaratan.

4. Desain logic

Pada fase ini akan digambarkan berbagai model sistem untuk mendokumentasikan persyaratan untuk sistem baru dan sistem yang ditingkatkan.

5. Analisis keputusan

Pada fase ini akan ditemukan solusi, menganalisis solusi dan rekomendasi sebuah sistem yang akan dirancang, dibangun dan diimplementsikan.

2.1.3 Desain Sistem

Setelah mendapat gambaran apa yang dilakukan pada tahap analisis

sistem, tahap berikutnya adalah perancangan (design) sistem.

Menurut Mahyuzir (1989) “Perancangan sistem adalah proses menentukan

bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan,

menyangkut konfigurasi komponen hardware dan sorfware dari sistem sehingga

setelah instalasi akan benar-benar memuaskan penggunanya”.

Dari pendapat Mahyuzir di atas perancangan sistem menyangkut

mengkonfigurasikan komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak

dari suatu sistem, sehingga setelah instalasi sistem selesai rancang bangun yang

dihasilkan dapat memberikan kepuasan penggunanya. Setiadi (2010, 4)

menyatakan 2 tujuan utama dari desain sistem yakni “untuk memenuhi kebutuhan

pemakai sistem, dan memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang

lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli teknik yang terlibat”.

Untuk mencapai tujuan di atas, menurut Setiadi (2010, 4) analis sistem

(64)

1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan.

2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan.

3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas – tugas lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer.

4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing – masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data, informasi serta pengendalian intern.

2.1.4 Analisis PIECES

Dalam pengembangan suatu sistem akan terjadi beberapa perubahan

didalamnya dari sistem yang lama ke sistem yanga baru. Untuk menentukan suatu

sistem baru itu layak atau tidak, maka diperlukan suatu analisis terhadap

kriteria-kriteria yaitu kinerja (Performance), informasi (Information), ekonomi

(Economic), kontrol (Control), efisiensi (Efficiency), dan pelayanan (Services)

yang lebih dikenal sebagai Analisis PIECES.

Menurut Al fatta (2007, 51) metode yang menggunakan enam variable

PIECES, sebagai berikut:

1. Performance (Analisis Kinerja)

Masalah kinerja terjadi ketika tugas-tugas bisnis yang dijalankan tidak mencapai sasaran. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap. Jumlah produksi adalah jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan selama jangka waktu tertentu. Pada bagian pemasaran, kinerja diukur berdasarkan volume pekerjaan. Pangsa pasar yang diraih, atau citra perusahaan. Waktu tanggap adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi tersebut.

2. Information (Analisis Informasi)

(65)

kualitas informasi tidak dengan menambah jumlah informasi, karena terlalu banyak informasi malah akan menimbulkan masalah baru. Situasi yang membutuhkan peningkatan informasi meliputi.Kurangnya informasi mengenai keputusan atau situasi yang sekarang, Kurangnya informasi yang relevan mengenai keputusan atau situasi sekarang., Kurangnya informasi yang tepat waktu, Terlalu banyak informasi, Informasi tidak akurat, Informasi juga dapat merupakan fokus dari suatu batasan atau kebijakan. Sementara analisis informasi memeriksa output sistem, analisis yang tersimpan dalam sebuah sistem.

3. Economic (Analisis Ekonomi)

Alasan ekonomi barangkali merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek. Pijakan bagi kebanyakan manajer adalah biaya atau rupiah. Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dapat disimak berikut:

a. Biaya b. Keuntungan

4. Control (Analisis Kontrol/Keamanan)

Tugas-tugas bisnis perlu dimonitor dan dibetulkan jika ditemukan kinerja yang di bawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah, atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data, dan persyaratan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Keamanan atau kontrol yang lemah b. Kontrol atau keamanan berlebihan

5. Efficiency (Analisis Efisiensi)

Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin. Berikut adalah suatu indikasi bahwa suatu sistem dapat dikatakan tidak efisien:

a. Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya manusia, mesin, atau komputer.

b. Data dimasukkan atau disalin secara berlebihan. c. Data diproses secara berlebihan.

d. Informasi dihasilkan secara berlebihan.

e. Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan. f. Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.

6. Services (Analisis Layanan)

Berikut adalah keriteria penilaian dimana kualitas suatu sistem bisa dikatakan buruk:

(66)

e. Sistem tidak mudah digunakan. f. Sistem canggung untuk digunakan. g. Sistem tidak fleksibel.

Berdasarkan uraian di atas, analisis sistem dilakukan untuk menghasilkan

suatu laporan tertulis yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah dari suatu

sistem yang diterapkan guna mendapatkan gambaran tentang keadaan sistem yang

sedang diterapkan. Hal ini, untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dan sebagai

referensi bagi pemimpin dalam pengambilan keputusan. Apakah akan dilakukan

perbaikan terhadap sistem lama atau mengubah sistem lama ke sistem baru yang

lebih baik.

2.1.5 Alat Bantu Perancangan Sistem

Dalam merancang suatu sistem terdapat banyak hal yang harus

diperhatikan sehingga perlu digunakan alat bantu untuk memodelkan aplikasi

yang akan dibuat. Simatupang (2011) mengemukakan bahwa “Terdapat banyak

bentuk model yang dapat digunakan dalam perancangan sebuah sistem antara lain

model narasi, prototype, model grafis atau diagram dan lain sebagainya”

Dalam hal ini, tidak menjadi masalah model mana yang akan digunakan

asalkan pemodelan yang dibuat harus mampu mempresentasikan visualisasi

bentuk sistem yang diinginkan pemakai, karena sistem akhir yang dibuat bagi

pemakai akan diturunkan dari model. Pada dunia pemodelan sistem terdapat

sejumlah cara merepresentasikan sistem melalui diagram misalnya; Flowchart,

Data flow diagram (DFD) dan lain sebagainya. Dibawah ini akan dijelaskan lebih

Gambar

Gambar 17. Struktur organisasi Perpustakaan STIPAP-Medan.
Tabel 3. Identifikasi Informan
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian
Gambar 6. Flowchart Prosedur Manual Pengelolaan Koleksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat dijelaskan bahwa cara pengasuh untuk mendidik dan membimbing anak yaitu pertama dengan menginternalisasikan nilai-nilai moral

Pada skenario pengoperasian maskapai Lion dan Garuda Citilink di bandara Juanda II maka bandara Juanda I akan overload pada tahun 2020 dan bandara Juanda II telah overload pada

Dengan masyarakat yang mayoritas mata pencahariannya adalah bertani, masyarakat Desa Balun termasuk masyarakat yang multi agama, yaitu masyarakatnya memiliki lebih dari satu

Makalah ini disajikan dalam Seminar Internasional ”Hari Bahasa Ibu” dengan tema: ”Menyelamatkan Bahasa Ibu sebagai Sudut pandang Dynamic view dilandasi oleh satu pemahaman

Studi kasus ini dipilih karena krisis Blok Mahakam telah menjadi sorotan publik selama tiga tahun lamanya sehingga menarik untuk diteliti, kemudian kasus tersebut sangat unik

Tidak terdapat nelayan pariwisata yang memiliki tingkat perekonomian yang tinggi di bidang perikanan, namun 40 persen dari kelompok ini melakukan pola adaptasi yang tinggi dan

Pendekatan kelembagaan pilihan rasional dipilih karena mampu menerangkan bagaimana dan me- ngapa individu dan organisasi terlibat dalam aksi kolektif sesuai dengan aturan untuk