• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada PT. Hamparan Pancaran Chemindo, Medan, Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada PT. Hamparan Pancaran Chemindo, Medan, Sumatera Utara"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN, SUMATERA UTARA

Oleh

BALQIS H34066027

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

BALQIS. Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada PT. Hamparan Pancaran Chemindo, Medan, Sumatera Utara. (Dibawah bimbingan HARIANTO).

Selama bertahun-tahun, kelapa sawit memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan sebagai salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa. Pada tahun 2003, total devisa yang dihasilkan industri ini mencapai US$ 2,6 miliar atau 4,3 persen dari total ekspor Indonesia seluruhnya yang mencapai US$ 61 miliar. Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar dari sisi ekonomi sebagai peranan penting dalam perekonomian nasional. Disamping sebagai bahan baku industri dalam negeri, juga merupakan komoditas ekspor utama.

Sampai saat ini, Indonesia masih mengekspor kelapa sawit dalam bentuk bahan baku CPO sebanyak 60 persen, selebihnya 40 persen untuk di dalam negeri. Malaysia mengekspor bahan baku CPO sebesar 40 persen selebihnya diolah di dalam negeri. Industri kelapa sawit yang berkembang di Indonesia saat ini memang masih di dominasi industri hulu, sedanglan industri hilir kurang berkembang, yang tidak lain adalah industri oleochemical yang berbahan baku kelapa sawit. Potensi Indonesia untuk pengembangan olechemical sendiri dinilai cukup besar karena bahan baku yang dihasilkan yaitu CPO cukup melimpah.Saat ini industri oleochemical masih di dominasi negara Malaysia dengan memiliki 17 industri, Indonesia memiliki 6 industri, Philipina memiliki 7 industri dan Thailand 1 industri.

Salah satu perusahaan industri yang memproduksi produk turunan kelapa sawit menjadi bahan baku sabun adalah PT. Hamparan Pancaran Chemindo (HPC). Perusahaan ini dihadapkan pada kondisi dimana terdapat pesaing antar perusahaan yang memproduksi produk sejenis sebanyak tiga perusahaan. Perusahaan-perusahaan pesaing tersebut selain menjadi pesaing, juga merupakan perusahaan pemasok dari beberapa perusahaan yang memasok bahan baku utama bagi PT. HPC. PT. HPC tidak dapat menyetujui kontrak kerja yang panjang dengan beberapa pembeli (konsumen), sehingga hal tersebut menjadi kendala bagi perusahaan karena tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sesuai dengan volume yang diinginkan. Kondisi demikian diperburuk dengan terjadinya krisis ekonomi global yang melanda dunia dan secara langsung mempengaruhi perusahaan karena sebagian besar produksi berorientasi ekspor.

(3)

pemilihan strategi dilakukan berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM.

Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal, diperoleh variabel kekuatan dan kelemahan. Kualitas dan mutu produk merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh PT. HPC, sedangkan kelemahan utama adalah strategi harga yang bersaing. Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan eksternal, diperoleh peluang dan ancaman yang terkait. Produksi kelapa sawit yang melimpah merupakan peluang yang utama, untuk meningkatkan penjualan. Hal ini didukung dengan adanya hubungan baik dengan pelanggan. Ancaman perusahaan dalam industri hilir adalah penetapan harga yang mengikuti harga dunia, dikarenakan fluktuasi harga yang mengikuti nilai tukar Dollar sehingga berdampak pada ketidak stabil penjualan. Hal ini didukung apabila terjadi krisis ekonomi global yang melanda dunia.

Berdasarkan hasil analisis matrik IFE didapat total skor sebesar 2,543 dimana PT. HPC berada pada kondisi rata-rata dalam melakukan kegiatan pemasaran Soap Noodles. Matrik EFE sebesar 2,813 yang memperlihatkan bahwa respon yang diberikan oleh perusahaan terhadap lingkungan eksternal tergolong menengah. Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal diposisikan ke dalam matrik IE, maka posisi perusahaan saat ini berada pada sel V, yaitu strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain).

Hasil analisis SWOT diperoleh enam alternatif strategi yang dapat dijalankan PT. HPC yaitu : (1) Mempertahankan kualitas produk, (2) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan, (3) Memenuhi kebutuhan pelanggan, (4) Mempertahankan dan memelihara wilayah pemasaran yang telah ada, (5) Mengadakan promosi dengan menunjukkan bahwa produk yang dimiliki berkualitas, (6) Mengajak investor untuk memberikan tambahan modal.

Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisi matrik QSPM menunjukkan bahwa strategi prioritas adalah mempertahankan kualitas produk. Berdasarkan hasil analisis QSPM, PT HPC dapat memilih alternatif strategi untuk dapat dipertimbangkan, diantaranya mempertahankan kualitas produk dengan cara meningkatkan kualitas input yaitu bahan baku yang didukung dengan bahan-bahan campuran dalam pengolahan produk Soap Noodles. Alternatif yang kedua adalah mengajak investor untuk memberikan tambahan modal kepada PT. HPC dengan cara meyakinkan investor bahwa produk yang dimiliki oleh perusahaan memiliki kualitas yang tinggi, yang disertai penggunaan input yang berkualitas. Selain itu perusahaan juga dapat meyakinkan investor bahwa produk yang dihasilkan diolah menggunakan peralatan yang sudah maju. Adanya tambahan modal dari investor dapat meningkatkan penjualan produk baik kepada pelanggan lokal maupun ekspor.

(4)

STRATEGI PEMASARAN

SOAP NOODLES

SEBAGAI BAHAN BAKU SABUN

PADA PT HAMPARAN PANCARAN CHEMINDO (PT. HPC)

MEDAN, SUMATERA UTARA

BALQIS

H34066027

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama Mahasiswa : Balqis

Nomor Registrasi Pokok : H34066027 Program Mayor : Agribisnis

Judul : Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada PT. Hamparan Pancaran Chemindo (PT. HPC) Medan, Sumatera Utara

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departeman Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Harianto, MS NIP. 131 430 801

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “STRATEGI PEMASARAN SOAP NOODLES SEBAGAI BAHAN BAKU SABUN PADA PT. HAMPARAN PANCARAN CHEMINDO, MEDAN SUMATERA UTARA” INI ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Januari 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 19 September 1984 anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak H. Ismail Puteh (Alm), dan Ibu Hj. Asiah.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Madong Lubis, Medan, lulus pada tahun 1996. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SMP Raudhatul Hasanah, Medan. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2002 di SMU Al-Azhar Medan.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah membimbing hamba-hambanya menuju kebahagian melalui Rasul-Nya dan Al-Quran al Karim. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan atas terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada PT. Hamparan Pancaran Chemindo, Medan Sumatera Utara”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Upaya memberikan yang terbaik telah dilakukan secara optimal dalam penyusunan skripsi ini, namun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi berbagai pihak yang terkait dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Januari 2009

Balqis

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat di selesaikan. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua Orang Tua penulis yakni H. Ismail Puteh (Alm) dan Hj. Asiah, dan

Saudara-Saudariku yang tersayang, terutama keluarga Rahma Wati, Ainun Mardiah SE, Miftahul Jannah serta Indra Budiman yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungannya selama ini.

2. Dr. Ir. Harianto, MS selaku Dosen pembimbing atas segala kesabarannya dalam memberikan masukan dan bimbingan mulai dari persiapan sampai hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Netti Tinaprilla, MM. selaku dosen evaluator yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis selama ini.

4. Ir. Burhannudin, MM selaku dosen penguji utama, yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam ujian akhir dan Ibu Etriya, SP MM selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.

5. Kak Yudia selaku manajer pemasaran di PT. Hamparan Pancaran Chemindo dan Bapak Yuneza selaku direktur utama yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data-data selama penelitian, serta pihak-pihak yang terkait pada PT. HPC.

(10)

7. Erni Siti Munigar selaku pembahas seminar penelitian penulis (thankqyu atas semua masukan dan bantuannya selama penelitian berlangsung) dan “Tami” yang telah banyak memberikan dukungan dan hiburan selama penulis mengerjakan penelitian.

8. Teman – teman CR3 Popi, Fitri, Eka, Ebet, Elsa dan Ewa yang telah banyak membantu selama ini, dan teman-teman “MBP 39” (memunk, rika, arfan, olla, momo, tanti, awit, betet, elvi, doowee, dan melly).Lia, Dana, Riri, Afni dan Nando.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas amal baik bapak, ibu, dan rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu.

Bogor, Januari 2009

(11)

MEDAN, SUMATERA UTARA

Oleh

BALQIS H34066027

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

BALQIS. Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada PT. Hamparan Pancaran Chemindo, Medan, Sumatera Utara. (Dibawah bimbingan HARIANTO).

Selama bertahun-tahun, kelapa sawit memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan sebagai salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa. Pada tahun 2003, total devisa yang dihasilkan industri ini mencapai US$ 2,6 miliar atau 4,3 persen dari total ekspor Indonesia seluruhnya yang mencapai US$ 61 miliar. Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar dari sisi ekonomi sebagai peranan penting dalam perekonomian nasional. Disamping sebagai bahan baku industri dalam negeri, juga merupakan komoditas ekspor utama.

Sampai saat ini, Indonesia masih mengekspor kelapa sawit dalam bentuk bahan baku CPO sebanyak 60 persen, selebihnya 40 persen untuk di dalam negeri. Malaysia mengekspor bahan baku CPO sebesar 40 persen selebihnya diolah di dalam negeri. Industri kelapa sawit yang berkembang di Indonesia saat ini memang masih di dominasi industri hulu, sedanglan industri hilir kurang berkembang, yang tidak lain adalah industri oleochemical yang berbahan baku kelapa sawit. Potensi Indonesia untuk pengembangan olechemical sendiri dinilai cukup besar karena bahan baku yang dihasilkan yaitu CPO cukup melimpah.Saat ini industri oleochemical masih di dominasi negara Malaysia dengan memiliki 17 industri, Indonesia memiliki 6 industri, Philipina memiliki 7 industri dan Thailand 1 industri.

Salah satu perusahaan industri yang memproduksi produk turunan kelapa sawit menjadi bahan baku sabun adalah PT. Hamparan Pancaran Chemindo (HPC). Perusahaan ini dihadapkan pada kondisi dimana terdapat pesaing antar perusahaan yang memproduksi produk sejenis sebanyak tiga perusahaan. Perusahaan-perusahaan pesaing tersebut selain menjadi pesaing, juga merupakan perusahaan pemasok dari beberapa perusahaan yang memasok bahan baku utama bagi PT. HPC. PT. HPC tidak dapat menyetujui kontrak kerja yang panjang dengan beberapa pembeli (konsumen), sehingga hal tersebut menjadi kendala bagi perusahaan karena tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sesuai dengan volume yang diinginkan. Kondisi demikian diperburuk dengan terjadinya krisis ekonomi global yang melanda dunia dan secara langsung mempengaruhi perusahaan karena sebagian besar produksi berorientasi ekspor.

(13)

pemilihan strategi dilakukan berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM.

Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal, diperoleh variabel kekuatan dan kelemahan. Kualitas dan mutu produk merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh PT. HPC, sedangkan kelemahan utama adalah strategi harga yang bersaing. Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan eksternal, diperoleh peluang dan ancaman yang terkait. Produksi kelapa sawit yang melimpah merupakan peluang yang utama, untuk meningkatkan penjualan. Hal ini didukung dengan adanya hubungan baik dengan pelanggan. Ancaman perusahaan dalam industri hilir adalah penetapan harga yang mengikuti harga dunia, dikarenakan fluktuasi harga yang mengikuti nilai tukar Dollar sehingga berdampak pada ketidak stabil penjualan. Hal ini didukung apabila terjadi krisis ekonomi global yang melanda dunia.

Berdasarkan hasil analisis matrik IFE didapat total skor sebesar 2,543 dimana PT. HPC berada pada kondisi rata-rata dalam melakukan kegiatan pemasaran Soap Noodles. Matrik EFE sebesar 2,813 yang memperlihatkan bahwa respon yang diberikan oleh perusahaan terhadap lingkungan eksternal tergolong menengah. Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal diposisikan ke dalam matrik IE, maka posisi perusahaan saat ini berada pada sel V, yaitu strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain).

Hasil analisis SWOT diperoleh enam alternatif strategi yang dapat dijalankan PT. HPC yaitu : (1) Mempertahankan kualitas produk, (2) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan, (3) Memenuhi kebutuhan pelanggan, (4) Mempertahankan dan memelihara wilayah pemasaran yang telah ada, (5) Mengadakan promosi dengan menunjukkan bahwa produk yang dimiliki berkualitas, (6) Mengajak investor untuk memberikan tambahan modal.

Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisi matrik QSPM menunjukkan bahwa strategi prioritas adalah mempertahankan kualitas produk. Berdasarkan hasil analisis QSPM, PT HPC dapat memilih alternatif strategi untuk dapat dipertimbangkan, diantaranya mempertahankan kualitas produk dengan cara meningkatkan kualitas input yaitu bahan baku yang didukung dengan bahan-bahan campuran dalam pengolahan produk Soap Noodles. Alternatif yang kedua adalah mengajak investor untuk memberikan tambahan modal kepada PT. HPC dengan cara meyakinkan investor bahwa produk yang dimiliki oleh perusahaan memiliki kualitas yang tinggi, yang disertai penggunaan input yang berkualitas. Selain itu perusahaan juga dapat meyakinkan investor bahwa produk yang dihasilkan diolah menggunakan peralatan yang sudah maju. Adanya tambahan modal dari investor dapat meningkatkan penjualan produk baik kepada pelanggan lokal maupun ekspor.

(14)

STRATEGI PEMASARAN

SOAP NOODLES

SEBAGAI BAHAN BAKU SABUN

PADA PT HAMPARAN PANCARAN CHEMINDO (PT. HPC)

MEDAN, SUMATERA UTARA

BALQIS

H34066027

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama Mahasiswa : Balqis

Nomor Registrasi Pokok : H34066027 Program Mayor : Agribisnis

Judul : Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada PT. Hamparan Pancaran Chemindo (PT. HPC) Medan, Sumatera Utara

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departeman Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Harianto, MS NIP. 131 430 801

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “STRATEGI PEMASARAN SOAP NOODLES SEBAGAI BAHAN BAKU SABUN PADA PT. HAMPARAN PANCARAN CHEMINDO, MEDAN SUMATERA UTARA” INI ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Januari 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 19 September 1984 anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak H. Ismail Puteh (Alm), dan Ibu Hj. Asiah.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Madong Lubis, Medan, lulus pada tahun 1996. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SMP Raudhatul Hasanah, Medan. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2002 di SMU Al-Azhar Medan.

(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah membimbing hamba-hambanya menuju kebahagian melalui Rasul-Nya dan Al-Quran al Karim. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan atas terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Soap Noodles Sebagai Bahan Baku Sabun Pada PT. Hamparan Pancaran Chemindo, Medan Sumatera Utara”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Upaya memberikan yang terbaik telah dilakukan secara optimal dalam penyusunan skripsi ini, namun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi berbagai pihak yang terkait dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Januari 2009

Balqis

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat di selesaikan. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua Orang Tua penulis yakni H. Ismail Puteh (Alm) dan Hj. Asiah, dan

Saudara-Saudariku yang tersayang, terutama keluarga Rahma Wati, Ainun Mardiah SE, Miftahul Jannah serta Indra Budiman yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungannya selama ini.

2. Dr. Ir. Harianto, MS selaku Dosen pembimbing atas segala kesabarannya dalam memberikan masukan dan bimbingan mulai dari persiapan sampai hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Netti Tinaprilla, MM. selaku dosen evaluator yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis selama ini.

4. Ir. Burhannudin, MM selaku dosen penguji utama, yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam ujian akhir dan Ibu Etriya, SP MM selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.

5. Kak Yudia selaku manajer pemasaran di PT. Hamparan Pancaran Chemindo dan Bapak Yuneza selaku direktur utama yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data-data selama penelitian, serta pihak-pihak yang terkait pada PT. HPC.

(20)

7. Erni Siti Munigar selaku pembahas seminar penelitian penulis (thankqyu atas semua masukan dan bantuannya selama penelitian berlangsung) dan “Tami” yang telah banyak memberikan dukungan dan hiburan selama penulis mengerjakan penelitian.

8. Teman – teman CR3 Popi, Fitri, Eka, Ebet, Elsa dan Ewa yang telah banyak membantu selama ini, dan teman-teman “MBP 39” (memunk, rika, arfan, olla, momo, tanti, awit, betet, elvi, doowee, dan melly).Lia, Dana, Riri, Afni dan Nando.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas amal baik bapak, ibu, dan rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu.

Bogor, Januari 2009

(21)

DAFTAR ISI

2.1 Minyak Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Sabun ... 11

2.2 Bahan Baku Soap Noodles ... 13

3.3.1 Analisis Faktor Lingkungan Internal ... 29

3.3.2 Analisis Faktor Lingkungan Eksternal ... 31

3.4 Analisis SWOT ... 36

3.5 Tahapan Perencanaan Strategis ... 37

3.6 Kerangka Operasional Penelitian ... 39

4 METODE PENELITIAN ... 42

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 42

4.3 Metode Pengumpulan dan Penyusunan ... 43

4.4 Metode Analisis Data ... 43

4.5 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ... 44

4.5.1. Analisis Matrik IFE dan EFE ... 44

4.5.2 Analisis Matrik IE (Internal-Eksternal) ... 48

4.5.3 Matrik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) ... 49

(22)

5 GAMBARAN UMUM ... 53 5.1 Sejarah Perusahaan ... 53 5.2 Jenis Soap Noodles yang Diproduksi ... 55 5.3 Struktur Organisasi ... 56 5.4 Sumberdaya Maanusia... 60

6 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62 6.1 Analisis Lingkungan Internal ... 62 6.1.1. Manajemen ... 62 6.1.2 Keuangan ... 63 6.1.3 Operasi dan Produksi ... 63 6.1.4 Penelitian dan Pengembangan ... 64 6.1.5 Pemasaran ... 64 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 68 6.2.1. Ekonomi ... 69 6.2.2 Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan ... 69 6.2.3 Politik, Pemerintah dan Hukum ... 70 6.2.4 Teknologi ... 71 6.2.5 Kekuatan Kompetitif ... 71 6.3 Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan ... 73 6.4 Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan ... 76 6.5 Matrik IE (Internal-Eksternal) ... 78 6.6 Analisis Matrik SWOT ... 79 6.7 Matrik QSPM ... 83

7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 86 7.1 Kesimpulan ... 86 7.2 Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... 89

(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Indonesia Tahun

2000-2007 ... 2

2. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Indonesia

Tahun 2000-2007 ... 3

3. Data Penjualan Bahan Baku Soap Noodles PT. Hamparan

Pancaran Chemindo (Tahun Januari 2003- September 2008) ... 7

(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi PT. Hamparan Pancaran Chemindo... 92 2. Bentuk dan warna dari Toilet Soap Noodles, Laundry Soap Noodles,

dan Multipurpose Soap Noodles... 93

3. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal... 94 4. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal ... 96 5. Kuisioner Penentuan Bobot dan Rating ... 98 6. Kuisioner QSPM ... 102 7. Matriks QSPM PT. Hamparan Pancaran Chemindo... 105

(26)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama bertahun-tahun, kelapa sawit memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan sebagai salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa. Disamping memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara, kelapa sawit memiliki peran yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003, total devisa yang dihasilkan industri ini mencapai US$ 2,6 miliar atau 4,3 persen dari total ekspor Indonesia seluruhnya yang mencapai US$ 61 miliar. Nilai ekspor ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding nilai ekspor pada tahun 2002 yang mencapai US$ 2,35 miliar atau 4,11 persen terhadap total nilai ekspor seluruhnya1.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia mempunyai manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, mampu menyerap kesempatan kerja sehingga dapat menekan jumlah penduduk miskin, serta dapat mendorong pusat pertumbuhan wilayah. Indonesia memiliki luas areal kelapa sawit sebesar 6.425.061 ha dengan jumlah produksi 17.102.486 ton pada tahun 2007 (Direktorat Jendral Perkebunan, 2007). Prospek pengembangan kelapa sawit ke depan sangat bagus, tidak saja untuk bahan baku minyak makan, energi (bio-fuel), tapi juga digunakan sebagai bahan baku oleokimia. Luas areal dan produksi kelapa sawit Indonesia pada tahun 2000-2007 dapat dilihat pada Tabel 1.

(27)

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Indonesia Tahun 2000-2007 Tahun Luas Areal (Hektar) Produksi (Ton)

2000 4.158.077 8.400.610

2001 4.713.435 10.072.148

2002 5.067.058 11.453.414

2003 5.283.557 12.545.556

2004 5.284.723 13.097.660

2005 5.453.817 14.336.147

2006 6.074.926 16.182.866

2007 6.425.061 17.102.486

Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan, 2008

Jika dilihat dari jumlah produksi kelapa sawit yang dihasilkan, maka secara signifikan jumlahnya meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya luas areal kelapa sawit dan kesadaran petani terhadap prospek kelapa sawit meningkat. Meningkatnya jumlah produksi setiap tahunnya merupakan prospek untuk mengembangkan kelapa sawit, baik dari inti sawit, minyak sawit, serta produk turunan dari kelapa sawit lainnya baik produk pangan maupun produk non pangan. Meningkatnya jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar dari sisi ekonomi sebagai peranan penting dalam perekonomian nasional. Disamping sebagai bahan baku industri dalam negeri, juga merupakan komoditas ekspor utama.

(28)

Tabel 2. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Indonesia Tahun 2003-2007

Minyak Sawit (CPO) Other Palm Oil Jumlah

Tahu

2003 2.891.100 1.062.215 3.494.300 1.392.411 6.386.400 2.454.626 0,83 2004 3.819.900 1.444.422 4.841.700 1.997.354 8.661.600 3.441.776 35,63 2005 4.565.700 1.593.295 5.810.600 2.162.988 10.376.200 3.756.283 19,79 2006 5.199.300 1.993.667 6.901.600 2.823.975 12.100.900 4.817.642 16,62 2007 5.701.300 3.738.652 6.174.100 4.129.988 11.875.400 7.868.640 -1.86

Sumber : BPS, Juli 2008

Dilihat dari perkembangan volume ekspor kelapa sawit Indonesia khususnya CPO setiap tahun jumlahnya mengalami peningkatan begitu juga dengan other palm Oil. Meningkatnya volume dan nilai ekspor kelapa sawit Indonesia merupakan suatu peluang untuk mengembangkan kelapa sawit khususnya produk olahannya, terutama untuk negara tujuan ekspor. Pemerintah menargetkan bahwa produksi CPO akan terus mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan harga komoditas unggulan tersebut terus mengalami peningkatan2.

Meningkatnya produksi CPO Indonesia merupakan suatu prospek yang dapat dikembangkan sebagai nilai tambah dan daya saing bagi Indonesia. Guna meningkatkan daya saing dan nilai tambah minyak sawit, upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui efisiensi proses pengolahan produk minyak sawit, penganekaragaman produk-produk berbahan baku minyak sawit, dan pemanfaatan limbah serta pengolahan yang ramah lingkungan. Agar minyak sawit memiliki nilai tambah yang tinggi, maka perlu ditingkatkan penggunaannya sebagai bahan baku produk olahan untuk keperluan pangan maupun non pangan (oleokimia).

Meningkatnya penggunaan bahan baku produk olahan tersebut mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dan dapat di ekspor ke luar negeri, sehingga nilai tambahnya makin tinggi dan sekaligus menambah lapangan kerja. Sampai saat ini,

2

(29)

Indonesia masih mengekspor kelapa sawit dalam bentuk bahan baku CPO sebanyak 60 persen, selebihnya 40 persen untuk di dalam negeri. Malaysia mengekspor bahan baku CPO sebesar 40 persen selebihnya diolah di dalam negeri.

Industri kelapa sawit yang berkembang di Indonesia, sampai saat ini memang masih di dominasi industri hulu, akan tetapi akan lebih menguntungkan jika Indonesia dapat berkembang di sektor industri hilir, yang tidak lain adalah industri oleochemical yang berbahan baku kelapa sawit. Potensi Indonesia untuk pengembangan olechemical sendiri dinilai cukup besar karena bahan baku yang dihasilkan yaitu CPO cukup melimpah. Jika harga CPO international sekitar US$700 per MT (Metrik Ton), maka olechemical akan mencapai harga sekitar US$1.200 per MT3.

Saat ini industri oleochemical masih di dominasi negara Malaysia dengan memiliki 17 industri, Indonesia memiliki 6 industri, Philipina memiliki 7 industri dan Thailand 1 industri4. Walaupun Indonesia memiliki produksi kelapa sawit yang melimpah, akan tetapi pertumbuhan industri hilir terutama industri pengolahan bahan baku CPO kurang berkembang. Peningkatan industri hilir adalah salah satu cara untuk memberikan nilai tambah bagi produsen untuk bersaing di pasar internasional, karena jika hanya mengekspor bahan baku saja keuntungan yang didapat produsen tidak begitu besar5.

Menurut Buana, Donald, dan Sunardi (2003) minyak sawit dan minyak inti sawit sangat berperan dalam industri oleokimia yang merupakan industri hilir dari

3

“RI Kuasai 12% Pasar Oleochemical Dunia, 01 Agustus 2007” http://www.kapanlagi.com, 16 Januari 2009

4

“Pertumbuhan Industri Oleochemical ASEAN, 19 Juni, 2007” www. apolin.blogspot.com, 16 Januari 2009

5

(30)

kelapa sawit sebagai sumber asam laurat. Kandungan asam palmitat dan stearat dalam minyak sawit serta kandungan asam laurat dan miristat pada minyak inti sawit sangat berperan dalam hal detergensi, yang dapat membentuk busa dan sifat kelarutan dari produk sabun dan detergen. Oleokimia dasar yang banyak diproduksi antara lain menjadi Fatty Acids, Fatty Methyl Ester, Fatty Alcohols, Fatty Amines, dan Gliserol. Produk akhir yang biasanya diproduksi adalah sabun, deterjen, shampo dan kosmetik.

Industri penghasil oleokimia mempunyai peranan penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat seperti kosmetik, produk farmasi dan produk konsumsi lainnya. Salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang menggunakan beberapa produk dari oleokimia adalah sabun. Sabun yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya menggunakan produk turunan dari kelapa sawit. Produk turunan dari kelapa sawit dapat berupa Fatty Acid, RBD Palm Stearin, RBD Palm Olein, dan PKO, dimana produk turunan tersebut biasanya digunakan sebagai bahan baku utama produk olahannya.

Salah satu perusahaan industri yang memproduksi produk turunan kelapa sawit menjadi bahan baku sabun adalah PT. Hamparan Pancaran Chemindo (HPC). Perusahaan ini dihadapkan pada kondisi dimana terdapat pesaing antar perusahaan yang memproduksi produk sejenis sebanyak tiga perusahaan. Perusahaan-perusahaan pesaing tersebut selain menjadi pesaing, juga merupakan perusahaan pemasok dari beberapa perusahaan yang memasok bahan baku utama bagi PT. HPC.

(31)

perusahaan karena tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sesuai dengan volume yang diinginkan. Kondisi demikian diperburuk dengan terjadinya krisis ekonomi global yang terjadi di dunia saat ini secara langsung mempengaruhi perusahaan karena sebagian besar produksi berorientasi ekspor.

Oleh karena itu, PT. HPC merasa perlu untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang kemungkinan terjadi dalam perusahaan, sehingga dapat tersusun strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

PT. HPC adalah usaha yang bergerak di bidang industri Soap Noodles sebagai bahan baku sabun yang berdiri sejak tahun 2003. Pada awalnya, PT. HPC dibangun berdasarkan kesepakatan antara pemilik usaha sebagai satu bagian dari pengolahan minyak sawit menjadi Fatty Acid yang dijalankan oleh PT. Flora Sawita Chemindo. Pada tahun 2004 divisi-divisi ini mengalami perubahan, sehingga terjadi perpecahan antara divisi PT. Flora Sawita Chemindo dan PT. HPC. Hal ini menyebabkan PT. HPC harus bergerak sendiri tanpa bantuan dari PT. Flora Sawita Chemindo yang merupakan penghasil Fatty Acid sebagai bahan baku utama untuk pengolahan Soap Noodles.

(32)

HPC memerlukan strategi yang efektif guna mempertahankan perusahaan agar tetap berjalan dan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahan lain. Sejak berdiri pada tahun 2003, PT. HPC telah memproduksi Soap Noodles dengan volume produksi yang berfluktuasi, data penjualan Soap Noodles dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Penjualan Bahan Baku Soap Noodles PT. Hamparan Pancaran Chemindo (Tahun Januari 2003- September 2008)

Tahun Jumlah Produksi (Ton) Penjualan (Rupiah)

2003 1.662 3.725.000.000

2004 618 1.400.000.000

2005 3.080 6.925.000.000

2006 2.840 5.785.000.000

2007 1.820 6.200.000.000

2008* 5.700 17.000.575.000

Sumber: PT.Hamparan Pancaran Chemindo, 2008 (*) : Januari- September.

Berdasarkan Tabel 3, data penjualan Soap Noodles yang dihasilkan oleh PT. HPC mengalami fluktuasi pada setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena sejak tahun 2004 terjadinya perubahan struktur kepemilikan perusahaan sehingga berdampak pada kegiatan pemasaran yang dilakukan. Hal lain yang mempengaruhi yaitu terjadi perubahan kebijakan perusahaan dengan tidak lagi memproduksi Fatty Acid pada tahun kedua. Sebagai gantinya perusahaan menggunakan bahan baku dari empat perusahaan pemasok yaitu PT. Smart Tbk, PT Berkah Sawit Sumatera, PT. Bintang Tenera, dan PT. Pacifik Medan Industry yang berbasis minyak berupa RBD Palm Stearine (RBDPS), Palm Fatty Acid Distilled (PFAD), RBD Palm Olein (RBDPO).

(33)

memasang harga diatas harga perusahaan kompetitor. Jika perusahaan mematok harga diatas harga kompetitor, maka pelanggan tidak tertarik untuk membeli produk PT. HPC, sehingga perusahaan tidak dapat memperoleh banyak keuntungan.

Permasalahan lain yang dihadapi oleh PT. HPC adalah tidak memiliki kontrak kerja yang panjang dengan buyer (pembeli) Soap Noodles. Pembeli atau pelanggan hanya dapat memperoleh Soap Noodles dalam jumlah terbatas dari PT. HPC. Hal ini menyebabkan kesepakatan yang dilakukan antara perusahan dengan buyer belum dapat dilakukan secara maksimal, melainkan hanya sebatas pada ketersedian produk yang ada sehingga perusahaan tidak mampu untuk menyetujui kontrak kerja yang panjang dengan pelanggan.

Selain itu perusahaan juga menghadapi permasalahan krisis ekonomi global yang terjadi di dunia pada saat ini. Ancaman tersebut diperkirakan akan mempengaruhi kegiatan ekonomi dunia termasuk ekspor-impor. Hal ini juga mempengaruhi produk Soap Noodles yang merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia, dan negara tujuan ekspor PT. HPC adalah Philipina, Yunani, Pakistan, India, Nigeria, Togo (Afrika) dan Algeria yang disertai dengan penjualan produk lokal dengan tujuan utama adalah Jakarta.

(34)

mengalami penurunan penjualan sebanyak 25 persen dari total keseluruhan penjualan.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh PT.HPC dalam memasarkan produk, maka tujuan utama dalam perumusan strategi adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi internal dan eksternal sehingga perusahaan dapat mengantisipasi kondisi yang dihadapi dan dapat menjalankan strategi pemasaran yang tepat.

Terkait dengan kebutuhan PT. HPC di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Mengevaluasi bagaimana strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh PT. HPC?

2. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT. HPC?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi strategi pemasaran PT. HPC.

2. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT. HPC.

3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh PT. HPC dimasa yang akan datang.

(35)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi PT.HPC dalam menjalankan strategi pemasaran yang tepat, agar pihak perusahaan dapat mengetahui peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dihadapi.

2. Bagi pembaca, penelitian ini sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya, dan pengetahuan baru bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ketrampilan dan

pengetahuan dalam membuat karya ilmiah yang baik dan benar.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Sabun

Menurut Lubis (1992), minyak yang berasal dari kelapa sawit ada dua macam yaitu daging buah (mesocrap) yang dikeluarkan melalui perebusan dan pemerasan (pressan) dan dikenal sebagai minyak sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO), dan inti sawit yang dikenal sebagai minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO). Kedua jenis minyak sawit ini dapat diolah menjadi berbagai jenis produk lain, baik produk yang siap pakai maupun diproses kembali. Minyak sawit dapat dipergunakan untuk produk turunan non pangan, yang melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Minyak sawit kasar atau CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan minyak sawit cair (RBD Olein). RBD Olein biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng, sedangkan RBD Stearin digunakan sebagai bahan baku pembuatan margarine dan shortening, bahan baku industri sabun dan detergent. Pemisahan CPO dan PKO dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol6.

Minyak kelapa sawit komposisinya terdiri atas lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh tergolong dalam asam laurat, asam meristrat, palmitat, stearat dan arachidat, sedangkan asam lemak tidak jenuh tergolong dalam asam palmitoleat, oleat, gadoleat dan linoleat. Secara keseluruhan proses penyulingan CPO dapat menghasilkan 73% RBD Olein, 21% RBD Stearin, 5% PFAD (Palm Fatty Acid Distellate) dan 0,5% buangan7.

6

“Gambaran Umum Produksi Minyak Sawit” www.iopri.org/webind/iopriind.html, 26 Agustus 2008

7

(37)

Minyak dapat dikembangkan menjadi oleokimia sebagai bahan-bahan kimia. Menurut Lubis (1992), minyak sawit yang mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam proses lanjutnya akan menghasilkan fraksi Olein, Stearin dan Fatty Acid. Fatty Acid dapat dikembangkan sebagai bahan dasar oleokimia seperti methylester, fatty alkohol, dan fatty amines, dari bahan dasar ini dapat dikembangkan lebih luas lagi untuk produksi lain atau kegunaan lain. Penggunaan Fatty Acid semakin meningkat karena merupakan bahan baku utama industri fatty alcohol, fatty acid ester, fatty amine, garam-garam metalik dan sebagainya. Bahan utama dalam pembuatan bahan baku sabun, yang disertai dengan bahan-bahan lain adalah Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS), Palm Fatty Acid Distilled (PFAD), dan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO)8.

Sabun merupakan salah satu produk turunan dari kelapa sawit yang diolah dari minyak sawit dan inti sawit sebagai bahan bakunya. Umumnya untuk menghasilkan produk sabun yang ideal jarang menggunakan bahan baku dari satu jenis minyak. Komposisi campuran tersebut bervariasi tergantung pada jenis dan kualitas sabun yang diinginkan. Kriteria yang dapat dilihat dalam memproduksi sabun adalah ratio asam lemah jenuh dan tidak jenuh, agar diperoleh produk sabun dengan kualitas yang dihendaki seperti stabilitas, kekerasan dan sifat detergensi. Sabun merupakan alat pembersih yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan yang bekerja dengan bantuan air.

8

(38)

2.2 Bahan Baku Soap Noodles

Jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Soap Noodles adalah berupa minyak sawit yang sudah diolah, Moisture, Coustik Soda, air, garam, turpinal , BHT (Butylate Hydroxy Toluene), dan SHS (Sodium Hydro Sulphite). 1. Minyak, minyak yang digunakan adalah hasil olahan dari buah kelapa sawit

yang diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO), yang kemudian diolah kembali menjadi Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS), Palm Fatty Acid Distilled (PFAD), dan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). CPO yang telah diolah melalui proses lanjut tersebut merupakan bahan baku utama dari pembuatan Soap Noodles yang muatan dalam sabun terindikasi dalam Total Fatty Matter (TFM).

2. Moisture (kelembapan), yang digunakan untuk memprediksi air dalam moisture content.

3. Coustik soda merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu menetralisir asam digunakan sebagai pereaksi yang mengubah minyak menjadi sabun.

4. NaCl, Natrium klorida (garam) merupakan bahan berbentuk kristal putih, tidak berwarna, bersifat higroskopik rendah. Penambahan NaCL bertujuan sebagai pemutih.

5. Air berguna untuk melarutkan semua bahan yang diolah dan mengatur moisture content yng dibutuhkan.

(39)

tampilan produk menjadi putih. Turpinal itu sendiri berbentuk cairan, sedangkan BHT dan SHS berbahan seperti tepung berwarna putih. Zat-zat yang digunakan ini tidak mengalami degragasi warna dan bau 9.

2.3 Hasil Penelitian Terdahulu.

Penelitian yang dilakukan merupakan produk turunan minyak sawit, agar memperoleh gambaran yang lebih dalam mengenai bahan baku Soap Noodles dan strategi pemasaran maka diperlukan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan kedua topik tersebut. Penelitian terdahulu diantaranya dilakukan oleh Khairani (2007), Zega (2003), Hara (2007), dan Sari (2007) yang akan diuraikan secara ringkas sebagai berikut :

Khairani (2007) melakukan penelitian mengenai analisis prioritas strategi bauran pemasaran VCO di PT. Bogor Agro Lestari Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi bauran pemasaran dan menentukan prioritas strategi bauran pemasaran oleh perusahaan. Kegiatan strategi pemasaran yang dilakukan menggunakan strategi bauran pemasaran 7P yaitu produk, harga, tempat,promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Strategi bauran pemasaran yang dijalankan berdasarkan 7P memiliki beberapa alternatif bauran pemasaran yang diprioritaskan. Prioritas pertama adalah strategi promosi, selanjutnya adalah produk, harga, tempat, orang, proses dan bukti fisik.

Hasil penelitian yang dilakukan ini berdasarkan metode pengambilan keputusan melalui proses hierarki analitik (AHP), terhadap strategi bauran pemasaran yang dijalankan. Berdasarkan hasil pengolahan dapat diketahui bahwa

9

(40)

tujuan peningkatan penjualan mendapatkan bobot 0,696 sedangkan tujuan menghadapi persaingan mendapatkan bobot sebesar 0,304. Kesimpulan yang didapat berdasarkan 7P adalah alternatif strategi bauran yang diprioritaskan menghasilkan strategi promosi sebagai prioritas pertama yang dianggap efektif oleh perusahaan. Hal itu ditujukan berdasarkan hasil pengolahan dengan nilai bobot tertinggi.

Zega (2003) melakukan penelitian strategi pemasaran minyak kelapa sawit (CPO) pada PTPN III, Medan, Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis strategi pemasaran dan faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan strategi pemasaran CPO yang diterapkan oleh PTPN III serta menentukan prioritas pengambilan keputusan strategi pemasaran. Alat analisis yang digunakan adalah Proses Hirarki Analitik (PHA) dan sebagai pengolah data digunakan program Expert Choice Version 9.0. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa prioritas utama adalah kualitas produk untuk faktor produk. Penetapan harga diatas harga pasar untuk faktor harga sebagai prioritas kedua. Mekanisme distribusi dengan saluran distribusi tingkat satu untuk pasar lokal bagi faktor distribusi serta personal selling untuk faktor promosi sebagai prioritas ketiga dan keempat.

(41)

usaha pemasaran yang lebih gencar, mempertahankan keunggulan produk sabun yang beragam, meningkatkan kemampuan untuk pengenalan akan merek. Berdasarkan hasil dari analisis matrik QSPM, strategi yang paling tepat diterapkan oleh PT Adev Natural Indonesia berdasarkan skala proritas utama adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar, yang diharapkan dapat mengatasi persaingan terhadap perusahaan yang sejenis.

Sari (2007), melakukan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran madu pada pusat perlebahan nasional, parung panjang, bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dan merumuskan alternatif strategi pemasaran. Hasil analisis disajikan dalam bentuk matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Eksternal Factor Evaluation). Kemudian dicocokkan dengan matriks IE yang menjadi dasar bagi penetapan strategi pada matriks SWOT, untuk dapat mengetahui urutan prioritas strategi pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA).

(42)

biaya produksi, (7) mengoptimalkan volume produksi, dan (8) melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi madu.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Khairani (2007), Zega (2003), Hara (2007), dan Sari (2007) digunakan sebagai acuan dan perbandingan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan karena penelitian berhubungan dengan soap noodles sebagai produk turunan kelapa sawit, selain itu juga sebagai pembanding terhadap metode analisis yang digunakan oleh penelitian terdahulu. Adanya penelitian terdahulu maka dapat diketahui gambaran umum mengenai metode analisis yang digunakan.

(43)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Konsep Pemasaran

Pengertian pemasaran secara sosial adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Definisi pemasaran secara manajerial dapat digambarkan sebagai seni menjual produk atau dapat dikatakan sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2005).

Pemasaran diawali dengan pemahaman terhadap kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen terhadap produk atau jasa. Perusahaan akan berhasil jika dapat memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran. Perusahaan akan mencapai sasaran dalam menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara efektif dan efisien dibandingkan pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan produk kepada pelanggan melalui konsep pemasaran.

(44)

pelanggan, maka akan dihasilkan pemasaran terpadu, sedang tujuan terakhir konsep pemasaran membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan menghasilkan laba melalui kepuasan pelanggan. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam, yang artinya konsep ini dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan (Kotler, 2005). Konsep pemasaran dapat dilihat pada Gambar 1.

Pasar Sasaran

Kebutuhan Pelanggan

Pemasaran Terintegrasi

Laba melalui

Kepuasan Pelanggan

Gambar 1. Konsep Pemasaran Sumber : Kotler, 2005

(45)

Bauran Pemasaran

Gambar.2 Komponen Bauran Pemasaran Sumber : Kotler, 2005

a. Produk

(46)

dari ragam, kualitas, design, ciri, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan.

Konsumen menyukai barang atau produk yang menawarkan mutu yang terbaik. Penetapan mutu produk yang diinginkan oleh pasar merupakan bagian dari strategi bersaing suatu perusahaan untuk menarik konsumen. Merek dalam suatu produk juga merupakan bagian dari strategi produk yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk bersaing. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran, terdapat perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek. Produk adalah sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik, sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar dijiplak. Sebuah merek bisa memiliki posisi sangat kuat dan menjadi modal atau ekuitas apabila merek tersebut memenuhi empat faktor utama, yaitu telah dikenal oleh konsumen, memiliki asosiasi merek yang baik, dipersepsikan konsumen sebagai produk berkualitas, dan memiliki pelanggan yang setia.

(47)

kepada konsumen, dimana konsumen akan diberikan ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

b. Harga

Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan biaya. Harga dapat mengkomunikasikan posisi nilai perusahaan kepada pasar melalui sasaran konsumen. Harga dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan seluruh bauran pemasaran yang terkait, sehingga mampu menutupi seluruh biaya produksi dan biaya-biaya pemasaran lainnya dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Kotler (2005), menyebutkan bahwa perusahaan harus mempertimbangkan beberapa langkah dalam menentukan kebijakan penetapan harga, diantaranya adalah :

1. Memilih tujuan penetapan harga 2. Menentukan permintaan

3. Memperkirakan biaya

4. Menganalisis biaya, harga dan tawaran pesaing 5. Memilih metode penetapan harga

6. Memilih harga akhir

(48)

jarang merealisasikan keuntungan yang sama dari setiap unit yang dijual, sehingga dilakukan strategi harga dengan pemberian diskon, potongan harga untuk pembayaran.

Menurut Kotler (2005) terdapat beberapa strategi penyesuaian harga dalam pasar. Pertama, penetapan harga geografis dimana perusahaan memutuskan harga produknya yang berbeda lokasi dan negara berbeda. Kedua, diskon dan potongan harga yang diberikan perusahaan untuk pembayaran yang lebih cepat, dan pembelian dalam jumlah yang besar. Ketiga, penetapan harga promosi untuk merangsang pembeli dalam penetapan harga pemimpin yang rugi sebagai tahap awal, harga peristiwa khusus, rabat tunai, pembiayaan bunga rendah, masa pembayaran yang lebih lama, dan diskon psikologis. Keempat, penetapan harga diskriminatif terjadi apabila perusahaan menjual produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional. Kelima, penetapan harga bauran produk bagi perusahaan untuk mencari beberapa harga yang memaksimalkan laba bagi produk melalui penetapan harga untuk lini produk, ciri pilihan, produk pelengkap, produk sampingan, dan penggabungan produk.

c. Promosi

(49)

promosi penjualan, hubungan masyarakat, tenaga penjualan, dan pemasaran langsung (Kotler,2005).

Iklan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang mendapat pembayaran. Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya untuk iklan informatif, iklan persuasif, iklan yang membujuk, dan iklan yang mengingatkan. Iklan dapat dilakukan dengan menggunakan media elektronik, surat kabar, majalah, dan dalam bentuk poster-poster yang dipasang ditempat-tempat yang dapat mempermudah konsumen untuk melihatnya. Promosi penjualan adalah kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat oleh konsumen. Penjualan menggunakan promosi bertujuan untuk menarik konsumen baru dan merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli komsumen.

(50)

pemasaran internet, dan telemarketing. Pemasaran langsung umumnya bersifat tidak umum, interaktif, disesuaikan dengan orang yang dituju dan dapat dipersiapkan dengan cepat.

d. Distribusi

Secara garis besar pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha melancarkan dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (Tjiptono,2001). Saluran distribusi mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi para pelanggan sasaran. Proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan.

Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk, khususnya barang dengan cara membangun saluran distribusi. Saluran distribusi dapat membentuk tingkatan saluran untuk menentukan panjangnya saluran distribusi, sehingga desain saluran dapat ditetapkan. Saluran distribusi dilakukan untuk mencapai jumlah pelanggan yang optimal pada waktu yang tepat sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik antara produsen kepada konsumen.

3.2. Strategi Pemasaran

(51)

masa depan. Setiap perusahaan harus merancang strategi untuk mencapai sasarannya, salah satu strategi suatu perusahaan adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai sasaran pemasaran.

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Distinctive Competence

Distinctive Competence adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah untuk ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang sebagai perusahaan yang memiliki “distinctive competence”, dimana hal itu dapat menjelaskan kemampuan spesifik suatu organisasi. Terdapat dua faktor yang menyebabkan perusahaan dapat lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya yaitu keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya. Keahlian sumber daya manusia yang tinggi muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif dibandingkan dengan pesaing.

(52)

brand image yang positif serta sistem reservasi yang terkomputerisasi. Semua itu merupakan keunggulan-keunggulan yang dapat diciptakan untuk memperoleh keuntungan dari pasar dan mengalahkan pesaing.

2. Competitive Advantage (keunggulan bersaing)

Keunggulan bersaing adalah kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya jika perusahaan dapat memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai atau kualitas produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan tersebut karena memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produksi, penggunaan teknologi, dan kemudahan akses dengan bahan baku.

Perusahaan juga dapat melakukan strategi diferensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya seperti, persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik, dan brand image yang lebih unggul. Selain itu, strategi fokus juga dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.

(53)

pengembangan pasar dan strategi mengenai keuangan. Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi misalnya melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi. Strategi bisnis sering disebut strategi bisnis secara fungsional karena berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen misalnya strategi pemasaran, strategi produksi, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi yang berhubungan dengan keuangan.

3.3. Analisis Strategi Pemasaran

Perencanaan strategi merupakan proses penyusunan perencanaan jangka panjang, sehingga prosesnya lebih banyak menggunakan proses analitis. Penyusunan strategi memberikan kontribusi tertentu pada level yang berbeda, sedangkan pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal walaupun perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi.

(54)

3.3.1. Analisis Faktor Lingkungan Internal

Menurut David (2006), semua perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Lingkungan internal merupakan kondisi yang ada didalam suatu perusahaan dengan memantau pelaku-pelaku dalam lingkungan internal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan agar mencapai tujuan perusahaan. Setiap unit usaha perlu memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk berhasil memanfaatkan dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan secara periodik. Kekuatan adalah kemampuan atau keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan perusahaan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Proses lingkungan internal memberikan lebih banyak peluang untuk pihak yang berpatisipasi guna memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi mereka merupakan bagian dari perusahaan secara keseluruhan. Hal ini merupakan manfaat yang besar karena manajer dan karyawan bekerja dengan lebih baik ketika mereka mengerti bagaimana pekerjaan mereka mempengaruhi aktivitas dan area lain didalam perusahaan. Aspek-aspek internal perusahaan pada umumnya terbagi dalam beberapa bagian yaitu : manajemen, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, dan pemasaran.

1. Manajemen

(55)

berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pengorganisasian bertujuan untuk mencapai usaha yang terkoordinasi dengan menetapkan tugas dan hubungan wewenang. Pemberi motivasi adalah suatu proses mempengaruhi orang untuk mencapai sasaran. Fungsi pengelolaan staf dapat disebut sebagai manajemen personalia atau manajemen sumberdaya manusia. Fungsi pengendalian manajemen termasuk semua aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa operasi yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan.

2. Keuangan

Kondisi keuangan sering dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Menentukan kekuatan dan kelemahan suatu organisasi merupakan hal yang penting untuk merumuskan strategi yang efektif. Fungsi keuangan terdiri atas tiga keputusan, yaitu keputusan investasi sebagai alokasi dan realisasi modal, keputusan pendanaan (pembiayaan) sebagai penentu struktur modal terbaik bagi perusahaan, dan keputusan dividen sebagai penentu jumlah dana yang akan ditahan dalam perusahaan dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan kepada pemegang saham.

3. Produksi dan operasi

(56)

4. Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan pelanggan atas barang dan jasa. Pemasaran bertujuan untuk mengetahui kondisi pasar dengan baik, sehingga produk dan jasa yang dipasarkan sesuai dengan keinginan konsumen yang dituju. 5. Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk melalui penelitian sehingga dapat menarik konsumen untuk memperbaiki mutu produk. Banyak perusahaan saat ini tidak menjalankan penelitian dan pengembangan, akan tetapi banyak juga perusahaan yang mengandalkan aktivitas penelitian dan pengembangan untuk bertahan hidup. Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk khususnya harus memiliki orientasi penelitian dan pengembangan yang kuat.

3.3.2. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal

(57)

kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan (Kotler,2005). Lingkungan eksternal selain memberikan peluang bagi perusahaan juga dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Ancaman lingkungan adalah tantangan akibat dari tren atau perkembangan yang tidak menguntungkan dengan memburuknya penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran bertahan. Menurut David (2006), kekuatan eksternal dapat dibedakan menjadi lima kategori besar yaitu :

1. Kekuatan ekonomi

Faktor ekonomi mempunyai dampak langsung pada daya tarik potensial dari suatu perusahaan. Kondisi ekonomi yang baik akan berdampak baik bagi suatu usaha, begitu juga sebaliknya. Suatu negara hendaknya dapat membantu dengan mempertahankan dan meningkatkan kondisi perekonomian negara guna membantu masyarakat dalam menjalankan bisnis. Dampak yang dihasilkan dari kondisi ekonomi dapat terjadi apabila suku bunga, inflasi, harga-harga produk, produktivitas, dan tenaga kerja. Sebagai pemasar yang harus diperhatikan adalah penghasilan dan pola pembelanjaan konsumen.

2. Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

(58)

level pendidikan, pola rumah tangga, karakteristik, dan pergerakan regional. Sosial dan budaya dapat mempengaruhi masyarakat membentuk keyakinan, nilai dan norma.

3. Kekuatan politik, pemerintah, dan hukum

Pemerintahan dalam suatu negara adalah pembuat peraturan utama, pemberi subsidi, dan pelanggan organisasi. Sejumlah keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan politik dan hukum. Lingkungan itu dibentuk oleh hukum, badan pemerintah, dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Walaupun kadang-kadang peraturan hukum dapat menciptakan peluang baru bagi dunia bisnis.

4. Kekuatan teknologi

(59)

menciptakan keunggulan kompetitif baru yang lebih baik dari keunggulan saat ini, hal ini didukung dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penggunaan teknologi yang dipakai.

5. Kekuatan kompetitif

Model Lima Kekuatan Porter tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak perusahaan, terutama dalam hakikat persaingan. Menurut Porter, hakikat persaingan suatu perusahaan terdapat pada lima kekuatan pesaing, diantaranya adalah :

a) Ancaman Pendatang Baru

(60)

b) Ancaman dari Produk Pengganti

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri dapat bersaing dengan produk pengganti, walaupun karakternya berbeda barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Keberadaan produk pengganti menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk pengganti. Kompetisi yang berasal dari produk pengganti dapat meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk pengganti dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk pengganti adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk pengganti, dan dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. c) Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis

(61)

d) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (konsumen)

Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, meningkatkan mutu dan pelayanan serta mengadu perusahaan dengan pesaing melalui kekuatan yang mereka miliki. Perusahaan pesaing dapat menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar menawar konsumen cukup besar. Kekuatan tawar menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi, sehingga konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesoris hingga tingkat yang lebih tinggi.

e) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok.

Kekuatan tawar menawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Pemasok juga dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan harga atau mengurangi kualitas produk ataupun servis. Pemasok atau produsen sering kali memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian mempengaruhi profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak.

3.4. Analisis SWOT

(62)

ancaman (threats). Menurut David (2006), matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan yang dapat membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu: (1) strategi SO (Strenghts-Opportunity) yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, (2) strategi WO (Weakness-Opportunity) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal, (3) strategi ST (Strenghts-threats) yaitu menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal, (4) strategi WT (Weakness- threats) merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

3.5. Tahapan Perencanaan Strategis

Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan (David,2006) : 1. Tahap Input

Tahap input adalah meringkas informasi yang diperoleh untuk merumuskan strategi. Pada tahap input ini informasi diperoleh dari dua faktor, yaitu matriks External Factor Evaluation (EFE) yang mengidentifikasi peluang, ancaman dan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) yang mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan.

2. Tahap Pencocokan

(63)

peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Tujuan dari tahap pencocokan adalah menghasilkan alternatif strategi yang layak bukan untuk memilih atau menetapkan strategi yang mana yang terbaik. Oleh karena itu tidak semua strategi yang dikembangkan akan dipilih untuk diimplementasikan. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan adalah matrik SWOT karena dari beberapa strategi yang ada akan menghasilkan beberapa alternatif pilihan strategi bagi perusahaan yang dapat dipertimbangkan.

3. Tahap Pengambilan Keputusan.

Tahap pengambilan keputusan yang dilakukan dengan menggunakan teknik Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix atau QSPM). QSPM merupakan matrik tahapan terakhir dari kerangka kerja analisis perumusan strategi. Teknik QSPM dirancang untuk mengevaluasi strategi alternatif yang dapat dilaksanakan secara objektif, berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi pada matrix IFE dan EFE sebelumnya. Keunggulan QSPM adalah strategi dapat dievaluasi secara bertahap atau bersama-sama, tidak ada jumlah batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi pada saat menggunakan QSPM. Selain itu, keunggulan QSPM lainnya adalah membutuhkan penyusunan strategi untuk mengintegrasikan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan. Mengembangkan QSPM membuat kecil kemungkinan suatu faktor kunci akan terabaikan atau diberi bobot yang tidak sesuai.

(64)

pada informasi yang objektif. Selain itu, keterbatasan lain QSPM adalah konsep ini hanya dapat bermanfaat sebagai informasi yang diperlukan dan analisis pencocokan yang mendasari penyusunannya.

3.6. Kerangka Operasional Penelitian

Setiap perusahaan senantiasa mempunyai visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai. Visi perusahaan adalah citra nilai dan kepercayaan ideal, dengan kata lain visi merupakan wawasan luas ke depan dan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Misi merupakan hal-hal yang melegistimasi keberadaan perusahaan yang dapat menjelaskan maksud dan keinginan dari perusahaan. Tujuan perusahaan merupakan pernyataan tentang keinginan yang akan dijadikan pedoman bagi perusahaan untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dengan waktu yang ditentukan. Suatu perusahaan yang mempunyai misi, visi, dan tujuan akan memiliki strategi pemasaran yang tepat untuk menjalankan perusahaannya. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai strategi pemasaran untuk mengkaji strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk melihat strategi pemasaran apa yang dilakukan oleh PT. Hamparan Pancaran Chemindo, sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memilih alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan.

Gambar

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Indonesia Tahun 2000-2007
Tabel 2. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Indonesia Tahun 2003-2007
Tabel 3. Data Penjualan Bahan Baku Soap Noodles PT. Hamparan Pancaran Chemindo (Tahun Januari 2003- September 2008)
Gambar 1. Konsep Pemasaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Motif Ornamen Artistik pada Blandar Gantung (Lumajang, Lumajang Tumpang, dan Papan Penutup Ujung Usuk Penanggap ... Unsur Tata Letak Ornamen pada Bangsal Kencana ... Tata

Dalam pembelajaran, evaluasi dilakukan bukan hanya untuk siswa, akan tetapi dapat digunakan untuk menilai kinerja guru itu sendiri, berdasarkan hasil evaluasi

PELNI Cabang Surabaya, Sistem informasi akuntansi pembelian adalah prosedur- prosedur yang telah dibuat secara tersistematis oleh kantor pusat dalam melakukan pembelian

Untuk mempersiapkan perusahaan dalam audit sertifikasi ISO 9001:2008 oleh pihak internal ( internal audit yang sudah mendapatkan sertifikat), melakukan tindakan

Disarankan untuk dapat menghindari konsumerisme pada siswa SMA Negeri 9 maka Layanan Online Shop yaitu dengan adanya Media Belanja online seperti Blog, Situs Web,

Sedangkan untuk tingkat kesulitan pengendalian kebakaran hutan dan lahan berada pada tingkat AMAN - TIDAK SULIT (Sebagian Sumatera dan Kalimantan).. Ringkasan

belajar agar dapat mencapai hasil yang optimal. Bagi Kepala SD Negeri 3 Rejoagung Kedungwaru Tulungagung. Untuk perkembangan kualitas sekolah secara

Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 telah memberikan hak pilih bagi penggugat, apakah ia akan menggabungkan gugatan perceraiannya dengan