• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Nuklir Iran Terhadap Peningkatan Postur Militer Arab Saudi 2005 - 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Nuklir Iran Terhadap Peningkatan Postur Militer Arab Saudi 2005 - 2009"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NU

POSTUR

Disusun dan diajukan Serjana

UNIVERSIT

FAKULTAS I

SKRIPSI

UKLIR IRAN TERHADAP PENINGKA

R MILITER ARAB SAUDI 2005-2009

kan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh a strata-1 Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

ILHAM VIRGO Nim : 07260010

ITAS MUHAMMADIYAH MALAN

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLI

2013

KATAN

leh gelar

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Ilham Virgo

Nim : 07260010

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Pengaruh Nuklir Iran Terhadap Peningkatan Postur

Militer Arab Saudi 2005 - 2009

Disetujui Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ruli Inayah Ramadhoan, M. Si Helmia Asyathri, S. IP

Mengetahui

Dekan Ketua Jurusan

FISP UMM Hubungan Internasional

(3)

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Ilham Virgo

Nim : 07260010

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Pengaruh Nuklir Iran Terhadap Peningkatan Postur Militer Arab Saudi 2005 - 2009

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS Pada hari: Rabu Tanggal: 17 Juli 2013

Tempat: Lab. Hubungan Internasional

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M. Si

Dewan Penguji :

(4)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Ilham Virgo

2. Nim : 07260010

3. Jurusan : Hubungan Internasional 4. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Jenjang Studi : Strata Satu (S-1)

7. Judul Skripsi : Pengaruh Nuklir Iran Terhadap Peningkatan Postur

Militer Arab Saudi 2005 - 2009

8. Pembimbing : 1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si 2. Helmia Asyathri, S. IP

9. Kronologi Bimbingan : Lihat Tabel.

Tanggal Uraian Tanda Tangan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II 20 Mei 2010 Judul

12 Desember 2012 ACC Bab I 16 Desember 2012 Seminar Proposal

12 Mei 2013 Revisi Bab II dan Bab III 23 Mei 2013 Revisi Bab III dan

Bab IV 04 Juni 2013 Revisi Bab IV dan

Bab V 24 Juni 2013 ACC Skripsi

(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang Bertanda Tangan dibawah ini : Nama : Ilham Virgo

Tempat Tanggal lahir : Limbungan, 16 Juli 1984

Nim : 07260010

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan judul :

PENGARUH NUKLIR IRAN TERHADAP PENINGKATAN POSTUR MILITER ARAB SAUDI 2005 - 2009

Adalah bukan karya tulisan ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagai ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya denagan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 25 Juli 2013 Yang menyatakan,

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah hirabbil’alamin, segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan curahan rahmat dan karunia-Nya, Atas berkah, anugerah, dan petunjuk-Nya lah sehingga penulis terus semangat, kuat, dan diberi kemampuan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul. “Pengaruh Nuklir Iran Terhadap Peningkatan Postur Militer Arab Saudi 2005-2009 ”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Universitas Muhammadiyah Malang. Disamping itu juga peneliti benar-benar menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan maupun pembahasan yang memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan adanya masukan berupa saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Dan penulis juga berharap bahwa penelitian ini bisa menjadi karya yang bermanfaat sehingga dapat memberikan sumbangsi pemikiran bagi pengetahuan Hubungan Internasional.

Selama proses penyusunan tugas akhir sebagai seorang mahasiswa, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak berupa sumbangan pemikiran dan tenaga yang ikut ambil bagian didalamnya yang tak terhingga nilainya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

(7)

pengorbanan yang beliau berikan kepada saya, dari kecil hingga dewasa saat ini. Juga kepada kakakku tercinta Seto Wijaksono, Lasmi dan adik-adikku Nur Aziza, Alung, Andon, Tati Ayyam dan Mira yang selalu menjadi semangat dalam menyeselasikan skripsi ini.

2. Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M. Si dan Ibu Helmia Asyathri, S. IP selaku Dosen pembimbing Skripsi. Hanya dengan petunjuk dan kemudahan beliau berdua skripsi ini dapat diselesaikan. Dan kepada seluruh dosen pengajar Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Seluruh pihak yang memberikan saya dukungan dan motivasi: Terutama bagi Staff Rusunawa yaitu Ci’gu Andri Zaky dan istri tercintanya yang sangat keren dengan vidio lagu-lagu motivasinya. Anak-anak kos yang cerdas dan inofatif. Erik alias Gendut, Amar alias Maikel, Hasan Gerobak, Hafid, Yahya Gl dan semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. Terima kasih buat canda tawa yang selama ini sobat, kalian adalah orang-orang pilihan dan pemenang.

Akhirnya dengan segala harapan semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan, bimbingan serta memotivasi selama penyusunan skripsi ini. Apabila terdapat kekeliruan maupun kesalahan yang peneliti lakukan baik

(8)

dari kata sempurna ini dapat bermanfaat bagi semua pihak…Amien ya Rabbal’alamin.

Motto : “Khairunnas Yanfa’u Linnasi”, Do what you love and love what you do.

Malang, 25 Juli 2013 Penyusun

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

BERITA ACARA BIMBINGAN ... iii

PERNYATAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.4.5. Definisi Operasional ... 20

1.5. Hipotesis ... 23

1.6. Metodelogi Penelitian ... 23

1.6.1. Metode Penelitian ... 23

1.6.2. Peringkat Analisa ... 23

1.6.3. Logika Penelitian ... 24

(10)

1.6.5. Teknik Analisa Data ... 25

1.6.6. Ruang Lingkup Penelitian ... 25

1.6.6.1. Batasan Waktu ... 25

1.6.6.2. Batasan Materi ... 26

1.7. Sistematika Penulisan ... 26

BAB II PENGEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR IRAN TAHUN - 2005 – 2009 2.1. Sejarah Pengembangan Teknologi Nuklir Iran ... 28

2.2. Pengembangan Teknologi Nuklir Iran Tahun 2005-2009 ... 30

2.3. Uji coba produk Teknologi Nuklir Iran Tahun 2005-2009 ... 38

2.4. Respon Dunia Internasional ... 42

2.4.1. Resolusi DK BBB ... 42

2.4.2. Negara NPT (Nuclear Non-Proliferation Treaty) ... 43

2.4.3. Amerika Serikat, Israel dan Sekutunya ... 44

2.4.4. Uni Eropa ... 47

2.4.5. Rusia dan Cina ... 49

2.4.6. Regional Timur Tengah ... 51

2.4.7. Arab Saudi ... 52

BAB III PENINGKATAN MILITER ARAB SAUDI 3.1. Perjalanan Militer Arab Saudi ... 53

3.2. Peningkatan Postur Militer Arab Saudi ... 53

3.2.1. Anggaran Belanja Militer Arab Saudi tahun 2005-2009 ... 55

3.2.2. Spesifikasi dan Jenis Aulasista ... 61

3.2.3. Tentara Arab Saudi ... 62

3.3. Dukungan Amerika Serikat ... 62

(11)

BAB IV PENGARUH NUKLIR IRAN TERHADAP PENINGKATAN POSTUR MILITER ARAB SAUDI PADA ERA AHMADI NEJAD 2005-2009

4.1. Korelasi antara program pengembangan teknologi nuklir dengan -

peningkatan postur militer Arab Saudi ... 66

4.2. Program teknologi nuklir Iran sebagai ancaman keamanan nasional Arab - Saudi ... 68

4.2. Kekhawatiran Arab Saudi terhadap program nuklir Iran ... 72

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tempat dan Hasil Pengembangan Teknologi Nuklir Iran ... 34

Tabel 2. Peningkatan Pengembangan Teknologi Nuklir Iran ... 37

Table 3. Military expenditure of the Gulf states, 2000–2004 ... 57

Table 4. Military expenditure of the Gulf states, 2005–2009 ... 57

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Mohammad Shoelhi, 2007, Di ambang keruntuhan Amerika Serikat, Jakarta Grafindo Khazana Ilmu.

Menurut Mohtar Mas,ud, ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan metodelogi, Jakarta, LP3ES, 1990

Dr. Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial, PT. Refika Aditama, Bandung, p. 30-31

Anak Agung Bayu Perwita, redefinisi konsep keamanan : pandangan realisem dan neorealisem dalam hubungan internasional kontemporer: tarnsformasi dalam studi hubungan internasional, aktor, isu dan metodelogi, kumpulan jurnal HI FISIP UNPAR, 2007.

Scott burchill dan andew linklater, Theories of internasional relations (New York: Martin ‘s press, inc.,1996), diterjemahkan oleh M.Shobirin, 2009, penerbit nusa media, Bandung

Robert Jackson dan georg Sorensen, 1999, introduction to international relation, oxford university press inc, new York. Di terjemahkan oleh dadan suryadipura, 2005, pustaka pelajar

Winda Ilmu, Pengaruh Ancaman Militer As Di Wilayah Perbatasan Iran Terhadap Pengembangan Teknologi Nuklir Era Ahmadinejad Tahun 2005-2009, Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang, 2009. Dana Permana “politik luar negeri indonesia dan dewan keamanan PBB (Studi

Kasus Peren Indonesia Dalam Penanganan Krisis Nuklir Iran di DK PBB Tahun 2006)” Universitas Sumatra Utara, Medan 2009.

Cecep zakaria El-bilad “Rivalitas Iran ntara Arab Saudi dalam persfektif konstruktivisme Alexandert Wend 2011” Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang, 2011.

Lily Runtukahu,” Security Dilemma Of United States Of America In Facing Iran’s Nuclear 2006-2011” Universitas Padjadjaran Jatinangor, 2013.

(16)

Surat Kabar

Pertarungan Baru di Timteng, Kompa, 20 September 2010 Kekuatan Militer Iran Bukan.Ancaman, Ayatollah Ali Khamene, Kompas ,07 Juli 2009

Eropa.Siap.Boikot.Minyak.Iran, Kompas internasional, 23 Januari 2012 Smith Alhadar Penasihat pada ,”The Indonesian Society for Middle East Studies, Gejolak Timur Tengah” Kebimbangan-as-dan-sekutunya-terhadap-iran”,Suara Indonesia, Kolom. 01 Januari 2013

Menelusuri-anggaran -militer-negara-negara, Kompas,6 Maret 2011

Robin Wright, “U.S. Plans New Arms Sales to Gulf Allies”, Washingtonpost, 27 Juli 2007

Ternyata-negara-negara-arab-teluk-lebih-benci-kepada-iran-dibanding-israel, Kompas Internasional, 19 Desember 2010

Arikel dan Situs Internet

Leonard S. Spector, Iranian Nuclear Program Remains Major Threat Despite Partial Freeze of Weapons-Relevant Activities Described in New U.S. National Intelligence Estimate, <http://cns.miis.edu/stories/071206.htm>, Gethin Chamberlain. Gulf states load up on weapons of war. dari

http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/1542340/Gulf-states-load-up-on-weapons-of-war.html

Richard Javad Heydarian Iran-Saudi rivalry deepens (http://www.atimes.com/atimes/Middle_East/LH11Ak01.html),,,selasa, 7/6/2012

Benedetta Berti and Yoel Guzansky “the Syrian crisis and the saudi-iran rivalry” http://www.thecuttingedgenews.com/index.php?article=76326&pageid=&pa gename. Diakses tanggal 20/11/2012

(17)

p.157-158International Politics in the Atomic Age, Columbia University Press,1959,p.231.http://www.uscc.gov/researchpapers/2000_2003/pdfs/secu r.pdf, di akses tanggal 14/2/2012

Amelia_Khaira,”Stabilitas-Hegemoni, http://www.scribd.com/ /d/55074681/2-, Security Dilemma, Balance of Power Vs.US Policy Towards China in the Post

Cold War Era, http://www.uscc.gov/researchpapers/2000_2003/pdfs/secur. pdf

Iran Memulai Pengayaan Uranium. www.Bataviase.co.id

Iran gabung “klub Nuklir, http://www.merdeka.com/politik/internasional/iran-gabung-klub-nuklir-to6l0t2.html

Belati Putra, HI Universitas Nasional 2006 ,”Ahmadinejad: Tangan Terkepal di Hadapan Paman Sam.

Arab Saudi cemas kekuatan milier Iran upgrade jet tempurnya, www.hankam.com Sejarah-Awal-Mula-Perkembangan-Nuklir-di Iran”

,http://dunia.lintas.me/article/kumpulan sejarah/diakses tanggal 22 April 2013

Sri Winingsih,” Kebijakan Luar Negeri Iran” skripsi, Universitas Indonesia, Depok, 2009, www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/.Kebijakan Luar negeri.pdf, diakses tanggal 22 April 2013.

Leonard S. Spector, Iranian Nuclear Program Remains Major Threat Despite Partial Freeze of Weapons-Relevant Activities Described in New U.S. National Intelligence Estimate, http://cns.miis.edu/stories/071206.htm, diakses tanggal 20 Oktober 2010.

Iran’s Balistic Missile Program: An Overview, http://fas.org/nuke/guide/iran/missile/index.html, diakses tanggal 22 April 2013.

Militer Iran Mulai Latihan Perang di Teluk Persia, http://www.alqoimkaltim.com/?p=3563, diakses tanggal 23 April 2013 Peter Crail, Iran Missile Tests Heighten International Concerns,

(18)

Dibalik Latihan Militer Berulang-kali Iran, http://indonesian.cri.cn/1/2007/02/08/1@58601.htm, diakses tanggal 23 April 2013.

Iran Uji Coba Rudal Bawah Air Tercepat, http://www.gatra.com/2006-04-03/artikel.php?id=93458, diakses tanggal 24 April 2013

Dibalik Latihan Militer Berulang-kali Iran,

http://indonesian.cri.cn/1/2007/02/08/1@58601.htm, diakses tanggal 24 April 2013

Iran-uji-coba-peluncuran-rudal-baru , http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/08/12/08/18881- diakses tanggal 24 April 2013

Iran Satellite Launch Raises ICBM Concerns, http://www.newyork-times.com, diakses tanggal 25 April 2013

Uji Coba Peluru Kendali Jarak Menengah Iran, Sejil-2,

http://erabaru.or.id/200905252493/uji-coba-rudal-iran-menjelang-pemilu.html, diakses tanggal 25 April 2013

u-s-calls-for-shutting-down-iran-north-korea-arms-networks, http://www.ncr-iran.org/en/ncri-statements/nuclear/13595.html diakses tanggal 25 April 2013

American Public Opposes Israel Striking Iran, http://www.worldpublicopinion.org/pipa/articles/brunitedstatescanadara/712

Uni Eropa Perketat Sanksi Iran dan Suriah, http://www.dw.de/uni-eropa-perketat-sanksi-iran-dan-suriah/a-15572484, diakses tanggal 25 April 2013

Hari-nasional-teknologi-nuklir-iran, http://indonesian.irib.ir/hidden-11/ /asset_publisher/3oYE/content/ diakses tanggal 25 April 2013

AS Desak Uni Eropa Hindari Konfrontasi dalam Pembicaraan Nuklir Iran, http://indonesian.irib.ir/hidden-2/

(19)

AS Dukung Embargo Uni Eropa Terhadap Minyak Iran, http://www.islamtimes.org/vdcgqx9xnak9wq4.1ira.html// diakses tanggal 25 April 2013

Uni Eropa Perketat Sanksi Iran dan Suriah, http://www.dw.de/uni-eropa-perketat-sanksi-iran-dan-suriah/a-15572484, diakses tanggal 25 april 2013

PBB memberi ultimatum uranium terhadap Iran, warta berita radio nederland wereldomroep edisi: bahasa Indonesia, http://www.mail-archive.com/berita@listserv.rnw.nl/msg00955.html, diakses tanggal 25 Aprli 2013

China, Iran near huge oil field deal, http://www.nbcnews.com/id/11404589/&gt, diakses tanggal 25 Aprli 2013

Kekuatan-militer-arab-saudi” http://www.anneahira.com/htm, diakses 26 April 2013

Hillary Rodham Clinton “Remarks with Saudi Arabia Foreign Minister Saud Al Faisal”, dari http://www.state.gov/secretary/rm/2010/02/136694.htm, diakses tanggal 20 Oktober 2010

Richard Beeston. Saudis warn Iranthat its nuclear plan risks disaster, http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/middle_east/article789045.ece , diakses tanggal 20 Oktober 2010

What Could the GCC Have Done on Iran? http://www.khaleejtimes.com/Display ArticleNew.asp?xfile=/data/opinion/2009/December/opini

December93.xml&section=opinion)

Carina Solmirano and Pieter D, “Military spending and arms procurement in the Gulf states”, Wezeman. October 2010, http://books.sipri.org/files/FS/SIPRI FS1010.pdf , diakses tanggal 25 April 2013

Saudi-arabian-defence-industry-placed, http://uk.finance.yahoo.com/news/html, diakses tanggal 25 April 2013

Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Yearbook: Armaments, Disarmament and International Security, dari http://www.indexmundi.com/f acts/saudi-arabia/military-expenditure, diakses tanggal 26 Apri 2013 Saudi-arabian-defense-industry-market,

(20)

Saudi-arabian-defence-industry-placed, http://uk.finance.yahoo.com/news/html, diakses tanggal 29 April 2013

Rahasia-misi-as-israel-arab-saudi-untuk-menghancurkan-iran- suriah,http://www.wartanews.com/timur-tengah/b9cf31fb-2cac-205d-f6cd-da7627b17621/diakses 29 april 2013

Saudi-arabia, http://articles.latimes.com/1990-09-15/news/mn-171, diakses tanggal 29 April 2013

Saudi-arabia/strengthening-us-saudi-relationship-cfr paper, http://www.cfr.org/, diakses tanggal 29 April 2013

Us-embassy-cables-saudis-iran, http://www.guardian.co.uk/world/2010/nov/28/, diakses tanggal 29 april 2013

Bocoran-dokumen--arab-khawatirkan-iran

“http://dunia.news.viva.co.id/news/read/191109- diakses tanggal diakses tanggal 18 Juli 2013.

Iran-kecam-pernyataan-menlu-saudi-terkait-nuklir-iran”<

http://indonesian.irib.ir/en/headline2/-/asset_publisher/0JAr/content/> diakses tanggal diakses tanggal 18 Juli 2013.

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Negara-negara Timur Tengah, yang selama ini selalu dikenal sebagai sumber instabilitas dan konflik politik, menjadi perhatian dunia internasional. Hal ini disebabkan karena ada beberapa permasalahan yang cukup krusial dan sampai saat ini pun masih belum terselesaikan. Salah satu hal menarik dari beberpa permaslahan yang terdapat di Timur Tengah adalah pengembangan teknologi tenaga nuklir oleh Republik Islam Iran. Pengembagan teknologi nuklir Iran di yakini akan mengancam eksistensi Negara-negara di Timur Tengah (Middle East) terutama Negara Arab Saudi.

Pada pembahasan ini penulis berusaha menjelaskan pengaruh nuklir Iran terhadap peningkatan Postur militer Arab Saudi. Sejauh ini Republik Islam Iran telah memulai program tenaga nuklir sejak beberapa dekade lalu, tepatnya pada tahun 1950-an. Teknologi nuklir kala itu, sebagian besar diadopsi dari negara-negara Barat.1 Pengembangan teknologi nuklir Iran pada era Pemerintahan Mahmoud Ahmadinejad tahun 2005-2009 merupakan salah satu isu penting bagi keamanan internasional kontemporer. Perbincanag nuklir Iran era Ahmadinejad telah menjadi torehan sejarah Dewan Keamanan (DK) PBB dan nasional Iran, dalam jangka waktu 3 tahun terakhir Dewan Keamanan (DK) PBB telah

1

(22)

2 mengeluarkan 6 resolusi menyangkut masalah nuklir Iran. Resolusi DK PBB yang dimaksud terdiri dari Resolusi 1679, Resolusi 1737, Resolusi 1747, Resolusi 1803, Resolusi 1810 dan Resolusi 1835. Dari Enam resolusi DK PBB tersebut memiliki inti yang sama agar Iran menghentikan pengembangan teknologi nuklir demi mematuhi prinsip internasional untuk tidak melakukan pengembangan nuklir (Non Proliferation)2.

Program nuklir yang dikembangkan Iran tidak membuat Ahmadinejad gentar sedikit pun dan selalu meyakinkan dunia bahwa nuklir Iran dimaksudkan untuk tujuan damai dan kemajuan bangsa Iran, bukan untuk dikembangkan menjadi senjata pemusnah masal seperti yang digembar-gemborkan oleh musuh Iran kepada masyarakat dunia.3 Bagi Ahmadinejad, nuklir adalah teknologi prestisius yang dapat membawa bangsa Iran melesat menjadi bangsa yang maju, karena apabila Pembangkit Listrik Tenaga Nuklirnya tersebut berkembang, maka anggaran subsidi listrik nasional dapat dikurangi secara drastis. Oleh sebab itu, pengembangan pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran ada dua tujuan yang hendak dicapai pertama, dalam jangka panjang Iran akan menjadi Negara yang mandiri disemua bidang. Kedua, dalam jangka pendek devisa Negara yang sangat besar akan masuk ke dalam kas Negara Iran seiring meningkatnya harga gas dan minyak dunia, dan itu berarti kemakmuran akan segera datang menghampiri bangsa Iran.4

2

Winda, “Pengaruh Ancaman Militer As Di Wilayah Perbatasan Iran Terhadap Pengembangan

Teknologi Nuklir Era Ahmadinejad Tahun 2005-2009, HI ISIP UMM

3

Mohammad Shoelhi, 2007, Di ambang keruntuhan Amerika Serikat, Jakarta : Grafindo Khazana Ilmu. hal. 187.

4

(23)

3 Seiring dengan berjalannya waktu, beberapa tahun terakhir, akibat dari perubahan peta politik dunia, program nuklir Iran dipandang secara sangat cermat oleh kalangan internasional. Program nuklir Iran ditentang oleh Amerika Serikat karena dituduh kegiatan Iran itu adalah mengembangkan senjata nuklir. Akibat adanya tuduhan Amerika terhadap pengembangan nuklir Iran dan kurangnya dukungan serta kepercayaan dunia internasional terhadap Iran, hal ini membuat banyak negara termasuk Arab Saudi mencurigai program tenaga nuklir Iran. Arab Saudi mencurigai Iran mengembangkan program nuklir untuk memperkuat kapasitas militernya. Walau pun pada Maret 2006, IAEA (Badan Energi Atom Internasional) mengumumkan fakta bahwa tidak ada bukti konkrit yang menunjukkan bahwa Iran mengembangkan program senjata nuklir. Hal itu disampaikan dalam laporan akhir IAEA selama November 2004-Januari 2006. Meski demikian, IAEA menyarankan agar isu mengembangkan program senjata nuklir Iran diteruskan untuk kemudian dibahas dalam Dewan Keamanan PBB.5

Seiring dengan isu pengembangan nuklir di Iran, telah memberikan dampak yang cukup serius bagi dunia internasional khususnya di kawasan regional Timur Tengah yakni Arab Saudi. Hal ini nampak jelas dengan peningkatan persenjataan militer di negara-negara Timur Tengah yang diakibatkan oleh pengembangan nuklir Iran. Peningkatan pemasokan persenjataan Militer ke regional Timur Tengah telah mengkhawatiran negara-negara Arab, khususnya Arab Saudi terhadap pembangunan program nuklir oleh Iran, meskipun Iran selalu

5

“iran-gabung-klub-nuklir”< http://www.merdeka.com/politik/internasional/ -to6l0t2.html, diakses tanggal 13/11/2012

(24)

4 menyatakan tidak memiliki ambisi untuk mengembangkan program nuklir untuk memperkuat kapasitas militernya. Namun secara garis besar data terakhir yang dikeluarkan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), pada bulan Maret 2010, ekspor senjata ke kawasan Timur Tengah (Timteng) untuk periode 2005-2009 meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan dengan periode lima tahun sebelumnya. Dimana sebelumnya, pembangunan persenjataan di Timur Tengah selalu didorong oleh adanya kecurigaan terhadap Israel yang memiliki 200 hulu ledak nuklir dan menerima bantuan militer senilai jutaan miliar setiap tahun dari AS.

Faktnya, berawal dari ketakutan Arab Saudi terhadap isu pengembangan program nuklir Iran, menyebabkan Arab Saudi menghabiskan 33 miliar dollar AS per tahun—tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Israel—untuk membeli perlengkapan militer. Sebagian besar anggaran itu untuk membeli sistem rudal Patriot dari AS dan pada tahun sebelumnya telah membeli 72 pesawat tempur dari Inggris. Bahkan, data harian The Wall Street Journal memberitakan, AS berencana menjual senjata kepada Arab Saudi senilai 60 miliar dollar AS.6

Dengan peningkatan persenjatan oleh Arab Saudi, telah memberikan dorongan kepada negara Arab lainnya untuk ikut andil dalam peningkatan persenjatan di Titimur Tengah, seperti Kuwait, Bahrain, Qatar, dan Oman, tidak mau ketinggalan. Mereka juga memperkuat diri dengan membeli senjata dari negara-negara Barat. Selama ini empat pemasok utama persenjataan di Timur

6

(25)

5 Tengah adalah AS, Perancis, Jerman, dan Inggris. Uni Emirat Arab, misalnya, juga mendapat pasokan senjata dari AS, Perancis, dan Jerman.7

Peningkatan pacuan senjata di Timur Tengah itu, yang didorong oleh kekhawatiran kebangkitan nuklir Iran, sehingga dimanfaatkan oleh negara-negara pemasok senjata, dan ini akan menimbulkan persoalan baru di kawasan Timur Tengah. Sementara persoalan lama, konflik Palestina-Israel, masih jauh dari penyelesaian. Tentu hal tersebut adalah perkembangan yang mengkhawatirkan. Apa lagi Arab Saudi merasa terancam dengan program nuklir Iran. Seperti yang di beritakan dalam Harian Sunday Times, sehingga kondisi seperti itu membuat Arab Saudi menjalin kesepakatan antara Arab Saudi dan Israel, dimana Riyadh akan menutup mata ketika jet-jet tempur Israel melintasi wilayah udara Arab Saudi guna melakukan serangan udara pada fasilitas nuklir Iran8. Artinya pengembangan nuklir Iran, sudah cukup jauh memberikan ketegangan dan kekhawatiran bagi Negara Timur Tengah terlebih Arab Saudi.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, sehingga penulis akan merumuskan permasalahanya sebagai berikut : Mengapa Arab Saudi meningkatkan kekuatan Militernya?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan dari penelitian pengaruh nuklir iran terhadap peningkatan postur militer Arab Saudi yaitu:

7

Tajuk.Rencana dalam kompas, 20 September 2010 8

(26)

6 a. untuk mengetahui seberapa besar pengaruh nuklir iran terhadap

peningkatan postur militer arab Saudi.

b. Mampu memahami dan menjelaskan hubungan dan alasan pengaruh nuklir iran terhadap peningkatan postur militer arab Saudi.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini ada dua yaitu manfaat akademis dan praktis.

A. Manfaat akademis

a. Sebagai bahan kajian politik internasional khususnya di kawasan Timur Tengah

b. Sebagai wujud pengembangan konsep-konsep teoritis dalam ilmu politik internasional

B. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan pengetahuan bagi masyrakat secara umum, khususnya tentang pengembangan nuklir Iran terhadap peningkatan postur militer Arab Saudi

b. Sebagai bahan refrensi bagi masyarakat untuk mengkaji dan mentelaah politik timur tengah khususnya Iran dan Arab Saudi

(27)

7 1.4. Kerangka Pemikiran

1.4.1. Penelitian Terdahulu

Sejauh ini, telah ada beberapa artikel, jurnal dan skripsi yang mengkaji hubungan Iran dan Arab Saudi. Dari beberapa tulisan tersebut membahas tentang permusuhan atau permasalah antara kedua Negara.

Diantar karya tulis yang bisa disebutkan adalah : 1. Skripsi Rivalitas Iran

antara Arab Saudi dalam

persfektif konstruktivisme

Alexandert Wend 2011”

Tulisan ini menjelaskan permusuhan antara kedua Negara Iran dan Arab Saudi dipicu sejak lama, setidaknya disebabkan oleh tiga isu besar kawasan yakni rekonstruksi Irak, konflik Libanon dan nuklir Iran, dimana kedua negara sama-sama bersaing untuk menjadi negara yang berpengaruh dikawasan regional Timur Tengah.9

Dalam penelitian tersebut penulis melakukan pendekatan kajian systemic contructivism, yaitu salah satu varian dalam paradigma konstruktivisme yang menfokuskan kajiannya pada persoalan identitas dan struktur internasional. Varian ini dibangun oleh Alexander Wendt,

9

Cecep zakaria El-bilad “Rivalitas Iran antara Arab Saudi dalam persfektif konstruktivisme

(28)

8 seorang profesor di Ohio State University, Amerika Serikat10. Dalam pandangan Penulis varian tersebut adalah varian yang paling tepat dan sederhana, karena yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut adalah penjelasan tentang alur terbentuknya struktur rivalitas antara Iran dan Arab Saudi.

Adapun dari hasil penelitian tersebuta Rivalitas Iran dan Arab Saudi, kedua duanya sama-sama berambisi untuk menjadi pemimpin regional (regional leadership), dikawasanTimur Tengah. Selagi kedua Negara tersebut masi berpegang teguh dengan ambisi dan keinginan mereka masing-masing, maka rivalitas diantara keduanya terus berlanjut.

10

Cecep zakaria El-bilad “Rivalitas Iran ntara Arab Saudi dalam persfektif konstruktivisme

Alexandert Wend 2011” Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. Log.cit hal

(29)

9

2. “Iran-Saudi rivalry

deepens” oleh Richard Javad Heydarian.11

Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa, terjadinya permusuhan antar Iran dan Arab Saudi, lebih disebkan oleh faktor ketidak percayaan Iran terhadap Arab Saudi yang dianggap telah melakukan kerjasama dengan musuh-musuhnya, diantaranya bekerjasama dengan Central Intelligence Agency12 (CIA) dalam penculikan ilmuwan nuklir Iran Shahram Amiri yang dibantu oleh Arab Saudi, terjadinya pemberontakan (Jundullah13) tidak terlepas dari peran Arab Saudi yang berakibat pada ancaman keamanan bagi nasional Iran14.

Peristiwa itu lah yang kemudian membuat permusuhan antara kedua Negara semakin memanas

11

Seorang pengamat Iran dan analis perkembangan di Timur Tengah 12

CIA atau Central Intelligence Agency merupakan agen rahasia pemerintah Amerika Serikat. Didirikan pada 18 September 1947 sesuai penandatanganan NSA 1947 (National Security Act) oleh Presiden Harry S. Truman

13

Jundullah, dikenal sebagai Gerakan Perlawanan Rakyat Iran - People's Resistance Movement of Iran (PRMI) merupakan organisasi yang berbasis islam Sunni di Balochistan Pakistan yang mengklaim memperjuangkan hak-hak kaum Muslim Sunni di Iran

14

Richard Javad Heydarian “Iran-Saudi rivalry deepens”

(30)

10 konflik internal yang berlangsung antara pemerintah Assad, politik oposisi dan militer Suriah telah menjadi konflik regional. Ini terjadi bukan hanya karena kekerasan di Suriah memiliki implikasi regional, tetapi juga karena semua kekuatan regional utama telah terlibat langsung dalam konflik, terutama dengan adanya kepentingan Iran dan Kerajaan Arab Saudi, yang telah menjadi salah satu pendukung kuat dari daerah oposisi anti-Assad.

Keikut sertaan Arab Saudi yang dianggap andil dalam penurunan rezim Assad sebagai kesempatan emas untuk melemahkan Iran, sebagai pesaing Arab di regional Timur Tengah. Selain itu, dalam mendukung laju

15

Dr. Benedetta Berti is a research fellow at the Institute for National Security Studies, a lecturer at Tel Aviv University, a Young Atlanticist at the Atlantic Council, and the coauthor of Hamas and Hezbollah: A Comparative Study (Johns Hopkins University Press, 2012). Dr. Berti is also a UN Alliance of Civilizations (UNAOC) global expert.

16

(31)

11 oposisi akan memberikan dampak positif bagi Arab Saudi, setidaknya Arab Saudi telah menunjukan dominasi kekuatan di Timur Tengah.

Dengan kata lain, upaya Arab Saudi 'untuk menggalang masyarakat internasional dan dukungan terhadap oposisi sebagai bagian dari kompetisi regional yang lebih besar antara Negara-negara Teluk dan Iran. Inilah sebabnya mengapa dalam kasus Suriah, Arab Saudi secara terbuka mendukung perubahan rezim - sebuah posisi yang secara langsung bertentangan dengan sikap yang mereka adopsi sejak awal yakni tidak menyukai adanya revolusi. Walunpun sebetulnya hal tersebut membuat khawatir Arab Saudi dari ketidakstabilan regional kekuasaan mereka sendiri dan kontrol dari Kerajaan.

(32)

12 Bagi Teheran dan Riyadh melihat konflik Suriah dari masing-masing, rezim dan pasukan oposisi, menunjukan peran dominasi kekuatan di regional Timur Tengah. Dengan demikian, Arab dan Iran bersaing dalam mengambil posisi dan pengaruh terkait konflik suriah, maka ketegangan kedua Negara semakin bertambah panjang.

1.4.2. Konsep Detterence

Dalam penelitan pengaruh nuklir iran terhadap peningkatan postur militer Arab Saudi penulis menggunakan konsep deterens. Deterens merupakan sebuah cara suatu negara untuk mempegaruhi negara artianya suatu negara akan menekan negara lain untuk tidak melakukan penyerangan dalam hal ini biasanya suatu negara akan melakukan gertakan, modernisasi militer, operasi militer melalu darat maupun laut selain itu bisa melalui nuklir.17 Sehingga dengan perlengkapan tersebut nantinya bisa membentuk suasana psikologis (mempengaruhi pikiran lawan) yang mengakibatkan negara lain akan berpikir ulang untuk melakukan suatu tindakan yang tidak di inginkan, deterens biasanya dilakukan sebelum perang terjadi dengan cara memberikan ancaman psikologis bisa secara gertakan,

17

(33)

13 peringatan, kapabilitas pertahanan dan alat pertahanan menjadi penting karna ini menjadi komponen deterens untuk bisa berjalan, misalnya nuklir merupakan senjata yang paling ampuh untuk menjadikan suatu suasana psikologis atau akan membuat lawan berpikir ulang untuk mengadakan konfrontasi (perlawan), deterens adalah sebuah cara yang agresif namun deterens lebih pada peningkatkan kapabiltas militer untuk mencegah negara yang agresif melakukan penyerangan.18

Deterrence, menurut pandangan Thomas Schelling dasarnya adalah ancaman penggunaan kekuatan untuk menyakiti subjek tertentu, untuk menghentikan ancaman tersebut maka objek tersebut harus mengambil tindakan dalam hal ini tindakan yang dilakukan ialah mengutamakan psikologis dari pada tindakan fisik. Dengan kata lain Morgenthau mengataka bahwa deterrence merupakan bagian dari kekuatan.19

Jenis deterens yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam jenis deterrence against a direct attack, dimana deterens secara langsung dilakukan untuk menangkal ancaman kekuatan dan serangan dari luar.20 Sesuai dengan pandangan minimalis tentang deterens, penelitian ini menggunakan general deterrence dimana strategi deteren ditujukan untuk strategi keseluruhan keamanan nasional (no specific threat of war).21

18

Ibid, hal 163 19

Konstantinos Travlos (Done for P.S. 580, Prof. John Vasquez, UIUC, The Uncertainty,

Unreality and Inadequacy of Deterrence , di akses tanggal 15/2/2012.

20

Herman Kahn, 1996, “The Three Types of Deterrence”, dalam John A. Vasques, Classic of International Relations, New Jersey, Prentice Hall, hal. 319-326. Dikutp dari winda,

Pengaruh ancaman militer as di wilayah perbatasan iran terhadap pengembangan teknologi nuklir Era ahmadinejad tahun 2005-2009, 2009

21

(34)

14 1.4.3. Security Dilemma

Pengertian Security dilemma dapat diartikan sebagai suatu fenomena aksi dan reaksi antara beberapa negara. Tindakan suatu negara untuk meningkatkan keamanannya akan berakibat atau dianggap melemahkan keamanan negara lain.22

Jadi pada dasarnya security dilemma merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan kondisi psikologi para pembuat keputusan yang didasari ketidak- percayaan dan ketidak-tahuan terhadap kemampuan dan atensi pihak lain (musuh)

Menurut Barry R. Buzan seperti yang dikutip Amien Rais, definisi tentang dilema keamanan (security dilemma) adalah “…What one does to enhance one’s own security causes reactions that in the end can make one less secure”23

Keamanan menjadi suatu hal yang diperjuangkan oleh negara. Terutama untuk mengatasi ancaman yang sifatnya militer. Untuk memenuhi tuntutan tersebut negara sering dihadapi pada pilihan kebijakan yang sifatnya dilematis. Dikarenakan usaha untuk mengamankan negara dengan meningkatkan kemampuan militer baik daya tangkal maupun daya serang menimbulkan kecurigaan atau dilema.

Keadaan dilematis ini disebut sebagai security dilemma, dapat diartikan bahwa peningkatan pengamanan suatu negara yang mempengaruhi negara lain. Hal ini sebagaimana asumsi realis untuk melanggengkan balance of power antar

22

Robert Jervis, Coorperation Under the Security Dilemma, dalam Richard K. Betts, Conflict

After the Cold War; Argument on Couses of War and Peace, Mac Millan Publishing Company,

NY, 1994, hal. 315..http//publikasi.umy.ac.id.idindex.phphiarticleviewFile2090589.pdf..di akses tanggal 13/11/2012

23

(35)

15 negara. Jelasnya security dilemma merupakan suatu kondisi dimana usaha untuk memajukan keamanan nasional memiliki efek yang terlihat sebagai ancaman bagi negara lain, sehingga memprovokasi untuk melakukan tindakan balik, kondisi ini terjadi lebih karena keadaan dan lingkungan.

John Herz adalah orang pertama yang mengartikulasikan konsep ini di tahun 1950an. Menurutnya hal tersebut merupakan tindakan alamiah negara terutama kaitannya dengan self-help untuk menciptakan rasa aman terhadap dirinya dan menjadikan hal tersebut sebagai potensi ancaman24. Berdasarkan perspektif realis dalam lingkungan yang menuntut adanya self-help, negara menghadapi ketidak pastian yang tidak dapat dipecahkan mengenai keberadaan militer yang disiapkan negara lain. Hal ini dimaksudkan untuk pertahanan maupun tujuan lain.

Menurut Prof Kenneth Waltz, Scurity Dilemma adalah" In the anarchic international environment, national states/regions are fearful of each other

because of mutual misunderstandings. Security thus becomes the first priority. All

countries try to gain security, obtain military superiority, and improve one’s own

security status by increasing military expenditure. Since an arms race is a

perpetual concern, one’s military superiority will quickly be surpassed by others’

military building-up efforts; absolute security is therefore impossible. So all

countries are trapped in a dilemma. This kind of phenomenon is called the

“Security Dilemma”25,.

24

Ibrahimscript “security-dilemma-mereda-atau-selaluada 2008/01/21/” diaksese tanggal 13/11/2012

25

Xin Benjian “Security Dilemma, Balance of Power Vs. US Policy Towards China in the

Post-Cold War Era”, atau dilihat John H. Herz, “Idealist Internationalism and Security Dilemma”,

(36)

16 Peningkatan kemampuan militer suatu negara merupakan suatu hal yang lumrah dilakukan oleh suatu negara. Negara melakukan pembelian senjata baru untuk menambah atau memperbaharui alat utama sistem pertahanan (alutsista). Dalam hal ini security dilemma bukan berarti perlombaan senjata (arms race) dikarenakan pemenuhan kemampuan pertahanan dalam penyediaan teknologi dan senjata bagi militer merupakan suatu keharusan. Hal ini akan terus dilakukan selama negara itu ada.

Sehingga, security dilemma akan selalu ada terutama bila keamanan negara perlu untuk terus terjamin. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi, mempertahankan negaranya dan juga memiliki hak untuk melakukan apapun dalam mewujudkannya stabilitas keamanan negara tersebut, dapat diartikan bahwa suatu negara dalam meningkatan keamanannya menimbulkan rekasi negara-negara lain. Sehingga setiap negara yang melakukan peningkatan kekuatan militer akan cenderung meningkatkan pula kekuatan militernya untuk menciptakan rasa aman bagi negaranya tersebut. Tetapi hal ini yang akan menambah besar potensi perselisihan yang akan menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikannya. Selain itu, dapat juga menimbulkan kecurigaan-kecurigaan yang dapat memperuncing hubungan antar negara.

1959, p.231.; http://www.uscc.gov/researchpapers/2000_2003/pdfs/secur.pdf, di akses tanggal

(37)

17 1.4.4. Teori Balance of Power

Balance of Power (perimbangan kekuatan) sebagai teori adalah kompotisi majemuk dalam suatu konsesus minimum akan menimbulkan atauran-aturan sistem yang menyebabkan setiap perubahan akan menghasilkan perubahan tandingannya.26 Artinya Balance of Power sebagai distribisi perimbangan kekuatan antar negara yakni bagaimana negara mengurus masalah-masalah yang berkaitan dengan keamanan nasional dalam konteks perubahan perimbangan kekuatan yang ditimbulkan oleh perilaku negara lain.

Memahami lebih jauh Balance of power sebagai salah satu teori hubungan internasional yang menekankan pada efektifitas kontrol terhadap kekuatan sebuah Negara oleh kekuatan Negara-negara lain. Maka terminologi balance of power merujuk pada distribusi kapabilitas Negara pesaing maupun aliansi yang ada.

Teori Balance Of Power (Keseimbangan kekuatan) memiliki asumsi dasar bahwa ketika sebuah Negara atau aliansi Negara meningkatkan atau mengunakan kekuatannya secara lebih agresif, maka Negara yang merasa terancam akan merespon dengan meningkatkan kekuatan mereka. Ini dikenal dengan istilah counter balancing coalition27. Begitu pula Menurut traditional Realism, "Balance of Power" adalah berfokus pada kekuasaan28, artinya kekuasan menjadi hal yang mendasar dalam perimbangan kekuatan.

26

Mohtar Mas,ud, 1990, ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan metodelogi, Jakarta, LP3ES,. op.cit, hal, 138

27

Amelia_Khaira,” Stabilitas-Hegemoni, <http://www.scribd.com/ /d/55074681/2-,>di akse tanggal 14/2/2012

28

(38)

18 Berlandas kepada teori Balance of Power, Negara hendaknya merespon ancaman yang muncul terhadap pertahanan dan keamanannya dengan jalan meningkatkan kapabilitas kekuatan militer seiring melakukan aliansi dengan Negara-negara lain. Kebijakan sebuah Negara dalam usaha membangun aliansi berbasis geo-strategi guna mempertahankan territorial dari ancaman ekspansi, dikenal dengan istilah containment policy29. Hal ini dapat dilihat secara kongkrit ketika Iran melakukan pengembangan program nuklir secara besar-besar begiti pula akhirnya membuat Arab Saudi berusaha untuk mengimbangi kekuatan Iran dengan melakuan peningkatan kekuatan postur militer dan melakukan aliansi bersama Negara lain. Kerena bagaimana pun keamanan suatu negara merupakan ancaman bagi negara lain.

Seperti halnya dalam pandangan realis, elem-elem untama dalam hubungan internasional terdiri dari berapa gagasan utama, yakni actor dominan tetap berada pada Negara-bangsa ( nation-state), kepentingan nasional merupakan aspek utama yang harus diraih setiap Negara-bangsa untuk tetap bisa eksis/survive dengan hirauan utama pada isu high politics seperti keamanan melalui instrument military power. Bahkan setiap Negara akan selalu berupaya untuk memaksimalkan posisi kekuatan (power) relatifnya dibandingkan Negara lainnya atau terciptanya balance of power, dimana semakin besar keuntungan militernya akan semakin besar pula jaminan keamanan yang dimiliki Negara tersebut.30

29

Amelia_Khaira,”Stabilitas-Hegemoni,<http://www.scribd.com//d/55074681/2,> di,.op.cit.diakses tanggal 14/2/2012

30

Anak Agung Bayu Perwita, redefinisi konsep keamanan : pandangan realisem dan neorealisem dalam hubungan internasional kontemporer: tarnsformasi dalam studi hubungan internasional,

(39)

19 Secara teoritis, balance of power menganggap bahwa perubahan status dan kekuatan internasional khususnya upaya sebuah Negara yang hendak menguasai sebuah kawasan tertentu, akan dapat menstrimulir aksi counter-balancing dari satu Negara atau lebih. Dalam keadaan yang demikian, proses perseimbangan kekuatan dapat mendorong terciptanya dan terjaganya stabilitas hubungan antar Negara yang beraliansi alias merasa terancam. Dalam pandangan Realis klasik perimbangan kekuatan adalah institusi yang diinginkan dan sesuatu yang baik untuk diperjuangkan sebab ia mencegah terjadinya penguasaan dunia yang hegemonik oleh Negara berkekuatan besar mana pun31.

Setidaknya terdapat dua keadaan dimana sistem balance of power dapat berfungsi secara efektif. Pertama, sekelompok Negara dapat membentuk perseimbangan kekuatan ketika aliansi telah mencair. Dengan begitu relative mudah untuk pecah maupun terbentuk kembali tergantung pada landasan pragmatis masing-masing Negara. Hal ini meski harus menafikkan faktor nilai, agama, sejarah, hingga bahkan bentuk pemerintahan. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa bisa jadi sebuah Negara memerankan peran dominan dalam counter-balancing.

Kedua, yakni dua Negara berbeda dapat saling melakukan perseimbangan kekuatan dengan cara menyesuaikan kekuatan militer masing-masing antara yang satu dengan yang lain. Dapat dilihat bagaimana Arab Saudi yang secara

31

(40)

20 bersamaan melakukan peningkatan postur militer untuk saling bersaing memperoleh posisi terkuat di regional Timur Tengah.

Maka jika melihat prinsip keseimbangan kekuatan (balance of power) akan membuka peluang bagi terbentuknya sebuah sistem keamanan kolektif, dimana tindakan agresif individual akan berhadapan dengan kekutana kolektif opini dunia dan militer. Pada akhirnya, akan terbentuk kesepakatan internasional sebagai sebuah mekanisme bagi resolusi konflik yang damai32.

1.4.5. Definisi Operasional

Dari penjelasan konsep dan teori diatas, bahwa Program pengembangan nuklir iran telah mengalami peningkatan signifikan dari tahun ketahun, tidak heran kalau kemudian iran menjadi salah satu negara yang disegani dunia, terutama dikawasan Timur Tengah. Melihat dari perkembangan program nuklir yang signifikan, membuat iran merasa percaya diri dengan nuklir yang mereka miliki, sehingga membuat iran menjadi negara yang semakin agresif dan gagah.

Kegagahan iran dengan pengembanagan program nuklirnya, ternyata telah memberikan dampak acaman di kawasan negara-negara Timur Tengah, terutaman bagi Arab Saudi. Bagi Arab Sudi ancaman yang dirasakan, baik secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan rasa tidak aman bagi negara tersebut. Artinya dengan adanya program nuklir iran, Arab Saudi sudah mendapatkan deterrence. Sehingga deterrence atau ancaman yang ditumbulkan oleh iran terhadap Arab Saudi, semakin memperkeruh hubungan antar kedua negara.

32

(41)

21 Melihat kondisi dan situasi seperti itu, membuat Arab Saudi mengalami kebingungan dalam keamanan, lebih tepatnya disebut dengan “security dilemma”. Dalam lingkungan hubungan internasional suatu hal yang wajar apa bila negara-negara merasa terancam karena adanya deternce dari Negara lain. Ini lah yang kemudian membuat keaman suatu negra menjadi dilemma, fenomena seperti ini sering kali terjdi dalam politik internasional. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa "Dilema Keamanan" adalah muncul dari adanya deterence , sedangkan "Balance of Power" adalah tuntutan alami dari negara-negara yang mengalami Dilema Keamanan33.

Negara yang mengalami dilemma keaman seperti Arab Saudi selalu berusaha untuk meningkatkan kekuatan. Dalam hal ini, kekuatan militer tetap penting sebagai alat pertahanan, karena bisa jadi lawan akan menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan konflik yang sedang atau akan terjadi. Hal ini yang oleh realisme dianggap akan menimbulkan dilema keamanan yang pada akhirnya melahirkan aliansi dan perlombaan senjata34.

Dilemma keamanan yang di alami Arab Saudi, secara tidak langsung memberikan penegasan terhadap iran, bahwa program nuklir iran selama ini cukup efektif dalam memberikan rasa tidak aman terhadap Arab Saudi . Maka

33

Xin Benjian “Security Dilemma, Balance of Power Vs. US Policy Towards China in the

Post-Cold War Era”, atau dilihat John H. Herz, “Idealist Internationalism and Security Dilemma”,

World Politics, Vol. 2(1950), p.157-158International Politics in the Atomic Age, Columbia University Press,

1959, p.231.; http://www.uscc.gov/researchpapers/2000_2003/pdfs/secur.pdf, di akses tanggal

14/2/2012

34

(42)

22 dengan kondisi dilemma seperti itu, mau tidak mau Arab Saudi harus melakukan langkah yang kongkrit, yaitu dengan melakukan balancing atau perimbangan kekuatan yang sering disebut Balance of Power. Terjading perimbangan kekutan oleh Arab Saudi, tentunya menjawab kegelisan atau kekhuatiran atas pengembangan nuklir Iran, bagi Arab Saud, ini merupakan sikap yang logis dan tegasa untuk mengatasi dominasi kekuasan di Timur Tengah, terutama bagi Iran.

Maka dalam perimbngan kekuatan ini, Arab Saudi melakukan balancing yakni dengan menambahan kekuatan postur militer. Pada akhirnya dengan kekuatan militer tersebut, arab Saudi merupakan salah satu Negara yang mampu mengimbangi kekuatan militer Iran di regional Timur Tengah.

Dari penjelasan diatas peneliti akan menganalisa berbagai macam sebab terjadinya peningkatan kekuatan militer di antar Iran dan Arab Saudi, dengan melalui pendekatan konsep deterrence, scurity dilemma dan teori balance of power, sehingga peninelitian ini menjadi penelitian yang tepat.

Konsep Deterrence

Program Nuklir Iran

Scurity Dilemma

Arab Saudi

Teori Balance of Power

(43)

23 1.5. Hipotesis

Setelah penguraian teori dan operasional teori diatas, penuslis berasumsi bahwa, pengembangan nuklir yang dilakukan oleh iran telah memberikan ancaman keamanan bagi arab Saudi, sehingga dengan adanya ancaman tersebut, arab Saudi mengalami dilemma keamanan. Maka, dalam keadaan yang dilemma, mau tidak mau arab Saudi harus melakukan balancing kekuatan militer, yang pada akhirnya Arab Saudi melakuakn pembelian senjata secara besar-besaran untuk meningkatkan kapabilitas dan kekuatan militer karena adanya ancaman dominasi kekuatan nuklir Iran di Timur Tengah, khususnya pada era Ahmadinejad tahun 2005-2009.

1.6. Metodelogi Penelitian 1.6.1. Metode Penelitian

Penulisan karya tulis ini menggunakan metode penelitian eksplanasi, sebagai salah satu cara untuk menjelaskan permasalahan yang sedang dibahas. Menurut Dr. Ulber Silalahi, metodologi eksplansi merupakan jenis metodologi yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variable.35

1.6.2. Peringkat Analisa

Adapun peringkat analisa dalam penelitian kali ini menggunakan dua variable yaitu variable dependen dan indevenden. Sebagai variabel dependen atau unit analisis dalam penelitian ini adalah meningkatnya postur militer Arab Saudi, sedangkan sebagai variable independen atau unit ekspalaninya adalah

35

(44)

24 pengembangan Nuklir iran. Dengan demikian dapat duketahui bagaimana korelasi antara dua atau lebih variable baik pola, arah, sifat, bentuk, maupun kekuatan hubungannya.36 Menurut Mohtar Mas’oed, jika sebuah penelitian memiliki unit analisis dan unit esplanasinya pada tingkat yang sama berupa negara-bangsa, maka penelitian ini berarti menggunakan model pendekatan korelasionis.37

1.6.3. Logika Penelitian

Adapun logika penelitian ini adalah deduktif. Dimana dalam penelitian jenis ini, setelah memaparkan dan menjelaskan permasalahan kemudian membuat pertanyaan penelitian atau merumuskan permaslahan penelitian, kemudian peneliti menentukan konsep dan perangkat teori yang akan digunakan sebagai kerangka analisis permasalahan. Kemudian langkah berikutnya adalah mengemukakan hipotesis, yaitu pernyataan awal secara singkat tentang hubungan kausalitas antara dua variabel penting. Langkah selanjutnya peneliti mengoprasionalkan perangkat konsep dan teori yang telah dipaparkan sebagai alat untuk menguji hipotesis tersebut berdasarkan data dan fakta yang ditemukan

1.6.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi pustaka. Dimana data-data yang diperoleh secara tidak langsung di lapangan, data ini diperoleh dengan mempelajari dan memahami literatur-literatur, baik dari buku, jurnal, artikel, karya ilmiah, surat kabar, dokumen resmi maupun internet yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis. Kemudian Secara berurutan, teknik pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan data

36Ibid, hal 30-31

37

(45)

25 sebanyak mungkin. Setelah dikumpulkan, data diseleks, disaringi dan dikelompokkan ke dalam beberapa bab pembahasan yang disesuaikan dengan sistematika penulisan.

1.6.5. Teknik Analisa Data

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif yang lebih menekankan pada hubunga kausalitas. Sehingga, dalam penyusunan tulisan ini menguji hubungan antara dua variable. Teknik analisa eksplanasi kausal yang dimadsudkan adalah untuk menjelaskan pengaruh perubahan variasi nilai dalam satu atau lebih variable terhadap perubahan variasi nilai dalam satu atau lebih variable lain. Dalam penelitian kausal, sangat jelas terdapat variable independen sebagai variable sebab dan variable dependen sebagai variable akibat.38

1.6.6. Ruang Lingkup Penelitian 1.6.6.1. Batasan Waktu

Ruang penelitian ini adalah merupakan analisa perilaku dua negara dengan rentang waktu antara tahun 2005 hingga 2009. Berangkat dari tahun 2005 adalah interval waktu yang cukup tepat untuk menganalisa perkembangan program nuklir Iran terhadap peningkatan postur militer Arab Saudi, mengingat perkembangan nuklir iran lima tahun terakhir cukup signifikan dan menjadi perhatian dunia internasional, terlebih dikawasan Regional Timur Tengah.

38

(46)

26 1.6.6.2. Batasan Materi

Batasan materi penelitian ini adalah mencangkup tentang nuklir iran terhadap peningkatan postur militer Arab Saudi, artinya materi penelitian ini terfokus pada dua variabel yang keduanya menjadi poko pembahasan dalam penelitian ini.

1.7. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun dalam beberapa bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-bab sesuai dengan kebutuhan analisa. Berikut adalah perinciannya:

Bab pertama adalah pendahuluan yang menguraikan tentang persoalan yang menjadi alasan penelitian skripsi ini, dan dilanjutkan dengan rumusan permasalahan, Tujuan dan Manfaat Penelitian. Kemudian penulis akan menjabarkan kerangka pemikiran yang menjadi alur dan pisau analisah bagi penulisan skripsi ini. Kemudian penulis menyusun sebuah hipotesis. Selanjutnya, penulis menjabarkan metode penelitian yang di dalamnya mencakup jenis penelitian, peringkat analisis, logika penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan ruang lingkup penelitian. Bagian terakhir dari bab ini adalah tentang sistematika penelitian.

(47)

27 Bab ketiga adalah uraian tentang peningkatan militer Arab Saudi. Sebagaimana uraian pada bab sebelumnya, bab ketiga ini akan menguraikan tentang peningkatan militar Arab Saudi seiring dengan pengembangan nuklir Iran. Bab keempat adalah kajian tentang pengaruh nuklir Iran terhadap peningkatan militer Aran Saudi pada era Ahmadi Nejad 2005-2009. Dalam bab ini dibahas tentang korelasi bab 2 dan 3. Kemudian dilakukan analisa yang bersifat kausal antara dua dan peningkatan postur militer Arab Saudi.

Referensi

Dokumen terkait

Dan dari segi tindakan politik luar negeri, Saudi merasa terancam oleh kebangkitan Islam melalui Ikhwanul Muslimin, menyebabkan hegemoni Arab Saudi di kawasan

BAB IV, Bab ini akan memaparkan hasil penelitian dari hubungan antar variabel, yaitu mengenai Faktor yang melatar belakangi TKI bekerja di Arab Saudi, Upaya apa saja

Sejak tahun tersebut, fokus utama hubungan diplomatik antar keduanya adalah dalam ekspor minyak mentah yang dilakukan Arab Saudi terhadap China dimana China kemudian

Houthi dengan Arab Saudi pada bulan April 2009, telah ditemukan kapal Iran bernama Mahan yang berisi senjata yang dijelaskan oleh seorang awak kapal Iran bahwa

Haiah Kibarul Ulama (Dewan Ulama Senior) Arab Saudi mengeluarkan keputusan bahwa operasi tersebut sudah selayaknya dilakukan demi melindungi pemerintahan Yaman yang

Ketegangan regional antara Arab Saudi yang mendukung kelompok Presiden Hadi dengan Al-Houthi yang didukung oleh Iran telah membuat selat Hormuz menjadi rute yang tidak dapat

menawarkan diri sebagai mediator, hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara netral yang berhubungan baik dengan Arab Saudi dan Iran serta Indonesia tidak memiliki

Konflik ideologis antara Sunni dengan Syiah yang melibatkan dua negara yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah, yakni Arab Saudi dan Iran misalnya, telah