• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT STRESS DITINJAU DARI KEPANGKATAN MILITER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT STRESS DITINJAU DARI KEPANGKATAN MILITER"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap pekerjaan pasti memiliki tuntutannya sendiri. Setiap pekerjaan

pasti mengandung unsur tekanan yang menimbulkan stress pada setiap

individunya. Masing-masing orang memiliki tipe dan karakter sendiri dalam hal

pekerjaan yang mereka pilih, dan mereka pun memiliki respon sikap tersendiri

terhadap tuntutan pekerjaannya. Masing-masing orang mempunyai sikap yang

bermacam-macam terhadap objek sikap yang sama. Pada kenyataannya ada

seorang pimpinan yang mengelola anak buahnya dengan cara yang keras atau

sangat disiplin guna meningkatkan kinerja anggotanya. Terhadap kondisi itu,

masing-masing anak buah mempunyai sikap yang berbeda terhadap perilaku

pimpinannya. Ada yang merasa senang dengan cara pimpinan mengatur anak

buah karena memang ditujukan untuk mendidik anak buah, namun sementara itu

tidak sedikit juga yang merasa tidak suka bahkan membenci cara-cara

pimpinannya yang sangat keras atau sangat ketat dalam memimpin anak

buahnya.

Munculnya perasaan senang dan tidak senang itu dikarenakan

pengalaman masing-masing orang terhadap perlakuan pimpinannya pada mereka.

Ada yang sudah terbiasa dengan cara kerja yang sangat disiplin dan merasa

cocok dengan perlakuan pimpinannya itu, ada juga yang menganggap sikap

pimpinannya itu terlalu keras karena tidak terbiasa.

Fenomena ini mungkin sudah banyak dikalangan masyarakat disekitar.

Dengan adanya perlakuan sikap yang diterima oleh tiap anak buah dari

pimpinannya, tentu akan memunculkan pandangan sendiri terhadap tuntutan

pekerjaan yang mereka kerjakan sehari-harinya. Tentara Nasional Indonesia

(TNI), baik itu angkatan laut (AL), angkatan darat (AD), maupun angkatan udara

(2)

2

TNI Angkatan Laut merupakan salah satu dari empat instansi atau

lembaga besar Negara yang bergerak dibidang pertahanan Negara, khususnya

diwilayah laut. TNI pun sejatinya tidak bekerja secara menyeluruh disemua

bidang, namun memiliki kriteria sendiri mengenai kualifikasi-kualifikasi tugas

yang sudah diatur sebelumnya. Dalam struktur TNI-AL juga sudah dibagi tentang

pembagian tugas-tugas yang sesuai pangkat. Secara garis besar TNI memiliki tiga

besar golongan strata kepangkatan dan berdasarkan klasifikasi pekerjaannya,

yaitu; Tamtama (kopral/klasi dalam TNI-AL), Bintara (sersan), Perwira (letnan-jendral). Dari sinilah berangkat pula mengenai kualifikasi-kualifikasi pekerjaan sesuai dengan pangkat dan korps atau kejuruan.

Tentunya dalam hal ini akan memberikan banyak respon tersendiri dari

tiap perorangan yang mungkin bisa disebut anak buah dalam suatu struktur

pekerjaan. Pastinya seorang pemimpin akan selalu memerintahkan anak buahnya

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pimpinan teratasnya, dan tentunya si

“anak buah” ini pun wajib menyanggupi apa yang diperintahkan si “pemimpim”

bagaimanapun kondisi mereka baik fisik maupun psikologis. Dalam hal ini

mungkin tidak tampak bagi seorang pemimpin mengenai bagaimana kondisi

psikologis anak buahnya apabila mereka selalu dihadapkan pada beban kerja

yang begitu tinggi dan banyak dalam melaksanakan tugas-tugas dari

pimpinannya. Jika seseorang berada dalam suatu keadaan tekanan terus-menerus,

menekan berbagai masalah serta tanpa menyalurkan katarsisnya maka lambat

laun akan mengakibatkan stress atau suatu saat akan mengalami keadaan ekstrim

yang bisa jadi memicu munculnya sebuah gangguan psikologis atau bisa jadi

mengarah pada keadaan patologis seperti depresi, cemas dan lain-lain.

Dalam kehidupan sekarang ini yang semakin kompleks, orang-orang akan

cenderung mengalami stress apabila ia kurang mampu menyesuaikan

keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang ada, baik kenyatan yang ada di

dalam maupun di luar dirinya.

Segala macam bentuk stress pada dasarnya disebabkan oleh

kekurangmengertian manusia akan keterbatasan-keterbatasannya sendiri.

Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan

(3)

3

Akibat-akibat stress terhadap seseorang dapat bermacam-macam dan hal ini

tergantung pada kekuatan konsep diri yang akhirnya menentukan besar kecilnya

toleransi orang tersebut terhadap stress. Tetapi meskipun demikian fleksibilitas

dan adaptasi juga diperlukan agar seseorang dapat menghadapi stressnya dengan

baik. Orang-orang yang kaku atau fanatik terhadap ambisi-ambisi dan norma

yang dipegangnya cenderung mengalami keadaan yang lebih buruk apabila ia

tidak berhasil mengatasi stressnya. Reaksi-reaksi yang muncul apabila seseorang

menerima stress dapat digolongkan sebagai reaksi-reaksi yang jasmaniah

(biologis atau lebih tepatnya reaksi fisiologis) dan reaksi rohaniah (psikologis)

yang meliputi kelakuan sikap menarik diri, bertingkah laku agresif, dan tingkah

laku yang tidak terorganisasi.

Kejadian yang baru-baru ini terjadi dalam media massa Jawa Pos (13

Desember 2011) adalah fenomena seorang wakil kepala kepolisian sektor

(Wakapolsek) yang diduga mengalami stress berat hingga membunuh ayah

kandungnya sendiri. Dalam media massa tersebut masih belum diketahui apa

yang menyebabkan seorang Wakapolsek tersebut sampai seperti itu, tapi peneliti

menduga ada hubungannya dengan pekerjaan serta jabatannya di kepolisian.

Dalam TNI, jabatan Wakapolsek dapat setara dengan pangkat perwira atau

letnan. Lalu dalam media massa yang sama, Jawa Pos (21 Januari 2012)

mengenai keberangkatan kapal legendaris Indonesia, KRI Dewaruci mengelilingi

dunia juga diperbantukan seorang personel subdinas pembinaan mental

(subdisbintal) guna mendampingi awak kapal yang nantinya mengalami tekanan, karena menurutnya tekanan psikologis paling sering dihadapi oleh tentara.

Contoh lainnya pada TNI-AL, dalam hal ini peneliti memberikan contoh

salah satunya adalah seorang perwira korps elektronika yang pekerjaannya

berhubungan dengan listrik dan komputerisasi. Dalam buku panduan standart

kualifikasi personil perwira TNI angkatan laut dijelaskan salah satunya seorang

perwira korps elektronika harus mampu mengoprasikan senjata melalui kendali

komputer dan mampu bekerja ditempat yang sempit. Dapat peneliti bayangkan

bahwasanya pekerjaan seperti ini dapat memunculkan stress terhadap

(4)

4

Peranan unik ABRI/TNI sejak saat proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17 Agustus 1945 hingga sekarang selama lebih dari 60 tahun, bahkan

didahului oleh sepak terjangnya selaku unsur generasi muda yang berjuang

melawan kekejaman dan penjarahan tentara pendudukan Jepang di tahun

1942-1945, kemudian disusul dengan perang gerilya selama lima tahun melawan

tentara Belanda dengan agresi kolonialnya untuk menghapus Republik Indonesia,

jelas menunjukkan garis-garis patriotik murni dan nasionalistik kental. Hal ini

membuktikan betapa pentingnya peranan ABRI/TNI membaktikan kepada Ibu

Pertiwi, dan betapa besarnya pengorbanan serta ketulus-ikhlasan ABRI

melaksanakan tugas-tugasnya, baik di bidang militer maupun di arena politik,

ekonomi dan social budaya. Motivasi perjuangan ABRI/TNI di awal masa

kemerdekaan ialah loyalitas mutlak pada bangsa dan tanah air, dengan status

kesukarelaan atas kemauan sendiri, yang tidak dibayar oleh pemerintah, partai

dan kelompok masyarakat/kesatuan apapun juga, dengan semboyan yang tidak

bisa ditawar-tawar sedikitpun yaitu “merdeka atau mati”. Kemudia ABRI/TNI terpanggil untuk ikut membangun di segala sektor kehidupan bangsa. Maka

intervensi dan asistensi militer di seluruh aspek kehidupan bangsa itu merupakan

bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dari kondisi Negara Indonesia yang

baru memerdekakan diri dari cengkraman kaum penjajah Belanda dan Jepang.

Kemudian bangkit membangun dengan kekuatan sendiri, terutama menuju ke

modernisassi politik, militer, ekonomi dan sosial budaya (Kartini Kartono;1996).

Alasan mengapa peneliti mengambil subjek dari militer, terutama TNI AL

atau angkatan laut ialah karena peneliti menyadari betul akan pendidikan militer

dari seorang calon prajurit sangat berat dan sungguh-sungguh dipersiapkan untuk

medan yang nantinya akan dihadapi. Begitu juga dengan pekerjaan seorang

prajurit setelah lulus pendidikan, tidak begitu saja tinggal bekerja di balik meja,

tetapi juga berlatih di medan tempur dan bekerja di lapangan dengan

tekanan-tekanan. Tidak banyak penelitian yang menggunakan personil angkatan laut

sebagai subjek penelitiannya. Karena untuk masuk ke dalam lingkup militer tidak

mudah dan harus ada beberapa faktor yang dilewati, termasuk ijin penelitian dan

keterbatasan penggunaan subjek di dalamnya. Penelitian sebelumnya mengatakan

(5)

5

internal dan eksternal. Tekanan tiap individu itu sendiri dipengaruhi oleh hal-hal

yang berbeda tiap orangnya. Ada yang merasa sangat janggal atau gelisah ketika

akan dipindah tugaskan sehingga stress ketika harus meninggalkan anak istri.

Atau ada juga yang merasa tertekan ketika seseorang atau seorang prajurit

ditugaskan ditempat yang terpencil dan asing bagi mereka. Dengan adanya

tekanan-tekanan inilah yang mungkin nantinya akan memicu stress seperti yang

akan peneliti teliti.

Stress adalah suatu respon yang adaptif, dihubungkan dengan

karakteristik dan atau proses psikologis individu, yang merupakan suatu

konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi, atau peristiwa yang

menempatkan tuntutan psikologis dan atau fisik khusus pada seseorang.

Lazarus memberikan pandangan bahwa stress terdiri dari beberapa faktor

yaitu stimulus, respon, kemampuan kognitif. Stress muncul ketika masalah

datang dan begitu cepat. (Greenberg, 1999).

Penguraian singkat syndrome adaptasi umum mengenai stress (Munandar,

2001) dipaparkan sebagai ; jika seseorang mengalami situasi stress untuk pertama

kalinya maka mekanisme pertahanan badan akan aktif yaitu berupa lepasnya

kelenjar-kelenjar adrenalin, cortisone dan hormone-hormon lain dalam jumlah

yang besar, dan perubahan yang tersambung langsung dengan saraf pusat (tahap alarm). Jika paparan terhadap pembangkit stress terjadi secara terus-menerus sehingga badan mampu menyesuaikan, maka hasilnya akan terjadi terjadi reaksi

berupa perlawanan terhadap sakit. Reaksi badan kita yang khas terjadi untuk

menahan dampak-dampak dari pembangkit stress (tahap resistance). Akan tetapi bila paparan terhadap stress terus-menerus berlanjut, maka hasilnya adalah

turunnya mekanisme pertahanan tubuh secara perlahan-lahan sampai akhirnya

tidak sesuai dengan tubuh kita dan satu-persatu dari organ kita tidak berfungsi

sebagai mana sepertinya. Proses seperti ini dapat mengarah pada penyakit dari

semua bagian tubuh (tahap exhaustion).

Berawal dari sebuah fenomena-fenomena yang mungkin kurang terlihat

dimata masyarakat umumnya dan kesempatan peneliti yang mendapatkan ijin

penelitian di dalam angkatan laut, dalam pembahasan permasalahan yang peneliti

(6)

6

bagaimanakah perbedaan tingkat stress apabila ditinjau dari kepangkatan pada

militer.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan

peneliti kaji yaitu : apakah ada perbedaan tingkat stress ditinjau dari kepangkatan

pada militer ?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti mencoba untuk mengungkap dan

mengetahui perbedaan tingkat stress ditinjau dari kepangkatan militer pada

perwira, bintara, dan tamtama.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban mengenai

bagaimana perbedaan tingkat stress bila ditinjau dari segi kepangkatan pada

militer, sehingga mempunyai menfaat sebagau berikut :

1. Secara Teoritis

Untuk memperluas dan memperkaya informasi dibidang ilmu psikologi

terutama bidang ilmu psikologi klinis.

2. Secara Praktis

a. Bagi Negara : Memberikan informasi mengenai perbedaan tingkat

stress ditinjau dari segi kepangkatan pada militer. Sehingga nantinya

diharapkan dapat memberikan kontribusi pada Negara mengenai

militer.

b. Bagi instansi : Dapat dijadikan sebagai acuan agar nantinya akan

menggunakan pertimbangan terhadap anak buah

c. Bagi personel : dapat memberikan sajian informasi, agar nantinya

diharapkan tiap-tiap personel lebih dapat mendalami diri sendiri

dalam menghadapi masalah dan menemukan alternatif strategi

(7)

i

PERBEDAAN TINGKAT STRESS DITINJAU DARI KEPANGKATAN MILITER

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Ellan Wahyudi

08810234

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(8)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Perbedaan Tingkat Stress Ditinjau Dari

Kepangkatan Militer.

2. Nama peneliti : Ellan Wahyudi

3. No. Induk Mahasiswa : 08810234

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 20 April – 23 April 2012

7. Tempat penelitian : Komando Pengembangan dan Pendidikan

Angkatan Laut (Kobangdikal) Surabaya

Pembimbing I

Dr. Latipun, M.Kes

Pembimbing II

(9)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji

Pada Tanggal 13 Juli 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Tri Dayakisni, M. Si ____________

Anggota Penguji : Zainul Anwar, S.Psi., M.Psi ____________

Diana Savitri H, S.Psi., M.Psi ____________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(10)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ellan Wahyudi

NIM : 08810234

Fakultas/ Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa Skripsi/Karya Ilmiah berjudul:

Perbedaan Tingkat Stress Ditinjau Dari Kepangkatan Militer :

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali

penulisan dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan

telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan

merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai

sumber pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan

undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 30 Juli 2012

Ketua Program Studi Yang menyatakan

(11)

v

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Rabbil Alamin, dengan segala kebesarannya, karunia

dan izinnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam

selalu tercurah pada kekasih Allah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat

dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Tingkat Stress Ditinjau Dari Kepangkatan

Militer”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa

kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan

dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Latipun, M.Kes selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas bimbingan dan

saran-saran yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini dan telah banyak

memberikan bantuan selama menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah

Malang.

3. Zainul Anwar, S.Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas

bimbingan dan saran-saran yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini dan

telah banyak memberikan bantuan selama ini

4. M. Shohib, S.Psi., M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi

pengarahan sejak awal hingga selesainya skripsi ini

5. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang.

6. Brigjen TNI (Mar) P. Verry Kunto G., S.H selaku komandan Komando

Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) Surabaya yang

mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di Kobangdikal Surabaya.

7. Drs. Amzalmadi selaku Gumil sekaligus ayah saya dan seluruh personil dari

(12)

vi

8. Yang paling istimewa dan yang telah mendampingi dan membimbing saya

dengan penuh kasih sayang, Ayah Amzalmadi dan Mama Elmawati yang telah

mendukung dan mendoakan saya, terima kasih atas bantuan moril maupun

materil yang telah diberikan kepada saya.

9. Kakakku Rahmad Hidayat, adikku Ramon Juniardi, dan M. Aidil Azma. Terima

kasih atas segala dukungan dan perhatiannya selama ini.

10.Annisa Hamlin Istiqomah, terima kasih telah sangat membantu dari awal hingga

akhir pengerjaan skripsi, dan juga atas semangat dan perhatian yang telah

diberikan.

11.Untuk Ibu Hudaniah M. Si. Selaku kepala BK dan teman-teman, Wiwin,

Frengky, Dian, Vika, Mbak Ros, Ari, mbak Nay terima kasih atas bantuan, saran

dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini

12.Rekan-rekan Psikologi 2008 khususnya kelas A dan D yang tidak bisa disebutkan

satu persatu, kebersamaan yang begitu berarti selama berkumpul bersama kalian.

13.Dan untuk semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak.

Akhir kata tiada satu pun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik

sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, 30 Juli 2012

Penulis

(13)

vii DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN TEORI A. Stress ... 7

1. Pengertian Stress ... 7

2. Gejala dan Tanda-tanda Stress ... 8

3. Tahapan Stress ... 11

4. Pembagian Stress………... 12

5. Sumber dan Pemicu Stress...……….. 12

B. Kepangkatan ... 14

1. Pengertian Pangkat ... 14

2. Golongan Kepangkatan ... 15

C. Pekerjaan yang memicu stress………. 16

1. Pekerjaan otak ... 16

2. Pekerjaan otot ... 17

D. Kepangkatan dan Stress………... 17

E.Kerangka Berpikir ... 19

F. Hipotesis……… 19

BAB III : METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 20

B. Identifikasi Variabel dan Definisi operasional ... 20

C. Populasi dan Sampel ... 21

D. Prosedur Penelitian ... 22

1. Tahap Persiapan ... 22

2. Tahap Pelaksanaan ... 22

3. Tahap Akhir ... 22

E. Metode Pengumpulan Data ... 23

F. Validitas dan Reliabilitas ... 24

G. Metode Analisa Data... 26

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 28

B. Hasil Analisa Data ... 29

(14)

viii BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 37

(15)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 1 : Blue Print Skala Stress ... 23

Tabel 2 : Rangkuman Skoring Skala Stress ... 24

Tabel 3 : Rangkuman Analisa Validitas Skala Stress ... 25

Tabel 4 : Uji Reliabilitas Item Skala Stress ... 26

Tabel 5 : Hasil Perhitungan T-Score Skala Stress ... 29

(16)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 2 : Blue Print

Lampiran 3 : Instrumen Penelitian

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

(17)

37

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, G, M,. 1999.

Applied industrial/organizational psychology (third edition).

Washington : Wadhsworth Publishing Company.

Anoraga, P. 2009.

Psikologi kerja.

. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. 2009.

Reliabilitas dan validitas.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bartone, P, T. 2006.

Military psychology.

Washington DC. Lawrence Earlbaum

Associates, Inc.

Bray, R, M., Camlin, C, S., Fairbank J, A., Dunteman, G, H., & Wheeless, S, C.

2001. The effect of stresson job functioning of military men and woman.

Journal

A

rmed Forces & Society.

27 (3) 397-417. Abstrak

diakses 18 Juli

2012 dari http://www.sagejournal.com

Bray, R, M., Fairbank, J, A., & Marsden, M, E. 1999. Stress and substance use

among military women and men.

Journal of Drug and Alcohol Abuse,

25 (2),

239-256.

Abstrak

diakses

pada

18

Juli

2012

dari

http://www.informahealthcare.com

Delahaij, R.; Gaillard, A.W.K.; Soeters, J.M.L.M. 2006. Stress training and the new

military environment.

Human dimensions in military operations

military

l

eaders’

strategies for Addressing Stress and Psychological Support

(hal.

17A-1

17A-10).

Diakses

18

Juli

2012

dari

http://www.rto.nato.int/abstracts.asp.

Dimiceli, E., Steinhardt, M., & Smith, S. . Stressful experiences, coping strategies,

and predictors of health-related outcomes among wives of deployed military

servicemen.

Armed forces & society

(hal. 3-4). Diakses 18 Juli 2012 dari

http://stuffspec.com/publicfiles/Psychology.html.

Greenberg, S. 1999.

Comprehensive stress management sixth edition.

McGraw-Hill;

University of Maryland.

Kartini, Kartono. 1996.

ABRI dan permasalahannya.

Bandung: Penerbit Mandar

Maju.

Kerlinger, F. N. (2000).

Asas-asas penelitian.

Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

(18)

38

Lucas, M & Kim, W. 1989.

Memelihara gairah kerja: psikologi untuk orang

kantoran.

Jakarta: ARCAN Penerbit Umum.

Munandar, A, S,. 2001.

Psikologi industri dan organisasi.

Jakarta:UI-Press.

Petunjuk kerja detasemen markas komando komando pengembangan dan pendidikan

TNI AL (Jukker Denmako Kobangdikal). 2010. Detasemen markas komando.

Qorashi, B. S. 2007.

Keringat buruh.

Jakarta : Al-Huda.

Rusdi, R, & Septian, D. (2008). Pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan

pada bagian redaksi surat kabar harian umum Lampung post.

Jurnal Bisnis

dan Menejemen

, 4 (2), 91-219.

Standar kualifikasi personil perwira TNI-AL. Mabes TNI-AL. SKEP/1286/IV/1992

TT.

Sumartha, A. O. 2009.

Obat stress tanpa dokter.

Yogyakarta: Surya Media.

Tekanan psikologis paling sering dihadapi tentara. (2012, 21 Januari). Jawa Pos, hal.

1.

Tyrer, P. 1984.

Psikologi populer bagaimana mengatasi stress.

(Terj. Irwanto).

Jakarta: Penerbit Arcan.

Wakapolsek stress bunuh ayah. (2011, 13 Desember). Jawa Pos, hal. 1, 15.

Weiss, D. H. 1990.

Manajemen stress.

Jakarta Barat: Binarupa Aksara.

Winarsunu, T. 2009.

Stasistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.

Malang:

UMM Press.

Wikipedia. http://artikata.com/arti-343545-pangkat.html. Diakses 18 Juli 2012.

Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/tamtama. Diakses 18 Juli 2012.

Wikipedia. http:// id.wikipedia.org/wiki/Bintara. Diakses 18 Juli 2012.

Referensi

Dokumen terkait

kelompok dengan penggunaan campuran madu dan bubuk daun mangga kering 500 mg/KgBB menunjukan terjadi penyembuhan luka yang cepat dibandingkan dengan penggunaan

Hasil pengujian seluruh sistem menggunakan kontroler logika fuzzy dengan menggunakan 5 himpunan fuzzy pada error berupa nilai suhu dan 5 himpunan fuzzy pada ΔError berupa

PENERAPAN STRATEGI 3M ( MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN ) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tuhan ALLAH ada padaku , oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang

Waktu pekerjaan pondasi untuk struktur baja lebih lama dibandingkan dengan struktur beton dikarenakan berat baja yang lebih besar sehingga beban yang terjadi pada pondasi akan

Menurut Woolnough dan Allsop (1985) salah satu alasan pentingnya kegiatan praktikum adalah untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan dasar dalam melaksanakan

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

sebagai Anggota Komisi Pembimbing.Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman Bawang merah ( Allium cepa var. Hasil penelitian