• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU IMPULSIF DALAM PEMBELIAN DITINJAU DARI KONSEP DIRI KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU IMPULSIF DALAM PEMBELIAN DITINJAU DARI KONSEP DIRI KONSUMEN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui orang merokok dimana-mana, baik di kantor, di pasar ataupun tempat umum lainnya atau bahkan di kalangan rumah tangga sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok pertama. Umumnya rokok pertama dimulai pada saat usia remaja. Merokok merupakan salah satu kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat. Perilaku merokok tidak hanya menyebabkan berbagai macam penyakit tetapi juga dapat memperberat sejumlah penyakit lainnya. Diantara berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan, dan hampir pasti disebabkan atau diperparah oleh kebiasaan merokok dalam waktu lama adalah emfisema, yaitu kanker laring dan esophagus, dan sejumlah penyakit kardiovaskular (Davison, Neale, dan Kring, 2006).

Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini seperti yang di ungkapkan Oskamp (dalam Smet, 1994). Diperkirakan 16,2 juta orang Amerika menderita bronkitis kronik dan emfisema atau keduanya, yang bertanggung jawab dalam menyebabkan 112,584 kematian pada tahun 1998. Insiden COPD meningkat 45% sejak tahun 1950 dan sekarang merupakan penyebab kematian terbanyak keempat. COPD menyerang pria dua kali lebih banyak lebih banyak dari pada wanita, diperkirakan karena pria adalah perokok berat, tetapi insiden pada wanita meningkat 60% sejak tahun 1950, dan diperkirakan akibat perilaku merokok mereka (Price & Wilson, 2006).

(2)

2

Rokok tidak hanya digandrungi kaum pria saja. Kaum wanita turut menikmati rokok. Jangan heran bila menemukan wanita merokok di depan umum. Yang melatar belakanginya ialah pola hidup yang mulai bergeser. Selain itu wanita yang merokok dianggap wanita yang modern, seksi, glamor, matang dan mandiri. Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia. Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun (http://chantika.com).

Setiap tahunnya 1,5 juta tahun orang meninggal dunia karena rokok dan 25.000 orang yang meninggal diantaranya adalah perokok pasif. Di Indonesia, perokok lelaki sebanyak 65,9% dan 4,5% perempuan. Jumlah perokok aktif di Jakarta diperkirakan mencapai tiga juta orang atau 35% dari jumlah penduduk Jakarta 9,057 juta orang. Sementara itu, jumlah total perokok aktif di Jakarta juga meningkat 1% pertahun. Berdasarkan data itu, di Indonesia ada 1.172 orang meninggal dunia per hari karena penyakit yang diakibatkan rokok (http://health.detik.com).

(3)

3

Ketika mereka mengenal interaksi dengan lingkungan sekitarnya, maka mereka akan berkumpul atau membentuk suatu kelompok. Secara umum, kelompok dapat didefinisikan sebagai pertemuan di antara dua atau lebih dalam satu kesatuan perasaan dan beraktifitas secara bersama dalam pola-pola interaksi sosial yang relatif menetap (Hanurawan, 2010).

Dalam kelompok, situasi interaksi para anggota kelompok dapat bervariasi, sehingga situasi kelompok yang satu dengan yang lainnya dapat berbeda. Demikian pula, situasi interaksi anggota satu dengan anggota lain dapat berbeda-beda pula. Suatu kelompok dapat solid, tetapi juga dapat kurang solid. Hal ini berkaitan dengan kohesivitas kelompok.

Menurut Munandar (dalam Ginting, 2010) mengatakan bahwa kohesivitas kelompok adalah kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok, serta saling menerima antara anggota kelompok. Semakin para anggota kelompok saling tertarik dan semakin sepakat dengan terhadap sasaran kelompok, makin lekat kelompoknya.

Tingkatan kohesivitas kelompok akan menunjukkan seberapa baik kekompakan dalam kelompok kelompok yang bersangkutan. Untuk melihat tingkat kohesi kelompok, pada umumnya menggunakan metode sosiometri Shaw (dalam Walgito, 2010).

Jika kelompok kontinu, maka anggotanya akan lebih tertarik kepada anggota kelompok yang bersangkutan dari pada kelompok lain. Kohesi merupakan rasa tertarik di antara para anggota. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa dengan kesamaan sikap, nilai-nilai, sifat-sifat pribadi, dan sifat-sifat demografis akan mempengaruhi tingginya kohesivitas dalam kelompok bersangkutan. Apalagi, tujuan kelompok bersifat sosial. Namun, apabila tujuan kelompok adalah menyelesaikan suatu tugas, maka kerja sama lebih penting dari pada masalah kesamaan (Walgito, 2010).

(4)

4

baik atau lebih tinggi dari pada kelompok yang tidak terorganisasi. Secara teoritis, kelompok yang kohesif akan terdorong untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok dan merespon positif terhadap anggota kelompok.

Salah satu hal yang membuat anggota kelompok tersebut kohesif adalah penyesuaian diri atau anggota kelompok itu melakukan konformitas pada kelompok tersebut agar diterima dalam kelompoknya. Sears, Freadman, Peplau (t.t.) berpendapat bahwa bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena disebabkan oleh karena orang lain menampilkan perilaku tersebut, maka disebut konformitas.

Konformitas adalah produk interaksi antara faktor-faktor personal. Faktor-faktor situasional yang menentukan konformitas adalah kejelasan situasi, konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok.

Menurut Rice (dalam Widowaty, 2008) ada perbedaan derajat konformitas pada remaja perempuan dan remaja laki-laki. Remaja perempuan menunjukkan derajat yang lebih besar untuk melakukan konformitas daripada remaja laki-laki. Hal ini terjadi karena remaja perempuan lebih peduli terhadap hubungan harmonis dan penerimaan social sehingga mendorong mereka untuk lebih konform.

Wanita lebih cenderung melakukan konformitas daripada pria. Perempuan lebih tinggi intensitasnya dalam melakukan konformitas daripada pria, karena pada perempuan lebih melekat keinginan untuk merubah penampilan yang berhubungan dengan mode. Para perempuan lebih menginginkan penampilan yang berubah-ubah sesuai dengan perkembangan mode yang terbaru.

Sedangkan para pria tidak terlalu memusingkan hal tersebut sebagai prioritas utama. Hal ini cenderung ditemukan perempuan cenderung lebih sering ke Mall untuk belanja yang berlebihan. Orang yang emosinya kurang stabil lebih mudah mengikuti kelompok daripada orang yang emosinya stabil (Kartono, 2006).

(5)

5

aspek situasi, yaitu seberapa besar keyakinan kita pada kelompok dan seberapa yakinkan kita pada penilaian diri kita sendiri (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).

Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan perasaan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaanya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok yang semakin besar kesetian mereka, maka semakin kompak kelompok tersebut (Sears, et al., t.t.).

Selanjutnya tingkat kohesivitas akan memiliki pengaruh terhadap peningkatan konformitas yang terjadi karena anggotanya enggan disebut orang yang meyimpang. Seperti yang telah kita ketahui, penyimpangan menimbulkan resiko ditolak. Semakin tinggi perhatian seseorang terhadap kelompok semakin serius tingkat rasa takutnya terhadap penolakan, dan semakin kecil kemungkinan untuk tidak menyetujui kelompok.

Kebutuhan seseorang (wanita) untuk diterima oleh kelompok membuat mereka harus menyesuaikan diri dengan ketentuan apapun yang ditetapkan oleh kelompok, dan dalam hal ini adalah kelompok wanita yang mengkonsumsi rokok. Berdasarkan riset, ada beberapa pengaruh dari lingkungan sekitar yang membuat wanita merokok, diantara lain pertemanan 2,29%, dan agar diterima dalam kelompok 0,92% (http://id.shvoong.com).

(6)

6

Ketika seseorang bergabung dalam kelompok, maka mereka akan mencoba meniru sesama mungkin perilaku atau kebiasaan yang ada pada kelompok tersebut. Namun, sangat disayangkan karena tidak hanya kebiasaan-kebiasaan baik saja yang ditiru, melainkan kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% yang mempunyai mempunyai satu atau lebih sahabat yang perokok, begitu pula dengan remaja nonperokok (Aula, 2010).

Anggota kelompok wanita perokok yang mempunyai kohesivitas tinggi terhadap kelompoknya akan mempunyai keinginan yang rendah untuk keluar dari kelompok tersebut. Jika anggota kelompok wanita perokok mempunyai perasaan yang erat terhadap kelompoknya. Perasaan kesatuan dan kesetiaan, maka anggota kelompok tersebut akan merasa betah, nyaman, senang melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan kelompok sehingga individu ingin tetap bertahan dalam kelompoknya, dengan begitu dapat diprediksikan akan mendorong munculnya perasaan kesatuan, rasa memiliki, dan kesetian terhadap kelompoknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan rumusan masalahnya, yaitu “apakah ada hubungan antara kohesivitas kelompok dengan konformitas pada wanita perokok.”

C. Tujuan Penelitian

(7)

7

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Sebagai konstribusi wacana baru dalam pengembangan ilmu psikologi sosial tentang hubungan antara kohesivitas kelompok dengan konformitas pada wanita perokok.

2. Praktis

a. Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai hubungan antara kohesivitas kelompok dengan konformitas pada wanita perokok. Sehingga bisa dijadikan rujukan dalam melakukan hal yang berkaitan dengan hal tersebut.

b. Bagi masyarakat

(8)

Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok

Dengan Konformitas Pada Wanita Perokok

SKRIPSI

Oleh : Afika Sulhan 07810209

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)

Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok

Dengan Konformitas Pada Wanita Perokok

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Afika Sulhan 07810209

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(10)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan Konformitas Pada Wanita Perokok

2. Nama Peneliti : Afika Sulhan 3. Nomor Induk Mahasiswa : 07810209

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 12 Juli sampai 6 Agustus 2011 7. Tanggal Ujian : 20 Agustus 2011

Malang, 20 Agustus 2011

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(11)
(12)
(13)

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT Tuhan sekalian alam, yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah pada kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.

Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan Konformitas Pada Wanita Perokok”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Latipun, M. Kes, selaku dosen pembimbing I atas bimbingan dan saran-saran yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

3. Yuni Nurhamida, S. Psi, M. Si selaku dosen pembimbing II atas bimbingan dan saran-saran yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini. Tidak hanya membimbing skripsi, tapi juga terimakasih atas nasehat-nasehat dan pengalaman hidup yang ibu berikan.

4. Ari Firmanto, S. Psi, tidak hanya sebagai dosen wali tapi sebagai bapak yang sangat memperhatikan anak didiknya.

5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah membimbing penulis sejak pertama kali kuliah hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(14)

7. Abang saya yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tak ada henti-hentinya untuk menyemangati adiknya ini.

8. Genk nak nik nuk (Cha-cha, Endah, Phina, Ririf, Syaini, Ana, Nophek) yang selalu mau mendengarkan keluh kesah selama pertemanan ini terjalin.

9. EA Community yang selalu memberikan hiburan ketika saya telah mengalami syndrome kejenuhan selama proses penggarapan skripsi ini

10. Teman-teman kelas D (Agung, Fajar, Tika, Misbah, dan rekan-rekan Psikologi’07 kelas D yang selalu kompak dan solid) kebersamaan yang begitu berarti selama berkumpul bersama kalian.

11. Rekan-rekan Psikologi’07 kelas A,B,C dan F kebersamaan dan pertemanan yang begitu akrab selama ini terjalin meskipun kita beda kelas.

12. Pihak-pihak yang telah membantu penulis karena keterbasaan, tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Malang, 20 Agustus 2011

Penulis

(15)

Daftar Isi

1. Pengertian Kohesivitas Kelompok………. 8

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konformitas…………. 9

3. Dimensi Kohesivitas Kelompok……… 10

B. Konformitas………. 11

1. Pengertian Konformitas………. 11

2. Aspek-aspek Konformitas………. 12

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konformitas…………. 15

4. Bentuk-bentuk Perilaku Konformitas……… 17

5. Konformitas Pada Wanita Perokok……… 18

C. Perilaku Merokok 1. Pengertian Perilaku Merokok………... 20

2. Wanita Perokok………. 20

3. Tahap-Tahap Merokok……….. 21

(16)

D. Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan

Konformitas Pada Wanita Perokok………. 23

E. Kerangka Pikiran………. 25

F. Hipotesis………. 26

BAB III: METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian……….. 27

B. Variabel Penelitian……….. 27

1. Identifikasi Variabel Penelitian……….. 27

2. Definisi operasional variabel penelitian………. 28

C. Populasi dan Sampel………... 28

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data……… 30

1. Jenis Data………... 30

2. Metode Penumpulan Data………. 31

3. Validitas dan Reliabilitas……… 33

E. Prosedur Penelitian……….. 38

F. Teknik Analisa Data……….. 38

(17)

Daftar Tabel

Tabel 1………. 31

Tabel 2………. 32

Tabel 3………. 34

Tabel 4……… 35

Tabel 5………. 35

Tabel 6………. 36

Tabel 7………. 37

Tabel 8……… 37

Tabel 9……… 37

Tabel 10……….. 39

Tabel 11………. 41

Tabel 12……….. 42

Tabel 13……….. 42

(18)

Daftar Gambar

(19)

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Skala Kohesivitas Kelompok Dan Skala Konformitas

Lampiran 2 : Data Kasar Penelitian Skala Kohesivitas Kelompok Dan Skala Konformitas

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Kohesivitas Dan Skala Konformitas

(20)

Daftar Pustaka

Armstrong, S. (1990). Pengaruh rokok terhadap kesehatan. Jakarta : Arcan

Aryani, G. (2006). Hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif pada remaja di SMA Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2005/2006 (Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah).

Aula, L. E. (2010). Stop merokok. Yogyakarta: Garailmu

Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Ali, M., & Asrori, M. (2010). Psikologi remaja. Jakarta : Bumi Aksara

Baron, R. A., & Byrne, D.( 2002). Psikologi sosial jilid dua. (Terj. Ratna D., Melania. M. P., Dyah. Y., Lita. P. L). Jakarta : Erlangga

Chantika. http://chantika.com

Davidson, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2006). Psikologi abnormal. (Terj. Noermalasari. F). Jakarta : Raja Grafindo Persada

Detikhealth. http://health.detik.com

Ginting, S. U. (2008). Pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja karyawan di PT. Bumiputera asuransi jiwa bersama kantor Cabang Askum Medan (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara)

Hanurawan, F. (2010). Psikologi sosial. Bandung : Remaja Rosdakarya Id.shvoong. http://id.shvoong.com

Kartono, K. (2006). Psikologi wanita 1 mengenal gadis remaja & wanita remaja. Bandung : Mandar maju

Komalasari, D. & Helmi, AF. (2000). Faktor-faktor penyebab perilaku merokok ada remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Latipun. (2002). Psikologi eksperimen. Malang : Umm Pers

(21)

Martono, N. (2010). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja. Diakses

15 Juli 2011 dari http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.htm [on-line].

Myers, D. G. (1987). Social psychology second editon. United states of America : McGraw-Hill

Nusantaranews. http://nusantaranews.wordpress.com

Poerwadarminta, W. J. S. (1995). Kamus umum bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Poerwanti, E. (2000). Dimensi riset-riset ilmiah. Malang : Umm Pers

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi edisi enam. (Terj. Brahm U. P., Huriawati. H., Pita. W., dewi. A. M). Jakarta: EGC

Santrock, J. W., (2007). Remaja edisi kesebelas. (Terj. Benedictine W). Jakarta : Erlangga

Sears, D. O., Freadman, J. L., & Peplau, L. A. (t.t.) Psikologi sosial jilid dua. (Terj. Michael. A). Jakarta : Erlangga

Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. (Terj. Kunta. R). Jakarta : Grasindo Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung : Alfabeta

Susmiati. (2003). Hubungan antara stress psikis dengan perilaku merokok pada remaja siswa SMK PGRI Singosari Kab. Malang. (Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Malang)

Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sear, D. O. (2009). Psikologi sosial edisi duabelas. (Terj. Tri. W. B. S). Jakarta : Kencana

(22)

Walgito, B. (2006). Psikologi kelompok. Yogyakarta: ANDI

Widowaty, P. D. (2006). Pengaruh streotip perokok dan konformitas terhadap perilaku merokok pada siswa SMP. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan literasi informasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses,

(2) Perubahan secara positif kemampuan guru dalam mengelolah dan mengendalikan model pembelajaran Group Investigation pada tema tumbuhan sumber kehidupan siswa kelas VI SD Negeri

Jenis-jenis tumbuhan paku yang terdapat di Bukit Bajolok Jorong Sawah Siluak Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan maka dapat dikelompokan menjadi 2

Perkara perceraian lebih banyak mengalami kegagalan mediasi (tidak dapat berdamai) karena keinginan para pihak yang ingin bercerai dan sudah tidak dapat hidup rukun. Dari 2

Hal ini tentunya berkaitan dengan mata pelajaran Fiqih, dimana guru dalam membelajarkan mapel ini memerlukan model pembelajaran yang efektif untuk memberikan hasil belajar yang utuh

Indonesia dan Sastra Indonesia pada kelas VII.3 SMPN 4 Mataram dengan jumlah siswa 33 orang. Faktor yang diteliti yakni Faktor siswa : diarahkan kepada siswa untuk

Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan diukur

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan