• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh dan pH, serta Korelasinya terhadap P pada Tanah yang Digenangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh dan pH, serta Korelasinya terhadap P pada Tanah yang Digenangi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP Eh DAN pH,

SERTA KORELASINYA TERHADAP P TERSEDIA PADA

TANAH YANG DIGENANGI

AKBAR RAFSANJANI

ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh dan pH, serta Korelasinya terhadap P Tersedia pada Tanah yang Digenangi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

AKBAR RAFSANJANI. Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh dan pH,serta Korelasinya terhadap P tersedia pada Tanah yang Digenangi. Dibimbing oleh

SYAIFUL ANWAR dan ARIEF HARTONO

Pemupukan P yang berlebih pada sawah menyebabkan akumulasi residu P tidak tersedia. Pemupukan P selanjutnya tidak akan memberikan efek signifikan dalam meningkatkan produksi padi. Sawah yang digenangi akan membuat kondisi menjadi reduktif. Untuk meningkatkan akumulasi residu P tidak tersedia, aplikasi bahan organik sebagai donor elektron dapat diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan organik terhadap Eh dan pH serta korelasinya dengan ketersediaan P pada tanah tergenang. Bahan organik yang diberikan sebesar 0, 500, 750, 1000, 2000, 5000, 10000, 20000, dan 40000 kg/ha dengan tiga kali ulangan. Satuan percobaan berupa 200 gram BKM tanah dalam pot berdiameter 10 cm. Penggenangan dilakukan selama 7 minggu. pH tanah, Eh dan P tersedia diukur secara periodik. P tersedia yang diukur ialah NaHCO3-P (P cepat tersedia) dan NaOH-P (P lambat tersedia). Secara umum, hasil menunjukkan bahwa nilai Eh turun sementara pH meningkat seiring dengan meningkatnya bahan organik yang diberikan dan lamanya waktu pengenangan. Hasil penelitian menunjukan Eh semakin menurun seiring lamanya waktu penggenangan dan juga semakin tinggi bahan organik yang diberikan. Nilai pH semakin meningkat seiring lamanya waktu penggenangan dan juga semakin tingginya dosis bahan organik yang diberikan. Terdapat korelasi negatif sangat nyata (r=-0,840**) antara Eh dan pH. Antara P cepat tersedia dengan Eh berkorelasi negatif sangat nyata (r=-0,613**), antara P lambat tersedia dengan Eh

tidak terdapat korelasi yang nyata (r=0,028), namun demikian antara Eh dan P tersedia total tetap berkorelasi negatif sangat nyata (r= -0,561**). Pada penelitian ini didapatkan korelasi yang tidak nyata antara pH (pada kisaran 6,3±0,2) dengan semua bentuk P tersedia.

(5)

ABSTRACT

AKBAR RAFSANJANI. Effects of Organic Matter on Eh and pH,and Their Correlations with Available P in Submerged Soil. Supervised by SYAIFUL

ANWAR and ARIEF HARTONO.

Prolong P fertilization in intensive rice cultivation have been resulted in unavailable-residual P accumulation in the soil. Further P fertilization in such soil does not have significant effect in increasing rice productivity. Submerged ricefield is predominated by reduced condition. In order to increase the accumulated unavailable-residual P, application of organic matter as source of electron donor was studied. This research was aimed to study the effects of organic matter on Eh and pH and their correlationswith to P-availability in a submerged soil. Organic matter treatments were 0, 500, 750, 1000,2000, 5000, 10000, 20000, and 40000 kg/ha. Experimental unit was 200 g soil (105°C oven dry-weight) in a 10 cm (diameter) pot. The soil was submerged for 7 weeks, and the soil’spH, Eh, and available P were measured periodically. The available P measured included NaHCO3-P (fastly available P) and NaOH-P (slowly available

P). The results in general showed that the Eh decreased, while the pH increased along withincreasing quantity of organic matter, and with submerging time. There were significant negative correlations between Eh and pH (r = 0,840**), between Eh and fastly available P (r = -0,613**), and between Eh and total available P (r = -0,561**). However, there was no significant correlation between Eh and slowly available P (r = 0,0028). Furthermore, there were no significant correlations between pH (at range of 6,3±0,2) with all forms of available P.

(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP Eh DAN pH,

SERTA KORELASINYA TERHADAP P TERSEDIA PADA

TANAH YANG DIGENANGI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Skripsi dengan judul Pengaruh Bahan Organik dan penggenangan Terhadap Eh dan pH serta Korelasinya Terhadap P Tersedia pada Tanah Tergenang ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr Ir Syaiful Anwar, MSc dan Dr Ir Arief Hartono, MScAgr sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, dan dorongan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi.

2. Dr Ir Budi Nugroho, MSi sebagai dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan ilmu serta motivasi kepada penulis. 3. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan terhadap Ayah (Inan

Sudjana) dan Ibu (Heni Noerhati) serta seluruh keluarga yang juga senantiasa memberikan nasihat, doa, serta dukungan kepada penulis 4. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh Staf Laboratorium

Kimia dan Kesuburan Tanah dan Laboratorium Bioteknologi Tanah yang selalu membantu penulis selama mengerjakan penelitian

5. Penulis mengucapkan terima kasih untuk teman teman seperjuangan selama penelitian yaitu Dinda Lestari dan Viona Septia Mandalika. 6. Andi, Yoga, Rizky, Anam, Irfan, Sudi, Jono, Miftah dan Semua pihak

yang telah membantu penulis selama penelitian dan penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

METODE PENELITIAN 2

Tempat dan Waktu Penelitian 2

Pengambilan Tanah dan Persiapan Analisis 2

Bahan dan Alat 2

Perlakuan Bahan Organik dan Inkubasi 2

Penentuan Eh dan pH 3

Korelasi Eh dan pH dengan P Tersedia 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Hasil Analisis Sifat Tanah Awal 4

Hasil Analisis Pupuk Organik 4

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap pH 5

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Eh 6

Pengaruh Bahan Organik terhadap pH 7

Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh 8

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap P Cepat Tersedia 9 Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap P Lambat Tersedia 9 Korelasi pH dan Eh, terhadap P Cepat Tersedia, P Lambat Tersedia dan P

Tersedia Total 10

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

(11)

DAFTAR TABEL

1 Hasil Analisis Tanah Awal Tanah Sawah Cangkurawok 4

2 Hasil Analisis Pupuk Organik Komersial 5

3 Hasil korelasi antara Eh,pH terhadap P Cepat Tersedia, P Lambat

Tersedia dan P Tersedia total 10

DAFTAR GAMBAR

1 Penumbukan Tanah Menggunakan Alu 2

2 Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap pH pada Berbagai Dosis

Bahan Organik 6

3 Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Eh pada Berbagai Dosis

Bahan Organik 7

4 Pengaruh Bahan Organik terhadap Perubahan pH pada Berbagai

Waktu Penggenangan. 8

5 Pengaruh bahan organik terhadap perubahan Eh pada Berbagai waktu

penggenangan. 8

6 Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Rataan Konsentrasi P Cepat

Tersedia 9

7 Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Rataan Konsentrasi P

(12)
(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ketersediaan fosfor dalam tanah sangat sedikit dan sifatnya yang mudah terfiksasi namun dibutuhkan dalam jumlah banyak, maka peran pemupukan P menjadi sangat penting. Sehingga untuk mengatasinya penambahan pupuk P dalam jumlah banyak sering dilakukan, akan tetapi pemupukan P yang berlebih seperti ini akan menyebabkan terjadi akumulasi residu P sehingga dalam pemupukan selanjutnya tidak akan berpengaruh lagi pada hasil panennya. Menurut penelitian Sitorus (2013) tanah sawah di Pulau Jawa telah mengalami penumpukan residu P sangat tinggi yang terlihat dari kadar P-HCl 25% rata-rata sebesar 721 ± 436 (n=7) untuk Jawa Barat, 1320 ± 762 (n=11) untuk Jawa Tengah, dan 784 ± 283(n=5) ppm P2O5 untuk Jawa Timur. Sehingga perlu upaya

meningkatkan ketersediaan akumulasi residu P tersebut.

Penggenangan dan Pemberian bahan organik merupakan aspek penting untuk meningkatkan ketersediaan P. Pada saat tanah digenangi Fe3+ akan tereduksi menjadi bentuk Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga ketersediaan P bagi

tanaman akan meningkat (Anwar dan Sudadi, 2013). Bahan organik merupakan sumber donor elektron yang dapat membuat tanah lebih reduktif, sehingga pemberian bahan organik pada tanah yang telah digenangi akan membuat tanah semakin tereduksi.

Selain itu penggenangan dan pemberian bahan organik dapat menurunkan Eh dan menaikan pH. Intensitas reduksi tanah bergantung pada kandungan bahan organik tanah yang mudah terdekomposisi dan temperatur tanah. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, semakin besar intensitas reduksi tanah. Pada umumnya konsentrasi tertinggi bahan tereduksi ditandai dengan penurunan tajam nilai Eh yang dicapai setelah 2-4 minggu setelah penggenangan, selanjutnya berfluktuasi bertahap sampai dicapai keseimbangan baru. Pengaruh penggenangan dan pemberian bahan organik tanah secara menyeluruh akan merubah pH tanah mendekati 6,5-7,2 dalam waktu kurang dari satu bulan. Perubahan ini terutama disebabkan oleh reduksi besi atau komponen tanah yang lain yang menghasilkan OH- pada tanah masam (Anwar dan Sudadi, 2013).

Tujuan Penelitian

(14)

2

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan contoh tanah dari daerah Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan di Lab Kimia dan Kesuburan Tanah dan Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan dari akhir Februari 2014 hingga akhir September 2014.

Pengambilan Tanah dan Persiapan Analisis

Pengambilan contoh tanah dilakukan pada pesawahan didaerah Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pada Bulan Desember 2013 dengan cara komposit pada 5 titik di sawah dengan luas 1000 m2. Contoh tanah

dikering udarakan lalu ditumbuk dengan alu kemudian diayak hingga lolos pada saringan 5 mm. Lalu ditimbang seberat 200 gram kedalam 27 pot.

Gambar 1.Penumbukan Tanah Menggunakan Alu

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain contoh tanah sawah yang diambil secara komposit, wadah/toples plastik, pupuk organik komersial, dan juga timbangan. Untuk analisis Eh digunakan pH meter inolab dan pH menggunakan pH meter 2700, data P cepat tersedia (Lestari, 2014) dan data P lambat tersedia (Mandalika, 2014).

Perlakuan Bahan Organik dan Inkubasi

(15)

3 sebesar 2 gram/pot atau setara 20000 kg/ha dan taraf 9 sebesar 4 gram/pot atau setara 40000 kg/ha. Dengan asumsi BD 1 gram/cm3 dan kedalaman 20 cm. Setelah diberi bahan organik selanjutnya digenangi setinggi ± 3 cm. Dan diinkubasi secara terbuka.

Penentuan Eh dan pH

Nilai Eh diukur dengan menggunakan alat pH meter inolab dan pH ditentukan mengguanakan pH 2700. Penentuan nilai Eh dan pH dilakukan pada 0 hari, 1/6 hari, 1 hari, 2 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari, 35 hari, 42 hari dan 49 hari.

Korelasi Eh dan pH dengan P Tersedia

(16)

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Sifat Tanah Awal

Hasil analisis pendahuluan ditampilkan pada Tabel 1. Status sifat kimia tanah dinilai berdasarkan kriteria penilaian Balai Penelitian Tanah (2009). Berdasarkan hasil analisis tersebut pH tanah sawah cangkurawok bernilai 5,90 yang tergolong agak masam, kadar P-Bray I termasuk harkat sedang, Berbagai sifat kimia yang menetukan kesuburan tanah umumnya termasuk dalam harkat sedang, sehingga secara umum kesuburan tanah pada tanah sawah Cangkurawok termasuk sedang. Kadar P-HCl 25% yang merupakan cadangan P dan diperkirakan akibat penumpukan residu pemupukan P adalah sebesar 235.21 ppm P yang tergolong tinggi.

Keterangan : Harkat berdasarkan Balai Penelitian Tanah (2009).

Hasil Analisis Pupuk Organik

(17)

5 pada pupuk sebesar 5.15% telah memenuhi standar minimal 4% Dan kandungan lain yang sudah sesuai dengan standar mutu sehingga pupuk organik yang digunakan sudah sesuai dengan persyaratan untuk pupuk organik.

Tabel 2. Hasil Analisis Pupuk Organik Komersial (Sumber: Anwar dan

9 Fe total (ppm) 186.76 maks 9.000

10 Fe tersedia (ppm) 34.15 maks 500

11 Mn (ppm) 438.76 maks 5.000

Keterangan:*) Standar mutu sesuai Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011 tr = tidak terukur atau dianggap nol.

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap pH

Grafik pengaruh waktu penggenangan terhadap pH ditunjukkan pada Gambar 2. Pada Gambar 2 terlihat bahwa semakin lama waktu penggenangan maka pH akan semakin meningkat. Terjadi kenaikan yang signifikan dari 0 jam hingga 7 hari penggenangan kemudian berfluktuatif hingga hari ke 49. Hal tersebut karena penggenangan menyebabkan tanah berubah sifat dari teroksidasi menjadi tereduksi, perubahan ini menyebabkan reduksi besi yang menghasilkan kelebihan OH-. Jika tanah digenangi, mikroorganisme aerobik dengan cepat mengkonsumsi oksigen yang tersisa, dan akhirnya mati. Mikroorganisme anaerob akan terus berkembang, karena selain menggunakan O2 juga menggunakan bahan

lain dan bahan organik tanah sebagai elektron akseptor. Tingkat penggunaan elektron akseptor secara berurutan setelah O2 adalah NO3-, MnO2, Fe3+, asam

organik, SO42-, SO32-, H+, dan bahan organik (Anwar dan Sudadi, 2013). Dari

(18)

6

Keterangan : G0 tanpa bahan organik, G1 dengan bahan organik sebesar 500 kg, G2 sebesar 750 kg, G3 sebesar 1000 kg, G4 sebesar 2000 kg, G5 sebesar 5000 kg , G6 sebesar 10000 kg, G7 sebesar 20000 kg, G8 sebesar 40000 kg.

Gambar 2. Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap pH pada Berbagai Dosis Bahan Organik

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Eh

Grafik pengaruh waktu penggenangan terhadap Eh ditunjukan pada Gambar 3. Terlihat dari Gambar 3 terjadi penurunan yang signifikan dari 0 jam hingga hari ke-7 dan hari ke-14 kemudian berfluaktif hingga hari ke 49. Tetapi pada hari ke-35 ada nilai Eh yang kembali meningkat hingga kembali bernilai positif, hal tersebut dikarenakan ketika penumbukan tanah dan menyaringnya dengan saringan 5 mm ada bongkahan tanah yang lolos, kemudian hancur pada hari ke-35 sehingga oksigen didalam bongkahan tanah tersebut keluar lalu merubah sifat tanah menjadi teroksidasi kembali sehingga terjadi peningkatan nilai Eh kembali hingga kembali bernilai positif. Selain itu terlihat semakin tinggi bahan organik yang diberikan nilai Eh akan semakin turun.

4,00 5,00 6,00 7,00

0 7 14 21 28 35 42 49

pH

Lama Penggenangan (Hari)

(19)

7

Keterangan : seperti pada Gambar 1.

Gambar 3. Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Eh pada Berbagai Dosis Bahan Organik

Pengaruh Bahan Organik terhadap pH

Grafik pengaruh bahan organik terhadap pH ditunjukan pada Gambar 4. Dari Gambar 4 terlihat semakin tinggi dosis bahan organik semakin meningkat nilai pH disetiap waktu penggenangan. Dari grafik tersebut terlihat pada waktu 0 hari juga terjadi peningkatan seiring tingginya bahan organik, hal tersebut karena tingginya pH bahan organik yang digunakan serta pengukuran awal yang tidak serentak membuat pH tanah awal meningkat. Selain itu terlihat sangat jelas semakin lama waktu penggenangan nilai pH akan semakin meningkat mendekati netral. Bahan organik merupakan sumber utama donor elektron. Semakin tinggi ketersediaan elektron, semakin tinggi pula stabilitas dari hasil reaksi. Berikut reaksi paruh oksidasi bahan organik yang akan menghasilkan 9 elektron

C2.2H2.2O↔2,2 C4+ + H2O + 0,2 H + 9eˉ

Sehingga pemberian bahan organik dalam keadaan tanah yang digenangiakansemakin mereduksi tanah dan merubah ferri menjadi ferro karena tanah yang tereduksi. Proses reduksi ferri ini melepas OHˉsehingga meningkatkan pH tanah menurut reaksi sebagai berikut

(20)

8

Gambar 4. Pengaruh Bahan Organik terhadap Perubahan pH pada Berbagai Waktu Penggenangan.

Pengaruh Bahan Organik terhadap Eh

Grafik pengaruh bahan organik terhadap Eh ditunjukan pada Gambar 5. Dari grafik tersebut terlihat penurunan di berbagai waktu penggenangan karena pengaruh bahan organik, selain itu sangat terlihat semakin lama penggenangan akan semakin menurun nilai Eh tersebut.

Gambar 5. Pengaruh Bahan Organik terhadap Perubahan Eh pada Berbagai Waktu Penggenangan.

(21)

9

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap P Cepat Tersedia

Konsentrasi rataan P cepat tersedia ditunjukan Gambar 6. Pada Gambar 6 terlihat kenaikan dari minggu 1 hingga minggu ke-2 lalu terjadi penurunan pada minggu ke-3 dan kembali meningkat hingga minggu ke-5. Meningkatnya konsentrasi P tersebutdiduga karena tingginya kadar Fe dan Al hidrous oksida dalam tanah-tanah sawah. Banyaknya fosfor inorganik dalam tanah sekitar 35% hingga 70% dari P total di dalam tanah (Shen et al., 2011). Menurunnya nilai karena perubahan sifat tanah dari tereduksi menjadi teroksidasi.

Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap P Lambat Tersedia

Konsentrasi Rataan P Lambat Tersedia ditunjukan Gambar 7. Dari grafik tersebut terjadi penurunan pada minggu 1 hingga minggu 3 dan kembali meningkat pada minggu 4 dan kembali menurun pada minggu ke 5. Penurunan tersebut karena perubahan dari bentuk P lambat tersedia menjadi bentuk yang lebih tersedia.

Gambar 7. Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap Rataan Konsentrasi P Lambat Tersedia (Mandalika, 2014)

(22)

10

Korelasi pH dan Eh, terhadap P Cepat Tersedia, P Lambat Tersedia dan P Tersedia Total

Korelasi adalah cara melihat hubungan antara 2 variabel yang ditandai nilai dari -1 hingga 1 yang biasa ditandai dengan huruf r. Semakin nilai mendekati satu maka hubungan antara 2 variabel tersebut semakin nyata. Nilai negatif dan positif menandakan arah hubungan variabel tersebut jika nilai positif maka hubungan antara variabel tersebut searah dan jika nilai negatif maka hubungan antar variabel tidak searah. Tanda (*) menandakan semakin nyata korelasi tersebut.

Korelasi antara Eh dan pH bernilai -0,840** yang berarti korelasi antara 2 variabel tersebut sangatlah nyata karena nilai tersebut mendekati nilai 1, Dari hasil korelasi tersebut sesuai dengan data yang diperoleh bahwa semakin tinggi nilai pH maka Eh akan semakin turun. Korelasi antara P cepat tersedia dengan Eh bernilai -0,613** terlihat sangat nyata dan korelasi tersebut menandakan bahwa ketika Eh menurun maka P cepat tersedia akan semakin meningkat. Hal tersebut mebuktikan bahwa penggenangan membuat tanah menjadi tereduksi dan pemberian bahan organik sebagai sumber utama donor elektron akan semakin membuat tanah tereduksi dan menjadikan nilai Eh semakin negatif dan ketersediaan P semakin meningkat. Selanjutnya korelasi P cepat tersedia dengan pH tidak nyata korelasinya karena bernilai -0,067 dan korelasi tersebut menandakan bahwa semakin meningkat pH maka ketersediaan P cepat tersedia menurun. P cepat tersedia meningkat hingga pada pH 6,2 dan rata-rata pH pada penelitian ini 6,3±0,2 dan P cepat tersedia tidak lagi meningkat pada rata-rata pH tersebut. Korelasi antara P lambat tersedia dengan Eh sangatlah tidak nyata karena bernilai 0,028 dan bernilai positif yang menandakan korelasi berbanding lurus sehingga jika nilai Eh menurun maka P lambat tersedia juga menurun. Selanjutnya korelasi P lambat tersedia dengan pH tidak mempunyai korelasi yang nyata karena bernilai -0,209 dan nilai negatif berarti bahwa semakin tinggi nilai pH maka ketersediaan P lambat tersedia menurun.

(23)

11 pH rata-rata dari hasil penelitian 6,3±0,2 dan P cepat tersedia tidak lagi meningkat pada rata-rata pH tersebut.

Menurut Anwar dan Sudadi (2013) Pada tanah masam, konsentrasi fosfat dalam tanah dikendalikan oleh kelarutan

variskit (AlPO4·2H2O) ↔2Al(OH)2+ + 2H2PO4-

strengit (FePO4·2H2O)↔2Fe(OH)2+ + 2H2PO4

-Dari hubungan berbagai bentuk fosfat inorganik dalam tanah dengan pH, tampaknya tanah pada pH 6,5 akan memiliki ketersediaan P paling tinggi. Bentuk ion fosfat dalam tanah juga bergantung pada pH tanah. Pada kondisi masam banyak dijumpai ion H2PO4-, Pada kondisi alkalin lebih banyak dijumpai ion

HPO42-, sedangkan pada pH 6,5 akan dijumpai kombinasi ion-ion H2PO4-, HPO4-,

(24)

12

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penggenangan dan pemberian bahan organik dapat menurunkan nilai Eh dan meningkatkan nilai pH. Korelasi antara pH dengan Eh sangat nyata (r= -0,840**). Korelasi antara Eh dengan P cepat tersedia terjadi korelasi negatif nyata (r= -0613**), selanjutnya korelasi antara Eh dan P lambat tersedia berkorelasi

tidak nyata (0,028) dan korelasi antara Eh dengan P tersedia total berkorelasi nyata negatif (r= -0,561). Akan tetapi pada penelitian ini, tidak terjadi korelasi yang nyata pada pH 6,3±0,2 dengan semua bentuk P tersedia.

Saran

Perlu pengukuran yang lebih serentak agar nilai Eh dan pH pada awal pengukuran bernilai tidak jauh berbeda. Serta penelitian lanjutan terhadap ketersediaan P dengan waktu penggenangan yang lebih panjang dan dosis yang lebih tinggi agar lebih terlihat korelasinya dengan Eh dan pH.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar S dan Murtilaksono K. 2014. Uji Efektivitas Pupuk Petroganik terhadap Perbaikan Sifat Fisik Kimia Tanah dan Produktivitas Tanaman Padi di Cangkurawok, Musim Tanam II. Kerjasama antara PT PETROKIMIA GRESIK dan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anwar S dan Sudadi U. 2013. Kimia Tanah. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Edisi Keempat (ISBN 978-979-25-4983-6). Bogor. Bohn H, McNeal B, and O’Connor G. 1985. Soil chemistry. Second edition

(ISBN 0-471-82217-5). United States of America

Lestari D. 2014. Perubahan Fraksi Fosfor Cepat Tersedia Pada Tanah Tergenang Yang diameliorasi Bahan Organik[Skripsi]. Bogor(ID). Institut Pertanian Bogor.

Mandalika VS.2014. Perubahan Fraksi Fosfor Lambat Tersedia Pada Tanah Tergenang Yang diameliorasi Bahan Organik[Skripsi]. Bogor(ID). Institut Pertanian Bogor.

Nurhayati, Nyakpa MY, Lubis AM, Nugroho SS, Saul MR, Diaha MA, Go BH, dan Bailey HH. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama Ilmu Tanah. BKS-PTN/USAID (University of Kentucky) W. U. A. E.

Shen J, Yuan L, Zhang J, Li H, Bai Z, Chen X, Zhang W, and Zhang F. 2011. Phosphorus dynamics: From soil to plant. American Soc. Plant of Biologists. 156(3):997-1005.

Sitorus TE. 2013. Analisis Status Hara Fosfor Pada Berbagai Lahan Pertanian Pangan di Pulau Jawa [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sumirat V.2009. Dinamika Eh, pH, Mn Dan Fe Pada Tanah TergenangPengaruh

(25)

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Juni 1992 sebagai anak keempat dari Bapak Inan Sudjana dan Ibu Heni Noerhati. Tahun 1998 penulis memulai studinya di SDN Bangka 3 hingga 2000 kemudian pindah ke SD MI Insan Takwa hingga lulus pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 9 Bogor pada tahun 2004-2007. Setelah lulus dari SMP penulis melanjutkan studi di SMAN 8 Bogor pada tahun 2007-2010.

Gambar

Gambar 1.Penumbukan Tanah Menggunakan Alu
Tabel 1 Hasil Analisis Tanah Awal Tanah Sawah Cangkurawok (Anwar dan
Tabel 2. Hasil Analisis Pupuk Organik Komersial (Sumber: Anwar dan
Gambar 2. Pengaruh Waktu Penggenangan terhadap pH pada Berbagai Dosis
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

[r]

[r]

Selanjutnya, jual beli dianggap sah apabila ma’qud alaih adalah barang yang tetap atau bermanfaat, berbentuk, dapat diserahkan, dapat dilihat oleh orang-orang yang

peneliti mengenai pengaruh audit quality, audit tenure, audit report lag, dan profitabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern. 2) Bagi Investor dan Calon

 T erminal Towo’e Tahuna merupakan salah satu prasarana yang penting di kota Tahuna maupun Kabupaten Kepulauan Sangihe karena memiliki fasilitas umum yang

Menurut (Sugihartono, dkk, 2007: 76) Lebih luas lagi bila penyebab perbedaan daya serap siswa itu dikaitkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam belajar, maka

Pengaruh Disiplin Kerja, Tingkat Pendidikan, dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Hasil uji hipotesis dan analisis regresi menunjukkan bahwa variabel disiplin