• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Gulma di Kebun Kelapa Sawit Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Analisis Vegetasi dan Seedbank Gulma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Gulma di Kebun Kelapa Sawit Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Analisis Vegetasi dan Seedbank Gulma"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN GULMA DI KEBUN KELAPA SAWIT

BANGUN BANDAR PT SOCFINDO INDONESIA: ANALISIS

VEGETASI DAN

SEEDBANK

GULMA

ADITYA WIRA TANTRA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SIKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Manajemen Gulma di Kebun Kelapa Sawit Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Analisis Vegetasi

dan Seedbank Gulma” adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi

Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Aditya Wira Tantra

(4)

ABSTRAK

ADITYA WIRA TANTRA. Manajemen Gulma di Kebun Kelapa Sawit Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Analisis Vegetasi dan Seedbank Gulma. Dibimbing oleh EDI SANTOSA.

Manajemen gulma di kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan penting yang menentukan keberhasilan produksi sawit. Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen pengendalian gulma dilaksanakan dan aspek-aspek yang mempengaruhinya. Kegiatan magang dilaksanakan di kebun Bangun Bandar, PT Socfindo, Medan, Sumatera Utara, pada bulan Februari - Juni 2015. Secara khusus, keragaan gulma pada berbagai umur tanaman dan simpanan biji gulma (seedbank) merupakan aspek khusus yang dikaji. Secara umum, kegiatan pengendalian gulma di kebun telah dilaksanakan dengan baik yakni di bawah ambang ekonomi. Hasil analisis vegetasi diketahui bahwa dari 39 jenis gulma yang ada, empat jenis gulma yakni Ottochloa nodosa, Paspalum

conjugatum, Muccuna bracteata, dan Cyperus killingia merupakan gulma paling

dominan dengan nilai SDR di atas 10%. Terdapat variasi seedbank antara lahan TBM, TM muda dan TM tua. Pada areal TBM densitas simpanan biji gulmanya lebih tinggi (584 individu/m2) dibandingkan dengan areal TM muda (204 individu/m2) dan TM tua (47 individu/m2). Seedbank terbanyak diperoleh 0-10 cm. Secara keseluruhan, seedbank yang berhasil tumbuh: daun lebar (199 individu/m2), rumput (74 individu/m2), paku-pakuan (0 individu/m2), dan teki (562 individu/m2).

Kata kunci:gulma, kelapa sawit, simpanan biji gulma

ABSTRACT

ADITYA WIRA TANTRA. Weed Manajemen in Oil Palm Plantation of Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Weed species and Seedbank. Supervised by EDI SANTOSA.

(5)
(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

MANAJEMEN GULMA DI KEBUN KELAPA SAWIT

BANGUN BANDAR PT SOCFINDO INDONESIA: ANALISIS

VEGETASI DAN SEEDBANK GULMA

ADITYA WIRA TANTRA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Manajemen Gulma di Kebun Kelapa Sawit Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Analisis Vegetasi dan Seedbank Gulma”.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Edi Santosa, SP, MSi. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran selama proses penulisan laporan magang.

2. Ir. Andri Ernawati MAgrSc. selaku dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan dorongan dan motivasi, baik secara moril maupun materil.

3. Ir. Sofyan Zaman MP. dan Siti Marwiyah SP, MSi. selaku dosen penguji dalam ujian sidang yang telah memberikan saran yang sangat baik.

4. Ir. Hugo RPM Napitupulu selaku Manajer kebun, H. Riky Irawan selaku Asisten Kepala (Askep), Sigit Octa Syahbuana selaku Asisten Afdeling I dan keluarga besar Kebun Bangun Bandar PT. Socfin Indonesia, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

5. Kedua Orang Tua yang selalu mendukung, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.

6. Rekan – rekan magang S1 Achmad Hamdani, Hendra Maga Sitepu, rekan magang Diploma, dan serta keluarga besar Agronomi dan Hortikultura khususnya untuk angkatan 48 dan rekan-rekan Kingdom Of Berlin yang terlibat dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat.

Bogor, September 2015

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Kelapa Sawit 2

Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit 3

Faktor Penentu Keberhasilan Pengendalian Gulma 4

Seedbank Gulma 4

METODE 5

Tempat dan Waktu Magang 5

Pelaksanaan Magang 5

Aspek Khusus 6

Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Kondisi Umum 7

Pelaksanaan Aspek Teknis 10

Aspek Manajerial 18

Aspek Khusus 20

SIMPULAN DAN SARAN 26

Simpulan 26

Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 29

(11)

DAFTAR TABEL

1 Data curah hujan tahunan Perkebunan Bangun Bandar 7 2 Rincian luas Kebun Bangun Bandar berdasarkan tahun tanam 8 3 Produksi TBS, CPO, dan PK Perkebunan Bangun Bandar 9 4 Data jumlah staff dan nonstaff Perkebunan Bangun Bandar 10

5 Standard tunas berdasarkan umur tanaman 11

6 Jenis hebisida, dosis, rotasi, dan ouput kerja kegiatan pengendalian

gulma secara semprot kimia di Afdeling 1, Kebun Bangun Bandar 17 7 Basis borong semprot pengendalian gulma Kebun Bangun Bandar 2015 18 8 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman belum

menghasilkan (TBM) di Kebun Bangun Bandar 21

9 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman menghasilkan

muda (TM Muda) di Kebun Bangun Bandar 22

10 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman menghasilkan tua

(TM Tua) di Kebun Bangun Bandar 23

11 Data pengamatan seedbank gulma di Afdeling I, Kebun Bangun Bandar 25

DAFTAR GAMBAR

1 (a) Bentuk sprinkle mata tiga (b) dan saat beroperasi pada pagi hari 10

2 Karyawan sedang menebar pupuk 12

3 (a) Cara pengeboran pokok (b) dan cara pengisian insektisida 14

4 (a) Bentuk mesin HPS (b) Drum insektisida 14

5 Tanda serangan kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) 15 6 (a) Bentuk knapsack sprayer dan noozle buatan (b) dan pelaksanaan

menyemprot dilengkapi alat bantu seperti jaring ikan dari bahan bambu 16

7 Bentuk knapsack sprayer tipe SA-15/ GS-16 16

8 (a) Bentuk alat semprot micron herby (b) dan cara membawa alat

micron herby ke lapangan 17

9 Media persemaian biji gulma pengamatan seedbank 24

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas 29 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor 30 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten 32

4 Peta Kebun Bangun Bandar 35

5 Curah hujan dan hari hujan Kebun Bangun Bandar 2006-2014 36

6 Struktur organisasi Kebun Bangun Bandar 37

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) telah dibudidayakan di Indonesia sejak 1848, dan mulai dibudidaya secara komersil dalam bentuk perusahaan perkebunan pada tahun 1911. Pada saat ini, kelapa sawit telah menyebar pada sebagian besar wilayah Indonesia dan menjadi penggerak pertumbuhan dan ekonomi wilayah.

Keberhasilan budidaya kelapa sawit ditentukan oleh keberhasilan dalam mengendalikan faktor produksi. Pada umumnya, faktor produksi ditentukan oleh interaksi antara genetik, lingkungan dan teknologi budidaya yang digunakan. Pengendalian faktor genetik tanaman cukup jelas yakni dipengaruhi oleh kualitas bibit, kemurnian genetik, dan potensi produksi yang ada. Terdapat dua faktor lingkungan yang penting yakni faktor tanah dan faktor iklim. Teknologi budidaya meliputi proses penanaman, pemeliharaan hingga panen. Keberhasilan dalam mengendalikan faktor-faktor tersebut akan menentukan keberhasilan budidaya tanaman.

Pengendalian gulma penting dilakukan dalam budidaya kelapa sawit karena dapat menurunkan hasil dan mempersulit panen. Menurut Direktur Jendral Perkebunan pada tahun 2013, gulma pada kelapa sawit dapat menurunkan produktivitas, seperti pada gulma Mikania micrantha dapat menurunkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 20%.

Dinamika gulma yang ada pada kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah umur tanaman, jenis tanah, teknologi pengendalian yang digunakan, faktor iklim dan keberadaan seedbank. Faktor-faktor tersebut selain mempengaruhi dinamika gulma juga akan menentukan tingkat keberhasilan atau efektivitas dalam kegiatan pengendalian. Penelitian pada tanaman kelapa sawit di Jambi menunjukkan bahwa komposisi gulma terdiri 20 famili, 47 genus, 56 spesies, dan 3934 individu (Adriadi et al., 2012).

Secara umum kegiatan pengendalian gulma dilakukan secara manual, secara kimia dan secara kultur teknis sehingga keberadaannya berada di bawah ambang ekonomi. Pengendalian gulma manual adalah menggunakan alat cangkul dan sebagainya, sedangkan pengendalian secara kimia adalah menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan ada yang bersifat kontak dan ada yang bersifat sistemik. Selain itu, ada herbisida yang memiliki spektrum luas dan spektrum sempit. Pengendalian gulma secara kultur teknis antara lain dengan menanam LCC atau menggunakan agensi hayati untuk menekan pertumbuhan gulma. Namun demikian, strategi yang digunakan dalam kegiatan pengendalian dapat berbeda-beda antar kebun (spasial) dan antar waktu (temporal). Oleh karena itu, penting untuk dikaji bagaimana pemilihan kegiatan pengendalian gulma tersebut dilakukan.

Seedbank gulma adalah simpanan biji gulma atau propagul yang ada dalam

(14)

2

kegiatan pengendalian gulma. Pada kegiatan magang ini, seedbank gulma yang ada di berbagai kedalaman tanah akan diamati sebagai aspek khusus.

Tujuan

Tujuan kegiatan magang adalah untuk mempelajari, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja pada perkebunan kelapa sawit khususnya aspek pengendalian gulma. Selama kegiatan magang, juga diamati dinamika gulma antar umur kebun dan seedbank gulma sebagai aspek khusus yang dipelajari lebih mendalam.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang Utara dan 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500 mm tahun-¹ dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam hari-¹ dan suhu optimum berkisar 24°-38°C. Ketinggian di atas permukaan laut yang optimum berkisar 0-500 meter (Setyamidjaja, 2006). Di daerah-daerah yang musim kemaraunya tegas dan panjang, pertumbuhan vegetatif kelapa sawit dapat terhambat, yang pada gilirannya akan berdampak negatif pada produksi buah. Suhu berpengaruh pada produksi melalui pengaruhnya terhadap laju reaksi biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman. Sampai batas tertentu, suhu yang lebih tinggi menyebabkan meningkatnya produksi buah. Suhu 200°C disebut sebagai batas minimum bagi pertumbuhan vegetatif dan suhu rata-rata tahunan sebesar 22°-23°C diperlukan untuk berlangsungnya produksi buah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

Kelapa sawit dapat tumbuh baik pada sejumlah besar jenis tanah di wilayah tropika. Persyaratan mengenai jenis tanah tidak terlalu spesifik seperti persyaratan faktor iklim. Hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya jenis tanah untuk menjamin ketersediaan air dan ketersediaan bahan organik dalam jumlah besar yang berkaitan dengan jaminan ketersediaan air (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Tanah yang sering mengalami genangan air umumnya tidak disukai tanaman kelapa sawit karena akarnya membutuhkan banyak oksigen. Drainase yang jelek dapat menghambat kelancaran penyerapan unsur hara dan proses nitrifikasi akan terganggu, sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N). Karena itu, drainase tanah yang akan dijadikan lokasi perkebunan kelapa sawit harus baik dan lancar, sehingga ketika musim hujan tidak tergenang (Sunarko, 2008).

(15)

3 Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit

Menurut Pahan (2012), terdapat tiga jenis gulma yang harus dikendalikan, yaitu alang-alang di piringan dan gawangan, rumput di piringan, dan anak kayu di gawangan. Alang-alang di gawangan dan piringan efektif dikendalikan secara kimia dengan teknik sesuai dengan populasi alang-alang yang ada. Gulma rumput di piringan dapat dikendalikan secara manual maupun kimia. Gulma berkayu dapat dikendalikan dengan metode dongkel anak kayu.

Pada perkebunan kelapa sawit umumnya pengendalian gulma yang dilakukan adalah pengendalian gulma campuran pada piringan dan pasar pikul pada kelapa sawit (Barus 2003). Pengertian piringan adalah pekerjaan membasmi dan membersih rumput (gulma) yang tumbuh di piringan pokok termasuk tunggul dan kayu (Risza 2010). Piringan dilakukan di sekitar lahan tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk agar efisien diserap tanaman. Piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit sehingga kondisi piringan senantiasa bersih dari gangguan gulma. Piringan merupakan daerah yang berada di sekitar pokok kelapa sawit yang berbentuk lingkaran dengan diameter ± 4 m.

Pasar pikul merupakan akses masuk kebun dan pengiriman tandan buah segar (TBS) ke tempat pengumpulan hasil (TPH) maupun pengangkutan dari TPH ke pabrik. Sastrosayono (2008), menjelaskan bahwa pembuatan pasar pikul sistem 2 : 1 adalah dari 2 gawangan terdapat 1 pasar pikul dengan uraian satu sebagai pasar pikul dan satu lagi sebagai gawangan mati, lebar pasar pikul antara1 – 1.5 m. Pemeliharaan yang dilakukan yaitu dengan mendongkel seluruh anak kayu dan keladi – keladi yang tumbuh di gawangan. Kegiatan dongkel anak kayu dilakukan untuk mencegah persaingan penyerapan unsur hara antara tanaman inti dengan gulma pengganggu. Dalam kegiatan mendongkel diharuskan akar benar- benar terangkat agar mati.

Jalan pikul pada lahan berlereng memiliki kekhususan yaitu berupa tangga-tangga. Tangga-tangga ini tidak mengikuti arah lereng tetapi dibuat dengan cara zig-zag untuk mematahkan aliran air permukaan (run-off) dan untuk menghindari terjadinya alur pada musim hujan serta menghindarkan agar jalannya tidak terlalu menanjak. Oleh karena itu jalan pikul ini dapat berfungsi mempermudah pelaksanaan kegiatan rutin dan merupakan tangga-tangga panen yang menghubungkan teras yang satu dan lainnya sehingga mobilitas panen lebih lancar (Purba 1998).

Gawangan merupakan areal yang berada diantara barisan pokok kelapa sawit. Gawangan terbagi dua, yaitu gawangan dan gawangan mati. Gawangan mati merupakan gawangan yang tidak digunakan sebagai jalan bagi kegiatan kebun, biasanya gawangan tersebut dijadikan tempat untuk merumpuk buangan pelepah sawit atau yang lainnya. Tiga jenis gulma yang sering terdapat pada gawangan kelapa sawit yaitu gulma jenis teki, rumput-rumputan dan jenis anak kayu. Adapun jenis gulma berkayu antara lain Chromolaena odorata (putihan),

Melastoma malabathrichum (karamunting), Clidemia hirta (senduduk). Jenis

gulma teki Cyperus killingia (udelan), Cyperus rotundus (teki lading),

Fimbristylis littoralis (babawangan). Jenis gulma pakis Dicrapnoteris linearis

(16)

4

karena pada tanah yang gundul (bebas dari vegetasi) tidak diinginkan karena dapat mendorong terjadinya erosi yang sangat merugikan (Pahan 2013).

Faktor Penentu Keberhasilan Pengendalian Gulma

Kelapa sawit mempunyai masalah gulma yang tinggi sebab salah satu faktornya adalah jarak tanam tanaman ini lebih lebar, sehingga penutupan tanah oleh kanopi lambat membuat cahaya matahari leluasa mencapai permukaan tanah yang kaya dengan potensi gulma (Hakim 2007). Kerugian yang ditimbulkan gulma di perkebunan kelapa sawit pada umumnya adalah persaingan dalam perebutan unsur hara dan air sehingga mengurangi kandungan unsur hara dan air pada tanaman pokok yang berakibat pada hasil produksi, menyulitkan pengawasan dan pekerja di lapangan, serta menurunkan estetika kebun.

Pada umumnya biaya pemeliharaan kelapa sawit per hektar per tahun yaitu pada lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) mencapai Rp. 1.106.417,00 ; pada lahan tanaman menghasilkan muda (TM muda) mencapai Rp. 1.116.817,00 ; pada lahan tanaman menghasilkan tua (TM tua) mencapai Rp. 1.129.500,00 (Panggabean et all. 2013).

Pada tahun 2010, di Provinsi Jambi tercatat kerugian hasil pada komoditi kelapa sawit yang disebabkan oleh Mikania micrantha sebesar Rp. 38.110.500,00 dengan luas serangan 757.5 Ha, Imperata cylindrica sebesar Rp. 59.971.500,00 dengan luas serangan 1086 Ha, Paspalum conjugatum sebesar Rp.43.416.599,00 dengan luas serangan 1149,9 Ha (Ditjenbun 2013).

Pengendalian gulma secara kimia telah umum dilakukan di perkebunan. Dengan pengaplikasian herbisida maka gulma yang mati disekitar tanaman tidak terbongkar keluar sehingga bahaya erosi dapat ditekan sekecil mungkin dan juga dapat dihindari kerusakan perakaran akibat alat-alat mekanis disamping pekerjaan pengendalian dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dibanding membabat atau mengkikis (Purba et all. 2004).

Menurut Sastrosayono (2006) gulma di perkebunan kelapa sawit harus dikendalikan supaya secara ekonomi tidak berpengaruh terhadap produksi. Adanya gulma di perkebunan kelapa sawit akan merugikan, karena menghambat jalan pekerja, mempersulit pengawasan, gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit dalam memperoleh air dan unsur hara, serta kemungkinan menjadi inang hama dan penyakit.

Jenis – jenis gulma di perkebunan kelapa sawit adalah krisan, Mikania

scandens, Euphathorium (kirinyuh), Melastoma (harendong), pakis kawat, pakis

gajah, keladi, dan alang – alang (Satrosayono 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian gulma di perkebunan pada umumnya meliputi iklim, kondisi lapangan dan alat. Keberhasilan pengendalian gulma secara kimia sangat didukung oleh tenaga kerja yang terampil dan tim kerja yang berpengalaman (Tjandrahusada 2004).

Seedbank Gulma

Simpanan biji gulma di dalam tanah atau biasa disebut dengan seedbank

(17)

5 berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk tumbuh terpenuhi. Menurut Arenloveu (2007), biji spesies gulma semusim (annual spesies) dapat bertahan di dalam tanah selama bertahun – tahun sebagai cadangan benih hidup atau

viableseeds.

Pada umumnya seedbank gulma mempunyai kebutuhan yang sama dengan tumbuhan lain untuk berkecambah, seperti cahaya, air, suhu, oksigen, dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas permukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen, serta tersedianya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang (Barus 2003). Faktor yang paling penting dalam suatu populasi gulma di suatu daerah pertanian atau habitat-habitat lainnya adalah biji-biji gulma yang berada dalam tanah yang dihasilkan oleh gulma yang tumbuh sebelumnya. (Espinar et all. 2005) menyatakan bahwa seedbank umumnya paling banyak berada dipermukaan tanah, tetapi adanya retakan tanah dapat menyebabkan perubahan ukuran seedbank

(seedbank size) menurut kedalaman tanah. Pada kebanyakan lahan pertanian

terdapat biji-biji gulma yang sewaktu-waktu dapat berkecambah dan tumbuh apabila keadaan lingkungan menguntungkan.

METODE

Tempat dan Waktu Magang

Pelaksanaan magang dilaksanakan pada tanggal 9 Februari sampai dengan 9 Juni 2015 di Perkebunan Kelapa Sawit Bangun Bandar, PT. Socfindo, Medan, Sumatera Utara.

Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan. Kegiatan magang pada bulan pertama adalah menjadi Karyawan Harian Lepas (KHL). Penulis juga melakukan observasi ke pabrik dan melakukan ekstraksi buah kelapa sawit di laboratorium pabrik.

Kegiatan magang pada bulan kedua adalah menjadi pendamping mandor dan mengumpulkan data sekunder kebun. Pengumpulan data sekunder kebun dilakukan di kantor besar Bangun Bandar. Kegiatan selama menjadi pendamping mandor adalah mengawasi pekerjaan karyawan di lapangan serta membuat laporan kerja harian.

Kegiatan magang pada bulan ketiga dan keempat adalah menjadi pendamping asisten dan melakukan administrasi, serta pengambilan sampel gulma secara khusus. Kegiatan yang dilaksanakan selama menjadi pendamping asisten adalah melakukan pengecekan pekerjaan karyawan serta melakukan administrasi di Kantor Divisi.

(18)

6

Aspek Khusus

Terdapat dua data gulma yang dikumpulkan dalam aspek khusus yakni data pengendalian gulma dan seedbank. Data gulma pertama diperoleh dengan cara melakukan analisis vegetasi gulma. Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan kuandran ukuran 50 cm x 50 cm secara acak pada gawangan. Pengamatan dilakukan pada seluruh blok di afdeling 1 Kebun Bangun Bandar.

Seedbank gulma diamati pada TBM (umur 0 – 3 tahun), TM muda (umur 3

– 8 tahun) dan TM tua (14 – 20 tahun setelah tanam). Tanah dari umur tanam tersebut digali secara acak pada gawangan dengan membuat lubang berbentuk persegi dan diambil ukuran panjang x lebar adalah 20 cm x 20 cm. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 4 April 2015 – 11 April 2015. Pada setiap kedalaman 10 cm, tanah dipisahkan dalam tray tersendiri. Kedalaman 10 cm pertama diletakkan pada tray plastik A, lalu 10 cm kedua diletakkan pada tray B dan 10 cm ketiga diletakkan pada tray C. Setiap lokasi umur tanaman kelapa sawit diulang 3 kali. Pengamatan gulma dimulai pada tanggal 16 Mei 2015. Alat bantu yang digunakan yaitu cangkul, karung, dan penggaris. Gulma yang tumbuh lalu diamati jenis dan jumlahnya. Jumlah gulma yang muncul dihitung sebagai jumlah

seedbank untuk species tertentu.

Analisis Data

Analisis yang dilakukan untuk mengolah data gulma yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit tersebut adalah dengan cara analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap kematian dan pertumbuhan kembali. Analisis kuantitatif yang dilakukan adalah dengan menggunakan matematika sederhana seperti rata-rata dan persentase. Analisis tersebut digunakan untuk menghitung perbandingan target dan realisasi pengendalian gulma secara kimia dan mekanis.

Perhitungan yang digunakan untuk menganalisis vegetasi gulma yang tumbuh dominan menggunakan summed dominance ratio (SDR) (Moenandir 1993). Nilai SDR menunjukan dominansi suatu gulma yang tumbuh di perkebunan kelapa sawit Bangun Bandar. Jika nilai SDR suatu gulma tinggi, maka dominansi gulma tersebut tinggi. Begitupun sebaliknya, jika nilai SDR suatu gulma rendah, maka dominansinya rendah. Perhitungan nilai penting dan penentuan SDR dilakukan dengan rumus berikut :

(19)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Letak Wilayah Administratif

Kebun Bangun Bandar terletak di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Letak geografis Kebun Bangun Bandar adalah 03° 21’ 1.00” Lintang Utara (LU) sampai 99° 04’ 1.00” Bujur Timur (BT). Jarak antara Kebun Bangun Bandar dengan Ibukota Sumatera Utara yaitu kota Medan berkisar ± 70 km, dan dapat ditempuh melalui jalan darat dengan waktu tempuh ± 1.5 Jam.

Kebun Bangun Bandar berbatasan dengan :

Sebelah Barat : Silau Dunia Estate, PT PN III Sebelah Utara : Desa Pekan Kamis

Sebelah Timur : Desa Sumber Mari Sebelah Selatan : Desa Dolok Sagala

Menurut peta kerja Bangun bandar Afdeling I mempunyai jumlah blok sebanyak 22 blok dengan luas lahan total 1 059.84 ha. Peta kerja Bangun Bandar Afdeling I bisa dilihat (pada Lampiran 4). Batas-batas wilayah afdeling I adalah sebagai berikut :

Sebelah Barat : Afdeling II, Kebun Bangun bandar Sebelah Utara : Desa Aras Panjang

Sebelah Timur : Desa Banten Sebelah Selatan : Desa Bandar Maria Keadaan Iklim dan Tanah

Dari data curah hujan lima tahun terkhir 2010-2014, perkebunan Bangun Bandar mempunyai hari hujan rata-rata sebesar 132 hari/tahun dengan curah hujan rata-rata sebesar 2 273 mm/tahun (Data curah hujan bulanan pada Lampiran 5). Data curah hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Data curah hujan tahunan Perkebunan Bangun Bandar

Tahun Hari hujan/tahun Curah hujan/tahun

2010 131 2 215

Sumber : Administrasi Perkebunan Bangun Bandar, 2015

(20)

8

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Total luas areal tertanam sampai tahun 2013 Kebun Bangun Bandar adalah seluas 3020.24 ha, pada Divisi 1 luas areal tertanam mencapai 944.31 ha. Sedangkan total luas areal konsesi sampai tahun 2013 adalah seluas 3076.81 ha, pada Divisi 1 luas areal konsesi yaitu 583.18 ha. Berikut adalah rincian luas areal Kebun bangun bandar berdasarkan tahun tanam :

Tabel 2 Rincian luas Kebun Bangun Bandar berdasarkan tahun tanam

Tahun tanam Kelapa sawit Total (ha)

Div. I Div. II Div. III Div. IV

(21)

9 Keadaan Tanaman dan Produksi

Pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Bangun Bandar merupakan varietas tenera. Benih varietas yang digunakan adalah Tenera Deli-Lame dan Tenera Deli Yangambi. Tanaman kelapa sawit afdeling I terdiri dari beberapa umur tanam yang masing-masing seluas 107.1 ha lahan tanaman baru (TB), lahan tanaman belum menghasilkan TBM seluas 51.89 ha, dan lahan TM seluas 906.46 ha sehingga total luasan tanam mencapai 1066.45 ha.

Perkebunan Bangun Bandar memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit yang telah berdiri sejak tahun 1926. Pabrik ini dapat mengolah Crude Palm Oil

(CPO) dan Palm Kernel (PK) dengan kapasitas 25 ton TBS/jam. Data produksi Tandan Buah Segar (TBS), Crude Palm Oil (CPO), dan Palm Kernel (PK) dari Perkebunan Bangun Bandar pada tahun 2009-2015 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Produksi TBS, CPO, dan PK Perkebunan Bangun Bandar

Tahun Produksi (ton)

Sumber : Administrasi Perkebunan Bangun Bandar, 2015

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Sistem ketenagakerjaan di Kebun Bangun Bandar dibagi menjadi pekerja staff, dan nonstaff. Pekerja staff terdiri dari Pengurus (Manajer), Asisten Kepala, Asisten Divisi, Tekniker I, dan Tekniker II. Pekerja nonstaff terdiri dari Karyawan Harian Tetap, Mandor, dan Pegawai.

Pelaksanaan pekerjaan Pengurus dibantu oleh Asisten Kepala (Askep), Asisten Divisi, Tekniker I (Kepala Pabrik), dan Tekniker II, untuk urusan administrasi Pengurus dibantu oleh Kepala Tata Usaha (KTU) Struktur organisasi kebun Bangun Bandar dapat dilihat pada lampiran 4.

Asisten Kepala (Askep) bertugas mengkordinasikan asisten Divisi, membantu pengurus, mengontrol produksi, dan pemeliharaan dilapangan. Dalam melaksanakan tugas, Askep bertanggung jawab kepada Manajer kebun.

(22)

10

Tabel 4 Data jumlah staff dan nonstaff Perkebunan Bangun Bandar

Status Jumlah(orang)

- Manajer - Asisten Kepala - Asisten Divisi - Kepala Pabrik

1 1 4 4

Pegawai Nonstaff 117

Karyawan 616

Total 743

Sumber : Administrasi Perkebunan Bangun Bandar

Penyediaan fasilitas untuk menunjang produktivitas dan kesejahteraan pekerja, Perkebunan Bangun Bandar menyediakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), satu unit kantor pengurus untuk mengelola kegiatan administrasi, kantor divisi pada setiap divisi, gudang pupuk, gudang material, dan gudang pembantu di setiap divisi, Poliklinik di divisi I, sarana olah raga (lapangan sepak bola, voli, tenis, dan bulu tangkis), sarana ibadah (Masjid dan Gereja), Tempat Penitipan Anak (TPA) dan air.

Pelaksanaan Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan kegiatan yang dilakukan penulis secara langsung di lapangan selama menjalani magang. Beberapa aspek teknis yang penulis lakukan adalah pembibitan di main nursery, penunasan, pemupukan, pengendalian hama, pengendalian gulma, dan pengamatan seedbank gulma.

Pembibitan di main nursery

Pembibitan pada kebun Bangun Bandar merupakan salah satu faktor utama dalam mengawali seluruh perawatan tanaman kelapa sawit dari benih hingga menjadi pokok siap tanam. Kegiatan perawatan pembibitan yang dilakukan pada kebun Bangun Bandar meliputi penyiraman yang dilakukan selama 40 menit setiap pagi dan sore hari. Penyiraman menggunakan alat sprinkler yang biasa disebut sprinkler mata tiga, yang berjarak 3 m – 6 m – 9 m. Pipa saluran air diletakkan di tengah bibit, jarak antar pipa sekitar 12 m.

Gambar 1 (a) bentuk sprinkle mata tiga (b) dan saat beroperasi pagi hari b

(23)

11 Pengendalian gulma pada pembibitan bertujuan mengurangi terjadinya persaingan pertumbuhan antara bibit kelapa sawit dengan organisme tanaman pengganggu (OPT) atau biasa disebut gulma. Kegiatan ini dilakukan secara kimia dan manual. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan menggunakan fungisida manzate® 82 WP berbahan aktif mankozeb 83%, sedangkan secara manual pencabutan gulma yang terdapat di dalam polybag langsung dengan tangan. Pemupukan menggunakan pupuk urea dan pupuk NPK. Pupuk urea dengan dosis 10 gram pokok-¹ yang pusingannya 2 kali setiap bulan. Pupuk NPK 15-15-6-4 dengan dosis 5 gram pokok-¹ yang kemudian disesuaikan dengan umur bibit.

Penunasan

Penunasan merupakan pengelolaan tajuk yang tepat sehingga pemangkasan daun sesuai dengan umur tanaman. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah berkurangnya hasil disebabkan buah (tandan) serta berondolan yang tertinggal di pokok, mempermudah dalam melihat kematangan buah dan pemotongan buah. Kebun Bangun Bandar memiliki ketetapan dalam penunasan pelepah berdasarkan umur tanaman (Tabel 5).

Tabel 5 Standard tunas berdasarkan umur tanaman Umur Tanaman

(Tahun)

Lingkaran pelepah

Jumlah Pelepah/pohon

Rotasi Tunas/tahun

3-4 7 56

5-8 6 48-52

9-12 5 40-44

>12 4 32-36

Sumber : Administrasi Perkebunan Bangun Bandar

Pemupukan

(24)

12

Gambar 2 Karyawan sedang menebar pupuk

Penguntilan pupuk terjadi atas permintaan pupuk dari perusahaan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan kebun. Penguntilan adalah kegiatan menakar kembali pupuk dari karung sak ke dalam karung untilan sehingga pupuk tepat dosis sesuai kebutuhan yang kemudian disimpan di dalam gudang PKS kebun. Pengambilan pupuk di gudang harus menunjukkan bon SIR yang bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis pupuk yang dibutuhkan dan telah ditandatangani asisten serta pengurus.

Pengangkutan pupuk dari gudang ke lapangan yang akan dilakukan kegiatan pemupukan disebut pelangsiran pupuk. Pelangsiran pupuk menggunakan

dump truck yang pada saat di lapangan akan ditempatkan di tempat penampungan

hasil (TPH) sesuai dengan jumlah dosis pohon-¹ dan jumlah pohon jalan rintis-¹. Pengangkutan pupuk dari TPH ke dalam jalan rintis disebut pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk dilakukan oleh satu tenaga tukang ecer yang bertujuan mempermudah penabur dalam aplikasi serta efisien terhadap waktu. Penebaran pupuk dilakukan menggunakan mangkuk yang telah tepat takaran sesuai rekomendasi perusahaan. Penebaran pupuk berdasarkan konsep 5T, yaitu tepat waktu, tepat dosis, tepat jenis, tepat cara, dan tepat tempat.

(25)

13 Pupuk anorganik yang digunakan ada dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal meliputi Urea dengan dosis 0.5 kg pohon-¹, Rock

Phosphate (RP) dengan dosis 0.5 kg pohon-¹, Kieserite dengan dosis 0.5 kg

pohon-¹, Dolomite dengan dosis 0.5 kg pohon-¹, dan Borax dengan dosis 0.01 kg pohon-¹. Pupuk majemuk meliputi NPK 10-10-25 dengan dosis 2.25 kg pohon-¹, dan NPK 15-15-15 dengan dosis 0.5 kg pohon-¹. Premi pemupuk diberikan berdasarkan basis yang telah ditentukan oleh perusahaan. Basis yang diterapkan tergantung dari dosis yang diberikan pohon-¹. Dosis ≤ 1kg maka basis yang harus dicapai oleh pemupuk 5 ha HK-¹, apabila lebih basis akan diberikan premi yaitu 1 ha = Rp 5.000,00. Dosis ≥ 1kg maka basis yang harus dicapai oleh pemupuk 400 kg HK-¹, apabila lebih basis akan diberikan premi yaitu 1 ton = Rp 10.000,00. Pengendalian Hama

Hama adalah hewan yang keberadaan populasinya sudah pada tingkatan yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman sehingga menghambat pertumbuhan tanaman dan dapat menurunkan produksi (menyebabkan kerugian ekonomis). Kegiatan pengendalian hama diawali dengan kegiatan sensus ulat. Secara teknis sensus ulat dilakukan dengan memeriksa titik sensus (TS), barisan sensus (BS), dan pokok sensus (PS) yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Pelaksanaan sensus ulat dilakukan dengan cara memotong satu pelepah yang ditaksir terbanyak ulatnya atau yang terdapat ulatnya. Untuk tanaman muda pelepah cukup dirundukkan saja. Hitung semua ulat, kepompong dan tumpukan telur (semua harus yang hidup). Sensus ulat dilakukan jika adanya serangan (tidak ada pusingan).

Hama utama yang menyerang tanaman kelapa sawit di Kebun Bangun Bandar adalah ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) yaitu ulat api, ulat kantong dan ulat bulu. Pengendalian UPDKS diawali dengan kegiatan sensus ulat yang dilakukan 3-4 hari sebelum pengendalian dan pengecekan ulat yang mati dilakukan 3-4 hari setelah kegiatan pengendalian hama.

Hama yang sangat berpengaruh pada tanaman kelapa sawit yaitu ulat api. Pengendalian UPDKS terbagi 3 yaitu secara manual yang dilakukan bersamaan dengan melakukan sensus ulat. Hama ulat dibersihkan dan dibunuh menggunakan tangan. Secara hayati dilakukan dengan memanfaatkan penanaman beneficial

plant yang dapat menghasilkan nektar sehingga menjadi sumber makanan bagi

hama parasitoid dan predator yang merupakan musuh alami bagi serangga kelapa sawit. Jenis beneficial plant yang dikembangkan di kebun Bangun Bandar adalah

Cassia cobanensis. Secara kimia dilakukan dengan injeksi batang dan semprot

High Power Sprayer (HPS).

(26)

14

Gambar 3 (a) Cara pengeboran pokok (b) dan cara pengisian insektisida High power sprayer (HPS) bertujuan untuk memudahkan karyawan melakukan pengendalian ulat pada tanaman yang tinggi (tanaman dewasa). Kegiatan HPS menggunakan mesin semprot seperti pompa air dengan bahan bakar bensin. Untuk 1 ha dibutuhkan bensin sebanyak 1.6 liter. Selang yang digunakan untuk penyemprotan disambungkan dengan bambu/galah kayu agar penyemprotan mencapai pelepah tanaman yang tinggi. Satu team terdiri dari 3 orang yaitu penyemprot, pelangsir air, dan pemindah mesin. Pengendalian hama ulat api dengan HPS menggunakan insektisida jenis santador 25 EC dengan dosis 150 cc berbanding 200 liter air (untuk 1 drum) yang berbahan aktif lamda sikalotrin 25 gram liter-¹.

Gambar 4 (a) Bentuk mesin HPS (b) drum insektisida

Hama pada tanaman kelapa sawit lainnya yaitu hama Kumbang Tanduk

(Oryctes rhinoceros). Hama kumbang tanduk biasanya menyerang pelepah

tanaman muda (pupus) dengan gejala yang terlihat patahnya pupus dan adanya sisa serangan berupa serbuk dari pupus tersebut. Kumbang tanduk hidup pada sisa tanaman yang mengalami dekomposisi. Hama ini meletakkan larvanya pada tumpukan pelepah kering, janjang kosong, dan batang pokok kelapa sawit yang sudah mati. Pengendalian menggunakan insektisida dengan merk dagang Cymbush 50 EC berbahan aktif sipemetrin atau Santador 25 EC berbahan aktif

lamda sihalotrin, serta zat perekat insektisida yaitu Agristick 400 L berbahan aktif

alkilaril poliglikol eter sebanyak 7.5 ml agristick 7.5 liter-¹ air. Alat yang

digunakan yaitu knapsack sprayer dengan noozle buatan. Hasil serangan dari hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) dapat dilihat pada gambar 5.

b .

b a

.

(27)

15

Gambar 5 Tanda serangan kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros)

Pengendalian hama kumbang tanduk dilakukan pada tanaman muda dengan lama penyemprotan 3 detik pokok-¹ dengan dosis 100 ml pohon-¹, sedangkan pada tanaman tua penyemprotan dilakukan selama 6 detik pokok-¹ dengan dosis 200 ml pohon-¹. Sebanyak 75 – 80 pokok yang disemprot untuk menghabiskan satu knapsack sprayer. Dengan rotasi kerja sebanyak 3 kali dalam setahun.

Pengendalian Gulma

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Gulma mudah tumbuh pada tempat yang kaya nutrisi maupun miskin nutrisi. Umumnya, gulma mudah melakukan regenerasi sehingga unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya. Secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman dalam hal perolehan ruang, cahaya, air, nutrisi, gas-gas penting, serta zat kimia (alelopati) yang dikreasikan (Pahan 2013).

Pada Kebun Bangun Bandar pengendalian gulma terdiri dari pengendalian gulma secara kimia dan manual. Pengendalian gulma secara kimia meliputi pengendalian gulma di gawangan (selektif), pengendalian gulma di piringan, pasar rintis, dan TPH.

Pengendalian gulma di gawangan (selektif) secara teknis dilakukan dengan teliti oleh penyemprot karena penyemprotan dilakukan hanya pada gulma berkayu dan pakis. Untuk lahan replanting penyemprot menggunakan alat bantu seperti jaring ikan yang terbuat dari bahan bambu bertujuan menutupi tanaman kacang-kacangan yang dibudidayakan dan pada nozzle diberi tambahan bola plastik yang dibelah agar lebar semprotan lebih terfokus. Alat semprot yang digunakan adalah

knapsack sprayer SA-15/ GS - 16 dengan kapasitas 15 liter. Pengendalian

menggunakan herbisida Gramoxone 276 SL dan Ally 20 WG. Berbahan aktif

paraquat dichlorida 276 gram liter-¹ konsentrasi 0.33-0.50% (50-75 ml / 15 L

(28)

16

Gambar 6 (a) Bentuk knapsack sprayer dan nozzle buatan, (b) dan pelaksanaan menyemprot dilengkapi alat bantu seperti jaring ikan dari bahan bambu

Pengendalian gulma di piringan, pasar rintis, dan TPH menggunakan alat semprot yang berbeda berdasarkan umur tanaman. Pengendalian gulma di piringan, pasar rintis, dan TPH (N1-N5) menggunakan alat semprot knapsack

sprayer SA-15/ GS-16 dengan kapasitas 15 liter. Herbisida yang digunakan

adalah Roundup 486 SL dan Starane 290 EC. Kedua herbisida tersebut mengandung bahan aktif isopropilamina glifosat 486 gram liter-¹ dengan konsentrasi 0.33-0.50% (50-75 ml / 15 L larutan) + metil metsulfuron 0.01-0.02% (2.5-3 gr / 15 L larutan), atau bisa juga dengan fluroksipir metil heptil ester 0.04-0.07% (8-10 m/15 L larutan). Kegiatan ini dilakukan dengan rotasi 6 kali dalam setahun.

Gambar 7 Bentuk knapsack sprayer tipe SA-15/ GS-16

Pengendalian gulma piringan, pasar rintis, dan TPH (≥ N6) menggunakan

alat semprot bernama micron herby dengan kapasitas 10 liter dengan nozzle model atomizer. Herbisida yang digunakan adalah herbisida Roundup 486 SL dan Dacomin 865 SL. Herbisida Roundup 486 SL berbahan aktif isopropilamina

glifosat 486 gram liter-¹ dengan konsentrasi 2.5 – 3.0% (25 – 30 ml / L larutan)

dan Dacomin dengan bahan aktif 2.4- D dimethyl amine 865 gram liter-¹ konsentrasi 1.0 – 1.5% (10-15 ml / L larutan). Kegiatan ini dilakukan dengan

(29)

17 rotasi 3 kali dalam setahun. Secara teknis untuk beroperasi alat semprot micron

herby ini dibantu dengan penggunaan baterai aki (baterai pada sepeda motor).

Gambar 8 (a) Bentuk alat semprot micron herby (b) dan cara membawa alat

micron herby ke lapangan

Jenis pekerjaan pengendalian gulma dengan penyemprotan, dan norma kerja atau basis borong dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Jenis hebisida, dosis, rotasi, dan ouput kegiatan pengendalian gulma secara kimia di Afdeling 1, Kebun Bangun Bandar

Jenis Pekerjaan Herbisida/Bahan Aktif Dosis (cc) Rotasi (kali/tahun)

Starane 290 EC/ fluroksipir metil

heptil ester 295 g/l

180

30

6

Sumber : Divisi I Kebun Bangun Bandar

(30)

18

Tabel 7 Basis borong semprot pengendalian gulma Kebun Bangun Bandar 2015

Jenis Alat Uraian Basis Borong (ha)

Knapsack Sprayer Piringan Rintis N0-N1 3.0

Piringan Rintis N2 2.5

Piringan Rintis N9 2.5

Spot Spraying N0 0.5

Spot Spraying N1-N2, N9 1.5

Micron Herby Piringan Rintis 4.0

Sumber : Divisi I Kebun Bangun Bandar

Pengendalian gulma secara manual terbagi 2 yaitu bongkar tumbuhan pengganggu (BTP), dan garuk piringan dan pasar rintis. BTP adalah pengendalian gulma menggunakan parang dan cangkul pada areal gawangan, pasar rintis, dan TPH. Rotasi BTP 2 kali setahun. Pengendalian gulma garuk piringan dan pasar rintis yaitu memberantas semua gulma yang terdapat di piringan dan pasar rintis. Kegiatan ini hanya dilakukan untuk tanaman baru atau N0. Pengendalian gulma

garuk piringan dan pasar rintis bertujuan untuk mempermudah pemupukan serta menghambat persaingan gulma dengan tanaman baru. Alat bantu yang digunakan sama dengan kegiatan BTP yaitu parang dan cangkul. Rotasi garuk piringan dan pasar rintis dilakukan sekali dalam rentang waktu 3 bulan.

Aspek Manajerial

Aspek manajerial merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penulis mengikuti prosedur pekerjaan di PT. Socfindo Afdeling I Kebun Bangun Bandar. Kegiatan yang dilakukan penulis yaitu sebagai Karyawan Harian Lepas pada bulan pertama, menjadi pendamping mandor pada bulan kedua dan sebagai pendamping asisten pada bulan ketiga dan keempat. Jurnal kegiatan disampaikan pada Lampiran 1, 2, dan 3.

Karyawan Harian Lepas (KHL)

Karyawan harian lepas bertugas mengikuti semua prosedur yang telah ditentukan oleh kebun. KHL bertanggung jawab kepada asisten afdeling. KHL tidak mengikuti antrian pagi atau apel, sehingga langsung ke lapangan sesuai perintah mandor. Jam kerja KHL hanya setengah hari. Tetapi pada kegiatan magang yang dilakukan di kebun Bangun Bandar penulis mengikuti antrian pagi atau apel pagi dan mengikuti arahan dari asisten afdeling untuk rencana kerja harian dengan tujuan tidak menggangu jalannya kegiatan lain di kebun.

Pendamping Mandor

(31)

19 Pendamping Mandor Produksi

Mandor panen buah dan krani buah merupakan bagian dari mandor produksi. Mandor panen bertugas membuat rencana kerja untuk areal akan dipanen sesuai dengan persetujuan asisten afdeling. Mandor panen melakukan pembagian ancak panen, serta memberikan pengarahan kepada karyawan potong buah, serta mengawasi selama kegiatan panen pada setiap ancak untuk mengetahui jika ada buah tidak dipanen maupun brondolan yang tertinggal. Mandor panen juga melakukan taksasi panen yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan TBS yang akan diperoleh esok hari dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Krani buah bertugas memeriksa mutu buah yang telah dipanen dan dikumpulkan di TPH oleh karyawan. Buah yang telah diperiksa diberi cap pada bagian cangkem buah yang biasa disebut cangkem kodok, kemudian diberi tanda yang biasa disebut field docket.

Pendamping Mandor Perawatan

Mandor perawatan terbagi dari mandor pembibitan, mandor penunasan, mandor pemupukan, mandor pengendalian hama, dan mandor pengendalian gulma. Semua mandor perawatan bertugas bertanggung jawab terhadap setiap kegiatannya masing-masing sesuai pengarahan dari mandor 1 dan asisten afdeling. Pendamping Mandor Pembibitan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di pembibitan. Penulis membantu mengawasi kegiatan yang terdapat di pembibitan contohnya penyemprotan fungisida dan penanaman Mucuna bracteata.

Pada penanaman Mucuna bracteata yaitu yang menggunakan benih masih terdapat hasil yang kurang memuaskan dimana kecambah yang tumbuh tidak sesuai dengan yang diharapkan, masih banyak mucuna yang dorman.

Pendamping Mandor Penunasan bertanggung jawab terhadap pengelolaan pelepah kelapa sawit. Penulis membantu mengawasi kegiatan dan pembagian ancak serta memastikan penunasan dalam songgoh 1 serta dilakukan dengan sistem “timbang air” yaitu pemotongan dilakukan rata kiri-kanan seperti membentuk lingkaran.

Pendamping Mandor Pemupukan bertanggung jawab dalam pengangkutan pupuk dari gudang sampai ke lapangan serta mengawasi penebaran pupuk dengan tujuan meminimalisir kehilangan pupuk sehingga pemupakan yang tepat dapat tercapai. Penulis membatu kegiatan pemupukan dalam menghitung jumlah untilan pupuk pada setiap TPH serta mengawasi sistem 5T yaitu tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis, tepat cara, dan tepat tempat. Penulis juga membantu mandor dalam memastikan penabur atau karyawan sudah sesuai dengan SOP perusahan.

Pendamping Mandor Pengendalian Hama bertanggung jawab atas ketersediaan herbisida, alat penyemprotan (knapsack dan noozle) dan pembagian ancak pekerja dengan tujuan mengurangi hilangnya herbisida secara percuma. Penulis juga mambantu mandor mengawasi penyemprotan yang tepat letak dan lama penyemprotannya.

(32)

20

Pendamping Asisten Afdeling

Asisten afdeling merupakan pimpinan yang bertanggung jawab atas sebuah divisi kebun. Asisten afdeling setiap paginya (antrian atau apel) memberikan pengarahan kepada mandor 1 dan mandor lainnya dan memeriksa buku laporan kerja dan kebutuhan kebun. Kemudian bertugas membuat rencana kerja harian, bulanan, dan tahunan sesuai dengan persetujuan dari pengurus. Asisten afdeling juga mengurus administrasi serta pencapaian target yang telah ditentukan. Pemeriksaan administrasi kebun meliputi memeriksa buku laporan kerja mandor, dan mengurus kebutuhan kebun seperti racun herbisida, insektisida, kebutuhan pupuk, dan barang-barang lain yang diperlukan di afdeling.

Asisten afdeling juga melakukan supervisi yaitu pengecekan ke seluruh kebun atau seluruh kegiatan baik itu produksi maupun perawatan yang bertujuan untuk mengetahui capaian kinerja sehingga dapat mencegah pengeluaran biaya yang tinggi dan mencegah kehilangan buah di kebun.

Aspek Khusus

Vegetasi Gulma

Analisis vegetasi dilaksanakan pada tanggal 30 Maret – 1 Mei 2015 menggunakan alat kuadran berukuran 50 cm x 50 cm. Pengamatan dilakukan di semua blok afdeling 1 Kebun Bangun Bandar yang berjumlah 23 blok pada semua kategori tanaman TBM, TM muda dan TM tua. Sampel diambil sebanyak 8 titik untuk blok dengan kategori tanaman hanya satu (TM) atau blok yang masih belum ditanam, dan 16 titik untuk blok yang memiliki dua kategori tanaman (TBM dan TM). Jumlah titik lemparan kuadran sebanyak 208 titik yang tersebar pada 23 blok. Setiap titik lemparan diamati jenis-jenis gulmanya dan dihitung banyak gulma secara manual.

(33)

21 Hasil pengamatan jenis-jenis gulma dominan melalui analisis vegetasi gulma metode kuadrat dapat dilihat pada Tabel 8, 9, dan 10.

Tabel 8 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) di Kebun Bangun Bandar

NO. Nama Gulma Jenis Gulma SDR (%)

1 Ottochloa nodosa Rumput 18.75

2 Muccuna bracteata Daun Lebar 16.03

3 Panicum sp. Rumput 10.8

4 Eleusine indica Rumput 8.91

5 Paspalum conjugatum Rumput 8.71

6 Cyperus killingia Teki 8.68

7 Stenotaphrum secundatum Rumput 8.05

8 Cleome rutidosperma Daun Lebar 4.47

9 Ageratum conyzoides Daun Lebar 2.52

10 Dactyloctenium aegypthum Rumput 2.4

11 Nephrolepis bisserata Pakis 1.95

12 Displazium esculentum Pakis 1.95

13 Axonopus compressus Rumput 1.83

14 Euphorbia hirta Daun Lebar 1.72

15 Oldenlandia corymbosa Daun Lebar 1.61

16 Setaria plicata Rumput 1.49

(34)

22

Tabel 9 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman menghasilkan muda (TM muda) di Kebun Bangun Bandar

NO. Nama Gulma Jenis Gulma SDR (%)

1 Ottochloa nodosa Rumput 14.50

2 Cyperus killingia Teki 12.01

3 Paspalum conjugatum Rumput 11.19

4 Eleusine indica Rumput 6.63

5 Ageratum conyzoides Daun Lebar 6.13

6 Peperomia pellucida Daun Lebar 5.00

7 Stenotaphrum secundatum Rumput 4.71

8 Nephrolepis bisserata Pakis 4.05

9 Curculigo villosa Daun Lebar 3.46

10 Setaria plicata Rumput 3.25

11 Clidemia hirta Daun Lebar 3.21

12 Panicum sp. Rumput 3.17

13 Muccuna bracteata Daun Lebar 2.59

14 Digitaria adscendens Rumput 2.33

15 Axonopus compressus Rumput 2.24

16 Displazium esculentum Pakis 2.17

17 Mikania micrantha Daun Lebar 2.00

18 Pteredium sp. Pakis 1.87

19 Euphorbia hirta Daun Lebar 1.83

20 Colocasia sp. Daun Lebar 1.48

21 Melastoma malabatrichum Daun Lebar 1.24

22 Cleome rutidosperma Daun Lebar 1.01

23 Colopogonium mucunoides Daun Lebar 0.96

24 Asystasia gangetica Daun Lebar 0.66

25 Borreria alata Daun Lebar 0.62

26 Cyperus cyperoides Teki 0.43

27 Phyllanthus niruri Daun Lebar 0.40

28 Stenochlaena palustris Rumput 0.40

29 Solanum sp. Daun Lebar 0.38

(35)

23 Tabel 10 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman menghasilkan tua

(TM Tua) di Kebun Bangun Bandar

NO. Nama Gulma Jenis Gulma SDR (%)

1 Ottochloa nodosa Rumput 18.88

2 Paspalum conjugatum Rumput 9.38

3 Ageratum conyzoides Daun Lebar 7.22

4 Stenotaphrum secundatum Rumput 6.77

5 Nephrolepis bisserata Pakis 6.38

6 Colopogonium mucunoides Daun Lebar 5.95

7 Cyperus killingia Teki 5.51

8 Clidemia hirta Daun Lebar 3.77

9 Panicum sp. Rumput 3.69

10 Axonopus compressus Rumput 3.59

11 Displazium esculentum Pakis 3.37

12 Setaria plicata Rumput 2.63

13 Phyllanthus niruri Daun Lebar 2.54

14 Curculigo villosa Daun Lebar 2.47

15 Mimosa invisa Daun Lebar 2.22

16 Euphorbia hirta Daun Lebar 2.14

17 Peperomia pellucida Daun Lebar 2.14

18 Melastoma malabatrichum Daun Lebar 2.06

19 Mikania micrantha Daun Lebar 1.22

20 Selaginella willdenowii Pakis 1.22

21 Colocasia sp. Daun Lebar 1.02

22 Eleusine indica Rumput 0.98

23 Chantella asiatica Daun Lebar 0.76

24 Drimaria cordata Daun Lebar 0.76

25 Pteris sp. Pakis 0.73

26 Caladium bicolor Daun Lebar 0.53

27 Euphorbia prunifolia Daun Lebar 0.53

28 Pteredium sp. Pakis 0.53

29 Borreria alata Daun Lebar 0.46

30 Digitaria adscendens Rumput 0.46

(36)

24

Nilai SDR pada masing-masing spesies gulma menunjukkan bahwa gulma tersebut menguasai sebanyak persen sarana tumbuh yang ada. Secara umum gulma yang menguasai areal Kebun Bangun bandar di afdeling 1 adalah golongan rumput Ottochloa nodosa, golongan teki Cyperus killingia, serta golongan daun lebar pada lahan TBM Muccuna bracteata, dan pada lahan TM Muda dan TM Tua yaitu Ageratum conyzoides.

Pengamatan Seedbank Gulma

Seedbank gulma merupakan simpanan biji gulma di dalam tanah yang

akan menjadi sumber populasi gulma di masa yang akan datang. Pengamatan

seedbank gulma dilakukan dengan pengambilan sample tanah yang termasuk

kedalam 3 kategori yang setiap kategorinya terdiri dari 3 blok yaitu tanaman belum menghasilkan (TBM) di blok 61 (2015), blok 57, dan blok 46; tanaman menghasilkan muda (TM muda) di blok 52, blok 53, dan blok 54; dan tanaman menghasilkan tua (TM tua) di blok 61 (2000), blok 59, dan blok 58. Pengambilan tanah dilakukan pada tanggal 4 April 2015 – 11 April 2015. Setiap blok sample tanah yang diambil dengan kedalaman 0 – 10 cm, 10 – 20 cm, dan 20 – 30 cm. Ukuran contoh tanah yang diambil 20 cm x 20 cm.

Gambar 9 Media persemaian biji gulma pengamatan seedbank

Media yang digunakan untuk penempatan sample tanah yang diambil dari kebun terbuat dari potongan bambu sebagai tiang, dan karung sebagai alas. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan simpanan biji gulma pada perkebunan kelapa sawit yang berbeda umur tanam dan kedalaman tanahnya.

(37)

25 Hasil perhitungan terhadap pertumbuhan individu gulma pada lahan yang berbeda umur tanam dan kedalamannya menunjukkan adanya perbedaan banyaknya simpanan biji gulma (densitas seedbank gulma). Densitas seedbank

gulma dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Data pengamatan seedbank gulma di Afdeling I Kebun Bangun Bandar Lahan Densitas seedbank ( Jumlah individu / m

2

Sumber : Hasil pengamatan penulis di lapangan

Berdasarkan pada Tabel 11, simpanan biji gulma secara kesuluruhan lebih banyak pada lahan kelapa sawit TBM yaitu 584 individu/m2. Pada lahan kelapa sawit TM Muda tidak mencapai setengah dari jumlah simpanan biji gulma di TBM yaitu sebanyak 204 individu/ m2. Pada lahan kelapa sawit TM Tua jumlah seedbank yang dihasilkan sebanyak 47 individu/m2.

Perbedaan yang terjadi pada umur tanaman kelapa sawit karena persaingan untuk tumbuh pada lahan baru sangat kecil bagi gulma sehingga gulma tumbuh dengan sangat mudah. Maka dari itu pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan herbisida gramoxone yang diketahui sangat cepat mematikan pertumbuhan gulma. Tetapi itu hanya bekerja pada permukaan tanah, simpanan biji gulma di dalam tanah tidak ikut terhambat secara keseluruhan. Sehingga masih tingginya densitas seedbank gulma pada lahan kelapa sawit TBM.

(38)

26

Perbedaan jumlah simpanan biji gulma di dalam tanah terhadap kedalaman tanah juga terlihat pada Tabel 11. Untuk gulma jenis daun lebar pada kedalaman 0 cm – 10 cm di lahan kelapa sawit TBM sebanyak 30 individu/ m2. Terjadi penurunan pada kedalaman 10 cm – 20 cm sebanyak 4 individu. Pada kedalaman 20 cm – 30 cm jumlah individu juga terbatas sebanyak 7 individu. Hal ini menunjukkan semakin dalam kedalaman tanah maka jumlah individu biji gulma semakin berkurang. Terjadi perbedaan pada lahan TM muda yaitu pada kedalaman 10 cm – 20 cm jumlah individu biji gulma lebih banyak 15 individu gulma daripada di kedalaman 0 cm – 10 cm. Kemungkinan terjadinya karena adanya legume penutup tanah (LCC) yang dapat menghambat perkecambahan gulma melalui penutupannya sehingga seedbank gulma tertahan pada kedalaman 10 cm – 20 cm. Tetapi secara keseluruhan jumlah simpanan biji gulma lebih banyak terakumulasi pada permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. Untuk jumlah simpanan biji gulma jenis rumput dan teki pada lahan TBM lebih banyak individunya pada kedalaman 10 cm – 20 cm, berbeda dengan lahan TM Muda lebih banyak pada kedalaman 20 cm – 30 cm walaupun dalam jumlah perbedaan yang sedikit, pada lahan TM Tua secara keseluruhan jumlah individu gulmanya merata. Untuk gulma jenis teki mendominasi pertumbuhan biji gulma dalam tanah yaitu sebanyak 562 individu/ m2, diikuti dengan gulma jenis daun lebar sebanyak 199 individu/ m2, kemudian gulma jenis rumput sebanyak 74 individu/ m2. Untuk gulma jenis paku tidak ditemukan pertumbuhannya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Terdapat 30 jenis gulma pada Kebun Bangun Bandar, 4 diantaranya yang mendominasi yakni ; golongan rumput Ottochloa nodosa, golongan teki Cyperus

(39)

27 Saran

Penanaman legum penutup tanah pada lahan TBM perlu lebih intensif, karena keberadaanya membantu dalam penekanan perkembangan seedbank gulma. Pemanfaatan LCC selain dapat memberikan tambahan nutrisi kepada kelapa sawit juga dapat mengurangi penggunaan herbisida.

DAFTAR PUSTAKA

Adriadi, A., Chairul dan Solfiyeni. 2012. Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari. Jurnal Biologi Universitas Andalas 1(2): 108-115

Arenloveu. 2007. Kendala Pertanian Lahan Kering Masam Daerah Tropika. (http://www.arenloveu.blogspot.com). Diakses pada 25 April 2013.

Arsyad, A., Junaedi, H., Farni, Y., 2012. Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Potensi Produksi Untuk Meningkatkan Hasil Tandan Buah Segar (Tbs) Pada Lahan Marginal Kumpeh. Penelitian Universitas Jambi Seri Sains 14 (1): 29-36.

Barus E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan, Efektivitas dan Efisiensi

Aplikasi Herbisida. Yogyakarta (ID) : Kanisius.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2013. Pengelolaan Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit. http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-196-pengelolaan-gulma-pada-perkebunan-kelapa-sawit.html.

Espinar, J.L., K. Thompson, L. V. García. 2005. Timing of seed dispersal generates a bimodal seed bank depth distribution. Amer. J. Bot. 92 : 1759- 1763.

Hakim, M. 2007. Agronomis dan Manajemen Kelapa Sawit : Buku Pegangan Agronomis dan Pengusaha Kelapa Sawit. Lembaga Pupuk Indonesia. Jakarta. 305 hal.

Mangoensoekarjo,S. dan H. Semangun. 2000. Manajemen Agrobisnis Kelapa

Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 Hal.

Moenandir, J.1993.Ilmu Gulma. Raja Grafindo Persada. 181 hal.

Pahan I. 2013. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu

hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Panggabean RM, Sihombing L, Salmiah. 2013. Analisis pengaruh biaya pemeliharaan terhadap pendapatan agribisnis kelapa sawit. J Universitas Sumatera Utara 2 (10) (2013).

Purba, P. 1998. Optimalisasi Produk Kelapa Pada Lahan Berlereng Curam. Warta PPKS. Vol. 6 (3) : 109-113.

Purba, R.Y., Arsyad, D.K dan P, Purba. 2004. Kerugian Akibat Sanitasi Buruk Pada Kultur Tehnis Tanaman Kelapa Sawit, Warta PPKS 12 (1) : 9-13 Risza S. 1994. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta (ID)

: Kanisius.

Risza S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Yogyakarta (ID) : Kanisius.

(40)

28

Sudarmo. 2001. Pengndalian Serangga, Hama Penyakit, dan Gulma Padi. Penerbit Kanisius

Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

(41)

29

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di PT Socfindo, Bangun Bandar

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Lokasi

Penulis Karyawan Standar

09/02/2015 Tiba di lokasi magang - - - Kantor ADM Socfindo

10/02/2015 Pengangkutan acasia - - - Blok 57

11/02/2015 Pemanenan 18 tandan 235 tandan 220 tandan Blok 66

12/02/2015 Pemanenan 12 tandan 188 tandan 220 tandan Blok 58

13/02/2015 Semprot Selektif dan BTP 3 tangki 9 tangki 12 tangki Blok 60, 61, dan 65

14/02/2015 Semprot Micron herby 1 Ha 6 Ha 6.5 Ha Blok 47

15/02/2015 Libur - - - -

16/02/2015 Semprot Micron herby 1 Ha 6 Ha 6.5 Ha Blok 39

17/02/2015 Semprot Piringan Rintis 5 Ha 18 Ha 20 Ha Blok 57

18/02/2015 Semprot Selektif dan BTP 5 tangki 9 tangki 12 tangki Blok 65

19/02/2015 Libur - - - -

20/02/2015 Pengangkutan acasia - - - Blok 57

21/02/2015 Semprot Oryctes 1 tangki 2 tangki 2 tangki Blok 26

22/02/2015 Libur - - - -

23/02/2015 Semprot Oryctes 1 tangki 2 tangki 2 tangki Blok 17

(42)

30

Lampiran 1 (lanjutan)

28/02/2015 Pemupukan NPK 90 kg 600 kg - Blok 53

01/03/2015 Libur - - - -

02/03/2015 Semprot Oryctes 1 tangki 2 tangki 2 tangki Blok 61

03/03/2015 Dongkel Anak Kayu 0.5 Ha 1.2 Ha 1.3 Ha Blok 66

04/03/2015 Kastrasi 1 Ha 2 Ha 3 Ha Blok 57 (N0)

05/03/2015 Penyiraman - - - Blok 61

06/03/2015 Sensus Ulat 12 Ha 20 Ha 20 Ha Blok 49

07/03/2015 Pemupukan NPK 90 kg 653 kg 700 kg Blok 52

08/03/2015 Libur - - - -

Lampiran 2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor/mandor besar di PT Socfindo, Bangun Bandar

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Jlh KHL yg

diawasi (orang)

Luas Areal yg diawasi

(Ha)

Lama Kegiatan (Jam)

09/03/2015 Penunasan 9 orang 3.2 Ha 6 jam Blok 58

10/03/2015 Pemupukan Dolomit 6 orang 25 Ha 6 jam Blok 61 dan 57

11/03/2015 Semprot HPS 6 orang 6 Ha 6 jam Blok 49

12/03/2015 Penyisipan Pokok 1 orang - 4 jam Blok 49

13/03/2015 Semprot HPS 11 orang 7.7 Ha 7 jam Blok 49

14/03/2015 Semprot Micron herby 6 orang 39 Ha 7 jam Blok 65

15/03/2015 Libur - - - -

(43)

31

Lampiran 2 (lanjutan)

17/03/2015 Pemupukan NPK 2 orang - 6 jam Blok 57

18/03/2015 Skarifikasi & Penanaman

Mucuna bracteata 4 orang - 5 jam Blok 57

19/03/2015 Kalibrasi Sprinkel di

Pembibitan 3 orang - 4 jam Blok 57

20/03/2015 Injeksi 8 orang 14 Ha 5 jam Blok 56

21/03/2015 Libur - - - -

22/03/2015 Libur - - - -

23/03/2015 Pemanenan 10 orang 5 Ha 7 jam Blok 67

24/03/2015 Semprot Piringan Rintis 13 orang 45.5 Ha 7 jam Blok 48

25/03/2015 Semprot Piringan Rintis 12 orang 40 Ha 7 jam Blok 52

26/03/2015 Semprot HPS 9 orang 8 Ha 7 jam Blok 61

27/03/2015 Penguntilan NPK 3 orang - 5 jam Gudang Pupuk

28/03/2015 Pemupukan NPK 8 orang 26 Ha 5 jam Blok 64

29/03/2015 Libur - - - -

30/03/2015 Semprot Selektif dan BTP 7 orang 20 Ha 7 jam Blok 46

31/03/2015 Pemupukan NPK pada HCV 4 orang - 7 jam Blok 53

01/04/2015 Semprot Oryctes 6 orang 25 Ha 7 jam Blok 61 dan 48

02/04/2015 Pengenalan SSPL - - - -

03/04/2015 Libur - - - -

04/04/2015 Pengambilan Sampel Tanah

Pengamatan - - - -

05/04/2015 Libur - - - -

(44)

32

Lampiran 2 (lanjutan)

07/04/2015 Semprot Selektif dan BTP 9 orang 20 Ha 7 jam Blok 55

08/04/2015 Pemupukan NPK Manual 2 orang 2.32 Ha 5 jam Blok 50

Lampiran 3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten/kepala Afdeling di PT Socfindo, Bangun Bandar

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Jlh Mandor

yg diawasi (orang)

Luas Areal yg diawasi

(Ha)

Lama Kegiatan (Jam)

09/04/2015 Aplikasi Kompos 1 orang 3 Ha 6 jam Blok 61

10/04/2015 Supervisi Dosen IPB - - - -

11/04/2015 Replanting 2 orang 3.5 Ha 5 jam Blok 61

12/04/2015 Libur - - - -

13/04/2015 Aplikasi Kompos 1 orang 4 Ha 5 jam Blok 61

14/04/2015 BTP Manual 1 orang 13.5 Ha 5 jam Blok 49

15/04/2015 Pembibitan Pre Nursery 1 orang - 7 jam Pembibitan

16/04/2015 Administrasi 2 orang - - Kantor Afdeling 1

17/04/2015 Sensus Buah 1 orang - 6 jam Blok 48

18/04/2015 Pemupukan NPK dan Borax 1 orang - 6 jam Blok 46 dan 57

19/04/2015 Libur - - - -

20/04/2015 Pemupukan Borax 1 orang - 5 jam Blok 53

21/04/2015 Pemupukan Borax 1 orang - 6 jam Blok 53

(45)

33

Lampiran 3 (lanjutan)

23/04/2015 Pemupukan Kieserite 1 orang - 5 jam Blok 50 dan 51

24/04/2015 Pemupukan NPK 1 orang - 3 jam Blok 49

25/04/2015 Penunasan 1 0rang - 5 jam Blok 58

26/04/2015 Libur - - - -

27/04/2015 Pemupukan NPK 1 orang - 6 jam Blok 57

28/04/2015 Semprot Oryctes 1 orang - 6 jam Blok 54

29/04/2015 Semprot BTP Kimia 1 orang 13 Ha 6 jam Blok 63

30/04/2015 Semprot HPS 1 orang 6 Ha 6 jam Blok 61

01/05/2015 Libur - - - -

02/05/2015 Penunasan 1 orang 0.5 Ha 6 jam Blok 52

03/05/2015 Libur - - - -

04/05/2015 Penunasan 1 orang 1.5 Ha 6 jam Blok 52

05/05/2015 Injeksi 1 orang 6.5 Ha 6 jam Blok 57

06/05/2015 Aplikasi Kompos 1 orang 3 Ha 7 jam Blok 61

07/05/2015 Penunasan 1 orang 2.1 Ha 6 jam Blok 52

08/05/2015 Pemupukan Urea dan Borax 1 orang 40 Ha 6 jam Blok 61

09/05/2015 Semprot Selektif 1 orang 6.15 Ha 6 jam Blok 61

10/05/2015 Libur - - - -

11/05/2015 Semprot Selektif 1 orang 9.44 Ha 6 jam Blok 60

12/05/2015 Semprot Selektif 1 orang 4 Ha 6 jam Blok 60

13/05/2015 Semprot Selektif 1 orang 7.5 Ha 6 jam Blok 60

14/05/2015 Libur - - - -

15/05/2015 Semprot Selektif 1 orang 5 Ha 5 jam Blok 60

(46)

34

Lampiran 3 (lanjutan)

17/05/2015 Libur - - - -

18/05/2015 Semprot Selektif 1 orang 6 Ha 6 jam Blok 60

19/05/2015 Semprot Selektif 1 orang 5.5 Ha 6 jam Blok 60

20/05/2015 Semprot Micron herby 1 orang 30 Ha 6 jam Blok 59

21/05/2015 Semprot Micron herby 1 orang 36 Ha 6 jam Blok 49

22/05/2015 Semprot Selektif 1 orang 5 Ha 5 jam Blok 60

23/05/2015 Semprot Oryctes 1 orang 5 Ha 6 jam Blok 55

24/05/2015 Libur - - - -

25/05/2015 Semprot Oryctes 1 orang 3.6 Ha 6 jam Blok 60 dan 48

26/05/2015 Semprot Oryctes 1 orang 3 Ha 6 jam Blok 48

27/05/2015 Semprot Oryctes 1 orang 3.2 Ha 6 jam Blok 48

28/05/2015 Analisa Daun 1 orang 64.48 Ha 6 jam Blok 58

29/05/2015 Semprot Oryctes 1 orang 6 Ha 6 jam Blok 60 dan 61

30/05/2015 Semprot Oryctes 1 orang 6.2 Ha 5 jam Blok 61 dan 55

01/06/2015 Semprot Oryctes 1 orang 4.4 Ha 6 jam Blok 54 dan 57

02/06/2015 Presentasi Laporan Magang - - - Gedung SSPL

03/06/2015 Semprot Oryctes 1 orang 9.2 Ha 6 jam Blok 57

04/06/2015 Semprot Oryctes 1 orang 6 Ha 6 jam Blok 46 dan 61

05/06/2015 Semprot Oryctes 1 orang 5 Ha 5 jam Blok 61 dan 55

06/06/2015 Perpisahan dengan Afdeling 1 - - 3 jam Kantor Afdeling 1

07/06/2015 Libur - - - -

(47)

35

= Pabrik Kelapa Sawit Bangun Bandar

Gambar

Tabel 2 Rincian luas Kebun Bangun Bandar berdasarkan tahun tanam
Gambar 1 (a) bentuk sprinkle mata tiga (b) dan saat beroperasi pagi hari
Gambar 2 Karyawan sedang menebar pupuk
Gambar 3 (a) Cara pengeboran pokok (b) dan cara pengisian insektisida
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini adalah Pembiayaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang dibebankan kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Desa/Kelurahan di seluruh

Tingkat stres yang dialami babi Landrace Crossbred yang disembelih dengan metode electrical stunning dan tanpa stunning pada penelitian ini dapat diketahui dengan

Berkaca pada kasus eksekusi mati gelombang I dan II yang telah dilakukan Januari dan April 2015 lalu, tidak ada mekanisme koreksi dan ruang evaluasi yang dilakukan oleh Kejaksaan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah berhasil peneliti lakukan, maka kesimpulan yang bisa diambil peneliti dari penelitian ini adalah

 testiranje za otkrivanje šećerne bolesti tipa 2 i predijabetesa u asimptomatskih osoba treba uzeti u obzir kod odraslih osoba bilo koje dobi koje su prekomjerne

Perbandingan dengan senyawa hasil identifikasi dari ekstrak makroalga Ceratodictyon spongiosum yang diambil dari perairan yang sama, menunjukkan adanya kesamaan

(c) Median untuk data genap adalah rata-rata dari dua data yang terletak di tengah... Sedangkan rata-rata gaji bagian marketing adalah 3 juta dengan jumlah personel

Hasil yang dicapai adalah sebuah data warehouse yang mempercepat dan mempermudah penyediaan data dan informasi yang dibutuhkan PT Jalur Sutramas untuk melakukan proses