KAJIAN BEBAN PENCEMARAN DAN DAYA TAMPUNG
BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CILIWUNG HULU
SEGMEN KABUPATEN BOGOR
JEFFRI MANURUNG
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014
Jeffri Manurung
ABSTRAK
JEFFRI MANURUNG. Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh AGUS PRIYONO dan OMO RUSDIANA.
Kualitas air (KA) Sungai Ciliwung Hulu sangat penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan air untuk aktivitas masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui seberapa besar perubahan KA akibat tingginya beban pencemaran (BP) yang masuk ke badan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk pemanfaatan sungai, sumber pencemaran, mengevaluasi kondisi KA sungai, menghitung BP dan Daya Tampung BP (DTBP). Metode studi literatur digunakan untuk pengumpulan data sekunder yang terdiri dari: data KA, kependudukan, pariwisata, jumlah ternak, luas lahan pertanian dan jumlah industri sedangkan data primer menggunakan hasil observasi lapang serta wawancara masyarakat. Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan Rapid Assesment of Sources of Air, Water and Land Polution untuk status mutu air dan BP, perhitungan DTBP berdasarkan BMA kelas I (PP No 82 Tahun 2001) serta bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran dianalisis secara deskriptif. Sumber BP utama akibat bentuk pemanfaatan oleh masyarakat berasal dari limbah domestik, peternakan dan pertanian. DTBP sungai yang terbatas menyebabkan BP utama tidak tertampung lagi. Besarnya kelebihan BP berturut-turut adalah 733.56 ton bulan ¹ BOD, 1005.82 ton bulan ¹ COD dan 478.29 ton bulan ¹ TSS. Secara umum status mutu air Sungai Ciliwung Hulu tahun 2008-2012 telah tercemar sedang sampai baik, terlihat dari parameter BOD, COD, phospat, DO, TSS dan total coli yang telah melampaui BMA.
Kata kunci: daya tampung , kualitas air, sumber dan beban pencemaran
ABSTRACT
JEFFRI MANURUNG. Study of Waste Discharge and Pollution’s Capacity of The Upstream of Ciliwung River at Bogor Regency Segment. Supervised by AGUS PRIYONO dan OMO RUSDIANA.
Water quality (KA) of the upstream of Ciliwung River was important affecting the efforts to comply water necessities for community’s activities. Thus there need a study to determine the change of KA due to waste discharge (BP) that flow into stream. The objectives of this research were to identify river’s utilization, source of pollutant, to evaluate condition of river’s KA, and to calculate BP and BP capacity (DTBP). Literature review method was used to collect secondary data that consisted of KA, demography, tourism, total of livestock, total area of farming land and total of industry. Primary data were collected by using field observation and interview to the community. Used analysis method was Rapid Assessment of Sources of Air, Water and Land Pollution to determine status quality of water and BP; meanwhile DTBP was calculated based on BMA class I (PP No 82 of 2001) and utilization of river and source of pollutant were analyzed descriptively. Main source of BP was from river utilization by community which includes domestic, animal husbandry and farming wastes. Main BP couldn’t be contained anymore due to limited DTBP of river. Total of BP excesses were, respectively, 7.3356 ton month ¹ BOD, 1005.82 ton month ¹ COD and 478.29 ton month ¹ TSS. Generally, quality status of upstream Ciliwung River’s water in 2008-2012 was ranged between moderately polluted to fine; it could be seen from parameters such as BOD, COD, phosphate, DO, TSS and total coli that have been exceding BMA.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
KAJIAN BEBAN PENCEMARAN DAN DAYA TAMPUNG
BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CILIWUNG HULU
SEGMEN KABUPATEN BOGOR
JEFFRI MANURUNG
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor
Nama : Jeffri Manurung NIM : E34070031
Disetujui oleh
Ir Agus Priyono, MS Pembimbing I
Dr Ir Omo Rusdiana, MSc Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Bulan Agustus 2012 dan Oktober-Desember 2013 ini adalah pencemaran, dengan judul Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Agus Priyono, MS dan Dr Ir Omo Rusdiana, MSc selaku pembimbing, Ir Edhi Sandra, MSi atas motivasinya dan Prof Dr Ir Achmad, MS atas masukan dalam perbaikan skripsi saya. Terima kasih kepada Bogor International Club (BIC) melalui Ibu Rosiana dan PT. Toba Pulp Lestari (TPL) melalui Bapak Jasmin Parhusip yang mensponsori penelitian saya. Penghargaan penulis sampaikan atas segala bantuan selama pengumpulan data kepada Bapak: Sugeng beserta staf BLH Kab. Bogor; Andi S beserta staf BPSDA Ciliwung-Cisadane; Heru beserta staf BPDAS Citarum-Ciliwung; Teguh beserta staf Disperhut Kab. Bogor; Dito beserta staf Bappeda Kab. Bogor; Undang beserta staf BPS Kota Bogor; Jaya Sukarno beserta staf BBWS Ciliwung-Cisadane; Waluyo YU beserta staf KLH; seluruh responden yang saya wawancara. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak, Mama, seluruh keluarga, dan teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 1
METODE 1
Lokasi dan Waktu 1
Alat dan Bahan 2
Jenis Data dan Metode Pengambilan Data 2
Analisis Data 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Sungai Ciliwung Hulu 6 Perkembangan Kualitas dan Status Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu Tahun
2008-2012 8
Beban Pencemaran (BP) Sungai Ciliwung Hulu 10
Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) 14
SIMPULAN DAN SARAN 15
Simpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 15
DAFTAR TABEL
1 Jenis Data Sekunder yang Digunakan dalam Penelitian 3
2 Bobot Parameter dalam Perhitungan IKA-NSF 4
3 Kriteria Indeks Kualitas Air NSF 4
4 Faktor Konversi Limbah Beban Pencemaran 5
5 Bentuk Pemanfaatan Sungai Tahun 2012 6
6 Sumber Pencemar Sungai di DAS Ciliwung Hulu Tahun 2012 7 7 Penggunaan Pupuk untuk Lahan Pertanian oleh Masyarakat 8 8 Status KA Berdasarkan IKA-NSF Tahun 2008-2012 10
9 Beban Pencemaran Limbah Domestik 11
10 Beban Pencemaran Limbah Pengunjung Pariwisata 11
11 Beban Pencemaran Limbah Peternakan 11
12 Luas Lahan Pertanian di DAS Ciliwung Hulu 12
13 Beban Pencemaran Limbah Pertanian 12
14 Beban Pencemaran Limbah Industri 13
15 Total Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor 13 16 Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2012 pada
BMA Kelas I 14
17 Rekapitulasi DTBP Terhadap BP Air Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2012 14
DAFTAR LAMPIRAN
1
Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2008-2012 pada KondisiParameter Terbaik dan Terburuk 18
2 Debit Bulanan Rata-Rata Sungai Ciliwung Hulu 21
3. Curah Hujan Tahun 2008-2012 Stasiun Katulampa 21
4 Parameter yang Melampui BMA Kelas I Tahun 2008-2012 Berdasarkan PP
No 82 Tahun 2001 22
5 Perhitungan BP Limbah Cair Domestik dan Sampah Organik 23
6 Perhitungan BP Limbah Pengunjung Pariwisata 25
7 Perhitungan BP Limbah Peternakan 27
8 Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Air Sungai Ciliwung Hulu 29
9 Perhitungan BP Limbah Industri 31
10 Perhitungan BP Limbah Pertanian 33
11 Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Tahun 2012 Berdasarkan PP
No 82 tahun 2001 (BMA Kelas I) 35
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai penting di Jawa Barat. Sungai ini memiliki peran penting dalam mendukung aktivitas manusia yang ada di sekitarnya. Bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitasnya disinyalir menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di DAS Ciliwung khususnya bagian hulu.
Sungai Ciliwung Hulu merupakan suatu ekosistem yang mengalami tekanan peningkatan beban pencemaran (BP) yang tinggi dari berbagai macam aktivitas manusia di sektor pertanian, peternakan, industri, permukiman dan pariwisata. BP yang dominan di Sungai Ciliwung umumnya disebabkan tingginya konsentrasi bahan organik yang menyebabkan penurunan parameter KA. Menurut Taufik (2003) tingkat KA Sungai Ciliwung Hulu selama periode tahun 2001-2002, sudah tidak memenuhi lagi untuk keperluan air minum dan perikanan berdasarkan SK. Gubernur Jawa Barat No.38 Tahun 1991 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air pada Sumber Air di Jawa Barat. Berdasarkan Indeks Storet, KA sungai sudah tercemar buruk sehingga tidak sesuai digunakan untuk keperluan bahan baku air minum dan perikanan.
Menyadari kondisi tersebut maka diperlukan pengelolaan air Sungai Ciliwung Hulu untuk mengetahui kondisi mutu air dan BP. Untuk mengetahui fenomena kondisi mutu air dan BP yang terjadi maka perlu dilakukan kajian beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran Sungai Ciliwung Hulu segmen Kabupaten Bogor.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1 Mengidentifikasi bentuk pemanfaatan dan sumber pencemar air sungai 2 Mengevaluasi perkembangan kondisi mutu air sungai
3 Menghitung beban pencemaran setiap sumber pencemar 4 Menghitung daya tampung beban pencemaran
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi bagi masyarakat umum terlebih untuk para pengambil kebijakan dalam penentuan strategi pengelolaan, pelaksanaan operasional, petunjuk teknis pengembangan, monitoring dan bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pengembangan DAS Ciliwung.
METODE
Lokasi dan Waktu
Banjarwaru, Bendungan, Pandansari dan Ciawi). Pengambilan data dilaksanakan pada Bulan Agustus 2012 dan Oktober-Desember 2013.
Gambar 1 Lokasi penelitian (sub DAS Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor) berdasarkan letak wilayah administrasi
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian: kamera, alat tulis, kalkulator dan seperangkat komputer. Bahan yang digunakan diantaranya: peta, data KA tahun 2008-2012, kuisioner dan data sumber pencemar dari berbagai instansi.
Jenis Data dan Metode Pengambilan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer berupa data hasil kuesioner.
Metode pengambilan data primer:
1. Observasi langsung untuk mengetahui kondisi umum kawasan dilihat dari bentuk pemanfaatan dan sumber pencemar serta verifikasi data yang telah ada dengan kondisi di lapangan.
Megamendung dan Ds. Pandansari Kec. Ciawi), sub DAS Ciseuseupan (Ds. Bendungan Kec. Ciawi), sub DAS Cisukabirus (Ds. Gadog, Sukagalih, Sukaresmi Kec. Megamendung), sub DAS Cisarua (Ds. Citeko, Cibeureum Kec. Cisarua) dan sub DAS Tugu (Ds. Tugu Utara, Tugu Selatan Kec. Cisarua). Data yang diambil meliputi bentuk pemanfaatan sungai dan sumber pencemarnya. Data bentuk pemanfaatan air yang diperlukan seperti keperluan bahan baku air minum, pertanian, peternakan, MCK dan industri. Data sumber pencemar yang diperlukan seperti cara pengelolaan limbah cair dan sampah dari penduduk, limbah peternakan, pertanian dan industri.
Metode pengambilan data sekunder:
Metode untuk pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur. Adapun data sekunder yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian
No Jenis Data Sumber Data Keterangan
1 Kualitas air sungai tahun 2008-2012
BLH Kab. Bogor Tujuan 2
2 Debit air sungai tahun 2008-2012
BPSDA Ciliwung-Cisadane Tujuan 2, 4 3 CH tahun 2008-2012 BPSDA Ciliwung-Cisadane Tujuan 2, 4 4 Jenis, jumlah dan volume
7 Jenis dan jumlah pertanian Dinas Pertanian, Kehutanan dan BPS Kab. Bogor
Tujuan 1, 2, 3 8 Jumlah pengunjung wisata BPS Kab. Bogor Tujuan 2, 3
Analisis Data
Analisis Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Air Sungai
Hasil pengisian kuesioner dianalisis dengan mengklasifikasikan bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran. Persentase hasil klasifikasi dijelaskan secara deskriptif berkaitan dengan KA sungai.
Analisis Perkembangan Kualitas dan Status Kualitas Air (KA)
Analisis perkembangan KA sungai dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari hasil pemantauan BLH Kabupaten Bogor tahun 2008-2012 dengan Baku Mutu Air (BMA) kelas I berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (KLH 2012). Data KA dibagi menjadi dua bagian yaitu KA terbaik (nilai setiap parameter menunjukkan kualitas terbaik) dan terburuk (nilai setiap parameter menunjukkan kualitas terburuk). Hasil analisis memberikan informasi parameter yang memenuhi atau melampaui BMA.
(TP2), Jembatan Leuwimalang Kec. Cisarua (TP3), Jembatan Gadog Kec. Megamendung (TP4) dan Jembatan Tol Ciawi Kec. Ciawi (TP5). Untuk mengetahui status KA dilakukan dengan menggunakan metode Indeks Kualitas Air (IKA) yang dikembangkan oleh National Sanitation Foundation (NSF-WQI). Parameter IKA yang diukur meliputi: oksigen terlarut (DO), padatan terlarut, pH, Nitrat, suhu, phospat, kekeruhan dan total coli. Nilai status mutu air (IKA) juga dibagi dua bagian yaitu terbaik dan terburuk sesuai dengan data KA.
Tahapan analisis data:
a. Menentukan bobot masing-masing parameter (Wi) berdasarkan Tabel 2: Tabel 2 Bobot parameter dalam perhitungan IKA-NSF
No Parameter Bobot Parameter Ke-i (Wi) Satuan
1 Oksigen terlarut 0.17 % saturasi
b. Menentukan nilai Li dengan cara memplotkan nilai hasil pemantauan setiap parameter yang ada dengan kurva sub indeks menggunakan model penghitungan dalam website water quality indeks calculator (www.water-research.net/watrqualin dex.htm)
c. Menghitung nilai IKA dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
IKA-NSF : Indeks Kualitas Air National Sanitation Foundation (skala 0-100) Wi : Bobot parameter ke-i (skala 0-1)
Li : Nilai sub-indeks parameter ke-i (skala 0-100) n : Jumlah parameter yang digunakan
d. Nilai IKA menentukan status mutu air, dapat dilihat pada Tabel 3: Tabel 3 Kriteria indeks kualitas air NSF
Analisis Beban Pencemaran (BP)
Perhitungan BP dilakukan melalui pendekatan Rapid Assesment of Sources of Air, Water, and Land Polution (WHO 1982), yaitu perhitungan BP dari setiap unit penghasil limbah domestik, pariwisata, pertanian, peternakan, dan industri. Beban pencemaran air Sungai Ciliwung Hulu dapat dihitung mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data jumlah ternak, penduduk, wisatawan, luas pertanian dan volume limbah industri.
2. Mencari faktor konversi limbah masing-masing dari sumber pencemar. Adapun faktor konversi limbah dari sumber pencemar tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
3. Besarnya jumlah ternak, jumlah penduduk, luas pertanian dan volume limbah industri dikalikan dengan faktor konversi limbah masing-masing.
4. Memuat hasil BP dalam bentuk tabel ringkasan untuk mendapat gambaran menyeluruh BP di DAS Ciliwung Hulu.
Tabel 4 Faktor konversi limbah beban pencemaran
Limbah BOD COD TSS TN TP Sumber/
Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP)
Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar (PP No 82 tahun 2001). Pengukuran DTBP dilakukan dengan mengalikan debit air Sungai Ciliwung Hulu dengan BMA kelas I.
Keterangan:
DTBP = Daya Tampung Beban Pencemaran (ton bulan ¹) Q = Debit air sungai (m³ s ¹)
C = Nilai parameter KA pada PP No. 82 tahun 2001 (kelas I)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Sungai Ciliwung Hulu
Berdasarkan hasil wawancara kepada 150 responden pengguna air sungai yang berada di wilayah DAS Ciliwung Hulu, diketahui bentuk pemanfaatan air sungai seperti pada Tabel 5.
Tabel 5 Bentuk pemanfaatan sungai tahun 2012
No Bentuk Pemanfaatan Sungai Persentase (%)
1 Minum 8.7
2 Pertanian 65.3
3 Peternakan 40
4 MCK (mandi, cuci, kakus) 62.7
5 Industri 13.6
Bentuk pemanfaatan sungai didominasi kegiatan pertanian (65.3%) dan MCK (62.7%). Pemanfaatan sungai untuk irigasi pertanian umumnya banyak ditemukan disekitar aliran sungai. Air sungai digunakan untuk mengairi lahan pertanian seperti sawah dan ladang/kebun. Masyarakat yang berada dekat dengan sungai (0-20 m) secara rutin masih memanfaatkan sungai untuk MCK, terutama masyarakat yang tidak memiliki septic tank di rumahnya. Semua aliran limbah cair dibuang langsung ke sungai. Pemanfaatan sungai akan semakin tinggi saat terjadi musim kemarau, hampir seluruh aktivitas masyarakat akan memanfaatakan air sungai karena sumber air dari sumur galian dan sumber mata air mengering.
Berdasarkan sumbernya terdapat dua bentuk sumber pencemar yaitu point source yang merupakan sumber pencemar yang membuang limbah cair melalui pipa, selokan atau saluran air kotor ke dalam badan air pada lokasi tertentu dan
berupa limbah cair dan sampah, peternakan, pertanian dan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Sumber pencemar sungai Ciliwung Hulu tahun 2012
No Sumber Pencemaran Bentuk Penanganan Persentase (%)
1 Sampah Dibuang ke sungai 41
Dibakar 41
2 Limbah Cair Dibuang ke sungai 55
3 Limbah Peternakan Dibuang ke sungai 57
4 Limbah Industri Rumah Tangga Dibuang ke sungai 100 Berdasarkan hasil wawancara sebesar 41% responden yang berada dekat dengan sungai (0-20 m) masih menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Hal ini dipengaruhi jarak rumah ke sungai yang dekat, dianggap lebih cepat dan praktis, lemahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai, minimnya petugas kebersihan serta tempat pembuangan sampah. Bentuk penanganan sampah lainnya dilakukan dengan pembakaran yang biasa dilakukan di tempat pembuangan sampah dan di pekarangan rumah. Secara umum, pemilihan bentuk penanganan sampah ini ditentukkan oleh volume dan jenis sampah. Volume sampah yang relatif kecil dan jenis sampah kering umumnya dilakukan penanganan dengan pembakaran.
Hasil wawancara menunjukkan sebesar 55% responden membuang limbah cair rumah tangganya langsung ke sungai. Terlihat dengan banyaknya saluran-saluran pembuangan berupa paralon yang langsung mengarah ke sungai. Alasan responden membuang limbah cair ke sungai karena faktor jarak yang dekat dengan sungai, saluran pembuangan yang ada memang sudah mengarah ke sungai, lebih mudah dan cepat. Hal ini juga diperkuat dari hasil penelitian Sasongko (2006) bahwa alasan responden membuang air limbahnya ke Sungai Tuk dipengaruhi faktor dekat sungai, saluran pembuangan yang sudah dirancang mengarah ke sungai, tidak ada tempat lain, lebih mudah dan cepat.
Limbah dari kegiatan peternakan berupa kotoran, urin, sisa pakan, serta air dari pembersihan ternak dan kandang ternak. Di DAS Ciliwung Hulu umumnya masyarakat langsung membuang limbah ternak ke sungai (57%). Tingginya pembuangan limbah cair ke sungai mempengaruhi KA sungai terutama BOD air.
Sumber pencemaran dari limbah industri sebesar 100%, hal ini disebabkan posisi industri yang dekat dengan sungai. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pelaku industri untuk menekan biaya produksi, karena air sungai digunakan untuk proses produksi dan limbah produksi dapat langsung dibuang ke sungai. Jenis industri yang ditemukan berupa industri skala rumah tangga yang memproduksi tahu, tempe dan tapioka.
berbukit. Unsur nitrogen pada pupuk dapat menyebabkan eutrofikasi (penyuburan unsur hara) dan tingginya pertumbuhan ganggang dan eceng gondok di perairan (Sastrawijaya 2009).
Tabel 7 Penggunaan pupuk untuk lahan pertanian oleh masyarakat
Lahan Jenis Pupuk Kebutuhan (ton Ha ¹)
- Pupuk buatan yang umum digunakan berupa urea atau NPK
Perkembangan Kualitas Air dan Status Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu
Perkembangan Kualitas Air
Secara temporal selama kurun waktu tahun 2008-2012 telah terjadi perubahan nilai beberapa parameter KA yang cenderung melampaui BMA kelas I baik pada saat kondisi nilai parameter terbaik dan terburuk. Perkembangan KA tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 4.
Pada kondisi terbaik ada 6 parameter yang terpantau melampaui BMA seperti TSS, COD, phospat, BOD dan total coli. Trend parameter yang mengalami penurunan kualitas adalah COD dimana dari tahun 2011-2012 seluruh TP telah terpantau melampaui BMA. Hal ini disebabkan tingginya BP COD yang mengakibatkan nilai parameter melampaui BMA. Penyumbang BP COD terbesar berasal dari limbah domestik (954.49 ton bulan ¹) dan pariwisata (237.70 ton bulan ¹). Trend parameter yang mengalami perbaikan kualitas seperti TSS dan BOD. Sejak tahun 2009-2012 parameter suhu dan TSS tidak pernah terpantau melampaui BMA, sedangkan BOD juga mengalami perbaikan kualitas dari tahun 2010-2012 namun nilai parameternya masih melampaui BMA. Hal ini dipengaruhi debit sungai dan sungai memiliki kemampuan memulihkan kondisinya ke keadaan normal (self purification) (Hendrasarie dan Cahyarani 2010). Adapun penyumbang BP BOD terbesar berasal dari limbah domestik (430.49 ton bulan ¹) dan limbah peternakan (227.45 ton bulan ¹).
coli dalam air berasal dari limbah kakus masyarakat yang langsung dibuang ke sungai. Menurut Pujiastuti et al (2013) bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran feses manusia dan hewan, hal ini menandakan air sungai telah tercemar feses manusia dan hewan.
Pada kondisi terburuk ada 6 parameter yang terpantau melampaui BMA seperti TSS, COD, DO, phospat, BOD dan total coli. Parameter yang mengalami
trend penurunan kualitas adalah TSS, COD dan phospat. Penurunan parameter TSS tidak terlalu signifikan, dari tahun 2009-2012 terpantau tidak semua TP melampaui BMA. Untuk parameter COD dari tahun 2011-2012 terus mengalami penurunan yang disebabkan besarnya BP COD limbah domestik (954.49 ton bulan
¹) dan pariwisata (237.70 ton bulan ¹). Sejak tahun 2010-2012 seluruh TP parameter phospat telah melampaui BMA yang disebabkan tingginya pemanfaatan sungai untuk MCK dan BP limbah pertanian (2.34 ton bulan ¹).
Parameter kondisi terburuk yang mengalami trend perbaikan kualitas adalah DO dan BOD walaupun mengalami perbaikan kualitas namun masih tetap melampaui BMA. Hal ini disebabkan masih tingginya BP BOD dari limbah domestik dan peternakan. Tingginya BOD di air akibat aktivitas organisme pengurai mengakibatkan DO menurun sehingga DO melampaui BMA. Trend
parameter total coli terpantau berfluktuatif dimana tahun 2010 dan 2012 mengalami perbaikan kualitas dan 2009 dan 2011 mengalami penurunan kualitas. Hal ini dipengaruhi masih tingginya pemanfaatan sungai untuk MCK dan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang mengarah langsung ke sungai.
Perkembangan Status Kualitas Air Tahun 2008-2012
Hasil perhitungan IKA menunjukkan bahwa dari tahun 2008-2012 status KA sungai tercemar sedang sampai baik. Secara umum trend IKA terbaik berstatus baik, sedangkan terburuk berstatus tercemar sedang. Kondisi perkembangan status KA tahun 2008-2012 dijelaskan sebagai berikut.
Pada kondisi terbaik, trend status KA tahun 2008-2012 tergolong stabil ditunjukkan oleh adanya 6 parameter yang melampaui BMA pada sebagian TP saja. Status KA ini juga disebabkan pada saat pemantauan secara umum dilaksanakan pada musim hujan dimana CH dan debit tergolong tinggi. Debit sungai berperan penting dalam proses pengenceran sehingga konsentrasi parameter BOD, COD, DO dan total coli di dalam air mengalami penurunan. Selain itu juga sungai memiliki self purification sehingga konsentrasi limbah pencemar dalam air berkurang.
Tabel 8 Status KA berdasarkan IKA-NSF tahun 2008-2012
Beban Pencemaran (BP) Sungai Ciliwung Hulu
Beban pencemaran pada hakikatnya adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air (Pujiastuti et al 2013). Secara umum sumber utama pencemaran di Sungai Ciliwung Hulu berasal dari limbah domestik, pariwisata, peternakan, pertanian dan industri. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut.
Beban Pencemaran (BP) Limbah Domestik
Tabel 9 Beban pencemaran limbah domestik
Megamendung 101076 169.14 375.02 171.51 27.80
Ciawi 38806 64.94 143.98 65.85 10.67
Total 257254 430.49 954.49 436.51 70.74
Sumber: Diolah dari BPS Kab. Bogor (2013) dan Sudradjat (2009)
Beban Pencemaran (BP) Limbah Pengunjung Pariwisata
Sektor pariwisata menjadi sektor andalan bagi roda perekonomian warga yang ada di kawasan puncak Bogor (Kec. Cisarua, Megamendung, Ciawi). Dalam tahun 2011 jumlah pengunjung wisata baik domestik maupun luar negeri berjumlah 2.3 juta jiwa dengan kunjungan rata-rata perbulan 192197 jiwa. Lokasi andalan wisata di kawasan ini seperti: Taman Safari Indonesia, Wisata Agro Gunung Mas, Wana Wisata (Gunung Bunder, Citamiang, Pulo Cangkir), Curug (Cilember, Cisuren, Panjang, Kembar), Telaga Warna, Taman Wisata (Matahari, Riung Gunung, Melrimba) (BPS 2012). Tingginya jumlah kunjungan setiap bulannya mengakibatkan besarnya BP. Limbah yang dihasilkan berupa sampah dan buangan hasil MCK yang langsung dibuang ke sungai. Besarnya BP berpotensi mencemari sungai terutama mempengaruhi parameter BOD, COD dan TSS karena limbah pengunjung merupakan penghasil limbah organik. Kec. Cisarua menjadi penyumbang BP terbesar karena tingginya jumlah wisata dan banyaknya lokasi wisata di kecamatan ini (Tabel 10).
Tabel 10 Beban pencemaran limbah pengunjung pariwisata
Kecamatan
Sumber: Diolah dari BPS Kab. Bogor (2012)
Beban Pencemaran (BP) Limbah Peternakan
dibuang langsung ke sungai sehingga pengolahan limbah sangat diperlukan. Teknologi yang dapat dipakai seperti teknologi digester anaerob (Haryati 2006) untuk mengurangi konsentrasi pencemar dalam limbah.
Tabel 11Beban pencemaran limbah peternakan Kecamatan Beban Pencemaran (ton bulan ¹)
BOD TSS TN
Cisarua 132.45 457.56 17.87
Megamendung 79.59 453.80 17.30
Ciawi 15.31 49.10 2.04
Total 227.35 960.46 37.20
Sumber: Diolah dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor (2013)
Beban Pencemaran (BP) Limbah Pertanian
Limbah pertanian yang dihitung dalam perhitungan BP berasal dari luas lahan pertanian seperti sawah, palawija, sayur dan buah serta perkebunan. BP yang dihasilkan dari lahan pertanian berupa erosi tanah yang menyebabkan naiknya nilai parameter TSS dan kekeruhan dalam perairan. Selain itu adanya proses pencucian oleh air hujan yang membawa sisa pupuk dan pestisida pada tanaman masuk ke perairan sehingga menyebabkan nilai TN dan TP di perairan menjadi tinggi. Luas lahan pertanian di DAS Ciliwung Hulu dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Luas lahan pertanian di DAS Ciliwung Hulu
Kecamatan
Luas Lahan (Ha)
Luas (Ha) Persawahan Palawija Sayuran
Buah
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor (2013)
Tipe lahan sawah terdiri dari sawah yang memiliki irigasi dan yang tidak. Lahan palawija biasanya ditanam jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan talas. Jenis tanaman sayuran dan buah adalah tomat, cabai, bawang, buncis, ketimun, kangkung. Untuk lahan perkebunan dibagi berdasarkan kepemilikan lahan yaitu Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Perkebunan Besar Negara (PBN). Adapun jenis tanaman yang biasa ditanam dalam perkebunan di DAS Ciliwung Hulu adalah teh, sawit, kakao, karet, cengkeh, pala, kelapa, kopi, kayu manis dan kumis kucing.
Tabel 13 Beban pencemaran limbah pertanian
Kecamatan Beban Pencemaran Lahan Pertanian (ton bulan ¹)
BOD COD TSS TN TP
Cisarua 2.07 3.11 1.49 0.92 0.74
Megamendung 2.49 3.74 2.56 1.33 1.18
Ciawi 0.58 0.88 0.63 0.32 0.31
Total 5.15 7.73 4.68 2.56 2.34
Sumber: Diolah dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor (2013)
Beban Pencemaran (BP) Limbah Industri
Jumlah industri yang berada di DAS Ciliwung Hulu sebanyak 26 industri dengan skala industri rumah tangga (tahu, tempe dan tapioka). Kec. Megamendung menjadi penyumbang BP terbesar (Tabel 14), hal ini disebabkan jumlah, jenis, dan volume industri lebih besar. Menurut Priyono (2012) limbah industri yang dibuang secara langsung tanpa pengolahan menyebabkan terjadinya pencemaran air, khususnya peningkatan kadar BOD, COD dan bakteri coliform.
Tabel 14 Beban pencemaran limbah industri
Kecamatan Jenis wawancara dan observasi lapang diketahui 100% limbah industri langsung dibuang ke sungai tanpa ada pengolahan limbah. Penanganan limbah industri perlu dilakukan seperti pembuatan instalasi pengolah limbah dengan teknologi biofilter (Sriharti et al 2004).
Hasil total BP dari berbagai sumber pencemar dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Total Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor
Kecamatan Beban Pencemaran (ton bulan ¹)
BOD COD TSS TN TP
Cisarua 439.17 678.57 766.53 51.06 0.74
Megamendung 254.82 388.77 628.24 46.42 1.28
Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP)
Daya Tampung BP adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan BP tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar (PP No 82 Tahun 2001). Diketahui dari hasil penghitungan DTBP terbesar terjadi pada debit tertinggi Bulan Januari (12,73 m³ s ¹) sedangkan terkecil pada saat debit terkecil Bulan Agustus (1,87 m³ s ¹). Besar DTBP dipengaruhi oleh debit sungai. Perhitungan DTBP dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Daya tampung beban pencemaran sungai Ciliwung Hulu tahun 2012 Hasil perhitungan DTBP tersebut menunjukkan bahwa BP BOD, COD dan TSS telah melebihi DTBP karena tingginya pembuangan BP terutama dari limbah domestik dan peternakan sementara untuk TN dan TP masih memenuhi DTBP. Kondisi saat ini menandakan air Sungai Ciliwung Hulu telah mengalami pencemaran. Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Rekapitulasi DTBP terhadap BP air sungai Ciliwung Hulu tahun 2012
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Bentuk pemanfaatan sungai oleh masyarakat di Sungai Ciliwung Hulu didominasi untuk kegiatan pertanian, MCK dan peternakan. Sedangkan sumber pencemar dominan berasal dari limbah domestik, pariwisata, peternakan, pertanian dan industri.
2. Nilai IKA Sungai Ciliwung Hulu secara umum dari tahun 2008-2012 tergolong tercemar sedang sampai baik. Status ini ditandai dengan parameter KA yang fluktuatif dan melampaui BMA kelas I berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 seperti: TSS, COD, phospat, DO, BOD dan total coli.
3. Besarnya bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran tersebut menyebabkan BP BOD dan COD dominan berasal dari limbah domestik sebesar 430.49 ton bulan ¹ BOD dan 954.49 ton bulan ¹ COD, BP TSS dominan berasal dari limbah peternakan (960.46 ton bulan ¹), BP TN dominan berasal dari limbah domestik (70.74 ton bulan ¹) dan BP TP dominan berasal dari limbah pertanian (2,34 ton bulan ¹).
4. Hasil perhitungan DTBP tahun 2012 diperoleh sebesar 41.28 ton bulan ¹ BOD, 206.41 ton bulan ¹ COD, 1032.06 ton bulan ¹ TSS, 206.41 ton bulan ¹ TN dan 4.13 ton bulan ¹ TP. Besar BP telah melampaui DTBP sebesar 733.56 ton bulan ¹ BOD, 1005.82 ton bulan ¹ COD dan 478.29 ton bulan ¹ TSS.
Saran
1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji besarnya BP yang langsung masuk ke sungai dari setiap sumber pencemar
2. Perlu penangan khusus terhadap BP yang berasal dari limbah domestik, peternakan dan pariwisata seperti penerapan teknologi IPAL komunal yang dapat dipadukan dengan teknologi elektroflokulator, digester, dan biofilter anaerob.
3. Program sosialisasi kepada masyarakat di DAS Ciliwung Hulu perlu ditingkatkan oleh pemerintah untuk mensosialisasikan program produksi bersih yang didasarkan pada paradigma 3R (reduce, reuse, recycle) dan pengenalan sejak dini pendidikan lingkungan.
4. Perlu peningkatan penegakan hukum oleh pemerintah dalam upaya pengendalian pencemaran air.
DAFTAR PUSTAKA
Adibroto TA. 2012. Pengembangan Teknologi Lingkungan dalam Pengelolaan DAS yang Berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan 3(1): 33-42.
Asdak C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008-2013. Kabupaten Bogor dalam Angka. Cibinong: BPS Kabupaten Bogor.
_____ Badan Pusat Statistik. 2008-2013. Kecamatan dalam Angka. Cibinong: BPS Kabupaten Bogor.
[BPSDA] Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air Ciliwung-Cisadane. 2008-2012. Laporan Hasil Pemantauan Curah Hujan dan Debit Sungai Ciliwung Stasiun Katulampa. Bogor: BPSDA.
Damayanti A, Hermana J, Masduqi A. 2004. Analisis Resiko Lingkungan dari Pengolahan Limbah Pabrik Tahu dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes L).
Jurnal Purifikasi 5(4): 151-156.
[Disperhut] Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2013. Monografi Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor tahun 2012.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2013. Buku Data Peternakan Tahun 2012.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Fithor A, Indarjo A, Ario R. 2013. Studi Kesesuaian Wisata dan Mutu Air Laut Untuk Ekowisata Rekreasi Pantai di Pantai Maron Kota Semarang. Journal of Marine Research 2(4): 31-35.
Haryati T. 2006. Biogas: Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. Wartazoa 16(3): 160-169.
Hendrasarie N, Cahyarani. 2010. Kemampuan Self Purification Kali Surabaya, Ditinjau dari Parameter Organik Berdasarkan Model Matematis Kualitas Air. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 2(1):1-11.
[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2010. Pemetaan Sumber Pencemar Agroindustri di DAS Ciliwung Kabupaten dan Kota Bogor.
______ Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Jangkok Kab. Lombok Tengah, Barat dan kota Mataram. Denpasar: KLH.
______ Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Profil Sungai Ciliwung 2012. Jakarta: KLH.
Oram Brian. 2013. The Water Quality Indeks (Monitoring The Quality of Surfacewaters). Dallas: B.F Enviromental Consultants Inc. [17 Oktober 2013]. Tersedia dari: www.water-research.net/watrqualindex.htm.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengeloaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Prayitno HT. 2008. Pemisahan Padatan Tersuspensi Limbah Cair Tapioka dengan Teknologi Membran sebagai Upaya Pemanfaatan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan [tesis]. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Priyono A. 2012. Kerusakan Lingkungan Hidup Sungai Ciliwung. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.
Pujiastuti P, Ismail B, Pranoto. 2013. Kualitas dan Beban Pencemaran Perairan Waduk Gajah Mungkur. Jurnal EKOSAINS 5(1): 59-75.
Penanganannya [tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro.
Sastrawijaya AT. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemargono, Ismiati E, Lazuardi. 2006. Pengolahan Limbah Rumah Tangga dengan Proses Elektrolfokulator Secara “Batch”. Jurnal Rekayasa Perencanaan 3(1): 1-10.
Sriharti, Salim T, Sukirno. 2004. Teknologi Penanganan Limbah Cair Tahu.
Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses; 2004; Semarang, Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro. hlm I12.2-6.
Sudradjat HR. 2009. Mengelola Sampah Kota. Jakarta: Penebar Swadaya.
Taufik KL. 2003. Kualitas Air Hulu dan Tengah Sungai Ciliwung Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Program Studi Manajemen Suberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
Wiryani E. 1991. Analisis Kandungan Limbah Cair Pabrik Tempe Kedelai dan Upaya Pengolahannya dengan Proses Anaerobik [tesis]. Bogor: Pasca Sarjana IPB.
Lampiran 1 Kualitas air sungai Ciliwung Hulu tahun 2008-2012 pada kondisi parameter terbaik dan terburuk (lanjutan)
Parameter BMA Kelas
I TP
Tahun
Terbaik Terburuk
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
KIMIA
3 10.08 8.82 7.33 6.9 6.07 10.08 6 4.77 6.78 5.5
4 8.81 8.64 7.41 6.74 8.07 8.81 6 4.74 5.4 4.86
5 9.97 6.38 6.98 6.34 6.97 9.97 6 4.63 5.5 5.31
BOD
(mg l ¹) 2
1 tda tda 11 25 12 tda tda 22 27 18
2 tda tda 21 16 12 tda tda 28 23 18
3 tda tda 16 26 12 tda tda 24 26 19
4 tda tda 18 14 13 tda tda 42 25 20
5 tda tda 25.5 22 9 tda tda 31 31 16
BIOLOGI
Total coli
(jml 100ml ¹) 1000
1 2200 200 2900 600 1300 2200 24100 3200 6900 5400
2 300 600 4200 1800 6000 300 24100 6700 60500 13100
3 1400 600 3200 2300 1400 1400 34100 4000 60500 9400
4 500 500 3200 2300 1700 500 34100 4300 12100 35800
5 3900 300 1600 1100 1900 3900 17500 4600 5200 4100
Sumber: BLHD Kab. Bogor Keterangan:
- TP: Titik Pantau
- TP 1 sampai 5 berturut: Masjid Atta’awun K. Cisarua, Hotel Evergreen K. Cisarua, Jembatan Leuwimalang K. Megamendung, Jembatan Gadog K. Ciawi dan Jembatan Tol K.Ciawi.
Lampiran 2 Debit bulanan rata-rata sungai Ciliwung Hulu
Tahun Debit Bulanan (m³ detik ¹)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2008 12.34 14.52 6.96 7.89 3.64 2.35 1.15 0.71 0.69 1.25 4.45 13.87
2009 167.98 29.75 21.68 18.60 21.73 14.80 12.52 9.26 10.88 14.85 14.39 14.86
2010 20.34 32.31 25.64 8.86 8.88 11.41 12.14 18.68 24.97 17.02 19.81 12.44
2011 14.06 10.60 6.17 8.35 10.02 5.97 4.15 2.27 1.82 2.82 13.23 13.21
2012 12.73 12.23 11.66 10.88 8.33 7.51 4.28 1.87 1.95 4.77 8.56 9.44
Max 167.98 32.31 25.64 18.60 21.73 14.80 12.52 18.68 24.97 17.02 19.81 14.86
Min 12.34 10.60 6.17 7.89 3.64 2.35 1.15 0.71 0.69 1.25 4.45 9.44
Rerata 45.49 19.88 14.42 10.92 10.52 8.41 6.85 6.56 8.06 8.14 12.09 12.76
Lampiran 3 Curah hujan tahun 2008-2012 Stasiun Katulampa
Tahun Jumlah Curah Hujan (mm)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2008 407 374 575 370 191 114 39 72 534 430 641 444
2009 514 417 326 334 283 190 115 97 302 431 392 441
2010 322 612 660 213 378 335 312 473 630 432 383 414
2011 226 179 202 318 391 220 232 17 139 305 251 490
2012 424 450 162 257 266 160 37 101 370 374 636 426
Total 1893 2032 1925 1492 1509 1019 735 760 1975 1972 2303 2215
Rata-rata 378.6 406.4 385 298.4 301.8 203.8 147 152 395 394.4 460.6 443
Lampiran 4 Parameter yang melampaui BMA kelas I tahun 2008-2012 berdasarkan PP No 82 tahun 2001
Parameter
BMA Kelas
I
TP Kondisi Terbaik Kondisi Terburuk
Lampiran 4 Parameter yang melampaui BMA kelas I tahun 2008-2012 berdasarkan PP No 82 tahun 2001
Parameter
BMA Kelas
I
TP Kondisi Terbaik Kondisi Terburuk
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
FISIKA
BOD
(mg l ¹) 2 1 tda tda 11 25 12 tda tda 22 27 18
2 tda tda 21 16 12 tda tda 28 23 18
3 tda tda 16 26 12 tda tda 24 26 19
4 tda tda 18 14 13 tda tda 42 25 20
5 tda tda 25.5 22 9 tda tda 31 31 16
BIOLOGI
Total coli (jml 100ml ¹) 1000
1 2200 - 2900 - 1300 2200 24100 3200 6900 5400
2 - - 4200 1800 6000 - 24100 6700 60500 13100
3 1400 - 3200 2300 1400 1400 34100 4000 60500 9400
4 - - 3200 2300 1700 - 34100 4300 12100 35800
5 3900 - 1600 1100 1900 3900 17500 4600 5200 4100
Keterangan:
Ta : kondisi terbaik Tu : kondisi terburuk
Lampiran 5 Perhitungan BP limbah cair domestik dan sampah organik
Parameter Kecamatan
Jumlah Penduduk
(jiwa ¹)
Konversi Limbah Cair (kg jiwa ¹ thn ¹)
BP (ton bulan ¹)
BOD Cisarua 117372 19.70 192.69
Lampiran 5 Perhitungan BP limbah cair domestik dan sampah organik (lanjutan)
Parameter Kecamatan
Jumlah Penduduk
(jiwa ¹)
Konversi Limbah Cair (kg jiwa ¹ thn ¹)
BP (ton bulan ¹)
Megamendung 101076 19.70 165.93
Ciawi 38806 19.70 63.71
BOD Cisarua 117372 19.70 192.69
Megamendung 101076 19.70 165.93
Ciawi 38806 19.70 63.71
TOTAL BOD 422.33
COD Cisarua 117372 44.00 430.36
Megamendung 101076 44.00 370.61
Ciawi 38806 44.00 142.29
TOTAL COD 943.26
TSS Cisarua 117372 20.00 195.62
Megamendung 101076 20.00 168.46
Ciawi 38806 20.00 64.68
TOTAL TSS 428.76
TN Cisarua 117372 3.30 32.28
Megamendung 101076 3.30 27.80
Ciawi 38806 3.30 10.67
Lampiran 5 Perhitungan BP limbah cair domestik dan sampah organik (lanjutan)
Lampiran 6 Perhitungan BP limbah pengunjung pariwisata
Lampiran 6 Perhitungan BP limbah pengunjung pariwisata (lanjutan)
Parameter Kecamatan
Jumlah Pengunjung
(jiwa ¹)
Konversi
Limbah Cair BP
(ton bulan ¹) (kg jiwa ¹ thn ¹)
TOTAL BOD 105.17
COD Cisarua 191532 0.33 x 44 234.09
Megamendung 665 0.33 x 44 0.81
Ciawi 0 0.33 x 44 0
TOTAL COD 234.91
TSS Cisarua 191532 0.33 x 20 106.41
Megamendung 665 0.33 x 20 0.37
Ciawi 0 0.33 x 20 0
TOTAL TSS 106.78
TN Cisarua 191532 0.33 x 3.30 17.56
Megamendung 665 0.33 x 3.30 0.06
Ciawi 0 0.33 x 3.30 0
TOTAL TN 17.62
Parameter Kecamatan Jumlah Pengunjung (jiwa ¹) Berat Sampah Organik
(kg hari ¹)
Konversi Sampah Organik (kg ¹)
BP (ton bulan ¹)
BOD Cisarua 191532 71824.50 0.33 x 0.00282 2.03
Lampiran 6 Perhitungan BP limbah pengunjung pariwisata (lanjutan)
Parameter Kecamatan Jumlah Pengunjung (jiwa ¹) Berat Sampah Organik
(kg hari ¹)
Konversi Sampah Organik (kg ¹)
BP (ton bulan ¹)
Ciawi 0 0 0.33 x 0.00282 0
TOTAL BOD 2.03
COD Cisarua 191532 71824.50 0.33 x 0.00388 2.78
Megamendung 665 249.38 0.33 x 0.00388 0.01
Ciawi 0 0 0.33 x 0.00388 0
TOTAL COD 2.79
TSS Cisarua 191532 71824.50 0.33 x 0.00268 1.92
Megamendung 665 249.38 0.33 x 0.00268 0.01
Ciawi 0 0 0.33 x 0.00268 0
TOTAL TSS 1.93
Lampiran 7 Perhitungan BP limbah peternakan
Jenis Ternak
Kecamatan Cisarua
Jumlah (ekor) Jlh Total (ekor) Konversi (kg/unit/tahun) BP (ton/bulan)
BOD TSS TN BOD TSS TN
Sapi Potong 41
200 250 1716 80.3 4.17 28.60 1.34
Kerbau 159
Sapi Perah 1508 1508 539 - - 67.73 - -
Lampiran 7 Perhitungan BP limbah peternakan (lanjutan)
Kecamatan Cisarua
Kambing 4973
13445 36.6 201 8.4 41.01 225.20 9.41
Domba 8472
Ayam Potong 65000
167470 1.4 14.6 0.51 19.54 203.76 7.12
Ayam Buras 97799
Itik 4671
Total 182623 132.45 457.56 17.87
Kecamatan Megamendung
Sapi Potong 122
335 250 1716 80.3 6.98 47.91 2.24
Kerbau 213
Sapi Perah 504 504 539 - - 22.64 - -
Kambing 26
7654 36.6 201 8.4 23.34 128.20 5.36
Domba 7628
Ayam Potong 185000
228240 1.4 14.6 0.51 26.63 277.69 9.70
Ayam Buras 38249
Itik 4991
Total 236733 79.59 453.80 17.30
Kecamatan Ciawi
Sapi Potong 22
69 250 1716 80.3 1.44 9.87 0.46
Kerbau 47
Sapi Perah 168 168 539 - - 7.55 - -
Kambing 457
1776 36.6 201 8.4 5.42 29.75 1.24
Lampiran 7 Perhitungan BP limbah peternakan (lanjutan)
Jenis Ternak
Kecamatan Ciawi
Jumlah (ekor) Jlh Total (ekor) Konversi (kg/unit/tahun) BP (ton/bulan)
BOD TSS TN BOD TSS TN
Ayam Potong 1500
7794 1.4 14.6 0.51 0.91 9.48 0.33
Ayam Buras 5971
Itik 323
Total 9807 15.31 49.10 2.04
Lampiran 8 Bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran air sungai Ciliwung Hulu
No. Bentuk Pemanfaatan Jawaban Responden Persentase (%)
Ya
1 Air Minum 13 8.7
2 Pertanian 98 65.3
4 Peternakan 60 40.0
5 Mandi 95
MCK (5,6,7)= 62.7
6 Mencuci 99
7 Kakus 88
8 Perindustrian 18 13.6
9 Pemanfaatan lain - -
Lampiran 8 Bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran air sungai Ciliwung Hulu (lanjutan)
No
Sumber Pencemaran
Aspek Penanganan Jlh
(jiwa)
Persentase (%)
1 Sampah Dikomposkan 1 1
Daur ulang 0 0
Dibuang ke tempat pembuangan yang
dikelola bersama 22 15
Dibuang ke sungai 61 41
Dibuang ke pekarangan 4 3
Dibakar 61 41
Dibiarkan saja 1 1
Lain-lain 0 0
2 Limbah Cair Ditampung di Septic tank 67 45
Ada pengolahan air limbah 0 0
Dimanfaatkan untuk biogas 0 0
Disalurkan kesungai 83 55
Lain-lain 0 0
3 Peternakan Dikomposkan 17 27
Dijual langsung 10 16
Dimanfaatkan untuk biogas 0 0
Dibuang ke sungai 36 57
Dibiarkan 0 0
Lampiran 8 Bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran air sungai Ciliwung Hulu (lanjutan)
No
Sumber Pencemaran
Aspek Penanganan Jlh
(jiwa)
Persentase (%)
4 Industri IPAL 0 0
Dibuang ke sungai 19 100
Ditampung 0 0
lain-lain 0 0
Lampiran 9 Perhitungan BP limbah industri
No Jenis Industri/
pemilik Alamat Jenis Produk
Kap. Produk
(kg) Bahan Baku
Volume Limbah
(m³ hr ¹) IPAL
1 Pak Eman K. Ciawi tahu 25 kacang kedelai 0.16 dibuang ke sungai
2 Pak Mamat K. Megamendung tahu 100 kacang kedelai 0.72 dibuang ke sungai
3 Pak Otang K. Megamendung tahu 160 kacang kedelai 0.72 dibuang ke sungai
4 Pak aep K. Megamendung tahu 200 kacang kedelai 0.9 dibuang ke sungai
5 Pak H. Lulung K. Megamendung tahu 150 kacang kedelai 0.7 dibuang ke sungai
6 Pak Badeur K. Megamendung tahu 160 kacang kedelai 0.72 dibuang ke sungai
7 Pak Kaman K. Megamendung tahu 100 kacang kedelai 0.72 dibuang ke sungai
8 Pak Nik K. Megamendung tahu 200 kacang kedelai 0.9 dibuang ke sungai
9 Pak Nara K. Megamendung tahu 150 kacang kedelai 0.8 dibuang ke sungai
10 Pak Nur K. Megamendung tahu 100 kacang kedelai 0.72 dibuang ke sungai
11 Pak Miawi K. Megamendung tahu 50 kacang kedelai 0.1 dibuang ke sungai
Lampiran 9 Perhitungan BP limbah industri (lanjutan)
No Jenis Industri/
Pemilik Alamat Jenis Produk
Kap. Produk
(kg) Bahan Baku
Volume Limbah
(m³ hr ¹) IPAL
12 Pak Karso K. Megamendung tahu 1200 kacang kedelai 2 dibuang ke sungai
13 Pak Rahmad K. Megamendung tahu 30 kacang kedelai 0.006 dibuang ke sungai
14 Priangan Sari K. Megamendung tempe 150 kacang kedelai 1.2 dibuang ke sungai
15 Pak Jamhuri K. Megamendung tapioka 150 singkong 12.8 dibuang ke sungai
16 CV/Suhardiman K. Megamendung - - - - tidak ada data
17 Pak Karyo K. Cisarua tempe 100 kedelai 0.5 dibuang ke sungai
18 Pak Suraji K. Cisarua tempe 150 kedelai 12 dibuang ke sungai
19 Pak Iwan K. Cisarua tempe 180 kedelai 1 dibuang ke sungai
20 Pak Hasan K. Cisarua tahu 70 kedelai 0.24 dibuang ke sungai
21 Pak Yusuff K. Cisarua tahu 360 kedelai 4 dibuang ke sungai
22 Pak Safen K. Cisarua tahu 200 kedelai 0.36 dibuang ke sungai
Jenis Industri Jumlah Volume Faktor Konversi (mg l ¹) Beban Pencemaran (ton bulan ¹)
Limbah (m³ hari ¹) BOD COD BOD COD
Tahu 16 13.766 5389.5 7050 2.23 2.91
Tempe 9 18.12 1302.03 4188.27 0.71 2.28
Tapioka 1 12.8 4500 18500 1.73 7.10
Lampiran 10 Perhitungan BP limbah pertanian (lanjutan)
Parameter Kecamatan
Luas Lahan Perkebunan
(Ha) Luas Total
(Ha)
Faktor Konversi (kg Ha ¹ msm tnm ¹)
Kontribusi Pencemaran (ton/bulan ¹)
Rakyat Swasta Negara
BOD Cisarua 352.64 534.14 514.16 1400.94 9 1.05
Megamendung 292.03 0 71.96 363.99 9 0.27
Ciawi 33 0 0 33 9 0.02
TOTAL BOD 1.35
COD Cisarua 352.64 534.14 514.16 1400.94 13.5 1.58
Megamendung 292.03 0 71.96 363.99 13.5 0.41
Ciawi 33 0 0 33 13.5 0.04
TOTAL COD 2.02
TSS Cisarua 352.64 534.14 514.16 1400.94 1.6 0.19
Megamendung 292.03 0 71.96 363.99 1.6 0.05
Ciawi 33 0 0 33 1.6 0.004
TOTAL TSS 0.24
TN Cisarua 352.64 534.14 514.16 1400.94 3 0.35
Megamendung 292.03 0 71.96 363.99 3 0.09
Ciawi 33 0 0 33 3 0.01
Total N 0.45
TP Cisarua 352.64 534.14 514.16 1400.94 1.5 0.18
Megamendung 292.03 0 71.96 363.99 1.5 0.05
Ciawi 33 0 0 33 1.5 0.00
Lampiran 11 Perhitungan daya tampung beban pencemaran tahun 2012 berdasarkan PP No 82 tahun 2001 (BMA kelas I)
Bulan Debit
(m³ s ¹)
Kelas I (mg l ¹) Daya Tampung Beban Pencemaran (ton bulan ¹)
BOD COD TSS TN TP BOD COD TSS TN TP
Januari 12.73 2 10 50 10 0.2 68.19 340.93 1704.67 340.93 6.82
Februari 12.23 2 10 50 10 0.2 61.29 306.43 1532.17 306.43 6.13
Maret 11.66 2 10 50 10 0.2 62.45 312.25 1561.24 312.25 6.24
April 10.88 2 10 50 10 0.2 56.40 282.01 1410.05 282.01 5.64
Mei 8.33 2 10 50 10 0.2 44.61 223.06 1115.29 223.06 4.46
Juni 7.51 2 10 50 10 0.2 38.92 194.61 973.04 194.61 3.89
Juli 4.28 2 10 50 10 0.2 22.92 114.61 573.04 114.61 2.29
Agustus 1.87 2 10 50 10 0.2 10.03 50.17 250.83 50.17 1.00
September 1.95 2 10 50 10 0.2 10.11 50.54 252.72 50.54 1.01
Oktober 4.77 2 10 10 0.2 25.55 127.73 638.66 127.73 2.55
November 8.56 2 10 50 10 0.2 44.35 221.75 1108.73 221.75 4.43
Desember 9.44 2 10 50 10 0.2 50.57 252.87 1264.34 252.87 5.06
Total 495.39 2476.96 12384.78 2476.96 49.54
Lampiran 12 Total BP Sungai Ciliwung Hulu segmen Kab. Bogor Kecamatan Sumber
Limbah
Beban Pencemaran
BOD COD TSS TN TP
Cisarua Penduduk 196.41 435.48 199.16 32.28 -
Pariwisata 106.84 236.88 108.33 - -
(TP1-TP3) Industri 1.40 3.10 - - -
Pertanian 2.07 3.11 1.49 0.92 0.74
Peternakan 132.45 0.00 457.56 17.87 -
Total 439.17 678.57 766.53 51.06 0.74
Megamendung Penduduk 169.14 375.02 171.51 27.80 -
Pariwisata 0.37 0.82 0.38 - -
(TP4) Industri 3.22 9.18 - - -
Pertanian 2.49 3.74 2.56 1.33 1.28
Peternakan 79.59 0.00 453.80 17.30 -
Total 254.82 388.77 628.24 46.42 1.28
Ciawi Penduduk 64.94 143.98 65.85 10.67 -
Pariwisata 0 0 0 - -
(TP5) Industri 0.03 0.03 - - -
Pertanian 0.58 0.88 0.63 0.32 0.31
Peternakan 15.31 0.00 49.10 2.04 -
Total 80.86 144.89 115.57 13.03 0.31
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan Sumatera Utara pada tanggal 8 Mei 1990 dari Ayah Alfaret Manurung dan Ibu Lydia Napitupulu. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2001 di SDN 173654 Lumban Julu, menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTPN 2 Lumban Julu tahun 2004, menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 14 Medan tahun 2007 dan melanjutkan pendidikan pendidikan tinggi di IPB pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan melalui jalur USMI.
Selama menjalani pendidikan di IPB, penulis menjadi Anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA IPB), Staf Biro Kekeluargaan HIMAKOVA, Anggota Kelompok Pemerhati Herpetofauna, Anggota Komisi Pelayanan Anak (KPA) PMK IPB.