• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN BEBAN PENCEMARAN DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CILIWUNG HULU SEGMEN KABUPATEN BOGOR JEFFRI MANURUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN BEBAN PENCEMARAN DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CILIWUNG HULU SEGMEN KABUPATEN BOGOR JEFFRI MANURUNG"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN BEBAN PENCEMARAN DAN DAYA TAMPUNG

BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CILIWUNG HULU

SEGMEN KABUPATEN BOGOR

JEFFRI MANURUNG

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014 Jeffri Manurung NIM E34070031

(4)

ABSTRAK

JEFFRI MANURUNG. Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh AGUS PRIYONO dan OMO RUSDIANA.

Kualitas air (KA) Sungai Ciliwung Hulu sangat penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan air untuk aktivitas masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui seberapa besar perubahan KA akibat tingginya beban pencemaran (BP) yang masuk ke badan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk pemanfaatan sungai, sumber pencemaran, mengevaluasi kondisi KA sungai, menghitung BP dan Daya Tampung BP (DTBP). Metode studi literatur digunakan untuk pengumpulan data sekunder yang terdiri dari: data KA, kependudukan, pariwisata, jumlah ternak, luas lahan pertanian dan jumlah industri sedangkan data primer menggunakan hasil observasi lapang serta wawancara masyarakat. Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan Rapid Assesment of Sources of Air, Water

and Land Polution untuk status mutu air dan BP, perhitungan DTBP berdasarkan BMA kelas I

(PP No 82 Tahun 2001) serta bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran dianalisis secara deskriptif. Sumber BP utama akibat bentuk pemanfaatan oleh masyarakat berasal dari limbah domestik, peternakan dan pertanian. DTBP sungai yang terbatas menyebabkan BP utama tidak tertampung lagi. Besarnya kelebihan BP berturut-turut adalah 733.56 ton bulan ¹ BOD, 1005.82 ton bulan ¹ COD dan 478.29 ton bulan ¹ TSS. Secara umum status mutu air Sungai Ciliwung Hulu tahun 2008-2012 telah tercemar sedang sampai baik, terlihat dari parameter BOD, COD, phospat, DO, TSS dan total coli yang telah melampaui BMA.

Kata kunci: daya tampung , kualitas air, sumber dan beban pencemaran

ABSTRACT

JEFFRI MANURUNG. Study of Waste Discharge and Pollution’s Capacity of The Upstream of Ciliwung River at Bogor Regency Segment. Supervised by AGUS PRIYONO dan OMO RUSDIANA.

Water quality (KA) of the upstream of Ciliwung River was important affecting the efforts to comply water necessities for community’s activities. Thus there need a study to determine the change of KA due to waste discharge (BP) that flow into stream. The objectives of this research were to identify river’s utilization, source of pollutant, to evaluate condition of river’s KA, and to calculate BP and BP capacity (DTBP). Literature review method was used to collect secondary data that consisted of KA, demography, tourism, total of livestock, total area of farming land and total of industry. Primary data were collected by using field observation and interview to the community. Used analysis method was Rapid Assessment of Sources of Air, Water and Land Pollution to determine status quality of water and BP; meanwhile DTBP was calculated based on BMA class I (PP No 82 of 2001) and utilization of river and source of pollutant were analyzed descriptively. Main source of BP was from river utilization by community which includes domestic, animal husbandry and farming wastes. Main BP couldn’t be contained anymore due to limited DTBP of river. Total of BP excesses were, respectively, 7.3356 ton month ¹ BOD, 1005.82 ton month ¹ COD and 478.29 ton month ¹ TSS. Generally, quality status of upstream Ciliwung River’s water in 2008-2012 was ranged between moderately polluted to fine; it could be seen from parameters such as BOD, COD, phosphate, DO, TSS and total coli that have been exceding BMA.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

KAJIAN BEBAN PENCEMARAN DAN DAYA TAMPUNG

BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CILIWUNG HULU

SEGMEN KABUPATEN BOGOR

JEFFRI MANURUNG

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor

Nama : Jeffri Manurung

NIM : E34070031 Disetujui oleh Ir Agus Priyono, MS Pembimbing I Dr Ir Omo Rusdiana, MSc Pembimbing II Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Bulan Agustus 2012 dan Oktober-Desember 2013 ini adalah pencemaran, dengan judul Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Agus Priyono, MS dan Dr Ir Omo Rusdiana, MSc selaku pembimbing, Ir Edhi Sandra, MSi atas motivasinya dan Prof Dr Ir Achmad, MS atas masukan dalam perbaikan skripsi saya. Terima kasih kepada Bogor International Club (BIC) melalui Ibu Rosiana dan PT. Toba Pulp Lestari (TPL) melalui Bapak Jasmin Parhusip yang mensponsori penelitian saya. Penghargaan penulis sampaikan atas segala bantuan selama pengumpulan data kepada Bapak: Sugeng beserta staf BLH Kab. Bogor; Andi S beserta staf BPSDA Ciliwung-Cisadane; Heru beserta staf BPDAS Citarum-Ciliwung; Teguh beserta staf Disperhut Kab. Bogor; Dito beserta staf Bappeda Kab. Bogor; Undang beserta staf BPS Kota Bogor; Jaya Sukarno beserta staf BBWS Ciliwung-Cisadane; Waluyo YU beserta staf KLH; seluruh responden yang saya wawancara. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak, Mama, seluruh keluarga, dan teman atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014 Jeffri Manurung

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

METODE 1

Lokasi dan Waktu 1

Alat dan Bahan 2

Jenis Data dan Metode Pengambilan Data 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Sungai Ciliwung Hulu 6

Perkembangan Kualitas dan Status Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu Tahun

2008-2012 8

Beban Pencemaran (BP) Sungai Ciliwung Hulu 10

Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) 14

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jenis Data Sekunder yang Digunakan dalam Penelitian 3

2 Bobot Parameter dalam Perhitungan IKA-NSF 4

3 Kriteria Indeks Kualitas Air NSF 4

4 Faktor Konversi Limbah Beban Pencemaran 5

5 Bentuk Pemanfaatan Sungai Tahun 2012 6

6 Sumber Pencemar Sungai di DAS Ciliwung Hulu Tahun 2012 7

7 Penggunaan Pupuk untuk Lahan Pertanian oleh Masyarakat 8

8 Status KA Berdasarkan IKA-NSF Tahun 2008-2012 10

9 Beban Pencemaran Limbah Domestik 11

10 Beban Pencemaran Limbah Pengunjung Pariwisata 11

11 Beban Pencemaran Limbah Peternakan 11

12 Luas Lahan Pertanian di DAS Ciliwung Hulu 12

13 Beban Pencemaran Limbah Pertanian 12

14 Beban Pencemaran Limbah Industri 13

15 Total Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor 13

16 Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2012 pada

BMA Kelas I 14

17 Rekapitulasi DTBP Terhadap BP Air Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2012 14

DAFTAR LAMPIRAN

1

Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2008-2012 pada Kondisi

Parameter Terbaik dan Terburuk 18

2 Debit Bulanan Rata-Rata Sungai Ciliwung Hulu 21

3. Curah Hujan Tahun 2008-2012 Stasiun Katulampa 21

4 Parameter yang Melampui BMA Kelas I Tahun 2008-2012 Berdasarkan PP

No 82 Tahun 2001 22

5 Perhitungan BP Limbah Cair Domestik dan Sampah Organik 23

6 Perhitungan BP Limbah Pengunjung Pariwisata 25

7 Perhitungan BP Limbah Peternakan 27

8 Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Air Sungai Ciliwung Hulu 29

9 Perhitungan BP Limbah Industri 31

10 Perhitungan BP Limbah Pertanian 33

11 Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Tahun 2012 Berdasarkan PP

No 82 tahun 2001 (BMA Kelas I) 35

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai penting di Jawa Barat. Sungai ini memiliki peran penting dalam mendukung aktivitas manusia yang ada di sekitarnya. Bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitasnya disinyalir menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di DAS Ciliwung khususnya bagian hulu.

Sungai Ciliwung Hulu merupakan suatu ekosistem yang mengalami tekanan peningkatan beban pencemaran (BP) yang tinggi dari berbagai macam aktivitas manusia di sektor pertanian, peternakan, industri, permukiman dan pariwisata. BP yang dominan di Sungai Ciliwung umumnya disebabkan tingginya konsentrasi bahan organik yang menyebabkan penurunan parameter KA. Menurut Taufik (2003) tingkat KA Sungai Ciliwung Hulu selama periode tahun 2001-2002, sudah tidak memenuhi lagi untuk keperluan air minum dan perikanan berdasarkan SK. Gubernur Jawa Barat No.38 Tahun 1991 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air pada Sumber Air di Jawa Barat. Berdasarkan Indeks Storet, KA sungai sudah tercemar buruk sehingga tidak sesuai digunakan untuk keperluan bahan baku air minum dan perikanan.

Menyadari kondisi tersebut maka diperlukan pengelolaan air Sungai Ciliwung Hulu untuk mengetahui kondisi mutu air dan BP. Untuk mengetahui fenomena kondisi mutu air dan BP yang terjadi maka perlu dilakukan kajian beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran Sungai Ciliwung Hulu segmen Kabupaten Bogor.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

1 Mengidentifikasi bentuk pemanfaatan dan sumber pencemar air sungai 2 Mengevaluasi perkembangan kondisi mutu air sungai

3 Menghitung beban pencemaran setiap sumber pencemar 4 Menghitung daya tampung beban pencemaran

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi bagi masyarakat umum terlebih untuk para pengambil kebijakan dalam penentuan strategi pengelolaan, pelaksanaan operasional, petunjuk teknis pengembangan, monitoring dan bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pengembangan DAS Ciliwung.

METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di DAS Ciliwung Hulu seluas ± 14.876 Ha (Gambar 1). Wilayah Kabupaten Bogor meliputi Kec. Cisarua, Megamendung dan Ciawi (Ds.

(12)

Banjarwaru, Bendungan, Pandansari dan Ciawi). Pengambilan data dilaksanakan pada Bulan Agustus 2012 dan Oktober-Desember 2013.

Gambar 1 Lokasi penelitian (sub DAS Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor) berdasarkan letak wilayah administrasi

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian: kamera, alat tulis, kalkulator dan seperangkat komputer. Bahan yang digunakan diantaranya: peta, data KA tahun 2008-2012, kuisioner dan data sumber pencemar dari berbagai instansi.

Jenis Data dan Metode Pengambilan Data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer berupa data hasil kuesioner.

Metode pengambilan data primer:

1. Observasi langsung untuk mengetahui kondisi umum kawasan dilihat dari bentuk pemanfaatan dan sumber pencemar serta verifikasi data yang telah ada dengan kondisi di lapangan.

2. Pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara. Pemilihan responden dilakukan dengan metode purpossive sampling yaitu dengan memilih secara sengaja 30 responden per sub DAS Ciliwung hulu yang berada di sepanjang aliran sungai yang meliputi: sub DAS Ciesek (Ds. Cipayung Kec.

(13)

Megamendung dan Ds. Pandansari Kec. Ciawi), sub DAS Ciseuseupan (Ds. Bendungan Kec. Ciawi), sub DAS Cisukabirus (Ds. Gadog, Sukagalih, Sukaresmi Kec. Megamendung), sub DAS Cisarua (Ds. Citeko, Cibeureum Kec. Cisarua) dan sub DAS Tugu (Ds. Tugu Utara, Tugu Selatan Kec. Cisarua). Data yang diambil meliputi bentuk pemanfaatan sungai dan sumber pencemarnya. Data bentuk pemanfaatan air yang diperlukan seperti keperluan bahan baku air minum, pertanian, peternakan, MCK dan industri. Data sumber pencemar yang diperlukan seperti cara pengelolaan limbah cair dan sampah dari penduduk, limbah peternakan, pertanian dan industri.

Metode pengambilan data sekunder:

Metode untuk pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur. Adapun data sekunder yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian

No Jenis Data Sumber Data Keterangan

1 Kualitas air sungai tahun 2008-2012

BLH Kab. Bogor Tujuan 2

2 Debit air sungai tahun 2008-2012

BPSDA Ciliwung-Cisadane Tujuan 2, 4

3 CH tahun 2008-2012 BPSDA Ciliwung-Cisadane Tujuan 2, 4

4 Jenis, jumlah dan volume limbah industri

BLH Kab. Bogor, KLH Tujuan 1, 2, 3

5 Kependudukan Kab. Bogor BPS Kab. Bogor Tujuan 1, 2, 3

6 Jenis dan jumlah

peternakan

Dinas Peternakan dan

Perikanan dan BPS Kab. Bogor

Tujuan 1, 2, 3

7 Jenis dan jumlah pertanian Dinas Pertanian, Kehutanan dan BPS Kab. Bogor

Tujuan 1, 2, 3

8 Jumlah pengunjung wisata BPS Kab. Bogor Tujuan 2, 3

Analisis Data

Analisis Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Air Sungai

Hasil pengisian kuesioner dianalisis dengan mengklasifikasikan bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran. Persentase hasil klasifikasi dijelaskan secara deskriptif berkaitan dengan KA sungai.

Analisis Perkembangan Kualitas dan Status Kualitas Air (KA)

Analisis perkembangan KA sungai dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari hasil pemantauan BLH Kabupaten Bogor tahun 2008-2012 dengan Baku Mutu Air (BMA) kelas I berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (KLH 2012). Data KA dibagi menjadi dua bagian yaitu KA terbaik (nilai setiap parameter menunjukkan kualitas terbaik) dan terburuk (nilai setiap parameter menunjukkan kualitas terburuk). Hasil analisis memberikan informasi parameter yang memenuhi atau melampaui BMA.

Adapun Titik Pantau (TP) pengukuran KA di Sungai Ciliwung Hulu meliputi: Masjid Atta’awun di Kec. Cisarua (TP1), Hotel Evergreen Kec. Cisarua

(14)

(TP2), Jembatan Leuwimalang Kec. Cisarua (TP3), Jembatan Gadog Kec. Megamendung (TP4) dan Jembatan Tol Ciawi Kec. Ciawi (TP5). Untuk mengetahui status KA dilakukan dengan menggunakan metode Indeks Kualitas Air (IKA) yang dikembangkan oleh National Sanitation Foundation (NSF-WQI). Parameter IKA yang diukur meliputi: oksigen terlarut (DO), padatan terlarut, pH, Nitrat, suhu, phospat, kekeruhan dan total coli. Nilai status mutu air (IKA) juga dibagi dua bagian yaitu terbaik dan terburuk sesuai dengan data KA.

Tahapan analisis data:

a. Menentukan bobot masing-masing parameter (Wi) berdasarkan Tabel 2: Tabel 2 Bobot parameter dalam perhitungan IKA-NSF

No Parameter Bobot Parameter Ke-i (Wi) Satuan 1 Oksigen terlarut 0.17 % saturasi

2 pH 0.12 - 3 BOD 0.10 mg l ¹ 4 Nitrat 0.10 mg l ¹ 5 Phosphat 0.10 mg l ¹ 6 Suhu 0.10 ºC 7 Kekeruhan 0.08 JTU 8 Padatan total 0.08 mg l ¹ 9 Fecal coli 0.15 Jlh 100ml ¹ Total 1.00

Sumber: Ott (1978) diacu dalam Fithor et al (2013)

b. Menentukan nilai Li dengan cara memplotkan nilai hasil pemantauan setiap parameter yang ada dengan kurva sub indeks menggunakan model penghitungan dalam website water quality indeks calculator (www.water-research.net/watrqualin dex.htm)

c. Menghitung nilai IKA dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

IKA-NSF : Indeks Kualitas Air National Sanitation Foundation (skala 0-100) Wi : Bobot parameter ke-i (skala 0-1)

Li : Nilai sub-indeks parameter ke-i (skala 0-100)

n : Jumlah parameter yang digunakan

d. Nilai IKA menentukan status mutu air, dapat dilihat pada Tabel 3: Tabel 3 Kriteria indeks kualitas air NSF

No Total IKA Status mutu air

1 0 – 25 Sangat Buruk

2 25 – 50 Buruk

3 51 – 70 Sedang

4 71 – 90 Baik

5 91 – 100 Sangat Baik

(15)

Analisis Beban Pencemaran (BP)

Perhitungan BP dilakukan melalui pendekatan Rapid Assesment of Sources of Air, Water, and Land Polution (WHO 1982), yaitu perhitungan BP dari setiap unit penghasil limbah domestik, pariwisata, pertanian, peternakan, dan industri. Beban pencemaran air Sungai Ciliwung Hulu dapat dihitung mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data jumlah ternak, penduduk, wisatawan, luas pertanian dan volume limbah industri.

2. Mencari faktor konversi limbah masing-masing dari sumber pencemar. Adapun faktor konversi limbah dari sumber pencemar tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

3. Besarnya jumlah ternak, jumlah penduduk, luas pertanian dan volume limbah industri dikalikan dengan faktor konversi limbah masing-masing.

4. Memuat hasil BP dalam bentuk tabel ringkasan untuk mendapat gambaran menyeluruh BP di DAS Ciliwung Hulu.

Tabel 4 Faktor konversi limbah beban pencemaran

Limbah BOD COD TSS TN TP Sumber/

Keterangan (kg unit ¹ tahun ¹) Limbah cair* domestik 19.7 44 20 3.3 36.5 WHO 1982 Sapi potong/kerbau 250 - 1716 80. 3 - Sapi perah 539 - - - - Ayam potong/itik 1.4 - 14.6 0.5 1 - Ayam petelur 4.6 - - - - Kambing/domba 36.6 - 201 8.4 - Lahan sawah 18 27 0.04 20 10 KLH 2012 Lahan palawija 9 13.5 2.4 10 5 Lahan perkebunan 9 13.5 1.6 3 1.5 (mg l ¹)

Industri tahu 5389.5 7050 - - - Damayanti

et al (2004)

Industri tempe 1302.03 4188.27 - - - Wiryani

(1991)

Industri tapioka 4500 18500 - - - Prayitno

(2008) (kg ¹) Sampah Organik* 0.00282 0.00388 0.00268 - - Sudrajat (2009) dan KLH (2012) Keterangan:

* : Digunakan juga untuk perhitungan BP sektor pariwisata. Nilai konversi dikalikan 1/3 (asumsi wisatawan melakukan kunjungan 8 jam sehari)

(16)

Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP)

Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar (PP No 82 tahun 2001). Pengukuran DTBP dilakukan dengan mengalikan debit air Sungai Ciliwung Hulu dengan BMA kelas I.

Keterangan:

DTBP = Daya Tampung Beban Pencemaran (ton bulan ¹) Q = Debit air sungai (m³ s ¹)

C = Nilai parameter KA pada PP No. 82 tahun 2001 (kelas I)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Sungai Ciliwung Hulu Berdasarkan hasil wawancara kepada 150 responden pengguna air sungai yang berada di wilayah DAS Ciliwung Hulu, diketahui bentuk pemanfaatan air sungai seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 Bentuk pemanfaatan sungai tahun 2012

No Bentuk Pemanfaatan Sungai Persentase (%)

1 Minum 8.7

2 Pertanian 65.3

3 Peternakan 40

4 MCK (mandi, cuci, kakus) 62.7

5 Industri 13.6

Bentuk pemanfaatan sungai didominasi kegiatan pertanian (65.3%) dan MCK (62.7%). Pemanfaatan sungai untuk irigasi pertanian umumnya banyak ditemukan disekitar aliran sungai. Air sungai digunakan untuk mengairi lahan pertanian seperti sawah dan ladang/kebun. Masyarakat yang berada dekat dengan sungai (0-20 m) secara rutin masih memanfaatkan sungai untuk MCK, terutama masyarakat yang tidak memiliki septic tank di rumahnya. Semua aliran limbah cair dibuang langsung ke sungai. Pemanfaatan sungai akan semakin tinggi saat terjadi musim kemarau, hampir seluruh aktivitas masyarakat akan memanfaatakan air sungai karena sumber air dari sumur galian dan sumber mata air mengering.

Berdasarkan sumbernya terdapat dua bentuk sumber pencemar yaitu point source yang merupakan sumber pencemar yang membuang limbah cair melalui pipa, selokan atau saluran air kotor ke dalam badan air pada lokasi tertentu dan nonpoint source yang terdiri dari banyak sumber yang tersebar dalam membuang limbah cairnya baik ke badan air maupun air tanah pada suatu daerah yang luas (Miller 1991 diacu dalam Adibroto 2002). Berdasarkan hasil observasi lapang dan kuesioner sumber pencemar di DAS Ciliwung Hulu berasal dari aktivitas manusia

(17)

berupa limbah cair dan sampah, peternakan, pertanian dan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Sumber pencemar sungai Ciliwung Hulu tahun 2012

No Sumber Pencemaran Bentuk Penanganan Persentase (%)

1 Sampah Dibuang ke sungai 41

Dibakar 41

2 Limbah Cair Dibuang ke sungai 55

3 Limbah Peternakan Dibuang ke sungai 57

4 Limbah Industri Rumah Tangga Dibuang ke sungai 100

Berdasarkan hasil wawancara sebesar 41% responden yang berada dekat dengan sungai (0-20 m) masih menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Hal ini dipengaruhi jarak rumah ke sungai yang dekat, dianggap lebih cepat dan praktis, lemahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai, minimnya petugas kebersihan serta tempat pembuangan sampah. Bentuk penanganan sampah lainnya dilakukan dengan pembakaran yang biasa dilakukan di tempat pembuangan sampah dan di pekarangan rumah. Secara umum, pemilihan bentuk penanganan sampah ini ditentukkan oleh volume dan jenis sampah. Volume sampah yang relatif kecil dan jenis sampah kering umumnya dilakukan penanganan dengan pembakaran.

Hasil wawancara menunjukkan sebesar 55% responden membuang limbah cair rumah tangganya langsung ke sungai. Terlihat dengan banyaknya saluran-saluran pembuangan berupa paralon yang langsung mengarah ke sungai. Alasan responden membuang limbah cair ke sungai karena faktor jarak yang dekat dengan sungai, saluran pembuangan yang ada memang sudah mengarah ke sungai, lebih mudah dan cepat. Hal ini juga diperkuat dari hasil penelitian Sasongko (2006) bahwa alasan responden membuang air limbahnya ke Sungai Tuk dipengaruhi faktor dekat sungai, saluran pembuangan yang sudah dirancang mengarah ke sungai, tidak ada tempat lain, lebih mudah dan cepat.

Limbah dari kegiatan peternakan berupa kotoran, urin, sisa pakan, serta air dari pembersihan ternak dan kandang ternak. Di DAS Ciliwung Hulu umumnya masyarakat langsung membuang limbah ternak ke sungai (57%). Tingginya pembuangan limbah cair ke sungai mempengaruhi KA sungai terutama BOD air.

Sumber pencemaran dari limbah industri sebesar 100%, hal ini disebabkan posisi industri yang dekat dengan sungai. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pelaku industri untuk menekan biaya produksi, karena air sungai digunakan untuk proses produksi dan limbah produksi dapat langsung dibuang ke sungai. Jenis industri yang ditemukan berupa industri skala rumah tangga yang memproduksi tahu, tempe dan tapioka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pertanian di Disperhut Kab. Bogor menyebutkan penggunaan pupuk buatan dan kompos untuk lahan sawah umumnya sebesar 0.1-0.2 ton Ha ¹ dan sebesar 1-2 ton Ha ¹ sedangkan untuk lahan ladang/kebun masing-masing 0.2-0.25 ton Ha ¹ pupuk buatan dan 1-2 ton Ha ¹ kompos (Tabel 7). Pemakaian kompos di lahan ladang/kebun telah berlebihan, hal ini dapat mengakibatkan pencemaran air karena terbawa oleh air hujan dan masuk ke badan sungai, apalagi kondisi lahan pertanian di DAS Ciliwung Hulu umumnya dekat dengan sungai dan memiliki topografi yang

(18)

berbukit. Unsur nitrogen pada pupuk dapat menyebabkan eutrofikasi (penyuburan unsur hara) dan tingginya pertumbuhan ganggang dan eceng gondok di perairan (Sastrawijaya 2009).

Tabel 7 Penggunaan pupuk untuk lahan pertanian oleh masyarakat

Lahan Jenis Pupuk Kebutuhan (ton Ha ¹)

Sawah Buatan 0.09 Kompos 1.75 Ladang/Kebun Buatan 0.05 Kompos 2.64 Total 4.52 Keterangan:

- Diolah dari hasil wawancara

- Pupuk buatan yang umum digunakan berupa urea atau NPK

Perkembangan Kualitas Air dan Status Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu Perkembangan Kualitas Air

Secara temporal selama kurun waktu tahun 2008-2012 telah terjadi perubahan nilai beberapa parameter KA yang cenderung melampaui BMA kelas I baik pada saat kondisi nilai parameter terbaik dan terburuk. Perkembangan KA tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 4.

Pada kondisi terbaik ada 6 parameter yang terpantau melampaui BMA seperti TSS, COD, phospat, BOD dan total coli. Trend parameter yang mengalami penurunan kualitas adalah COD dimana dari tahun 2011-2012 seluruh TP telah terpantau melampaui BMA. Hal ini disebabkan tingginya BP COD yang mengakibatkan nilai parameter melampaui BMA. Penyumbang BP COD terbesar berasal dari limbah domestik (954.49 ton bulan ¹) dan pariwisata (237.70 ton bulan ¹). Trend parameter yang mengalami perbaikan kualitas seperti TSS dan BOD. Sejak tahun 2009-2012 parameter suhu dan TSS tidak pernah terpantau melampaui BMA, sedangkan BOD juga mengalami perbaikan kualitas dari tahun 2010-2012 namun nilai parameternya masih melampaui BMA. Hal ini dipengaruhi debit sungai dan sungai memiliki kemampuan memulihkan kondisinya ke keadaan normal (self purification) (Hendrasarie dan Cahyarani 2010). Adapun penyumbang BP BOD terbesar berasal dari limbah domestik (430.49 ton bulan ¹) dan limbah peternakan (227.45 ton bulan ¹).

Trend parameter yang relatif stabil tidak berubah pada kodisi terbaik adalah DO, phospat dan total coli. Parameter DO dari tahun 2008-2012 tidak pernah terpantau melampaui BMA, hal ini sangat baik dalam menjamin kebutuhan oksigen dalam air dalam menunjang kehidupan organisme air. Sumber utama DO air berasal dari hasil fotosintesis tanaman air dan adanya turbulensi air dengan dasar dan batuan sungai sehingga oksigen terdifusi ke air. Untuk parameter phospat dan total coli menunjukkan nilai yang relatif tetap selalu tercemar, hal ini disebabkan tingginya tingginya pemanfaatan sungai untuk MCK (62.7%) oleh masyarakat. Diketahui bahwa sampo, deterjen dan sabun yang dipakai untuk MCK mengandung unsur ortofospat beracun (Fardiaz 1992) selain itu limbah pertanian juga memberikan potensi BP TP sebesar 2.34 ton bulan ¹. Bakteri total

(19)

coli dalam air berasal dari limbah kakus masyarakat yang langsung dibuang ke sungai. Menurut Pujiastuti et al (2013) bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran feses manusia dan hewan, hal ini menandakan air sungai telah tercemar feses manusia dan hewan.

Pada kondisi terburuk ada 6 parameter yang terpantau melampaui BMA seperti TSS, COD, DO, phospat, BOD dan total coli. Parameter yang mengalami trend penurunan kualitas adalah TSS, COD dan phospat. Penurunan parameter TSS tidak terlalu signifikan, dari tahun 2009-2012 terpantau tidak semua TP melampaui BMA. Untuk parameter COD dari tahun 2011-2012 terus mengalami penurunan yang disebabkan besarnya BP COD limbah domestik (954.49 ton bulan

¹) dan pariwisata (237.70 ton bulan ¹). Sejak tahun 2010-2012 seluruh TP parameter phospat telah melampaui BMA yang disebabkan tingginya pemanfaatan sungai untuk MCK dan BP limbah pertanian (2.34 ton bulan ¹).

Parameter kondisi terburuk yang mengalami trend perbaikan kualitas adalah DO dan BOD walaupun mengalami perbaikan kualitas namun masih tetap melampaui BMA. Hal ini disebabkan masih tingginya BP BOD dari limbah domestik dan peternakan. Tingginya BOD di air akibat aktivitas organisme pengurai mengakibatkan DO menurun sehingga DO melampaui BMA. Trend parameter total coli terpantau berfluktuatif dimana tahun 2010 dan 2012 mengalami perbaikan kualitas dan 2009 dan 2011 mengalami penurunan kualitas. Hal ini dipengaruhi masih tingginya pemanfaatan sungai untuk MCK dan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang mengarah langsung ke sungai.

Perkembangan Status Kualitas Air Tahun 2008-2012

Hasil perhitungan IKA menunjukkan bahwa dari tahun 2008-2012 status KA sungai tercemar sedang sampai baik. Secara umum trend IKA terbaik berstatus baik, sedangkan terburuk berstatus tercemar sedang. Kondisi perkembangan status KA tahun 2008-2012 dijelaskan sebagai berikut.

Pada kondisi terbaik, trend status KA tahun 2008-2012 tergolong stabil ditunjukkan oleh adanya 6 parameter yang melampaui BMA pada sebagian TP saja. Status KA ini juga disebabkan pada saat pemantauan secara umum dilaksanakan pada musim hujan dimana CH dan debit tergolong tinggi. Debit sungai berperan penting dalam proses pengenceran sehingga konsentrasi parameter BOD, COD, DO dan total coli di dalam air mengalami penurunan. Selain itu juga sungai memiliki self purification sehingga konsentrasi limbah pencemar dalam air berkurang.

Pada kondisi terburuk, trend status KA tahun 2009-2011 secara umum mengalami perbaikan kualitas namun masih belum merubah status secara keseluruhan. Kondisi ini terlihat pada tahun 2011 dimana pada TP1 dan TP5 status KA tergolong baik. Hal ini disebabkan jumlah ternak mengalami penurunan drastis (55%) menjadi 424.312 ekor sedangkan jumlah penduduk hanya bertambah 3.651 jiwa (1,5%) (BPS 2011). Namun dari tahun 2011-2012 status KA secara umum telah tercemar sedang hal ini disebabkan bertambahnya jumlah penduduk (14441 jiwa) dan ternak (4851 ekor) (BPS 2012). Untuk mengetahui perkembangan nilai status KA dapat dilihat pada Tabel 8.

(20)

Tabel 8 Status KA berdasarkan IKA-NSF tahun 2008-2012

Tahun TP IKA (terbaik) Status IKA (terburuk) Status

2008 1 77 Baik - -

2 80 Baik - -

3 77 Baik - -

4 73 Baik - -

5 72 Baik - -

2009 1 83 Baik 60 Tercemar Sedang

2 81 Baik 60 Tercemar Sedang

3 81 Baik 61 Tercemar Sedang

4 79 Baik 57 Tercemar Sedang

5 76 Baik 61 Tercemar Sedang

2010 1 75 Baik 65 Tercemar Sedang

2 72 Baik 59 Tercemar Sedang

3 74 Baik 63 Tercemar Sedang

4 75 Baik 63 Tercemar Sedang

5 75 Baik 61 Tercemar Sedang

2011 1 78 Baik 73 Baik

2 77 Baik 66 Tercemar Sedang

3 76 Baik 69 Tercemar Sedang

4 76 Baik 66 Tercemar Sedang

5 74 Baik 71 Baik

2012 1 74 Baik 61 Tercemar Sedang

2 76 Baik 66 Tercemar Sedang

3 74 Baik 58 Tercemar Sedang

4 77 Baik 55 Tercemar Sedang

5 76 Baik 63 Tercemar Sedang

Beban Pencemaran (BP) Sungai Ciliwung Hulu

Beban pencemaran pada hakikatnya adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air (Pujiastuti et al 2013). Secara umum sumber utama pencemaran di Sungai Ciliwung Hulu berasal dari limbah domestik, pariwisata, peternakan, pertanian dan industri. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut.

Beban Pencemaran (BP) Limbah Domestik

Sumber utama limbah organik di perairan berasal dari limbah domestik (Effendi 2001). Berdasarkan hasil perhitungan BP limbah domestik diketahui Kec. Cisarua merupakan kecamatan penyumbang BP terbesar karena besarnya jumlah penduduk dibandingkan kecamatan lain. Limbah domestik ini terdiri dari limbah cair (MCK) dan padat (sampah organik). Besarnya BP limbah domestik akan berpotensi mencemari air sungai terutama mempengaruhi parameter BOD, COD dan TSS karena limbah domestik merupakan salah satu sumber limbah organik di perairan (Effendi 2003). Pengolahan limbah yang dapat dilakukan seperti pembuatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal yang dapat dipadu dengan teknologi elektroflokulator (Soemargono et al 2006). Hasil perhitungan BP limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 9.

(21)

Tabel 9 Beban pencemaran limbah domestik

Kecamatan Jumlah

(jiwa)

Beban Pencemaran (ton bulan ¹)

BOD COD TSS TN

Cisarua 117372 196.41 435.48 199.16 32.28

Megamendung 101076 169.14 375.02 171.51 27.80

Ciawi 38806 64.94 143.98 65.85 10.67

Total 257254 430.49 954.49 436.51 70.74

Sumber: Diolah dari BPS Kab. Bogor (2013) dan Sudradjat (2009) Beban Pencemaran (BP) Limbah Pengunjung Pariwisata

Sektor pariwisata menjadi sektor andalan bagi roda perekonomian warga yang ada di kawasan puncak Bogor (Kec. Cisarua, Megamendung, Ciawi). Dalam tahun 2011 jumlah pengunjung wisata baik domestik maupun luar negeri berjumlah 2.3 juta jiwa dengan kunjungan rata-rata perbulan 192197 jiwa. Lokasi andalan wisata di kawasan ini seperti: Taman Safari Indonesia, Wisata Agro Gunung Mas, Wana Wisata (Gunung Bunder, Citamiang, Pulo Cangkir), Curug (Cilember, Cisuren, Panjang, Kembar), Telaga Warna, Taman Wisata (Matahari, Riung Gunung, Melrimba) (BPS 2012). Tingginya jumlah kunjungan setiap bulannya mengakibatkan besarnya BP. Limbah yang dihasilkan berupa sampah dan buangan hasil MCK yang langsung dibuang ke sungai. Besarnya BP berpotensi mencemari sungai terutama mempengaruhi parameter BOD, COD dan TSS karena limbah pengunjung merupakan penghasil limbah organik. Kec. Cisarua menjadi penyumbang BP terbesar karena tingginya jumlah wisata dan banyaknya lokasi wisata di kecamatan ini (Tabel 10).

Tabel 10 Beban pencemaran limbah pengunjung pariwisata

Kecamatan

Jumlah Pengunjung

(jiwa)

Beban Pencemaran Pengunjung (ton bulan ¹) BOD COD TSS Cisarua 191532 106.84 236.88 108.33 Megamendung 665 0.37 0.82 0.38 Ciawi 0 0 0 0 Total 192197 107.21 237.70 108.71

Sumber: Diolah dari BPS Kab. Bogor (2012)

Beban Pencemaran (BP) Limbah Peternakan

Menurut Priyono (2012) wilayah DAS Ciliwung hulu merupakan penyumbang BP limbah peternakan utama untuk DAS Ciliwung secara keseluruhan karena wilayah ini merupakan wilayah dengan potensi budidaya ternak paling besar terutama sapi perah. Berdasarkan hasil perhitungan, penyumbang BP terbesar adalah Kec. Cisarua (Tabel 11). Jenis kambing/domba menjadi penyumbang terbesar BP TSS dan TN, sedangkan sapi perah untuk BP BOD. Besarnya BP limbah peternakan akan berpotensi mencemari air sungai terutama mempengaruhi parameter BOD dan TSS tanpa adanya pengolahan limbah terlebih dahulu. Hasil wawancara menunjukkan 57% limbah peternakan

(22)

dibuang langsung ke sungai sehingga pengolahan limbah sangat diperlukan. Teknologi yang dapat dipakai seperti teknologi digester anaerob (Haryati 2006) untuk mengurangi konsentrasi pencemar dalam limbah.

Tabel 11Beban pencemaran limbah peternakan

Kecamatan Beban Pencemaran (ton bulan ¹)

BOD TSS TN

Cisarua 132.45 457.56 17.87

Megamendung 79.59 453.80 17.30

Ciawi 15.31 49.10 2.04

Total 227.35 960.46 37.20

Sumber: Diolah dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor (2013) Beban Pencemaran (BP) Limbah Pertanian

Limbah pertanian yang dihitung dalam perhitungan BP berasal dari luas lahan pertanian seperti sawah, palawija, sayur dan buah serta perkebunan. BP yang dihasilkan dari lahan pertanian berupa erosi tanah yang menyebabkan naiknya nilai parameter TSS dan kekeruhan dalam perairan. Selain itu adanya proses pencucian oleh air hujan yang membawa sisa pupuk dan pestisida pada tanaman masuk ke perairan sehingga menyebabkan nilai TN dan TP di perairan menjadi tinggi. Luas lahan pertanian di DAS Ciliwung Hulu dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Luas lahan pertanian di DAS Ciliwung Hulu

Kecamatan

Luas Lahan (Ha)

Luas (Ha) Persawahan Palawija Sayuran

Buah

Perkebunan Rakyat Swasta Negara

Cisarua 469 153 272 352.64 534.14 514.16 2294.94 Megamendung 922 565 553 292.03 0 71.96 2403.99 Ciawi 267.5 90.2 120.6 33 0 0 511.3 Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor (2013)

Tipe lahan sawah terdiri dari sawah yang memiliki irigasi dan yang tidak. Lahan palawija biasanya ditanam jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan talas. Jenis tanaman sayuran dan buah adalah tomat, cabai, bawang, buncis, ketimun, kangkung. Untuk lahan perkebunan dibagi berdasarkan kepemilikan lahan yaitu Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Perkebunan Besar Negara (PBN). Adapun jenis tanaman yang biasa ditanam dalam perkebunan di DAS Ciliwung Hulu adalah teh, sawit, kakao, karet, cengkeh, pala, kelapa, kopi, kayu manis dan kumis kucing.

Hasil perhitungan BP limbah pertanian diketahui Kec. Megamendung menjadi penyumbang BP terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya karena memiliki luas lahan pertanian paling luas sebesar 2403.99 Ha. Besarnya luasan lahan pertanian ini disebabkan letak ketinggian dan iklim yang mendukung dalam syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan, palawija, buah dan sayuran. Besarnya BP dapat dilihat pada Tabel 13.

(23)

Tabel 13 Beban pencemaran limbah pertanian

Kecamatan Beban Pencemaran Lahan Pertanian (ton bulan ¹)

BOD COD TSS TN TP

Cisarua 2.07 3.11 1.49 0.92 0.74

Megamendung 2.49 3.74 2.56 1.33 1.18

Ciawi 0.58 0.88 0.63 0.32 0.31

Total 5.15 7.73 4.68 2.56 2.34

Sumber: Diolah dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor (2013) Beban Pencemaran (BP) Limbah Industri

Jumlah industri yang berada di DAS Ciliwung Hulu sebanyak 26 industri dengan skala industri rumah tangga (tahu, tempe dan tapioka). Kec. Megamendung menjadi penyumbang BP terbesar (Tabel 14), hal ini disebabkan jumlah, jenis, dan volume industri lebih besar. Menurut Priyono (2012) limbah industri yang dibuang secara langsung tanpa pengolahan menyebabkan terjadinya pencemaran air, khususnya peningkatan kadar BOD, COD dan bakteri coliform.

Tabel 14 Beban pencemaran limbah industri

Kecamatan Jenis Industri Volume Limbah Beban Pencemaran (ton bulan ¹) BOD COD Megamendung Tahu 9.006 1.46 1.90 Tempe 1.2 0.05 0.15 Tapioka 12.8 1.73 7.10 Total 23.006 3.23 9.16 Cisarua Tahu 4.6 0.74 0.97 Tempe 16.92 0.66 2.13 Total 21.52 1.40 3.10 Ciawi Tahu 0.16 0.03 0.03 TOTAL 44.686 4.66 12.29

Sumber: Diolah dari KLH (2010)

Potensi BP ini mencemari Sungai Ciliwung Hulu karena dari hasil wawancara dan observasi lapang diketahui 100% limbah industri langsung dibuang ke sungai tanpa ada pengolahan limbah. Penanganan limbah industri perlu dilakukan seperti pembuatan instalasi pengolah limbah dengan teknologi biofilter (Sriharti et al 2004).

Hasil total BP dari berbagai sumber pencemar dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Total Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor

Kecamatan Beban Pencemaran (ton bulan ¹)

BOD COD TSS TN TP

Cisarua 439.17 678.57 766.53 51.06 0.74

Megamendung 254.82 388.77 628.24 46.42 1.28

(24)

Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP)

Daya Tampung BP adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan BP tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar (PP No 82 Tahun 2001). Diketahui dari hasil penghitungan DTBP terbesar terjadi pada debit tertinggi Bulan Januari (12,73 m³ s ¹) sedangkan terkecil pada saat debit terkecil Bulan Agustus (1,87 m³ s ¹). Besar DTBP dipengaruhi oleh debit sungai. Perhitungan DTBP dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Daya tampung beban pencemaran sungai Ciliwung Hulu tahun 2012 pada BMA kelas I

Bulan Debit

(m³ s ¹)

Daya Tampung Beban Pencemaran (ton bulan ¹) BOD COD TSS TN TP Januari 12.73 68.19 340.93 1704.67 340.93 6.82 Februari 12.23 61.29 306.43 1532.17 306.43 6.13 Maret 11.66 62.45 312.25 1561.24 312.25 6.24 April 10.88 56.40 282.01 1410.05 282.01 5.64 Mei 8.33 44.61 223.06 1115.29 223.06 4.46 Juni 7.51 38.92 194.61 973.04 194.61 3.89 Juli 4.28 22.92 114.61 573.04 114.61 2.29 Agustus 1.87 10.03 50.17 250.83 50.17 1 September 1.95 10.11 50.54 252.72 50.54 1.01 Oktober 4.77 25.55 127.73 638.66 127.73 2.55 November 8.56 44.35 221.75 1108.73 221.75 4.43 Desember 9.44 50.57 252.87 1264.34 252.87 5.06 Rata-Rata 7.85 41.28 206.41 1032.06 206.41 4.13

Hasil perhitungan DTBP tersebut menunjukkan bahwa BP BOD, COD dan TSS telah melebihi DTBP karena tingginya pembuangan BP terutama dari limbah domestik dan peternakan sementara untuk TN dan TP masih memenuhi DTBP. Kondisi saat ini menandakan air Sungai Ciliwung Hulu telah mengalami pencemaran. Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Rekapitulasi DTBP terhadap BP air sungai Ciliwung Hulu tahun 2012

Rekapitulasi BOD COD TSS TN TP

(ton bulan ¹) DTBP 41.28 206.41 1032.06 206.41 4.13 BP 774..84 1212.23 1510.35 110.51 2.34 Selisih -733.56 -1005.82 -478.29 95.9 1.79 Keterangan: - = Melampaui DTBP + = Memenuhi DTBP

(25)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Bentuk pemanfaatan sungai oleh masyarakat di Sungai Ciliwung Hulu didominasi untuk kegiatan pertanian, MCK dan peternakan. Sedangkan sumber pencemar dominan berasal dari limbah domestik, pariwisata, peternakan, pertanian dan industri.

2. Nilai IKA Sungai Ciliwung Hulu secara umum dari tahun 2008-2012 tergolong tercemar sedang sampai baik. Status ini ditandai dengan parameter KA yang fluktuatif dan melampaui BMA kelas I berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 seperti: TSS, COD, phospat, DO, BOD dan total coli.

3. Besarnya bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran tersebut menyebabkan BP BOD dan COD dominan berasal dari limbah domestik sebesar 430.49 ton bulan ¹ BOD dan 954.49 ton bulan ¹ COD, BP TSS dominan berasal dari limbah peternakan (960.46 ton bulan ¹), BP TN dominan berasal dari limbah domestik (70.74 ton bulan ¹) dan BP TP dominan berasal dari limbah pertanian (2,34 ton bulan ¹).

4. Hasil perhitungan DTBP tahun 2012 diperoleh sebesar 41.28 ton bulan ¹ BOD, 206.41 ton bulan ¹ COD, 1032.06 ton bulan ¹ TSS, 206.41 ton bulan ¹ TN dan 4.13 ton bulan ¹ TP. Besar BP telah melampaui DTBP sebesar 733.56 ton bulan ¹ BOD, 1005.82 ton bulan ¹ COD dan 478.29 ton bulan ¹ TSS.

Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji besarnya BP yang langsung masuk ke sungai dari setiap sumber pencemar

2. Perlu penangan khusus terhadap BP yang berasal dari limbah domestik, peternakan dan pariwisata seperti penerapan teknologi IPAL komunal yang dapat dipadukan dengan teknologi elektroflokulator, digester, dan biofilter anaerob.

3. Program sosialisasi kepada masyarakat di DAS Ciliwung Hulu perlu ditingkatkan oleh pemerintah untuk mensosialisasikan program produksi bersih yang didasarkan pada paradigma 3R (reduce, reuse, recycle) dan pengenalan sejak dini pendidikan lingkungan.

4. Perlu peningkatan penegakan hukum oleh pemerintah dalam upaya pengendalian pencemaran air.

DAFTAR PUSTAKA

Adibroto TA. 2012. Pengembangan Teknologi Lingkungan dalam Pengelolaan DAS yang Berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan 3(1): 33-42.

Asdak C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

[BLH] Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. 2008-2012. Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup di Kabupaten Bogor.

(26)

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008-2013. Kabupaten Bogor dalam Angka. Cibinong: BPS Kabupaten Bogor.

_____ Badan Pusat Statistik. 2008-2013. Kecamatan dalam Angka. Cibinong: BPS Kabupaten Bogor.

[BPSDA] Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air Ciliwung-Cisadane. 2008-2012. Laporan Hasil Pemantauan Curah Hujan dan Debit Sungai Ciliwung Stasiun Katulampa. Bogor: BPSDA.

Damayanti A, Hermana J, Masduqi A. 2004. Analisis Resiko Lingkungan dari Pengolahan Limbah Pabrik Tahu dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes L). Jurnal Purifikasi 5(4): 151-156.

[Disperhut] Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2013. Monografi Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor tahun 2012.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2013. Buku Data Peternakan Tahun 2012.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Fithor A, Indarjo A, Ario R. 2013. Studi Kesesuaian Wisata dan Mutu Air Laut Untuk Ekowisata Rekreasi Pantai di Pantai Maron Kota Semarang. Journal of Marine Research 2(4): 31-35.

Haryati T. 2006. Biogas: Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. Wartazoa 16(3): 160-169.

Hendrasarie N, Cahyarani. 2010. Kemampuan Self Purification Kali Surabaya, Ditinjau dari Parameter Organik Berdasarkan Model Matematis Kualitas Air. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 2(1):1-11.

[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2010. Pemetaan Sumber Pencemar Agroindustri di DAS Ciliwung Kabupaten dan Kota Bogor.

______ Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Jangkok Kab. Lombok Tengah, Barat dan kota Mataram. Denpasar: KLH.

______ Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Profil Sungai Ciliwung 2012. Jakarta: KLH.

Oram Brian. 2013. The Water Quality Indeks (Monitoring The Quality of Surfacewaters). Dallas: B.F Enviromental Consultants Inc. [17 Oktober 2013]. Tersedia dari: www.water-research.net/watrqualindex.htm.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengeloaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Prayitno HT. 2008. Pemisahan Padatan Tersuspensi Limbah Cair Tapioka dengan Teknologi Membran sebagai Upaya Pemanfaatan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan [tesis]. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.

Priyono A. 2012. Kerusakan Lingkungan Hidup Sungai Ciliwung. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

Pujiastuti P, Ismail B, Pranoto. 2013. Kualitas dan Beban Pencemaran Perairan Waduk Gajah Mungkur. Jurnal EKOSAINS 5(1): 59-75.

Sasongko LA. 2006. Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk di Sekitar Sungai Tuk Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang Serta Upaya

(27)

Penanganannya [tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro.

Sastrawijaya AT. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemargono, Ismiati E, Lazuardi. 2006. Pengolahan Limbah Rumah Tangga dengan Proses Elektrolfokulator Secara “Batch”. Jurnal Rekayasa Perencanaan 3(1): 1-10.

Sriharti, Salim T, Sukirno. 2004. Teknologi Penanganan Limbah Cair Tahu. Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses; 2004; Semarang, Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro. hlm I12.2-6.

Sudradjat HR. 2009. Mengelola Sampah Kota. Jakarta: Penebar Swadaya.

Taufik KL. 2003. Kualitas Air Hulu dan Tengah Sungai Ciliwung Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Program Studi Manajemen Suberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.

Wiryani E. 1991. Analisis Kandungan Limbah Cair Pabrik Tempe Kedelai dan Upaya Pengolahannya dengan Proses Anaerobik [tesis]. Bogor: Pasca Sarjana IPB.

[WHO] World Health Organization. 1982. Rapid Assesment of Sources of Air, Water and Land Pollution. WHO Offset Publication 62.

(28)

L ampi ra n 1 Kua li tas a ir sung ai C il iwung Hulu tah un 2008 -2012 pa da kond isi pa ra mete r t erba ik d an te rbur uk P ara mete r B MA K el as I TP Ta hun Te rba ik Te rbur uk 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 F IS IKA S uhu C ) ± 3 1 20.25 21 20 21.3 18 20.25 21 17 21.5 2 22.65 22 21 22 21.5 22.65 22 18 22.2 3 23.50 24 23 23 24 23.50 25 19.55 24 24.2 4 27.70 26 22 23.5 24.4 27.70 27 19 25.5 5 26.95 21 24 25 25.4 26.95 25.5 22 27 TDS (mg l ¹) 1000 1 52.10 53 47.50 53.95 44.3 52.10 64.8 60.5 55.55 81.5 2 49.10 46 38.10 45.6 36.85 49.10 48.8 51.05 53.85 61.9 3 50.65 53 45.15 50 44.35 50.65 57.3 58.85 54.85 70.3 4 51.80 57 50.55 57.25 49.05 51.80 59.25 61.45 62.1 66.1 5 47.90 51 44.15 50.45 46.55 47.90 53.9 54.6 55 63.6 TSS (mg l ¹) 50 1 20 9 1 0.9 1.2 20 17 17.5 3.5 9.82 2 15 8 3,5 0.5 4.9 15 15 5 0.5 48.2 3 19 9 3.5 1.5 1.8 19 11 4.00 3.5 4 32 15 5 1.5 6.1 32 39.5 6 16 73.7 5 56 15 8 17 3.6 56 42.5 8 17.5 22.13 Ke ke ruh an (N TU) - 1 10.04 7 5.05 5.21 4 10.04 23 6.45 20.5 12.67 2 6.05 6 5.68 4.09 3 6.05 10 6.36 4.86 3 11.17 9.5 5.56 6.16 5.66 11.17 12.5 9.91 24.25 4 16.20 16 11.65 9.91 12 16.20 27.5 15.5 21.25 5 18.61 19 16.2 11.45 12 18.61 23 27.55 19.75 23.5 K IM IA pH 6 - 9 1 6.88 7.4 6.67 7.68 7.59 6.88 7.38 6.49 7.19 8.47

(29)

28 Lampi ra n 1 Kua li tas a ir sung ai C il iwung Hulu tah un 2008 -2012 pa da kond isi pa ra mete r te rba ik dan ter buruk (la njut an ) P ara mete r B MA K el as I TP Ta hun Te rba ik Te rbur uk 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 K IM IA 2 7.17 7.41 6.43 7.29 7.66 7.17 7.29 6.31 6.47 8.31 3 6.78 7.72 6.86 7.69 7.81 6.78 7.73 6.2 7.88 8.7 4 8.41 7.79 6.75 7.62 7.67 8.41 8.19 6.59 7.97 8.81 5 8.27 7.34 6.91 7.56 7.72 8.27 7.76 8.82 7.36 8.47 Nitra t (mg l ¹) 10 1 0.80 1 0.8 1 3.35 0.80 1.5 0.8 1.50 7.08 2 0.80 1 0.8 1 1.82 0.80 1.4 0.8 1.3 5.83 3 0.80 1 0.7 0.8 2 0.80 1.4 0.8 0.9 4.82 4 1.00 1 0.7 0.8 0.09 1 1.3 0.7 0.9 3.63 5 0.50 1 0.7 0.7 1.05 0.50 1.2 0.7 0.7 2.92 C OD (mg l ¹) 10 1 3 6 tda 33.28 36.66 3 157 tda 34 53.76 2 7 4 tda 29.56 17.53 7 133 tda 79 54.37 3 10 5 tda 28.45 30 10 221 tda 49 44.36 4 17 6 tda 34.02 27.72 17 132 tda 38 42.78 5 10 1 tda 21.94 20.55 10 166 tda 61 41.99 P hospa t (mg l ¹) 0,2 1 0.18 0.18 0.21 0.21 0.01 0.18 0.2 0.24 0.26 0.55 2 0.22 0.2 0.33 0.26 0.35 0.22 0.22 0.44 0.31 0.61 3 0.16 0.1 0.26 0.28 0.34 0.16 0.23 0.29 0.29 0.75 4 0.35 0.2 0.2 0.22 0.32 0.35 0.3 0.33 0.47 0.89 5 0.14 0.1 0.25 0.29 0.22 0.14 0.17 0.31 0.29 0.45 DO (mg l ¹) 6 1 9.78 8.96 8.19 7.01 6.24 9.78 6 5.31 6.6 6.15 2 10.29 8.84 7.41 6.90 7.35 10.29 6 4.23 5.3 7.19

(30)

L ampi ra n 1 Kua li tas a ir sung ai C il iwung Hulu tah un 2008 -2012 pa da kond isi pa ra mete r te rba ik dan ter buruk ( lanjutan ) P ara mete r B MA K el as I TP Ta hun Te rba ik Te rbur uk 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 K IM IA 3 10.08 8.82 7.33 6.9 6.07 10.08 6 4.77 6.78 4 8.81 8.64 7.41 6.74 8.07 8.81 6 4.74 5.4 4.86 5 9.97 6.38 6.98 6.34 6.97 9.97 6 4.63 5.5 5.31 B OD (mg l ¹) 2 1 tda tda 11 25 12 tda tda 22 27 2 tda tda 21 16 12 tda tda 28 23 3 tda tda 16 26 12 tda tda 24 26 4 tda tda 18 14 13 tda tda 42 25 5 tda tda 25.5 22 9 tda tda 31 31 B IO L O G I Tota l coli (jml 100ml ¹) 1000 1 2200 200 2900 600 1300 2200 24100 3200 6900 5400 2 300 600 4200 1800 6000 300 24100 6700 60500 13100 3 1400 600 3200 2300 1400 1400 34100 4000 60500 9400 4 500 500 3200 2300 1700 500 34100 4300 12100 35800 5 3900 300 1600 1100 1900 3900 17500 4600 5200 4100 Su m b er : B L HD Kab . B o g o r Ke ter an ga n: - T P : T itik P an tau - T P 1 s am pai 5 ber tu ru t: M asj id A tta ’a w un K. C is ar ua, Ho tel E ver gr ee n K. C is ar ua, J em bata n L eu w im ala ng K. Me ga m en du ng , Je m bata n Ga d o g K. C ia w Jem b ata n T o l K .C ia w i. - td a: tid ak d ilak u k an a n ali sis

(31)

30 Lampi ra n 2 De bit bulan an ra ta -r ata s un g ai C il iwung Hulu Ta hun De bit B ulan an (m³ de ti k ¹) Ja n F eb Mar Apr Mei Jun Jul Ag s S ep Okt Nov De 2008 12.34 14.52 6.96 7.89 3.64 2.35 1.15 0.71 0.69 1.25 4.45 13.87 2009 167.98 29.75 21.68 18.60 21.73 14.80 12.52 9.26 10.88 14.85 14.39 14.86 2010 20.34 32.31 25.64 8.86 8.88 11.41 12.14 18.68 24.97 17.02 19.81 12.44 2011 14.06 10.60 6.17 8.35 10.02 5.97 4.15 2.27 1.82 2.82 13.23 13.21 2012 12.73 12.23 11.66 10.88 8.33 7.51 4.28 1.87 1.95 4.77 8.56 9.44 Max 167.98 32.31 25.64 18.60 21.73 14.80 12.52 18.68 24.97 17.02 19.81 14.86 Mi n 12.34 10.60 6.17 7.89 3.64 2.35 1.15 0.71 0.69 1.25 4.45 9.44 R era ta 45.49 19.88 14.42 10.92 10.52 8.41 6.85 6.56 8.06 8.14 12.09 12.76 L ampi ra n 3 C ur ah h ujan tahun 2008 -2012 S tasiun K atul ampa Ta hun Jum lah Cura h Huja n (m m) Ja n F eb Mar Apr Mei Jun Jul Ag s S ep Okt Nov De 2008 407 374 575 370 191 114 39 72 534 430 641 444 2009 514 417 326 334 283 190 115 97 302 431 392 441 2010 322 612 660 213 378 335 312 473 630 432 383 414 2011 226 179 202 318 391 220 232 17 139 305 251 490 2012 424 450 162 257 266 160 37 101 370 374 636 426 Tota l 1893 2032 1925 1492 1509 1019 735 760 1975 1972 2303 2215 R ata -ra ta 378.6 406.4 385 298.4 301.8 203.8 147 152 395 394.4 460.6 443

(32)

L ampi ra n 4 P ara m eter y a ng mela mp aui B MA k ela s I ta hun 2008 -2012 be rd asa rka n P P No 82 t ahun 2001 P ara mete r B MA Ke las I TP Kondisi Te rba ik Kondisi Te rbur uk 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 F IS IKA TSS (mg l ¹) 50 1 - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - 73.7 5 56 - - - - 56 - - - K IM IA C OD (mg l ¹) 10 1 - - tda 33.28 36.66 3 157 tda 34 53.76 2 - - tda 29.56 17.53 7 133 tda 79 54.37 3 - - tda 28.45 30 - 221 tda 49 44.36 4 17 - tda 34.02 27.72 17 132 tda 38 42.78 5 - - tda 21.94 20.55 - 166 tda 61 41.99 P hospa t (mg l ¹) 0,2 1 - - 0.21 0.21 - - - 0.24 0.26 0.55 2 0.22 - 0.33 0.26 0.35 0.22 0.22 0.44 0.31 0.61 3 - - 0.26 0.28 0.34 - 0.23 0.29 0.29 0.75 4 0.35 - - 0.22 0.32 0.35 0.3 0.33 0.47 0.89 5 - - 0.25 0.29 0.22 - - 0.31 0.29 0.45 DO (mg l ¹) 6 1 - - - - - - - 5.31 - 2 - - - - - - - 4.23 5.3 3 - - - - - - - 4.77 - 4 - - - - - - - 4.74 5.4 4.86 5 - - - - - - - 4.63 5.5 5.31

(33)

32 Lampi ra n 4 P ara m eter y a ng mela mp aui B MA k ela s I tahun 2008 -2012 be rd asa rka n P P No 82 ta hun 2001 P ara mete r B MA Ke las I TP Kondisi Te rba ik Kondisi Te rbur uk 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 F IS IKA B OD (mg l ¹) 2 1 tda tda 11 25 12 tda tda 22 27 18 2 tda tda 21 16 12 tda tda 28 23 18 3 tda tda 16 26 12 tda tda 24 26 19 4 tda tda 18 14 13 tda tda 42 25 20 5 tda tda 25.5 22 9 tda tda 31 31 16 B IO L O G I Tota l coli (jm l 100m l ¹) 1000 1 2200 - 2900 - 1300 2200 24100 3200 6900 5400 2 - - 4200 1800 6000 - 24100 6700 60500 13100 3 1400 - 3200 2300 1400 1400 34100 4000 60500 9400 4 - - 3200 2300 1700 - 34100 4300 12100 35800 5 3900 - 1600 1100 1900 3900 17500 4600 5200 4100 Kete ran g a n : Ta : k o n d is i te rb ai k Tu : k o n d is i te rb u ru k L ampi ra n 5 P erhitun g an B P l im ba h ca ir d omesti k da n sampa h o rga nik P ara mete r Ke ca m atan Jum lah P enduduk (ji wa ¹ ) Konve rsi L im ba h Cair (kg ji wa ¹ thn ¹ ) BP (ton bulan ¹ ) B OD C isar ua 117372 19.70 192.69

(34)

33 L ampi ra n 5 P erhitun g an B P li mbah c air dome sti k da n sampa h or ga nik (lanj utan) P ara mete r Ke ca m atan Jum lah P enduduk (jiwa ¹ ) Konve rsi L im ba h Cair (kg ji wa ¹ thn ¹ ) BP (ton bulan ¹ ) Mega mendun g 101076 19.70 165.93 C iaw i 38806 19.70 63.71 B OD C isar ua 117372 19.70 192.69 Mega mendun g 101076 19.70 165.93 C iaw i 38806 19.70 63.71 TOT A L B OD 422.33 C OD C isar ua 117372 44.00 430.36 Mega mendun g 101076 44.00 370.61 C iaw i 38806 44.00 142.29 TOT A L C OD 943.26 TSS C isar ua 117372 20.00 195.62 Mega mendun g 101076 20.00 168.46 C iaw i 38806 20.00 64.68 TOT A L TSS 428.76 TN C isar ua 117372 3.30 32.28 Mega mendun g 101076 3.30 27.80 C iaw i 38806 3.30 10.67 TOT A L TN 70.74

(35)

34 Lampi ra n 5 P erhitun g an B P li mbah c air dome sti k da n sampa h or ga nik (lanj utan) P ara mete r Ke ca m atan Jum lah P enduduk (jiwa ¹ ) B er at S ampah Or g anik (kg h ari ¹ ) Konve rsi S ampah Or g anik ( kg ¹ ) BP (ton bulan ¹ ) B OD C isar ua 117372 44014.50 0.00282 3.72 Mega mendun g 101076 37903.50 0.00282 3.21 C iaw i 38806 14552.25 0.00282 1.23 TOT A L B OD 8.16 C OD C isar ua 117372 44014.50 0.00388 5.12 Mega mendun g 101076 37903.50 0.00388 4.41 C iaw i 38806 14552.25 0.00388 1.69 TOT A L C OD 11.22 TSS C isar ua 117372 44014.50 0.00268 3.54 Mega mendun g 101076 37903.50 0.00268 3.05 C iaw i 38806 14552.25 0.00268 1.17 TOT A L TSS 7.75 L ampi ra n 6 P erhitun g an B P li mbah pe ng unjun g p ariwisa ta Par am et er K ec am at an Jum lah Peng un jung (j iw a ¹) K onv er si Lim bah Cai r BP (t on bul an ¹) (k g j iw a ¹ thn ¹) BOD C isa rua 191532 0. 3 3 x 19.7 0 104.81 Me g am endung 665 0. 3 3 x 19.7 0 0.36 C iawi 0 0. 3 3 x 19.7 0 0

(36)

35 L ampi ra n 6 P erhitun g an B P li mbah pe ng unjun g p ariwisa ta (la njut an ) P ara mete r Ke ca m atan Jum lah P eng unjun g (jiwa ¹ ) Konve rsi L im ba h Cair BP (ton bulan ¹ ) (kg ji wa ¹ thn ¹ ) TOT A L B OD 105.17 C OD C isar ua 191532 0.33 x 44 234.09 Mega mendun g 665 0.33 x 44 0.81 C iaw i 0 0.33 x 44 0 TOT A L C OD 234.91 TSS C isar ua 191532 0.33 x 20 106.41 Mega mendun g 665 0.33 x 20 0.37 C iaw i 0 0.33 x 20 0 TOT A L TSS 106.78 TN C isar ua 191532 0.33 x 3.30 17.56 Mega mendun g 665 0.33 x 3.30 0.06 C iaw i 0 0.33 x 3.30 0 TOT A L TN 17.62 P ara mete r Ke ca m atan Jum lah Peng unjun g ( ji wa ¹) B er at S ampah O rga nik (kg h ari ¹) Konve rsi S ampah O rga ni k (kg ¹) BP (ton bulan ¹) B OD C isar ua 191532 71824.50 0.33 x 0.00282 2.03 Mega mendun g 665 249.38 0.33 x 0.00282 0.01

(37)

36 Lampi ra n 6 P erhitun g an B P li mbah pe ng unjun g p ariwisa ta ( lanjutan ) P ara mete r Ke ca m atan Jum lah Peng unjun g ( ji wa ¹) B er at S ampah O rga nik (kg h ari ¹) Konve rsi S ampah O rga ni k (kg ¹) BP (ton bulan ¹) C iaw i 0 0 0.33 x 0.00282 0 TOT A L B OD 2.03 C OD C isar ua 191532 71824.50 0.33 x 0.00388 2.78 Mega mendun g 665 249.38 0.33 x 0.00388 0.01 C iaw i 0 0 0.33 x 0.00388 0 TOT A L C OD 2.79 TSS C isar ua 191532 71824.50 0.33 x 0.00268 1.92 Mega mendun g 665 249.38 0.33 x 0.00268 0.01 C iaw i 0 0 0.33 x 0.00268 0 TOT A L TSS 1.93 L ampi ra n 7 P erhitun g an B P li mbah pe ter na k an Je nis Ter na k Ke ca m atan Ci sa rua Jum lah ( ekor) Jlh Tot al (e kor) Konve rsi (k g /uni t/ tahun) B P (ton/bul an) B OD TSS TN B OD TSS TN S api P otong 41 200 250 1716 80.3 4.17 28.60 1.34 Ke rba u 159 S api P era h 1508 1508 539 - - 67.73 - -

(38)

37 L ampi ra n 7 P erhitun g an B P li mbah pe ter na k an (la njut an) Ke ca m atan Ci sa rua Ka mbi ng 4973 13445 36.6 201 8.4 41.01 225.20 9.41 Domba 8472 A y am P oton g 65000 167470 1.4 14.6 0.51 19.54 203.76 7.12 A y am B ur as 97799 Iti k 4671 Tota l 182623 132.45 457.56 17.87 Ke ca m atan Me g am endu ng S api P otong 122 335 250 1716 80.3 6.98 47.91 2.24 Ke rba u 213 S api P era h 504 504 539 - - 22.64 - - Ka mbi ng 26 7654 36.6 201 8.4 23.34 128.20 5.36 Domba 7628 A y am P oton g 185000 228240 1.4 14.6 0.51 26.63 277.69 9.70 A y am B ur as 38249 Iti k 4991 Tota l 236733 79.59 453.80 17.30 Ke ca m atan Ci awi S api P otong 22 69 250 1716 80.3 1.44 9.87 0.46 Ke rba u 47 S api P era h 168 168 539 - - 7.55 - - Ka mbi ng 457 1776 36.6 201 8.4 5.42 29.75 1.24 Domba 1319

(39)

38 La mpi ra n 7 P erhitun g an B P li mbah p eter na k an (la njut an) Je nis Ter na k Ke ca m atan Ci awi Jum lah ( ekor) Jlh Tot al (e kor) Konve rsi (k g /uni t/ tahun) B P ( ton/ bulan) B OD TSS TN B OD TSS TN A y am P oton g 1500 7794 1.4 14.6 0.51 0.91 9.48 0.33 A y am B ur as 5971 Iti k 323 Tota l 9807 15.31 49.10 2.04 L ampi ra n 8 B entuk p ema nf aa tan d an sum be r pe n ce mar an air sun g ai C il iwung Hulu No. B entuk P emanf aa tan Ja wa ba n Responde n P erse ntase ( % ) Ya 1 Air Minum 13 8.7 2 P erta nian 98 65.3 4 P eter na ka n 60 40.0 5 Mand i 95 MC K ( 5,6,7) = 62.7 6 Menc uc i 99 7 Ka kus 88 8 P erindustria n 18 13.6 9 P emanf aa tan l ain - -

(40)

L ampi ra n 8 B entuk p ema nf aa tan d an sum be r pe n ce mar an air sun g ai C il iwung Hulu (l anjut an) No S umber P enc emar an Aspe k P ena nga na n Jl h (jiwa ) P erse ntase (%) 1 S ampah Dikompos ka n 1 1 Da ur ulan g 0 0 Dibua ng k e tempa t pemb ua nga n y an g dikelola be rsa ma 22 15 Dibua ng k e sun g ai 61 41 Dibua ng k e pe k ara n ga n 4 3 Diba ka r 61 41 Dibiar ka n saja 1 1 L ain -lain 0 0 2 L im ba h Cair Ditampung di S epti c tan k 67 45 Ada pe n g olah an a ir li mbah 0 0 Dimanf aa

tkan untuk bio

ga s 0 0 Disalur ka n ke sun ga i 83 55 L ain -lain 0 0 3 P eter na ka n Dikompos ka n 17 27 Dijual lang sun g 10 16 Dimanf aa

tkan untuk bio

ga s 0 0 Dibua ng k e sun g ai 36 57 Dibiar ka n 0 0 L ain -lain 0 0

(41)

40 Lampi ra n 8 B entuk p ema nf aa tan d an sum be r pe n ce mar an air s un g ai C il iwung Hulu (l anjut an) No S umber P enc emar an Aspe k P ena nga na n Jlh (jiwa ) P erse ntase (%) 4 Indust ri IP A L 0 0 Dibua ng k e sun g ai 19 100 Ditampung 0 0 lain -lain 0 0 L ampi ra n 9 P erhit un g an B P li mbah i ndust ri

No Je nis I ndust ri/ pe mi li k Ala mat Je nis P roduk Ka p. P roduk (kg) B aha n B aku Volume L im ba h (m³ hr ¹) IP A L 1 P ak Ema n K . Ci awi tahu 25 ka ca n g k ede lai 0.16 dibuang k e sun 2 P ak Ma mat K. Me g amendun g tahu 100 ka ca n g k ede lai 0.72 dibuang k e sun 3 P ak Ota ng K. Me g amendun g tahu 160 ka ca n g k ede lai 0.72 dibuang k e sun 4 P ak a ep K. Me g amendun g tahu 200 ka ca n g k ede lai 0.9 dibuang k e sun 5 P ak H. L ulun g K. Me g amendun g tahu 150 ka ca n g k ede lai 0.7 dibuang k e sun 6 P ak B ade ur K. Me g amendun g tahu 160 ka ca n g k ede lai 0.72 dibuang k e sun 7 P ak Ka man K. Me g amendun g tahu 100 ka ca n g k ede lai 0.72 dibuang k e sun 8 P ak Nik K. Me g amendun g tahu 200 ka ca n g k ede lai 0.9 dibuang k e sun 9 P ak Na ra K. Me g amendun g tahu 150 ka ca n g k ede lai 0.8 dibuang k e sun 10 P ak Nur K. Me g amendun g tahu 100 ka ca n g k ede lai 0.72 dibuang k e sun 11 P ak Mi awi K. Me g amendun g tahu 50 ka ca n g k ede lai 0.1 dibuang k e sun

(42)

41 L ampi ra n 9 P erhitun g an B P li mbah i ndust ri (la njut an) No Je nis I ndust ri/ P emi li k Ala mat Je nis P roduk Ka p. P roduk (kg) B aha n B aku Volume L im ba h (m³ hr ¹) IP A L 12 P ak Ka rso K. Me g amendun g tahu 1200 ka ca n g k ede lai 2 dibuang k e sun g 13 P ak Rahmad K. Me g amendun g tahu 30 ka ca n g k ede lai 0.006 dibuang k e sun g 14 P ria ng an S ari K. Me g amendun g tempe 150 ka ca n g k ede lai 1.2 dibuang k e sun g 15 P ak J amhuri K. Me g amendun g tapioka 150 sing kon g 12.8 dibuang k e sun g 16 C V/S uha rdima n K. Me g amendun g - - - - ti da k a da da ta 17 P ak Ka ry o K. Ci sa rua tempe 100 ke de lai 0.5 dibuang k e sun g 18 P ak S ur aji K. Ci sa rua tempe 150 ke de lai 12 dibuang k e sun g 19 P ak Iwa n K. Ci sa rua tempe 180 ke de lai 1 dibuang k e sun g 20 P ak Ha sa n K. Ci sa rua tahu 70 ke de lai 0.24 dibuang k e sun g 21 P ak Yusuf f K. Ci sa rua tahu 360 ke de lai 4 dibuang k e sun g 22 P ak S afe n K. Ci sa rua tahu 200 ke de lai 0.36 dibuang k e sun g Je nis I ndust ri Jum lah Volume F aktor K onv ersi (m g l ¹) B eba n P enc ema ra n (ton bulan ¹) L im ba h (m³ h ari ¹) B OD C OD B OD C OD Ta hu 16 13.766 5389.5 7050 2.23 2.91 Te mpe 9 18.12 1302.03 4188.27 0.71 2.28 Ta pioka 1 12.8 4500 18500 1.73 7.10 Jum lah 26 44.686 4.66 12.29

(43)

42 Lampi ra n 10 P erhitun g an B P li mbah p erta nian

Par am et er K ec am at an Luas Lah an Per sa w aha n (H a) Fak tor K onv er si B eba n Pence m ar an (t on bul an ¹) Luas Lah an Luas To ta l (H a) Fak tor K onv er si (k g H a ¹ m sm t n m ¹) B eba n Pence m ar an (t on bul an ( k g H a ¹ m sm t n m ¹) Pal awi ja (H a) Say ur an dan Buah (H a) BOD C isa rua 469 18 0.7035 153 272 425 9 0.32 Me g am endung 922 18 1.3830 565 553 1118 9 0.84 C iawi 267.5 18 0.4013 90.2 120.6 210.8 9 0.16 T O T A L B O D 2.4878 1.32 COD C isa rua 469 27 1.0553 153 272 425 13.5 0.48 Me g am endung 922 27 2.0745 565 553 1118 13.5 1.26 C iawi 267.5 27 0.6019 90.2 120.6 210.8 13.5 0.24 T O T A L C O D 3.7316 1.97 T SS C isa rua 469 0.04 0.0016 153 272 425 1.6 0.06 Me g am endung 922 0.04 0.0031 565 553 1118 1.6 0.15 C iawi 267.5 0.04 0.0009 90.2 120.6 210.8 1.6 0.03 T O T A L T SS 0.0055 0.23 TN C isa rua 469 20 0.7817 153 272 425 10 0.35 Me g am endung 922 20 1.5367 565 553 1118 10 0.93 C iawi 267.5 20 0.4458 90.2 120.6 210.8 10 0.18 T o ta l N 2.7642 1.46 TP C isa rua 469 10 0.3908 153 272 425 5 0.18 Me g am endung 922 10 0.7683 565 553 1118 5 0.47 C iawi 267.5 10 0.2229 90.2 120.6 210.8 5 0.09 T o ta l P 1.3821 0.73

(44)

43 L ampi ra n 10 P erhitun g an B P l im ba h p erta nian (l anjut an) P ara mete r Ke ca m atan L ua s L aha n P erke buna n (H a) L ua s Tot al (H a) F aktor K onv ersi (kg Ha ¹ msm tnm ¹) Kontr ibusi P enc emar an (ton/bul an ¹) R ak y at S wa sta Ne g ar a B OD C isar ua 352.64 534.14 514.16 1400.94 9 1.05 Mega mendun g 292.03 0 71.96 363.99 9 0.27 C iaw i 33 0 0 33 9 0.02 TOT A L B OD 1.35 C OD C isar ua 352.64 534.14 514.16 1400.94 13.5 1.58 Mega mendun g 292.03 0 71.96 363.99 13.5 0.41 C iaw i 33 0 0 33 13.5 0.04 TOT A L C OD 2.02 TSS C isar ua 352.64 534.14 514.16 1400.94 1.6 0.19 Mega mendun g 292.03 0 71.96 363.99 1.6 0.05 C iaw i 33 0 0 33 1.6 0.004 TOT A L TSS 0.24 TN C isar ua 352.64 534.14 514.16 1400.94 3 0.35 Mega mendun g 292.03 0 71.96 363.99 3 0.09 C iaw i 33 0 0 33 3 0.01 Tota l N 0.45 TP C isar ua 352.64 534.14 514.16 1400.94 1.5 0.18 Mega mendun g 292.03 0 71.96 363.99 1.5 0.05 C iaw i 33 0 0 33 1.5 0.00 Tota l P 0.22

(45)

44 Lampi ra n 11 P erhitun g an da y a tampun g be b an pe n ce mar an t ahun 2012 b erd asa rka n P P No 82 ta hun 2001 ( B MA k elas I) B ulan De bit (m³ s ¹ ) Ke las I (m g l ¹ ) Da y a Ta mpun g B eb an P enc ema ra n (ton bulan ¹ ) B OD C OD TSS TN TP B OD C OD TSS TN TP Ja nua ri 12.73 2 10 50 10 0.2 68.19 340.93 1704.67 340.93 6.82 F ebr u ari 12.23 2 10 50 10 0.2 61.29 306.43 1532.17 306.43 6.13 Mar et 11.66 2 10 50 10 0.2 62.45 312.25 1561.24 312.25 6.24 Apr il 10.88 2 10 50 10 0.2 56.40 282.01 1410.05 282.01 5.64 Mei 8.33 2 10 50 10 0.2 44.61 223.06 1115.29 223.06 4.46 Juni 7.51 2 10 50 10 0.2 38.92 194.61 973.04 194.61 3.89 Jul i 4.28 2 10 50 10 0.2 22.92 114.61 573.04 114.61 2.29 Ag ustus 1.87 2 10 50 10 0.2 10.03 50.17 250.83 50.17 1.00 S eptembe r 1.95 2 10 50 10 0.2 10.11 50.54 252.72 50.54 1.01 Oktobe r 4.77 2 10 50 50 10 0.2 25.55 127.73 638.66 127.73 2.55 Nove mber 8.56 2 10 50 10 0.2 44.35 221.75 1108.73 221.75 4.43 De se mber 9.44 2 10 50 10 0.2 50.57 252.87 1264.34 252.87 5.06 Tota l 495.39 2476.96 12384.78 2476.96 49.54

(46)

Lampiran 12 Total BP Sungai Ciliwung Hulu segmen Kab. Bogor Kecamatan Sumber Limbah Beban Pencemaran BOD COD TSS TN TP Cisarua Penduduk 196.41 435.48 199.16 32.28 - Pariwisata 106.84 236.88 108.33 - - (TP1-TP3) Industri 1.40 3.10 - - - Pertanian 2.07 3.11 1.49 0.92 0.74 Peternakan 132.45 0.00 457.56 17.87 - Total 439.17 678.57 766.53 51.06 0.74 Megamendung Penduduk 169.14 375.02 171.51 27.80 - Pariwisata 0.37 0.82 0.38 - - (TP4) Industri 3.22 9.18 - - - Pertanian 2.49 3.74 2.56 1.33 1.28 Peternakan 79.59 0.00 453.80 17.30 - Total 254.82 388.77 628.24 46.42 1.28 Ciawi Penduduk 64.94 143.98 65.85 10.67 - Pariwisata 0 0 0 - - (TP5) Industri 0.03 0.03 - - - Pertanian 0.58 0.88 0.63 0.32 0.31 Peternakan 15.31 0.00 49.10 2.04 - Total 80.86 144.89 115.57 13.03 0.31 Total 774.84 1212.23 1510.35 110.51 2.34

Gambar

Gambar  1  Lokasi  penelitian  (sub  DAS  Ciliwung  Hulu  Segmen  Kab.  Bogor)  berdasarkan letak wilayah administrasi
Tabel 4 Faktor konversi limbah beban pencemaran
Tabel 8 Status KA berdasarkan IKA-NSF tahun 2008-2012
Tabel 13 Beban pencemaran limbah pertanian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pengelola obyek wisata dan para pengguna website yang memiliki keperluan mencari informasi dan lokasi obyek wisata di Provinsi Jawa Tengah memiliki keuntungan yang

Seperti pada penelitian terdahulu penggunaan media sosial lewat ponsel merupakan alat tambahan yang kuat untuk melakukan komunikasi kesehatan ( mobile health )

Demikian juga dalam hal pembagian zakat untuk mu’allaf , mereka tidak berani untuk menyebut ‘Umar Ibn al-Khaththâb telah mengganti (al-tabdîl) syariat yang telah ditetapkan

Judul : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan Nama

motivasi belajar pada mata pelajaran aqidah akhlak siswa di Madrasah Aliyah Ubudiyah Bati-Bati.. Data tentang motivasi belajar aqidah akhlak siswa di Madrasah

Tugas Anda dalam TIP nomor 10 ini adalah menulis sebanyak mungkin di buku sukses Anda atas apa yang sudah Anda peroleh dari profesi Anda sebagai seorang penjual dan saya minta

Berdasarkan pengujian yang diuraikan dengan uji beda dengan terlebih dahulu menghitung apakah data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, kemudian dengan perhitungan uji t

Nilai aktual untuk setiap KPI merupakan nilai pencapaian yang diperoleh terhadap masing-masing KPI yang diperoleh dari hasil kuisioner (hasil dapat dilihat pada