PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI PEKAN KUALA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyarakat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Pendidikan Sejarah
ELLANDA FITRI NIM : 3123121012
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
ELLANDA FITRI, NIM: 3123121012. PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI PEKAN KUALA, SKRIPSI S1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH, FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(Pembimbing: Drs. Yushar Tanjung, M.Si)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana terbentuknya dan berkembangnya Pemukiman di Pekan Kuala serta pengaruh masyarakatnya dalam bidang sosial dan budaya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang dilakukan adalah penelitian studi lapangan (Field Research) serta menggunakan teknik Oral History atau sejarah lisan dengan wawancara kepada beberapa narasumber untuk mengumpulkan informasi mengenai objek penelitian, dan dikombinasikan dengan penelitian studi pustaka (Library Research) dengan cara mengambil teori dan informasi dari buku-buku yang relevan serta berhubungan dengan sejarah Pemukiman di Pekan Kuala untuk dijadikan dasar atau landasan bagi peneliti dalam merekonstruksi sejarah.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kehadirat Allah SWT dimana atas
berkat, rahmat, dan karuniaNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Perkembangan Pemukiman Di Pekan Kuala”. Shalawat berangkaikan salam
dihadiahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang mana
syafa’atnya diharapkkan di yaumil mahsyar kelak.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh
dari kata sempurna baik dari segi isi, teknik penulisan, maupun nilai ilmiahnya,
mengingat keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan.
Maka dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta
pengharapan yang sebesar-besarnya kepada :
Ayahanda terhebat Suriono dan Ibunda tercinta Masyitah yang telah
mengajarkan dan menerapkan makna kehidupan dan arti penting
kekeluargaan kepada ananda serta telah berusaha memberikan bantuan baik
berupa moril maupun materil sehingga ananda dapat menyelesaikan studi ini
dengan baik.
Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih sebesar-besarnya untuk
iii
serta kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan peneliti hingga
terselesaikan skripsi ini.
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta stafnya.
Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta
staffnya.
Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
serta penguji yang telah banyak membantu peneliti selama selama masa
studi.
Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, MS selaku dosen dan penguji peneliti yang
telah banyak memberikan ilmunya selama masa studi.
Bapak Syahrul Nizar Saragih, S.Hum, MA selaku dosen dan penguji
peneliti yang telah banyak memberikan ilmunya selama masa studi.
Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Sejarah, yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman kepada peneliti selama masa studi.
Abang dan adik tercinta: Heriansyah dan Bripda Bagas Arianto, terimakasih
untuk dukungan dan do’anya. Peneliti persembahkan tulisan ini untuk kalian
dengan cinta.
Sahabat peneliti: Dwi Rizky Adelina, Lely Susana Sihombing, Frieda Br.
Perangin-angin, Susan Yolandha Br. Ginting, Alm. Elvi Rezeki. Terima
kasih untuk semua dukungan dan do’a saat rasa pesimis mulai muncul.
Terima kasih untuk persahabatan yang luar biasa selama perkuliahan ini,
iv
selamanya. Kenangan bersama kalian selama perkuliahan ini takkan ku
lupakan.
Teman Spesial : Bripda Fadhil, terimakasih untuk kesetiaan, do’a,
dukungan, dan semangatnya selama ini. Terimakasih untuk selalu
menemani dan bersedia mendengarkan keluh kesah dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
Untuk teman-teman yang telah banyak membantu peneliti dalam penelitian:
Imam Mahdi Pane, Surya Hidayat, Deni Hartanto, Ahmad Fakhri, dan
Yandra, terimakasih untuk masukan dan saran selama masa penelitian.
Sahabat sejak kecil peneliti : Ratih Wulandari, SE dan Wahyuni.
Terimakasih untuk do’a, dukungan dan semangatnya selama ini.
Teman-teman senasib dan seperjuangan A Reguler 2012 Pendidikan
Sejarah: Imam Suharyadi, Bayu Satria, Wiranda Sihaloho, Omi Rahmayani,
Tria Anggiani Situmorang, Tria Devi Ayumi, Dhiah Ristanti Handayani,
Zein Hasanah, Siti Mada Yusdina Lubis, Dyna Ronauli Hutagaol, Neneng
Sudarmi, Hendro Andrew Manik, Wido Dinardo Manurung, Sarwendi
Sigalingging, Niko Adriano Hutabarat, Amliansyah, Novika Sari
Rahmadani, Yeni Irmalia Purba, Nurafni Saragih, Rioby Tarigan, Yosepha
L. Turnip, dan teman-teman yang lainnya yang tidak disebutkan terimaksih
telah menemani selama perkuliahan.
Untuk Keluarga Besar PPLT SMP Negeri 1 Tanjung Pura 2015, khususnya
3G. Terima kasih untuk kebersamaan kalian selama ini, kenangan bersama
v
Bapak Narasumber dan informan yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk memberikan data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dan jika ada pihak-pihak yang terlewatkan
mendapatkan ucapan terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan
kekhilafan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi
bahan masukan bagi yang membutuhkannya.
Medan, 16 Agustus 2016
Peneliti
vii
4.2 Sejarah Terbentuknya Pekan Kuala... 30
4.2.1 Sejarah Singkat Kesultanan Langkat... 30
4.2.2 Pemukiman Awal Pekan Kuala... 35
4.2.3 Sejarah Dibukanya Perkebunan di Sumatera Timur... 38
4.2.4 Masyarakat Cina di Pekan Kuala... 42
4.3 Perkembangan Pemukiman di Pekan Kuala... 47
4.3.1 Masa Tradisional... 47
4.3.2 Masa Kolonial... 49
4.3.2.1 Zaman Penjajahan Belanda... 49
a. Perkembangan Etnis Tionghoa dan Suku Pendatang di Pekan Kuala ... 51
b. Perkembangan Sarana dan Prasarana di Pekan Kuala... 53
4.3.2.2 Zaman Pendudukan Jepang... 58
4.3.2.3 Pada Masa Kemerdekaan dan Pasca Kemerdekaan... 62
4.4 Dampak Pemukiman Pekan Kuala pada Aspek Sosial dan Budaya... 69
4.4.1 Aspek Sosial... 69
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 73
5.1 Kesimpulan... 73
5.2 Saran... 75
Daftar Pustaka... 76
Lampiran 1 Data Informan dan Pedoman Wawancara Lampiran 2 Foto Bersama Informan
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. ... 26
Tabel 2. ... 27
Tabel 3. ... 27
Tabel 4. ... 28
Tabel 5. ... 28
Tabel 6. ... 29
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya
berupa kawasan pedesaan. Pada tahun 1980, jumlah penduduk di kawasan
pedesaan tercatat sebesar 77% (114 juta jiwa) dari jumlah penduduk Indonesia
(147 juta jiwa). Pada satu dasawarsa kemudian, 1990, jumlah penduduk pedesaan
telah mencapai 126 juta atau setara dengan 69%. Angka tersebut menunjukkan
secara absolut telah terjadi kenaikan jumlah penduduk pedesaan dalam waktu
sepuluh tahun sebanyak 12 juta jiwa. Namun, bila dilihat jumlah presentasi
terhadap jumlah penduduk seluruhnya, terjadi penurunan jumlah penduduk yang
tinngal di kawasan pedesaan sebesar 8%.
Pekan Kuala merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kuala yang
berada di bawah pemerintahan Kabupaten Langkat. Kabupaten langkat sendiri
dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Langkat Hulu dan Langkat Hilir. Kecamatan
Kuala ini sendiri terletak di Langkat Hulu. Kecamatan Kuala berbatasan langsung
dengan Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian. Kesultanan Langkat
biasanya identik dengan kesultanan melayu, dimana terdapat banyak suku melayu
di dalamnya, akan tetapi berbeda dengan Langkat Hulu yang mayoritas
penduduknya merupakan suku Batak Karo. Begitu juga Kuala penduduk aslinya
adalah suku Karo, hingga sekarang Suku Karo masih menjadi penduduk
mayoritas di wilayah tersebut.
Dilihat dari sejarahnya, Kuala mulai berdiri sekitar akhir abad ke-19 dan
sungai-2
sungai, yaitu sungai Tembo, sungai Gumit, dan Sungai Penjara. Penduduk asli
kuala sendiri adalah suku batak karo. Memang suku karo adalah orang pertama
yang ada di kuala, namun yang membangun dan mengembangkan kuala bukanlah
suku karo, melainkan suku Rao yang bermigrasi kesana. Mungkin tak banyak
orang yang mengetahui mengenai suku Rao ini, karena suka Rao sendiri mirip
dengan suku Melayu atau Minangkabau. Saat orang Rao ini datang ke kuala,
kuala masihlah belum berkembang dan penduduk aslinya yaitu suku Karo
diketahui masih sangat primitif.
Pada masa pemerintahan kesultanan Langkat, struktur pemerintahannya
terdiri dari Luhak, dibawah Luhak disebut Kejeruan (Raja Kecil) dan Distrik,
secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja Kecil Karo) yang berada di desa.
Pemerintahan Luhak dipimpin oleh Seorang Pangeran, pemerintahan Kejeruan
dipimpin oleh seorang Datuk, dan pemerintahan Distrik dipimpin oleh Kepala
Distrik. Pemerintahan Langkat sendiri dibagi menjadi 3 Kepala Luhak.
Kuala berkembang menjadi Distrik dikarenakan adanya perkebunan besar
yaitu Perkebuanan Bekiun dan Belangkahan. Dulunya diketahui perkebunan besar
ini ditanami tumbuhan tembakau yang pada saat itu merupakan komoditas utama
atau tanaman unggulan yang paling banyak dicari dan diminati oleh masyarakat
Eropa. Tanaman tembakau ini sendiri dinamai dengan Tembakau Deli. Tembakau
asal deli yang membentang di Sumatera Timur mulai dari Deli, Langkat dan
Serdang. Tembakau Deli ini dikembangkan oleh seorang Eropa yang bernama
Jacobus Nienhuys. Nienhuys sendiri mengetahui mengenai Tembakau Deli dari
3
sinilah timbul keinginan Nienhuys membuka perkebunan Tembakau Deli. Daun
Tembakau adalah komoditas paling penting dan membuat Deli sangat terkenal,
dan Tembakau Deli ini ternyata sudah diperjualbelikan di Semenanjung bahkan
sebelum dibudidayakan secara besar-besaran oleh para Tuan Kebun Eropa.
Dibukanya perkebunan tembakau di Kuala awalnya mendapat
pertentangan dari penduduk asli, karena Belanda identik dengan penjajahan dan
itu tidak sesuai dengan ajaran islam yang merupakan agama mayoritas masyarakat
setempat. Pertentangan tersebut diwujudkan dengan cara menolak menjadi pekerja
atau Kuli perkebunan. Hal ini yang menjadi alasan didatangkannya kuli kontrak
dari luar sumatera seperti Jawa dan Tiongkok. Para pekerja ini kemudian dikenal
dengan sebutan kuli kontrak karena mereka bekerja secara kontrak selama
beberapa tahun. Setelah kontrak berakhir, mereka diperbolehkan memilih untuk
melanjutkan kontrak, pulang ke Tiongkok atau mencari mata pencaharian lain.
Di pekan kuala terdapat rumah toko milik masyarakat Cina yang diketahui
sudah lama keberadaannya. Mereka merupakan mantan kuli kontrak yang
memilih untuk melanjutkan hidup dengan berdagang. Perumahan Cina ini
letaknya tidak terlalu jauh dari permukiman masyarakat asli Kuala maupun
Kantor Distrik Kuala. Di pekan kuala juga terdapat bangunan bekas stasiun kereta
api yang diketahui dibangun pada pemerintahan Belanda. Stasiun ini dibangun
oleh Belanda terkait dengan adanya perkebunan tembakau yang cukup besar di
Kuala, yaitu Bekiun dan Belangkahan. Kereta api ini digunakan untuk memuat
hasil perkebunan tembakau. Namun sekitar tahun 1980-an stasiun kereta api ini
4
Berdasarkan latar Belakang tersebut diatas dan mengingat begitu
pentingnya kawasan Kelurahan Pekan Kuala ini di Kesultanan Langkat dari mulai
permukinan kecil hingga menjadi sebuah Distrik, maka penulis mengangkat judul
“Perkembangan Pemukiman di Pekan Kuala”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan beberapa
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Asal mula terbentuknya Pekan Kuala
2. Perkembangan pemukiman masyarakat di Pekan Kuala
3. Pengaruh sosial budaya masyarakat di Pemukiman Kuala
1.3 Rumusan Masalah
Dengan adanya pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana awal terbentuknya pemukiman masyarakat di Pekan Kuala?
2. Bagaimana perkembangan pemukiman masyarakat di Pekan Kuala?
3. Bagaimana pengaruh sosial budaya masyarakat di Pemukiman Kuala ?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan awal terbentuknya pemukiman masyarakat di Pekan
5
2. Untuk mengetahui perkembangan pemukiman masyarakat di Pekan Kuala
3. Untuk mengetahui pengaruh sosial budaya di Pekan Kuala
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai
Sejarah Perkembangan Pemukiman di Pekan Kuala
2. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada peneliti dalam penulisan karya
ilmiah.
3. Sebagai penambah informasi kepada penelitian yang relevan di masa yang akan
datang.
4. Untuk menambah khasanah kepustakaan UNIMED khususnya Fakultas Ilmu
73 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pekan Kuala merupakan sebuah pemukiman yang sudah cukup lama
keberadaannya. Orang/Suku yang pertama kali membuka Kampung/Kuta
di Kuala adalah Suku Karo yang datang dari daerah Gunung hingga
akhirnya sampai dan menetap serta menjadi masyarakat mayoritas di
Langkat Hulu, salah satunya Kuala. Meskipun demikian, peranan orang
Karo tidak terlalu banyak dibandingkan orang Rao yang merupakan suku
pendatang. Orang Rao diketahui sudah lama keberadaannya di Kuala dan
hal ini dapat dibuktikan dengan adanya makam tua orang Rao, yaitu
Tengku Lareh pada tahun 1827, hal ini pulalah yang kemudian menjadi
bukti bahwa pemukiman di Pekan Kuala ini sudah lama keberadaannya
dengan masyarakat yang multikultural. Selain itu, orang Rao pun menjadi
penyebar Islam di Kuala hingga akhirnya banyak Suku Karo yang telah
masuk islam mengaku Melayu karena pada saat itu Melayu identik dengan
Islam.
2. Pada saat masa penjajahan Belanda, wilayah Sumatera Timur dijadikan
Perkebunan Tembakau Deli yang dikembangkan oleh orang Belanda yaitu
74
ke Kuala, maka muncullah Perkebunan besar disana yaitu Perkebunan
Bekiun, dan yang lainnya adalah Belangkahan.
3. Dampak dari dibukanya perkebunan dan terbatasnya tenaga kerja karena
rakyat pribumi Kuala menolak menjadi Kuli maka Belanda memutuskan
mendatangkan tenaga kerja yang dikenal dengan “Kuli Kontrak” dari luar
Sumatera yaitu Suku Jawa, etnis Tionghoa dan Tamil. Hal inilah yang
menjadi salah satu faktor majemuknya masyarakat di Pekan Kuala.
4. Dalam perkembangannya orang Cina banyak yang menikah dengan Suku
Jawa sesama Kuli dan menjadikan sebagian besar orang Cina di Pekan
Kuala merupakan keturunan Cina campuran Jawa.
5. Saat masa pendudukan Jepang di Kuala, rakyat sangat menderita akibat
dari kekejaman yang dilakukan pihak Jepang. Rakyat Kuala diperintahkan
untuk kerja paksa dengan sistem “Romusha” untuk menanam padi dan
menjadi kuli angkat batu guna membangun Lapangan Pesawat Terbang di
Padang Cermin. Mereka kerja tanpa meneriman upah, akibatnya
kemiskinan semakin meluas dan rakyat sangat sengsara.
6. Pasca Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Indonesia
meneriman serangan Agresi I dari Belanda pada tahun 1947, kejadian ini
juga merambat ke Kuala hingga dikenalnya peristiwa Bekiun Berdarah
dan Pekan Kuala Bumi Hangus.
7. Pemerintah juga mengeluarkan PP 10 pada tahun 1958 yang berisikan
75
Indonesia. Karena kebijakan inilah banyak etnis Tionghoa dan Tamil
memutuskan untuk kembali ke negara asalnya.
8. Pembantaian anggota PKI 1965 juga terjadi di Pekan Kuala dengan
eksekutor Pemuda Pancasila dan tempat pembantaian terjadi di depan
Puskesmas Pekan Kuala.
9. Di era Orde Baru, hingga Reformasi pada saat ini tidak ada peristiwa yang
penting ataupun kerusuhan yang terjadi di Pekan Kuala, rakyat hidup
berdampingan dengan baik.
10.Tidak terdapat hal atau ritual khusus dalam aspek sosial-budaya pada
masyarakat Pekan Kuala. Disana hanya terdapat makam Tengku Lareh
yang dikeramatkan dan banyak diziarahi masyarakat sekitar dan
pendatang. Mereka berziarah untuk mebayar niat, dan membawa
peemakam tersebut.
5.2 SARAN
Kawasan Pemukiman Pekan Kuala memiliki banyak nilai historis,
untuk itu maka penulis mengharapkan adanya kepedulian pemerintah
Kabupaten Langkat untuk berpartisipasi dalam perlindungan dan pelestarian
pelestarian-pelestarian peninggalan bersejarah dikawasan tersebut. Penulis
juga mengharapkan agar anak-anak generasi penerus bangsa hendaknya juga
dapat mempelajari sejarah-sejarah lokal khususnya di Kecamatan Kuala ini
karena terdapat banyak peristiwa penting hingga dijadikan pembelajaran dan
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media
Arifin, Zainal AKA. 2016. Langkat Dalam Perjalanan Sejarah. Medan: CV.
Mitra Medan
Arifin, Zainal AKA. 2009. Langkat Dalam Sejarah dan Perjuangan
Kemerdekaan. Medan: Mitra Medan
Bintarto, R. 1984. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Breman, Jan.1997. Menjinakkan Sang Kuli Politik Kolonial, Tuan Kebun, dan
Kuli di Sumatera Timur pada Awal abad ke 20. Jakarta: PT. Pustaka
Utama Grafiti
Crain, William. 2007. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Daldjoeni, N.1998. Geografi Kota dan Desa.Bandung: Alumni
Daldjoeni.N. 1992. Seluk Beluk Masyarakat Kota( Pusparagam Soiologi Kota dan
Ekologi Sosial). Bandung: Alumni
Gallion, Arthur B dan Eisner, Simon. 1992. Pengantar Perancangan Kota,
Desain dan Perencanaan Kota. Jakarta: Penerbit Erlangga
Hariyono, Paulus. 2011. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta: Bumi Aksara
Kartodirdjo, Sartono. 1977. Masyarakat Kuno dan Kelompok-Kelompok Sosial.
Jakarta: Bhatara Karya Aksara
77
Pranoto, Sugiman. 2007. Sejarah Pembangunan Permukiman Perdesaan Di
Indonesia. Bandung: Alfabeta
Reid, Anthony.2011. Menuju Sejarah Sumatra Antara Indonesia dan Dunia.
Jakarta:OBOR
Ricklefs, M.C.1992: Sejarah Indonesia Modern.Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Sinar, Tuanku Luckman. 2006. Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di
Sumatera Timur. Medan: yayasan Kesultanan Serdang
Sinar, Tuanku Luckman. 2006. Persekutuan Adat (Adatrechsgemeenschappen)
dan Kerajaan Bumi Putera (Zelfbesturende Landschappen) di Hindia
Belanda. Medan: “FORKALA” Sumatera Utara
Soedjito. 1087. Aspek Sosial Budaya Dalam Pembangunan Pedesaan.
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
Soekanto, Soerjono.2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo
Persada
Sugiharto.2006. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan: USU press