• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI PEKAN KUALA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI PEKAN KUALA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI PEKAN KUALA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyarakat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Sejarah

ELLANDA FITRI NIM : 3123121012

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

ELLANDA FITRI, NIM: 3123121012. PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI PEKAN KUALA, SKRIPSI S1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH, FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(Pembimbing: Drs. Yushar Tanjung, M.Si)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana terbentuknya dan berkembangnya Pemukiman di Pekan Kuala serta pengaruh masyarakatnya dalam bidang sosial dan budaya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang dilakukan adalah penelitian studi lapangan (Field Research) serta menggunakan teknik Oral History atau sejarah lisan dengan wawancara kepada beberapa narasumber untuk mengumpulkan informasi mengenai objek penelitian, dan dikombinasikan dengan penelitian studi pustaka (Library Research) dengan cara mengambil teori dan informasi dari buku-buku yang relevan serta berhubungan dengan sejarah Pemukiman di Pekan Kuala untuk dijadikan dasar atau landasan bagi peneliti dalam merekonstruksi sejarah.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kehadirat Allah SWT dimana atas

berkat, rahmat, dan karuniaNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Perkembangan Pemukiman Di Pekan Kuala”. Shalawat berangkaikan salam

dihadiahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang mana

syafa’atnya diharapkkan di yaumil mahsyar kelak.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh

dari kata sempurna baik dari segi isi, teknik penulisan, maupun nilai ilmiahnya,

mengingat keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman. Oleh sebab

itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan.

Maka dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta

pengharapan yang sebesar-besarnya kepada :

 Ayahanda terhebat Suriono dan Ibunda tercinta Masyitah yang telah

mengajarkan dan menerapkan makna kehidupan dan arti penting

kekeluargaan kepada ananda serta telah berusaha memberikan bantuan baik

berupa moril maupun materil sehingga ananda dapat menyelesaikan studi ini

dengan baik.

 Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih sebesar-besarnya untuk

(7)

iii

serta kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan peneliti hingga

terselesaikan skripsi ini.

 Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan beserta stafnya.

 Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta

staffnya.

 Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku dosen pembimbing akademik

serta penguji yang telah banyak membantu peneliti selama selama masa

studi.

 Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, MS selaku dosen dan penguji peneliti yang

telah banyak memberikan ilmunya selama masa studi.

 Bapak Syahrul Nizar Saragih, S.Hum, MA selaku dosen dan penguji

peneliti yang telah banyak memberikan ilmunya selama masa studi.

 Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Sejarah, yang telah memberikan ilmu dan

pengalaman kepada peneliti selama masa studi.

 Abang dan adik tercinta: Heriansyah dan Bripda Bagas Arianto, terimakasih

untuk dukungan dan do’anya. Peneliti persembahkan tulisan ini untuk kalian

dengan cinta.

 Sahabat peneliti: Dwi Rizky Adelina, Lely Susana Sihombing, Frieda Br.

Perangin-angin, Susan Yolandha Br. Ginting, Alm. Elvi Rezeki. Terima

kasih untuk semua dukungan dan do’a saat rasa pesimis mulai muncul.

Terima kasih untuk persahabatan yang luar biasa selama perkuliahan ini,

(8)

iv

selamanya. Kenangan bersama kalian selama perkuliahan ini takkan ku

lupakan.

 Teman Spesial : Bripda Fadhil, terimakasih untuk kesetiaan, do’a,

dukungan, dan semangatnya selama ini. Terimakasih untuk selalu

menemani dan bersedia mendengarkan keluh kesah dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

 Untuk teman-teman yang telah banyak membantu peneliti dalam penelitian:

Imam Mahdi Pane, Surya Hidayat, Deni Hartanto, Ahmad Fakhri, dan

Yandra, terimakasih untuk masukan dan saran selama masa penelitian.

 Sahabat sejak kecil peneliti : Ratih Wulandari, SE dan Wahyuni.

Terimakasih untuk do’a, dukungan dan semangatnya selama ini.

 Teman-teman senasib dan seperjuangan A Reguler 2012 Pendidikan

Sejarah: Imam Suharyadi, Bayu Satria, Wiranda Sihaloho, Omi Rahmayani,

Tria Anggiani Situmorang, Tria Devi Ayumi, Dhiah Ristanti Handayani,

Zein Hasanah, Siti Mada Yusdina Lubis, Dyna Ronauli Hutagaol, Neneng

Sudarmi, Hendro Andrew Manik, Wido Dinardo Manurung, Sarwendi

Sigalingging, Niko Adriano Hutabarat, Amliansyah, Novika Sari

Rahmadani, Yeni Irmalia Purba, Nurafni Saragih, Rioby Tarigan, Yosepha

L. Turnip, dan teman-teman yang lainnya yang tidak disebutkan terimaksih

telah menemani selama perkuliahan.

 Untuk Keluarga Besar PPLT SMP Negeri 1 Tanjung Pura 2015, khususnya

3G. Terima kasih untuk kebersamaan kalian selama ini, kenangan bersama

(9)

v

 Bapak Narasumber dan informan yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk memberikan data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dan jika ada pihak-pihak yang terlewatkan

mendapatkan ucapan terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan

kekhilafan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi

bahan masukan bagi yang membutuhkannya.

Medan, 16 Agustus 2016

Peneliti

(10)
(11)

vii

4.2 Sejarah Terbentuknya Pekan Kuala... 30

4.2.1 Sejarah Singkat Kesultanan Langkat... 30

4.2.2 Pemukiman Awal Pekan Kuala... 35

4.2.3 Sejarah Dibukanya Perkebunan di Sumatera Timur... 38

4.2.4 Masyarakat Cina di Pekan Kuala... 42

4.3 Perkembangan Pemukiman di Pekan Kuala... 47

4.3.1 Masa Tradisional... 47

4.3.2 Masa Kolonial... 49

4.3.2.1 Zaman Penjajahan Belanda... 49

a. Perkembangan Etnis Tionghoa dan Suku Pendatang di Pekan Kuala ... 51

b. Perkembangan Sarana dan Prasarana di Pekan Kuala... 53

4.3.2.2 Zaman Pendudukan Jepang... 58

4.3.2.3 Pada Masa Kemerdekaan dan Pasca Kemerdekaan... 62

4.4 Dampak Pemukiman Pekan Kuala pada Aspek Sosial dan Budaya... 69

4.4.1 Aspek Sosial... 69

(12)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 73

5.1 Kesimpulan... 73

5.2 Saran... 75

Daftar Pustaka... 76

Lampiran 1 Data Informan dan Pedoman Wawancara Lampiran 2 Foto Bersama Informan

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. ... 26

Tabel 2. ... 27

Tabel 3. ... 27

Tabel 4. ... 28

Tabel 5. ... 28

Tabel 6. ... 29

(14)
(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

berupa kawasan pedesaan. Pada tahun 1980, jumlah penduduk di kawasan

pedesaan tercatat sebesar 77% (114 juta jiwa) dari jumlah penduduk Indonesia

(147 juta jiwa). Pada satu dasawarsa kemudian, 1990, jumlah penduduk pedesaan

telah mencapai 126 juta atau setara dengan 69%. Angka tersebut menunjukkan

secara absolut telah terjadi kenaikan jumlah penduduk pedesaan dalam waktu

sepuluh tahun sebanyak 12 juta jiwa. Namun, bila dilihat jumlah presentasi

terhadap jumlah penduduk seluruhnya, terjadi penurunan jumlah penduduk yang

tinngal di kawasan pedesaan sebesar 8%.

Pekan Kuala merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kuala yang

berada di bawah pemerintahan Kabupaten Langkat. Kabupaten langkat sendiri

dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Langkat Hulu dan Langkat Hilir. Kecamatan

Kuala ini sendiri terletak di Langkat Hulu. Kecamatan Kuala berbatasan langsung

dengan Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian. Kesultanan Langkat

biasanya identik dengan kesultanan melayu, dimana terdapat banyak suku melayu

di dalamnya, akan tetapi berbeda dengan Langkat Hulu yang mayoritas

penduduknya merupakan suku Batak Karo. Begitu juga Kuala penduduk aslinya

adalah suku Karo, hingga sekarang Suku Karo masih menjadi penduduk

mayoritas di wilayah tersebut.

Dilihat dari sejarahnya, Kuala mulai berdiri sekitar akhir abad ke-19 dan

(16)

sungai-2

sungai, yaitu sungai Tembo, sungai Gumit, dan Sungai Penjara. Penduduk asli

kuala sendiri adalah suku batak karo. Memang suku karo adalah orang pertama

yang ada di kuala, namun yang membangun dan mengembangkan kuala bukanlah

suku karo, melainkan suku Rao yang bermigrasi kesana. Mungkin tak banyak

orang yang mengetahui mengenai suku Rao ini, karena suka Rao sendiri mirip

dengan suku Melayu atau Minangkabau. Saat orang Rao ini datang ke kuala,

kuala masihlah belum berkembang dan penduduk aslinya yaitu suku Karo

diketahui masih sangat primitif.

Pada masa pemerintahan kesultanan Langkat, struktur pemerintahannya

terdiri dari Luhak, dibawah Luhak disebut Kejeruan (Raja Kecil) dan Distrik,

secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja Kecil Karo) yang berada di desa.

Pemerintahan Luhak dipimpin oleh Seorang Pangeran, pemerintahan Kejeruan

dipimpin oleh seorang Datuk, dan pemerintahan Distrik dipimpin oleh Kepala

Distrik. Pemerintahan Langkat sendiri dibagi menjadi 3 Kepala Luhak.

Kuala berkembang menjadi Distrik dikarenakan adanya perkebunan besar

yaitu Perkebuanan Bekiun dan Belangkahan. Dulunya diketahui perkebunan besar

ini ditanami tumbuhan tembakau yang pada saat itu merupakan komoditas utama

atau tanaman unggulan yang paling banyak dicari dan diminati oleh masyarakat

Eropa. Tanaman tembakau ini sendiri dinamai dengan Tembakau Deli. Tembakau

asal deli yang membentang di Sumatera Timur mulai dari Deli, Langkat dan

Serdang. Tembakau Deli ini dikembangkan oleh seorang Eropa yang bernama

Jacobus Nienhuys. Nienhuys sendiri mengetahui mengenai Tembakau Deli dari

(17)

3

sinilah timbul keinginan Nienhuys membuka perkebunan Tembakau Deli. Daun

Tembakau adalah komoditas paling penting dan membuat Deli sangat terkenal,

dan Tembakau Deli ini ternyata sudah diperjualbelikan di Semenanjung bahkan

sebelum dibudidayakan secara besar-besaran oleh para Tuan Kebun Eropa.

Dibukanya perkebunan tembakau di Kuala awalnya mendapat

pertentangan dari penduduk asli, karena Belanda identik dengan penjajahan dan

itu tidak sesuai dengan ajaran islam yang merupakan agama mayoritas masyarakat

setempat. Pertentangan tersebut diwujudkan dengan cara menolak menjadi pekerja

atau Kuli perkebunan. Hal ini yang menjadi alasan didatangkannya kuli kontrak

dari luar sumatera seperti Jawa dan Tiongkok. Para pekerja ini kemudian dikenal

dengan sebutan kuli kontrak karena mereka bekerja secara kontrak selama

beberapa tahun. Setelah kontrak berakhir, mereka diperbolehkan memilih untuk

melanjutkan kontrak, pulang ke Tiongkok atau mencari mata pencaharian lain.

Di pekan kuala terdapat rumah toko milik masyarakat Cina yang diketahui

sudah lama keberadaannya. Mereka merupakan mantan kuli kontrak yang

memilih untuk melanjutkan hidup dengan berdagang. Perumahan Cina ini

letaknya tidak terlalu jauh dari permukiman masyarakat asli Kuala maupun

Kantor Distrik Kuala. Di pekan kuala juga terdapat bangunan bekas stasiun kereta

api yang diketahui dibangun pada pemerintahan Belanda. Stasiun ini dibangun

oleh Belanda terkait dengan adanya perkebunan tembakau yang cukup besar di

Kuala, yaitu Bekiun dan Belangkahan. Kereta api ini digunakan untuk memuat

hasil perkebunan tembakau. Namun sekitar tahun 1980-an stasiun kereta api ini

(18)

4

Berdasarkan latar Belakang tersebut diatas dan mengingat begitu

pentingnya kawasan Kelurahan Pekan Kuala ini di Kesultanan Langkat dari mulai

permukinan kecil hingga menjadi sebuah Distrik, maka penulis mengangkat judul

“Perkembangan Pemukiman di Pekan Kuala”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan beberapa

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Asal mula terbentuknya Pekan Kuala

2. Perkembangan pemukiman masyarakat di Pekan Kuala

3. Pengaruh sosial budaya masyarakat di Pemukiman Kuala

1.3 Rumusan Masalah

Dengan adanya pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana awal terbentuknya pemukiman masyarakat di Pekan Kuala?

2. Bagaimana perkembangan pemukiman masyarakat di Pekan Kuala?

3. Bagaimana pengaruh sosial budaya masyarakat di Pemukiman Kuala ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan awal terbentuknya pemukiman masyarakat di Pekan

(19)

5

2. Untuk mengetahui perkembangan pemukiman masyarakat di Pekan Kuala

3. Untuk mengetahui pengaruh sosial budaya di Pekan Kuala

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai

Sejarah Perkembangan Pemukiman di Pekan Kuala

2. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada peneliti dalam penulisan karya

ilmiah.

3. Sebagai penambah informasi kepada penelitian yang relevan di masa yang akan

datang.

4. Untuk menambah khasanah kepustakaan UNIMED khususnya Fakultas Ilmu

(20)

73 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pekan Kuala merupakan sebuah pemukiman yang sudah cukup lama

keberadaannya. Orang/Suku yang pertama kali membuka Kampung/Kuta

di Kuala adalah Suku Karo yang datang dari daerah Gunung hingga

akhirnya sampai dan menetap serta menjadi masyarakat mayoritas di

Langkat Hulu, salah satunya Kuala. Meskipun demikian, peranan orang

Karo tidak terlalu banyak dibandingkan orang Rao yang merupakan suku

pendatang. Orang Rao diketahui sudah lama keberadaannya di Kuala dan

hal ini dapat dibuktikan dengan adanya makam tua orang Rao, yaitu

Tengku Lareh pada tahun 1827, hal ini pulalah yang kemudian menjadi

bukti bahwa pemukiman di Pekan Kuala ini sudah lama keberadaannya

dengan masyarakat yang multikultural. Selain itu, orang Rao pun menjadi

penyebar Islam di Kuala hingga akhirnya banyak Suku Karo yang telah

masuk islam mengaku Melayu karena pada saat itu Melayu identik dengan

Islam.

2. Pada saat masa penjajahan Belanda, wilayah Sumatera Timur dijadikan

Perkebunan Tembakau Deli yang dikembangkan oleh orang Belanda yaitu

(21)

74

ke Kuala, maka muncullah Perkebunan besar disana yaitu Perkebunan

Bekiun, dan yang lainnya adalah Belangkahan.

3. Dampak dari dibukanya perkebunan dan terbatasnya tenaga kerja karena

rakyat pribumi Kuala menolak menjadi Kuli maka Belanda memutuskan

mendatangkan tenaga kerja yang dikenal dengan “Kuli Kontrak” dari luar

Sumatera yaitu Suku Jawa, etnis Tionghoa dan Tamil. Hal inilah yang

menjadi salah satu faktor majemuknya masyarakat di Pekan Kuala.

4. Dalam perkembangannya orang Cina banyak yang menikah dengan Suku

Jawa sesama Kuli dan menjadikan sebagian besar orang Cina di Pekan

Kuala merupakan keturunan Cina campuran Jawa.

5. Saat masa pendudukan Jepang di Kuala, rakyat sangat menderita akibat

dari kekejaman yang dilakukan pihak Jepang. Rakyat Kuala diperintahkan

untuk kerja paksa dengan sistem “Romusha” untuk menanam padi dan

menjadi kuli angkat batu guna membangun Lapangan Pesawat Terbang di

Padang Cermin. Mereka kerja tanpa meneriman upah, akibatnya

kemiskinan semakin meluas dan rakyat sangat sengsara.

6. Pasca Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Indonesia

meneriman serangan Agresi I dari Belanda pada tahun 1947, kejadian ini

juga merambat ke Kuala hingga dikenalnya peristiwa Bekiun Berdarah

dan Pekan Kuala Bumi Hangus.

7. Pemerintah juga mengeluarkan PP 10 pada tahun 1958 yang berisikan

(22)

75

Indonesia. Karena kebijakan inilah banyak etnis Tionghoa dan Tamil

memutuskan untuk kembali ke negara asalnya.

8. Pembantaian anggota PKI 1965 juga terjadi di Pekan Kuala dengan

eksekutor Pemuda Pancasila dan tempat pembantaian terjadi di depan

Puskesmas Pekan Kuala.

9. Di era Orde Baru, hingga Reformasi pada saat ini tidak ada peristiwa yang

penting ataupun kerusuhan yang terjadi di Pekan Kuala, rakyat hidup

berdampingan dengan baik.

10.Tidak terdapat hal atau ritual khusus dalam aspek sosial-budaya pada

masyarakat Pekan Kuala. Disana hanya terdapat makam Tengku Lareh

yang dikeramatkan dan banyak diziarahi masyarakat sekitar dan

pendatang. Mereka berziarah untuk mebayar niat, dan membawa

peemakam tersebut.

5.2 SARAN

Kawasan Pemukiman Pekan Kuala memiliki banyak nilai historis,

untuk itu maka penulis mengharapkan adanya kepedulian pemerintah

Kabupaten Langkat untuk berpartisipasi dalam perlindungan dan pelestarian

pelestarian-pelestarian peninggalan bersejarah dikawasan tersebut. Penulis

juga mengharapkan agar anak-anak generasi penerus bangsa hendaknya juga

dapat mempelajari sejarah-sejarah lokal khususnya di Kecamatan Kuala ini

karena terdapat banyak peristiwa penting hingga dijadikan pembelajaran dan

(23)

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

Arifin, Zainal AKA. 2016. Langkat Dalam Perjalanan Sejarah. Medan: CV.

Mitra Medan

Arifin, Zainal AKA. 2009. Langkat Dalam Sejarah dan Perjuangan

Kemerdekaan. Medan: Mitra Medan

Bintarto, R. 1984. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia

Breman, Jan.1997. Menjinakkan Sang Kuli Politik Kolonial, Tuan Kebun, dan

Kuli di Sumatera Timur pada Awal abad ke 20. Jakarta: PT. Pustaka

Utama Grafiti

Crain, William. 2007. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Daldjoeni, N.1998. Geografi Kota dan Desa.Bandung: Alumni

Daldjoeni.N. 1992. Seluk Beluk Masyarakat Kota( Pusparagam Soiologi Kota dan

Ekologi Sosial). Bandung: Alumni

Gallion, Arthur B dan Eisner, Simon. 1992. Pengantar Perancangan Kota,

Desain dan Perencanaan Kota. Jakarta: Penerbit Erlangga

Hariyono, Paulus. 2011. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta: Bumi Aksara

Kartodirdjo, Sartono. 1977. Masyarakat Kuno dan Kelompok-Kelompok Sosial.

Jakarta: Bhatara Karya Aksara

(24)

77

Pranoto, Sugiman. 2007. Sejarah Pembangunan Permukiman Perdesaan Di

Indonesia. Bandung: Alfabeta

Reid, Anthony.2011. Menuju Sejarah Sumatra Antara Indonesia dan Dunia.

Jakarta:OBOR

Ricklefs, M.C.1992: Sejarah Indonesia Modern.Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Sinar, Tuanku Luckman. 2006. Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di

Sumatera Timur. Medan: yayasan Kesultanan Serdang

Sinar, Tuanku Luckman. 2006. Persekutuan Adat (Adatrechsgemeenschappen)

dan Kerajaan Bumi Putera (Zelfbesturende Landschappen) di Hindia

Belanda. Medan: “FORKALA” Sumatera Utara

Soedjito. 1087. Aspek Sosial Budaya Dalam Pembangunan Pedesaan.

Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya

Soekanto, Soerjono.2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo

Persada

Sugiharto.2006. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan: USU press

Gambar

Tabel 1. ......................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Maninggar (2009) yang meneliti tentang penggunaan ruang pada pembuatan tenun ikat khas Lamongan menemukan bahwa produksi tenun menggunakan ruang dalam rumah dan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap aturan ( rule ) maka dapat disimpulkan bahwa observasi data dan pencarian pola optimal dengan menggunakan algoritma SPADE dapat

Proporsi sudah menopause 100%, lama masa reproduksi paling banyak dalam kategori sedang (31-39 tahun) sebanyak 90 %, usia menarke paling banyak terjadi dalam kurun usia 11-14

Dengan CAPM, Investor dapat memprediksi saham dengan risiko kecil tetapi menghasilkan keuntungan besar berdasarkan konsep risiko (risk) dan tingkat

Alat yang digunakan penata tidaklah barungan gamelan Bebarongan maupun Gong Kebyar, melainkan barungan gamelan Semara Pegulingan, sehingga sudah lepas dari segi barungan

Untuk menghitung efisiensi termal pada sistem kompor briket digunakan. rumus sebagai

Data jumlah kedatangan dan jumlah produk yang terlayani hasil simulasi diolah dengan menggunakan program TORA untuk menghitung parameter-parameter antrian sehingga dapat

Hasil dari penelitian tersebut terbukti bahwa debt covenant yang diproksikan terhadap leverage memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap konsrvatisme