EFEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET FE DAN BUAH PISANG
AMBON (
MUSA PARADISIACA VAR. SAPIENTUM (L) KUNT)
DENGAN TABLET FE DALAM MENINGKATKAN KADAR
HEMOGLOBIN SISWI ANEMIA DI SMA 1 NGUTER
KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
Program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
Erni Muslikah
J 210 151 037
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
HALAMAN PERSETUJUAN
EFEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET FE DAN BUAH PISANG
AMBON (
MUSA PARADISIACA VAR. SAPIENTUM (L) KUNT)
DENGAN TABLET FE DALAM MENINGKATKAN KADAR
HEMOGLOBIN SISWI ANEMIA DI SMA 1 NGUTER
KABUPATEN SUKOHARJO
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
ERNI MUSLIKAH J 210 151 037
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
4 i
EFEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET FE DAN BUAH PISANG AMBON (MUSA PARADISIACA VAR. SAPIENTUM (L) KUNT)
DENGAN TABLET FE DALAM MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI ANEMIA DI SMA 1
NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO
Abstrak
Latar Belakang : Prevalensi anemia di Indonesia pada kelompok usia 15-24 mencapai 18,4%. Kehilangan zat besi sebanyak 12,5-15 mg pada saat menstruasi serta pertumbuhan dan penambahan berat badan yang sangat cepat menyebabkan anak remaja putri rentan terhadap anemia. Upaya penanggulangan anemia dapat dilakukan dengan pemberian tablet besi yang mengandung 30-60 mg zat besi dan 400 mg asam folat. Buah pisang ambon mengandung zat besi, vitamin B6, dan vitamin C yang dapat memberikan manfaat antioksidan dalam meningkatkan sistem imunitas dan membantu memaksimalkan penyerapan zat besi dan mensintesis heme dalam memproduksi hemoglobin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas tablet Fe dan buah pisang ambon dengan tablet Fe dalam meningkatkan kadar hemoglobin. Metode : Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen semu pretest - posttest two group design. Jumlah sampel sebanyak 30 responden. Pembagian sampel yaitu 15 responden diberikan tablet Fe dan buah pisang ambon dan 15 responden hanya diberikan tablet Fe. Hasil : uji Paired Sample T-Test, nilai signifikansi atau p-value dari tablet Fe dan buah pisang ambon sebesar 0.000, dengan nilai rata-rata Hb pre-test 10,540 g/dl dan post-test 13,840 g/dl atau mengalami peningkatan sebesar 3,3 g/dl dan nilai signifikansi atau p-value dari tablet Fe sebesar 0.000, dengan nilai rata-rata Hb pre-test 11,060 g/dl dan post-test 12,267 g/dl atau mengalami peningkatan sebesar 1,2 g/dl. Kesimpulan : Kedua kelompok efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin. Hasil uji Independent Sample T-Test, dengan nilai p-value sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan kenaikan kadar hemoglobin yang signifikan antara kelompok tablet Fe dan buah pisang ambon dengan kelompok tablet Fe.
Kata Kunci: Tablet Fe, Buah Pisang Ambon, Kadar Hemoglobin, Anemia
Abstract
Background: The prevalence of anemia in Indonesia in the age group of 15-24 reaches 18.4%. loss of ferrum as much as 12.5-15 mg in the time of menstruation and the fast growth as well as the increase in the weight cause the female teenagers prone to anemia. The effort of coping with anemia can be conducted by giving the ferrum (Fe) tablet which contains 30-60 mg of ferrum and 400 mg folic acid. Ambon banana contains ferrum, vitamin B6, and vitamin C which can give a benefit of antioxidant in increasing the immunity system and helping to maximize the absoprtion of ferrum and synthesize heme in producing hemoglobin.
Purpose: This research aims to know the effectiveness of Fe tablet and ambon banana with Fe tablet in increasing the hemoglobin level. Method: Kind of this research is a quasi-research of pretest - posttest two group design. The number of samples is as many as 30 respondents. The division of samples is that 15 respondents were given with Fe tablet and ambon banana and 15 respondents were only given with Fe tablet. Results: From the Paired Sample T-Test, the significance score or p-value from the Fe tablet and ambon banana is as much as 0.000, with the average score of Hb pre-test is 10.540 g/dl and post-test is 13.840 g/dl or having an increase as much as 3.3 g/dl and the significance score or p-value from Fe tablet as much as 0.000, with the average score of Hb pre-test is 11,060 g/dl and post-test is 12,267 g/dl or having an increase as much as 1.2 g/dl. Conclusion: Both groups are effective in increasing the hemoglobin level. The result of Independent Sample T-Test is that the p-value score is as much as 0.000. It reveals that there is a significant difference in the increase of hemoglobin level betweem the group of Fe tablet and ambon banana and the group of Fe tablet.
Kata Kunci: Tablet Fe, Buah Pisang Ambon, Kadar Hemoglobin, Anemia
1. Pendahuluan
Anemia merupakan masalah gizi utama yang terjadi di seluruh dunia. Prevalensi anemia di Asia pada wanita usia 15-45 tahun mencapai 191 juta orang, dan Indonesia menempati urutan ke 8 dari 11 Negara di Asia setelah Srilangka yaitu 7,5 juta orang dengan rata-rat usia 10-19 tahun (WHO, 2011). Remaja putri pada usia 15-24 tahun yang mengalami anemia sebesar 18,4% (Riskesdas, 2013). Sedangkan pada usia 11-14 tahun sebesar 2,8%, dan usia 15-19 tahun sebesar 7,2% (Soetjiningsih, 2010).
Pertumbuhan dan penambahan berat badan yang sangat cepat serta kehilangan zat besi pada saat menstruasi (12,5 mg atau 0,4-0,5 mg) menyebabkan remaja putri rentan terhadap anemia (WHO, 2011). Dampak yang sering muncul pada penderita
anemia adalah mudah lelah, kurang tenaga atau lemas, dan kurang konsentrasi. Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi derajat kesehatan, kemampuan saat belajar dan perkembangan otak anak remaja (Soetjiningsih, 2010).
6 i
Hemoglobin merupakan suatu unsur protein majemuk yang mengandung unsur non-protein yaitu heme. Sintesis heme dalam memproduksi hemoglobin dibantu oleh piridoksin atau vitamin B6. Vitamin B6 dapat dijumpai pada daging dan buah-buahan. Buah pisang merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan vitamin B6 yang cukup sebesar (Muchtadi, 2009). Pada 100 gram saji pisang ambon (1 buah) menggandung 73,8 g air, zat besi 0,5 mg, vitamin C 9 mg, B1 0,05 mg, B2 0,8 mg, B6
0,1 mg dan fosfor 28 mg selain itu buah pisang ambon memiliki tekstrur yang lembut dan memiliki rasa yang manis (Antara, 2013).
2. Metodologi Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan eksperimen semu (Quasi-Experimental) dengan rancangan pretest-posttes two group design. Sampel berjumlah 30 siswi yang mengalami anemia di SMA 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo, kemudian sampel dibagi dalam dua kelompok yaitu 15 kelompok perlakuan tablet Fe dan buah pisang ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L) Kunt) dan 15 kelompok perlakuan tablet Fe (variabel independent), peningkatan kadar hemoglobin (variabel dependent). Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil sampel darah kapiler yang kemudian diukur kadar hemoglobin sebelum dan setelah pemberian perlakuan pada kedua kelompok (kelompok tablet Fe dan buah pisang ambon dengan kelompok tablet Fe) dengan menggunakan alat pengukur kadar hemoglobin Quik-Check. Kemudian dilakukan pengolahan data, analisis univariat dan analisis bivariat.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1Karakteristik Responden
Grafik 1. Distribusi responden berdasarkan umur
14
14-16 tahun Frekuensi 17-20 tahun Frekuensi Tablet Fe saja TotalTablet Fe dan Buah Pisang Ambon
Berdasarkan distribusi data di atas, rata-rata umur responden pada kelompok tablet Fe yaitu 14-16 tahun sebanyak 14 (93,3%) orang, dan yang berusia 17-20 terdapat 1 (6,7%) orang. Sedangkan pada kelompok tablet Fe dan buah pisang ambon usia 14-16 tahun sebanyak 12 (80,0%) orang, dan yang berusia 17-20 tahun sebanyak 3 (20,0%) orang.
Grafik 2. Distribusi kadar hemoglobin sebelum
diberikan perlakuan
Hasil distribusi data diatas menunjukkan kelompok intervensi tablet Fe yang mengalami anemia ringan sebanyak 9 orang (60,0%) dan anemia sedang sebanyak 6 orang (40,0%). Sedangkan kelompok intervensi tablet Fe dan buah pisang ambon yang mengalami anemia ringan sebanyak 7 orang (46,7%) dan sebanyak 8 orang (53,3%) anemia sedang.
Tabel 3. Distribusi kadar hemoglobin setelah diberikan perlakuan
Hasil distribusi data diatas menunjukkan adanya perubahan peninggakatan kadar hemoglobin pada kedua kelompok. Pada kelompok yang hanya diberikan tablet Fe 14 responden (93,3%) mengalami peningkatan
9
11-11,9 g/dl Frekuensi 8-10,9 g/dl Frekuensi Tablet Fe saja Tablet Fe dan Buah Pisang Ambon
Total
11-11,9 g/dl Frekuensi ≥ g/dl Frekuensi Tablet Fe saja Tablet Fe dan Buah Pisang Ambon
8 i
kadar hemoglobin yaitu ≥12 g/dl dan 1 responden (6,7%) masih mengalami
anemia ringan. Sedangkan pada kelompok yang diberikan tablet Fe dan buah pisang ambon, sebanyak 15 responden (100,0%) mengalami peningkatan kadar hemoglobin yaitu ≥12 g/dl.
3.2Beda kadar hemoglobin sebelum dan setelah perlakuan
Grafik 3. Perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan setelah pemberian tablet Fe saja dengan tablet Fe dan buah pisang ambon (Musa Paradisiaca Var.
Sapientum (L) Kunt)
Berdasarkan hasil Uji Paired Sampel Test di atas, diperoleh peningkatan kadar hemoglobin setelah pemberian perlakuan pada kelompok yang hanya diberikan tablet Fe sebesar 1,2 g/dl (t= -7.924, p= 0,000). Sedangkan pada kelompok yang diberikan tablet Fe dan buah pisang ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L) Kunt) sebesar 3,3 g/dl (t=-10.829, p= 0,000). 3.3Perbandingan Kadar Hemoglobin Kedua Kelompok Perlakuan
Tabel 1. Perbandingan kadar hemoglobin sebelum dan setelah pemberian tablet Fe saja dengan tablet Fe dan buah pisang ambon (Musa Paradisiaca
Var. Sapientum (L) Kunt)
Kelompok Perlakuan Kadar hemoglobin (g/dl)
Kesimpulan
T P Kelompok tablet Fe saja
dengan kelompok tablet Fe dan buah pisang ambon
Pre-test 1,793 0,84 H0 diterima
Tablet Fe saja Tablet Fe dan buah pisang ambon
Rata-rata peningkatan
p-value
Perubahan Kadar Hemoglobin Pada Kedua Kelompok Perlakuan
Pre-test (Rerata n= 15) Post-test (Rerata n= 15)
Hasil uji Independent Sample T-Test pada kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan menunjukkan nilai signifikansi atau p-value ≥ 0,05 (0,84 ≥ 0,05). Sedangkan hasil pada kedua kelompok setelah diberikan perlakuan menunjukkan nilai p-value≤ 0,05 (0.000 ≤ 0,05),.
3.4Pembahasan
3.4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Responden dalam penelitian ini adalah siswi putri yang sebagian besar berusia 14-16 tahun. Pada usia ini, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat sehingga kebutuhan akan gizi dan zat besi relatif meningkat (Proverawati, 2011). Selain itu, kehilangan darah pada saat menstruasi merupakan faktor penyebab kurang besi pada anak perempuan sehingga anak perempuan lebih rentan terhadap anemia (WHO, 2011). Hasil penelitian terdahulu menunjukkan sekitar 38,0% anak yang berada pada usia 12-17 tahun rentan mengalami anemia (Leenstra, et al., 2006).
3.4.2 Nilai kadar hemoglobin sebelum diberikan perlakuan
Hasil penelitian menunjukkan nilai kadar hemoglobin sebelum diberikan perlakuan sebesar 8-11,9 g/dl. Hal ini dikarenakan kebutuhan fisiologis yang meningkat, kurangnya asupan besi dari makanan dan terjadinya malabsorbsi zat besi. jika keseimbangan besi yang negatif ini menetap akan menyebabkan cadangan besi terus berkurang (Permono, 2012). Sehingga tubuh membutuhkan preparat besi dan vitamin untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh (Bakta, 2015).
3.4.3 Tablet Fe dalam meningkatkan kadar hemoglobin siswi anemia
Pada grafik 3 menunjukkan adanya kenaikan kadar hemoglobin
sebesar 1,2 g/dl setelah pemberian tablet Fe yang mengandung 300 mg zat besi dan 2 mg asam folat yang diberikan pada siswi anemia dua kali
10 i
Pemberian suplemen besi yang mengandung 30-60 mg zat besi dan 400 mg asam folat dapat meningkatkan kadar hemoglobin (WHO, 2011). Selain itu, tablet besi yang diberikan pada remaja putri dalam bentuk besi (II) fumarat penyerapanya 3 kali lebih baik dibandingkan garam feri (Permono, 2012).
3.4.4 Tablet Fe dan buah pisang ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L) Kunt) dalam meningkatkan kadar hemoglobin siswi anemia
Pada grafik 3 menunjukkan adanya peningkatan kadar hemoglobin sebesar 3,3 g/dl setelah pemberian tablet Fe yang mengandung 300 mg zat besi, 2 mg asam folat dan 1 buah (100 gram) pisang ambon yang diberikan pada siswi anemia dua kali perminggu selama 28 hari. Untuk memaksimalkan penyerapan zat besi maka harus diberikan bersamaan dengan sumber makanan yang mengandung vitamin C misalnya buah pisang ambon. Kandungan vitamin B6 dan vitamin C dan zat besi pada buah pisang ambon dapat membantu memproduksi antibodi, metabolisme lemak, sel-sel darah merah, serta menstimulasi produksi hemoglobin dalam darah pada penderita anemia (Kumar, et al., 2012).
Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa penyerapan zat besi total pada 100 gram pisang matang adalah 0,86 mg (Garcia, et al., 2015). Besi nonheme yang terdapat dalam pisang ambon ketika berada dalam lambung akan diabsorpsi oleh vitamin C (9 mg). didalam lambung akan terjadi perubahan besi feri menjadi fero sehingga mudah diserap oleh tubuh. Dalam sirkulasi darah akan diikat menjadi transferin selanjutnya akan bersenyawa dengan profirin membentuk heme, selanjutnya heme akan bersenyawa dengan
globulin dan membentuk hemoglobin (Bakta, 2015).
3.4.5 Perbandingan keefektifan kedua kelompok intervensi
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok yang diberikan tablet Fe dan buah pisang ambon lebih efektif dibandingkan dengan kelompok yang hanya diberikan tablet Fe dalam meningkatkan kadar hemoglobin siswi
anemia di SMA 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo yaitu 1,2 g/dl pada kelompok tablet Fe dan 3,3 g/dl pada kelompok tablet Fe dan buah pisang ambon. Buah pisang ambon mengandung vitamin B6, vitamin C dan zat besi yang dapat membantu penyerapan zat besi dengan cepat karena mampu mengubah besi feri menjadi fero yang siap diserap oleh tubuh (Bakta, 2015).
4. Penutup
4.1 Kesimpulan
Kedua kelompok intervensi efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin siswi anemia di SMA 1 Nguter dengan nilai signifikansi (0.000 ≤ 0.05). Hasil uji t independen menunjukkan kelompok yang diberikan tablet Fe dan buah pisang ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L) Kunt) dalam hal ini lebih efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada siswi anemia dengan selisih sebesar 2,3 g/dl.
4.2 Saran
Sebagai bahan informasi atau sumber pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi tablet Fe dan buah pisang ambon yang dapat mempercepat kenaikan kadar hemoglobin pada penderita anemia, dibandingkan hanya mengkonsumsi tablet Fe saja. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC
Antara, M., & Wirawan, I. (2013). Permintaan Buah Pisang Ambon Oleh Rumah Tangga di Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 6(1).
Ariutami, RK., Subagio HW, 2012. Beda Kadar Hemoglobin Remaja Putri
Anemia Setelah Pemberian Suplementasi Tablet Besi Folat Satu Kali Dan Dua Kali Per Minggu. Diakses dari website:
12 i
Arisman, 2014. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC Bakta, IM. 2015. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.
Cahyono, B. 2009. Usaha Tani Dan Penanganan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius
Chauhan, U., Sandeep, G., Dahake, P, 2016. Correlation Between Iron Deficiency Anemia And Cognitive Achievement In School Aged Children. Annals Of International Medical And Dental Research, Vol (2), Issue (4). DOI: 10.21276/aimdr.
Dharma, KK, 2013. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta Timur: CV Trans Info Media.
Garcia, op., martinez, m., ramano, d., camacho, m., moura, ffd., abrams, sa., khanna, hk., dale, jl., dan rosado, jl, (2015). Iron absorption in raw and cooked bananas: a field study using stable isotopes in women. Food & nutrition research, 59: 25976.
Dignass, A. U., Gasche, C., Bettenworth, D., Birgegård, G., Danese, S., Gisbert, J. P., & Magro, F, 2015. European Consensus On The Diagnosis And Management Of Iron Deficiency And Anaemia In Inflammatory Bowel Diseases. Journal of Crohn's and Colitis, 9(3), 211-222.
Goudarzi, A., Mchrabi, M.R., Goudarzi, K, 2008. The Efect Of Iron Deficiency Anemia On Intelligence Quotient (IQ) In Under 17 Years Old Students.
Pakistan journal of biological sciences 11 (10): 1398-1400.
Ersila, W., Prafitri, LD, 2016. Efektifitas Pemberian Tablet Zat Besi Ditambah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Anemia Di Stikes Muhammadiyah Pekajangan The 4 th Univesity Research Coloquium 2407-9189
Hawamdeh, H.M., Rawashdeh, M., Aughsteen, AA, 2013. Comparison Between Once Weekly, Twice Weekly, And Daily Oral Iron Therapy In Jordanian Children Suffering From Iron Deficiency Anemia. Journal Matern Child Health 17:368–373 DOI 10.1007/s10995-012-0981-3
Hoffbrand, AV., Pettit, JE., Moss, PAH, 2005. Kapita Selekta Hematologi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Joshi, M., & Gumashta, R. (2013). Weekly iron folate supplementation in adolescent
girls–an effective nutritional measure for the management of iron deficiency anaemia. Global journal of health science, 5(3), 188
Jyothirmayi, n., & rao, nm. (2015). Banana medicinal. Journal of medical science & technology, 4 (2); page no: 152-160
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Program Pemberian P emantauan Mutu Tablet Tambah Darah Untuk Ibu Hamial. Jakarta: Challenge Corporation
Kumar, kps., bhowmik, d., duraivel, s., umadevi, m,. (2012). Traditional and
medicinal uses of banana. Journal of pharmacognosy and phytochemistry, no: 8192.
Kusmiyati, Y., Meilani, N., Ismail, S, 2013. Kadar Hemoglobin Dan
Kecerdasan Intelektual Anak. Diakses dari website: DOI: http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/353/352. Jurnal kesehatan masyarakat vol. 8, N0. 3. Artikel Penelitian. Jogjakarta
Leenstra, T., Acosta, L. P., Langdon, G. C., Manalo, D. L., Su, L., Olveda, R. M., ... & Friedman, J. F. (2006). Schistosomiasis japonica, anemia, and iron status in children, adolescents, and young adults in Leyte, Philippines. The American journal of clinical nutrition, 83(2), 371-379.
Marmi, 2014. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Merryana, 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana. Jakarta.
Muchtadi, D. 2009, Gizi Anti Penuaan Dini. Bandung: Afabeta.
Muwakhidah, Hadisaputro S., Purwaningsih E, 2010. Efek Suplementasi Fe. Asam Folat Dan Vitamin B 12 Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Pekerja Wanita Di Kabupaten Sukoharjo. Diakses Dari website:
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/615/2_muwakhidah.p df?sequence= 1. Tanggal akses 26 agustus 2016.
Norsiah, W. 2015. Perbedaan kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel leukositosis. Journal medical laboratory technology. Available online at : http//ejurnal-analisiskesehatan.web.id. 2461-0879
Notoatmodjo, S, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
14 i
Permono, H.B., Sutaryo., Ugrasena, IDG., Windiastuti, E., Abdulsalam, M, 2012. Buku ajar hematologi onkologi anak. Jakarta: IDAI
Riset kesehatan dasar (Riskesdas), 2013. Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpul Data. Jakarta: badan litbangkes, Depkes RI, 2013. Diakses: 9 september 2016.
Renstra, 2015. Rencana Strategi Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Soetjiningsih, 2010. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahnya. Jakarta: CV Sagung Seto.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Suwarto, A. 2010. 9 Buah Dan Sayur Sakti Tangkal Penyakit. Yogyakarta: Liberplus
Sadikin, M. 2006. Biokimia Darah. Widya Medika
Sudarsono, S., & Saputro, A. H. (2015). Radical Scavenging Activity Of Milk Banana (Musa paradisiaca L.) and Ambon Banana (Musa paradisiaca L.) On Radical 2, 2-diphenyl-1-pikril hidrazil (DPPH). Traditional Medicine Journal, 19(1), 6-13.
Siddiqui, I. A., Rahman, M. A., & Jaleel, A. (2004). Efficacy of daily vs. weekly supplementation of iron in schoolchildren with low iron status. Journal of Tropical Pediatrics, 50(5), 276–278.
Sujarweni, VW, 2012. SPSS Untuk Paramedis. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Yuni, NE, 2015. Kelainan Darah. Yogyakarta: Nuha Medika.
Word Health Organization, (2011a). Guideline: intermittent iron and folic acid supplementation in menstruating women.978 92 4 150202 3
, (2011b). The Global Prevalence Of Anaemia. 978 92 4 156496 0
, (2011c). Prevention of iron deficiency anaemia in
adolescents. Role of weekly iron and folic acid supplementation. SEA-CAH-02
, 2016. Guideline: Daily Iron Supplementation In Adult Women And Adolescent Girls. 978 92 4 151019 6