• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAANPEMAHAMANKONSEPMATEMATIKASISWAYANGDIAJARDENGANMODELPEMBELAJARANTHINK-TALK-WRITEDANMODELPEMBELAJARANGROUPINVESTIGATIONDIMAN1MEDANT.A2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAANPEMAHAMANKONSEPMATEMATIKASISWAYANGDIAJARDENGANMODELPEMBELAJARANTHINK-TALK-WRITEDANMODELPEMBELAJARANGROUPINVESTIGATIONDIMAN1MEDANT.A2016/2017."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

THINK-TALK-WRITEDAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATIONDI MAN 1 MEDAN

T A H U N A J A R A N 2 0 1 6 / 2 0 1 7

Oleh: Irma Yuna NIM. 4122111009

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Judul Skripsi : Perbedaan Pemahaman Konsep Matematika Siswa yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dan Model Pembelajaran Group Investigation di MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2016/2017

Nama Mahasiswa : Irma Yuna

NIM : 41221110009

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi,

Dr. Syafari, M.Pd

NIP.19540929 198903 1 001

Mengetahui:

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Dr. Asrin Lubis, M.Pd Dr. Edy Surya, M.Si.

NIP. 19601002 198703 1 004 NIP. 19671019 199203 1 003

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

THINK-TALK-WRITE DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DI MAN 1 MEDAN

T.A 2016/2017

Irma Yuna (NIM : 4122111009) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep matematika siswa menggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write, pemahaman konsep matematika siswa menggunakan model pembelajaran Group Investigation, dan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) lebih baik daripada tipe Group Investigation(GI) MAN 1 Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan populasi seluruh siswa MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2016/2017, sebagai sampel diambil dua kelas secara acak yaitu siswa kelas XI-IA (Ilmu Agama) -1 yang berjumlah 36 siswa sebagai kelas eksperimen I dan siswa kelas XI-IA (Ilmu Agama) -2 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen II. Kelas eksperimen I diberikan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dan kelas eksperimen II dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ( GI ).Penelitian ini menggunakan dua jenis instrument yaitu pre-test dan post-test yang telah divalidasi dalam bentuk uraian.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah menitipkan setitik ilmu serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Pemahaman Konsep Matematika Siswa yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dan Model Pembelajaran Group Investigation di MAN 1 Medan T.A 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Syafari, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi sekaligus sebagai dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Dr. M.Manullang, M.Pd. dan Ibu Faridawaty Marpaung, S.Si.,M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Medan, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan yang sudah membantu penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Sekolah MAN 1 Medan Bapak H. Ali Masran Daulay,S.Pd., Bapak Drs. Kurnia Senja Siregar, M.Sc selaku guru bidang studi matematika di MAN 1 Medan atas

(6)

Ibu guru beserta Staf Pegawai MAN 1 Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang tersayang Ahmad M. dan Ibunda tercinta Sumiati yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada kakakku tersayang Karunia Utami, S.Pdi yang telah membantu serta memberikan dukungan, motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta Adikku tersayang Alamsyah Putra yang begitu banyak memberikan do’a dan motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed serta seluruh

keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Terima kasih untuk sahabat seperjuangan Nur Azhari, Sri hartika, Sri Oktapiani, Naimmah Nalu, Swety Nz yang selalu membantu dan memberi motivasi penulis selama perkuliahan berlangsung. Tak lupa terima kasih untuk teman-teman dik B Matematika 2012 Kak Wulan, Kak Kanura, Maria, Mimi, Khairul, Roy, Aim dan teman-teman yang lainnya yang tak dapat disebutkan satu persatu namanya yang telah membantu, membangkitkan semangat dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

Irma Yuna

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pembelajaran Matematika 9

2.1.2. Pemahaman Konsep 11

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif 14

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TTW 17 2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation 22

2.1.6. Materi Statistika 17

2.2. Penelitian Relevan 29

2.3. Kerangka Konseptual 30

2.4. Hipotesis Tindakan 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 37

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 37

3.2.1. Populasi 37

3.2.2. Sampel Penelitian 37

3.3. Variabel Penelitian 37

3.4. Definisi Operasional 38

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 39

3.6. Prosedur Penelitian 40

3.7. Teknik Analisis Data 42

3.6.1. Uji Normalitas 42

3.6.4. Uji Homogenitas 43

(8)

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penilitian 46

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian 46

4.1.1.1 Skor Pre-test Kelas Eksperimen TTW dan Kelas Eksperimen GI 46 4.1.1.2. Skor Post-test Kelas Eksperimen TTW dan Kelas Eksperimen GI 47

4.1.2. Analisis Hasil Penelitian 49

4.1.2.1. Uji Normalitas 49

4.1.2.2. Uji Homogenitas 49

4.1.2.3. Uji Hipotesis 50

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 56

5.2. Saran 56

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW 21

Gambar 3.1. Skema hubungan antar variabel 38

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif 16

Tabel 3.1 Pre Test - Post Test Control Group Design 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pemahaman Kosep Matematika 43

Tabel 3.3 Ringkasan Uji Normalitas Data 45

Tabel 3.4 Ringkasan Uji Homogenitas Data 46

Tabel 4.1. Data Pre-test Kelas Eksperimen TTW dan Kelas Eksperimen GI 49

Tabel 4.2. Data Post-test Kelas Eksperimen TTW dan Kelas Eksperimen GI 50

Tabel 4.3. Ringkasan Uji Normalitas Data Pre-test 51

Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas Data Pre-test 52

Tabel 4.5 Ringkasan Uji Hipotesis Data Pre-test 52

Tabel 4.6. Ringkasan Uji Normalitas Post-Test 53

Tabel 4.7. Ringkasan Uji Homogenitas Data Post-Test 54

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP I Kelas Eksperimen 1 65

Lampiran 2. RPP II Kelas Eksperimen 1 71

Lampiran 3. RPP I Kelas Eksperimen 2 77

Lampiran 4. RPP II Kelas Eksperimen 2 81

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 85

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 91

Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 95

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 100

Lampiran 9. Rubik Penilaian 103

Lampiran 10. Kisi-Kisi Pre Test 104

Lampiran 11. Pre Test 106

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian dan Penskoran Pre Test 108

Lampiran 13. Lembar Validasi Soal Pre Test 113

Lampiran 14. Kisi-Kisi Post Test 114

Lampiran 15. Post Test 116

Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian dan Penskoran Post Test 118

Lampiran 17. Lembar Validasi Post-Test 123

Lampiran 18. Nilai Pre-Test TTW dan GI 124

Lampiran 19. Nilai Post-Test TTW dan GI 127

Lampiran 20. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Pre-Test 130

Lampiran 21. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Post-Test 131

Lampiran 22. Uji Homogenitas Pre-Test 132

Lampiran 23. Uji Homogenitas Post-Test 133

Lampiran 24. Uji Normalitas Pre-Test 134

Lampiran 25. Uji Normalitas Post-Test 140

Lampiran 26. Uji Hipotesis Pre-Test 146

Lampiran 27. Uji Hipotesis Post-Test 148

Lampiran 28. Tabel Distribusi Normal 151

(12)

Lampiran 30. Tabel Distribusi F 154

Lampiran 31. Tabel Distribus T 155

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (dalam Musfah,2015:9), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 bab II pasal 3 menyatakan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, betujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi manusia yang berkualitas, karena matematika merupakan sarana berpikir untuk mengkaji suatu permasalahan secara logis dan sistematis. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan matematika pada pendidikan menengah adalah agar peserta didik memahami konsep matematika, mampu menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Berdasarkan Permendiknas tersebut, apabila siswa memahami konsep dengan baik maka salah satu tujuan pendidikan matematika pada pendidikan menengah akan tercapai. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum memiliki kompetensi matematika yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Trends in

(14)

menunjukkan bahwa peringkat matematika siswa Indonesia berada pada peringkat 36 dari 49.

Salah satu aspek yang terkandung dalam pembelajaran matematika adalah konsep. Dahar (1988:95) menyebutkan, “Jika diibaratkan, konsep-konsep merupakan batu-batu pembangunan dalam berpikir”. Akan sangat sulit bagi siswa untuk menuju ke proses pembelajaran yang lebih tinggi jika belum memahami konsep. Oleh karena itu, kemampuan pemahaman konsep matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika. Sebagai fasilitator di dalam pembelajaran, guru semestinya memiliki pandangan bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun

lebih dari itu, yaitu memahami konsep yang diberikan. Dengan memahami, siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri, bukan hanya sekedar di hafal.

Pemahaman konsep matematika juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan Hudoyo (2003:15) yang menyatakan: “Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik“. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa. Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Menurut Purwanto (2010:44), “pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya”. Untuk memahami suatu objek secara mendalam, seseorang harus mengetahui: 1) objek itu sendiri; 2) relasinya dengan objek lain yang sejenis; 3) relasinya dengan objek lain yang tidak sejenis; 4) relasidual dengan objek lainnya yang sejenis; 5) relasi dengan objek dalam teori lainnya. Pemahaman konsep matematis penting untuk belajar matematika secara bermakna,

Dalam memahami konsep matematika diperlukan kemampuan generalisasi

(15)

3

terhadap materi konsep-konsep matematika masih lemah bahkan dipahami dengan keliru. Sebagaimana yang dikemukakan Ruseffendi bahwa terdapat banyak peserta didik yang setelah belajar matematika, tidak mampu memahami bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan sulit. Padahal pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika seperti yang dinyatakan Zulkardi bahwa ”mata pelajaran matematika menekankan pada konsep”.

(http://mediaharja.blogspot.com/2011/11/pemahaman-konsep.html)

Artinya dalam mempelajari matematika peserta didik harus memahami

konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Konsep-konsep dalam matematika terorganisasikan secara sistematis, logis, dan hirarkis dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna. Berdasarkan hasil observasi peneliti kepada guru matematika di MA Negeri 1 Medan, diketahui bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan telah terpusat pada siswa. Metode yang sering digunakan yaitu dengan membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan berdiskusi dengan teman sebayanya. Namun, sebagian siswa masih sulit untuk memahami materi yang sedang mereka pelajari. Hampir sebagian besar siswa justru mengaku bahwa pelajaran matematika itu terlalu banyak rumus dan mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami materi matematika yang dijelaskan oleh guru.

(16)

rumus yang terkait pada materi tanpa memberikan penjelasan yang rinci kemudian langsung memberikan latihan soal.

Salah satu materi yang dianggap sulit oleh sebagian siswa adalah materi yang berkaitan dengan statistika. Menurut pemaparan guru matematika, kebanyakan siswa belum paham mencari rataan, median dan modus, terlebih ketika data yang diberikan merupakan data berkelompok. Pada ukuran letak data, siswa belum menguasai apa itu kuartil, apa itu desil. Kerap kali siswa salah mengartikan keduanya. Siswa sering salah menentukan mana kuartil bawah dan kuartil atas. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa khususnya tentang materi statistika belum terbentuk. Mereka hanya menghapal

materi dan rumus-rumus yang disajikan.

Menindaklanjuti hal tersebut, sangatlah diperlukan pengetahuan tentang metode-metode mengajar oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa dalam pembelajaran sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Menurut Syaiful Bahri, seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila guru tersebut tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.

Pembelajaran kooperatif merupakan satu diantara banyak model pembelajaran yang dapat dipilih untuk terciptanya suatu proses pembelajaran yang efektif. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang lebih mengedepankan siswa pada kerja dalam kelompok belajar. Pembelajaran kooperatif lebih melibatkan siswa secara langsung untuk aktif dalam pembelajaran. Jadi dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika. Hal ini mengacu pada konsep Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013pasal 19 ayat (1), “bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselengarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemadirian sesuai dengan bakat,minat, dan perkembangan fisik

(17)

5

Dari beberapa model pembelajaran kooperatif ada dua pembelajaran kooperatif yang menarik yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Model pembelajaran tersebut adalah pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dan Group Investigation (GI). Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) pertama kali diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin. Menurut Huinker & Laughlin (Shoimin,2014:212) menyebutkan bahwa aktivitas yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran

Think-Talk-Write. Think-Talk-Write (TTW) dalam pembelajaran matematika adalah suatu metode pembelajaran matematika yang pada dasarnya dibangun melalui

berpikir, berbicara, dan menulis. Metode Think-Talk-Write memberikan lebih banyak waktu kepada siswa untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan kepada seluruh anggota kelompoknya selain kegiatan berpikir, merefleksikan, menyusun ide-ide, dan menguji ide-ide itu sebelum menulisnya. Menurut Huinker & Laughlin “thinking and talking are important steps in the process of bringing meaning intostudent’s writing”, yaitu berpikir dan berbicara/berdiskusi merupakan langkah penting dalam proses membawa pemahaman ke dalam tulisan siswa.

Pada pembelajaran TTW siswa dilatih untuk mengembangkan secara mandiri konsep yang telah dimiliki untuk menyelesaikan masalah awal yang diberikan peneliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Yamin dan Ansari (2012: 85) yang menyatakan bahwa pada tahap think bertujuan untuk merangsang siswa sebelum, selama, dan sesudah membaca, sehingga dapat mempermudah diskusi dan mengembangkan pemahaman konsep matematis siswa serta keterampilan berpikir dan menulis. Oleh karena itu, suatu metode pembelajaran yang diduga efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa adalah metode pembelajaranThink-Talk-Write(TTW).

Model pembelajaran kooperatif tipe Group investigation (GI) merupakan salah satu bentuk pembelajran kooperatif yang tidak hanya membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis, dan mengembangkan

(18)

Menurut Sharan dan Sharan (dalam Fajar dkk, 2013),group investigationadalah model pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran memungkinkan dapat menumbuhkembangkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang sedang mereka pelajari. Pada saat siswa mencermati topik dan membaca lembar kerja yang diberikan guru, siswa diberikan kesempatan untuk belajar memahami masalah, mengenal apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Hal tersebut melatih siswa untuk berpikir mandiri, menggali rasa keingintahuannya, dan menggali pengetahuan yang dimiliki sebelumnya untuk memahami materi.

Selanjutnya, pada tahap diskusi merumuskan masalah yang telah dipilih pada tahap sebelumnya, menentukan langkah-langkah penyelidikan, dan menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penyelidikan dapat menjadikan pemahaman siswa semakin baik karena terjadi pertukaran pikiran, gagasan, dan pendapat dari teman sekelompoknya. Kemudian, pada tahap mengumpulkan, menganalisis, mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan-kesimpulan, dan mengaplikasikan sebuah resolusi atas masalah yang diteliti kelompok dapat mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep dari materi pelajaran yang diselidiki lalu menerapkannya dalam menyelesaikan persoalan atau masalah matematika. Pembuatan kesimpulan terhadap materi yang diselidiki secara bersama-sama menjadikan pemahaman seluruh kelompok terhadap materi tersebut akan lebih terintegrasi dan menjadi lebih unggul.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitaian yang berjudul “Perbedaan Pemahaman Konsep Matematika

Siswa yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Think-Talk-Write dan Model Pembelajaran Group Investigation di MA Negeri 1 Medan TA.2016/2017”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dapat

(19)

7

1. Kebanyakan siswa MAN 1 Medan mengalami kesulitan menetukan rerataan kelas, median, modus data berkelompok dan ukuran letak data.

2. Sebagian siswa MAN 1 Medan hanya menghafal rumus tanpa mengetahui alur penyelesaian atau rumus awal yang dijadikan dasar dari permasalahan yang diberikan.

3. Siswa MAN 1 Medan mengalami kesulitan mengerjakan soal yang sedikit berbeda dari soal yang biasa mereka kerjakan ketika latihan.

4. Pemahaman konsep matematika siswa MAN 1 Medan yang kurang baik khususnya pada materi statistika.

1.3. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus dan mengingat luasnya aspek yang dapat diteliti maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pemahaman konsep matematika siswa pada materi Statistika Deskriptif Data Tunggal dan Kelompok di MAN 1 Medan tahun ajaran 2016/2017 dan model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipeThink-Talk-Write(TTW) dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation(GI).

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa menggunakan model pembelajaranThink-Talk-Writedi MAN 1 Medan TA. 2016/2017?

2. Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa menggunakan model pembelajaranGroup Investigationdi MAN 1 Medan TA. 2016/2017?

(20)

3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pemahaman konsep matematika siswa menggunakan model pembelajaranThink-Talk-Writedi MAN 1 Medan TA. 2016/2017. 2. Untuk mengetahui pemahaman konsep matematika siswa menggunakan

model pembelajaranGroup Investigationdi MAN 1 Medan TA. 2016/2017. 3. Untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) lebih unggul daripada tipeGroup Investigation(GI) di MAN 1 Medan.

3.2.Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini memberi manfaat antara lain :

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan khususnya guru matematika untuk menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write atau Group Investigasidalam pengajaran matematika.

2. Bagi peneliti, sebagai pengalaman mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write maupun Group Investigasidalam pengajaran matematika yang dapat dijadikan pegangan sebagai calon guru di masa mendatang.

3. Bagi siswa, memberikan pengalaman baru dan mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga siswa terangsang untuk dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi dan terlatih untuk dapat mengemukakan pendapat.

(21)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh :

1. Pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran Think-Talk-Write diperoleh bahwa skor teringgi adalah 27 atau dengan nilai 96,43 sedangkan sekor terendah adalah 17 atau dengan nilai 60,71 dengan skor rata-rata pemahaman konsep siswa adalah 23,306 atau dengan nilai 83,24

dengan simpangan baku 2,866749. Pada Pembelajaran ini ada 22 siswa dari 36 siswa yang telah mencapai nilai KKM.

2. Pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran Group Investigation diperoleh bahwa skor tertinggi adalah 26 atau dengan nilai 92,86 sedangkan skor terendah adalah 15 atau dengan nilai 53,57 dengan skor rata-rata pemahaman konsep siswa adalah 21,344 atau dengan nilai 76,227 dengan simpangan baku 3,624. Pada pembelajaran ini hanya ada 14 siswa dari 32 siswa yang telah mencapai nilai KKM.

3. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa thitung = 2,488 dan ttabel = 1,669 maka diperoleh bahwa thitung> ttabelterlihat yang berati bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Maka disimpulkan bahwa Pembahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran Think-Talk-Write lebih unggul daripada pembelajaran Group Investigation di MAN 1 Medan T.A 2016/2017.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka sran yang dapat peneliti berikan adalah:

(22)

sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa dan mengaktifkan siswa dalam pemahaman materi yang lebih baik.

(23)

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono.1999. Pendikan BagiAnak Berkesulitan Belajar,Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Anggraini, Novi. 2013.Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk

Write (TTW) dengan Numbered Head Together (NHT) terhadap Pemahaman

Konsep dan Keaktifan Siswa Kelas VIII SMP N 4 Kalasan. Yogyakarta.

Skripsi.

Ansari, Bansu I. 2012. Komunikasi Matematika. Banda Aceh : Yayasan Pena.

Arifin, Zainal.2011. Penelitian Pendidikan; Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. 2009.Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, R.W. 1988.Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

__________dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Harja, Media. 2012. Pemahaman Konsep Matematis. Tersedia:

http//mediaharja.blogspot.com/2012/05/pemahaman-konsep-matematis.html?

(diakses pada 02 Februari 2016, 21:09)

Hudojo, Herman.2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang.

Inayah, Nina Nur. 2008.Pengaruh Strategi Think Talk Write (TTW) terhadap Hasil

(24)

Julaiha, Siti. 2011. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Trigonometri Siswa Kelas X MA At-Tasyri’ Tanggerang melalui Melalui Model pembelajaran

Kooperatif Metode Course Review Horay.Jakarta: UIN Syarif Hidatullah.

Jaya, Indra. 2013. Penerapan Statistik Untuk Pendidikan. Bandung: Ciptapustaka Media Perintis.

Marsigit, dkk. 2008.Matematika 2, SMA Kelas XI Program IPA. Jakarta: Penertbit Quadra.

Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. 2015. Jakarta: Prenadamedia Group.

Purwanto, Ngalim. 2007.Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis.Bandung : PT. Remaja Rosdjakarya.

______________.2010. Evaluasi Pengajajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdjakarya.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Penerbit RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta: Penerbit Kencana.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2005.Cooperatif Leraning.Bandung: Penerbit Nusa Media.

Sudjana, N. 2005,Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

(25)

64

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta: Penerbit Kencana.

Uno, H.B. 2011. Model Pembelajaran, : Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif.Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta : Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika

Yamin, Martinis & Bansu I. Ansari. 2009.Taktik Mengembangkan Kemampuan

Gambar

Gambar 2.1.Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW

Referensi

Dokumen terkait

Bagi sekelompok orang, merokok merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan sekaligus dapat dijadikan teman dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang tergolong santai, bahkan

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen intellectual capital yang diukur menggunakan VAIC TM , metode yang dikembangkan oleh Pulic

USING DIALOGUE JOURNAL TO IMPROVE STUDENTS’ WRITING PROFICIENCIES (A Classroom Action Research in Class VIIIG of SMP Negeri 14 Surakarta in the Academic Year

Diteruskan telapak tangan kiri menopang payudara kiri, kemudian jari-jari tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara ke arah putting susu gerakan diulang 20-30 kali untuk

Tindakan penelitian dalam setiap siklus dilakukan dengan cara pemberian pembelajaran dengan metode eksperimen, dimana siswa dibagi dalam kelompok kecil, kemudian setiap

Fadil (2009), Pengguna faktor produksi atau dalam bahasa lain dalam usahatani disebut juga dengan input, akan membawa konsekuensi pada besarnya beban biaya yang harus

Untuk mengetahui kemampuan perisai dalam menyerap neutron dapat dicari dari koefisien atenuasi serapan atomik tampang lintang mikroskopik (σ). Tampang lintang mikroskopis itu

Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,144 dimana nilai ini menujukkan hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan jerawat dan dari nilai koefisien