• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN DINAMIS TUBUH TERHADAP RISIKO CEDERA ANKLE PADA PEMAIN SEPAKBOLA Hubungan Antara Keseimbangan Dinamis Tubuh Terhadap Risiko Cedera Ankle Pada Pemain Sepakbola.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN DINAMIS TUBUH TERHADAP RISIKO CEDERA ANKLE PADA PEMAIN SEPAKBOLA Hubungan Antara Keseimbangan Dinamis Tubuh Terhadap Risiko Cedera Ankle Pada Pemain Sepakbola."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN DINAMIS TUBUH TERHADAP RISIKO CEDERA ANKLE PADA PEMAIN SEPAKBOLA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

NURITS TSURAYYA J 120 130 073

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

i HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN DINAMIS TUBUH TERHADAP RISIKO CEDERA ANKLE PADA PEMAIN SEPAKBOLA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NURITS TSURAYYA J120 130 073

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

ii HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN DINAMIS TUBUH TERHADAP RISIKO CEDERA ANKLE PADA PEMAINAN SEPAKBOLA

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh NURITS TSURAYYA

J120 130 073

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 11 Maret 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

1. Wijianto, SSt.FT,M. Or ( )

2. Sugiono, S.Fis.,M.H(Kes). ( )

3. Dwi Kurniawati, SSt.FT.,M.Kes ( )

Surakarta, 11 Maret 2017

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan

(4)

iii NIP: 1953112319833031002

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 11 Maret 2017

Penulis

NURITS TSURAYYA

(5)

1

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN DINAMIS TUBUH TERHADAP RISIKO CEDERA ANKLE PADA PEMAIN SEPAKBOLA

Abstrak

Latar Belakang : Sepakbola merupakan cabang olahraga yang populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki-laki mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa. Dalam permainan sepakbola dibutuhkan suatu kondisi fisik yang prima salah satunya keseimbangan dinamis. Keseimbangan dinamis juga berfungsi mengurangi peluang cedera, meningkatkan kerja otot dan juga diperlukan dalam pelaksanaan gerakan yang berlangsung cepat, menghindari lawan. Menurut Wahyudi (2007) cedera ankle merupakan cedera terbanyak kedua setelah ceddera lutut yang dialami oleh pemain sepakbola.

TujuanPenelitian : Untuk mengetahui hubungan keseimbangan dinamis tubuh terhadap risiko cedera ankle pada pemain sepakbola.

Metode Penelitian : penelitian ini mennggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi antar variabel. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modified Bass Test, Anterior Drawer Test dan Talar Tilt Test.

Hasil Penelitian : Penelitian ini menggunakan uji korelasi koefisien kontingensi dengan dicari odds ratio. Berdasarkan pengukuran antar dua variabael keseimbangan dinamis dan risiko cedera ankle diapatkan hasil signifikasi 0,001 dan dengan hasil odds ratio sebesar 8, yang berarti pemain sepakbola yang seimbang memiliki kemungkinan 8 kali untuk tidak berisiko cedera ankle.

Kesimpulan : dapat diambil kesimpulan bahwa adanya hubungan keseimbangan dinamis tubuh terhadap risiko cedera ankle pada pemain sepakbola.

Kata kunci : Keseimbangan Dinamis, Cedera ankle, pemain sepakbola Abstracts

Background: Football is a branch of sport which mostly liked by many people especially men, children, teenager, and adult. In football it needs good stamina such as dynamic balance. The function of dynamic balance is to minimize injury, involve the activity of muscle and movement of body, avoids the other player. According to Wahyudi (2007) ankle injury is a second problem faced by player after knee injury. Objectives: to know the relation between dynamic balance of body toward ankle injury risk.

(6)

2

Results: the research using correlation coefficient contingent test then continue to find odds ratio. Based on the measurement between the two dynamic balance variable and ankle injury risk, the result is p value = 0,001 and with odds ratio is 8, it means that the football player who has good balance has 8 times possibility not to have a risk of ankle injury.

Conclusions: it can be concluded that there is a correlation between dynamic balances toward ankle injury risk for football player.

Keywords: dynamic balance, ankle injury, football player.

1. PENDAHULUAN

Kehidupan modern sekarang menyebabkan manusia semakin sadar akan

pentingnya olahraga. Kesadaran ini mempengaruhi perkembangan pengetahuan

dan minat pada olahraga semakin pesat, baik sebagai suatu hobi, tontonan,

rekreasi, kebugaran, kesehatan maupun mata pencaharian (Abraham, 2010). Salah

satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia

yang di dunia adalah sepakbola.

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang populer dan digemari oleh

seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki-laki mulai dari anak-anak, remaja

dan dewasa. Sepak bola adalah olahraga yang memiliki kemungkinan body

contact sangat besar yang memungkinkan terjadi cedera baik saat latihan maupun

pertandingan, sehingga membutuhkan kondisi fisik yang prima (Nugroho, 2016).

Permainan sepakbola didalamnya terdapat unsur penting yang harus

dimiliki pemain yaitu kemampuan fisik yang terdiri atas kekuatan, daya tahan,

daya ledak, kecepatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, dan keseimbangan

(Komarudin, 2011). Keseimbangan dinamis juga berfungsi mengurangi peluang

cedera, meningkatkan kerja otot dan juga diperlukan dalam pelaksanaan gerakan

yang berlangsung cepat, menghindari lawan (Swandari, 2015).

Cedera ankle adalah cedera terbanyak kedua setelah cedera lutut yang

dialami oleh para atlet profesional (Wahyudi, 2007). Cedera ankle yang terbanyak

adalah sprain (cedera ligamen). Cedera yang sering dialami atlet sepak bola di

(7)

3

Saputra (Nugroho, 2016). Hasil survey pendahuluan di tim sepakbola UMS dan

sekolah sepakbola fortuna Sukoharjo cedera ankle adalah cedera yang paling

sering dialami para pemain yaitu 58% dari seluruh pemain mengaku pernah

mengalami cedera ankle saat bermain sepakbola. Semakin parah cedera yang

didapat semakin lama masa pemulihannya sehingga pemain akan lebih lama tidak

dapat mengikuti latihan dan pertandingan. Ini akan memberikan dampak pada

kondisi fisik pemain itu sendiri, yang pasti juga akan mempengaruhi prestasi dari

pemain tersebut.

Dengan melihat uraian dari berbagai permasalahan yang ada dari

sepakbola, seberapa pentingnya keseimbangan pada pemain sepakbola dan

tingginnya angka cedera ankle pada pemain sepakbola, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan oleh penulis adalah, sebagai berikut : apakah ada hubunganan

antara keseimbangan dinamis terhadap risiko cedera ankle pada pemain

sepakbola.

2. METODE

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2016 - Januari 2017 dan

tempat pelaksanaan penelitian adalah di sekolah sepakbola Fortuna Sukoharjo dan

Tim sepakbola Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jenis penelitian yang

dilakukan yaitu observasional dengan teknik cross sectional. Dalam penelitian ini

peneliti mengukur keseimbangan dinamis tubuh dengan Modified Bass Test dan

pengukaran risiko cedera ankle dengan anterior drawer test dan talar tilt test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran keseimbangan dinamis dan risiko cedera ankle

didapatkan responden yang dinyatakan seimbang sebanyak 28 responden dengan

21 responden dinyatakan negatif cedera ankle dan 7 responden dinyatakan positif

risiko cedera ankle. Sedangakan responden yang dikategorikan tidak seimbang

sebanyak 22 responden dengan 16 responden dinyatakan positif risiko cedera

ankle dan 6 responden dinyatakan negatif risiko cedera ankle. Hubungan dari

keseimbangan dinamis tubuh dengan risiko cedera ankle adalah apabila responden

(8)

4

seimbang maka positif risiko cedera ankle. adapun beberapa hasil yang tidak

saling berhubungan itu dikarenakan adanya faktor lain seperti kekuatan otot ankle

yang jaga berperan dalam keseimbangan dinamis dan risiko cedera ankle.

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi koefisien kontingensi menunjukkan

ada hubungan antara keseimbangan dinamis tubuh dengan risiko cedera ankle

pada pemain sepakbola dengan p-value = 0,001 atau probabilitas < 0,05. Jika nilai

probabilitas <0,05 maka H0 ditolak. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan

ada hubungan antara keseimbangan dinamis tubuh dengan risiko cedera ankle

pada pemain sepakbola.

Keseimbangan dinamis seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah

satunya IMT. Karena tinggi dan pendek atau berat dan ringannya seseorang akan

membedakan letak titik berat yang mempengaruhi keseimbangan. Pada orang

dengan IMT lebih dari normal yaitu lebih dari 23, gaya yang diterapkan pada

ligament ankle pada saat mensuport setiap gerakan akan bertambah, sehingga

berisiko cedera ankle (fousekis et al., 2012).

Keseimbangan dinamis juga dipengaruhi oleh stabilitas dari sendi ankle.

Pada ankle yang tidak stabil dikarenakan adanya kekendoran ligament yang akan

menyebabkan deficit pada proprioseptif sehingga reseptor proprioseptif pada

ligament ini telambat dalam mengirim informasi ke sistem saraf pusat untuk

mengaktikan kontraksi otot. Karena itu terjadilah ketidakseimbangan pada tubuh

dan pada ankle itu sendiri yang menyebabkan terjadinya cedera ankle (witchalls,

2011).

Pemain sepakbola dengan keseimbangan dinamis yang tidak baik

mengalami instabil ankle, karena adanya defisit proprioseptif yang

mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam mendeteksi posisi ankle sebelum

kontak dengan tanah. Tidak heran ketika banyak kejadian pemain sepakbola

mengalami cedera pada saat gerakan-gerakan membalik arak, melompat dan

mendarat yang tidak baik dikarenakan keseimbangan dinamis yang kurang. Hasil

ini seperti yang kemukakan oleh Abrahamsom (2010) bahwa defisit proprioseptif

(9)

5

menerima dan mentransfer beban ketika melakukan gerakan menentang seperti

mengubah arah dan mendarat dari melompat.

Mekanisme yang terjadi, Impuls dari mekanoreseptor ditransmisikan ke

spinal cord melalui jalur afferent (sensoris). Respon efferent (motoris) terhadap

informasi sensorik disebut neuromuscular control. Dua mekanisme control

motoris yang terlibat dalam menafsirkan informasi afferent dan

mengkoordinasikan respon efferent adalah feed forwards dan feedback. Pada

cedera ankle mekanisme feedforward dan feedback neuromuscular tubuh

terganggu, yang diakibatkan oleh defisit proprioseptif (Hertel, 2008).

Beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa keseimbangan

dinamis merupakan salah satu faktor yang menyebabkan cedera ankle yaitu

seperti sebuah tinjauan sistematis terbaru merangkum bukti-bukti untuk

menyarankan bahwa kemampuan keseimbangan yang tidak baik dimasukkan

dalam faktor intrinsik pada peningkatan risiko cedera ankle (witchalls, 2011).

Menurut Hrysomallis et al (2008) pada pemain sepakbola dengan tingkat

keseimbangan yang tidak baik mengalami peningkatan risiko cedera ankle. selain

itu menurut penelitian Willeam et al (2005) juga mendapatkan hasil yang sama.

4. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil analisa dan uji statistik didapatkan kesimpulan

bahwa terdapat hubungan antara keseimbangan dinamis tubuh dengan risiko

cedera ankle pada pemain sepakbola.

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat ditambahkan variabel yang lain

dari yang sudah diteliti misalkan kekuatan otot. Dan supaya untuk selanjutnya

lebih memperhatikan responden misalkan latihan yang dilakukan dan di

monitoring untuk beberapa hari.

PERSANTUNAN

Terselesaikannya Publikasi Ilmiah ini karena bantuan dari semua pihak yang telah

membantu dalam penelitian ini, yaitu:

1. Allah SWT atas segala kemudahan yang Engkau berikan

(10)

6

3. Teman-teman yang sudah bersedia membantu penelitian (Moly, Imma, Bening,

Delin, Yuli, Pitia, Firda, Riski, Ratri, Anisa) hingga penelitian berjalan lancar.

4. Sahabat tercinta yang selalu memberikan semangat Dina Lusiana

5. Sekolah Sepakbola Fortuna Sukoharjo dan Tim sepakbola UMS

6. Teman-teman mahasiswa S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta

angkatan 2013 yang telah memberikan semangat.

DAFTAR PUSTAKA

Abrahamson E, editors. Sport rehabilitation and injury prevention. Chichester: John Wiley: 2010.p. 407-63.

Fousekis, K., Elias T., George, V.,2012. Intrinsic Risk Factors of Noncontact Ankle Sprains in Soccer. The American Journal Medicine, 40 (8) : 1842-1850.

Halabchi, F., Hooman A., Maryam M., Mohammad H.P.S., Mohammad A. M.,2016. The Prevelence of Selected Intrinsic Risk Factors for Ankle Sprain Among Elite Football and Basketball. Asian Journal Sports med. 7(3) : 1-7.

Hertel J. 2008. Sensorimotor Deficits with Ankle Sprains and Chronic Ankle Instability. Clinics in Sports Medicine. 27 (2008) : 353-370.

Hrysomallis C, McLaughlin P, Goodman C. 2006. Relationship between static and dynamic balance tests among elite Australian footballers. J Sci Med Sport. 9 (4): 288-91.

Komarudin. 2011. Dasar Gerak Sepakbola. Diktat. Yogyakarta: FIK UNY.

Nugroho, B S. 2016. Tingkat Pengetahuan Atlet Tentang Cedera Ankle dan Terapi Latihan di Persatuan Sepak Bola Telaga Utama. Skripsi. Yogyakarta:Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Swandari, N. M. L. 2015. Pelatihan Proprioseptif Efektif Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Pada Pemain Sepakbola Dengan Functional Ankle Instability Di SSB Pegol. Skripsi. Bali:Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Revitasilasi peran dan fungsi KNPI sebagai wadah berhimpun organisasi kepemudaan demi terwujudnya pemuda yang berdaya saing dan memi-.. liki

Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap angka kebuntingan setelah dilakukan sinkronisasi estrus di Kabupaten Lampung Tengah adalah jumlah pemberian hijauan yang

Setiap formula tablet hisap ekstrak gambir yang dibu at memenuhi persyaratan USP 26 yaitu tidak ada formula tablet hisap yang memiliki friabilitas lebih dari

pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian ( attention )

Pemberian mikoriza arbuscular menunjukkan pengaruh nyata terhadap panjang akar, dan derajat infeksi akar tanaman kedelai dengan dosis 7,5 g/polybag. Jakarta,

Pada kondisi ini, caregiver keluarga kanker payudara diharapkan dapat menerapkan adaptasi yang baik dalam menghadapi stressor mereka baik fisik ataupun psikososial dan

Seperti contoh saat ini pengguna sepeda membeli tidak hanya dipengaruhi oleh aspek kebutuhan dan fungsi tetapi aspek gaya hidup yang mendukung pengguna tersebut dalam hal aktivitas,

dengan peningkatan prestasi kerja dan akan berkembang lebih maju apabila kompetensi diberikan disesuaikan dengan pendidikan yang dimiliki oleh karyawan yang