PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KATOLIK (UNIKA) SANTO THOMAS MEDAN DALAM
KERJASAMA JARINGAN PERPUSTAKAAN APTIK
KERTAS KARYA
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Ahlimadya (A. Md)
Disusun oleh:
SANTA MONIKA BR TARIGAN 112201035
PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Kertas Karya : Pemanfaatan Teknologi Informasi Perpustakaan Universitas Katolik (UNIKA) Santo Thomas Medan Dalam Kerjasama Jaringan
Perpustakaan Aptik
Oleh : Santa Monika br Tarigan
NIM : 112201035
Dosen Pembimbing : Abdul Hafis Harahap, S.Sos.,M.I.Kom.
NIP : 197509102006041001
Tanda Tangan : __________________
Tanggal : ___________________
Dosen Pembaca : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd
NIP : 195704071986032001
Tanda Tangan : ___________________
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : Pemanfaatan Teknologi Informasi Perpustakaan Universitas Katolik (UNIKA) Santo Thomas Medan Dalam Kerjasama Jaringan
Perpustakaan Aptik
Oleh : Santa Monika br Tarigan
NIM : 112201035
PROGRAM STUDI D-3 PERPUSTAKAAN
Ketua Prodi : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd.
NIP : 195704071986032001
Tanda Tangan : ____________________
Tanggal : ____________________
FAKULTAS ILMU BUDAYA
Dekan : Dr.Syahron Lubis, M.A.
Tanda Tangan : ___________________
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya
ini yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi Informasi Perpustakaan UNIKA
Santo Thomas Medan Dalam Kerjasama Jaringan Perpustakaan Aptik”, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi
D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rangkaian kata terindah.
Penulis ucapkan kepada Ayahanda tercinta S. Tarigan dan Ibunda tersayang J.
Br Barus yang telah memberikan segenap jiwa dan raga agar penulis mampu menyelesaikan kertas karya ini. Terima kasih untuk segala curahan perhatian yang
tiada pernah habis. Terima kasih telah menjadi orang tua terbaik.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna seperti yang
diharapkan. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis juga
telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku dosen pembaca kertas karya
ini dan Ketua Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Hotlan Siahaan,S.Sos,M.I.Kom, selaku dosen pembimbing
akademik.
4. Bapak Abdul Hafis Harahap,S.Sos,M.I.Kom, selaku dosen pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi arahan
5. Seluruh staf pengajar dan staf adminitrasi program studi D-III
perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang
telah mendidik, membimbing dan membantu penulis selama masa
perkuliahan di Program Studi Ilmu Perpustakaan.
6. Efendi Simanjorang, SS Sebagai Kepala Perpustakaan UNIKA Santo
Thomas Medan dan staff Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan
yang bersedia memberikan informasi dan arahan untuk penulisan kertas
karya penulis.
7. Kepada kakak Samita Domiyanti Tarigan, SE terimakasih atas
dukungan dan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan kertas karya
ini.
8. Kepada sahabat saya Desianna Feronica, Pajaria Munte, Marlina
Suryani Pane, Eva Rizkia Tinambunan, Upik Nirmala Zendrato, Liper,
Joko, kak Elfrida serta seluruh teman angkatan 2011 yang telah
senantiasa bersama dalam segala suka dan duka terimakasih buat
masa-masa yang kita lewati bersama.
9. Dan terimakasih kepada semua orang-orang terdekat saya yang tidak
dapat saya sebutkan namanya satu persatu, turut membantu dan
dukungan dalam menyelesaikan kertas karya ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan kertas karya ini. Penulis meyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan kertas karya ini, penulis menerima kritik dan saran
yang membangun lebih baik lagi untuk kertas karya, penulis berharap semoga
kertas karya ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2014 Penulis
Santa Monika br Tarigan 112201035
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 3
1.3 Ruang Lingkup ... 3
1.4 Metode Pengumpulan Data ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5
1.1.1 Pengertian Perpustkaan Perguruan Tinggi... 5
1.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6
1.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7
2.2 Jaringan Perpustakaan ... 9
2.2.1 Pengertian Jaringan Perpustakaan ... 10
2.2.2 Tujuan Jaringan Perpustakaan ... 11
2.2.3 Fungsi Jaringan Perpustakaan ... 12
2.3 Bentuk Kerjasama Perpustakaan ... 12
2.3.1 Pemanfaatan Koleksi Pustaka ... 13
2.3.2 Kerjasama Pengadaan ... 14
2.3.3 Kerjasama Penyimpanan ... 16
2.3.4 Bentuk-Bentuk Kerjasama Penunjang ... 16
2.3.5 Kerjasama Berbasis Teknologi Informasi ... 17
2.4 Kendala Kerjasama ... 22
2.5 Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Kerjasama Perpustakaan 23 BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIKA SANTO THOMAS MEDAN DALAM KERJASAMA JARINGAN PERPUSTAKAAN APTIK 3.1 Gambaran Umum Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan . 26 3.1.1 Sejarah Singkat Perpustakaan ... 26
3.1.2 Koleksi Perpustakaan ... 27
3.1.3 Struktur Organisasi... 29
3.1.4 Personalia Ketenagaan ... 30
3.1.5 Fasilitas Teknologi Informasi Perpustakaan... 31
3.2 Jaringan Perpustakaan Aptik ... 31
3.3 Kerjasama Jaringan Perpustakaan Aptik ... 34
3.4 Manfaat Teknologi Informasi Dalam Kerjasama JPA ... 35
3.5 Kerjasama Berbasis Teknologi Informasi Dalam JPA ... 37
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN ... 41 4.2 SARAN ... 41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang semakin canggih dalam menyediakan
Informasi dari bentuk, jenis maupun media penyampaian, serta kebutuhan akan
informasi yang semakin meningkat disatu pihak dan dana yang semakin terbatas
dipihak lain, membuat perpustakaan tak akan pernah dapat memenuhi kebutuhan
pengguna dengan hanya menyajikan koleksi pustaka yang tersedia pada
perpustakaan. Maka dari pernyataan di atas, terbentuklah sebuah hubungan kerja
sama antar perpustakaan agar memenuhi kebutuhan informasi pengguna dan
memaksimalkan dana yang tersedia dalam perpustakaan.
Kerja sama bukan suatu hal yang baru dalam masyarakat baik kerja sama
di bidang ekonomi, pendidikan, teknologi, politik, maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak keuntungan dapat diperoleh melalui kerjasama antara dua
pihak daripada melalui usaha satu pihak. Kelemahan masing-masing dapat
ditutupi oleh kekuatan dari pihak yang lainnya.
Kerjasama perpustakaan artinya kerjasama yang melibatkan dua
perpustakaan atau lebih. Dengan kerjasama perpustakaan maka setiap
perpustakaan anggota secara tidak langsung dan tidak dirugikan, dapat
memanfaatkan sarana dan prasarana perpustakaan lain yang menjadi anggota
kerja sama perpustakaan melalui jasa perpustakaan yang tersedia. Hasil dan
keuntungan utama dalam kerjasama perpustakaan ialah seluruh koleksi
perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh setiap anggota jaringan perpustakaan
yang bekerja sama untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama dan saling
membantu.
Universitas Katolik (UNIKA) Santo Thomas Sumatera Utara Medan
serta membantu pemerintah dalam bidang pendidikan untuk mencerdaskan
masyarakat Indonesia. Dalam rangka pengembangan lembaga pada tahun 1989
UNIKA Santo Thomas Medan Sumatera Utara yang menggabungkan diri dalam
satu wadah organisasi yang disebut dengan Assosiasi Perguruan Tinggi Katolik
(APTIK) yang pusatnya berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman No. 51 Jakarta.
Maksud dan tujuan didirikannya assosiasi ini adalah untuk meningkatkan
kerjasama diantara Perguruan Tinggi Katolik di Indonesia. Pendirian APTIK juga
dimaksudkan sebagai wadah untuk menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi
dan lembaga lain baik didalam maupun luar negeri.
APTIK dalam meningkatkan program kerjasamanya telah membentuk
sebuah organisasi yang disebut dengan Jaringan Perpustakaan APTIK (JPA). JPA
dalam program kerjasamanya telah menyepakati agar dilakukannya pertukaran
data yang dimiliki setiap anggota JPA dengan mengirim data; bibliografi buku,
bibliografi skripsi, bibliografi majalah, dan laporan-laporan penelitian kepada
UNIKA Atma Jaya Jakarta sebagai koordinator JPA. Selain tujuan penyebaran
informasi, JPA juga bertujuan pembuatan katalog induk. Proses penyebaran tentu
tidak selamanya berjalan dengan baik, hal ini disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya adalah tingkat sosial yang berbeda , tempat/lokal yang berjauhan, dan
sarana yang dimiliki oleh masing-masing perpustakaan.
Aktivitas yang dilakukan setiap anggota JPA sangat beragam dan tidak
terlepas dari penggunaan teknologi informasi. Hampir seluruh aktivitas
memanfaatkan teknologi informasi agar dapat terhubung ke seluruh anggota JPA.
Termasuk Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan telah memanfaatkan
teknologi informasi dalam menjalin hubungan dan melaksanakan kerjasama
dengan anggota JPA lain. Dan fasilitas teknologi informasi yang disediakan
Perpustakaan UNIKA adalah komputer, katalog online dan lain-lain. Sehingga
kerjasama antar anggota JPA dapat lebih mudah dan cepat untuk melakukan
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui lebih dalam manfaat
teknologi informasi pada Jaringan Perpustakaan Aptik dengan Perpustakaan
UNIKA Santo Thomas Medan, maka penulis tertarik memilih judul kertas karya
“Pemanfaatan Teknologi Informasi Perpustakaan Universitas Katolik
(UNIKA) Santo Thomas Medan dalam Kerjasama Jaringan Perpustakaan APTIK”.
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas dapat diketahui
tujuan dari penelitian yaitu:
1. Mengetahui bentuk jaringan kerjasama dalam perpustakaan UNIKA
dengan perpustakaan Aptik.
2. Mengetahui manfaat teknologi informasi perpustakaan UNIKA dalam
kerja sama jaringan perpustakaan Aptik.
3. Mengetahui kendala/hambatan dalam menjalin hubungan kerjasama
antar perpustakaan.
1.3 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam penulisan kertas karya ini, penulis
memfokuskan pokok bahasan tentang Universtias katolik (UNIKA) Santo
Thomas MedanSumatera Utara yang mencakup kerjasama Jaringan Perpustakaan
Aptik melalui teknologi informasi, dalam memenuhi kebutuhan informasi
pengguna perpustakaan. Hal ini berhubungan dengan jaringan informasi yang di
butuhkan pada perpustakaan. Selain itu kendala dan keuntungan yang di alami
perpustakaan dalam menjalin kerjasama dengan perpustakaan.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulan data serta informasi yang diperlukan dalam penulisan
2. Penelitian Kepustakaan
Yaitu dari data yang di peroleh melalui literature berupa buku, jurnal
dan informasi lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3. Penelitian Lapangan
Yaitu dari pengamatan secara langsung ke perpustakaan UNIKA Santo
Thomas Medan serta mengadakam wawancara dengan pengguna dan
staf perpustakaan, untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara sederhana perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang
di kelola oleh perguruan tinggi dalam membantu tercapainya tujuan perguruan
tinggi. Perpustakaan Nasional mendefinisikan perpustakaan perguruan tinggi
sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi yang
layanannya kepada sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan.
Tujuannya untuk membantu perguruan tinggi dalam menjalankan Tri Dharma
yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat.
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 3)
menyatakan bahwa:
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur yang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya”. Selanjutnya dinyatakan bahwa, “yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat”.
Menurut Reits yang dikutip Jonner Hasugian (2011 : 79) menyatakan
bahwa:
Perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas, dan stafnya.
Syahrial-Pamuntjak (2000 : 5) dalam buku Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan menyatakan bahwa, perpustakaan perguruan tinggi adalah
berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi,
dan perpustakaan sekolah tinggi.
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 51) menyatakan bahwa
perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut:
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan Tri Dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi bertujuan membantu melakasanakan ke tiga dharma perguruan tinggi.
Berdasarkan beberapa defenisi di atas yang dijelaskan oleh para ahli
tentang perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berperan untuk
mendukung perguruan tinggi ataupun sebuah universitas dalam memberikan
layanan informasi untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2.1.2 Tujuan perpustakaan perguruan tinggi
Berdirinya suatu perpustakaan perguruan tinggi tidak lepas dari tujuan
awal didirikannya perpustakaan tersebut, yaitu untuk menunjang program Tri
Dharma perguruan tinggi. Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 52) berpendapat
bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi, sebagai berikut:
1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi,. lazimnya staf, pengajar dan mahasiswa.
2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.
3. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi bebagai jenis pengguna.
4. Menyediakan ruangan belajar untuk pengguna perpustakaan.
5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.
Dari uraian di atas menyatakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan
informasi masyarakat pengguna dan menyediakan fasilitas untuk pengguna
perpustakaan dalam mendapatkan informasi yang diinginkan. Sedangkan dalam
Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 47) tujuan perpustakaan
perguruan tinggi sebagai berikut:
1. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan perpustakaan lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi. 2. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang
bernilai sejarah, yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources).
3. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan perpustakaan.
4. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatiahn cara penggunaan bahan perpustakaan.
5. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan.
Dari beberapa uraian diatas menyatakan bahwa tujuan perpustakaan
perguruan tinggi adalah mendukung serta mempertinggi kualitas pelaksanaan
program pendidikan yang dilaksanakan perguruan tinggi induk serta memberikan
layanan informasi dan menyediakan fasilitas kepada masyarakat pengguna
perpustakaan.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan perpustakaan perguruan
tinggi harus mampu melakukan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi
perpustakaan sebagai berikut:
1. Fungsi edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan maten pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi informasi
3. Fungsi riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlsk dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyrakat dalam berbagai bidang.
4. Fungsi rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.
6. Fungsi deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi interprestasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber – sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri Dharmanya. (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Perdoman, 2004 : 3-4)
Dari uraian di atas menyatakan bahwa fungsi-fungsi perpustakaan
perguruan tinggi adalah edukasi, informasi, riset, rekreasi, publikasi, deposit dan
interprestasi. Sedangkan menurut Jonner Hasugian (2009 : 82) menyatakan bahwa
fungsi perpustakaan, sebagai berikut:
1. Penyimpanan
Salah satu tugas pokok perpustakaan adalah penyimpanan bahan perpustakaan yang diterimanya. Perpustakaan selalu disebut dengan istilah document storage, sebab semua jenis perpustakaan melakukan fungsi ini. Akan tetapi, fungsi penyimpanan lebih nyata terlihat pada perpustakaan nasional dari pada perpustakaan lainnya. Perpustakaan nasional menyimpan semua terbitan terutama yang tercetak yang diterbitkan di negara sendiri.
2. Pendidikan
3. Penelitian
Kegiatan penelitian dipastikan berkiatan sangat erat dengan perpustakaan. kegiatan penelitian mutlak memerlukan jasa perpustakaan. perpustakaan bertugas menyedian bahan perpustakaan (penyedia materi) untuk penelitian.
4. Informasi
Perpustakaan adalah institusi pengelola informasi. Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai. Perlu diketahui bahwa informasi sedikit bebeda atau lain dengan data perpustakaan. informasi merupakan pengolahan data perpustakaan yang disediakan dengan permintaan pemakai.
5. Kultural
Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa khususnya yang berupa media yang merekam informasi, naskah, manuskrip dan dokukmen lain. Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidk dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat.
6. Rekreasi
Pengguna perpustakaan dapat menikmati rekreasi dengan cara membaca. Melalui bahan yang bacaan yang sediakan oleh perpustakaan juga terkandung aspek rekreasi terutama bacaan umum dankarya fiksi seperti novel, roman, dan sebagainya.
Dari beberapa uraian di atas menyatakan bahwa fungsi perpustakaan
merupakan pendidikan, informasi, rekreasi, defosit, penelitian, dan lain – lain.
Dan dalam Membina Perpustakaan Sekolah (1994 : 34) menyatakan bahwa,
fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai sarana kegiatan
belajar-mengajar, pusat penelitian sederhana, pusat baca guna menambah ilmu
pengetahuan dan rekreasi.
2.2 Jaringan Perpustakaan
Jaringan perpustakaan merupakan bentuk kerjasama antara dua
perpustakaan atau lebih yang dilakukan berbagai perpustakaan baik pemerintah
maupun swasta setelah di lakukan perjanjian atau kesepakatan antara ke dua pihak
dan memiliki tujuan yang sama dalam mengembangkan sarana maupun prasarana
setiap anggota jaringan perpustakaan yang bersangkutan. Jaringan kerjasama ini
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan informasi kepada para
2.2.1 Pengertian Jaringan Perpustakaan
Jaringan perpustakaan adalah sistem hubungan antara perpustakaan satu
dengan perpustakaan lainnya yang di bentuk berdasarkan kesepakatan yang
memungkinkan komunikasi dan informasi diantara anggota jaringan
perpustakaan. Jaringan perpustakaan dapat di kenal dalam dunia perpustakaan
dengan istilah jaringan kerja informasi (information network). Jaringan
perpustakaan berkonotasi pada arah kerjasama antarperpustakaan yang
membentuk jaringan. Dalam hal ini, jaringan informasi tidak dapat disamakan
dengan jaringan perpustakaan, sebab jaringan informasi tekanannya lebih
mengarah pada informasi dengan pengertian informasi yang tidak identik dengan
perpustakaan.
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 99)
menyatakan bahwa, jaringan perpustakaan adalah sistem kerjasama antar
perpustakaan dengan tujuan menyediakan informasi yang relevan bagi pengguna.
Sulistyo-Basuki(1991 : 65) berpendapat dalam buku Pengantar Ilmu
Perpustakaan menyatakan bahwa jaringan perpustakaan sebagai berikut:
Jaringan informasi atau kadang-kadang disebut pula jaringna kerja informasi (information network) adalah suatu sistem terpadu dari badan-badan yang bergerak dalam bidang pengolahan informasi, seperti perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat analisis informasi, dan pusat informasi dengan tujuan menyediakan pemasukan data relevan tanpa memperhatikan bentuk maupun asal data untuk keperluan masyarakat. Secara umum, jaringan informasi dapat dibagi atas jaringan informasi yang berorientasi pada satu atau beberapa bidang yang berorientasi pada suatu tugas atau misi, dan yang berorientasi pada bidang khusus.
Pernyataan di atas hampir sama dengan pendapat Mastini (2005 : 99)
menyatakan bahwa:
Dari beberapa defenisi di atas menyatakan bahwa jaringan perpustakaan
adalah suatu sistem penghubung atau kerja sama antar perpustakaan dalam
menyediakan, mengolah dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat
pengguna perpustakaan.
2.2.2 Tujuan Jaringan Perpustakaan
Dari kegiatan yang dilaksanakan dalam jaringan perpustakaan yang
disebut juga jaringan informasi, dimana dapat dilakukan kerja sama dalam
berbagai kegiatan dan tukar-menukar informasi dalam bentuk buku, majalah dan
terbitan lainnya. Menurut Mastini (2005 : 99) tujuan jaringan perpustakaan adalah
menyediakan masukan data yang relevan kepada masyarakat pengguna, tanpa
memperhatikan bentuk maupun asal data.
Pawit M. Yusup (1995 : 114) berpendapat bahwa tujuan jaringan adalah
pemerataan informasi. Arus informasi menjadi lebih luas dan langsung karena
semua anggota masyarakat mempunyai potensi dan hak yang sama atas semua
informasi yang tersedia di mana pun.
Sedangkan menurut Yuni Yuyen (2013 : 5) menyatakan bahwa tujuan
jaringan perpustakaan, sebagai berikut:
1. Meningkatkan kekayaan dan keanekaragaman informasi yang berasal dari peserta/anggota jaringan.
2. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan informasi bagi masyarakat yang membutuhkan secara tepat dan akurat.
3. Menciptakan system penelusuran dan penemuan informasi yang dibutuhkan masyarakat.
4. Mengupayakan terjalinnya kerjasama antara perpustakaan dengan berbagai jenis layanan informasi lainnya.
Dari beberapa pendapat di atas menyatakan bahwa tujuan jaringan
perpustakaan adalah menyediakan dan memperoleh suatu data atau informasi
untuk keperluan masyarakat pengguna, tanpa memperhatikan asal data atau
informasi tersebut serta meningkatkan kualitas informasi yang tersedia dalam
2.2.3 Fungsi Jaringan Perpustakaan
Jaringan Perpustakaan bermakna sebuah kumpulan perpustakaan yang
melayani sejumlah badan, instansi atau lembaga atau melayani berbagai institusi
dan memberikan sejumlah jasa sesuai dengan rencana terpadu untuk mencapai
tujuan bersama. Maka fungsi suatu jaringan perpustakaan adalah memudahkan
pengguna mengakses jasa layanan dari perpustakaan. Menurut Eli Safitri (2013 :
4) menyatakan bahwa, jaringan perpustakaan adalah melakukan kerjasama
sehingga pengguna dimanapun memperoleh jasa perpustakaan sama baiknya
dengan pengguna di tempat lain.
Sedangkan Ridwan Siregar (2005 : 12) berpendapat bahwa fungsi jaringan
perpustakaan adalah untuk memberikan akses yang lebih terhadap koleksi,
memperbaiki pelayanan pengguna dan teknis, meningkatkan aktivitas dalam
berbagai sumber daya, mengurangi duplikasi, dan menciptakan pelayanan yang
efisien.
Yuni Yuyen (2013 : 6) menyatakan bahwa fungsi jaringan perpustakaan
atau kerjasama perpustakaan, sebagai berikut:
1. Menjalin komunikasi antar perpustakaan 2. Tukar menukar informasi
3. Pemberdayaan SDM 4. Pemberdayaan Koleksi
5. Pemberdayaan sarana dan prasarana
Dari beberapa pendapat para ahli di atas menekankan bahwa fungsi
jaringan perpustakaan adalah untuk memberikan layanan kepada masyarakat
pengguna perpustakaan dalam mengakses koleksi dan layanan teknis dalam
perpustakaan yang lebih baik serta meningkatkan SDM dan sarana prasarana.
2.3 Bentuk Kerjasama Perpustakaan
Kerjasama perpustakaan bukan hal yang baru dalam dunia perpustakaan.
kualitas dan kuantitas pelayanan yang ada di perpustakaan. Pertukaran informasi
bibliografis adalah salah satu berbagai langkah awal untuk mendapatkan
bahan-bahan pustaka yang diperlukan pengguna perpustakaan. Kerjasama dengan
perpustakaan lain, baik lokal, nasional maupun internasional perlu dikembangkan
dan dipelihara. Hal Ini, salah satu perluasan pelayanan yang di lakukan dalam
menawarkan berbagai alternatif untuk mendapatkan informasi yang tersedia di
perpustakaan.
Dalam hal ini juga diketahui bahwa ada beberapa jenis bentuk-bentuk
kerjasama perpustakaan sesuai dengan kebutuhan dari pihak-pihak yang
melakukan kerjasama. Menurut Purnomo (2010 : 167-169) menyatakan bahwa
bentuk – bentuk kerjasama perpustakaan sebagai berikut: pemanfaatan koleksi
pustaka (resource sharing); kerjasama pengadaan; kerjasama penyimpanan.
Berdasarkan bentuk-bentuk kerjasama di atas, perpustakaan yang menjalin
hubungan kerjasama dengan perpustakaan lain dapat melakukan semua
bentuk-bentuk kerjasama yang disebutkan di atas, jika sudah ada kesepakatan antara
kedua pihak yang berkaitan. Bentuk-bentuk kerjasama tersebut akan diuraikan
selanjutnya.
2.3.1 Pemanfaatan Koleksi Pustaka (Resource Sharing)
memanfaatkan koleksi yang ada dalam perpustakaan salah satu yang dapat
dilakukan dalam kerjasama jaringan perpustakaan perguruan tinggi atau
sebagainya. Dalam hal ini, pemanfaatan koleksi dapat dibagi 3 jenis kerjasama,
sebagai berikut:
1. Silang layan
Karena kerbatasan pustaka/koleksi yang dimiliki, perpustakaan harus lebih mementingkan pengguna atau anggotanya, sedangkan perpustakaan lain biasanya hanya diizinkan untuk membaca bahan pustaka diruang baca yang tersedia, termasuk pemanfaatan perlengkapan perpustakaan.
3. Pertukaran data bibliografi
Untuk dapat saling mengetahui koleksi pustaka yang dimiliki oleh masing-masing anggota jaringan, kerjasama pertukaran data blibliografi merupakan suatu bentuk kerjasama yang banyak dilakukan pada perpustakaan. Usaha yang dahulu dilakukan secara sederhana dengan saling mengirimkan daftar tambahan buku, sekarang dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dengan memanfaatkan komputer untuk melaksanakan tugas-tugas perpustakaan.
Dari uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama dalam pemanfaatan
koleksi pustaka dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan, sebagai berikut: silang
layan, pemakaian ruang fasilitas lain dan pertukaran data bibliografi.
2.3.2 Kerjasama Pengadaan
Dalam kerjasama pengadaan buku adalah awal bentuk kerjasama
perpustakaan satu dengan perpustakaan lain. Dalam hal ini, masing-masing
perpustakaan bertanggung jawab atas kebutuhan informasi penggunanya.
Perpustakaan akan memilih buku berdasarkan permintaan anggota atau
berdasarkan pengetahuan pustakawan atas keperluan bacaan anggotanya.
Kerjasama ini dapat membantu perpustakaan dalam menambah koleksi
pustaka ataupun memanfaatkan dana yang tersedia semaksimal mungkin untuk
menambah koleksi perpustakaan, yaitu:
1. Spesialisasi tertentu dalam pengumpulan koleksi pustaka dalam subjek-subjek tertentu.
Dalam bentuk kerjasama ini, tiap-tiap perpustakaan anggota dapat mengkhususkan diri dalam mengumpulan koleksi pustaka dalam bidang tertentu, duplikasi dapat terhindari untuk koleksi pustaka yang jarang terpakai.
2. Tukar menukar
Dari uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama pengadaan ada dua
kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu: spesialisasi tertentu dalam pengumpulan
koleksi pustaka dalam subjek-subjek tertentu dan tukar menukar koleksi yang ada
di perpustakaan. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (2013 : 3) menyatakan
bahwa kerjasama pengadaan dapat di lakukan, sebagai berikut:
1. Kerjasama spesialisasi subjek
kerjasama ini masing-masing perpustakaan mengkhususkan diri pada subjek tertentu dengan tidak memandang asal buku. Keuntungan spesialisasi subjek ialah penentuan lokasi subjek yang dimiliki masing-masing perpustakan lebih mudah, dan bila perpustakaan men-taati ketentuan spesialisasi subjek maka dalam subjek kawasan kerjasama, masing-masing perpustakaan telah menunjukkan dirinya sebagai lokasi subjek tertentu. Namun demikian ada keberatan terhadap sistem ini ialah alokasi bidang subjek yang kurang jelas dan bersifat arbitrer serta banyak perpustakaan kurang menggunakan akses ke subjek yang ada di perpustakaan lain karena subjek tersebut kurang menarik bagi perpustakaan lain. Misalnya bagi perpustakaan bidang sastra, tentunya kurang menggunakan subjek biologi, walaupun akses ke bidang biologi tersedia berkat kerjasama.
2. Kerjasama pengadaan fiksi
Terutama untuk fiksi yang sudah tidak dicetak lagi. Kerjasama ini dilakukan di kalangan perpustakaan Inggris sedangkan untuk Indonesia belum ada.
3. Kerjasama pengadaan buku asing.
Kerjasama ini dilakukan pada banyak negara terutama pada negara yang memiliki lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang mengkhususkan diri kajian wilayah tertentu. Salah satu bentuk ialah Public Law 480 dari AS yang memungkinkan Library of Congress menggunakan dana yang diperoleh dari ekspor pertanian untuk membeli buku terbitan lokal. Dalam kaitannya dengan Indonesia, Library of Congress membuka kantor perwakilan di Jakarta dengan tugas membeli terbitan Indonesia, kemudian hasil tersebut disimpan di Library of Congress dan 7 perpustakaan perguruan tinggi yang memiliki jurusan kajian Asia Tenggara.
4. Kerjasama pengadaan materi audio-visual.
Dari beberapa uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama pengadaan
dapat di lakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut; Kerjasama spesialisasi
subjek, tukar menukar koleksi, kerjasama pengadaan fiksi dan buku asing serta
kerjasama pengadaan materi audio-visual.
2.3.3 Kerjasama Penyimpanan
Perpustakaan sesuai dengan fungsinya mengumpulkan, menyimpan,
mengolah dan menyebarkan informasi kepada masyarakat pengguna juga dapat
dikatakan sebagai pusat deposit. Agar perpustakaan berfungsi dengan baik, ada
kalanya perpustakaan melakukan kerjasama dengan perpustakaan lain untuk
memenuhi kebutuhan pengguna dalam kerjsama penyimpanan. Kerjasama
penyimpanan adalah salah satu kerjasama yang dilakukan dalam jaringan
perpustakaan untuk menyimpan koleksi anggota perpustakaan lainnya.
Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 56) berpendapat bahwa kerjasama
penyimpanan sebagai berikut:
Melibatkan beberapa perpustakaan, perpustakaan yang ditunjuk akan menyimpan buku titipan anggota perpustakaan. Koleksi yang disimpan di perpustakaan ditunjuk ialah buku hadiah dan buku deposit. Penyimpanan bersama ini dilakukan berdasarkan sukarela ataupun sewa artinya perpustakaan yang menitipkan koleksinya kepada perpustakaan ditunjuk membayar sewa ruangan.
2.3.4 Bentuk-bentuk Kerjasama Penunjang
Selain bentuk kerjasama di atas, kerjasama perpustakaan juga dapat
dilakukan dengan kerjasama dalam publikasi seperti penerbitan bahan pustaka dan
kegiatan dalam pembinaan pada staf perpustakaan. Menurut Purnomo (2010 : 169
–171) dalam buku Dokumentasi menyatakan bahwa bentuk kerjasama penunjang
(alat – alat penunjang), yang untuk pembuatannya dapat juga dilakukan melalui
kerjasama, sebagai berikut:
1. Penerbitan direktori perpustakaan
berkomunikasi. Direktori dapat diterbitkan secara lokal, daerah, nasional serta mencakup jenis perpustakaan yang sama, atau ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan yang sama.
2. Penerbitan dan pertukaran daftar perolehan pustaka baru
Masing-masing jaringan/kerjasama dapat menerbitkan daftar perolehan pustaka baru, serta menyebarkan daftar tersesebut secara rutin ke masing-masing anggota lain, baik langsung maupun melalui suatu lembaga sebagai pusat kerjasama.
3. Penyusunan katalog induk
Dengan memanfaatkan teknologi, pengiriman daftar perolehan pustaka baru dapat ditingkatkan dengan mengirim data dalam disket, untuk diolah lebih lanjut membentuk suatu pangkalan data bersama. Dari pangkalan data induk tersebut, dapat menghasilkan katalog induk gabungan dalam format, media dan lain-lain.
4. Penyusunan dan pengadaan daftar pustaka ditukarkan/disumbangkan Setiap perpustakaan dapat mengetahui dan memperoleh bahan pustaka yang sesuai, tiap perpustakaan anggota perlu menyusun dan menyebarkan daftar yang dapat diberikan.
5. Pembinaan berbagai standar untuk keseragaman dan kelancaran kegiatan komunikasi antarperpustakaan
Dalam suatu usaha kerjasama, menyederhanakan prosedur, diperlukan keseragaman antara lain dalam format formulir, biaya penentuan klasifikasi, peraturan katalogarisasi, format data dan lain-lain.
6. Pembinaan tenaga pustakawan
Kerjasama antara dua belah pihak tak dapat berjalan lancar, jika tak didukung dengan sistem pengelolaan perpustakaan yangbaik dari setiap perpustakaan. Sedangkan pengelolaan perpustakaan sangat tergantung pada sumber daya manusianya. Program-program kerjasama dalam pembinaan sumber daya manusia dapat dilaksanakan, baik dalam bentuk pendidikan seperti penataran, seminar, lokakarya, magang, pendidikan formal maupun dalam bentuk peminjaman tenaga perpustakaan yang kompeten pada perpustakaan yang lemah.
Dari uraian di atas menyatakan bahwa bentuk – bentuk kerjasama
penunjang (alar-alat penunjang) merupakan suatu bentuk kerjasama dalam hal
publikasi, katalog induk, pembinaan kegiatan dan lain-lain dalam perpustakaan
ataupun yang di lakukan antara anggota jaringan perpustakaan.
2.3.5 Kerjasama Berbasis Teknologi Informasi
Dalam kerjasama jaringan perpustakaan teknologi bukan hal baru dalam
dunia perpustakaan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka
bukan dilakukan secara manual, tetapi menggunakan fasilitas teknologi informasi
dan komunikasi seperti komputer dan internet.
Dalam hal ini, kerjasama perpustakaan secara manual tidak dihilangkan,
tetapi dimudahkan dalam melakukan kegiatan kerjasama antara anggota satu
dengan anggota lainnya. Sehingga jarak tidak penghalang bagi setiap anggota
dalam melakukan kerjasama dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi.
Menurut Abdul Rahman Saleh (2010 : 4) menyatakan bahwa kerjasama berbasis
teknologi informasi (online) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Katalog Online
Katalog online adalah sistem katalog perpustakaan yang menggunakan komputer. Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan baik menggunakan perangkat lunak buatan sendiri, maupun menggunakan perangkat lunak komersial. Sesuai dengan namanya katalog online ini berfungsi seperti layaknya sebuah katalog yaitu sebagai sarana penelusuran koleksi milik suatu perpustakaan. Katalog ini memberikan informasi bibliografis serta lokasi suatu buku di perpustakaan. Katalog online merupakan suatu terobosan yang luar biasa di bidang kepustakawanan karena dapat memberikan titik cari (access point)dari segala aspek pendekatan pada data katalog.
Gambar 2.1 katalog online (OPAC) yang terhubung dari database perpustakaan ke internet.
Pada katalog konvensional kita tidak akan dapat mencari suatu entri katalog dari penerbit, tahun terbit, atau bahkan dari kata yang ada pada judul (selain kata pada urutan pertama). Semua pendekatan dapat dilakukan pada katalog online, bahkan kita bisa mencari melalui dua kata yang ada pada judul dengan jarak kata tertentu (adjecent)
2. Layanan Informasi Mutakhir dan Layanan informasi terseleksi
Perpustakaan dapat memberikan layanan informasi secara aktif berupa layanan informasi mutakhir (current awereness services/ CAS) maupun layanan informasi terseleksi (selective dissemination of information/ SDI). Pelayanan informasi mutakhir adalah pelayanan perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi terbaru sering tanpa batas-batas subyek tertentu selain hanya terseleksi merupakan pelayanan perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi yang sesuai dengan minat dan bidang ilmu pengguna yang menjadi pelanggannya. Didalam melakukan layanan CAS dan SDI ini diperlukan waktu yang sangat banyak dan kesabaran yang tinggi terutama SDI karena petugas harus melakukan pemilihan pustaka sesuai dengan profil minat pengguna setiap ada informasi datang. Dengan bantuan komputer maka layanan CAS dan SDI dapat dipermudah dan dipersingkat. Petugas hanya melakukan input ke pangkalan data setiap ada informasi baru datang. Tugas untuk pemilihan informasi yang sesuai dengan profil minat pengguna (yang sudah diinput sebelumnya) diserahkan kepada komputer. Dalam hitungan detik atau maksimal menit, maka komputer sudah menghasilkan output yang siap dikirim ke pelanggan kedua layanan tersebut.
3. Penelusuran informasi lengkap dan Multimedia
Dengan teknologi komputer yang semakin maju seperti sekarang ini sangat dimungkinkan bagi perpustakaan untuk menyediakan layanan informasi lengkap (fulltext), bahkan dalam bentuk multimedia. Dengan teknik hypertext kita bisa menampilkan layanan fulltext yang bisa dihubungkan dengan bebas ke baik teks lain maupun gambar dan animasi. Saat ini dengan mudah kita jumpai ensiklopedi yang dikemas dalam CD-ROM.
4. Penelusuran Bibliografi dan abstraks
luas, sehingga pengguna dapat mengatur hasil penelusuran sesuai dengan yang diinginkan.
5. Peminjaman Antar Perpustakaan & Pengiriman Dokumen (Document Delivery)
Peminjaman antar perpustakaan adalah jarang dilakukan di Indonesia, karena ketidakpastian dari kantor pos dan kurangnya koleksi buku-buku. Di negara-negara maju servis semacam ini banyak digunakan. Dimana dana untuk perpustakaan dikurangi, perpustakaan seringkali memutuskan untuk tidak membeli sebuah buku, jika mengetahui ada perpustakaan lain yang memiliki buku tersebut. Dengan menelusuri katalog perpustakaan lain di Internet, para pustakawan dapat memastikan bahwa buku yang dicari ada di perpustakaan tersebut. Dan pustakawan dapat memesannya langsung dari Webpage perpustakaan yang dituju. Di Indonesia peminjaman antar perpustakaan terkadang menyangkut layanan pertukaran fotokopi artikel jurnal yang sering disebut dengan silang layan.
6. Rujukan (Reference)
Pelayanan rujukan adalah jawaban dari pertanyaan yang diberikan dari pengguna perpustakaan. Pertanyaan yang berhubungan dengan skripsi atau laporan. Sebagian pertanyaan lainnya memerlukan jawaban berupa satu kalimat tetapi belum tentu lebih mudah untuk menjawabnya. Cara lain untuk menemukan jawaban dari pertanyaan referensi adalah mencarinya di World Wide Web. Hal ini menjadi pekerjaan yang rumit bagi pustakawan karena informasi yang tersedia banyak dan kualitas dari indexing tidak seimbang. Tetapi, jika pustakawan mengetahui sumber-sumber yang sering digunakan di perpustakaan, maka pustakawan akan mendapat informasi yang relevan. Beberapa universitas atau perguruan tinggi besar telah memasang halaman web yang saling berhubungan dengan halaman-halaman lainnya. Dengan bentuk ini sangat berguna untuk membantu pencari data lainnya.
7. Artikel Jurnal
Artikel jurnal merupakan informasi primer yang penting terutama bagi peneliti dan dosen. Ketersediaan artikel jurnal di perpustakaan khusus atau perguruan tinggi sangat diharapkan. Jika sebuah perpustakaan tidak berlangganan jurnal tertentu, mereka dapat memperoleh dari Internet. Salah satu index ke artikel jurnal yang terkenal disebut Uncover. Setiap orang dapat menelusuri index itu tanpa bayaran tetapi harus membayar untuk fotokopi dari jurnal tersebut. Artikel-artikel itu dapat dipesan langsung melalui online dan dapat dikirim kepada yang membutuhkan melalui fax, e-mail atau surat biasa.
Dari uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama berbasis teknologi
informasi berpengaruh juga dalam jaringan perpustakaan atau kerjasama
perpustakaan dalam kegiatan yang dilakukan melalui komputer dan internet
peminjaman dokumen dan lain-lain. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (2013 :
9) menyatakan bahwa kerjasama berbasis teknologi informasi adalah:
1. Pinjam antarperpustakaan
Bagi banyak orang pinjam antar perpustakaan sama dengan pinjam antar perpustakaan padahal pengertian kerjasama perpustakaan lebih luas daripada pinjam antar perpustakaan. Kemampuan perpustakaan dalam memberikan jasa pada anggota perpustakaan terbatas dan karena itu diperluas dengan cara meminjam dari perpustakaan lain mendorong formalisasi pinjam antar perpustakaan dalam kategori berikut:
• Lokal, regional atau nasional dengan katalog induk yang mencakup koleksi semua perpustakaan peserta. Pada kategori ini perpustakaan peminjam mengajukan permintaan ke perpustakaan koordinator yang bertugas juga menyusun katalog induk untuk menentukan lokasi sebuah buku.
• Sebuah pusat penyimpanan buku, khusus didirikan guna melayani permintaan buku pada perpustakaan lain. Contoh yang terkenal ialah The British Library Document Supply Centre yang menyediakan buku untuk perpustakaan serta jasa fotokopi artikel untuk perpustakaan lain termasuk perpustakaan dari luar negeri. • Pinjam langsung antar perpustakaan dalam arti perpustakaan saling
meminjamkan bukunya langsung ke perpustakaan tanpa perlu melalui koordinator regional atau nasional.
2. Digitalisasi koleksi.
Di lingkungan Kementerian Kesehatan terdapat berbagai publikasi yang tidak selalu diketahui umum, sebahagian besar di antaranya merupakan literatur kelabu. Karena tidak tersedia di pasaran, maka literatur kelabu sebaiknya dialih bentuk menjadi digital dengan beberapa ketentuan (tidak melanggar hak cipta, tidak melanggar kerahasiaan dokumen). Digitalisasi merupakan prasyarat sebuah perpustakaan digital.
3. Pemencaran informasi terpilih.
Penambahan koleksi perpustakaan dapat disebarkan melalui fasilitas TI; informasi dapat disebarkan ke pemakai sesuai dengan profil masing-masing. Dalam praktik, penyebaran informasi ini lebih bersifat umum daripada bersifat profil inidividu karena perpustakaan kekurangan tenaga yang menguasai subjek sementara pemakai pun tidak selalu memanfaatkan jasa pemencaran informasi terpilih. Jasa ini dalam bahasa Inggris disebut Selective Dissemination of Information.
4. Komunikasi informal
Keberadaan internet memungkinkan pustakawan saling berkomunikasi secara informal berbagi pengalaman. Berbagi pengalaman dalam bidang kepustkawanan sebenarnya merupakan bagian dari Manajemen Pengetahuan sehingga pengetahuan yang ada disebarluaskan di kalangan pustakawan.
Kerjasama referens(i) merupakan kerjasama penyediaan jasa dan sumber informasi, di sini mencakup beberapa perpustakaan. Jawaban dan sumber dapat diantarkan dengan bantuan Internet.
Dari beberapa uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama berbasis
teknologi informasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: katalog online,
layanan informasi, penelusuran informasi, rujukan (reference), pinjam
antarperpustakaan dan pengiriman dokumen, digitalisasi koleksi, komunikasi
informasi dan lain-lain sebagainya.
2.4 Kendala Kerjasama
Kendala adalah suatu hambatan yang yang di peroleh oleh setiap anggota
jaringan perpustakaan dalam hubungan kerjasama antar perpustakaan. Kendala –
kendala yang menghambat proses kerjasama tersebut dapat berupa biaya, sikap
perpustakaan, geografi dan politik. Menurut Purmono (2010 : 172) menyatakan
bahwa ada beberapa kendala dalam melaksanakan kerjasama antar perpustakaan
yaitu:
1. Sarana dan Prasarana 2. Koleksi
3. Ketenagaan (SDM) 4. Biaya
5. Kurang pemahaman tentang manfaat kerjasama 6. Kurang adanya informasi antara perpustakaan
7. Perbedaan peraturan tentang fotocopi yang berkaitan dengan hak cipta
Dari pendapat diatas hampir sama dengan pendapat Yuni Yuyen (2013 :
29) menyatakan bahwa kendala dalam hubungan kerjasama antar perpustakaan,
sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana 2. Koleksi
3. Ketenagakerjaan
4. Kurang dipahaminya manfaat kerjasama 5. Dana
6. Kurang adanya informasi antar perpustakaan
Dan Sulistyo-Basuki (2013 : 11) berpendapat bahwa kendala dalam
1. Adanya kesenjangan diantara perpustakaan peserta menyangkut koleksi, sumber daya manusia, anggaran, dan aplikasi teknologi informasi.
2. Pemakai yang menganggap literatur yang dihadapinya sudah cukup. 3. Sikap birokratis pustakawan dan juga atasan yang membawahi
perpustakaan menyangkut kerjasama perpustakaan. Di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi negeri dan swasta dalam bidang sejenis sering ada rasa tidak mau bekerja sama karena dianggap menyaingi lembaga dengan hasil informasi sulit disebarluaskan.
4. Kurangnya perhatian pimpinan terhadap eksistensi dan operasi perpustakaan. Kesenjangan koleksi, sumber daya, dana. Sikap birokratis terutama bagi perpustakaan yang ada di unit lain.
Dari beberapa uraian di atas, dikemukakan oleh para ahli menjelaskan
bahwa kendala yang di peroleh kerjasama jaringan perpustakaan sangat
mempengaruhi hubungan kerjasama setiap anggota jaringan perpustakaan.
2.5 Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Kerjasama Perpustakaan Dalam perpustakaan perguruan tinggi ataupun sebagainya telah
memanfaatkan teknologi informasi dalam aktivitas sehari – hari. Hampir semua
perpustakaan sekarang telah menggunakan teknologi informasi dalam pengolahan
data atau informasi dan pelayanan yang ada dalam perpustakaan.
Manfaat teknologi informasi dalam perpustakaan adalah suatu alat
penyampaian, penyimpanan, pengolahan berita ataupun ungkapan oleh manusia
atau oleh ekstrak dari fakta, repesentasi fakta dan lain-lain. Menurut
Sulistyo-Basuki (1991 : 87) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang
digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan
informasi.
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 21)
menyatakan bahwa teknologi informasi dalam perpustakaan digunakan untuk
mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi
layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan.
Sedangkan Sri Ati Suwanto (2006 : 1) menyatakan bahwa teknologi
informasi, sebagai berikut:
yang tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem informasi, baik itu perpustakaan maupun pusat-pusat dokumentasi dan informasi.
Dari beberapa defenisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli
menyatakan bahwa teknologi informasi dalam perpustakaan adalah sebagai
penyimpanan, pengolahan, mengembangkan informasi atau penerapan
pengetahuan secara sistematis dalam suatu perpustakaan serta memberikan
layanan kepada pengguna. Dari salah satu pendapat di atas menyatakan teknologi
informasi mencakup ruang sistem informasi dalam perpustakaan secara umum ada
4 bidang, yaitu:
1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan).
2. Information retrieval(Temu kembali informasi/Penelusuran Informasi). 3. General purpose software (Perangkat lunak untuk berbagai macam
keperluan).
4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan). (Sri Ati Suwanto, 2006 : 4)
Seperti pernyataan diatas teknologi informasi dalam perpustakaan sebagai
penyimpan, menghasilkan, mengolah informasi dan menerapkan pengetahuan
secara sistematis. Selain itu, manfaat teknologi informasi juga dapat berpengaruh
dalam jaringan perpustakaan atau kerjasama antarperpustakaan, seperti melakukan
aktivitastukar – menukar informasi,mengirim data antar perpustakaan dan lain -
lain.
Sulistyo-Basuki (2013 : 9) berpendapat bahwa kerjasama perpustakaan
dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi sebagai berikut :
Teknologi informasi pada kegiatan perpustakaan meliputi katalogisasi, akuisisi, authority control, pengawasan serial, sirkulasi, inve ntarisasi, pinjam antar perpustakaan dan penghantaran dokumen serta jasa informasi yang berupa jasa penelusuran, jasa referal maupun jasa referens.
Sedangkan menurut Yuni Yuyen (2013 : 48) menyatakan bahwa jaringan
kerjasama menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi seperti
komputer dan internet. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah katalog online,
penelusuran biblografi atau abstak dan lain-lain.
Pernyataan diatas hampir sama dengan pendapat Abdul Rahman Saleh
Jaringan kerjasama tidak lagi dilakukan secara manual, namun juga sudah menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer dan internet. Beberapa kerjasama yang dapat dilakukan dengan basis online ini antara lain adalah katalog online, layanan dan penelusuran informasi, peminjaman antar perpustakaan, pengiriman dokumen dan lain-lain.
Dari beberapa pendapat di atas menyatakan bahwamanfaat teknologi
informasi dalam hubungan kerjasama antar perpustakaan berpengaruh dalam
aktivitas, seperti memberikan layanan penelusuran informasi, bibliografi, abstrak,
katalog online, peminjaman antar perpustakaan, pengiriman dokumen serta alat
BAB III
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIKA SANTO THOMAS MEDAN DALAM KERJASAMA JARINGAN PERPUSTAKAAN APTIK
3.1 Gambaran Umun Perpustakaan Universitas Katolik (UNIKA) Santo Thomas Medan
3.1.1 Sejarah Singkat Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan
Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan sebagai perpustakaan
perguruan tinggi yang memiliki peranan penting dalam mendukung tercapainya
tujuan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat ataupun dalam
mencapai tujuan perguruan tinggi yang disebut Tri Dharma. Perpustakaan
perguruan tinggi yang sering disebut juga jantung perguruan tinggi harus
menyediakan informasi dan memberikan layanan seluas – luasnya. Dan juga
menyediakan koleksi mutakhir bagi masyarakat pengguna perpustakaan dalam
mengembangkan sumber daya sivitas akademi. Maka dasar tersebut perguruan
tinggi mendirikan sebuah perpustakaan dalam perguruan tinggi dalam memenuhi
tujuan Tri Dharma.
Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan pertama didirikan pada
tanggal 23 April 1984, berada dilantai dasar gedung kampus yang lama di Jalan
Letjend. S. Parman No. 107 Medan. Akan tetapi, sejak tahun 1990 dibangun
gedung perpustakaan baru di Jalan Setia Budi No. 479-F Tanjung Sari Medan dan
tahun 1995 seluruh layanan perpustakaan dipusatkan pada gedung baru tersebut
serta pindahnya seluruh fakultas ke kampus baru di Tanjung Sari Medan.
Gedung perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan yang baru terdiri dari
satu unit bangunan berlantai 3 (tiga) dengan luas bangunan kira-kira 535,50 m2.
Lantai pertama terdiri dari ruang referensi, serial, teknologi informasi, skripsi dan
koleksi, ruang baca, ruang kepala perpustakaan, administasi/tatausaha, pengadaan
pengolahan dan lantai tiga adalah aula.
Adapun nama-nama Kepala Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan
dari sejak pertama didirikan hingga sekarang adalah:
1. Alm.Drs. Fran Hutabarat Tahun 1984 – 1991
2. Dra. Renova Marpaung Tahun 1991 – 1993
3. Drs. John Piter Situmorang. SS Tahun 1993 – 1997
4. Jannus Sidabalok, Sh., M.Hum. Tahun 1997 – 2001
5. Ida Mariani Pasaribu, Amd. Tahun 2001 – 2004
6. Efendi Simanjorang, SS Tahun 2004 – 2008
7. Hasparna Sitanggang, S.Sos. Tahun 2008 – 2012
8. Ida Mariani Pasaribu, S.Sos. Tahun 2012 – 2013
9. Efendi Simanorang, SS Tahun 2013 Sampai Sekarang.
3.1.2 Koleksi Perpustakaan
Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan memiliki beberapa jenis
ataupun bentuk koleksi dari buku, jurnal, majalah, skripsi dan CD. Dalam
perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan sekarang jumlah koleksi yang
tersedia adalah, sebagai berikut:
Tabel 1
Jumlah Koleksi Tersedia Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan No. Jenis Koleksi Jumlah Judul Jumlah Eksemplar
1. Buku 12.935 39.094
2. Jurnal 9 9
3. Majalah 12 12
4. Skripsi 2.625 2.625
5. CD 1.200 1.200
Jumlah 16.781 42.940
Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan menyediakan koleksi yang
dapat dipinjam dan tidak dipinjam, hanya dapat di baca dalam perpustakaan.
Koleksi yang dimaksud adalah, sebagai berikut:
1. Buku Umum
Koleksi yang dapat dipinjam setiap pengguna dan dapat dibawa pulang
dengan jangka waktu pinjam 2 (dua) minggu. Jika pengguna tidak
mengembalikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan maka
pengguna akan dikenakan denda yang sudah ditentukan dari
perpustakaan.
2. Pinjam Singkat
Koleksi yang hanya dapat dipinjamkan dalam jangka waktu
peminjaman singkat. Misalnya pengguna meminjam hari ini dan besok
koleksi sudah dikembali ke perpustakaan atau jangka waktu
peminjaman hanya dapat 2 (dua) hari, jika tidak dikembalikan maka
pengguna dikenakan denda yang telah ditentukan. Dan tujuan pinjam
singkat adalah untuk membantu pengguna perpustakaan jika koleksi
umum sudah habis terpinjam maka koleksi cadangan tetap ada dan
hanya boleh dipinjamkan dalam jangka waktu singkat yang telah
ditentukan dalam perpustakaan.
3. Koleksi Referensi
Koleksi ini dapat digunakan pengguna dalam perpustakaan, tetapi
tidak dapat di pinjam dan bawa pulang. Seperti kamus, bibliografis dan
lain – lain.
4. Koleksi Serial
Koleksi yang hanya dapat dibaca di tempat, seperti jurnal, majalah dan
lain-lain.
5. Koleksi Skripsi, Thesis atau penelitian
Koleksi yang hanya dapat dibaca di tempat dan tidak dapat dibawa
3.1.3 Struktur Organisasi Pepustakaan
Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan dipimpin oleh seorang kepala
perpustakaan. Kepala Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan yang
bertanggung jawab mengarahkan bawahannya dalam melaksanakan tugas sehari –
hari. Dalam melaksanakan tugas – tugas administrasi dan sebagainya kepala
perpustakaan di bantu oleh para staf yang bekerja sesuai dengan tugas masing –
masing dari arahan kepala perpustakaan.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan
Dalam gambar struktur organisasi Perpustakaan UNIKA Santo Thomas
Medan di atas menjelaskan bahwa tentang gambaran tugas – tugas yang akan
dilaksanakan oleh para staf dalam perpustakaan dan sesuai dengan bidang ahli
masing–masing staf. Sehingga kegiatan yang dilaksanakan dalam perpustakaan
UNIKA Santo Thomas Medan dapat diorganisasikan ke dalam 4 (empat) bidang
tugas, sebagai berikut:
1. Bidang tata usaha
2. Bidang katalogisasi
3. Bidang pengolahan data dan informasi
4. Bidang sirkulasi
3.1.4 Personalia Ketenagaan
Dalam perpustakaan tidak hanya pengguna yang ada, akan tetapi staf atau
sumber daya manusia adalah satu aspek yang terpenting yang harus ada dalam
perpustakaan. Staf perpustakaan adalah salah satu pengaruh perubahan
perpustakaan agar dapat berkembang lebih baik. Karena staf perpustakaan
merupakan sumber daya manusia (SDM) yang menerima dan memberikan
informasi dalam hal pengelolaan perpustakaan kepada masyarakat pengguna.
Sumber daya manusia Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan dapat ditinjau
dari segi kualitas dan kuantitas.
Tabel 2
Keadaan Sumber Daya Manusia Menurut Latar Belakang Pendidikan
No. Pendidikan Terakhir Jumlah
1 S2 2 orang
2 S1 2 orang
3 D3 1 orang
4 D1 1 orang
Jumlah 6 Orang
Dari tabel di atas menunjukan bahwa perpustakaan unika tidak membatasi
stafnya dengan latar belakang pendidikan yang tertentu. Perpustakaan UNIKA
Santo Thomas Medan juga tidak menghalangi stafnya dalam melanjutkan
pendidikan studi yang lebih tinggi. Karena ada beberapa staf Perpustakaan
UNIKA sedang melanjutkan pendidikan studi yang lebih tinggi.
3.1.5 Fasilitas Teknologi Informasi Perpustakaan
Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan menyediakan beberapa
fasilitas teknologi informasi yang dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan
untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dan staf dalam melakukan aktivitas
dalam perpustakaan. Adapun fasilitas teknologi informasi yang disediakan dalam
Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan adalah, sebagai berikut:
1. Komputer
2. Wifi
3. Katalog online
4. Website
5. E-mail
6. Koleksi eletronik seperti CD dan lain-lain.
Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan menyediakan fasilitas
teknologi informasi untuk mempermudah dan mempersingkat waktu pengguna
dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan membantu staf perpustakaan
dalam melakukan kegiatan sehari – hari dalam perpustakaan.
3.2 Jaringan Perpustakaan Aptik (JPA)
Pada tahun 1989 UNIKA Santo Thomas Medan Sumatera Utara
menggabungkan diri dalam satu organisasi yang disebut Assiosiasi Perguruan
Tinggi Katolik (APTIK). Organisasi ini didirikan oleh 4 (empat) Perguruan
Tinggi Katolik yaitu; UNIKA Atma Jaya Jakarta, UNIKA Widya Mandala –
Yogyakarta pada tanggal 24 Februari 1984 sebagai pengganti Yayasan Kerjasama
Perguruan Tinggi Katolik (YKPTK) dan Majelis Pendidikan Katolik (MPTK).
Dalam meningkatkan program kerjasama APTIK, para anggota telah
sepakat membentuk sebuah organisasi yang disebut dengan Jaringan Perpustakaan
APTIK (JPA). Dan setelah berdirinya organisasi JPA sampai sekarang sudah
memiliki 15 anggota yang sudah bergabung baik didalam maupun diluar
Perguruan Tinggi Katolik, sebagai berikut:
Tabel 3
Daftar Anggota Jaringan Perpustakaan Aptik (JPA)
No Nama Perguruan Tinggi Kota
1 Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta
2 Universitas Katolik Parahyangan Bandung
3 Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan
4 Universitas Katolik Sanata Dharma Jogyakarta
5 Universitas Katolik Atma Jaya Jogyakarta
6 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
7 Universitas Katolik Widya Karya Malang
8 Universitas Katolik Widya Mandala Madiun
9 Universitas Katolik Atma Jaya Makassar
10 Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
11 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
12 Universitas Katolik De La Salfe Manado
13 Stie Musi dan ST Teknik Musi Palembang
14 ST Ilmu Kesehatan Sint. Carolus Jakarta
15 ST Ilmu Ekonomi Widya Dharma Pontianak
Program kerjasama Jaringan Perpustakaan Aptik (JPA) bertujuan untuk
menangani secara khusus mengenai tugas – tugas pengembangan perpustakaan
diantara sesama anggota JPA atau untuk melaksanakan dan meningkatkan
meningkatkan sarana serta memberikan pembinaan terhadap jasa pelayanan
perpustakaan. Bentuk Jaringan Perpustakaan Aptik yang dilaksanakan adalah
bentuk jaringan non terpimpin dengan pusat khusus, dimana setiap pengguna
dapat mengakses secara langsung ke jaringan yang ada di perpustakaan.
Jaringan perpustakaan aptik (JPA) dilaksanakan setiap tahun. Pertemuan
antar kepala perpustakaan dalam sebuah rapat kerja untuk memdiskusikan rencana
pengembangan perpustakaan dan evaluasi terhadap program yang sedang
dilaksanakan maupun yang akan direncanakan selanjutnya. Setiap kepala
perpustakaan wajib hadir mengikuti pertemuan yang dilaksanakan setiap tahun
atau 2 (dua) tahun sekali agar pelaksanaan program JPA dapat terlaksana dan
perkembangan perpustakaan dalam menggunakan program JPA.
Dalam melaksanakan kerjasama dengan JPA oleh setiap anggota akan
diberikan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi dalam melaksanakan kerjasama
antar perpustakaan atau antar anggota jaringan. Dan menjadi kesepakatan setiap
anggota jika tidak memenuhi kewajiban anggota tidak dapat menggunakan
fasilitas yang tersedia dalam JPA atau tidak berhak menggunakan haknya dalam
menggunakan fasilitas JPA. Maka setiap anggota JPA memiliki hak dan
kewajiban, sebagai berikut:
1. Setiap anggota Jaringan Perpustakaan Aptik, harus mengirim data
katalog koleksi perpustakaan ke JPA yang akan dijadikan katalog
induk yang dapat di buka dari internet dengan alamat website adalah
jpa.co.id
2. Pengguna Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan dapat
menelusuri koleksi perpustakaan anggota JPA lain melalui katalog
induk yang sudah disediakan JPA. Jika koleksi tersebut tersedia di
dalam perpustakaan anggota lain, pengguna dapat memperoleh koleksi
tersebut tetapi berbentuk fotokopi dari koleksi asli. Setelah ada
kesepakatan antara pengguna dengan perpustakaan yang bersangkutan . Katalog induk ini adalah kumpulan katalog dari setiap
mengenai biaya fotokopi, ongkos kirim, dan waktu. Dan perpustakaan
UNIKA St. Thomas Medan adalah sebagai penghubung antara
pengguna yang membutuhkan koleksi dengan perpustakaan yang
memiliki koleksi tersebut.
3. Setiap perpustakaan anggota JPA wajib mengirimkan data tentang
tugas akhir atau hasil penelitian dari mahasiswa yang telah
menyelesaikan program studinya secara fullteks.
4. Setiap anggota JPA dapat mendownload dan membaca studi
mahasiswa lain yang tersedia dalam website adl.co.id secara umum,
tetapi setelah mendaftar atau melakukan registrasi yang tanpa biaya.
3.3 Kerjasama Jaringan Perpustakaan Aptik
Kerjasama merupakan suatu hal yang melibatkan dua perpustakaan atau
lebih yang telah disepakati bersama dalam menbangun perpustakaan dan
menyelesaikan masalah yang ada dalam perpustakaan yang bersangkutan. Setiap
anggota dapat memanfaatkan sarana perpustakaan lain yang menjadi anggota
kerja sama perpustakaan melalui jasa perpustakaan yang tersedia.
Pengaruh kerjasama antara JPA dengan Perpustakaan Unika St. Thomas
mengalami banyak perkembangan, khususnya tentang pengembangan sumber
daya manusianya. Karena JPA mengganggarkan biaya untuk setiap anggota JPA
dalam meningkatkan SDM dengan melanjutkan studinya kejenjang lebih tinggi.
Misalnya dari SMA ke D3, Dari D3 ke S1, dan sebagainya. Secara otomatis maka
kualitas SDM meningkat sehingga berdampak dalam perpustakaan yang semakin
berkembang.
Selain mengganggarkan biaya untuk setiap anggota JPA agar SDM yang
tersedia berkualitas, para anggota JPA juga melakukan kegiatan dalam
mengembangkan perpustakaan masing – masing dengan melaksanakan kerjasama,
sebagai berikut:
Tukar menukar informasi adalah kerjasama yang dilakukan anggota
jaringan perpustakaan seperti anggota dapat mengetahui apa saja
koleksi yang tersedia dalam anggota perpusakaan lain dan berbagi
informasi.
2. Pinjam antar perpustakaan (inter library loan)
Kegiatan ini dapat dilakukan oleh setiap anggota jaringan perpustakaan
dalam kerjasama seperti koleksi, sarana, dan lain – lain. Pinjam
antarperpustakaan terjadi manakala seorang pengguna memerlukan
sebuah materi perpustakaan namun materi tersebut tidak tersedia di
perpustakaan tempat dia menjadi anggota. Bila tidak tersedia di
perpustakaan maka perpustakaan akan berusaha meminjam dari
perpustakaan lain yang memiliki materi yang diinginkan. Pinjam
antarperpustakaan dapat berupa pinjaman fisik materi perpustakaan,
dapat pula penghantaran (delivery) dalam bentuk digital. Maka
perpustakaan digital memilik peluang lebih besar untuk menghantarkan
dokumen secara digital. Penghantaran dapat dilakukanlangsung melalui
situs web sebuah perpustakaan.
3. Pelatihan staf perpustakaan yang di lakukan setahun sekali
Kerjasama ini adalah suatu kegiatan dimana staf perpustakaan dibina
dan dilatih untuk mengembangkan perpustakaan yang lebih baik serta
menerapkan program yang dibangun dalam jaringan perpustakaan aptik
(JPA). Dan kerjasama dalam membantu anggaran staf yang ingin
melanjutkan studi yang lebih tinggi untuk meningkatkan kualitas SDM
dalam perpustakaan setiap anggota.
4. Rapat kerja Perpustakaan Aptik yang di lakukan setahun atau dua tahun sekali
Kegiatan yang di lakukan setahun atau dua tahun sekali ini,
dilaksanakan pertemuan rapat antar kepala perpustakaan jaringan
perpustakaan aptik untuk membicarakan tentang program yang akan
3.4 Manfaat Teknologi Informasi Dalam Kerjasama JPA
Teknologi informasi merupakan suatu alat yang digunakan untuk
membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan
dan menyebarluaskan informasi. Teknologi informasi adalah penyatuan dari
komputasi dan komunikasi yang memilki kecepatan tinggi untuk data, suara, dan
video. Sehingga teknologi informasi dapat didefenisikan sebagai sebuah proses
pengolahan data berupa informasi dengan menggunakan perangkat komputer yang
berfungsi memproses termasuk menyimpan dan menghasilkan informasi yang
akurat dan dapat dipercaya.Pemrosesan data (informasi) dengan melalui perangkat
komputer akan berkaitan dengan perangkat lunak dan perangkat keras, dari dua
hal inilah proses berangsung. Dimana perangkat keras menyangkut dengan
alat-alat fisik, sedangkan perangkat lunak berupa aplikasi yang dimiliki komputer
yang bertujuan untuk mengatur perangkat keras dalam bekerja.
Dalam dunia kerja teknologi informasi memiliki peran penting agar
pekerjaan yang sedang dikerjakan akan lebih cepat dan mudah dalam
menyelesaikannya. Dan juga dalam kerja sama perpustakaan yang membantu
anggota satu dan lainnya dalam melaksanakan kerjasama lebih mudah sehingga
hubungan setiap anggota terjalin dengan baik dan dapat saling tukar menukar
informasi antara anggota JPA lainnya dengan cepat tanpa terhalang jarak tempu
dan waktu.
Teknologi informasi perpustakaan merupakan salah satu pengaruh dalam
melakukan kerjasama antar anggota Jaringan Perpustakaan Aptik dan membangun
hubungan antara anggota – anggota lain. Teknologi informasi sering digunakan
sebagai alat komunikasi antar anggota JPA dan alat pengiriman data dalam
melaksanakan kerjasama perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan setiap
pengguna perpustakaan.
Perpustakaan UNIKA Santo Thomas Medan adalah salah satu
perpustakaan yang telah memanfaatkan teknologi informasi dalam mengolah