• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Informasi Chord Dan Tuning Gitar Ukulele Melalui Aplikasi Berbasis Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Informasi Chord Dan Tuning Gitar Ukulele Melalui Aplikasi Berbasis Android"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

64 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Erry Fachrizal

Alamat : Jl. Inhofftank no.10,

Bandung

Kode Pos : 40243

Nomer Telepon : 0856-5923-2855

e-mail : [email protected] Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 3 April 1994 Status Martial : Belum Menikah Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Periode Sekolah/Instansi/Universitas Jurusan Jenjang

2000-2006 SDN. Moh Toha IV

2006-2009 SMPN 43 Bandung

2009-2012 SMAN 20 Bandung IPS

2012-Sekarang UNIKOM DKV S1

Pengalaman Organisasi

Periode Organisasi Jabatan

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI CHORD DAN TUNING GITAR UKULELE MELALUI MEDIA APLIKASI BERBASIS ANDROID

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Erry Fachrizal NIM. 51912104

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang

berjudul “PERANCANGAN INFORMASI CHORD DAN TUNING GITAR

UKULELE MELALUI MEDIA APLIKASI BERBASIS ANDROID”.

Dengan dibuatnya laporan perancangan ini, penulis berharap agar konten yang dimuat dapat menjadi manfaat umumnya bagi pembaca, khusunya bagi penulis sendiri, dan semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan informasi-informasi yang menambah wawasan baru yang bernilai positif.

“Tiada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna”. Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah mendukung dalam proses pembuatan laporan tugas akhir ini, karena merekalah yang membuat laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Semoga segala dukungan dan kebaikan yang kalian limpahkan pada

penulis dibalas sebesar-besarnya oleh Allah SWT.

Bandung, 12 April 2016 Penulis,

(7)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan ... 4

BAB II. GITAR UKULELE ... 5

II.3.1.2 Gitar Steel-String Acoustic ... 10

II.3.1.2.1 Steel-String Dua Belas Senar ... 11

II.3.1.2.2 Gitar Resonator ... 12

II.3.1.3 Gitar Akustik-Elektrik ... 12

(8)

vii

II.3.3 Jenis-Jenis Gitar Elektrik ... 13

II.3.3.1 Solid Body ... 13

II.6.1 Sejarah Ukulele Menurut Komunitas Ukeba ... 22

II.6.2 Analisa Jenis-Jenis Ukulele ... 23

II.6.2.1 Jenis-Jenis Ukulele Menurut Andy Mahardika ... 23

II.6.2.1.1 Ukulele Soprano ... 24

(9)

viii

II.6.2.1.3 Ukulele Tenor ... 25

II.6.2.1.4 Ukulele Baritone ... 26

II.6.3 Teknik Permainan Ukulele... 26

II.6.3.1 Kord ... 26

II.6.3.2 Strumming ... 27

II.6.3.2.1 Posisi Teknik Strumming ... 27

II.6.3.2.2 Teknik Strumming Swing/Shuffle ... 27

II.6.3.2.3 Teknik Strumming Simple Pattern... 28

II.6.3.2.4 Teknik Strumming Chnking ... 28

II.6.3.2.5 Teknik Strumming Deadstrum ... 28

II.6.4 Analisa Fenomena Ukulele di Bandung ... 28

II.6.5 Analisa Permasalahan Ukulele ... 29

II.6.6 Pandangan Komunitas Ukulele Bandung Mengenai Permasalahan Ukulele ... 30

II.6.7 Kesimpulan Analisa Gitar Ukulele ... 30

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN ... 32

III.1 Strategi Perancangan ... 32

III.1.1. Khalayak Sasaran ... 32

III.1.1.2 Consumer Insight ... 33

III.1.2 Tujuan Komunikasi ... 33

III.1.3 Pendekatan Komunikasi ... 34

III.1.3.1 Pendekatan Komunikasi Visual ... 34

III.1.3.2 Pendekatan Komunikasi Verbal ... 34

(10)

ix

III.1.8.1.1 Aplikasi Android ... 38

III.1.8.1.2 Sistem Navigasi ... 38

III.1.8.1.3 Wireframe ... 39

III.1.8.2 Media Pendukung ... 40

III.1.9 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 41

III.2 Konsep Visual ... 42

III.2.1 Format Desain ... 43

III.2.2 Tata Letak ... 43

III.2.3 Huruf ... 43

III.2.4 Ilustrasi ... 44

III.2.5 Logo... 45

III.2.6 Elemen Visual ... 46

III.2.7 Warna dan Tekstur ... 46

III.2.8 Audio ... 47

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 48

IV.1 Proses Perancangan Aplikasi “Tune&Play Uke” ... 48

IV.2 Media dan Teknis Produksi ... 51

IV.2.1 Media Utama ... 51

IV.2.2 Media Pendukung ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(11)

62 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

AH, Suharto. (1995). Serba-Serbi Keroncong. Jakarta : Muzika.

Arifianto, Teguh. (2011). Membuat Interface Aplikasi Android Lebih Keren dengan LWUIT. Yogyakarta: Andi Publisher

Fathurrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Refika Aditama.

Gayam, Errie. (2009). 3 Hari Jago Gitar Elektrik Untuk Pemula. Yogyakarta : Indonesia Cerdas.

Hendrayudi. (2009). VB 2008 Untuk Berbagai Keperluan Pemrograman. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rustan, Surianto. (2011). Huruf, Font, dan Tipografi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Syafiq, Muhammad. Ensiklopedia Musik Klasik. Jakarta : Adicita Karya Nusa.

Sumber Jurnal Internet

(12)

63 Thole, Koko. “Cara Mudah Bermain Ukulele”. 12 Oktober 2015. Diambil dari :

http://www.tjroeng.com/?p=712

Romanowski, Perry. “Ukulele”. 24 Maret 2016. Diambil dari : http://www.madehow.com/Volume-6/Ukulele.html

(13)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Instrumen musik merupakan salah satu alat yang dipergunakan untuk menghasilkan dan membuat sebuah komposisi musik. Bentuk, jenis, bahan, dan teknik permainan sebuah instrumen musik akan mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Kombinasi dari permainan alat musik yang tepat bahkan dapat menghasilkan sebuah lagu yang indah dan dapat menghibur pendengarnya. Selain diketahui sebagai salah satu media yang dapat menghibur, instrumen musik juga merupakan salah satu warisan para pendahulu yang keberadaannya terus berkembang mengikuti alur perkembangan zaman dan teknologi.

Perkembangan dari instrumen musik menghasilkan keragaman dari segi jenis-jenis dan teknik permainannya. Jenis-jenis-jenis instrumen musik tersebut di antaranya adalah instrumen petik, gesek, tiup, dan tabuh. Salah satu instrumen musik petik yang populer di kalangan masyarakat umum adalah gitar. Gitar merupakan alat musik yang menghasilkan bunyi dari senar yang dipetik dan mempunyai lubang yang berfungsi sebagai media resonansi udara (Gayam, 2009:9). Gitar dapat

dimainkan secara perorangan maupun grup dan dapat memainkan berbagai jenis genre musik. Dalam sebuah grup musik, gitar merupakan salah satu instrumen

musik yang berfungsi sebagai ritem atau pengiring, dan juga sebagai instrumen yang memainkan melodi. Jumlah senar gitar bermacam-macam tergantung dari

jenisnya, namun pada umumnya gitar memiliki enam senar. Ada pula yang hanya memiliki empat senar dan bentuknya lebih kecil dibanding gitar pada umumnya, gitar dengan jenis tersebut dinamakan ukulele. (Kristianto, 2013:120)

(14)

2 Great Britain bahkan memainkan instrumen ukulele secara ensemble. Seluruh

personilnya memainkan alat musik ukulele dengan jenis yang berbeda-beda untuk menghasilkan sebuah komposisi musik yang harmonis.

Ukulele Orchestra of Great Britain menjadi salah satu referensi bahwa ukulele merupakan sebuah instrumen yang memiliki berbagai macam jenis dan memiliki karakteristik suara yang berbeda tergantung jenis ukulele yang dimainkan. Berdasarkan klasifikasi ukurannya, ukulele dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu ukulele soprano, tenor, concert, dan baritone (Romanowski, 2001:10). Masing-masing jenis ukulele memiliki sistem tuning yang berbeda-beda tergantung dari jenis yang dimainkan, sehingga bentuk kord yang akan dimainkan akan berbeda tergantung jenis tuning yang digunakan.

Minat masyarakat Indonesia terhadap alat musik ukulele terbilang cukup tinggi, hal tersebut dibuktikan dengan adanya komunitas ukulele yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki komunitas ukulele. Komunitas ukulele yang aktif menggelar acara di

Bandung adalah komunitas Ukulele Bandung atau Ukeba yang berdiri sejak tahun 2012. Sejak awal didirikannya komunitas tersebut hingga bulan Maret 2016, ada sebanyak kurang lebih empat puluh orang anggota yang terdaftar dan rutin mengadakan pertemuan setiap minggunya. Selain memiliki komunitas yang aktif, Bandung juga pernah menyelenggarakan acara-acara yang mengusung tema ukulele, salah satunya adalah acara “Road to Indonesia Ukefest” yang diselenggarakan pada bulan Maret 2015 di Taman Musik yang bertempat di jalan Belitung, Bandung.

(15)

3 Bandung dari bulan Desember 2015 hingga Maret 2016. Kelangkaan media

tersebut dapat berdampak pada minimnya wawasan masyarakat terhadap ketidaktahuan jenis-jenis ukulele dan sistem tuning yang dipergunakan. Permasalahan lain dari instrumen ukulele adalah bentuk kord yang berbeda-beda pada tiap jenis ukulele memerlukan pembelajaran yang berulang-ulang agar masyarakat dapat menghafal dan menguasai seluruh tekniknya, sedangkan media informasi pendukung untuk pembelajarannya sulit ditemukan. Bila keadaan ini terus berlanjut, maka masyarakat Bandung khususnya pecinta dan peminat instrumen ukulele dikhawatirkan akan mengalami kesulitan dalam mempelajari instrumen ukulele.

I.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari paparan yang telah penulis kemukakan yaitu :

 Peminat ukulele di Indonesia terbilang cukup tinggi, namun media informasi mengenai ukulele di Indonesia khususnya kota Bandung sulit

ditemukan.

 Ukulele memiliki jenis yang beragam dan tiap jenis ukulele memiliki

perbedaan-perbedaan mulai dari ukuran, hingga sistem tuning yang akan berdampak pada perbedaan bentuk kord yang dimainkan.

 Informasi mengenai kord yang digunakan pada permainan ukulele

membutuhkan penyampaian yang berulang-ulang.

I.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari permasalahan yang telah dipaparkan yaitu bagaimana cara merancang informasi pada target audiens mengenai perbedaan-perbedaan sistem tuning dan kord dari setiap jenis ukulele?

I.4 Batasan Masalah

(16)

4 di kota Bandung. Kota Bandung dipilih karena memiliki komunitas ukulele yang

aktif dan memiliki minat yang cukup baik terhadap instrumen ukulele.

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

Perancangan informasi mengenai ukulele ini bertujuan untuk menguraikan tuning

(17)

5 BAB II. GITAR UKULELE

II.1 Gitar

Gitar merupakan alat musik berdawai yang dapat dimainkan dengan cara dipetik, strumming (teknik memainkan gitar dengan cara membunyikan beberapa senar

secara sekaligus), dan dicabik atau biasa dikenal sebagai teknik slapping. Jumlah dawai yang dipergunakan bervariasi mulai dari gitar dengan dua buah dawai (dotar), hingga gitar eksperimental Pat Metheny Pikasso yang memiliki empat puluh dua dawai. Jumlah dawai yang umum digunakan adalah empat, enam, tujuh, dan duabelas buah dawai. Gitar digunakan sebagai alat musik yang dapat mengiringi berbagai genre musik seperti pop, rock, klasik, jazz, dan berbagai genre dan sub-genre lainnya. Sumber suara yang dihasilkan oleh gitar akustik

dihasilkan dari resonansi udara yang berasal dari lubang pada body gitar (Gayam, 2009:9). Berbeda dengan gitar akustik, gitar elektrik yang berjenis solid body tidak memiliki ruang kosong yang berfungsi sebagai resonator suara, sebagai gantinya gitar elektrik menggunakan pickup elektromagnetik yang berfungsi sebagai media penghantar getaran senar. Notasi yang dihasilkan oleh gitar berasal

dari kord yang dimainkan dengan cara menekan senar pada fret di leher gitar menggunakan jari-jari.

II.2 Sejarah Gitar

Gitar yang umum ditemui di toko-toko musik dan dimainkan oleh masyarakat

maupun musisi diseluruh dunia merupakan evolusi panjang dari alat musik berdawai pendahulunya yang diperkirakan oleh para arkeolog sudah ada sejak zaman pra-sejarah. Alat musik berdawai tertua yang pernah ditemukan bernama bowl harp dan tanbur. Instrumen bowl harp dibuat oleh orang-orang pra-sejarah menggunakan cangkang kura-kura dan kawat yang berfungsi seperti senar pada gitar modern, sedangkan tanbur diperkirakan sebagai pengembangan dari instrumen bowl harp namun terbuat dari kayu dan berbentuk oval juga memiliki neck yang panjang dan lurus. Arkeolog juga menemukan lukisan pada dinding

(18)

6 dan tanbur. Lukisan tersebut diperkirakan berasal dari 3000-4500 tahun lalu.

(Guy, 2001:4).

Istilah gitar berasal dari bahasa sanskrit tar yang artinya senar. Sebelum populernya istilah gitar, ada instrumen lain berdawai lainnya juga menggunakan

kata tar seperti dotar (instrumen berdawai dua), sitar (instrumen berdawai tiga), chartar (instrumen berdawai empat), dan panchtar (instrumen berdawai lima).

Gambar II.1 Bowl Harp dan Tanbur dalam Artefak Mesir. Sumber :http://www.guyguitars.com/images/Egyptians.gif

(Diakses pada 10/12/2015)

Seiring dengan perkembangan zaman, instrumen berdawai perlahan-lahan mulai mengalami perubahan bentuk dan berevolusi dari bowl harp, tanbur, lute hingga pada akhirnya sekitar abad ke-15 muncul bentuk awal dari gitar modern namun dengan bentuk yang lebih kecil, menggunakan material senar yang terbuat dari usus hewan seperti kuda dan keledai dan memiliki sistem senar four course strings, yatu empat pasang senar yang masing-masing senarnya memiliki senar

(19)

7 kembali bentuk gitar yang sudah ada dan akhirnya rancangannya menjadi bentuk

standar untuk gitar klasik akustik yang sekarang umum ditemui, yaitu gitar dengan badan kayu yang memiliki enam buah senar.

II.3 Jenis-Jenis Gitar

Secara umum gitar dibagi menjadi dua jenis, yaitu gitar akustik dan elektrik. Keduanya tetap menggunakan senar sebagai media penghasil nada, yang berbeda adalah sumber penghantar suara dan material yang digunakan dalam pembuatannya.

II.3.1 Gitar Akustik

Gitar akustik merupakan jenis gitar yang menghasilkan bunyi dari resonansi udara yang tercipta dari lubang pada body gitar. Getaran senar yang dipetik dialirkan pada ruang dalam body gitar sehingga gitar dapat menghasilkan nada-nada. Gitar jenis ini menggunakan kayu yang tidak padat atau hollow-body agar suara yang dihasilkan lebih nyaring.

Gitar akustik merupakan hasil perkembangan dari instrumen lute (yang merupakan pengembangan dari instrumen tanbur) yang ditemukan oleh bangsa Moor yang berasal dari daerah Afrika Timur. Pada pertengahan abad ke-17, instrumen lute menjadi populer di Eropa setelah dibawa oleh bangsa Moor yang bermigrasi, dan akhirnya dikembangkan oleh bangsa Eropa menjadi sebuah

instrumen baru dengan nama baroque guitar, yang bentuknya sedikit lebih besar dari gitar modern (Baumeister, 2011:2). Material yang digunakan pada baroque guitar sudah hampir sama dengan gitar akustik modern, namun pada tahun 1832

(20)

8 II.3.1.1 Gitar Klasik

Gitar klasik merupakan gitar yang menggunakan senar nilon yang terbuat dari serat sutera. Dentingan yang dihasilkan oleh senar nilon mempunyai karakter suara yang lebih bulat dan halus dibandingkan dengan suara yang dihasilkan oleh senar logam atau kawat baja (Kristiato, 2013:95). Gitar klasik umumnya dimainkan dengan teknik fingerstyle (dipetik), namun bisa juga dimainkan dengan teknik strumming. Sesuai dengan namanya, gitar klasik banyak digunakan oleh para musisi untuk memainkan musik dengan genre klasikal, meskipun di era modern penggunaan gitar klasik banyak digunakan untuk banyak genre lainnya.

Gitar klasik memiliki ukuran neck yang lebih besar dibanding gitar steel-string karena ukuran senar yang digunakan lebih besar.

Gambar II.2 Gitar Klasik.

Sumber : Dokumentasi pribadi (24/01/2016)

II.3.1.1.1 Machete

Machete merupakan instrumen yang dikembangkan dari bentuk gitar oleh bangsa

(21)

9 machete kemudian berkembang dan memiliki varian pada jumlah dawainya mulai

dari, empat, delapan, hingga sepuluh buah dawai.

Gambar II.3 Machete.

Sumber : http://musicamagia.files.wordpress.com/2010/07/machete.jpg (Diakses pada 22/12/2015)

Machete memiliki beberapa nama lain, yaitu braguinha, manchete, cavcho, dan cavaquinho. Sistem tuning yang digunakan oleh instrumen machete mengadaptasi tangga nada klasik Portugis yang dipopulerkan oleh Julio Pereira. Instrumen machete dibuat dan dikembangkan di Portugal, namun dikemudian hari machete menjadi salah satu instrumen yang lebih populer di Brazil, karena menjadi salah satu instrumen utama pada musik dengan genre samba dan choro, genre yang sangat populer di Brazil.

II.3.1.1.2 Ukulele

(22)

10 Gambar II.4 Ukulele.

Sumber : Dokumentasi pribadi (24/01/2016)

II.3.1.2 Gitar Steel-String Acoustic

Gitar dengan jenis steel-string merupakan gitar yang menggunakan senar berbahan dasar logam atau kawat baja. Dentingan yang dihasilkan dari senar steel-string mempunyai karakter suara “tajam” dan bersuara lebih keras dibandingkan

senar nilon. (Kristianto, 2013:95) Gitar steel-string umum dimainkan menggunakan teknik strumming dan fingerstyle.

(23)

11 Ukuran neck pada gitar steel-string umumnya lebih kecil dibandingkan dengan

ukuran neck pada gitar klasik, hal tersebut disebabkan oleh ukuran senar yang digunakan lebih tipis dibandingkan dengan ukuran senar yang digunakan pada gitar klasik.

II.3.1.2.1 Steel-String Dua Belas Senar

Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, gitar dua belas senar dianggap sebagai instrumen baru dalam industri musik, hingga akhirnya pada tahun 1920an instrumen tersebut menjadi populer dalam genre musik blues dan folk (Derek, 2013:1). Gitar dua belas senar mempunyai enam senar utama dengan ukuran standar yang masing-masing dirangkap dengan senar yang lebih kecil dengan satuan nada satu oktaf lebih tinggi dibandingkan dengan nada pada senar utama. Istilah lain dari senar rangkap disebut juga sebagai course string, sehingga gitar dua belas senar juga disebut sebagai six course string karena masing-masing dari enam senar utama dirangkap dengan senar berukuran lebih kecil.

Senar rangkap pada gitar dua belas senar menghasilkan karakter suara chorus

yang disebabkan oleh perbedaan frekuensi antara senar utama dan senar rangkap, sehingga suara yang dihasilkan akan lebih “kaya” dibandingkan dengan gitar yang hanya memiliki enam buah senar.

Gambar II.6 Gitar Steel-String Dua Belas Senar.

(24)

12 II.3.1.2.2 Gitar Resonator

Gambar II.7 Gitar Resonator.

Sumber : http://www.guitarsite.com/files/Yamaha-C40-big.jpg (Diakses pada 04/01/2016)

Gitar resonator merupakan gitar akustik yang menggunakan media metal sebagai

resonator suara, berbeda dengan gitar akustik biasa yang resonatornya berasal dari rongga udara pada badan gitar. Produsen yang terkenal dalam memproduksi gitar jenis ini adalah Dobro. Gitar jenis ini menghasilkan suara yang lebih keras daripada gitar steel-string.

II.3.1.3 Gitar Akustik-Elektrik

(25)

13 Gitar akustik elektrik merupakan gitar akustik yang memiliki pickup sehingga

memungkinkan untuk dimainkan menggunakan pengeras suara. Berbeda dengan gitar jenis solid body, badan gitar akustik elektrik tetap mempunyai rongga udara dan memiliki lubang. Prinsip kerja dari gitar akustik elektrik sama dengan gitar elektrik, namun gitar akustik elektrik masih bisa dimainkan tanpa menggunakan pengeras suara.

Gitar akustik elektrik terkadang menghasilkan efek feedback ketika dihubungkan pada amplifier, maka dari itu terkadang pemain menutup sound hole atau lubang pada badan gitar untuk meminimalisir getaran senar pada rongga udara dan mengurangi terjadinya efek feedback.

II.3.2 Gitar Elektrik

Gitar elektrik merupakan pengembangan dari gitar akustik, prinsip kerjanya hampir sama, namun sumber penghasil utama dari gitar elektrik bukan dari ruang kosong yang tercipta pada bada gitar, melainkan dari pickup elektromagnetik yang dihubungkan oleh transmiter berupa kabel jack pada pengeras suara. Jenis kayu

yang digunakan untuk bagian badan pada gitar elektrik beragam, mulai dari solid body, semi-hollow body, dan full-hollow body. Jumlah senar yang dipergunakan

pada gitar elektrik bervariasi mulai dari enam, tujuh, delapan, hingga dua belas senar.

II.3.3 Jenis-Jenis Gitar Elektrik

Sama halnya seperti gitar akustik, gitar elektrik mempunyai beberapa macam jenis yang dibagi berdasarkan bentuk dan material yang digunakan.

II.3.3.1 Solid Body

(26)

14 Gambar II.9 Solid-body.

Sumber : Dokumentasi pribadi (24/01/2016)

Gitar dengan jenis solid body memiliki banyak bentuk varian, beberapa yang populer diantaranya adalah gitar dengan bentuk stratocaster, telecaster, dan les paul. Senar yang dipergunakan untuk gitar jenis ini juga bervariasi, mulai dari

enam, tujuh, delapan, hingga dua belas buah senar. Gitar dengan senar tujuh umum ditemui pada gitar elektrik dengan jenis solid-body.

II.3.3.2 Semi-Hollow Body

Gitar elektrik semi-hollow body merupakan gitar elektrik yang memiliki rongga udara pada sebagian badan gitarnya, namun di beberapa bagian tetap menggunakan kayu padat yang difungsikan sebagai properti instalasi mesin gitar

yaitu kontrol volume, kontrol tone, kontrol switch dan juga pickup (Renaldi, 2009:4). Lubang berbentuk tangga nada “f” pada bagian atas dan bawah badan gitar merupakan soundhole yang berfungsi sebagai jalur keluar dari suara. Gitar semi-hollow body dapat mengeluarkan nuansa suara akustik, namun volume

(27)

15 Gambar II.10 Semi-hollow.

Sumber : Dokumentasi pribadi (24/01/2016)

II.3.3.3 Full-Hollow / Hollow Body

Gitar elektrik hollow body atau full-hollow merupakan gitar elektrik yang material badan gitarnya terbuat dari kayu yang benar-benar berongga layaknya gitar

akustik, perbedaannya adalah gitar ini memiliki pickup, kontrol volume, kontrol tone, dan pengatur switch. (Renaldi, 2009:5). Gitar hollow-body dapat menghasilkan suara akustik yang sangat jernih ketika dihubungkan pada amplifier, lebih jernih dari suara gitar akustik-elektrik. Gitar jenis ini memiliki jenis kayu yang lebih tebal dibandingkan dengan gitar semi-hollow karena membutuhkan ruangan yang lebih luas untuk mendapatkan tone dan sustain yang diperlukan.

Gambar II.11 Full-hollow.

(28)

16 II.4 Definisi Ukulele

Ukulele merupakan instrumen berdawai empat yang memiliki kesamaan bentuk dengan gitar, namun memiliki ukuran yang jauh lebih kecil, juga memiliki empat buah dawai yang umumnya terbuat dari nilon. Penggunaan senar logam atau kawat baja tidak disarankan pada gitar ukulele karena tingkat ketegangan senar yang terlalu kuat bisa membuat ukulele menjadi bengkok, dan juga mengurangi ciri khas ukulele yang umumnya bersuara lembut dan indah.

II.4.1 Sejarah Ukulele

Ukulele dapat disebut sebagai pengembangan dari bentuk gitar modern. Sejarah ukulele bermula di Eropa pada pertengahan abad 18. Kala itu, alat musik gitar di Portugal mengalami perkembangan dan perubahan, bentuknya diubah menjadi lebih kecil dibandingkan dengan gitar akustik pada umumnya dan jumlah dawainya di variasikan menjadi delapan buah. Alat tersebut dinamakan machete. Pada tahun 1832, empat orang berkebangsaan Portugal yang berprofesi sebagai pengrajin furnitur bermigrasi ke Hawaii untuk menjual kabinet atau lemari kaca, namun kondisi krisis ekonomi di Hawaii pada saat itu membuat empat orang

pengrajin furnitur tersebut kesulitan untuk membuat produk kerajinannya, sehingga mereka akhirnya memutuskan untuk beralih menjadi pengrajin instrumen musik. Machete yang dibawa oleh keempat orang Portugis tersebut dimodifikasi sehingga hanya memiliki empat buah dawai dan akhirnya terciptalah alat musik ukulele, yang akhirnya populer di Hawaii. (Wood, 2012:3)

Asal usul nama ukulele masih diperdebatkan, namun diyakini ukulele berasal dari terjemahan bahasa Hawaii yang artinya “kutu loncat”, hal tersebut kemungkinan karena pergerakan jari dalam teknik memetik dawai ukulele mirip dengan gerakan kutu loncat.

II.4.2 Jenis-Jenis Ukulele

(29)

17 II.4.2.1 Soprano

Jenis ukulele soprano memiliki ukuran 21 inchi atau sekitar 53cm. Setelan senar untuk ukulele jenis soprano umumnya adalah G5-C4-E4-A5.

Gambar II.12 Jenis Ukulele.

Sumber : Dokumentasi Komunitas Ukeba (22/12/2015)

II.4.2.2 Concert

Jenis ukulele concert memiliki ukuran 23 inchi atau sekitar 58cm. Setelan senar

untuk ukulele jenis tenor umumnya adalah G5-C4-E4-A5.

II.4.2.3 Tenor

Jenis ukulele tenor memiliki ukuran 26 inchi atau sekitar 66cm. Setelan senar untuk ukulele jenis tenor umumnya adalah A4-D4-F#4-B4, G4-C4-E4-A4, G3-C4-E4-A4, atau D4-G3-B3-E4.

II.4.2.4 Baritone

Jenis ukulele baritone memiliki ukuran 29 inchi atau sekitar 74cm. Setelan senar untuk ukulele jenis baritone umumnya adalah D3-G3-B3-E4.

II.5 Anatomi Gitar dan Ukulele

(30)

18 Errie Gayam dalam buku Gitarpedia, secara garis besar, ada tiga anatomi yang

esensial pada gitar, yaitu body, neck, dan head.

Gambar II.13 Anatomi Ukulele. Sumber : Dokumentasi Pribadi (24/01/2016)

II.5.1 Body

Body merupakan bagian yang berfungsi sebagai resonator suara dalam gitar yang

berjenis hollow body dan semi-hollow body, juga berfungsi sebagai tempat untuk instalasi mesin pada jenis gitar elektrik, maupun akustik elektrik. Material yang digunakan pada bagian body atau badan gitar biasanya adalah kayu yang padat, berongga, ataupun semi-padat. Jenis kayu yang digunakan adalah alder, ash, basswood, korina, mahogany, maple, poplar, rosewood, dan walnut (Hunter, 2008:2)

Material yang dipergunakan pada bagian body ukulele sedikit berbeda dengan gitar karena selain menggunakan kayu, ukulele juga dapat menggunakan material plastik. Jenis kayu yang digunakan oleh ukulele biasanya berjenis mahogany, hawaiian koa, maple, walnut, rosewood, myrtle, brazilian canary, cocobolo,

(31)

19 Gambar II.14 Anatomi gitar.

Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/-ryu-tHFIpx8/UlegXH608TI/AAAAAAAABfQ/ykemuPyaFu0/s1600/gitar+elektri k+vs+gitar+akustik.jpg (Diakses pada 30/11/2015)

II.5.1.1 Bridge

Bridge merupakan landasan bagi saddle, tempat senar-senar gitar di ikatkan, dan

juga mempunyai peranan sebagai penyalur energi getaran senar ke seluruh permukaan badan gitar untuk menghasilkan suara pada gitar akustik. Bridge pada gitar akustik umumnya terbuat dari kayu yang dihaluskan, sedangkan pada gitar elektrik terbuat dari metal. Saddle yang menempel pada bridge biasanya

menggunakan material yang lebih keras daripada bridge itu sendiri, umumnya terbuat dari tulang, gading, plastik, dan metal.

II.5.1.2 Pick Guard

Pick guard berfungsi sebagai pelindung badan gitar dari gesekan pick yang dapat

membuat badan berkarat. Material yang digunakan adalah plastik.

II.5.1.3 Volume/Tone Knob

(32)

20 volume dan tone dapat ditemukan pada perangkat equalizer yang biasanya

ditempel pada sisi atas badan gitar.

II.5.1.4 Jack Output

Jack output merupakan lubang untuk memasukan jack, sebuah kabel tembaga

yang berfungsi mengalirkan elektromagnetik yang akan dihantarkan pada pengeras suara.

II.5.1.5 Pickup

Pickup merupakan peranti yang berfungsi mengubah energi getaran senar menjadi

energi listrik untuk kemudian diteruskan pada pengeras suara. Pickup terbuat dari magnet yang dililit ribuan kali oleh kawat tembaga setipis rambut manusia (Kristianto, 2013:79). Pada single coil pickup digunakan satu magnet, sedangkan humbucking pickup menggunakan dua buah magnet dan menghasilkan suara yang

lebih nyaring dan dalam. Piezo merupakan pickup yang didalamnya terdapat kristal-kristal kecil yang dapat menghasilkan energi listrik dari getaran senar. Piezo umumnya ditemukan padi gitar akustik-elektrik. Selain menggunakan magnet, mikrofon juga dapat berfungsi sebagai pickup.

II.5.1.6 Pickup Selector

Merupakan sebuah saklar yang memungkinkan pemain untuk memilih pickup mana yang akan digunakan.

II.5.1.7 Sound Hole

Sound hole merupakan lubang suara yang terdapat pada badan gitar yang memiliki jenis hollow, maupun semi-hollow body yang berfungsi sebagai jalur keluar gelombang suara.

II.5.2 Neck

Neck merupakan bagian dari gitar yang digunakan untuk membentuk kord yang

(33)

21 digunakan untuk neck pada gitar adal kayu padat. Jenis kayu yang umum

digunakan diantaranya ebony, rosewood, dan maple (Hunter, 2008:13).

II.5.2.1 Fretboard

Bagian pada neck tempat fret dipasang berjajar. Fretboard juga merupakan tempat

untuk meletakan jari-jari dalam membentuk kord.

II.5.2.2 Frets

Deretan bilah logam tipis pada leher gitar yang diatur dalam jarak tertentu. Diunakan untuk mengatur panjang-pendeknya senar agar dapat menghasilkan not yang berbeda-beda. Jarak satu fret pada satu senar menghasilkan perbedaan satu semi-tone.

Jumlah fret pada gitar bervariasi, umumnya berjumlah dua puluh satu hingga dua puluh empat buah, namun Michael Angelo Batio, seorang solois gitar memodifikasi jumlah fret pada gitar elektriknya menjadi tiga puluh dua buah.

II.5.3 Head

Merupakan bagian gitar yang menyediakan perangkat untuk mengatur pitch dari senar, dan tempat ujung senar dihubungkan. Setiap produsen gitar biasanya membuat desain yang unik dan khas untuk bagian head gitar. Material yang digunakan untuk head biasanya sama dengan material yang digunakan untuk

neck.

II.5.3.1 Tuning Pegs / Tuner

Tuning pegs atau tala merupakan perangkat yang berfungsi untuk menentukan

frekuensi atau pitch senar agar sesuai dengan format nada yang akan dimainkan.

II.5.3.2 Nut

(34)

22 II.6 Analisa Ukulele

Paparan ini berisikan analisa dari instrumen ukulele melalui proses wawancara dengan sebuah komunitas ukulele di Bandung yang bernama Ukeba.

II.6.1 Analisa Sejarah Ukulele Berdasarkan Wawancara dari Komunitas Ukeba

Bandung memiliki sebuah komunitas pecinta ukulele yang setiap hari minggu berkumpul di Taman Musik jalan Belitung kecamatan Sumur Bandung untuk saling berbagi dan belajar mengenai ukulele. Komunitas ini dinamakan Ukeba yang merupakan akronim dari “Ukulele Bandung”, didirikan pada tahun 2013 oleh Ario, Igo, dan Ganjar. Terhitung dari tahun 2013 hingga tahun 2016, Ukeba memiliki jumlah anggota sebanyak empat puluh orang.

Pada tahun 2014, komunitas Ukeba sering mendapatkan tawaran untuk tampil di acara-acara musik, sehingga Ario memutuskan untuk membuat grup musik yang beranggotakan delapan orang personel, dengan format enam orang bermain ukulele, satu orang bermain bass, dan satu orang bermain alat musik perkusi.

Anggota tetap grup musik tersebut adalah Ario, Igo, Ganjar, Uyung, Rizal, Virgian, Luki, dan Prayugo. Grup musik tersebut diberi nama Ukeba Squad.

Gambar II.15 Komunitas Ukeba Sumber : Dokumentasi pribadi (24/01/2016)

(35)

23 menyerupai gitar, dan memiliki delapan buah dawai. Selama perjalanan menuju

Hawaii, alat musik tersebut dimodifikasi sehingga mempunyai ukuran yang lebih kecil dan hanya memiliki empat buah dawai saja. Hasil modifikasi tersebut kemudian dinamakan ukulele yang memiliki makna “kutu loncat” karena gerakan tangan dari permainan ukulele menyerupai kutu yang sedang berloncat-loncat.

Tujuan dari modifikasi instrumen machete menjadi ukulele di tengah perjalanan laut menuju Hawaii adalah karena ukuran ukulele yang lebih kecil menghasilkan frekuensi suara yang lebih tinggi dari instrumen machete. Frekuensi suara yang dihasilkan oleh ukulele dapat mengalahkan kerasnya bunyi ombak sehingga dapat dimainkan dengan suara yang jelas pada saat perjalanan di atas laut.

II.6.2 Analisa Jenis-Jenis Ukulele

Secara umum, ukulele diklasifikasikan menjadi empat jenis yang dibedakan berdasarkan ukuran, material, serta tuning-nya. Jenis-jenis dari instrumen ukulele yaitu soprano, concert, tenor, dan baritone. Setiap jenis memiliki karakteristik masing-masing dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan para pemain instrumen ukulele terhadap genre dan karakteristik lagu yang akan dimainkan.

II.6.2.1 Jenis-Jenis Ukulele Menurut Andy Mahardika

Wawancara dilakukan kepada Andy Mahardika, seorang pengrajin ukulele yang berdomisili di Bandung. Wawancara dilaksanakan di kediaman narasumber yang

bertempat di jalan Bukit Pakar utara no.31 pada tanggal 24 Januari 2016.

Menurut penuturan Andy Mahardika, ukuran dari sebuah ukulele menentukan karakteristik suara dari jenis ukulele tersebut. Prinsip umum dari karakteristik suara yang dihasilkan oleh ukulele adalah semakin kecil ukuran ukulele, maka semakin sedikit frekuensi yang dihasilkan. Ukulele soprano yang memiliki ukuran yang paling kecil diantara jenis ukulele lainnya menghasilkan suara dengan lingkup frekuensi yang lebih sedikit dan memiliki karakter suara dengan karakter treble. Semakin besar ukuran sebuah ukulele maka frekuensi suara yang

(36)

24 ukuran paling besar, frekuensi suara yang dihasilkan akan bervariasi mulai dari

frekuensi bass, middle, dan treble

II.6.2.1.1 Analisa Ukulele Soprano

Ukulele soprano merupakan ukulele dengan ukuran terkecil, dengan panjang 53 cm. Ukulele dengan jenis ini memiliki sistem tuning G5-C4-E4-A5. Karakteristik suara yang dihasilkan oleh ukulele soprano ini cenderung lebih treble. Ukulele soprano seringkali dimainkan untuk mengisi posisi instrumen ritem apabila dimainkan pada sebuah grup musik.

Gambar II.16 Ukulele Soprano Sumber : Dokumentasi pribadi (25/01/2016)

II.6.2.1.2 Analisa Ukulele Concert

Ukulele concert merupakan jenis ukulele berukuran lebih besar dari ukulele

(37)

25 Gambar II.17 Ukulele Concert

Sumber : Dokumentasi Ukeba (25/01/2016)

II.6.2.1.3 Analisa Ukulele Tenor

Ukulele tenor merupakan ukulele yang memiliki karakteristik suara yang “tajam” dan memiliki frekuensi yang lebih luas dibandingkan ukulele jenis soprano dan concert. Ukuran dari ukulele tenor adalah 66 cm dan memiliki sistem tuning yang

bervariasi. Diantaranya adalah sistem tuning A4-D4-F#4-B4, G4-C4-E4-A4, G3-C4-E4-A4 dan D4-G3-B3-E4. Sistem tuning yang bervariasi menyebabkan permainan ukulele tenor terdengar lebih kontras dibandingkan permainan dari ukulele soprano dan concert. Selain dapat digunakan sebagai instrumen yang mengisi posisi ritem, ukulele ini dapat dimainkan dengan sebagai instrumen pengalun melodi.

(38)

26 II.6.2.1.4 Analisa Ukulele Baritone

Ukulele baritone merupakan ukulele yang memiliki frekuensi suara yang paling luas dibanding jenis ukulele lainnya namun jarang digunakan dalam grup musik ukulele. Ukuran dari ukulele baritone adalah 74 cm dan memiliki sistem tuning yang sama dengan gitar, yaitu D3-G3-B3-E4. Kesamaan sistem tuning ukulele baritone dengan gitar menyebabkan ukulele jenis ini jarang dipergunakan karena tidak seunik jenis ukule lainnya yang memiliki sistem tuning yang berbeda dengan gitar pada umumnya.

Gambar II.19 Ukulele Baritone Sumber : Dokumentasi Ukeba (25/01/2016)

II.6.3 Teknik Permainan Ukulele

Teknik dasar dari permainan ukulele adalah pengetahuan mengenai kord yang dipergunakan pada setiap sistem tuning serta teknik strumming ukulele.

II.6.3.1 Kord

(39)

27 II.6.3.2 Strumming

Strumming merupakan teknik memetik ukulele untuk menghasilkan suara dari kord yang dimainkan. Strumming dapat dilakukan dengan cara memetik senar menggunakan jari atau dengan cara melakukan gerakan ayunan pergelangan tangan keatas (up strumming) maupun kebawah (down strumming). Menurut

penuturan dari situs ukeguide.com, teknik strumming ada beragam jenisnya mulai dari posisi lengan, hingga pola strumming.

II.6.3.2.1 Posisi Tangan dalam Teknik Strumming

Cara untuk memposisikan tangan dalam teknik strumming ukulele adalah sebagai berikut :

 Lemaskan pergelangan tangan yang dipakai untuk teknik strumming.  Posisikan lengan yang akan dipakai untuk teknik strumming di depan

dada.

 Tangan mengarah pada dada sebelah kiri (apabila menggunakan tangan

kanan untuk teknik strumming, apabila menggunakan tangan kiri maka berlaku sebaliknya).

 Posisi ibu jari diusahakan untuk selalu terbuka (tidak mengatup).

Posisi untuk melakukan teknik strumming dapat dilakukan di area body ukulele. Apabila posisi melakukan strumming dilakukan di dekat area bridge, maka suara yang dihasilkan akan lebih tajam, sedangkan strumming di posisi dekat neck akan menghasilkan suara yang lebih lembut.

II.6.3.2.2 Teknik Strumming Swing/Shuffle

Pada teknik swing, down strumming dilakukan dua kali lebih lama dari up strumming. Teknik strumming ini populer pada genre hawaiian, jazz, dan blues.

II.6.3.2.3 Teknik Strumming Simple Pattern

(40)

28 II.6.3.2.4 Teknik Strumming Chnking

Teknik strumming chnking dilakukan dengan cara melakukan up/down strumming sambil menahan senar menggunakan ujung telapak tangan sehingga suara senar menjadi teredam. Teknik ini menghasilkan suara perkusif pada saat dimainkan.

II.6.3.2.5 Teknik Strumming Dead Strum

Teknik ini juga menghasilkan suara perkusif, namun berbeda dengan teknik chnking. Pada teknik dead strum senar diredam dengan cara menghentikan getaran senar menggunakan semua jari pada tangan yang digunakan untuk membuat kord.

II.6.4 Analisa Fenomena Ukulele di Bandung

Indonesia memiliki musisi-musisi yang tersebar di setiap daerahnya, namun musisi-musisi ternama yang menggunakan instrumen ukulele sebagai media utama dalam bermusik terbilang jarang ditemui selain pada genre musik keroncong. Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki komunitas pecinta ukulele yang aktif, namun meskipun begitu popularitas ukulele

dapat dikatakan masih kalah apabila dibandingkan dengan instrumen petik lain seperti gitar. Observasi yang dilakukan pada toko alat musik di kota Bandung menunjukan perbedaan yang cukup mencolok pada kedua instrumen tersebut apabila ditinjau dari segi produk yang dipasarkan, dimana jenis-jenis gitar yang dijual jauh lebih lengkap daripada jenis-jenis ukulele yang dipasarkan.

(41)

29 II.6.5 Analisa Permasalahan Ukulele

Permasalahan yang terjadi pada instrumen ukulele adalah kurangnya media informasi yang diberikan mengenai jenis-jenis ukulele. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan terhitung bulan November 2015 hingga Januari 2016 terhadap beberapa toko buku dan perpustakaan daerah di Bandung adalah kurangnya media cetak atau buku yang membahas tentang instrumen ukulele. Sulitnya mencari media informasi tentang ukulele di Bandung menjadi salah satu faktor penghalang bagi masyarakat yang ingin mempelajari dan memahami instrumen ukulele. Hal tersebut dibuktikan pada wawancara yang dilakukan pada anggota komunitas Ukulele Bandung pada hari minggu tanggal 24 Januari 2016. Sebagian dari anggota menyatakan bahwa media informasi mengenai ukulele di Bandung sulit ditemukan, sehingga mempersulit dalam memberikan wawasan-wawasan mengenai ukulele. Kurangnya media informasi juga terkadang menghambat proses pembelajaran karena metode penyampaian pembelajaran, terutama pembelajaran kord, hanya dilakukan seminggu sekali saja, yaitu pada setiap hari minggu. Metode pembelajaran tersebut terkadang terasa kurang efektif karena harus sering mengulang materi yang sama setiap minggunya.

Sulitnya mencari media informasi tentang ukulele dapat dikaitkan dengan fenomena ukulele yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yaitu tingkat kepopuleran ukulele yang kalah populer dibandingkan instrumen lainnya sehingga dapat diasumsikan bahwa produsen ragu untuk menerbitkan media informasi yang

berhubungan dengan ukulele.

(42)

30 II.6.6 Pandangan Komunitas Ukeba mengenai permasalahan Ukulele

Setelah melakukan wawancara yang dilakukan pada hari minggu tanggal 24 Januari 2016 di taman Musik pada beberapa anggota komunitas Ukeba, para anggota berpendapat bahwa tidak hanya media informasi mengenai ukulele saja yang sulit didapatkan, instrumen ukulele untuk keperluan tampil di sebuah acara juga sulit ditemukan di toko-toko musik, sehingga untuk mendapatkan ukulele yang sesuai dengan kebutuhan harus dengan cara memesan terlebih dahulu pada vendor-vendor alat musik tertentu maupun memesan secara online.

Anggota komunitas Ukeba berpendapat bahwa sulitnya menemukan jenis ukulele untuk keperluan pentas seperti jenis ukulele tenor, concert, soprano, dan ukulele hybrid jenis bass di toko alat musik, khususnya di Bandung dikarenakan para produsen alat musik di Indonesia masih belum melihat potensi pasar yang kuat untuk menjual ukulele dikarenakan popularitas ukulele masih kalah dibanding instrumen lain seperti gitar, piano, dan drum. Terbatasnya jenis-jenis ukulele yang ditawarkan di toko musik dapat membuat pembeli maupun masyarakat yang berkunjung ke toko musik berasusmsi bahwa ukulele tidak memiliki beragam

jenis, padahal ukulele memiliki jenis-jenis yang berbeda sesuai dengan kebutuhan permainannya.

II.6.7 Kesimpulan Analisa Gitar Ukulele

Setelah meninjau hasil keseluruhan analisa dari paparan yang telah dijabarkan

(43)

31 didukung oleh media informasi mengenai pembelajaran tentang ukulele. Materi

tentang ukulele seperti jenis tuning dan kord perlu disampaikan secara berulang-ulang, namun pertemuan yang hanya dilakukan seminggu sekali dan kurangnya media informasi mengenai pembelajaran ukulele menjadi salah satu faktor penghambat bagi masyarakat yang ingin mempelajari ukulele.

Meninjau dari permasalahan yang ada, maka solusi yang dapat dilakukan adalah dengan cara merancang sebuah informasi mengenai ukulele, khususnya mengenai tuning dan kord ukulele yang dapat menambah wawasan dan juga dapat

(44)

32 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara, sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Faturrohman, 2007:3). Adapun pengertian perancangan menurut KBBI tahun 2008 yaitu sebuah kegiatan yang melibatkan perencanaan. Strategi perancangan dapat disimpulkan sebagai tindakan dengan kiat-kiat perencanaan yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan. Definisi tersebut diimplementasikan pada perancangan yang penulis lakukan dengan cara membuat sebuah konsep desain yang dapat memberikan manfaat dan pengetahuan kepada khalayak sasaran yang dimaksud, serta memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran mengenai tuning dan kord ukulele.

III.1.1 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dari perancangan ini mengambil sampel dari sebuah komunitas

ukulele di Bandung yang memiliki anggota dari berbagai kalangan masyarakat.  Demografis

 Usia : Remaja hingga dewasa (13-25 tahun)  Status Ekonomi : Menengah dan menengah keatas.  Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

 Pekerjaan : Pelajar, Karyawan, Musisi  Pendidikan : SMP – Universitas

 Kenegaraan : Indonesia (Primer), Internasional (Sekunder)  Psikografis

Psikografis khalayak sasaran pada perancangan ini diantaranya adalah penggemar, peminat, pemain ukulele, dan pemusik yang berusia 13-35 tahun. Khalayak yang dituju mempunyai hobi bermain musik, mendengarkan musik, maupun kolektor alat musik. Khalayak sasaran juga memiliki kecenderungan untuk menggunakan gadget berupa ponsel pintar

(45)

33  Geografis

Sasaran geografis dari perancangan ini adalah warga negara Indonesia (sebagai sasaran khalayak primer) dan internasional (sebagai sasaran khalayak sekunder) karena produk akan dipasarkan pada sebuah situs yang dapat diakses oleh orang-orang dari berbagai belahan dunia. Masyatakat Indonesia memiliki minat yang cukup tinggi terhadap ukulele, dibuktikan dengan banyaknya komunitas-komunitas ukulele. Bandung adalah salah satu acuan dari pembuktian tingginya minat ukulele karena selain memiliki komunitas ukulele yang aktif, juga sering diadakannya acara-acara yang mengusung tema ukulele.

III.1.1.2 Consumer Insight

Khalayak sasaran dari perancangan ini adalah masyarakat berusia 13-25 tahun yang memiliki status pelajar tingkat SMP hingga universitas maupun karyawan dengan tingkat ekonomi menengah hingga menengah keatas. Adapun hobi dari

khalayak sasaran adalah bermain musik, mempelajari instrumen musik, dan juga mendengarkan musik.

Alasan khalayak sasaran dalam mempelajari instrumen musik, khususnya instrumen musik ukulele adalah karena khalayak sasaran memiliki rasa keingintahuan serta ingin bisa mempelajari instrumen ukulele untuk tujuan kesenangan pribadi maupun untuk kebutuhan pertunjukan. Adapun miskonsepsi yang sering terjadi diantara para musisi yang baru mempelajari instrumen ukulele adalah jenis tuning yang digunakan. Sebagian menganggap bahwa sistem tuning ukulele sama dengan instrumen gitar, padahal ukulele memiliki sistem tuning yang berbeda-beda tergantung jenis ukulele yang dimainkan.

III.1.2 Tujuan Komunikasi

(46)

34 III.1.3 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi merupakan sebuah upaya yang dilakukan agar informasi yang disampaikan dapat tepat sasaran dan diterima dengan baik oleh khalayak. Dalam perancangan ini, upaya pendekatan komunikasi dilakukan pada aspek user interface yaitu tampilan visual media secara keseluruhan, serta user experience

yaitu kesan atau pengalaman user saat menggunakan media. Kedua aspek tersebut diterapkan pada pendekatan komunikasi visual dan komunikasi verbal.

III.1.3.1 Pendekatan Komunikasi Visual

Gambar III.1 Referensi Gaya Visual Sumber :

https://store-images.s- microsoft.com/image/apps.54947.9007199266251809.4b71631b-b8c3-4a22-b3cb-

77822263de7e.eb03f00e-e72d-4874-a566-4edce9dbade8?w=580&h=326&q=60&mode=letterbox&background=black (Diakses pada 06/06/2016)

Pendekatan visual yang dipergunakan adalah dengan merancang user interface menggunakan ilustrasi dengan teknik digital painting yang bertujuan untuk menggambarkan visual yang menyerupai objek aslinya. Kemiripan tampilan visual dengan objek aslinya dimaksudkan supaya khalayak sasaran seolah-olah dapat berinteraksi secara langsung dengan objek yang ditampilkan pada media

dan juga untuk memudahkan khalayak dalam mengenali visual objek yang ditampilkan.

III.1.3.2 Pendekatan Komunikasi Verbal

(47)

35 bahasa yang dipergunakan adalah bahasa non formal atau bahasa sehari-hari.

Penggunaan dan jenis bahasa yang dipilih diharapkan dapat memberikan kesan (user experience) yang membuat pengguna merasa nyaman dan senang saat menggunakan media. Strategi komunikasi verbal yang dilakukan pada media utama diantarnya dengan cara memberikan keterangan berupa teks penjelasan pada tiap objek (button atau visual lain yang memerlukan keterangan) agar mempermudah khalayak dalam mengetahui maksud dari visual yang ditampilkan. Penggunaan tagline juga dipergunakan untuk menarik minat khalayak sasaran.

III.1.4 Materi Pesan

Berikut adalah poin-poin dari materi pesan yang akan disampaikan :

1. Sistem tuning yang dipergunakan pada ukulele jenis soprano, concert, tenor, dan baritone.

2. Perbedaan kord dari tiap-tiap jenis tuning ukulele.

III.1.5 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang dipergunakan diantaranya adalah gaya bahasa :  Deskripsi, yaitu pemaparan mengenai perincian tentang sesuatu.  Definisi, yaitu memberikan peryataan mengenai sesuatu.

 Eksemplifikasi, yaitu penjabaran dengan menggunakan sebuah contoh.

III.1.6 Mandatory

Mandatory dari perancangan aplikasi ini adalah Google Playstore, sebuah layanan

milik perusahaan teknologi multinasional Google, yang memasarkan aplikasi-aplikasi maupun konten multimedia lainnya untuk smartphone berbasis Android.

III.1.7 Strategi Kreatif

(48)

36 objek aslinya. Fungsi interaktif dari tiap halaman konten dibuat sesederhana

mungkin dengan tujuan untuk mempermudah penggunaan media, serta digunakan audio sebagai sarana pendukung dalam memberikan informasi yang akan disampaikan.

I.7.1 Visualisasi

Tampilan visual dalam perancangan media ini seperti yang telah dibahas pada BAB sebelumnya yaitu dengan gaya realis menggunakan teknik digital painting, yaitu membuat gambar secara digital menggunakan software pengolah gambar seperti software Adobe Photoshop. Gambar asli dari objek yang akan digunakan sebagai konten visual digambar kembali secara digital lalu dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan perancangan. Tampilan visual secara umum pada perancangan ini memiliki nuansa kayu mahogany yang identik dengan ukulele, maka penggunaan tekstur kayu sebagai visual pendukung banyak digunakan dalam perancangan ini.

Tipografi utama yang akan digunakan adalah tipografi yang mewakili bentuk dan

nuansa ukulele, sedangkan tipografi pada bagian body text akan menggunakan font yang mengutamakan jenis huruf dengan tingkat keterbacaan yang baik.

I.7.2 Copywriting

Penggunaan teks dan kalimat yang tepat dalam perancangan ini dilakukan agar

pesan yang terkandung dapat disampaikan secara tepat sasaran.  Nama Produk

(49)

37 dapat mempermudah penggunanya untuk mengatur serta menyesuaikan

tuning ukulele dan mempelajari cara memainkan kord ukulele.  Kalimat Pendukung

Kalimat pendukung berbahasa Inggris seperti “Chord Bank & Tuning Systems for your Ukulele” dipergunakan untuk media utama sebagai

kalimat deskriptif yang diharapkan dapat memberitahukan maksud dan tujuan dari aplikasi. Kalimat pendukung berbahasa Indonesia seperti “Ngulik Ukulele lebih mudah” digunakan untuk media pendukung sebagai kalimat deskripsi yang juga mempersuasi khalayak sasaran.

 Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas pada perancangan media utama menggunakan bahasa Inggris yang mudah dimengerti, contohnya adalah “Choose your tuning” yang artinya “Pilih jenis tuning” dan “Pick your chord” yang artinya “Pilih kord yang kamu inginkan”.

 Versi Produk

Perancangan produk aplikasi yang dibuat akan selalu diperbaharui, maka dari itu versi dari produk akan selalu ditampilkan di halaman utama.

III.1.8 Strategi Media

Media yang dipergunakan akan ditekankan pada kemudahan dari penyerapan informasi dan efisiensi dalam pembelajaran teknik bermain ukulele. Selain memuat konten visual, konten audio juga dipergunakan sebagai sarana pendukung dari konten visual. Media utama akan dibuat menjadi dua versi, yaitu versi gratis

dan versi berbayar.

III.1.8.1 Media Utama

(50)

38 III.1.8.1.1 Aplikasi Android

Pengertian aplikasi menurut Hendrayudi (2009:43) adalah kumpulan perintah program yang dibuat untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu (khusus). Adapun pengertian android menurut Arifianto (2011:1) yaitu merupakan perangkat bergerak pada sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis linux. Pengertian aplikasi Android berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan sebagai kumpulan perintah program berbasis Linux pada sebuah sistem operasi seluler yang dibuat untuk melakukan pekerjaan tertentu.

Pendekatan navigasi pada aplikasi Android merupakan hal yang penting, oleh karenanya perancangan ini akan memuat navigasi yang praktis sehingga khalayak sasaran tidak akan kebingungan dalam mengakses informasi.

Konten yang akan dimuat dalam perancangan aplikasi ini adalah ukulele tuner untuk jenis tuning soprano, concert, tenor, dan baritone, serta panduan kord dari tiap jenis ukulele tersebut.

III.1.8.1.2 Sistem Navigasi

Sistem navigasi dari perancangan ini didesain agar setiap halaman konten dapat terhubung dengan halaman utama, dimana halaman utama memiliki akses ke semua halaman. Halaman tuning systems dan chords bank juga terhubung agar pengguna aplikasi dapat menuju langsung ke halaman chords bank setelah

menyelesaikan konfigurasi tuning tanpa harus kembali ke main menu.

Gambar III.2 Sistem Navigasi

(51)

39 III.1.8.1.3 Wireframe

Untuk menghindari visual yang bertumpuk maka dibuat halaman yang terpisah-pisah dengan tampilan yang minimalis. Halaman utama merupakan halaman pertama yang akan dituju pada saat pengguna aplikasi. Sub konten dari halaman utama adalah halaman tuning systems dimana pengguna aplikasi dapat mengatur

sistem tuning yang diinginkan, lalu halaman chords bank dimana pengguna aplikasi dapat mempelajari kord dari sistem tuning yang telah ditentukan.

Gambar III.3 Wireframe

Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

III.1.8.2 Media Pendukung

Adapun media pendukung dari strategi perancangan ini yaitu :  Aksesoris musik (pick gitar)

Pick gitar merupakan sebuah alat bantu untuk memainkan teknik

strumming pada gitar. Pick gitar didapatkan apabila pengguna aplikasi

(52)

40  T-shirt

T-shirt yang digunakan sebagai media pendukung adalah kaos dengan

lengan pendek. Pemilihan T-shirt sebagai media pendukung diharapkan dapat mempromosikan media utama pada khalayak luas. T-shirt akan diberikan sebagai bonus dari pembelian aplikasi versi pro selama masa promosi.

 Stiker

Stiker merupakan sebuah media informasi visual yang dapat ditempelkan pada benda-benda tertentu. Pemilihan stiker sebagai media pendukung

diharapkan dapat menambah ketertarikan khalayak umum terhadap media utama. Stiker akan dibagikan pada komunitas ukulele dan komunitas musik lain yang ada di Bandung.

 Brosur

Brosur merupakan sebuah terbitan berupa selembaran yang akan disebarkan pada khalayak sasaran yang telah ditentukan. Jenis brosur yang dibuat adalah brosur bi-fold atau brosur dengan dua lipatan. Brosur dibuat sebagai salah satu media pendukung yang akan disebarkan kepada anggota komunitas ukulele maupun penggemar dan peminat ukulele.

Icon Aplikasi

Icon aplikasi merupakan sebuah simbol yang mencirikan aplikasi yang

dimaksud, dan biasanya ditampilkan pada layar ponsel. Icon aplikasi yang digunakan dalam perancangan akan otomatis muncul di layar ponsel apabila proses pengunduhan aplikasi telah selesai.

Online Advertisment

Online Advertisment merupakan sebuah strategi pemasaran melalui media

online. Media pendukung yang dipilih untuk online advertisment adalah poster digital yang akan disebarkan melalui sosial media seperti Instagram, Twitter, dan Facebook.

III.1.9 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

(53)

41 free version (gratis) dan pro version (berbayar). Versi gratis memiliki konten yang

dibatasi, untuk membuka seluruh konten maka dibutuhkan pemutakhiran aplikasi menjadi versi berbayar. Versi gratis dibuat sebagai sampel dan sebagai strategi agar khalayak sasaran tertarik untuk mengunduh aplikasi versi pro. Adapun perbedaan fitur-fitur yang akan didapat pada kedua versi yaitu sebagai berikut:

Tabel III.1 Fitur Aplikasi “Tune & Play Uke” Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

Fitur Free Version Pro Version

Sistem tuning ukulele soprano dan concert  

Sistem tuning ukulele tenor  

Sistem tuning ukulele baritone  

Kord Standard (Maj, Min, 7)  

Kord Tambahan (Maj7, Min7, Dim, dsb.)  

Media utama akan diunggah pada layanan Google Playstore dimulai pada bulan Januari tahun 2017. Selama tiga bulan pertama akan diadakan periode promosi dimana pihak yang mengunduh aplikasi versi pro akan diseleksi untuk mendapatkan hadiah berupa t-shirt dan pick gitar. Tujuan dari periode promosi ini adalah untuk memberitahukan masyarakat bahwa aplikasi sudah tersedia dan dapat di unduh di layanan Google Playstore, dan juga sebagai strategi agar masyarakat segera mengunduh aplikasi versi pro agar mendapatkan bonus dengan

edisi terbatas.

Online advertisment akan dipublikasikan pada situs sosial media seperti

(54)

42 Tabel III.2. Tabel waktu distribusi 2017

Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

Media Periode Waktu Distribusi Tahun 2017

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Adapun titik pendistribusian dari media utama dan media pendukung seperti yang ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel III.3 Tabel titik pendisitribusian Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

Media Play Store Toko Musik Instagram Twitter FB

(55)

43 III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan dalam perancangan media aplikasi berbasis android ini akan menyesuaikan dengan aspect ratio dari tiap ukuran ponsel yang memiliki sistem operasi Android namun orientasi tampilan akan di kunci pada tampilan portrait. Template pembuatan user interface atau tampilan antar muka dibuat pada resolusi 1920 x 1080 pixel.

III.2.2 Tata Letak

Tata letak pada perancangan aplikasi “Tune &Play Uke” lebih menekankan pada aspek kemudahan menyerap informasi, maka dari itu perancangan tata letak pada halaman menghindari tampilan visual yang ramai dan bertumpuk dan hanya menggunakan elemen-elemen yang diperlukan saja. Adapun elemen yang dimaksud pada perancangan tata letak ini adalah elemen grafis, dan tipografi. Berikut adalah contoh sketsa wireframe dalam tampilan sebuah halaman.

Gambar III.4 Layout Halaman Sistem Tuning Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

III.2.3 Huruf

(56)

44 karena memiliki struktur font yang tegas, namun memiliki sudut yang berliku

pada bagian serif. Sedangkan pemilihan font Open Sans pada body text dipilih karena memiliki tingkat keterbacaan yang baik.

Gambar III.5 Jenis Tipografi

Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi yang dibuat pada perancangan aplikasi “Tune & Play Uke” dibuat menggunakan gaya realis dengan teknik digital painting, yaitu teknik memproduksi sebuah gambar menggunakan perangkat lunak pengolah gambar seperti Adobe Photoshop. Ilustrasi dengan gaya realis dibuat agar pengguna aplikasi merasakan pengalaman seperti berinteraksi dengan objek asli. Nuansa kayu yang dominan dipergunakan untuk menrepresentasikan instrumen ukulele yang secara material menggunakan kayu sebagai bahan pembuatannya.

(57)

45 Teknik pembuatan ilustrasi dimulai dengan cara mengambil foto referensi objek,

kemudian digambar ulang menggunakan software Adobe Photshop CS 5 agar bisa dimodifikasi dari segi warna, bentuk, dan penambahan tekstur, sehingga bisa sesuai dengan konsep perancangan.

III.2.5 Logo

Konsep pembuatan logo dibuat mewakili fungsi aplikasi, yaitu aplikasi pembelajaran ukulele. Logo yang dibuat merupakan gabungan dari tipografi dan elemen grafis visual yang mewakili ukulele. Adapun visual ukulele yang digunakan adalah ukulele soprano. Konsep gestalt juga dipergunakan dalam pembuatan logo agar lebih menarik secara tampilan.

Gambar III.6 Proses Pembuatan Logo Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

Jenis font yang digunakan pada tulisan “Tune & Play” adalah Museo. Font Museo dipilih karena dirasa dapat mewakili media utama perancangan yang memiliki kesan “serius tapi santai”.

(58)

46 III.2.6 Elemen Visual

Perancangan elemen visual dalam aplikasi “Tune & Play Uke” mengikuti bentuk-bentuk visual dari ukulele. Berikut adalah penggunaan bentuk-bentuk ukulele yang diaplikasikan pada elemen visual yang ada dalam perancangan.

Gambar III.8 Elemen Visual

Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

III.2.7 Warna dan Tekstur

Warna yang dipergunakan adalah warna-warna yang dipergunakan pada material ukulele. Pemilihan warna yang menyesuaikan dengan material ukulele dimaksudkan agar tampilan aplikasi secara warna dapat mewakili instrumen ukulele tersebut. Adapun skema warna yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

 Tekstur serta warna kayu nuansa cokelat gelap dan terang

Pemilihan tekstur kayu nuansa cokelat dan terang digunakan agar tampilan visual dapat mewakli ukulele yang menggunakan material kayu sebagai

bahan utamanya. Kedua tekstur tersebut digunakan sebagai background.  Cokelat terang / Krem

Warna cokelat terang diambil dari warna material ukulele yang bernama nut. Penggunaan warna cokelat terang digunakan untuk memberikan

(59)

47  Cokelat gelap

Warna cokelat gelap diambil dari tekstur kayu cokelat gelap. Penggunaan warna cokelat gelap digunakan apabila background berwarna cokelat terang atau putih.

 Putih

Warna putih digunakan sebagai warna yang menguatkan kontras apabila background yang dipakai adalah tekstur kayu.

 Hitam

Warna hitam digunakan sebagai salah satu warna background yang menguatkan kontras apabila objek utama yang digunakan berwarna terang.

Gambar III.9 Skema Warna

Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

III.2.8 Audio

(60)

48 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Proses Perancangan Aplikasi “Tune & Play Uke”

Proses perancangan dimulai dengan tahapan pembuatan sistem navigasi dan sketsa wireframe pada aplikasi. Perancangan sistem navigasi pada aplikasi perancangan ini dikonsepkan agar pengguna aplikasi sebisa mungkin tidak kebingungan dalam mengakses konten yang diinginkan. Navigasi yang dipergunakan dalam perancangan ini diharapkan tidak menimbulkan kebingungan bagi pengguna aplikasi. Maka dari itu dibuatlah beberapa alternatif sketsa sistem navigasi hingga akhirnya terpilih satu yang paling sesuai, yaitu sistem navigasi “alternatif 2” seperti yang ditunjukan oleh gambar berikut :

(61)

49 Konsep sketsa wireframe dibuat sebagai sketsa dasar peletakan elemen-elemen

yang akan dipergunakan pada aplikasi. Adapun aspek yang diperhatikan dalam membuat sketsa wireframe adalah tata letak elemen visual pada sebuah halaman harus dapat memudahkan pengguna aplikasi dalam mengakses konten yang dimuat dan pesan yang dimuat dapat tersampaikan dengan baik.

Gambar IV.2 Sketsa Wireframe Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

(62)

50 Gambar IV.3 Aset Visual

Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

Data audio dikonversi menjadi file dengan ekstensi .ogg agar memiliki ukuran file yang lebih kecil sehingga file audio dapat dimuat dengan jumlah yang banyak pada aplikasi yang dirancang.

Gambar IV.4 Pengolahan Audio Sumber : Dokumentasi pribadi (06/06/2016)

(63)

51 Gambar IV.5 Tahap Pemrograman Aplikasi

Sumber : Dokumentasi pribadi (27/07/2016)

Gambar IV.6 Tahap Pengkonversian Aplikasi Sumber : Dokumentasi pribadi (06/08/2016)

IV.2 Media dan Teknis Produksi

Berikut merupakan konsep produksi, konsep perwujudan material, serta teknis produksi media utama dan media pendukung.

IV.2.1 Media Utama

 Media : Aplikasi Android

(64)

52 Gambar IV.7 Icon Launcher Media Utama

(65)

53 Gambar IV.8 User Interface “Tune & Play Uke”

(66)

54 Gambar IV.9 Screenshot Halaman Tuning.

(67)

55 Gambar IV.10 Screenshot Halaman Chords.

(68)

56 IV.2.2 Media Pendukung

 Media : Pick Gitar

 Ukuran : 0.8 mm

 Material : Plastik

 Teknis Produksi : Digital Printing Full Color

Gambar IV.11 Pick Gitar

(69)

57

 Media : T-Shirt

 Ukuran : Small, Medium, Large, Extra Large  Material : Kaos Gildan

 Warna : Hitam, Putih

 Teknis Produksi : Sablon Direct to Garment

Gambar IV.12 T-Shirt

(70)

58

 Media : Stiker

 Ukuran : 6 cm x 4 cm

 Material : Vinyl

 Teknis Produksi : Cetak Digital

Gambar IV.13 Stiker

(71)

59  Media : Brosur Bi-Fold

 Ukuran : A4

 Material : Kertas Art Paper 80gsm  Teknis Produksi : Cetak Digital

Gambar IV.14 Tampak Depan Brosur Sumber : Dokumentasi pribadi (07/08/2016)

(72)

60

 Media : Icon

 Ukuran : 144 x 144 pixel

 File : .ico

 Teknis Produksi : Display Smartphone

Gambar IV.16 Icon

(73)

61  Media : Poster Online

 Ukuran : 800 x 800

 Material : Kertas Art Paper 80gsm

 Teknis Produksi : Publikasi di Instagram, Twitter, Facebook

Gambar IV.17 Poster Online

Gambar

Gambar II.13 Anatomi Ukulele.
Gambar II.14 Anatomi gitar.
Gambar II.15 Komunitas Ukeba  Sumber : Dokumentasi pribadi (24/01/2016)
Gambar II.16 Ukulele Soprano
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kajian tentang adanya tujuan dan manfaat dari pendidikan seks, maka penulis berpendapat bahwa dengan memberikan pendidikan tentang seks kepada anak,

Pembelajaran yang baik memerlukan adanya perencanaan yang sistematis. Memilih media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik agar

desain. Hasil dari penelitian pada Sekolah PPPK Petra dilakukan perancangan media komunikasi dan informasi dalam bentuk aplikasi smartphone berbasis

Berdasarkan hasil pengujian black box testing, fitur tuner pada aplikasi berhasil mendapatkan frekuensi dari suara inputan user menggunakan metode Fast Fourier Transform dengan

Hasil penelitian ini berupa aplikasi pembelajaran doa harian untuk anak usia dini pada smartphone berbasis Android yang menyajikan doa harian dalam bentuk elemen

Permasalahan dimensi pada sistem pengukuran di dalam ruangan dapat dikurangi dengan teknik pengukuran antena medan dekat, kemudian menggunakan metode analitis

Berdasarkan permasalahan yang dijabarkan di atas, untuk mempermudah Jemaah dan masyarakat mendapatkan informasi kegiatan mengenai Masjid Agung Madaniyah, serta agar dapat memudahkan

Gagal Dari hasil pengujian algoritma dengan 4 tipe teks dan kunci yang berbeda-beda yang sudah dilakukan maka dapat diketahui bahwa algoritma penggabungan antara caesar cipher dan