• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERLAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN TIK TERHADAP GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 2 KENDAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERLAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN TIK TERHADAP GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 2 KENDAL"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

i

TERHADAP GURU DALAM PROSES BELAJAR

MENGAJAR DI SMP NEGERI 2 KENDAL

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Oleh

Karina Amalia Wulandari NIM.5302411015

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

iv

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah urusan dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah

kamu berharap. (Qs. Al-Insyiroh: 6-8)

Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang

sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang –

orang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan

mendapat pembalasan yang baik. (Qs. Al-Khafi: 2)

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

 Kedua orangtuaku Ibu Hartati dan Ayah Catur Rudito Adi Nugroho, sebagai tanda cinta kasihku kepada beliau.

 Mas kandungku Andika Fajar Setiadi yang tersayang, dengan iringan doa yang tiada terputus.

 Mas Indra Kurniawan, yang senantiasa memberi dukungan semangat.

(5)

v

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal”dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang.

Terselesaikannya laporan skripsi ini berkat bantuan dari beberbagai pihak. Untuk itu diucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik.

2. Drs. Suryono, M. T, selaku ketua jurusan Teknik Elektro.

3. Feddy Setio Pribadi, S.Pd, M.T., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer.

4. Dr. H. Noor Hudallah, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan.

5. Dr. H. Eko Supraptono, M.Pd., selaku Dosen Penguji 1. 6. Drs. Said Sunardiyo, M.T., selaku Dosen Penguji 2.

7. Sri Hardanto, S.Pd., M.M., Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kendal. 8. Imron Rosyidi, guru TIK SMP Negeri 2 Kendal.

9. Siswa SMP Negeri 2 Kendal, atas bantuan dalam penelitian. 10.Teman-teman PTIK 2011, teman-teman seperjuangan.

11.Seluruh pihak yang sudah membantu dalam menyusun laporan ini.

Semoga laporan skripsi ini dapat memberi manfaat sebagaimana diharapkan. Aamiin

(6)

vi

Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Noor Hudallah.

Kata kunci: Layanan Bimbingan TIK, Guru TIK, Guru Mata Pelajaran Ujian Nasional

Perkembangan teknologi komputer dan media pembelajaran menuntut guru memberikan inovasi baru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan. Namun, tidak semua guru mampu mengoperasikan teknologi komputer dan mengembangkan media pembelajaran dengan baik. Sehingga, perlu adanya pelayanan bimbingan TIK yang difasilitasi guru TIK kepada guru mata pelajaran agar dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hasil keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket. Sample dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, yaitu guru Matematika sebanyak 5 orang, guru Bahasa Indonesia sebanyak 5 orang, guru Bahasa Inggris sebanyak 4 orang dan guru IPA Terpadu sebanyak 4 orang, jumlah seluruhnya 18 orang. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan validasi ahli.

(7)

vii

JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah ... 6

2.3. Penelitian Yang Relevan ... 15

2.4. Kerangka Berfikir ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan... 21

3.2. Populasi ... 21

3.3. Sampel ... 21

(8)

viii

4.1. Hasil Penelitian... 29

4.2. Analisis Data ... 32

BAB V PENUTUP ... 42

5.1. Simpulan ... 42

5.2. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(9)

ix

Tabel 1.Jumlah Sampel Penelitian ... 22

Tabel 2.Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 23

Tabel 3. Kriteria Sekor Nilai ... 25

Tabel 4.Kriteria Sekor Analisis ... 26

Tabel 5.Range Interval Sekor ... 28

Tabel 6.Hasil Angket Penelitian ... 30

Tabel 7.Hasil Analisis Responden ... 32

(10)

x

Halaman

Gambar 1. Kerangka Fikir ... 20

Gambar 2. Grafik Hasil Penelitian Berdasarkan Persentase Seluruh Item pada Indikator Angket Penelitian ... 31

Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian Berdasarkan Persentase Responden ... 33

Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Berdasarkan Persentase Indikator ... 36

Gambar 5. Pengambilan Data Melalui Angket ... 68

(11)

xi

Lampiran 2. Surat Pemohonan Penelitian ... 49

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 52

Lampiran 4. Surat Keterangan Kurikulum 2013 ... 53

Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen ... 54

Lampiran 6. Angket Guru ... 55

Lampiran 7. Contoh Hasil Angket Guru ... 57

Lampiran 9. Hasil Uji Angket ... 67

(12)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Butir 1 menyatakan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Undang-undang tersebut dirumuskan dengan berlandaskan pada dasar

falsafah negara Pancasila yang menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan dicapai dalam kurikulum.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pengertian kurikulum dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 Pasal 1 ayat (9), ialah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

(13)

Imas Kurniasih (2014: 1) menyatakan kurikulum di Indonesia tercatat sudah mengalami sembilan kali perubahan kurikulum pasca kemerdekaan Indonesia. Pada kurikulum periode tahun 1947 sampai tahun 1994, kurikulum di Indonesia bersifat sentralistik, sedangkan penerapan kurikulum secara desentralistik terjadi ketika diberlakukan kurikulum KBK (2004) dan KTSP (2006). Kurikulum secara desentralistik adalah kurikulum di mana sekolah mempunyai tanggung jawab mengembangkan kurikulum untuk diterapkan di setiap satuan pendidikan masing-masing.

Menurut Oemar Hamalik (2002: 58) pembuatan keputusan dalam pembinaan kurikulum bukan saja menjadi tanggung jawab para perencana kurikulum, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab para guru di sekolah. Demikian pula guru harus mampu membuat aneka macam keputusan dalam pembinaan kurikulum. Pada dasarnya betapa pun baiknya suatu kurikulum, berhasil atau tidaknya akan sangat bergantung kepada tindakan-tindakan guru di sekolah dalam melaksanakan kurikulum itu. Tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan guru dalam memahami tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.

(14)

Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah dengan niatan untuk perbaikan sistem pendidikan.

Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pasti memiliki kekurangan dan kelebihan yang perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan nasional tercapai dengan baik. Kemendikbud memutuskan bahwa kurikulum 2013 tidak akan diterapkan secara serentak di seluruh sekolah di Indonesia. Implikasi dari pernyataan tersebut adalah penyusunan dan pelaksanaan kurikulum 2013 oleh satuan pendidikan harus memperhatikan kebutuhan, karakteristik dan potensi satuan pendidikan (internal) serta lingkungan di daerah setempat.

Standar kurikulum 2013 yang menekankan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis tematik integratif. kurikulum 2013 juga menuntut guru untuk melakukan pembelajaran berbasis pendekatan sains. Guru juga dituntut untuk tidak hanya memiliki kompetensi profesional, namun juga harus memiliki kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian. Kompetensi pedagogik guru perlu untuk diketahui karena kompetensi tersebut berkaitan dengan pengembangan kurikulum serta proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.

Dalam pencapaian tujuan pembelajaran sesuai kurikulum 2013, peran TIK menjadi sangat penting bagi guru dan peserta didik dalam mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam rangka untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.

(15)

pembelajaran, salah satunya sesuai dengan ketentuan baru mengenai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi kurikulum 2013, dimana guru TIK harus mencari, mengolah, menyiapkan, mendistribusikan, menyajikan, menginformasikan serta memanfaatkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran untuk membimbing peserta didik, menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah guna memfasilitasi sesama guru, serta memfasilitasi tenaga kependidikan dalam menerapkan dan mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah berbasis TIK.

Layanan bimbingan TIK sebagai Proyek Rintisan berbasis kurikulum 2013 sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 68 tahun 2014 merupakan program bimbingan dan fasilitasi TIK bagi peserta didik, sesama guru mata pelajaran dan tenaga kependidikan di sekolah untuk memanfaatkan TIK sebagai sumber dan/atau sarana belajar di sekolah. Layanan bimbingan TIK dapat dilaksanakan dengan klasikal atau kelompok dan individu dengan beban kerja guru TIK melakukan bimbingan paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik pertahun pada 1 (satu) atau lebih satuan pendidikan.

(16)

yang gampang diimplementasikan karena berhubungan dengan guru yang berkualifikasi akademik TIK dan bersertifikat pendidik TIK. Apabila guru tidak berkualifikasi akademik TIK tetapi telah bersertifikat pendidik TIK dan di sekolah tidak terdapat guru TIK yang memiliki kualifikasi akademik TIK maka yang bersangkutan tetap dapat mengajar TIK pada kelas IX SMP untuk tahun pelajaran 2014/2015 sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru TIK dan KKPI.

SMP Negeri 2 Kendal merupakan salah satu sekolah yang menjadi Proyek Rintisan Kurikulum 2013 dan satu-satunya sekolah yang telah memberlakukan layanan bimbingan TIK di Kabupaten Kendal.

Dari hasil observasi di lapangan dengan guru Mata Pelajatan TIK serta pengamatan di dalam kelas VIII SMP Negeri 2 Kendal pada tahun pelajaran 2014/2015, diketahui bahwa Keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap Guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal belum sepenuhnya dilaksanakan dan dipahami oleh Guru Mata Pelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru TIK, kurangnya persiapan pembelajaran dengan mengembangkan sumber belajar melalui media pembelajaran berdampak pada minat siswa dalam menerima materi yang diajarkan, sehingga siswa akan merasa bosan apabila materi pembelajaran hanya disampaikan melalui metode ceramah tanpa ada pengembangan belajar melalui media pembelajaran. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap penilaian pembelajaran dan pelaporan hasil belajar siswa.

(17)

itu, perlu adanya layanan bimbingan TIK dari guru TIK terhadap guru mata pelajaran lain agar persiapan pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian pembelajaran dan pelaporan hasil belajar dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Dari pemecahan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “ Keterlaksanaan Layanan Bimbingan TIK Terhadap Guru dalam Proses Belajar Mengajar di SMP Negeri 2 Kendal”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas, maka dapat ditarik beberapa identifikasi masalah yang timbul sebagai berikut :

1.2.1 Tidak semua sekolah yang menjadi Proyek Rintisan berbasis kurikulum 2013 telah memberlakukan layanan bimbingan TIK yang menjadikan kurangnya pemahaman mengenai implementasi layanan bimbingan TIK.. 1.2.2 Kurangnya inovasi dalam kegiatan pembelajaran.

1.3. Pembatasan Masalah

Guna memberikan kejelasan dan menghindari penafsiran yang salah pada penelitian, maka batasan masalah penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1.3.1 Keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap Guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal yang akan menjadi objek pada penelitian ini.

(18)

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap Guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal.

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hasil keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap Guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal.

1.6. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini manfaat penelitian yang akan diperoleh, yaitu:

1.6.1 Memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap Guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal. 1.6.2 Meperoleh bahan masukan pada sekolah sasaran dan guru mengenai

pemberlakuan layanan bimbingan TIK terhadap Guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal untuk meningkatkan kemampuan profesional dalam pembelajaran dan kompetensi sesuai tuntutan Kurikulum 2013.

(19)

8 2.1. Layanan Bimbingan TIK

Saat ini dunia telah memasuki era informasi yang berkembang dan terus berkembang. Informasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan baik instansi pemerintah maupun swasta. Teknologi yang berkembang menyediakan kesempatan yang besar untuk pengembangan manajemen pendidikan dan proses pembelajaran yang berkualitas di sekolah melalui pemanfaatan TIK. Dengan demikian TIK memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek pendidikan di sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, peran guru TIK dan guru KKPI perlu dioptimalkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Guru TIK dan guru KKPI dalam pelaksanaan kurikulum 2013 difungsikan menjadi Guru layanan bimbingan TIK.

Tidak terlepas dari layanan bimbingan TIK sebagai Proyek Rintisan berbasis kurikulum 2013, tentu terdapat bukti kongkrit guna memperkuat pelaksanaan tersebut yaitu dengan adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014.

a. Kewenangan Pembimbingan TIK

(20)

sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dalam bidang teknologi informasi dan memiliki sertifikat pendidik dalam bidang TIK atau KKPI.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 2, Kualifikasi akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kualifikasi dalam dunia pendidikan tentunya diharapkan mampu mendorong seseorang untuk memiliki keahlian secara khusus berdasarkan derajat kelulusan.

Dengan adanya peraturan kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dalam bidang teknologi informasi dan memiliki sertifikat pendidik dalam bidang TIK atau KKPI diharapkan seorang guru TIK dapat menguasai materi bidang TIK atau KKPI dengan baik agar mampu membimbing dan memfasilitasi sesama guru khususnya kepada guru mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional untuk mempersiapkan pembelajaran dengan baik sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.

b. Peran dan Kewajiban Guru TIK

(21)

menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah.

Dalam proses belajar mengajar, peran guru sangat penting. Sesuai Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 menegaskan guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik. Guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya. Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam melaksanaan pembelajaran.

Untuk itu, guna kelancaran proses belajar mengajar Guru menggunakan TIK sebagai persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran agar dapat lebih efektif dalam pemanfaatan waktu. Maka, perlu ada pembimbingan dan fasilitasi dari guru TIK kepada guru mata pelajaran lain agar dapat memanfaatkan teknologi yang ada secara baik dan maksimal, selain itu agar guru mata pelajaran lain dapat memperoleh pengalaman dalam penggunaan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.

c. Beban Kerja

(22)

klasikal/kelompok dan melakukan fasilitasi individual pada hari kerja berdasarkan kesepakatan dengan teman guru dan tenaga administrasi.

Banyaknya materi yang harus disampaikan kepada peserta didik dan keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran dapat berakibat pada kurangnya pembimbingan TIK terhadap guru mata pelajaran lain, untuk itu perlu diadakan pembimbingan secara terprogram, workshop, dan musyawarah guru agar dapat memberikan solusi mengenai permasalahan TIK dalam proses belajar mengajar.

d. Hak Guru TIK

Dalam pelaksanaan tugas, guru TIK harus memenuhi beban kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 yaitu mendapatkan tunjangan profesi dan angka kredit.

Guru TIK akan mendapatkan tunjangan profesi apabila telah bersertifikat pendidik dan melaksanakan pemenuhan beban kerja, kewajiban kerja, dan telah dinilai kinerja dengan hasil minimal “Baik”. Selain itu, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabaran Fungsional Guru dan Angka Kreditnya pada Pasal 1 Ayat 7, Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatan.

(23)

menyajikan, menginformasikan serta memanfaatkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran untuk mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK dan dibuktikan dengan laporan hasil kerja yang ditandatangani oleh kepala sekolah, maka guru TIK akan mendapatkan angka kredit.

Dengan adanya layanan bimbingan TIK, selain membantu guru mata pelajaran lain, dapat juga untuk membantu siswa dan tenaga kependidikan dalam pemanfaatan TIK sebagai alat bantu proses belajar mengajar. Materi atau bahan ajar mata pelajaran yang luas dapat menjadikan peserta didik mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar sehingga antara siswa satu dengan siswa lainnya akan mendapat pemahaman yang berbeda. Oleh karena itu, dengan adanya layanan bimbingan TIK diharapkan mampu mempermudah guru mata pelajaran untuk menerangkan materi menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang ada di sekolah.

2.2. Kurikulum 2013

(24)

2012 dilakukan finalisasi dokumen kurikulum. Pada tahun 2013 hingga 2015 dilakukan implementasi dan evaluasi kurikulum di sekolah.

Iskandar (2013: 11) menerangkan perbedaan dari kurikulum tahun 2013 dengan kurikulum sebelumnya antara lain:

1) Standar Kompetensi tidak diturunkan dari Standar Isi, namun dari kebutuhan masyarakat. 2) Standar Isi tidak diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran, namun dari Standar Kompetensi Lulusan. 3) Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. 4) Kompetensi tidak diturunkan dari mata pelajaran, namun dari kompetensi yang ingin dicapai. 5) Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas). 6) Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman guru.

Pada kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan seperti standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, dan standar penilaian akan mengalami perubahan. Standar Penilaian pendidikan dalam kurikulum 2013 sebagaimana telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 bahwa Standar Penilaian

Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen

penilaian hasil belajar peserta didik. Adapun prinsif penilaian dalam peraturan baru (Pemendikbud No 66 tahun 2013) tersebut sebagai berikut:

(25)

kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya, (6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

(26)

tentunya tidak dilakukan dengan sembarangan tanpa adanya pengawasan dari guru TIK atau dari pihak yang memahami tentang teknologi. Dengan demikian, perlu adanya layanan bimbingan TIK agar pemanfaatan teknologi dapat diawasi secara baik dan digunakan secara maksimal.

2.3. Penelitian Yang Relevan

Proses belajar mengajar menggunakan kurikulum 2013 telah banyak dilakukan dan terbukti memberikan hasil yang relevan. Berikut beberapa penelitian yang menggunakan implementasi kurikulum 2013.

1. Yuni Nafisah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi

Kurikulum 2013 pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Wates”.

Dalam penelitian ini, mahasiswa sebagai calon guru Pendidikan Agama Islam perlu mengetahui tentang perubahan kurikulum baru. Perubahan kurikulum 2013 membutuh persiapan dan proses yang panjang. Mulai dari sarana dan prasarana, fasilitas dan tenaga kependidikan, merupakan pendukung untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Perencanaan guru dalam menyusun RPP berpedoman pada Permendikbud 81A dan dalam prosesnya guru menerapkan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasi dan mengkomunikasikan materi selama proses belajar mengajar.

(27)

sejawat dan jurnal. Sekolah dan guru berusaha untuk meningkatkan pengetahuan tentang kurikulum 2013 dengan mengikuti sosialisasi dan perkumoulan di dalam forum maupun di luar forum, serta meningkatkan sarana dan prasarana yang ada.

2. Bangun Setia Budi (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi

Guru dalam Menghadapi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Surakarta”.

Persoalan yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum 2013 adalah kurangnya sosialisasi yang diberikan kepada guru serta belum adanya buku mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 sebagai sumber belajar.

Untuk itu, strategi yang digunakan guru dalam menghadapi kurikulum 2013 yakni dengan bertanya keada rekan sesama guru terutama dalam kegiatan MGMP dengan metode sharing dengan guru mata pelajaran lain yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan, mencari buku referensi yang digunakan sebagai sebagai sumber kegiatan pembelajaran, serta mencari informasi dengan browsing dari internet sebagai salah satu bentuk usaha dalam menambah pengetahuan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Strategi yang dilakukan guru merupakan salah satu bentuk belajar mandiri guna menunjang penerapan kurikulum 2013 yang ada di SMA Negeri 2 Surakarta.

3. Eka Lusia Evalita (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Kompetensi Pedagogik dan Kesiapan Guru Sekolah Menengah Atas

dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013”.

(28)

adalah kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum dan buku teks.

Dengan mengetahui karakteristik peserta didik, guru dapat mencari solusi ketika terjadi permasalahan dalam pembelajaran. Selain itu, dengan memahami karakteristik setiap peserta didik, guru dapat menentukan pendekatan yang tepat diterapkan pada peserta didik. Guru berusaha memahami karakter peserta didik dengan membedakan pesera didik menurut perbedaan kemampuan dan sikap, memberi tes awal pembelajaran dan memberi refleksi tiap akhir pembelajaran. Pemahaman mengenai kemampuan peserta didik membuat guru dapat mengidentifikasi peserta didik mana yang perlu mendapat perhatian lebih mengenai pembelajaran.

Kemampuan guru mengembangkan kurikulum yang baik sangat mendukung dalam peubahan kurikulum. Kurikulum 2013 menuntut guru untuk dapat menyusun pembelajaran yang menunjukkan ketrampilan proses dari peserta didik. Guru dituntut memenuhi kompetensi inti yang berisi karakter bangsa. Guru yang awalnya membuat silabus dan RPP sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing sekarang dituntut untuk menyusun RPP yang sesuai dengan silabus dari pemerintah dan juga harus melihat dari kondisi sekolah tempat mengajar.

(29)

pembelajaran. Guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan pembelajaran selain di kelas, misalnya di laboratorium, lapangan, maupun tempat lain yang dapat dijadikan sumber belajar.

Kurikulum 2013 menekankan bahwa guru mata pelajaran harus mengintegrasikan pelajaran TIK dalam setiap pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran seperti menggunakan laptop, lcd projector, dan menggunakan fasilitas wifi. Untuk dapat mengintegrasikan pelajaran TIK, guru sebagai pendidik tentu harus mengusai teknologi informasi dan komunikasi. Guru yang telah menguasai teknologi komunikasi dan informasi dapat memberikan pengajaran kepada peserta didik dalam jumlah besar dan tersebar dimana saja. Guru tidak hanya mengendalikan peserta didik yang belajar di kelas, namun juga mampu memberi pelayanan secara individual pada waktu yang bersamaan.

2.4. Kerangka Berfikir

Proyek Rintisan layanan bimbingan TIK sesuai kurikulum 2013 merupakan upaya pengoptimalan kinerja guru TIK sebagai guru profesional dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu tingkatan sekolah yang menjadi Proyek Rintisan kurikulum 2013 namun hanya SMP Negeri 2 Kendal yang sudah memberlakukan Bimbingan TIK kurikulum 2013.

(30)

kewajiban guru TIK dan beban kerja guru TIK dalam pelaksanaan layanan bimbingan TIK dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam keterlaksanaan Proyek Rintisan layanan bimbingan TIK sesuai Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Kendal.

(31)

Layanan Bimbingan TIK

Ketentuan Kurikulum 2013

Sesama Guru

Pemberlakuan Ketentuan Layanan Bimbingan TIK di SMP Negeri 2 Kendal

Tingkat Keterlaksanaan

(32)

21 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu penelitian ini mulai dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2014/ 2015. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kendal, yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 187 Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

3.2. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini, adalah Guru SMP Negeri 2 Kendal. Jumlah total guru di SMP Negeri 2 Kendal sebanyak 45 orang, dengan 23 guru laki-laki dan 22 guru perempuan.

3.3. Sampel

(33)

Tabel 1.

Jumlah Sampel Penelitian

3.4. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah Keterlaksanaan Layanan Bimbingan TIK Terhadap Guru Mata Pelajaran Ujian Nasional dalam Proses Belajar Mengajar di SMP Negeri 2 Kendal.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan berupa Field Research

yang merupakan suatu cara untuk memperoleh data dengan mengadakan penyelidikan dan pengamatan terhadap suatu objek tertentu dalam praktik yang sesungguhnya. Tekniknya adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Dalam hal ini, observasi dilakukan khususnya untuk melihat seperti apa keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap Guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal.

Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah

Matematika 3 2 5

Bahasa Indonesia 3 2 5

Bahasa Inggris 2 2 4

IPA Terpadu 1 3 4

(34)

b. Angket atau Kuesioner

Angket yang digunakan dalam penelitian nantinya akan ditujukan kepada guru mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional di SMP Negeri 2 Kendal dan kemudian digunakan untuk mencari bagaimana tingkat keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap Guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal.

3.6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angkat yang pilihan jawabannya telah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawabanya. Angket dalam penelitian ini berisi 15 butir pertanyaan, didalam angket terdapat tolak ukur penilaian. Kriteria penilaian dalam setiap pertanyaan dibedakan menjadi dua, yaitu yang pertama terdapat respon Ya dan Tidak, dengan Ya bernilai 1 dan Tidak bernilai 0. Kriteria penilaian kedua

Variabel Indikator Item Nomor Item

Keterlaksanaan Layanan

(35)

3.7. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal.

Analisis deskriptif persentase dengan rumus :

P = Selanjutnya tingkat validasi dalam penelitian ini digolongkan menjadi empat kategori dengan menggunakan skala sebagai berikut :

0 25 50 75 100

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

Hasil persentase kemudian ditransformasikan ke dalam tabel agar mudah dalam pembacaan hasil penelitian. Berikut adalah langkah-langkah dalam mengukur skala pada angket:

1. Kriteria pensekoran respon

Dalam pensekoran respon menggunakan dua alternatif yaitu “Ya” dan

“Tidak”, dapat diartikan menjadi nilai 1 untuk “Ya” dan nilai 0 untuk jawaban

“Tidak”. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 242) meski menunjukkan nilai,

(36)

menjumlahkan nilai 1 yang terjadi hanya membilang saja. Oleh karena itu jawaban “Ya” dan “Tidak” niasanya tidak perlu dinilai, tetapi hanya dijumlahkan.

2. Kriteria pensekoran nilai

Tabel 3. Kriteria Sekor Nilai

JAWABAN SEKOR NILAI

Sangat Rendah 1

Rendah 2

Tinggi 3

Sangat Tinggi 4

3. Menghitung Range (rentangan)

a. Sekor maksimal ideal = Sekor Maksimal x Jmh item soal = 4 x 15

= 60

b. Sekor minimal ideal = Sekor Minimal x Jmh item soal = 1 x 15

= 15

c. Range = sekor maksimal ideal = 60 - 15

(37)

Secara kontinum diagram dapat digambarkan sebagai berikut:

SR R T ST

15 30 45 60

Tingkat prosentase jawaban dari seluruh responden diperoleh dari

%

4. Menentukan interval tiap kriteria yaitu :

Interval =

5. Membuat kriteria sekor analisis

Tabel 4. Kriteria Sekor Analisis

NO INTERVAL KRITERIA

1 60 – 49 Sangat Tinggi

2 48 – 37 Tinggi

3 36 – 25 Rendah

(38)

6. Langkah – langkah analisis data angket

Mengubah data kualitatif yang didapat dari angket menjadi data kuantitatif (Suharsimi Arikunto, 2006 : 96). Mengkuantitatifkan jawaban item pertanyaan dengan mmeberikan tingkat-tingkat skor untuk masing – masing jawaban sebagai berikut:

Nilai 4 untuk kategori sangat tinggi Nilai 3 untuk kategori tinggi Nilai 2 untuk kategori rendah

Nilai 1 untuk kategori sangat rendah

Menentukan interval nilai prosentase yang akan digunakan sebagai dasar mengklasifikasikan hasil perhitungan prosentase. Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut (Sudjana, 2002 : 46).

a. Menentukan sekor prosentase tertinggi dan terendah

(39)

19% 18,75 4

25 -100

 

c. Menyusun klasifikasi tingkat persentase Tabel 5. Range Interval Sekor

Interval (%) Kategori

81 – 100 Sangat Tinggi

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Rendah

(40)

29 4.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian menjelaskan secara runtut mengenai keterlaksanaan layanan bimbingan TIK terhadap guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal. Hasil penelitian menguraikan tentang berbagai temuan yang diperoleh di lapangan, yaitu dari olah data dan informasi melalui studi dokumentasi yang terkait dengan lokasi penelitian.

Informasi yang diperoleh berasal dari observasi data dan angket yang dilakukan langsung oleh peneliti terhadap responden.

1. Hasil Observasi

Layanan bimbingan TIK terhadap guru dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal difokuskan kepada guru pengampu mata pelajaran yang diujikan pada ujian nasional, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan IPA terpadu dengan jumlah keseluruhan 18 orang. Hal ini dikarenakan pentingnya mata pelajaran tersebut dan banyaknya materi ajar sehingga membutuhkan layanan yang terkait dengan penggunaan teknologi kumputer yang difasilitasi oleh guru TIK.

2. Hasil Angket

(41)

belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendal, dari hasil 15 item pertanyaan pada 6 indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6.

Hasil Angket Penelitian

Indikator Nomor

Item

Jumlah

Sekor Persentase Kriteria Pengembangan

(42)

namun juga dapat diambil dari penilaian harian yang kemudian diakumulasikan menjadi penilaian ujian nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 2.

Grafik Hasil Penelitian Berdasarkan Persentase Seluruh Item pada Indikator Angket Penelitian

Keterangan Indikator :

(43)

4.2. Analisis Data

Analisis Deskriptif Persentase

Berdasarkan dari hasil jawaban responden sejumlah 18 guru mata pelajaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.

(44)

mengajar sangat tinggi, namun ada satu responden yang berpendapat rendah. Hal ini dikarenakan dari responden itu sendiri yang tidak mengikuti kegiatan layanan bimbingan TIK terhadap guru dalam proses pembelajaran atau merasa mampu menggunakan teknologi komputer tanpa mengikuti layanan bimbingan TIK tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

49

Matematika Bahasa Indonesia Bahasa Inggris IPA Terpadu

Persentase Responden

Gambar 3.

Grafik Hasil Penelitian Berdasarkan Persentase Responden

(45)

Tabel 8.

Hasil Persentase Indikator

Indikator Persentase Interval

Pengembangan Sumber

Belajar 88% Sangat Tinggi

Pengembangan Media

Belajar 87% Sangat Tinggi

Persiapan Pembelajaran 78% Tinggi Proses Pembelajaran 86% Sangat Tinggi Penilaian Pembelajaran 62% Tinggi Pelaporan Hasil belajar 95% Sangat Tinggi

Pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa peran guru TIK dalam melaksanakan layanan bimbingan TIK terhadap guru dalam proses belajar mengajar memperoleh hasil yang sangat tinggi, dapat dilihat dari 6 indikator terdapat 4 indikator yang memperoleh hasil sangat tinggi yaitu pada indikator pengambangan sumber belajar, inidikator pengembangan media belajar, indikator proses pembelajaran, indikator pelaporan hasil belajar dan sisanya yaitu pada indikator persiapan pembelajaran dan penilaian pembelajaran memperoleh hasil tinggi.

(46)

Sedangkan indikator yang memperoleh nilai terendah adalah pada indikator penilaian pembelajaran yaitu 62%. Dalam hal penilaian pembelajaran, faktor pertama yang mempengarui indikator tersebut adalah tidak semua penilaian atau soal berbentuk pilihan ganda yang mudah dihitung dengan alat bantu teknologi komputer, namun terdapat penilaian dengan pertanyaan uraian atau

essay. Hal ini tentunya yang menyebabkan guru mata pelajaran melakukan

penilaian secara manual dan tidak dibantu oleh teknologi komputer. Kemudian faktor kedua adalah tidak semua guru mata pelajaran aktif dalam menggunakan talat bantu teknologi komputer dalam setiap penilaian pembelajaran.

(47)

Gambar 4.

Grafik Hasil Penelitian Berdasarkan Persentase Indikator

4.3. Pembahasan

(48)

Indikator pertama mengenai peran guru TIK memfasilitasi guru mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional, pengembangan sumber belajar dengan menggunakan internet dapat dijadikan sebagai solusi untuk memperoleh materi sumber belajar agar lebih beragam. Dalam pengembangan sumber belajar dengan menggunakan teknologi komputer yang difasilitasi oleh guru TIK dapat dikatakan sangat tinggi yaitu dengan pemenuhan indikator sebesar 88%.

Selanjutnya pada indikator kedua mengenai pengembangan media pembelajaran, penggunaan power point sebagai media pembelajaran dengan dibantu oleh guru TIK dapat mendukung keefektifan penyampaian materi saat proses pembelajaran. Dengan hasil persentase sebesar 87%, peran guru TIK dalam mengembangan media pembelajaran termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Selain penggunaan power point, guru mata pelajaran ujian nasional juga dapat memperoleh reverensi lain melalui internet yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.

Pada saat persiapan menyusun media pembelajaran dengan power point, penggunaan teknologi komputer dan pelatihan dalam mempersiapkan LCD

Proyektor saat akan melaksanakan proses pembelajaran tidak lepas dari layanan

(49)

Kemudian untuk hasil persentase pada indikator proses pembelajaran memperoleh hasil 86% atau sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan penggunaan teknologi komputer dengan power point dapat membantu dalam kelancaran proses pembelajaran, sehingga berkaitan dengan peningkatan kualitas belajar dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi komputer yang difasilitasi oleh guru TIK.

Selain itu, penggunaan teknologi komputer juga dapat digunakan dalam melakukan penilaian tugas pada saat pembelajaran dan penilaian terhadap ujian nasional. Persentase yang diperoleh dari indikator penilaian pembelajaran sebesar 62% atau dalam interval tinggi. Namun terjadi penurunan hasil persentase pada indikator ini karena tidak semua penilaian terhadap ujian nasional menggunakan alat bantu teknologi komputer, sehingga banyak guru yang berpendapat bahwa penilaian pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga dilakukan oleh pemerintah pusat.

Pada indikator terakhir yaitu pelaporan hasil belajar memperoleh pesentase sebesar 95% atau sangat tinggi. Hasil tersebut merupakan hasil persentase tertinggi dibanding dengan indikator lain karena dari 18 responden, rata-rata menjawab sangat tinggi mengenai peran guru TIK memfasilitasi guru mata pelajaran dalam membuat rapot atau laporan akhir semester menggunakan teknologi komputer.

(50)

pelaporan hasil belajar dan yang paling rendah adalah mengenai penilaian pembelajaran, yaitu 62%. Dari hasil tersebut tentunya peran guru TIK sebagai fasilitator dinyatakan sudah berhasil, namun guru TIK harus lebih aktif dalam mendampingi guru mata pelajaran lain pada setiap kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi komputer, internet ataupun power point sebagai fasilitasi guru TIK lebih efektif dibandingkan dengan tidak difasilitasi oleh guru TIK pada kurikulum sebelumnya. Karena penggunaan media pembelajaran tersebut memiliki berbagai kelebihan dan sangat memungkinkan bagi guru untuk membuat bahan ajar yang lebih menarik. Hal ini didasari dari hakikat belajar yang sesungguhnya, dimana dalam proses pembelajaran diperlukan adanya pengarahan pandangan terhadap ilmu pengetahuan yang dibantu dengan teknologi yang difasilitasi oleh guru TIK agar dapat lebih memberi gambaran secara pasti bagaimana ilmu pengetahuan itu terjadi.

(51)

ini dimaksudkan agar para guru dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan baik, memanfaatkan fasilitasi yang diberikan oleh guru TIK secara maksimal agar tidak terjadi pemahaman yang salah tentang konsep pembelajaran menggunakan media pembelajaran dan teknologi komputer.

Atas dasar inilah, fasilitasi penggunaan internet, media pembelajaran maupun teknologi komputer sangat diperlukan. Masing-masing hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pemanfaatan internet, penggunaan media pembelajaran mampu meningkatkan proses pembelajaran, mempermudah dan mampu diingat lebih lama. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan menjadi semakin menarik dengan adanya ragam informasi yang dapat diperoleh melalui internet, adanya tampilan visual menggunakan media pembelajaran yang menjadikan pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih mudah. Sehingga, berdampak pada meningkatnya hasil belajar, dan tingkat pemahaman materi yang tinggi seperti yang dikemukakan oleh Ahmad Maulana Izzudin (2013); Dede Cahyadi (2014); Roisun Jaya (2010).

(52)

proses penyampaian materi lebih efektif dengan waktu singkat dan ketercapaian tujuan pembelajaran yang tinggi.

Dengan kata lain, hasil dari penelitian mengenai fasilitasi guru TIK terhadap guru mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional merupakan temuan baru yang perlu dikembangkan dan diperbarui lebih lanjut. Sesuai dengan perkembangan zaman, diharapkan nantinya fasilitasi guru TIK juga dapat merambah ke semua warga sekolah yang membutuhkan fasilitasi guru TIK, tidak hanya kepada guru mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional guna kelancaran dalam kegiatan pembelajaran.

(53)

42 5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa simpulan, meliputi :

1. Skala Sangat Tinggi dalam penelitian ini terdapat pada indikator pengembangan sumber belajar, pengembangan media belajar, proses pembelajaran, dan pelaporan hasil belajar. Pada aspek penggunaan teknologi komputer dalam membuat laporan akhir semester memperoleh hasil paling tinggi.

2. Pada indikator persiapan pembelajaran dan penilaian pembelajaran belum sepenuhnya berhasil karena pada aspek penilaian pembelajaran menggunakan alat bantu teknologi komputer memperoleh hasil terendah. 3. Keterlaksanaan peran guru TIK dalam membantu guru mata pelajaran yang

diujikan dalam ujian nasional secara keseluruhan Sangat Tinggi.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat disusun saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu:

(54)

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah diharapkan. Karena, hal ini telah terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan.

2. Pada penilaian pembelajaran dengan menggunakan alat bantu teknologi komputer yang difasilitasi oleh guru TIK diharapkan dapat lebih dimanfaatkan secara maksimal, karena tidak hanya meringankan beban guru pada saat proses penilaian, namun dapat lebih efektif pengolahan nilai. 3. Pada peneliti selanjutnya diharapkan hanya terfokus pada indikator penilaian

(55)

44

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013. Kurikulum. . Sekertaris Negara Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005. Guru dan Dosen. . Sekertaris Negara Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. Departemen Agama.

Achmad Jazidie, dkk. 2014. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru TIK dan KKPI.

https://www.academia.edu/8765135/Juknis_BK_TIK_Kurikulum_2013. 10 Januari 2015. (9:38)

Ahmad Maulana Izzudin. 2013. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Video Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Praktik Service Engine

dan Komponen-komponennya. Fakultas Teknik UNNES. Semarang

Ahmad Sudrajat. 31 Januari 2013. Teori Pendidikan dan Kurikulum.

http://akhmadsudrajat.wordoress.com. 15 Januari 2015.

Bangun Setia Budi. 2014. Strategi Guru dalam Menghadapi Kurikulum 2013 di

Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Surakarta.

Burhan Bungin. 2006. MetodePenelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Dede Cahyadi. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Flash pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Pokok Bahasan Wujud Zat dan Perubahannya Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Satu Atap

Bumijawa. FIP UNNES. Semarang.

Depdikbud dan Depnaker. 1990. Surat Edaran Mendikbud No. 143/MPK/1990, tanggal 5 Juli 1990 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Angka Kredit

Jabatan Guru. Jakarta: Depdikbud.

(56)

Eka Lusia Evalita. 2013. Analisis Kompetensi Pedagogik dan Kesiapan Guru Sma

dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. FMIPA UNNES.

Semarang

Hasan. 2013. Informasi Kurikulum 2013. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Imas Kurniasih dan Berlin Sani. 2013, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan

Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Oemar Hamalik. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moh Surya. 1988. Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Teori dan Praktek). Yogyakarta: Kota Kembang.

Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 Standar

Penilaian. 4 Juni 2013. Jakarta

______ Nomor 68 Tahun 2014. Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam

Implementasi Kurikulum 2013. 2 Juli 2014. Jakarta

Peraturan Menteri Negara Pendayaguunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya. 7 Juli 2009. Jakarta

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta

Prayitno. 1983. Pengertian Dasar dan Asas-Asas Bimbingan dan Penyuluhan. Gema Bimbingan, Pusat Bimbingan UKSW, Salatiga, Th. XI No. 1, 1983. ______ dan Erman Amti. 2014. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Rina Setiani. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Mengapresiasi Teks Cerita Pendek Berbasis Adobe Flash CS5 untuk Kelas XI Sekolah

Menengah Atas. FBS UNY. Yogyakarta.

Rochman Natawijaya. 1981. Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di

(57)

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. ______. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Yuni Nafisa. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Menengan Atas

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi Instrumen

Variabel Indikator Item Nomor Item

Keterlaksanaan Layanan Bimbingan TIK Terhadap Guru Mata Pelajaran Ujian

Nasional dalam Proses Belajar Mengajar Di SMP

Negeri 2 Kendal

Pengembangan sumber belajar 2 1, 2

Media pembelajaran 3 3, 4, 5

Persiapan pembelajaran 3 6, 7, 8

Proses pembelajaran 3 9, 10, 11

Penilaian pembelajaran 2 12, 13

(66)

Lampiran 6. Angket Guru

ANGKET GURU

Nama : ... Mapel Yang Diampu : ... Petunjuk

1. Pada angket ini terdapat 15 pernyataan dengan pilihan jawaban. Cheklist (√) pada jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihan Anda.

2. Pahamilah setiap pertanyaan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawaban Anda jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain. Keterangan Pilihan Respon:

Pilih salah satu pada kolom Ya atau Tidak

Angket ini disusun untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan guru TIK dalam hal membimbing, memfasilitasi dan membantu sesama guru mata pelajaran

No. Pertanyaan

Respon

Ya Skala Tidak

1 2 3 4 Peran Dalam Pengembangan Sumber Belajar

1 Menggunakan internet untuk memperoleh materi sebagai sumber belajar pada mata pelajaran Ujian Nasional?

2 Dengan menggunakan internet yang dapat memperoleh sumber belajar yang lebih beragam?

Peran Dalam Pengembangan Media Belajar 3 Dalam pembelajaran, apakah Bapak/Ibu

menggunakan power point sebagai media pembelajaran?

4 Dengan menggunakan power point, apakah dalam penyampaian materi Ujian Nasional akan lebih mudah?

(67)

Peran Dalam Persiapan Pembelajaran 6 Dalam menyusun media pembelajaran

dengan power point, apakah menggunakan teknologi komputer?

7

Mendapatkan pelatihan dari guru TIK dalam mempersiapkan LCD Proyector saat akan melaksanakan pembelajaran?

8 Apakah guru TIK membantu dalam mempersiapkan akses internet guna mengumpulkan informasi terbaru dalam persiapan pembelajaran?

Peran Dalam Proses Pembelajaran 9 Apakah Bapak/Ibu menggunakan teknologi

komputer saat proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru TIK?

10 Apakah dengan menggunakan power point, dapat membantu dalam proses pembelajaran?

11 Apakah Bapak/Ibu berusaha meningkatkan kualitas belajar dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi komputer?

Peran Dalam Penilaian Pembelajaran 12 Apakah Bapak/Ibu menggunakan alat bantu

teknologi komputer dalam melakukan penilaian tugas pada pembelajaran?

13 Apakah Bapak/Ibu menggunakan alat bantu teknologi komputer dalam melakukan penilaian terhadap Ujian Nasional?

Peran Dalam Pelaporan Hasil Belajar 14 Apakah Bapak/Ibu dalam membuat rapot

atau laporan akhir semester mengolahnya dengan menggunakan teknologi komputer yang difasilitasi oleh guru TIK?

15 Teknologi komputer yang ada di sekolah sebagai fasilitasi guru TIK apakah dapat membantu Bapak/Ibu dalam membuat rapot atau laporan akhir semester?

Kendal,...2015

(68)

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

Lampiran 8. Daftar Guru

(75)
(76)
(77)
(78)

Lampiran 9. Hasil Uji Angket

Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi

(79)

Lampiran 10. Dokumentasi

Gambar 5.

(80)
(81)

Gambar 6.

Gambar

Gambar 1.
Tabel 1.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3. Kriteria Sekor Nilai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,

Metode deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah yang aktual dengan cara data yang

Dalam Pedoman Observasi: Proses pembelajaran yang menjadi amatan yaitu : (1) Memaparkan tujuan pembelajaran pengertian Rasul Ulul Azmi sehingga menumbuhkan minat

Setelah menerima pesanan pelanggan dan menghitung harga pokok produksi, bagian pembelian akan melakukan pembuatan purchases order, bagian pembelian membuat daftar

Alhamdullilah, puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “

Karakteristik pekerjaan yang belum terpenuhi adalah supervision, dalam fenomena digambarkan bahwa karyawan memaknakan penilaian prestasi kerja yang telah diterapkan

KAPASITAS APA YANG TERSEDIA UNTUK MENYEDIAKAN PERAWATAN RAWAT INAP YANG PENTING BAGI BAYI BARU LAHIR YANG KECIL DAN?. SAKIT DI DAERAH PERKOTAAN DENGAN TINGKAT

Y: Saya juga nggak tahu, tapi yang penting untuk bawa hoki ajalah. M: Tahu dari mana kalau ini bisa bawa hoki?.. Y: Tahu dari orang-orang, lagian banyak toko yang pakai seperti itu.