• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Dan Pengendalian Bahan Baku Menggunakan Metode Just In Time (JIT) Di CV. One Team

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengawasan Dan Pengendalian Bahan Baku Menggunakan Metode Just In Time (JIT) Di CV. One Team"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BAHAN

BAKU MENGGUNAKAN METODE

JUST IN TIME (JIT)

DI

CV ONE TEAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

WAHYU ABADI

10109294

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR SIMBOL ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 4

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Perusahaan ... 9

2.1.1 Sejarah dan Profil CV. ONE TEAM ... 9

2.1.2 Visi dan Misi CV. ONE TEAM ... 9

2.1.3 Struktur Organisasi CV. ONE TEAM ... 10

2.1.4 Gambaran Kerja ... 10

2.1.5 Kajian Pustaka Yang Terkait Dengan Penelitian ... 11

2.2 Landasan Teori ... 12

(3)

vi

2.2.3.1 Definisi Pengawasan... 15

2.2.3.2 Peran Pengawasan ... 15

2.2.3.3 Tipe Pengawasan ... 16

2.2.4 Konsep Dasar Pengendalian ... 16

2.2.4.1 Definisi Pengendalian ... 16

2.2.4.2 Peran Pengendalian ... 17

2.2.5 Konsep Dasar Bahan Baku ... 17

2.2.5.1 Definisi Bahan Baku ... 17

2.2.5.2 Biaya Persediaan Bahan Baku ... 17

2.2.6 Komponen Sistem Pengawasan dan Pengendalian Bahan Baku ... 18

2.2.7 Konsep Dasar Metode Pengawasan dan Pengendalian Bahan Baku ... 19

2.2.7.1 Just In Time (JIT) ... 19

2.2.7.2 Pembelian JIT ... 20

2.2.8 Analisis Perancangan Terstruktur ... 22

2.2.8.1 Diagram Konteks ... 22

2.2.8.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 22

2.2.8.3 Kamus Data ... 24

2.2.8.4 Normalisasi ... 24

2.2.8.5 Entity Relation Diagram (ERD) ... 26

2.2.8.6 EER (Enhanced Entity Relationship) ... 29

2.2.8.6.1 Generalisasi ... 29

2.2.8.6.2 Spesialisasi... 30

2.2.9 Basis Data ... 30

2.2.10 Jaringan (Network) ... 30

(4)

vii

2.2.12.2 Konsep Dasar PHP ... 36

2.2.13 Perangkat Lunak Pendukung ... 38

2.2.13.1 SQL (Structured Query Language)... 38

2.2.13.2 MySQL ... 38

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 39

3.1 Analisis Sistem ... 39

3.1.1 Analisis Masalah... 39

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 39

3.1.2.1 Prosedur Pemesanan Produk Yang sedang berjalan ... 40

3.1.2.2 Prosedur Pengadaan Bahan Baku Yang Sedang Berjalan ... 42

3.1.3 Analisis Sistem Pengawasan dan Pengendalian Bahan Baku ... 44

3.1.4 Analisis Berdasarkan Data di CV. ONE.T ... 45

3.1.5 Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 52

3.1.6 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 52

3.1.6.1 Analisis Perangkat Keras ... 53

3.1.6.2 Analisis Perangkat Lunak ... 54

3.1.6.3 Analisis Pengguna (User) ... 55

3.1.6.4 Analisis Jaringan... 56

3.1.7 Analisis Basis Data ... 58

3.1.7.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 58

3.1.8 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 59

3.1.8.1 Diagram Konteks ... 60

3.1.8.2 Data Flow Diagram ... 61

3.1.8.2.1 DFD Level 1 Pengawasan dan Pengendalian Bahan Baku ... 62

(5)

viii

3.1.8.2.7 DFD Level 3 Proses 2.4 Pengolahan Produk ... 68

3.1.8.2.8 DFD Level 3 proses 3.1 Pengolahan Pengadaan Bahan Baku ... 69

3.1.8.2.9 DFD Level 3 Proses 3.2 Pemesanan Produk ... 70

3.1.8.2.10 DFD Level 3 Proses 3.3 Pengolahan Parameter JIT ... 71

3.1.8.2.11 DFD Level 3 Proses 3.4 Informasi Bahan Baku ... 72

3.1.8.2.12 DFD Level 4 Proses 2.4.5 Pengolahan Pemakaian Bahan Baku ... 73

3.1.8.2.13 DFD Level 4 Proses 3.2.1 Tambah Pemesanan Baru (Pengolahan Detail Pemesanan) ... 74

3.1.8.2.14 DFD Level 4 Proses 3.2.3 Lihat Detail Pemesanan ... 74

3.1.8.3 Spesifikasi Proses ... 75

3.1.8.4 Kamus Data ... 96

3. 2 Perancangan Sistem ... 110

3.2.1 Skema Relasi ... 111

3.2.2 Struktur Tabel ... 112

3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 116

3.2.4 Perancangan Antarmuka ... 117

3.2.4.1 F001 – Halaman Form Login ... 117

3.2.4.2 F002 – Halaman Utama Administrator ... 118

3.2.4.3 F003 – Halaman Pengolahan Pengguna ... 119

3.2.4.4 F004 – Halaman Pengolahan Supplier ... 119

3.2.4.5 F005 – Halaman Pengolahan Bahan Baku ... 120

3.2.4.6 F006 – Halaman Pengolahan Produk ... 120

3.2.4.7 F007 – Halaman Tambah Pengguna ... 121

3.2.4.8 F008 – Halaman Ubah Pengguna ... 121

(6)

ix

3.2.4.13 F013 – Halaman Tambah Produk ... 124

3.2.4.14 F014 – Halaman Ubah Produk ... 124

3.2.4.15 F015 – Halaman Ubah Profil Administrator ... 125

3.2.4.16 F016 – Halaman Utama Kepala gudang ... 125

3.2.4.17 F017 – Halaman Informasi Bahan Baku ... 126

3.2.4.18 F018 – Halaman Pengadaan Bahan Baku ... 126

3.2.4.19 F019 – Halaman Pengolahan Pemesanan Produk ... 127

3.2.4.20 F020 – Halaman Detail Pesanan Produk ... 127

3.2.4.21 F021 – Halaman Tambah Pengadaan Bahan Baku ... 128

3.2.4.22 F022 – Halaman Ubah Pengadaan Bahan Baku ... 128

3.2.4.23 F023 – Halaman Tambah Pesanan ... 129

3.2.4.24 F024 – Halaman Ubah Pesanan ... 129

3.2.4.25 F025 – Halaman Form Biodata Konsumen ... 130

3.2.4.26 F026 – Halaman Faktur Pemesanan ... 130

3.2.4.27 F027 – Halaman Pengolahan JIT... 131

3.2.4.28 F028 – Halaman Tambah Parameter JIT ... 131

3.2.4.29 F029 – Halaman Ubah Parameter JIT ... 132

3.2.4.30 F030 – Halaman Ubah Profil Kepala gudang ... 132

3.2.4.31 F031 – Halaman Utama Kepala Produksi ... 133

3.2.4.32 F032 – Halaman Manajemen Produk (Kepala Produksi) ... 133

3.2.4.33 F033 – Halaman Pengolahan Pemesanan (Kepala Produksi) ... 134

3.2.4.34 F034 – Halaman Pengolahan Pemakaian Bahan Baku ... 134

3.2.4.35 F035 – Halaman Tambah Pemakaian Bahan Baku ... 135

3.2.4.36 F036 – Halaman Ubah Pemakaian Bahan Baku ... 135

3.2.4.37 F037 – Halaman Faktur Pemesanan (Kepala Produksi) ... 136

(7)

x

3.2.5 Perancangan Pesan ... 138

3.2.6 Jaringan Semantik... 139

3.2.7 Perancangan Prosedural ... 141

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 151

4.1 Implementasi Sistem ... 151

4.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan ... 151

4.1.2 Perangkat Lunak yang Digunakan... 152

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 152

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 157

4.2 Pengujian Sistem ... 160

4.2.1 Pengujian Alpha ... 160

4.2.1.1 Skenario Pengujian Alpha ... 160

4.2.1.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 162

4.2.1.2.1 Pengujian Login Administrator ... 162

4.2.1.2.2 Pengujian Tambah Data Pengguna ... 163

4.2.1.2.3 Pengujian Ubah Data Pengguna ... 164

4.2.1.2.4 Pengujian Hapus Data Pengguna ... 165

4.2.1.2.5 Pengujian Tambah Data Supplier ... 165

4.2.1.2.6 Pengujian Ubah Data Supplier ... 166

4.2.1.2.7 Pengujian Hapus Data Supplier ... 167

4.2.1.2.8 Pengujian Tambah Data Bahan Baku ... 167

4.2.1.2.9 Pengujian Ubah Data Bahan Baku ... 168

4.2.1.2.10 Pengujian Hapus Data Bahan Baku ... 169

4.2.1.2.11 Pengujian Cari Data Bahan Baku ... 169

4.2.1.2.12 Pengujian Tambah Data Produk ... 170

(8)

xi

4.2.1.2.18 Pengujian Hapus Data Pemakaian Bahan Baku ... 173

4.2.1.2.19 Pengujian Tambah Data Pengadaan Bahan Baku ... 174

4.2.1.2.20 Pengujian Ubah Data Pengadaan Bahan Baku ... 175

4.2.1.2.21 Pengujian Hapus Data Pengadaan Bahan Baku ... 175

4.2.1.2.22 Pengujian Cari Data Pengadaan Bahan Baku ... 176

4.2.1.2.23 Pengujian Cetak Data Pengadaan Bahan Baku ... 176

4.2.1.2.24 Pengujian Tambah Data Pemesanan Produk ... 176

4.2.1.2.25 Pengujian Ubah Data Pemesanan Produk ... 177

4.2.1.2.26 Pengujian Hapus Data Pemesanan Produk ... 177

4.2.1.2.27 Pengujian Cari Data Pemesanan Produk ... 178

4.2.1.2.28 Pengujian Cetak Data Pemesanan ... 178

4.2.1.2.29 Pengujian Lihat Data Faktur ... 178

4.2.1.2.30 Pengujian Cetak Data Faktur ... 178

4.2.1.2.31 Pengujian Tambah Data Detail Pemesanan ... 179

4.2.1.2.32 Pengujian Ubah Data Detail Pemesanan ... 180

4.2.1.2.33 Pengujian Hapus Data Detail Pemesanan ... 180

4.2.1.2.34 Pengujian Ubah Profil ... 181

4.2.1.2.35 Pengujian Login Kepala Gudang ... 182

4.2.1.2.36 Pengujian Tambah Data JIT ... 183

4.2.1.2.37 Pengujian Ubah Data JIT ... 184

4.2.1.2.38 Pengujian Hapus Data JIT ... 185

4.2.1.2.39 Pengujian Login Kepala Produksi ... 185

4.2.1.2.40 Pengujian Lupa Password ... 186

4.2.1.3 Kesimpulan Pengujian Alpha ... 188

(9)

xii

4.2.2.2 Kesimpulan Pengujian Beta... 192

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 193

5.1 Kesimpulan ... 193

5.2 Saran ... 193

(10)

iii

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Laporan tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia dengan judul “SISTEM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE JUST IN

TIME (JIT) DI CV ONE TEAM”.

Laporan tugas akhir ini tidak akan pernah berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan semua pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.

2. Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan agama yang sahih sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat bagi penulis selama mengerjakan laporan tugas akhir ini.

3. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat dan doa yang tidak ada bandingannya, serta kasih sayang yang menjadi kekuatan bagi penulis. Berkat mereka juga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

4. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan bagi penulis. 5. Ibu Utami Dewi W, S.Kom., M.Kom., selaku dosen reviewer (ketua

penguji) yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis. 6. Seluruh dosen pengajar di UNIKOM khususnya pada Program Studi

(11)

iv

menyemangati dan menemani disaat canda, suka maupun duka.

9. Teman-teman seperjuangan dari kelas IF-7 ‘09 seluruhnya yang telah bersama-sama melewati manis pahitnya bangku kuliah.

10. Semua pihak yang terlibat yang telah ikut membantu dalam penulisan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Di dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis telah berusaha dengan maksimal. Namun, penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis menerima segala masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk perbaikan dari masa mendatang.

Akhir kata, semoga laporan tugas akhir ini dapat berguna khusunya bagi penulis, dan untuk seluruh pihak yang membaca pada umumnya.

Bandung, Januari 2015

(12)

195

DAFTAR PUSTAKA

[1] Salori, Djam`an.2011.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.

[2] Roger S. Pressman.2012.Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (edisi 7).Yogyakarta: Andi.

[3] Fahmi, Irham.2012.Manajemen Produksi dan Operasi.Bandung: Alfabeta.

[4] Pujawan, I Nyoman.2005.Supply Chaint Management.Surabaya: Guna Widya

[5] Muhardi.2011.Manajemen Operasi Suatu Pendekatan Kuantitatif untuk Pengambilan Keputusan.Bandung: Refika Aditama.

[6] Kadir, Abdul.2003.Pengenalan Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi.

[7] Kadir, Abdul.2008.Dasar Perancangan Sistem.Yogyakarta: Andi.

[8] Yeni Kustiyahningsih dan Devie Rosa Anamisa.2011.Pemograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL.Yogyakarta: Graha Ilmu.

[9] Witarto.2004.Memahami Sistem Informasi.Bandung: Informatika.

[10] Husni.2007.Pemrograman Database Berbasis Web.Yoyakarta: Graha Ilmu.

(13)

1

CV. ONE TEAM (ONE.T) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan barang dan jasa Printing Decal (Advertising) yang terletak di Jl. Batubara III No.14 Buah Batu, Bandung, Jawa Barat. Pelayanan dan jasa yang ditawarkan berupa printing Apparel pada desain motor dan mobil seperti decal,

sticker, jersey, seatcover, paddock dan produk lain yang berada dalam ruang lingkup

PrintingDecal (Advertising). Perusahaan yang bergerak berdasarkan pada kebutuhan

konsumen, sehingga perusahaan akan memproduksi sesuai dengan permintaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di CV. ONE.T, produksi dilakukan atas dasar permintaan dari konsumen. Untuk memproduksi suatu produk, perusahaan membutuhkan bahan baku. Pengadaan bahan baku dilakukan setiap satu periode yaitu enam bulan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kekosongan bahan baku ketika ada permintaan dari konsumen yang dapat menghambat proses produksi. Permintaan dari konsumen perlu diperhatikan terutama dalam hal penyediaan bahan baku, karena tidak semua bahan baku yang tersedia selalu terpakai untuk produksi. Bahan baku yang belum digunakan menjadi menumpuk sehingga menjadikan bahan baku tersebut usang jika tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu menjadikan proses produksi terhambat karena bahan baku yang tersedia tidak memenuhi standar. Untuk itu menjadi penting pemeliharaan persediaan bahan baku yang terdapat di gudang dan hal ini memerlukan biaya yang tidak sedikit.

(14)

Just in time (JIT) merupakan metode untuk meminimalisir pemborosan dan peningkatan kinerja dari perusahaan. Dalam hal ini metode JIT digunakan untuk mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan atau kerugian akibat menimbun bahan baku. Sehingga JIT akan mengendalikan pengadaan jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan agar dapat disesuaikan dengan permintaan produk dari konsumen. Hal tersebut tidak memerlukan adanya biaya pemeliharaan persediaan bahan baku. Karena terdapat beberapa bahan baku yang tidak perlu adanya persediaan berlebih di gudang. Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan, maka penulis mengambil judul Sistem Pengawasan dan Pengendalian Menggunakan Metode Just In Time Di CV. ONE.T yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah pengawasan dan pengendalian bahan baku serta menampilkan data bahan baku secara tepat dan akurat.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam proses pengawasan dan pengendalian kebutuhan bahan baku terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut, baik secara internal maupun eksternal. Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan, diantaranya :

1) Bagaimana membantu kepala gudang untuk meminimalisir penumpukkan dalam mengelola ketersediaan bahan baku?

2) Bagaimana membantu kepala gudang dalam menentukan jumlah dan jenis bahan baku sesuai dengan permintaan sebagai usaha untuk menekan biaya persediaan bahan baku seminimal dan seefisien mungkin?

1.3 Maksud dan Tujuan

(15)

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1) Memberikan kemudahan kepala gudang untuk meminimalisir penumpukkan dalam mengelola ketersediaan bahan baku.

2) Membantu kepala gudang dalam menekan biaya persediaan bahan baku seminimal dan seefisen mungkin.

1.4 Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan memiliki batasan masalah sebagai berikut :

1) Data yang akan diolah adalah data bahan baku, data produksi, data supplier dan data pemesanan.

2) Metode yang digunakan adalah metode Just In Time (JIT) untuk mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin, dengan biaya yang rendah. 3) Data bahan baku yang diolah berupa SolvoPrint Easy, 3M Controltac,

Lamte Mika04A, Laminating Glossy dan Oracal Glossy yang merupakan bahan baku

4) Sistem ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman php berbasis

client-server yang berjalan pada jaringan local.

5) DBMS (Database Management System) yang digunakan untuk membangun sistem informasi ini adalah MySQL.

6) Model Pembangunan Sistem menggunakan Model Terstruktur.

7) Tools yang digunakan

a. Adobe Dreamweaver CS6 sebagai code editor. b. Wamp sebagai serveroffline.

c. PHPMyAdmin sebagai aplikasi perancangan database.

1.5 Metodologi Penelitian

(16)

yang jelas tentang hal-hal yang dibutuhkan dan berusaha menggambarkan serta menginterpretasi objek yang sesuai dengan fakta secara sistematis, faktual dan akurat.

Penelitian ini memiliki dua tahap, yaitu :

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Studi Literatur

Metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan penelitian.

2) Observasi

Metode pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung ke perusahaan yang bersangkutan yaitu CV. ONE.T.

3) Wawancara

Metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan bapak Tomy Hanggara selaku CEO dan bapak R. Arif Rachman selaku kepala bidang produksi CV. ONE.T.

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigm perangkat lunak secara waterfall [1] yang dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Model Pengembangan Perangkat Lunak [1]

1) Communication

Communication merupakan tahap awal yang dilakukan dalam penelitian

(17)

permasalahan yang ada pada ruang lingkup penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan proses komunikasi manajer, staf dan karyawan CV. ONE.T untuk mendapatkan kebutuhan data dan permasalahan yang sedang dihadapi CV. ONE.T yang bersangkutan dengan penelitian sehingga menghasilkan spesifikasi kebutuhan pengguna.

2) Planning

Planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis

requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement.

Pada tahapan ini dilakukan pengkajian mengenai teori-teori yang bisa dijadikan solusi untuk memecahkan permasalahan yang sedang terjadi pada persediaan bahan baku di CV. ONE.T sehingga menghasilkan suatu gambaran mengenai sistem yang akan dibangun.

3) Modeling

Modeling merupakan proses yang akan menerjemahkan syarat kebutuhan

sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum menuju proses

coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software,

representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Pada tahapan ini dilakukan beberapa analisis yaitu analisis terhadap kebutuhan pengguna, analisis kebutuhan perangkat lunak, analisis metode yang digunakan sebagai solusi permasalahan dan analisis basis data. Hasil dari analisis-analisis tersebut dijadikan bahan untuk pembuatan interface atau design aplikasi pengawasan dan pengendalian kebutuhan bahan baku di CV. ONE.T.

4) Construction

Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean

(18)

terhadap sistem sehingga kesalahan-kesalahan tersebut dapat diperbaiki. Pada tahapan ini dilakukan pengkodean dari hasil analisis dan desain yang dilakukan pada proses modeling dan menghasilkan suatu aplikasi pengawasan dan pengendalian bahan baku di CV. ONE.T. Setelah aplikasi dibangun, dilakukan pengujian dengan tujuan mengoreksi kesalahan terhadap aplikasi yang telah dibangun.

5) Deployment

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan akhir penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi uraian tentang latar belakang permasalahan, rumusan inti permasalahan yang dihadapi, penentuan tujuan dan kegunaan penelitian, pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Berisi pembahasan mengenai landasan teori yang digunakan dalam membangun sistem pengawasan dan pengendalian kebutuhan bahan baku di CV. ONE TEAM, teori-teori umum dan lain-lain.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

(19)

kebutuhan fungsional dan perancangan antar muka yang menggambarkan rancangan sistem pengawasan dan pengendalian kebutuhan bahan baku yang dibangun.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Berisi tentang penjelasan implementasi, tampilan antarmuka, menu yang tersedia pada sistem, dan pengujian terhadap sistem pengawasan dan pengendalian kebutuhan bahan baku pada CV. ONE.T.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(20)
(21)

9

Tinjauan perusahaan memberikan gambaran umum mengenai perusahaan yang telah diteliti, sehingga diharapkan dapat memberikan kejelasan pada penelitian yang dilakukan.

2.1.1 Sejarah dan Profil CV. ONE TEAM

Sejarah dan Profil CV. ONE TEAM (ONE.T) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan barang dan jasa Printing, Apparel, Advertising yang dikukuhkan oleh Departement Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia dengan Surat Keterangan Ijin Usaha (SIUP) No.510/1-02416-BPMPPT. CV. ONE.T berdomisili di jalan Cibarengkok No.635/18 2A sampai dengan bulan Agustus 2003, dan sekarang CV. ONE.T berdomisili di Jalan Batu Bara III No.14 Buahbatu Bandung. CV. ONE.T dibentuk dengan dasar memenuhi kebutuhan konsumen dengan standarisasi Internasional.

2.1.2 Visi dan Misi CV. ONE TEAM

1. Visi

Membangun kualitas produk otomotif di Indonesia yang mempunyai daya saing Internasional

2. Misi

Misi yang dimiliki CV. ONE TEAM adalah sebagai berikut : a) Memperluas peluang lapangan kerja dibidang otomotif. b) Menghasilkan barang yang berkualitas.

(22)

2.1.3 Struktur Organisasi CV. ONE TEAM

Struktur organisasi merupakan kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan diantara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing dalam kebulatan kerja sama. Struktur organisasi di CV. ONE TEAM dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi CV. ONE TEAM

2.1.4 Gambaran Kerja

Adapun penjelesanan susunan organisasi di CV. ONE TEAM dapat dilihat pada Tabel 2. 1.

Tabel 2.1 Gambaran Kerja CV. ONE TEAM

No. Jabatan Tanggung Jawab

1. Direktur a. Mengembangkan perusahaan dan mengecek sistem pekerjaan

b. Mengawasi kinerja dari karyawan.

c. Mendapatkan laporan.

2. Admin/Keuangan a. Membuat laporan keuangan dan pajak

b. Membuat tagihan konsumen baik yang utang maupun piutang.

c. Merencanakan pembayaran baik cash maupun kredit kepada vendor bahan, konsumen dan lain-lain.

d. Mencatat keluar dan masuknya uang.

(23)

No. Jabatan Tanggung Jawab

b. Mengecek pekerjaan dari setiap divisi.

c. Menjadwalkan pekerjaan.

4. Apparel a. Memproduksi produk berjenis Apparel, seperti T-Shirt, jersey, jaket, topi, dll.

b. Membantu kepala produksi.

5. Printing a. Memproduksi produk berjenis Printing

b. Membantu kepala produksi.

6. Tim Equipment a. Memperbaiki peralatan produksi jika ada kerusakan.

b. Maintenance peralatan yang digunakan. 7. KA. Gudang a. Membuat alur kerja.

b. Merencanakan pengadaan bahan baku dan lain-lain.

c. Mengelola keluar masuknya persediaan yang ada di gudang

8. Quality Assurance a. Mengecek kesesuaian bahan baku yang telah dipesan kepada supplier.

9. Receiving and Delivery

a. Memesan bahan baku yang dibutuhkan.

10. KA. Designer a. Memberikan dan menentukan jenis desain yang harus dikerjakan oleh desainer.

b. Mengecek pekerjaan dari desainer.

11. Designer a. Membuat print-out desain untuk diperiksa kembali oleh konsumen.

b. Membuat desain pesanan baik yang order maupun makloon.

12. KA. Marketing a. Menghitung pesanan dari konsumen.

13. Marketing a. Menghadapi konsumen baik yang order maupun yang datang ke kantor.

b. Mem-follow up pesanan kepada konsumen baik yang sudah selesai maupun yang bermasalah.

c. Membantu KA. Marketing.

2.1.5 Kajian Pustaka Yang Terkait Dengan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Aris Nuyanto dengan judul “Analisis Perbandingan Persediaan Bahan Baku Kain Micropolar Fleece Antara Pendekatan model EOQ dengan Just In Time Inventory Control (JIT/EOQ) Pada CV Cahyo

(24)

bahan baku yang optimal dengan biaya yang minimun dibandingkan kebijakan perusahaan sebelumnya dengan menggunakan metode lain. Namun jika metode tersebut diterapkan yang harus diperhatikan adalah meningkatnya biaya pengiriman atau pengangkutan, oleh karena itu sebaiknya perusahaan mempunya sedikit pemasok dan lokasi pemasok tersebut dekat dengan perusahaan, sehingga perusahaan dapat menekan biaya pengangkutan, syaratnya adalah dengan mengadakan kontrak jangka panjang dengan pemasok utama.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Badriyah., SE., MM. dengan judul

“Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Terhadap Efisiensi Biaya Bahan Baku Dengan Metode JIT (Just In Time) Pada CV. Bintang Mas Kecamatan Maduran

Kabupaten Lamongan”meneliti tentang pengendalian persediaan bahan baku lebih

efektif dan efisien dengan menggunakan metode JIT (Just In Time), karena dalam perhitungannya terdapat efisiensi biaya bahan baku yang memungkinkan terjadi peningkatan produktivitas atau bahkan dapat meningkatkan laba perusahaan, dengan lebih menekankan pada pengendalian persediaan bahan bakunya.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori akan memberikan gambaran sumber dan kajian dari teori-teori yang terkait dengan pembangunan sistem. Landasan teori yang akan dibahas yaitu mengenai konsep dasar sistem informasi pengawasan dan pengendalian bahan baku, model Just In Time (JIT).

2.2.1 Sistem Informasi

Menurut beberapa pendapat, sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Alter (1992)

(25)

2. Bodnar dan Hopwood (1993)

Sistem Informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.

3. Gelinas, Oram dan Wiggins (1990)

Sistem Informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi keluar-an kepada para pemakai.

4. Hall (2001)

Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.

5. Turban, McLean dan Wetherve (1999)

Sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.

6. Willkinson (1992)

Sistem Informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia dan komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

2.2.2 Konsep Dasar Informasi

(26)

Sumber dari informasi adalah data. Data adalah representasi dari suatu fakta, yang dimodelkan dalam bentuk gambar, kata, dan/atau angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi yang dapat diingat, direkam dan diolah menjadi informasi[6].

2.2.2.1Kualitas Informasi

Sumber dari informasi adalah data, kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal antara lain : [6]

a. Akurat

Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan.

b. Tepat pada waktunya

Tepat berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. c. Relevan

Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

2.2.2.2Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Lebih lanjut sebagian informasi tidak dapat diprediksi keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat diprediksi nilai efektivitasnya[6].

2.2.3 Konsep Dasar Pengawasan

(27)

2.2.3.1Definisi Pengawasan

Secara umum, pengawasan dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi. Beberapa pendapat mendefinisikan pengawasan sebagai berikut:[3]

1. Frenomt E. Kast dan James E. Rosenweig : Pengawasan merupakan tahap proses manajerial mengenai pemeliharaan kegiatan organisasi dalam batas-batas yang diizinkan yang diukur dari harapan-harapan.

2. Hadibroto mengatakan bahwa pengawasan adalah penilaian terhadap organisasi atau kegiatan dengan tujuan agar organisasi atau kegiatan tersebut melaksanakan fungsinya dengan baik dan dapat memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.

3. Brantas : Pengawasan ialah proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.

2.2.3.2Peran Pengawasan

Secara umum ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan diberlakukannya pengawasan pada suatu organisasi atau kegiatan, yaitu : [3]

1. Pengawasan memiliki peran penting terutama memastikan setiap pekerjaan terlaksana dengan baik.

(28)

2.2.3.3Tipe Pengawasan

Secara konsep, pengawasan memiliki banyak tipe. Menurut T. Hani Handoko, ada tiga tipe pengawasan diantaranya :[3]

1. Pengawasan Pendahuluan

Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering control, dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum tahap kegiatan tertentu diselesaikan.

2. Pengawasan Concurrent

Tipe pengawasan concurrent merupakan suatu proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui terlebih dahulu, atau syarat-syarat tertentu harus dipenuhi sebelum kegiatan-kegiatan dilanjutkan.

3. Pengawasan Umpan Balik

Pengawasan umpan balik merupakan suatu pengawasan dengan mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

2.2.4 Konsep Dasar Pengendalian

Konsep dasar pengendalian akan memberikan gambaran sumber dan kajian dari teori-teori yang terkait dengan pengendalian.

2.2.4.1Definisi Pengendalian

(29)

2.2.4.2Peran Pengendalian

Secara umum ada beberapa manfaat dari pengendalian yaitu:

a. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.

b. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan. c. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.

2.2.5 Konsep Dasar Bahan Baku

Konsep dasar bahan baku akan memberikan gambaran sumber dan kajian dari teori-teori yang terkait dengan bahan baku.

2.2.5.1Definisi Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Definisi lain mengatakan bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relative tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu.

2.2.5.2Biaya Persediaan Bahan Baku

Pada dasarnya, pada proses persediaan bahan baku banyak sekali biaya yang harus dikeluarkan. Biaya-biaya tersebut dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu[5] :

1. Biaya penyimpanan (holding costs), terdiri dari biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya-biaya yang termasuk pada kategori ini yaitu biaya fasilitas penyimpanan, biaya modal, biaya keusangan, biaya pajak persediaan, biaya penanganan persediaan dan sebagainya.

(30)

3. Biaya penyiapan (manufacturing), merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan pada produksi bahan. Hal ini terjadi pada bahan-bahan yang tidak dibeli, melainkan produksi sendiri. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya mesin-mesin menganggur, biaya persiapan tenaga kerja, biaya scheduling, biaya ekspedisi dan sebagainya.

4. Biaya kekurangan bahan (shortage costs), merupakan biaya yang timbul jika persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya kehilangan penjualan, biaya terganggunya operasi, biaya ekspedisi dan sebagainya.

2.2.6 Komponen Sistem Pengawasan dan Pengendalian Bahan Baku

Komponen Sistem Pengawasan dan Pengendalian Kebutuhan Bahan Baku memiliki saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Secara umum, Sistem tersebut bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu: hardware, software, data, manusia dan metode. Kelima komponen tersebut dapat dijjelaskan sebagai berikut:

1. Hardware

Sistem Pengawasan dan Pengendalian Kebutuhan Bahan Baku memerlukan spefisikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam sistem, penyimpanannya membutuhkan ruang yang cukup dan dalam proses analisanya membutuhkan

memory yang cukup dan processor yang baik.

2. Software

Sebuah software Sistem Pengawasan dan Pengendalian Bahan Baku harus bisa menyediakan fungsi dan tools yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan pengendalian bahan baku terdiri dari sistem operasi,

compiler dan program aplikasi.

(31)

b. Compiler

Menterjemakan program yang ditulis dalam bahasa komputer pada kode mesin sehingga CPU mampu menjalankan program yang harus dieksekusi.

c. Program aplikasi pembangun sistem Aplikasi database, browser dan lain-lain. 3. Data

Data yang dapat diolah dalam sistem pengawasan dan pengendalian ini merupakan fakta-fakta di ruang lingkup CV. ONE.T yang berhubungan dengan bahan baku.

4. Manusia

Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.

5. Metode

Model dan teknik pemrosesan yang perlu dibuat untuk aplikasi pengawasan dan pengendalian bahan baku.

2.2.7 Konsep Dasar Metode Pengawasan dan Pengendalian Bahan Baku

Konsep dasar metode pengawasan dan pengendalian bahan baku akan memberikan gambaran sumber dan kajian dari teori-teori yang terkait dengan pengawasan dan pengendalian persediaan bahan baku. Teori yang akan dibahas yaitu konsep JIT (Just In Time).

2.2.7.1Just In Time (JIT)

(32)

JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:

1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi. Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu, misalnya persediaan sedapat mungkin nol.

2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi. Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol, tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.

3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous

Improvement) dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.

4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.

2.2.7.2Pembelian JIT

Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan.

Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara:

1. Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pemasoknya.

2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok. 3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan. 4. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai

tambah.

(33)

Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:

1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.

2. Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.

3. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.

4. Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual.

5. Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.

2.2.7.3Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan variabel-variabel yang memungkinakan untuk dapat diamati dan diukur besarannya. Berdasarkan pada judul skripsi, maka definisi operasional variabel digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Persediaan Bahan Baku

Persediaan bahan baku adalah sumber daya perusahaan yang tersedia dan disimpan di dalam gudang yang dikarenakan adanya kegiatan pembelian serta akibat dari penggunaan bahan baku dalam kegiatan operasional.

2. Efisiensi Biaya Persediaan

Efisiensi biaya persediaan adalah usaha untuk menekan biaya persediaan bahan baku seminimal dan seefisien mungkin. Dimana biaya persediaan tersebut adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Perhitungan JIT terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1. Biaya Pembelian

Biaya Pembelian = Harga JIT x Total Pemakaian

(34)

2. Biaya Pemesanan

Biaya Pemesanan = Biaya Pemesanan JITx Total Pemakaian

3. Biaya Kekurangan Persediaan

a) Untuk tambahan harga = % kenaikan x harga JIT

b) Untuk kekurangan bahan = % kekurangan bahan x persediaan c) Biaya kekurangan persediaan = Tambahan harga x Kekurangan bahan

2.2.8 Analisis Perancangan Terstruktur

Analisis perancangan terstruktur bertujuan untuk membuat model solusi

terhadap masalah yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap analisis terstruktur.

2.2.8.1Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem dan output dari sistem. Diagram konteks akan membuat gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses dan tidak terdapat data store[8].

2.2.8.2Data Flow Diagram (DFD)

Data flow diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan suatu sistem

(35)

Dalam mengembangkan suatu aliran data atau proses yang terjadi di dalam sistem data flow diagram menggunakan simbol-simbol yang memiliki arti tersendiri. Berikut arti dari simbol-simbol pada data flow diagram[8]:

a. Eksternal Entity

Eksternal entity dapat merupakan kesatuan (entity) dilingkungan luar sistem

yang dapat berupa orang,organisasi atau sistem lainnya yang memberikan input output dari sistem.

b. Data Flow

Data flow mengatur diantara proses,simpan data dan kesatuan luar. Data flow menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan sistem atau hasil proses sistem.

c. Proses

Pada physical data flow diagram (PDFD) data dilakukan oleh manusia, mesin atau komputer.Sedangkan untuk logical data flow diagram (LDFD) suatu proses hanya menunjukkan proses dari komputer.

d. Penyimpanan Data

Penyimpanan data (Data Store) merupakan tempat penyimpanan data. Penyimpanan data pada DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel.

Konsep dasar DFD dapat dilakukan dengan analisa Top Down yaitu pemecahan sistem yang besar menjadi beberapa sub-sub sistem yang lebih kecil. Berikut beberapa level yang ada pada DFD yaitu[8]:

a. Context Diagram

Diagram konteks yaitu diagram yang menunjukkan batas dan jangkauan dari sistem informasi yang dibuat.Diagram konteks merupakan gambaran secara garis besar dengan entitas-entitas yang ada dan hanya memperlihatkan kelompok data input dan output.Diagram konteks merupakan level teratas dari

(36)

b. Middle Level

Middle level merupakan pemecahan dari tiap-tiap proses yang mempunyai

fungsi yang sama.Pada middle level diagram 0 dipecah menjadi diagram level 1,2,3 dan seterusnya yang merupakan penguraian dari diagram konteks.

c. Lowest Level

Lowest level merupakan DFD level terendah. Lowest level menunjukkan

proses yang lebih detail dari data flow yang ada pada middle level. Pemecahan tersebut masih tetap memiliki fungsi yang sama dari level sebelumnya. Pada

lowest level pemberian nomor diagram terdiri dari bagian middle level.

2.2.8.3Kamus Data

Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses[8].

2.2.8.4Normalisasi

Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan atribut-atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi yang berstruktur baik[7]. Kondisi relasi bisa dianggap bersruktur baik jika:

1. Mengandung redudansi sesedikit mungkin

2. Memungkinkan baris-baris dalam relasi disisipkan, dimodifikasi, dan dihapus tanpa menimbulkan kesalahan atau ketidakkonsistenan.

Pada normalisasi, ada beberapa bentuk normalisasi yang dilakukan yaitu bentuk kesatu (1NF), bentuk kedua (2NF), bentuk ketiga (3NF), bentuk keempat (4NF) dan bentuk kelima (5NF). Namun pada kenyataannya jarang sekali ditemukan normalisasi sampai 5NF.

(37)

1. Menghilangkan duplikasi kolom-kolom dalam tabel yang sama.

2. Membuat tabel terpisah untuk setiap grup data yang berhubungan dan mengidentifikasi setiap baris dengan suatu kolom yang unik atau sekumpulan kolom yang unik (primary key).

Bentuk normal kedua (2NF) selanjutnya memusatkan perhatian pada konsep menghilangkan duplikasi data:

1. Menemukan semua syarat-syarat bentuk normal kesatu

2. Menghilangkan sub-set data yang diterapkan pada beberapa baris dari sebuah tabel dan letakkan kedalam tabel terpisah

3. Membuat relasi antara tabel-tabel baru dan tabel-tabel pendahulunya melalui penggunaan Foreign Keys

Bentuk normal ketiga (3NF) melakukan satu langkah lebih besar selanjutnya: 1. Menemukan semua syarat-syarat bentuk normal kedua

2. Menghilangkan kolom-kolom yang tidak secara langsung tergantung pada primary key

Terakhir, bentuk normal keempat (4NF) memiliki satu syarat tambahan yaitu : 1. Menemukan semua syarat-syarat bentuk normal ketiga

2. Suatu relasi adalah dalam bentuk normal keempat (4NF) jika relasi itu tidak memiliki ketergantungan banyak nilai (value).

Petunjuk normalisasi ini adalah bersifat komulatif. Untuk suatu database menjadi bentuk normal kedua (2NF), pertama harus terpenuhi dahulu seluruh kriteria bentuk normal kesatu (1NF).

2.2.8.5Entity Relation Diagram (ERD)

(38)

dengan antar-entitas. Model ini dinyatakan dalam bentuk diagram. Model E-R tidak bergantung terhadap DBMS yang digunakan melainkan hanya bersifat konseptual[8].

Didalam EntityRelationshipDiagram (ERD) terdapat beberapa elemen, yaitu sebagai berikut :

1. Entity

Entity adalah adalah “sesuatu dalam dunia nyata yang keberadaannya tidak

tergantung pada yang lain” (Elmasri dan Navathe, 1994) [8].

2. Relationship

Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas.

Relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat.

3. Relationship Degree

RelationshipDegree atau Derajat Relationship adalah jumlah tipe entitas yang

dilibatkan oleh relationship. Derajat Relationship yang sering dipakai di dalam ERD adalah sebagai berikut :

a. Unary Relationship

Unary Relationship adalah model Relationship yang melibatkan hanya

satu entitas.

b. BinaryRelationship

BinaryRelationship adalah model Relationship yang melibatkan dua buah

tipe entitas.

c. TernaryRelationship

Ternary Relationship adalah model Relationship yang melibatkan tiga

buah tipe entitas. 4. Atribut

Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun setiap relationship. Ada dua jenis atribut, yaitu:

(39)

b. Descriptor (nonkey attribute) 5. Kardinalitas

Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Berikut macam – macam kardinalitas relasi, yaitu :

a. One to One

Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.

b. OnetoMany atau Manytoone

Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat.

c. ManytoMany

Tingkat hubungan banyak ke banyak, terjadi tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya.

2.2.8.6EER (Enhanced Entity Relationship)

EER merupakan pengembangan dari diagram ER. Pada EER dikenal istilah supertipe dan subtipe. Supertipe adalah kelompok atribut yang mempunyai sifat yang sama untuk semua instan entitas. Sedangkan subtipe adalah suatu kelompok atribut dalam suatu tipe entitas yang dipahami atau dikenal dalam organisasi dan memiliki sifat-sifat yang sama untuk semua instan entitas, tetapi dapat dibedakan dengan kelompok atribut yang lain dalam tipe entitas tersebut.

2.2.8.6.1 Generalisasi

Generalisasi adalah proses untuk mendapatkan tipe entitas yang bersifat umum berdasarkan sejumlah tipe entitas yang bersifat khusus[8].

(40)

a) Mencari atribut yang berlaku untuk semua tipe entitas dan bentuk supertipe yang berisikan atribut-atribut tersebut serta menentukan kunci utama.

b) Membentuk masing-masing subtipe yang hanya berisi atribut yang tidak terdapat pada supertipe.

c) Menggambar hubungan supertipe atu subtipenya.

2.2.8.6.2 Spesialisasi

Spesialisasi adalah proses untuk mendapatkan perbedaan diantara anggota-anggota dalam sebuah tipe entitas dengan cara mengidentifikasi hal-hal yang membedakannya[8]. Melalui proses ini akan diperoleh satu atau beberapa subtipe sehingga bisa dipakai untuk menyusun hubungan supertipe atau subtipe.

2.2.9 Basis Data

Berikut beberapa definisi basis data (database) dari beberapa orang ahli basis data adalah sebagai berikut :

1. Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat

besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, optical disk, magnetic drum, atau media penyimpanan sekunder lainnya.

2. Database adalah sekumpulan program – program aplikasi umum yang berisi

data batch yang mengeksekusi dan memproses data secara umum (seperti pencarian, peremajaan, penambahan, dan penghapusan terhadap data).

3. Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukan terhadap

banyak pengguna, dimana masing–masing pengguna akan menggunakan data tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan pengguna lain dapat juga menggunakan data tersebut dalam waktu yang bersamaan.

2.2.10 Jaringan (Network)

Network atau jaringan adalah sistem komunikasi data yang melibatkan sebuah

(41)

menggunakan data di komputer yang lain, dapat mencetak laporan di printer komputer yang lain,dapat memberikan berita ke komputer yang lain walaupun berlainan area.

2.2.10.1 Komponen Jaringan

Komponen dari suatu jaringan adalah node dan link. Node adalah titik yang dapat menerima input data ke dalam network atau menghasilkan output informasi atau keduanya. Node dapat berupa sebuah printer, komputer, modem atau yang lainnya. Link adalah channel atau jalur transmisi atau carrier untuk arus informasi atau data yang berada diantara node.

2.2.10.2 Topologi Jaringan

Topologi jaringan adalah suatu aturan atau cara untuk menghubungkan komputer yang satu dengan komputer yang lainnya sehingga membentuk suatu jaringan. Topologi jaringan juga dapat didefinisikan sebagai gambaran secara fisik dari pola hubungan antara komponen jaringan yang meliputi server, sorkstation, HUB, dan pengkabelannya.

Adapun macam-macam topologi jaringan dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Topologi Bus

(42)

maka semakin banyak juga komputer yang akan menunggu giliran untuk bisa mengirim data sehingga kinerja jaringan akan menjadi lambat.

Kelebihan topologi ini diantaranya :

1. Hemat kabel dan harganya lebih murah. 2. Layout kabel sederhana.

3. Jika salah satu komputer mati, maka tidak akan mengganggu komputer lain.

Sedangkan kelemahan dari topologi ini diantaranya : 1. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil

2. Jalur data yang padat sehingga sering terjadi tabrakan data yang dikirim. 3. Jika salah satu client rusak atau kabel putus maka jaringan tidak berfungsi. Pada topologi ini semua komputer dihubungkan melalui datu kabel dengan terminator dikedua ujungnya. Kabel yang digunakan adalah kabel koaksial. Semua node dihubungkan secara seri menggunakan kabel tersebut. Topologi bus umumnya tidak menggunakan suatu peralatan aktif untuk menghubungkan komputer. Oleh karena itu, pada ujung-ujung kabel koaksial harus ditutup dengan tahanan untuk menghindari pantulan yang dapat menimbulkan gangguan yang menyebabkan kemacetan jaringan. Adapun bentuk topologi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. 2.

Gambar 2. 2 Topologi Bus

2. Topologi Ring

(43)

membentuk ring. Topologi ring digunakan dalam jaringan yang memiliki

performance tinggi. Jaringan yang membutuhkan bandwith untuk fitur yang time

sensitive seperti video dan audio. Beberapa jaringan ring melakukan token passing.

Token merupakan sebuah pesan singkat yang dijalankan melalui ring sampai sebuah

komputer menginginkan untuk mengirim informasi ke komputer lain. Komputer tersebut lalu mengubah token tersebut dengan menambahkan alamatnya dan menambah data dan mengirimnya melalui ring. Setiap komputer secara berurutan akan menerima token dan mengirimkan informasi ke komputer selanjutnya sampai komputer dengan alamat yang dituju dicapai atau token kembali ke komputer pengirim. Komputer penerima pesan akan membalas pesan ke asal pengirim pesan tadi yang mengindikasikan bahwa pesan sudah diterima. Asal pengirim pesan akan membuat token lain dan menyimpannya didalam jaringan dan token tersbut akan terus berputar sampai ada komputer lain yang menangkap token tersebut dan siap untuk memulai pengiriman.

Kelebihan dari topologi ini diantaranya :

1. Tabrakan file data yang dikirim dapat terhindari.

2. Semua komputer pada jaringan memiliki status yang sama. 3. Proses identifikasi kerusakan lebih mudah.

Sedangkan kelemahan dari topologi ini diantaranya :

1. Jika ada satu komputer yang gagal, maka akan mempengaruhi keseluruhan jaringan.

2. Sinyal akan semakin lemah jika jarak komputer yang dituju jauh. 3. Sulit untuk melakukan konfigurasi ulang jaringan.

(44)

Gambar 2. 3 Topologi Ring

3. Topologi Star

Pada topologi star terdapat komponen yang bertindak sebagai pusat pengontrol. Semua komputer yang hendak berkomunikasi selalu melaui pusat pengontrol tersebut.Dalam hal ini pusat pengontrol dapat berupa HUB atau Switch. Topologi ini bisa digunakan untuk LAN, MAN, atau WAN. Setiap komputer dalam topologi star berkomunikasi dengan central HUB yang mengirimkan kembali pesan ke semua komputer atau hanya komputer yang dituju. Pada topologi ini, semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut ke semua simpul atau komputer yang dipilihnya. Simpul pusat disebut dengan stasiun primer atau server dan bagian lainnya disebut dengan stasiun sekunder. Adapun arsitektur jaringan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. 4.

Gambar 2. 4 Topologi Star

(45)

suatu koneksi atau sambungan dalam jaringan sedangkan hub berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dan meneruskan ke semua komputer yang terhubung dengan hub.

Kelebihan dari topologi ini diantaranya :

1. Jika salah satu komputer mengalami kerusakan, maka komputer tersebut tidak mengganggu jaringan

2. Mudah dalam pengelolaan jaringan karena adanya pengawasan yang terpusat.

Sedangkan kekurangan dari topologi ini diantaranya :

1. Jika HUB pusat mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan gagal beroperasi.

2. Membutuhkan banyak kabel karena semua kabel harus terhubung ke satu

central point.

2.2.11 Database Management System (DBMS)

Kumpulan atau gabungan database dengan perangkat lunak aplikasi yang berbasis database dinamakan Database Management System (DBMS). DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program – program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Program–program tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukan, melacak, dan memodifikasi data kedalam database, mendefinisikan data baru, serta mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan.

2.2.12 Bahasa Pemrograman Yang Digunakan

Bahasa pemrograman adalah teknik instruksi standar untuk memerintah komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu himpunan dari aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer.

(46)

2.2.12.1 Personal Home Page atau Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP pertama kali diciptakan oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994. PHP merupakan bahasa pemograman yang digunakan dalam dunia website dan bisa digunakan bersamaan dengan HTML (HyperText Markup Language). PHP dapat diartikan sebagai Hypertext Preprocessor yang merupakan bahasa yang dapat digunakan pada server yang hasilnya dapat ditampilkan pada client.

2.2.12.2 Konsep Dasar PHP

Kode PHP diawali dengan tanda lebih kecil (< ) dan diakhiri dengan tanda lebih besar (>).Ada beberapa cara untuk menuliskan script PHP yaitu :

<?

….script PHP ?>

<?php

….script PHP ?>

<script language=”PHP”> ….script PHP

</script>

<

…script PHP >

Pemisah antar instruksi adalah tanda titik koma (;) dan untuk membuat atau menambah komentar adalah (/*) komentar. Untuk menuliskan script PHP ada dua cara yang sering digunakan yaitu Embedded Script dan Non Embedded Script.

a. Embedded Script adalah script PHP yang disisipkan diantara tag-tag dokumen

HTML. Contoh penulisan dari Embedded Script sebagai berikut: <html>

(47)

<title>Embedded Script</title>

</head>

<body>

<?php Echo “Hello word”; ?> </body>

</html>

b. Non Embedded Script

Non Embedded Script adalah script PHP murni, tag HTML yang digunakan

untuk membuat dokumen merupakan bagian dari script PHP. Contoh penulisan dari Non Embedded Script sebagai berikut:

<?php

echo”<html>”; echo”<head>”;

echo”<title>Hello Word</title>”; echo”</head>”;

echo”<body>”;

echo”<p>Hello</p>”; echo”</body>”; echo”</html>”; ?>

Script yang dibuat dengan PHP disimpan dengan nama file dan diikuti dengan ekstensi *.php, misalnya index.php. Bila script PHP diakses melalui komputer local maka file PHP disimpan di folder htdocs (jika menggunakan XAMPP) atau www (jika menggunakan WAMP) di web server.

2.2.13 Perangkat Lunak Pendukung

(48)

2.2.13.1 SQL (Structured Query Language)

SQL adalah sebuah bahasa permintaan database yang terstruktur. Bahasa SQL dibuat sebagai bahasa yang dapat merelasikan beberapa tabel dalam database maupun merelasikan antar database[11].

SQL terbagi menjadi dua, yaitu : 1. DDL (Data Definition Language)

DDL adalah sebuah metode query SQL yang berguna untuk mendefinisikan data pada sebuah database. Adapun query yang dimiliki adalah:

a) Create

Create digunakan untuk melakukan pembuatan tabel dan database.

b) Drop

Drop digunakan untuk melakukan penghapusan tabel maupun database.

c) Alter

Alter digunakan untuk melakukan pengubahan struktur tabel yang telah

dibuat, baik menambah field (add), mengganti nama field (change) atau menamakannya kembali (rename), serta menghapus (drop) [11].

2. DML (Data Manipulation Language)

DML adalah sebuah metode query yang dapat digunakan apabila DDL telah terjadi, sehingga fungsi dari query ini adalah untuk melakukan pemanipulasian database yang telah ada atau telah dibuat sebelumnya.

Adapun query yang termasuk di dalamnya adalah:[11]

a) Insert

Insert digunakan untuk melakukan penginputan/pemasukan data pada

tabel database.

b) Update

Update digunakan untuk melakukan pengubahan atau peremajaan

(49)

c) Delete

Delete digunakan untuk melakukan penghapusan data pada tabel.

Penghapusan ini dilakukan secara sekaligus (seluruh isi tabel) maupun hanya beberapa recordset.

2.2.13.2 MySQL

MySQL merupakan sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL

(DBMS) yang multi-thread dan multi-user. MySQL adalah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) [11].

Beberapa keunggulan yang dimiliki MySQL diantaranya :

a. MySQL dapat berjalan stabil pada sistem operasi.

b. Bersifat open source

c. Dapat diakses dengan cepat dan mudah digunakan d. Memilik beberapa lapisan keamanan.

(50)
(51)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 11 Februari 1992 Kewarganegaraan : Indonesia

Status Perkawinan : Belum Menikah Tinggi, Berat Badan : 172 cm, 55 kg

Kesehatan : Baik

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Raya Mauk KM. 11 No. 02 RT 03/ RW 02, Desa Sepatan Kab. Tangerang, Banten 15520

Telepon : 081313576760

Email : wahyu_abadi069@yahoo.com

2. Riwayat Pendidikan

1997 – 2003 : SDN 1 Sepatan

2003 – 2006 : SMP Negeri 1 Sepatan

2006 – 2009 : SMA Negeri 11 Kab. Tangerang

(52)

Bandung, Februari 2015

(53)
(54)
(55)

MENGGUNAKAN METODE

JUST IN TIME (JIT)

DI CV ONE TEAM

Wahyu Abadi

Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116 Bandung 40132

E-mail : wahyu_abadi069@yahoo.com

ABSTRAK

Proses pengadaan bahan baku di CV. ONE TEAM memang dilakukan untuk memenuhi proses produksi agar tidak terhambat. Penumpukan stok bahan baku di gudang membuat pengelola harus mengawasi pemeliharaan persediaan bahan baku yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kendala lain yang terjadi yaitu dapat membuat bahan baku mudah usang, sehingga menghambat proses produksi.

Penelitian ini mengangkat suatu kasus yaitu melakukan pengawasan dan pengendalian bahan baku. metode yang digunakan yaitu Just In Time

(JIT). Adapun penggunaan pendekatan analisis perangkat lunak pada penelitian ini menggunakan pendekatan analisis terstruktur.

Berdasarkan hasil pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan sistem yang dibangun dapat memberikan kemudahan kepada pihak perusahaan dalam mengawasi persediaan bahan baku, membantu dalam menentukan pemesanan bahan baku dan dapat menentukan jadwal produksi sebagai bentuk pengawasan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi agar dilakukan secara efektif.

Kata Kunci : Sistem, Pengawasan, Pengendalian, Just In Time

1. PENDAHULUAN

CV. ONE TEAM (ONE.T) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan barang dan jasa Printing Decal (Advertising) yang terletak di Jl. Batubara III No.14 Buah Batu, Bandung, Jawa Barat. Pelayanan dan jasa yang ditawarkan berupa printing Apparel pada desain motor dan mobil seperti decal, sticker, jersey, seat cover, paddock dan produk lain yang berada dalam ruang lingkup PrintingDecal (Advertising).

Produksi yang dilakukan atas dasar permintaan dari konsumen. Untuk memproduksi suatu produk, perusahaan membutuhkan bahan baku. Pengadaan bahan baku dilakukan setiap satu periode yaitu enam bulan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kekosongan bahan baku ketika ada permintaan dari

konsumen yang dapat menghambat proses produksi. Permintaan dari konsumen perlu diperhatikan terutama dalam hal penyediaan bahan baku, karena tidak semua bahan baku yang tersedia selalu terpakai untuk produksi. Bahan baku yang belum digunakan menjadi menumpuk sehingga menjadikan bahan baku tersebut usang jika tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu menjadikan proses produksi terhambat karena bahan baku yang tersedia tidak memenuhi standar. Untuk itu menjadi penting pemeliharaan persediaan bahan baku yang terdapat di gudang dan hal ini memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Just in time (JIT) merupakan metode untuk meminimalisir pemborosan dan peningkatan kinerja dari perusahaan. Dalam hal ini metode JIT digunakan untuk mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan atau kerugian akibat menimbun bahan baku. Sehingga JIT akan mengendalikan pengadaan jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan agar dapat disesuaikan dengan permintaan produk dari konsumen. Hal tersebut tidak memerlukan adanya biaya pemeliharaan persediaan bahan baku. Karena terdapat beberapa bahan baku yang tidak perlu adanya persediaan berlebih di gudang.

Berdasarkan hasil pengamatan yang melatarbelakangi permasalahan tersebut, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem yang dapat mengawasi dan mengendalikan bahan baku menggunakan metode just in time di CV. ONE.T.

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1) Memberikan kemudahan kepala gudang untuk meminimalisir penumpukkan dalam mengelola ketersediaan bahan baku.

2) Membantu kepala gudang dalam menekan biaya persediaan bahan baku seminimal dan seefisen mungkin.

2. ISI PENELITIAN

(56)

dibandingkan kemudian hasilnya berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan reaksi yang memadai terhadap hasil-hasil pelaksanaan tersebut. Bahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Definisi lain mengatakan bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relative tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu.

Proses pembangunan sistem pengawasan dan pengendalian kebutuhan bahan baku di CV. One Team mermiliki alur atau diagram yang dapat dilihat pada gambar 2.1..

Perhitungan Bahan Baku Yang Di Butuhkan Data Pemesanan, Daftar

Gambar 2.1 Alur Sistem Pengawasan dan Pengendalian Kebutuhan Bahan Baku CV. ONE

TEAM 2.1 Analisis Metode Just In Time

1. Data Pemesanan, Daftar Harga Bahan Baku, BOM (Bill of Materials).

Pada proses pengawasan dan pengendalian bahan baku dibutuhkan data yang dibutuhkan sebagai parameter masukan (input). Adapun data yang diperlukan yaitu data pemesanan produk, daftar harga bahan baku, BOM (Bill Of Materials). Dari hasil penelitian, didapatkan data pemesanan produk pada bulan Agustus 2013. Data pemesanan pada bulan Agustus 2013 dapat dilihat pada tabel 2. 2.

Tabel 2.2 Daftar Pemesanan Produk di Bulan Agustus

Data bahan baku yang digunakan untuk membuat decal dan sticker di CV. ONE.T setelah dilakukan penelitian beberapa bahan baku dengan harga dan satuan yang berbeda-beda. Tabel 2.3 adalah daftar bahan baku yang digunakan di CV. ONE.T untuk proses produksi decal dan sticker.

Tabel 2.3 Daftar Bahan Baku Decal dan Sticker

No Nama Bahan 2. Perhitungan Bahan Baku yang dibutuhkan

Pada tahun 2013, setelah diakumulasikan diketahui jumlah pemakaian bahan baku yang digunakan untuk decal dan sticker dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Daftar Pemakaian Bahan Baku Tahun 2013

Namun CV. ONE.T melakukan pembelian bahan baku untuk 2014 melebihi pemakaian yang terjadi di tahun 2013, sehingga CV. ONE.T mengalami pemborosan, berikut data pembelian tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2. 5.

Tabel 2. 5 Daftar Pembelian Bahan Baku Tahun 2013

Gambar

Gambar 1.1 Model Pengembangan Perangkat Lunak [1]
Tabel 2.1 Gambaran Kerja CV. ONE TEAM
Gambar 2. 2 Topologi Bus
Gambar 2. 3 Topologi Ring
+4

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Estimasi parameter statistik secara visual mendapatkan hasil yaitu distribusi Lognormal paling mendekati distribusi panjang paket data untuk waktu pagi,

CSR yang diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Persero Terbatas, belaku wajib bagi perseroan yang kegiatan usahanya dibidang

Manfaat penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran problem solving menggunakan aplikasi macromedia flash bagi guru yaitu guru dapat mengetahui model serta media

Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Tentang Personal Hygiene Terhadap

- Dengan dipandu guru, siswa menyebutkan kondisi cuaca pada saat cerah, berawan,

Dari sektor ketenagakerjaan, paradigma sehat sebagai optimalisasi dalam pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat hubungan kerja dilakukan dengan menunjuk

Data spasial merupakan data yang memuat tentang lokasi suatu objek dalam peta berdasarkan posisi geografis objek tersebut dalam bumi dengan menggunakan sistem

Penelitian ini menemukan bahwa semua orang bisa merasakan kebahagiaan, termasuk pada Orang Dengan Epilepsi (ODE), dengan segala dampak medis maupun psikologis yang