• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) BERBANTUAN MEDIA KOKAMIUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI KOMPETENSI DASAR PERAN BANK UMUM DAN BANK SENTRAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) BERBANTUAN MEDIA KOKAMIUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI KOMPETENSI DASAR PERAN BANK UMUM DAN BANK SENTRAL"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

i

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TGT

(TEAM GAME TOURNAMENT)

BERBANTUAN

MEDIA KOKAMI UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR EKONOMI KOMPETENSI DASAR PERAN

BANK UMUM DAN BANK SENTRAL

(Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan

Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Reni Pulungsari NIM 7101411295

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tak ada perjuangan yang sia-sia”

“Kesuksesan tidak akan bertahan jika dilalui dengan jalan pintas”

“Hari ini berjuang, besok raih kemenangan”

PERSEMBAHAN

1. Terimakasih kepada orang tuaku, Bapak

Subandi dan Ibu Sutinah yang tak

henti-hentinya memberikan doa, dukungan dan

semangat

2. Terimakasih kepada orang-orang terkasih:

Mas Andi, Mbak Dian, Mbak Ratri, Mas Heri,

Aa Gandhi yang selalu memberikan semangat

dan dukungan

3. Teman-teman kost Wisma Dani yang selalu

memberikan dukungan keceriaan, dan

semangat

4. Almamaterku, teman-teman Pendidikan

(6)

vi PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan

hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Efektivitas Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournamen)

Berbantuan Media Kokami untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun

Ajaran 2014/2015)”

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan

hati penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk

memperoleh pendidikan di Universitas Negeri Semarang;

2. Dr. Wahyono, M.M,. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga dapat

menyelesaikan studi dan skripsi ini;

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian

(7)

vii

4. Drs. Sukirman, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing dan

memberi arahan dalam penyusunan skripsi ini;

5. Abdul Qodim AM.S.Ag., selaku Kepala SMA Islam Kandangan Kabupaten

Temanggung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini;

6. Putri Jatra Sani, S.Pd., Guru Ekonomi SMA Islam Kandangan Kabupaten

Temanggung;

7. Siswa siswi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung yang

telah membantu penelitian ini;

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan dan telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan lancar;

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang diberikan kepada penyusun

mendapat imbalan yang mulia dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi pemabaca.

Semarang, 10 Juni 2015

(8)

viii SARI

Pulungsari, Reni. 2015. “Efektivitas Model Pembelajaran TGT (Team Game

Tournament) berbantuan Media Kokami untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun

Ajaran 2014/2015)”.Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Sukirman, M.Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran TGT (Team Game

Tournamen), Kokami

Hasil belajar dan aktivitas belajar merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar, karena hasil belajar dan aktivitas pembelajaran menjadi tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentraldi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013/2014 yang disebabkan oleh penggunaan model dan media pembelajaran yang kurang berfariasi. Tujuan penelitian ini yaitu 1) untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral, 2) untuk mengetahui apakah penerapan model TGT berbantuan media Kokami lebih efektif dibandingkan model konvensional dalam meningkatkan hasil belajar, 3) untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat menuntaskan hasil belajar dari pada model konvensional.

Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan pola

control group pre-test-post-test. Pengumpulan data dilakukan dengan metode test dan observasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji beda paired sample t-test,

independent sample t-test dan one sample t-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dengan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dilihat dari nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen, dilihat dari rata-rata

pre-test yaitu 41,25 dan post-test menjadi 86,29, 2) ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dilihat dari nilai post-test kelas eksperimen 86,29 lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 72,30, 3) ada peningkatan ketuntasan siswa dengan rata-rata nilai post-test

kelas eksperimen sebesar 86,29 lebih besar dari 75.

(9)

ix ABSTRACT

Pulungsari, Reni. 2015. “Effectiveness of Learning Model TGT (Team Game

Tournament) with Media Kokami to Increase Learning Outcame Basic Competency Study Economics on the Role of Public Banks and the Central Bank

(Case Study on Grade X SMA Islam Kandangan Temanggung 2014/2015)”.Final Project. Economics Education Department. Economics Faculty. Semarang State University. Advisor: Drs. Sukirman, M.Si.

Keywords: Learning Achievement, TGT (Team Game Tournament) Learning Model, Kokami

Learning achievement and learning activity are crucial factors in teaching learning process because they are success benchmark of teaching learning process. The research problem in this study is the low learning achievement in basic competence of the role of commercial banks and central banks in the tenth graders of SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung in the academic year of 2013/2014 caused by less interesting model use and learning media. The purposes of this study are 1) to find out whether the use of TGT learning model with Kokami media can improve learning achievement in basic competence of the role of commercial banks and central banks, 2) to find out whether the use of TGT learning model with Kokami media is more effective than conventional model in improving students’ learning achievement, 3) to find out whether the use of TGT learning model with Kokami media is able to lead to students’ learning achievement standard than the conventional model.

This study applied quasi-experimental design (control group pre-test post-test). The methods of collecting data were test and observation. Hypotheses were tested using paired sample t-test,independent sample t-test and one sample t-test.

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Belajar... 11

2.2 Hasil Belajar ... 15

(11)

xi

2.3.1 Pengertian Penilaian Hasil Belajar ... 18

2.3.2 Pre-Test dan Post-Test ... 19

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19

2.5 Model Pembelajaran... 20

2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 20

2.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

2.5.3 Model Pembelajaran Team Game Tournament... 27

2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TGT ... 29

2.5.5 Model Pembelajaran Konvensional ... 30

2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Konvensional.... 31

2.6 Media Pembelajaran ... 32

2.6.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 32

2.6.2 Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran ... 32

2.6.3 Macam-Macam Media Pembelajaran ... 34

2.6.4 Media Pembelajaran Kokami ... 34

2.7 Penerapan Model TGT berbantuan Media Kokami ... 36

2.8 Materi Peran Bank Umum dan Bank Sentral... 38

2.9 Efektivitas Pembelajaran... 40

2.10 Penelitian Terdahulu yang Relevan... 42

2.11 Kerangka Berpikir ... 43

(12)

xii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 49

3.2 Populasi dan Sampel ... 50

3.2.1 Populasi ... 50

3.2.2 Sampel ... 51

3.3 Variabel Penelitian ... 51

3.3.1 Variabel Bebas ... 51

3.3.2 Variabel Terikat ... 52

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 52

3.4.1 Metode Tes ... 52

3.4.2 Metode Observasi ... 53

3.5. Prosedur Penelitian... 53

3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 54

3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 55

3.5.3 Tahap Evaluasi ... 57

3.6 Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Tes ... 58

3.6.1 Uji Validitas Butir Soal ... 58

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 59

3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 50

3.6.4 Uji Daya Pembeda Soal ... 62

3.7 Metode Analisis Data ... 63

3.7.1 Analisis Data Deskriptif ... 63

(13)

xiii

3.7.3 Analisis Data Hasil Belajar Setelah Perlakuan (Post-test) ... 64

3.7.4 Uji Hipotesis... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67

4.1.2 Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 68

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 76

4.1.4 Analisis Data Sebelum Perlakuan (Pre-Test) ... 81

4.1.5 Analisis Data Setelah Perlakuan (Post-Test) ... 82

4.1.6 Uji Hipotesis... 83

4.2 Pembahasan ... 87

4.2.1 Penerapan Model Pembelajaran TGT Berbantuan Media Kokami dapat Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015 . 87 4.2.2 Penerapan Model Pembelajaran TGT Berbantuan Media Kokami Lebih Efektif dibandingkan Model Pembelajaran Konvensional dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 90

4.2.3 Penerapan Model Pembelajaran TGT berbantuan Media Kokami dapat Menuntaskan Hasil Belajar pada Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015... 92

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 95

5.2 Saran ... 96

(14)

xiv

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Ulangan Harian KD Peran Bank Umum dan

Bank Sentral Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 3

Tabel 3.1 Desain penelitian Quasi Experimental dengan pola Control Group Pretest-Posttest ... 49

Tabel 3.2 Rekap Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ... 59

Tabel`3.3 Rekap Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... 62

Tabel 3.4 Rekep Hasil Analisis Daya Pembada Soal ... 63

Tabel 4.1 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... 68

Tabel 4.2 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... 72

Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Aspek Keaktifan Siswa ... 76

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Pre-Test ... 77

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Post-Test... ... 78

Tabel 4.6 Hasil Desain Quasi Experimental ... 79

Tabel 4.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 79

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test ... 81

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-Test... 81

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Post-Test ... 82

Tabel 4.11Hasil Uji Homogenitas Data Post-Test ... 83

Tabel 4.12Hasil Uji Paired Sample T-Test Kelas Eksperimen ... 84

Tabel 4.13Hasil Uji Independent Sample T-Test ... 85

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Uji Coba ... 101

Lampiran 2. Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 102

Lampiran 3. Soal Uji Coba ... 103

Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 106

Lampiran 5. Analisis Uji Coba Soal ... 109

Lampiran 6. Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 128

Lampiran 7. Daya Pembeda Soal Uji Coba ... 133

Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Pre-Test ... 136

Lampiran 9. Soal Pre-Test ... 137

Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Pre-Test ... 145

Lampiran 11. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen... 146

Lampiran 12. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 146

Lampiran 13. Daftar Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen ... 148

Lampiran 14. Daftar Nilai Pre-Test Kelas Kontrol ... 149

Lampiran 15. Hasil Uji SPSS Sebelum Perlakuan ... 150

Lampiran 16. RPP Kelas Eksperimen ... 151

Lampiran 17. RPP Kelas Kontrol ... 156

Lampiran 18 . Materi Peran Bank Umum dan Bank Sentral ... 160

Lampiran 19. Pembagian Kelompok TGT ... 164

Lampiran 20. Skor Kelompok TGT ... 165

Lampiran 21. Soal Kokami ... 166

Lampiran 22. Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 170

(18)

xviii

Lampiran 24. Kisi-Kisi Soal Post-Test ... 176

Lampiran 25. Soal Post-Test ... 177

Lampiran 26. Kunci jawaban Soal Post-test ... 181

Lampiran 27. Nilai Post-Test Kelas Eksperimen ... 184

Lampiran 28. Nilai Post-Test kelas Kontrol ... 185

Lampiran 29. Hasil Uji SPSS Setelah Perlakuan ... 187

Lampiran 30. Dokumentasi ... 187

Lampiran 31. Surat Ijin Penelitian ... 192

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi

setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Keberhasilan pendidikan yang

paling utama adalah ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa.

Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan

dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Seorang guru dalam pendidikan

memegang peran penting, salah satu peranan guru adalah sebagai fasilitator dalam

mengoptimalkan keaktifan siswa. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

kemampuan dalam pengalaman teoritis tapi juga harus memiliki kemampuan

praktis.

Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran

merupakan proses berkelanjutan, tetapi juga berlangsung dalam rangka tujuan

tertentu yang hendak dicapai. Proses ini merupakan tindakan konkrit untuk

mencapai tujuan dan juga untuk menilai sejauh mana tujuan itu tercapai. Siswa

yang belajar akan mengalami perubahan baik itu pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan, nilai dan sikap. Untuk mencapai keberhasilam proses pembelajaran

(20)

menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi

dalam kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar indikator pembelajaran

tercapai.

Aktivitas belajar siswa di dalam kelas merupakan salah satu faktor yang

cukup dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga guru dalam

merancang, mengorganisir, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi kegiatan

pembelajaran harus dapat memahami karakteristik materi yang ingin disampaikan

dan karakteristik siswa agar dalam penggunaan model maupun media

pembelajaran dapat lebih efektif dalam penyampaian materi kepada siswa.

Hasil belajar dan aktivitas belajar merupakan faktor penting dalam proses

belajar mengajar, karena hasil belajar dan aktivitas pembelajaran menjadi tolok

ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Kenyataan yang terjadi pada saat ini

adalah masih rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran ekonomi sering

terlihat siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa jarang

bertanya dan menutarakan pendapatnya tentang materi yang telah disampaikan.

Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 6 Maret 2015 dengan

guru IPS Ekonomi, diketahui bahwa nilai ulangan harian pada mata pelajaran

ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral semester genap

tahun pelajaran 2013/2014 ditemukan hasil belajar yang masih di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), masih ada sebagian siswa belum mencapai nilai

kompeten khususnya pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral.

(21)

Temanggung adalah ≥75. Data yang diambil berikut ini adalah nilai

ulangan harian siswa kelas X pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank

sentral tahun pelajaran 2013/2014. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. di

bawah ini:

Tabel 1.1

Hasil Belajar Siswa Ulangan Harian KD Peran Bank Umum dan Bank Sentral

Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas Jumlah Siswa

Rata-rata Nilai UH

Tuntas Belum Tuntas

KKM

≥75 Presentase KKM <75 Presentase

X-1 28 59,89 8 28,57% 20 71,43%

X-2 29 63,44 10 34,48% 19 65,52%

TOTAL 57 123,33 18 31,57% 39 68,42%

sumber: Nilai ulangan harian KD peran bank umum dan bank sentral dokumentasi guru SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013/2014

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa dari rata-rata ulangan harian

kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral tahun pelajaran 2013/2014

mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung,

masing-masing kelas masih rendah. Dugaan ini muncul karena berdasarkan data

yang didapat lebih dari 50% siswa kelas X belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang ditargetkan oleh sekolah yaitu sebesar ≥75. Secara

keseluruhan jumlah siswa kelas X berjumlah 57 siswa, presentase siswa yang

tidak tuntas sebesar 68,42% dan siswa yang tuntas sebesar 31,57%. Mulyasa

(2004:99) menyatakan bahwa seseorang peserta didik dikatakan tuntas dalam

(22)

tujuan pembelajaran sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada

di dalam kelas.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, didapatkan beberapa

informasi bahwa siswa kurang termotivasi dalam belajar dan cenderung bosan

dengan model pembelajaran yang sama, selama proses pembelajaran siswa

cenderung pasif. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah

pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Pembelajaran konvensional

pada pembelajaran ekonomi pada dasarnya masih bisa dan perlu untuk diterapkan,

akan tetapi pembelajaran ini kurang tepat apabila tidak dimodifikasi dengan

model pembelajaran lainnya.

Sebagai alternatif masalah tersebut, peneliti mencoba menerapkan model

pembelajaran tipe Team Game Turnament (TGT) pada kompetensi dasar peran

bank umum dan bank sentral pelajaran ekonomi kelas X. Model pembelajaran

TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan empat sampai lima siswa yang

memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Dalam TGT

siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh

skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dalam TGT dapat berupa

pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu. Slavin (2010:163) TGT

menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor

kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka

(23)

Selain menggunakan model pembelajaran yang beragam, guru juga dapat

mengembangkan kreativitas pembelajaran dengan menggunakan media. Salah

satu media yang efektif dan dapat diaplikasikan dengan model pembelajaran TGT

dalam membantu kegiatan belajar mengajar khususnya ekonomi pada kompetensi

dasar peran bank umum dan bank sentral adalah media Kokami (Kotak dan Kartu

Misterius).

Saputra (2013:113) Media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius)

merupakan salah satu jenis media yang dikombinasikan dengan permainan

bahasa. Penerapan melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya pasif

maupun aktif. Permainan ini sangat baik digunakan di dalam kelas yang

heterogen.

Metode pembelajaran TGT berbantuan media Kokami sesuai dengan

karakteristik kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral. Dalam

kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral berisi materi teoritis,

diharapkan dalam materi ini siswa tidak menghafal untuk mengerti pelajaran

tetapi siswa dituntut untuk mengerti dan memahami materi yang telah

disampaikan. Siswa akan lebih paham apabila pada pembelajaran kompetensi

dasar peran bank umum dan bank sentral, siswa dihadapkan pada realitas dan

siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi juga mampu

memahami materi pelajaran. Siswa akan lebih paham dan tertarik untuk

mempelajari kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral jika dalam

kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan.

(24)

bank umum dan bank sentral adalah model pembelajaran TGT (Team Game

Tournament) adalah model pembelajaran berupa turnamen akademik, dan

menggunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individual, siswa dituntut untuk

terlibat secara aktif baik secara individu maupun kelompok dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Kuis-kuis dalam turnamen akan diaplikasikan dengan

media Kokami (Kotak dan kartu misterius). Media Kokami adalah kotak yang

berisikan karu-kartu soal kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral

yang nantinya harus diselesaikan oleh masing-masing kelompok. Siswa akan

terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran secara individu maupun kelompok,

salah satu siswa perwakilan dari masing-masing kelompok maju untuk mengambil

dan menjawab soal yang terdapat dalam kartu misterius sehingga siswa dituntut

untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompok. Penerapanya

melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya aktif maupun pasif.

Gabungan antara media dan permainan ini mampu secara signifikan memotivasi

dan menarik minat siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Turnamen akademik dalam model pembelajaran TGT berupa game

akademik yang menggunakan media kartu berisi pertanyaan-pertanyaan yang

kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa dari

pembelajaran yang telah diberikan. Penggunaan media kartu dalam pembelajaran

TGT dapat diaplikasikan dengan penggunaan media Kokami (Kotak dan Kartu

Misterius).

Kokami akan sangat membantu siswa dalam memahami materi. Dengan

(25)

menggunakan media Kokami, siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan soal-soal

peran bank umum dan bank sentral yang terdapat dalam kartu yang sebelumnya

dipilih sacara acak oleh siswa lain sehingga siswa termotivasi untuk menjawabnya

agar dapat memenangkan permainan.

Penggunaan media pembelajaran TGT berbantuan media Kokami ini

dapat menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari permainan,

membantu siswa memahami peran bank umum dan bank sentral dan menghibur

siswa karena dalam pembelajaran siswa disuguhkan dengan suasana belajar yang

santai dan menyenangkan tetapi tetap kondusif.

Penelitian yang dilakukan oleh Fendi Saputra (2013) yang berjudul

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) dengan

Media Kokami dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran cooperative tipe TGT

dengan menggunakan media Kokami sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran biologi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran TGT (Team Game

Tournament) berbantuan Media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius) untuk

(26)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat

dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami

dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank

umum dan bank sentral pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan

Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami lebih

efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan

hasil belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral

pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun

pelajaran 2014/2015?

3. Apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami

dapat menuntaskan hasil belajar pada kompetensi dasar peran bank umum

dan bank sentral pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten

Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan

(27)

peran bank umum dan bank sentral kelas X SMA Islam Kandangan

Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan

media Kokami lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional

dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar

peran bank umum dan bank sentral kelas X SMA Islam Kandangan

Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan

media Kokami dapat menuntaskan hasil belajar pada kompetensi dasar peran

bank umum dan bank sentral kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten

Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneliti mengharapkan adanya

kegunaan dari hasil penelitian ini. Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua

bagian yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian teori bagi

penelitian berikutnya dimasa yang akan datang, terutama yang tertarik

untuk meneliti tentang penerapan model pembelajaran TGT berbantuan

media Kokami.

b. Meningkatkan kualitas penelitian berikutnya yang berhubungan dengan

(28)

TGT berbantuan media Kokami. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Perbedaan yang terdapat

dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Fendi Saputra

(2013) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

dengan Media Kokami dalam meningkatkan Hasil Belajar Biologi adalah

dalam penelitian ini meneliti mata pelajaran Ekonomi dengan subjek yang

berbeda dengan penelitian terdahulu.

2. Kegunaan Praktis

a. Kegunaan bagi siswa

1) Memberikan kemampuan siswa untuk mempelajari kompetensi dasar

peran bank umum dan bank sentral dan mengembangkan ketrampilan

intelektual dan keaktifan dalam pembelajaran.

2) Meningkatkan pemahaman dan kemampuan bekerja sama dalam

kelompok.

3) Meningkatkan rasa tanggung jawab dalam kelompok.

b. Kegunaan bagi guru

1) Sebagai masukan tentang strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral.

2) Sebagai referensi dalam menggunakan media pembelajaran.

c. Kegunaan bagi peneliti

1) Memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian pendidikan.

2) Sebagai referensi untuk menerapkan model pembelajaran TGT dan media

(29)

d. Kegunaan bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam

memperbaiki kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

(30)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Belajar

Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

a. Teori Belajar Behavioristik

Pandangan belajar menurut teori Behavioristik dicetuskan oleh Skinner

dalam Rifa’i dan Anni (2012:90) bahwa belajar merupakan suatu proses

perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut tidak disebabkan oleh

kemampuan internal manusia tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan

respon.

Prinsip belajar dalam teori behavioristik yaitu adanya penguatan

(reinforcement) dan hukuman (punishment). Penguatan merupakan unsur penting

dalam belajar karena akan memperkuat perilaku, sedangkan hukuman

dimaksudkan untuk memperlemah atau meniadakan perilaku tertentu.

b. Teori Belajar Naturalistik

Herbert Spencer menyatakan bahwa sekolah merupakan dasar dalam

keberadaan naturalisme. Sebab, belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh

karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga. Paham naturalisme

(31)

c. Teori Belajar Konvergensi

Konvergensi berasal dari Convergative yang berarti penyatuan hasil atau

kerja sama untuk mencapai suatu hasil. William Stern mengatakan bahwa

kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir itu merupakan

petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan ruang permainan. Dalam ruang

permainan itulah terletak pendidikan dalam arti yang sangat luas. Tenaga-tenaga

dari luar dapat menolong tetapi bukan yang menyebabkan perkembangan itu,

karena datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga

pendorong. Paham konvergensi ini berpendapat bahwa didalam perkembangan

individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan

penting. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu,

akan tetapi bakat yang sudah tersedia perlu menemukan lingkungan yang sesuai

sepaya dapat berkembang.

d. Teori Belajar Kontruktivisme

Rifa’i dan Anni (2012:106) menyatakan bahwa teori belajar

konstruktivisme menyatakan bahwa pendidik tidak dapat memberikan

pengetahuan kepada peserta didik. Sebaliknya, peserta didik harus

mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai

pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari

apa yang dipelajari. Beda dari teori behavioristik yang memahami hakikat belajar

sebagai kegiatan yang bersifat mekanik antara stimulus dan respon, sedangkan

teori konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia

(32)

pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya. Pengetahuan tidak bisa ditransfer

dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri

tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses

kognitif dimana terjadi proses asimilasi akomodasi untuk mencapai suatu

keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru.

Teori konstruktivisme juga memahami pemahaman tentang belajar yang

yang lebih menekankan pada proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan

belajar dinilai penting, tetapi proses melibatkan cara belajar, dan strategi belajar

akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berfikir seseorang.

Sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan , siswa

“mengkonstruksi” atau membangun pemahamannya terhadap fenomena yang

ditemui dengan menggunakan pengalaman, struktur kognitif dan pengetahuan

yang dimiliki.

Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah

sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi oengetahuan melalui

pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti

guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap

inidividu. Pengetahuan dari hasil “pemberian” tidak akan bermakna. Adapun

pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh

setiap individu akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih

lama tersimpan atau diingat dalam setiap individu.

Inti dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan

(33)

diri seseorang. Oleh karena itu, agar peserta didik mampu melakukan kegiatan

belajar maka dia harus terlibat aktif dalam pembelajaran.

e. Teori Belajar Humanistik

Pandangan belajar teori humanistik yang dicetuskan oleh Roger dalam

Rifa’i dan Anni (2012:126) yang menyatakan bahwa belajar diperkasai diri sendiri

adalah relevan dengan kebutuhan peserta didik. Pendekatan humanistik

memandang pentingnya penekanan dalam bidang kreativitas, minat terhadap seni,

dan rasa ingin tahu sehingga hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan

sosial emosional lebih penting dibandingkan dengan hasil pendidikan yang

bersifat akademik.

Penelitian ini berkaitan dengan teori belajar yang telah dijelaskan diatas

yaitu teori kontruktivisme. Inti dari teori kontruktivisme adalah bahwa belajar

merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks

yang berlangsung pada diri seseorang. Teori kontruktivisme siswa tidak hanya

menerima pengetahuan dari guru melainkan siswa harus mengkontruksi

pengetahuan sendiri dan mampu terlibat aktif dalam melakukan kegiatan belajar.

Dalam penelitian ini siswa dituntut untuk menemukan dan mengkontruksi suatu

pengetahuannya sendiri serta dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah.

Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar

siswa selain teori di atas, faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor

eksternal. Keberhasilan belajar siswa bukan hanya dipengaruhi dari faktor internal

tetapi juga dipengaruhi dari faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada

(34)

tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Faktor eksternal adalah

hal-hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan dan

pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.

2.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar, seperti yang dijelaskan oleh Dimyati dan Mujiono (2006:4). Dari

sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Hasil belajar, untuk sebagian adalah tindak guru, suatu pencapaian tujuan

pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.

Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran, dan dampak

pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang

dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah

latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang

lain, suatu transfer belajar.

Benyamin S. Bloom dalam Sudjana (2009:22) hasil belajar dapat

dibedakan menjadi tiga bagian:

a. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan kognitif

Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan kognitif mencakup

kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan pemecahan

(35)

a) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan mengingat materi yang telah di

pelajari sebagai dasar untuk menguasai suatu konsep atau teori.

b) Pemahaman (comperhension) adalah kemampuan untuk mendalami makna

atau arti dari sebuah konsep atau arti.

c) Penerapan (application) adalah kemampuan mengaplikasikan materi yang

telah dipelajari kedalam situasi konkrit.

d) Analisis (analysis) adalah kemampuan menguraikan suatu integritas menjadi

bagian yang mempunyai arti.

e) Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan dalam membuat keputusan atau

menilai sesuatu berdasarkan standar nilai dan kriteria yang dimiliki.

b. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan afektif

Hasil yang berkaitan dengan kemampuan afektif menyangkut perubahan

sikap, apresiasi, nilai dan minat seseorang. Kemampuan afektif terdiri dari dari:

a) Penerimaan (receiving) adalah kepekaan dalam menerima rangsangan dari

luar yang datang pada siswa dalam masalah, situasi, dan gejala.

b) Menanggapi (responding) yaitu reaksi individu terhadap rangsangan dari luar

mencakup ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dalam menjawab stimulus

yang datang dari luar.

c) Penilaian (valuing) adalah kemampuan untuk dapat memberikan penilaian

atas pentingnya ketertarikan pada suatu objek atau kegiatan tertentu.

d) Pengorganisasian yaitu kemampuan pengembangan dari nilai kedalam satu

(36)

e) Internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem yang telah dimiliki

individu yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

c. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan psikomotorik

Kemampuaan psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan (skill) dan

kemampuan untuk bertindak setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu.

a) Persepsi (streight) mencakup kemampuan untuk mengadakan diskrimanisi

yang tepat dan khas pada masing-masing rangsangan.

b) Kesiapan (set) adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan

memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

c) Gerakan terbimbing (guide response) adalah kemampuan untuk melakukan

suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan.

d) Gerakan terbiasa (mechanical response) adalah kemampuan untuk melakukan

suatu gerakan yang lancar. Kerena telah dilatih secukupnya tanpa

memperlihatkan contoh yang diberikan.

e) Gerakan kompleks (complex response) adalah kemampuan untuk melakukan

gerakan dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang rumit.

f) Kreativitas (creativity) adalah kemampuan untuk melahirkan pola gerak gerik

(37)

2.3 Penilaian Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Sudjana (2013:3) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar merupakan

upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh

siswa dan guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Lebih lanjut Sudjana (2013:9)

mengatakan bahwa dalam melaksankan penelitian sebagai berikut:

1. Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga

jelas aibilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, alat

penilaian dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan dalam merancang

penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku dan buku pelajaran

yang digunakan.

2. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar

mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses

belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.

3. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan

prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus

menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komperhensif.

4. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut. Data hasil

penilaian sangat bermanfaat bagi guru dan siswa.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil

belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar

(38)

penguasaan dan pemahaman siswa selama proses pembelajaran dalam mencapai

suatu tujuan pembelajaran.

2.3.2 Pre-Test dan Post-Test

Purwanto (2009:28) Pre-test merupakan tes untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum diberikan pelajaran. Pre-test yaitu tes yang

diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai

dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan.

Pelaksanaan pre-test memiliki banyak kegunaan sehingga memegang peranan

penting dalam proses pembelajaran.

Menurut Purwanto (2009:28) Post-test merupakan tes yang diberikan

pada setiap akhir program satuan ajaran. Tujuan post-test ialah untuk mengetahui

sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengejaran setelah mengalami

suatu kegiatan belajar post-test memiliki kegunaan terutama dalam melihat

keberhasilan pembelajaran.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010:54-72) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah: faktor kesehatan dan cacat tubuh

b. Faktor psikologis: intelegensi bakat, motif, kematangan serta kesiapan

(39)

2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari:

a. Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga

b. Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode

belajar serta tugas rumah.

c. Faktor masyarakat: kesiapan siswa dalam masyarakat, media masa,

teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain

kemampuan yang dimiliki siswa tentang pelajaran yang akan disampaikan,

motivasi, serta perhatian siswa, sedangkan faktor eksternal antara lain model

pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar, media

pembelajaran serta kondisi lingkungan baik sekolah maupun masyarakat. Faktor

yang mempengaruhi hasil belajar dalam penelitian ini adalah faktor penggunaan

model pembelajaran dan media pembelajaran oleh guru.

2.5 Model Pembelajaran

2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Suyitno (2004:28) pemilihan model dan metode pembelajaran

(40)

perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran

agar kompetensi dasar dan indikator pembelajaran dapat dicapai.

Joyce dan Weil dalam Rusman (2012:133) model pembelajaran adalah

suatau rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum

(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan bahan pembelajaran,

dan membimbing di kelas atau yang lain. Pembelajaran adalah upaya menciptakan

iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan

peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan

siswa serta siswa dengan siswa..

2.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam bukunya Rusman (2012:202) pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar

dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya

terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kempok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan

pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar

pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru

mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses

pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling

membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya

(41)

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli

pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Slavin dinyatakan bahwa:

1. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan

sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain

2. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir

kritis, memecahkan masalah-masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan

dengan pengalaman.

Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2009:194) merupakan model

pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara

empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis,

jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sebagaimana diungkapkan

oleh Slavin (2010:4) bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai

macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.

Lebih lanjut Slavin (2010) mengemukakan bahwa terdapat tiga konsep yang

(42)

1. Penghargaan tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan –penghargaan tim lainnya

jika berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

2. Tanggung jawab individual

Kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota

tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu

satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahawa tiap orang dalam tim

siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan

siswa tanpa bantuan teman satu timnya.

3. Kesempatan sukses yang sama

Siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja

mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan

prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk

melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada

nilainya.

Ada beberapa versi jenis model dalam pembelajaran kooperatif,

jenis-jenis model tersebut adalah sebagai berikut:

1. Student Team Achievement Devision (STAD)

Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat

orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan

suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua

anggota kelompok memastikan bahwa anggota kelompok itu bisa menguasai

(43)

tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain.

Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri

yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada

seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu

melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai ini kemudian dijumlah untuk

mendapatkan niali kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu

bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya. Keseluruhan siklus

aktivitas itu, mulai dari paparan guru ke kerja kelompok sampai kuis, biasanya

memerlukan tiga sampai lima kali pertemuan kelas. STAD adalah yang paling

tepat untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti, seperti penghitungan

dan penerapan matematika, penggunaan bahasa dan mekanik, geografi dan

ketrampilan perpetaan dan konsep-konsep sains lainnya.

2. Teams Games Tournament (TGT)

Slavin (2010:163) secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali

satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan

skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka

dengan anggota tim lain. Menurut Rusman (2012:224) TGT adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok

belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis

kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa

bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelomok guru

memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan

(44)

yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain

bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum

mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

3. Jigsaw II

Dalam model Jigsaw guru membagi satuan informasi yang besar menjadi

komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam

kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap

anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang

ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok

yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi

yang terdiri atas dua atu tiga orang. Siswa memilki banyak kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat

meningkatkan ketrampilan berkomunilasi, anggota kelompok bertanggung jawab

terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari

dan dapat menyampaikan informasi kepada kelompok lain.

Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli.

Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda.

Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam

kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, disebut sebagai tim ahli

yang bertugas membahas permsalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil

pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan sisampaikan pada anggota

(45)

4. Team Accelerated Instruction (TAI)

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan perpaduan antara

pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual. Metode ini memperhatikan

perbedaan pengetahuan awal tiap siswa untuk mencapai prestasi belajar.

Pembelajaran individual dipandang perlu diaplikasikan karena siswa memasuki

kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang berbeda-beda. Saat

guru mempresentasikan materi pembelajaran, tentunya ada sebagian sisa yang

tidak memiliki pengetahuan prasyarat untuk mempelajari materi tersebut. Ini tentu

dapat menyebabkan siswa-siswa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat itu

akan gagal mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan guru. Bagi

siswa-siswa lain, mungkin sudah menguasai materi pembelajaran itu, atau mungkin

karena bakat yang dimilikinya dapat mempelajari dengan sangat cepat waktu yang

digunakan oleh guru untuk mengajar menjadi mubazir. Pada pelaksanaan

pembalajrana TAI siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang

heterogen. Salah satu poin penting yang harus diperhatikan untuk membentuk

kelompok yang heterogen di sini adalah kemampuan akademik siswa.

Masing-masing kelompok dapat beranggotakan 4-5 orang siswa.

5. Cooperatif Integrated Reading dan Composition (CIRC)

CIRC adalah sebuah program yang komperhensif untuk mengajari

pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di

sekolah dasar. Pengembangan CIRC yang simultan difokuskan pada kurikulum

dan pada metode-metode pengajaran merupakan sebuah upaya untuk

(46)

teknik terbaru latihan-latihan kurikulum yang berasal terutama dari penelitian

dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis.

Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional

dalam pengajaran pelajaran membaca, menulis, seni bahasa.

2.5.3 Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)

Slavin (2010:163) secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali

satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan

skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka

dengan anggota tim lain. Menurut Rusman (2012:224) TGT adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok

belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis

kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa

bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelomok guru

memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan

bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok

yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain

bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum

mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Deskripsi dari komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut:

1. Presentasi di Kelas

Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di

(47)

dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga

memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan

pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar

berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa

mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama membantu

mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim

mereka.

2. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian

dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelasmin, ras dan etnisitas.

Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim

benar-benar belajar, dan lebih khusunya lagi, adalah untuk mempersiapkan

anggotanya untuk bisa mempersiapkan anggotanya dengan baik. Tim adalah

fitur paling penting dalam TGT. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah

membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus

melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaanyang kontennya relevan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari

presentasi si kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di

atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang

berbeda. Kebanyakan game hanya hanya berupa nomor-nomor pertanyaan

(48)

sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang

tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang

memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.

4. Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.

Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru

memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja keompok

terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa

untuk berada pada meja turnamen, tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya

pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Setelah turnamen

pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada

turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja

berikutnya yang lebih tinggi.

5. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain

apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat

juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran TGT

1. Kelebihan Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)

a. Memotivasi siswa untuk belajar bersama, sehingga diharapkan

pemahaman siswa lebih aktif

b. Siswa dapat mengharapkan keragaman dengan teman sekelasnya

(49)

d. Pembelajaran lebih menyenangkan dan partisipasi siswa lebih tinggi,

sehingga harapannya siswa lebih memahami materi dan prestasinya

meningkat.

e. Dapat digunakan untuk semua mata pelajaran

2. Kekurangan Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)

a. Butuh persiapan yang lebih dari guru, membuat kartu soal dan kartu

jawaban, membagi siswa daalm kelompok

b. Kondisi kelas akan menjadi ramai

2.5.5 Model Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang harus dilakukan

oleh guru seperti ceramah, tanya jawab dan latihan soal (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2005:592). Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

mengajar mata pelajaran Ekonomi masih banyak yang menggunakan model

konvensional. Model pembelajaran konvensional ini tidak dapat seluruhnya dapat

ditinggal karena guru harus melakukan model konvensional pada setidak tidaknya

pada awal proses pembelajaran dilakukan.

Dalam bukunya (Djamarah, 2010:98) model pembelajaran konvenisional

adalah model pembelajaran tradisioanal atau disebut juga dengan metode

ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat

komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Metode konvensioanl ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan,

(50)

2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional memiliki kelemahan dan kelebihan

(Umamik, 2006:25)

a. Kelebihan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

1. Memudahkan untuk mengefisienkan akomodasi dan sumber-sumber

peralatan,

2. Mempermudah penggunaan jadwal yang efektif. Dengan tipe

pembelajaran seperti ini, guru dapat membuat situasi belajar yang berbeda

dari para peserta didik. Semua rancangan dibuat untuk disesuaikan

dengan materi/bahan yang sedang diajarkan, tingkat dan pengalaman

peserta didik.

b. Kelemahan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

1. Keberhasilan sangat bergantung pada ketrampilan dan kemampuan guru.

2. Kemungkinan masih banyak interpretasi.

3. Metode mengajar aktual yang akan diterapkan mungkin tidak sesuai

untuk mengajar ketrampilan dan sikap yang diinginkan.

4. Pembelajaran cenderung bersikap memberi atau menyerahkan

pengetahuan dan membatasi jangkauan peserta didik, sehingga peserta

didik terbatas dalam memilih topik yang disukai dan relevan dengan paket

(51)

2.6 Media Pembelajaran

2.6.1 Pengertian Media Pembelajaran

Djamarah dan Zain (2010:136) menyatakan bahwa media merupakan

wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media pembelajaran

memegang peranan penting dalam pembelajaran. Media pembelajaran dapat

menjadi alat bantu dan sumber belajar yang membuat siswa mengalami

pengalaman langsung dalam pembelajaran, memperkaya wawasan, membuat hal

yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret, menambah gairah dan motivasi

belajar siswa dan membuat pelajaran menjadi mudah dan menyenangkan. Lebih

dari itu media pembelajaran dapat menjembatani guru dalam menstransfer

pengetahuan dan berkomunikasi dengan siswa guna mewujudkan tujuan

pembelajaran yang diinginkan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah alat, bahan, peralatan, kegiatan yang digunakan oleh

pendidik/guru dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik dalam

menciptakan atmosfer pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, mudah, nyata dan

menyenangkan agar tercapai tujuan pembelajaran/pendidikan yang diinginkan.

2.6.2 Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Sanjaya (2009:206) menjelaskan bahwa perolehan pengetahuan siswa akan

menjadi abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini

memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang

(52)

Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat

menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk

menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berpikir dan

menghayati pesan yang disampaikan. Padahal untuk memahami sesuatu perlu

keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.

Dari penjelasan tersebut, maka secara khusus media pembelajaran

memiliki fungsi dan berperan seperti berikut ini:

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa

penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau

direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disampaikan

dan dapat digunakan manakala diperlukan.

2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Melalui media

pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak

menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan

verbalisme. Selain itu, media pembelajaran juga dapat membantu

menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin ditampilkan di

dalam kelas.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat

menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi

pembelajaran dapat lebih meningkat.

4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis. Media pembelajaran dapat

mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, media juga dapat

(53)

2.6.3 Macam-Macam Media Pembelajaran

Dalam bukunya (Sanjaya, 2009:211) media pembelajaran menurut sifatnya

diklasifikasikan menjadi 3:

1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang

hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung

unsur suara. Yang termasuk kedalam media ini adalah film slide, foto,

transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti

media grafis.

3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara

juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,

berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media

ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur

jenis media yang pertama dan kedua.

2.6.4 Media Pembelajaran KOKAMI

Djamarah dan Zain (2010:136) menyatakan bahwa media merupakan

wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Salah satu media

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa media Kokami. Saputra

(2013:113) mengemukakan bahwa Kokami (kotak dan kartu misterius)

merupakan salah satu jenis media yang dikombinasikan dengan permainan

bahasa. Penerapannya melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya pasif

(54)

kelas yang heterogen. Gabungan antara media dan permainan ini mampu secara

signifikan memotivasi dan menarik minat siswa untuk aktif terlibat dalam proses

pembelajaran. Permainan ini sangat baik digunakan dalam kelas yang heterogen.

Media Kokami ini terdiri dari suatu kotak dan kartu misterius, dikatakan

misterius karena kartu di masukkan dalam amplop yang kemudian amplop akan

diletakkan di dalam suatu kotak sehingga isi dari kartu tidak diketahui. Permainan

kokami ini dapat merangsang daya pikir siswa sehingga mereka mampu

memahami pesan atau materi yang diberikan. Pembelajaran dilaksanakan dengan

cara mempersiapkan kelengkapan seperti sebuah kotak berukuran 30 x 20 x 15

cm, 25 buah amplop ukuran 8 x 14cm, berisi 25 lembar kartu soal ukuran 7,5 x

12,5cm. kartu pesan merupakan kartu yang berisi materi pelajaran peran bank

umum dan bank sentral berisi materi pelajaran yang ingin disampaikan kepada

siswa, diinformasikan dalam bentuk perintah, petunjuk, pertanyaan, pemahaman,

bonus atau sanksi.

Pembelajaran menggunakan media kokami memiliki beberapa peraturan

sebagai berikut:

a. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Tiap kelompok duduk

menghadap papan tulis. Media Kokami dan kelengkapannya diletakkan di

depan papan tulis di atas meja.

b. Setiap kelompok mendapatkan lembar skor masing-masing kelompok

yang akan diisi apabila kelompok tersebut berhasil menjawab soal.

(55)

d. Siswa yang telah mengambil kartu dalam kotak harus membacakan secara

keras apa yang terdapat dalam kartu tersebut.

e. Anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan soal dalam kartu.

f. Pemenang ditentukan dari skor tertinggi dan berhak mendapat hadiah.

Media kokami yang digunakan berupa kartu pesan yang berisi

pertanyaan-pertanyaan tentang materi peran bank umum dan bank sentral.

Penggunaan media Kokami ini dapat menambah dimensi kegem

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Ulangan Harian KD Peran Bank Umum dan Bank
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Tabel 3.1.
Tabel 3.2 Rekap Analisi Validitas Butir Soal Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa adalah Team Games Tournament (TGT), sedangkan salah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Penggunaan Strategi Pembelajaran Index Card Match (ICM) dan Team Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil

Dari hasil uji One Way Anova dengan taraf signifikan 0,05 hasil belajar biologi pada pembelajaran menggunakan strategi Index Card Match dan Team Game Tournament

penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X-3 SMA Negeri

Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan penerapan e-learning disertai TGT adalah hasil belajar yang diambil dari nilai LDS, Artikel, dan nilai

Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus pertama masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa sengaja masuk kelas

Berdasarkan hasil penelitian terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode Team Games Tournament yang

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara kelas dengan penerapan metode GI dan kelas dengan penerapan metode TGT terhadap hasil belajar