i
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TGT
(TEAM GAME TOURNAMENT)
BERBANTUAN
MEDIA KOKAMI UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR EKONOMI KOMPETENSI DASAR PERAN
BANK UMUM DAN BANK SENTRAL
(Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan
Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Reni Pulungsari NIM 7101411295
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Tak ada perjuangan yang sia-sia”
“Kesuksesan tidak akan bertahan jika dilalui dengan jalan pintas”
“Hari ini berjuang, besok raih kemenangan”
PERSEMBAHAN
1. Terimakasih kepada orang tuaku, Bapak
Subandi dan Ibu Sutinah yang tak
henti-hentinya memberikan doa, dukungan dan
semangat
2. Terimakasih kepada orang-orang terkasih:
Mas Andi, Mbak Dian, Mbak Ratri, Mas Heri,
Aa Gandhi yang selalu memberikan semangat
dan dukungan
3. Teman-teman kost Wisma Dani yang selalu
memberikan dukungan keceriaan, dan
semangat
4. Almamaterku, teman-teman Pendidikan
vi PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Efektivitas Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournamen)
Berbantuan Media Kokami untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun
Ajaran 2014/2015)”
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk
memperoleh pendidikan di Universitas Negeri Semarang;
2. Dr. Wahyono, M.M,. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan studi dan skripsi ini;
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian
vii
4. Drs. Sukirman, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing dan
memberi arahan dalam penyusunan skripsi ini;
5. Abdul Qodim AM.S.Ag., selaku Kepala SMA Islam Kandangan Kabupaten
Temanggung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini;
6. Putri Jatra Sani, S.Pd., Guru Ekonomi SMA Islam Kandangan Kabupaten
Temanggung;
7. Siswa siswi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung yang
telah membantu penelitian ini;
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan dan telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan lancar;
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang diberikan kepada penyusun
mendapat imbalan yang mulia dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pemabaca.
Semarang, 10 Juni 2015
viii SARI
Pulungsari, Reni. 2015. “Efektivitas Model Pembelajaran TGT (Team Game
Tournament) berbantuan Media Kokami untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun
Ajaran 2014/2015)”.Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Sukirman, M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran TGT (Team Game
Tournamen), Kokami
Hasil belajar dan aktivitas belajar merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar, karena hasil belajar dan aktivitas pembelajaran menjadi tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentraldi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013/2014 yang disebabkan oleh penggunaan model dan media pembelajaran yang kurang berfariasi. Tujuan penelitian ini yaitu 1) untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral, 2) untuk mengetahui apakah penerapan model TGT berbantuan media Kokami lebih efektif dibandingkan model konvensional dalam meningkatkan hasil belajar, 3) untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dapat menuntaskan hasil belajar dari pada model konvensional.
Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan pola
control group pre-test-post-test. Pengumpulan data dilakukan dengan metode test dan observasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji beda paired sample t-test,
independent sample t-test dan one sample t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dengan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami dilihat dari nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen, dilihat dari rata-rata
pre-test yaitu 41,25 dan post-test menjadi 86,29, 2) ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dilihat dari nilai post-test kelas eksperimen 86,29 lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 72,30, 3) ada peningkatan ketuntasan siswa dengan rata-rata nilai post-test
kelas eksperimen sebesar 86,29 lebih besar dari 75.
ix ABSTRACT
Pulungsari, Reni. 2015. “Effectiveness of Learning Model TGT (Team Game
Tournament) with Media Kokami to Increase Learning Outcame Basic Competency Study Economics on the Role of Public Banks and the Central Bank
(Case Study on Grade X SMA Islam Kandangan Temanggung 2014/2015)”.Final Project. Economics Education Department. Economics Faculty. Semarang State University. Advisor: Drs. Sukirman, M.Si.
Keywords: Learning Achievement, TGT (Team Game Tournament) Learning Model, Kokami
Learning achievement and learning activity are crucial factors in teaching learning process because they are success benchmark of teaching learning process. The research problem in this study is the low learning achievement in basic competence of the role of commercial banks and central banks in the tenth graders of SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung in the academic year of 2013/2014 caused by less interesting model use and learning media. The purposes of this study are 1) to find out whether the use of TGT learning model with Kokami media can improve learning achievement in basic competence of the role of commercial banks and central banks, 2) to find out whether the use of TGT learning model with Kokami media is more effective than conventional model in improving students’ learning achievement, 3) to find out whether the use of TGT learning model with Kokami media is able to lead to students’ learning achievement standard than the conventional model.
This study applied quasi-experimental design (control group pre-test post-test). The methods of collecting data were test and observation. Hypotheses were tested using paired sample t-test,independent sample t-test and one sample t-test.
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Belajar... 11
2.2 Hasil Belajar ... 15
xi
2.3.1 Pengertian Penilaian Hasil Belajar ... 18
2.3.2 Pre-Test dan Post-Test ... 19
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19
2.5 Model Pembelajaran... 20
2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 20
2.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 21
2.5.3 Model Pembelajaran Team Game Tournament... 27
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TGT ... 29
2.5.5 Model Pembelajaran Konvensional ... 30
2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Konvensional.... 31
2.6 Media Pembelajaran ... 32
2.6.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 32
2.6.2 Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran ... 32
2.6.3 Macam-Macam Media Pembelajaran ... 34
2.6.4 Media Pembelajaran Kokami ... 34
2.7 Penerapan Model TGT berbantuan Media Kokami ... 36
2.8 Materi Peran Bank Umum dan Bank Sentral... 38
2.9 Efektivitas Pembelajaran... 40
2.10 Penelitian Terdahulu yang Relevan... 42
2.11 Kerangka Berpikir ... 43
xii BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 49
3.2 Populasi dan Sampel ... 50
3.2.1 Populasi ... 50
3.2.2 Sampel ... 51
3.3 Variabel Penelitian ... 51
3.3.1 Variabel Bebas ... 51
3.3.2 Variabel Terikat ... 52
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 52
3.4.1 Metode Tes ... 52
3.4.2 Metode Observasi ... 53
3.5. Prosedur Penelitian... 53
3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 54
3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 55
3.5.3 Tahap Evaluasi ... 57
3.6 Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Tes ... 58
3.6.1 Uji Validitas Butir Soal ... 58
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 59
3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 50
3.6.4 Uji Daya Pembeda Soal ... 62
3.7 Metode Analisis Data ... 63
3.7.1 Analisis Data Deskriptif ... 63
xiii
3.7.3 Analisis Data Hasil Belajar Setelah Perlakuan (Post-test) ... 64
3.7.4 Uji Hipotesis... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 67
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67
4.1.2 Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 68
4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 76
4.1.4 Analisis Data Sebelum Perlakuan (Pre-Test) ... 81
4.1.5 Analisis Data Setelah Perlakuan (Post-Test) ... 82
4.1.6 Uji Hipotesis... 83
4.2 Pembahasan ... 87
4.2.1 Penerapan Model Pembelajaran TGT Berbantuan Media Kokami dapat Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015 . 87 4.2.2 Penerapan Model Pembelajaran TGT Berbantuan Media Kokami Lebih Efektif dibandingkan Model Pembelajaran Konvensional dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 90
4.2.3 Penerapan Model Pembelajaran TGT berbantuan Media Kokami dapat Menuntaskan Hasil Belajar pada Kompetensi Dasar Peran Bank Umum dan Bank Sentral pada Siswa Kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015... 92
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 95
5.2 Saran ... 96
xiv
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Ulangan Harian KD Peran Bank Umum dan
Bank Sentral Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 3
Tabel 3.1 Desain penelitian Quasi Experimental dengan pola Control Group Pretest-Posttest ... 49
Tabel 3.2 Rekap Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ... 59
Tabel`3.3 Rekap Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... 62
Tabel 3.4 Rekep Hasil Analisis Daya Pembada Soal ... 63
Tabel 4.1 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... 68
Tabel 4.2 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... 72
Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Aspek Keaktifan Siswa ... 76
Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Pre-Test ... 77
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Post-Test... ... 78
Tabel 4.6 Hasil Desain Quasi Experimental ... 79
Tabel 4.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 79
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test ... 81
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-Test... 81
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Post-Test ... 82
Tabel 4.11Hasil Uji Homogenitas Data Post-Test ... 83
Tabel 4.12Hasil Uji Paired Sample T-Test Kelas Eksperimen ... 84
Tabel 4.13Hasil Uji Independent Sample T-Test ... 85
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Uji Coba ... 101
Lampiran 2. Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 102
Lampiran 3. Soal Uji Coba ... 103
Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 106
Lampiran 5. Analisis Uji Coba Soal ... 109
Lampiran 6. Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 128
Lampiran 7. Daya Pembeda Soal Uji Coba ... 133
Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Pre-Test ... 136
Lampiran 9. Soal Pre-Test ... 137
Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Pre-Test ... 145
Lampiran 11. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen... 146
Lampiran 12. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 146
Lampiran 13. Daftar Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen ... 148
Lampiran 14. Daftar Nilai Pre-Test Kelas Kontrol ... 149
Lampiran 15. Hasil Uji SPSS Sebelum Perlakuan ... 150
Lampiran 16. RPP Kelas Eksperimen ... 151
Lampiran 17. RPP Kelas Kontrol ... 156
Lampiran 18 . Materi Peran Bank Umum dan Bank Sentral ... 160
Lampiran 19. Pembagian Kelompok TGT ... 164
Lampiran 20. Skor Kelompok TGT ... 165
Lampiran 21. Soal Kokami ... 166
Lampiran 22. Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 170
xviii
Lampiran 24. Kisi-Kisi Soal Post-Test ... 176
Lampiran 25. Soal Post-Test ... 177
Lampiran 26. Kunci jawaban Soal Post-test ... 181
Lampiran 27. Nilai Post-Test Kelas Eksperimen ... 184
Lampiran 28. Nilai Post-Test kelas Kontrol ... 185
Lampiran 29. Hasil Uji SPSS Setelah Perlakuan ... 187
Lampiran 30. Dokumentasi ... 187
Lampiran 31. Surat Ijin Penelitian ... 192
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk
membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi
setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Keberhasilan pendidikan yang
paling utama adalah ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa.
Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan
dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Seorang guru dalam pendidikan
memegang peran penting, salah satu peranan guru adalah sebagai fasilitator dalam
mengoptimalkan keaktifan siswa. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam pengalaman teoritis tapi juga harus memiliki kemampuan
praktis.
Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran
merupakan proses berkelanjutan, tetapi juga berlangsung dalam rangka tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Proses ini merupakan tindakan konkrit untuk
mencapai tujuan dan juga untuk menilai sejauh mana tujuan itu tercapai. Siswa
yang belajar akan mengalami perubahan baik itu pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap. Untuk mencapai keberhasilam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi
dalam kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar indikator pembelajaran
tercapai.
Aktivitas belajar siswa di dalam kelas merupakan salah satu faktor yang
cukup dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga guru dalam
merancang, mengorganisir, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran harus dapat memahami karakteristik materi yang ingin disampaikan
dan karakteristik siswa agar dalam penggunaan model maupun media
pembelajaran dapat lebih efektif dalam penyampaian materi kepada siswa.
Hasil belajar dan aktivitas belajar merupakan faktor penting dalam proses
belajar mengajar, karena hasil belajar dan aktivitas pembelajaran menjadi tolok
ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Kenyataan yang terjadi pada saat ini
adalah masih rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran ekonomi sering
terlihat siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa jarang
bertanya dan menutarakan pendapatnya tentang materi yang telah disampaikan.
Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 6 Maret 2015 dengan
guru IPS Ekonomi, diketahui bahwa nilai ulangan harian pada mata pelajaran
ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral semester genap
tahun pelajaran 2013/2014 ditemukan hasil belajar yang masih di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), masih ada sebagian siswa belum mencapai nilai
kompeten khususnya pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral.
Temanggung adalah ≥75. Data yang diambil berikut ini adalah nilai
ulangan harian siswa kelas X pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank
sentral tahun pelajaran 2013/2014. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. di
bawah ini:
Tabel 1.1
Hasil Belajar Siswa Ulangan Harian KD Peran Bank Umum dan Bank Sentral
Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas Jumlah Siswa
Rata-rata Nilai UH
Tuntas Belum Tuntas
KKM
≥75 Presentase KKM <75 Presentase
X-1 28 59,89 8 28,57% 20 71,43%
X-2 29 63,44 10 34,48% 19 65,52%
TOTAL 57 123,33 18 31,57% 39 68,42%
sumber: Nilai ulangan harian KD peran bank umum dan bank sentral dokumentasi guru SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2013/2014
Berdasarkan Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa dari rata-rata ulangan harian
kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral tahun pelajaran 2013/2014
mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung,
masing-masing kelas masih rendah. Dugaan ini muncul karena berdasarkan data
yang didapat lebih dari 50% siswa kelas X belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditargetkan oleh sekolah yaitu sebesar ≥75. Secara
keseluruhan jumlah siswa kelas X berjumlah 57 siswa, presentase siswa yang
tidak tuntas sebesar 68,42% dan siswa yang tuntas sebesar 31,57%. Mulyasa
(2004:99) menyatakan bahwa seseorang peserta didik dikatakan tuntas dalam
tujuan pembelajaran sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada
di dalam kelas.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, didapatkan beberapa
informasi bahwa siswa kurang termotivasi dalam belajar dan cenderung bosan
dengan model pembelajaran yang sama, selama proses pembelajaran siswa
cenderung pasif. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah
pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Pembelajaran konvensional
pada pembelajaran ekonomi pada dasarnya masih bisa dan perlu untuk diterapkan,
akan tetapi pembelajaran ini kurang tepat apabila tidak dimodifikasi dengan
model pembelajaran lainnya.
Sebagai alternatif masalah tersebut, peneliti mencoba menerapkan model
pembelajaran tipe Team Game Turnament (TGT) pada kompetensi dasar peran
bank umum dan bank sentral pelajaran ekonomi kelas X. Model pembelajaran
TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan empat sampai lima siswa yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Dalam TGT
siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh
skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dalam TGT dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu. Slavin (2010:163) TGT
menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor
kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka
Selain menggunakan model pembelajaran yang beragam, guru juga dapat
mengembangkan kreativitas pembelajaran dengan menggunakan media. Salah
satu media yang efektif dan dapat diaplikasikan dengan model pembelajaran TGT
dalam membantu kegiatan belajar mengajar khususnya ekonomi pada kompetensi
dasar peran bank umum dan bank sentral adalah media Kokami (Kotak dan Kartu
Misterius).
Saputra (2013:113) Media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius)
merupakan salah satu jenis media yang dikombinasikan dengan permainan
bahasa. Penerapan melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya pasif
maupun aktif. Permainan ini sangat baik digunakan di dalam kelas yang
heterogen.
Metode pembelajaran TGT berbantuan media Kokami sesuai dengan
karakteristik kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral. Dalam
kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral berisi materi teoritis,
diharapkan dalam materi ini siswa tidak menghafal untuk mengerti pelajaran
tetapi siswa dituntut untuk mengerti dan memahami materi yang telah
disampaikan. Siswa akan lebih paham apabila pada pembelajaran kompetensi
dasar peran bank umum dan bank sentral, siswa dihadapkan pada realitas dan
siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi juga mampu
memahami materi pelajaran. Siswa akan lebih paham dan tertarik untuk
mempelajari kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral jika dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan.
bank umum dan bank sentral adalah model pembelajaran TGT (Team Game
Tournament) adalah model pembelajaran berupa turnamen akademik, dan
menggunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individual, siswa dituntut untuk
terlibat secara aktif baik secara individu maupun kelompok dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Kuis-kuis dalam turnamen akan diaplikasikan dengan
media Kokami (Kotak dan kartu misterius). Media Kokami adalah kotak yang
berisikan karu-kartu soal kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral
yang nantinya harus diselesaikan oleh masing-masing kelompok. Siswa akan
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran secara individu maupun kelompok,
salah satu siswa perwakilan dari masing-masing kelompok maju untuk mengambil
dan menjawab soal yang terdapat dalam kartu misterius sehingga siswa dituntut
untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompok. Penerapanya
melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya aktif maupun pasif.
Gabungan antara media dan permainan ini mampu secara signifikan memotivasi
dan menarik minat siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Turnamen akademik dalam model pembelajaran TGT berupa game
akademik yang menggunakan media kartu berisi pertanyaan-pertanyaan yang
kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa dari
pembelajaran yang telah diberikan. Penggunaan media kartu dalam pembelajaran
TGT dapat diaplikasikan dengan penggunaan media Kokami (Kotak dan Kartu
Misterius).
Kokami akan sangat membantu siswa dalam memahami materi. Dengan
menggunakan media Kokami, siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan soal-soal
peran bank umum dan bank sentral yang terdapat dalam kartu yang sebelumnya
dipilih sacara acak oleh siswa lain sehingga siswa termotivasi untuk menjawabnya
agar dapat memenangkan permainan.
Penggunaan media pembelajaran TGT berbantuan media Kokami ini
dapat menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari permainan,
membantu siswa memahami peran bank umum dan bank sentral dan menghibur
siswa karena dalam pembelajaran siswa disuguhkan dengan suasana belajar yang
santai dan menyenangkan tetapi tetap kondusif.
Penelitian yang dilakukan oleh Fendi Saputra (2013) yang berjudul
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) dengan
Media Kokami dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran cooperative tipe TGT
dengan menggunakan media Kokami sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran biologi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran TGT (Team Game
Tournament) berbantuan Media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius) untuk
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami
dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank
umum dan bank sentral pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan
Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami lebih
efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan
hasil belajar ekonomi kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral
pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten Temanggung tahun
pelajaran 2014/2015?
3. Apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan media Kokami
dapat menuntaskan hasil belajar pada kompetensi dasar peran bank umum
dan bank sentral pada siswa kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan
peran bank umum dan bank sentral kelas X SMA Islam Kandangan
Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan
media Kokami lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional
dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar
peran bank umum dan bank sentral kelas X SMA Islam Kandangan
Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.
3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran TGT berbantuan
media Kokami dapat menuntaskan hasil belajar pada kompetensi dasar peran
bank umum dan bank sentral kelas X SMA Islam Kandangan Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneliti mengharapkan adanya
kegunaan dari hasil penelitian ini. Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
1. Kegunaan Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian teori bagi
penelitian berikutnya dimasa yang akan datang, terutama yang tertarik
untuk meneliti tentang penerapan model pembelajaran TGT berbantuan
media Kokami.
b. Meningkatkan kualitas penelitian berikutnya yang berhubungan dengan
TGT berbantuan media Kokami. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Perbedaan yang terdapat
dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Fendi Saputra
(2013) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
dengan Media Kokami dalam meningkatkan Hasil Belajar Biologi adalah
dalam penelitian ini meneliti mata pelajaran Ekonomi dengan subjek yang
berbeda dengan penelitian terdahulu.
2. Kegunaan Praktis
a. Kegunaan bagi siswa
1) Memberikan kemampuan siswa untuk mempelajari kompetensi dasar
peran bank umum dan bank sentral dan mengembangkan ketrampilan
intelektual dan keaktifan dalam pembelajaran.
2) Meningkatkan pemahaman dan kemampuan bekerja sama dalam
kelompok.
3) Meningkatkan rasa tanggung jawab dalam kelompok.
b. Kegunaan bagi guru
1) Sebagai masukan tentang strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada kompetensi dasar peran bank umum dan bank sentral.
2) Sebagai referensi dalam menggunakan media pembelajaran.
c. Kegunaan bagi peneliti
1) Memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian pendidikan.
2) Sebagai referensi untuk menerapkan model pembelajaran TGT dan media
d. Kegunaan bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam
memperbaiki kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
12 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Belajar
Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
a. Teori Belajar Behavioristik
Pandangan belajar menurut teori Behavioristik dicetuskan oleh Skinner
dalam Rifa’i dan Anni (2012:90) bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut tidak disebabkan oleh
kemampuan internal manusia tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan
respon.
Prinsip belajar dalam teori behavioristik yaitu adanya penguatan
(reinforcement) dan hukuman (punishment). Penguatan merupakan unsur penting
dalam belajar karena akan memperkuat perilaku, sedangkan hukuman
dimaksudkan untuk memperlemah atau meniadakan perilaku tertentu.
b. Teori Belajar Naturalistik
Herbert Spencer menyatakan bahwa sekolah merupakan dasar dalam
keberadaan naturalisme. Sebab, belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh
karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga. Paham naturalisme
c. Teori Belajar Konvergensi
Konvergensi berasal dari Convergative yang berarti penyatuan hasil atau
kerja sama untuk mencapai suatu hasil. William Stern mengatakan bahwa
kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir itu merupakan
petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan ruang permainan. Dalam ruang
permainan itulah terletak pendidikan dalam arti yang sangat luas. Tenaga-tenaga
dari luar dapat menolong tetapi bukan yang menyebabkan perkembangan itu,
karena datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga
pendorong. Paham konvergensi ini berpendapat bahwa didalam perkembangan
individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan
penting. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu,
akan tetapi bakat yang sudah tersedia perlu menemukan lingkungan yang sesuai
sepaya dapat berkembang.
d. Teori Belajar Kontruktivisme
Rifa’i dan Anni (2012:106) menyatakan bahwa teori belajar
konstruktivisme menyatakan bahwa pendidik tidak dapat memberikan
pengetahuan kepada peserta didik. Sebaliknya, peserta didik harus
mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai
pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari
apa yang dipelajari. Beda dari teori behavioristik yang memahami hakikat belajar
sebagai kegiatan yang bersifat mekanik antara stimulus dan respon, sedangkan
teori konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia
pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya. Pengetahuan tidak bisa ditransfer
dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri
tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses
kognitif dimana terjadi proses asimilasi akomodasi untuk mencapai suatu
keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru.
Teori konstruktivisme juga memahami pemahaman tentang belajar yang
yang lebih menekankan pada proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan
belajar dinilai penting, tetapi proses melibatkan cara belajar, dan strategi belajar
akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berfikir seseorang.
Sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan , siswa
“mengkonstruksi” atau membangun pemahamannya terhadap fenomena yang
ditemui dengan menggunakan pengalaman, struktur kognitif dan pengetahuan
yang dimiliki.
Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah
sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi oengetahuan melalui
pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti
guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap
inidividu. Pengetahuan dari hasil “pemberian” tidak akan bermakna. Adapun
pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh
setiap individu akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih
lama tersimpan atau diingat dalam setiap individu.
Inti dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan
diri seseorang. Oleh karena itu, agar peserta didik mampu melakukan kegiatan
belajar maka dia harus terlibat aktif dalam pembelajaran.
e. Teori Belajar Humanistik
Pandangan belajar teori humanistik yang dicetuskan oleh Roger dalam
Rifa’i dan Anni (2012:126) yang menyatakan bahwa belajar diperkasai diri sendiri
adalah relevan dengan kebutuhan peserta didik. Pendekatan humanistik
memandang pentingnya penekanan dalam bidang kreativitas, minat terhadap seni,
dan rasa ingin tahu sehingga hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan
sosial emosional lebih penting dibandingkan dengan hasil pendidikan yang
bersifat akademik.
Penelitian ini berkaitan dengan teori belajar yang telah dijelaskan diatas
yaitu teori kontruktivisme. Inti dari teori kontruktivisme adalah bahwa belajar
merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks
yang berlangsung pada diri seseorang. Teori kontruktivisme siswa tidak hanya
menerima pengetahuan dari guru melainkan siswa harus mengkontruksi
pengetahuan sendiri dan mampu terlibat aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam penelitian ini siswa dituntut untuk menemukan dan mengkontruksi suatu
pengetahuannya sendiri serta dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah.
Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa selain teori di atas, faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Keberhasilan belajar siswa bukan hanya dipengaruhi dari faktor internal
tetapi juga dipengaruhi dari faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada
tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Faktor eksternal adalah
hal-hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan dan
pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.
2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar, seperti yang dijelaskan oleh Dimyati dan Mujiono (2006:4). Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Hasil belajar, untuk sebagian adalah tindak guru, suatu pencapaian tujuan
pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.
Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran, dan dampak
pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang
dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah
latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang
lain, suatu transfer belajar.
Benyamin S. Bloom dalam Sudjana (2009:22) hasil belajar dapat
dibedakan menjadi tiga bagian:
a. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan kognitif
Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan kognitif mencakup
kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan pemecahan
a) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan mengingat materi yang telah di
pelajari sebagai dasar untuk menguasai suatu konsep atau teori.
b) Pemahaman (comperhension) adalah kemampuan untuk mendalami makna
atau arti dari sebuah konsep atau arti.
c) Penerapan (application) adalah kemampuan mengaplikasikan materi yang
telah dipelajari kedalam situasi konkrit.
d) Analisis (analysis) adalah kemampuan menguraikan suatu integritas menjadi
bagian yang mempunyai arti.
e) Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan dalam membuat keputusan atau
menilai sesuatu berdasarkan standar nilai dan kriteria yang dimiliki.
b. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan afektif
Hasil yang berkaitan dengan kemampuan afektif menyangkut perubahan
sikap, apresiasi, nilai dan minat seseorang. Kemampuan afektif terdiri dari dari:
a) Penerimaan (receiving) adalah kepekaan dalam menerima rangsangan dari
luar yang datang pada siswa dalam masalah, situasi, dan gejala.
b) Menanggapi (responding) yaitu reaksi individu terhadap rangsangan dari luar
mencakup ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dalam menjawab stimulus
yang datang dari luar.
c) Penilaian (valuing) adalah kemampuan untuk dapat memberikan penilaian
atas pentingnya ketertarikan pada suatu objek atau kegiatan tertentu.
d) Pengorganisasian yaitu kemampuan pengembangan dari nilai kedalam satu
e) Internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem yang telah dimiliki
individu yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
c. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan psikomotorik
Kemampuaan psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan (skill) dan
kemampuan untuk bertindak setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu.
a) Persepsi (streight) mencakup kemampuan untuk mengadakan diskrimanisi
yang tepat dan khas pada masing-masing rangsangan.
b) Kesiapan (set) adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan
memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c) Gerakan terbimbing (guide response) adalah kemampuan untuk melakukan
suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan.
d) Gerakan terbiasa (mechanical response) adalah kemampuan untuk melakukan
suatu gerakan yang lancar. Kerena telah dilatih secukupnya tanpa
memperlihatkan contoh yang diberikan.
e) Gerakan kompleks (complex response) adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang rumit.
f) Kreativitas (creativity) adalah kemampuan untuk melahirkan pola gerak gerik
2.3 Penilaian Hasil Belajar
2.3.1 Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Sudjana (2013:3) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar merupakan
upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
siswa dan guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Lebih lanjut Sudjana (2013:9)
mengatakan bahwa dalam melaksankan penelitian sebagai berikut:
1. Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga
jelas aibilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, alat
penilaian dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan dalam merancang
penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku dan buku pelajaran
yang digunakan.
2. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar
mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses
belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
3. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan
prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus
menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komperhensif.
4. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut. Data hasil
penilaian sangat bermanfaat bagi guru dan siswa.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar
penguasaan dan pemahaman siswa selama proses pembelajaran dalam mencapai
suatu tujuan pembelajaran.
2.3.2 Pre-Test dan Post-Test
Purwanto (2009:28) Pre-test merupakan tes untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum diberikan pelajaran. Pre-test yaitu tes yang
diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai
dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan.
Pelaksanaan pre-test memiliki banyak kegunaan sehingga memegang peranan
penting dalam proses pembelajaran.
Menurut Purwanto (2009:28) Post-test merupakan tes yang diberikan
pada setiap akhir program satuan ajaran. Tujuan post-test ialah untuk mengetahui
sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengejaran setelah mengalami
suatu kegiatan belajar post-test memiliki kegunaan terutama dalam melihat
keberhasilan pembelajaran.
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (2010:54-72) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah: faktor kesehatan dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis: intelegensi bakat, motif, kematangan serta kesiapan
2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari:
a. Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga
b. Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar serta tugas rumah.
c. Faktor masyarakat: kesiapan siswa dalam masyarakat, media masa,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain
kemampuan yang dimiliki siswa tentang pelajaran yang akan disampaikan,
motivasi, serta perhatian siswa, sedangkan faktor eksternal antara lain model
pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar, media
pembelajaran serta kondisi lingkungan baik sekolah maupun masyarakat. Faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dalam penelitian ini adalah faktor penggunaan
model pembelajaran dan media pembelajaran oleh guru.
2.5 Model Pembelajaran
2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Suyitno (2004:28) pemilihan model dan metode pembelajaran
perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran
agar kompetensi dasar dan indikator pembelajaran dapat dicapai.
Joyce dan Weil dalam Rusman (2012:133) model pembelajaran adalah
suatau rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan bahan pembelajaran,
dan membimbing di kelas atau yang lain. Pembelajaran adalah upaya menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan
peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
siswa serta siswa dengan siswa..
2.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam bukunya Rusman (2012:202) pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kempok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan
pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar
pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru
mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses
pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling
membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli
pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Slavin dinyatakan bahwa:
1. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan
sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain
2. Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir
kritis, memecahkan masalah-masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan
dengan pengalaman.
Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2009:194) merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara
empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis,
jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sebagaimana diungkapkan
oleh Slavin (2010:4) bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai
macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.
Lebih lanjut Slavin (2010) mengemukakan bahwa terdapat tiga konsep yang
1. Penghargaan tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan –penghargaan tim lainnya
jika berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
2. Tanggung jawab individual
Kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota
tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu
satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahawa tiap orang dalam tim
siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan
siswa tanpa bantuan teman satu timnya.
3. Kesempatan sukses yang sama
Siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja
mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan
prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk
melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada
nilainya.
Ada beberapa versi jenis model dalam pembelajaran kooperatif,
jenis-jenis model tersebut adalah sebagai berikut:
1. Student Team Achievement Devision (STAD)
Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat
orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan
suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua
anggota kelompok memastikan bahwa anggota kelompok itu bisa menguasai
tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain.
Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri
yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada
seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu
melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai ini kemudian dijumlah untuk
mendapatkan niali kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu
bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya. Keseluruhan siklus
aktivitas itu, mulai dari paparan guru ke kerja kelompok sampai kuis, biasanya
memerlukan tiga sampai lima kali pertemuan kelas. STAD adalah yang paling
tepat untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti, seperti penghitungan
dan penerapan matematika, penggunaan bahasa dan mekanik, geografi dan
ketrampilan perpetaan dan konsep-konsep sains lainnya.
2. Teams Games Tournament (TGT)
Slavin (2010:163) secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali
satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan
skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka
dengan anggota tim lain. Menurut Rusman (2012:224) TGT adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa
bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelomok guru
memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan
yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain
bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum
mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
3. Jigsaw II
Dalam model Jigsaw guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam
kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap
anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang
ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok
yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi
yang terdiri atas dua atu tiga orang. Siswa memilki banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat
meningkatkan ketrampilan berkomunilasi, anggota kelompok bertanggung jawab
terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari
dan dapat menyampaikan informasi kepada kelompok lain.
Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli.
Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda.
Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam
kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, disebut sebagai tim ahli
yang bertugas membahas permsalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil
pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan sisampaikan pada anggota
4. Team Accelerated Instruction (TAI)
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan perpaduan antara
pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual. Metode ini memperhatikan
perbedaan pengetahuan awal tiap siswa untuk mencapai prestasi belajar.
Pembelajaran individual dipandang perlu diaplikasikan karena siswa memasuki
kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang berbeda-beda. Saat
guru mempresentasikan materi pembelajaran, tentunya ada sebagian sisa yang
tidak memiliki pengetahuan prasyarat untuk mempelajari materi tersebut. Ini tentu
dapat menyebabkan siswa-siswa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat itu
akan gagal mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan guru. Bagi
siswa-siswa lain, mungkin sudah menguasai materi pembelajaran itu, atau mungkin
karena bakat yang dimilikinya dapat mempelajari dengan sangat cepat waktu yang
digunakan oleh guru untuk mengajar menjadi mubazir. Pada pelaksanaan
pembalajrana TAI siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen. Salah satu poin penting yang harus diperhatikan untuk membentuk
kelompok yang heterogen di sini adalah kemampuan akademik siswa.
Masing-masing kelompok dapat beranggotakan 4-5 orang siswa.
5. Cooperatif Integrated Reading dan Composition (CIRC)
CIRC adalah sebuah program yang komperhensif untuk mengajari
pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di
sekolah dasar. Pengembangan CIRC yang simultan difokuskan pada kurikulum
dan pada metode-metode pengajaran merupakan sebuah upaya untuk
teknik terbaru latihan-latihan kurikulum yang berasal terutama dari penelitian
dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis.
Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional
dalam pengajaran pelajaran membaca, menulis, seni bahasa.
2.5.3 Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)
Slavin (2010:163) secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali
satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan
skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka
dengan anggota tim lain. Menurut Rusman (2012:224) TGT adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa
bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelomok guru
memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan
bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok
yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain
bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum
mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Deskripsi dari komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut:
1. Presentasi di Kelas
Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di
dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga
memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan
pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar
berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa
mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama membantu
mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim
mereka.
2. Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian
dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelasmin, ras dan etnisitas.
Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim
benar-benar belajar, dan lebih khusunya lagi, adalah untuk mempersiapkan
anggotanya untuk bisa mempersiapkan anggotanya dengan baik. Tim adalah
fitur paling penting dalam TGT. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah
membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus
melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaanyang kontennya relevan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari
presentasi si kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di
atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang
berbeda. Kebanyakan game hanya hanya berupa nomor-nomor pertanyaan
sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang
tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang
memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.
4. Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.
Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru
memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja keompok
terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa
untuk berada pada meja turnamen, tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya
pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Setelah turnamen
pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada
turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja
berikutnya yang lebih tinggi.
5. Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain
apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat
juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran TGT
1. Kelebihan Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)
a. Memotivasi siswa untuk belajar bersama, sehingga diharapkan
pemahaman siswa lebih aktif
b. Siswa dapat mengharapkan keragaman dengan teman sekelasnya
d. Pembelajaran lebih menyenangkan dan partisipasi siswa lebih tinggi,
sehingga harapannya siswa lebih memahami materi dan prestasinya
meningkat.
e. Dapat digunakan untuk semua mata pelajaran
2. Kekurangan Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)
a. Butuh persiapan yang lebih dari guru, membuat kartu soal dan kartu
jawaban, membagi siswa daalm kelompok
b. Kondisi kelas akan menjadi ramai
2.5.5 Model Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang harus dilakukan
oleh guru seperti ceramah, tanya jawab dan latihan soal (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005:592). Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
mengajar mata pelajaran Ekonomi masih banyak yang menggunakan model
konvensional. Model pembelajaran konvensional ini tidak dapat seluruhnya dapat
ditinggal karena guru harus melakukan model konvensional pada setidak tidaknya
pada awal proses pembelajaran dilakukan.
Dalam bukunya (Djamarah, 2010:98) model pembelajaran konvenisional
adalah model pembelajaran tradisioanal atau disebut juga dengan metode
ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Metode konvensioanl ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan,
2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional memiliki kelemahan dan kelebihan
(Umamik, 2006:25)
a. Kelebihan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan untuk mengefisienkan akomodasi dan sumber-sumber
peralatan,
2. Mempermudah penggunaan jadwal yang efektif. Dengan tipe
pembelajaran seperti ini, guru dapat membuat situasi belajar yang berbeda
dari para peserta didik. Semua rancangan dibuat untuk disesuaikan
dengan materi/bahan yang sedang diajarkan, tingkat dan pengalaman
peserta didik.
b. Kelemahan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
1. Keberhasilan sangat bergantung pada ketrampilan dan kemampuan guru.
2. Kemungkinan masih banyak interpretasi.
3. Metode mengajar aktual yang akan diterapkan mungkin tidak sesuai
untuk mengajar ketrampilan dan sikap yang diinginkan.
4. Pembelajaran cenderung bersikap memberi atau menyerahkan
pengetahuan dan membatasi jangkauan peserta didik, sehingga peserta
didik terbatas dalam memilih topik yang disukai dan relevan dengan paket
2.6 Media Pembelajaran
2.6.1 Pengertian Media Pembelajaran
Djamarah dan Zain (2010:136) menyatakan bahwa media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media pembelajaran
memegang peranan penting dalam pembelajaran. Media pembelajaran dapat
menjadi alat bantu dan sumber belajar yang membuat siswa mengalami
pengalaman langsung dalam pembelajaran, memperkaya wawasan, membuat hal
yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret, menambah gairah dan motivasi
belajar siswa dan membuat pelajaran menjadi mudah dan menyenangkan. Lebih
dari itu media pembelajaran dapat menjembatani guru dalam menstransfer
pengetahuan dan berkomunikasi dengan siswa guna mewujudkan tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat, bahan, peralatan, kegiatan yang digunakan oleh
pendidik/guru dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik dalam
menciptakan atmosfer pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, mudah, nyata dan
menyenangkan agar tercapai tujuan pembelajaran/pendidikan yang diinginkan.
2.6.2 Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Sanjaya (2009:206) menjelaskan bahwa perolehan pengetahuan siswa akan
menjadi abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini
memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang
Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat
menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk
menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berpikir dan
menghayati pesan yang disampaikan. Padahal untuk memahami sesuatu perlu
keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.
Dari penjelasan tersebut, maka secara khusus media pembelajaran
memiliki fungsi dan berperan seperti berikut ini:
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa
penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau
direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disampaikan
dan dapat digunakan manakala diperlukan.
2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Melalui media
pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak
menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan
verbalisme. Selain itu, media pembelajaran juga dapat membantu
menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin ditampilkan di
dalam kelas.
3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat
menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi
pembelajaran dapat lebih meningkat.
4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis. Media pembelajaran dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, media juga dapat
2.6.3 Macam-Macam Media Pembelajaran
Dalam bukunya (Sanjaya, 2009:211) media pembelajaran menurut sifatnya
diklasifikasikan menjadi 3:
1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung
unsur suara. Yang termasuk kedalam media ini adalah film slide, foto,
transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti
media grafis.
3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,
berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media
ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur
jenis media yang pertama dan kedua.
2.6.4 Media Pembelajaran KOKAMI
Djamarah dan Zain (2010:136) menyatakan bahwa media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Salah satu media
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa media Kokami. Saputra
(2013:113) mengemukakan bahwa Kokami (kotak dan kartu misterius)
merupakan salah satu jenis media yang dikombinasikan dengan permainan
bahasa. Penerapannya melibatkan seluruh siswa, baik siswa yang biasanya pasif
kelas yang heterogen. Gabungan antara media dan permainan ini mampu secara
signifikan memotivasi dan menarik minat siswa untuk aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Permainan ini sangat baik digunakan dalam kelas yang heterogen.
Media Kokami ini terdiri dari suatu kotak dan kartu misterius, dikatakan
misterius karena kartu di masukkan dalam amplop yang kemudian amplop akan
diletakkan di dalam suatu kotak sehingga isi dari kartu tidak diketahui. Permainan
kokami ini dapat merangsang daya pikir siswa sehingga mereka mampu
memahami pesan atau materi yang diberikan. Pembelajaran dilaksanakan dengan
cara mempersiapkan kelengkapan seperti sebuah kotak berukuran 30 x 20 x 15
cm, 25 buah amplop ukuran 8 x 14cm, berisi 25 lembar kartu soal ukuran 7,5 x
12,5cm. kartu pesan merupakan kartu yang berisi materi pelajaran peran bank
umum dan bank sentral berisi materi pelajaran yang ingin disampaikan kepada
siswa, diinformasikan dalam bentuk perintah, petunjuk, pertanyaan, pemahaman,
bonus atau sanksi.
Pembelajaran menggunakan media kokami memiliki beberapa peraturan
sebagai berikut:
a. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Tiap kelompok duduk
menghadap papan tulis. Media Kokami dan kelengkapannya diletakkan di
depan papan tulis di atas meja.
b. Setiap kelompok mendapatkan lembar skor masing-masing kelompok
yang akan diisi apabila kelompok tersebut berhasil menjawab soal.
d. Siswa yang telah mengambil kartu dalam kotak harus membacakan secara
keras apa yang terdapat dalam kartu tersebut.
e. Anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan soal dalam kartu.
f. Pemenang ditentukan dari skor tertinggi dan berhak mendapat hadiah.
Media kokami yang digunakan berupa kartu pesan yang berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang materi peran bank umum dan bank sentral.
Penggunaan media Kokami ini dapat menambah dimensi kegem