• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI EFEKTIVITAS PROGRAM PELATIHAN

TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN

PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK DIVISI BOGASARI

YUHANNA AFTIKA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2013

Yuhanna Aftika

(4)

ABSTRAK

Yuhanna Aftika. H24090040. Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Dibimbing oleh ERLIN TRISYULIANTI.

Sumber daya manusia yang berkompeten merupakan aspek penting untuk mencapai tujuan, visi dan misi perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Tujuan dilaksanakan penelitian yaitu untuk mempelajari evaluasi program pelatihan dan tingkat kompetensi yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan berdasarkan penilaian karyawan, serta menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kompetensi karyawan dengan cara melakukan uji F dan uji t. Hasil Uji F dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel reaksi, pembelajaran dan perilaku memiliki pengaruh nyata secara bersama-sama terhadap kompetensi karyawan.menyatakan bahwa variabel reaksi, pembelajaran dan perilaku memiliki pengaruh nyata secara bersama-sama terhadap kompetensi karyawan. Hasil analisis uji t pada tingkat signifikansi sebesar 0.05 pada pelaksanaan program pelatihan dinilai bahwa variabel pembelajaran yang diberikan pada saat pelatihan tidak berpengaruh nyata terhadap kompetensi karyawan. Indikator yang paling berpengaruh dalam peningkatan kompetensi karyawan adalah variabel reaksi dan perilaku.

Kata kunci: Sumber Daya Manusia, Evaluasi Pelatihan, Kompetensi

ABSTRACT

Yuhanna Aftika. H24090040. Evaluation of Effectiveness Training Program for Increasing Employee Competency in the PT Indofood Sukses Makmur Tbk division of Bogasari. Supervised by ERLIN TRISYULIANTI.

(5)

Perkembangan industri pangan di dunia saat ini semakin meningkat menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat dalam mengonsumsi bahan pokok pangan seperti makanan alternatif pengganti beras yang meningkat pula. PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari merupakan perusahaan bergerak di bidang industri makanan terkemuka di Indonesia. Meningkatnya minat masyarakat dan besarnya peluang pasar menjadi salah satu alasan bagi PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usahanya baik dari segi produk ataupun jasa yang ditawarkan. Untuk itu, perusahaan sangat menyadari bahwa kemampuan dalam pengembangan usaha tidak hanya semata-mata dari faktor kinerja bisnis, namun juga dari tingkat kompetensi para sumber daya manusianya. PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari saat ini sedang menggalakan program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawannya. Dengan pelaksanaan program pelatihan yang tepat, baik perusahaan maupun karyawan akan mendapatkan manfaat dan keuntungan yang optimal. Program pelatihan tersebut akan dikatakan berhasil dengan efektif apabila di evaluasi dengan mengukur kepuasan peserta pelatihan, pembelajaran, perubahan perilaku serta hasil pelatihan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan judul evaluasi program pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari.

Persepsi karyawan mengenai evaluasi program pelatihan yaitu terdiri dari reaksi, pembelajaran, dan perilaku merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Melalui pengumpulan data yang didapat dari pengisian kuesioner para responden, data dianalisis menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Dari hasil analisis inilah diketahui bagaimana pengaruh program pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode stratified design dimana sampel adalah karyawan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2012.

(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen

EVALUASI EFEKTIVITAS PROGRAM PELATIHAN

TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN

PADA PT INDOFOODSUKSES MAKMUR TBK DIVISI BOGASARI

YUHANNA AFTIKA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)
(8)

Judul Skripsi : Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari

Nama : Yuhanna Aftika NIM : H24090040

Disetujui oleh

Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si Dosen Pembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Manajemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kemudahan dalam penyusunan karya ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di Departemen Manajemen. Karya ilmiah ini berjudul Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penelitian dan penyusunan karya ilmiah. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si dan bapak Prof. Dr. W. H Limbong, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan saran maupun masukan untuk karya tulis ini. Terima kasih juga kepada Bapak Anwar Agus selaku pembimbing materi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari, Bapak Gomesh, Bapak Edi beserta staff bagian Public relation di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari , serta Bapak Josept Sihombing, yang telah banyak membantu dalam teknis pelaksanaan penelitian ini dan selama pengumpulan data. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu atas segala doa dan dukungannya. Ungkapan terima kasih juga penulis berikan kepada Wo Laily, Dedy Anggara, Kharunnisa, Ronal Yaki, Desil, Inna Shofa, Ayatusyifa, Anisa, Wilda, dan teman-teman Manajemen 46, atas dukungan doa dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Bogor, Mei 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Konsep Pelatihan 3

Konsep Kompetensi 4

METODOLOGI PENELITIAN 5

Kerangka Pemikiran Penelitian 5

Lokasi dan Waktu Penelitian 7

Jenis dan Sumber Data 7

Metode Penarikan Sampel 7

Pengolahan dan Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Gambaran Perusahaan 11

Sekilas Tentang Program Pelatihan 12

Karakteristik Responden 13

Analisis Deskriptif Efektivitas Program Pelatihan 15 Analisis Deskriptif Terhadap Peningkatan Kompetensi 17 Analisis Deskriptif Terhadap Efektivitas Pelatihan dan

Peningkatan Kompetensi Setelah Mengikuti Pelatihan 20

Analisis Regresi Linear Berganda 20

IMPLIKASI MANAJERIAL 23

(11)

Simpulan 24

Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 26

(12)

DAFTAR TABEL

1 Pangsa pasar tepung terigu nasional tahun 2009 2

2 Jumlah proporsi sampel penelitian 8

3 Posisi keputusan penilaian 9

4 Hasil uji multikolinearitas 10

5 Jenis pelatihan 12

6 Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada level reaksi 16 7 Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada level

pembelajaran 17

8 Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada level perilaku 17

9 Total skor rataan setiap variabel kompetensi 19

10 Total skor rataan variabel evaluasi pelatihan 20

11 Total skor rataan variabel kompetensi 20

12 Analisis regresi linear berganda 20

13 Hasil uji t (analisis parsial) 22

DAFTAR GAMBAR

14 Kerangka pemikiran konseptual 5

15 Kerangka pemikiran operasional 6

16 Plot peluang normal dengan sisaan uji normalitas 9

17 Scatterplot uji heteroskedastisitas 10

18 Karakteristik responden 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 26

2 Struktur organisasi perusahaan 32

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan industri pangan di dunia saat ini semakin meningkat menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat dalam mengonsumsi bahan pokok pangan seperti makanan alternatif pengganti beras yang meningkat pula. Salah satunya adalah tepung terigu yang merupakan bahan pokok makanan dengan olahan nya yang menghasilkan berbagai macam produk untuk memenuhi kebutuhan pangan konsumen. Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini berdampak positif terhadap industri tepung terigu yaitu dengan meningkatnya permintaan terhadap berbagai produk tepung terigu yang dihasilkan. Permintaan yang semakin meningkat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan terhadap perusahaan lain. Kondisi tersebut menuntut produsen tepung terigu untuk selalu meningkatkan kualitas produk dan mencermati kondisi pasar yang cenderung dinamis dengan cara mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang heterogen.

Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu cara dilakukan perusahaan agar dalam peningkatan daya saing suatu organisasi dapat berhasil dengan sukses. Peningkatan daya saing organisasi dikatakan berhasil apabila pelaku usaha dituntut untuk menerapkan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi ditempat kerjanya. Karena diyakini kompetensi berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Irianto (2011) menyebutkan bahwa ada tiga kelemahan yang mendasar yang melekat pada kompetensi tenaga kerja Indonesia yaitu rendahnya keterampilan, sempitnya pengetahuan dan wawasan, serta perilaku dalam mengatasi setiap masalah. Salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai upaya pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan kompetensi yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan.

Pelatihan merupakan media untuk membangun sumber daya manusia yang lebih baik agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik untuk perusahaan. Dengan adanya pelatihan, perusahaan berharap akan adanya peningkatan kompetensi karyawan agar mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kompetensi berhubungan erat dengan kinerja karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Keberadaan karyawan menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena dengan adanya karyawan yang berkualitas akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut dan pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan.

(15)

2

dalam mengembangkan usahanya baik dari segi produk ataupun jasa yang ditawarkan. Untuk itu, perusahaan sangat menyadari bahwa kemampuan dalam pengembangan usaha tidak hanya semata-mata dari faktor kinerja bisnis, namun juga dari tingkat kompetensi para sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkompeten merupakan aspek penting untuk mencapai tujuan, visi, misi perusahaan, sehingga pengembangan sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh perusahaan agar pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki karyawan selalu menjadi pilar perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif dan tetap dapat bertahan dalam bersaing terhadap perusahaan lain. Pangsa pasar tepung terigu terbesar di Indonesia pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pangsa pasar tepung terigu nasional tahun 2009 Pangsa pasar tepung terigu nasional pada 2009

Perusahaan Pangsa (%)

Bogasari 57,3

Eastern 10,3

Sriboga 5,5

Pangan Mas 3,2

Pundi Kencana 0,4

Perusahaan lain 7,8

Impor 15,5

Sumber: (www.aptindo.com)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari saat ini sedang menggalakan program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawannya. Pelatihan yang diberikan sangatlah beragam. Dengan pelaksanaan program pelatihan yang tepat, baik perusahaan maupun karyawan akan mendapatkan manfaat dan keuntungan yang optimal. Program pelatihan tersebut akan dikatakan berhasil dengan efektif apabila di evaluasi dengan mengukur kepuasan peserta pelatihan, pembelajaran, perubahan perilaku serta hasil pelatihan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan judul evaluasi program pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang diteliti yaitu (1) bagaimana penilaian karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan pada PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari?, (2) bagaimana penilaian karyawan terhadap tingkat kompetensi yang dimilikinya setelah mengikuti program pelatihan pada PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari?, (3) bagaimana pengaruh program pelatihan terhadap kompetensi karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari?

Tujuan Penelitian

(16)

3 tbk divisi Bogasari berdasarkan penilaian karyawan, (2) mengkaji tingkat kompetensi karyawan setelah mengikuti program pelatihan yang diterapkan oleh PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari berdasarkan penilaian karyawan, (3) menganalisis pengaruh program pelatihan terhadap kompetensi karyawan serta memberikan rekomendasi kepada perusahaan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan dan memberikan informasi dalam menentukan sasaran, metode, dan materi pelatihan yang tepat untuk meningkatkan efektifitas pelatihan, meningkatkan kompetensi karyawan, dan menghindari keusangan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan dalam menghadapi persaingan saat ini dan masa yang akan datang.

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada aspek-aspek diantaranya, (1) evaluasi penilaian karyawan terhadap program pelatihan sampai dengan tiga level evaluasi pelatihan yaitu reaksi, pembelajaran, dan perilaku (2) evaluasi penilaian karyawan terhadap kompetensi karyawan setelah mengikuti pelatihan dengan lima tipe kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, konsep diri, karakteristik pribadi, dan motif, (3) responden penelitian ini adalah karyawan PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari yang telah mengikuti program pelatihan pada tahun 2012 dengan jumlah sampel 92 orang di departemen

manufacturing, human resources,dan commercial.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pelatihan

(17)

4

terhadap penyelenggaraan pelatihan sering disebut juga dengan return on training investment (ROTI), Sustainable, dan impact.

Evaluasi pada masing-masing level sifatnya penting dilakukan dan evaluasi setiap level memiliki dampak pada level berikutnya. Kelima level tersebut adalah sebagai berikut: (1) Reaction, evaluasi pada level ini mengukur bagaimana reaksi (tanggapan, penilaian) peserta pelatihan baik terhadap instruktur pelatihan, materi pelatihan, fasilitas-fasilitas lain yang diberikan untuk menunjang pelatihan. Dalam menyusun dan menyelenggarakan program pelatihan adalah penting untuk mengetahui tanggapan peserta terhadap program pelatihan yang diberikan. (2) Learning, pengukuran terhadap hasil pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting sebab tidak mungkin mengharapkan terjadinya perubahan perilaku. Walaupun demikian, terjadinya perubahan perilaku juga perlu didukung oleh lingkungannya. Pengukuran hasil belajar lebih sulit dan memakan waktu dibandingkan dengan mengukur reaksi. Oleh karena itu, perlu disusun alat ukur yang dapat mengukur pengetahuan, keterampilan, atau sikap sebelum dan sesudah pelatihan, (3) Behavior, evaluasi level ini menelusuri sejauh mana perubahan perilaku terjadi yang disebabkan oleh kehadiran peserta dalam pelatihan. Caranya dengan menanyakan apakah perilaku peserta dalam pekerjaan berubah karena program pelatihan, (4) Result, merupakan hasil akhir yang muncul karena peserta pelatihan telah mengikuti suatu program pelatihan, diantaranya peningkatan produksi, peningkatan kualitas, penurunan biaya, penurunan turnover, dan kenaikan laba, (5) Return of Training Investment (ROTI), evaluasi pada level ini untuk mengetahui dampak finansial dari program pelatihan yang telah dilaksanakan, (6) Sustainable

merupakan keberlanjutan dari penilaian dampak finansial yang mencakup teknik untuk mengisolasi dampak dari solusi pelatihan dan juga menyediakan ukuran data untuk manfaat yang belum di konversi ke nilai moneter seperti peningkatan moral, peningkatan kinerja, tim atau penigkatan kepuasan kerja, (7)

impact pelatihan, tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk menguji dampak pelatihan terhadap organisasi secara keseluruhan.

Konsep Kompetensi

(18)

5

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka pemikiran konseptual

PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari memiliki visi untuk menjadi perusahaan total food solution dalam melaksanakan visinya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari memiliki beberapa misi, salah satunya adalah senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan. Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuan perusahaan yaitu untuk menigkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini menjadi tugas bagi perusahaan yang dikelola oleh MSDM dalam melakukan pengembangan SDM dengan cara memberikan program pelatihan. Kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.Kerangka pemikiran konseptual

Program pelatihan tersebut dikatakan berhasil dengan efektif apabila dilakukan evaluasi. Selanjutnya akan dilihat pengaruh evaluasi pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan dan dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Hasil tersebut dapat dituangkan dalam implikasi manajerial berupa masukan atau saran untuk perusahaan.

Kerangka pemikiran operasional

Peubah tak bebas (Y) yang berasal dari kompetensi karyawan antara lain pengetahuan, keterampilan, konsep diri, karakteristik pribadi, dan motif.

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Melakukan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Evaluasi Pelatihan 3 level: 1.Reaksi

2.Pembelajaran 3.Perilaku

Lima Tipe Kompetensi: 1. Pengetahuan 2. keterampilan 3. konsep diri 4. karakteristik pribadi 5. motif

Pengaruh Evaluasi Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi

Implikasi Manajerial

(19)

6

Peubah bebas (X) yang berasal dari evaluasi pelatihan yaitu terdiri dari reaksi, pembelajaran, dan perilaku. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa evaluasi pada level hasil belum dapat dilakukan diantaranya adalah terdapat masalah yang dihadapi dalam mengukur evaluasi pada level hasil adalah cara untuk mengukur seberapa besar peran pelatihan terhadap perubahan atau peningkatan kinerja yang terjadi. Selain itu ketersediaan data yang diberikan oleh perusahaan juga tidak cukup bagi peneliti untuk mengukur sampai dengan level evaluasi yang keempat begitu pula dengan ROTI, sustainable dan impact. Pelaksanaan evaluasi pelatihan sebelumnya dilakukan pengumpulan data lapangan terlebih dahulu dan di uji dengan uji validitas dan reliabilitas. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.Kerangka pemikiran operasional

Evaluasi program pelatihan dan tingkat kompetensi karyawan menurut persepsi karyawan dapat dilihat melalui analisis deskriptif. Setelah melakukan analisis deskriptif atas pelaksanaan program pelatihan, maka untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap kompetensi karyawan di

Program Pelatihan

Analisis tingkat kompetensi karyawan setelah mengikuti pelatihan Visi, Misi dan Tujuan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

1. Evaluasi program pelatihan dan analisis tingkat kompetensi karyawan setelah mengikuti pelatihan menggunakan analisis deskriptif dengan rataan skor

2. Analisis pengaruh program pelatihan terhadap kompetensi menggunakan analisis regresi linear berganda

Implikasi Manajerial

(20)

7 analisis menggunakan alat analisis regresi linear berganda dan selanjutnya dapat dibuat implikasi manajerial.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari, yang berlokasi di Jalan Raya Cilincing No 1 Tanjung Priok Jakarta Utara.Waktu Penelitian tersebut dilakukan selama tiga bulan yang dilaksanakan pada bulan Februari – April 2013.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer melalui wawancara dan menggunakan kuesioner (Lampiran 1). Selain data primer, peneliti juga menggunakan data sekunder, yaitu data yang berasal dari sumber lainnya. Data sekunder dapat diperoleh melalui literatur yang berkaitan dengan penelitian seperti buku, jurnal, dan pustaka lainnya yang bersumber dari internet.

Metode Penarikan Sampel

Tujuan dari penarikan sampel adalah untuk membuat penarikan sampel lebih efesien dan lebih cepat dibandingkan menggunakan populasi. Untuk mendapatkan sampel yang dapat mencitrakan populasi, penelitian ini menggunakan metode Slovin dalam penentuan jumlah karyawan yang dijadikan responden. Dengan rumus sebagai berikut :

Rumus :

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Dengan populasi sebanyak 1032 orang dan dengan kesalahan yang dapat ditolerir 10% maka didapat sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 92 orang.

n =

= 92 orang

Responden yang akan dijadikan sampel tersebar di setiap divisi dengan jumlah yang proporsional. Penyebaran jumlah responden yang akan dijadikan sampel pada setiap divisi dapat dilihat pada Tabel 2.

(21)

8

Tabel 2. Jumlah dan Proporsi Sampel Penelitian PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari

No Departemen Jumlah Karyawan Persentase Jumlah Sampel

1 Commercial 242 0,23% 21

2 Manufacturing 685 0,67% 61

3 Human Resources 105 0,10% 10

Total 1032 100 % 92

Sumber: Bagian HRD PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Proportionate Stratified Design karena unsur populasi berkarakteristik heterogen dan melibatkan proses stratifikasi yang diikuti dengan pemilihan subjek dari setiap strata. Agar dapat menguji dugaan tersebut maka sampelnya harus mewakili keterwakilan diseluruh elemen jenjang manajemen yang ada. Sampel setiap stratum tersebut dipilih sampel secara

Convinience.

Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti menentukan secara proporsional. Yang dimaksud dengan proporsional adalah jumlah sampel dalam statum sebanding dengan jumlah unsure populasi dalam stratum tersebut.

Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengetahui seberapa valid kuesioner yang digunakan dalam penelitian, maka dilakukan uji kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara tersebut di olah untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan regresi berganda.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Jumlah karyawan yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2012 pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari adalah 1034 orang. Uji validitas dilakukan pada 30 orang karyawan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing setiap variabel indikator dengan skor totalnya. Pengolahan dengan menggunakan

software SPSS 16 Ver. 16.0.

Setelah melakukan pengujian terhadap 30 kuesioner, sebanyak 30 responden dan pernyataan sebanyak 83 butir terbukti valid, dimana korelasi diantara pendapat atas pernyataan yang ada lebih besar dari 0,361. Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan Teknik Cronbach dibantu software SPSS 16 Ver 16.0, diperoleh alpha hitung untuk variabel evaluasi pelatihan sebesar 0,974 dari 58 butir pernyataan yang valid, dan variabel kompetensi sebesar 0,974 dari 25 butir pernyataan. Nilai alpha hitung lebih besar dari batas minimal 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrument penelitian tersebut reliabel.

Analisis Deskriptif

(22)

9 Rs =

Keterangan:

Rs = Rentang skala atau rentang kriteria m = Jumlah alternatif jawaban tiap item n = Jumlah responden

Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Posisi Keputusan Penilaian

Kriteria Rentang Skala Interpretasi Hasil

Sangat Tidak Setuju , <x≤ ,7 Sangat Tidak Baik/Efektif Tidak Setuju .7 <x≤ , Tidak Baik/Efektif

Setuju . <x≤ , Baik/Efektif Sangat Setuju . <x≤ Sangat Baik/Efektif

Sumber: (Istijanto,2005)

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif ditujukan untuk mengetahui tanggapan karyawan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari terhadap efektivitas pelatihan yang sudah dilakukan dan sejauh mana peningkatan kompetensi yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan. Pada penelitian ini analisis deskriptif dilakukan dengan melihat nilai jawaban dengan skor rataan.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah sampel diambil dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Uji normalitas data

Dari Gambar 3 terlihat bahwa titik-titik yang digambarkan pada grafik berada di sekitar garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi memiliki distribusi normal.

(23)

10

Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik adalah apabila tidak terjadi multikolinearitas di dalamnya. Ada tidaknya mulitikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF tiap variabel bebas yang lebih kecil dari sepuluh. Hasil Uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji multikolinearitas

Dari Tabel 4 terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai VIF < 10. Ini memperlihatkan bahwa dalam model regresi tidak mengandung multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah apabila model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah tetap. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Uji Normalitas

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi ini.

Analisis Regresi Linear Berganda

Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda. Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh tersebut dilakukan Uji F dan Uji t. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama peubah independen terhadap peubah dependen. Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh peubah independen secara individual terhadap peubah dependen. Jika disesuaikan dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi varibel bebas (X) dalam

Variabel Tolerance VIF Keterangan

X1 0.618 1.618 Bebas Multikolinear

X2 0.511 1.955 Bebas Multikolinear

(24)

11 penelitian ini adalah variable-variabel yang menyusun evaluasi pelatihan dalam tiga level yaitu, reaksi , pembelajaran , dan perilaku . Sedangkan variable terikat (Y) adalah kompetensi, tidak hanya kompetensi secara keseluruhan, namun penelitian ini juga akan melihat pengaruh efektivitas pelatihan terhadap lima tipe kompetensi yaitu, pengetahuan, keterampilan, konsep diri dan nilai-nilai, karakteristik pribadi, serta motif. Dikarenakan memiliki lebih dari satu variabel bebas, maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Dikatakan linear karena setiap estimasi atau nilai diharapkan mengalami peningkatan atau penurunan mengikuti garis lurus, sehingga persamaan regresi berganda untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Rumus: Y=a+b1X1+ b2X2 + b3X3 Y = Kompetensi

A = Nilai Konstanta

b1, b2, b3= Nilai Koefisien regresi variabel X1, X2, X3 X1 = Reaksi

X2 = Pembelajaran X3 = Perilaku

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Perusahaan

Bogasari didirikan secara notarial oleh “Empat sekawan” yaitu Soedono Salim, Djuhar Sutanto, Sudwikatmono, dan Ibrahim Rasjid pada tahun 1970 dengan nama PT Bogasari. Pada tahun1991 Bogasari diakuisisi dan menjadi divisi PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Perubahan kembali terjadi pada tahun 1995 yakni Bogasari kembali diakuisisi sehingga menjadi PT Indofood Sukses Makmur hingga kini.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari memiliki visi untuk menjadi perusahaan “TOTAL FOOD SOLUTIONS”. Dalam mencapai visi tersebut, perusahaan memiliki misi dengan senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi; menyediakan produk berkualitas, inovatif sesuai pilihan pelanggan, dengan harga terjangkau; memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional; memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia khususnya dalam bidang nutrisi serta meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan.

Struktur Organisasi Perusahaan

Pimpinan tertinggi di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Bogasari yaitu dipimpin oleh Kepala Operation Profile Unit (Deputy OPU Head), kemudian Deputy OPU Head membawahi 4 Departemen, yaitu Commercial, Manufacturing, Human Resources, dan Finance dimana keempat departemen ini dikepalai oleh Senior Vice President (SVP). Setiap Senior Vice President

(25)

12

setiap Vice President membawahi sub-sub seksi yang dipimpin oleh

Manager.Struktur organisasi perusahaan dapat di lihat pada Lampiran. 2 Sekilas Tentang Program Pelatihan

PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari telah menyelenggarakan program pelatihan yang dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1. Pelatihan Internal

Pelatihan yang dilakukan secara formal oleh perusahaan untuk memfasilitasi peningkatan kompetensi dan kinerja karyawan. Metode dan materi pelatihan ditentukan sendiri oleh perusahaan. Hasil dari wawancara dengan perusahaan didapat bahwa PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari menggunakan metode On The Job Training. Metode On The Job Training yang ditujukan adalah untuk memberikan secara langsung petunjuk pekerjaan dan digunakan terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan (Triton, 2010). Trainer pada jenis pelatihan ini pada umumnya merupakan karyawan-karyawan ahli atau senior yang dianggap memiliki kemampuan untuk berbagi wawasan, keterampilan, maupun pengalaman kepada karyawan lainya. Berbagai pelatihan yang telah diberikan sangatlah beragam, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis pelatihan

JOB CLASS 1 JOB CLASS 2

1. Pengendalian Vektor Hama Bagi Teknisi 2. Sertifikasi Operator Skid Loader 3. Water Rescue

4. Sertifikasi Operator Forklift 5. Sertifikasi Operator K3 Rigging 6. Sertifikasi Petugas P3K 7. Refresh Sikap Kerja Produktif 8. Seminar Edukasi (Pola Hidup Sehat) 9. Sosialisasi Penanggulangan

&Pencegahan HIV/AIDS 10. Silo Entry & Vertical Rescue

1. Sertifikasi Operator Skid Loader 2. Sertifikasi Operator Forklift 3. Sertifikasi Operator Hoist & Crane 4. Sertifikasi Operator K3 Rigging 5. Sertifikasi Petugas P3K

6. Sertifikasi Supervisor K3 Perancah 7. Seminar Edukasi (Pola Hidup Sehat) 8. Program Induksi

9. Presentation Processing MS Power Point

10. Selling Skills

Sumber: Bagian HRD PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Jenis-jenis pelatihan tersebut diberikan kepada karyawan yang mempunyai jabatan Operator (job class 1) dan jabatan Foreman (job class 2) yang telah dilaksanakan dan dievaluasi dalam enam bulan sekali dan diukur pada level pembelajaran yaitu pretest dan post test. Dengan pengalaman pelatihan yang diberikan, karyawan akan lebih mengetahui tugas dan lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

2. Pelatihan Eksternal

(26)

13 Karakteristik Responden

Berdasarkan dari hasil kuesioner, diperoleh hal-hal yang mencakup dalam karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, masa kerja, serta jabatan responden di perusahaan. Karakteristik responden selengkapnya dapat dilihat dibawah ini.

Jenis Kelamin

Dari hasil jawaban kuesioner diketahui bahwa jumlah karyawan berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah karyawan berjenis perempuan. Sebanyak 95 % atau 87 orang karyawan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan karyawan berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 5% atau 5 orang saja. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.

Perbedaan antara keduanya sangat signifikan karena PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari lebih banyak membutuhkan tenaga karyawan yang berjenis kelamin laki-laki dalam memproduksi pangan (tepung terigu), serta kurangnya ketertarikan wanita akan bidang tersebut dikarenakan pada jam kerja para karyawan kebanyakan sampai dengan larut malam, sehingga tenaga kerja wanita lebih sedikit dibandingkan tenaga kerja pria.

Karakteristik Usia

Karakteristik usia merupakan hal yang penting untuk dikaji dari responden karena berdasarkan usia dapat diketahui bagaimana penyerapan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, sikap dan pengalaman kerja dari karyawan PT Indofood Sukses Makmur Divisi Bogasari. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, mayoritas responden berusia 31-40 tahun, yaitu sebesar 55% atau 51 orang karyawan. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan usia

95% 5%

laki-laki perempuan

15%

55% 22% 8%

Usia

<31 thn

31-40 thn

41-50 thn

(27)

14

Karakteristik usia yang diperoleh dari responden ini menggambarkan kematangan pribadi masing-masing karyawan di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Pengalaman kehidupan telah dirasakan oleh karyawan pada rentang usia tersebut. Selain itu juga semakin banyaknya pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan bagaimana sikap dari karyawan saat menerima dan menjalankan peraturan perusahaan yang diperoleh dari suatu program pelatihan pada rentang usia tersebut.

Karakteristik Tingkat Pendidikan

Karakteristik tingkat pendidikan pada PT ISM Tbk Divisi Bogasari sebagian besar didominasi oleh karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebesar 82% atau 75 orang. Karyawan dengan tingkat pendidikan S1 sebesar 9% atau 8 orang. Diposisi terakhir ditempati oleh karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma sebesar 5% atau 5 orang. Serta berikut dengan lainnya yang meliputi tingkat pendidikan SMP sebesar 4% atau 4 orang. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Karakteristik Masa Kerja

Pada karakteristik masa kerja, mayoritas karyawan yang mejadi responden memiliki masa kerja dari 16-20 tahun yaitu sebesar 36% atau 33 orang. Karyawan dengan masa kerja 11-15 tahun sebesar 35% atau 32 orang. Karyawan dengan masa kerja >20 tahun sebesar 11% atau 10 orang, sedangkan karyawan dengan masa kerja <6 tahun yaitu sebesar10% atau 9 orang dan karyawan dengan masa kerja 6-10 tahun sebesar 10% atau 8 orang. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

82% 5% 9% 4%

Pendidikan Terakhir

SMA

DIPLOMA

S1

Lainnya

10%

8%

35% 36%

(28)

15 Secara umum, lama masa kerja tersebut menggambarkan tingkat pengalaman dan pengetahuan yang baik dalam bekerja. Pada rentang masa kerja tersebut, karyawan telah memiliki pengetahuan yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman pada saat mereka bekerja.

Karakteristik Jabatan

Pada karakteristik jabatan, mayoritas responden pada penelitian ini menjabat sebagai Operator yaitu sebesar 51% atau 47 orang. Posisi kedua di duduki oleh responden yang menjabat sebagai Foreman yaitu sebesar 49% atau 45 orang. Karakteristik jabatan ini menggambarkan bahwa pelaksanaan program pelatihan untuk karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari diberikan tergantung dari kebutuhan jabatan masing-masing responden. Menurut Moeheriono (2009), Apabila seseorang memegang posisi jabatan tertentu, maka harus mampu memiliki kompetensi yang dipersyaratkan pada posisinya, sehingga ia diprediksikan akan sukses dan berhasil dalam mengemban tugas pekerjaannya. Karakteristik responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Gambar 9.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryo (2011) dalam skripsinya yang berjudul Evaluasi Pelatihan WISE Leadership Terhadap Kompetensi Karyawan pada PT Tirta Investama Depo Kawasan Jakarta Timur, dimana responden yang mengikuti pelatihan adalah manajer lini dalam perusahaan. Pada penelitian ini peserta adalah karyawan yang berada di divisi

Commercial, Manufacturing, dan Human Resources. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin menerapkan pelatihan dengan lebih baik agar dapat meningkatkan efektivitas dan produktifitas perusahaan.

Analisis Deskriptif Efektifitas Program Pelatihan

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan dalam menilai efektivitas program pelatihan. Contoh hasil perhitungan skor untuk analisis deskriptif dapat dilihat pada Lampiran 6. Penilaian efektivitas pelatihan merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah program pelatihan. Efektivitas pelatihan dalam penelitian ini di ukur berdasarkan tiga level evaluasi yaitu level reaksi, pembelajaran, dan perilaku. Persepsi Karyawan Terhadap Penilaian Program Pelatihan Pada Level Reaksi

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, karyawan sudah merasa puas terhadap pelaksanaan program pelatihan. Hal ini terlihat bahwa pada Tabel 6, banyaknya responden yang memilih jawaban setuju dan sangat setuju.

49% 51%

Jabatan

Foreman Operator

(29)

16

Isi program pelatihan yang diadakan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam menjawab tuntutan pekerjaan. Instruktur secara umum juga dinilai karyawan mampu mengkomunikasikan materi dengan baik dan melibatkan diskusi/ partisipasi aktif peserta untuk lebih mendalami materi yang diberikan khususnya berhubungan dengan topik pelatihan. Dari segi waktu karyawan pada umumnya merasa pelaksanaan pelatihan tidak mengganggu kelancaran kegiatan kerja. Pelatihan juga berlangsung tepat sesuai dengan jadwal, fasilitas, alat peraga, modul dan ruangan yang nyaman membuat karyawan lebih fokus saat mengikuti pelatihan. Persepsi karyawan tentang program pelatihan pada level reaksi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada level reaksi

Indikator Reaksi Nilai Skor rataan Keterangan

Program Pelatihan 3.19 Efektif

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pineda (2010) dalam jurnalnya yang berjudul Evaluation of training in organizations: a proposal for an integrated model, dimana reaksi pelatihan dievaluasi dengan kesesuaian pelatihan mengenai kebutuhan dan harapan peserta pelatihan, kualitas metode dan teknik pelatihan yang digunakan, serta pelatih harus berkomunikasi dengan peserta pelatihannya. Sedangkan menurut Wang dan Wilcox (2006), dalam jurnalnya yang berjudul Training Evaluation: Knowing More Than Is Practiced, terdapat enam faktor yang dihasilkan dalam mengevaluasi pelatihan dari segi reaksi yaitu kejelasan pelatih, fasilitas, tempat pelatihan, makanan yang disajikan, aplikasi yang praktis,dan komunikasi pelatih.

Persepsi Karyawan Terhadap Penilaian Program Pelatihan Pada Level Pembelajaran

(30)

17 percaya diri dan mampu mendengarkan instruksi yang diberikan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaan dengan baik. Persepsi karyawan terhadap level pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada pembelajaran

Indikator Pembelajaran Total Skor Rataan Keterangan Perubahan Dalam Pengetahuan 3.12 Efektif Perubahan Dalam Keahlian 3.18 Efektif Perubahan Dalam Sikap 3.09 Efektif

TOTAL RATAAN 3.13 Efektif

Persepsi Karyawan Terhadap Penilaian Program Pelatihan Pada Level Perilaku

Berdasarkan Tabel 8, karyawan lebih banyak memilih setuju dan sangat setuju pada indikator peduli pada keunggulan karena setelah mengikuti pelatihan, karyawan dapat menetapkan dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang tinggi untuk perusahaan. Hal tersebut dirasa sangat tepat karena sasaran utama dari penyelenggaraan program pelatihan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari adalah meningkatkan kompetensi karyawan juga menanamkan nilai-nilai budaya kerja yang terdapat dalam unsur program pelatihan yaitu integritas, keunggulan, kepedulian, kebersamaan dan keterbukaan dimana sebagai karyawan harus melakukan hal yang tepat dengan etos kerja yang baik serta membuat keputusan dengan memikirkan aspek sebelum mengambil keputusan. Selain itu karyawan juga memiliki kepekaan dengan kebutuhan orang lain, dan memiliki kemampuan dalam memotivasi diri sendiri untuk melakukan peningkatan kompetensi, melihat peluang dibandingkan dengan kesulitan dalam bekerja dengan baik. Karyawan juga selalu ingin mempraktekkan ilmu yang sudah didapatkan dari hasil pelatihan, hal ini didukung karena perubahan perilaku dapat terjadi diluar pengalaman dari peserta pelatihan, (Al-Athari dan Zairi, 2002). Persepsi karyawan terhadap level perilaku dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada perilaku

Indikator Perilaku Total Skor Rataan Keterangan

Perilaku Dalam Keunggulan 3.23 Efektif Kepekaan Dengan Kebutuhan Orang Lain 3.18 Efektif

Motivasi 3.09 Efektif

TOTAL RATAAN 3.16 Efektif

Analisis deskriptif karyawan terhadap peningkatan kompetensi setelah mengikuti program pelatihan

(31)

18

Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Pengetahuan setelah mengikuti program pelatihan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti program pelatihan, sebagian besar karyawan dapat melakukan estimasi pekerjaan dengan lebih cepat dan lebih baik, semakin mengerti dengan prosedur dan peraturan metode kerja yang diterapkan dalam unit kerja. Karyawan juga semakin memahami skala prioritas pekerjaan yang harus didahulukan dan dilakukan ketika terjadi perubahan diluar cakupan pekerjaan yang telah ditetapkan. Peningkatan kompetensi yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan yang didukung dengan data diperoleh rataan skor sebesar 3,17. Dengan pengetahuan tersebut penerapan metode kerja di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari akan semakin baik. Persepsi Karyawan terhadap peningkatan kompetensi pada level pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 9.

Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Keterampilan setelah mengikuti program pelatihan

Peningkatan keterampilan yang menonjol dirasakan oleh karyawan setelah mengikuti pelatihan adalah kemampuan mengkomunikasikan informasi terkait permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan, membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas. Selain itu, kemampuan karyawan juga mampu menjalani tugas tanpa harus menunggu perintah dan memiliki hasrat mendengar yang lebih kuat terkait dengan permasalahan pekerjaan, dikarenakan karyawan mempunyai kemauan untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh usulan, masukan dan feedback yang berhubungan dengan pekerjaan. Banyaknya frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dengan rataan skor sebesar 3,15 menunjukkan bahwa karyawan yang mengikuti pelatihan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kompetensi tipe keterampilan. Persepsi Karyawan terhadap peningkatan kompetensi pada level keterampilan dapat dilihat pada Tabel 9.

Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Konsep Diri setelah mengikuti program pelatihan

Pada konsep diri digambarkan bahwa setelah mengikuti pelatihan, sikap karyawan menjadi lebih percaya diri untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan baik dengan sendiri maupun dalam tim, lebih teliti, dan lebih sistematis dalam mempraktekkan prosedur kerja. Karyawan juga menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan serta semakin disiplin dalam mengerjakan tugas yang diberikan dengan waktu kerja yang telah ditetapkan. Peningkatan kompetensi dalam level ini sudah sangat efektif, karena dilihat dari banyaknya frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dengan rataan skor sebesar 3,26. Hal ini karena karyawan merasa ada nilai-nilai yang bertambah dalam dirinya sebagai seorang pimpinan. Persepsi karyawan terhadap peningkatan konsep diri setelah mengikuti pelatihan dapat dilihat pada Tabel 9.

Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Karakteristik Pribadi setelah mengikuti program pelatihan

(32)

19 kompetensi dalam level karakteristik pribadi ini sudah baik, hal ini terlihat banyaknya frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dengan rataan skor sebesar 3,16. Persepsi karyawan terhadap peningkatan karakteristik pribadi setelah mengikuti pelatihan dapat dilihat pada Tabel 9.

Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Motif setelah mengikuti program pelatihan

Motif merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongan-dorongan lain yang memicu untuk melakukan suatu tindakan. Setelah mengikuti pelatihan, karyawan semakin tertantang untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaan sehingga karyawan lebih berinisiatif, penuh teliti, konsentrasi dan bersemangat untuk mengantisipasi kesalahan dalam bekerja yang mungkin terjadi. Karyawan juga merasa semakin termotivasi untuk membangun hubungan yang positif antara atasan dengan bawahan dalam unit kerja. Peningkatan kompetensi dalam level motif ini sudah sangat efektif, hal ini terlihat banyaknya frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dengan rataan skor sebesar 3,27. Persepsi karyawan terhadap peningkatan kompetensi pada level motif dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Total Skor Rataan Setiap Variabel Kompetensi

Indikator Kompetensi Total Skor Rataan Keterangan Pengetahuan 3.17 Efektif

Analisis Deskriptif Terhadap Efektivitas Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Setelah Mengikuti Program Pelatihan

(33)

20

pelatihan, fasilitas, dan lainnya sudah cukup baik menurut karyawan. Sehingga karyawan dapat fokus kepada proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan nantinya akan membawa perubahan setelah mengikuti pelatihan sehingga dapat memberikan hasil akhir yang baik. Total skor rataan variabel evaluasi pelatihan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Total skor rataan variabel evaluasi pelatihan

Variabel Evaluasi Pelatihan

Total Skor Rataan

Interpretasi

Perilaku 3.16 Efektif

Reaksi 3.14 Efektif

Pembelajaran 3.13 Efektif

Kompetensi dapat didefinisikan sebagai karakteristik dasar seseorang yang memiliki hubungan kausal dengan kriteria referensi efektifitas atau keunggulan dalam pekerjaan maupun situasi tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti program pelatihan, karyawan merasa terjadi peningkatan kompetensi. Peningkatan kompetensi tertinggi ditunjukkan pada pernyataan karyawan yang memilih setuju dan sangat setuju yang terjadi pada tipe kompetensi motif dengan skor rataan sebesar 3,27. Kemudian konsep diri sebesar 3,26, pengetahuan sebesar 3,17, karakteristik pribadi sebesar 3,16 dan yang terakhir adalah kompetensi tipe keterampilan sebesar 3,15. Terlihat dari target utama dari pelatihan tersebut adalah agar karyawan semakin mengerti dan memahami metode kerja dalam melakukan pekerjaan, sehingga metode kerja tersebut dapat diterapkan dengan semakin baik di perusahaan. Selain itu perusahaan juga mengharapkan dengan pemahaman akan fungsi masing-masing dalam metode kerja, karyawan dapat menjadi individu yang mandiri dan dapat memberikan kinerja yang lebih baik dalam menghasilkan produktivitas maupun proyek yang dikerjakan. Total skor rataan variabel kompetensi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Total skor rataan variabel kompetensi

Variabel Kompetensi Total Skor Rataan Interpretasi

Motif 3,27 Sangat Efektif

Konsep Diri 3,26 Sangat Efektif

Pengetahuan 3,17 Efektif

Karakteristik Pribadi 3,16 Efektif

Keterampilan 3,15 Efektif

Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil analisis regresi berganda dalam menganalisis pengaruh program pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan, menghasilkan nilai yang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Analisis parsial regresi linear berganda

Variabel Koefisien Arah Regresi t Sig.

(34)

21 Dari Tabel tersebut, persamaan regresi yang dapat dituliskan dalam model regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y= 0.518 + 0.235 +1.152 Keterangan:

Y = Kompetensi = Reaksi = Perilaku

Persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa nilai kompetensi yang diperoleh jika segala sesuatu pada variabel pelatihan dianggap konstan adalah 0,518.

Nilai koefisien dari reaksi pelatihan ( ) sebesar 0,235. Hal ini menggambarkan bahwa reaksi pelatihan mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi karyawan (Y), artinya dengan semakin tingginya reaksi pelatihan maka kompetensi karyawan semakin meningkat. Setiap kenaikan reaksi pelatihan sebanyak 1 persen maka variabel kompetensi karyawan akan naik sebesar 0.235 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai koefisien dari variabel perilaku ( ) sebesar 1,152. Hal ini menggambarkan bahwa variabel perilaku mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi karyawan (Y), artinya dengan semakin tingginya variabel perilaku, maka kompetensi karyawan semakin meningkat. Setiap kenaikan variabel perilaku sebanyak 1 persen maka variabel kompetensi karyawan akan naik sebesar 1,152 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

Dari ketiga variabel (reaksi, pembelajaran, perilaku) tersebut, yang lebih berpengaruh secara nyata adalah variabel reaksi, pengaruh variabel reaksi bersifat signifikan sebesar 0,003 Hal ini dikarenakan tingkat kepuasan atau reaksi karyawan terhadap metode pelatihan, materi pelatihan, instruktur, fasilitas dan waktu sudah dirasakan tepat sesuai dengan kondisi karyawan dan perusahaan. Pada nilai regresi variabel perilaku yaitu sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku bekerja orang-orang yang dilatih mengalami perubahan karena program pelatihan yang dilakukan, sehingga dapat menghasilkan karyawan yang produktif yang dapat menetapkan dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang tinggi untuk perusahaan. Semakin besar perubahan perilaku yang didapat melalui pelatihan maka akan semakin meningkatkan kompetensi karyawan.

(35)

22

sampai dengan level evaluasi yang keempat begitu pula dengan ROTI. Meskipun dilakukan dengan mengukur tiga level evaluasi, secara keseluruhan dari hasil penelitian mulai dari level reaksi, pembelajaran dan level perilaku diketahui bahwa program pelatihan telah memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kompetensi yang dimiliki karyawan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari.

Nilai koefisien determinasi (R-square) dalam uji ini sangat tinggi yaitu 0,761 sehingga dapat dikatakan bahwa 76,1 persen kompetensi karyawan ditentukan oleh indikator reaksi ( ) dan perilaku ( ), jadi dapat dikatakan bahwa model tersebut baik digunakan.

Diketahui bahwa tidak semua variabel pendukung evaluasi pelatihan berpengaruh pada kompetensi karyawan. Yang memiliki pengaruh nyata hanya variabel reaksi dan variabel perilaku dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05 yaitu untuk variabel reaksi sebesar 0,003 dan variabel perilaku sebesar 0,000. Sedangkan tingkat signifikansi untuk variabel pembelajaran sebesar 0,411. Dapat disimpulkan bahwa variabel pembelajaran tidak memiliki pengaruh nyata karena tingkat signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran karyawan setelah mengikuti pelatihan, dinyatakan kurang berhasil karena seberapa jauh para peserta pelatihan menguasai konsep-konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang diberikan belum sepenuhnya dapat diimplementasikan kepada perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gosh (2011) yang berjudul Evaluating Effectiveness of a Training Programme with Trainee Reaction, mengemukakan bahwa program pelatihan yang gagal untuk memenuhi kebutuhan belajar tidak selalu berhasil diperoleh karena pelatihan yang diadakan dalam kenyataan nya tidak selalu dalam keadaan yang benar. Oleh karena itu, cara yang mudah untuk mengevaluasi dalam konteks pembelajaran adalah dengan memberikan motivasi dan perhatian kepada karyawan. Pembelajaran memberikan karyawan mampu berpikir dan bertindak melalui pendekatan system yang komprehensif sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya untuk kemajuan perusahaan. Pembelajaran harus dapat menjadi tolak ukur pencapaian tujuan perusahaan. Hasil pengujian ini dapat dilihat dari hasil uji t pada Tabel 13.

Tabel 13. Uji t (Analisis Parsial)

Variabel Koefisien Arah

Regresi t Sig. Keterangan

Konstanta 0.518 0.094 0.925

Reaksi (X1) 0.235 3.082 0.003 Berpengaruh Pembelajaran (X2) 0.088 0.827 0.411 Tidak Berpengaruh Perilaku (X3) 1.152 10.028 0.000 Berpengaruh

Uji Anova bertujuan untuk menjelaskan secara keseluruhan ada atau tidaknya pengaruh indikator-indikator evaluasi pelatihan terhadap kompetensi karyawan dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil Uji F menyatakan bahwa pelatihan yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari memiliki pengaruh secara simultan terhadap kompetensi karyawan. Hasil uji F memiliki pengaruh signifikan apabila P Value < level significant

(36)

23 sebesar 0,05. Dan nilai F hitung harus lebih besar dari nilai . Nilai sebesar 93.390 sedangkan adalah sebesar 2,708 maka dapat disimpulkan bahwa variabel reaksi, pembelajaran dan perilaku memiliki pengaruh nyata secara bersama-sama terhadap kompetensi karyawan.

Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial yang disarankan dalam meningkatkan efektivitas pelatihan dan kompetensi kepada para pengambil kebijakan strategis di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari berdasarkan hasil evaluasi pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi karyawan adalah

1. Sebaiknya PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari lebih komprehensif dalam melakukan evaluasi terhadap program pelatihan, salah satunya dengan menggunakan model Kirkpatrick yaitu berdasarkan level reaksi, level pembelajaran, level perilaku, dan level hasil. Dengan keempat level tersebut bertujuan agar penyelenggara pelatihan dapat mengidentifikasi area perbaikan atau peningkatan dilihat dari segi kepuasan karyawan terhadap pelaksanaan pelatihan, nilai tambah apa yang didapat karyawan, bagaimana perubahan perilaku yang terjadi, dan pencapaian sasaran pelatihan. Hal ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa pencapaian organisasi secara keseluruhan disebabkan oleh pelatihan yang berjalan efektif.

2. PT Indofood Sukses Makmur Tbk perlu meningkatkan kualitas pelatihan pada level reaksi dan level perilaku. Berdasarkan hasil penelitian tingginya tingkat reaksi karyawan terhadap penyelenggaraan pelatihan akan meningkatkan program pelatihan, instruktur pelatihan, dan fasilitas dalam mengikuti pelatihan. Pada level perilaku terkait dengan meningkatnya peduli dalam keunggulan yang secara aktif karyawan selalu terdorong untuk mengeluarkan ide-ide baru, menetapkan dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang tinggi untuk perusahaan. Sedangkan yang paling dipengaruhi tingkat kompetensi adalah variabel motif dan konsep diri. Motif meningkat karena karyawan semakin terdorong untuk meningkatkan keahlian agar dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan lebih baik. Sehingga untuk pelatihan selanjutnya apabila ingin produktivitas karyawan meningkat maka motif dan konsep diri dari karyawan pun ikut di tingkatkan pula. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh efektivitas

(37)

24

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hal yang dapat disimpulkan adalah

1. Efektivitas pelatihan diukur berdasarkan tiga variabel yaitu reaksi, pembelajaran, dan perilaku. Pelaksanaan program pelatihan yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari berdasarkan penilaian karyawan pada hasil analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan sudah efektif.

2. Tingkat kompetensi karyawan setelah mengikuti program pelatihan yang diterapkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari berdasarkan penilaian karyawan mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar yang dirasakan karyawan adalah tipe kompetensi motif dan konsep diri.

3. Berdasarkan hasil analisis secara parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel pembelajaran tidak berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi karyawan, sedangkan variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi karyawan adalah variabel reaksi dan variabel perilaku. Disamping itu, dari hasil analisis secara keseluruhan, dikatakan bahwa efektivitas pelatihan dilihat dari level reaksi, pembelajaran dan perilaku, secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi karyawan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diperoleh, saran yang dapat direkomendasikan terkait dengan efektivitas pelatihan dan tingkat kompetensi karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari yaitu

1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari lebih komperehensif dalam mengukur efektivitas sebuah pelatihan, yaitu berdasarkan level reaksi, level pembelajaran, level perilaku, dan level hasil.

2. Perlu adanya peningkatan kualitas pelatihan dari level reaksi dan level perilaku yang terkait dengan program pelatihan yang diberikan, strategi penyampaian materi yang digunakan oleh instruktur pelatihan, dan fasilitas pelatihan. Sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan produktivitas kerja karyawan serta tercapainya tujuan pelatihan.

(38)

25

DAFTAR PUSTAKA

Al-Athari, Ahmad dan Zairi, Mohamed. 2002.Training Evaluation: an empirical study in Kuwait. (TR): Journal of European Industrial Training.

Ghosh, Piyali et.al. 2011. Evaluating Effectiveness of a Training Programme with Trainee Reation. Guilsborough: Emerald Group Publishing, Limited.

Haryo, 2011. Evaluasi Pelatihan WISE Leadership Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Tirta Investama Depo Kawasan Jakarta Timur. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Irianto, Jusuf. 2001. Isu-Isu Strategis Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Jawa Timur (ID): Insan Cendekia.

Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Kirkpatrick, DL. Dan Kirkpatrick JD. 2006. Evaluating Training Programs. Third Edition. San Fransisco (Inc): Barret Koehler Publisher.

Mangkuprawira, Tb. S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Palan, R. 2008. Competency Management (Terjemahan). Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Daya Saing Organisasi. Jakarta Pusat (ID): PPM.

Pineda, Pilar. 2010. Evaluation of Training in Organisations: a proposal for an integrated model. Turki (TR): Journal of European Industrial Training.

Suryana, Agus. 2004. Kiat dan Teknik Evaluasi Pelatihan. Jakarta (ID): Progress. Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta

(ID) : PT Raja Grafindo Persada.

(39)

26

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Kuesioner ini digunakan dalam rangka penyusunan bahan penelitian untuk skripsi yang berjudul “Evaluasi Efektifitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Divisi Bogasari” oleh Yuhanna Aftika (H24090040), mahasiswa Institut

Pertanian Bogor. Kuesioner ini berisi tentang berbagai pernyataan yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian saya. Untuk itu, diharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pengisian kuesioner ini tidak ada kaitannya dengan penilaian prestasi Anda. Kerahasiaan jawaban Anda saya jamin. Atas partisipasi dan bantuan Anda, saya ucapkan terima kasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

Jika terdapat uraian pada pilihan jawaban, mohon diisi dengan jelas

1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

2. Usia : Tahun

3. Pendidikan Terakhir : SMU Diploma S1 S2 Lainnya ………. 4. Departemen / Bagian :

5. Jabatan : 6. Masa Kerja :

Keterangan :

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

(40)

27 Lanjutan Lampiran 1.

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

Program Pelatihan

1 Program pelatihan yang diadakan sesuai dengan yang dibutuhkan

2 Program pelatihan disusun dengan sistematis berdasarkan perencanaan pelaksanaan pelatihan 3 Program pelatihan yang diberikan telah berbasis

kompetensi yang saya butuhkan

4 Program pelatihan yang diberikan sesuai dengan kondisi terkini

5 Isi program pelatihan sesuai dengan menjawab tuntutan pekerjaan

Metode Pelatihan

6 Metode pelatihan membantu saya dalam pemahaman pelaksanaan pekerjaan

7 Metode pelatihan yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan pelatihan

8 Metode pelatihan menarik dan menujang pemecahan masalah dalam pekerjaan-pekerjaan saya

9 Metode pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan saya

10 Metode pelatihan yang diberikan sesuai dengan jumlah peserta

Trainer/ Instruktur Pelatihan

11 Instruktur/pengajar mampu mengkomunikasikan materi kepada peserta dengan baik

12 Instruktur/pengajar melibatkan diskusi/partisipasi aktif peserta dalam penyampaian materi

13 Instruktur/pengajar bersedia memberi bantuan/solusi permasalahan pekerjaan yang terkait dengan materi pelatihan

14 Penampilan Instruktur/ pengajar menambah semangat dalam pelatihan

Fasilitas

15 Alat bantu (over head, infocus. Microphone, whiteboard/ papan tulis, dsb) dalam pelaksanaaan pelatihan membantu kelancaran pelatihan

16 Modul/handout pelatihan membantu peserta dalam memahami setiap materi yang disampaikan

17 Fasilitas ruangan kondisinya dingin dan nyaman membuat fokus saat mengikuti pelatihan

18 Fasilitas seminar kit membantu kelancaran pelatihan 19 Konsumsi dan gizi yang disediakan sudah memadai

untuk menjaga stamina selama menjalani pelatihan

(41)

28

Lanjutan Lampiran 1.

II. Evaluasi Pelatihan Level Pembelajaran

Materi Pelatihan

20 Materi pada pelatihan berhubungan dengan tugas yang saya kerjakan

21 Materi pelatihan yang diberikan bermanfaat untuk saya mengatasi dalam menghadapi permasalahan pekerjaan di masa yang akan dating

22 Materi persuasive communication sudah membantu saya meningkatkan cara berkomunikasi dengan baik 23 Materi pelatihan mengenai kegiatan kedisplinan sudah

membangun kepercayaan diri saya dalam bekerja 24 Materi yang diberikan sudah sesuai dengan tujuan

program pelatihan

Waktu Pelatihan

25 Lamanya waktu yang digunakan untuk pelatihan tidak mengganggu kelancaran tugas/ pekerjaan

26 Jadwal pelaksanaan dari awal sampai selesai sesuai dengan time schedule

27 Waktu untuk istirahat yang diberikan sesuai sehingga peserta pelatihan tidak jenuh

28 Alokasi waktu yang sudah tersedia sudah efektif

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS Perubahan Dalam Pengetahuan

29 Setelah mengikuti pelatihan, saya melihat pembelajaran secara berkelanjutan oleh seluruh karyawan sebagai sebuah prioritas bisnis yang tinggi 30 Setelah mengikuti pelatihan, setiap karyawan

menghindari penyimpangan dan penghalangan saluran komunikasi dengan mendengarkan orang lain secara aktif dan memberi umpan balik yang efektif

31 Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat menggunakan macam-macam metode kerja untuk mempercepat proses kerja yang efektif dan efisien

32 Setelah mengikuti pelatihan, tim/ kelompok menerima pelatihan tentang bagaimana bekerja dan belajar dalam grup

33 Setelah mengikuti pelatihan, setiap karyawan mampu berpikir dan bertindak melalui pendekatan system yang komprehensif

Perubahan Dalam Keahlian

34 Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat mengidentifikasi urutan langkah tugas yang harus diselesaikan dengan segera

35 Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat memodifikasi rencana/ tugas rutin yang diberikan untuk memenuhi perubahan dalam lingkungan

36 Setelah mengikuti pelatihan, keahlian yang saya miliki

Gambar

Gambar 1.Kerangka pemikiran konseptual
Gambar 2.Kerangka pemikiran operasional
Gambar 4.
Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
+4

Referensi

Dokumen terkait

Beban studi untuk Program Sarjana (S1) antara 144 – 150 SKS (STKIP Setia Budhi Rangksbitung menetapkan 150 SKS) yang dijadwalkan dalam 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam

Paragraf 27 mensyaratkan bahwa, tanpa memperhatikan adanya modii kasi terhadap syarat dan ketentuan atas instrumen ekuitas yang diberikan, atau pembatalan atau penyelesaian

Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, menetapkan dan menerapkan proses komunikasi internal, untuk: mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu organisasi, peraturan

Namun dalam prakteknya, menurut pengalaman peneliti pada praktek pengalaman lapangan (PPL), meskipun kriteria ketuntasan minimal atau KKM tersebut termasuk tinggi,

(6) Dalam hal masa berlaku peringatan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berakhir dan Perusahaan Pembiayaan tetap tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

Kuasa BUD pada hari kerja berikutnya setelah menerima Surat Pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf c, mengajukan klaim pencairan jaminan/garansi bank untuk Kas

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan pertolongan dari-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Melakukan bimbingan dan fasilitasi bagi lembaga untuk mendapatkan pemahaman mengenai ketentuan tempat baca dan bahan bacaan yang harus dimiliki oleh lembaga, serta membantu