• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Faktor Agroekologi Untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Faktor Agroekologi Untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau."

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

AIR HITAM ESTATE, PT. PERDANA INTI SAWIT

PERKASA, KAB. ROKAN HULU, RIAU

MUNANDAR IRFANDA

A24080062

 

 

 

 

 

 

 

 

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Study on Agroecological Factors for Production Estimation of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PISP), Rokan

Hulu District, Riau

Munandar Irfanda1, Edi Santosa2 1

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2

Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

Abstract

The internship was conducted at Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu, Riau, from February 13th to May 13th 2012. The objective of this assignment was to determine agronomic and agroecological characters responsible to estimate oil palm production. The assignment composed of several works, i.e., as field worker for three weeks, as assistant foreman for three weeks, and as estate assistant companion for six weeks. Specific topic studied was evaluation of the agronomic and agroecological characters which were affected oil palm production. Result of t-parcial test indicated that there were seven variables affected oil palm production at α= 1% and α= 5% i.e., plant ages, fertilizer application, air humidity, wind speed, number of rainy day, rainfall, and water deficit. Result of Multiple regression analysis showed that there were six model comparison which able to be used to estimate oil palm production in Sumatera.

(3)

RINGKASAN

MUNANDAR IRFANDA. Kajian Faktor Agroekologi Untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau. (Dibimbing oleh Edi Santosa)

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman komoditas perkebunan yang penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cerah terutama sebagai penghasil devisa bagi negara. Luas pertanaman dan produksi tanaman kelapa sawit mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kegiatan peramalan produksi memberikan kontribusi besar dalam perusahaan kelapa sawit, karena peramalan produksi bermanfaat untuk menentukan kapasitas produksi, sarana produksi, dan penjadwalan yang terorganisir.

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengaplikasikan pengetahuan yang telah diterima selama perkuliahan pada keadaan nyata di lapangan. kegiatan magang juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mengenai pengolahan teknis dan manajerial di lapangan pada berbagai level pekerjaan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas panen, menganalisis pengelolaan pemanenan dengan harapan memberikan masukan yang efektif dan efisien dalam kegiatan pemanenan dan peramalan produksi. Selain itu, tujuan khusus khusus dari kegiatan magang ini adalah mempelajari pengaruh faktor agroekologi terhadap hasil tandan buah segar kelapa sawit guna pengembangan teknik peramalan produksi kelapa sawit yang lebih akurat.

(4)

guna lahan serta produksi dan produktivitas kebun. Data sekunder yang diperlukan untuk keperluan analisis fungsi peramalan produksi berupa data curah hujan, penyinaran, jenis tanah, umur tanaman, populasi tanaman per hektar, pemupukan, produksi kelapa sawit, dan produksi minyak kelapa sawit. Data sekunder tersebut merupakan data yang dikumpulkan selama lima tahun yaitu dari Januari 2007 sampai Desember 2011.

Data yang dikumpulkan diolah menggunakan analisis faktor. Setiap peubah diuji menggunakan metode uji-t parsial kemudian diregresikan menggunakan metode regresi linear berganda (RLB) untuk mendapat persamaan peramalan produksi. Faktor yang diuji meliputi curah hujan, hari hujan, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, penyinaran matahari, pemupukan, umur tanaman, dan defisit air.

Curah hujan tahunan yang dimiliki oleh kebun Sei Air Hitam Estate (SAHE) berkisar antara 1,700 – 3,400 mm/tahun. Rata-rata penyinaran matahari di kebun SAHE berkisar antara 30-70%. Kecepatan angin rata-rata SAHEberkisar antara 4-11 km/jam. Suhu rata-rata kebun SAHE berkisar 26-29 °C dengan kelembaban rata-rata yaitu 74-81%. Berdasarkan pengamatan di SAHE, pemupukan kelapa sawit dalam lima tahun terakhir berjalan dengan baik dengan realisasi pemupukan rata-rata berkisar 94-100%. Pemupukan kelapa sawit di kebuh SAHE cukup maksimal karena sesuai tepat cara, tepat jenis, tepat dosis, tepat tempat dan tepat waktu (5T) yang dapat memaksimalkan produksi kelapa sawit.

(5)

KAJIAN FAKTOR AGROEKOLOGI UNTUK PERAMALAN

PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SEI

AIR HITAM ESTATE, PT. PERDANA INTI SAWIT

PERKASA, KAB. ROKAN HULU, RIAU

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

MUNANDAR IRFANDA A24080062

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(6)

Judul :

KAJIAN FAKTOR AGROEKOLOGI UNTUK

PERAMALAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis

guineensis

Jacq.) DI SEI AIR HITAM ESTATE, PT.

PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KAB. ROKAN

HULU, RIAU

Nama :

MUNANDAR IRFANDA

NIM :

A24080062

Menyetujui, Pembimbing

Dr. Edi Santosa, MSi NIP.19700520 199601 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr NIP.19611101 198703 1 003

(7)

Riwayat Hidup

Penulis bernama Munandar Irfanda, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak Hazairin Anwar dan Ibu Parsinah Sandy. Penulis dilahirkan di kota Kendal, provinsi Jawa Tengah pada tanggal 9 Desember 1990.

Pendidikan dasar ditempuh pada tahun 1996 di SD Negeri Sadang 3, Purwakarta. Kemudian pada tahun 2002, melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 3, Purwakarta. Pada tahun 2005, penulis diterima di SMAN 1 Purwakarta, Jawa Barat.

Pada tahun 2008, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Setelah mengikuti Tingkat Persiapan Bersama (TPB) selama satu tahun, pada tahun 2009 penulis diterima masuk ke Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengambil Minor Manajemen Fungsional, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melindungi dan melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kajian Faktor Agroekologi untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau”.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terimakasih penulis sampaikan :

1. Ayahanda Hazairin Anwar, Ibunda Parsinah Sandy, dan adik-adikku Rina Nur Azizah dan M. Iqbal Al-ghifari yang memberikan dukungan dan biaya selama pendidikan.

2. Dr. Ir. Edi Santosa, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam proses magang dan akademiksampai dengan penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Is Hidayat Utomo, M.S. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam mengikuti proses perkuliahan. 4. Direksi First Resources yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melakukan kegiatan magang, terutama Atmojo S.W, SP (General Manager) dan Syaiful Azmi, SP (Field Manager).

5. Adi K.Purba asisten afdeling I selaku pembimbing lapangan yang telah banyak membantu dan memfasilitasi penulis selama kegiatan magang, serta seluruh staf dan karyawan perusahaan yang memberikan arahan teknis lapangan. 6. Gina Aryanthi dan Arini Gaisha Atsari atas dukungan dan motivasinya.

7. Sahabat terbaikku (Firman, Yuda, Agus, Willy, Ismail, Haikal) Teman-teman INDIGENOUS 45 yang sangat dicintai, Tim Magang First Resources IPB’12 (Dimas, Wahyu, Yelli, Ratih, Rani, Ika), atas kenangan, dukungan dan pengalaman tidak terlupakan selama di IPB.

Bogor, September 2012

(9)

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Hipotesis ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Peramalan Produksi ... 7

BAHAN DAN METODE MAGANG Waktu dan Tempat ... 9

Metode Pelaksanaan ... 9

Pengumpulan Data ... 10

Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 14

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif ... 17

Keadaan Iklim dan Tanah ... 17

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ... 18

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 19

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan ... 20

HASIL PELAKSANAAN MAGANG Aspek Manajerial ... 23

Aspek Teknis ... 27

Aspek Khusus ... 49

KESIMPULAN ... 67

SARAN ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Hal

1. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit ... 6

2. Klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit ... 7

3. Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam ... 20

4. Data produksi dan produktivitas tahun 2007-2011 ... 20

5. Jumlah karyawan staf dan non-staf PT. PISP tahun 2012 ... 22

6. Daftar dosis pemupukan beserta upah yang dibayar ... 32

7. Jenis pupuk dan kandungannya yang digunakan di SAHE ... 34

8. Dosis rekomendasi pupuk afdeling 1 tahun 2012 ... 34

9. Kandungan unsur hara yang terkandung dalam JJK ... 36

10.Kandungan unsur hara yang terkandung dalam POME ... 37

11.Deskripsi alat-alat panen ... 41

12.Tingkat kematangan kelapa sawit ... 42

13.Ketentuan denda bagi pemanen, mandor panen, dan kerani produksi ... 47

14.Daftar premi panen ... 48

15.Hasil uji-t Parsial ... 55

16. Sidik ragam untuk persamaan regresi linier berganda I ... 56

17.Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear I ... 56

18.Nilai p-value, VIF dan Durbin Watson untuk persamaaan regresi linear berganda I ... 57

19.Sidik ragam untuk persamaan regresi linear berganda II ... 58

20.Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear II ... 58

21.Nilai p-value, VIF dan Durbin Watson untuk persamaaan regresi linear berganda II ...       59

22.Hasil produksi duga bulanan peramalan regresi linear II pada produksi 2010 ... 60

23.Hasil produksi duga bulanan peramalan regresi linear II pada produksi 2009 ... 61

24. Hasil uji-t parsial (Sulistyo, 2010) ... 63

(11)

26.Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Hal

1. Diagram pencar menunjukkan berbagai derajat korelasi ... 15

2. Struktur organisasi tingkat afdeling di Sei Air Hitam Estate ... 22

3. Penyemprotan herbisida di SAHE... 28

4. Serangan rayap dan tikus di SAHE ... 30

5. Supply point pemupukan ... 33

6. Pemupukan kelapa sawit di piringan ... 33

7. Infus akar di SAHE ... 35

8. Aplikasi JJK pada kelapa sawit ... 36

9. Aplikasi POME di SAHE ... 38

10.Tingkat kematangan buah kelapa sawit ... 42

11.Grafik perbandingan produksi kelapa sawit SAHE dengan produksi PPKS pada kesesuaian lahan S1 dan S2 ... 49

12.Grafik curah hujan bulanan SAHEtahun 2005-2011 ... 50

13.Diagram curah hujan tahunan SAHEtahun 2005-2010 ... 51

14.Grafik penyinaran matahari di SAHE tahun 2007-2009 ... 53

15.Plot sisaan vs Y duga untuk persamaan regresi linier berganda I .. 57

16.Plot sisaan vs Y duga untuk persamaan regresi linear berganda II 59

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Hal

1. Jurnal harian magang sebagai karyawan harian lepas di SAHE, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, First Resources Group, Kabupaten Rokan Hulu, Riau ...

71

2. Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor di SAHE, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, First Resources Group, Kabupaten Rokan Hulu, Riau ...

73

3. Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten di SAHE, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, First Resources Group, Kabupaten Rokan Hulu, Riau ...

74

4. Peta wilayah SAHE ... 77

5. Curah hujan SAHE 2005-2011 ... 78

6. Peta sebaran tanah SAHE ... 79

7. Struktur organisasi SAHE ... 80

8. Peta wilayah afdeling 1 ... 81

9. Data produksi, produktivitas, dan produktivitas/pohon tahun 2007-2011 di SAHE ... 82 10 Data iklim Kabupaten Rokan Hulu tahun 2005-2010 ... 84

11 Data historis pemupukan di SAH Estate tahun 2007-2011 ... 86

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jaqc.) merupakan tanaman komoditas perkebunan yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang sangat cerah. Menurut Setyamidjaja (2006), kelapa sawit dapat menghasilkan beberapa jenis produk industri yaitu: minyak sawit (CPO), minyak inti sawit (PKO), minyak goreng, minyak salad, sabun, gliserin, margarine dan sekian banyak lagi produk turunannya termasuk minyak bakar kendaraan bermotor. Permintaan dunia akan minyak sawit setiap tahun meningkat rata-rata 6.5% per tahun.

Menurut Sunarko (2009) perkembangan luas dan produksi perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir telah meningkat dari 2.2 juta ha pada tahun 1997 manjadi 4.1 juta ha pada tahun 2007 atau meningkat 7.5% per tahun. Menurut BPS (2010), produksi minyak kelapa sawit meningkat dari 11 juta ton pada tahun 2007 menjadi 14 juta ton pada tahun 2010 dengan luasan 5 juta ha.

(15)

sedikitnya jumlah brondolan yang dihasilkan. Permasalahan tersebut mendorong untuk mengelola faktor agroekologi sehingga lebih mendukung bagi tanaman kelapa sawit.

Peramalan produksi kelapa sawit sangat diperlukan dalam pengusahaan perkebunan kelapa sawit karena bermanfaat untuk memperkirakan produksi kelapa sawit atau jumlah CPO yang dapat disuplai untuk memenuhi permintaan pasar, sehingga dapat memperkirakan keuntungan perusahaan di masa datang. Namun, seringkali perubahan agroekologi seperti iklim, tanah, sinar matahari dan tindakan agronomi mempengaruhi akurasi hasil peramalan produksi kelapa sawit. adanya gap antara peramalan dengan realisasi produksi menyebabkan perlunya perbaikan sistem peramalan kelapa sawit.

Sistem peramalan produksi kelapa sawit atau sistem taksasi yang akurat diharapkan dapat membantu kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, pada kegiatan magang ini difokuskan pada kegiatan indentifikasi faktor agroekologi yang spesifik bagi tanaman kelapa sawit agar akurasi peramalan produksi kelapa sawit dapat mendekati produksi aktual.

Tujuan

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengaplikasikan pengetahuan yang telah diterima selama perkuliahan pada keadaan nyata di lapangan. Selain itu, magang juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mengenai pengolahan teknis dan manajerial di lapangan pada berbagai level pekerjaan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas panen, menganalisis pengelolaan pemanenan dengan harapan memberikan masukan yang efektif dan efisien dalam kegiatan pemanenan dan peramalan produksi.

(16)

Hipotesis

1. Terdapat faktor agroekologi yang mempengaruhi secara langsung terhadap produksi kelapa sawit.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Setyamidjaja (2006) kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika. Elaeis guineensis Jaqc termasuk ordo Palmales, Famili Arecaceae dan genus Elaeis.

Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan dapat mencapai ketinggian 15-18 meter. Akar kelapa sawit merupakan akar serabut yang terdiri dari akar primer, sekunder, tersier , dan kwarterner. Akar primer tumbuh vertikal ke bawah, bertugas untuk mengambil air dan makanan. Dari akar primer tumbuh akar sekunder yang tumbuh horizontal dan dari akar sekunder ini tumbuh akar tersier dan kwarterner yang berada dekat dengan permukaan tanah. Akar tersier dan kwarterner sangat aktif mengambil air dan hara dari dalam tanah (Setyamidjaja, 2006).

(18)

Syarat Tumbuh

Kelapa sawit membutuhkan faktor edafik, iklim, dan ekologi yang sesuai agar dapat menghasilkan produksi yang optimum. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan telah banyak dikaji oleh para peneliti. Faktor lingkungan yang paling banyak berperan adalah status air, curah hujan, cahaya matahari, suhu dan kelembaban, keberadaan penyerbuk, kesuburan tanah, pemupukan, dan sebagainya.

Menurut Lubis (2008) kebutuhan air efektif bagi kelapa sawit adalah 1,300 – 1,500 mm/tahun sehingga jumlah curah hujan yang baik (optimum) adalah 2,000 – 2,500 mm/tahun. Apabila curah hujan terlalu besar maka akan timbul permasalahan pada transportasi, pemupukan dan pemeliharaan. Namun apabila terjadi defisit air menyebabkan produksi turun drastis. Keadaan pertumbuhan memang dapat di normalisasi kembali namun dalam waktu yang panjang. Recovery pertumbuhan akan mulai pada tahun ketiga dan keempat karena defisit air merusak perkembangan bunga sebelum anthesis dan pada bunga yang telah anthesis menyebabkan gagal matang tandan. Gangguan terberat dapat menyebabkan patah pucuk dan mati. Menurut Risza (2010) defisit air 300 mm/tahun atau < 60 mm/bulan pada tanaman kelapa sawit menurunkan produksi kelapa sawit.

Tanaman kelapa sawit membutukan intensitas cahaya matahari yang tinggi untuk melakukan fotosintesis. Menurut Setyamidjaja (2006) lama penyinaran yang dibutuhkan oleh kelapa sawit adalah 5-7 jam per hari. Lama penyinaran terutama berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat asimilasi, pembentukan bunga (sex ratio), dan produksi buah. Kelapa sawit yang tidak mendapat sinar matahari cukup, pertumbuhannya akan lambat, produksi bunga betina menurun, dan gangguan hama/penyakit meningkat.

(19)

Menurut Pahan (2010) penyerbukan kelapa sawit (anemophyli) efektif pada kecepatan angin 5-6 km/jam. Angin yang terlalu kencang dapat menyebabkan tanaman menjadi miring, bahkan angin terlalu besar dapat merusak perkebunan kelapa sawit. Angin yang terlalu kencang juka akan mempengaruhi efektivitas serangga penyerbukan.

Tabel 1. Kriteria iklim untuk kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit Kadaan Iklim (Kelas 1)

Baik

(Kelas 2) Sedang

(Kelas 3) Kurang Baik

(Kelas 4) Tidak Baik Curah Hujan

(mm)

2,000 – 2,500 1,800 – 2,000 1,600 – 1,800 _

Defisit

air/tahun (mm)

0 – 150 150 – 250 250 – 400 >400

Temperatur (°C)

22 – 33 22 – 33 22 – 33 22 – 33

Penyinaran (jam)

6 6 < 6 < 6

Kelembaban (%)

80 80 < 80 < 80

Sumber : Hartono, 2008

(20)

Tabel 2. Klasifikasi keadaan tanah kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit Keadaan Tanah (Kelas 1)

Baik

(Kelas 2) Sedang

(Kelas 3) Kurang Baik

(Kelas 4) Tidak Baik Tinggi tempat 0 – 400 m dpl 0 – 400 m dpl 0 – 400 m dpl 0 – 400 m dpl

Topografi Datar berombak Bergelombang Berbukit Curam Lereng (%) 0 – 15 16 – 25 25 – 36 >36

Solum (cm) >80 80 60 – 80 >60 Kedalaman air (cm) >80 60 – 80 50 – 60 40 – 50 Tekstur Lempung liat Liat berpasir Pasir lempung liat Pasir Bahan organik (cm) 5 – 10 5 – 10 5 – 10 <5

Batuan Dalam Dalam Dalam Dangkal

Erosi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit Drainase Baik Agak baik Agak baik Agak baik Banjir Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit Pasang surut Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit

Sumber : Setyamidjaja (2006)

Peramalan Produksi

Peramalan dapat diartikan sebagai penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasikan nilai di masa yang akan datang. Untuk membuat peramalan, dimulai dengan mengeksplorasi data dari waktu lampau dengan mengembangkan pola data dengan asumsi bahwa pola data waktu lampau itu akan berulang pada waktu yang akan datang. Jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu, ruang lingkup, dan metode yang digunakan. Berdasarkan jangka waktu, peramalan dapat dibedakan menjadi peramalan jangka pendek dan peramalan jangka panjang. Peramalan jangka panjang biasa dilakukan oleh pemimpin perusahaan yang bersifat umum, berfungsi sebagai dasar untuk membuat peramalan jangka panjang.

(21)
(22)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan dari tanggal 13 Februari sampai 13 Mei 2012, bertempat di perkebunan besar swasta nasional (PBSN) PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PISP), First Resources Group, Sei Air Hitam Estate, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Di lokasi magang merupakan tanaman menghasilkan (TM) dan terdapat kegiatan pembibitan terutama untuk sisipan tanaman, sehingga magang difokuskan pada kegiatan pemeliharaan dan panen.

Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan magang yang dilakukan penulis adalah mempelajari dan melakukan kegiatan di lapangan sebagai pekerja harian lepas selama satu bulan, menjadi pendamping mandor selama satu bulan, dan sebagai pendamping asisten divisi selama satu bulan. Uraian kegiatan selama magang disajikan pada Lampiran 1-3.

Pada satu bulan pertama sebagai pekerja harian lepas penulis melakukan semua pekerjaan yang dijadwalkan mulai dari pemeliharaan bibit di pembibitan, penyisipan tanaman, pemeliharaan tanaman (pengendalian gulma, pemupukan, dan penunasan) hingga ke pemanenan.

Pada bulan kedua penulis mendampingi mandor dengan tugas melaksanakan instruksi dari asisten divisi. Tugas sehari-hari yang dilakukan penulis sebagai pendamping mandor adalah mengikuti briefing pagi dan melakukan check roll, melakukan pengaturan tenaga kerja bersama asisten divisi, mengawasi pekerja dalam kegiatan budidaya terutama pengendalian gulma, pemupukan, penunasan serta pengendalian hama dan penyakit, hingga ke pemanenan. Pekerjaan lainnya membuat laporan harian kebun yang di dalamnya tercantum prestasi kerja setiap pekeja dari setiap pekerjaan.

(23)

disusun, mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dijadwalkan, mengevaluasi pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Prestasi kerja penulis selama menjadi pekerja harian lepas, pendamping mandor, dan pendamping asiten divisi dapat dilihat pada Lampiran 1. Penulis melaksanakan aspek khusus yaitu, kajian faktor agroekologi untuk peramalan produksi.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan kegiatan magang berlangsung. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan secara langsung di lapangan dan wawancara dengan mandor dan asisten. Pengumpulan data primer terbagi menjadi dua bagian, data primer untuk laporan umum dan data primer untuk uji korelasi kehilangan hasil produksi.

Data primer untuk laporan umum adalah data prestasi kerja penulis selama menjadi pekerja harian lepas, pendamping mandor, dan pendamping asisten divisi. Data primer untuk uji korelasi difokuskan pada data jumlah tandan buah segar layak panen (matang) yang tidak dipanen, jumlah tandan buah segar mentah yang dipanen, dan jumlah berondolan yang tidak terkutip.

Data sekunder yang dikumpulkan terbagi menjadi dua yaitu data sekunder untuk laporan umum dan data sekunder untuk keperluan analisis fungsi peramalan produksi. Data sekunder untuk laporan umum berupa luas areal konsesi dan tata guna lahan serta produksi dan produktivitas kebun. Data sekunder yang diperlukan untuk keperluan analisis fungsi peramalan produksi berupa data curah hujan, penyinaran, jenis tanah, umur tanaman, populasi tanaman per hektar, pemupukan, produksi kelapa sawit, dan produksi minyak kelapa sawit. Data sekunder tersebut merupakan data yang dikumpulkan selama lima tahun (Januari 2007 sampai dengan Desember 2011) dan diperoleh melalui laporan manajemen kebun yang akan digunakan dalam kegiatan peramalan.

(24)

Data sekunder yang dikumpulkan sebagai parameter agronomi yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit untuk peramalan produksi meliputi:

1. Data produktivitas kelapa sawit

Data produksitivitas kelapa sawit merupakan data produktivitas bulanan (ton/ha/bulan) di Sei Air Hitam Estate (SAHE) mulai tahun 2007-2011.

2. Data rata-rata umur tanaman (bulan)

Data umur tanaman hitung berdasarkan perhitungan rataan umur tanaman (RUT) dengan rumus :

RUT = L X P

L

Tanaman kelapa sawit di SAHE memiliki komposisi dengan tahun tanam 1993, 1994, 1995, 1998, 1999, 2000, 2002, dan 2004. Perhitungan RUT dilakukan dengan menghitung rataan umur tanaman pada tiap tahun tanam kemudian dihitung rataan umur tanaman dalam satu kebun. Karena data bulan penanaman secara akurat tidak tersedia, maka diasumsikan sebagai dasar penghitungan umur tanaman, waktu penanaman adalah bulan Oktober setiap tahunnya.

Contoh perhitungan :

Pada tahun 2010 rataan umur tanaman kelapa sawit di SAHE untuk tanaman tahun 1993 (398.96 ha) adalah 17 tahun, tahun tanam 1994 (542.38 ha) adalah 16 tahun, tahun tanam 1995 (1,235.52 ha) adalah 15 tahun, tahun tanam 1998 (22.29 ha) adalah 12 tahun, tahun tanam 1999 (54.51) adalah 11 tahun, tahun tanam 2000 (30.76 ha) adalah 10 tahun, tahun tanam 2002 (22.49 ha) adalah 8 tahun, dan tahun tanam 2004 (77.35 ha) adalah 6 tahun. Luas area TM di SAHE adalah 2384.26 ha. Rataan umur tanaman di SAHE pada tahun 2010 dihitung menjadi :

RUT = ((398,96 x 17) + (542 x 16) + (1,235.52 x 15) + (22,29 x 12) + (54.51 x 11) + (30.76 x 10) + (22.49 x 8) + (77.35 x 6)) : 2384.26 = 15.02 tahun

(25)

3. Data populasi tanaman kelapa sawit

Data populasi tanaman kelapa sawit meliputi jumlah tanaman kelapa sawit pada tahun 2005-2009 untuk tahun tanam 1993, 1994, 1995, 1998, 1999, 2000, 2002, dan 2004 beserta luasan area tiap tahun tanam tersebut. Jumlah populasi tanaman rata-rata seluruh kebun (tanaman/ha) diketahui dengan membagi total populasi tanaman kebun dengan luas total kebun.

4. Data realisasi pemupukan

Data realisasi pemupukan adalah data realisasi pemupukan terhadap program pemupukan sesuai dengan dosis rekomendasi dari Departemen Riset PT.Perdana Inti Sawit Perkasa (PISP). Selain itu, kegiatan pemupukan juga diasumsikan berjalan dengan optimal dan semua tanaman terpupuk. Data realisasi pemupukan diambil berdasarkan data historis pemupukan di SAHE tahun 2007-2011.

Berdasarkan hasil wawancara dan penelusuran data diperoleh informasi bahwa persen realisasi pemupukan selalu mendekati 100%. Oleh karean itu data realisasi pemupukan dianggap ceteris paribus (diasumsikan sama), sehingga dikeluarkan sebagai peubah pengamatan.

5. Data suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan penyinaran matahari

Data suhu udara (°C), kelembaban udara (%), kecepatan angin (knots), dan lama penyinaran matahari (%) merupakan data rata-rata bulanan dari tahun 2005-2010 yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk wilayah kabupaten Rokan Hulu dan Kota Pekanbaru (Stasiun Pekanbaru). Selanjutnya, satuan untuk kecepatan angin diubah dalam km/jam (1 knots = 1.852 km/jam).

6. Data curah hujan dan hari hujan

(26)

(mm) dilakukan dengan membagi volume air yang ditampung dengan luas mulut penakar. Menurut Sulistyo (2010), Suatu hari dikatakan hujan (dicatat sebagai hari hujan) apabila dalam waktu 24 jam curah hujan yang terkumpul di dalam tabung kolektor ≥ 0.05 mm.

7. Data defisit air (metode Sulistyo, 2010)

Defisit air dihitung dengan cara metode Tailiez (Siregar et al., 2006). Metode tersebut didasarkan pada perhitungan nilai keseimbangan air (neraca air). Nilai keseimbangan air diperoleh dengan menjumlahkan curah hujan (mm) dengan cadangan awal air kemudian dikurangi evapotranspirasi. Jumlah defisit air tiap bulan dijumlahkan untuk memperoleh defisit air dalam setahun (mm/tahun). Asumsi yang digunakan dalam metode Tailiez adalah asumsi Evapotranspirasi yang diasumsikan bernilai 150 mm/bulan jika hari hujan ≤10 hari/bulan dan bernilai 120 mm/bulan jika hari hujan >10 hari/bulan. Asumsi kemampuan tanah dalam menyimpan air atau cadangan air dalam tanah yang berniali maksium 200 mm. Defisit air terjadi apabila nilai keseimbangan air <0 mm, sedangkan keseimbangan air dengan nilai >0 mm menunjukkan tidak terjadi defisit air. Apabila nilai keseimbangan air bernilai >200 mm, maka terjadi drainase dan kelebihan air akan disimpan dalam tanah sebagai cadangan awal untuk bulan berikutnya dengan nilai maksimum 200 mm.

8. Data kelas kesesuaian lahan

(27)

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, digunakan pendugaan fungsi produksi yang paling sesuai. Fungsi produksinya dirumuskan, selanjutnya dianalisis faktor produksi mana yang paling berpengaruh terhadap produksi tanaman kelapa sawit sehingga perkebunan dapat memfokuskan pengawasan terhadap faktor-faktor tersebut untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penggunaan input produksi.

Produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh keadaan iklim dan teknis budidaya kelapa sawit. Untuk mengetahui peubah yang berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit dilakukan pengujian terhadap peubah iklim (suhu, kecepatan angin, kelembaban udara, penyinaran matahari, curah hujan, dan hari hujan) dan peubah kultur teknis (pemupukan, jumlah populasi tanaman/ha, dan umur tanaman).

Penyusunan model menggunakan dua pendekatan yaitu mendesain model dengan menggunakan metode peramalan berdasarkan data kebun SAHE. Jika hasil tidak memuaskan, maka digunakan model yang dikembangkan oleh Sulistyo (2010).

Metode yang digunakan dalam pengolahan data yang telah diperoleh adalah metode korelasi dan multiple regresion linear model dengan alat bantu pengolah data adalah Minitab 14.

(28)

memencar atau menjauhnya titik-titik dari suatu garis lurus. Bila titik-titik mengikuti suatu pola yang acak, dengan kata lain tidak ada pola (Gambar 1c), maka kita mempunyai korelasi nol, dan disimpulkan tidak ada hubungan linear antara X dan Y.

 

 

 

 

  Gambar 1. Diagram pencar menunjukkan berbagai derajat korelasi

Multiple regrestion linear model  adalah model analisis regresi yang biasanya digunakan untuk pendugaan atau peramalan. Asumsi dasar dari model tersebut adalah peubah tak bebas (Y) yaitu nilai produksi kelapa sawit, merupakan fungsi linear dari beberapa peubah bebas (βk Xki) yaitu iklim dan kegiatan kultur teknis. Model regresi linear yang digunakan adalah model regresi linear berganda. Bentuk umum model regresi linear berganda dengan k peubah penjelas yaitu : Y = β0 + β1 X + β2 X2 + ... + βk Xk + ε

Keterangan :

Y = Peubah respon (produksi kelapa sawit)

β0 =Nilai variabel respon ketika variabel prediktor bernilai nol β1, β2,... βk =Parameter-parameter model regresi untuk variabel ke-1

sampai ke-k y  x  y x            .  .    .  .   .         .  . .        . .    .      .  .  .  .   .             .        .             .     .  .     .           .  .       .        .      .           .     . 

y  y

x  x 

  .      .        . .      .         .        .     

    .  .     .  .        .      . 

     .      .      . 

a) Korelasi positif dan tinggi b) Korelasi negatif dan rendah 

(29)

X1, X2, Xk = Peubah prediktor (iklim dan kultur teknis kelapa sawit) ε = Sisaan atau simpangan

Permasalahan yang sering muncul dalam metode analisis regresi linear berganda adalah terjadinya autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedasitas. masalah-masalah tersebut dapat mempengaruhi asumsi-asumsi dalam persamaan regresi linear berganda sehingga asumsi tidak terpenuhi. Autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson (DW) pada output minitab. Autokorelasi tidak terjadi jika nilai DW mendekati 2 pada kisaran 0-4. Nilai DW kurang dari 2 menunjukkan adanya autokorelasipositif dan nilai DW lebih dari 2 menunjukkan adanya autokorelasi negatif. Cara untuk mengatasi autokorelasi adalah dengan metode Cochrane-Orcutt yang terdiri dari tiga tahapan yaitu menduga model regresi yang dikaji dan menghitung dugaan sisaannya, menduga model sisaan untuk memperoleh dugaan koefisien autokorelasi (ρ), dugaan (ρ) digunakan untuk menerapkan prosedur generalized differencing kemudian menduga model transformasi.

(30)

KEADAAN UMUM

Letak Wilayah Administratif

Sei Air Hitam Estate (SAHE) merupakan perkebunan kelapa sawit milik PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PT. PISP). Perusahaan ini dahulu tergabung dalam Ciliandra Perkasa Group, kemudian pada tahun 2010 diakuisisi oleh First Resources Ltd., sebuah perusahaan perkebunan swasta asing yang berasal dari Singapura. SAHE terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Perusahaan berjarak 30 km dari Kota Tengah atau 5-6 jam dari Kota Pekanbaru.

Batas-batas kebun PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PT.PISP) sebelah utara dan barat berbatasan dengan kebun PT. Panca Surya Agrindo, sebelah selatan berbatasan dengan kebun plasma dan KKPA, sebelah Timur berbatasan dengan kebun plasma PIR-TRANS. Peta wilayah SAHE dapat dilihat pada Lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah

Curah hujan rata-rata tahunan SAHE dalam kurun waktu 7 tahun terakhir (2005-2011) adalah 2,345.14 mm/tahun dengan jumlah hari hujan pertahun rata-rata 107 hari. Data mengenai curah hujan selama kurun waktu 7 tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 5. Menurut kelas iklim Schmidth-Ferguson, keadaan iklim di SAHE termasuk dalam tipe iklim A, yaitu daerah sangat basah. Tanah di SAHE tergolong ke dalam ordo entisol, hasil dari endapan sungai dan di klasifikasikan menjadi dua subgrup, yaitu: Humic Dystrudepts dan Typic Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral (aluvial) yang miskin unsur hara, terutama kation – kation basa seperti Ca, Fe, Mg, K dan Na.

(31)

Ciri-ciri subgrup Typic Dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk dari rejim kelembaban humid. Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa yang rendah yakni kurang dari 50%. Jenis sub grup Typic Dystrudepts memiliki cakupan seluas 1,414 ha.

Areal SAHE memiliki kondisi topografi dengan kemiringan 1-3 % seluas 2,476 ha. Derajat kemasaman tanah (pH) SAHE adalah 4.37 - 5.12. SAHE memiliki suhu rata-rata tahunan berkisar antara 28–31o

C. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawit, SAHE tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, SAHE cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Peta kesesuaian jenis tanah dapat dilihat pada Lampiran 6.

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

Sei Air Hitam Estate (SAHE) mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total luas lahan 2,476 ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal penanaman adalah 2,376.28 ha untuk tanaman menghasilkan (TM).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, kemitraan yang digunakan oleh SAHE dengan masyarakat sekitar adalah pola PIR-Trans (perusahaan inti rakyat) dan KKPA (kredit koprasi primer kepada anggota). Pola kemitraan PIR-Trans merupakan pola pengembangan perkebunan rakyat dengan menggunakan perkebunan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai pelaksana pengembangan kebun plasma. Program PIR-Trans sangat baik dan bermanfaat bagi masyarakat, setidaknya mampu membuka isolasi wilayah dengan dibangunnya jalur transportasi.

(32)

Areal kebun inti SAHE dibagi menjadi 3 afdeling, yaitu afedling I (755.06 ha) yang terbagi atas 25 blok, afdeling II (770.86 ha) terbagi atas 26 blok, dan afdeling III (858.34 ha)terdiri dari 28 blok. Pembukaan lahan dimulai dari tahun 1992 dengan tahun tanam 1993, 1994, 1995, 1998, 2002 dan 2004, serta tanaman sisipan dengan tahun tanam 2008 dan 2010. Selain itu, SAHE memiliki kebun plasma PIR seluas 8,694.27 ha, dan kebun plasma integrasi KKPA sebanyak 1,758.73 ha.

Kebun Plasma yang dikontrol oleh SAHE dibangun dengan pola PIR-Trans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP). Dengan komposisi PIR-PIR-Trans SP I sebanyak 535 KK seluas 1,066.1 ha, PIR-Trans SP II sebanyak 506 KK seluas 1, 012.54 ha, PIR-Trans SP III sebanyak 500 KK seluas 1,000 ha, PIR-Trans SP IV sebanyak 500 KK seluas 1,000 ha, PIR-Trans SP V sebanyak 380 KK seluas 760 ha. Sedangkan Kebun plasma integrasi dan kebun KKPA terdiri dari kebun Integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470 KK dengan luas 940 ha, dan kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di Sei Air Hitam Estate adalah varietas D x P Marihat (tenera). Jarak tanam yang digunakan 9.35 m x 9.35 m x 9.35 m dengan jarak antar barisan 8.09 m dan jarak dalam barisan 9.35 m sehingga populasi tanaman perhektar yaitu 132 pohon. Kenyataan di lapang menunjukkan adanya perbedaan jumlah pohon perhektar dikarenakan terdapat jarak tanam yang berbeda – beda. Hal ini disebabkan karena serangan hama dan penyakit, dan lahan berawa sehingga banyak pohon kelapa sawit yang tumbang.

(33)

Tabel 3. Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam Tahun

Tanam

Kebun Inti Kebun Plasma Kebun KKPA

Luas (Ha) Jumlah

Tanaman Luas (Ha) Jumlah Tanaman Luas (Ha) Jumlah Tanaman

1993 398.96 50,552 - - - -

1994 542.38 69,241 - - - -

1995 1,235.52 156,819 668.98 88,305 - - 1996 - - 1,409.66 186,075 - - 1997 - - 2,574.34 339,813 - - 1998 22.29 2,605 736.31 97,193 - - 1999 54.51 6,935 124.00 16,368 - - 2000 30.76 3,859 398.41 52,590 48.69 6,427 2001 - - 42.00 5,544 48.62 6,418 2002 22.49 2,786 - - 205.83 27,170

2003 - - - - 175.59 23,178

2004 77.35 8,676 - - - -

2005 - - - - 340.00 44,678

[image:33.612.133.514.98.336.2]

Sub total 2,384.26 301,473 5,953.7 785,888 818.73 107,871 Sumber : Kantor Kebun, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (Mei, 2012)

Tabel 4. Data produksi dan produktivitas tahun 2007-2011

Tahun Produksi (ton) Produktivitas (ton TBS/ha)

2007 204,259.91 22.86

2008 221,025.36 24.61

2009 210,058.79 22.22

2010 181,817.55 18.94

2011 217,162.00 22.62

Sumber : Kantor Kebun, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (Mei, 2012)

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

(34)

Kepala administrasi bertanggungjawab melaksanakan kegiatan administrasi kebun dalam merencanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan mengendalikan kegiatan agar berjalan dengan baik. Struktur organisasi SAHE dapat dilihat pada Lampiran 7.

Field manager biasa disebut asisten kepala (askep) bertugas memimpin operasional bidang tanaman dan non tanaman. Field Assistant bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, dan tahunan) kepada atasan untuk dievaluasi. Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang field assistant dibantu oleh para mandor dan kerani afdeling. Mandor (panen dan perawatan) bertugas mengawasi kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan perusahaan. Kerani afdeling bertugas membantu field assistant dalam menyusun dan melaporkan hasil pekerjaan di lapangan serta administrasi afdeling.

(35)

Tabel 5. Jumlah Karyawan Staf dan Non-staf PT. PISP tahun 2012

No. Jabatan Jumlah 1. Staf

* General Manager 1

* Mill manager 1

* Kepala Tata Usaha 1

* Kepala Keamanan 1

* Kepala Timbangan 1

* Kepala Gudang 1

* Asisten HR 1

* Asisten sortasi 1

* Asisten Proses 2

* Asisten kepala PKS 1

* Asisten Laboratorium 1

* Asisten Kepala 2

* Asisten Maintenance 1

* Asisten Tehnik Traksi 1

* Asisten Kebun 9

* Assisten Land Aplication/LA 1

2. Non-Staf

*PBT (Pekerja Bulanan Tetap) 85 *KHT ( Karyawan Harian Tetap) 269 *KHL ( Karyawan Harian Lepas) 12

Jumlah 392

Sumber: Bagian personalia (HR) SAHE, PT. PISP (April, 2012)

[image:35.612.100.510.94.483.2]

Keterangan: SPKL (Surat Perintah Kerja Lokal)

(36)

HASIL PELAKSANAAN MAGANG

Aspek Manajerial

Pendamping Mandor

Pelaksanaan kendali teknis di kebun SAHE baik aspek teknis maupun administrasi dalam pelaksanaanya dilakukan oleh asisten dengan dibantu oleh mandor dan kerani afdeling. Mandor bertugas mengatur pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arahan asisten serta melakukan pengecekan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Setiap hari asisten memimpin apel pagi pada pukul 06.00 WIB dengan seluruh karyawan dan mandor. Asisten memberikan evaluasi terhadap pekerjaan pada hari kemarin dan memberikan pengarahan untuk pekerjaan yang akan dilakukan hari ini. Setelah melakukan apel pagi bersama asisten, setiap mandor memberi pengarahan pada karyawan terhadap kegiatan yang dilakukan serta mengatur pembagian hanca. Pekerjaan dimulai pukul 06.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB dan sampai pukul 11.30 WIB pada hari jum’at.

Mandor Panen. Mandor panen bertugas untuk melakukan supervisi atau pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan panen sehingga tercapai mutu buah dan mutu hanca yang diharapkan. Setiap pagi setelah apel bersama asisten, mandor panen memberi pengarahan, absensi, dan pembagian hanca panen karyawan. Setelah itu, dilakukan pengecekan terhadap alat pelindung diri (APD), dan kelengkapan peralatan panen yang akan digunakan karyawan.

(37)

dan jumlah brondolan yang tidak diangkut. Selama kegiatan panen berlangsung, penulis membantu mandor panen mengawasi proses potong buah dan pengutipan brondolan serta melakukan pengecekan mutu buah dan mutu hanca. Sebelum karyawan pulang, dilakukan pengecekan untuk memastikan hanca panen setiap karyawan telah selesai dikerjakan.

Pada sore hari, penulis dan mandor panen didampingi asisten melakukan penghitungan dan pengecekan angka kerapatan panen (AKP) serta melakukan penghitungan taksasi panen untuk mengetahui perkiraan hasil panen, kebutuhan tanaga kerja, dan kebutuhan truk pengangkut buah yang dilakukan hari berikutnya. Hasil pengecekan mutu buah dan mutu hanca diserahkan kepada asisten.

Mandor Perawatan. Mandor perawatan di SAHE terbagi menjadi dua kegiatan kerja yaitu penyemprotan herbisida (Chemist) dan pemupukan. Tugas mandor semprot herbisida adalah melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengendalian gulma secara kimia atau penyemprotan herbisida pada piringan, tempat pengumpulan hasil (TPH), dan pasar pikul. Setiap pagi setelah apel bersama asisten, mandor perawatan didampingi asisten melakukan evaluasi pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya, dan memberikan pengarahan serta pembagian hanca masing-masing karyawan. Setelah itu, dilakukan pengecekan terhadap alat pelindung diri (APD), herbisida, dan alat-alat yang digunakan.

Setelah melakukan pengarahan, penulis membantu mandor perawatan mengisi buku rencana kerja harian dan mengisi buku kegiatan mandor (BKM) yang berisi absensi karyawan, luasan blok yang telah disemprot, volume, dan jenis herbisida yang digunakan. Setelah itu, mandor perawatan dan kerani afdeling membuat bon permintaan herbisida yang akan digunakan esok hari. Bon permintaan herbisida berisi jenis herbisida, volume, dan blok aplikasi hebisida. Bon herbisida dibuat sesuai dengan rencana kerja yang telah ditentukan oleh asisten dan disetujui oleh general manajer. Setelah bon disetujui oleh general manajer, kemudian dilakukan pengambilan herbisida ke gudang.

(38)

gulma sasaran tersemprot semua. Setelah pekerjaan selesai, penulis membantu pengecekan peralatan kerja yang telah digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan alat dan kebersihan alat. Selain itu, penulis membantu mandor semprot melakukan kalibrasi waktu.

Tugas utama mandor pupuk adalah melakukan supervisi atau pengawasan terhadap aplikasi pemupukan mulai dari penguntilan, pengangkutan, supply point, pelangsiran, dan pemupukan. Setiap pagi setelah apel bersama asisten, mandor pemupukan didampingi asisten melakukan evaluasi pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya, dan memberikan pengarahan terhadap jenis pupuk yang akan diaplikasikan serta pembagian hanca masing-masing karyawan. Setelah itu, dilakukan pengecekan terhadap alat pelindung diri (APD) dan alat-alat yang digunakan.

Setelah melakukan pengarahan, penulis membantu mandor pemupukan mengisi buku rencana kerja hari ini dan mengisi Buku Kegiatan Mandor (BKM) yang berisi absensi karyawan, luasan blok yang telah teraplikasi, volume, dan jenis pupuk yang digunakan. Setelah itu, mandor pemupukan dan kerani afdeling membuat bon permintaan herbisida yang akan digunakan besok. Bon permintaan pupuk berisi jenis pupuk yang digunakan, volume pupuk, dan blok aplikasi pemupukan. Bon pupuk dibuat sesuai dengan rencana kerja yang direncanakan oleh asisten sebelumnya dan disetujui oleh general manajer. Setelah bon disetujui oleh general manajer, kemudian dilakukan penguntilan dan pengambilan pupuk ke gudang.

(39)

menjadi pendamping kerani produksi penulis membantu kerani produksi menghitung dan mensortasi buah mentah yang terpanen dan mengirimkannya langsung ke PKS.

Kerani Afdeling. Kerani afdeling bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan administrasi kantor afdeling. Tugas harian kerani afdeling antara lain: melakukan verifikasi buku kegiatan mandor dan laporan potong buah, mengisi laporan pagi, mengisi central control dan rotasi panen, mencatat daftar curah hujan, mengisi buku prestasi kerja, mengisi monitoring absensi karyawan, monitoring produksi dan biaya, dan mengisi absensi dan prestasi kerja dalam laporan checkroll di kantor besar SAHE. Laporan pagi berisi rekapitulasi hasil panen setiap mandoran, dan bahan herbisida yang digunakan untuk pengendalian gulma. Buku prestasi kerja merupakan rekapitulasi prestasi kerja tiap jenis pekerjaan.

Tugas bulanan kerani afdeling adalah membuat laporan bulanan tingkat afdeling, membuat rekapitulasi daftar premi dan borongan dalam sebulan, membuat laporan berita acara serah terima pekerjaan (BASTP), membagikan beras catu karyawan, dan mengisi mading bulanan. Laporan bulanan afdeling berisi rekapitulasi seluruh jenis pekerjaan dalam sebulan. Kerani afdeling bertanggung jawab terhadap keakuratan dan kerapihan seluruh arsip data afdeling sehingga mudah dicari apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Selama menjandi pendamping kerani afdeling, penulis belajar untuk melakukan Checkroll (memasukkan data transaksi kegiatan operasional kebun), mengisi buku mandor, buku asisten, kumpulan laporan kerja harian (KLKH) , dan menghitung premi.

Pendamping Asisten

(40)

dan RKH agar efektif dan efisien dalam penggunaannya sehingga tidak terjadi over budget.

Asisten mempunyai tanggung jawab lain selain dibidang operasional kebun, yaitu melakukan pembinaan terhadap seluruh sumber daya manusia yang ada untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan. Selama menjadi pendamping asisten, penulis dilibatkan dalam penyusunan rencana kegiatan harian, melakukan pengawasan terhadap kegiatan panen dan perawatan serta mengikuti kegiatan sosial di kebun baik pada acara keagamaan maupun olahraga.

Aspek Teknis Pengendalian Gulma

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan. Keberadaan gulma harus dikendalikan sehingga tetap berada di bawah batas ambang ekonomi. Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada dua tempat, yaitu di piringan dan di gawangan. Pengendalian gulma di SAHE dilakukan dengan dua cara yaitu secara kimia dan manual.

Semprot piringan, pasar pikul, dan TPH. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan penyemprotan bahan kimia di piringan, pasar pikul, dan TPH (Gambar 3). Beberapa jenis gulma dominan yang dikendalikan yaitu Asystasia intrusa, Ageratum conyzoides, Borreria latifolia, Centotheca lappacea, Cynodon dactylon, dan Axonopus sp. Adapun gulma yang menguntungkan bagi tanaman kelapa sawit adalah Casia tora, dan Neprolephis biserata yang berfungsi sebagai inang alternatif musuh alami untuk mengendalikan hama ulat api (Setora nitens).

(41)

semprot herbisida menggunakan alat solo sprayer adalah 480 cc/ha. Sebelum diaplikasikan, dilakukan pencampuran dengan perbandingan 1:1 (v/v). Pencampuran larutan herbisida dengan air bertujuan untuk menghindari agar larutan tersebut tidak dapat dijual lagi apabila sudah tercampur dengan air. Selain itu, ditambahkan juga metafuron dengan dosis 66 g/l. Konsentrasi yang digunakan adalah 80 ml/15 liter (1 knapsack) atau 0.53%. Rotasi penyemprotan adalah tiga kali setahun.

Gambar 3. Penyemprotan herbisida

Penyemprotan gulma di piringan, pasar pikul, dan TPH dengan menggunakan solo sprayer dilakukan oleh tenaga kerja borongan atau SPKL (surat perintah kerja lokal) yang terdiri dari 5 orang tenaga kerja wanita, 1 orang tenaga kerja pria, dan 1 orang mandor. Penyemprotan dilakukan blok per blok dengan standar kerja yang ditetapkan kebun sebesar 6 ha/HK dengan upah Rp 22,500/ha atau Rp 15,000 untuk semprot piringan dan Rp 7,500 ha untuk semprot pasar pikul.

Kendala-kendala yang dihadapi pada alat solo sprayer adalah kerusakan alat seperti pompa knapsak yang kurang baik dan tangki yang bocor, tidak tersedia air pada area penyemprotan, kualitas pencampuran herbisida kurang baik karena menggunakan air yang berasal dari parit yang cenderung keruh.

(42)

luasan satu hektar. Bahan tersebut dicampur dengan metafuron 50 g/l sebelum diaplikasikan. Penulis membantu mandor melakukan pengawasan terhadap kegiatan penyemprotan dan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aplikasi yaitu 40 menit/ha.

Penyemprotan gulma di piringan, pasar pikul, dan TPH dengan menggunakan MHS dilakukan oleh tenaga kerja borongan atau SPKL (surat perintah kerja lapang) yang terdiri dari 6 orang tenaga kerja wanita, 1 orang tenaga kerja pria, dan 1 orang mandor. Penyemprotan dilakukan blok per blok untuk semua afdeling di SAHE dengan standar kerja yang ditetapkan kebun sebesar 5 ha/HK dengan upah 12,500/ha atau Rp 8,000/ha untuk semprot piringan dan Rp 4,500 untuk semprot pasar pikul.

Kendala-kendala yang dihadapi pada alat MHS adalah alat/stik berat dan metafuron sering menggumpal dan menghambat nozel sehingga larutan herbisida sulit keluar. Prestasi kerja penulis selama menjadi KHL adalah 0.5 ha/HK sedangkan karyawan mampu mencapai 3 ha/ HK untuk alat solo sprayer.

Babat tanaman pengganggu (BTP). Babat tanaman penggangu merupakan pengendalian gulma secara manual yang dilakukan di SAHE. Pekerjaan ini dilakukan oleh pekerja borongan atau SPKL yang terdiri dari 5 orang karyawan laki-laki. Setiap karyawan ditargetkan untuk menyelesaikan 1 ha lahan dalam 7 jam kerja. Alat-alat yang digunakan adalah cados, golok, sabit, dan garukan. Pekerjaan yang dilakukan adalah menebas dan mendongkel anak kayu menggunakan cados. Selain itu, gulma dan kotoran pada piringan tanaman dibersihkan menggunakan garukan dan merapikan pelepah di sekitar tanaman.

(43)

Pengendalian Hama

Pengendalian hama merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kelapa sawit. Proteksi terhadap tanaman ini sangat penting dilakukan mengingat besarnya kehilangan produksi yang disebabkan oleh serangan hama yang melebihi batas ambang ekonomi. Kunci pengendalian hama adalah dengan melakukan pemantauan hama atau Early Warning System untuk deteksi hama secara dini sehingga dapat diputuskan langkah pengendalian hama berikutnya. Kegiatan monitoring hama di SAHE dilakukan secara berkala yakni setiap dua bulan.

Pengendalian hama bersifat preventif dan secara biologi dengan memanfaatkan musuh alami hama. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis selama melakukan kegiatan magang di SAHE hama yang ditemui adalah ulat api, tikus, dan rayap. Serangan rayap dapat diketahui dengan adanya sarang rayap pada tanaman atau disekitar tanaman kemudian dikorek dengan kayu untuk mengetahui keberadaan rayap. Serangan tikus dapat dilihat dari bekas gigitan pada buah kelapa sawit. Tikus memakan mesokarp buah (daging buah) sampai pada inti kelapa sawit. Untuk pengendalian hama tikus dilakukan dengan memanfaatkan burung hantu (Tyto alba) sebagai predatornya. Sementara itu, pengendalian hama ulat api (Setora nitens) dilakukan dengan penanaman beneficial plant yaitu Casia tora dan Turnera sp sebagai inang predator hama ulat api. Serangan rayap dan tikus dapat dilihat pada Gambar 4.

(a) (b) (c)

(44)

Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan yang sangat penting di perkebunan kelapa sawit. Tujuan pemberian pupuk adalah untuk menjaga kesuburan tanah sesuai syarat pertumbuhan kelapa sawit sehingga mampu mencapai produksi yang tinggi. Menurut Winarna et al. (2006) perbaikan sifat fisik tanah dan tingkat kesuburan tanah dapat dilakukan antara lain dengan aplikasi bahan organik (janjang kosong dan limbah cair), penanaman tanaman kacangan penutup tanah, dan pemupukan yang berimbang.

Pemupukan anorganik

Perencanaan pemupukan diawali dengan menentukan jenis dan rekomendasi dosis pupuk yang akan diaplikasikan, waktu pelaksanaan pemupukan, peralatan dan perlengkapan kerja yang digunakan, tenaga kerja, kesiapan blok-blok yang akan dipupuk, dan kelengkapan administrasi. Rekomendasi dosis pemupukan ditetapkan First Resources Research and Development berdasarkan hasil analisa kimia daun, status hara tanah, jenis tanah dan LCC, curah hujan serta proyeksi produksi yang dilakukan setiap tahun. Jenis pupuk yang digunakan PT.PISP periode 2011-2012 adalah Urea, KCl (MOP), Kieserit, Rock phosphat (RPH), TSP, HGF Borat, FeSO4, dan ZA.

Penguntilan pupuk. Penguntilan merupakan salah satu kegiatan membagi pupuk dengan tujuan untuk menghindari pencurian dalam pembagian pupuk dan untuk mempermudah dalam pengangkutan dan penaburan pupuk agar pupuk yang diberikan tepat dosisnya. Penguntilan pupuk dilaksanakan di gudang satu hari sebelum pelaksanaan pemupukan. Masing-masing untilan tergantung dosis perpohon dan jumlah pohon dalam 1 until. Penguntilan dilakukan oleh tenaga penguntil sesuai dengan yang tercantum di bon permintaan. Tenaga penguntil mendapatkan upah sebesar Rp 20/kg.

(45)

Mandor pupuk melakukan apel pagi dengan para pelangsir dan penabur pupuk setelah mendapat arahan dari asisten. Informasi yang disampaikan mandor meliputi jenis pupuk yang digunakan, kebutuhan jumlah pupuk (tonase), blok-blok yang akan diaplikasi pupuk, penggunaan takaran, dan dan cara penaburan pupuk. Selain itu, dilakukan absensi karyawan dan pengecekan peralatan pemupukan dan alat pelindumg diri (APD). Setelah itu, pengecer pupuk mulai memuat pupuk dari gudang sentral ke dalam truk yang telah disiapkan mulai pukul 06.30 WIB kemudian diangkut menuju blok yang akan dipupuk.

Pengeceran pupuk (supply point) dilakukan dengan meletakkan pupuk di tiap jalan pikul yang terdiri dari 6-8 karung untuk satu jalan pikul dan 3-4 karung untuk setengah jalan pikul tergantung dosis (Gambar 5). Pengecer pupuk juga bertugas untuk mengambil karung bekas pupuk yang telah diaplikasi. Tenaga yang digunakan sebagai pengecer, pelangsir, dan penabur pupuk adalah karyawan borongan dengan standar kerja 8 ha/HK. Penjagaan pupuk yang telah diecer dilakukan oleh mandor pupuk sampai proses pemupukan selesai dilakukan.

Karyawan penabur pupuk mengambil peralatan pemupukan di kantor afdeling kemudian berangkat ke areal blok yang akan dipupuk lengkap dengan semua peralatan yaitu ember, mangkok takaran pupuk, dan APD yang terdiri dari jubah plastik, sarung tangan, sepatu boot, topi, dan masker. Daftar dosis pemupukan beserta upah tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6. Daftar dosis pemupukan beserta upah yang dibayar di SAHE Dosis pupuk (kg) Upah per until (Rp)

0.25 – 0.40 6,000

0.40 – 0.75 8,000

0.75 – 1.00 12,000

1.00 – 1.50 13,500

>1.50 15,000

Sumber: kantor afdeling SAHE (April, 2012)

(46)

yang telah disiapkan oleh pelangsir pupuk dan memasukkan pupuk ke dalam ember. Setelah itu pemupuk menaburkan pupuk ke piringan pohon (Gambar 6).

      

        Gambar 5. Supply point untuk memudahkan kegiatan pemupukan yang diadopsi dari (Hidayat, 2012)

Kegiatan supply point di SAHE (Gambar 5) bertujuan untuk memudahkan kegiatan pemupukan agar dosis pupuk tepat diberikan ke tanaman. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk karyawan penabur pupuk karena memudahkan dalam pengambilan dan penaburan pupuk pada saat aplikasi pemupukan.

(47)

Jenis pupuk yang digunakan di SAHE pada periode 2011-2012 adalah seperti yang terlihat pada Tabel 7. Dosis pupuk yang diaplikasikan untuk TM sesuai dengan rekomendasi pupuk yang diberikan oleh Badan Riset PT.PISP untuk tiap blok (Tabel 8).

Tabel 7. Jenis pupuk dan kandungannya yang digunakan di SAHE Sumber

hara

Hara utama

Kandungan

N P2O5 K2O MgO CaO B2O5 Cu S Cl Urea N 46

ZA N, S 21 24

Rph P, Ca 30 45

TSP P, Ca 45 20

MoP K, Cl 60 35

Kieserite Mg, S 27 23

Dolomit Mg,Ca 22 30

Borate B 11 Sumber: First Resources Research Centre (April, 2012)

Tabel 8. Dosis rekomendasi pupuk afdeling I tahun 2012

Jenis Pupuk Aplikasi I (kg) Aplikasi II (kg)

Urea 1.00 0.75

Mop/KCl 1.00 0.75

Rph 1.25 – 1.50 -

Kieserit 0.50 – 0.75 -

Borat 0.05 -

Sumber: Kantor kebun PT.PISP (April, 2012)

(48)

Infus akar (FeSO4). Infus akar adalah pemupukan anorganik yang bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan defisiensi unsur hara besi (Fe). Cara kerja yang digunakan dalam infus akar adalah mencari akar aktif tanaman kelapa sawit yang berada di bawah tanaman dengan menambahkan bahan FeSO4 yang sudah dilarutkan dengan asam sitrat dan air sesuai dengan dosisnya. Pada persiapan bahan 1 kg larutan FeSO4 ditambahkan 3 liter air dan 66 g asam sitrat/kg FeSO4.

Tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi unsur hara Fe ditandai dengan ciri-ciri warna daun muda yang menguning untuk defisiensi ringan. Untuk mengurangi defisiensi diberikan larutan FeSO4 yang sudah dicampur dengan asam sitrat dan air dengan dosis 60 cc/pohon (20 g FeSO4) untuk defisiensi ringan, 120 cc/pokok (40 g FeSO4) untuk defisiensi sedang, dan 180 cc/pohon (60 g FeSO4) untuk defisiensi berat. Alat dan bahan dalam yang digunakan dalam infus akar adalah dodos kecil, plastik, karet, dan larutan FeSO4. Akar aktif di cari menggunakan menggunakan dodos kecil lalu akar aktif tersebut dibungkus dengan plastik dan ditambahkan larutan FeSO4.

Gambar 7.(a) Pencarian akar aktif kelapa sawit, (b) peletakan larutan FeSO4

Infus akar dilakukan oleh tenaga kerja borongan yang terdiri dari 9 orang tenaga kerja wanita. Kendala dalam infus akar diantaranya adalah menemukan akar aktif, terutama tanaman kelapa sawit yang terletak di sebelah parit atau jalan yang tidak rata sehingga akar aktif sulit dicari (Gambar 7).

(49)

Pemupukan Organik

Aplikasi janjang kosong (JJK). Aplikasi JJK di SAHE tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan kesuburan tanaman tetapi juga sebagai salah satu bentuk konservasi tanah. Tabel 9 menunjukkan JJK memiliki kandungan utama N dan K2O masing-masing sekitar 1%, dan terdapat unsur lain seperti P, Mg, dan Ca dalam jumlah yang lebih kecil. Janjangan kosong yang diaplikasikan adalah JJK segar yang diangkut langsung dari PKS kemudian JJK ditumpuk di tepi blok (collection road). Peletakan tumpukan JJK dilakukan di tempat yang telah ditentukan oleh mandor. JJK yang sudah lama menumpuk di lapangan sebelum diecer (lebih dari tiga hari) akan kehilangan banyak hara terutama kalium karena tercuci sehingga manfaat pupuk akan berkurang.

[image:49.612.201.398.468.610.2]

Aplikasi JJK pada setiap titik di dalam blok dilakukan karyawan secara manual menggunakan angkong. JJK diletakkan diantara tanaman kelapa sawit pada gawangan dengan dosis 227 kg/titik atau tanaman, setara dengan 30 ton/ha/tahun. Aplikasi JJK dilakukan sekali dalam setahun. Selanjutnya JJK diratakan satu lapis (Gambar 8) di areal pemberian agar tidak merangsang perkembangan hama Oryctes rhinoceros di dalam tumpukan JJK. Aplikasi JJK dilakukan oleh karyawan BHL dengan prestasi kerja 3 ton/HK dengan upah Rp 50,000 sedangkan biaya operasi Rp 7,000 /pohon.

(50)

Tabel 9. Kandungan unsur hara yang terkandung dalam JJK Unsur Hara Kandungan/ kg JJK segar

(gram)

N 10

P2O5 1

K2O 12

MgO 1

CaO 1

Sumber: Kantor kebun PT.PISP (April, 2012)

Kendala-kendala yang dihadapi dalam aplikasi JJK adalah cuaca hujan yang menyebabkan pasar pikul becek dan JJK menjadi berat karena tercampur air sehingga menyulitkan pengangkutan JJK. Duri yang berasal dari pelepah daun kelapa sawit yang ditumpuk dan terdapat pada pasar pikul dapat menyebabkan ban angkong bocor. Selain itu, jalan antar blok atau colection road yang sempit dapat menyebabkan laju angkong tidak stabil sehingga JJK dapat tercecer ke parit.

Aplikasi POME (palm oil mill effluent). Bahan sampingan dalam pengolahan TBS (tandan buah segar) di PKS berupa bentuk limbah padat yaitu janjang kosong (JJK) dan solid basah serta limbah cair (POME atau PalmOil Mill Effluent). Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) mempunyai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Dalam jangka panjang, aplikasi POME bertujuan untuk mengurangi dan mencegah pencemaran lingkungan dalam rangka menerapkan konsep produksi bersih dan zero waste. Tabel 10 menunjukkan POME memiliki kandungan K2O terbanyak diikuti dengan unsur lain. Walaupun kandungan unsur-unsur hara POME lebih rendah dibandingkan dengan JJK (Tabel 9), tetapi POME lebih mudah diaplikasikan.

Tabel 10. Kandungan unsur hara yang terkandung dalam POME Unsur Hara Kandungan/ kg POME

(gram)

N 1.6

P2O5 0.8

K2O 5.2

(51)

Aplikasi POME di PT.PISP dilakukan dengan sistem pipa. Pipa yang digunakan adalah HOPE, PVC dan baja dengan ukuran 8 inchi untuk pipa induk, 4 inchi untuk pipa primer, dan 2 inchi untuk pipa sekunder (Gambar 9). POME diaplikasikan dengan mengalirkannya dari PKS ke parit-parit kebun yang telah disiapkan sebelumnya. Lokasi kebun yang mendapatkan aplikasi POME hanya 6 blok yaitu blok C23, C24, C25, D23, D24, dan D25 (Lampiran 4). Jenis parit yang dibuat yaitu flatbed pada gawangan mati dengan ukuran panjang 20 m, lebar 2 m dan kedalaman efektif 0.8 m. Jumlah flatbed per ha adalah 28 flatbed. Volume flatbed per ha adalah 896 m³ sedangkan volume aliran limbah dari PKS 780 m³/hari. Limbah cair dipompakan dari kolam limbah melalui pipa-pipa ke flatbed pada setiap blok.

[image:51.612.215.377.313.423.2]

Gambar 9. Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit (palm oil mill effluent-POME) di parit-parit yang telah disediakan

(52)

tiga bulan sekali dilakukan rehabilitasi atau pengurasan lumpur yang mengendap lalu dibuang ke kanan dan ke kiri flatbed di luar piringan.

Kendala dalam aplikasi POME adalah flatbed terisi air hujan sehingga POME meluap keluar flatbed dan pipa sekunder pecah akibat terinjak atau tertindih benda berat sehingga POME tidak masuk ke flatbed.

Penunasan

Pengelolaan tajuk yang digunakan oleh SAHE adalah tunas progresif. Tujuan penunasan daun adalah untuk mempermudah pekerjaan potong buah (melihat dan memotong buah masak), menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak pelepah, dan memperlancar proses penyerbukan alami. Selain itu, penunasan dilakukan untuk sanitasi (kebersihan) tanaman sehingga menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan penyakit.

Kegiatan tunas progresif dilakukan secara langsung oleh pemanen dan dilakukan bersamaan setiap melakukan potong buah dengan tetap mengacu pada prinsip dasar jumlah pelepah produktif yang masih harus dipertahankan sesuai ketentuan. Pemeliharaan tunas dilakukan oleh pemanen dan menambah pendapatan karyawan panen berupa premi tunas yang besarnya sesuai anggaran yaitu Rp 1,100/pohon atau Rp 69,000/jalan pikul. Sedangkan pada tenaga khusus tunas, mereka memiliki anggaran yang langsung dibayarkan yaitu Rp 900/pohon atau Rp 54,000/jalan pikul.

(53)

pada saat bersamaan dengan panen pohon lain, pelaksanaan dilakukan setelah selesai hanca panen atau pada hari libur.

Panen

Panen adalah pemotongan tandan dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik kelapa sawit (PKS). Urutan kegiatan panen adalah pemotongan tandan buah matang panen, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik. Parameter tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan panen adalah mutu produk kelapa sawit. Mutu produk meliputi: mutu buah, mutu hanca potong buah, produktivitas tenaga kerja, dan integrasi antara tahap pelaksanaan kegiatan panen, pengangkutan, dan proses supervisi. Keberhasilan pengelolaan kegiatan panen juga dapat dilihat dari output tenaga kerja secara keseluruhan. Output pemanen menunjukkan target produksi harian.

Kunci sukses panen yaitu interval dan rotasi panen harus tepat waktu, jumlah panen yang cukup, kompetensi dan disiplin tenaga panen, supervisi yang efektif, sistem premi dan denda panen, akses dalam blok (piringan, jalan rintis, jalan), prasarana panen yang lengkap, sarana panen yang tepat, cukup dan berkualitas, sistem dan organisasi panen yang terintegrasi dan efektif, serta administrasi yang baik.

Persiapan panen. Sebelum panen dilakukan, dipersiapkan yaitu : 1. Pengetahuan kondisi areal, 2. Penyediaan tenaga kerja, 3. Pembagian seksi potong buah, dan 4. Penyediaan alat-alat kerja (Pahan, 2010).

Persiapan panen dimulai dengan penetapan seksi panen sebagai kerangka area kerja. Peta seksi panen PT.PISP dapat dilihat pada Lampiran 4. Penyediaan tenaga kerja dilakukan sesuai dengan hectare labour ratio yang telah ditentukan di PT.PISP yaitu 1:18 yang berarti kemampuan panen adalah 3 ha/hari/orang dan 6 hari panen dalam seminggu. Sebagai contoh, afdeling I PT.PISP dengan luas area TM 755.05 ha diperlukan tenaga panen sebanyak 42 orang.

(54)
[image:54.612.108.504.283.722.2]

kotoran atau sampah. Pada setiap TPH juga terdapat karung untuk menampung brondolan agar tidak berserakan. Setiap TPH berisi keterangan nomor TPH dan blok TPH berada. Pasar pikul dibuat dengan ukuran lebar 1.2-1.5 m, dan piringan dengan jari-jari 2-3 m. Prasaran lainnya adalah jalan untuk pengangkutan buah seperti main road, collection road, dan titi panen. Alat –alat yang digunakan untuk kegiatan panen terbagi menjadi tiga fungsi yaitu alat untuk memotong tandan, mengangkut TBS ke TPH, dan alat untuk memuat TBS. Rincian alat-alat panen dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Deskripsi alat-alat panen

Nama Alat Kegunaan Keterangan

Dodos Untuk memotong TBS

umur 3-8 tahun

Berbentuk tembilang, lebar mata 8-14 cm dan panjang mata 8-12 cm

Harvesting pole

Gagang untuk pisau egrek

Sepotong besi alumunium dengan panjang 6-12 meter

Pisau egrek Alat untuk memotong

TBS

Berbentuk seperti pisau arit dengan panjang pangkal 20 cm, panjangnya 45 cm dan sudut lengkung 135'

Angkong Alat untuk mengangkut

TBS dari pohon

Kereta dorong beroda satu yang terbuat dari besi bermerek Artco

ke TPH

Karung pupuk

Wadah untuk mengumpulkan brondolan

Wadah untuk mengumpulkan brondolan sebelum diangkut ke PKS

sebelum diangkut ke

PKS

Gancu Alat untuk

mengantrikan TBS dari pokok

Besi beton berdiameter 3/8 inchi dan panjang 0.5 meter

ke pasar pikul

Kapak Alat untuk memotong

gagang TBS

Besi beton bermata tembilang dengan diameter

dan panjang besi sesuai dengan kebutuhan

Ember Alat untuk menampung

brondolan sebelum

Umumnya ukuran sedang berwarna hitam 12 liter

dikumpulkan menjadi

satu di dalam karung

Tojok Untuk memuat TBS

dari TPH ke PKS

Pipa galvanis/besi dengan ujung besi beton ber-bentuk lancip dengan panjang sekitar 1-1.5 meter

(55)

Penentuan standar kematangan. Kriteria matang panen berpengaruh terhadap kadar ekstrasi minyak (oil extraction ratio-OER) dan kualitas minyak yang diolah. Kriteria matang panen berdasarkan jumlah brondolan yang lepas secara alami dari tandan buah yang matang yaitu terdapat 2 brondolan per kilogram tandan buah segar. Hasil pengamatan visual dilapangan diketahui bahwa buah yang masih mentah mempunyai warna hitam yang pekat, sedangkan buah agak matang sudah mulai terlihat warna hitam kekuningan dan buah yang masak mempunyai warna kuning kemerahan. Tingkat kematangan kelapa sawit tersaji pada Tabel 12.

Tabel 12. Tingkat kematangan TBS kelapa sawit yang diterapkan di PT.PISP

Fraksi Jumlah brodolan Tingkat kematangan 00 Tidak ada, buah masih

hitam pekat

Sangat mentah

0 1.0-12.5 Mentah

1 12.5-25.0 Kurang matang

2 25.0-50.0 Matang 1

3 50.0-75.0 Matang 2

4 75.0-100.0 Lewat Matang 1 5 Buah dalam ikut

membrondol

Lewat matang 2

6 Semua membrondol Tangkos (tandan kosong) Sumber: Kantor kebun PT.PISP (April, 2012)

Mutu buah di SAHE diawasi atau diperiksa oleh kerani produksi dan juga mandor panen dengan cara mengecek buah di setiap TPH. 

   

 

(a) (b) (c)

(56)

  Interval panen (rotasi). Interval panen adalah lamanya waktu yang diperlukan antara kegiatan panen yang satu dengan panen berikutnya pada ancak panen yang sama. Interval panen merupakan faktor penentu produksi, kualitas buah, mutu transport, pengolahan di pabrik, dan biaya. Jumlah interval panen yang di gunakan oleh SAHE adalah 6 hari dalam seminggu (6/7). Interval panen terlambat (>9 hari)

Gambar

Tabel 4. Data produksi dan produktivitas tahun 2007-2011
Gambar 2. Struktur organisasi tingkat afdeling di SAHE.
Gambar 8. Aplikasi janjang kosong (JJK) kelapa sawit untuk mengurangi potensi sebagai tempat berkembangbiak hama kumbang Oryctes rhinoceros dengan cara ditumpuk satu lapis
Gambar 9. Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit (palm oil mill effluent-POME) di parit-parit yang telah disediakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Soft Copy Permendikbud 60 Tahun 2016 Laptop, Kabel Roll, Modem. Demikian atas perhatian dan kehadirannya disampaikan

Membawa : Laptop, Kabel Roll, Modem dan Flasdisk Acara : Kualitas Data Sekolah. Demikian atas perhatian dan kehadirannya disampaikan

Aliran sebenarnya dari suatu arus yang melalui sirkuit adalah berdasarkan dari prinsip yang baru saja anda pelajari. Seperti yang anda lihat sebelumnya, atom normal mempunyai

dan berkeinginan untuk membangun kehidupan keluarga yanag lebih stabil, mereka membutuhkan konseling. Konseling keluarga menjadi efektif untuk mengatasi masalah-masalah

pada saat dilapangan pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, dan hasil buah tanaman cabai menujukan hasil yang tidak berbeda nyata dengan hasil pada media

Oleh karena itu, hubungan tidak bermakna pada penelitian ini dimungkinkan oleh status asupan vitamin C responden yang sebagian besar kurang dari AKG yang

Pengembangan desain pembelajaran pada penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa 1) Pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan dapat membentuk

Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dialami oleh Bapak I Wayan Sumadia, yaitu bahwa beliau dan