LAMPIRAN 1
I. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden berdasarkan umur
2. Karakteristik Responden berdasarkan suku responden suku
3. Karakteristik Responden berdasarkan lama memiliki jamban
4. Karakteristik Responden berdasarkan agama
5. Karakteristik Responden berdasarkan jumlah anggota keluarga Frequenc
y Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid 1 100 87.0 87.0 87.0
2 15 13.0 13.0 100.0
Total 115 100.0 100.0
6. Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan responden Frequenc
II. Pertanyaan Pengetahuan Responden
1. Menurut bapak/ibu apa yang dimaksud dengan jamban
Frequency Percent
2. apakah jenis jamban keluarga di rumah
Frequency Percent
3. menurut bapak/ibu apa manfaat jamban bagi keluarga
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid mencegah bau
menyebar
31 27.0 27.0 27.0
tempat buang air besar 84 73.0 73.0 100.0
Total 115 100.0 100.0
4. menurut bapak/ibu bagaimana jamban yang memenuhi syarat
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid memiliki pencahayaan
yang cukup
21 18.3 18.3 18.3
tersedia air yang cukup dan memiliki septik tank
94 81.7 81.7 100.0
5. menurut bapak/ibu bagaimana memelihara jamban yang baik
air yang cukup untuk menggelontor
69 60.0 60.0 100.0
Total 115 100.0 100.0
6. menurut bapak/ibu penyakit apa yang timbul jika tidak menggunakan jamban
7. menurut bapak/ibu berapa jarak jamban dengan sumber air bersih yang baik dan memenuhi syarat
Frequency Percent
8. menurut bapak/ibu apa bahaya yang ditimbulkan dari buang air besar sembarangan oleh tinja cepat menular
79 68.7 68.7 100.0
9. menurut bapak/ibu mengapa seseorang tidak menggunakan jamban untuk buang air besar
Frequency Percent
10.menurut bapak/ibu apa manfaat seseorang menghadiri penyuluhan tentang penggunaan jamban
TOTAL SKOR PENGETAHUAN RESPONEN
Frequency Percent
III. Pertanyaan Sikap Responden
1. jamban merupakan tempat untuk membuat kotoran
2. menghindari pencemaran air, jarak jamban 10 m dari sumber air bersih
3. jamban leher angsa adalah jamban yang memenuhi syarat kesehatan
Frequency Percent
4. buang air besar disembarang tempat dapat mengganggu kesehatan
Frequency Percent
5. jamban perlu disiram dan dibersihkan setelah buang air besar
Frequency Percent
6. penyakit diare timbul karena BAB tidak menggunakan jamban
Frequency Percent Valid Percent
7. bapak/ibu memberitahu kepada anak dimana Buang Air Besar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
8. mendengar penyuluhan dapat mengetahui cara memelihara jamban yang baik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
9. petugas kesehatan perlu memberi penyuluhan jamban sehat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
10. sebaiknya memiliki septik tank untuk saluran peresapan tinja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
TOTAL SKOR SIKAP RESPONEN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid baik 114 99.1 99.1 99.1
buruk 1 .9 .9 100.0
IV. Pertanyaan Kebiasaan Responden 1. dimana biasanya bapak/ibu BAB
Frequency Percent
2. seberapa sering bapak/ibu menggunakan jamban keluarga
Frequency Percent
3. Apakah bapak/ibu pernah menjelaskan fungsi jamban kepada anak -anak
4. Dimana biasanya anak-anak bapak/ibu BAB
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid kebun,sungai, dan
kebun
4 3.5 3.5 3.5
tidak menentu 34 29.6 29.6 33.0
jamban keluarga 77 67.0 67.0 100.0
5. apakah bapak/ibu pernah melarang anak-anak untuk BAB
6. apakah bapak/ibu pernah memberi arahan kepada anak-anak untuk mencuci tangan setelah aktivitas BAB
Frequency Percent
7. apakah bapak/ibu membiasakan anak-anak membersihkan jamban secara rutin
8. bapak/ibu merasa nyaman BAB di jamban keluarga
Frequency Percent
9. apakah ada larangan untuk BAB disembarang tempat
10.BAB disembarangan tempat merupakan suatu hal yang biasa (tidak
TOTAL SKOR KEBIASAAN RESPONEN
Frequency Percent
V. Pertanyaan Peran Penyuluh Kesehatan
1. apakah di desa pernah ada penyuluhan tentang jamban
Frequency Percent
2. apakah bapak/ibu hadir dalam penyuluhan kesehatan
3. apa materi penyuluhan jamban yang disampaikan penyuluhan kesehatan
4. dimana biasa tempat pelaksanaan penyuluhan jamban sehat oleh penyuluh kesehatan
5. siapa yang memberikan penyuluhan tentang jamban sehat
Frequency Percent
6. berapa kali mendapat penyuluhan kesehatan lingkungan mengenai jamban sehat dalam setahun?
Frequency Percent Valid Percent
TOTAL SKOR PERAN PENYULUHAN RESPONEN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid berperan 92 80.0 80.0 80.0
tidak berperan 23 20.0 20.0 100.0
Total 115 100.0 100.0
VI.Observasi Kecukupan Air Bersih Responden 1. sumber air bersih
Frequency Percent
sumur bor & sumur gali
79 68.7 68.7 100.0
Total 115 100.0 100.0
2. cukupkah ketersediaan air bersih setiap hari
Frequency Percent
3. apakah air bisa diperoleh setiap saat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 32 27.8 27.8 27.8
ya 83 72.2 72.2 100.0
Total 115 100.0 100.0
4. apakah airnya keruh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 27 23.5 23.5 23.5
tidak 88 76.5 76.5 100.0
Total 115 100.0 100.0
5. apakah airnya berbau
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 6 5.2 5.2 5.2
tidak 109 94.8 94.8 100.0
6. apakah airnya berasa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 6 5.2 5.2 5.2
tidak 109 94.8 94.8 100.0
Total 115 100.0 100.0
TOTAL SKOR OBSEVASI KECUKUPAN AIR BERSIH RESPONEN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid cukup 105 91.3 91.3 91.3
tidak cukup 10 8.7 8.7 100.0
Total 115 100.0 100.0
VII. Observas Sanitasi Jamban
1. jarak jamban > 10 m dari air bersih
Frequency Percent
3. jamban mempunyai atap pelindung
Frequency Percent
4. jamban punya pintu
5. jamban punya dinding kedap air
6. jamban punya lantai kedap air
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 11 9.6 9.6 9.6
ya 104 90.4 90.4 100.0
Total 115 100.0 100.0
7. jamban mempunyai penerangan 50-100 luk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 28 24.3 24.3 24.3
ya 87 75.7 75.7 100.0
Total 115 100.0 100.0
8. jamban mempunyai ventilasi ± 10% dari luas lantai
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 72 62.6 62.6 62.6
ya 43 37.4 37.4 100.0
Total 115 100.0 100.0
9. Jamban tidak berbau
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 28 24.3 24.3 24.3
ya 87 75.7 75.7 100.0
Total 115 100.0 100.0
10. Jamban tidak menjadi tempat hidup serangga, tikus, dan kecoa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 21 18.3 18.3 18.3
ya 94 81.7 81.7 100.0
12.Selalu tersedia alat pembersih jamban
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 22 19.1 19.1 19.1
ya 93 80.9 80.9 100.0
Total 115 100.0 100.0
13.Selalu tersedia sabun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 9 7.8 7.8 7.8
ya 106 92.2 92.2 100.0
Total 115 100.0 100.0
TOTAL SKOR OBSEVASI KECUKUPAN AIR BERSIH RESPONEN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid memenuhi syarat 20 17.4 17.4 17.4
tidak memenuhi syarat 95 82.6 82.6 100.0
Total 115 100.0 100.0
11. Selalu tersedia air bersih
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 37 32.2 32.2 32.2
ya 78 67.8 67.8 100.0
Hubungan Faktor Predisposisi, Faktor Pemungkin dan Faktor
Penguat dengan Penggunaan Jamban
1.Pengetahuan dengan Penggunaan jamban
Case Processing Summary
tingkat pengetahuan * penggunaan jamban Crosstabulation
Count
Continuity Correctionb 16.838 1 .000
Likelihood Ratio 19.132 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 18.314 1 .000
N of Valid Cases 115
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.97. b. Computed only for a 2x2 table
2.Hubungan Sikap dengan Penggunaan Jamban
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat sikap * penggunaan jamban
115 100.0% 0 .0% 115 100.0%
tingkat sikap * penggunaan jamban Crosstabulation
Count
penggunaan jamban
Total tidak menggunakan jamban menggunakan jamban
tingkat sikap baik 56 58 114
buruk 0 1 1
Chi-Square Tests
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio 1.343 1 .246
Fisher's Exact Test 1.000 .513
Linear-by-Linear Association .949 1 .330
N of Valid Cases 115
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .49. b. Computed only for a 2x2 table
3.Hubungan Kebiasaan dengan Penggunaan Jamban
Case Processing Summary
tingkat kebiasaan * penggunaan jamban Crosstabulation
Count
penggunaan jamban
Total tidak menggunakan
jamban menggunakan jamban
tingkat kebiasaan baik 3 41 44
Continuity Correctionb 47.349 1 .000
Likelihood Ratio 57.045 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 49.592 1 .000
N of Valid Cases 115
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.43. b. Computed only for a 2x2 table
4. Hubungan Kecukupan Air Bersih dengan Penggunaan Jamban
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tgkat kecukupan air bersih * penggunaan jamban
tgkat kecukupan air bersih * penggunaan jamban Crosstabulation
Count
penggunaan jamban
Total tidak menggunakan jamban menggunakan jamban
tgkat kecukupan air bersih cukup 50 55 105
Continuity Correctionb .174 1 .676
Likelihood Ratio .563 1 .453
Fisher's Exact Test .521 .338
Linear-by-Linear Association .555 1 .456
N of Valid Cases 115
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.87. b. Computed only for a 2x2 table
5. Hubungan Peran Penyuluh Kesehatan dengan Penggunaan Jamban
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat peran * penggunaan jamban
115 100.0% 0 .0% 115 100.0%
tingkat peran * penggunaan jamban Crosstabulation
Count
penggunaan jamban
Total tidak menggunakan jamban menggunakan jamban
tingkat peran berperan 42 50 92
Continuity Correctionb 1.151 1 .283
Likelihood Ratio 1.714 1 .190
Fisher's Exact Test .245 .142
Linear-by-Linear Association 1.691 1 .194
N of Valid Cases 115
DAFTAR PUSTAKA
Ain, Hurul. 2014. Pengaruh Predisposing Faktor, Enabling Faktor, Dan Renforcing Faktor Terhadap Penggunaan Jamban Di Desa Gunungtua Kecamatan Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014.Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
BPS, 2012.”BPS-Survei-Sosial-Ekonomi-Nasional 2012”.http://www.google.co. id/BPS-Survei-Sosial-Ekonomi-Nasional -2012/Diakses pada Rabu, 12
Agustus 2015 Jam 09.10.
Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Chiras, D. (1990). Environmental Science : Action for a Sustainable Future. California: The Benjamin Coming Publishing Inc.
Depkes RI, 2015.”KEPMENKES_374 2009 TTG SKN”.
http://www.google.co.id/KEPMENKES_374_2009_TTG_SKN_2009/Diaks es pada Senin, 29 Juni 2015 jam 7:52.
Edberg, Mark. 2009. Buku Ajar Kesehatan Masyarakat Teori Sosial dan Perilaku. Jakarta, EGC
Hutasit, Candra. 2003. Tinjauan Pelaksanaan Program Pekan Sanitasi Terhadap Peningkatan Kepemilikan Jamban Keluarga Dari Tahun 1999 Sampai Dengan Tahun 2002 Di Puskesmas Huta Rakyat Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Kemenkes, 2011.”Profil Kesehatan Indonesia 2011”. http://www.depkes.go.id/ profil-kesehatan-indonesia-2011/Diakses Pada kamis,6 Agustus 2015 jam 21.10.
Machfoedz, Ircham. 2008. Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit Kesehatan Lingkungan-Kesehatan Masyarakat-Sanitasi Pedesaan dan Perkotaan.Fitramaya, Yogyakarta.
Maulana, Heri D.J.2009. Promosi Kesehatan. Jakarta, EGC
Mubarak. I.Wahid. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam kebidanan. Salemba Medika, Jakarta
Pane, Erlinawati. 2009. Pengaruh Perilaku Keluarga Terhadap Penggunaan Jamban. Vol.3:233
Proverawati, A. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Nuha Medika. Yogyakarta.
Purwana, Rachmadi. 2013. Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan Dalam Kejadian Bencana. PT.Grafindo Persada, Jakarta.
Siregar, Y. D. R. 2011. Faktor predisposisi, pendukung dan pendorong terhadap perilaku buang air besar di desa sibuntuon partur kecamatan lintongnihuta kabupaten humbahas tahun 2011. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Slamet J. Soemirat.2002. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Slamet J. Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sarudji, Didik.2010. Kesehatan Lingkungan. CV. Karya Putra Darwati; Bandung.
Simanjuntak P, 1999. Sarana Jamban Kluarga, Penerbit Gramedia : Jakarta
Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Kencana, Jakarta.
Sukarni, M. 1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan, Penerbit Kasinius : Yogyakarta
Soedarto. 2013. Lingkungan dan Kesehatan. Penerbit Seto Agung : Jakarta. Tarigan, Elisabet. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi
Keluarga Dalam Penggunaan Jamban di Kota Kabanjahe. Medan : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Tulchinsky, T., Elena A. 2009. The New Public Health Second Edition. Oxford : Elsevier Inc
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (exploratory study) dengan
desain cross sectional untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Jamban Keluarga Di Desa Pegagan Julu III Kecamatan
Sumbul Kabupaten Dairi 2015.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi 2015.
3.2.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – November 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keluarga yang memiliki Jamban di Desa Pegagan Julu III adalah 115 rumah.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan :
- Metode Observasi dengan meninjau secara langsung ke lokasi penelitian
- Wawancara langsung dengan responden atau menggunakan kuisioner yang ditujukan kepada setiap keluarga.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan dan catatan yang ada di instansi terkait, meliputi Kantor Kepala Desa dan Puskesmas.
3.7 Defenisi Operasional
1. Pengetahuan adalah kemampuan intelektual responden tentang
aspek-aspek kesehatan dan jamban keluarga.
2. Sikap adalah tanggapan atau persepsi responden terhadap keadaan jamban dan penggunaan jamban keluarga
3. Kebiasaan masyarakat adalah ruang lingkup yang mencakup kebiasaan yang berlaku dimasyarakat bila ingin BAB yang mempengaruhi
terjadinya tidak digunakannya jamban keluarga di Desa Pegagan Julu III. 4. Kecukupan air bersih adalah fasilitas atau kondisi air yang mencukupi atau tidak dengan ketentuan memenuhi syarat kesehatan (kualitas,
- Kualitas : tersedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
secara fisik (tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa).
- Kuantitas : tersedia air bersih minimal 60 liter/orang/hari
- Kontinuitas: air bersih tersedia pada setiap kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan.
5. Sanitasi Jamban Keluarga adalah suatu kondisi dari pada jamban keluarga yang meliputi : penerangan, lantai, ventilasi, ketersediaan air dan alat
pembersih, jarak dengan sumber air bersih, bebas dari vector, dan ketersediaan alat pembersih.
6. Peran penyuluh kesehatan adalah pengajaran yang disampaikan petugas
kesehatan tentang penggunaan jamban keluarga.
3.8 Aspek Pengukuran
Adapun skala pengukuran variable penelitian terhadap pengetahuan, sikap, kebiasaan, kecukupan air bersih, sanitasi jamban dan peran penyuluh adalah :
1. Pengukuran tingkat pengetahuan dilakukan dengan metode skooring, jumlah pertanyaan untuk mengukur pengetahuan responden sebanyak 10
- Pengetahuan baik, apabila skor yang diperoleh responden >15 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar
minimal 8 pertanyaan
- Pengetahuan sedang, apabila skor yang diperoleh responden 8- 15
ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar 4 – 7 pertanyaan
- Pengetahuan rendah, apabila skor yang diperoleh responden < 8
ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar < 4 pertanyaan
2. Untuk mengetahui sikap responden tentang penggunaan jamban diajukan 10 pertanyaan berbentuk kuesioner. Setiap pernyataan diberi nilai 2, maka interval nilai untuk variable sikap adalah 4 x 10 = 40,
maka pengelompokan nilai variable sikap dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
- Sikap baik, apabila skor yang diperoleh responden >20 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar minimal 5 pertanyaan
- Sikap buruk, apabila skor yang diperoleh responden < 20 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar < 5
pertanyaan
keseluruhannya adalah 20. Kebiasaan masyarakat dikategorikan 2 kategori yaitu :
- Kebiasaan baik, apabila skor yang diperoleh responden >10 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar
>5 pertanyaan.
- Kebiasaan Buruk, apabila skor yang diperoleh <10 atapun responden mampu menjawab pertanyaan benar < 5 pertanyaan
4. Kecukupan air bersih adalah kondisi air yang mencukupi atau tidak dengan ketentuan memenuhi syarat kesehatan (kualitas, kuantitas dan
kontinuitas). Kecukupan air bersih dikategorikan 2 kategori yaitu : - Air Bersih Cukup, apabila terpenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas dan kontinitas
- Air bersih tidak cukup, apabila salah satu persyaratan kualitas, kuantitas dan kontinitas tidak terpenuhi
5. Peran penyuluh kesehatan adalah untuk mengetahui peran penyuluh diajukan 6 pertanyaan berbentuk kuesioner. Setiap pertanyaan diberi nilai 2, maka interval nilai untuk kategori peran penyuluh adalah 2 x
6 = 12, maka kelompok rentang nilai kategori penyuluh dibagi 2 yaitu - Berperan, apabila skor yang diperoleh > 6 ataupun responden
mampu menjawab pertanyaan dengan benar > 3 pertanyaan - Tidak berperan, bila merespon < 6 ataupun responden mampu
6. Sanitasi jamban yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut : - Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung
berjarak 10-15 meter dari sumber air minum.
- Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga
maupun tikus
- Cukup luas dan lantai miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah disekitarnya.
- Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya
- Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan
berwarna
- Cukup penerangan - Lantai kedap air
- Ventilasi cukup baik
- Tersedia air dan alat pembersih
- Memenuhi syarat apabila terpenuhi syarat-syarat jamban seperti di atas
- Tidak memenuhi syarat apabila salah satu syarat-syarat jamban di
3.9 Metode Analisis Data
Metode analisa data dilakukan dengan cara :
1. Analisa Univariat
Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan dalam tiap variabel dari
hasil penelitian. Dilakukan untuk memberoleh gambaran pada masing-masing varabel, kemudian di distribusikan ke dalam tabel frekuensi.
2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat yaitu dilakukan untuk menganalisa hubungan antara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Lokasi Desa Pegagan Julu III memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Pegagan Julu IV 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Dolok Tolong
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tanjung Beringin Induk dan Kelurahan Pegagan Julu I
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Pegagan Julu I dan Desa Pegagan
Julu VI
Di Desa Pegagan Julu III memiliki mayoritas pekerjaan penduduk adalah bertani, dan memiliki prasarana jalan aspal namun ada pula yang tanah, sarana
kesehatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pegagan Julu III adalah Puskesmas Sumbul dan Puskesmas Pembantu yang terdapat di Desa Pegagan Julu
III.Untuk sarana ibadah, di Desa Pegagan Julu III terdapat 1 mesjid dan 2 gereja. Jumlah Penduduk di Desa Pegagan Julu IIIpada tahun 2015 sebanyak 2.302
4.2Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki
jamban.Karakteristik responden meliputi umur, suku, agama, mulai memiliki jamban, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten DairiTahun 2015
No Karakteristik Jumlah (org) Persentase (%)
1. Umur
4. Mulai Memiliki Jamban
a. ≤ Tahun 2005 18 15.7
5. Jumlah anggota Keluarga
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa dari 115 orang respondenmayoritas berumur > 30 tahun yaitu sebanyak 78 orang (67,8%),
berdasarkan sukumayoritas respondensuku bataksebanyak 91 orang (79,1%), berdasarkan agama mayoritas responden beragama Kristen katolik yaitu 58 orang
(50,4%),berdasarkan mulai memiliki jamban mayoritas responden memiliki jamban mulai > tahun 2010 yaitu 72 orang (62,6%), berdasarkan jumlah anggota keluarga mayoritas responden ≤ 5 orang yaitu sebanyak 100 orang (87,0%),
berdasarkan Tingkat Pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 52 orang (45,2%) dan berdasarkan Pekerjaan responden mayoritas
petani yaitu 104 orang (90,4%).
4.3 Pengetahuan Responden
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada Ibu Rumah Tangga maka pengetahuan responden tentang penggunaan jamban dapat dilihat pada tabel 4.2.berikut ini:
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
Pengetahuan Responden Jumlah (org) Persentase (%) 1. Pengertian jamban
a. Tempat duduk/tidak tau b. Tempat jongkok
c. Tempat membuang kotoran
3
2. Jenis jamban keluarga a. Cubluk
b. Jamban leher angsa
3.Manfaat jamban bagi keluarga a.Mencegah bau menyebar b.Tempat buang air besar
31 84
27.0 73.0
Total 115 100
4. Jamban yang memenuhi syarat a.Memiliki pencahayaan yang cukup
b.Tersedia air yang cukup dan memiliki septik
5. Memelihara jamban yang baik a.Tidak tahu
b.Tersedia alat pembersih
c.Air yang cukup untuk menggelontor
2
6. Penyakit yang timbul jika tidak menggunakan jamban
7. Jarak jamban dengan sumber air bersih a. < 10 m
c. Penyebaran penyakit oleh tinja cepat menular
7
9. Alasan tidak menggunakan jamban untuk buang air besar
10.Manfaat menghadiri penyuluhan tentang penggunaan jamban
a.Tidak tahu
b.Karena diwajibkan oleh tokoh masyarakat c.Mendapat informasi tentang penggunaan
Berdasarkan tabel 4.2. diperoleh bahwa sebagian besar responden yaitu 87 orang (75,7%) menyatakan bahwa jambanadalah tempat membuang kotoran, 25
orang lainnya (21,7%) menyatakan bahwa jamban adalah tempat jongkok dan 3 orang menyatakan tidak tahu. Mayoritas responden yaitu 95 orang (82,6%)
mengetahui jenis jamban yang digunakan yaitu jenis jamban leher angksa.
Seluruh respondenyaitu 115 orang (100%) mengetahui manfaat jamban bagi keluarga untuk mencegah bau menyebar 31 orang (27,0%), dan selebihnya
yaitu 84 orang (73,0%) mengetahui manfaat jamban keluarga untuk tempat buang air besar. Mayoritas responden yaitu 94 orang (81,7%) mengetahui jamban yang
memenuhi syarat yaitu tersedia air yang cukup dan memiliki septik tank sedangkan responden yang lainnya mengetahui jamban yang memenuhi syarat yaitu jamban harus memiliki pencahayaan yang cukup sebanyak 21 orang
(18,3%).
Responden yang tidak mengetahui cara memelihara jamban yang baik
hanya 2 orang (1,7%), dan mengetahui cara memelihara jamban yang baik dengan tersedianya alat pembersih jamban sebanyak 44 orang (38,3%) sedangkan selebihnya 69 orang (60,0%) responden mengetahui cara memelihara jamban
yang baik yaitu dengan memiliki air yang cukup untuk menggelontor. Berdasarkan pengetahuan responden tentang penyakit yang ditimbulkan jika BAB
Mayoritas responden yaitu 55 orang (33,0%) mengetahui jarak jamban dengan air bersih sejauh 10 m, responden yang menjawab >10m sebanyak 51
responden (58,0%), tetapi responden yang menjawab <10m sebanyak 9 orang (7,8%). Berdasarkan pengetahuan responden tentang bahaya yang ditimbulkan
dari BAB sembarangan responden yang menjawab penyebaran penyakit oleh tinja semakin cepat sebanyak 79 orang (68,7%), merusak pemandangan sebanyak 29 orang (25,2%), dan menjawab tidak tahu sebanyak 7 orang (6,1%).
Seluruh responden yaitu 115 orang (100%) yang menjawab mengapa seseorang tidak menggunakan jamban untuk BAB karena tidak nyaman sebanyak
73 orang (63,5%), dan menjawab karena ke ladang sebanyak 33 orang (28,7%) sedangkan menjawab tidak tahu sebanyak 9 orang (7,8%). Responden yang mengetahui manfaat menghadiri penyuluhan tentang penggunaan jamban agar
mendapatkan informasi tentang penggunaan jamban sebanyak 97 orang (84,3%), karena diwajibkan oleh tokoh masyarakat sebanyak 15 orang (13,0%), dan
menjawab tidak tahu sebanyak 3 orang (2,6%).
Penilaian terhadap pengetahuan tentang penggunaan jamban dilakukan berdasarkan perhitungan total skor pengetahuan responden. Tingkat pengetahuan
selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu pengetahuan baik, sedang dan buruk. Tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan jamban dapat dilihat
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
No Tingkat Pengetahuan Jumlah (org) %
1 Baik 74 64.3
2 Sedang 41 35.7
Jumlah 115 100
Berdasarkan tabel 4.3.diperoleh bahwa sebagian besar pengetahuan
responden tentang penggunaan jamban, berada pada kategori baik yaitu 74 orang (64,3%) dan ada 41 orang (35,7%) berpengetahuan sedang.
4.4 Sikap Responden
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap Ibu Rumah Tangga maka diperoleh sikap responden tentang penggunaan jamban.
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikutini :
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
Pertanyaan Sikap
Sikap
Total
SS S KS TS STS
n % n % n % n % n % N %
1. jamban merupakan tempat untuk membuat
5. jamban perlu disiram dan dibersihkan
setelah buang air besar 38 33.0 75 65.2 1 0.9 1 0.9 115 100 6. penyakit diare timbul
karena BAB tidak
Berdasarkan Tabel 4.4. diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 80 orang (69,6%) setujujambanmerupakan tempat untuk membuang kotoran.Sebagian besar responden yaitu 67 orang (58,3%) menyatakan setuju
bilamenghindari pencemaran air, jarak jamban 10 m dari sumber air bersih.Diketahui pula bahwa sebagian besar responden yaitu 69 orang (60,0%)
menyatakan setuju bahwa jamban leher angsa adalah jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
Sebagian besar responden setuju bilabuang air besar disembarang tempat
dapat mengganggu kesehatan yaitu 69 orang (60,0%).Sedangkan untuk pernyataan jamban perlu disiram dan dibersihkan setelah buang air besar
Responden menyatakan setuju yaitu 81 orang (70,4%) bilabapak/ibu memberitahu kepada anak dimana Buang Air Besar. Diketahui pula bahwa
sebagian besar responden yaitu 78 orang (67,8%) menyatakan setuju bila mendengar penyuluhan dapat mengetahui cara memelihara jamban yang
baik.Mayoritas responden yaitu 75 orang (65,2%) menyatakan setuju bila petugas kesehatan perlu memberi penyuluhan jamban sehat. Dan mayoritas responden yaitu 67 orang (58,3%) menyatakan setuju sebaiknya memiliki septik tank untuk
saluran peresapan tinja.
Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan
respondenpada pengukuran sikap maka tingkat sikap responden tentang penggunaan jamban selanjutnya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitusikap baik dan buruk. Tingkat sikap responden tentang penggunaan jamban dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Responden No Kategori Sikap Jumlah (org) %
1 Baik 114 99.1
2 Buruk 1 0.9
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.5.diperoleh bahwa sebagian besar sikap responden
4.5 Kebiasaan Responden
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap Ibu Rumah Tangga maka diperoleh hasil penelitian kebiasaan responden tentang
penggunaan jamban. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6 berikutini :
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Tentang Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
Kebiasaan Responden Jumlah (org) Persentase (%) 1. Tempat BAB?
2.Keseringan menggunakan jamban keluarga
3. Menjelaskan fungsi jamban kepada anak-anak
4. Kebiasaan anak-anak BAB a. Kebun,sungai, dan kebun b. Tidak menentu
7. Membiasakan anak-anak membersihkan
9. Larangan untuk BAB disembarang tempat
10.BAB disembarangan tempat merupakan suatu hal yang biasa (tidak masalah) bagi masyarakat
Berdasarkan Tabel 4.6. diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 74
orang (64,3%) terbiasa BAB di jamban, dan 41 orang (35,7%) memiliki kebiasaan BAB tidak menentu. Diketahui pula bahwa sebagian besar responden memiliki
kebiasaan menggunakan jamban keluarga setiap BAB sebanyak yaitu 59 orang (51,3%).
Mayoritas responden yang memiliki kebiasaan pernah menjelaskan fungsi
jamban kepada anak-anak sebanyak 72 orang (62,6%), dan Mayoritas responden yang membiasakan anak-anaknya BAB di jamban keluarga sebanyak 77
responden (67,0%). Untuk kebiasaan responden yang pernah melarang anak-anak untuk BAB disembarang tempat sebanyak 70 orang (60,9%). Mayoritas responden yang pernah memberi arahan kepada anak-anak untuk mencuci tangan
mayoritas responden yang membiasakan merasa nyaman BAB di jamban keluarga sebanyak 102 orang (88,7%). Mayoritas responden yang menyatakan tidak ada
larangan untuk BAB disembarang tempat sebanyak 91 orang (79,1%). Dan responden yang menjawab ya untuk pernyataan BAB disembarangan tempat
merupakan suatu hal yang biasa (tidak masalah) bagi masyarakat sebanyak 67 orang (58,3%).
Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan
responden pada pengukuran kebiasaan maka tingkat kebiasaan responden tentang penggunaan jamban selanjutnya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitukebiasaan
baik dan buruk. Tingkat kebiasaan responden tentang penggunaan jamban dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebiasaan Responden
No Kategori Kebiasaan Jumlah (org) %
1 Baik 44 38,3
2 Buruk 71 61,7
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.7.diperoleh bahwa sebagian besar kebiasaan
responden tentang penggunaan jamban memiliki kebiasaan baik sebanyak 44 orang (38,3%) dan kebiasaan buruk yaitu sebanyak 71 orang (61,7%).
4.6 Kecukupan Air Bersih
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Air Bersihuntuk Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
Kecukupan Air Bersih Responden Jumlah (org) Persentase (%) 1.Sumber air bersih
a.Sungai
b.Sumur bor & sumur gali
36 79
31.3 68.7
Total 115 100
2.Cukupkah ketersediaan air bersih untuk BAB
3.Air bisa diperoleh setiap saat a. Tidak
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 79
orang (68,7%) memiliki sumber air bersih berasal dari sumur bor/sumur gali, dan mayoritas responden memiliki ketersediaan air bersih setiap hari sebanyak 88
orang (76,5%), untuk pernyataan responden air bisa diperoleh setiap saat yang menjawab ya sebanyak 83 orang (72,2%) untuk kekeruhan air responden yang memiliki air yang tidak keruh sebanyak 88 orang (76,5%), dan untuk observasi air
Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pada pengukuran kecukupan air bersih maka tingkat kecukupan air
bersih responden tentang penggunaan jamban selanjutnya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu kategori cukup dan tidak cukup. Tingkat kecukupan air bersih
responden tentang penggunaan jamban dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kecukupan Air
Bersih
No Kecukupan Air Bersih untuk jamban Jumlah (org) %
1 Cukup 105 91.3
2 Tidak cukup 10 8.7
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.9. diperoleh bahwa sebagian besar Kecukupan Air Bersih responden tentang penggunaan jamban memiliki Cukup Air Bersih
sebanyak 105 orang (91,3%) dan tidak cukup sebanyak 10 orang (8,7%).
4.7 Sanitasi Jamban Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap
Ibu Rumah Tangga maka diperoleh hasil penelitian sanitasi jamban keluarga tentang penggunaan jamban. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut
ini :
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Sanitasi Jamban Keluarga Tentang Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
Sanitasi Jamban Keluarga Jumlah (org) Persentase (%) 1. Jarak jamban > 10 m dari air bersih
a. Tidak
3. Jamban mempunyai atap pelindung
4. Jamban punya pintu a. Tidak
5. Jamban punya dinding kedap air a. Tidak
6. Jamban punya lantai kedap air a. Tidak
7. Jamban mempunyai penerangan yang cukup
8. Jamban mempunyai ventilasi ± 10% dari luas lantai
9. Jamban tidak berbau a. Tidak
10.Jamban tidak menjadi tempat hidup serangga, tikus, dan kecoa
a. Tidak
11.Selalu tersedia air bersih a. Tidak
12.Selalu tersedia alat pembersih jamban a. Tidak
13.Selalu tersedia sabun
b.Ya 106 92.2
Total 115 100
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 90 orang (78,3%) memiliki jarak jamban > 10 m dari air bersih, dan mayoritas
responden tidak memiliki septik tank sebanyak 60 orang (52.2%), untuk pernyataan responden mempunyai atap pelindung sebanyak 99 orang (86,1%)
untuk responden yang memiliki pintu jamban sebanyak 88 orang (94,8%), dan untuk penyataan kepemilikan dinding jamban yang kedap air memiliki jumlah
responden yang tergolong ya sebanyak 95 orang (82,6%).
Mayoritas responden yang memiliki lantai jamban yang kedap air sebanyak 104 orang (90,4%), dan Mayoritas responden yang memiliki jamban dengan
penerangan 50-100 luk sebanyak 87 responden (75,7%). Untuk jamban yang mempunyai ventilasi ± 10% dari luas lantaisebanyak 72 orang (62,6%). Mayoritas
responden memilikiJamban yang tidak berbau sebanyak 87 orang (75,7%). Dan responden yang memiliki jamban yang tidak menjadi tempat hidup serangga, tikus, dan kecoa sebanyak 94 orang (81,7%).
Sanitasi jamban keluarga untuk ketersediaan air bersih responden yang memiliki sebanyak 78 orang (67,8%). Responden yang memiliki alat pembersih
jamban sebanyak 93orang (80,9%).dan mayoritas responden memiliki sabun sebanyak 106 orang atau (92,1%).
Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan
responden pada pengukuran sanitasi jamban keluarga maka sanitasi jamban keluarga responden tentang penggunaan jamban selanjutnya dikategorikan
Tingkat sanitasi jamban keluarga responden tentang penggunaan jamban dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Sanitasi Jamban Keluarga No Kategori Sanitasi Jamban Keluarga Jumlah (org) %
1 Memenuhi syarat 20 17.4
2 Tidak Memenuhi syarat 95 82.6
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh bahwa sebagian besar Sanitasi Jamban Keluarga responden tentang penggunaan jamban memiliki Sanitasi Jamban
Keluarga yang tidak memenuhi syarat sebanyak 95 orang (82,6%) dan memenuhi syarat sebanyak 20 orang (17,4%).
4.8 Peran Penyuluh Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap
Ibu Rumah Tangga maka diperoleh hasil penelitian peran penyuluh kesehatan
tentang penggunaan jamban. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut
ini :
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Penyuluh Kesehatan Tentang Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
Peran Penyuluh Kesehatan Jumlah (org) Persentase (%) 1. Penyuluhan tentang jamban
a.Tidak tahu
3.Materi penyuluhan jamban a.Tidak tahu
b.Cara memelihara jamban c.Manfaat dan fungsi jamban
25
4. Tempat pelaksanaan penyuluhan jamban sehat
5.Yang memberikan penyuluhan a. Tidak tahu
6.Jumlah penyuluhan kesehatan lingkungan mengenai jamban sehat dalam setahun
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu
96 orang (53,5%) mengatakan pernah ada penyuluhan tentang jamban di desa dan responden yang menyatakan hadir dalam penyuluhan sebanyak 65 orang (56,5%) dan responden kadang-kadang 25 orang (21,7%), dan mayoritas responden yang
hadir menyatakan materi yang disampaikan manfaat dan fungsi jamban sebanyak 70 orang (60,9%), tempat pelaksanaan penyuluhan mayoritas responden
menyatakan kantor kepala desa sebanyak 90 orang (78,3%). Mayoritas responden menyatakan yang memberi penyuluhan tentang jamban sehat adalah petugas puskesmas sebanyak 57 orang (49,6%). Dan dalam setahun mayoritas responden
Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pada pengukuran peran penyuluh kesehatan maka peran penyuluh
kesehatan responden tentang penggunaan jamban selanjutnya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu kategori berperan dan tidak berperan. peran penyuluh
kesehatan responden tentang penggunaan jamban dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Peran Penyuluh Kesehatan No Tingkat Peran Penyuluh Kesehatan Jumlah (org) %
1 Berperan 92 80,0
2 Tidak Berperan 23 20,0
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.13.diperoleh bahwa sebagian besar peran penyuluh kesehatan tentang penggunaan jamban memiliki peran penyuluh kesehatan yang berperan sebanyak 92 orang (82,6%) dan tidak berperan sebanyak 23 orang
(20,0%).
4.9 Penggunaan Jamban Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap Ibu Rumah Tangga maka diperoleh hasil penelitian tentang penggunaan jamban
keluarga dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 59 orang (51,3%) mengatakan setiap mau BAB responden menggunakan jamban
keluarga, 55 orang (47,8%) menggunakan jamban kelurga tidak rutin ataupun kadang-kadang, dan 1 orang ataupun 0,9% mengatakan tidak pernah
menggunakan jamban keluarga setiap mau BAB.
Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pada pengukuran penggunaan jamban maka penggunaan jamban
responden tentang selanjutnya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu kategori menggunakan dan tidak menggunakan responden tentang penggunaan jamban
dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
No Kategori Penggunaan Jamban Jumlah (org) %
1 Menggunakan jamban 59 51,3
2 Tidak Menggunakan Jamban 56 48,7
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.15.diperoleh bahwa sebagian besar penggunaan jamban responden yang menggunakan jamban sebanyak 59 orang ( 51,3%) dan
tidak menggunakan jamban sebanyak 56 orang (48,7%). 4.10 Analisa Bivariat
Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square antara variabel
independen (pengetahuan, sikap, kebiasaan, kecukupan air bersih, sanitasi jamban, dan peran penyuluh kesehatan) dengan variabel dependen (penggunaan jamban)
Tabel 4.16 Hubungan Faktor Predisposisi, Faktor Pemungkin dan Faktor Penguat dengan Penggunaan Jamban Keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 2015
Variabel
4. kecukupan air bersih
0,521b
Pada tabel diatas hasil test statistic uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan jamban keluarga dengan nilai p value (0,001) < dari α (0,05), dan nilai RP menunjukkan bahwa
responden yang memiliki pengetauan baik 0,165 kali lebih mau menggunakan jamban. Hasil test statistic uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan
signifikan antara kebiasaan dengan penggunaan jamban keluarga dengan nilai p value (0,000) < dari α (0,05) dan nilai RP menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kebiasaan baik 0,25 lebih mau menggunakan jamban. Hasil test statistic uji chi-square menunjukkan ada hubungan signifikan antara Sanitasi Jamban
dengan penggunaan jamban keluarga dengan nilai p value (0,000) < dari α (0,05)
dan nilai RP menunjukkan bahwa responden 0,84 kali lebih mau menggunakan
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Ibu Rumah Tangga adalah orang yang paling berperan penting dalam
penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di dalam rumah tangga. Penggunaan jamban kelurga sangat dipengaruhi oleh faktor Predisposisi, faktor Pemungkin ,
faktor penguat tentang penggunaan jamban.
Dari 115 responden, berdasarkan karakteristik umur responden terbanyak adalah umur > 30 tahun sebanyak 78 orang (67,8%), berdasarkan suku responden
sebagian besar responden terdiri dari suku batak sebanyak 91 orang (79,1%), berdasarkan agama sebagian besar responden beragama Kristen Katolik yaitu 58
orang (50,4%), berdasarkan mulai memiliki jamban sebagian besar responden memiliki jamban mulai > tahun 2010 yaitu 72 orang (62,6%), berdasarkan jumlah anggota keluarga sebagian besar responden ≤ 5 orang yaitu sebanyak 100 orang
(87,0%), berdasarkan Tingkat Pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 52 orang (45,2%) dan berdasarkan Pekerjaan
responden sebagian besar petani yaitu 104 orang (90,4%), dan jenis pertanian yang menjadi usaha responden adalah petani tembakau dan kopi.
Karakteristik responden ini akan menjadi data pendukung untuk
5.2 Faktor Predisposisi
Factor Predisposisi atau pemudah yaitu factor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Adapun yang menjadi factor pemudah dalam
penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan kebiasaan (budaya). 5.2.1 Pengetahuan Responden
Pengetahuan responden adalah kemampuan intelektual responden tentang aspek-aspek kesehatan dan jamban keluarga baik pengetahuan responden tentang jenis-jenis jamban, syarat-syarat jamban yang memenuhi sanitasi
kesehatan dan penyakit yang ditimbulkan
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan terhadap penggunaan jamban, rata-rata memiliki pengetahuan yang baik dapat kita lihat
pada tabel 4.3 dimana dari 115 responden sebagian besar responden yaitu 74 orang (64,3%) sudah cukup baik, dan responden berpengetahuan buruk
sebanyak 41 0rang (35,7%). Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini responden sudah cukup mendapat bimbingan dan arahan serta informasi dari peran penyuluh maupun dari pengalaman pribadi yang intensif mengenai
penggunaan jamban keluarga.
Pengetahuan yang rendah tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat
timbulkannya.hal inilah yang mengakibatkan pengetahuan responden dalam kategori kurang baik
Hal ini sesuai teori Notoadtmodjo (2010) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(over behaviour). Apabila sesuatu tindakan didasari oleh pengetahuan maka tindakan tersebut akan bersifat langgeng dan sebaliknya. Dalam teori perilaku, pengetahuan merupakan salah satu tahap dari tiga tahapan yang dapat terjadi
pada seseorang untuk menerima atau mengadopsi suatu perilaku baru. Sehubungan dengan pemanfaatan jamban, masyarakat yang berpengetahuan
baik tentang jamban serta hubungannya dengan penyebaran penyakit, diharapkan akan dapat memanfaatkan jamban dengan baik.
Dari hasil analisis uji Chi-Square (X2) dapat diketahui bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan jamban keluarga dimana hasil penelitian dilihat bahwa dapat diketahui pengetahuan
seseorang sangat berpengaruh terhadap penggunaan jamban keluarga hal ini terjadi karena kurangnya informasi yang dimengerti dan di dengar mengenai pentingnya jamban keluarga bagi masyarakat, misalnya kurangnya kepedulian
masyarakat untuk menghadiri penyuluhan yang diadakan pihak tenaga kesehatan yang menyebabkan masih ada masyarakat yang kurang tahu tentang
manfaat jamban, penyakit yang disebabkan dan lain-lain, dimana Notoadmojo (2003) mengatakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
pendengara, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
5.2.2 Sikap Responden
Sikap responden adalah tanggapan atau pendapat informan tentang penggunaan jamban. Hasil penelitian responden yang memiliki sikap yang baik 99,1%. hal ini di karenakan pada dasarnya responden menyadari
perlunya jamban keluarga namun dengan kesibukan dan aktivitas responden yang memiliki pekerjaan bertani maka responden tidak lagi
memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan jamban keluarga secara rutin.
Hal ini sesuai dengan defenisi Notoadtmodjo (2010) sikap adalah
juga respon tertutup pada seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan pendapat dan emosi yang bersangkutan (suka-tidak
suka, setuju-tidak setuju). Sikap adalah kumpulan gejala yang merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan sebagainya.
Dari hasil analisis Chi-Square (X2) dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan penggunaan jamban
keluarga dan dapat dikatakan bahwa baik atau tidak baik sikap seseorang tidak mempengaruhi adanya penggunaan jamban keluarga di Desa
5.2.3 Kebiasaan Responden
Kebiasaan masyarakat adalah ruang lingkup yang mencakup
kebiasaan yang berlaku dimasyarakat bila ingin BAB. Dari hasil penelitian, responden yang memiliki kebiasaan yang baik (44 orang) 38,3% dan kebiasaan buruk 71 orang (61,7%). Responden yang memiliki
kebiasaan yang buruk dapat dilihat dari saluran pembuangan akhir tinja disalurkan ke parit pula, jadi responden menganggap sama saja
menggunakan jamban ataupun tidak menggunakan jamban.
Responden yang memiliki kebiasaan yang buruk lebih banyak
responden yang memiliki aktivitas di luar rumah dari pada di dalam rumah seperti ke ladang, responden biasanya memiliki kebiasaan berangkat ke ladang jam 07.30 dan pulang kembali ke rumah pukul 18.00 belum lagi
jarak dari rumah ke ladang yang cukup jauh, sehingga menghabiskan banyak waktu juga diperjalanan.
Berdasarkan hal tersebut maka kebiasaan responden untuk menjelaskan fungsi jamban kepada anak-anak, membiasakan anak BAB dijamban, membiasakan anak untuk membersihkan jamban secara rutin,
membiasakan BAB di jamban keluarga menjadi sangat tidak penting bagi responden, karena responden menganggap hal itu tidak terlalu penting, dan
secara umum peneliti melihat bahwa responden tidak terlalu memperhatikan kegiatan sehari-hari anak-anak mereka. Apabila ditanyakan maka responden pun menjawab bahwa semua hal itu bisa di
justru anak-anak yang belum memiliki jamban lebih mampu merusak kebiasaan baik anak yang memiliki jamban, karena mereka bermain
bersama di sungai jadi terkadang anak-anak responden mandi dan BAB di sungai
Untuk kenyamanan responden, yang menyatakan tidak nyaman menurut pengamatan peneliti karena kondisi sanitasi jamban yang kurang baik seperti tidak memiliki atap ataupun pintu sehingga pemakai kamar
mandi kurang nyaman untuk memakainya dan memilih untuk BAB di parit ataupun sungai.
Di Desa Pegagan Julu III menurut pengamatan peneliti, tidak adanya peraturan yang mengatakan tidak boleh buang air besar di sungai dan diparit, ini merupakan salah satu hal yang mendukung mengapa
responden masih memiliki kebiasaan buang air besar di sungai/diparit dengan alasan ke ladang ataupun dekat dengan parit. Apabila tidak ada
aturan yang melarang, masyarakat akan selalu buang air besar di tempat tersebut dan akan menjadi kebiasaan buruk. Menurut Notoatmodjo (2003) menyatakan untuk berperilaku sehat, undang-undang atau
peraturan-peraturan-peraturan juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.
Dari hasil penelitian analisis Chi-Square (X2) yang telah dilakukan yaitu ada hubungan antara kebiasaan masyarakat dengan penggunaan jamban keluarga. Baik buruknya kebiasaan masyarakat seseorang
keluarga sangat dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat, pemanfaatan jamban keluarga (Randy Maulana, 2009). Dalam hal ini perlunya di
tingkatkan peran kepala desa untuk mengeluarkan sangsi ataupun denda bagi masyarakat yang tidak menggunakan jamban secara rutin agar
masyarakat dapat mengubah kebiasaan buruk, agar tidak membuang air besar di sembarangan tempat.
5.3 Faktor Pemungkin
Faktor pemungkin adalah faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik atau fasilitas kesehatan didalam penelitian ini yang menjadi faktor
pemungkin antara laian : kecukupan air bersih dan sanitasi dasar. 5.3.1 Kecukupan Air Bersih
Aktivitas di dalam rumah tangga tidak lepas dari kebutuhan air
bersih untuk MCK. Berdasarkan sumber air bersih responden pada umumnya menggunakan sumur bor dan sumur gali. Untuk keperluan
air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya syarat Kuantitas, Kualitas,dan Kontinuitas.
Menurut Permenkes 416/Menkes/Per/1990, untuk keperluan air
bersih harus memenuhi beberapa persyaratan. Diantaranya adalah syarat kuantitas, dimana tersedia air bersih minimal 60 liter/orang/hari.
Hasil penelitian yang dilaksanakan pada Ibu Rumah Tangga yang memiliki jamban di Desa Pegagan Julu III tentang kecukupan air bersih, dari 115 responden secara umum yaitu 88 orang responden
memenuhi persyaratan kuantitas hal ini disebabkan kemungkinan responden tersebut menggunakan tenaga listrik/ mesin pompa air untuk
dapat memperoleh air bersih, dan tidak memiliki tempat penampung/ bak yang cukup besar sehingga apabila mati lampu mereka tidak bisa
memperoleh air bersih untuk aktivitas BAB sehingga responden pergi ke parit/ sungai untuk BAB.
Syarat kualitas air secara fisik adalah tidak berwarna, tidak berasa,
dan tidak berbau. Hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Pegagan Julu III tentang kualitas Fisik Air air bersih ternyata dari 115 responden
yang tidak memenuhi syarat kualitas fisik air sebanyak 39 orang responden. Dan pada umumnya air yang berwarna berasal dari sumber air yang dari sungai.
Selain berdasarkan kuantitas dan kualitas, air bersih juga harus memenuhi persyaratan kontinuitas. Berdasarkan kontinuitas, air bersih
yang ada pada Desa Pegagan Julu III dari 115 responden ada 83 orang responden yang memenuhi syarat kontinuitas dan ada 32 orang responden yang tidak memenuhi syarat kontinuitas hal ini disebabkan
juga karena banyak responden yang menggunakan tenaga listrik untuk bisa memperoleh air dan jarak rumah responden yang jauh dari sumber
air bersih dari sungai membuat terkadang air tidak sampai ke rumah responden
Kecukupan air bersih di Desa Pegagan Julu III pada umumnya
banyak masyarakat yang menggunakan sumur gali untuk kebutuhan air bersihnya dan memiliki timba, sehingga apabila mati lampu untuk
memperoleh air bersih tetap tidak terganggu.
Dari hasil penelitian analisis Chi-Square (X2) yang telah dilakukan yaitu tidak ada hubungan antara kecukupan air bersih dengan
penggunaan jamban keluarga dan dapat dikatakan bahwa cukup atau tidak cukup air untuk BAB seseorang tidak mempengaruhi
penggunaan jamban keluarga di Desa Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi.
5.3.2 Sanitasi Jamban
Penilaian sanitasi jamban dikategorikan memenuhi syarat apabila seluruh penilaian observasi dimiliki oleh jamban responden,
dan tidak memenuhi syarat apabila salah satu syarat penilaian tidak terpenuhi. Oleh sebab itu dapat disimpulkan dari hasil penelitian
diperoleh bahwa sebagian besar Sanitasi Jamban Keluarga responden tentang penggunaan jamban dari 115 responden memiliki Sanitasi Jamban Keluarga yang tidak memenuhi syarat sebanyak 95 orang
(82,6%) dan memenuhi syarat sebanyak 20 orang (17,4%)
Menurut pengamatan peneliti responden yang tidak memenuhi
akhir jamban mereka, dan begitu pula responden yang dekat dengan jurang lebih memilih menggunakan jamban cubluk dan pembuangan
akhir mereka langsung ke jurang. Begitu pula ventilasi untuk jamban banyak responden yang tidak memiliki ventilasi, dan mengagap tidak
begitu penting untuk dibuat.
Dari hasil penelitian analisis Chi-Square (X2) yang telah dilakukan yaitu ada hubungan signifikan antara sanitasi dengan
penggunaan jamban keluarga. Sanitasi yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat mempengaruhi penggunaan jamban keluarga.
Dalam hal ini perlunya di tingkatkan peran kepala desa untuk berperan dalam mengeluarkan sangsi ataupun denda bagi masyarakat yang tidak memiliki septik tank, karena masyarakat hanya memiliki jamban
namun banyak masyarakat yang tidak memiliki septik tank, hal ini tentu dipengaruhi pula dari pengetahuan masyarakat tentang perlunya
kepemilikan septik tank untuk setiap rumah tangga.
5.4Faktor Penguat
Faktor penguat adalah Faktor-faktor yang memperkuat terjadinya
perilaku, dalam hal ini faktor yang mendorong tidak menggunakan jamban keluarga. Adapun yang menjadi penguat dalam penelitian ini
5.4.1 Peran Penyuluh Kesehatan
Hasil penelitian diketahui secara umum responden mengatakan
bahwa petugas kesehatan pernah melakukan menyuluhan tentang jamban sehat. Tetapi masih ada responden yang mengatakan tidak tahu ataupun tidak pernah dilakukan penyuluhan jamban di Desa Pegagan
Julu III, hal ini disebabkan sikap responden yang tidak ingin tahu tentang kesehatan atau pun memiliki hubungan tidak baik dengan kader
setempat sehingga tidak mau menghadiri penyuluhan kesehatan.
Berdasarkan wawancara peneliti terhadap petugas kesehatan puskesmas sumbul, para petugas penyuluh kesehatan pernah
melakukan penyuluhan tentang kepemilikan jamban dimana mereka menjelaskan secara jelas manfaat, jenis jamban, dan bahaya-bahaya
yang ditimbulkan jika tidak memiliki dan menggunakan jamban untuk BAB. Penyuluh kesehatan sering melakukan penyuluhan namun untuk
penyuluhan kepemilikan dan penggunaan jamban baru 1 (satu) kali dilakukan dalam tahun 2015, namun penyuluhan masih akan dilakukan kedepannya. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan di kantor kepala desa
dan yang memberi materi petugas kesehatan dari puskesmas namun dari dinas kesehatan juga ikut berpartisipasi.
Oleh sebab itu faktor peran penyuluh bukan salah satu yang membuat
masyarakat tidak menggunakan jamban.
Dari hasil penelitian analisis Chi-Square (X2) yang telah dilakukan yaitu tidak ada hubungan antara peran penyuluh kesehatan dengan penggunaan jamban keluarga dan dapat dikatakan bahwa
berperan atau tidak berperan peran penyuluh kesehatan air untuk BAB seseorang tidak mempengaruhi penggunaan jamban keluarga di Desa
Pegagan Julu III Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi.
Peran penyuluh kesehatan di Desa Pegagan Julu III sudah cukup baik karena pihak puskesmas dan bidan desa bekerja sama untuk
melakukan penyuluhan di desa-desa kecamatan sumbul. Oleh sebab itu, yang perlu ditingkatkan adalah peran masyarakat untuk memahami dan
bertanggung jawab dalam memelihara jamban sehat.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik Ibu Rumah Tangga mayoritas berumur > 30 tahun yaitu sebanyak 78 orang (67,8%), suku mayoritas responden suku batak sebanyak 91 orang (79,1%), agama mayoritas responden beragama
Kristen katolik yaitu 58 orang (50,4%), mulai memiliki jamban mayoritas responden memiliki jamban mulai > tahun 2010 yaitu 72 orang (62,6%), jumlah anggota keluarga mayoritas responden ≤ 5 orang yaitu sebanyak
100 orang (87,0%), Tingkat Pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 52 orang (45,2%) dan berdasarkan
Pekerjaan responden mayoritas petani yaitu 104 orang (90,4%).
2. Ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan jamban keluarga dengan nilai (p=0,001) < dari α (0,05)
3. Tidak ada hubungan signifikan antara sikap dengan penggunaan jamban keluarga dengan nilai (p=1,000) > dari α (0,05)
4. Ada hubungan signifikan antara kebiasaan dengan penggunaan jamban keluarga dengan nilai (p=0,0001) < dari α (0,05)
5. Tidak ada hubungan signifikan antara Kecukupan Air Bersih dengan penggunaan jamban keluarga dengan nilai p value (p=0,521) > dari α
6. Ada hubungan signifikan antara Sanitasi Jamban dengan penggunaan jamban keluarga dengan nilai (p=0,000) < dari α (0,05)
7. Tidak ada hubungan signifikan antara Peran Penyuluh Kesehatan dengan penggunaan jamban keluarga dengan nilai (p=0,192) >dari α (0,05).
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan antara lain kepada :
1. Dinas Kesehatan diharapkan dapat lebih meningkatkan penyuluhan
tentang jamban keluarga dan terus melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap penggunaan jamban keluarga di Desa Pegagan Julu III guna meningkatkan pengetahuan responden tentang penggunaan jamban dan
sebaiknya pemerintah membangun jamban umum di dekat ladang masyarakat.
2. Bagi kepala desa disarankan untuk membuat peraturan ataupun larangan untuk masyarakat yang BAB di sungai/parit, agar masyarakat tidak memiliki kebiasaan BAB disungai/diparit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak bisa diamati oleh pihak luar. Pada dasarnya
perilaku adalah keseluruhan pemahaman dan aktivitas seseorang yang bersama antara faktor eksternal dan internal (Edberg, 2009).
Perilaku manusia terbentuk karena kebutuhan biologis, sosial, dan rohani.
Adanya dorongan atau motivasi, faktor perangsang, pengaruh sikap dan kepercayaan. Suatu perilaku tertentu dikondisikan melalui aplikasipenguatan
positif dan negatif yang dikaitkan dengan perilaku. Penguatan dapat diberikan dalam interval berbeda atau terjadwal untuk memberi efek berbeda dalam memelihara perilaku, dan perilaku dapat dipelajari melalui pembentukan dengan
menguatkan perkiraan perilaku yang semakin dekat dengan perilaku sebenarnya. Pada perilaku yang beragam itu, ada perilaku yang tidak menunjang kesehatan
yaitu faktor penyebab masalah kesehatan (Edberg, 2009).
Perilaku hidup sehat yang mencakup factor internal dan eksternal akan mempengaruhi standar hidup. Ada empat faktor yang mempengaruhi hidup sehat
yaitu motivasi, kemampuan, persepsi dan kepribadian. Motivasi adalah suatu kekuatan yang mendorong orang berperilaku tertentu, kemampuan menunjukkan