• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI AKHLAK TEPUJI DAN AKHLAK TERCELA MELALUI METODE GALLERY OF LEARNING PADA SISWA KELAS VIII SMP ISLAM SUDIRMAN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI AKHLAK TEPUJI DAN AKHLAK TERCELA MELALUI METODE GALLERY OF LEARNING PADA SISWA KELAS VIII SMP ISLAM SUDIRMAN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperol"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI

MATERI AKHLAK TEPUJI DAN AKHLAK TERCELA

MELALUI METODE GALLERY OF LEARNING

PADA SISWA KELAS VIII SMP ISLAM SUDIRMAN

KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

MILA MADATUL CHUSNA

NIM. 11113034

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI

MATERI AKHLAK TEPUJI DAN AKHLAK TERCELA

MELALUI METODE GALLERY OF LEARNING

PADA SISWA KELAS VIII SMP ISLAM SUDIRMAN

KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

MILA MADATUL CHUSNA

NIM. 11113034

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

v

MOTO

Melangkah untuk lebih baik, keyakinan esok hari

akan datang sejuta harapan.,

Menengok kebelakang sebagai pengalaman dan jauh

melihat kedepan akan manis sebuah keberhasilan.,

Melihat keatas untuk sejenak kesemangatan dan

memandang kebawah untuk sebuah rasa syukur.,

Keyakinan pada Tuhan akan member jalan semua

(8)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan keapada

:

1.

Kedua orang tuaku tercinta, yang senantiasa memberiku

begitu banyak kasih sayang, dukungan, perjuangan, dan

pengorbanan hingga sekarang.

2.

Seluruh keluarga besarku yang tak henti-hentinya selalu

mendo’akanku

3.

Dosen Pembimbingku Drs. SumarnoWidjadipa, M.Pd yang

telah memberiku begitu banyak pengarahan, bimbingan,

pengalaman, hingga skripsi ini terselesaikan.

4.

Sahabatku Muhammad Amirudin, yang tidak pernah lelah

memberiku semangat, dukungan, untuk segera menyelsaikan

skripsi ini.

5.

Teman-temanku seperjuangan Anna, Eko, Agung, Qomar,

Yoga, Anggun, Galuh, Etta, Nelly, Linda, Tiwi semoga

kesuksesan selalu menyertai kita.

(9)

vii

ABSTRAK

Madatul Chusna, Mila. (11113034) .2017. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi Akhlak Terpuji Dan Akhlak Tercela Melalui Metode Gallery Of Learning Pada Kelas VIII SMP Islam Sudirman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar dan Metode Gallery Of Learning

Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui penerapan metode Gallery Of Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi Akhlak Tercela dan Akhlak Terpuji mata pelajaran PAI pada kelas VIII SMP Islam Sudirman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. 2). Untuk mengetahui penerapan metode Gallery Of Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi Akhlak Tercela dan Akhlak Terpuji mata pelajaran PAI pada kelas VIII SMP Islam Sudirman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus yang dari tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi.

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunianya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.

Penelitian yang diberijudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN PAI MATERI AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA MELALUI METODE GALLERY OF LEARNING KELAS VIII SMP ISLAM SUDIRMAN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”, pada dasarnya diadakan penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran PAI dan dengan sasaran akhir untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus ketiga, penerapan metode pada siswa kelas VIII SMP Islam Sudirman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018 dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela.

Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak mungkin skripsi ini tidak mungkin bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

(11)
(12)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

(13)

xi

3. Langkah-langkah Penelitian ... 13

4. Instrument Penelitian ... 15

3. Pengertian Hasil Belajar... 21

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22

B. Gallery Of Learning ... 28

D. Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela... 39

(14)

xii

E. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ... 46

1. Pengertian KKM ... 46

2. Macam-macam KKM ... 47

3. Fungsi KKM ... 48

4. Prinsip Penetapan KKM ... 49

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 52

1. Letak Geografis SMP Islam Sudirman ... 52

2. Keadaan Guru dan Karyawan ... 53

3. Sarana dan Prasarana ... 53

4. Visi dan Misi SMP Islam Sudiraman ... 55

B. Pelaksanaan Penelitian ... 55

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 ... 56

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 58

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN A. Deskripsi Penelitian Pra Siklus ... 63

B. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 64

(15)

xiii

2. Siklus II ... 70

3. Siklus III ... 76

C. Pembahasan ... 81

1. Rekapitulasi ... 81

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

1. Bagi siswa ... 86

2. Bagi Guru ... 86

3. Bagi Sekolah ... 87

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tebel 3.1 Tabel Guru SMP Islam Sudirman ... 52

Table 3.2 Tabel Karyawan SMP Islam Sudirman... 53

Table 3.3 Sarana dan Prasarana SMP Islam Sudirman ... 53

Tabel 3.4 Tabel Lapangan SMP Islam Sudirman ... 54

Tabel 4.1 Tabel Hasil Tes Pra Siklus ... 63

Table 4.2 Tabel Hasil Observasi Guru sikuls I ... 65

Tabel 4.3 Tabel Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 66

Tabel 4.4 Tabel Hasil Tes Siklus I ... 67

Tabel 4.5 Tabel Hasil Observasi Guru Siklus II ... 71

Tabel 4.6 Tabel Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 72

Tabel 4.7 Tabel Hasil Tes Siklus II ... 73

Tabel 4.8 Tabel Hasil Observasi Guru Siklus III ... 76

Tabel 4.9 Tabel Hasil Observasi Siswa Siklus III ... 77

Tabel 4.10 Tabel Hasil Tes Siswa Siklus III ... 78

Tabel 4.11 Tabel Hasil Rekapitulasi Nilai Per Siklus ... 81

Tabel 4.12 Tabel Hasil Rekapitulasi KKM Individual Per Siklus ... 82

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Lampiran Dokumentasi pembelajaran

Lampiran Lembar Observasi Guru

Lampiran Surat Pengantar Lembaga

Lampiran Surat Keterangan Penelitian

Lampiran Lembar Konsultasi

Lampiran SKK

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran.

Dalam sistem pendidikan ini, guru menempati posisi sentral dalam ujung tombak pendidikan, seorang pendidik dituntut mampu untuk membina, mencetak siswa didiknya menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan berakhlakkul karimah. Seorang guru juga diharuskan memiliki kemampuan sebagai pendidik dan pengajar yang menguasai materi pelajaran serta pandai dalam menyampaikan materi dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dan tepat.

(19)

2

terjadinya proses belajar mengajar serta berbagai usaha yang harus dilakukan untuk menumbuhkan daya tarik dan semangat belajar bagi peserta didik. Perkembangan mental peserta didik di sekolah lain, meliputi kemampuan bekerja secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus memberikan pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi.

Proses pembelajaran juga harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik. Dalam proses pendidikan islam, metode mempunyai kedudukan penting untuk pencapaian tujuan karena ia menjadi sarana dalam menyampaikan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum. Tanpa metode, suatu pelajaran tidak dapat terproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan yang diharapkan. Metode pembelajaran sangat beragam tentunya, penggunaan metode ini harus disesuaikan dengan materi pelajaran, tujuan penggunaan metode, situasi dan kondisi, kemampuan pendidik mengamplikasikannya, dan sarana atau fasilitas yang ada.

(20)

3

Agama merupakan hal yang sangat urgen dalam kehidupan, baik anak-anak, remaja, dewasa ataupun orang tua. Jika seseorang tidak memahami ajaran agama dengan baik, maka tak heran jika perbuatan dan perilakunya sangan jauh dari dikatakan baik. Apabila seorang manusia tidak dibekali ilmu agama sejak dini maka di masa mendatang akan sulit untuk mempelajari mulai dari awal, namun itu tidak bisa digeneralisir tapi pada umumnya memang seperti itu. Apalagi remaja, kata ini tidak asing bagi setiap insan karena pada masa inilah pembentukan karakter dari setiap manusia ditentukan. Remaja identik dengan kondisi labil dan penuh gejolak baik yang baik, maupun yang buruk, tinggal tergantung pemahaman mereka masing-masing.

Pada masa inilah berbagai tawaran dan tantangan dihadapkan bagi seorang remaja, apabila dalam pembentukan pemahaman mereka baik dan tertata untuk disiapkan menjadi anak yang soleh. Pendidikan agama bagi remaja sangatlah penting untuk meluruskan berbagai persepsinya yang salah dan memberikan modal keimanan untuk mengarungi hidupnya dimasa mendatang.

(21)

4

Ilmu Akidah Akhlak merupakan suatu disiplin ilmu yang menduduki posisi yang amat penting dijajaran ilmu islam, karena di dalamnya menyangkut pembentukan karakter siswa yang berkenaan dengan perilaku terpuji dan perilaku tercela. Sehingga, ilmu ini seyogyanya tidak hanya sebatas pengetahuan belaka namun menuntut semua siswa memahaminya sebagai bekal siswa didik dapat mengenal ajaran islam secara baik dan benar.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada tanggal 12 Agustus 2017 proses pembelajaran di sekolah SMP Islam Sudirman Kec Sumowono Kab Semarang, metode yang digunakan yaitu dengan metode ceramah dan penugasan dengan menggunakan buku LKS, jadi siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Permasalahan siswa yang cukup komplek, yaitu ada beberapa siswa yang memiliki karakter dan perlu pendekatan khusus dalam memotivasi agar semangat dalam belajar. Adapun permasalahan siswa yang tidak masuk kelas, siswa yang mengerjakan tugas kurang teliti (tergesa-gesa), siswa kurang fokus dalam belajar, banyak siswa yang mengantuk, ngobrol sendiri, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru. Dengan demikian pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu keterbatasan media yang digunakan guru, sehingga siswa merasa bosan dan cenderung cuek.

(22)

5

pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (Wiriaatmadja 2005:13). Sehingga dengan penerapan PTK menggunakan metode Gallery Of Learning diharapkan mampu memberi perubahan terhadap mutu pembelajaran. Sehingga menumbuhkan semangat siswa untuk lebih semangat lagi dalam pembelajaran PAI. Metode Gallery Of Learning merupakan suatu metode Aktif Learning . Gallery of learning (gallery belajar), aktivitas ini adalah cara untuk menilai dan merayakan apa yang telah peserta didik pelajari setelah rangkaian pelajar studi, (Silberman, 1996:264).

Dalam penelitian ini peneliti tertarik mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela Melalui Metode Gallery Of Learning Pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Sudirman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah peneliti ini adalah :

(23)

6

2. Apakah metode Gallery Of Learning dapat mencapai target KKM kelas pada siswa kelas VIII SMP Islam Sudirman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu atau hasil pembelajaran dan layanan sebagai guru yang profesional. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan antara lain untuk :

1. Untuk mengetahui peningkatan metode Gallery Of Learning terhadap hasil belajar pada siswa kelas VIII SMP Islam Sudirman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Untuk mengetahui target pencapaian KKM kelas pada siswa kelas VIII SMP Islam Sudirman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Penelitian

(24)

7

Adapun hipotesis yang penulis ajukan sebagai dugaan awal adalah bahwa penggunaan metode Gallery Of Learning jika dilakukan dengan baik maka dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI pada Siswa kelas VIII SMP Islam Sudirman Sumowono.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini didasarkan pada manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya, memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama dibidang pengajaran PAI. Dan diharapkan metode tersebut dapat diterapkan dalam mata pelajaran yang lain.

2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat :

1) Meningkatkan motivasi belajar siswa 2) Meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Siswa tertarik terhadap pelajaran PAI.

(25)

8

b. Manfaat bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat :

1) Meningkatkan motivasi guru dalam memperbaiki strategi pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

2) Meningkatkan mutu profesionalitas guru.

3) Lebih percaya diri dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.

c. Manfaat bagi sekolah

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi sekolah sebagai pengola pendidikan, antara lain :

1) Dapat digunakan sebagai pembaharuan pendidikan di sekolah.

2) Dapat digunakan untuk perbaikan strategi dalam proses belajar mengajar.

3) Dapat meningkatkan kualitas out put sekolah.

F. Definisi Oprasional

1. Peningkatan

(26)

9 2. Hasil Belajar

Menurut Bloom (Supriono,2009:6-7) Hasil Belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, penjelasan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, dan evaluation (menilai). Hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

Pokok-pokok penting yang menggambarkan atau merupakan karakteristik dari belajar adalah :

a. Belajar menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik yang actual maupun potensial,

b. Perubahan hasil belajar dicirikan dengan diperolehnya dari kecakapan baru yang bersifat fungsional.

c. Perubahan hasil belajar terjadi karena usaha, artinya dilakukan dengan sengaja. (Nasution 1998:3)

(27)

10

3. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

KKM (Kreiteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun pelajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

a. KKM Individual dan Kelas

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika siswa mencapai target KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolahan masing-masing, di SMP Islam Sudirman menentukan KKM Individuanya yaitu 70. Siswa dikatakan tuntas KKM individualnya apabila siswa dapat mencapai nilai 70. Sedangkan Ketuntasan kelas dikatakan tuntas apabila mencapai target KKM 85% dari seluruh siswa. (Depdikbud dalam Trianto, 2010:241).

(28)

11

penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaran PAI di sekolah SMP Islam Sudirman Sumowono menentukan ketuntasan individual atau KKM Individual adalah dengan nilai 70.

4. Metode Gallery Of Learning

Metode Gallery Of Learning merupakan salah satu model pembelajaran dalam strategi active learning. Gallery of learning (gallery belajar), aktivitas ini merupakan cara untuk menilai dan merayakan apa yang telah peserta didik pelajari setelah rangkaian pelajar studi, (Silberman, 1996:264).

5. Akhlak

Berkaitan dengan arti Akidah Akhlak dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1996:17), berarti kepercayaan dasar, keyakinan pokok, sedangkan menurut istilah Islam yakni pandangan, pemahamanatau ide yang diyakini kebenarannya oleh hati sesuai dengan ajaran Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist. (Depdikbud 1996:17).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

(29)

12

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah memecahkan permasalahan nyata yang terjadi dalam kelas, serta mencari jawaban secara ilmiah, untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

Menurut Suharjono (2007:61) tujuan penelitian tindakan kelas diatas adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran sekolah.

b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan didalam dan diluarkelas.

c. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan. d. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah

sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan/subtainable.

Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (Sukardi, 2009:214), meliputi :

(30)

13

b. Tindakan, yaitu kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak diterapkannya pengajaran melalui model pembelajaran Gallery Of Learning.

c. Observasi, yaitu peneliti melakukan observasi awal dan melakukan observasi hasil tindakan lanjutan dengan pemantauan yang terfokus pada kegiatan siswa dan guru yaitu mencatat apa yang dilihat, didengar, dan diamati, selama proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk catatan lapangan.

d. Refleksi, yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamat.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang dikenai yaitu siswa siswi kelas VIII SMP Islam Sudirman Sumowono, mata pelajaran PAI materi Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela.

3. Langkah-langkah

(31)

14

a. Perencanan

Pada tahap ini dilakukan persiapan mata pembelajaran PAI dengan pokok pembahasan Perilaku tercela dan Perilaku Terpuji, diantaranya :

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Membuat sekenario pembelajaran.

3. Membuat lembar obsevasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas ketika strategi tersebut diaplikasikan.

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pelaksanaan RPP, dalam penyampaian materi guru menggunakan metode Gallery Of Learning.

c. Observasi

Peneliti mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Refleksi (reflecting)

(32)

15 4. Instrument penelitian

Instrument penelitian yaitu alat dan fasilitas yang digunakan dalam pengumpulan data, supaya pekerjaan lebih mudah hasilnya lebih baik (lebih cepat, lengkap dan sistematis). Instrument yang digunakan adalah siklus Tes, Pedoman Dokumentasi, Pedoman Observasi, Dokumen Siswa.

a. Tes

Dalam hal ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai kandungan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

b. Pedoman Dokumentasi

Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dengan memerhatikan sisi kemampuan siswa yang dikategorikan dalam tiga kategori : siswa kemampuan tinggi, siswa kemampuan sedang, dan siswa kemampuan rendah.

c. Pedoman Observasi

Dalam pedoman ini terdiri dari :

i. Pedoman observasi pengelolaan metode Gallery Of Learning, untuk mengetahui efektifitas metode tersebut.

(33)

16 4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Adalah untuk mengetahui perhatian dan motivasi anak dalam mengikuti pembelajaran Akidah Akhlak. Metode ini juga digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi fisik serta gambaran umum keadaan sekolah SMP Islam Sudirman Sumowono

Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dari pelaksanaan siklus dapat dilihat pada gambar alur dibawah ini :

b. Dokumentasi

(34)

17

c. Tes

Bentuk tes yang dipakai adalah isian dan esay. Yang mana siswa harus mengerjakan soal dengan menyelsaikannya dan menyebutkan beberapa contoh dari materi pokok.

5. Teknik Analisi Data

Untuk mengetahui keaktifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa atas data yang diperoleh. Pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu suatu hasil pengamatan yang menggambarkan fakta sesuai dengan data yang diperoleh, dengan tujuan untuk mengetahui prestasi yang dicapai siswa, serta untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Untuk menganalisa tingkat keberhasilan atau prosentase keberhasilan siswa. Setelah proses pembelajaran pada setiap putaran siklus diadakan evaluasi. Kemudian dari hasil evaluasi yang didapat baru dilakukan analisa.

Penghitungan analisa ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui nilai tes

b. Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa. Yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan sehingga akan diperoleh nilai rata-rata.

(35)

18

Ketuntasan belajar terbagi dalam dua kategori, yaitu secara individual dan klasikal. Berdasarkan petunjuk KTSP ketuntasan belajar ideal untuk setiap indicator adalah 0-100%, dengan batas kriteria ideal minimum 85% (Muslich, 2007:36)

H. Sistematika Penulisan

Rangkaian penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.

2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yaitu:

BAB I : Menguraikan tentang pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan penelitian, hipotesis tindakan, devinisi operasional, dan metodologi penelitian. Pada metodologi penelitian terdiri dari rancangan penelitian, subyek penelitian, siklus penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB II : Menjelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi : prestasi belajar, penerapan metode Gallery Of Learning, pengertian PAI, ruang lingkup PAI serta kriteria ketuntasan minimum (KKM).

(36)

19

Pelaksanaan penelitian, yang meliputi deskripsi pelaksanaan setiap siklus.

BAB IV : laporan hasil penelitian persiklus, refleksi keberhasilan, dan kegagalan pada tiap siklus.

BAB V : Merupakan bagian akhir penulisan yang mencakup

kesimpulan dan saran

(37)

20 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil

1. Hasil Belajar

Secara etimologi hasil belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu hasil dan belajar, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kridalaksana,1990:14,343) “Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) akibat usaha.” Sedangkan Belajar adalah berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu untuk merubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan pengalaman.

Belajar secara umum merupakan suatu kegiatan yang mengakiatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilkukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.(Darsono,2000:24)

(38)

21

Menurut Witherington, dalam bukunya Education Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

Dari beberapa definisi belajar di atas maka pembelajaran merupakan proses belajar. Dalam proses pembelajaran seorang individu melakukan kegiatan belajar. Sedangkan dalam belajar seseorang individu harus mampu mengadakan perubahan tingkah laku, perubahan yang diharapkan dari belajar atau pembelajaran adalah perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. (Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini,2012:86)

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne (Supriono,2009:21), hasil belajar itu berupa :

a. Informasi verbal yang kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahsa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah penerapan aturan. b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

(39)

22

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan akitvitas kognitif bersifat khas. c. Strategi Kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan Motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai,. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan (kognitif, afektif, dan psikomotorik) bukan hanya salah satu potensi saja.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada dasarnya, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). (Hamdani,2011:139)

a. Faktor Internal

(40)

23

1) Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentusudah memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang tinggi.

2) Faktor jasmani atau faktor fisiologis

(41)

24

3) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

4) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.

5) Bakat

(42)

25

seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat memengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar pada bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang sangat baik.

6) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya.kuat lemahnya motivasi turut memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu motivasi belajr perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.

(43)

26

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari atas dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.

Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut slameto (1995:60), faktor ekstern yang dapat memengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat.

1. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang itu terdorong untu belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

(44)

27

pendidikan infirmal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Perhatian orang tua juga dapat memberi motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadan yang baik untuk belajar.

2. Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkuang sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhu hasil belajarnya.

3. Keadaan lingkungan masyarakat

(45)

28

Oleh karena itu apabila seorang siswa bertempat tinggal disuatu lingkungan temannya yang rajin belajar kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

B. Metode Pembelajaran Gallery Of Learning.

1. Pengertian

Secara etimologi Gallery Of Learning atau Gallery Walk terdiri dari dua kata Gallery dan Learning. Gallery adalah pameran, pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, karya, atau gagasan pada khalayak ramai, sedangkan Learning adalah berjalan, melangkah dan belajar. (www.unhas.ac.id/arab/datafljurnalMarin.docx,2013:3)

Model pembelajaran Gallery Of Learning adalah salah satu bentuk dari pembelajaran Aktif Learning, aktifitas ini merupakan cara untuk menilai dan merayakan apa yang telah peserta didik pelajari setelah rangkaian pelajaran studi, metode ini baik digunakan untuk membangun kerja sama kelompok (cooperative learning) serta pembelajaran (Aktive Learning) yaitu saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar. Kemudian hal serupa pula dikemukakan oleh Machmudah, menyebut Gallery of Learning dengan sebutan galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari. (Silberman, 1996:264).

(46)

29

baru dan dapat mempermudah daya ingat jika sesuatu yang ditemukan secara langsung. Gallery Of Learning juga dapat memotivasi keaktifan siswa dalam proses belajar sebab bila sesuatu yang baru ditemukan berbeda antara satu dengan yang lainnnya maka dapat saling mengkoreksi antara sesama siswa baik kelompok maupun antar siswa itu sendiri.

Metode Gallery Of Learning adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun sekema sesuai hal-hal apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi di setiap kelompok untuk dipajang didepan kelas setiap kelompok menilai hasil karya kelompok lain yang digalerikan, kemudian dipertanyakan pada saat diskusi kelompok dan ditanggapi. Penggalerian hasil kerja dilakukan pada saat siswa telah mengerjakan tugasnya. Setelah semua kelompok melaksanakan tugasnya, guru memberi kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa. Dengan demikian mereka dapat belajar dengan lebih menyanangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai.

(47)

30 2. Tujuan Pembelajaran

Menurut Asmani, model pembelajaran Gallery Of Learning ini disebut dengan istilah model pembelajaran keliling kelompok. Model pembelajaran ini mempunyai tujuan agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan

pandangan serta pemikiran anggota lainnya.

(www.unhas.ac.id/arab/datafljurnalMarin.docx,2013:3)

Tujuan-tujuan lain dari metode pembelajaran Gallery Of Learning adalah sebagai berikut :

a. Menarik siswa kedalam topic yang akan dipelajari selama proses pembelajaran.

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pengetahuan dan keyakinan mereka tentang topik yang akan dibahas (pemahaman yang benar maupun yang kurang pas)

c. Memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya seperti (berfikir, meneliti, berkomunikasi, dan bekerjasama) dalam mengumpulkan ide-ide baru.

d. Mengajak siswa menemukan hal yang lebih dalam dari pengetahuan yang sudah mereka peroleh.

(48)

31

f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan sendiri cara mendemonstrasikan hal yang telah dipelajari (pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai).

3. Langkah-Langkah

a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 2 sampai 4 orang.

b. Memberikan kertas karton/plano kepada setiap kelompok. c. Menentukan topic atau tema pelajaran.

d. Memerintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan oleh para anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti. e. Memerintahkan mereka untuk membuat sebuah daftar pada kertas yang

telah diberikan yang berisi hasil pembelajaran dan memerintahkan juga untuk memberi judul atau menamai daftar tersebut.

f. Memerintahkan setiap kelompok untuk menempel hasil kerjanya didinding.

g. Memerintahkan mereka untuk berputar mengamati hasil kerja kelompok lain.

h. Mintalah salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan kelompok lain .

i. Meminta salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap kerja kelompok lain.

(49)

32 4. Kelebihan

a. Siswa terbiasa membangun budaya kerja sama memecahkan masalah dalam belajar.

b. Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran.

c. Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar temannya.

d. Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar. e. Membiasakan siswa member dan menerima kritik.

f. Siswa tidak terlalu menguntungkan pada guru, akan tetapi dapat membantu menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

5. Kelemahan

a. Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa menggantungkan kerja kelompoknya.

b. Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individual dan kolektif.

c. Pengaturan setting kelas yang lebih rumit.

(50)

33

e. Jika tanpa pembelajaran yang efektif dari guru, maka bisa terjadi apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.

C. Mata Pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) 1. Pengertian PAI

Secara umum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Al-Qur’an dan al-Hadist yang tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran islam, yakni Akidah, Syariah, dan Akhlak.

Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut para pakar pendidikan yang dikutip dari Syafaat, dkk (2008:15)

a. Zakiyah Drajat

Menurut Zakiyah Drajat dalam Syafaat, dkk. (2008:15) Pendidikan Agama Islam dirumuskan sebagai berikut :

1) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya dapat memehaminya dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).

(51)

34

3) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, mengkhayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakini menyeluruh, serta menjadikan keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. b. Sahilun A. Nasir

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam sengan sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Yakin ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran, dan sikap mental.

Jadi, Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang berupa pengajaran, bimbingan atau asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, mengkhayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.

(52)

35

Agama Islam juga menekankan kebutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, psikomotor, dan afektifnya. (BSNP, 2006:51).

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran PAI 1) Fungsi PAI

Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/Madrasah berfungsi sebagai beriku:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungngannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

(53)

36

e. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus dibidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

f. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. g. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan nirnyata), system dan fungsinya.

Fungsi adanya Pendidikan Agama Islam (Langgulung, 1780:178) yaitu :

a. Fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai akhlaq yang mengangkat manusia ke derajat yang lebih sempurna.

b. Fungsi sepiritual yang berkaitan dengan akidah dan iman. Fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia lain atau masyarakat, di mana masing-masing menyadari hak-hak dan tanggung jawabnya, untuk menyusun masyarakat yang harmonis dan seimbang.

2) Tujuan

(54)

37

berakhlakul karimah. Oleh karena itu semua pelajaran hendaknya seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Mengenai tujuan akhir dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengenai tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di Sekolah Menengah Umum adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia (BSNP, 2006:52)

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP/MTS bertujuan untuk :

a. Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. b. Mewujudkan manusia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin ibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

(55)

38

keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.

Menurut kurikulum PAI (2002) dalam Masjid (2012:16) Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslimyang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Ruang Lingkup PAI

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya terliputi dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-Hadist, keimanan, akhlaq, fiqih/ibadah dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup prewujudan dan keserasian, keselarasan, dan kesinambungan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas). (Masjid, 2012:13).

(56)

39 D. Akhlak Tercela dan Akhlak Terpuji

Aqidah dalam bahasa arab Indonesia ditulis Akidah, menurut etimologi, adalah ikatan, sangkutan. Disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya Iman atau keyakinan. Akidah di sini kedudukannya sangat sentral dan fundamental, karena, seperti telah disebutkan di atas menjadi asas sekaligus sangkutan atau gantungan segala sesuatu dengan islam, juga menjadi titik tolak kegiatan seorang muslim. Akidah Islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak yang maha esa yang disebut Allah. Allah maha Esa dalam segala zat, sifat, perbuatan, dan wujud-Nya. Kemahaesaan Allah dalam zat, sifat, perbuatan, dan wujud-Nya itu disebut dengan tauhid. (Mohammad Daud Ali,1998:199).

Sedangkan kata Akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa arab al-khuluq, yang secara etimologis berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at (Rachmat Djatnika, 1978:25). Dalam kepustakaan Akhlak

diartikan juga sikap yang melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku). (Mohammad Daud Ali,1998:346).

(57)

40

bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dan hubungannya antar umat beragama dan masyarakat sebagai wujud kesatuan dan persatuan bangsa. (Dapertemen Agama, 2003).

Secara umum materi pembelajaran Akidah Akhlak berisi materi pokok sebagai berikut :

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT b. Hubungan manusia dengan sesame manusia c. Hubungan manusia dengan lingkungan.

Adapun materi yang dipelajari dalam pembelajaran Akidah Akhlak dalam skripsi adalah berkenaan dengan pokok bahasan akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji meliputi : Zuhud dan Tawakal. Akhlak tercela meliputi : ananiah, Ghadab, Hasad, Ghibah, dan Namimah. (Siti Ainun Zara,2016:18)

1. Perilaku Terpuji a. Zuhud

(58)

41

tidak bermanfaat demi kehidupan akhirat . sedangkan menurut hasan al-Bashri, menyatakan bahwa zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud adalah seseorang lebih mempercayai apa yang ada ditangan Allah AWT, daripada apa yang ada ditanganmu.hakikat zuhud itu ada di dalam hati setiap manusia . adapun derajat tertinggi zuhud adalah apabila seseorang yang zahid tidak lagi menginginkan sesuatu selain Allah SWT, dan akhirat. ( Siti Ainun Zara,2016:17)

Ciri-ciri orang yang zuhud sebagai berikut :

a. Pengabdiannya kepada Allah tidak terpengaruh oleh harta dan kesenangan dunia.

b. Harta dunia bukan tujuan, tetapi sebagai sarana hidup. c. Lebih mengutamakan akhirat daripada dunia.

d. Orientasi hidupnya hanya Allah SWT.

e. Tidak merasa memiliki harta dunia, walaupun sebenarnya kaya.

b. Tawakal

(59)

42

tidak berarti harus meninggalkan doa dan ikhtiar. Doa dan ikhtiar haruslah tetap dilakukan, sedangkan keputusan yang terakhir diserahkan kepada Allah SWT. (Siti Ainun Zara, 2016:19)

Berdasarkan tingkatannya tawakal dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, sebagai berikut:

a. Tawakkalul Wakil artinya tawakalnya seseorang yang hatinya mersa tentram terhadap pemberian Allah SWT. Tawakal seperti itu adalah tawakalnya orang mukmin biasa, di mana seseorang mempercayakan urusannya kepada Sang Wakil, yaitu Allah SWT, karena ia telah yakin bahwa Allah SWT merasa belas kasihan kepadanya.

b. Tawakkalul Taslim artinya tawakalnya seseorang yang telah merasa cukup menyerahkan urusannya hanya kepada Allah SWT. Karena ia yakin bahwa Allah SWT telah mengetahui keadaan dirinya, artinya, seseorang sudah tidak lagi membutuhkan sesuatu selain hanya kepada Allah SWT. Tingkatkan tawakal seperti ini adalah tawakalnya para nabi dan wali.

Ciri-ciri orang yang bertawakal :

a. Merasa tenang dan tentram, tidak merasa gelisah dan berkeluh kesah. b. Menyerahkan diri atas semua keputusan kepada Allah SWT.

(60)

43 2. Akhlak Tercela

a. Ananiah

Ananiah berasal dari kata ana yang berarti aku, mendapat imbuhan kata iyah. Ananiah berarti keakuan, sifatnya biasa disebut egois, artinya sifat orang yang selalu mementingkan diri sendiri. Adapun orangnya bisa disebut individualis. (Siti Ainun Zara,2016:20)

Bahaya yang akan timbul karena sikap ananiah antara lain sebagai berikut :

a. Dicela oleh Allah SWT.

b. Dijauhi teman-teman dan orang lain. c. Merugikan diri sendiri dan orang lain.

d. Di akhirat mendapatkan balasan siksaan api neraka.

b. Ghadab

Gadhab (baca:ghodhob) secara harfiah berarti “marah” atau “pemarah”.

Maka marah dalam pengertian Ghadab bersifat negatif. Tentu saja sifat pemarah seperti itu dapat membakar jiwa dan menghanguskan akal.

Ghadab atau marah dapat dibedakan menjadi tiga macam, sebagai berikut.

a. Kemarahan yang terpuji adalah kemarahan yang timbul karena mempertahankan kehormatan, keluarga, dan agama.

(61)

44

c. Kemarahan yang dilarang, yaitu kemarahan yang disebabkan karena takabur, iri, dengki, dendam, dan sebagainya.

Akibat dari sifat Ghadab adalah sebagai berikut :

a. Merugikan diri sendiri dan orang lain. b. Dapat memutuskan hubungan silaturahmi.

c. Dijauhi oleh teman, tetangga, sahabat, dan orang lain. d. Meresahkan masyarakat.

e. Mendapatkan murka dari Allah SWT. (Siti Ainun Zara, 2016:21)

c. Hasad

Hasad menurut bahasa artinya dengki atau iri hati. Sedangkan secara istilah adalah usaha seseorang untuk memengaruhi orang lain supaya tidak senang terhadap orang yang memperoleh keberuntungan atau karunia dari Allah SWT. Pada dasarnya hasad itu berasal dari sikap sombong.( Siti Ainun Zara, 2016:22)

Akibat negatif dari sifat hasad dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut :

1. Tidak disukai dan dijauhi orang lain.

(62)

45 d. Ghibah

Ghibah secara bahasa adalah membiarakan keburukan atau aib orang lain, sedangkan menurut istilah, ghibah berarti membicarakan kejelekan dan kekurangan orang lain dengan maksud mencari kesalahan-kesalahannya baik jasmani, kekayaan, akhlak, agamanya, ataupun bentuk lahiriyah. Ghibah tidak terbatas melalui lisan saja, namun ghibah (menggunjing) bisa saja terdiri dengan tulisan (surat) atau gerakan tubuh.( Siti Ainun Zara,2016:23)

Tidak semua jenis ghibah dilarang dalam agama, ada beberapa jenis ghibah yang diperbolehkan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang benar dan tidak mungkin tercapai kecuali dengan ghibah, berikut ghibah yang diperbolehkan :

a. Ghibah untuk tujuan meminta nasihat.

b. Ghibah untuk memperingatkan pada kaum muslimin tentang suatu fatwa.

c. Usaha untuk mengubah suatu kemungkaran dan membantu seseorang dari perbuatan maksiat.

d. Member penjelasan dengan suatu sebutan yang terkenal pada diri seseorang meskipun itu sesuatu yang buruk, seperti sibisu, si pincang, dan si lain-lain.

e. Namimah

(63)

46

dengan orang lain dengan tujuan agar saling bermusuhan. (Siti Ainun Zara, 2016:24)

Akibat negatif yang dapat timbut dari sifat namimah adalah sebagai berikut :

a. Terjadinya permusuhan sesame kawan atau kelompok. b. Tersebarnya fitnah

c. Hilangnya rasa saling percaya. d. Timbulnya sikap suudzan

e. Hilangnya persatuan dan kesatuan

f. Menjadikan hidup dimasyarakat tidak nyaman.

E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

(64)

47 2. Macam- macam KKM

a. KKM Individual dan Klasikal

KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Trianto (2012:241-242) menyatakan bahwa untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

KB = T X 100% Tt

Dimana KB = Ketuntasan Belajar

T = Jumlah skor yang diperoleh siswa Tt = Jumlah skor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika siswa mencapai KKM individu yang telah ditetapkan dalam masing-masing sekolah berdasarkan pertimbangan MGMP. Dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas terdapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996;48)

b. KKM Nasional

(65)

48

penjabaran dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Lebih lanjut dikemukakan bahwa kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator adalah 75%. KKM Nasional menurut Nurman (2009) yaitu kriteria ketuntasan menunjukkan presentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasa ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 7. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal dibawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

3. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberi respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remidial atau layanan pengayaan.

(66)

49

c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolak ukur. Oleh kerena itu pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar disekolah.

d. Merupakan kontak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua.pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaranserta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dandukungan penuhnbagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.

(67)

50

untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolak ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

4. Prinsip penetapan KKM

Penetapan kriteria ketuntasan minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran disekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan.

b. Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasabn belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.

(68)

51

tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut. d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan

rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut. e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari

semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LBH/Rapor) peserta didik.

f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mencerminkan /menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki yang setara.

(69)

52 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Lokasi Geografis SMP Islam Sudirman

SMP Islam Sudirman beralamat di JL. Sukorini no 30 Sumowono, Sumowono, Kec. Sumowono Kab. Semarang Provinsi Jawa Tengah. SMP Islam Sudirman berlokasi di Kecamatan Sumowono, jarak kurang lebih 1 kilometer dari kantor kecamatan sumowono, SMP Islam Sudirman ini terletak di pinggir lapangan sawah gondang, dan tidak jauh juga dari pasar tradisional sumowono. SMP Islam Sudirman merupakan Yayasan yang didirikan pada tahun 1979 dengan luas tanah 4.300 M.

2. Keadaan Guru dan Karyawan

SMP Islam Sudirman, memiliki 16 orang Guru dan 5 orang karyawan, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2

Tabel 3.1

Tabel Guru di SMP Islam Sudirman

No NAMA JABATAN STATUS

1 Famridyo Suhono S. Pd Kepala sekolah GTY

2 Purwati, S. Pd Guru Mapel GTY

3 Sri Hartini, S. Pd Guru Mapel GTY

4 Mamik Yuniarti, S. Pd Guru Mapel DPK

5 Ir. Hartana Guru Mapel GTY

(70)

53

Table Karyawan di SMP Islam Sudriman

No NAMA JABATAN STATUS

Sarana dan Prasarana SMP Islam Sudirman adalah sebagai berikut :

Table 3.3

Table Sarana dan Prasarana SMP Islam Sudirman

(71)

54

Tabel Lapangan di SMP Islam Sudirman

NO. Jenis Lapangan Olah Raga Jumlah Keterangan

1. Bola Volly 1 Sedang

2. Bak Lompat Jauh 1 Baik

3. Sepak Bola 1 Milik Desa

5. Basket 1 sedang

(72)

55 4. Visi dan Misi SMP Islam Sudirman

SMP Islam Sudirman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang sebagai lembaga pendidikan tentunya mempunyai visi dan misi dengan harapan mewujudkan generasi bangsa yang unggul, dan berakhlakhul karimah berikut adalah visi dan misi SMP Islam Sudirman :

VISI :

“Membentuk Manusia Beriman dan Bertaqwa yang Berprestasi serta

Berbudi Pekerti/ Berakhlak Mulia.”

MISI :

1. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran islam sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunahnya.

2. Meningkatkan disiplin belajar mengajar dan etos kerja. 3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif.

4. Menumbuhkembangkan potensi yang ada pada siswa agar berprestasi dan mandiri.

5. Membudayakan sopan santun, cipta, rasa dan karsa.

B. Pelaksanaan Penelitian

(73)

56 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2. Menyiapkan materi PAI dengan pokok bahasan Akhlak Terpuji, dengan sub bahasan Perilaku Zuhud, dan Tawakal.

3. Membuat lembar siswa selama proses pembelajaran dengan metode Gallery Of Learning.

4. Membuat lembar observasi guru.

5. Membuat lembar pretest untuk mengetahui daya serap pada siswa dalam pembelajaran PAI.

6. Membuat lembar soal ulangan atau posttest untuk mengetahui hasil belajar setelah melakukan penelitian siklus 1.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus 1 ini, dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2017, dan kegiatan pembelajaran pada tahap ini adalah melaksanakan apa yang telah di tulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) :

1. Guru melakukan apresepsi pada siswa sebagai kegiatan awal untuk menghubungkan materi pelajaran yang akan dipelajari seperti melakukan Tanya jawab tentang akhlak terpuji.

(74)

57

3. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.

4. Siswa secara berkelompok membuat ringkasan atau bagan pada kertas karton yang telah disediakan sekreatif mungkin tentang materi pelajaran yang sudah dipelajari pada pertemuan ini.

5. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil ringkasan materi dengan menempelkan hasil ringkasan tersebut di papan tulis, dan menjelaskan apa yang telah diringkas.

6. Siswa dituntut untuk mengemukakan pendapat terhadap kelompok yang telah presentasi atau siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok tersebut apabila ada materi yang belum faham.

7. Guru melakuakan evaluasi.

c. Observasi

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Yang ditujukan untuk mengetahui keaktifan dari metode Gallery Of Learning dalam meningkatkan penguasaan materi PAI tentang Akhlah terpuji dan tercela yang telah dilaksanakan.

Pada siklus 1 inti kegiatan yang diamati adalah:

1) Aktifitas guru meliputi : a. Penyampaian Appresepsi b. Pendekatan terhadap siswa

(75)

58

d. Penggunaan metode e. Pemberian evaluasi 2) Aktifitas siswa meliputi :

a) Keaktifan dalam diskusi

b) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru c) Keaktifan dalam pembelajarn kelompok d) Keaktifan menjawab pertanyaan

e) Keaktifan mengemukakan pertanyaan

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan. Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan untuk dilakukan analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil penafsiran data, peneliti membuat kesimpulan hasil penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam tahap siklus I ini, digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus II dan III.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembalajaran.

2) Membuat materi PAI dengan pokok bahasan Akhlak Tercela dengan sub bahasan Ananiah, Hasad dan Ghibah.

(76)

59

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru. 5) Membuat lembar soal ulangan atau posttes untu mengetahui hasil

belajar siswa menggunakan metode Gallery Of Learning setalah dilakukan pembelajaran pada siklus II.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus II ini dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2017, kegiatan pembelajaran pada tahap ini adalah melakuakan pembelajaran yang telah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

1) Guru melakukan apresepsi sebagai kegiatan awal dengan melakukan Tanya jawab tentang perilaku-perilaku tercela disekitar siswa untuk menghubungkan materi pembelajaran.

2) Guru menjelaskan meteri pembelajaran menggunakan metode ceramah dan Gallery Of Learning dan menekankan penjelasan dari tiap tahap. 3) Guru menyiapkan kertas karton, siswa diminta untuk menggallerykan

atau mencatat tentang materi-materi yang telah dipelajari untuk mempermudah siswa mengingat pelajaran.

4) Siswa secara berkelompok berdiskusi tentang materi yang telah diberikan guru dan berdiskusi tentang contoh-contoh nyata perilaku tercela tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar

Tabel Guru di SMP Islam Sudirman
Table Karyawan di SMP Islam Sudriman
Tabel 3.4
Table Nilai siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun alasan penulis memilih judul analsis efektifitas sistem pengendalian internal terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan dalam perspektif ekonomi isLam (studi

[r]

“Namun mengaduh karena kepalan tanah?” Hallaj menjawab, “Karena orang-orang yang merajamku dengan batu tidak menyadari perbuatan mereka.. Mereka

C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc 19... C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk melihat besar pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan siswa General Conversation memilih Global English Language

sebelumnya untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dalam saliva, sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan untuk mengetahui pH saliva pada anak sekolah dasar.. desain

EBLUP merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk pendugaan area kecil, yang berawal dari ketidakmampuan BLUP (Best Linier Unbiased Predictor) dalam menduga

Berdasarkan perumusan masalah diatas, peneliti membatasi ruang lingkup pembahasan agar dalam penelitian laporan akhir ini tidak menyimpang dari permasalahan yang