Dwisanty., SE., M.Si.
The research was conducted in Boutiqe Gee Eight Distro Bandung. This study uses a brand trust as a variable (X1), brand loyalty as a variable (X2), and brand equity as a variable (Y). purpose of this study was to determine the effect of brand trust and brand loyalty to the brand equity. Sample used was a customer Boutiqe Gee Eight Distro Bandung where the number of samples used by 100 respondents. Test results showed that the hypothesis was partially and simultaneously there is a significant influence and a great relationship between brand trust (X1) and brand loyalty (X2) on brand equity (Y). It can be seen from the value t count (4.134)> t table (1.985) and Fhitung (23.489)> Ftabel (3.833) which means, in partial and simultaneous brand trust (X1) and brand loyalty (X2) have an influence on brand equity (Y) is very large,
Based on these results, showing that the results of research to brand trust, brand loyalty and brand equity are already in either category, then the company should further improve brand trust and brand loyalty to their brand equity also increased.
Penelitian ini dilakukan di Boutiqe Distro Gee Eight Bandung. Penelitian ini menggunakan kepercayaan merek sebagai variable (X1), loyalitas merek sebagai variable (X2), dan ekuitas merek sebagai variable (Y). tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek. Sample yang digunakan adalah pelanggan Boutiqe Distro Gee Eight Bandung dimana jumlah sample yang digunakan sebanyak 100 responden.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan terdapat pengaruh yang signifikan dan hubungan yang besar antara kepercayaan merek (X1) dan loyalitas merek (X2) terhadap ekuitas merek (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung (4,134) > t tabel (1,985) dan Fhitung (23,489) > Ftabel (3,833) yang artinya, secara parsial dan simultan kepercayaan merek (X1) dan loyalitas merek (X2) mempunyai pengaruh terhadap ekuitas merek (Y) yang sangat besar,
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa hasil penelitian untuk kepercayaan merek, loyalitas merek dan ekuitas merek sudah berada dalam kategori baik, maka sebaiknya pihak perusahaan lebih meningkatkan kepercayaan merek dan loyalitas merek agar ekuitas mereknya pun makin meningkat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan arus informasi yang semakin mempermudah
pera pelaku bisnis melakukan kegiatan bisnisnya. Selain itu, perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat terutama di sektor industri.
Perkembangan tersebut membuat setiap perusahaan yang berdiri di Indonesia harus memiliki daya saing yang cukup kuat dengan setiap perusahaan yang
menjadi pesaingnya. Daya saing yang biasanya terlihat dari produk dan merek (brand) yang di hasilkan oleh perusahaan dan memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumen.
Selain sebagai alat untuk memenangkan persaingan, Merek (brand) sangat penting bagi perusahaan karena sebuah nama itu sangat penting dan mudah di ingat oleh konsumen sehingga dapat meningkatkan dan membentuk citra di mata
konsumen. Jenis bisnis yang sedang berkembang pesat saat ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, khususnya Factory outlet dan Distribution
store atau biasa disebut Distro. Ditsro merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam pembuatan clothing dan distribusi. Clothing yang dimaksud berupa t-shirt, celana, boxer, kemeja, ikat pinggang, tas, dompet, sepatu, topi,
disebut Boudist. Boudist merupakan sebuah perusahaan yang khusus bergerak di bidang clothing dan pendistribusain tapi yang membedakan dengan distro adalah
produk tersebut hanya menjual produk sendiri tidak menerima titipan barang dari distro lain hanya fokus dengan merek dia sendiri dan boudist biasanya hanya menjual pakaian misalnya khusus menyediakan produk untuk wanita saja dan
tidak ada produk untuk laki_laki hal ini yang bisa membedakan distro dengan boudist (boutique distro).
Kota bandung merupakan kota yang melahirkan banyak distro atau boudist, yang tercatat ada 100 lebih distro yang masih produktif, data tersebut diperoleh
dari salah satu majalah yang terus mengikuti perkembangan distro di bandung yaitu majalah SUAVE atau bisa kunjungi di websitenya langsung di WWW.SUAVEMAGAZINE.COM, bahkan diantaranya ada yang menembus
pasar internasional. Di kota bandung ada beberapa tempat yang menjadi konsentrasi para pelaku bisnis distro yang dibedakan menjadi dua kelompok,
kelompok pertama mencakup distro yang berada di sekitar jl. Trunojoyo, jl. Dewi sartika, jl, Buah batu, jl. Sultan agung dan kelompok kedua adalah distro
distro-distro yang ada di plaza parahyangan. Pengelompokkan ini dibuat berdasarkan target market yang berbeda, hal ini dapat terlihat dari penetapan harga dan kualitas produknya yang berbeda pula. Kelompok pertama memilih target market dengan
segmentasi kalangan masyarakat yang memiliki ekonomi menengah ke atas, sedangkan untuk kelompok kedua lebih memilih target market dengan segmentasi
Salah satu Boutiqe Distro di bandung yaitu Gee Eight yang terletak di jl. Progo no. 3. Gee Eight berasal dari frase Girls on Eight. Eight (angka delapan)
menunjukkan suatu nilai di atas rata-rata. Ini merupakan cerminan para pengguna produk Gee*Eight yang memiliki kecerdasan, kecantikan, dan perilaku yang di atas rata-rata. Angka delapan menunjukkan suatu keseimbangan yang sungguh
sempurna.
Awal pertama Boutiqe Distro Gee eight ini dibuat oleh dua orang yaitu Reza
Sapta Utama pada awalnya mengembangkan sebuah usaha produksi pakaian jadi. Cukup lama berkecimpung di usaha ini menjadikan Utama Reza mengetahui
standar kualitas pakaian jadi yang baik dan Rizkina Eriana Utama merupakan gambaran sosok wanita saat ini yang kreatif, pintar, dan juga modis. Dengan kegemarannya dalam bidang fashion, Ina kini telah mengkoleksi berbagai jenis
pakaian yang menginspirasi dirinya untuk mendesain pakaian-pakaian yang cantik bagi para wanita. Dengan latar belakang yang dimiliki oleh dua saudara ini,
mereka mempunyai ide untuk bekerja sama dalam membentuk sebuah retail fashion yang fokus pada segmen wanita yang belum banyak dilirik pasar saat itu.
Dari ide itulah lahir Gee Eight pada tahun 2004.
Sejak pembukaan toko Gee Eight pertama kali pada tahun 2004, penjualan produk-produk Gee Eight mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan
pengintegrasian antara toko dan pabrik yang semakin kuat dimana produksi pabrik yang hanya dikhususkan untuk produk Gee Eight, kenaikan penjualan menjadi
Namun akhir-akhir ini banyak para pelanggan yang beralih dari Boutiqe Distro Gee Eight, dikarenakan layanan yang kurang memadai kepada para
pelanggannya sehingga pelanggan tidak merasakan lagi kepercayaan dan loyalitas yang diberikan karena pelayanan yang kurang baik kepada pelanggan dan bisa mempengaruhi ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight karena kualitas
produknya berkurang dari tahun ke tahun itu mungkin penyebab konsumen atau pelanggan Boutiqe Ditro Gee Eight berkurang. Padahal pemasukan terbesar dari
perusahaan itu sendiri ialah konsumen atau pelanggan, apabila kejadian seperti ini terus berlanjut, maka perusahaan itu sendiri akan bangkrut.
Banyak perusahaan yang menginginkan keuntungan atau profit secara optimal, namun kurang memikirkan apa yang dinginkan oleh pelanggan atau kosumen, tentunya hal ini akan berpengaruh kepada brand trust ( kepercayaan
merek) dan brand loyality (loyalitas merek) terhadap brand equity (ekuitas merek) perusahaan itu sendiri.
Menurut Delgado ( 2005;2) :
“Kepercayaan merek (Brand Trust ) adalah adanya harapan atau kemungkinan
yang tinggi bahwa merek tersebut akan mengakibatkan hasil yang positif terhadap konsumen”.
Menurut Lau dan Lee (1999:14) :
“Loyalitas merek (Brand Loyality) adalah perilaku niat untuk membeli sabuah
produk dan mendorong orang lain untuk melekukan hal yang sama”.
“Ekuitas merek (Brand Equity) adalah nilai tambah yang di masukan dalam
sebuah barang atau jasa , dimana nilai tambah ini merupakan refleksi dari bagaimana konsumen berpikir,merasakan, dan bertindak”.
Makna diatas bahwa merek tidak berupa fisik atau berwujud,namun
memberikan kepuasan tersendiri terhadap pembeli.
Maka dari arti tersebut apabila layanannya baik akan memberikan suatu
loyalitas konsumen tersendiri terhadap perusahaan tersebut, bila konsumen sudah merasa nyaman dengan merek tersebut.
Banyak perusahaan yang gulung tikar, dikarenakan tidak mampu beradaptasi
dengan konsumen dan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan yang tidak mengerti akan keinginan para pelanggan atau konsumen, tentu akan ditinggalkan oleh para pembeli. Padahal pemasukan terbesar dari
perusahaan itu sendiri ialah konsumen atau pembeli, apabila kejadian seperti ini terus berlanjut, maka perusahaan itu sendiri akan bangkrut.
Salah satu dari manfaat merek tersebut adalah memberikan kualitas layanan terhadap konsumen, sehingga memberikan timbal balik bagi perusahaan, yaitu
loyalitas para konsumen dan tentunya memberikan keuntungan optimal yang signifikan, bagi perusahaan tersebut.
Pada pinsipnya perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal.
Dengan memberikan kulitas layanan kepada konsumen adalah untuk mendapatkan kesetiaan dan kepercayaan konsumen bagi perusahaan itu sendiri yang berarti
Dibawah ini hasil data yang di peroleh pada Bputiqe Distro Gee Eight:
Tabel 1.1
Data penjualan atau transaksi pada Boutiqe Distro Gee Eight Pada tahun 2010
No Bulan Jumlah
1 Oktober 106
2 November 123
3 Desember 144
Jumlah 363
Sumber : Bouitiqe Distro Gee Eight
Tabel 1.2
Data Penjualan atau transaksi pada Boutiqe Distro Gee Eight pada tahun 2011
No Bulan Jumlah
1 Januari 41
2 Februari 57
3 Maret 58
Jumlah 156
Sumber : Bouitiqe Distro Gee Eight
Dari data diatas terlihat bahwa jelas sekali terlihat penurunan penjualan atau transaksi yang sangat besar pada tahun 2011 di Boutiqe Distro gee Eight bisa
1.1. Penurunan penjualan atau transaksi yang di alami oleh Boutiqe Distro Gee Eight Bandung karena kurangnya pelayanan yang baik pada pelanggan atau
kosumen dan berkurangnya kualitas produk pada saat ini sehingga konsumen atau pelanggan tidak membeli lagi produk tersebut, maka dari itu Boutiqe Distro Gee Eight harus mengembalikan kepercayaan konsumen sehingga konsumen akan
percaya dengan pelayanan dan produk yang diberikan oleh perusahaan dan apa bila perusahaan memberikan pelayanan yang baik maka konsumen akan
memberikan loyalitas yang baik kepada perusahaan dan berpengaruh kepada ekuitas merek perusahaan tersebut, Bila hal ini tidak ditangani serius oleh perusahaan maka perusahaan akan bangkrut karena pelayanan yang diberikan
kurang baik terhadap pelanggan atau konsumen.
Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang terjadi di Boutiqe
Distro Gee Eight maka itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai:
“PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN LOYALITAS
MEREK TERHADAP EKUITAS MEREK PADA PELANGGAN BOUTIQE
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.2 Identifikasi Masalah
Pada umumnya setiap perusahan menginginkan para konsumen mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, maka dari itu perusahaan
pun harus memberikan kualitas layanan kepada konsumen sebagaimana yang diharapkan.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen dapat bermacam-macam, antara lain : Pemberian balas jasa yang lebih besar, pemberian pelayanan yang baik kepada pembeli, pemberian informasi yang benar kepada pembeli. Dalam hal
ini penulis membatasi masalah hanya pada peningkatan kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian ini, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana kepercayaan merek yang diberikan pelanggan pada
Clothing Gee Eight Bandung
2) Bagaimana loyalitas merek yang dirasakan oleh Pelanggan Clothing Gee Eight Bandung
4) Seberapa besar pengaruh kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek secara parsial dan simultan pada Clothing Gee
Eight Bandung
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan terhadap loyalitas dan
ekuitas pada Bouitqe Distro Gee Eight Bandung. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana kepercayaan merek yang diberikan
pelanggan pada Clothing Gee Eight Bandung.
2. Untuk mengetahui bagaimana loyalitas merek yang dirasakan oleh
pelanggan pada Clothing Gee Eight Bandung.
3. Untuk mengetahui bagaimana ekuitas merek pada Clothing Gee Eight
Bandung.
4. Untuk mengetahui besarmya pengaruh kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek secara parsial dan simultan
1.4 Kegunaan Penelitian
A. Kegunaan Praktis
Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat mengetahui serta memecahkan
permasalahan yang terjadi di perusahaan, sebab penulis memberikan masukan dan pertimbangan serta solusi yang
diharapkan akan berguna bagi kelangsungan kinerja perusahaan. Khususnya tentang bahan masukkan untuk
mengatasi masalah yang terkait dengan kepercayaan dan loyalitas terhadap ekuitas merek.
Bagi Pihak Terkait
Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna dan dapat
menjadi tambahan informasi tentang pengaruh kepercayaan mererk dan loyalitas merek dan ekuitas merek.
B. Kegunaan Akademis
Bagi Kalangan Akademik
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah
wawasan, serta memperluas pengetahuan, khususnya dalam bidang bisnis bagi rekan-rekan sekalian. Serta sebagai
Bagi Penulis
Penulis mendapat pengalaman yang berharga dan pengetahuan yang lebih luas tentang dunia bisnis. Serta selanjutnya mempersiapkan penulis untuk masuk kedalam
dunia kerja yang nyata.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Clothing Gee Eight, yang beralamat di Jl.
Progo no. 3 Bandung 40115 telepon (022) 4267686.
Tabel 1.3 Time Schedule
Kegiatan
Bulan
Oktober
2010
Bulan
November
2010
Bulan
Desember
2010
Bulan
Januari
2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penelitian pendahuluan
Penulisan usulan penelitian
Pengajuan usulan penelitian
Pengumpulan data
Pengolahan data
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Merek ( Brand ) 2.1.1.1Pengertian Merek
Merek (brand) merupakan citra visual, emosional, rasional dan biaya yang
kita kaitkan dengan identitas suatu perusahaan atau poduk.
Pada awalnya merek hanyalah sebuah tanda agar konsumen dapat membedakan satu produk dengan produk lainnya. Merek juga membantu agar
konsumen lebih mudah mengingatnya sehingga mempermudah pengambilan keputusan ketika melakukan pembelian (Susanto dan Wijarnako, 2004).
Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi merek versi American Marketing Association. Merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi
dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang
dihasilkan oleh pesaing. Berdasarkan kedua definisi ini, secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo atau simbol baru untuk sebuah produk
Definisi lain dari merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali
produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan Amstrong, 1997:283).
Sedangkan menurut Webster’s dalam Rangkuti (2002:10) adalah sebagai
berikut:
To mark with a stencil, as a box, cask, etc, in order to give a
description of the conents or the name of the manufacturer. We may
assume for the ease of understanding that “brand” is refers to the
particular name, logo, or design a manufacturer uses to identify its
products.
Dalam pengertian tersebut pada intinya merek digunakan untuk menandai sesuatu dengan tujuan untuk memberikan gambaran dari sisi ataupun
nama perusahaan, dimana dapat dianggap bahwa merek dapat mewakili nama, logo, rancangan tertentu suatu perusahaan yang digunakan untuk mengidentifikasi produknya.
Nama merek yang paling efektif, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Lamb, Hair, dan McDaniel, 2001:423):
A. mudah untuk diucapkan (baik pembeli domestik maupun luar negeri),
C. mudah untuk diingat,
D. pendek,
E. berbeda, unik,
F. menggambarkan produk,
G. menggambarkan penggunaan produk,
H. menggambarkan manfaat dari produk,
I. mempunyai konotasi yang positif,
J. memperkuat citra produk yang diinginkan,
K. secara hukum kepentingannya terlindungi baik di pasar dalam
negeri maupun pasar luar negeri.
2.1.2 Kepercayaan Merek ( Brand Trust) 2.1.2.1 Pengertian Kepercayaan Merek
Kepercayaan seseorang tidak harus selalu di tujukan hanya untuk manusia
saja, namun dapat pula di tujukan untuk objek tidak nyata seperti merek . berikut adalah bebrapa definisi tentang brand trust :
Menurut Delgado ( 2005;2) :
“Kepercayaan merek (brand trust ) adalah adanya harapan atau kemungkinan yang
Menurut Gurvez & Korchin (2003:4-5)
“ Kepercayaan merek dari sudut pandang konsumen adalah kepercayaan merek
merupakan variable psikologis yang mencerminkan sejumlah akumulasi asumsi awal yang melibatkan kredibilitas , integritas dan keunggulan yang dilekatkan
pada merek tertentu “.
Oleh karena itu , perusahaan harus dapat membangun 3 poin penting tersebut
untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan agar dapat tercipta komitmen pelanggan sekarang dan pada waktu yang akan datang.
Menurut Costabile dikutip oleh Ferrinadewi (2008:146):
“ kepercayaan merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang
konsumen didasarkan pada pengalaman atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi yangdicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan “
Pengalaman dengan merek akan menjadi sumber bagi konsumen bagi terciptanya
rasa percaya pada merek dari pengalaman ini akan mempengaruhi evaluasi konsumen dalam konsumsi, penggunaan atau kepuasan secara langsung dan
kontak tidak langsung dengan merek.
Menurut Aaker dalam Simamora (2002:47) , terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek . ketiga faktor ini berhubungan tiga
konsumen.selajutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek akan menimbulkan loyalitas merek. Hubungan ketiga faktor tersebut
dengan kepercayaan merek dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam
menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini d sebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek
meliputi dapat di ramalkan , meumpunyai reputasi dan kompeten.
2. Company characteristic yang ada di balik suatu merek juga dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek trsebut.pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen
terhadap merek suatu produk. Karakteristk ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motovasi perushaan yang di inginkan, dan integritas suatu
perusahaan.
3. Consumer – brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok
yang saling mempengaruhi.oleh sebab itu , karakteristik konsumen – merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan
kepribadian merek , kesukaan terhadap merek , dan pengalaman terhadap merek.
dianalogikan merek sama dengan orang. Suatu merek dapat memiliki kesan atau kepribadian . kepribadian merek adalah asosiasi yang terkait dengan merek yang
diingat oleh konsumen dan konsumen dapat menerimanya . konsumen seringkali berinteraksi dengan merek seolah-olah merek tersebut adalah manusia. Dengan demikian , kesamaan anatara konsep diri konsumen dengan kepribadian merek
sangat berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.
Kesukaan terhadap merek menunjukan kesukaan yang dimiliki oleh suatu
kelompok terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tarik. Untuk mengawali hubungan suatu kelompok harus disukai atau mendapat simpati dari
kelompok yang lain.bagi konsumen, untuk membuka hubungan dengan suatu merek, makan konsumen harus menyukai dahulu merek tersebut.
Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek tidak dapat di peroleh tanpa penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek ( brand trust ) dan bagaimana hubungannya dengan loyalitas merek.
Kepercayaan konsumen pada merek hanya dapat diperoleh bila pemasaran dapat menciptakan dan mempertahankan hubungan emosional yang positif dengan konsumen . hubungan emosional yang positif ini harus di bangun selama jangka
waktu yang tidak pendek namun harus di lakukan secara konsisten.
Menurut Delgado ( 2005;2) . kepercayaan merek merefleksikan 2
1. Brand reliability, kepuasan pelanggan karena kompetensi merek tersebut, yang selanjutnya meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap merek
tersebut dan juga merupakan kehandalan merek yang bersumber pada keyakina konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang di janjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu
memenuhi kebutuhan dan memberikan kepusaan . komponen ini merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek
karena kemampuan merek memenuhi nilai yangdi janjikannya akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan kepuasan yang sama di masa depan.
2. Brand intentions , didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen seperti minat dan
kesejahteraannya , terutama ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga.
Kepercayaan sangat tergantung dengan pengalaman konsumen akan suatu merek, kepuasaan tersebut akan menentukan besarnya kepercayaan merek yang pada akhirnya akan mempengaruhi brand loyalty konsumen pada merek tersebut.
Ferinadewi (2008;153) menjelaskan alur kepercayaan konsumen pada merek , dimana janji kinerja merek berpengaruh terhadap harapan konsumen
sehingga menghasilkan kepercayaan dan tidak percaya pada merek.
Kedua komponen kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen yang subjektif atau didasarkan pada beberapa persepsi, yaitu:
2. Persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi konsumen akan kesamaan kepentingan dirinya dan penjual, dan persepsi mereka apada sejauh mana
konsumen dapat mengendalikan penjual dan persepsi.
2.1.3 Loyalitas Merek ( Brand Loyalty )
2.1.3.1 Pengertian Brand Loyality
Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya , hasilkan yang di harapkan
dari kepercayaan merek adalah didapatkannya loyalitas. Loyalitas inilah yang dapat membuat konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pembelian
ulang ( repeat ) pada waktu yang akan datang dan memberitahukan orang pada orang lain atau kinerja produk atau jasa yang dirasakan.
Brand loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen akan suatu merek. Berikut adalah beberapa definisi brand loyality menurut para ahli :
Menurut Sutisna (2001: 41):
“Loyalitas merek adalah sebagai sikap yang menyenangi terhadap suatu
merek yang dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu
sepanjang waktu.”.
Menurut Jones ( 2002 : 1 ) :
Menurut Gidddens ( 2002 : 79 )
“Brand loyalty is a consumer’s preference to buy particular brand in a product
category”.
( Loyalitas merek adalah kecenderungan konsumen untuk membeli merek tertentu
dalam sebuah kategori produk )
Brand loyalty merupakan faktor penting yang harus dijaga oleh
perusahaan sehinnga konsumen akan terus membeli produknya. Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya
seorang pelanggan beralih ke produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati ada perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Seorang
pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah berpindah ke merek lain, apapun yang terjadi dengan merek tersebut. Apabila
loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi.
Brand loyalty merupakan fenomene atitudinal yang berkolerasi dengan perilaku, atau merupakan fungsi dari proses psikologis, dibedakan menjadi empat
macam loyalitas menurut Hasan ( 2008 : 84 ) yaitu :
2. Loyalitas merek ganda yang sesungguhnya (true multiband loyalty), termasuk merek focal.
3. Pembelian ulan (repeat purchasing),merek focal dari nonloyal. 4. Pembelian secara kebetulan (happenstance purchasing) merek focal
oleh pembeli-pembeli loyal dan non loyal merek lain.
Rowley ( 2005 : 3-4 ), mengkategorikan jenis-jenis konsumen yang loyal kedalam empat kategori :
1. Cagriuer, konsumen yang netral terhadap merek dan menggunakan sebuah merek dikarenakan tidak memilki pilihan produk lain.
2. Comunixience-seeker, konsumen tidak begitu melakukan tindakan pada suatu merek, hanya mencari kenyamanan dalam sebuah
merek.
3. Comended, konsumen yang setia pada suatu merek tapi tidak melakukan pengembangan pembelian pada produk ataupun servis
tambahan yang ditawarkan oleh merek tersebut.
4. Commited, konsumen yang paling setia pada merek tertentu dan
memiliki kemungkinan tinggi untuk melekukan tindakan word of mouth dalam rangka menyebarkan merek yang dia sukai.
Sumarketer (2005:2) menyatakan terdapat empat fase yang harus dilalui
oleh konsumen sebelum pada sampai pada fase loyalty, yaitu :
1. Introduction / awareness (pengenalan)
3. Repeat purchase (pembelian ulang) 4. Loyalty (kesetiaan)
Menurut Darianto (20044:79) pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari suatu strategi pemasaran, maka akan membuat brand loyalty menjadi asset
strategis bagi perusahaan. Beberapa yang diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan, yaitu “reduced marketing costs, trade laverage, attracting new
costumers, dan provide time to respond to competitive threats.
1. Reduced marketing costs (Mengurangi biaya pemasaran)
Adanya brand loyalty berkaitan dengan biaya pemasaran. Biaya
pemasaran akan lebih murah terutama dalam mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk mendapatkan baru.
Jadi, biaya pemasaran akan menjadi kecil jika brand loyalty meningkat.
2. Trade laverage (meningkatkan pelanggan)
Loyalitas terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran.
Semakin biasa konsumen membeli suatu produk, maka semakin tinggi frekuensi pembelian konsumen tersebut, yang ada akhirnya dapat meningkatkan penjualan.
3. Attracting new costumers (Menarik pelanggan baru)
Banyaknya pelanggan yang merasa puas dan suka pada merek
Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan merekomendisikan merek yang pernah / atau sedang dikonsumsi
kepada teman / kerabat dekatnya, sehingga akan menarik pelanggan baru.
4. Provide time to respond to competitive threats (member waktu
untuk ancaman pesaing).
Menurut Chaudhuri dan Holbrook (2001:1) dalam penelitiannya ada dua aspek
yang dapat diukur untuk mengukur loyalitas merek, yaitu :
1. Purchase loyalty, merupakan keinginan konsumen untuk membeli
kembali merek suatu produk. Ketika konsumen mengevaluasi produk tertentu lebih tinggi dari pada pesaing lainnya akan
menyebabkan kenaikan pada frekuensi dan kuantitas dari pembelian biasanya. Purchase loyalty mengarah ke market share yang lebih besar.
2. Attitudinal Loyalty, merupakan level komitmen dari konsumen rata-rata terhadap merek, hal ini meliputi tingkat komitmen akan
nilai unik yang diasosiasikan terhadap merek. Attitudinal loyalty mengarah ke lebih tingginya harga relative untuk sebuah merek.
2.1.4 Ekuitas Merek ( Brand Equity )
2.1.4.1 Pengertian Ekuitas Merek
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa merek merupakan
konsumen yang akan menunjang brand equity yang di harapkan, seperti yang diungkapkan Kotler dan Keller ( 2009;258) bahwa “ brand equity adalah nilai tambah yang di masukan dalam sebuah barang atau jasa “, dimana nilai tambah ini
merupakan refleksi dari bagaimana konsumen berpikir,merasakan, dan bertindak .
Brand equity merupakan sebuah konsep yang telah lama berkembangdalam pemasaran . mulai di populerkan pada tahun 1991 oleh Aaker melalui bukunya “ Managing Brand Equity “. Berikut ini beberapa pendapat
mengenai definisi brand equity :
Menuurut Keller (2007) berdefinisi “customer – bassed brand equity
(CBBE) as a differential effect that knowledge about the brand has on customer response to marketing for that brand “
Menurut Kotler and amstrong (2008) berdefinisi “ the positive differential
effect that knowing the brand name best on customer response to the product or service “
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa brand equity: (i) merupakan sekumpulan asset dan kewajiban merk, (ii) memberikan
dampak pada merek , (iii) efek pembeda, dan (iv) mempengaruhi respon konsumen.
Menurut kotler (2003:423) brand equity yang tinggi dapat menimbulkan
a) Perusahaan akan memiliki peningkatan perdagangan dalam tawar menawar dengan distributor dan ritel karena pelanggan
mengharapkan mereka membawa mereknya,
b) Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi disbanding pesaingnya karena merek memiliki kwalitas dipersepsikan yang tinggi,
c) Perusahaan dapat dengan mudah melakukan perluasan karena nama merek membawa kredibilitas yang tinggi,
d) Merek memberikan perusahaan pertahanan terhadap serangan kompetisi harga.
Brand equity dapat memberikan nilai dan manfaat, baik bagi konsumen maupun bagi perusahaan (Simamora,2001: 69) :
1. Nilai kepada konsumen :
a. Aset brand equity membantu konsumen menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi dalam jumlah besar mengenai produk dan merek.
b. Brand equity memberikan rasa percaya diri kepada konsumen dalam mengambil keputusan pembelian, baik karena pengalaman masa lalu dalam
karakteristiknya.
c. Persepsi kualitas dan asosiasi merek bisa menguatkan kepuasan konsumen dengan pengalaman menggunakannya.
2. Nilai kepada perusahaan :
a. Brand equity bisa menguatkan program memikat para konsumen baru atau
b. Kesadaaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan asset-aset merek lainnya mampu menguatkan loyalitas merek, yaitu bisa memberikan alasan
untuk membeli dan mempengaruhi kepuasan penggunaan.
c. Brand equity biasanya akan memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan memungkinkan harga optimum (premium pricing) dan mengurangi
ketergantungan pada promosi.
d. Brand equity memberikan landasan untuk pertumbuhan melalui perluasan
merek.
e. Brand equity bisa memberikan dorongan dalam saluran distribusi.
f. Aset-aset brand equity memberikan keuntungan kompetitif yang seringkali
menghadirkan rintangan nyata terhadap para kompetitor.
Menurut Durianto, Sugiarto dan Budiman (2004) pengukuran ekuitas merek telah dikembangkan oleh Aaker menjadi model Brand Equity Ten.
Pengukuran-pengukuran dikelompokkan dalam lima kategori. Empat kategori yang pertama mewakili persepsi konsumen tentang suatu merek melalui empat dimensi ekuitas merek, yaitu loyalitas, persepsi kualitas, asosiasi dan kesadaran
(brandloyalty, perceived quality, other proprietary brand asset, associations, and awareness). Kategori kelima meliputi pengukuran dua jenis perilaku pasar
(market behaviour) yang mewakili informasi yang diperoleh berdasarkan pasar, dan bukan langsung dari konsumen.
awareness adalah kekuatan jejak merek dalam memori yang dapat kita ukur sebagai kemampuan konsumen mengidentifikasi merek dalam
kondisi berbeda. Pada tahap paling bawah konsumen berada pada kondisi unaware of brand, yaitu fase dimana konsumen belum menyadari belum adanya brand. Kemudian konsumen memasuki kondisi brand recognition
dimana konsumen berusaha untuk mengidentifikasi dan membedakan setiap merek. Selanjutnya sampai pada brand recall adalah tahap dimana
konsumen dapat mengingat kembali brabd tersebut. Terakhir, kondisi top of mind adalah kondisi dimana brand tersebut sudah bercokol di posisi teratas mindshare konsumen dan menjadi pilihan pertama ketika
konsumen membutuhkan barang atau jasa dalam jenisnya .
b. Brand loyalty ,adalah tingkat kesetiaan dari konsumen yang dimiliki oleh
suatu suatu merek. Brand loyalty memberikan nilai dengan cara di bawah ini :
i. Reduced marketing cost atau mengurangi biaya pemasaran karena ketika konsumen merasa puas kepada suatu merek , maka hal tersebut akan menjadi batasan masuk atau entry barrier bagi
competitor. Biaya untuk mendapatkan konsumen baru lebih mahal daripada biaya untuk mempertahankan pelanggan , jadi sebuah
perusahaan sebaiknya berusaha memuaskan konsumen sebaik mungkin.
ii. Trade leverage atau meningkatkan penjualan , karena loyalitas
yang menguntungkan karena toko-toko mengetahui bahwa merek tersebut akan selalu ada di dalam daftar belanja pengunjung.
Bahkan loyalitas merek akan mendominasi pengambilan keputusan pemilihan toko atau supermarket yang dituju.
iii. Attracting new costumers atau menarik konsumen baru , karena
sebuah basis konsumen yang relative besar akan mengahasilkan citra bahwa sebuah merek telah diterima, bahkan menajdi merek
yang sukses . hal ini akan menarik kesadaran konsumen baru akan merek tersebut , walaupun hanya dengan melihatnya .
iv. Time to respond to competitive threats atau waktu untu merespon
ancaman kompetitif , karena brand loyalty menyediakan suatu ruangan bernafas bagi perusahaan untuk merespon inovasi dari
competitor . ketika competitor mengembangkan produk baru, konsumen loyal tidak akan langsung beralih merek , namun
mereka akan tetap memilih merek kita untuk beberapa waktu, sehingga menyediakan waktu bagi perusahaan untuk mengadakan perlawanan.
c. Brand associations, adalah segala hal yang mengubungkan konsumen dengan suatu merek ( dapat berupa atribut, situasi, organisasi, kepribadian,
dan simbol ). Brand association dapat memberikan nilai dengan beberapa caradi bawah ini :
i. Help process / retrieve information atau membantu proses
seperangkat fakta dan spesifikasi atau akan menjadi sulit untuk konsumen untuk memproses dan mengaksesnya .
ii. Differentiate / position atau diferensiasi , jadi asosiasi konsumen terhadap merek tertentu dapat menjadi sebuah competitive advantage merektersebut .Jika sebuah merek telah
diposisikan sedemikian rupa, maka akan menjadi sulit bagi pesaing untuk menyerangnya .
iii. Reason to buy atau alasan untuk membeli , karena banyak asosiasi menyebabkan banyak alasan spesifik mengapa konsumen harus menggunakan dan membeli suatu merek.
Beberapa asosiasi bahkan mempengaruhi keputusan pembelian dengan menyediakan kredibilitas dan kepercayaan diri dalam
merek tersebut .
iv. Create positive attitude / feelings atau menciptakanperilaku /
perasaan yang positif , dimana ketika sebuah merek menggunakan bintang iklan / celebrity presenter atau mengasosiasikan dirinya dengan sosok yang positif, maka
perasaan positif tersebut akan tertransfer kedalam merek. v. Basic for extensions atau dasar bagi perluasan merek , yaitu
d. Perceived quality adalah kulitas yang diasosiasikan oleh konsumen terhadap merek . perceived quality dapat membeerikan nilai seperti yang
dijelaskan sebagai berikut :
i. Reason to buy atau alasan untuk membeli , karena perceived quality memberi jaminan kualitas pada suatu merek .
ii. Differentiate / position atau diferensiasi , karena perceived quality akan menentukan suatu merek berada dalam dimensi
kulitas yang mana,apakah super premium, premium, value , ekonomi.
iii. A price premium atau harga premium, karena perceived quality
konsumen bersedia membayar mahal untuk merek yang berkualitas . namun, sebaiknya perusahaan memberikan nilai
superior dengan harga yang kompetitif .
iv. Channel member interest atau katertarikan anggota saluran
distribusi , karena perceived quality dapat memberikan arti kepada pengecer , distributor, anggota saluran distribusi lainnya. Mereka akan termotivasi untik menyalurkan merek yang sudah di
percaya oleh konsumen.
v. Brand extensions atau dasar bagi perluasaan merek , karena
merek yang kuat dengan kualitas yang respektif akan dapat melaju lebih jauh daripada merek yang lemah.
e. Other proprieatery brand asset , yang termasuk dalam brand equity ini
dan hubungan jaringan . dimensi ini memandang dari sisi di luar diri konsumen sehingga dalam konsep costumer – based brabd equity(CBBE)
konsep ini tidak termasuk kedalamnya . pendekatan konsep CBBE memandang brand equity dari perspektif konsumen, baik konsumen sebagai individu maupun sebagai organisasi ( keller, 2008:48).
2.1.5 Pengaruh atau Hubungan
2.1.5.1Hubungan kepercayaan merek dan ekuitas merek
Pemahaman ekspektasi konsumen dapat mempunyai dampak yang penting kepercayaan. Secara umum, kepercayaan yang lebih diberikan oleh konsumen
merupakan gambaran dari ekuitas produk tersebut. Dan sebaliknya kepercayaan yang lebih rendah diberikan oleh konsumen merupakan gambaran dari ekuitas
produk itu kurang berkualitas dan tidak menimbulkan loyalitas. Bagaimanapun dalam beberapa kondisi, konsumen mempunyai ekspektasi atas hubungan
kepercayaan dan loyalitas.
Menurut Sutisna (2001:80) “hubungan kepercayaan dan loyalitas adalah
dalam memberikan kepercayaan untuk suatu produk, konsumen mungkin
mempunyai ekspektasi bahwa kepercayaan yang diberikan mencerminkan ekuitas yang lebih baik”.
Sedangkan menurut mowen yang dikutip oleh sutisna (2001:80) “adalah
2.1.5.2Hubungan loyalitas merek dan ekuitas merek
Loyalitas konsumen juga memiliki banyak peranan dalam mempengaruhi
ekuitas merek dalam pembelian konsumen. Produk – produk yang memiliki kualitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen akan membuat konsumen menjadi loyal dan senantiasa mencari produk tersebut atau akan terus
memeaki produk tersebut
Menurut Menurut Fandy tjiptono pada buku strategi pemasan
edisi ke III (2008:152) hubungan antara loyalitas merek terhadap ekuitas merek adalah “jika seorang konsumen sebelumnya telah
kualitas produk yang akan dibelinya, maka hal itu akan mengurangi
ketidakpastian atas resiko pembelian dan menimbulkan loyalitas terhadap produk tersebut.
2.2 Kerangka Pemikiran a. Naratif
Kepercayaan seseorang tidak harus selalu di tujukan hanya untuk manusia saja, namun dapat pula di tujukan untuk objek tidak nyata seperti merek
Menurut Delgado ( 2005;2) adalah Kepercayaan merek (brand trust ) adalah adanya harapan atau kemungkinan yang tinggi bahwa merek tersebut akan
mengakibatkan hasil yang positif terhadap konsumen.
Menurut Delgado ( 2005;2) . kepercayaan merek merefleksikan 2
1. Brand reliability
2. Brand intentions
Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya , hasilkan yang di harapkan dari kepercayaan merek adalah didapatkannya loyalitas. Loyalitas inilah yang
dapat membuat konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pembelian ulang ( repeat ) pada waktu yang akan datang dan memberitahukan orang pada
orang lain atau kinerja produk atau jasa yang dirasakan.
Menurut Sutisna (2001: 41) adalah Loyalitas merek adalah sebagai sikap yang menyenangi terhadap suatu merek yang dipresentasikan dalam pembelian
yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.
Menurut Chaudhuri dan Holbrook (2001:1) dalam penelitiannya ada dua
aspek yang dapat diukur untuk mengukur loyalitas merek, yaitu :
1. Purchase loyalty
2. Attitudinal Loyalty
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa merek merupakan identitas suatu produk, sehingga perlu dijaga akan keberadaannya dimata
konsumen yang akan menunjang brand equity yang di harapkan, seperti yang diungkapkan Kotler dan Keller ( 2009;258) bahwa “ brang equity adalah nilai
tambah yang di masukan dalam sebuah barang atau jasa “, dimana nilai tambah ini
Ada lima kategori menurut Durianto, Sugiarto dan Budiman (2004) yang dapat mengukur ekuitas merek yaitu :
1. Brand awareness
2. Brand loyalty
3. Brand associations
4. Perceived quality
5. Other proprieatery brand asset
b. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
Dibawah ini penulis menampilkan persamaan dan perbedaan dalam
penelitian yang penulis lakukan agar dapat memberikan sedikit gambaran mengenai judul yang penulis ambil.
[image:37.595.107.569.500.752.2]Tabel 2.1
Gambar Kesamaan Dengan Penelitian Terdahulu
No Penulis Tahun Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan 1 Ika Ari
Wicaks ono
2008 Pengaruh Brand, dan Brand Trust Terhadap Brand equity pada mobil Honda di dealer IBRM Bandung Ada pengaruh yang signifikan antara variable brand trust terhadap brand equity 1. Metode penelitian menggunaka n survei explanatory 2. Teknik dalam
pengujian validitas 3. Variabel dipendent 1. Variabel independent sama 2. Sama sama
menggunak an kuesioner 3. Menggunak an metode deskriptif dan analitif 2 Riyan
Hidayat Romdo n
2009 Pengaruh co branding, dan brand equitas Terhadap Dari hasil penelitia, dapat disimpulkan bahwa secara 1. Menggunaka n metode survei explanatory 2. Uji validitas
1. Menggunak an
brand loyalty Pada Clothing EAT Bandung bersama-sama variable co branding dan brand equitas mempunyai pengaruh terhadap brand loyalty menggunaka n metode product moment 3. Variabel independent berbeda an metode deskriptif dan verivikatif 3. Variabel dipendent sama
[image:38.595.107.562.339.604.2]c. Bagan Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Gambar Skema Kerangka Penelitian :
3. 4. 5. 6. 7. Kepercayaan Merek (Variabel X1) Brand Reliability Brand Intention Delgado ( 2005;2)
Brand Awerennes Brand Association Perceiced Quiality Brand Loyalty Durianto, Sugianto dan
Budiman (2004) Ekuitas Merek (Variabel Y)
Purchase Loyalty Attitudinal Loyalty Chaudhuri dan Holbrook
(2001:1) Loyalitas Merek
(Variabel X2)
Sutisna (2010 : 80)
2.3Hipotesis
Menurut sugiyono (2004:39) “hipotesis penelitian merupakan jawaban
sementara terhadap yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan bukan didasarkan pada factor factor empiris yang diperoleh dari pengumpulan data”.
Secara parsial
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mengemukakan hipotesis terhadap penelitian yang akan dilakukan “ kepercayaan merek dan
loyalitas merek berpengaruh terhadap ekuitas merek pada pelanggan Boutiqe
Distro Gee Eight Bandung.
Secara simultan
“Kepercayaan merek berpengaruh terhadap ekuitas merek pada pelanggan
Boutiqe Distro Gee Eight Bandung.”
“Loyalitas merek berpengaruh terhadap ekuitas merek pada pelanggan
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Adapun pendapat Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian objek
penelitian adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian di lakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu”.
Dalam penyusunan proposal usulan penelitian ini objek yang menjadi
sasaran pengamatan penyusunan adalah Keprcayaan Merek sebagai variable bebas (variable x1) dan Loyalitas Merek sebagai variable bebas (variable x2) sementara
objek penelitian yang merupakan variabel terikat (Variabel Y) adalah Ekuitas Merek, sedangkan yang menjadi responden adalah para konsumen Boutique Distro gee eight Bandung. Penelitian ini di laksanakan di Boutiqe Distro Gee Eight Bandung yang beralamat jalan Progo no 3 Bandung.
3.2 Metodologi Penelitian
sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok
permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif dan pendekatan kuantitatif.
Menurut Umi Narimawati (2008:9) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.
Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) “Penelitian yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”.
Adapun tujuan penelitian Deskriptif menurut Husein Umar (2004:47)
yaitu untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Pendekatan kuantitatif menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102)
“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan ekonomi
dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, mencari solusi, menguji
solusi, menganalisa hasil dan mengimplemasikan hasil”.
Tujuan dari metode kuantitatif yaitu membuat suatu uraian secara sistematis mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat dari objek yang diteliti kemudian
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan dan
perencanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis dan efektif.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) menyatakan
bahwa :
“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang
menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam
pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam
melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain
penelitian pada penelitian sebagai berikut :
1. Sumber masalah
Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar
penelitian.
2. Perumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis)
maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau
pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian
secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan Struktur Inisiasi dan
Konsiderasi dampaknya terhadap Kepuasan Kerja. 5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai,
pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan
praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.
Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya
hubungan dari Gaya Kepercayaan Merek (Variabel Independen“X1”) dan Loyalitas Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Ekuitas Merek (Variabel dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan
untuk menguji pengaruh dari Kepercayaan Merek (Variabel Independen“X1”) dan Loyalitas Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Ekuitas Merek
(Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi. 7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain dari
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis Penelitian Metode yang
digunakan
Unit Analisis Time Horizon
T-1 Descriptive Descriptive dan Survey
Kepercayaan terhadap ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight Bandung
T-2 Descriptive Descriptive dan Survey
Kepercayaan terhadap ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight Bandung
Cross Sectional
T-3 Descriptive Descriptive dan Survey
Kepercayaan terhadap ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight Bandung
Cross Sectional
T-4 Descriptive dan Verifikatif Descriptive dan Explantory Survey Kepercayaan terhadap ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight Bandung
Cross Sectional
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Kepercayaan Merek dan Loyalitas Merek Terhadap Ekuitas Merek Pada Clothing
Gee Eight Bandung dapat diketahui melalui analisis variabel-variabel penelitian yang dapat dioperasionalisasikan sebagai berikut:
(1) Variabel Kepercayaan Merek sebagai variabel independen pertama (X1).
(2) Variabel Loyalitas Merek sebagai variabel independent kedua (X2) (3) Variabel Ekuitas Merek sebagai variabel dependent (Y)
Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam Tabel
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel
Indikator Ukuran Skala
X1= kepercayaan merek X2= Loyalitas merek “Kepercaya an merek (brand trust ) adalah adanya harapan atau kemungkina n yang tinggi bahwa merek tersebut akan mengakibat kan hasil yang positif terhadap konsumen”.
Delgado (2005:2) “Loyalitas merek adalah perilaku niat
Brand realibility
1.Kesesuaian nilai produk dengan yang dijanjikan 2.Keyakinan terhadap kehandalan produk
3.Kompetensi merek
4.Kepuasan terhadap merek
5.Kepercayaan pada perusahaan
Brand Intention 1.Kemampuan produk dalam mengutamakan kepentingan konsumen 2.Reputasi produk
Purchase Loyalty 1. Pengenalan
1.Tingkat setuju
2.Tingkat keyakinanan terhadap kehandalan produk
Y= Ekuitas Merek untuk membeli sebuah produk dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama”.
Lau dan Lee (1999:14)
“ Ekuitas merek adalah nilai tambah yang di masukan dalam sebuah barang atau jasa “ Kottler dan Keller (2009:258) 2. Mencoba
3. Pembelian ulang 4. Kesetiaan
Attitudinal Loyalty 1.Meningkatkan
loyalitas pelanggan
2.Menarikpelanggan Baru
3.Memberikan waktu untuk ancaman pesaing
Brand Awerennes 1.Dikenalnya merek
Brand asociation 2.Harga relative
2.Varian model produk
3.Varian produk
Perceived Quality 1.Kesan kualitas produk
2.Tingkat ketertarikan 3.Tingkat kepuasan 4.tingkat kepercayaan
1.Tingkatdalam
meningkatkan loyalitas pelanggan
2.Tingkat menarik pelanggan baru
3.Tingkat memberikan waktu untuk ancaman pesaing
1.Tingkat dikenalnya merek
1.Tingkat harga yang dapat memberikan jaminan harga yang relatif
2.Tingkat keragaman varian model produk 3.Tingkat keragaman varian produk
2.Keunggulan produk dibanding produk lain
Brand Loyalty
1.Kesukaan konsumen terhadap merek
2.Produk yang pertama kali terlintas dipikiran
2.Tingkat keunggulan produk disbanding pesaing lain
1.Tingkat kesukaan atas merek
2.Tingkat pertama kali terlintas dipikiran
Ordinal
Ordinal
Ordinal
3.2.3. Metode Penarikan Sampel
3.2.3.1. Sumber Data
Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek yang akan diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan kedalam dua jenis data :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan teknik
pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi Narimawati 2007:76)
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk
mendukung penelitian, dalam penelitian ini meliputi informasi mengenai karakteristik organisasi, jumlah karyawan, data hasil evaluasi karyawan,
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009 : 80) menyatakan bahwa pengerian populasi adalah
sebagai berikut :
”Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dari penelitian ini adalah jumlah pembeli selama tiga bulan terakhir
yaitu bulan Januari-Maret 2011 berjumlah kurang lebih 156 orang. Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan cukup mewakili untuk memberikan data yang
diperlukan dalam penelitian. 2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009 : 118 ), menjelaskan pengertian sampel, yaitu sebagai berikut :
”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Kesimpulan dari pengertian tersebut adalah sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut. Apabila populasinya besar dan memungkinkan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan waktu dan dana, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Karena sempel tersebut dapat mewakili data
yang ada dan membantu penulis dalam melakukan penghitungan.
populasi dengan kata lain populasi dianggap homogen, dengan jumlah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%.
Untuk mengambil jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2001:78), yaitu sebagai berikut:
Simbol 1
N
n = –––––– 1 + Ne² Keterangan:
n : Ukuran sampel N: Ukuran populasi
e : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini sebesar 10%). Dengan menggunakan rumus tersebut, maka ukuran sample dapat di hitung sebagai berikut :
Dengan menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam
penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Jadi dapat diketahui dari perhitungan untuk ukuran sample dengan
tingkat kesalahan sebesar 10% adalah sebanyak 99.36 atau dibulatkan menjadi 100 responden. Tapi untuk mengurangi resiko kerusakan atau hilangnya
angket maka pembuatan angket pun digenapkan menjadi 100 buah.
n = 99.36 156
n = –––– 1,57 156
n = –––––––––– 1+156 (0,1)²
156 n = –––––––––– –
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data serta informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observation)
Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan. Observasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan di Clothing Gee
Eight serta para konsumen yang berbelanja di Clothing Gee Eight.
2. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang di lakuakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis berbentuk formulir kepada
seseorang atau sekumpulan orang (responden) untuk mendapatkan jawaban, tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Peneliti memberikan
kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan yang terkait dengan keprcayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek pada Clothing Gee Eight Bandung. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah di beri skor,
dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistic.
3. Wawancara (Interview)
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab
informasi yang sesuai dengan kebutuhan khususnya yang menyangkut pengaruh Kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek. Dalam teknik
wawancara ini, penulis mengadakan Tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa apa saja yang berkaitan dengan Kualitas layanan dan kepuasan terhadap loyalitas pelanggan. Adapun
sumber informasi dalam penelitian ini adalah pihak marketing perusahaan.
4. Dokumentasi
Merupakan proses pengumpulan data dengan mempelajari, menganalisa, dan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan berkaitan dengan
pengaruh kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek.
3.2.4.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009:173) tentang validitas adalah :
“Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur”.Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Uji validitas dalam penelitian ini akan menggunakan korelasi pearson
(Product Moment Pearson). Uji validitas ini perlu dilakukan guna mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur.
Uji validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa cermat suatu uji melakukan fungsi sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pengukuran ini digunakan karena penyusunan angket penelitian ini dilakukan
Kemudian dari variabel penelitian tersebut dicari indikatornya, selanjutnya dijabarkan pada setiap item dalam angket.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :
Simbol 2
2 2
2
2
n XY- X Y r=
X - X × Y - Y
Keterangan:
r = Nilai Korelasi Pearson X
= Jumlah Hasil Pengamatan Variabel X
Y
= Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y
XY
= Jumlah dari Hasil Kali Pengamatan Variabel X dan Variabel Y
n X
= Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel X yang Telah Dikuadratkan Yn = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel Y yang Telah Dikuadratkan Apabila r lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut
dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. tetapi apabila rs lebih kecil dari 0,30, maka item
tersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis berikutnya atau instrumen tersebut dihilangkan dari pengukuran
variabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan menelaah nilai Pearson correlation. Setelah ditemukan bahwa pernyataan-pernyataan (butir) yang digunakan penelitian ini
1. Uji Validitas Ekuitas Merek (X1)
Hasil pengujian validitas instrument ekuitas merek dapat dilihat pada tabel
3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas Kepercayaan Merek Variabel No Nilai
validitas Hasil
Kepercayaan Merek
1 0.868 Valid
2 0.941 Valid
3 0.678 Valid
4 0.740 Valid
5 0.690 Valid
6 0.659 Valid
7 0.908 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (kepercayaan merek) memiliki
nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid.
2. Uji Validitas Loyalitas Merek (X2)
Hasil pengujian validitas instrument ekuitas merek dapat dilihat pada tabel
3.4 berikut ini:
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Loyalitas Merek Variabel No Nilai
validitas Hasil
Loyalitas Merek
1 0.511 Valid
2 0.464 Valid
3 0.615 Valid
4 0.883 Valid
5 0.884 Valid
6 0.491 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas
menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (loyalitas merek) memiliki nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan
valid.
3. Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)
Hasil pengujian validitas instrument ekuitas merek dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Ekuitas Merek Variabel No Nilai
validitas Hasil
Ekuitas Merek
1 0.563 Valid
2 0.550 Valid
3 0.499 Valid
4 0.908 Valid
5 0.515 Valid
6 0.921 Valid
7 0.584 Valid
8 0.462 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas
3.2.4.2 Uji Reabilitas
Menurut Sugiyono (2009 : 173) tentang reliabilitas adalah :
“Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.
Suatu alat ukur disebut reliable apabila dalam beberapa kali pelaksanakan
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatife sama, berarti tetap adanya toleransi terhadap