PERAGA GARIS BILANGAN
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi S 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
NAMA : AKHMAD FAUZI
NIM : 4102904093
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN : MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Akhmad Fauzi, 4102904093 “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Garis Bilangan” Skripsi, Semarang, FMIPA. Program studi SI Pendidikan Matematika, UNNES.
Alasan pemilihan judul dalam penelitian ini adalah karena perolehan nilai ulangan harian, mid semester, maupun semester dari tahun ke tahun untuk pokok bahasan bilangan bulat belum memenuhi syarat untuk dikatakan tuntas belajar. Dari mulai tahun 2003 saat peneliti pertama kali mengajar di kelas VII, nilai rata-ratanya hanya 5,7 dan tahun 2004 mulai meningkat 6,0. Harapannya setelah peneliti memberikan perlakuan sesuai dengan prosedur PTK pada tahun 2005 ini, nilai rata-rata siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dapat meningkat menjadi 7,5 sebagai syarat dikatakan tuntas belajar.
Dari tahun ke tahun masalah yang dihadapi oleh siswa hampir sama, yaitu pada operasi hitung pengurangan, pembagian dan perkalian. Siswa banyak mengalami kesulitan pada saat menyelesaikan soal pengurangan yang dirubah menjadi penjumlahan dengan lawan bilangan pengurang. Tapi untuk penjumlahan rata-rata siswa dapat menyelesaikan dengan baik. Apalagi jika menggunakan garis bilangan.
Rumusan masalah dari penelitian tindakan kelas ini apakah dengan menggunakan alat peraga garis bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam pokok bahasan bilangan bulat?
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam operasi hitung bilangan bulat melalui pemanfaatan alat peraga garis bilangan. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kelas yang terdiri dari tiga siklus dimana tiap siklus meliputi perencanaan, tahap pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII D semester I MTs Nurul Ulum Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005 yang terdiri dari 40 siswa dimana terdapat 21 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian, partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus I terdapat 30% siswa acuh, 40% siswa sedang, dan 30% siswa aktif. Sedangkan pada siklus II terdapat 20% siswa aktif, 32,5% siswa sedang, dan 47,5% siswa aktif. Pada siklus III terdapat 5% siswa acuh, 12,5% siswa sedang, dan 82,5% siswa aktif.
bulat negatif, dan 18% siswa tidak dapat membagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Pada siklus III terdapat 10% siswa tidak dapat menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, 12% siswa tidak dapat mengalikan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, dan 11% siswa tidak dapat membagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Simpulan yang dapat diambil adalah bahwa melalui pemanfaatan alat peraga
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII D MTs Nurul Ulum
Jembayat Dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pemanfaatan Alat Peraga
Garis Bilangan telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada:
Pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 25 Agustus 2006
Panitia Ujian :
Ketua Sekretaris
Drs. Kasmadi Imam S., M.S Drs. Supriyono, M.Si NIP. 130781011 NIP. 130815345
Pembimbing Utama Ketua Penguji
Walid, S.Pd., M.Si Drs. Amin Suyitno, M.Pd NIP. 132299121 NIP. 130604211
Pembimbing Pendamping Anggota Penguji
Fajar Safa’atullah, S.Si.,M.Si Fajar Safa’atullah, S.Si.,M.Si NIP. 132231408 NIP.132231408
Anggota Penguji
MOTTO
“Kecuali orang-orang yang sabar terhadap bencana dan mengerjakan amal-amal
shalih. Mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”. (QS.11:11)
“Lebih baik berbuat sesuatu dengan hasil yang kurang sempurna dari pada
menghendaki sesuatu yang serba sempurna tetapi tidak berbuat apapun sama
sekali”.
“Kesulitan adalah batu asahan kehidupan, setiap puncak karier dicapai dengan
jalan mengatasi kesulitan-kesulitan. Orang-orang yang berhasil adalah mereka
yang bercita-cita dan mempunyai daya kemauan untuk memperkembangkan diri
sendiri. Mereka itu tak banyak jumlahnya. Selamanya kegagalan adalah hal yang
biasa, sukses adalah luar biasa”.
“Mengagumi seseorang berarti berkeinginan menjadi sama dengan yang dikagumi
itu, merasa iri hati kepada seseorang berarti berkehendak untuk
menyingkirkannya” (Pierre Riverdy)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya ini untuk :
1. Ayahanda dan Ibunda Tersayang.
2. Kakak-Kakakku dan Adikku Terkasih .
Segala puji hanyalah milik Allah. Sholawat dan salam semoga selalu
dicurahkan kepada Rasulullah, keluarganya, dan para sahabatnya. Alhamdulillah atas
semua karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun skripsi.
Dalam kesempatan yang baik ini, penulis menghaturkan rasa syukur dan
penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. DR. AT. Soegito, SH., MM. Rektor Univesitas Negeri Semarang.
2. Drs. Kasmadi Imam S, M.Si. Dekan FMIPA Univesitas Negeri Semarang.
3. Drs. Supriyono, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Univesitas Negeri
Semarang.
4. Drs. Amin Suyitno, M.Pd. Dosen Wali Senter Tegal B Jurusan Matematika
Univesitas Negeri Semarang.
5. Walid, S.Pd., M.Si, Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.
6. Fajar Safa’atullah, S.Si., M.Si, Pembimbing Pendamping yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.
7. Khosi’in, Kepala MTs Nurul Ulum Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten
Tegal yang telah memberikan ijin untuk penelitian di MTs Nurul Ulum Jembayat
ini.
8. Sahabat-sahabat guru MTs Nurul Ulum Jembayat yang telah membantu
Sebagai insan biasa, tentu penulis masih banyak memiliki kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala keterbukaan penulis
sangat mengharapkan masukan, saran, dan pendapat dari semua pihak.
Akhirnya penulis sangat mengharapkan semoga skripsi ini akan dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi pembaca demi perbaikan mutu
pendidikan di tanah air tercinta.
Semarang, Penulis
Akhmad Fauzi NIM. 4102904093
ABSTRAK ……….
HALAMAN PENGESAHAN ………...
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………..
KATA PENGANTAR ………...
DAFTAR ISI ………..
DAFTAR LAMPIRAN ………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul ………... .
B. Rumusan Masalah ……….…
C. Penegasan Istilah ………...
D. Tujuan Penelitian ………...
E. Manfaat Penelitian ………
F. Sistimatika Skripsi ……….…
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori ………...
1. Pengertian Belajar ………...
2. Pengertian Prestasi Belajar ………..
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ………
4. Bilangan Bulat ……….
5. Alat Peraga ………..
6. Kerangka Berfikir ………...
B. Hipotesis Tindakan ………
ii iv v vi viii ix 1 4 4 5 4 6 8 8 9 10 12 19 21 22
D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data ………..
E. Tolok Ukur Keberhasilan ………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………
B. Pembahasan ……….
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ………..
B. Saran ………
DAFTAR PUSTAKA ………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………..
DOKUMENTASI ………..………..
30
31
32
33
39
39
40
41
Lampiran 2 : Alokasi Waktu ……….
Lampiran 3 : Distribusi Waktu ……….
Lampiran 4 : Daftar Nama Siswa Sebagai Objek Penelitian …………
Lampiran 5 : Rencana Pembelajaran Siklus I ………..
Lampiran 6 : Kisi-Kisi Penulisan Soal Tes Formatif I ..………….….
Lampiran 7 : Lembar Soal Tes Formatif I ……….….
Lampiran 8 : Kunci Jawaban ……….………..
Lampiran 9 : Pedoman Penskoran ………
Lampiran 10 : Tabel Analisis Hasil Tes Formatif ………...
Lampiran 11 : Tabel Identifikasi Kesalahan Siswa ……….
Lampiran 12 : Tabel Pengamatan Partisipasi Siswa dalam KBM ……..
Lampiran 13 : Tabel Pengamatan Oleh Guru Lain ……….
Lampiran 14 : Lembar Soal Perbaikan dan Pengayaan ……….
Lampiran 15 : Rencana Pembelajaran Siklus 2 ………..
Lampiran 16 : Kisi-Kisi Penulisan Tes Formatif 2 ………
Lampiran 17 : Lembar Soal Tes Formatif 2 ………..
Lampiran 18 : Kunci Jawaban ………..………….
Lampiran 19 : Pedoman Penskoran ………
Lampiran 20 : Tabel Analisis Hasil Tes Formatif 2 ………....
Lampiran 21 : Tabel Identifikasi Kesalahan Siswa ……….
Lampiran 22 : Tabel Pengamatan Partisipasi Siswa dalam KBM ……...
Lampiran 23 : Tabel Pengamatan Oleh Guru Lain ……….
Lampiran 24 : Lembar Soal Perbaikan dan Pengayaan ………..
Lampiran 25 : Rencana Pembelajaran Siklus 3 ………..
Lampiran 26 : Kisi-Kisi Penulisan Tes Formatif 3 ………
Lampiran 27 : Lembar Soal Tes Formatif 3 ………..
Lampiran 28 : Kunci Jawaban ………..………….
Lampiran 29 : Pedoman Penskoran ………
Lampiran 33 : Tabel Pengamatan Oleh Guru Lain ……….
Lampiran 34 : Lembar Soal Perbaikan dan Pengayaan ………..
Lampiran 34 : Surat Keterangan Penelitian ………….………..
Lampiran 35 : Dokumentasi dalam proses KBM …….………..
105
107
108
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam
skripsi ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Semarang, 25 Agustus 2006
BAB I
PENDAHULUANA. Alasan Pemilihan Judul
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani. Kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya yang terencana, terarah, terpadu,
dan berkesinambungan. Salah satu upaya tersebut adalah tersedianya prasarana
dan sarana yang memadai.
Tujuh puluh persen penduduk Indonesia bermukim di pedesaan dan
bermata pencaharian sebagai petani. Itu pun tidak memiliki lahan sendiri.
Sebagian besar adalah sebagai buruh tani atau penggarap. Demikian juga latar
belakang keadaan sosial, ekonomi, dan budaya siswa MTs Nurul Ulum
Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal.
Hal inilah yang sangat berpengaruh terhadap kualitas peserta didik.
Mereka yang berprestasi lebih menjatuhkan pilihannya ke sekolah negeri
tempat belajar bagi anak-anak yang bermasalah. Mereka umumnya memiliki
masalah di bidang ekonomi, prestasi belajar, dan perilaku sosial. Kondisi sosial
ekonomi para tua/wali jelas sangat berpengaruh terhadap kondisi siswa di
sekolah. Minat belajar siswa menjadi rendah. Hal ini karena tidak ada kontrol
dari orang tua/wali. Pengawasan orang tua/wali masih sebatas keberangkatan
putra-putrinya ke sekolah. Tetapi pengawasan terhadap aktivitas belajar anak di
sekolah maupun di rumah masih rendah. Misalnya, para orang tua/wali tidak
mengontrol buku catatan anaknya, dan tidak mengingatkan untuk belajar saat di
rumah. Dari situasi seperti inilah kerapkali muncul siswa bermasalah.
Hampir setiap hari selalu saja ada siswa yang datang terlambat ke
sekolah. Tiap kali diberi tugas rumah selalu dijumpai siswa yang tidak
mengerjakan. Tentu perilaku siswa tersebut sedikit banyak akan mengganggu
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Hal ini lebih disebabkan oleh
peran orang tua siswa yang kurang respon terhadap pendidikan yang sedang
dijalani oleh putra-putrinya. Akibatnya prestasi belajar siswa tidak sesuai
dengan indikator kurikulum. Kesimpulannya, kondisi sosial ekonomi
masyarakat akan berbanding lurus terhadap prestasi akademik yang dicapai
oleh putra-putrinya. Bukti dari semuanya ini adalah daya serap siswa terhadap
mata pelajaran matematika kurang memuaskan.
Memang selama ini ada anggapan jika matematika merupakan pelajaran
yang sangat sulit. Apalagi dengan gaya dan penampilan guru mapel yang
bersangkutan sering terlihat angker, sehingga menjadikan matematika sebagai
bagi siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat adalah Pokok Bahasan
Bilangan Bulat. Pada Pokok Bahasan ini ada 6 sub Pokok Bahasan, yaitu:
Bilangan Bulat dan Lambangnya, Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian,
Pembagian, dan Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar. Peneliti menganggap
pembelajaran pada pokok bahasan ini bermasalah karena nilai rata-rata dari
ulangan harian hanya mencapai 5,8. Padahal dalam sistem penilaian Kurikulum
Berbasis Kompetensi siswa dianggap tuntas belajar apabila mendapat nilai
minimal 7,5 untuk ranah kognitif.
Sehingga peneliti menganggap bahwa pembelajaran Pokok bahasan
Bilangan Bulat penting untuk diteliti. Mengingat aplikasi dari Bilangan Bulat
tidak hanya ditingkat MTs saja tetapi hingga Perguruan Tinggi masih tetap
digunakan. Harapannya setelah diteliti maka dapat meningkatkan nilai rata-rata
siswa pada Pokok bahasan tersebut. Dan tentunya ke depan dapat dijadikan
sebagaiu model pembelajaran yang efektif. Pada penelitian tindakan kelas ini
peneliti mangambil judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas
VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat
Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Garis Bilangan. Diharapkan dengan adanya
alat peraga berupa garis bilangan akan mudah menerima konsep operasi hitung
bilangan bulat. Tentunya alat peraga tersebut di desain semenarik mungkin agar
selain mengandung nilai edukatif juga terdapat unsur rekreatif.
Ada 3 alasan kenapa peneliti melakukan penelitian terhadap
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Pertama, nilai ulangan harian untuk
belajar. Kedua, belum ditemukan model pembelajaran yang efektif untuk materi
tersebut. Ketiga, mencari solusi agar siswa dapat menguasai materi tersebut
dengan baik. Meskipun dalam pokok bahasan bilangan bulat terdapat enam sub
pokok bahasan, namun karena keterbatasan tempat, waktu, dan biaya sehingga
penulis hanya mengambil satu sub pokok bahasan, yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat.
B. Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan alat peraga garis bilangan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam pokok
bahasan bilangan bulat?
C. Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul di atas, maka
penulis jelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul tersebut di atas.
1. Upaya adalah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar (Kamus besar bahasa
indonesia, Balai Pustaka ,1991:1109)
2. Prestasi adalah hasil yang telah di capai dari yang telah dilakukan,
dikerjakan (Penyusun kamus besar bahasa indonesia, 1999 : 787)
3. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Kamus besar
bahasa indonesia, Balai Pustaka, 1991:14)
4. Bilangan adalah suatu idea. Sifatntya abstrak. Bilangan bukan simbol atau
keterangan mengenai banyaknya anggota suatu himpunan (Ensiklopedia
Matematika, ST.Negoro - B.Harahap, 1985:42)
5. Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif,
bilangan nol, dan bilangan bulat negatif.
6. Alat peraga adalah merupakan benda-benda konkret sebagai model dan
ide-ide matematika untuk penerapannya ( Tim PKG).
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII D
MTs Nurul Ulum Jembayat dalam operasi hitung bilangan bulat melalui
pemanfaatan alat peraga garis bilangan.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa diharapkan akan lebih mudah memahami konsep operasi hitung
bilangan dengan pemanfaatan alat peraga garis bilangan.
b. Dengan pemanfaatan alat peraga, siswa menjadi tidak jenuh dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
c. Prestasi belajar siswa akan lebih meningkat khususnya pada pokok
bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
2. Manfaat bagi guru
a. Guru akan lebih percaya diri dan makin berani mengambil resiko dalam
b. Pengetahuan dan pengalaman yang semakin banyak dalam PTK akan
terhimpun menjadi sebuah teori praktik yang sangat berharga bagi
pengembangan peserta didik.
c. Menjadikan guru lebih mandiri. Memiliki keberanian untuk menyusun
model pembelajaran sendiri.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Sekolah akan dapat memberikan pelayanan yang profesional terhadap
peserta didik, sehingga program-program sekolah dapat ditingkatkan
kualitasnya.
b. Sekolah akan dapat merespons permasalahan aktual pembelajaran.
c. Dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.
F. Sistimatika Skripsi
Dalam skripsi ini secara garis besar di bagi menjadi tiga bagian, yakni
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir skripsi.
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi ini secara berturut-turut berisi halaman judul,
abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran-lampiran.
2. Bagian isi
Bagian isi terdiri dari lima bab yakni :
BAB I PENDAHULUAN, berisi alasan pemilihan judul, permasalahan,
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN, berisi
teori yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini yang merupakan
tinjauan dari buku-buku pustaka. Dalam bagian ini peneliti membahas
tentang belajar menurut beberapa ahli dalam beberapa sumber buku. Bagian
selanjutnya peneliti mengajukan hipotesis tindakan yang merupakan
jawaban sementara dan memerlukan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN, memuat lokasi penelitian yang
digunakan dalam penelitian, rancangan penelitian yang terdiri dari tiga
siklus setiap siklus terdiri dari tiga tahap yakni perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Bab ini juga berisi tolok ukur keberhasilan,
instrumen penelitian, cara pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang
pelaksanaan siklus 1, siklus 2, siklus 3, dan selanjutnya dibahas hasil
penelitian tersebut.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN, berisikan simpulan dari hasil
penelitian ini maka dikemukakan saran-saran dan penutup.
3. Bagian akhir skripsi
Pada bagian skripsi ini berisikan daftar pustaka yang memberikan
informasi tentang buku sumber yang digunakan sebagai acuan dalam
penulisan skripsi ini, dan lampiran-lampiran dari hasil penelitian dan
instrumen penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kebutuhan setiap orang. Siapapun pasti menjalani
dan mengalami proses belajar. Hampir semua pengetahuan, kecakapan,
keterampilan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk dan berkembang
melalui proses belajar. Proses belajar tidak hanya terjadi di dalam suatu
lembaga pendidikan, akan tetapi dapat berlangsung di luar lembaga
pendidikan. Mengingat hal yang demikian, maka wajarlah apabila
pengertian belajar menurut beberapa tokoh tidaklah sama meskipun secara
garis besar tidak jauh berbeda. Berikut ini peneliti kemukakan beberapa
pendapat mengenai pengertian belajar sebagaimana dikutip oleh Kuswandi
(2001:20):
a. Belajar adalah usaha dalam menuntut ilmu atau mencari ilmu.
b. Menurut Higrard dan Bower belajar itu berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu, situasi tersebut dialami
oleh orang itu secara berulang ulang. Perubahan tingkah laku itu
didasarkan pada situasi-situasi sesaat yang dialami seseorang.
c. Menurut Robert M Gagne belajar adalah berubahnya perbuatan dan isi
ingatan seseorang setelah ia mengalami dan terpengaruh oleh situasi
d. Menurut Lindgren telah terjadi apabila terlihat adanya beberapa
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman
dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi akibat
belajar disebabkan karena seseorang telah menghadapi suatu situasi
secara berulang-ulang.
Berpijak pada beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dengan
kemauan seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri
sendiri dari pengetahuan baru dan ketrampilan baru.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian belajar telah diterangkan peneliti di atas. Adapun
pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang berupa
kemampuan pengetahuan dan pemahaman, ketrampilan serta sikap setelah
proses belajar. Sedangkan menurut Munandar (dalam Sugeng
Hariyadi,1987:21) perwujudan dari bakat dan kemampuan adalah prestasi.
Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Orang yang
memiliki bakat matematika, dapat diperkirakan atau diharapkan untuk
mencapai prestasi menonjol di bidang matematika, dan prestasi yang
menonjol di suatu bidang dapat merupakan cerminan dari bakat yang
dimiliki untuk bidang tersebut. Tetapi karena bakat masih merupakan
potensi, orang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang
Demikian halnya orang yang menunjukkan prestasi menonjol dalam
bidang tertentu, selalu merupakan perwujudan dari bakat khusus yang
dimiliki. Hanya bakat khusus yang memperoleh kesempatan untuk
berkembang sejak dini melalui latihan, di dukung oleh fasilitas, dan disertai
minat yang tinggi sehingga akan terealisasikan dalam kemampuan dan
menghasilkan prestasi unggul.
Dengan demikian prestasi belajar dapat diartikan kemampuan dan
bakat seseorang yang menonjol di bidang tertentu. Sehingga dipereoleh
perubahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Maka akan diperoleh
pengetahuan baru yaitu penguasaan, penggunaan, maupun penilaian
mengenai sikap dan kecakapan yang merupakan perilaku dari berbagai
keadaan sebelumnya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Perkembangan budaya yang sangat pesat mempengaruhi perkembangan
masyarakat secara komprehenship. Perkembangan dalam pendidikan dan
sosial ekonomi memunculkan pandangan baru tentang persekolahan.
Pandangan dalam dunia pendidikan ini antara lain adalah penyediaan
kesempatan untuk berkembang secara optimal bagi setiap siswa dan
perlunya pembinaan perseorangan agar perkembangannya mencapai
harapan yang diinginkan.
Kenyataan menunjukkan bahwa semakin majunya kebudayaan dan
semakin berkembangnya masyarakat memberikan dampak semakin
banyak orang yang dihinggapi masalah kesehatan mental. Kondisi ini
mendorong kebutuhan akan bimbingan pendidikan guna membantu para
siswa dalam memecahkan masalah moral sosial dan pendidikan.
Di sekolah di samping banyak siswa yang berhasil secara gemilang
dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti angka
raportnya rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya.
Secara umum siswa-siswa seperti itu dipandang mengalami masalah
belajar. Menurut Bimo Walgito (1995:120) faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut.
a. Faktor Internal
1) Keterlambatan akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi cukup
tinggi tetapi tidak dapat memanfaatkannya.
2) Ketercepatan belajar
Keadaan siswa yang memiliki bakat akademik sangat tinggi,
tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi
kebutuhan dan belajarnya yang amat tinggi.
3) Ketercepatan belajar
Keadaan siswa yang memilki bakat akademik kurang memadai,
dan perlu mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
4) Kurang motivasi belajar
Keadaan siswa yang memiliki yang kurang semangat dalam
5) Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar
Kondisi siswa yang kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistik
dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas,
mengulur-ngulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya
untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan keluarga, seperti ketidakharmonisan hubungan antara
ayah dan ibu serta kesulitan ekonomi keluarga.
2) Lingkungan masyarakat, seperti wilayah perkampungan kumuh, dan
teman sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak gedung yang kurang
nyaman, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
4) Kebijakan penilaian tentang hasil belajar merupakan puncak
harapan siswa. Secara kejiwaan terpengaruh hasil belajar, oleh
karena itu guru harus aktif dan bijaksana dalam penilaian.
4. Bilangan Bulat
a. Pengertian Bilangan Bulat
Dalam M. Cholik, Sugijono, D.Subroto (2000:37) disebutkan bahwa bilangan yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh manusia
dalam kebutuhannya untuk membilang adalah bilangan 1,2,3,4,5 dan
seterusnya yang disebut bilangan himpunan asli dilambnagkan dengan
A. Dalam perkembangan sistem bilangan, bilangan asli saja yang dapat
bilangan nol (nol). Selain itu dengan bilangan nol maka dapat
dibedakan bilangan-bilangan dengan sistem numerasi nilai tempat pada
bilangan Hindu-Arab, misalnya 32, 46, dan 250. Gabungan antara
himpunan bilangan asli dengan bilangan 0 disebut himpunan bilangan
cacah, yang sering digunakan banyak anggota suatu himpunan.
Himpunan bilangan cacah dilambangkan dengan C. Ternyata
himpunan bilangan cacah dan himpunan bilangan asli belum mampu
mencatat semua kejadian yang ada, misalnya untuk mencatat suhu-suhu
yang sangat dingin seperti di Jepang, puncak pegunungan Himalaya,
Bosnia, di daerah kutub dan lain sebagainya, yang suhunya selalu di
bawah nol derajat Celcius. Untuk keperluan tersebut akhirnya
dipergunakan bilangan tersendiri yang disebut bilangan negatif. Jadi
himpunan bilangan bulat adalah merupakan gabungan dari bilangan
asli, bilangan cacah, dan bilangan negatif. Dilambangkan dengan huruf
B. Apabila ditulis anggota-anggotanya adalah B ={…, -3, -2, -1, 0, 1, 2,
3, …}. Dalam garis bilangan dengan arah mendatar, bilangan bulat
dapat dinyatakan sebagai berikut.
Bilangan bulat negatif Bilangan bulat Positif
b. Operasi Hitung Bilangan Bulat
1) Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Dengan Garis Bilangan
Penjumlahan dua bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan
menggunakan garis bilangan.
Contoh 1:
-4 + (-3) = -7
-3 -4
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
-7
Contoh 2:
-4 + (3) = -1
3
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
-1
Contoh 3:
5 + 2 = 7 5 2
Contoh 4:
5 + (-3) = 2
- 3
5
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
2
Bilangan bulat positif ditunjukkan dengan anak panah ke arah kanan
tapi jika bilangan bulat negatif maka ditunjukkan dengan anak panah
ke arah kiri. Sedangkan hasil penjumlahan ditunjukkan oleh anak
panah yang paling bawah yang selalu dihitung dari bilangan nol.
2) Pengurangan Dua Bilangan Bulat dengan Garis Bilangan
Sebelum menggunakan garis bilangan untuk mencari hasil
pengurangan bilangan bulat maka perlu mengetahui terlebih dahulu
invers jumlah atau lawan suatu bilangan.
Contoh:
1 invers dari -1
-2 invers dari 2
5 invers dari -5
Pasangan bilangan di atas merupakan invers atau lawan satu sama
lain.
Secara umum dapat ditulis:
Penggunaan garis bilangan pada pengurangan bilangan bulat pada
dasarnya sama saja dengan penggunaannya pada penjumlahan.
Contoh 1:
6 - 8 = 6 + (-8) = -2
- 8
6
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
- 2
Contoh 2:
(-4) - 3 = (-4) + (-3) = -7
-3 -4
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
- 7
3) Perkalian Bilangan Bulat
Perkalian diartikan sebagai penjumlahan berulang. Misalnya 4 x 5
dibaca “empat kali lima” artinya 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20,
sedangkan 5 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20. Jadi, 5 x 4 = 4 x 5 = 20.
Tetapi pengertian 5 x 4 berbeda dengan 4 x 5. Untuk lebih
memahami arti dari perkalian bilangan bulat, dibawah ini disajikan
Daftar 1 Daftar 2
Hasil perkalian pada daftar 1, jika bilangan 12, 9, 6, 3, 0, …
dilanjutkan, ini berarti 3 x (-1) = -3, 3 x (-2) = -6 dan
4 x (-3) = -12
Daftar 3
3 x 4 = 12
3 x 3 = 9
3 x 2 = 6
3 x 1 = 3
3 x 0 = 0
3 x (-1) = ……
3 x (-2) = ……
3 x 4 = 12
2 x 4 = 8
1 x 4 = 4
0 x 4 = 0
(-1) x 4 = -4
(-2) x 4 = ……
(-3) x 4 = ……
(-3) x 4 = - 12
(-3) x 3 = - 9
(-3) x 2 = - 6
(-3) x 1 = - 3
(-3) x 0 = 0
(-3) x (-1) = …
(-3) x (-2) = …
(-3) x (-3) = …
Hasil perkalian pada daftar 3, jika bilangan –12, -9, -6, -3, 0, …
dilanjutkan maka akan diperoleh bilangan 3, 6, 9, 12, … ini
berarti (-3) x (-1) = 3
(-3) x (-2) = 6, (-3) x (-3) = 9, dan (-3) x (-4) = 12
Jadi secara umum dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Jika a dan b bilangan bulat, maka:
a. a x (-b) = - (a x b)
b. (-a) x b = - (a x b)
c. (-a) x (-b) = a x b
Contoh 1 :
Tuliskan arti perkalian berikut.
a. 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 +
b. 7 x 8 = 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8
c. 5 x p = p + p + p + p + p
Contoh 2 :
Hitunglah:
a. 4 x (-3) = (- 3) + (-3) + (-3) + (-3) = 12
b. -7 x (-8) = -(-8) + -(-8) +-(- 8) +- (-8) +-(- 8) +-( 8) +-( 8) = 56
c. 5 x (-2) = (-2) + (-2) + (-2) + (-2) + (-2) = -10
4) Pembagian Sebagai Operasi Kebalikan dari Perkalian
10 : 2 = b, untuk menentukan nilai b maka kalimat matematika
tersebut dapat diubah menjadi “2 kali berapa agar sama dengan 10”.
pengganti b = 5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalimat 10 : 2
⇔ 2 x b = 10, artinya bahwa pembagian merupakan operasi
kebalikan dari perkalian.
Secara umum dapat ditulis:
Misalkan a, b, c ∈ B, b faktor dari a dan b ≠ 0, maka a : b = c ⇔ a = b x c
Contoh:
a. 18 : (-3) = p ⇔ p x (-3) = 18, maka p = -5 b. c x (-6) = -42 ⇔ -42 : (-6) = c, maka c = 7 c. 28 x d = 7 ⇔ d x 7 = 28, maka d = 4
5) Alat Peraga
Menurut Arif S. Sadiman (2001:175) dikatakan proses belajar
mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu
kepada penerima pesan dan penerima pesan adalah
komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan disampaikan adalah
isi ajaran/didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa
berupa guru, orang lain, siswa ataupun penulis buku atau skenario.
Salurannya media pendidikan, dan penerima pesannya adalah siswa
atau juga guru.
Sedangkan menurut Darhim (dalam Sugiarto dan Isti Hidayah
dan mengajar) merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa.
Sebagai komunikan pada proses pembelajaran di atas adalah siswa,
sedangkan komunikatornya adalah guru dan siswa. Jika sekelompok
siswa menjadi komunikator terhadap siswa lainnya dan guru sebagai
fasilitator, maka akan terjadi proses interaksi dengan kadar
pembelajaran yang tinggi.
Seorang guru harus menyadari bahwa proses komunikasi
tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan komunikasi dapat
menimbulkan kebingungan, salah pengertian, atau bahkan salah
konsep. Kesalahan komunikasi bagi seorang guru akan dirasakan oleh
siswanya sebagai penghambat pembelajaran. Kesalahan komunikasi
dalam pembelajaran dapat terjadi karena faktor,
a. Siswa;
b. Guru;
c. Guru dan siswa
Komunikasi yang efektif banyak ditentukan juga pada keefektifan
penerima (komunikan). Feed back (mental maupun fisik) dari
komunikan dapat dijadikan sebagai alat kontrol komunikator untuk
mengevaluasi diri. Sehingga memungkinkan komunikator melakukan
perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang telah dilakukan. Untuk
menghindari terjadinya kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah
membantu proses komunikasi. Sarana tersebut selanjutnya disebut
media.
(a) Pengertian Media Pembelajaran
Beberapa telah menjelaskan pengertian tentang media pengajaran
dalam pernyataan yang tidak sama, pengertian-pengertian tersebut
adalah:
(1) Menurut Darhim: Alat peraga yang penggunaannya
diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah
tertuang dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran
(GBPP) dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
(2) Menurut Anderson: Alat peraga sebagai media atau
perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru
mengajar.
(3) Menurut Briggs: Media pembelajaran meliputi objek (benda
nyata), model, suara langsung, rekaman radio, pembelajaran
terprogram, televisi, dan slide.
(4) Menurut Tim PKG: Alat peraga merupakan benda-benda
kongkret sebagai model dan ide-ide matematika untuk
penerapannya.
6) Kerangka Berfikir
Operasi hitung bilangan bulat dalam pengajaran matematika
Namun bagi sebagian siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat
mengalami kesulitan untuk mengoperasikan bilangan bulat. Hal ini
ternyata masih menjadi permasalahan yang serius bagi mereka.
Berdasarkan realitas di atas, maka perlu dicarikan alternatif untuk
mempermudah dalam mengoperasikan bilangan bulat dengan
menggunakan garis bilangan.
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas, hipotesis tindakan adalah sebagai berikut.
Melalui pemanfaatan alat peraga garis bilangan prestasi belajar siswa kelas VII
D MTs Nurul Ulum Jembayat pada pokok bahasan operasi hitung bilangan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Madrasah Tsanawiyah Nurul Ulum Jembayat Kecamatan Margasari
Kabupaten Tegal berdiri sejak tahun 1984 tersebut terus berbenah seiring
dengan perkembangan zaman. Saat ini terdapat 633 siswa. Dengan rincian :
Kelas VII 200 siswa, kelas VIII 266 siswa dan kelas IX 207 siswa. Sedangkan
sarana penunjang proses belajar mengajar terdapat 15 ruang kelas, 1 ruang
laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium Komputer, 1 ruang perpustakaan, 1
ruang guru, dan 1 ruang tata usaha. Dengan tenaga pengajar berkualifikasi
sarjana. Tentu kondisi demikian cukup menunjang proses belajar mengajar bagi
sekolah yang terletak paling selatan di Kabupaten Tegal ini.
Apalagi lokasi madrasah berada di dekat jalan Provinsi arah Tegal –
Purwokerto. Sehingga sangat mudah untuk dijangkau dengan kendaraan umum.
Selama ini masih terdapat dua Kecamatan, yaitu: Kecamatan Margasari dan
Kecamatan Balapulang yang masih menyuplai siswa setiap tahun pelajaran
baru. Meskipun di Kecamatan Margasari terdapat 3 SMP Negeri, 3 SMP
Swasta, dan 3 MTs Swasta. Namun demikian image yang terbentuk di tengah
masyarakat seolah-olah Madrasah adalah lembaga pendidikan “kelas dua”.
Hal ini jika melihat data pekerjaan orang tua/wali yang memilih MTs
Nurul Ulum Jembayat sebagai tempat belajar bagi putra-putrinya. Dari 200
pedagang, 5% sebagai PNS, dan 24% adalah buruh. Sedangkan tingkat
pendidikan orang tua/wali adalah sebagai berikut. Lulus SD/MI 52,5%, lulus
SMP/MTs 15%, lulus SMA/Aliyah 12,5% lulus sarjana 5% dan 10% tidak
lulus SD/MI. Apalagi dengan diberlakukannya tes seleksi penerimaan siswa
baru tanpa standar NEM. Tentu para orang tua dan putra-putrinya akan
“mengadu nasib” untuk lebih memilih sekolah yang dianggap favorit.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kelas VII D semester I di MTs Nurul Ulum
Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005.
Jumlah siswa kelas VII D pada tahun ajaran ini, adalah 40 siswa yang terdiri
dari 19 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
C. Prosedur Kerja yang Diteliti
Prosedur dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri
dari tiga siklus dan masing-masing siklus meliputi perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan reflection.
a. Rencana Tindakan
Alat peraga garis bilangan sebagai upaya pemecahan masalah dalam
mengoperasikan bilangan bulat meliputi sejumlah rencana tindakan yang
1) Rencana Tindakan Siklus 1
(a) Rencana (Planning)
(1) Guru menyiapkan soal-soal yang harus dikembangkan dan
diajukan oleh siswa secara tertulis yang dikerjakan melalui
kelompok-kelompok kecil. Guru mengoreksi hasil pekerjaan
kelompok selanjutnya mencatat sejumlah kelompok yang
pekerjaannya benar secara meyakinkan.
(2) Dokumentasi kondisional meliputi data hasil ulangan pokok
bahasan operasi hitung bilangan bulat tahun pelajaran
2004/2005, angket dan observasi guru terhadap pembelajaran
matematika yang akan berlangsung.
(3) Identifikasi masalah dan klasifikasi semua masalah-masalah
yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam kegiatan belajar
mengajar.
(4) Menggunakan alat peraga garis bilangan sebagai upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam operasi hitung
bilangan bulat.
(b) Tindakan Siklus 1
(1) Guru menyiapkan pengajaran.
(2) Guru memberikan soal-soal pada siswa.
(3) Guru mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses
Sesuai yang diinginkan guru, maka rencana penelitian ini
berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan yang akan
dilaksanakan di dalam kelas. Pelaksanaan tindakan siklus 1
yang direncanakan, yaitu :
(1) Permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan.
Hal ini guru menggunakan alat peraga garis bilangan
pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat.
(2) Merencanakan pembelajaran dengan menerangkan
materi tentang pokok bahasan operasi hitung bilangan
bulat dilanjutkan dengan contoh soal-soal.
(3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran seperti bertanya,
mengungkapkan pendapat, diskusi, dan sebagainya.
(4) Guru memberikan soal-soal latihan setiap sub pokok
bahasan selesai.
(5) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus.
(c) Observasi/pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas
pembelajaran, baik data pembelajaran guru (peneliti) maupun data
pembelajaran siswa. Guru menyiapkan tes observasi yang dilakukan
(d) Refleksi
Data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti. Analisis
dilakukan dengan cara mengukur, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
(1) Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar sebelum digunakan
alat peraga garis bilangan?
(2) Apakah penggunaan alat peraga cukup efektif?
(3) Berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil
belajar? Sudahkah mencapai target yang diinginkan sesuai
dengan yang diharapkan?
(4) Sudahkah guru menerapkan struktur pengajaran Matematika
yang baik?
2) Rencana Tindakan Siklus 2
(a) Perencanaan Ulang
Berdasarkan refleksi 1 maka diadakan perencanaan ulang yang
meliputi:
(1) Identifikasi Masalah
Masalah siklus 1 yang belum berhasil pada pokok bahasan
operasi hitung bilangan bulat.
(2) Rencana Tindakan
Penggunaan alat peraga harus lebih sering dilakukan agar siswa
(b) Tindakan siklus 2
(1) Guru melakukan tindakan pada siklus 1.
(2) Guru memberikan soal-soal latihan.
Tindakan siklus 2 sesuai dengan perencanaan yang
diprogramkan yaitu:
(1) Dasar dari siklus 1, maka permasalahan dapat diidentifikasi
dan dirumuskan.
(2) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan cara
pendekatan dan bimbingan khusus.
(3) Guru menerangkan kembali materi yang kurang dipahami
siswa beserta contoh-contohnya.
(4) Merencanakan kembali pembelajaran dengan pemanfaatan
alat peraga.
(5) Siswa diberi soal-soal latihan untuk dibahas kembali.
(6) Guru memberikan soal-soal pada akhir siklus 2.
(c) Observasi/pengamatan
Peneliti melakukan tindakan ulang pada siklus 1
(d) Refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus 1 dan siklus 2,
kemudian melakukan refleksi dengan adanya metode yang
dilakukan dalam tindakan kelas. Siswa mengalami peningkatan
dalam tindakan kelas berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam mengoperasikan bilangan bulat.
3) Rencana Tindakan Siklus 3
(a) Perencanaan Ulang
Berdasarkan analisis dan refleksi 2 maka diadakan perencanaan
ulang yang meliputi:
(1) Identifikasi Masalah
Masalah siklus 2 yang belum berhasil pada pokok bilangan
kelipatan persekutuan terkecil.
(2) Rencana Tindakan
Guru menyiapkan kembali soal-soal tertulis yang akan
dikembangkan siswa untuk dikerjakan secara perorangan. Guru
mengoreksi pekerjaan siswa. Selanjutnya menginventarisir
jawaban siswa yang pekerjaannya benar secara meyakinkan.
Guru memberi kesempatan kepada siswa yang telah menjawab
pertanyaan dengan benar untuk menunjukkan kepada
teman-temannya di depan kelas.
Melalui tanya jawab guru mengulang kembali penyelesaian soal
tersebut secara bersama-sama untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa sesuai dengan pengembangan soal yang
(3) Rencana Pengamatan
Pengamat mengamati jalannya pembelajaran dan menilai
kemampuan siswa dalam mengembangkan model soal dan
menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas. Pengamat turut
serta dalam menilai tes formatif.
(4) Rencana Refleksi
Refleksi pada siklus 3 digunakan untuk melihat apakah hipotesis
tindakan tercapai atau tidak. Pada akhir siklus 3 ini, melalui
pemanfaatan alat peraga garis bilangan diharapkan prestasi
belajar siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat
Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal dapat ditingkatkan.
D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data 1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Hasil tes formatif
2) Interview guru dengan siswa
3) Literatur.
4) Angket
2. Pengambilan Data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Tes formatif digunakan untuk mengukur prestasi siswa dalam
pembelajaran matematika pokok bahasan operasi hitung bilangan
2) Tes formatif pertama dilaksanakan pada akhir siklus 1.
3) Tes formatif kedua dilaksanakan pada akhir siklus 2.
4) Tes formatif ketiga dilaksanakan pada akhir siklus 3.
5) Membuat lembar pengamatan (observasi).
6) Membuat soal-soal tes formatif.
3. Materi Tes
Materi tes disesuaikan dengan materi eksperimen meliputi sub pokok
bahasan.
1) Bilangan Bulat dan Lambangnya
2) Penjumlahan
3) Pengurangan
4) Perkalian
5) Pembagian
6) Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar
E. Tolak Ukur Keberhasilan
Siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal latihan
dalam mengoperasikan bilangan bulat dengan pemanfaatan alat peraga garis
bilangan. Kemampuan siswa dapat dikatakan meningkat dalam penelitian ini
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Selama tiga Siklus adalah sebagai berikut
1. Partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar
Siklus I Siklus II Siklus III Partisipasi
Siswa Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Acuh 12 30% 8 20% 2 5%
Sedang 16 40% 13 32,5% 5 12,5%
Aktif 12 30% 19 47, % 33 82,5%
Jumlah 40 100% 40 100% 40 100%
2. Partisipasi siswa dalam menyerap materi pelajaran
Siklus I Siklus II Siklus III Prestasi
Siswa Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Nilai ≤ 60 Nilai > 60
23 17 77% 23% 16 24 40% 60% 6 34 12 % 88 %
Siklus I Siklus II Siklus III Partisipasi
Siswa
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase Tuntas
Belajar 17 23% 24 4% 34 88% Tidak
Tuntas Belajar
23 77% 16 60% 6 12%
Nilai
Rata-rata 2460 : 40 = 61,5 % 2650 : 40 = 66,26 2900 : 40 = 72,5 Taraf
Serap
61,5 x 100 % = 61,5%
66,25 x 100% = 66,25%
3. Kemampuan Siswa dalam Memahami soal
Tingkat Pemahaman Soal Pembagian Siklus I
Siklus II
Siklus III 1. Siswa tidak dapat menjumlahkan bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
2. Siswa tidak dapat mengalikan bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat negatif
3. Siswa tidak dapat membagi bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat negatif.
52 %
48 %
45 %
27 %
21 %
18 %
10 %
12 %
11 %
4. pengamatan KBM oleh guru lain selama dua siklus adalah sebagai berikut
Item yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III
1. Pendahuluan 2. Pengembangan 3. Penerapan 4. Penutup C C C B B B C A B B B
RATA-RATA C B A
B. PEMBAHASAN
Dengan melihat tabel di atas maka perlu peneliti jelaskan bahwa :
1. Siklus I
Dari 40 Siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan
disebabkan karena siswa belum memahami konsep operasi hitung bilangan
bulat dan kurang menguasai dalam prasyarat.
Dalam mengikuti pembelajaran pokok bahasan bilangan bulat siswa
harus diberi motivasi agar lebih semangat dalam proses belajar mengajar yaitu
dengan diberi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disampaikan. Bila siswa menjawab dengan benar guru memberi penguatan
agar siswa merasa senang.
Dengan melihat hasil prestasi siswa ternyata dari 40 siswa terdapat
23 siswa yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar yaitu yang mendapat
nilai kurang dari 60 sedang siswa yang tuntas belajar ada 17 siswa dengan
perolehan nilai rata-rata 61,5 dan daya serap 61,5 % terhadap materi
pembelajaran.
Dengan melihat tabel pengamatan guru lain dapat dijelaskan bahwa
dalam siklus pertama penguasaan guru terhadap materi pelajaran perlu
ditingkatkan lagi, perhatian guru kurang merata pada seluruh siswa, belum
muncul pertanyaan yang efektif untuk mengarahkan siswa pada pemahaman
materi yang sedang disampaikan, masih banyak siswa yang kurang aktif dan
sibuk bermain sendiri. Hal itu disebabkan karena kurangnya penguasaan
guru terhadap materi.
2. Siklus II
Pada siklus ini siswa yang kurang aktif sudah berkurang jika
dibandingkan dengan siklus I. Dari hasil prestasi siswa juga terjadi
siswa yang tidak tuntas belajar 16 orang, hal ini disebabkan karena motivasi
belajar siswa masih kurang. Namun peneliti tetap berusaha untuk selalu
memberi motivasi dan bimbingan kepada siswa tersebut di luar jam pelajaran.
Sedangkan siswa yang tuntas belajar ada 24 orang dengan nilai rata-rata pada
siklus kedua adalah dengan taraf serap 66,25%. Berarti ada peningkaan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan bulat.
Sedangkan pengamatan KBM oleh guru lain, kegiatan guru sudah ada
peningkatan dibanding siklus I yaitu perhatian guru sudah menyeluruh dan
siswa yang pasif mulai termotivasi untuk belajar atau bertanya dengan
teman-temannya yang sudah dianggap paham oleh gurunya. Pertanyaan-pertanyaan
yang mengarahkan siswa pada materi pelajaran sudah cukup produktif
sehingga siswa menjadi aktif.
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan pada siswa yang mengalami
kesulitan adalah siswa diberi bimbingan dan memberikan cara penyelesaian
dengan menggunakan garis bilangan untuk bilangan-bilangan yang nilainya
kecil. Kemudian dapat ditempuh dengan cara mengumpamakan, jika negatif
adalah hutang, sedangkan positif adalah membayar. Dengan cara ini
diharapkan siswa akan lebih mudah untuk menyelesaikan penjumlahan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif atau bilangan bulat
negatif dengan bilangan bulat negatif. Sedangkan untuk pengurangan, siswa
diminta terlebih dahulu untuk mengubah kalimat pengurangan tersebut
menjadi kalimat penjumlahan dengan invers jumlah (lawan) dari bilangan
siswa dengan sabar dan penuh empati adalah merupakan kata kunci untuk
dapat meraih kesuksesan dalam mengajar. Setelah itu siswa diberi soal yang
terstruktur dan lebih sederhana.
3. Siklus III
Pada siklus II siswa yang aktif hanya 47 %, sedangkan pada siklus III
siswa yang aktif telah meningkat menjadi 82,5% siswa yang acuh telah
menurun dibandingkan dengan siklus II. Dari hasil prestasi siswa juga terjadi
peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari 16
siswa yang tidak tuntas belajar pada siklus II, tinggal 6 orang pada siklus III,
hal ini disebabkan karena siswa telah termotivasi untuk belajar dan siswa
sudah memahami materi yang disampaikan. Siswa yang tuntas belajar ada 34
orang dengan nilai rata-rata kelas 72,5, pada siklus ketiga daya serap 72,5%.
Berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pada
materi bilangan bulat. Sedangkan pengamatan KBM oleh guru lain, kegiatan
guru sudah meningkat dibanding siklus kedua yaitu perhatian guru sudah
menyeluruh, penggunaan alat peraga cukup efektif, dan siswa yang belum
paham memiliki ketrampilan bertanya yang cukup baik, siswa menjadi lebih
aktif bertanya.
Dengan melihat hasil penelitian di kelas VII D MTs Nurul Ulum
Jembayat tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa :
Faktor-faktor yang paling banyak menyebabkan siswa mengalami kesulitan
dalam memahami materi yang ada pada pokok bahasan bilangan bulat ini
1. Siswa tidak paham jika menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat positif.
2. Siswa tidak paham jika mengurangkan bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif.
3. Siswa tidak paham jika membagi bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan pada siswa yang mengalami
kesulitan adalah siswa diberi bimbingan dan memberikan cara penyelesaian
dengan langkah-langkah yang lambat agar siswa tersebut dapat memahami
dan dapat mengikuti serta diberikan soal yang terstruktur dan lebih sederhana.
Kriteria Keberhasilan siswa dalam mempelajari materi sub pokok
bahasan pembagian adalah :
1. Secara individu bila mereka sudah dapat mencapai nilai 65 atau lebih
berarti sudah menyerap materi yang telah diajarkan sebesar 65 % atau
lebih dikatakan tuntas belajar.
2. Jumlah siswa dalam kelas dapat menyerap materi 75% dari jumlah siswa
keseluruhan dengan nilai rata – rata kelas mencapai lebih dari 75.
3. Dengan melihat tabel pengamatan oleh guru lain dalam KBM dapat
dijelaskan bahwa dalam siklus ketiga penguasaan guru terhadap materi
pelajaran sudah baik, tetapi perhatian guru kurang merata di seluruh kelas
sehingga ada beberapa siswa yang pasif dan sibuk bermain sendiri. Pada
siswa yang belum tuntas belajar untuk memahami materi cukup antusias,
siswa mau bertanya tentang kesulitan yang dialaminya. Pada silkus ke III
kegiatan guru dalam KBM sudah cukup baik. Perhatiannya sudah merata
BAB V PENUTUP A. SIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas di kelas VII D MTs
Nurul Ulum Jembayat, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal dapat
disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan alat peraga garis bilangan, prestasi
belajar siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan bulat dapat
ditingkatkan.
B. SARAN - SARAN
Dalam pembelajaran cara menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat
guru disarankan agar lebih memiliki empati serta kesabaran dalam membimbing
siswa, khususnya siswa yang mengalami kesulitan belajar dan menelaah soal-soal
yang ada agar siswa benar-benar dapat memahami dan dapat belajar dengan
seoptimal mungkin sehingga dapat tercapai tujuan yang dikehendaki yaitu dapat
Daftar Pustaka
Arif S. Sadiman. 2001. Bunga Rampai Dan Psikologi Pembelajaran. Semarang. WRI (Walisongo Research Institute).
Bimo Walgito. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta. Andi Offset.
Cholik, Sugijono, D. Subroto. 2000. Matematika untuk SLTP Kelas 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Darhim (dalam Sugiarto, Isti Hidayah). 2004. Workshop Pendidikan Matematika. Semarang: FPMIPA UNNES.
Kuswandi. 2001. Pembelajaran Siswa SLTP. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Sugeng Hariadi dan Kawan-Kawan. 1993. Perkembangan Peserta Didik. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
Sugiarto, Isti Hidayah. 2004. Workshop Pendidikan Matematika. Semarang: FPMIPA UNNES.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Pertemuan ……….
Lampiran 2 : Alokasi Waktu ………..
Lampiran 3 : Distribusi Waktu ………
Lampiran 4 : Daftar Nama Siswa Sebagai Objek Penelitian ………..
Lampiran 5 : Rencana Pembelajaran Siklus I ……….
Lampiran 6 : Kisi-Kisi Penulisan Soal Tes Formatif I ..………
Lampiran 7 : Lembar Soal Tes Formatif I ………
Lampiran 8 : Kunci Jawaban ……….……….
Lampiran 9 : Pedoman Penskoran ………..
Lampiran 10 : Tabel Analisis Hasil Tes Formatif ……….
Lampiran 11 : Tabel Identifikasi Kesalahan Siswa ………...
Lampiran 12 : Tabel Pengamatan Partisipasi Siswa dalam KBM …….
Lampiran 13 : Tabel Pengamatan Oleh Guru Lain ………
Lampiran 14 : Lembar Soal Perbaikan dan Pengayaan ………...
Lampiran 15 : Rencana Pembelajaran Siklus 2 ………
Lampiran 16 : Kisi-Kisi Penulisan Tes Formatif 2 ……….
Lampiran 17 : Lembar Soal Tes Formatif 2 ………
Lampiran 18 : Kunci Jawaban …..……….………..
Lampiran 19 : Pedoman Penskoran ………..
Lampiran 20 : Tabel Analisis Hasil Tes Formatif 2 ………..
Lampiran 21 : Tabel Identifikasi Kesalahan Siswa ………...
Lampiran 22 : Tabel Pengamatan Partisipasi Siswa dalam KBM …….
Lampiran 23 : Tabel Pengamatan Oleh Guru Lain ………...
Lampiran 24 : Lembar Soal Perbaikan dan Pengayaan ………
Lampiran 25 : Rencana Pembelajaran Siklus 3 ………
Lampiran 26 : Kisi-Kisi Penulisan Tes Formatif 3 ………..
Lampiran 27 : Lembar Soal Tes Formatif 3 ………
Lampiran 29 : Pedoman Penskoran ………..
Lampiran 30 : Tabel Analisis Hasil Tes Formatif 3 ……….
Lampiran 31 : Tabel Identifikasi Kesalahan Siswa ………...
Lampiran 32 : Tabel Pengamatan Partisipasi Siswa dalam KBM …….
Lampiran 33 : Tabel Pengamatan Oleh Guru Lain ………...
Lampiran 34 : Lembar Soal Perbaikan dan Pengayaan ………
Lampiran 35 : Dokumentasi dalam proses KBM …….……… 107
109
111
112
115
117
Lampiran 1
JADWAL PERTEMUAN
No Tanggal Kegiatan
1.
2.
3.
17 Oktober 2005
21 Oktober 2005
22 Oktober 2005
24 Oktober 2005
28 Oktober 2005
29 Oktober 2005
14 Nopember 2005
18 Nopember 2005
19 Nopember 2005
Siklus 1
Membahas Memahami Bilangan Bulat
Membahas Mengurut Bilangan Bulat
Ulangan Harian
Perbaikan dan Pengayaan
Siklus 2
Membahas Penjumlahan Bilangan Bulat
Membahas Pengurangan Bilangan Bulat
Ulangan Harian
Perbaikan dan Pengayaan
Siklus 3
Membahas Perkalian Bilangan Bulat
Membahas Pembagian Bilangan Bulat
Ulangan Harian
Lampiran 2
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS : VII (TUJUH)
SEMESTER : GASAL
TAHUN PELAJARAN : 2004/2005
A. Alokasi Waktu
No Bulan Banyak Minggu Efektif Ket
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
2
5
4
3
4
4
2
20 minggu efektif
Lampiran 3
A. Distribusi Waktu
No Pokok Bahasan Alokasi
Waktu 1. 1. Bilangan Bulat
A. Mengenal Bilangan Bulat 1. Memahami Bilangan Bulat 2. Mengurut Bilangan Bulat 3. Menjumlahkan Bilangan Bulat
4. Memahami Lawan (Invers Tambah) Bilangan Bulat
5. Mengurangkan Bilangan Bulat
6. Memahami Sifst-Sifat Operasi Jumlah pada Bilangan Bulat
7. Mengalikan Bilangan Bulat
8. Memahami Sifat-Sifat Perkalian Bilangan Bulat 9. Membagi Bilangan Bulat
2. Bilangan Pecahan A. Mengenal Pecahan
1. Memahami Pecahan dan Lambangnya
2. Memahami Sifat-Sifat Operasi pada Pecahan
3. Mengurut Pecahan
B. Mengenal Perbandingan Desimal, Persen, dan Permil 1. Memahami Perbandingan
2. Memahami Desimal 3. Memahami Persen 4. Memahami Permil
5. Menghitung Pecahan-Pecahan dengan Huruf 6. Memahami Bentuk Baku
3. Aljabar dan Aritmatika Sosial A. Menjumlahkan dan Mengalikan
1. Menjumlah dan Mengurangi Suku-Suku Sejenis 2. Menyatakan perkalian sebagai Jumlah dan Selisih
B. Memahami Bentuk Aljabar dalam Pecahan 1. Memahami Operasi pada Bentuk Aljabar 2. Pecahan, pecahan Desimal, dan Persen C. Mengenal Aritmatika Sosial
30
20
1. Mengenal Uang dalam Perdagangan 2. memahami Persentase Untung dan Rugi 3. Mengenal rabat, Bruto, Neto, Tara, dan Bonus 4. Menghitung Bunga Tabungan
4. Persamaan
A. Memahami Kalimat Terbuka B. Memahami Persamaan
5. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel A. Mengenal Ketidaksamaan
B. Memahami Pertidaksamaan Linear.
15
15
Lampiran 4
DAFTAR NAMA SISWA SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN
Jenis Kelamin NO KODESISWA NAMA L P
1 001 ADI SUPRIYADI V
2 002 ADITIA PRAMESTA V
3 003 AINUN NAJIB V
4 004 AKHMAD ZUBAEDI V
5 005 ALI SIDIK V
6 006 AS’ARI V
7 007 DANI JAYANTI V
8 008 DEDI SUSANTO V
9 009 DWI LESTARI PEBRIANI V
10 010 EDI GUNAWAN V
11 011 EPI YUNINGSIH V
12 012 FALIKUL ISBAH V
13 013 FITRI LESTARIAWATI V
14 014 FITRIYANI V
15 015 IANATUL SHOFIYANA V
16 016 IDA ARYANTI V
17 017 INDAH PADLUL MAULA V
18 018 LUKNI NURHUDA V
19 019 M. AGUNG PRAMONO V 20 020 M. MUSFIK AMRULLOH V 21 021 M. NAILUL FATKHUL . M V
22 022 MUH. MIFTAKHUDIN V
23 023 MUH. YAHYA ALI. R V 24 024 MUHAMMAD HABIBI V
25 025 MURNI V
26 026 NUR LIZAYANTI V
27 027 NURALISAH V
28 028 NURKHOLIDAH V
30 030 RENI ROSIYANI V
31 031 SEPUDIN V
32 032 SITI NURKHIKMAH V
33 033 SITI UMAROH V
34 034 SLAMET ABDUL MANAP V
35 035 SULAIMAN HADI W V
36 036 TORIK V
37 037 TOTO ARI WIBOWO V
38 038 ULFATUN NASIKHA V
39 039 UMROTUL IZATI V
40 040 YUYUN KHERONISA V
Lampiran 5
SILABUS
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS/SEMESTER : VII (TUJUH) / GASAL
WAKTU : 2 X 45 MENIT (1X PERTEMUAN)
PELAKSANAAN : SENIN, 17 OKTOBER 2005
I. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Standar Kompetensi
Melakukan operasi hitung bilangan bulat serta dapat menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Menyelesaikan operasi bilangan bulat dan mengenal sifat operasi bilangan
bulat.
II. MATERI PEMBELAJARAN
A. Pokok-pokok materi pembelajaran
1. Memahami Bilangan Bulat
Himpunan bilangan cacah dilambangkan dengan C. Ternyata himpunan
bilangan cacah dan himpunan bilangan asli belum mampu mencatat
semua kejadian yang ada, misalnya untuk mencatat suhu-suhu yang
sangat dingin seperti di Jepang, puncak pegunungan Himalaya, Bosnia, di
daerah kutub dan lain sebagainya, yang suhunya selalu di bawah nol
derajat Celcius. Untuk keperluan tersebut akhirnya dipergunakan bilangan
tersendiri yang disebut bilangan negatif. Jadi himpunan bilangan bulat
adalah merupakan gabungan dari bilangan asli, bilangan cacah, dan
anggota-anggotanya adalah B ={…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …}. Dalam garis
bilangan dengan arah mendatar, bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Bilangan bulat negatif Bilangan bulat Positif
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
2. Mengurut Bilangan Bulat
Urutan bilangan bulat positif dapat dilihat pada garis bilangan.
Contoh:
1 < 3, karena pada garis bilangan, 1 terletak di kiri 3.
5 > 4, karena pada garis bilangan, 5 terletak di kanan 4.
Jika dengan menggunakan garis bilangan terlihat sebagai berikut.
Bilangan bulat negatif Bilangan bulat Positif
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
Demikian juga pada bilangan bulat negatif, bilangan yang nilai lebih
besar maka berada di kanan bilangan tersebut.
Contoh:
-3 < -2, karena pada garis bilangan, -3 terletak di kiri -2.
B. Media dan Sumber Pembelajaran
Media : Gambar garis bilangan
Sumber Pembelajaran : Buku Matematika 1a untuk Sekolah Menengah
Pertama, Balai Pustaka
III.KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Metode : Peragaan, tanya jawab, ekspositori
B. Pendekataan : Melalui alat peraga garis bilangan
C. Langkah-langkah kegiatan
1. Pra Kegiatan ( ± 5 menit )
a. Menyiapkan alat-alat pembelajaran
b. Mengondisikan siswa agar siap menerima pelajaran
2. Pra Awal ( ± 5 menit )
Apersepsi : tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran
3. Kegiatan Inti ( ± 45 menit )
a. Penjelasan guru tentang pengertian bilangan bulat
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru
c. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami
d. Guru menyuruh beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis
e. Siswa mengerjakan tugas secara individu
4. Kegiatan Akhir ( ± 20 menit )
a. Guru menyimpulkan pelajaran secara keseluruhan
b. Siswa mengerjakan soal-soal tes
c. Guru menganalisa hasil tes
5. Kegiatan tindak lanjut ( ± 5 menit ) a. Perbaikan
Guru mengulang pelajaran bagi siswa yang mendapat nilai kurang
dari 7,5
b. Pengayaan
IV.EVALUASI
A. Prosedur Penilaian
1. Tes awal : -
2. Tes proses : Ada pada kegiatan inti
3. Tes Akhir : Ada pada kegiatan akhir
B. Jenis tes : Tes tertulis
C. Bentuk tes : Uraian
D. Alat Tes : Soal-soal tes, kunci jawaban dan penskoran terlampir
Jembayat, 17 Oktober 2005 Penyusun
Lampiran 6
KISI-KISI PENULISAN SOAL
JENIS SEKOLAH : MTs NURUL ULUM JEMBAYAT
MATA PELAJARAN
: MATEMATIKA
KELAS : VII (tujuh) SEMESTER : GASAL
STANDAR KOMPETENSI : MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SERTA DAPAT MENGGUNAKANNYA DALAM
PEMECAHAN MASALAH.
NO SK MATERI
POKOK KLS/SMT INDIKATOR
SOAL NO
1 Melakukan operasi bilangan dalam pemecahan masalah 1. Memahami Bilangan Bulat 2. Mengurut Bilangan Bulat VII/I Siswa dapat: 1. Menentukan bilangan bulat di antara –5 dan 2.
tanda
ketidaksamaan pada kalimat 1 -10 7. Mengganti
variabel dengan bilangan bulat sehingga kalimat
ketidaksamaan menjadi benar 8. Menentukan
pengganti x dari kalimat x ≥ -1, x anggota bilangan bulat kurang dari 4 9. Menentukan
pengganti x yang memenuhi –8 ≤ 2 x ≤ 4 10.Menentukan
pasangan bilangan yang menyatakan suhu lebih tinggi.
7
8
9
Lampiran 7
LEMBAR SOAL TES FORMATIF KE I
JENIS SEKOLAH : MTs NURUL ULUM JEMBAYATMATA PELAJARAN
: MATEMATIKA
KELAS : VII (tujuh) SEMESTER : GASAL
STANDAR KOMPETENSI : MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SERTA DAPAT MENGGUNAKANNYA DALAM PEMECAHAN MASALAH.
WAKTU : 60 MENIT
PELAKSANAAN : JUM’AT