PENENTUAN PELUANG TRANSISI t LANGKAH DALAM
RANTAI MARKOV DAN PENERAPANNYA DI BIDANG
PERTANIAN
SKRIPSI
RUDY ASWIN
060823038
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FALULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENENTUAN PELUANG TRANSISI t LANGKAH DALAM
RANTAI MARKOV DAN PENERAPANNYA DI BIDANG
PERTANIAN
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana sains
RUDY ASWIN
060823038
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FALULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN PELUANG TRANSISI t
LANGKAH DALAM RANTAI MARKOV DAN PENERAPANNYA DI BIDANG PERTANIAN
Kategori : SKRIPSI
Nama : RUDY ASWIN
Nomor Induk Mahasiswa : 060823038
Program Studi : SARJANA (S-1) MATEMATIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2010
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Drs.Suwarno Ariswoyo, M.Si Dra.Rahmawati Pane, M.Si
NIP : 130 810 774 NIP : 131 474 682
Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Ketua
PERNYATAAN
PENENTUAN PELUANG TRANSISI t LANGKAH DALAM RANTAI MARKOV DAN PENERAPANNYA DI BIDANG PERTANIAN
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2010-06-24
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, dengan limpahan karunia-Nya skripsi ini berhasil diselesaikan dalam
waktu yang telah ditetapkan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dra.Rahmawati Pane, M.Si
dan Drs.Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku pembimbing pada penyelesaian
skripsi ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya
untuk menyempurnakan skripsi ini. Panduan ringkas dan padat dan profesional
telah diberikan kepada saya agar penulis menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima
kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Dr.Saib Suwilo,
M.Sc dan Drs. Henry Rani Sitepu M.Si, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sumatera Utara, semua dosen
pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU, dan rekan
– rekan kuliah pada program studi ekstension matematika stambuk 2006.
Akhirnya, tidak terlupakan kepada Ayahanda Syafwin Haikal dan Ibunda Aswani
serta Kakak-kakak dan adikku tercinta. Penulis mengucapkan terima kasih yang
tulus atas do’a dan doronganya kepada penulis yang selama ini memberikan
bantuan baik moril maupun materi yang tak terbatas. Semoga Allah SWT yang
ABSTRAK
Rantai Markov adalah rangkaian proses kejadian dimana peluang bersyarat
kejadian yang akan datang hanya bergantung kepada kejadian yang sekarang dan
tidak tergantung kepada kejadian yang lalu. Secara matematika dapat dituliskan
sebagai berikut :
{
Xt jX i X i Xt i Xt it}
P(
Xt j Xt i)
PijP +1 = 0 = 0, 1 = 1,..., −1 = 1−1, = = +1 = = = ,
j i
P, adalah peluang perpindahan dari state i ke state j. Rantai Markov yang
digunakan pada skripsi adalah untuk menentukan peluang perpindahan dari state
yang satu ke satate yang lainnya. Peramalan yang digunakan berdasarkan pada
matriks transisi, peluang perpindahan dari satu state ke state yang lainnya,
berdasarkan peluang state t langkah peralihan. Aplikasinya diterapkan dalam
bidang pertanian yaitu pada bidang sosial ekonomi pertanian. sebagai contoh
adalah peluang perpindahan merek bibit kelapa sawit dari satu state ke state
lainnya. hasil yang diperoleh adalah seluruh merek bibit kelapa sawit mengalami
pergeseranpeminatan kecuali merek lainnya yang tidak diperhitungkan
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak v
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Tinjauan Pustaka 3
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Pembatasan Masalah 5
1.6 Manfaat Penelitian 5
1.7 Metode Penelitian 5
Bab 2 Landasan Teori 7
2.1 Pengantar 7
2.2 Data 7
2.2.1 Defenisi Data 7
2.3 Matriks 8
2.3.1 Defenisi Matriks 8
2.3.2 Teorema Matriks 9
2.3.3 Operasi Matriks 10
2.4 Probabilitas 12
2.4.1 Defenisi Probabilitas 13
2.4.2 Probabilitas Beberapa Peristiwa 14
2.5 Teorema Bayes 17
2.6.1 Defenisi rantai Markov 19
2.6.2 Sifat Markov 19
2.6.3 Asumsi – asumsi dasar rantai Markov 20
2.6.4 Keadaan awal rantai Markov 20
2.7 Persamaan Chapman- Kolmogorov 21
2.7 Matriks Probabilitas Transisi 19 2.8 Peluang state t langkah 22 2.8.1 Defenisi 22
2.9 Rantai Markov 22 2.9.1 Defenisi Rantai Markov 22 2.9.2 Sifat Markov 22 2.9.3 Asumsi- asumsi Dasar Rantai Markov 23
2.9.4 Keadaan Awal Rantai Markov 23
2.9.5 Keadaan Transisi dan Probabilitasnya 24
Bab 3 Pembahasan 26 3.1 Penerapan Di Bidang Pertanian 26
3.2 Matriks Transisi Empat Langkah 34 3.3 Peluang State Delapan Langkah 35
Bab 4 Kesimpulan dan Saran 44
4.1 Kesimpulan 44
4.2 Saran 45
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Merek Bibit Kelapa Sawit dan Jumlah Pengguna 27
Tabel 3.2 Alasan Pengguna (Petani) Memilih Bibit Kelapa Sawit 28
Tabel 3.3 Jumlah Pengguna Bibit Kelapa Sawit saat ini dan sebelumnya 30
Tabel 3.4 Perolehan dan Kehilangan Konsumen pada Berbagai Merek Bibit Kelapa Sawit 30
Tabel 3.5 Brand Switching Patern 32
Tabel 3.6 Probabilitas Transisi 32
Tabel 3.7 Peluang Proporsi Pengguna Bibit Kelapa Sawit 41
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.4 Perpindahan Konsumen Pada Berbagai Merek
ABSTRAK
Rantai Markov adalah rangkaian proses kejadian dimana peluang bersyarat
kejadian yang akan datang hanya bergantung kepada kejadian yang sekarang dan
tidak tergantung kepada kejadian yang lalu. Secara matematika dapat dituliskan
sebagai berikut :
{
Xt jX i X i Xt i Xt it}
P(
Xt j Xt i)
PijP +1 = 0 = 0, 1 = 1,..., −1 = 1−1, = = +1 = = = ,
j i
P, adalah peluang perpindahan dari state i ke state j. Rantai Markov yang
digunakan pada skripsi adalah untuk menentukan peluang perpindahan dari state
yang satu ke satate yang lainnya. Peramalan yang digunakan berdasarkan pada
matriks transisi, peluang perpindahan dari satu state ke state yang lainnya,
berdasarkan peluang state t langkah peralihan. Aplikasinya diterapkan dalam
bidang pertanian yaitu pada bidang sosial ekonomi pertanian. sebagai contoh
adalah peluang perpindahan merek bibit kelapa sawit dari satu state ke state
lainnya. hasil yang diperoleh adalah seluruh merek bibit kelapa sawit mengalami
pergeseranpeminatan kecuali merek lainnya yang tidak diperhitungkan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan nyata, hampir seluruh fenomena alam mengandung ketidak
pastian atau bersifat probabilistik, misalnya pergerakan lempengan bumi yang
menyebabkan gempa, naik turunnya harga saham, keadaan cuaca, dan lain
sebagainya. Salah satu model yang saat ini banyak dikembangkan adalah rantai
Markov. Aplikasi dari proses Markov melalui rantai Markov banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Rantai Markov dapat digunakan sebagai model dari
berbagai bentuk permainan, salah satu contohnya adalah permainan ular tangga.
Dibidang ekonomi, kita bisa melihat pergerakan selera konsumen atas beberapa
jenis produk yang sama menggunakan rantai Markov. Selain itu, proses Markov
juga berperan dalam menentukan urutan halaman dari sebuah webpage
sebagaimana yang digunakan oleh Google. Dalam memodelkan fenomena alam
dengan model ini, diasumsikan bahwa proses yang terlibat didalamnya mengikuti
sifat Markov yaitu peluang keadaan proses pada suatu saat hanya bergantung
kepada keadaan disatu kurun waktu sebelumnya. Misalnya keadaan besok
tergantung pada keadaan hari ini. Umumnya, peluang bersyarat ini disajikan
sebagai suatu matriks.
Dalam analisis markov yang dihasilkan adalah suatu informasi probabilistik yang
dapat digunakan untuk membantu pembuatan keputusan, jadi analisis ini bukan
suatu teknik optimisasi melainkan suatu teknik deskriptif . Analisis Markov
dinamakan stochastic process. Analisis ini sangat sering digunakan untuk
membantu pembuatan keputusan dalam bisnis dan industri, misalnya dalam
masalah ganti merek, masalah hutang-piutang, masalah operasi mesin, analisis
pengawasan dan lain-lain.
Berdasarkan ruang keadaan dan ruang parameternya Proses Markov dapat
dikelompokkan menjadi proses markov dengan ruang sampel diskrit. sebagai
contoh, salah satu proses stokastik dengan ruang sampel diskrit adalah
banyaknya pengunjung yang datang kesuatu pertokoan pada hari ke-t. Dan
proses Markov dengan ruang sampel kontinu. Contoh proses stokastik dengan
ruang sampel kontinu adalah selang waktu antar kedatangan pengunjung kesuatu
pertokoan pada waktu t sembarang. yang dinamakan sebuah rantai adalah jika
state spacenya diskret. Rantai Markov diskrit adalah sebuah proses Markov yang
ruang statenya adalah bilangan yang dapat dihitung, dan bilangan indeksnya
adalah T = (0, 1, 2, ...) Dalam bentuk formal, sifat Markov dinyatakan sebagai :
Pr
{
Xn+1 = jXn =i,Xn−1 =in−1,...,X1 =i1,X0 =i0}
=Pr(
Xn+1 = jXn =i)
,untuk semua titik waktu n dan semua state i0,...,in−1,i,j.
Umumnya ruang state dari rantai Markov dinyatakan dengan bilangan bulat tak
negatif {0, 1, 2, ...}, dan Xn =i menyatakan X berada pada state i. n
Seperti yang telah diuraikan diatas rantai Markov bisa diterapkan diberbagai
bidang antara lain ekonomi, politik, kependudukan, industri, pertanian dan
lain-lain. Dalam tulisan ini mencoba menggali labih jauh penerapannya pada bidang
pertanian, yaitu dalam bidang sosial ekonomi pertanian. Oleh karena itu penulis
mencoba membahas mengenai ”PENENTUAN PELUANG TRANSISI t
LANGKAH DALAM RANTAI MARKOV DAN PENERAPANNYA
1.2Identifikasi Permasalahan
Dalam tugas akhir ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana cara
untuk menentukan peluang perpindahan merek bibit kelapa sawit dari satu merek
ke merek lainnya (dari state yang satu ke state yang lainnya) dengan
menggunakan matriks peluang transisi pada rantai Markov.
1.3Tinjauan Pustaka
Proses Markov diperkenalkan oleh seorang ahli Matemetika berkebangsaan Rusia
yang bernama Andrey Anddreevich Markov pada tahun 1906. Andrey
Anddreevich Markov memperkenalkan proses Markov berupa teori dasarnya saja.
Pada tahun 1963, seorang ahli matematika berkebangsaan Rusia lainnya bernama
Kolmogorov membuat generalisasi pada ruang state yang terhitung dan terbatas.
Dalam rantai Markov, salah satu hal menarik adalah dapat mempelajari perubahan
keadaan pada proses. untuk rantai Markov dengan ruang parameter diskret
peluang Xt+1 berada pada keadaan it+1 bila diberikan V berada pada keadaan t i t
dinamakan peluang transisi satu langkah dan dinotasikan dengan Pi,j
{
Xt jX i X i Xt i Xt it}
P(
Xt j Xt i)
PijP +1 = 0 = 0, 1 = 1,..., −1 = 1−1, = = +1 = = = ,
dimana
∑
= =
n
j j i
P
1
1
, dan Pi,j ≥0,i= j =1,2,...,n
Disney Clark (1985) menyatakan untuk menghitung peluang vektor peluang state
dalam t langkah, didapat dengan mengalikan state awal P( )0 dengan matriks satu langkah pangkat t
P( )t = P( )0 Pt−1,t ≥1
( )t =
P Vektor pembagian state pada waktu t,t≥1
0
P = Vektor pembagian state awal
1
−
t
P = Matriks transisi P dalam t langkah
Menurut Sheldon (1969) persamaan Chapman Kolmogorov dalam menghitung
peluang peralihan t langkah :
0
t m t m
ij ik kj
k
P P P
∞ +
=
=
∑
t ik
P = Peluang peralihan dari state i ke state k setelah t langkah dan diketahui
sebelumnya telah berada dalam state i
m kj
P = Peluang peralihan dari state k ke state j setelah m langkah dan diketahui
sebelumnya telah berada dalam state k
Pijt m
+ = Peluang peralihan dari state i akan berpindah ke state j setelah t+m
langkah.
Menurut P. Sianipar (1996) Matriks adalah suatu susunan atau kumpulan
angka-angka (elemen-elemen) yang disusun berdasarkan baris dan kolom sehingga
berbentuk persegi panjang dimana panjang dan lebarnya ditentukan oleh
banyaknya jumlah baris dan kolom serta dibatasi dengan tanda kurung. Matriks
bujur sangkar (square) adalah matriks dimana jumlah baris dan kolomnya adalah
1.4Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam tugas akhir ini adalah untuk mengetahui
peluang transisi t langkah dalam rantai markov untuk mendapatkan peluang
perpindahan penggunaan merek bibit kelapa sawit dari satu merek ke merek
lainnya.
1.5Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tepat sasaran penulis menetapkan permasalahan dibatasi
penyusunan matriks probabilitas transisi, kemungkinan Market Share diwaktu
yang akan datang serta interprestasi hasil probabilitas.
1.6 Manfaat Penelitian
Penulis berharap bahwa hasil dari tugas akhir ini dapat menambah wawasan
tentang penggunaan rantai Markov pada data yang telah ada. Ini juga diharapkan
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang parameter yang terdapat
dalam rantai Markov serta dapat membawa masalah-masalah baru dalam bidang
proses stokastik sehingga akan muncul penelitian-penelitian baru yang lebih
bermanfaat
1.7Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat literatur yang disusun berdasarkan rujukan pustaka dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membahas dan mempelajari proses Stokastik sebagai dasar proses Markov
b. Membahas dan mempelajari sifat-sifat dari proses Markov
d. Membuat tabel jumlah pengguna bibit kelapa sawit dari masing-masing
merek
e. Membuat tabel pola perpindahan penggunaan merek dari satu merek ke
merek lainnya
f. Membuat Matriks Probabilitas Transisional.
g. Menghitung Peluang state t langkah peralihan.
p(t) = p(0)pt−1
Dimana
) (t
P = Vektor pembagian state pada waktu t
0
P = Vektor pembagian state awal
1
−
t
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengantar
Proses stokastik merupakan suatu cara untuk mempelajari hubungan yang dinamis
dari suatu runtunan peristiwa atau proses yang kejadiannya bersifat tidak pasti.
Dalam memodelkan perubahan dari suatu sistem yang mengandung
ketidakpastian seperti pergerakan harga saham, banyaknya klaim yang datang ke
suatu perusahaan asuransi, keadaan cuaca, dan lain sebagainya, proses stokastik
banyak digunakan didalam kehidupan sehari-hari..
2.2 Data
2.2.1 Defenisi
Data adalah suatu sumber informasi yang diketahui atau diasumsikan untuk
memberikan suatu gambaran mengenai suatu keadaan. Syarat data yang baik
adalah yang memenuhi persyaratn berikut ini :
a. Objektif
b. Representatif
c. Standard errornya kecil
Data terbagi atas dua jenis yaitu :
a. Data kuntitatif adalah data yang berbentuk bilangan atau angka, harganya
berubah-ubah dan bersifat variabel
b. Data kualitatif adalah data yang berbentuk suatu kategori.
Data dapat diklasifikasikan berdasarkan pengumpulan data yaitu :
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama
baik dari individu maupun perorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti.
b. Darta sekunder adlah data primer atau data dalam bentuk jadi biasanya
telah dikelola oleh pihak lain.
2.3 Matriks
2.3.1 Defenisi Matriks
Matriks ialah suatu kumpulan angka-angka Atau sering disebut elemen-elemen
yang disusun berdasarkan baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi
panjang dimana panjang dan lebarnya ditentukan oleh banyaknya kolom dan baris
yang dibatasi dengan tanda kurung. Suatu matriks A yang berukuran pxq dapat
ditulis :
=
pq p
p
q q
a a
a
a a
a
a a
a
A
2 1
2 22
21
1 12
11
Atau dapat disingkat dengan :
( )
aijA= , dimana i = 1,2,3,...p dan j = 1,2,3,...q.
Matriks diatas disebut matriks tingkat pxq atau disingkat matriks pxq karena
sedangkan indeks i dan j berturut-turut menyatakan baris dan kolom. Jadi elemen
ij
a terdapat pada baris ke-i, kolom ke-j.
2.3.2 Teorema Matriks
Berikut beberapa teorema dari matriks :
a. Jika A=
( )
aij danB=( )
bij yang berukuran sama pxq, maka) (aij bij B
A+ = +
b. Jika A=
( )
aij merupakan matriks berukuran pxq dan k adalah skalar, maka( )
kaijA
k. =
c. Jika A=
( )
aij matriks berukuran pxn dan B=( )
bij matriks berukuran nxqmaka perkalian matriks A dan B berlaku apabila jumlah kolom matriks A
sama dengan jumlah baris matriks B.
d. Jika A=
( )
aij dan B=( )
bij keduanya merupakan matriks berukuran pxq maka:
A=B, jika aij =bij untuk semua nilai i dan j.
A≥B; jika aij ≥bij untuk semua nilai i dan j. A>B; jika aij >bij untuk semua nilai i dan j.
Demikian juga halnya untuk A≤B dan A<B.
e. Matriks bujur sangkar adalah matriks dimana banyaknya baris sama dengan
banyaknya kolom.
=
nn n
n
n n
a a
a
a a
a
a a
a
A
2 1
2 22
21
1 12
11
f. Matriks Identitas I adalah matriks bujur sangkar dimana elemen di n
mempunyai nilai entry 1. Sedangkan elemen yang lainnya bernilai nol. Untuk
n = 3, matriks identitasnya adalah :
=
1 0 0
0 1 0
0 0 1
3
I
g. Matriks Transpos adalah matriks jika baris dan kolom dari suatu matriks pxq
dipertukarkan ( baris pertama dengan kolom pertama dan seterusnya ), maka
diperoleh suatu matriks qxp yang disebut transpos. Jika matriks A adalah :
=
32 31
22 21
12 11
a a
a a
a a A
maka transpose dari matriks A dinotasikan dengan A yaitu : T
=
32 22 12
31 21 11
a a a
a a a AT
2.3.3 Operasi Matriks
a. Kesamaan Matriks
Dua matriks A dan B dikatakan sama jika kedua matriks identik. Artinya kedua
matriks tersebut mempunyai orde yang sama dan elemen – elemen yang
berkesesuaian sama. Jadi Matriks A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika
ij ij b
b. Jumlah dan Selisih Matriks
Matriks – matriks yang mempunyai ukuran sama dapat diambil jumlah atau
selisihnya. Jumlah atau selisih dari dua matriks berukuran pxq yakni matriks A
dan B adalah matriks C dengan ukuran yang sama. Jadi :
C B
A± =
Dimana setiap elemen dari matriks C adalah :
ij ij
ij a b
c = ±
Hal ini dapat diperluas untuk beberapa matriks yang mempunyai ukuran sama.
Jadi untuk matriks A, B dan C berlaku :
A±B±C =D dimana dij =aij ±bij ±cij
c. Pergandaan Matriks dengan Skalar
Jika suatu matriks A digandakan dengan skalar k dimana (k ≠0)ditulis kA, maka
matriks B yang diperoleh dengan mengalikan setiap elemen dari A dengan skalar
k. Jadi B=
( )
kA dimana bij =kaij untuk semua i dan j.d. Sifat – sifat pokok Matriks terhadap Penjumlahan dan Perkalian dengan Skalar.
Jika A, B dan C merupakan matriks yang mempunyai dimensi sama serta skalar
0 , 2
1 k ≠
k , maka :
a. A+B=B+A, dinamakan sifat Komutatif
b. A+(B+C)=(A+B)+C, dinamakan sifat Asosiatif
d. (k1 +k2)A=k1A+k2A
e. (k1k2)A=k1(k2A)
f. A+0= A, 0 adalah matriks nol
g. A+(−A)= A−A=0
h. 1A= Adan 0A=0
i. Terdapat matriks D sedemikian sehingga A+D=B. Dan dari sifat d dan sifat
h
dapat diturunkan bahwa :
A A
A+ =2 , A+A+A=3A, dan seterusnya.
e. Pergandaan dua Matriks atau lebih.
Pergandaan dari dua matriks atau lebih dapat dilakukan jika banyak kolom dari
matriks pengali sama dengan banyak baris matriks yang dikali. Dengan kata lain
hasil perkalian dari matriks A yang berukuran pxn dan matriks B yang berukuran
nxq adalah matriks C yang berukuran pxq dimana elemen – elemen dari matriks C
merupakan jumlah hasil ganda elemen – elemen yang bersesuaian dari matriks A
baris ke i dengan kolom j dari matriks B. Jadi elemen matriks C dapat ditulis :
( )
∑
=
=
= q
k
kj ik
ij a b
c C
1
dimana i = 1,2,...p dan j = 1,2,...q.
f. Sifat – sifat pokok Pergandaaan Matriks.
Andaikan matriks A, B dan C dapat digandakan dan k (k ≠0)adalah skalar, maka dapat diturunkan sifat – sifat sebagai berikut :
1.(AB)C = A(BC), dinamakan sifat Asosiatif
4.k(AB)=(kA)B= A(kB)
5.AB=0, tidak perlu harus A=0atau B=0
6.AB=BC, tidak perlu harus B=C
7.0A=0 dan B0=0, 0 adalah matriks nol
2.4 Probabilitas
Probabilitas mempunyai banyak persamaan seperti kemungkinan, kesempatan dan
kecenderungan. Probabilitas menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa yang bersifat acak. Suatu peristiwa disebut acak jika terjadinya peristiwa
tersebut tidak diketahui sebelumnya. Oleh karena itu, probabilitas dapat
digunakan sebagai alat ukur terjadinya peristiwa di masa yang akan datang.
Nilai probabilitas yang paling kecil adalah 0 yang berarti bahwa peristiwa tersebut
pasti tidak akan terjadi. Sedangkan nilai probabilitas yang terbesar adalah 1 yang
berarti bahwa peristiwa tersebut pasti akan terjadi. Secara umum, nilai
probabilitas suatu peristiwa A adalah :
0≤ Pr( A)≤1
2.4.1 Definisi Probabilitas
Definisi mengenai probabilitas dapat dilihat dari tiga macam pendekatan. Yaitu
pendekatan klasik, pendekatan frekuensi relatif dan pendekatan subjektif.
A. Pendekatan Klasik
Menurut pendekatan klasik, probabilitas didefinisikan sebagai hasil bagi
Dirumuskan :
) (
) ( ) Pr(
S n
A n
A = ( 2.1 )
dimana :
Pr( A = probabilitas terjadinya peristiwa A )
n( A) = jumlah peristiwa A
n(S) = jumlah peristiwa yang mungkin.
B. Pendekatan Frekuensi Relatif
Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas dapat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Proporsi waktu terjadinya suatu peristiwa dalam jangka panjang, jika
kondisi stabil.
2. Frekuensi relatif dari seluruh peristiwa dalam sejumlah besar percobaan.
Probabilitas berdasarkan pendekatan ini sering disebut sebagai probabilitas
Empiris. Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan, sehingga nilai
probabilitas itu merupakan limit dari frekuensi relatif peristiwa tersebut.
Dirumuskan :
n f x
X ) lim
Pr( = = , untuk n→∞.
Dimana :
)
Pr(X =x = probabilitas terjadinya peristiwa x
f = frekuensi peristiwa x
C. Pendekatan Subjektif
Menurut pendekatan subjektif, probabilitas didefinisikan sebagai tingkat
kepercayaan individu atau kelompok yang didasarkan pada fakta- fakta atau
peristiwa masa lalu yang ada atau berupa terkaan saja. Seorang direktur akan
memilih seorang karyawan dari 3 orang calon yang telah lulus ujian saringan.
Ketiga calon tersebut sama pintar, sama lincah dan semuanya penuh kepercayaan.
Probabilitas tertinggi ( kemungkinan diterima ) menjadi karyawan ditentukan
secara subjektif oleh sang direktur.
2.4.2 Probabilitas Beberapa Peristiwa
A. Probabilitas Saling Lepas ( Mutually Exclusive )
Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa saling lepas apabila kedua atau lebih
peristiwa tersebut tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Untuk dua
peristiwa A dan peristiwa B yang saling lepas, maka probabilitas terjadinya
peristiwa tersebut adalah sebagai berikut :
) Pr( ) Pr( )
Pr(A∪B = A + B .
Sedangkan untuk tiga peristiwa A, B dan C yang saling lepas, maka probabilitas
terjadinya peristiwa tersebut adalah :
) Pr( ) Pr( ) Pr( )
Pr(A∪B∪C = A + B + C
Sehingga dapat disimpulkan, untuk n buah peristiwa yang saling lepas,
maka probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah :
) Pr( )... Pr( ) Pr( ) Pr( ) ...
B. Probabilitas Tidak Saling Lepas ( Non Mutually Exclusive )
Dua atau lebih peristiwa dikatakan peristiwa tidak saling lepas apabila kedua atau
lebih peristiwa tersebut dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Untuk dua
peristiwa A dan B yang tidak saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa
tersebut adalah :
) Pr(
) Pr( ) Pr( )
Pr(A∪B = A + B − A∩B
Untuk tiga peristiwa A ,B dan C yang tidak saling lepas, maka probabilitas
terjadinya peristiwa tersebut adalah :
) Pr(
) Pr( ) Pr( ) Pr( ) Pr( ) Pr( ) Pr( )
Pr(A∪B∪C = A + B + C − A∩B − A∩C − B∩C + A∩B∩C
C. Probabilitas Saling Bebas
Dua peristiwa atau lebih dikatakan saling bebas apabila terjadinya peristiwa yang
satu tidak mempengaruhi atau dipengaruhi terjadinya peristiwa yang lainnya.
Untuk dua peristiwa A dan peristiwa B yang saling bebas, probabilitas terjadinya
peristiwa tersebut adalah :
) Pr( ). Pr( )
Pr(A∩B = A B
Sedangkan untuk tiga peristiwa A, B dan C yang saling bebas probabilitas
terjadinya peristiwa tersebut adalah :
) Pr( ). Pr( ). Pr( )
D. Probabilitas Tidak Saling Bebas
Dua peristiwa atau lebih dikatakan peristiwa tidak saling bebas apabila terjadinya
peristiwa yang satu mempengaruhi atau dipengaruhi terjadinya peristiwa yang
lainnya.Untuk dua peristiwa A dan B yang tidak saling bebas, probabilitas
terjadinya peristiwa tersebut adalah :
) Pr( ). Pr( )
Pr(A∩B = A BA
Sedangkan untuk tiga peristiwa yang saling bebas, probabilitas terjadinya
peristiwa tersebut adalah :
) (
Pr( ) Pr( ). Pr( )
Pr(A∩B∩C = A BA C A∩B
E. Probabilitas Bersyarat
Peristiwa bersyarat merupakan suatu peristiwa yang akan terjadi dengan syarat
peristiwa lain telah terjadi. Jika peristiwa B bersyarat terhadap peristiwa A, maka
probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah :
) Pr(
) Pr(
) Pr(
A A B A
B = ∩
F. Probabilitas Komplementer
Peristiwa komplementer adalah peristiwa yang saling melengkapi. Jika peristiwa
A komplementer terhadap peristiwa B, maka probabilitas peristiwa tersebut
adalah :
Yang juga berarti bahwa :
Pr(A)=1−Pr(B)
Pr(B)=1−Pr(A).
2.5 Teorema Bayes
Misalkan S adalah Ruang sampel dari kejadian. B1,B2,...,Bn adalah kejadian
didalam S dimana B1,B2,...,Bn adalah kejadian saling lepas dan membentuk partisi didalam S
Jika B1,B2,...,Bn membentuk partisi dalam S dan A adalah peristiwa lain dalam S maka
(
A∩B1) (
, A∩B2) (
, A∩B3) (
,..., A∩Bn)
akan membentuk partisi sehingga :A=
(
A∩B1) (
∪ A∩B2) (
∪ A∩B3) (
,..., A∩Bn)
(2.2)Karena kejadian-kejadian secara eksklusif secara bersama-sama maka :
P
( ) (
A =P A∩B1) (
+P A∩B2) (
+P A∩B3)
+...+P(
A∩Bn)
P
( ) ( ) (
A =P B1 P A/B1) ( ) (
+P B2 P A/B2)
+...+P( ) (
Bn P A/Bn)
( )
( ) (
j)
n
i j
j P A B
B P A
P
∑
/=
=
(2.3)
Dengan demikian akan didapat :
(
) (
)
( )
A PB A P A B
P i i
∩ =
/
(
) ( )
( )
A PB P B A
P / i i
(
) ( )
( ) (
)
(
(
)
( ) (
n n)
)
i i
B A P B P B
A P B P B a P B P
B P B A P
/ ....
/ /
/ 2 2
1
1 + +
=
Sehingga :
(
)
(
) ( )
( ) (
)
∑
== n
j
j j
i i i
B A P B P
B P B A P A B P
1
/ /
/
(2.4)
Jika A i = 1,2,...,n maka peluang kondisional i, A dengan syarat n A1,A2,...,An−1
telah terjadi sebelumnya ialah :
(
) (
)
(
1 2 1)
2 1 1
2 1
,...., ,
... ,...,
, /
− − = ∩ ∩
n n n
n
A A A P
A A
A P A
A A A P
atau dapat ditulis juga :
(
A1∩A2,...,∩An) ( ) (
=P A1 P A2/A1) (
P A3/A1∩A2) (
...P An /A1∩A2 ∩...An−1)
P
(2.5)
Sifat yang paling mendasar adalah bahwa tiap-tiap barisan kejadian merupakan
kejadian yang hanya tergantung pada kejadian sebelumnya yaitu Aj+1 tergantung pada A akan tetapi j Aj+1 tidak tergantung pada Aj−1,Aj−2,...,A1 maka persamaan ini dengan asumsi diatas dapat disederhanakan menjadi
(
A1∩A2,...,∩An) ( ) (
=P A1 P A2/A1) (
P A3/A2) (
....P An /An−1)
2.6 Rantai Markov
2.6.1 Definisi Rantai Markov
Rantai Markov sebenarnya merupakan bentuk khusus dari model probabilitas
yang melibatkan waktu dan lebih dikenal sebagai proses Stokastik. Rantai
Markov merupakan proses Stokastik dari variabel-variabel acak
{
Xt;t=0,1,2,3...}
yang membentuk suatu deret dan memenuhi sifat Markov.
2.6.2 Sifat Markov
Dalam sifat Markov, jika diberikan kejadian - kejadian yang telah berlalu ( past
states) X0,X1,X2,...,Xt−1 dan kejadian yang sedang berlangsung ( present state )
t
X , maka kejadian yang akan datang ( future state )Xt+1 bersifat bebas (
independen ) dari kejadian-kejadian yang telah berlalu ( past state )
1 2
1
0 X X Xt−
X , , ,..., . Artinya kejadian yang akan datang ( future state ) Xt+1 hanya
bergantung pada kejadian yang sedang berlangsung ( present state) X . t
Untuk suatu pengamatan yang prosesnya sampai waktu ke t, maka
distribusi nilai proses dari waktu ke t+1 hanya bergantung pada nilai dari proses
pada waktu t.
Secara umum dapat dituliskan :
) Pr(
) ,
,..., ,
Pr(Xt+1=iX0= j0 X1= j1 Xt−1= jt−1 Xt = jt = Xt+1=iXt = j (2.7)
2.6.3 Asumsi – asumsi Dasar Rantai Markov
Penggunaan rantai Markov terhadap suatu masalah memerlukan pemahaman
tentang tiga keadaan yaitu keadaan awal, keadaan transisi dan keadaan
terpenting. Oleh karena itulah asumsi – asumsi dalam rantai Markov hanya
berhubungan dengan keadaan transisi.
Asumsi – asumsi dalam rantai Markov adalah sebagai berikut :
a. Jumlah probabilitas transisi keadaan adalah 1
b. Probabilitas transisi tidak berubah selamanya.
c. Probabilitas transisi hanya tergantung pada status sekarang, bukan
pada periode sebelumnya.
2.6.4 Keadan Awal Rantai Markov
Keadaan pada rantai Markov ditulis dalam bentuk vektor yang dinamakan vektor
keadaan. Vektor keadaan untuk suatu pengamatan rantai Markov dengan n
kejadian adalah vektor kolom dengan n baris. Untuk keadaan awal, vektor pada
rantai Markov adalah keadaan ataupun probabilitas yang terjadi pada waktu yang
sedang berlangsung dan dinotasikan dengan X . 0
Dapat dituliskan :
=
n
x x x
X
, , ,
0 2 0
1 0 0
2.6.5 Keadaan Transisi dan Probabilitasnya
Keadaan transisi adalah perubahan dari suatu keadaan ( status ) ke keadaan lain
pada periode berikutnya. Keadaan transisi ini merupakan suatu proses acak dan
dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Probabilitas ini dikenal sebagai probabilitas
periode berikutnya. Keadaan transisi didapatkan setelah keadaan awal diberikan
perubahan melalui suatu matriks yang disebut matriks probabilitas transisi
Jika rantai Markov mencapai situasi satsuoner maka probabilitas tersebuttidak lagi
bergantung pada t, sehingga dituliskan besaran probabilitas sebagai P . Dengan ij
demikian maka probabilitas proses berpindah dari status i ke status j homogen
dalam waktu. Jadi kita dapat mendefenisikan seluruh probabilitas proses dalam
bentuk matriks P.
00 01 02 0
10 11 12 1
. . .
. . .
. . .
0 1 2
. . . .
. . . .
. . . .
... ... ... ...
... ... j
i
i i i ij
p p p p
P p p p p
p p p p
=
Yang disebut sebagai matrik probabilitas transisi (disingkat matriks transisi) dari
rantai Markov. Jika jumlah status adalah berhingga yaitu t maka matriks transisi
ini akan berukuran t baris x t kolom. Seriap elemen matriks P adalah positif ij
(Pij ≥0, untuk setiap i,j = 0, 1, 2, ...). Total Probabilitas dalam setiap baris adalah
1 (
0
1
ij j
p
∞ = =
∑
, untuk setiap baris i = 0, 1, 2, ...).2.7 Persamaan Chapman- Kolmogorov
Persamaan Chapman Kolmogorov merupakan sebuah metode untuk
menghubungkan peluang peralihan t langkah yang berurutan. Untuk dapat
0
t m t m
ij ik kj
k
P P P
∞ +
=
=
∑
(2.8)P = Peluang peralihan dari state i ke state k setelah t langkah dan diketahui ikt
sebelumnya telah berada dalam state i
m kj
P = Peluang peralihan dari state i ke state k setelah m langkah dan diketahui
sebelumnya telah berada dalam state k
t m ij
P + = Peluang peralihan dari state i akan berpindah ke state j setelah t+m langkah.
Dengan menggunakan persamaan Chapman Kolmogorov kita dapat membuktikan
bahwa P( )t =Pt matriks peluang peralihan t langkah
( )
P sama dengan matriks tpeluang peralihan satu langkah pangkat t.
Jika αiP
(
X
0=i)
(
0 0, i 1,... t 1 t 1, t t)
P
X
=i
X
=i
X
− =i
−X
=i
1 ,
0 1 1 2...
t it
i i i i i
P P
P
−=
( )2
0 ,
k
ij ik kj
P
=∑
∞=P P
,( )1
0 ,
t t
k
ij ik kj
P
=∑
∞=P P
− ,( ) ( ) ( )
0
t m t m
k ik kj ij
p
+ =∑
∞=P P
,( )t m ( ) ( )t m
P
+ =P P
,( )t t
P
=P
,(
)
( )0
t k
t ij
P j
i
Maka,
(
0 0, 1 1,..., t 1 t 1, t t)
P
X
=i
X
=i
X
− =i
−X
=i
(
0 0)
(
1 1 0 0) (
2 2 0 0, 1 1)
P
X
=i
PX
=i
X
=i
PX
=i
X
=i
X
=i
(
0 0 1 1 1 1)
...P
X
t=i
tX
=i
,X
=i
,...X
t− =i
t−(
0 0)
(
1 1 0)
(
2 2 1 1)
(
1 1)
1, 2... 1,
t t t t
i i it it
P
X
i
PX
i
X
PX
i
X
i
PX
i
X
i
P
P
− − −
= = = = = = =
=
,
Untuk 0 < t < m,
(
0 , t , m)
P
X
=iX
= jX
=k(
0)
(
t 0) (
m 0 , t)
P
X
i PX
jX
i PX
kX
iX
k= = = = = = =
(
)
(
) (
)
( )
( ) ( )0 0
t m t
t m t ij jk
P
X
i PX
jX
i PX
kX
k α iP P
−= = = = = = =
( )
(
)
(
)
(
)
0 0
0
, ,
t m t t m
ij t m
P i k j
P j i
P i
X
X
X
P
X
X
X
+ +
+
= = =
= = = =
=
( )
( )
( )( )
( ) ( )0 0
t m
kj t m
ik
k k ik kj
i
i P P
P P
α
α
∞ ∞
==
==
∑
∑
Sehingga
(
)
(
)
(
)
( )0 0 0 0
t
i i
t t ij
Sifat Matriks:
( ) ( )1
.
tt
P P
P
= −Yaitu peluang peralihan dari tahap i ke j adalah elemen dari matriks transisi Pt atau :
Kejadian perpindahan dari tahap i ke j dalam n langkah dapat dipandang dengan cara yang saling lepas dimana pada langkah pertama menuju tahap k (k = 0,1, ...), selanjutnya dari tahap j dalam sisanya (t -1) langkah (peralihan). Karena sifat
rantai Markov maka peluang pada langkah ke dua adalah
P
( )kjt−1 dimana peluang pada langkah 1 adalahP
ik. dengan menggunakan sifat peluang total. Tahapantersebut dapat ditulis sebagai berikut:
(
)
( )
0 t
ij P t j i
P
=X
=X
=(
1 0)
0
,
t k
P
X
jX
kX
i∞ =
=
∑
= = =
(
1 0)
0
,
t k
P
X
jX
kX
i∞ =
=
∑
= = = P(
X
1=kX
0=i)
(
1)
0
t k
P
X
jX
k∞ =
=
∑
= = P(
X
1=kX
0=i)
( )1
0
t ik kj
k
P P
∞ −
=
=
∑
Jika dilakukan induksi t = 1 dan m = t-1 maka persamaan (2.8) menjadi :
∑
∑
= =
− − =
=
0 0
1 1
k k
kj t ik t
kj ik t
ij P P P P
P
dengan t ij
P adalah anggota atau elemen dari matriks P dan t P dan ik
1
−
t kj
P anggota
dari matrik P. Persamaan diatas memperlihatkan peluang peralihan t langkah
dapat diperoleh dari peluang beralih satu langkah. Misalkan untuk t = 2
∑
∑
∑
= = = =
=
0 0 0
k k
kj ik
ik kj
ik t
ij P P P P
karena Pij2 merupakan elemen dari matriks 2
P , P dan ik
1
−
t kj
P elemen dari matriks
P, maka P2 = P.P yaitu perkalian matriks peralihan satu langkah dengan matriks
itu sendiri. Untuk t langkah secara umu dapat diperoleh :
t t t t t
P P P P P P P P P
P = . .... = = . −1 = −1. =
Sehingga dapat dikatakan bahwa peluang peralihan t langkah dapat diperoleh
dengan memangkatkan t, matriks beralih satu langkah.
2.8 Peluang State t langkah
2.8.1 Defenisi
Andaikan Pt =
(
P0t,P1t,...)
adalah vektor peluang state setelah t langkah maka Pjt, vektor peluang statenya adalah P yaitu vektor peluang berada pada state j jtsetelah t langkah dengan n≥1,j∈E
(
)
∑
(
)
= = =
= = =
0
0
,
i t t
t
j P x j P x j x i
P
P
(
x i) (
P xt j x j)
o i
= =
= =
∑
= 0 0
\
∑
=
= 0
0 i
t ij i P
P (2.9)
Persamaan diatas menyatakan bahwa peluang proses berada pada state j setelah t
langkah dengan mengabaikan state awalnya yaitu state i. Persamaan (2.9) dapat
dituliskan dalam bentuk vektor dan matriks, untuk t = 1
P1 =P0P
atau
(
)
∑
(
)
= = − =
= = =
0
1
,
i
t t t
t
j P x j P x j x i
P
P
(
x i) (
P xt j xt j)
o i
t = = =
= −
= −
∑
1 \ 1
∑
= −
= 0
1 i
ij t i P
P (2.10)
Persamaan diatas menyatakan bahwa peluang proses berada pada state j setelah t
langkah dengan mengabaikan state awalnya yaitu state i. Persamaan (2.10) dapat
dituliskan dalam bentuk vektor dan matriks, untuk t = 1
( )0 ( )0 2 1
2 0 1
P P PP P P P P
P P P
= =
= =
Dapat disimpulkan vektor peluang state dalam t langkah diperoleh dengan
mengalikan statei awal P( )0 dengan matriks satu langkah pangkat t.
Pt =Pt−1Pt =P( )0 Pt, n≥1
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan di Bidang Pertanian
Aplikasi Rantai Markov di bidang pertanian paling banyak digunakan dibidang
sosial ekonomi. Sebagai statenya antara lain adalah banyaknya jumlah produksi
industri pertanian, lokasi industri pertanian, pertumbuhan ekonomi, pembangunan
pertanian, struktur pasar dan berbagai jenis merek suatu produk pertanian. Seperti
yang dijelaskan pada bab yang sebelumnya, rantai Markov atau proses Markov
akan digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dalam penulisan skripsi
ini. Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah peluang perpindahan
penggunaan suatu merek bibit kelapa sawit ke merek yang lainnya.
Untuk memperjelas aplikasi Rantai Markov tersebut, akan diberikan ilustrasi pada
berbagai merek bibit kelapa sawit. The American Marketing Association dalam
Basu Swasta (1980) mengartikan merek sebagai suatu nama, istilah, simbol,
disain, atau kombinasinya sebagai tanda pengenal produk atau jasa suatu penjual
yang membedakan dengan produk-produk lainnya.
Dasar pemilihan merek adalah faktor-faktor lingkungan yang mendorong
Merek Bibit Kelapa Sawit yang Dipilih :
Dari data yang diperoleh menunjukkan merek-merek bibit kelapa sawit yang
digunakan oleh petani adalah seperti tabel berikut :
Tabel 3.1 Merek Bibit Kelapa Sawit dan Jumlah Pengguna
No Merek Pengguna (Petani) Proporsi
1 DxP Marihat 43 56,58%
2 Dxp Yangambi 14 18,42%
3 Dxp La Me 8 10,53%
4 DxP Dolok Sinumbah 2 2,63%
5 DxP Bah jambi 2 2,63%
6 DxPAvros 1 1,32%
7 Lainnya 6 7,89%
Jumlah 76
[image:40.595.158.493.248.443.2]Sumbe
Tabel tersebut memperlihatkan bahwa 3 merek yang paling digemari yaitu DxP
Marihat (56,58%), DxP Yangambi (18,42%), DxP La Me (10,53%). Urutan
berikutnya DxP Dolok Sinumbah dan DxP Bah jambi masing-masing dipilih oleh
2 petani atau 2,63%, sisanya DxP Avros dan sementara lainnya merupakan
gabungan dari beberapa merek yang diminati hanya oleh satu orang petani saja.
Alasan yang dikemukakan oleh petani dalam memilih merek Bibit Kelapa Sawit
Tabel 3.2 Alasan Pengguna (Petani) Memilih Merek Bibit Kelapa Sawit
N
o
Alasan
Memilih
Merek
Marihat
Avros
Yangambi Dolok
Sinum
bah
Bah
jambi La Me
Lainnya
1 Sekedar
Mencoba
1 1 3 - 1 1 1
2 Kandungan
Minyak
3 - 1 1 - - -
3 Mudah
didapat
- - 1 - - 2 2
4 Harganya
Murah
8 - 4 - - 3 1
5 Bersertifikat 28 - 4 - 1 1 -
6 Anjuran
orang lain
2 - 2 1 - - -
7 Umur mulai
berproduksi
1 - - - -
8 Berat tandan - - - 1 1
Total
Pengguna
43 1 15 2 2 8 5
Konsumen banyak menggunakan DxP Marihat karena Bersertifikat dan harganya
murah. Demikian juga DxP Yangambi dipilih karena bersertifikat, harganya
murah dan sekedar mencoba-coba. Sedangkan DxP La Me dibeli karena harganya
murah dan mudah didapat. Merek lainnya juga dipilih karena mudah diidapat.
Perpindahan dalam Memilih Merek Bibit Kelapa Sawit
Selera konsumen selalu berubah dalam menggunakan suatu produk. Perpindahan
merk Bibit Kelapa Sawit adalah gejala yang umum terjadi dikalangan Petani
konsumen dari satu merek Bibit Kelapa Sawit ke merek lainnya dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut ini :
Tabel 3.3 Memperlihatkan DxP Marihat sebagai merek yang paling diminati, saat
ini digunakan oleh 43 orang dari 76 pengguna akan tetapi sebelumnya dimiati
oleh 49 orang atau telah berkurang 6. Ini karena DxP Marihat memperoleh
tambahan dari merek lain 14 dan berpindah ke merek lainnya sebanyak 20 orang.
DxP Avros yang semula dipilih oleh 6 orang, saat ini tinggal 1 orang, karena 5
orang berpindah ke merek lain
DxP Yangambi yang semula 10 orang saat ini digunakan oleh 14 orang atau
bertambah 4 orang, ini disebabkan ada yang berpindah dari merek lain 9 orang,
tetapi keluar memilih merek lain 5 orang.
DxP Dolok Sinumbah semula dimiliki oleh 3 orang memperoleh tambahan 2
orang akan tetapi pindah ke merek lain 3 orang.
DxP Bah jambi semula 1 orang, saat ini menjadi 2 orang. Sementara itu DxP La
Me saat ini dimiliki oleh 8 orang atau naik 2 orang dibanding sebelumnya, hal ini
Tabel 3.3 Jumlah Pengguna Bibit Kelapa Sawit saat ini dan sebelumnya
No Merek Bibit
Kelapa Sawit
Pengguna
Sebelumnya
Perolehan Kehilangan Pengguna
Saat ini
1 DxP Marihat 49 14 20 43
2 Dxp Avros 6 0 5 1
3 Dxp Yangambi 10 9 5 14
4 DxP Dolok
Sinumbah
3 2 3 2
5 DxP Bah jambi 1 2 1 2
6 DxP La M e 6 6 4 8
7 Lainnya 1 5 0 6
Total 76 38 38 76
Secara lebih rinci perolehan dan kehilangan konsumen pada setiap merek bibit
Tabel 3.4 Perolehan dan Kehilangan Konsumen pada Berbagai Merek Bibit Kelapa Sawit
Merek
Bibit
Kelapa
Sawit
Perolehan Kehilangan
Mar
iha
t
A
vr
os
Y
anga
m
bi
D
ol
ok S
inum
ba
h
B
ah j
am
bi
L
a Me
L
ai
nnya
Mar
iha
t
A
vr
os
Y
anga
m
bi
D
ol
ok S
inum
ba
h
Ba
h
ja
mbi
L
a Me
L
ai
nnya
Marihat - 3 5 2 1 3 0 - 0 7 2 2 4 5
Avros 0 - 0 0 0 0 0 3 - 1 0 0 1 0
Yangam
bi
7 1 - 0 0 1 0 5 0 - 0 0 0 0
Dolok
Sinumba
h
2 0 0 - 0 0 0 2 0 0 - 0 1 0
Bah
jambi
2 0 0 0 - 0 0 1 0 0 0 - 0 0
La Me 4 1 0 1 0 - 0 3 0 1 0 0 - 0
Lainnya 5 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 -
Jumlah
20 5 5 3 1 4 0 14 0 9 2 2 6 5
[image:44.595.113.547.145.552.2]Kehilangan Perolehan
Tabel di atas menunjukkan bahwa DxP Marihat memperoleh tambahan orang
yaitu berasal dari DxP Avros 3, dari DxP Yangambi 5, dari DxP Dolok Sinumbah
2, dari DxP Bah jambi 1, dan dari DxP La Me 3, Sedangkan yang berpindah
sebanyak 20 orang yaitu ke DxP Yangambi 7, Ke DxP Dolok Sinumbah 2, ke
DxP Bah jambi 2, ke DxP La Me 4 dan ke lainnya 5 orang. Demikian seterusnya
untuk merek-merek lainnya dapat dibaca secara horizontal dari kiri ke kanan.
Sedangkan angka total dibagian bawah menunjukkan jumlah kehilangan dan
5 1
1 7 2
1
3 5
4 2
1 1
3 2
[image:45.595.124.492.96.650.2]1
Gambar 3.4 Perpindahan Konsumen pada Berbagai Merek Bibit Kelapa Sawit
D x P Dolok Sinumba
h 2 D x P
Marihat 43
Lainnya 6
D x P La Me
8
D x P Bah Jambi
2 D x P
Yangam bi 14
D x P Avros
Tabel 3.5 Merupakan tabel yang memperlihatkan pola perpindahan penggunaan
merek dari satu merek ke merek lainnya. Baris (horizontal) merupakan merek
yang dipilih sebelumnya dan kolom (vertikal) sebagai merek tujuan atau yang
dipilih saat ini. Sebagai contoh DxP Marihat yang saat ini berjumlah 43 orang itu
berasal dari konsumen yang loyal 29 orang, berpindah dari DxP Avros 3 orang,
dari DxP Yangambi 5, dari dolok Sinumbah 2, dari DxP Bah jambi, dan dari DxP
La Me 3. Atau pelanggan DxP Marihat yang berpindah ke merek lain adalah 7
orang ke DxP Yangambi, 2 ke DxP Dolok Sinumbah, 2 ke DxP Bah jambi, 4 ke
DxP La Me,dan 5 ke merek lainnya.
Pengguna DxP Yangambi saat ini berjumlah 14 orang yaitu 5 orang yang loyal,
pindahan dari DxP Marihat 7, dari DxP Avros 1, dan dari DxP La Me 1.
Yang menarik adalah bahwa setiap merek memiliki konsumen yang loyal seperti
DxP Marihat 29 orang, DxP Avros 1 orang, DxP Yangambi 5 orang, DxP La Me
Tabel 3.5 Pola Perpindahan Penggunaan Merek Bibit Kelapa Sawit
D
a
r
i
M
e
r
e
k
Merek Bibit
Kelapa sawit
Ke Merek
Mar
iha
t
A
vr
os
Y
anga
m
bi
Do
lok
S
inum
ba
h
B
ah j
am
bi
L
a Me
L
ai
nnya
P
engguna
S
ebe
lum
nya
Marihat 29 0 7 2 2 4 5 49
Avros 3 1 1 0 0 1 0 6
Yangambi 5 0 5 0 0 0 0 10
Dolok
Sinumbah
2 0 0 0 0 1 0 3
Bah jambi 1 0 0 0 0 0 0 1
La Me 3 0 1 0 0 2 0 6
Lainnya 0 0 0 0 0 0 1 1
Pengguna
Saat ini
43 1 14 2 2 8 6 76
Bila diasumsikan bahwa pergeseran diantara merek bibit kelapa sawit dianggap
stabil maka dapat dibuat probabilitas transisinya seperti pada tabel 3.6 dibawah
Tabel 3.6 Probabilitas Transisi
Dari
Ke Merek
Marihat Avros Yangambi Dolok
Sinumbah
Bah
jambi
La
Me
Lainnya
Marihat 0,59 0,00 0,14 0,04 0,04 0,08 0,10
Avros 0,50 0,17 0,17 0,00 0,00 0,17 0,00
Yangambi 0,50 0,00 0,50 0,00 0,00 0,00 0,00
Dolok
Sinumbah
0,67 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33 0,00
Bah jambi 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
La Me 0,50 0,00 0,17 0,00 0,00 0,33 0,00
Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00
Market Share 0,57 0,01 0,18 0,03 0,03 0,11 0,08
Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa pelanggan DxP Marihat yang loyal adalah 59%,
berpindah dari DxP Marihat ke DxP Yangambi 14%, ke DxP Bah jambi 4%, ke
DxP La Me 8% dan ke merek lain 10%.
Pelanggan DxP Avros yang pindah ke DxP Marihat 50%, pelanggan yang loyal
17%, berpindah ke DxP Yangambi 17%, dan ke DxP La Me 17%.
Pelanggan DxP Yangambi yang berpindah ke DxP Marihat 50%, pelanggan loyal
50%. Pelanggan DxP Dolok Sinumbah yang pindah ke DxP Marihat 67%dan ke
DxP La Me 33%. DxP Bah jambi 100% pindah ke DxP Marihat dan DxP La Me
pindah ke DxP Marihat 50 %, ke DxP Yangambi 17% dan yang loyal 33%.
Sedangkan baris paling bawah menunjukkan pangsa pasar saat ini untuk semua
Berdasarkan data pada tabel diatas maka diperoleh sebuah matriks transisi satu
langkah dengan merek bibit kelapa sawit sebagai state spacenya {1, 2, 3, 4, 5, 6,
7} = 00 , 1 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 33 , 0 00 , 0 00 , 0 17 , 0 00 , 0 50 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 1 00 , 0 33 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 67 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 50 , 0 00 , 0 50 , 0 00 , 0 17 , 0 00 , 0 00 , 0 17 , 0 17 , 0 50 , 0 10 , 0 08 , 0 04 , 0 04 , 0 14 , 0 00 , 0 59 , 0 p
3.2 Matriks Transisi Empat Langkah
Karena telah diperoleh matriks transisi satu langkah maka dengan menggunakan
rumus Chapman Kolmograv bahwa p(t) = ptyaitu p diperoleh dengan t
mengalikan matriks transisi P sebanyak n kali diman n = 1,2,3,4.
= 00 , 1 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 33 , 0 00 , 0 00 , 0 17 , 0 00 , 0 50 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 1 00 , 0 33 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 67 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 50 , 0 00 , 0 50 , 0 00 , 0 17 , 0 00 , 0 00 , 0 17 , 0 17 , 0 50 , 0 10 , 0 08 , 0 04 , 0 04 , 0 14 , 0 00 , 0 59 , 0 p
Dengan diketahui matriks P maka dapat diramalkan matriks transisi p yaitu 2
= 0000 , 1 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0500 , 0 1489 , 0 0200 , 0 0200 , 0 2111 , 0 0000 , 0 5450 , 0 1000 , 0 0800 , 0 0400 , 0 0400 , 0 1400 , 0 0000 , 0 5900 , 0 0670 , 0 1625 , 0 0268 , 0 0268 , 0 1499 , 0 0000 , 0 5603 , 0 0500 , 0 0400 , 0 0200 , 0 0200 , 0 3200 , 0 0000 , 0 5450 , 0 0500 , 0 1250 , 0 0200 , 0 0200 , 0 2128 , 0 0289 , 0 5500 , 0 1590 , 0 0868 , 0 0236 , 0 0236 , 0 1662 , 0 0000 , 0 5249 , 0 p
Dengan diketahui matriks P maka dapat diramalkan matriks transisi p yaitu 3
matriks transisi P tahun ketiga
= 0000 , 1 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 1578 , 0 0826 , 0 0212 , 0 0212 , 0 1951 , 0 0000 , 0 5051 , 0 2114 , 0 0748 , 0 0264 , 0 0264 , 0 1711 , 0 0000 , 0 4755 , 0 1088 , 0 0850 , 0 0210 , 0 0210 , 0 1830 , 0 0000 , 0 4950 , 0 1579 , 0 0708 , 0 0213 , 0 0213 , 0 2070 , 0 0000 , 0 5052 , 0 15898 , 0 0832 , 0 0214 , 0 0214 , 0 1975 , 0 0008 , 0 5144 , 0 2588 , 0 0706 , 0 0188 , 0 0188 , 0 1654 , 0 0000 , 0 4404 , 0 p
Dengan diketahui matriks P maka dapat diramalkan matriks transisi p yaitu 4
matriks transisi P tahun keempat
= 0000 , 1 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 0000 , 0 3390 , 0 0596 , 0 0161 , 0 0161 , 0 2923 , 0 0000 , 0 3830 , 0 3820 , 0 0562 , 0 0152 , 0 0152 , 0 1385 , 0 0000 , 0 3608 , 0 5978 , 0 0581 , 0 2163 , 0 2163 , 0 1434 , 0 0000 , 0 3330 , 0 3403 , 0 0594 , 0 1053 , 0 1053 , 0 1475 , 0 0000 , 0 3832 , 0 3423 , 0 0602 , 0 0164 , 0 0164 , 0 1491 , 0 0000 , 0 3879 , 0 4141 , 0 0514 , 0 0138 , 0 0138 , 0 1273 , 0 0000 , 0 3312 , 0 p
Dari matriks yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa peluang perpindahan
3.3 Peluang state t langkah
Dengan diketahui matriks P, maka berdasarkan vektor awal dapat diprediksi
vektor distribusi perpindahan merek bibit kelapa sawit dengan menggunakan
rumus Chapman Kolmogorov yaitu peluang n langkah.
t t
p p
p() = (0) , n = 1,2,...,8
= t
p Vektor pembagian state pada waktu t, t = 1,2,...,8
= 0
p Vektor pembagian state awal
= t
p Matriks transisi P dalam t langkah
=
7 6 5 4 3 2 1
p p p p p p p
p
DimanaPj adalah peluang sistem saat berada pada state j,j = 1,2,3...,7
Seperti yang telah diperlihatkan pada tabel 3.6 pada kolom market share maka
kemungkinan perpindahan jalurnya diberikan oleh vektor-vektor keadaan awal
yaitu
(
0,57 0,01 0,18 0,03 0,03 0,11 0,08)
0 =
p
= 00 , 1 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 33 , 0 00 , 0 00 , 0 17 , 0 00 , 0 50 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 1 00 , 0 33 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 67 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 50 , 0 00 , 0 50 , 0 00 , 0 17 , 0 00 , 0 00 , 0 17 , 0 17 , 0 50 , 0 10 , 0 08 , 0 04 , 0 04 , 0 14 , 0 00 , 0 59 , 0 p
(
0,57 0,01 0,18 0,03 0,03 0,11 0,08)
0 =
p
maka diperoleh p1 = p0p
sehingga:
(
0,530 0,020 0,193 0,023 0,023 0,092 0,140)
1 =
p
sedangkan untuk mendapatkan p diperoleh dengan menggunakan rumus 2 p
p
p2 = 1
atau p2 = p0p2
maka 1 =
(
0,530 0,020 0,193 0,023 0,023 0,092 0,140)
p = 00 , 1 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 00 , 0 33 , 0 00