• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Tingkat Efektivitas Alat Kontrasepsi Terhadap Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kabupaten Langkat Tahun 2008-2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Tingkat Efektivitas Alat Kontrasepsi Terhadap Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kabupaten Langkat Tahun 2008-2009"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI KABUPATEN

LANGKAT TAHUN 2008 – 2009

TUGAS AKHIR ELVI DIANA BR PINEM

082407060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI PROVINSI

SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

ELVI DIANA BR PINEM 082407060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul :ANALISA TINGKAT EFEKTIVITAS ALAT

KONTRASEPSI TERHADAP TINGKAT

KEGAGALAN PESERTA KB DI KABUPATEN

LANGKAT TAHUN 2008-2009

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ELVI DIANA BR PINEM

Nomor Induk Mahasiswa : 082407060

Program Studi : DIPLOMA – 3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2011

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Prof. Dr. Tulus. M.Sc Drs. Marwan Harahap, M.Eng

NIP. 19620901.198803 1 002 NIP. 19461225 197403 1 001

(4)

PERNYATAAN

ANALISA TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI KABUPATEN

LANGKAT TAHUN 2008 – 2009

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri , kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2011

ELVI DIANA BR PINEM

(5)

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan pada jurusan D-III Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan pada isi dan pada penulisannya dan masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dari penulis sendiri. Oleh karena bantuan dari berbagai pihak maka Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini , penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak , baik itu bantuan material, moral, spiritual, informasi, maupun administrasi. Oleh karena itu , sudah selayaknya penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada :

1. Kedua orang tua saya Bapak S.Pinem dan Ibu A. Tarigan yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik berupa moril, doa maupun material dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Dr. Sutarman M.Sc , Selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU.

3. Ibu Dr. Marpongahtun, M.Sc, Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU.

4. Bapak Prof Dr. Tulus, M.Si , Selaku Ketua Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

5. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si, selaku Koordinator Program Studi D-III Statistika FMIPA USU.

6. Bapak Drs.Marwan Harahap, M.Eng selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi dukungan, bimbingan serta saran dalam penulisan Tugas Akhir saya ini.

7. Untuk adik-adikku Kartika Dewi Br Pinem, Celaudia Br Pinem dan Ferdinan Pinem yang selalu memberikan semangat dan doa.

(6)

9. Untuk anak WB ( Friska, Kak Juni, Maria, Kak Arni, Juli, Kak reni ) yang telah banyak membantu dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10.Serta teman-teman Statistika B Stambuk 2008, yang telah bekerja sama dalam membantu saya dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis juga menyadari banyak terdapat kekurangan dan kesilapan pada Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran – saran dan kritikan yang dapat membangun penulis kedepannya. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Akhir kata , Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Medan, Mei 2011

Penulis

Elvi Diana Br Pinem 082407060

(7)

DAFTAR ISI 2.4.3 Pengujian Proporsi π : Uji dua pihak 15 2.4.4 Pengujian Proporsi π : Uji satu pihak 16 2.4.5 Analisis Pengujian Proporsi π Uji satu pihak 17

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BKKBN 18

3.1 Perkembangan Program KB di Indonesia 18 3.2 PKBI ( Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ) 19 3.3 BKKBN ( Badan Koodinasi Keluarga Berencana Nasional ) 20

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 23

4.1 Analisis Data 23

(8)

4.4 Analisis data dengan menggunakan Uji z 29 4.4.1 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD 2008 29 4.4.2 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW 2008 30 4.4.3 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IMPLANT 2008 31 4.4.4 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD 2009 32 4.4.5 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW 2009 32 4.4.6 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IMPLANT 2009 33

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 35

5.1 Kesimpulan 35

5.2 Saran 36

Daftar Pustaka

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Layar Minitab 23

Gambar 4.2 Tampilan Data pada Worksheet 25

Gambar 4.3 Tampilan Membuka Proportion 26

Gambar 4.4 Tampilan Jendela One Proportion 27

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, dewasa ini sangat marak dengan masalah pertumbuhan penduduk

karena masalah pertumbuhan penduduk adalah masalah yang sangat membutuhkan

perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli kependudukan. Karena itu

pengendalian pertumbuhan penduduk perlu ditingkatkan disamping mengenai masalah

pendidikan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi, pembangunan dan penciptaan lapangan

kerja gerakan Keluarga Berencana perlu makin ditingkatkan dan diperluas ke seluruh

lapisan masyarakat terutama penduduk usia muda serta ke seluruh wilayah Tanah Air

termasuk daerah pemukiman baru.

Program Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran

serta masyarakat melalui proses pendewasaan usia perkawinan ( PUP ) pengaturan

perkawinan, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga

kecil, bahagia dan sejahtera. Alat kontrasepsi merupakan suatu alat yang digunakan

untuk menekan jumlah penduduk dengan mengendalikan angka kelahiran dalam

program Keluarga Berencana.

Kontrasepsi berasal dari kata : kontra berarti mencegah atau melawan,

(11)

(sel pria ) yang mengakibatkan kehamilan . Maksud dari kontrasepsi adalah

menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada yang menggunakan cara

sederhana dan ada pula dengan cara-cara modern, cara-cara kontrasepsi tersebut

mempunyai tingkat efektivitas yang berbeda-beda dalam memberikan pencegahan

terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Namun perlu diingat dari pada tidak

berusaha sama sekali melaksanakan KB, adalah lebih baik memilih satu dari cara

apapun dan mempergunakannya sebaik-baiknya.

Jumlah penduduk kabupaten Langkat terus bertambah setiap tahunnya,

padahal gerakan Keluarga Berencana terus digalakkan.Dari hal tersebut dapat dilihat

bahwa tingkat efektivitas tersebut berpengaruh atau tidak karena masyarakat pada

umumnya menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dan sudah biasa digunakan.

Tingkat kegagalan peserta KB dalam menggunakan alat kontrasepsi

merupakan salah satu masalah bagi petugas KB, dan menjadi bahan pertimbangan

untuk melihat bagaimana alat kontrasepsi tersebut kedepannya dan mencari penyebab

kegagalan tersebut. Dalam menggunakan alat kontrasepsi hanya ada dua jawaban

apakah sukses atau gagal.

Tingkat kegagalan peserta KB dipengaruhi banyak hal yaitu dilihat dari

kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi dan dilihat dari kecocokan

dalam menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Kalau gagal artinya alat kontrasepsi

tersebut tidak cocok dengan peserta tersebut. Sebaliknya kalau tingkat

keefektivitasanya berhasil maka peserta KB tersebut cocok menggunakan alat

(12)

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin menganalisis seberapa besar tingkat

efektivitas menggunakan alat kontrasepsi berdasarkan tingkat kegagalan peserta KB di

Kabupaten Langkat.

Maka penulis mengambil judul tugas akhir “ Analisa Tingkat Efektivitas

Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kabupaten Langkat tahun 2008-2009.”

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian pemilihan judul diatas, maka dirumuskan yang menjadi masalah

penelitian adalah melihat apakah ada tingkat efektivitas alat kontrasepsi dalam

penggunaan alat kontrasepsi tersebut berdasarkan tingkat kegagalan peserta KB di

Kabupaten Langkat tahun 2008-2009.

1.3 Tinjauan Pustaka

Salah satu metode dalam statistik adalah metode statistik parametrik, metode

statistik parametrik merupakan metode ilmu statistik yang mempertimbangkan

jenis sebaran dan distribusi data, yaitu untuk melihat apakah data tersebut

menyebar normal atau tidak. Data yang berasal dari jenis distribusi probabilitas

dan membuat kesimpulan tentang parameter dan distribusi.

Analisis uji proporsi satu pihak adalah uji statistik z yang mana dalam

penentuan mempunyai kriteria pengujian. Dalam hal uji proporsi satu pihak adalah uji

(13)

tolak hipotesis jika nilai z lebih besar sama dengan nilai z ( 0,5 – α ) dimana z ( 0,5 –

α) didapat dari buku normal baku dengan peluang ( 0,5 – α ). Untuk nilai z lebih kecil

sama dengan z ( 0,5 – α ) maka hipotesis diterima.

Untuk menganalisis tingkat efektivitas alat kontrasepsi terhadap tingkat

kegagalan pengguna alat kontrasepsi menurut alat kontrasepsi yang digunakan, maka

dapat digunakan beberapa buku antara lain :

Haryono Suyono [ 1 ] menuraikan mengenai pengendalian jumlah penduduk

terutama dilakukan melalui upaya penurunan tingkat kelahiran serta penurunan tingkat

kematian khususnya kematian bayi. Penurunan tingkat kelahiran terutama dilakukan

melalui kegiatan keluarga berencana yang juga bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera. Gerakan keluarga berencana perlu makin ditingkatkan dan diperluas ke

seluruh lapisan masyarakat terutama penduduk usia muda.

Sujiatini [ 2 ] menguraikan tujuan program KB nasional adalah untuk

memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang

berkualitas, menurunkan tingkat, angka kematian ibu, bayi dan anak serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga

kecil berkualitas, sedangkan tujuan program kesehatan reproduksi remaja ( KRR )

adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan remaja tentang upaya

mempersiapkan kehidupan dalam mendukung upaya meningkatkan kualitas generasi

(14)

BKKBN [ 3] menguraikan cara-cara alat kontrasepsi yaitu kontrasepsi berasal

dari kata kontra yang berarti mencegah, sedangkan konsepsi berarti pertemuan antara

sel telur ( sel wanita ) yang matang dan sel sperma ( sel pria) yang mengakibatkan

kehamilan. Berarti kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya

kehamilan sebagai pertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut. Cara-cara

kontrasepsi dibagi menjadi PIL,IUD (AKDR),IMPLANT,MOW dan MOP. Tiap

alat-alat kontrasepsi tersebut mempunyai tingkat efektivitas yang berbeda-beda dalam

memberikan pencegahan terhadap pencegahan terjadinya kehamilan. Namun perlu

diingat dari pada tidak sama sekali melaksanakan KB adalah lebih baik memilih salah

satu dari cara apapun yang sesuai dengan kita dan menggunakannya sebaik-baiknya.

Usman, Husaini [ 4 ] menguraikan analisis uji proporsi satu pihak adalah uji

statistik z yang mana dalam penentuan mempunyai kriteria pengujian. Dalam hal ini ,

tolak hipotesis jika nilai z lebih besar sama dengan nilai z (0,5-α) dimana z (0,5-α) didapat

dari daftar normal baku dengan peluang(0,5-α).Untuk nilai z lebih kecil sama dengan

z(0,5α) maka hipotesis diterima.

Sudjana, 1992 [ 5 ] menguraikan jika data yang terdiri atas dua atau lebih

variabel untuk mempelajari cara bagaimana data itu berhubungan. Hubungan yang

didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika yang

menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Untuk keperluan analisis,

variabel bebas akan dinyatakan dengan X1 X2, ….. Xk ( k ≥ 1 ) sedangkan variabel tak

bebas akan inyatakan dengan Y. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu

hal yang dibuat. Untuk menjelaskan hal itu sering dituntut untuk melakukan

pengecekannya. Hipotesis statistik adalah jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan

(15)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas alat kontrasepsi

berdasarkan tingkat kegagalan peserta KB di Kabupaten Langkat tahun 2008-2009.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tinggkat efektivitas alat kontrasepsi berdasarkan tingkat

kegagalan peserta KB di Kabupaten Langkat pada tahun 2008-2009.

2. Penulis dapat menuangkan ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika

yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesaikan masalah yang

sedang diteliti.

3. Memperluas dan memperdalam pemahaman penulis dalam bidang statistika,

serta melatih penulis dalam membuat suatu karya ilmiah

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data

sekunder dari BKKBN Kabupaten Langkat. Data sekunder adalah data yang

dikumpulkan oleh suatu instansi atau sumber-sumber tercetak . Sumber data

sekunder adalah buku, laporan perusahaan, journal, internet dan sebagainya.

Dalam hal ini penulis merangkum data berdasarkan data yang telah tersedia

(16)

disusun, dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan mendapatkan

gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

2. Lokasi penelitian

Untuk mempermudah penelitian ini, penulis melakukan riset di BKKBN

Kabupaten Langkat. Selanjutnya penelitian dilakukan di perpustakaan Umum

USU dan perpustakaan FMIPA USU untuk mencari referensi yang berkaitan

dengan penelitian, juga untuk keperluan menganalisis data untuk keperluan

tugas akhir ini.

3. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk

memperoleh data ataupun informasi dari perpustakaan yaitu dengan membaca

buku, journal, ataupun sumber terbitan lainnya dan bahan-bahan yang bersifat

teoritis yang mendukung serta relevan dengan tugas akhir ini.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis membagi tugas akhir ini menjadi lima

bab, dimana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab. Pembagian ini dilakukan

untuk mempermudah penulis untuk menguraikan isi tugas akhir ini, dimulai dari

pengertian dan penegasan jumlah sampai pada kesimpulan dan saran. Adapun

(17)

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang pengambilan judul, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian dll.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang definisi Keluarga Berencana dan menjelaskan

metode yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BKKBN

Bab ini menerangkan tentang sejarah berdirinya BKKBN

BAB 4 : ANALISA DATA

Bab ini menerangkan tentang hasil analisis data

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini mencakup atau menyimpulkan hasil yang diperoleh dari penelitian

(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah

dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan usia perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah

masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,

menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.

Dalam konteks gerakan KB nasional, konsep mandiri merupakan suatu inovasi

baru dimana titik berat dalam penawaran dalam awal pelaksanaan program KB,

berubah menjadi fokus permintaan. Dengan kata lain mandiri dalam program KB

meminta masyarakat untuk berinisiatif serta berpartisipasi dalam memenuhi

kebutuhan yang berhubungan dengan perencanaan keluarga, khususnya kebutuhan

(19)

Pelayanan kontrasepsi saat ini dirasakan masyarakat, khususnya pasangan suami istri,

sebagai salah satu kebutuhannya. Pelayanan kontrasepsi yang semula menjadi

program pemerintah dengan orientasi pemenuhan target melalui subsidi penuh dari

pemerintah, berangsur-angsur bergeser menjadi suatu gerakan masyarakat yang sadar

akan kebutuhannya hingga bersedia membayar untuk memenuhinya.

Pelayanan kontrasepsi sebagai sebagian dari pelayanan KB merupakan bagian

dari pelayanan kesehatan, jenis pelayanan yang dapat diberikan kepada konsumen

pada kemampuan fasilitas kesehatan dan ini berhubungan dengan jenjang pelayanan.

Fasilitas pelayanan KB professional dapat bersifat teknik statis atau mobile ( TKBK,

Pusling ) dan diselenggarakan oleh tenaga professional, yaitu dokter spesialis, dokter

umum, bidan atau perawat kesehatan. Pelayanan yang mobile diperlukan untuk

menjangkau pedesaan yang terpencil. Fasilitas pelayanan KB professional statis

meliputi pelayanan KB sederhana, lengkap, sempurna dan paripurna.

Fasilitas pelayanan KB sederhana menyediakan jenis alat kontrasepsi seperti

kondom, obat vaginal, pil KB, suntik KB, IUD, menanggulangi efek samping, dan

berupaya rujukan. Tenaga pelaksanannya minimal perawat kesehatan atau bidan yang

dilatih. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan. Upaya ini bersifat

sementara dapat juga bersifat permanen, penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah

satu variabel yang mempengaruhi fertilitas, konsumen memerlukan kontrasepsi

dengan kemampuan yang dapat dipercayai untuk mencegah kehamilan.

Alat kontrasepsi yang bermutu minimal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

(20)

terus-menerus dan efek sampingnya sedikit-dikitnya. Angka-angka konkret mengenai

jumlah konsumen yang harus menderita akibat komplikasi pemakaian KB, jumlah

kegagalan alat kontrasepsi, berapa banyak pengguna KB yang dapat ditolong ataupun

tidak dan berapa jumlah akseptor yang harus drop – out.

Begitu banyak masalah yang terdapat dalam pemakain alat kontrasepsi tetapi

penulis hanya mengambil asalah mengenai kegagalan pengguna alat kontrasepsi.

Penulis menggunakan data pengguna alat kontrasepsi yang tercatat oleh BKKBN

(Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang mempunyai tingkat kegagalan.

Maka penulis menentukan jenis alat kontrasepsi yang digunakan oleh masyarakat

yang dan data kegagalan alat kontrasepsi tersebut.

2.2 Jenis – jenis Alat Kontrasepsi

Jenis-jenis alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan adalah :

1. IUD ( INTRA UTERINA DEVICE)

IUD ( INTRA UTERINA DEVICE ) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau

AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik yang halus dan

berbentuk spiral atau lainnya yang dipasang ke dalam rahim dengan memakai

alat khusus oleh dokter dan bidan yang sudah dilatih.

Kontra indikasi pemasangan IUD / AKDR

1. Adanya sangkaan kehamilan

2. Pendarahan di saluran kencing

Efektivitas : Sangat efektif, yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100 perempuan selama

(21)

2 . IMPLANT

Didapat dari data sumber BKKBN kabupaten Langkat bahwa 3 alat kontrasepsi ini

yang memiliki data tingkat kegagalan maka dari data tersebut yang dijadikan data

yang akan diolah pada bab berikutnya.

(22)

2.3 Pengertian Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu percobaan yang

dibuat atau ingin diteliti, untuk menjawab atau menjelaskan hipotesis sering dituntut

untuk melakukan pengecekannya. Hipotesis statistik adalah jika asumsi atau dugaan

dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai parameter populasi.

2.4 Macam – macam Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis

atau menolak hipotesis. Dengan demikian terdapat dua pilihan antara hipotesis nol (

H0 ) adalah pengujian terhadap hipotesis yang perumusnnya mengandung pengertian

sama atau tidak memiliki perbedaan sedangkan hipotesis tandingan ( H1 ) adalah

pengujian hipotesis yang perumusnnya mengandung pengertian tidak sama, lebih

besar atau lebih kecil.

Ada beberapa macam pengujian hipotesis, diantaranya sebagai berikut :

2.4.1 Pengujian Rata – rata µ : Uji dua pihak

Sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata – rata µ dan simpangan baku σ yang

telah diketahui dan akan diuji mengenai perameter rata – rata µ .

Dengan kriteria pengujian :

(23)

H1 : µ µ 0

Dengan perumusan statistiknya adalah :

z =

Jika – z ½ (1 – α) < z < z ½ (1= α)

dengan z ½ (1 – α) dari daftar normal baku dengan peluang ½ ( 1 – α ) dalam hal lainnya,

H0 ditolak.

2.4.2 Pengujian Rata – rata µ : Uji satu pihak

Sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata – rata µ dan simpangan baku σ yang

populasinya telah diketahui. Perumusan untuk uji pihak kanan mengenai rata – rata µ.

Kriteria pengujian hipotesis :

H0 : µ0 = µ0

H0 : µ0 > µ0

Dengan perumusan statistiknya adalah :

(24)

Jika z z0,5 – α dengan z0,5 – α didapat dari daftar normal baku menggunakan peluang

( 0,5 – α ).

2.4.3 Pengujian Proporsi π : Uji dua pihak

Sebuah populasi binom dengan proporsi dimana sebuah sampel acak yang diambil

dari populasi itu, akan diuji mengenai uji dua pihak. Dengan π 0 yang telah diketahui.

Kriteria pengujian hipotesis :

s

H0: π = π0

H1 : π ≠ π 0

Dengan Perumusan statistiknya :

z =

Dengan taraf nyata α adalah terima H0 jika –z1/2( 1 – α ) < z < z ½ ( 1 – α ) dimana z1/2 ( 1 – α )

didapat dari daftar normal baku dengan peluang ½ ( 1 – α ) . Dalam hal ini lainnya,

(25)

2.4.4 Pengujian Proporsi : Uji Satu Pihak

Sebuah populasi binom dengan proporsi dimana sebuah sampel acak yang diambil

dari populasi itu, akan diuji mengenai pihak kanan.

Kriteria Pengujian untuk satu pihak kanan :

H0 : π = π 0

Ho : π > π 0

Dengan perumusan statistiknya :

z =

Dengan taraf nyata α adalah tolak H0 jika z ≥ z 0,5-α dengan peluang ( 0,5 – α )

(26)

2.4.5 Analisis Pengujian Proporsi π Uji Satu Pihak

Tujuan penganalisisisan adalah untuk menganalisis tingkat pengguna KB denga

tingkat kegagalan pengguna KB menurut alat kontrasepsi yang digunakan. Apakah

ada perbandingan yang signifikan antara pengguna KB tingkat kegagalan pengguna

dalam menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Jika pengujian hipotesis yang

diterapkan menunjukkan signifikan dengan tingkat kepercayaan 90% dari tingkat

kegagalan 10% maka dapat dikatakan pengujian hipotesis tersebut dapat digunakan

(27)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT BKKBN

3.1 Perkembangan Program KB di Indonesia

Di Indonesia, sejak zaman dahulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk

mencegah kehamilan.Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang

khasiatnya dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat Hindu Bali sejak dulu

hanya ada nama untuk empat orang anak, mungkin suatu cara untuk menganjurkan

supaya pasangan suami istri mengatur kelahiran anaknya.

Di Indonesia, keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada

waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai

membantu masyarakat. Perluasan dan pengembangan program keluarga berencana

nasional secara bertahap dilakukan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan.

Perkembangan program keluarga berencana diharapkan dapat merata ke seluruh

lapisan masyarakat. Kebijakan gerakan KB Nasional diarahkan untuk memanfaatkan

landasan pelaksanaan program Keluarga Berencana Nasional yang sanggup

memperluas mengintensifkan serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga

(28)

3.2 PKBI ( Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia )

PKBI merupakan salah satu LSM yang menjadi pelopor Keluarga Berencana dan

berkomitmen meningkatkan status kesehatan reproduksi rakyat Indonesia.

Pemikiran tentang KB di Indonesia pada permulaan, yaitu pada dasawarsa 60-an,

tidak mempersoalkan angka kelahiran, tetapi tingginya angka kematian Ibu akibat

terlalu sering melahirkan. Pada waktu itu angka kematian Ibu melahirkan berkisar

pada 800 per 100.000 kelahiran ( Widyaantoro 1995 ). Bahkan tidak jarang Ibu

meninggal bersama dengan bayinya. Hal inilah yang menggugah ketua Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia kala itu Sarwono Prowirohardjountuk mendirikan

wadah dengan nama perkumpulan keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ) dan

bergerak silent operation membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara

sukarela, jadi di Indonesia PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga berencana

nasional.

Konsep yang dikembangkan PKBI adalah kesehatan Ibu dan anak lewat balai

kesehatan Ibu dan anak, organisasi ini sebenarnya memberikan inspirasi bagi

pendiriannya BKKBN ( Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional ) yang

kemudian dikelola oleh pemerintah Orde Baru. Pada masa Orde Baru, program

KB mendapat persetujuan dari pemerintah, ditandai dengan penandatanganan

deklarasi PBB mengenai kependudukan dan pendirian Lembaga Keluarga

Berencana Nasional ( LKBN ) pada bulan Oktober 1968. Pada tahun 1970

lembaga ini berubah nama menjadi BKKBN, yaitu Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional. Secara organisasi, perluasan program KB hingga kini dapat

(29)

semula ditangani bersama dengan masalah lingkungan hidup telah dipisahkan dan

dipegang oleh pejabat khusus. Menteri kependudukan, yang juga menjabat sebagai

kepala BKKBN.

3.3BKKBN ( Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional )

Keputusan Presiden no. 20 tahun 2000 mengatur tentang BKKBN . Badan

koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat BKKBN

adalah lembaga pemerintah Non – Departemen yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BKKBN dipimpin oleh seorang

Kepala yang dijabat oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan.

Tugas BKKBN adalah merumusakan kebijakan pengelolaan dan koordinasi

pelaksanaan program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga

sejahtera, mengembangkan dan memantapkan peran serta masyarakat,

meningkatkan kualitas program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan

keluarga sejahtera serta pemberdayaan perempuan secara terpadu bersama instansi

(30)

Fungsi BKKBN :

a) Penetapan kebijakan pengelolaan program Keluarga Berencana Nasional dan

kebijakan umum yang ditetapkan oleh Presiden.

b) Koordinasi dan penyelenggaraan management dan administrasi umum

program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga sejahtera.

c) Koordinasi dan perencanaan program dan bantuan Luar Negri serta

mengumpulkan data dan informasi Keluarga.

d) Koordinasi dan penyelengaraan, peningkatan peran serta masyarakat dalam

program Keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

e) Koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan program pembangunan Keluarga

Sejahtera.

f) Koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan program keluarga berencana

nasional dan kesehatan reproduks.

g) Koordinasi dan peyelenggaraan pelatihan Nasional dan Internasional,

pengembangan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan

keluarga sejahtera.

h) Koordinasi dan penyelengaraan fungsional administrasi umum dan keuangan,

ketenangan material, serta pengelolaan program Keluarga Berencana Nasional

(31)

SUSUNAN ORGANISASI BKKBN

a) Kepala

b) Sekretariat Utama

c) Deputi bidang perencanaan dan Informasi Keluarga

d) Deputi bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan masyarakat

e) Deputi bidang keluarga berencana dan kesehatan Reproduksi

f) Deputi bidang pelatihan dan pengemban program

g) Inpektorat utama

Dalam penyelenggaraan program keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan

keluarga sejahtera, Koordinasi pelaksanaan kegiatan – kegiatan dilakukan oleh

BKKBN, sedangkan pelaksanaan kegiatan – kegiatan dilakukan oleh unit

pelaksana. Unit – unit pelaksana yang dimaksud adalah :

a) Departemen / Isntansi Pemerintah pusat maupun daerah yang atas dasar

fungsional mengadakan usaha – usaha yang mengambil bagian dalam

penyelenggaraan program keluarga berencana nasional dan pembangunan

keluarga sejahtera.

b) Perkumpulan / Organisasi Masyarakat formal maupun informal dan pelaksana

–pelaksana lainnya yang atas dasar sukarela dan kemampuan sendiri

mengadakan usaha – usaha dan mengambil bagian dan penyelenggaraan

(32)

BAB 4

ANALISA DAN EVALUASI

4.1 ANALISIS DATA

Untuk memulai Minitab for Windows dapat dilakukan melalui langkah – langkah

sebagai berikut :

1. Klik STAR

2. Pindahkan pointer mouse ke Program kemudian geser ke icon Minitab

3. Klik icon Minitab

Setelah langkah – langkah diatas maka akan muncul tampilan layar Minitab seperti di

bawah ini:

Program minitab merupakan salah satu software yang sering digunakan dalam

(33)

lembar kerja yang digunakan untuk melihat dan mengedit lembar kerja, serta sesi

command yang merupakan layar untuk menampilkan hasil kerja.

Analisis data yang digunakan penulis merupakan analisis uji z yaitu uji proporsi yang

merupakan uji statistik satu pihak, minitab menyediakan cara kerja menggunakan uji

satu pihak tersebut.

4.2 Menguji Proporsi π : Uji satu pihak

Kriteria pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah :

Untuk uji pihak kanan :

H0 : π = 0,1

H0 : π > 0,1

Dengan perumusan statistiknya :

z =

Dengan taraf nyata α = 0,01 dari daftar normal baku memberikan Z0,49 = 2,33

(34)

4.3 Menghitung Proporsi menggunakan Minitab

Langkah – langkah yang digunakan untuk menentukan nilai uji prorsi satu arah

dengan menggunakan minitab adalah sebagai berikut :

1. Entry data Tingkat kegagalan pengguna alat kontrasepsi KB (x) dan data

pengguna alat kontrrasepsi KB ( n ).

(35)

2. Pilih Menu Stat – Basic Statistik – 1 Proportion sehingga muncul jendela

Proportion

GAMBAR 4.3 TAMPILAN MEMBUKA PROPORTION

3. Pilih Summarized data, pada Number of trials masukkan data tingkat

pengguna KB ( n ) dan pada number of events masukkan data tingkat

(36)

GAMBAR 4.4 TAMPILAN JENDELA ONE PROPORTION

4. Pilih option pada jendela proportion, lalu muncul gambar seperti di bawah ini :

(37)

5. Pada Confidence level masukkan tingkat kepercayaan sebesar 99,0

hypothesized proportion sebesar 0,1.

6. Kemudian pilih alternatife greater than ( lebih besar )

7. Setelah itu klik OK

Hasil Analisis Data Pada Tahun 2008

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0.1 vs p > 0.1

Hasil Analisis Data Pada Tahun 2009

Test and CI for One Proportion

(38)

2 2 1048 0.001908 0.000000 -10.59 1.000

4.4 Analisis data dengan menggunakan Uji z

Untuk mengetahui apakah ada tingkat efektivitas alat – alat kontrasepsi yang

digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat kegagalannya, maka akan dilakukan uji

satu pihak dengan menggunakan uji statistik z.

4.4.1 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD Tahun 2008

a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi IUD

H0 : Tidak ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat kegagalannya.

H1 : Ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan

tingkat kegagalannya.

b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%

c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada

(39)

Zhitung = - 11,17

Ztabel = 2,33

Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada

tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat

kegagalannya.

4.4.2 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW Tahun 2008

a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi MOW

H0 : Tidak ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat kegagalannya.

H1 : Ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat kegagalannya.

b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%

c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada

MOW tahun 2008

Zhitung = - 8,66

Ztabel = 2,33

Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada

tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat

(40)

4.4.3 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IMPLANT Tahun 2008

a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi IMPLANT

H0 : Tidak ada tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat kegagalannya.

H1 : Ada tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat kegagalannya.

b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%

c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada

IMPLANT tahun 2008

Zhitung = - 12,31

Ztabel = 2,33

Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada

tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat

(41)

4.4.4 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD Tahun 2009

a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi IUD

H0 : Tidak ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat kegagalannya.

H1 : Ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan

tingkat kegagalannya.

b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%

c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada

IUD tahun 2009.

Zhitung = -12,63

Ztabel = 2,33

Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada

tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat

kegagalannya.

4.4.5 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW Tahun 2009

a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi MOW

H0 : Tidak ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB

(42)

H1 : Ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB berdasarkan

tingkat kegagalannya.

b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%

c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada

MOW tahun 2009.

Zhitung = -10,59

Ztabel = 2,33

4.4.6 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IMPLANT Tahun 2009

a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi IMPLANT

H0 : Tidak ada tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat kegagalannya.

H1 : Ada tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat kegagalannya.

b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%

c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada

IMPLANT tahun 2009.

Zhitung = -13,81

(43)

Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada

tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat

(44)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Uji proporsi satu pihak yang dilakukan terhadap tiga alat

kontrasepsi yang memiliki data kegagalan seperti IUD, MOP dan IMPLANT

maka diperoleh hasil zhitung < ztabel maka H0 diterima.

Maka pengguna alat kontrasepsi tersebut tidak ada yang menggunakan alat

kontrasepsi melihat dari tingkat kegagalannya.

2. Alat kontrasepsi yang sering mengalami kegagalan pada tahun 2008-2009 di

Kabupaten Langkat adalah alat kontrasepsi IUD, MOW dan IMPLANT.

(45)

5.2 Saran

1. Kepada seluruh penguna alat kontrasepsi di kabupaten Langkat agar

menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai, agar tidak terjadi kegagalan yang

lebih besar.

2. Kepada seluruh pengguna alat kontrasepsi yang mengalami kegagalan

hendaknya melapor pada Bidan yang bertugas agar bisa ditanggulangi dan

mencari solusi untuk pengganti alat kontrasepsi yang lain.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, Buku Sumber Pendidikan KB, JAKARTA, 1989.

Juliantoro, Dadang. 30 Tahun Cukup ( Keluarga Berencana dan Hak Konsumen ),

JAKARTA, 2000.

Dyah Novianti Setya Arum, S.Si.T dan Sujiantini S.Si.T. Panduan Lengkap

Pelayanan KB Terkini, JOGYAKARTA, 2009

(47)

————— 4/16/2011 11:55:26 AM —————————————————

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0.1 vs p > 0.1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 3 1182 0.002538 0.000000 -11.17 1.000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0.1 vs p > 0.1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 715 0.002797 0.000000 -8.66 1.000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0.1 vs p > 0.1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 1403 0.001426 0.000000 -12.31 1.000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0.1 vs p > 0.1

Test and CI for One Proportion

(48)

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 1048 0.001908 0.000000 -10.59 1.000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0.1 vs p > 0.1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 1756 0.001139 0.000000 -13.81 1.000

Using the normal approximation.

Gambar

GAMBAR 4.3 TAMPILAN MEMBUKA PROPORTION
GAMBAR 4.4 TAMPILAN JENDELA ONE PROPORTION

Referensi

Dokumen terkait