ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI KABUPATEN
LANGKAT TAHUN 2008 – 2009
TUGAS AKHIR ELVI DIANA BR PINEM
082407060
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI PROVINSI
SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
ELVI DIANA BR PINEM 082407060
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul :ANALISA TINGKAT EFEKTIVITAS ALAT
KONTRASEPSI TERHADAP TINGKAT
KEGAGALAN PESERTA KB DI KABUPATEN
LANGKAT TAHUN 2008-2009
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : ELVI DIANA BR PINEM
Nomor Induk Mahasiswa : 082407060
Program Studi : DIPLOMA – 3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2011
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
Prof. Dr. Tulus. M.Sc Drs. Marwan Harahap, M.Eng
NIP. 19620901.198803 1 002 NIP. 19461225 197403 1 001
PERNYATAAN
ANALISA TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI KABUPATEN
LANGKAT TAHUN 2008 – 2009
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri , kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2011
ELVI DIANA BR PINEM
PENGHARGAAN
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan pada jurusan D-III Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan pada isi dan pada penulisannya dan masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dari penulis sendiri. Oleh karena bantuan dari berbagai pihak maka Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini , penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak , baik itu bantuan material, moral, spiritual, informasi, maupun administrasi. Oleh karena itu , sudah selayaknya penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada :
1. Kedua orang tua saya Bapak S.Pinem dan Ibu A. Tarigan yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik berupa moril, doa maupun material dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Dr. Sutarman M.Sc , Selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU.
3. Ibu Dr. Marpongahtun, M.Sc, Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU.
4. Bapak Prof Dr. Tulus, M.Si , Selaku Ketua Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
5. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si, selaku Koordinator Program Studi D-III Statistika FMIPA USU.
6. Bapak Drs.Marwan Harahap, M.Eng selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi dukungan, bimbingan serta saran dalam penulisan Tugas Akhir saya ini.
7. Untuk adik-adikku Kartika Dewi Br Pinem, Celaudia Br Pinem dan Ferdinan Pinem yang selalu memberikan semangat dan doa.
9. Untuk anak WB ( Friska, Kak Juni, Maria, Kak Arni, Juli, Kak reni ) yang telah banyak membantu dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10.Serta teman-teman Statistika B Stambuk 2008, yang telah bekerja sama dalam membantu saya dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis juga menyadari banyak terdapat kekurangan dan kesilapan pada Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran – saran dan kritikan yang dapat membangun penulis kedepannya. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Akhir kata , Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Medan, Mei 2011
Penulis
Elvi Diana Br Pinem 082407060
DAFTAR ISI 2.4.3 Pengujian Proporsi π : Uji dua pihak 15 2.4.4 Pengujian Proporsi π : Uji satu pihak 16 2.4.5 Analisis Pengujian Proporsi π Uji satu pihak 17
BAB 3 SEJARAH SINGKAT BKKBN 18
3.1 Perkembangan Program KB di Indonesia 18 3.2 PKBI ( Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ) 19 3.3 BKKBN ( Badan Koodinasi Keluarga Berencana Nasional ) 20
BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 23
4.1 Analisis Data 23
4.4 Analisis data dengan menggunakan Uji z 29 4.4.1 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD 2008 29 4.4.2 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW 2008 30 4.4.3 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IMPLANT 2008 31 4.4.4 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD 2009 32 4.4.5 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW 2009 32 4.4.6 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IMPLANT 2009 33
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 35
5.1 Kesimpulan 35
5.2 Saran 36
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Layar Minitab 23
Gambar 4.2 Tampilan Data pada Worksheet 25
Gambar 4.3 Tampilan Membuka Proportion 26
Gambar 4.4 Tampilan Jendela One Proportion 27
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, dewasa ini sangat marak dengan masalah pertumbuhan penduduk
karena masalah pertumbuhan penduduk adalah masalah yang sangat membutuhkan
perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli kependudukan. Karena itu
pengendalian pertumbuhan penduduk perlu ditingkatkan disamping mengenai masalah
pendidikan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi, pembangunan dan penciptaan lapangan
kerja gerakan Keluarga Berencana perlu makin ditingkatkan dan diperluas ke seluruh
lapisan masyarakat terutama penduduk usia muda serta ke seluruh wilayah Tanah Air
termasuk daerah pemukiman baru.
Program Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui proses pendewasaan usia perkawinan ( PUP ) pengaturan
perkawinan, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera. Alat kontrasepsi merupakan suatu alat yang digunakan
untuk menekan jumlah penduduk dengan mengendalikan angka kelahiran dalam
program Keluarga Berencana.
Kontrasepsi berasal dari kata : kontra berarti mencegah atau melawan,
(sel pria ) yang mengakibatkan kehamilan . Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada yang menggunakan cara
sederhana dan ada pula dengan cara-cara modern, cara-cara kontrasepsi tersebut
mempunyai tingkat efektivitas yang berbeda-beda dalam memberikan pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Namun perlu diingat dari pada tidak
berusaha sama sekali melaksanakan KB, adalah lebih baik memilih satu dari cara
apapun dan mempergunakannya sebaik-baiknya.
Jumlah penduduk kabupaten Langkat terus bertambah setiap tahunnya,
padahal gerakan Keluarga Berencana terus digalakkan.Dari hal tersebut dapat dilihat
bahwa tingkat efektivitas tersebut berpengaruh atau tidak karena masyarakat pada
umumnya menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dan sudah biasa digunakan.
Tingkat kegagalan peserta KB dalam menggunakan alat kontrasepsi
merupakan salah satu masalah bagi petugas KB, dan menjadi bahan pertimbangan
untuk melihat bagaimana alat kontrasepsi tersebut kedepannya dan mencari penyebab
kegagalan tersebut. Dalam menggunakan alat kontrasepsi hanya ada dua jawaban
apakah sukses atau gagal.
Tingkat kegagalan peserta KB dipengaruhi banyak hal yaitu dilihat dari
kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi dan dilihat dari kecocokan
dalam menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Kalau gagal artinya alat kontrasepsi
tersebut tidak cocok dengan peserta tersebut. Sebaliknya kalau tingkat
keefektivitasanya berhasil maka peserta KB tersebut cocok menggunakan alat
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin menganalisis seberapa besar tingkat
efektivitas menggunakan alat kontrasepsi berdasarkan tingkat kegagalan peserta KB di
Kabupaten Langkat.
Maka penulis mengambil judul tugas akhir “ Analisa Tingkat Efektivitas
Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kabupaten Langkat tahun 2008-2009.”
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian pemilihan judul diatas, maka dirumuskan yang menjadi masalah
penelitian adalah melihat apakah ada tingkat efektivitas alat kontrasepsi dalam
penggunaan alat kontrasepsi tersebut berdasarkan tingkat kegagalan peserta KB di
Kabupaten Langkat tahun 2008-2009.
1.3 Tinjauan Pustaka
Salah satu metode dalam statistik adalah metode statistik parametrik, metode
statistik parametrik merupakan metode ilmu statistik yang mempertimbangkan
jenis sebaran dan distribusi data, yaitu untuk melihat apakah data tersebut
menyebar normal atau tidak. Data yang berasal dari jenis distribusi probabilitas
dan membuat kesimpulan tentang parameter dan distribusi.
Analisis uji proporsi satu pihak adalah uji statistik z yang mana dalam
penentuan mempunyai kriteria pengujian. Dalam hal uji proporsi satu pihak adalah uji
tolak hipotesis jika nilai z lebih besar sama dengan nilai z ( 0,5 – α ) dimana z ( 0,5 –
α) didapat dari buku normal baku dengan peluang ( 0,5 – α ). Untuk nilai z lebih kecil
sama dengan z ( 0,5 – α ) maka hipotesis diterima.
Untuk menganalisis tingkat efektivitas alat kontrasepsi terhadap tingkat
kegagalan pengguna alat kontrasepsi menurut alat kontrasepsi yang digunakan, maka
dapat digunakan beberapa buku antara lain :
Haryono Suyono [ 1 ] menuraikan mengenai pengendalian jumlah penduduk
terutama dilakukan melalui upaya penurunan tingkat kelahiran serta penurunan tingkat
kematian khususnya kematian bayi. Penurunan tingkat kelahiran terutama dilakukan
melalui kegiatan keluarga berencana yang juga bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. Gerakan keluarga berencana perlu makin ditingkatkan dan diperluas ke
seluruh lapisan masyarakat terutama penduduk usia muda.
Sujiatini [ 2 ] menguraikan tujuan program KB nasional adalah untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan tingkat, angka kematian ibu, bayi dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga
kecil berkualitas, sedangkan tujuan program kesehatan reproduksi remaja ( KRR )
adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan remaja tentang upaya
mempersiapkan kehidupan dalam mendukung upaya meningkatkan kualitas generasi
BKKBN [ 3] menguraikan cara-cara alat kontrasepsi yaitu kontrasepsi berasal
dari kata kontra yang berarti mencegah, sedangkan konsepsi berarti pertemuan antara
sel telur ( sel wanita ) yang matang dan sel sperma ( sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Berarti kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai pertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut. Cara-cara
kontrasepsi dibagi menjadi PIL,IUD (AKDR),IMPLANT,MOW dan MOP. Tiap
alat-alat kontrasepsi tersebut mempunyai tingkat efektivitas yang berbeda-beda dalam
memberikan pencegahan terhadap pencegahan terjadinya kehamilan. Namun perlu
diingat dari pada tidak sama sekali melaksanakan KB adalah lebih baik memilih salah
satu dari cara apapun yang sesuai dengan kita dan menggunakannya sebaik-baiknya.
Usman, Husaini [ 4 ] menguraikan analisis uji proporsi satu pihak adalah uji
statistik z yang mana dalam penentuan mempunyai kriteria pengujian. Dalam hal ini ,
tolak hipotesis jika nilai z lebih besar sama dengan nilai z (0,5-α) dimana z (0,5-α) didapat
dari daftar normal baku dengan peluang(0,5-α).Untuk nilai z lebih kecil sama dengan
z(0,5α) maka hipotesis diterima.
Sudjana, 1992 [ 5 ] menguraikan jika data yang terdiri atas dua atau lebih
variabel untuk mempelajari cara bagaimana data itu berhubungan. Hubungan yang
didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika yang
menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Untuk keperluan analisis,
variabel bebas akan dinyatakan dengan X1 X2, ….. Xk ( k ≥ 1 ) sedangkan variabel tak
bebas akan inyatakan dengan Y. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu
hal yang dibuat. Untuk menjelaskan hal itu sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya. Hipotesis statistik adalah jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas alat kontrasepsi
berdasarkan tingkat kegagalan peserta KB di Kabupaten Langkat tahun 2008-2009.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tinggkat efektivitas alat kontrasepsi berdasarkan tingkat
kegagalan peserta KB di Kabupaten Langkat pada tahun 2008-2009.
2. Penulis dapat menuangkan ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika
yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesaikan masalah yang
sedang diteliti.
3. Memperluas dan memperdalam pemahaman penulis dalam bidang statistika,
serta melatih penulis dalam membuat suatu karya ilmiah
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah :
1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data
sekunder dari BKKBN Kabupaten Langkat. Data sekunder adalah data yang
dikumpulkan oleh suatu instansi atau sumber-sumber tercetak . Sumber data
sekunder adalah buku, laporan perusahaan, journal, internet dan sebagainya.
Dalam hal ini penulis merangkum data berdasarkan data yang telah tersedia
disusun, dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan mendapatkan
gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
2. Lokasi penelitian
Untuk mempermudah penelitian ini, penulis melakukan riset di BKKBN
Kabupaten Langkat. Selanjutnya penelitian dilakukan di perpustakaan Umum
USU dan perpustakaan FMIPA USU untuk mencari referensi yang berkaitan
dengan penelitian, juga untuk keperluan menganalisis data untuk keperluan
tugas akhir ini.
3. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk
memperoleh data ataupun informasi dari perpustakaan yaitu dengan membaca
buku, journal, ataupun sumber terbitan lainnya dan bahan-bahan yang bersifat
teoritis yang mendukung serta relevan dengan tugas akhir ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis membagi tugas akhir ini menjadi lima
bab, dimana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab. Pembagian ini dilakukan
untuk mempermudah penulis untuk menguraikan isi tugas akhir ini, dimulai dari
pengertian dan penegasan jumlah sampai pada kesimpulan dan saran. Adapun
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang pengambilan judul, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode
penelitian dll.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang definisi Keluarga Berencana dan menjelaskan
metode yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BKKBN
Bab ini menerangkan tentang sejarah berdirinya BKKBN
BAB 4 : ANALISA DATA
Bab ini menerangkan tentang hasil analisis data
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini mencakup atau menyimpulkan hasil yang diperoleh dari penelitian
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah
dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah
masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,
menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.
Dalam konteks gerakan KB nasional, konsep mandiri merupakan suatu inovasi
baru dimana titik berat dalam penawaran dalam awal pelaksanaan program KB,
berubah menjadi fokus permintaan. Dengan kata lain mandiri dalam program KB
meminta masyarakat untuk berinisiatif serta berpartisipasi dalam memenuhi
kebutuhan yang berhubungan dengan perencanaan keluarga, khususnya kebutuhan
Pelayanan kontrasepsi saat ini dirasakan masyarakat, khususnya pasangan suami istri,
sebagai salah satu kebutuhannya. Pelayanan kontrasepsi yang semula menjadi
program pemerintah dengan orientasi pemenuhan target melalui subsidi penuh dari
pemerintah, berangsur-angsur bergeser menjadi suatu gerakan masyarakat yang sadar
akan kebutuhannya hingga bersedia membayar untuk memenuhinya.
Pelayanan kontrasepsi sebagai sebagian dari pelayanan KB merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan, jenis pelayanan yang dapat diberikan kepada konsumen
pada kemampuan fasilitas kesehatan dan ini berhubungan dengan jenjang pelayanan.
Fasilitas pelayanan KB professional dapat bersifat teknik statis atau mobile ( TKBK,
Pusling ) dan diselenggarakan oleh tenaga professional, yaitu dokter spesialis, dokter
umum, bidan atau perawat kesehatan. Pelayanan yang mobile diperlukan untuk
menjangkau pedesaan yang terpencil. Fasilitas pelayanan KB professional statis
meliputi pelayanan KB sederhana, lengkap, sempurna dan paripurna.
Fasilitas pelayanan KB sederhana menyediakan jenis alat kontrasepsi seperti
kondom, obat vaginal, pil KB, suntik KB, IUD, menanggulangi efek samping, dan
berupaya rujukan. Tenaga pelaksanannya minimal perawat kesehatan atau bidan yang
dilatih. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan. Upaya ini bersifat
sementara dapat juga bersifat permanen, penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah
satu variabel yang mempengaruhi fertilitas, konsumen memerlukan kontrasepsi
dengan kemampuan yang dapat dipercayai untuk mencegah kehamilan.
Alat kontrasepsi yang bermutu minimal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
terus-menerus dan efek sampingnya sedikit-dikitnya. Angka-angka konkret mengenai
jumlah konsumen yang harus menderita akibat komplikasi pemakaian KB, jumlah
kegagalan alat kontrasepsi, berapa banyak pengguna KB yang dapat ditolong ataupun
tidak dan berapa jumlah akseptor yang harus drop – out.
Begitu banyak masalah yang terdapat dalam pemakain alat kontrasepsi tetapi
penulis hanya mengambil asalah mengenai kegagalan pengguna alat kontrasepsi.
Penulis menggunakan data pengguna alat kontrasepsi yang tercatat oleh BKKBN
(Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang mempunyai tingkat kegagalan.
Maka penulis menentukan jenis alat kontrasepsi yang digunakan oleh masyarakat
yang dan data kegagalan alat kontrasepsi tersebut.
2.2 Jenis – jenis Alat Kontrasepsi
Jenis-jenis alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan adalah :
1. IUD ( INTRA UTERINA DEVICE)
IUD ( INTRA UTERINA DEVICE ) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau
AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik yang halus dan
berbentuk spiral atau lainnya yang dipasang ke dalam rahim dengan memakai
alat khusus oleh dokter dan bidan yang sudah dilatih.
Kontra indikasi pemasangan IUD / AKDR
1. Adanya sangkaan kehamilan
2. Pendarahan di saluran kencing
Efektivitas : Sangat efektif, yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100 perempuan selama
2 . IMPLANT
Didapat dari data sumber BKKBN kabupaten Langkat bahwa 3 alat kontrasepsi ini
yang memiliki data tingkat kegagalan maka dari data tersebut yang dijadikan data
yang akan diolah pada bab berikutnya.
2.3 Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu percobaan yang
dibuat atau ingin diteliti, untuk menjawab atau menjelaskan hipotesis sering dituntut
untuk melakukan pengecekannya. Hipotesis statistik adalah jika asumsi atau dugaan
dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai parameter populasi.
2.4 Macam – macam Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis
atau menolak hipotesis. Dengan demikian terdapat dua pilihan antara hipotesis nol (
H0 ) adalah pengujian terhadap hipotesis yang perumusnnya mengandung pengertian
sama atau tidak memiliki perbedaan sedangkan hipotesis tandingan ( H1 ) adalah
pengujian hipotesis yang perumusnnya mengandung pengertian tidak sama, lebih
besar atau lebih kecil.
Ada beberapa macam pengujian hipotesis, diantaranya sebagai berikut :
2.4.1 Pengujian Rata – rata µ : Uji dua pihak
Sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata – rata µ dan simpangan baku σ yang
telah diketahui dan akan diuji mengenai perameter rata – rata µ .
Dengan kriteria pengujian :
H1 : µ ≠ µ 0
Dengan perumusan statistiknya adalah :
z =
Jika – z ½ (1 – α) < z < z ½ (1= α)
dengan z ½ (1 – α) dari daftar normal baku dengan peluang ½ ( 1 – α ) dalam hal lainnya,
H0 ditolak.
2.4.2 Pengujian Rata – rata µ : Uji satu pihak
Sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata – rata µ dan simpangan baku σ yang
populasinya telah diketahui. Perumusan untuk uji pihak kanan mengenai rata – rata µ.
Kriteria pengujian hipotesis :
H0 : µ0 = µ0
H0 : µ0 > µ0
Dengan perumusan statistiknya adalah :
Jika z ≥ z0,5 – α dengan z0,5 – α didapat dari daftar normal baku menggunakan peluang
( 0,5 – α ).
2.4.3 Pengujian Proporsi π : Uji dua pihak
Sebuah populasi binom dengan proporsi dimana sebuah sampel acak yang diambil
dari populasi itu, akan diuji mengenai uji dua pihak. Dengan π 0 yang telah diketahui.
Kriteria pengujian hipotesis :
s
H0: π = π0
H1 : π ≠ π 0
Dengan Perumusan statistiknya :
z =
Dengan taraf nyata α adalah terima H0 jika –z1/2( 1 – α ) < z < z ½ ( 1 – α ) dimana z1/2 ( 1 – α )
didapat dari daftar normal baku dengan peluang ½ ( 1 – α ) . Dalam hal ini lainnya,
2.4.4 Pengujian Proporsi : Uji Satu Pihak
Sebuah populasi binom dengan proporsi dimana sebuah sampel acak yang diambil
dari populasi itu, akan diuji mengenai pihak kanan.
Kriteria Pengujian untuk satu pihak kanan :
H0 : π = π 0
Ho : π > π 0
Dengan perumusan statistiknya :
z =
Dengan taraf nyata α adalah tolak H0 jika z ≥ z 0,5-α dengan peluang ( 0,5 – α )
2.4.5 Analisis Pengujian Proporsi π Uji Satu Pihak
Tujuan penganalisisisan adalah untuk menganalisis tingkat pengguna KB denga
tingkat kegagalan pengguna KB menurut alat kontrasepsi yang digunakan. Apakah
ada perbandingan yang signifikan antara pengguna KB tingkat kegagalan pengguna
dalam menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Jika pengujian hipotesis yang
diterapkan menunjukkan signifikan dengan tingkat kepercayaan 90% dari tingkat
kegagalan 10% maka dapat dikatakan pengujian hipotesis tersebut dapat digunakan
BAB 3
SEJARAH SINGKAT BKKBN
3.1 Perkembangan Program KB di Indonesia
Di Indonesia, sejak zaman dahulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan.Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang
khasiatnya dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat Hindu Bali sejak dulu
hanya ada nama untuk empat orang anak, mungkin suatu cara untuk menganjurkan
supaya pasangan suami istri mengatur kelahiran anaknya.
Di Indonesia, keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada
waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai
membantu masyarakat. Perluasan dan pengembangan program keluarga berencana
nasional secara bertahap dilakukan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan.
Perkembangan program keluarga berencana diharapkan dapat merata ke seluruh
lapisan masyarakat. Kebijakan gerakan KB Nasional diarahkan untuk memanfaatkan
landasan pelaksanaan program Keluarga Berencana Nasional yang sanggup
memperluas mengintensifkan serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
3.2 PKBI ( Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia )
PKBI merupakan salah satu LSM yang menjadi pelopor Keluarga Berencana dan
berkomitmen meningkatkan status kesehatan reproduksi rakyat Indonesia.
Pemikiran tentang KB di Indonesia pada permulaan, yaitu pada dasawarsa 60-an,
tidak mempersoalkan angka kelahiran, tetapi tingginya angka kematian Ibu akibat
terlalu sering melahirkan. Pada waktu itu angka kematian Ibu melahirkan berkisar
pada 800 per 100.000 kelahiran ( Widyaantoro 1995 ). Bahkan tidak jarang Ibu
meninggal bersama dengan bayinya. Hal inilah yang menggugah ketua Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia kala itu Sarwono Prowirohardjountuk mendirikan
wadah dengan nama perkumpulan keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ) dan
bergerak silent operation membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara
sukarela, jadi di Indonesia PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga berencana
nasional.
Konsep yang dikembangkan PKBI adalah kesehatan Ibu dan anak lewat balai
kesehatan Ibu dan anak, organisasi ini sebenarnya memberikan inspirasi bagi
pendiriannya BKKBN ( Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional ) yang
kemudian dikelola oleh pemerintah Orde Baru. Pada masa Orde Baru, program
KB mendapat persetujuan dari pemerintah, ditandai dengan penandatanganan
deklarasi PBB mengenai kependudukan dan pendirian Lembaga Keluarga
Berencana Nasional ( LKBN ) pada bulan Oktober 1968. Pada tahun 1970
lembaga ini berubah nama menjadi BKKBN, yaitu Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional. Secara organisasi, perluasan program KB hingga kini dapat
semula ditangani bersama dengan masalah lingkungan hidup telah dipisahkan dan
dipegang oleh pejabat khusus. Menteri kependudukan, yang juga menjabat sebagai
kepala BKKBN.
3.3BKKBN ( Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional )
Keputusan Presiden no. 20 tahun 2000 mengatur tentang BKKBN . Badan
koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat BKKBN
adalah lembaga pemerintah Non – Departemen yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BKKBN dipimpin oleh seorang
Kepala yang dijabat oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan.
Tugas BKKBN adalah merumusakan kebijakan pengelolaan dan koordinasi
pelaksanaan program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga
sejahtera, mengembangkan dan memantapkan peran serta masyarakat,
meningkatkan kualitas program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan
keluarga sejahtera serta pemberdayaan perempuan secara terpadu bersama instansi
Fungsi BKKBN :
a) Penetapan kebijakan pengelolaan program Keluarga Berencana Nasional dan
kebijakan umum yang ditetapkan oleh Presiden.
b) Koordinasi dan penyelenggaraan management dan administrasi umum
program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga sejahtera.
c) Koordinasi dan perencanaan program dan bantuan Luar Negri serta
mengumpulkan data dan informasi Keluarga.
d) Koordinasi dan penyelengaraan, peningkatan peran serta masyarakat dalam
program Keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
e) Koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan program pembangunan Keluarga
Sejahtera.
f) Koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan program keluarga berencana
nasional dan kesehatan reproduks.
g) Koordinasi dan peyelenggaraan pelatihan Nasional dan Internasional,
pengembangan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan
keluarga sejahtera.
h) Koordinasi dan penyelengaraan fungsional administrasi umum dan keuangan,
ketenangan material, serta pengelolaan program Keluarga Berencana Nasional
SUSUNAN ORGANISASI BKKBN
a) Kepala
b) Sekretariat Utama
c) Deputi bidang perencanaan dan Informasi Keluarga
d) Deputi bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan masyarakat
e) Deputi bidang keluarga berencana dan kesehatan Reproduksi
f) Deputi bidang pelatihan dan pengemban program
g) Inpektorat utama
Dalam penyelenggaraan program keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan
keluarga sejahtera, Koordinasi pelaksanaan kegiatan – kegiatan dilakukan oleh
BKKBN, sedangkan pelaksanaan kegiatan – kegiatan dilakukan oleh unit
pelaksana. Unit – unit pelaksana yang dimaksud adalah :
a) Departemen / Isntansi Pemerintah pusat maupun daerah yang atas dasar
fungsional mengadakan usaha – usaha yang mengambil bagian dalam
penyelenggaraan program keluarga berencana nasional dan pembangunan
keluarga sejahtera.
b) Perkumpulan / Organisasi Masyarakat formal maupun informal dan pelaksana
–pelaksana lainnya yang atas dasar sukarela dan kemampuan sendiri
mengadakan usaha – usaha dan mengambil bagian dan penyelenggaraan
BAB 4
ANALISA DAN EVALUASI
4.1 ANALISIS DATA
Untuk memulai Minitab for Windows dapat dilakukan melalui langkah – langkah
sebagai berikut :
1. Klik STAR
2. Pindahkan pointer mouse ke Program kemudian geser ke icon Minitab
3. Klik icon Minitab
Setelah langkah – langkah diatas maka akan muncul tampilan layar Minitab seperti di
bawah ini:
Program minitab merupakan salah satu software yang sering digunakan dalam
lembar kerja yang digunakan untuk melihat dan mengedit lembar kerja, serta sesi
command yang merupakan layar untuk menampilkan hasil kerja.
Analisis data yang digunakan penulis merupakan analisis uji z yaitu uji proporsi yang
merupakan uji statistik satu pihak, minitab menyediakan cara kerja menggunakan uji
satu pihak tersebut.
4.2 Menguji Proporsi π : Uji satu pihak
Kriteria pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah :
Untuk uji pihak kanan :
H0 : π = 0,1
H0 : π > 0,1
Dengan perumusan statistiknya :
z =
Dengan taraf nyata α = 0,01 dari daftar normal baku memberikan Z0,49 = 2,33
4.3 Menghitung Proporsi menggunakan Minitab
Langkah – langkah yang digunakan untuk menentukan nilai uji prorsi satu arah
dengan menggunakan minitab adalah sebagai berikut :
1. Entry data Tingkat kegagalan pengguna alat kontrasepsi KB (x) dan data
pengguna alat kontrrasepsi KB ( n ).
2. Pilih Menu Stat – Basic Statistik – 1 Proportion sehingga muncul jendela
Proportion
GAMBAR 4.3 TAMPILAN MEMBUKA PROPORTION
3. Pilih Summarized data, pada Number of trials masukkan data tingkat
pengguna KB ( n ) dan pada number of events masukkan data tingkat
GAMBAR 4.4 TAMPILAN JENDELA ONE PROPORTION
4. Pilih option pada jendela proportion, lalu muncul gambar seperti di bawah ini :
5. Pada Confidence level masukkan tingkat kepercayaan sebesar 99,0
hypothesized proportion sebesar 0,1.
6. Kemudian pilih alternatife greater than ( lebih besar )
7. Setelah itu klik OK
Hasil Analisis Data Pada Tahun 2008
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0.1 vs p > 0.1
Hasil Analisis Data Pada Tahun 2009
Test and CI for One Proportion
2 2 1048 0.001908 0.000000 -10.59 1.000
4.4 Analisis data dengan menggunakan Uji z
Untuk mengetahui apakah ada tingkat efektivitas alat – alat kontrasepsi yang
digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat kegagalannya, maka akan dilakukan uji
satu pihak dengan menggunakan uji statistik z.
4.4.1 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD Tahun 2008
a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi IUD
H0 : Tidak ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat kegagalannya.
H1 : Ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan
tingkat kegagalannya.
b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%
c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada
Zhitung = - 11,17
Ztabel = 2,33
Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada
tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat
kegagalannya.
4.4.2 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW Tahun 2008
a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi MOW
H0 : Tidak ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat kegagalannya.
H1 : Ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat kegagalannya.
b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%
c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada
MOW tahun 2008
Zhitung = - 8,66
Ztabel = 2,33
Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada
tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat
4.4.3 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IMPLANT Tahun 2008
a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi IMPLANT
H0 : Tidak ada tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat kegagalannya.
H1 : Ada tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat kegagalannya.
b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%
c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada
IMPLANT tahun 2008
Zhitung = - 12,31
Ztabel = 2,33
Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada
tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat
4.4.4 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD Tahun 2009
a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi IUD
H0 : Tidak ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat kegagalannya.
H1 : Ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan
tingkat kegagalannya.
b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%
c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada
IUD tahun 2009.
Zhitung = -12,63
Ztabel = 2,33
Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada
tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat
kegagalannya.
4.4.5 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW Tahun 2009
a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi MOW
H0 : Tidak ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB
H1 : Ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan pengguna KB berdasarkan
tingkat kegagalannya.
b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%
c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada
MOW tahun 2009.
Zhitung = -10,59
Ztabel = 2,33
4.4.6 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IMPLANT Tahun 2009
a. Hipotesa yang digunakan untuk alat kontrasepsi IMPLANT
H0 : Tidak ada tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat kegagalannya.
H1 : Ada tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat kegagalannya.
b. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,01 atau 1%
c. Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada
IMPLANT tahun 2009.
Zhitung = -13,81
Sehingga Zhitung < Ztabel , maka H0 diterima. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada
tingkat efektivitas IMPLANT yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Uji proporsi satu pihak yang dilakukan terhadap tiga alat
kontrasepsi yang memiliki data kegagalan seperti IUD, MOP dan IMPLANT
maka diperoleh hasil zhitung < ztabel maka H0 diterima.
Maka pengguna alat kontrasepsi tersebut tidak ada yang menggunakan alat
kontrasepsi melihat dari tingkat kegagalannya.
2. Alat kontrasepsi yang sering mengalami kegagalan pada tahun 2008-2009 di
Kabupaten Langkat adalah alat kontrasepsi IUD, MOW dan IMPLANT.
5.2 Saran
1. Kepada seluruh penguna alat kontrasepsi di kabupaten Langkat agar
menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai, agar tidak terjadi kegagalan yang
lebih besar.
2. Kepada seluruh pengguna alat kontrasepsi yang mengalami kegagalan
hendaknya melapor pada Bidan yang bertugas agar bisa ditanggulangi dan
mencari solusi untuk pengganti alat kontrasepsi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, Buku Sumber Pendidikan KB, JAKARTA, 1989.
Juliantoro, Dadang. 30 Tahun Cukup ( Keluarga Berencana dan Hak Konsumen ),
JAKARTA, 2000.
Dyah Novianti Setya Arum, S.Si.T dan Sujiantini S.Si.T. Panduan Lengkap
Pelayanan KB Terkini, JOGYAKARTA, 2009
————— 4/16/2011 11:55:26 AM —————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0.1 vs p > 0.1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 3 1182 0.002538 0.000000 -11.17 1.000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0.1 vs p > 0.1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 715 0.002797 0.000000 -8.66 1.000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0.1 vs p > 0.1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 1403 0.001426 0.000000 -12.31 1.000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0.1 vs p > 0.1
Test and CI for One Proportion
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 1048 0.001908 0.000000 -10.59 1.000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0.1 vs p > 0.1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 1756 0.001139 0.000000 -13.81 1.000
Using the normal approximation.