• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Tingkat Evektivitas Pengguna Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kecamatan Siantar Martoba Dan Sitalasari Pematangsiantar Tahun 2009-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Tingkat Evektivitas Pengguna Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kecamatan Siantar Martoba Dan Sitalasari Pematangsiantar Tahun 2009-2010"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA TINGKAT EVEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI KECAMATAN

SIANTAR MARTOBA DAN SITALASARI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2009-2010

TUGAS AKHIR

ECA CHRISTIN PEBRYANI SIRAIT 082407078

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISA TINGKAT EVEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI KECAMATAN

SIANTAR MARTOBA DAN SITALASARI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2009-2010

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

ECA CHRISTIN PEBRYANI SIRAIT 082407078

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul :ANALISA TINGKAT EVEKTIFTAS PENGGUNA ALAT

KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN

PESERTA KB DI KECAMATAN SIANTAR MARTOBA DAN

SITALASARI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2009-2010

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ECA CHRISTIN PEBRYANI SIRAIT

Nim : 082407078

Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2011

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing I

Ketua,

Prof. Dr. Tulus. M.Sc Drs. Marwan Harahap, M.Eng

(4)

PERNYATAAN

ANALISA TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB

DI KECAMATAN SIANTAR MARTOBA DAN SITALASARI PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2009-2010

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing di sebutkan sumbernya

Medan, Mei 2011

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyajian Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Penyelesaian Tugas Akhir ini tak lepas dari bantuan serta sokongan berbagai pihak. Untuk itu izinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1.Kepada Orang tua saya tercinta, D. Sirait dan D. Girsang,amd yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam penulisan Tugas Akhir ini

2.Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU.

3.Ibu Dr. Marpongahtun, M.Si, selaku Pembantu Dekan I FMIPA USU.

4.Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si, selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA USU. 5.Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si, selaku Koordinator Program Studi D-III

STATISITIKA FMIPA USU.

6.Bapak Drs. Marwan Harahap, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing penulis dalam Penulisan Tugas Akhir ini

7.Seluruh staf dan pegawai jurusan D-3 Statistika dan Ilmu Komputer FMIPA USU 8.Kepada Orang-orang terdekat saya, Indra Sirait, Ericzon Sirait, Maria Nadia Sirait,

Alfonso Diaz, Maria Purba, Elvi Diana, Kristina Sinaga, Dame, Kak Arni, Kak Reni, Kak Junita yang selalu mendukung saya

9.Seluruh rekan-rekan kuliah Statitistika B yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir Penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Medan, Mei 2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

1.3 Perumusan Masalah 3

1.4 Tinjauan Pustaka 3

1.5 Manfaat Penlitian 5

1.6 Metode Penelitian 5

1.7 Sistematika Penelitian 7

BAB 2 LANDASAN TEORI 8

2.1 Pengertian Keluarga Berencana 8

2.2 Sasaran KB 9

2.3 Aseptor KB 9

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi 15 2.5 Langkah-langkah Pengujian Hipotesis 17

2.6 Hipotesis 19

2.6.1 Uji Proporsi π Satu Pihak 19

2.6.2 Uji Proporsi Dua Pihak 21

2.7 Analisis Pengujian Proporsi π uji satu pihak 21

BAB 3 GAMBARAN UMUM BKKBN 22

3.1 Sejarah Singkat 22

3.2 Tugas dan Fungsi BKKBN 23

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM 27

4.1 Pengertian Impelementasi Sistem 27

4.2 Minitab 27

4.3 Penegenalan Baris Menu 29

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 32

5.1 Output Pengolahan Data dari Minitab 32 5.2 Hasil Dari Output Analisa Tingkat Kegagalan Terhadap

Keberhasilan Pengguna Alat 35

(7)

5.3.5 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW 40 5.3.6 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Implant 40

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 42

6.1 Kesimpulan 42

6.2 Saran 42

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Layar Minitab 29

Gambar 3.2 Tampilan Pengisian Data 32

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan

jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan

kehamilan

Dalam program KB Nasional saat ini baru dilakukan salah satu saja dari usaha keluarga

berencana, yakni penjarangan kehamilan dengan pemberian alat kontrasepsi. Kontrasepsi

adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

Di Indonesia sejak zaman dahulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya

untuk mencegah kehamilan. Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan

yang khasiatnya dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat Hindu Bali sejak dulu

hanya ada nama untuk empat orang anak, mungkin suatu cara untuk manganjurkan supaya

pasangan suami istri mengatur kelahiran anakany sampai empat.

Di Indonesia Keluarga Berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada

(10)

membantu masyarakat. Pada tanggal 23 Desember 1957 mereka mendirikan wadah

dengan nama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Bergerak secara Silent

operation membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela. Jadi di

Indonesia PKBI adalah Pelopor Pergerakan Keluarga Berencana Nasional. Untuk

menunjang dalam rangka mencapai tujuan berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi

Kependudukan PBB 1967 oleh beberapa kepala Negara Indonesia, maka dibentuklah suatu

lembaga program keluarga berencana dan dimasukkan dalam program pemerintah. Sejak

pelita I (1969) berdasarkan instruksi Presiden nomor 26 Tahun 1968 yang dinamai

Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) sebagai lembaga semi pemerintah.

Pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi Badan Pemerintah melalui Keppres NO. 8

tahun 1970 dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

yang bertanggung jawab kepada Presiden dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan,

pengawasaan dan penilaian pelakasanaan program keluarga berencana.

Melalui Keppres no. 33 tahun 1972 dilakukan Penyempurnaan struktur organisasi,

tugas pokok dan tata kerja BKKBN. Dengan Keppres no 38 tahun 1978 organisasi dan

struktur BKKBN disempurnakan lagi, dimana fungsinya diperluas tidak hanya masalah KB

tetapi juga kegiatan-kegiatan lain, yaitu kependudukan yang mendukung KB, sesuai

dengan perkembangan program pembangunan nasional, ditetapkan adanya Menteri Negara

Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) dengan Keppres no 25 tahun 1983 yang

bergerak langsung dalam bidang kependudukan, maka dilakukan lagi penyempurnaan

organisasi BKKBN dengan Keppres no 64 tahun 1983 dengan tugas pokok adalah

menyiapkan kebijaksanaan umum dan mengkoordinasikan penyelenggaraan program

(11)

1.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Tingkat Efektivitas Pengguna Alat Kontrasepsi Berdasarkan Kegagalan

Tingkat Peserta KB di Kecamatan Siantar Martoba dan Sitalasari Tahun 2009-2010

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang diambil adalah

“Bagaimana Tingkat Efektifitas Pengguna Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat

Kegagalan Peserta KB Di Kecamatan Siantar Martoba dan Sitalasari Tahun 2009-2010”

1.4 Tinjauan Pustaka

a. (Dyah Noviawati Setya Arum, S. Si, T 2008) Panduan Lengkap Pelayanan KB

Terkini

Pengertian Keluarga Berencana menurut UU no 10 tahun 1922 ( Tentang

Perkembangan Keluarga Sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran

serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,

bahagia dan sejahtera.

(12)

Alat dan obat kontrasepsi mengalami perkembangan yang cukup unik dan menarik.

Pengakuan tersebut berkaitan dengan pengalaman, kemajuan dan tingkat

pendidikan masyarakat. Dahulu pernah kita membedakan pelayanan kontrasepsi

MKET (Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih) dengan Non-MKET. Kemudian

karena mempunyai konotasi faktor yang bernada pemaksaan, maka huruf T dari

MKET dihilangkan yang selanjutnya berkembang menjadi MKJP (Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang) untuk MO, Implant, dan IUD. Sedangkan kontrasepsi

lainnya (Pil, Suntik, Kondom dll) dikelompokkan sebagai kontrasepsi jangka

Pendek.

c. Ieke Irdjiati Syahbuddin

Pelayanan kontrasepsi yang merupakan bagian dari pelayanan KB belum

sepenuhnya terintegrasi dengan pelayanan komponen yang lain dari kesehatan

reproduksi. Di waktu yang akan datang, setelah integrasi ini dilaksanakan dengan

baik, pemenuhan hak konsumen ini dapat menjadi ukuran bagi provider untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kontrasepsi pada khususnya dan pelayanan

reproduksi pada umumnya.

d. (Sudjana. 1992) “Metode Statistika”,edisi 6 Tarsico, Bandung.

Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, adalah

sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana data itu berhubungan. Hubungan

yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika yang

menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Studi yang menyangkut

(13)

Studi yang membahas tentang derajat hubungan antara variabel-variabel dikenal

dengan analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan,

terutama untuk data kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Penelitian bermanfaat bagi penulis yaitu memperluas dan memperdalam pemahaman penulis dalam bidang statistika, serta melatih penulis dalam membuat

sebuah karya ilmiah, dan melalui penelitian ini penulis dibiasakan untuk lebih

banyak membaca

2. Dapat menuang ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesaikan permasalahan yang telah diteliti

3. Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pendukung dalam pengembangan dari teori-teori yang ada.

1.6 Metode Penelitian

Metode Yang Digunakan Penulis dalam Penelitian ini adalah:

1. Lokasi Penelitian

Untuk mempermudah Penelitian ini, Penulis Mengadakan Penelitian dengan

Menyebarkan Pengumupulan data dari Puskesmas Kecamatan Siantar Martoba dan

(14)

penelitian dilanjutakan di Perpustakaan FMIPA USU untuk mencari buku

penunjang untuk keperluan menganalisis data dan menyelesaikan Proposal ini.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi Pustaka merupakan suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh

data ataupun informasi dari perpustakaan yaitu dengan membaca buku-buku,

jurnal-jurnal ataupun sumber terbitan lainnya dan bahan-bahan yang bersifat

teoritis yang mendukung serta relevan dengan penulisan Proposal ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Merode pengumpulan data untuk keperluan ini dilakukan penulis dengan

mengumpulkan data skunder dari Puskesmas kecamatan Sitalasari dan Kecamatan

Siantar Martoba Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara. Data Sekunder

adalah data yang dikumpulkan diperoleh dari sumber-sumber tercetak, dimana data

tersebut telah dikumpulkan oleh pihak-pihak lain sebelumya. Sumber data sekunder

adalah Buku, Laporan Perusahaan, Jurnal, Internet dan lain sebagainya. Dan

Penulis Juga Menyebarkan Beberapa Quisioner untuk memperkuat data yang ada

(15)

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini disusun secara sistematis didalamnya dikemukakan beberapa

hal, dimana setiap bab yang tercantum dibawah ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan

penelitian, kontribusi masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Menjelaskan uraian teoritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah

Tugas Akhir.

BAB 3: GAMBARAN TENTANG BKKBN

Menjelaskan Waktu dant Tempat penelitian dilaksanakan

BAB 4: IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem yang digunakan untuk analisis penelitian

BAB 5: HASIL DAN PEMBAHASAN

Menyajikan pembahasan dan hasil penelitian

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan

jalan memberikan nasehat perkawinan, Pengobatan kemandulan dan penjarangan

kehamilan.

Dengan demikian diharapkan:

1. Terkendalinya tingkat kelahiran dan pertambahan penduduk

2. Meningkatnya jumlah peserta KB atas dasar kesadaran

3. Berkembangnya usaha-usaha yang membantu peningkatan kesejahteraan ibu dan

anak, perpanjangan usia harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayidan

balita, serta kematian pada masa kelahiran dan persalinan.

Tujuan utama program KB adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan

pelayanan KB dan kesahatan reproduksi yang berkwalitas, menurunkan tingkat/angka

kematian ibu bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi alam

dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas. Tujuan program penguatan

kelembagaan keluarga kecil berkualitas adalah untuk membina kemandirian dan sekaligus

(17)

pemberdayaan dan ketahanan keluarga terutama yang diselenggarakan oleh industri

masyarakat di daeah perkotaan dan pedesaan sehingga membudidaya dan melembaganya

keluarga kecil berkwalitas.

2.2 Sasaran Program KB

Adapun sasaran program KB nasional lima tahun kedepan seperti tercantum dalam RPP

JM 2004-2009 adalah sebagai berikut:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional menjadi

satu, 14% per-tahun.

2. Menurunkan angka kelahiran total FertililtyRate (TFR) menjadi 2,2 perperempuan.

3. Meningkatnya peserta KB Pria menjadi 4,5 %

4. Meningkatnya pengguna metode Kontrasepsi yang efektif dan efisisen

5. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

6. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluaga sejahtera 1 yang aktif

dalam usaha ekonomi produktif.

7. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggraan pelayanan KB

dan kesehatan reproduksi

2.3 Aseptor KB

Dalam program KB Nasional saat ini baru dilakukan salah satu saja dari usahan Keluarga

(18)

adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sel sperma tersebut

1. Cara kerja Kontrasepsi

Ada bermacam-macam tapi pada umumnya: mengusahakan agar tidak terjadi

ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

2. Pembagian Alat Kontrasepsi

Metode Kontrasepsi dapat dibagi

a. IUD( Intra Uterina Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim)

Profilnya sangat efektif dan berjangka panjang sampai 10 tahun CUT380N A-,

haid menjadi lebih lama dan banyak dan dapat dipakai oleh semua wanita yang

berusia subur, kecuali menderita IMS. Macam-macam jenisnya lippes loop

yang terbuat dari plastic dan bernetuk spiral. Multi Load C 250 yang berbentuk

jangkar dan dililiti logam tembaga, cooper T 200 B yang terbuat dari palstic

halus berbentuk T dan dililiti logam tembaga, serta cooper 7 yang berbentuk

angka 7 terbuat dari bahan plastic yang batangnya dililiti dengan logam

tembaga. Sedangkan cara kerjanya untuk menghambat kemampuan sperma

masuk ke tuba, mencegah implantasi, mempercepat mortilitas tuba, dan

tembaga untuk menghambat kerja carbonic anhidrase dan fosfatase, alkali untuk

mencegah implantasi.

Keuntungan dari AKDR: AKDR dapat aktif segera setelah pemasangan, metode

jangka panjang, tidak mempengaruhi hubungan sex, tidak mempengaruhi ASI,

dapat digunakan sampai monopouse, dan mencegah kehamilan ektopik,

sedangkan kerugian atau efek sampingnnya: perubahan haid, tidak bisa

(19)

Efek samping yang umum terjadi yaitu perubahan siklus haid, haid lebih lama

dan banyak, pendarahan, saat haid lebih sedikit

Yang dapat menggunakan IUD atau AKDR ini adalah berusia produktif,

menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang, setelah melahirkan

dan tidak menyusui bayinya, setelah mengalami abortus tidak terlihat adanya

infeksi

Dan yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau IUD ini yaitu sedang

hamil, pendarahan vagina yang tidak diketahui, kelainan bawaan uterus yang

abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri,

diketahui menderita penyakit TBC pelvic, kanker alat genital

b. Implant

merupakam suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam Pil KB seperti

Ovral dan Nordette. Mekanisme kerjanya untuk menekan ovulasi, membuat

getah servik menjadi kental, serta membuat endometrium tidak siap menerima

kehamilan. Keuntungannya tidak merepotkan, sekali pasang untuk 5 tahun,

norplant cukup memuaskan dan norplant mudah diangkat kembali, mengurangi

nyeri haid, mengurangi jumlah darah haid, melindungi terjadinya kanker

endometrium, menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara, melindungi

dari beberapa penyebab penyakit radang pinggul.

Sedangkan kerugiannya: haid tidak teratur, pusing/ sakit kepala, mual muntah

dan BB meningkat. Nyeri payudara, perubahan perasaan atau kegelisahan,

(20)

menggunakan obat-obat tuberkolosis, klien tidak dapat memberhentikan

pemakaian kontrasepsi ini sesuai keinginannya.

Yang boleh menggunakan Implant adalah usia reproduksi, telah memiliki anak

ataupun yang belum,menyusui dan membutuhkan kontrasepsi, pascakeguguran,

tekanan darah <180/110 mm Hg dengan masalah pembekuan darah atau anemi

bulan sabit.

Yang tidak boleh menggunakan Implant yaitu hamil atau diduga hamil,

pendarahan vagina yang belum diketahui penyebabnya, benjolan payudara atau

riwayat kanker payudara, tidak dapat menerima perubahan pola haid yang

terjadi., kanker payudara, dan gangguan toleransi glukosa.

c. MOW ( Metode Operatif Wanita)

Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan cara

mengikat dan memotong saluran telur ( Tuba) pada istri. Dengan demikian telur

dari ovarium tidak dapat mencapai rongga rahim, sehingga tidak tejadi

pembuahan. Indikasinya yaitu kelahiran cesarean yang berulang, multi peritas,

penyakit kehamilan serius yang berulang, penyakit akut atau kronis dan stressor

ekonomi atau emosional. Caranya dengan:

1. Ligasi tuba

Yaitu operasi sterilisasi dengan memotong dan mengikat dengan cauterisasi

dengan tuba.

2. Histerektomi

Yaitu prosedur mengikat uterus. Indikasi Histerektomi setelah kehamilan

(21)

3. Ovarektomi

Yaitu mengangkat ovarium. Pada metode ini pasien akan mengalami

monopause. Kontra indikasinya yaitu kesehatan kurang baik, gangguan

pembekuan darah, alergi, BB meningkat, peradangan panggul/organ reproduksi.

d. MOP (Metode Operatif Pria)

Yaitu pengikatan atau pemotongan vasdeveen pada laki-laki sehingga air mani

tidak mengandung sperma. Operasi dilakukan dengan menggunakan anestesi

local pada skrotum tepat di daerah vasdeverent kemudian eksplorasi

vasdeveren. Kemudian ikat dengan kuat dan dipotong. Adapun keuntunganya:

tidak perlu dirawat di RS, tidak ada mortalitas, tidak mengganggu hubungan

sex, jumlah air mani tidak berubah, biaya murah.

e. Kondom

adalah suatu karet kecil yang tipis, berwarna/tidak berwarna, menghalang

masuknya sperma kedalam vagina, sehingga pembuahan dapat dicegah. Kondom

terdiri dari, kondom biasa, kondom bergerigi, kondom beraroma, kondom tidak

beraroma. Adapun keuntungan yang didapat yaitu, murah, mudah didapat, tidak

memerlukan pengawasan dan dapat mengurangi penyakit kelamin. Efek

sampingnya pada sejumlah kasus kecil dapat terdapat reaksi alergik terhadap

(22)

f. Suntik

Jenis Suntikan Kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan

5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan injeksi l,M sebulan sekali dan 50 mg

Noretindron Enantat dan 5 mg Estrodiol Valerat yang diberikan injeksi l,M

sebulan sekali.

Keuntungan menggunakan suntik ini adalah efek samping sangat kecil, risiko

terhadap kesehatan sangat kecil, tidak berpengaruh terhadap hubungan suami

istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam jangka panjang.

Kerugian menggunakan alat kontrasepsi suntik ini yaitu terjadi perubahan pola

haid seperti tidak teratur, pendarahan sela 10 hari, mual sakit kepala, nyeri

payudara ringan, ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan, dapat

terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung dan

stroke,penambahan berar badan, kemugkinan terlambatnya pemulihan kesuburan

setelah penghentian pemakaian.

Penggunaan alat kontrasepsi ini diberikan setiap bulan dan klien diminta datang

setiap 4 minggu, suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan

kemungkinan terjadi gangguan pendarahan.

g. Pil KB

Ada 3 macam yaitu pil KB kombinasi, pil KB Sekuensial, dan pil mini. Adapun

cara kerjanya yaitu sebagai penghambat timbulnya ovulasi, menyebabakan

lendir leher rahim menjadi kental sehingga sulit di tembus sperma, menyebabkan

(23)

Keuntungan peggunaan alat kontrasepsi ini yaitu, aman, efektif, mudah didapat

dan mudah digunakan, resiko terhadap kesehatan sangat kecil, siklus haid

menjadi teratur, mudah dihentikan setiap saat,dapat digunakan dalam jangka

panjang, kesuburan kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

Efek sampingnya yaitu mual, muntah, migraine, BB meningkat, dan pendarahan

pervagina di luar haid, nyeri payudara dan tidak boleh diberikan pada

perempuan menyusui. Kontra indikasinya menyusui, adanya penyakit kuning,

diabetes melitus, adanya penyakit Tumor.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian alat Kontrasepsi

a.Efektifitasi

Efektifitas suatu alat ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan alat kontrasepsi tersebut.

Metode kontrasepsi dianggap lebih efektif namun tidak dapat digunakan oleh pasangan

yang ingin punya anak lagi. IUD juga merupakan metode yang efektif tapi terkadang tidak

menjadi pilihan karena efek samping atau kepercayaan yang dianut oleh pasangan.

b.Pilihan Pribadi dan kecendrungan

Pilihan pribadi dan kecendrungan merupakan hal penting dalam memilih kontrasepsi. Jika

wanita berasumsi bahwa kontrasepsi yang digunakan terlalu sulit, menghabiskan banyak

waktu atau banyak aturan akan menurunkan motivasi dan kekonsistensian pasangan

tersebut untuk menggunakannya. Pendidikan yang diterima tentang kontrasepsi akan

(24)

c.Efek Samping

Efek samping penggunaan kontrasepsi harus dijabarkan dengan lengkap oleh pasangan.

Jika pasangan mengetahui efek sampingnya lalu tetap memilih kontrasepsi tersebut mereka

akan dapat bertoleransi terhadap efek samping yang ditimbulkan dari pada pasangan yang

tidak mengetahui efek samping sama sekali.

d.Biaya

Pada pasangan yang berpenghasilan rendah, faktor biaya menjadi hal penting dalam

pemilihan metode kontrasepsi.

e.Pendidikan

Faktor Pendidikan seseorang sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan

menerima informasi daripada seseorang yang berpendidikan rendah. Pendidikan

merupakan salah satu faktor yang sangat menetukan pengetahuan dan persepsi seseotang

terhadap pentingnya sesuatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini

disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih

mudah menerima ide dan tata cara hidup baru. Dalam dengan pemakaian kontrasepsi

pendidikan akseptor dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan jenis kontrasepsi yang

(25)

f.Pekerjaan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap keluarga. Pekerjaan dari peserta KB dan suami akan

mempengaruhi pendapatan dan status ekonomi keluarga. Status pekerjaan dapat

berpengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB karena adanya faktor pengaruh lingkungan

pekerjaan yang mendorong seseorang untuk ikut dalam KB, sehingga secara tidak langsug

akan mempengaruhi status dalam pemakaian kontrasepsi.

2.5 Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis akan membawa kesimpulan untuk menerima hipotesis atau menolak

hipotesis. Jadi dengan demikian terdapat dua pilihan. Agar supaya dalam penentuan salah

satu diantara dua pilihan itu lebih terperinci dan lebih mudah dilakukan, maka akan

digunakan perumusan-perumusan seperlunya. Hipotesis, yang disini akan dinyatakan

dengan H,supaya dirumuskan dengan singkat dan jelas sesuai didampingi oleh pernyataan

lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan untuk H, akan

disebut alternatif, dinyatakan dengan A. Pasangan H dan A ini tepatnya H melawan A,

lebih jauh juga menentukan kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan

daerah penolakan hipotesis. Daerah penolakan hipotesis sering pula dikenal dengan nama

daerah kritis.

a. Hipotesis mengandung pengertian sama. Dalam hal ini pasangan H dan A

adalah

1. H: Ө = Ө0 2. H: Ө = Ө0

(26)

3 H: Ө=Ө0 4 H: Ө= Ө0

A: Ө>Ө0 A: Ө< Ө0

b. Hipotesis mengandung pengertian maksismum

Untuk ini H dan A berbentuk:

H: Ө≤ Ө0

A: Ө> Ө0

Yang biasa dinamakan pengujian komposit lawan komposit

c. Hipotesis mengandung pengertian minimum

Perumusan H dan A berbentuk:

H: Ө≥Ө0

A: Ө< Ө0

Ini juga pengujian komposit lawan komposit

Disebut Hipotesisi nol dengan lambang H0 melawan hipotesis tandingannya dengan

lambang H₁ yang mengandung pengertian tidak sama, lebih besar atau lebih kecil. H₁ ini

harus dipilih atau ditentukan peneliti sesuai dengan persoalan yang dihadapi.

Pasangan H0 dan H₁ yang telah dirumuskan, untuk kita disini akan ditulis dalam bentuk:

H0 : Ө = Ө0

H₁ : Ө≠Ө0

H0: Ө = Ө0

H₁ : Ө > Ө0

H0: Ө = Ө0

(27)

Langkah berikutnya kita pilih bentuk statistik mana yang harus digunakan, apakah z,t, x²,

F atau lainnya. Harga statitik yang dipilih, besarnya dihitung dari data sampel yang

dianalisis.

2.6 Hipotesis

Pengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis atau

menolak hipotesi. Dengan demikian terdapat dua pilihan antara Hipotesis nol (Ho) adalah

Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak sedangkan hipotesis tandingan

(H1) adalah penolakkan hipotesis nol mengakibatkan penerimaan alternatif (tandingan)

1 Uji Proporsi π: Satu Pihak

Sebuah populasi binom dengan proporsi dimana sebuah sampel acak yang diambil

dari populasi itu akan diuji mengenai uji pihak kanan.

Kriteria Pengujian hipotesis uji satu pihak kanan:

H0: π=π0

H₁: π>π0

Dengan perumusan statistiknya:

(28)

Dengan taraf nyata α adalah tolak H0 jika Z ≥ dimana dengan peluang

(0.5-α) untuk Z< hipotesis H0 diterima.

Kriteria Pengujian hipotesis untuk uji pihak kiri :

H0: π=π0

H₁: π<π0

Maka pengujian demikian merupakan uji pihak kanan. Untuk inipun, statistik yang

digunakan masih statistik z. Yang berbeda hanyalah dalam penentuan kriteria

pengujian.

Dalam hal ini Tolak H0 jika Z ≤ - dimana dengan peluang (0.5-α)

untuk Z< hipotesis H0 diterima.

Untuk tandingan H₁ yang mempunyai perumusan lebih besar, maka dalam

distribusi yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya diujung

sebelah kanan. Luas daerah kiri atau derah penolakan ini sama dengan σ

Daerah penolakan H0

Daerah penerimaan

Ho Luas = σ

D

(29)

2 Uji rata-rata μ : Uji dua Pihak

Sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata-rata μ dan simpangan baku σ

yang telah diketahui dan akan diuji mengenai parameter rata-rata μ.

Dengan kriteria pengujian:

H₀: μ=μ₀

H₁= μ≠μ₀

Dengan perumusan statistiknya adalah :

Z=

Jika –Z₁⁄₂₍₁-α₎<Z< Z₁⁄₂₍₁-α₎

Dengan Z₁⁄₂₍₁-α₎ dari daftar normal baku dengan peluang ₁⁄₂₍₁-α₎ dalam hal lainnya

H0 ditolak.

2.7 Analisis Pengujian Proporsi π Uji satu Pihak

Tujuan penganalisisan adalah untuk menganalisis tingkat pengguna KB dengan tingkat

kegagalan pengguna KB menurut alat kontrasepsi yang digunakan. Apakah ada

perbandingan yang signifikan antara pengguna KB terhadap tingkat kegagalan pengguna

(30)

BAB 3

GAMBARAN UMUM BKKBN

3.1. Sejarah Singkat

Penelitian dilakukan di Badan Pemberdaya Perempuan Keluarga Berencana (BP2KB) atau

dulu disebut dengan BKKBN. Berdiri pada tahun 1979 di jalan Regu 28 Pematangsiantar.

Sejalan dengan Perkembangan Pembangunan Nasional maka BKKBN berubah menjadi

BP2KB pada tahun 2009. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang Otonomi Daerah,

maka struktur dan pengalokasian anggaran langsung dan tidak langsung dibebankan pada

APBD Kota Pematangsiantar.

BKKBN atau BP2KB kini telah memiliki kantor di semua propinsi dan didukung

oleh 4600 orang staf dan pekerja lapangan, yang menjalankan KB dengan bekerja sama

dengan Departemen Kesehatan, Departemen Transmigrasi, Organisasi Non- Pemerintah

seperti PKBI, Organisasi-organisasi keagamaan dan ABRI membuat daya jangkau program

KB luas sekali. Orientasi demografis Program KB telah nyata pada tingkat kebijaksanaan

dalam GBHN tahun 1988 “ Penurunan tingkat kelahiran terutama dilakukan melalui

gerakkan Keluaarga Berencanayang juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu

(31)

program KB yang digunakan sebagai wahana untuk mengendalikan pertumbuhan

Penduduk yaitu mempunyai target demografis.

Undang-undang no 10 tahun 1992 telah dilengkapi PP No 21 Tahun 1994 tentang

Pengolahan Perkembangan Kependudukan dan beberapa INPRES/ KEPPRES yang

menyangkut pengentasan kemiskinan. Selain itu, masih ada tambahan brupa beberapa

pedoman Petunjuk Teknis oleh menteri Kepndudukan/ Kepala BKKBN beserta jajarannya.

Ketentuan-ketentuan tersebut pada dasarnya memperjelas adanya keseimbangan antara hak

dan tanggung jawab tersebut dalam hubungan antara penduduk dalam keluarga dengan

masyarakat, dan pemberi pelayanan dan dengan pemerintah.

Beberapa Hak tersurat dan tersirat adalah:

d. Hak Penduduk dan masyarakat untuk mendapatkan pelayananan dasar/umum

e. Hak kelurga untuk dapat mengembangkan kualitas keluarga yang bercirikan

kemandirian dan ketahanan keluarga

f. Hak penduduk untuk menentukan jumlah anak

g. Hak untuk mendapatkan pelayanan kotrasepsi sesuai dengan kebutuhan penduduk ,

sesuai dengan kebutuhan sosial budaya masyarakat.

3,2 Tugas Dan Fungsi BKKBN

Tugas BKKBN adalah merumuskan kebijakan pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan

Program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera,

(32)

program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera serta

pemberdayaan perempuan secara terpadu bersama instansi terkait.

Tanggung jawab dan Kewajiban semua pihak yang bersangkutan dalam penyelenggaraan

program BKKBN dijabarkan dalam berbagai ketentuan pula:

• Penyelenggraan pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan secara menyeluruh

dan terpadu oleh pemerintah masyarakat, dan keluarga.

• Pembangunan keluarga sejahtera dimulai dari anggota keluarga itu sendiri. Setiap

anggota keluarga wajib mengembangkan kualitas diri dan fungsi keluarga agar

dapat hidup mandiri dan mampu mengembangakan kualitas keluarga.

• Dalam upaya mengembangkan keluarga pemerintah dan atau masyarakat

menyeleggarakan pembinaan dan pelayanan keluarga temasuk KIE dan

penyediaan sarana, prasarana dan upaya lain.

• Upaya menyelenggrakan KB dilaksanakan dengan upaya meningkatkan kepedulian

dan peran serta masyarakat diarahakan pada tumbuh dan kembangnya kesadaran,

kemauan, dan kemampuan secara sendiri dalam membangun keluarga kecil

bahagia dan sejahtera.

Kebijaksanaan ini meliputi berbagai hal. Pelayanan dengan pendekatan

kemasyarakatan sebaiknya memberikan peran yang seluas-luasnya kepada keluarga,

masyarakat dan potensi pelayanan lainnya. Pelayanan juga harus mampu menjangkau

berbagai kebutuhan masyarakat sesuai dengan peneimaan dan kemampuannya, khususnya

yang berkaitan dengan reproduksi sehat sejahtera. Selanjutnya pelayanan harus mendukung

kesertaan yang rasional dan mandiri. Dan tentu pelayanan diharapkan akan berdampak

(33)

BKKBN dipimpin oleh seorang kepala yang dijabat oleh Mentri Negara Pemberdayaan

Perempuan.

Fungsi BKKBN adalah:

• Penetapan kebijakan pengelolaan program keluarga berencana nasional dan

pembanguanan keluarga sejahtera secara menyeluruh dan terpadu, sesuai dengan

kebijakakan umumyang ditetapkan oleh presiden.

• Koordinasi dan penyelenggaraan menagement dan administrasi umum program

Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga sejahtera

• Koordinasi dan penyelenggaraan perencanaan program dan bantuan Luar Negeri

serta mengumpulkan data dan informasi Keluarga

• Koordinasi dan penyelenggaraan, peningkatan peran serta masyarakat dalam

program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga Sejahtera

• Koordinasi dan penyelenggraan pembinaan program pembangunan keluarga

sejahtera

• Koordinasi dan penyelenggraan dan pembinaan program keluarga berencana

nasional dan kesehatan reproduksi

• Koordinasi dan penyelenggraan pelatihan Nasional dan Internasional,

pengembangan program Keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga

Sejahtera

• Koordinasi dan penyelenggraan dan pengawasan fungsional administrasi umum

dan keuangan, ketenagaan dan material, serta pengelolaan program Keluarga

(34)

Susunana Organisasi BKKBN

a)Kepala

b)Sekretariat Utama

c)Deputi Bidang Perencanaan dan Informasi Keluarga

d)Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Masyarakat

e)Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

f) Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan Program

g)Inspektorat Utama

Dalam penyelenggraan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan

Keluarga sejahtera, koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilakukanoleh BKKBN,

sedangkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilakukan unit-unit pelaksana.

Unit-unit pelaksana yang dimaksud adalah

a) Departemen/ Instansi Pemerintah pusat maupun Daerah yang atas dasar fungsional

mengadakan usaha-usaha dan mengambil bagian dalam penyelenggraan program

keluarga berencanana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera

b) Perkumpulan/ Organisasi Masyarakat formal maupun informal dan

pelaksana-pelaksana lainnya yang atas dasar sukarela dan kemmpuan sendiri mengadakan

usaha-usaha dan mengambil bagian dan penyelenggraan program keluarga

(35)

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem

yang ada dalam desain sistem yang disetujui, menginstal dan memuai sistem baru atau

sistem yang diperbaiki.

4.2 Minitab

Program Minitab adalah salah satu software yang sangat besar kontribusinya sebagai

media pengolahan data statistik. Software ini menyediakan berbagai jenis perintah yang

memungkinkan proses pemasukkan data, manipulasi data, pembuatan grafik dan berbagai

analisis statistik.

Minitab memiliki empat lembar kerja yang memudahkan kita dalam melakukan

input data, pembacaan hasil analisis, maupun pengolahan file-file yang telah kita kerjakan.

(36)

Setelah anda menegenal minitab, Anda dapat menjalankan minitab dengan langsung

menekan tombol shortcut atau melalui start => All programs => Minitab 15 sehingga akan

keluar dua lembar kerja, yaitu session dan worksheed.

Input data data anda lakukan pada lembar kerja worksheet. Tempatkan nama variabel data

pada baris pertama lembar worksheet baris selanjutnya merupakan tempat data-data yang

akan dianalisis. Untuk menempatkan nama variabel atau data, aktifkan sel tujuan sehingga

sel tersebut dilingkupi garis hitam dan kemudian tuliskan.

Minitab versi 15 juga telah dilengkapi dengan lembar kerja project manager.

Melalui lembar project manager anda dapat menavigasi, melihat dan memanipulasi proyek

anda. Disamping itu lembar kerja ini juga dapat berfungsi untuk memudahkan

pengelolahan file yang telah anda buat. File file tersebut akan disimpan sesuai dengan

foldernya seperti folder session, history, graphs, reportpad, related document dan

worksheets.Setelah anda melakukan analisis anda dapat menyimpan file tersebut dengan

cara sebagai berikut:

Pada menubar pilh File => Save Project sehingga muncul kotak dialog Save Project as.

Beri nama file tersebut (MINITAB) dan tempatkan pada folder yang telah anda tentukan.

Apabila anda ingin membuka file tersebut, kembali lakukan dengan cara sbb: pada

menubar, pilih File => Open Project Sehingga muncul kotak dialog Open Project. Pilih file

yang ingin dibuka (MINITAB) dan tekan tombol Open sehingga file tersebut akan aktif.

Untuk memulai Minitab For Windows dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut

• Klik STAR

• Pindahkan pointer Mouse ke program kemudian geser ke Grup Minitab

(37)

Setelah Langkah-langkah diatas dilakukan maka anda akan behadapan dengan layar

Minitab, yaitu sessi command, layar worksheet dan baris menu. Tampilan tersebut dapat

diperhatikan pada gambar berikut

Gambar 3.1 TAMPILAN LAYAR MINITAB

4.3 Pengenalan Baris Menu

Berikut adalah beberapa pengguna menu yang digunakan di dalam Minitab:

Baris Menu

Layar Sesi Command

(38)

a. Meu File:

New Project : Membuka Project Baru

New Worksheet : Membuka Worksheet Baru

Open Project : Membuka File Project

Save Project : Menyimpan Project

Save Worsheet : Menyimpan Worksheet

b. Menu Edit

Undo : Membatalkan Proses atau Printah sebelumnya

Clear Cell : Menghapus isi Cell tanpa merubah baris kolom

Delete Cell : Menghapus isi cell

Copy Cell : Mengandakan isi Cell

Cut Cell : Menghapus/Memindahkan isi Cell

c. Menu Data

Sort : Mengurutkan data dalam satu kolom atau lebih

Rank : Menyimpan skor rangking dalam suatu kolom

Delete Rows : Menghapus baris-baris tertentu dari setiap kolom

Erase Variables : Menghapus variabel

Copy Columns : Menggandakan kolom

Stack : Menggabungkan beberapa kolom menjadi satu kolom

Unstack : Memecah satu kolom menjadi beberapa kolom

Concatenate : Menggabungkan beberapa kolom text dalam satu kolom

(39)

Change D. Type : merubah tipe kolom

Display Data : Menampilkan data dari worksheet ke sesi command.

d. Meni Calc

Calculator : Operasi aritmatika

Column Statistic : Perhitungan statistik berdasarkan kolom

Row Statistics : Perhitungan statistik berdasarkan baris

Standardize : Pemusatan dan penskalaan data dalam suatu kolom

Random Data : Pembangkitan bilangan random untuk distribusi tertentu

Matrices : Perintah untuk operasi matriks.

e. Menu Stat

Basic Statistics : Perhitungan statistika dasar meliputi : deskripsi data, uji hipotesis,

korelasi dan uji normalitas

Regression : Perhitungan/uji untuk analisis regresi

ANOVA : Perhitungan/uji untuk analisis variansi.

DOE : Perhitungan/uji untuk rancangan percobaan

(40)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Output Pengolahan Data dari Minitab

Data diolah dengan menggunakan Minitab, adapun langkah-langkah pengolahan datanya

adaalah sebagai berikut:

1. Pada layar Minitab, Masukkan Data Tingkat Kegagalan pengguna KB (x) dan Tingkat

Pengguna KB (n)

(41)

2. Pilih Stat> Basic Statistic> 1 Proportion sehingga muncul jendela Proportion seperti

dibawah ini

GAMBAR 3.3 TAMPILAN CARA MEMBUKA PROPORTION

3. Kemudian Klik Menu 1 Proportion maka keluar kotak dialog 1 Proportion >

summerized data> isi number of event( tingkat kegagalan pengguna KB) dan isi Number

Of Trials (Tingkat keberhasilan Pengguna KB)> dan isi perform hypothess test(0.01)

(42)

GAMBAR 3.4 TAMPILAN JENDELA PROPORTION

4. Setelah itu keluar Kotak menu 1 Proportion Option>confidence level (99,0) dan >

(43)

GAMBAR 3.5 TAMPILAN JENDELA 1 PROPORTION

5.Setelah itu akan Muncul secara otomatis hasil dari Analisa Data tersebut seperti di bawah

ini.

5.3 Hasil Dari Output Analisa Tingkat kegagalan terhadap terhadap keberhasilan Penggunaan alat kontrasepsi

HASIL DARI ANALISA DATA TAHUN 2009

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value

1 1 124 0,008065 0,000000 -3,41 1,000

1 3 594 0,005051 0,000000 -7,71 1,000

1 3 426 0,007042 0,000000 -6,40 1,000

1 2 199 0,010050 0,000000 -4,23 1,000

1 0 61 0,000000 * -2,60 0,995

1 0 268 0,000000 * -5,46 1,000

Using the normal approximation.

(44)

HASIL DARI ANALISA DATA TAHUN 2010 Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

99%

Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value

1 0 124 0,000000 * -3,71 1,000

1 2 521 0,003839 0,000000 -7,32 1,000

1 3 729 0,004115 0,000000 -8,63 1,000

1 1 273 0,003663 0,000000 -5,31 1,000

1 0 91 0,000000 * -3,18 0,999

1 0 255 0,000000 * -5,32 1,000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Keterangan:

Sampel 1= IUD

Sampel 2= SUNTIK

Sampel 3= PIL

Sampel 4= KONDOM

Sampel 5= MOW

(45)

5.4 Hasil Perhitungan Analisa Data

Digunakan uji Proporsi satu Pihak dengan menggunakan Statistik Z agar kita mengetahui

apakah ada efektivitas alat-alat yang digunakan KB berdasarkan Tingkat Kegagalannya.

5.4.1 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD

a) Hipotesa yang digunakan IUD adalah:

Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan

tingkat Kegagalannya

H₁: Ada tingkat efektifitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat

kegagalannya

b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%

c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada IUD

tahun 2009

= -3,41

= 2,33

Sehingga < , maka H₀ diterima.

Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna

(46)

5.4.2 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Suntik

a) Hipotesa yang digunakan Suntik adalah:

Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas Suntik yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat Kegagalannya

H₁: Ada tingkat efektifitas Suntik yang digunakan pengguna KB berdasarkan

tingkat kegagalannya

b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%

c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada Suntik

tahun 2009

= -7,71

= 2,33

Sehingga < , maka H₀ diterima.

Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas Suntik yang digunakan

pengguna KB berdasarkan tingkat kegagalannya.

5.4.3 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Pil

a) Hipotesa yang digunakan Pil adalah:

Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas Pil yang digunakan pengguna KB berdasarkan

tingkat Kegagalannya

H₁: Ada tingkat efektifitas Pil yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat

(47)

b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%

c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada Pil

tahun 2009

= -6,40

= 2,33

Sehingga < , maka H₀ diterima.

Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas Pil yang digunakan pengguna

KB berdasarkan tingkat kegagalannya.

5.4.4 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Kondom

a) Hipotesa yang digunakan Kondom adalah:

Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas Kondom yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat Kegagalannya

H₁: Ada tingkat efektifitas Kondom yang digunakan pengguna KB berdasarkan

tingkat kegagalannya

b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%

c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada

Kondom tahun 2009

= -4,23

= 2,33

(48)

Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas Kondom yang digunakan

pengguna KB berdasarkan tingkat kegagalannya.

5.4.5. Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW

a) Hipotesa yang digunakan MOW adalah:

Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas MOW yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat Kegagalannya

H₁: Ada tingkat efektifitas MOW yang digunakan pengguna KB berdasarkan

tingkat kegagalannya

b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%

c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada MOW

tahun 2009

= -2,60

= 2,33

Sehingga < , maka H₀ diterima.

Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan

pengguna KB berdasarkan tingkat kegagalannya.

5.4.6. Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Implant

(49)

Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas Implant yang digunakan pengguna KB

berdasarkan tingkat Kegagalannya

H₁: Ada tingkat efektifitas Implant yang digunakan pengguna KB berdasarkan

tingkat kegagalannya

b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%

c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada

Implant tahun 2009

= -5,46

= 2,33

Sehingga < , maka H₀ diterima.

Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas Implant yang digunakan

(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji Proporsi satu pihak baik IUD, Suntik, Pil, Kondom, MOW dan

Implant diperoleh < maka H₀ diterima

2. Alat Kontrasepsi yang digunakan baik IUD, Suntik, Pil, Kondom, MOW dan

implant tidak memiliki efektifitas berdasarkan tingkat kegagalan

6.2 Saran

Adapun saran-sarn yang diberikan Penulis adalah:

1. Bagi masyarakat diharapkan apabila ada penyuluhan tentang Program KB

diharapkan agar warga dapat mengikutinya dengan baik dan apabila ada yang

kurang jelas diharapkan dapat bertanya dengan yang lebih ahli (Kader/Bidan)

2. Diharapkan Kepada BKKBN, Puskesmas, Bidan, dan kader setempat lebih

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Dyah noviawati setya arum, S.Si.T & Sujiantini, S.Si. T. 2008. Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini.jogjakarta

Dadang Julianto.2000. 30 Tahun Cukup. Jakarta

C. Tri Hendrari. 2006. Statistik Six Sigma dengan Minitab. Yogyakarta

(52)

L

A

M

P

I

R

A

(53)

Hasil Perhitungan Dengan Menggunakan Minitab

————— 13/05/2011 11:48:12 ————————————————————

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Executing from file: C:\Program Files\Minitab 15\English\Macros\Startup.mac

This Software was purchased for academic use only. Commercial use of the Software is prohibited.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 1 124 0,008065 0,000000 -3,41 1,000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 3 594 0,005051 0,000000 -7,71 1,000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 3 426 0,007042 0,000000 -6,40 1,000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

(54)

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 199 0,010050 0,000000 -4,23 1,000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

99% Lower

(55)

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 3 729 0,004115 0,000000 -8,63 1,000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

99% Lower

Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 1 273 0,003663 0,000000 -5,31 1,000

Using the normal approximation.

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

The normal approximation may be inaccurate for small samples.

Test and CI for One Proportion

Test of p = 0,1 vs p > 0,1

Gambar

Gambar 3.1 TAMPILAN LAYAR MINITAB
GAMBAR 3.2 TAMPILAN PENGISIAN DATA PADA LAYAR MINITAB 15
GAMBAR 3.3 TAMPILAN CARA MEMBUKA PROPORTION
GAMBAR 3.4 TAMPILAN JENDELA PROPORTION
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian dibagi dalam 3 yaitu membandingkan persentase kluster BoW yang terbentuk, kedua melakukan evaluasi dataset menggunakan classes to cluster evaluation, dan ketiga

yang cocok untuk kondisi ternaungi dengan tumbuhan yang bisa tumbuh pada. kondisi

Pada tabel 3.33 dan 3.40 akan menggambarkan mengenai hambatan waktu yang ditemui oleh lansia Kota Surabaya pada saat memenuhi kebutuhan informasinya, yang berisi

تاراهم قيقبر بُ صاخ لكشب مهم اذى &#34;ةيبرع ةئيب&#34;مسبا ةفكرعلداك ،ةيبرعلا ةغللا ةئيب ؿلاخ يمويلا لصاوتلا بُ ثدحتلا. ٕٜ أ ةغللا بُ اهسفن ةرومغم ملعتلدا

Hal inilah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan analisis biaya penggunaan antibiotik pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani

Tarif Pelayanan instalasi rawat jalan, Pelayanan instalasi rawat darurat, Pelayanan instalasi rawat inap, Pelayanan tindakan medik dan terapi, Pelayanan bedah sehari atau One

Gambar 3 Layout Ruang Tunggu Sumber: Penulis.. Penyelesaian lantai pada area latihan diterapkan pola lantai matras persegi yang dapat disusun pada area lapangan untuk berlatih

Setelah resmi menjadi atlet di PPLP, tahap selanjutnya adalah pembinaan secara intensif, dimana tahapan intensif ini dilakukan dengan melakukan latihan rutin pagi