ANALISA TINGKAT EVEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI KECAMATAN
SIANTAR MARTOBA DAN SITALASARI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2009-2010
TUGAS AKHIR
ECA CHRISTIN PEBRYANI SIRAIT 082407078
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISA TINGKAT EVEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB DI KECAMATAN
SIANTAR MARTOBA DAN SITALASARI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2009-2010
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
ECA CHRISTIN PEBRYANI SIRAIT 082407078
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul :ANALISA TINGKAT EVEKTIFTAS PENGGUNA ALAT
KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN
PESERTA KB DI KECAMATAN SIANTAR MARTOBA DAN
SITALASARI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2009-2010
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : ECA CHRISTIN PEBRYANI SIRAIT
Nim : 082407078
Program Studi : D3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2011
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing I
Ketua,
Prof. Dr. Tulus. M.Sc Drs. Marwan Harahap, M.Eng
PERNYATAAN
ANALISA TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI BERDASARKAN TINGKAT KEGAGALAN PESERTA KB
DI KECAMATAN SIANTAR MARTOBA DAN SITALASARI PEMATANGSIANTAR
TAHUN 2009-2010
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing di sebutkan sumbernya
Medan, Mei 2011
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyajian Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Penyelesaian Tugas Akhir ini tak lepas dari bantuan serta sokongan berbagai pihak. Untuk itu izinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.Kepada Orang tua saya tercinta, D. Sirait dan D. Girsang,amd yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam penulisan Tugas Akhir ini
2.Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU.
3.Ibu Dr. Marpongahtun, M.Si, selaku Pembantu Dekan I FMIPA USU.
4.Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si, selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA USU. 5.Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si, selaku Koordinator Program Studi D-III
STATISITIKA FMIPA USU.
6.Bapak Drs. Marwan Harahap, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing penulis dalam Penulisan Tugas Akhir ini
7.Seluruh staf dan pegawai jurusan D-3 Statistika dan Ilmu Komputer FMIPA USU 8.Kepada Orang-orang terdekat saya, Indra Sirait, Ericzon Sirait, Maria Nadia Sirait,
Alfonso Diaz, Maria Purba, Elvi Diana, Kristina Sinaga, Dame, Kak Arni, Kak Reni, Kak Junita yang selalu mendukung saya
9.Seluruh rekan-rekan kuliah Statitistika B yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir Penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Medan, Mei 2011
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Perumusan Masalah 3
1.4 Tinjauan Pustaka 3
1.5 Manfaat Penlitian 5
1.6 Metode Penelitian 5
1.7 Sistematika Penelitian 7
BAB 2 LANDASAN TEORI 8
2.1 Pengertian Keluarga Berencana 8
2.2 Sasaran KB 9
2.3 Aseptor KB 9
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi 15 2.5 Langkah-langkah Pengujian Hipotesis 17
2.6 Hipotesis 19
2.6.1 Uji Proporsi π Satu Pihak 19
2.6.2 Uji Proporsi Dua Pihak 21
2.7 Analisis Pengujian Proporsi π uji satu pihak 21
BAB 3 GAMBARAN UMUM BKKBN 22
3.1 Sejarah Singkat 22
3.2 Tugas dan Fungsi BKKBN 23
BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM 27
4.1 Pengertian Impelementasi Sistem 27
4.2 Minitab 27
4.3 Penegenalan Baris Menu 29
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 32
5.1 Output Pengolahan Data dari Minitab 32 5.2 Hasil Dari Output Analisa Tingkat Kegagalan Terhadap
Keberhasilan Pengguna Alat 35
5.3.5 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW 40 5.3.6 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Implant 40
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 42
6.1 Kesimpulan 42
6.2 Saran 42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Layar Minitab 29
Gambar 3.2 Tampilan Pengisian Data 32
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan
jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan
kehamilan
Dalam program KB Nasional saat ini baru dilakukan salah satu saja dari usaha keluarga
berencana, yakni penjarangan kehamilan dengan pemberian alat kontrasepsi. Kontrasepsi
adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Di Indonesia sejak zaman dahulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya
untuk mencegah kehamilan. Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan
yang khasiatnya dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat Hindu Bali sejak dulu
hanya ada nama untuk empat orang anak, mungkin suatu cara untuk manganjurkan supaya
pasangan suami istri mengatur kelahiran anakany sampai empat.
Di Indonesia Keluarga Berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada
membantu masyarakat. Pada tanggal 23 Desember 1957 mereka mendirikan wadah
dengan nama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Bergerak secara Silent
operation membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela. Jadi di
Indonesia PKBI adalah Pelopor Pergerakan Keluarga Berencana Nasional. Untuk
menunjang dalam rangka mencapai tujuan berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi
Kependudukan PBB 1967 oleh beberapa kepala Negara Indonesia, maka dibentuklah suatu
lembaga program keluarga berencana dan dimasukkan dalam program pemerintah. Sejak
pelita I (1969) berdasarkan instruksi Presiden nomor 26 Tahun 1968 yang dinamai
Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) sebagai lembaga semi pemerintah.
Pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi Badan Pemerintah melalui Keppres NO. 8
tahun 1970 dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
yang bertanggung jawab kepada Presiden dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan,
pengawasaan dan penilaian pelakasanaan program keluarga berencana.
Melalui Keppres no. 33 tahun 1972 dilakukan Penyempurnaan struktur organisasi,
tugas pokok dan tata kerja BKKBN. Dengan Keppres no 38 tahun 1978 organisasi dan
struktur BKKBN disempurnakan lagi, dimana fungsinya diperluas tidak hanya masalah KB
tetapi juga kegiatan-kegiatan lain, yaitu kependudukan yang mendukung KB, sesuai
dengan perkembangan program pembangunan nasional, ditetapkan adanya Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) dengan Keppres no 25 tahun 1983 yang
bergerak langsung dalam bidang kependudukan, maka dilakukan lagi penyempurnaan
organisasi BKKBN dengan Keppres no 64 tahun 1983 dengan tugas pokok adalah
menyiapkan kebijaksanaan umum dan mengkoordinasikan penyelenggaraan program
1.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Tingkat Efektivitas Pengguna Alat Kontrasepsi Berdasarkan Kegagalan
Tingkat Peserta KB di Kecamatan Siantar Martoba dan Sitalasari Tahun 2009-2010
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang diambil adalah
“Bagaimana Tingkat Efektifitas Pengguna Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat
Kegagalan Peserta KB Di Kecamatan Siantar Martoba dan Sitalasari Tahun 2009-2010”
1.4 Tinjauan Pustaka
a. (Dyah Noviawati Setya Arum, S. Si, T 2008) Panduan Lengkap Pelayanan KB
Terkini
Pengertian Keluarga Berencana menurut UU no 10 tahun 1922 ( Tentang
Perkembangan Keluarga Sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.
Alat dan obat kontrasepsi mengalami perkembangan yang cukup unik dan menarik.
Pengakuan tersebut berkaitan dengan pengalaman, kemajuan dan tingkat
pendidikan masyarakat. Dahulu pernah kita membedakan pelayanan kontrasepsi
MKET (Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih) dengan Non-MKET. Kemudian
karena mempunyai konotasi faktor yang bernada pemaksaan, maka huruf T dari
MKET dihilangkan yang selanjutnya berkembang menjadi MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) untuk MO, Implant, dan IUD. Sedangkan kontrasepsi
lainnya (Pil, Suntik, Kondom dll) dikelompokkan sebagai kontrasepsi jangka
Pendek.
c. Ieke Irdjiati Syahbuddin
Pelayanan kontrasepsi yang merupakan bagian dari pelayanan KB belum
sepenuhnya terintegrasi dengan pelayanan komponen yang lain dari kesehatan
reproduksi. Di waktu yang akan datang, setelah integrasi ini dilaksanakan dengan
baik, pemenuhan hak konsumen ini dapat menjadi ukuran bagi provider untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kontrasepsi pada khususnya dan pelayanan
reproduksi pada umumnya.
d. (Sudjana. 1992) “Metode Statistika”,edisi 6 Tarsico, Bandung.
Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, adalah
sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana data itu berhubungan. Hubungan
yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika yang
menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Studi yang menyangkut
Studi yang membahas tentang derajat hubungan antara variabel-variabel dikenal
dengan analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan,
terutama untuk data kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Penelitian bermanfaat bagi penulis yaitu memperluas dan memperdalam pemahaman penulis dalam bidang statistika, serta melatih penulis dalam membuat
sebuah karya ilmiah, dan melalui penelitian ini penulis dibiasakan untuk lebih
banyak membaca
2. Dapat menuang ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesaikan permasalahan yang telah diteliti
3. Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pendukung dalam pengembangan dari teori-teori yang ada.
1.6 Metode Penelitian
Metode Yang Digunakan Penulis dalam Penelitian ini adalah:
1. Lokasi Penelitian
Untuk mempermudah Penelitian ini, Penulis Mengadakan Penelitian dengan
Menyebarkan Pengumupulan data dari Puskesmas Kecamatan Siantar Martoba dan
penelitian dilanjutakan di Perpustakaan FMIPA USU untuk mencari buku
penunjang untuk keperluan menganalisis data dan menyelesaikan Proposal ini.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi Pustaka merupakan suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh
data ataupun informasi dari perpustakaan yaitu dengan membaca buku-buku,
jurnal-jurnal ataupun sumber terbitan lainnya dan bahan-bahan yang bersifat
teoritis yang mendukung serta relevan dengan penulisan Proposal ini.
3. Metode Pengumpulan Data
Merode pengumpulan data untuk keperluan ini dilakukan penulis dengan
mengumpulkan data skunder dari Puskesmas kecamatan Sitalasari dan Kecamatan
Siantar Martoba Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara. Data Sekunder
adalah data yang dikumpulkan diperoleh dari sumber-sumber tercetak, dimana data
tersebut telah dikumpulkan oleh pihak-pihak lain sebelumya. Sumber data sekunder
adalah Buku, Laporan Perusahaan, Jurnal, Internet dan lain sebagainya. Dan
Penulis Juga Menyebarkan Beberapa Quisioner untuk memperkuat data yang ada
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini disusun secara sistematis didalamnya dikemukakan beberapa
hal, dimana setiap bab yang tercantum dibawah ini:
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan
penelitian, kontribusi masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Menjelaskan uraian teoritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah
Tugas Akhir.
BAB 3: GAMBARAN TENTANG BKKBN
Menjelaskan Waktu dant Tempat penelitian dilaksanakan
BAB 4: IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem yang digunakan untuk analisis penelitian
BAB 5: HASIL DAN PEMBAHASAN
Menyajikan pembahasan dan hasil penelitian
BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan
jalan memberikan nasehat perkawinan, Pengobatan kemandulan dan penjarangan
kehamilan.
Dengan demikian diharapkan:
1. Terkendalinya tingkat kelahiran dan pertambahan penduduk
2. Meningkatnya jumlah peserta KB atas dasar kesadaran
3. Berkembangnya usaha-usaha yang membantu peningkatan kesejahteraan ibu dan
anak, perpanjangan usia harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayidan
balita, serta kematian pada masa kelahiran dan persalinan.
Tujuan utama program KB adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan
pelayanan KB dan kesahatan reproduksi yang berkwalitas, menurunkan tingkat/angka
kematian ibu bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi alam
dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas. Tujuan program penguatan
kelembagaan keluarga kecil berkualitas adalah untuk membina kemandirian dan sekaligus
pemberdayaan dan ketahanan keluarga terutama yang diselenggarakan oleh industri
masyarakat di daeah perkotaan dan pedesaan sehingga membudidaya dan melembaganya
keluarga kecil berkwalitas.
2.2 Sasaran Program KB
Adapun sasaran program KB nasional lima tahun kedepan seperti tercantum dalam RPP
JM 2004-2009 adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional menjadi
satu, 14% per-tahun.
2. Menurunkan angka kelahiran total FertililtyRate (TFR) menjadi 2,2 perperempuan.
3. Meningkatnya peserta KB Pria menjadi 4,5 %
4. Meningkatnya pengguna metode Kontrasepsi yang efektif dan efisisen
5. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
6. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluaga sejahtera 1 yang aktif
dalam usaha ekonomi produktif.
7. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggraan pelayanan KB
dan kesehatan reproduksi
2.3 Aseptor KB
Dalam program KB Nasional saat ini baru dilakukan salah satu saja dari usahan Keluarga
adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut
1. Cara kerja Kontrasepsi
Ada bermacam-macam tapi pada umumnya: mengusahakan agar tidak terjadi
ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
2. Pembagian Alat Kontrasepsi
Metode Kontrasepsi dapat dibagi
a. IUD( Intra Uterina Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim)
Profilnya sangat efektif dan berjangka panjang sampai 10 tahun CUT380N A-,
haid menjadi lebih lama dan banyak dan dapat dipakai oleh semua wanita yang
berusia subur, kecuali menderita IMS. Macam-macam jenisnya lippes loop
yang terbuat dari plastic dan bernetuk spiral. Multi Load C 250 yang berbentuk
jangkar dan dililiti logam tembaga, cooper T 200 B yang terbuat dari palstic
halus berbentuk T dan dililiti logam tembaga, serta cooper 7 yang berbentuk
angka 7 terbuat dari bahan plastic yang batangnya dililiti dengan logam
tembaga. Sedangkan cara kerjanya untuk menghambat kemampuan sperma
masuk ke tuba, mencegah implantasi, mempercepat mortilitas tuba, dan
tembaga untuk menghambat kerja carbonic anhidrase dan fosfatase, alkali untuk
mencegah implantasi.
Keuntungan dari AKDR: AKDR dapat aktif segera setelah pemasangan, metode
jangka panjang, tidak mempengaruhi hubungan sex, tidak mempengaruhi ASI,
dapat digunakan sampai monopouse, dan mencegah kehamilan ektopik,
sedangkan kerugian atau efek sampingnnya: perubahan haid, tidak bisa
Efek samping yang umum terjadi yaitu perubahan siklus haid, haid lebih lama
dan banyak, pendarahan, saat haid lebih sedikit
Yang dapat menggunakan IUD atau AKDR ini adalah berusia produktif,
menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang, setelah melahirkan
dan tidak menyusui bayinya, setelah mengalami abortus tidak terlihat adanya
infeksi
Dan yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau IUD ini yaitu sedang
hamil, pendarahan vagina yang tidak diketahui, kelainan bawaan uterus yang
abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri,
diketahui menderita penyakit TBC pelvic, kanker alat genital
b. Implant
merupakam suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam Pil KB seperti
Ovral dan Nordette. Mekanisme kerjanya untuk menekan ovulasi, membuat
getah servik menjadi kental, serta membuat endometrium tidak siap menerima
kehamilan. Keuntungannya tidak merepotkan, sekali pasang untuk 5 tahun,
norplant cukup memuaskan dan norplant mudah diangkat kembali, mengurangi
nyeri haid, mengurangi jumlah darah haid, melindungi terjadinya kanker
endometrium, menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara, melindungi
dari beberapa penyebab penyakit radang pinggul.
Sedangkan kerugiannya: haid tidak teratur, pusing/ sakit kepala, mual muntah
dan BB meningkat. Nyeri payudara, perubahan perasaan atau kegelisahan,
menggunakan obat-obat tuberkolosis, klien tidak dapat memberhentikan
pemakaian kontrasepsi ini sesuai keinginannya.
Yang boleh menggunakan Implant adalah usia reproduksi, telah memiliki anak
ataupun yang belum,menyusui dan membutuhkan kontrasepsi, pascakeguguran,
tekanan darah <180/110 mm Hg dengan masalah pembekuan darah atau anemi
bulan sabit.
Yang tidak boleh menggunakan Implant yaitu hamil atau diduga hamil,
pendarahan vagina yang belum diketahui penyebabnya, benjolan payudara atau
riwayat kanker payudara, tidak dapat menerima perubahan pola haid yang
terjadi., kanker payudara, dan gangguan toleransi glukosa.
c. MOW ( Metode Operatif Wanita)
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan cara
mengikat dan memotong saluran telur ( Tuba) pada istri. Dengan demikian telur
dari ovarium tidak dapat mencapai rongga rahim, sehingga tidak tejadi
pembuahan. Indikasinya yaitu kelahiran cesarean yang berulang, multi peritas,
penyakit kehamilan serius yang berulang, penyakit akut atau kronis dan stressor
ekonomi atau emosional. Caranya dengan:
1. Ligasi tuba
Yaitu operasi sterilisasi dengan memotong dan mengikat dengan cauterisasi
dengan tuba.
2. Histerektomi
Yaitu prosedur mengikat uterus. Indikasi Histerektomi setelah kehamilan
3. Ovarektomi
Yaitu mengangkat ovarium. Pada metode ini pasien akan mengalami
monopause. Kontra indikasinya yaitu kesehatan kurang baik, gangguan
pembekuan darah, alergi, BB meningkat, peradangan panggul/organ reproduksi.
d. MOP (Metode Operatif Pria)
Yaitu pengikatan atau pemotongan vasdeveen pada laki-laki sehingga air mani
tidak mengandung sperma. Operasi dilakukan dengan menggunakan anestesi
local pada skrotum tepat di daerah vasdeverent kemudian eksplorasi
vasdeveren. Kemudian ikat dengan kuat dan dipotong. Adapun keuntunganya:
tidak perlu dirawat di RS, tidak ada mortalitas, tidak mengganggu hubungan
sex, jumlah air mani tidak berubah, biaya murah.
e. Kondom
adalah suatu karet kecil yang tipis, berwarna/tidak berwarna, menghalang
masuknya sperma kedalam vagina, sehingga pembuahan dapat dicegah. Kondom
terdiri dari, kondom biasa, kondom bergerigi, kondom beraroma, kondom tidak
beraroma. Adapun keuntungan yang didapat yaitu, murah, mudah didapat, tidak
memerlukan pengawasan dan dapat mengurangi penyakit kelamin. Efek
sampingnya pada sejumlah kasus kecil dapat terdapat reaksi alergik terhadap
f. Suntik
Jenis Suntikan Kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan
5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan injeksi l,M sebulan sekali dan 50 mg
Noretindron Enantat dan 5 mg Estrodiol Valerat yang diberikan injeksi l,M
sebulan sekali.
Keuntungan menggunakan suntik ini adalah efek samping sangat kecil, risiko
terhadap kesehatan sangat kecil, tidak berpengaruh terhadap hubungan suami
istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam jangka panjang.
Kerugian menggunakan alat kontrasepsi suntik ini yaitu terjadi perubahan pola
haid seperti tidak teratur, pendarahan sela 10 hari, mual sakit kepala, nyeri
payudara ringan, ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan, dapat
terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung dan
stroke,penambahan berar badan, kemugkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
setelah penghentian pemakaian.
Penggunaan alat kontrasepsi ini diberikan setiap bulan dan klien diminta datang
setiap 4 minggu, suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan
kemungkinan terjadi gangguan pendarahan.
g. Pil KB
Ada 3 macam yaitu pil KB kombinasi, pil KB Sekuensial, dan pil mini. Adapun
cara kerjanya yaitu sebagai penghambat timbulnya ovulasi, menyebabakan
lendir leher rahim menjadi kental sehingga sulit di tembus sperma, menyebabkan
Keuntungan peggunaan alat kontrasepsi ini yaitu, aman, efektif, mudah didapat
dan mudah digunakan, resiko terhadap kesehatan sangat kecil, siklus haid
menjadi teratur, mudah dihentikan setiap saat,dapat digunakan dalam jangka
panjang, kesuburan kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
Efek sampingnya yaitu mual, muntah, migraine, BB meningkat, dan pendarahan
pervagina di luar haid, nyeri payudara dan tidak boleh diberikan pada
perempuan menyusui. Kontra indikasinya menyusui, adanya penyakit kuning,
diabetes melitus, adanya penyakit Tumor.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian alat Kontrasepsi
a.Efektifitasi
Efektifitas suatu alat ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan alat kontrasepsi tersebut.
Metode kontrasepsi dianggap lebih efektif namun tidak dapat digunakan oleh pasangan
yang ingin punya anak lagi. IUD juga merupakan metode yang efektif tapi terkadang tidak
menjadi pilihan karena efek samping atau kepercayaan yang dianut oleh pasangan.
b.Pilihan Pribadi dan kecendrungan
Pilihan pribadi dan kecendrungan merupakan hal penting dalam memilih kontrasepsi. Jika
wanita berasumsi bahwa kontrasepsi yang digunakan terlalu sulit, menghabiskan banyak
waktu atau banyak aturan akan menurunkan motivasi dan kekonsistensian pasangan
tersebut untuk menggunakannya. Pendidikan yang diterima tentang kontrasepsi akan
c.Efek Samping
Efek samping penggunaan kontrasepsi harus dijabarkan dengan lengkap oleh pasangan.
Jika pasangan mengetahui efek sampingnya lalu tetap memilih kontrasepsi tersebut mereka
akan dapat bertoleransi terhadap efek samping yang ditimbulkan dari pada pasangan yang
tidak mengetahui efek samping sama sekali.
d.Biaya
Pada pasangan yang berpenghasilan rendah, faktor biaya menjadi hal penting dalam
pemilihan metode kontrasepsi.
e.Pendidikan
Faktor Pendidikan seseorang sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan
menerima informasi daripada seseorang yang berpendidikan rendah. Pendidikan
merupakan salah satu faktor yang sangat menetukan pengetahuan dan persepsi seseotang
terhadap pentingnya sesuatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini
disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih
mudah menerima ide dan tata cara hidup baru. Dalam dengan pemakaian kontrasepsi
pendidikan akseptor dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan jenis kontrasepsi yang
f.Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap keluarga. Pekerjaan dari peserta KB dan suami akan
mempengaruhi pendapatan dan status ekonomi keluarga. Status pekerjaan dapat
berpengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB karena adanya faktor pengaruh lingkungan
pekerjaan yang mendorong seseorang untuk ikut dalam KB, sehingga secara tidak langsug
akan mempengaruhi status dalam pemakaian kontrasepsi.
2.5 Langkah-langkah Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan membawa kesimpulan untuk menerima hipotesis atau menolak
hipotesis. Jadi dengan demikian terdapat dua pilihan. Agar supaya dalam penentuan salah
satu diantara dua pilihan itu lebih terperinci dan lebih mudah dilakukan, maka akan
digunakan perumusan-perumusan seperlunya. Hipotesis, yang disini akan dinyatakan
dengan H,supaya dirumuskan dengan singkat dan jelas sesuai didampingi oleh pernyataan
lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan untuk H, akan
disebut alternatif, dinyatakan dengan A. Pasangan H dan A ini tepatnya H melawan A,
lebih jauh juga menentukan kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan
daerah penolakan hipotesis. Daerah penolakan hipotesis sering pula dikenal dengan nama
daerah kritis.
a. Hipotesis mengandung pengertian sama. Dalam hal ini pasangan H dan A
adalah
1. H: Ө = Ө0 2. H: Ө = Ө0
3 H: Ө=Ө0 4 H: Ө= Ө0
A: Ө>Ө0 A: Ө< Ө0
b. Hipotesis mengandung pengertian maksismum
Untuk ini H dan A berbentuk:
H: Ө≤ Ө0
A: Ө> Ө0
Yang biasa dinamakan pengujian komposit lawan komposit
c. Hipotesis mengandung pengertian minimum
Perumusan H dan A berbentuk:
H: Ө≥Ө0
A: Ө< Ө0
Ini juga pengujian komposit lawan komposit
Disebut Hipotesisi nol dengan lambang H0 melawan hipotesis tandingannya dengan
lambang H₁ yang mengandung pengertian tidak sama, lebih besar atau lebih kecil. H₁ ini
harus dipilih atau ditentukan peneliti sesuai dengan persoalan yang dihadapi.
Pasangan H0 dan H₁ yang telah dirumuskan, untuk kita disini akan ditulis dalam bentuk:
H0 : Ө = Ө0
H₁ : Ө≠Ө0
H0: Ө = Ө0
H₁ : Ө > Ө0
H0: Ө = Ө0
Langkah berikutnya kita pilih bentuk statistik mana yang harus digunakan, apakah z,t, x²,
F atau lainnya. Harga statitik yang dipilih, besarnya dihitung dari data sampel yang
dianalisis.
2.6 Hipotesis
Pengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis atau
menolak hipotesi. Dengan demikian terdapat dua pilihan antara Hipotesis nol (Ho) adalah
Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak sedangkan hipotesis tandingan
(H1) adalah penolakkan hipotesis nol mengakibatkan penerimaan alternatif (tandingan)
1 Uji Proporsi π: Satu Pihak
Sebuah populasi binom dengan proporsi dimana sebuah sampel acak yang diambil
dari populasi itu akan diuji mengenai uji pihak kanan.
Kriteria Pengujian hipotesis uji satu pihak kanan:
H0: π=π0
H₁: π>π0
Dengan perumusan statistiknya:
Dengan taraf nyata α adalah tolak H0 jika Z ≥ dimana dengan peluang
(0.5-α) untuk Z< hipotesis H0 diterima.
Kriteria Pengujian hipotesis untuk uji pihak kiri :
H0: π=π0
H₁: π<π0
Maka pengujian demikian merupakan uji pihak kanan. Untuk inipun, statistik yang
digunakan masih statistik z. Yang berbeda hanyalah dalam penentuan kriteria
pengujian.
Dalam hal ini Tolak H0 jika Z ≤ - dimana dengan peluang (0.5-α)
untuk Z< hipotesis H0 diterima.
Untuk tandingan H₁ yang mempunyai perumusan lebih besar, maka dalam
distribusi yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya diujung
sebelah kanan. Luas daerah kiri atau derah penolakan ini sama dengan σ
Daerah penolakan H0
Daerah penerimaan
Ho Luas = σ
D
2 Uji rata-rata μ : Uji dua Pihak
Sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata-rata μ dan simpangan baku σ
yang telah diketahui dan akan diuji mengenai parameter rata-rata μ.
Dengan kriteria pengujian:
H₀: μ=μ₀
H₁= μ≠μ₀
Dengan perumusan statistiknya adalah :
Z=
Jika –Z₁⁄₂₍₁-α₎<Z< Z₁⁄₂₍₁-α₎
Dengan Z₁⁄₂₍₁-α₎ dari daftar normal baku dengan peluang ₁⁄₂₍₁-α₎ dalam hal lainnya
H0 ditolak.
2.7 Analisis Pengujian Proporsi π Uji satu Pihak
Tujuan penganalisisan adalah untuk menganalisis tingkat pengguna KB dengan tingkat
kegagalan pengguna KB menurut alat kontrasepsi yang digunakan. Apakah ada
perbandingan yang signifikan antara pengguna KB terhadap tingkat kegagalan pengguna
BAB 3
GAMBARAN UMUM BKKBN
3.1. Sejarah Singkat
Penelitian dilakukan di Badan Pemberdaya Perempuan Keluarga Berencana (BP2KB) atau
dulu disebut dengan BKKBN. Berdiri pada tahun 1979 di jalan Regu 28 Pematangsiantar.
Sejalan dengan Perkembangan Pembangunan Nasional maka BKKBN berubah menjadi
BP2KB pada tahun 2009. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang Otonomi Daerah,
maka struktur dan pengalokasian anggaran langsung dan tidak langsung dibebankan pada
APBD Kota Pematangsiantar.
BKKBN atau BP2KB kini telah memiliki kantor di semua propinsi dan didukung
oleh 4600 orang staf dan pekerja lapangan, yang menjalankan KB dengan bekerja sama
dengan Departemen Kesehatan, Departemen Transmigrasi, Organisasi Non- Pemerintah
seperti PKBI, Organisasi-organisasi keagamaan dan ABRI membuat daya jangkau program
KB luas sekali. Orientasi demografis Program KB telah nyata pada tingkat kebijaksanaan
dalam GBHN tahun 1988 “ Penurunan tingkat kelahiran terutama dilakukan melalui
gerakkan Keluaarga Berencanayang juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu
program KB yang digunakan sebagai wahana untuk mengendalikan pertumbuhan
Penduduk yaitu mempunyai target demografis.
Undang-undang no 10 tahun 1992 telah dilengkapi PP No 21 Tahun 1994 tentang
Pengolahan Perkembangan Kependudukan dan beberapa INPRES/ KEPPRES yang
menyangkut pengentasan kemiskinan. Selain itu, masih ada tambahan brupa beberapa
pedoman Petunjuk Teknis oleh menteri Kepndudukan/ Kepala BKKBN beserta jajarannya.
Ketentuan-ketentuan tersebut pada dasarnya memperjelas adanya keseimbangan antara hak
dan tanggung jawab tersebut dalam hubungan antara penduduk dalam keluarga dengan
masyarakat, dan pemberi pelayanan dan dengan pemerintah.
Beberapa Hak tersurat dan tersirat adalah:
d. Hak Penduduk dan masyarakat untuk mendapatkan pelayananan dasar/umum
e. Hak kelurga untuk dapat mengembangkan kualitas keluarga yang bercirikan
kemandirian dan ketahanan keluarga
f. Hak penduduk untuk menentukan jumlah anak
g. Hak untuk mendapatkan pelayanan kotrasepsi sesuai dengan kebutuhan penduduk ,
sesuai dengan kebutuhan sosial budaya masyarakat.
3,2 Tugas Dan Fungsi BKKBN
Tugas BKKBN adalah merumuskan kebijakan pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan
Program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera,
program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera serta
pemberdayaan perempuan secara terpadu bersama instansi terkait.
Tanggung jawab dan Kewajiban semua pihak yang bersangkutan dalam penyelenggaraan
program BKKBN dijabarkan dalam berbagai ketentuan pula:
• Penyelenggraan pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan secara menyeluruh
dan terpadu oleh pemerintah masyarakat, dan keluarga.
• Pembangunan keluarga sejahtera dimulai dari anggota keluarga itu sendiri. Setiap
anggota keluarga wajib mengembangkan kualitas diri dan fungsi keluarga agar
dapat hidup mandiri dan mampu mengembangakan kualitas keluarga.
• Dalam upaya mengembangkan keluarga pemerintah dan atau masyarakat
menyeleggarakan pembinaan dan pelayanan keluarga temasuk KIE dan
penyediaan sarana, prasarana dan upaya lain.
• Upaya menyelenggrakan KB dilaksanakan dengan upaya meningkatkan kepedulian
dan peran serta masyarakat diarahakan pada tumbuh dan kembangnya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan secara sendiri dalam membangun keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
Kebijaksanaan ini meliputi berbagai hal. Pelayanan dengan pendekatan
kemasyarakatan sebaiknya memberikan peran yang seluas-luasnya kepada keluarga,
masyarakat dan potensi pelayanan lainnya. Pelayanan juga harus mampu menjangkau
berbagai kebutuhan masyarakat sesuai dengan peneimaan dan kemampuannya, khususnya
yang berkaitan dengan reproduksi sehat sejahtera. Selanjutnya pelayanan harus mendukung
kesertaan yang rasional dan mandiri. Dan tentu pelayanan diharapkan akan berdampak
BKKBN dipimpin oleh seorang kepala yang dijabat oleh Mentri Negara Pemberdayaan
Perempuan.
Fungsi BKKBN adalah:
• Penetapan kebijakan pengelolaan program keluarga berencana nasional dan
pembanguanan keluarga sejahtera secara menyeluruh dan terpadu, sesuai dengan
kebijakakan umumyang ditetapkan oleh presiden.
• Koordinasi dan penyelenggaraan menagement dan administrasi umum program
Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga sejahtera
• Koordinasi dan penyelenggaraan perencanaan program dan bantuan Luar Negeri
serta mengumpulkan data dan informasi Keluarga
• Koordinasi dan penyelenggaraan, peningkatan peran serta masyarakat dalam
program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga Sejahtera
• Koordinasi dan penyelenggraan pembinaan program pembangunan keluarga
sejahtera
• Koordinasi dan penyelenggraan dan pembinaan program keluarga berencana
nasional dan kesehatan reproduksi
• Koordinasi dan penyelenggraan pelatihan Nasional dan Internasional,
pengembangan program Keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera
• Koordinasi dan penyelenggraan dan pengawasan fungsional administrasi umum
dan keuangan, ketenagaan dan material, serta pengelolaan program Keluarga
Susunana Organisasi BKKBN
a)Kepala
b)Sekretariat Utama
c)Deputi Bidang Perencanaan dan Informasi Keluarga
d)Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Masyarakat
e)Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
f) Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan Program
g)Inspektorat Utama
Dalam penyelenggraan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan
Keluarga sejahtera, koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilakukanoleh BKKBN,
sedangkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilakukan unit-unit pelaksana.
Unit-unit pelaksana yang dimaksud adalah
a) Departemen/ Instansi Pemerintah pusat maupun Daerah yang atas dasar fungsional
mengadakan usaha-usaha dan mengambil bagian dalam penyelenggraan program
keluarga berencanana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera
b) Perkumpulan/ Organisasi Masyarakat formal maupun informal dan
pelaksana-pelaksana lainnya yang atas dasar sukarela dan kemmpuan sendiri mengadakan
usaha-usaha dan mengambil bagian dan penyelenggraan program keluarga
BAB 4
IMPLEMENTASI SISTEM
4.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem
yang ada dalam desain sistem yang disetujui, menginstal dan memuai sistem baru atau
sistem yang diperbaiki.
4.2 Minitab
Program Minitab adalah salah satu software yang sangat besar kontribusinya sebagai
media pengolahan data statistik. Software ini menyediakan berbagai jenis perintah yang
memungkinkan proses pemasukkan data, manipulasi data, pembuatan grafik dan berbagai
analisis statistik.
Minitab memiliki empat lembar kerja yang memudahkan kita dalam melakukan
input data, pembacaan hasil analisis, maupun pengolahan file-file yang telah kita kerjakan.
Setelah anda menegenal minitab, Anda dapat menjalankan minitab dengan langsung
menekan tombol shortcut atau melalui start => All programs => Minitab 15 sehingga akan
keluar dua lembar kerja, yaitu session dan worksheed.
Input data data anda lakukan pada lembar kerja worksheet. Tempatkan nama variabel data
pada baris pertama lembar worksheet baris selanjutnya merupakan tempat data-data yang
akan dianalisis. Untuk menempatkan nama variabel atau data, aktifkan sel tujuan sehingga
sel tersebut dilingkupi garis hitam dan kemudian tuliskan.
Minitab versi 15 juga telah dilengkapi dengan lembar kerja project manager.
Melalui lembar project manager anda dapat menavigasi, melihat dan memanipulasi proyek
anda. Disamping itu lembar kerja ini juga dapat berfungsi untuk memudahkan
pengelolahan file yang telah anda buat. File file tersebut akan disimpan sesuai dengan
foldernya seperti folder session, history, graphs, reportpad, related document dan
worksheets.Setelah anda melakukan analisis anda dapat menyimpan file tersebut dengan
cara sebagai berikut:
Pada menubar pilh File => Save Project sehingga muncul kotak dialog Save Project as.
Beri nama file tersebut (MINITAB) dan tempatkan pada folder yang telah anda tentukan.
Apabila anda ingin membuka file tersebut, kembali lakukan dengan cara sbb: pada
menubar, pilih File => Open Project Sehingga muncul kotak dialog Open Project. Pilih file
yang ingin dibuka (MINITAB) dan tekan tombol Open sehingga file tersebut akan aktif.
Untuk memulai Minitab For Windows dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut
• Klik STAR
• Pindahkan pointer Mouse ke program kemudian geser ke Grup Minitab
Setelah Langkah-langkah diatas dilakukan maka anda akan behadapan dengan layar
Minitab, yaitu sessi command, layar worksheet dan baris menu. Tampilan tersebut dapat
diperhatikan pada gambar berikut
Gambar 3.1 TAMPILAN LAYAR MINITAB
4.3 Pengenalan Baris Menu
Berikut adalah beberapa pengguna menu yang digunakan di dalam Minitab:
Baris Menu
Layar Sesi Command
a. Meu File:
New Project : Membuka Project Baru
New Worksheet : Membuka Worksheet Baru
Open Project : Membuka File Project
Save Project : Menyimpan Project
Save Worsheet : Menyimpan Worksheet
b. Menu Edit
Undo : Membatalkan Proses atau Printah sebelumnya
Clear Cell : Menghapus isi Cell tanpa merubah baris kolom
Delete Cell : Menghapus isi cell
Copy Cell : Mengandakan isi Cell
Cut Cell : Menghapus/Memindahkan isi Cell
c. Menu Data
Sort : Mengurutkan data dalam satu kolom atau lebih
Rank : Menyimpan skor rangking dalam suatu kolom
Delete Rows : Menghapus baris-baris tertentu dari setiap kolom
Erase Variables : Menghapus variabel
Copy Columns : Menggandakan kolom
Stack : Menggabungkan beberapa kolom menjadi satu kolom
Unstack : Memecah satu kolom menjadi beberapa kolom
Concatenate : Menggabungkan beberapa kolom text dalam satu kolom
Change D. Type : merubah tipe kolom
Display Data : Menampilkan data dari worksheet ke sesi command.
d. Meni Calc
Calculator : Operasi aritmatika
Column Statistic : Perhitungan statistik berdasarkan kolom
Row Statistics : Perhitungan statistik berdasarkan baris
Standardize : Pemusatan dan penskalaan data dalam suatu kolom
Random Data : Pembangkitan bilangan random untuk distribusi tertentu
Matrices : Perintah untuk operasi matriks.
e. Menu Stat
Basic Statistics : Perhitungan statistika dasar meliputi : deskripsi data, uji hipotesis,
korelasi dan uji normalitas
Regression : Perhitungan/uji untuk analisis regresi
ANOVA : Perhitungan/uji untuk analisis variansi.
DOE : Perhitungan/uji untuk rancangan percobaan
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Output Pengolahan Data dari Minitab
Data diolah dengan menggunakan Minitab, adapun langkah-langkah pengolahan datanya
adaalah sebagai berikut:
1. Pada layar Minitab, Masukkan Data Tingkat Kegagalan pengguna KB (x) dan Tingkat
Pengguna KB (n)
2. Pilih Stat> Basic Statistic> 1 Proportion sehingga muncul jendela Proportion seperti
dibawah ini
GAMBAR 3.3 TAMPILAN CARA MEMBUKA PROPORTION
3. Kemudian Klik Menu 1 Proportion maka keluar kotak dialog 1 Proportion >
summerized data> isi number of event( tingkat kegagalan pengguna KB) dan isi Number
Of Trials (Tingkat keberhasilan Pengguna KB)> dan isi perform hypothess test(0.01)
GAMBAR 3.4 TAMPILAN JENDELA PROPORTION
4. Setelah itu keluar Kotak menu 1 Proportion Option>confidence level (99,0) dan >
GAMBAR 3.5 TAMPILAN JENDELA 1 PROPORTION
5.Setelah itu akan Muncul secara otomatis hasil dari Analisa Data tersebut seperti di bawah
ini.
5.3 Hasil Dari Output Analisa Tingkat kegagalan terhadap terhadap keberhasilan Penggunaan alat kontrasepsi
HASIL DARI ANALISA DATA TAHUN 2009
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value
1 1 124 0,008065 0,000000 -3,41 1,000
1 3 594 0,005051 0,000000 -7,71 1,000
1 3 426 0,007042 0,000000 -6,40 1,000
1 2 199 0,010050 0,000000 -4,23 1,000
1 0 61 0,000000 * -2,60 0,995
1 0 268 0,000000 * -5,46 1,000
Using the normal approximation.
HASIL DARI ANALISA DATA TAHUN 2010 Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
99%
Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value
1 0 124 0,000000 * -3,71 1,000
1 2 521 0,003839 0,000000 -7,32 1,000
1 3 729 0,004115 0,000000 -8,63 1,000
1 1 273 0,003663 0,000000 -5,31 1,000
1 0 91 0,000000 * -3,18 0,999
1 0 255 0,000000 * -5,32 1,000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Keterangan:
Sampel 1= IUD
Sampel 2= SUNTIK
Sampel 3= PIL
Sampel 4= KONDOM
Sampel 5= MOW
5.4 Hasil Perhitungan Analisa Data
Digunakan uji Proporsi satu Pihak dengan menggunakan Statistik Z agar kita mengetahui
apakah ada efektivitas alat-alat yang digunakan KB berdasarkan Tingkat Kegagalannya.
5.4.1 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi IUD
a) Hipotesa yang digunakan IUD adalah:
Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan
tingkat Kegagalannya
H₁: Ada tingkat efektifitas IUD yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat
kegagalannya
b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%
c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada IUD
tahun 2009
= -3,41
= 2,33
Sehingga < , maka H₀ diterima.
Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas IUD yang digunakan pengguna
5.4.2 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Suntik
a) Hipotesa yang digunakan Suntik adalah:
Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas Suntik yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat Kegagalannya
H₁: Ada tingkat efektifitas Suntik yang digunakan pengguna KB berdasarkan
tingkat kegagalannya
b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%
c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada Suntik
tahun 2009
= -7,71
= 2,33
Sehingga < , maka H₀ diterima.
Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas Suntik yang digunakan
pengguna KB berdasarkan tingkat kegagalannya.
5.4.3 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Pil
a) Hipotesa yang digunakan Pil adalah:
Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas Pil yang digunakan pengguna KB berdasarkan
tingkat Kegagalannya
H₁: Ada tingkat efektifitas Pil yang digunakan pengguna KB berdasarkan tingkat
b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%
c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada Pil
tahun 2009
= -6,40
= 2,33
Sehingga < , maka H₀ diterima.
Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas Pil yang digunakan pengguna
KB berdasarkan tingkat kegagalannya.
5.4.4 Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Kondom
a) Hipotesa yang digunakan Kondom adalah:
Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas Kondom yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat Kegagalannya
H₁: Ada tingkat efektifitas Kondom yang digunakan pengguna KB berdasarkan
tingkat kegagalannya
b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%
c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada
Kondom tahun 2009
= -4,23
= 2,33
Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas Kondom yang digunakan
pengguna KB berdasarkan tingkat kegagalannya.
5.4.5. Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi MOW
a) Hipotesa yang digunakan MOW adalah:
Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas MOW yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat Kegagalannya
H₁: Ada tingkat efektifitas MOW yang digunakan pengguna KB berdasarkan
tingkat kegagalannya
b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%
c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada MOW
tahun 2009
= -2,60
= 2,33
Sehingga < , maka H₀ diterima.
Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas MOW yang digunakan
pengguna KB berdasarkan tingkat kegagalannya.
5.4.6. Hasil Perhitungan Alat Kontrasepsi Implant
Ho: Tidak ada Tingkat Efefktifitas Implant yang digunakan pengguna KB
berdasarkan tingkat Kegagalannya
H₁: Ada tingkat efektifitas Implant yang digunakan pengguna KB berdasarkan
tingkat kegagalannya
b) Taraf nyata yang digunakan adalah sebesar : α= 0,01 atau 1%
c) Dari perhitungan analisis menggunakan minitab dapat kita lihat bahwa pada
Implant tahun 2009
= -5,46
= 2,33
Sehingga < , maka H₀ diterima.
Kesimpulannya adalah tidak ada tingkat efektivitas Implant yang digunakan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji Proporsi satu pihak baik IUD, Suntik, Pil, Kondom, MOW dan
Implant diperoleh < maka H₀ diterima
2. Alat Kontrasepsi yang digunakan baik IUD, Suntik, Pil, Kondom, MOW dan
implant tidak memiliki efektifitas berdasarkan tingkat kegagalan
6.2 Saran
Adapun saran-sarn yang diberikan Penulis adalah:
1. Bagi masyarakat diharapkan apabila ada penyuluhan tentang Program KB
diharapkan agar warga dapat mengikutinya dengan baik dan apabila ada yang
kurang jelas diharapkan dapat bertanya dengan yang lebih ahli (Kader/Bidan)
2. Diharapkan Kepada BKKBN, Puskesmas, Bidan, dan kader setempat lebih
DAFTAR PUSTAKA
Dyah noviawati setya arum, S.Si.T & Sujiantini, S.Si. T. 2008. Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini.jogjakarta
Dadang Julianto.2000. 30 Tahun Cukup. Jakarta
C. Tri Hendrari. 2006. Statistik Six Sigma dengan Minitab. Yogyakarta
L
A
M
P
I
R
A
Hasil Perhitungan Dengan Menggunakan Minitab
————— 13/05/2011 11:48:12 ————————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Executing from file: C:\Program Files\Minitab 15\English\Macros\Startup.mac
This Software was purchased for academic use only. Commercial use of the Software is prohibited.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 1 124 0,008065 0,000000 -3,41 1,000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 3 594 0,005051 0,000000 -7,71 1,000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 3 426 0,007042 0,000000 -6,40 1,000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 2 199 0,010050 0,000000 -4,23 1,000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
99% Lower
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 3 729 0,004115 0,000000 -8,63 1,000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
99% Lower
Sample X N Sample p Bound Z-Value P-Value 1 1 273 0,003663 0,000000 -5,31 1,000
Using the normal approximation.
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1
The normal approximation may be inaccurate for small samples.
Test and CI for One Proportion
Test of p = 0,1 vs p > 0,1