“ KITTO ASHITA WA ” NO SHOUSETSU NO BUNSEKI
KERTAS KARYADikerjakan
O L E H
KHODIJAH ARJO
NIM : 082203018
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
“ KITTO ASHITA WA ” NO SHOUSETSU NO BUNSEKI
KERTAS KARYA
Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang
.
Dikerjakan
OLEH
KHODIJAH ARJO NIM : 082203018
Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,
Drs. Nandi.S Muhammad Pujiono S.S.,M.Hum NIP : 19600822 1988 03 1 002 NIP : 09690111 2002 12 1 001
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang
Pada : Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Drs. Syahron Lubis, M.A. NIP. 19511013 197603 1 001
Panitia Ujian :
No. Nama Tanda Tangan
1. . Zulnaidi, S.S., M.Hum ( )
2. Drs. Nandi.S ( )
Disetujui Oleh :
Program Diploma Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Medan
Program studi D3 Bahasa Jepang Ketua Program Studi
Zulnaidi, SS, M.Hum
NIP. 19670807 2004 01 1 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya Penulis
dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “KITTO ASHITA WA” No Shousetsu No Bunseki. Dengan kerendahan hati penulis menyambut kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan kertas karya ini.
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga, terutama:
1. Bapak Drs. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Zulnaidi, S.S., M.Hum, selaku Ketua Jurusan Program D3 Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara.
3. Drs. Nandi S selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini. 4. Muhammad Pujiono, S.S., M.Hum, selaku Dosen Pembaca. 5. Prof. Drs. Hamzon Situmorang , selaku Dosen Wali.
6. Segenap dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan dan pendidikan
kepada penulis.
7. Teristimewa kepada Ayahanda Arjo Ginting dan Ibunda Prihatin tercinta yang telah memberikan dukungan materi,doa dan dukungan moril kepada
8. Terima kasih kepada kakak terbaikku Kiki Fatimah dan Aisyah si kecil yang lucu keponakanku tersayang juga adik-adikku tercinta Rehulina dan
Budi Setiawan Ginting yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis sehingga terselesaikannya kertas karya ini .
9. Seluruh Keluargaku terima kasih atas dukungan baik moril maupun
materil.
10.My Lovely Davin Agustian Zendrato tersayang. Yang telah banyak
membantu, memberikan semangat, kasih sayang, motivasinya dan dukungan kepada Penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini dengan baik “terima kasih atas segalanya yang telah engkau berikan, ? Dd sayang
ayank wish u all d’best” I love U So Much.
11.Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Jurusan
Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara. Yaitu Laraiba, Rita Khairani, Juniana, Evi, Siti Rohani dll. Yang slalu memberi bantuan, dukungan dan semangatnya.
12.Dan My best Friendku Linda Sipayung makasih ya teman atas semua dukungannya. Tetaplah menjadi wanita yang tegar dan selalu tersenyum,
semangat menjalani hari-harimu teman pasti Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untukmu. Terima kasih atas masukan dan nasehatnya.
14.Teima kasih juga kepada adik sepupuku Adria Sartika dan Esteria Purba. Terima kasih ya dek atas semua dukungan dan motivasinya. Jangan malas
jadi anak perempuan.
15.Terima kasih kesunyian dan kesepian yang selalu menemaniku. Sehinga aku bisa selalu mengoreksi diri dan selalu belajar dari kesalahan.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah diri ini bersujud dan mengucapkan
rasa syukur yang tak terhingga karena atas izin-Nya penulis mampu menyelesaikan Kertas Karya ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan karya ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan
penulis.
Medan, 20 Juni 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2. Tujuan Penulisan ... 1
1.3. Batasan Masalah ... 2
1.4. Metode Penulisan ... 2
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NOVEL ... 3
2.1. Defenisi Novel ... 3
2.2. Unsur Intrinsik Novel ... 6
2.3. Ringkasan Cerita ... 9
BAB III ANALISA CERITA.. ... 12
3.1 Tema ... 12
3.2 Alur ... 12
3.3 Karakteristik Tokoh ... 12
3.4 Setting ... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 16
4.1 Kesimpulan ... 16
4.2 Saran ... 17
ABSTRAK
Novel “KITTO ASHIITA WA” karya Yukiko Ezaki ini menceritakan tentang
kisah nyata Yukiko Ezaki sendiri dalam berjuang untuk melawan penyakitnya. ia tidak mudah menyerah tetapi ia selalu berusaha dan tak pernah berhenti berharap pada hari esok. Ia ingin terus hidup dan tidak menjadi beban bagi siapapun. Maka dengan
alasan tersebut penulis memilih Novel yang berjudul “Kitto Ashita Wa”sebagai bahasan dalam Kertas Karya.
Adapun tujuan penulis mengangkat novel “KITTO ASHITA WA” sebagai
judul kertas Karya ini adalah sebagai berikut:
Untuk memperkenalkan salah satu novel karya Yukiko Ezaki yang berjudul “KITTO ASHITA WA.”. untuk mengetahui Tema, Alur, Setting atau latar,
Karakteristik tokoh dalam Novel ini. Menjadi sumber pengetahuan dan wawasan, baik bagi pembaca maupun penulis.
Dalam Kertas Karya ini penulis hanya membahas mengenai tema, setting,
penokohan, dan alur cerita. Penulis tidak membahas Gaya bahasa yang ada dalam novel ini. Dengan kata lain pembuatan difokuskan secara intrinsik saja.
Dalam kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu metode mengumpulkan data atau informasi dengan membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas kemudian dideskripsikan ke
dalam setiap bab dalam kertas karya ini.
panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari
keterbatasan struktural dan metrika
Tema Novel ini menceritakan perjuangan Yukiko Ezaki disaat sakit, dan berkat dukungan kedua Orang tuannya ia dapat terus berjuang memulihkan
kesehatannya dan perjuangan itu dapat dibuktikannya dan hasilnya tidaklah sia-sia sehingga ia dapat membuat karya yaitu buku cerita anak
Alur cerita dari novel ini adalah Maju. Diawali dengan kehidupan Yukiko dari
kecil hingga dewasa. Cerita ini dimulai dengan menggambarkan peristiwa yang terjadi dimasa lalu kemudian menceritakan peristiwa yang terjadi sekarang dan
mencapai klimaksnya setelah itu penyelesaiannya.
Adapun Latar atau Setting dalam Novel ini terjadi di Jepang. Tepatnya di Shizuoka. Awalnya Yukiko tinggal di Shizuoka dan dirawat di rumah sakit Keio. Dan
saat Yukiko semakin parah akhirnya Yukiko di rawat di Rumah Sakit Pusat Perfektur Shizuoka. Ada juga bertempat di Tokyo.
Karakteristik tokoh atau penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas
tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Jadi penokohan dalam karya sastra menunjuk pada pelaku atau tokoh ceritannya. Karakteristik tokoh dalam Novel Kitto Ashita Wa berbeda-beda misalnya Tokoh utama dalam Novel ini adalah
Yukiko Ezaki, ia seorang wanita yang tabah dan tidak pantang menyerah dalam menghadapi penyakitnya Yukiko juga sangat Gigih dalam menjalani kehidupannya di
rumah sakit. Ia selalu berniat untuk bisa sembuh, ia pun berlatih berjalan, berolahraga dan membuat daftar yang harus ia kerjakan. Sedangkan kedua orang tuanya sangat baik dan sangat menyayangi Yukiko hal ini dapat dilihat saat Yukiko dirawat di rumah
menghormati kakaknya dan selalu menyemangati Yukiko saat di rumah sakit.
Sedangkan Kazuo Yamada dan Toshio adalah kedua teman Yukiko yang sangat baik hati, pengertian hal ini dapat dilihat pada waktu Yukiko di rawat dirumah sakit mereka selalu datang menjenguk dan membawa oleh-oleh pada Yukiko.
Kesimpulan dari Novel “ KITTO ASHITA WA ” ini adalah Novel ini berisikan tentang perjuangan, semangat, serta usaha seorang wanita dalam menghadapi penyakitnya. Dan ia dapat membuktikan kerja kerasnya itu tidaklah sia-sia. Cerita
dalam novel ini juga dapat menjadi motivasi dan motivator kepada setiap pembaca karena novel ini mengingatkan bahwa betapa berharganya hidup ini dan sesulit apapun hidup yang dijalani kita masih bisa berharap pada Tuhan dan Hari Esok Yang
Akan Tiba.
Saran yang dapat diambil dari Novel “KITTO ASHITA WA” adalah Penulis
mengharapkan agar pembaca memahami bahwa perjuangan membutuhkan pengorbanan, ketabahan, kesabaran dan semangat serta usaha, oleh karena itu kita harus menghargainya, Dalam menghadapi berbagai masalah dan penderitaan kita
harus bisa bertahan dan juga berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Diharapkan agar pembaca dapat jujur, sabar, terus semangat, sabar, percaya diri, tidak punya sifat iri dan yang tidak baik kepada siapapun. Walau kita berada dititik terendah kita harus
mampu bangkit kembali
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Alasan Pemilihan Judul
Penulis sangat tertarik untuk menganalisa novel “ KITTO ASHITA WA” dan menuangkan hasil analisanya dalam kertas karya ini. Melalui novel ini kita dapat
mengerti bahwa dalam setiap perjuangan memerlukan pengorbanan.
Novel “KITTO ASHIITA WA” karya Yukiko Ezaki ini menceritakan tentang
kisah nyata Yukiko Ezaki sendiri dalam berjuang untuk melawan penyakitnya. Dimana di dalam novel ini banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Misalnya perjuangan Yukiko Ezaki dalam menghadapi penyakitnya. Ia tidak mudah menyerah
tetapi ia selalu berusaha dan tak pernah berhenti berharap pada hari esok. Ia ingin terus hidup dan tidak menjadi beban bagi siapapun. Banyak hal-hal yang dapat ditiru dari tokoh utama dalam novlel ini. Maka dengan alasan tersebut penulis memilih
Novel yang berjudul “Kitto Ashita Wa”sebagai bahasan dalam Kertas Karya.
I.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis mengangkat novel “KITTO ASHITA WA” sebagai judul kertas Karya ini adalah sebagai berikut:
Untuk memperkenalkan salah satu novel karya Yukiko Ezaki yang berjudul “KITTO ASHITA WA.”untuk mengetahui Tema, Alur, Setting atau latar, Karakteristik tokoh dalam Novel ini.Menjadi sumber pengetahuan dan wawasan, baik bagi pembaca
I.3 Batasan Masalah
Dalam Kertas Karya ini penulis hanya membahas mengenai tema, setting, penokohan, dan alur cerita. Penulis tidak membahas Gaya bahasa yang ada dalam
novel ini. Dengan kata lain pembuatan difokuskan secara intrinsik saja.
I.4 Metode Penulisan
Dalam kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu metode mengumpulkan data atau informasi dengan membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas kemudian dideskripsikan ke
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG NOVEL
2.1. Defenisi Novel
Novel adalah sebuah karya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal
Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam lebih kompleks dan jumlah pemeran atau t
Sementara Nurgiantoro dalam Gunawan (2010:24) istilah novella atau novellle mengandung pengertian yang sama dengan istilah novelette yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjanganya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu
pendek.
Nurgiantoro dalam Gunawan (2010:24) membagi novel dalam 2 golongan, yaitu novel populer dan novel serius. Novel populer adalah novel yang populer pada
kehidupan. Sebab novel poopuler pada umumnya bersifat artificial, hanya bersifat
sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanya sekali lagi. Novel populer biasanya cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang lebih populer pada masa sesudahnya.
Novel serius adalah novel yang memberikan isi cerita yang serba berkemungkinan, jadi dituntut konsentrasi yang tinggi untuk dap[at memahami cerita yang dipaparkan didalamnya. Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang
ditampilkan dalam novel jenis ini disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal. Novel serius disamping memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca, atau
paling tidak mengajak untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan. Ini merupakan keunggulan dari
novel serius sehingga tetap bertahan sepanjang masa dan tetap menarik sepanjang masa.
Sementara Faruk dalam Gunawan (2010:24) mendefenisikan novel sebagai
cerita mengenai pencarian yang terdegredasi akan nilai-nilai yang orentik dalam dunia yang juga terdegredasi. Pencarian itu dilakukan oleh seorang hero yang problematik. Nilai-nilai otentik itu adalah totalitas yang secara tersirat muncul dalam novel,
nilai-nilai yang mengorganisasi sesuai dengan mode dunia sebagai totalitas. Dengan pengertian tersebut, nilai-nilai otentik tersebut hanya dapat dilihat dari kecendrungan terdegredasinya dunia dan problematiknya sang hero. Karena itu, nilai-nilai itu hanya
ada dalam kesadaran penulis/ pengarang novelis, dengan bentuk yang konseptual dan abstrak.
yang menyebabkan dunia dan hero menjedi sama-sama terdegredasi dalam
hubunganya dengan nilai-nilai yang otentik yang berupa totalitas diatas. Keterpecahan itu pula yang membuat sang hero menjadi problematik. Berdasarkan teori Lukacs, Goldman membagi novel menjadi 3 jenis:
1. Novel “Idealisme Abstrak”
Disebut demikian karena novel ini menampilkan 2 hal. Pertama dengan menampilkan tokoh yang masih ingin bersatu dengan dunia, novel itu
masih memperlihatkan idealisme. Kedua, walaupun memperlihatkan idealisme akan tetapi karena persepsi tokoh itu tentang dunia bersifat subjektif, didasarkan pada kesadaran yang sempit, idealismenya menjadi
abstrak.
2. Novel “Romantisisme Keputusasaan”
Novel jenis ini menampilkan kesadaran hero yang terlampau luas. Kesadaranya lebih luas daripada dunia sehingga menjadi berdiri sendiri
dan terpisah dari dunia. Itu sebabnya, sang hero cenderung pasif dan cerita berkembang menjadi analisis psikologis semata-mata.
3. Novel “Pendidikan”
Novel jenis ini memaparkan bahwa sang hero di satu pihak mempunyai interioritas, tetapi di lain pihak juga ingin bersatu dengan dunia. Karena
2.2 Unsur Intrinsik Novel
1. Tema
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu
penulisan dianjurkan harus memikirkan tema ap a yang akan dibuat. Dalam
sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya
menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
Menurut Stanton dalam Gunawan (2010:26-27) mengatakan bahwa tema
merupakan aspek cerita yang sejajar dengan 'makna' dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Ada yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami manusia seperti cinta, derita, rasa
takut, kedewasaan, keyakinan, pengkhianatan manusia terhadap diri sendiri, atau bahkan usia tua. Ada juga yang menghakimi tindakan karakter-karakter didalamnya dengan atribut 'baik' atau 'buruk' serta memusatkan perhatian pada persoalan moral
tanpa bermaksud memberi penilaian dan seolah-olah berkata “inilah hidup”.
Sementara menurut Fananie dalam Gunawan (2010:27) tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatar belakangi ciptaan karya sastra.
Karna sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra bisa sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan moral, etika,
menyiasati persoalan yang muncul.
2. Alur (Plot)
Alur merupakan rangkaian cerita Novel itu sendiri. Nurgintoro dalam Gunawan (2010:27) Alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu
hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain.
Alur atau plot merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun
sebagai interelasi fungsional yang menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, alur atau plot merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga merupakan kerangka utama cerita.
Aminuddin dalam Gunawan (2010: 28) pada umumnya alur pada cerita prosa fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:
1. Perkenalan, pada bagian ini pengarang menggambrkan situasi dan memeprenalkan tokoh-tokohnya.
2. Pertikaian, pada bagian ini pengarang mulai menampilkan pertikaian yang
dialami sang tokoh.
3. Perumitan, pada bagian ini pertikaian semakin menghebat. 4. Klimaks, pada bagian ini puncak perumitan mulai muncul.
5. Peleraian, disini persoalan demi persoalan mulai terpecahkan.
Menurut susunannya atau urutannya alur terbagi 2 jenis yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju adalah alur yang susunannya mulai dari peristiwa pertama,
peristiwa kedua, ketiga, keempat dan seterusnya smpai cerita itu berakhir. Sedangkan alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir kemudian
3. Latar (Setting)
Latar atau setting Adalah peristiwa dalam novel yang terjadi pada suatu waktu dan tempat tertentu. Dalam karya sastra, latar atau setting merupakan satu elemen
pembentuk cerita yang sangat penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya Fananie dalam Gunawan (2010:29) Latar atau Setting yang disebut sebagai landas tumpu menyeran pada pengetian tempat, hubungan
waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Nurgiantoro dalam Gunawan (2010:29) latar memberikan pijakan cerita secara kkonkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realitas kepada pembaca,
menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada dan terjadi.
4. Karakteristik Tokoh
Merupakan sifat dan karakter tokoh yang ada dalam cerita baik buruk maupun baik. Nurgiantoro dalam Gunawan (2010:29) mengatakan karakteristik tokoh atau
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Jadi penokohan dalam karya sastra menunjuk pada pelaku atau tokoh ceritannya. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan
penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas yang digunakan pengarang untuk
2.3 Ringkasan Cerita
Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, Yukiko Ezaki dikenal sebagai gadis
cilik yang sehat dan lincah. Lulus dari sebuah SMP di Shizuoka, ia melanjutkan ke SMA berasrama di Tokyo. Karena tak terbiasa menjalani kehidupan asrama Yukiko mengalami homesick berat. tetapi menginjak tahun kedua di SMA ia sudah mulai
terbiasa.
Dua bulan kemudian ia mengalami peristiwa yang aneh. Misalnya saat merajut syal keesokan harinya ia tidak bisa mengangkat tangannya. Lalu saat sarapan ia tidak
bisa menggunakan sumpit tapi keesokan harinya tanganya sudah kembali normal. Setelah kejadian itu rentetan kejadian aneh terjadi berturut-turut salah satu anggota tubuhnya mengalami gangguan tetapi keesokan harinya kondisi tubuh Yukiko
kembali normal. Saat menginjak tingkat dua di perguruan tinggi, ia pernah tidak bisa bicara secara normal dan tubuhnyapun tak bisa digerakkan serta saat berat tubuhnya
menurun secara drastis. Ia pun sangat khawatir dan akhirnya ia memeriksakan kesehatanya ke dokter.
Setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dokter mengatakan bahwa
tubuh Yukiko mengalami kegagalan sistem pergerakan otot yang mengakibatkan menurunnya kemampuan otot.
Saat masuk rumah sakit Ayah dan ibu Yukiko bergantian menjaganya selama
24 jam penuh. Suatu malam ayahnya berkata pada Yukiko “Nanti kalau Yukiko sembuh kita pergi ke Hawaii ya.” Jangankan ke Hawai bergerak saja ia tidak bisa, apalagi ia bernapas masih tergantung pada alat bantu pernapasan. Kondisi pernapasan
ia pun mudah terinfeksi penyakit. Sambil berbaring, ia menatap keluar jendela ia
melihat langit biru diantara gedung-gedung tinggi. “Hari ini aku masih hidup apakah aku masih hidup sampai matahari terbit esok?” batin Yukiko berkata sambil menatap langit senja yang kemerahan.
Yukiko sangat bersyukur karena Dokter dan Perawat sangat perhatian padanya. Banyak pengobatan yang dicoba untuk menyembuhkan Yukiko tapi semuanya hanyalah sia-sia.
Yukiko adalah anak tertua ia pernah merasa iri pada adik perempuanya Fumiko. Dan pada saat Fumiko lulus dari Universitas di Kyoto. Ayah dan Ibu Yukiko menyempatkan diri untuk beramah tamah dengan Dosen sesaat sebelum acara wisuda
Fumiko. Untuk menunjukkan penghargaan dan rasa terima kasih mereka. Ibunya berkata “Dosen-dosen Fumiko sangat perhatian pada mahasiswanya, mereka bilang
pada ibu , kami mendengar dari Fumiko kalau kakak perempuanya sedang sakit keras. Fumiko juga selalu bilang bahwa ia sangat mengagumi dan menghormati kakak perempuanya yang sangat tabah menghadapi penyakitnya. Mendadak kata-kata
ibunya tersebut melenyapkan semua perasaan irinya terhadap adiknya. Ia pun malu pada dirinya dan ia merasa sangat bersyukur dan merasa kangen pada Fumiko.
Sudah 6 tahun sistem otot-ototnya melemah dan ia cepat merasa lelah. Saat ia
dipindahkan ke kamar single ia merasa seperti tinggal di rumah. Ada berbagai perabot rumah tangga dikamarnya. Ibu memberikan baby book untuk Yukiko .
Saat berusia 31 tahun Yukiko keluar dari rumah sakit. Ia menyempatkan diri
berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada para dokter, kepala perawat dan staff yang ada. Keluar dari rumah sakit merupakan langkah baru tapi perjuangan
melawan penyakit belum usai.
kesempatan itu untuk menyediakan kado dan menulis surat untuk ayahnya. Ternyata
surat itu merupakan pembuka jalan baginya dikemudian hari. Mantan ayah Yukiko yang membaca surat itu pun akhirnya menyarankan Yukiko untuk membuat cerita anak-anak.
Hampir 4 tahun setengah Yukiko belajar menulis. Akhirnya karya tulis Yukiko pun selesai. Karya pertamanya berjudul Koneko Muu No Okurimono. Pada saat berumur 37 tahun ia mendapat penghargaan sebagai penulis baru yang berbakat.
Dipenghujung Oktober 1987 karya kedua Yukikopun selesai judulnya Echan To Koneko Muu . dan pada bulan November ditahun yang sama karya ketiganya Koneko Muu To Echan no Tomodachi pun terbit.
Sejak awal sakit sampai ia bisa menyelesaikan karyanya Yukiko sangat bersyukur dan ia pun berhasil melalui penyakitnya dan masih bisa berkarya. Berkat dukungan
orang tuanya serta adik-adiknya juga temanya selama 20 tahun Yukiko bisa berjuang melawan penyakitnya.
Akhirnya Yukiko menjadi seorang penulis dan buku cerita miliknya banyak
BAB III
ANALISA CERITA
3.1 Tema
Novel “KITTO ASHITA WA” menceritakan tentang perjuangan dan ketabahan seorang wanita dalam melawan penyakitnya. Novel ini menceritakan perjuangan Yukiko Ezaki disaat sakit, dan berkat dukungan kedua Orang tuannya ia dapat terus
berjuang memulihkan kesehatannya dan perjuangan itu dapat dibuktikannya dan hasilnya tidaklah sia-sia sehingga ia dapat membuat karya yaitu buku cerita anak. Ia dapat membuktikan separah apapun penyakit yang dialaminya ia bisa melalui semua
cobaan dan rintangan dengan kesabaran dan juga keyakinannya agar bisa sembuh.
3.2 Alur
Alur cerita dari novel ini adalah Maju. Diawali dengan kehidupan Yukiko dari kecil hingga dewasa. Cerita ini dimulai dengan menggambarkan peristiwa yang
terjadi dimasa lalu kemudian menceritakan peristiwa yang terjadi sekarang dan mencapai klimaksnya setelah itu penyelesaiannya.
3.3 Karakteristik tokoh 1. Yukiko Ezaki
Yukiko Ezaki adalah tokoh utama dalam Novel ini. Ia adalah seorang
wanita yang emosional karena saat ia putus asa karena operasi yang ia jalani tidak membuahkan hasil ia merasa marah dan memecahkan cermin
Yukiko pun menyesali perbuatanya dan segera meminta maap kepada
ibunya, Yukiko juga sangat Gigih dalam menjalani kehidupannya di rumah sakit. Ia selalu berniat untuk bisa sembuh, ia pun berlatih berjalan, berolahraga dan membuat daftar yang harus ia kerjakan. Ia juga sangat
menyayangi adik-adiknya karena ia selalu membela adik-adiknya kalau adiknya dimarahi oleh kedua orang tuanya.
2. Chimato Ezaki
Chimato Ezaki adalah seorang Ayah yang sangat penyayang, baik, serius dalam menjalani pekerjaan, bijaksana dalam mengambil keputusan dan
sangat dihormati oleh anak dan istrinya. Chimato Ezaki sangat menyayangi Yukiko, sangat pengertian pada Yukiko, dan seoarang ayah
yang tegar menerima kenyataan bahwa putrinya menderita penyakit yang sangat tergolong parah. Selama bertahun-tahun Chimato Ezaki selalu memberi dukungan dan motivasi pada Yukiko anaknya tapi tetap bersikap
adil kepada anak-anaknya yang lain. 3. Ibu Yukiko
Ibu Yukiko adalah seorang ibu yang baik hati ia selalu menjaga Yukiko
siang dan malam tanpa merasa lelah dan tak pernah mengeluh walau Yukiko di rawat di rumah sakit selama bertahun-tahun, pengertian, sangat penyabar, ibunya juga selalu memberi dukungan dan motivasi kepada
4. Ichiro
Ichiro adalah adik kedua Yukiko, Ichiro adalah adik yang baik karena selalu berusaha melindungi Yukiko. Ichiro juga pintar karena bisa masuk
ke sekolah yang bagus. Ichiro juga pengertian, pendiam tapi bermental kuat. Ichiro adalah teman bermain Yukiko sejak kecil .
5. Fumiko
Fumiko adalah adik ketiga Yukiko Ezaki. Fumiko adalah adik yang sangat baik hati, sangat menghormati dan mengagumi kakaknya yang sangat
tabah dalam menghadapi penyakitnya. Fumiko juga adik yang selalu bersikap lapang dada, Fumiko juga seorang yang jujur hal ini dapat dilihat
dari pengakuan Fumiko kepada dosennya. Ia menceritakan semua tentang kakak perempuanya yang sedang sakit kepada dosennya.
6. Susumu
Adalah adik bungsu Yukiko, Susumu memiliki sifat yang periang, aktif dan agak sedikit nakal. Hal ini nampak saat Yukiko dan keluargannya
berwisata ke Nara dia berguling-guling dari puncak Gunung Wakakusa dengan berani padahal ibunya sudah pucat melihat anaknya itu. Walau ia nakal tapi Yukiko selalu membela Susumu bila dimarahi oleh kedua
orangtuanya.
7. Kazuo Yamada
karenanya Ia memilki Prestasi yang bagus hal ini dapat dilihat saat ia
mendapatkan kesempatan dari bank tempatnya bekerja untuk mengambil program S-2 di Amerika. Ia juga sangat dekat dengan teman sesama murid laki-laki tapi jarang mengobrol dengan teman perempuan, Jika tidak ada
sesuatu yang penting ia tidak akan berbicara. Kazuo juga sangat perhatian pada Yukiko dan Kazuo juga selalu memberi dukungan dan semangat pada Yukiko. Ia selalu menyempatkan diri untuk menjenguk dan mengirimi
surat pada Yukiko.
8. Toshio
Adalah teman Yukiko sejak SMP. Toshio juga teman dekat Kazuo, Toshio sangat baik, pendiam suka mendukung dan menjadi motivasi buat Yukiko.
Saat di rumah sakit Toshio sering menjenguk Yukiko dan mendengarkan curahan hati Yukiko. Ia juga mau membawakan oleh-oleh pada Yukiko dan Yukikopun merasa senang. Bagi Yukiko Toshio adalah teman yang baik
dan bisa dipercaya.
3.4 Setting
Adapun kejadian dari Novel ini terjadi di Jepang. Tepatnya di Shizuoka. Awalnya Yukiko tinggal di Shizuoka dan dirawat di rumah sakit Keio. Dan saat Yukiko semakin parah akhirnya Yukiko di rawat di Rumah Sakit Pusat Perfektur
Shizuoka. Ada juga bertempat di Tokyo saat ayah Yukiko mengadakan acara Syukuran karena telah membuka cabang toko buku baru. konflik dalam cerita ini juga
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah menganalisa isi cerita dari Novel “KITTO ASHITA WA” penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang terkandung dalam cerita ini antara lain:
1. Novel ini berisikan tentang ketabahan, keiklasan dan perjuangan seorang wanita dalam menghadapi penyakitnya.
2. karakteristik Tokoh dalam Novel “KITTO ASHITA WA” berbeda-beda,
misalnya tokoh utama dalam novel ini adalah Yukiko Ezaki ia adalah seorang wanita yang tabah dan tidak pantang menyerah dalam menghadapi penyakitnya. Ia selalu berusaha dan ikhlas menghadapi penyakitnya,
sedangkan ayah dan ibunya sangat menyayanginya karena itulah Yukiko semakin bersemangat untuk bisa sembuh.
3. Cerita ini dapat menjadi motivasi dan motivator kepada setiap pembaca karena dalam cerita tersebut banyak hal yang dapat menjadi bahan pelajaran dan dapat menjadi inspirasi bagi pembaca untuk dapat terus
berjuang dan terus hidup, dengan berusaha dan terus berdoa kepada Tuhan. 4. Banyak hal yang tak terduga yang terjadi dalam hidup ini kita tak akan
pernah tahu apa yang akan terjadi. Tapi kita masih bisa berharap pada Hari
Esok Yang Akan Tiba.
5. Novel ini mengingatkan bahwa betapa berharganya hidup ini. Dan Setiap
4.2 Saran
1. Penulis mengharapkan agar pembaca memahami bahwa perjuangan
membutuhkan pengorbanan, ketabahan, kesabaran dan semangat serta usaha, oleh karena itu kita harus menghargainya.
2. Dalam menghadapi berbagai masalah dan penderitaan kita harus bisa
bertahan dan juga berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
3. Jangan pernah berhenti berharap pada hari esok yang belum kita tahu apa yang akan terjadi.
4. Diharapkan agar pembaca dapat jujur, sabar, terus semangat, sabar, percaya diri, tidak punya sifat iri dan yang tidak baik kepada siapapun.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan. 2010. Analisa Penokohan Utama Dalam Cerita Novel “Hiduplah Anakku Ibu Mendampingimu” Karya Michiyo
Inou (Skripsi) Medan: Departemen Sastra Jepang
Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia Untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga
Taniguchi Goro. 1982. Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Taniguchi Goro. 1999. Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang.
Surabaya: Kashiko.
Yukiko Ezaki. 1989. “Kitto Ashita Wa”, Jakarta: PT. Elek Media
Komputindo Kompas Gramedia Building