• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Hand Body Lotion Vaseline For Men Di Kelurahan Gaharu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Hand Body Lotion Vaseline For Men Di Kelurahan Gaharu"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK HAND BODY LOTION

VASELINE FOR MEN DI KELURAHAN GAHARU

OLEH

MUHAMMAD FAUZI 070502033

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk (X1), nilai emosional (X2) dan kesesuaian harga (X3) terhadap keputusan pembelian (Y)

hand body lotion Vaseline for men Di Kelurahan Gaharu.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang di dasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Di Kelurahan Gaharu tahun 2010. metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan

metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh kualitas produk, nilai emosional dan kesesuaian harga terhadap keputusan pembelian Hand Body Lotion Vaseline for Men Di Kelurahan Gaharu.

Berdasarkan uji F diperoleh nilai sebesar 80.585 lebih besar dari F tabel yakni 2.70, artinya variabel bebas (kualitas produk, nilai emosional dan Kesesuaian Harga) secara bersama-sama memiliki pengarh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh nilai sebesar 0.851, artinya bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara Kualitas Produk, Nilai Emosional dan Kesesuaian Harga terhadap pembelian Hand Body Lotion Vaseline for Men merupakan hubungan yang tinggi. Adjusted R Square (R2) sebesar 0.715 atau 71,5%. Artinya 71.5% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh kualitas produk, nilai emosional dan kesesuaian harga. Sedangkan sisanya 28.5% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Kata kunci: kualitas produk, nilai emosional, kesesuaian harga dan keputusan

(3)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of product quality (X1), emotional value (X2) and the suitability of the price (X3) to the purchasing decision (Y), hand body lotion Vaseline for men on Eaglewood Village.

This research is a kind of explanatory research, which can be assessed according to its level of research that is based on the goals and objects. The population in this study is the Community in Eaglewood Village in 2010. data collection method in this study were questionnaire, interview and documentation. Data processed by using SPSS 17.0 for windows .. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative method that is with multiple linear regression analysis used to measure the effect of product quality, emotional value and suitability of the purchase price against the decision of Hand Body Lotion Vaseline for Men At Eaglewood Village.

Based on F test values obtained by 80 585 greater than the F table that is 2.70, meaning that the independent variables (product quality, emotional value and Compliance Rates) together have pengarh a positive and significant influence on the dependent variable (purchase decisions). Through testing the correlation coefficient (R) obtained a value of 0851, meaning that the level of correlation or relationship between Product Quality, Value and Emotional Conformity to the purchase price of Hand Body Lotion Vaseline for Men is a high relationship. Adjusted R Square (R 2) of 0715 or 71.5%. That is 71.5% variable purchase decision can be explained by the quality of products, emotional value and suitability price. The remaining 28.5% can be explained by other variables not examined by this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji sukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1

(S-1) Ekonomi Manajemen.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada orang

tua penulis, Ayahanda Jasman dan Ibunda Suviah, yang selalu memberikan kasih

sayang, doa, nasehat, serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam setiap

langkah hidup penulis, yang merupakan anugrah terbesar dalam hidup. Penulis

berharap dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Selaku Ketua Departemen Manajemen

Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si Selaku

Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistiyarini, SE, Msi Selaku Ketua Program Studi

(5)

4. Ibu Magdalena Linda Leonita S, SE, Msi Selaku Dosen Wali yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa

perkuliahan.

5. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam

menyusun skripsi ini.

6. Ibu Dra. Yulinda, Msi selaku Penguji I yang telah meluangkan waktunya

dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, Msi selaku penguji II yang telah meluangkan

waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi

ini.

8. Untuk Abang saya Sudirman Terima kasih atas dukungan dan do’a yang di

berikan sehingga penulis dapat terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk sahabat-sahabat saya, Maya, Agus, Imla, Sri, Yoe, Nony , Rio,

Hasan, Frendy, Donal, Irwansyah, Rizky, Yuda, Rudi, Khania, Virginia,

Lani, Umi, Nita, Iis. Terima kasih atas bantuan, do’a serta dukungannya

selama ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita

semua seta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia

membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, Juni 2011 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Uraian Teoretis ... 7

2.1.1. Pengertian Pasar ... 7

2.1.2. Uraian Teoretis ... 12

2.1.3. Perilaku Konsumen ... 15

2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 17

2.2. Penelitian Terdahulu ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 24

2.4. Hipotesis ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Jenis Penelitian ... 27

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3. Batasan Operasional Variabel ... 27

3.4. Defenisi Operasional Variabel ... 28

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.6. Populasi dan Sampel ... 30

3.7. Jenis dan Sumber Data ... 32

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 32

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.9.1. Uji Validitas... 32

3.9.2. Uji Reliabilitas ... 33

3.10. Teknis Analisis Data ... 33

3.10.1. Analisis Deskriptif ... 33

3.10.2. Uji asumsi klasik ... 34

3.10.3. analisis Linier Berganda ... 35

3.10.4. Uji Hipotesis ... 36

(7)

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 39

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Yamaha ... 39

4.1.2. Profil PT. Unilever Tbk ... 45

4.1.3. Visi dan Misi PT. Unilever Tbk ... 47

4.2. Hasil Penelitian ... 47

4.2.1. Uji Validitas dan Reabilitas ... 47

4.2.2. Analisis Data ... 51

4.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 59

4.2.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 66

4.2.5. Uji Hipotesis ... 68

4.2.6. Pengujian Koefisien Determinasi (R²) ... 73

4.3. Pembahasan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 :Operasionalisasi variable ... 29

Tabel 3.2 :Instrumen Skala Likert ... 30

Tabel 4.1 : Uji Validitas ... 49

Tabel 4.2 : Uji Reabilitas ... 50

Tabel 4.3 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur... 51

Tabel 4.4 : Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Alamat... 52

Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Kualitas Produk ... 53

Tabel 4.6 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap variabel Nilai Emsional .... 55

Tabel 4.7 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kesesuaian Harga ... 56

Tabel 4.8 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan pembelian ... 57

Tabel 4.9 : One Sample Kolmogrov Smirnov Test ... 61

Tabel 4.10 : Hasil Uji Glejser ... 64

Tabel 4.11 : Uji Nilai Tolerancel dan VIF ... 65

Tabel 4.12 : Analisis Regresi Linier Berganda ... 66

Tabel 4.13 : Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 69

Tabel 4.14 : Hasil Uji signifikan Parsial (Uji-t) ... 71

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Proses Persepsi ... 8

Gambar 2.2 : Tahap Perilaku Konsumen Eceran ... 12

Gambar 2.3 : Proses Pengambilan Keputusan ... 17

Gambar 2.4 : Kerangka Konseptual ... 26

Gambar 4.1 : Grafik Histogram ... 60

Gambar 4.2 : Scatterplot Uji Normalitas ... 60

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk (X1), nilai emosional (X2) dan kesesuaian harga (X3) terhadap keputusan pembelian (Y)

hand body lotion Vaseline for men Di Kelurahan Gaharu.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang di dasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Di Kelurahan Gaharu tahun 2010. metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan

metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh kualitas produk, nilai emosional dan kesesuaian harga terhadap keputusan pembelian Hand Body Lotion Vaseline for Men Di Kelurahan Gaharu.

Berdasarkan uji F diperoleh nilai sebesar 80.585 lebih besar dari F tabel yakni 2.70, artinya variabel bebas (kualitas produk, nilai emosional dan Kesesuaian Harga) secara bersama-sama memiliki pengarh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh nilai sebesar 0.851, artinya bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara Kualitas Produk, Nilai Emosional dan Kesesuaian Harga terhadap pembelian Hand Body Lotion Vaseline for Men merupakan hubungan yang tinggi. Adjusted R Square (R2) sebesar 0.715 atau 71,5%. Artinya 71.5% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh kualitas produk, nilai emosional dan kesesuaian harga. Sedangkan sisanya 28.5% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Kata kunci: kualitas produk, nilai emosional, kesesuaian harga dan keputusan

(11)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of product quality (X1), emotional value (X2) and the suitability of the price (X3) to the purchasing decision (Y), hand body lotion Vaseline for men on Eaglewood Village.

This research is a kind of explanatory research, which can be assessed according to its level of research that is based on the goals and objects. The population in this study is the Community in Eaglewood Village in 2010. data collection method in this study were questionnaire, interview and documentation. Data processed by using SPSS 17.0 for windows .. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative method that is with multiple linear regression analysis used to measure the effect of product quality, emotional value and suitability of the purchase price against the decision of Hand Body Lotion Vaseline for Men At Eaglewood Village.

Based on F test values obtained by 80 585 greater than the F table that is 2.70, meaning that the independent variables (product quality, emotional value and Compliance Rates) together have pengarh a positive and significant influence on the dependent variable (purchase decisions). Through testing the correlation coefficient (R) obtained a value of 0851, meaning that the level of correlation or relationship between Product Quality, Value and Emotional Conformity to the purchase price of Hand Body Lotion Vaseline for Men is a high relationship. Adjusted R Square (R 2) of 0715 or 71.5%. That is 71.5% variable purchase decision can be explained by the quality of products, emotional value and suitability price. The remaining 28.5% can be explained by other variables not examined by this study.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

produk dan merek. Setiap perusahaan saling bekompetisi untuk merebut hati

konsumen agar konsumen membuat keputusan pembelian terhadap produk yang

ditawarkan,Perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang

mempunyai nilai tambah (added value) dan keunggulan bersaing.

Menurut The American Marketing Association (dalam setiadi 2003:3),

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

menyusuli tindakan merupakan perilaku konsumen. Perilaku konsumen bersifat

dinamis antara afeksi dan kognisi perilaku, dan lingkungannya dimana manusia

melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka, sehingga perilaku konsumen

tersebut sangat mempengaruhi berbagai criteria dalam melakukan keputusan

pembelian dan memakai produk tersebut.

Konsumen akan menetapkan berbagai kriteria dalam melakukan keputusan

pembelian dan memakai produk tersebut. Berbagai hal yang dapat mempengaruhi

keputusan konsumen untuk melakukan atau tidak melakukan keputusan

pembelian terhadap suatu produk dan merek antara lain pendapatan, pendidikan,

pengaruh lingkungan, cara memandang suatu produk (persepsi) dan sebagainya.

Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan

(13)

adalah bahwa persepsi secara substansial bisa sangat berbeda dengan realitas.

Setiadi (2003: 160) Persepsi merupakan salah satu pembentuk sikap konsumen

terhadap suatu objek (produk dan merek). Bahkan sering terjadi, bahwa persepsi

konsumen terhadap obyek tersebut menjadi faktor yang menentukan preferensi

dan keputusan konsumen.

Persepsi yang dimiliki konsumen biasanya mempunyai dampak dan

implikasi strategis bagi perusahaan pemasar, karena konsumen membuat

keputusan-keputusan berdasarkan pada persepsi konsumen bukan berdasarkan

kenyataan atau realita yang ada secara obyektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa

persaingan yang terjadi antar perusahaan bukan lagi persaingan antar produk

secara langsung tetapi persaingan persepsi di dalam pikiran konsumen. Walaupun

demikian keputusan pembelian konsumen tetap dapat dilihat melalui berbagai

atribut yang dipertimbangkan dan dievaluasi konsumen antara lain yaitu

perspektif kognitif dan perspektif afektif mereka.

Perspektif kognitif mencakup pemilihan merek atau produk berdasarkan

manfaat dan utilitas fungsional yang mencakup reliabilitas, daya tahan, kinerja,

kualitas dan fitur. Sedangkan perspektif afektif mencakup aspek-aspek

eksperiensial atau pengalaman dari konsumsi yaitu nilai emosional yang diperoleh

dari mengkonsumsi produk. Persepsi konsumen terhadap produk dan merek

terbentuk dari stimuli yang diciptakan pemasar maupun yang berasal dari

lingkungan sosial konsumen. Hal ini menyebabkan pemasar perlu mengetahui

(14)

Membangun dan mempertahankan persepsi yang baik di mata konsumen

dapat dibedakan melalui jalur merek dan pemahaman yang baik terhadap perilaku

konsumen. Semakin kuat merek suatu produk dimata konsumen, maka semakin

kuat daya tariknya untuk menggiring konsumen mengonsumsi produk tersebut

yang pada akhirnya membawa perusahaan mendapatkan keuntungan dari waktu

ke waktu. Pemahaman ini akan memungkinkan pemasar dapat menyusun dan

mengembangkan strategi untuk mempengaruhi, merubah dan menciptakan

persepsi yang baik mengenai perusahaan tersebut yang akan berimplikasi dalam

mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap produk

dan merek perusahaan. Persepsi atau pandangan setiap konsumen atas suatu hal

sangat berbeda-beda, tetapi persepsi konsumen tersebut akan sama ketika dilihat

berdasarkan kualitas produk, nilai emosional, dan kesesuaian harga.

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:283), arti dari kualitas produk adalah

“the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall

durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan

fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,

kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

Menurut Barlow dan Maul (2000:17), nilai emosional adalah nilai

ekonomi atau bernilai moneter perasaan ketika palanggan pengalaman positif

produk organisasi atau jasa. Menurut Kotler dan Phlip (2002:518), kesesuaian

(15)

dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang

atau jasa berikut pelayanannya.

Vaseline For Men adalah salah satu produk unggulan dari PT. Unilever.

Produk ini bermanfaat untuk menjaga dan merawat kesehatan kulit pria. Vaseline

for men merupakan hand body lotion yang pertama khusus untuk pria, sehingga

hand body ini sangat di minati oleh kaum pria, karena satu-satunya hand body

lotion khusus pria yang ada, Vaseline for men juga memiliki kandungan micro-whitening agents, faktor vitamin B3 dan dual sunscreen-nya membantu

memelihara dan merawat kesehatan kulit khusus untuk kulit pria, karena kulit pria

lebih tebal dua kali lipat di bandingkan dengan kulit wanita, sehingga hand body

lotion Vaseline for men ini sangat cocok di gunakan untuk kulit pria. Berdasarkan

riset yang dilakukan Vaseline bersama lembaga penelitian di Indonesia mengenai

penyebaran produk perawatan khusus pria, terungkap bahwa setiap bulannya 1

juta pria di indonesia mengakui membeli serta menggunakan produk perawatan

kulit. Artinya, hal ini menandakan adanya pergeseran pandangan mengenai

perawatan kulit pria. produk perawatan pria pada segmen pembersih dan

perawatan kulit di Indonesia mengalami pertumbuhan luar biasa. Penjualan

produk perawatan pria tumbuh sekira 46,5 persen sedangkan pembersih tumbuh

sekira 32,9 persen di tah

Kelurahan Gaharu merupakan bagian dari kecamatan medan timur.

Kelurahan gaharu juga termasuk inti kota dari kota medan, sehingga banyak

masyarakat disana yang mengutamakan penampilan dan mementingkan gaya atau

(16)

body lotion karena setelah menggunakan hand body lotion tersebut mereka

memiliki percaya diri, sehingga banyak pria di sana yang mementingkan

gaya(style) dan yang menggunakan hand body lotion.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Persepsi

Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Hand Body Lotion Vaseline For Men Di Kelurahan Gaharu”

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang yang dikemukakan, maka

masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah persepsi konsumen (kualitas produk, nilai emosional, dan

kesesuaian harga) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan Pembelian produk Hand Body Lotion Vaseline For Men Di Kelurahan Gaharu”?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh persepsi konsumen (kualitas produk, nilai emosional dan

(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

a. Bagi perusahaan

Sebagai freferensi dan informasi bagi perusahaan tentang persepsi konsumen

dan strategi pemasaran untuk meningkatkan volume penjualannya.

b. Bagi penulis

Merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu secara teori dan

praktek dan khususnya dalam perilaku konsumen.

c. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti yang lain dalam

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Persepsi Konsumen 1. Pengertian Persepsi

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:146)“Perception is process by

which an individuals selects, organizers, and interprets stimuli into the a meaningfull and coherent picture of the world”. Kurang lebihnya bahwa persepsi

merupakan suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih,

mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang

diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.

Sedangkan Kotler dan Amstrong (2008:174) mengemukakan bahwa dalam

keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda-

beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses perceptual (berhubungan dengan

ransangan sensorik) yaitu atensi selektif, distorsi selektif dan retensi selektif.

Mowen (Sumarwan, 2003: 70) menyebutkan tahap pemaparan, perhatian

dan pemahaman sebagai persepsi dan persepsi ini bersama dengan memori akan

mempengaruhi pengolahan informasi. Persepsi setiap orang terhadap suatu obyek

akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat yang subyektif.

Persepsi yang dibentuk seseorang terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh

(19)

2. Proses Persepsi

Proses pembentukan persepsi dapat dilihat sebagai berikut

Sumber : Nugroho J Setiadi (2003:161)

Gambar 2.1 Proses Persepsi

a. Seleksi persepsi

Seleksi persepsi terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus

berdasarkan psychological set (berbagai informasi yang ada didalam memorinya)

yang dimiliki oleh konsumen tersebut. sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih

dahulu stimulus harus mendapatkan perhatian dari konsumen. tidak semua

stimulus yang dipaparkan dan diterima konsumen akan memperoleh perhatian

konsumen dikarenakan konsumen memiliki keterbatasan sumberdaya pemikiran

untuk mengolah semua informasi yang diperolehnya. Oleh karena itu konsumen

melakukan seleksi terhadap setiap informasi dan stimulus yang diterimanya. Dua

proses yang sebenarnya terjadi dalam seleksi perceptual ini adalah perhatian

(attention) dan seleksi itu sendiri. STIMULUS

Penglihatan Suara Bau Rasa

Seleksi Peng

organisasian Persepsi Indra

Penerima

(20)

perhatian yang dilakukan konsumen dapat terjadi secara disengaja

(voluntary attention) yaitu ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang

mempunyai relevansi baginya. Faktor pribadi merupakan faktor pendorong dari

perhatian ini dan berada diluar control pemasar. Konsumen secara sengaja akan

memberikan perhatian kepada stimulus yang akan membernya solusi yang

dibutuhkannya. Faktor lain adalah harapan konsumen yang dipengaruhi oleh

pengalaman masa lalunya terhadap produk. Seleksi perceptual terjadi ketika

konsumen melakukan voluntary attention, dimana konsumen memiliki

keterlibatan yang tinggi terhadap suatu produk dan secara aktif mencari informasi

mengenai produk tersebut dari berbagai sumber.

Perhatian yang tidak disengaja (involuntary attention) terjadi ketika

kepada konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan atau sesuatu hal

yang tidak diperkirakan sebelumnya yang tidak ada relevansinya dengan tujuan

dan kepentingan konsumen. Faktor ini dapat dikontrol dan dimanipulasi oleh

pemasar dengan tujuan utama untuk menarik perhatian konsumen.

b. Pengorganisasian Persepsi

Pengorganisasian persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan

informasi dari berbagai sumber kedalam pengertian yang menyeluruh untuk

memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Pengorganisasian ini

akan memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yang

(21)

c. Interprestasi Persepsi

Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interprestasi atas stimulus

yang diterima konsumen. Setiap stimulus yang diterima oleh konsumen baik

disadari ataupun tidak disadari akan diinterrprestasikan oleh komsumen.

Interprestasi tersebut didasarkan pada pengalaman penggunaan suatu produk pada

masa lalu dan pengalaman itu tersimpan dalam memori jangka panjang. Pada

proses ini konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori jangka

panjangnya (long term memory) yang akan membantu konsumen melakukan

evaluasi atas berbagai stimulus. Tahaap inilah yang disebut persepsi konsumen

terhadap obyek atau citra produk (product images) sebagai output dari penerimaan

konsumen terhadap stimulus. Persepsi konsumen bisa berupa persepsiproduk,

persepsi merek, persepsi pelayanan, persepsi harga, persepsi kualitas produk

ataupun persepsi terhadap produsen

3. Implikasi Persepsi Terhadap Pemasaran

Konsumen cenderung untuk membentuk persepsi terhadap merek, toko

dan perusahaan didasarkan pada inferensi atau kesimpulan yang mereka peroleh

dari stimulus pemasaran dan lingkungan. Citra adalah total persepsi terhadap

suatu obyek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber

setiap waktu. Sasaran penting dari strategi pemasaran adalah untuk mempengaruhi

persepsi konsumen terhadap merek, toko dan perusahaan.

a. Citra Merek

Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap

(22)

tersebut. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap berupa keyakinan dan

preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra positif terhadap suatu

merek lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

Perusahaan perlu memperhatikan bagaiman amempertahankan dan

meningkatkan citra merek yang sudah positif. Cara yang paling tepat untuk

mempengaruhi konsumen adalah dengan melakukan positioning produk dengan

menonjolkan keunggulan merek dan produk sesuai dengan konsep produk dan

target pasar .

b. Citra Toko

Konsumen mengembangkan citra toko bedasarkan iklan, kelengkapan

produk yang merupakan pengalaman berbelanja dan pendapat dari orang lain.

Citra toko yang ada dibenak konsumen akan mempengaruhi citra merek secara

langsung, sehingga penetapan produk pada rantai pengecer (ritel) merupakan

salah satu sarana untuk pembentukan citra.

c. Citra Perusahan

Selain pengembangan persepsi terhadap merek dan toko, konsumen juga

memperhatikan berbagai informasi mengenai perusahaan seperti bagaimana

pengalaman perusahaan dalam produksi produknya atau bagaimana posisi

perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain. Konsumen mempunyai

pengalaman yang baik dengan produk yang dihasilkan perusahaan akan

membantu persepsi yang baik terhadap perusahaan. Melalui citra positif

konsumen ini, perusahaan akan dapat mengembangkan berbagai level produk

(23)

2.1.2. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah upaya perusahaan dapat menyampaikan apa

yang mereka tawarkan kepada konsumen dan konsumen dapat menerimanya

dengan baik. Ada beberapa elemen komunikasi pemasaran yaitu periklanan,

penjualan tatap muka (personal selling), kehumasan (public relation) dan

pemasaran langsung. Namun dalam konteks pemasaran eceran (retail), bauran

pemasaran ini tetap tidak dapat terpisah dengan kondisi-kondisi perusahaan

eceran. artinya semua elemen digunakan dengan porsi masing-masing sesuai

dengan tujuan masing-masing namun tetap sebagai satu kesatuan. Secara umum

tujuan komunikasi pemasaran adalah berusaha memberikan pengaruh dalam

pengambilan keputusan pembelian konsumen.

menunjukkan beberapa tahap yang sering terjadi pada konsumen perusahaan

eceran sebagai berikut:

Sumber: Amir (2005:86)

Gambar 2.2: Tahap Perilaku Konsumen Eceran.

Setiap tahapan dalam proses membutuhkan alat komunikasi yang berbeda

agar sesuai denagan sasaran perusahaan. Tujuan perusahaan melakukan

komunikasi pemasaran adalah.

Kunjungan Ulang Kunjungan

toko Sikap

Menyenang i

Kesadaran dan

(24)

1. Untuk Positioning

Kesan umum atau persepsi harus diciptakan perusahaan dibenak

pelanggan dan orang banyak sehingga perusahaan terlihat berbeda atau memiliki

diferensiasi dengan perusahaan lain. Tujuan ini bersifat jangka panjang dan

biasanya dikaitkan dengan produk, harta ataupun gaya hidup.

a. Persepsi kualitas (perceived quality), merupakan persepsi konsumen terhadap

keseluruhan kualitas dan keunggulan produk atau merek. Persepsi kualitas

merupakan persepsi konsumen secara individual dan tidak dapat ditentukan

secara obyektif karena melibatkan apa yang penting bagi masing-masing

konsumen yang berbeda terhadap suatu merek. Persepsi kualitas mempunyai

peranan penting dalam membangun suatu merek, karena dapat menjadi alasan

penting yang diperbandingkan konsumen yang pada gilirannya mempengaruhi

konsumen memutuskan merek yang dibeli. Sedemikian pentingnya persepsi

kualitas bagi suatu merek sehingga upaya untuk membangun persepsi kualitas

yang kuat perlu memperoleh perhatian serius karena peningkatan persepsi

kualitas yang diinginkan harus diikuti dengan peningkatan kualitas nyata

produk perusahaan.

b. Nilai emosional (emotional value), menurut Forgas (Tjiptono, 2000:125) dalam

batas tertentu emosi mempengaruhi pikiran manusia dan mempengaruhi

mereka dalam menangani informasi. Demikian juga halnya dengan perilaku

konsumen terutama dalam keputusan pembelian. Konsumen membeli dan

mengonsumsi produk bukan sekedar karena nilai fungsionalnya tetapi juga

(25)

penciptaan nilai diri, kepuasan dan lain-lain yang berkaitan dengan emosi.

Emosi memainkan peranan yang penting dalam proses pengambilan keputusan

mulai dari identifikasi masalh sampai pada perilaku paska pembelian karena

suatu produk tidak saja memiliki nilai tangible tetapi juga nilai intangible bagi

konsumen. Pemahaman mengenai sisi emosional konsumen dapat memberikan

manfaat bagi pemasar untuk memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai

perilaku konsumen.

c. Harga (price), merupakan atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan

oleh konsumen untuk mengevaluasi dan menilai suatu produk. Untuk kalangan

berpendapatan rendah maka harga adalah faktor paling utama yang

dipertimbangkan dalam memilih produk. Sebaliknya ada konsumen yang

menjadikan harga bukan sebagai faktor utama dalam melakukan pembelian.

Secara bersamaan, faktor-faktor ini akan menentukan nilai persepsi konsumen

yang akan mereka hubungkan yaitu antara kualitas produk dan harga yang akan

dibayarkan. Faktor kesesuaian antara harga dan kualitas produk dapat menjadi

pertimbangan bagi konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk.

Konsuen melakukan pembelian dengan mempertimbangkan kualitas karena

konsumen memandang adanya kesesuaian harga bila mereka menilai produk

yang ditawarkan berdasarkan kualitas yang tinggi dan baik. Sedangkan untuk

nilai unik, konsumen memandang adanya kesesuaian harga bila mereka

menilai produk memberikan manfaat yang unik dan tidak ada produk

(26)

2. Untuk peningkatan penjualan.

Merupakan tujuan perusahaan yang sifatnya adalah untuk jangka pendek

yaitu untuk mendapatkan laba.

2.1.3 Perilaku Konsumen

1. Pengertian perilaku konsumen

Istilah perilaku erat hubungannya dengan obyek yang studinya diarahkan

pada permasalahan manusia. Dalam pemasaran perilaku konsumen terus menerus

dikembangkan oleh para pemasaran. Hal ini sangat penting mengingat bahwa

setiap perusahaan harus dapat mengenal dan memahami perilaku konsumennya

baik apa yang mereka pikirkan (kognisi), sehingga dapat menetapkan stategi yang

tepat. Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa termasuk

proses keputusan yang mendahului dan yang menyusul tindakan itu.

The American Marketing Association (Setiadi, 2003:3) mendefenisikan

perilaku konsumen sebagaiinteraksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku

dan lingkungan mereka dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam

hidup mereka. Pada defenisi ini, terdapat tiga ide penting perilaku konsumen

yaitu:

a. Perilaku konsumen bersifat dinamis, yang berarti bahwa perilaku

konsumen, kelompok konsumen ataupun masyarakat luas selalu

berubah dan bergerak

b. Perilaku konsumen melibatkan interaksi afeksi (perasaan), kognisi

(27)

c. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran

pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen

melalui penerapan berbagai strategi pemasaran.

2. Hubungan Perilaku Konsumen Dengan Strategi Pemasaran

Strategi pekmasaran merupakan suatu rencana yang disusun untuk

mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi. Biasanya strategi

pemasaran diarahkan untuk meningkatkan frekuensi perilaku konsumen seperti

peningkatan kunjungan maupun pembelian produk tertentu. Hal ini dilakukan

dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran pada sasaran

konsumen yang dituju dengan cara melakukan analisis terhadap berbagai hal yang

menyangkut konsumen. Analisis ini membutuhkan pengertian tentang hal-hal

yang dipikirkan dan dirasakan konsumen terhadap merek dan produk perusahaan.

Misalnya adalah cara mereka membeli, alasan dan situasi konsumen pada saat

membeli dan menggunakan produk perusahaan. Semakin banyak perusahaan

belajar mengenai konsumen, maka semakin banyak kesempatan untuk

mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil. Srategi pemasaran bukan

hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi juga diupayakan untuk mengubah apa

yang mereka pikirkan dan rasakan mengenai produk dan merek perusahaan. Hal

ini menunjukan kemampuan riset dan analisis terhadap perilaku konsumen sangat

penting dalam penerapan strategi yang sesuai.

2.1.4 Keputusan Pembelian Konsumen

Setiapkonsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian,

(28)

keputusan mengenai aktivitas kehidupan sering kali harus dilakukan setiap hari.

Schiffman dan Kanuk (Sumarwan, 2003,: 289) mendefenisikan suatu keputusan

sebagai suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih alternatif.

Secara umum proses keputusan pembelian konsumen dapat dilihat sebagai

berikut:

Sumber : Setiadi (2003:161)

Gambar 2.3: Proses Pengambilan Keputusan

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses ini dimulai saat konsumen menyadari adanya masalah kebutuhan.

Konsumen menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang diinginkannya

dengan kondisi yang sebenarnya terjadi. Kebutuhan ini disebabkan rangsangan

internal yang berasal dari dalam diri konsumen (seperti rasa lapar danhaus) atau

karena rangsangan dari luar (seperti iklan).

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk

mencari informasi lebih banyak. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika

konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan membeli

dan mengkonsumsi suatu produk. Pencarian yang dilakukan konsumen meliputi

pencarian eksternal.

EVALUASI ALTERNATIF PENCARIAN

INFORMASI PENGENALAN

KEBUTUHAN

KEPUTUSAN PEMBELIAN PERILAKU

(29)

Pencarian internal dilakukan dengan mengingat kembali semua informasi yang

ada dalam memorinya. Informasi yang dicari meliputi bernagai produk dan merek

yang sangat dikenalnya yang tebagi dalam tiga bagian yaitu kelompok yang

dipertimbangkan, inert set, yaitu kumpulan merek yang dipandang tidak berbeda

satu sama lain dan kelompok produk yang ditolak atau tidak bisa diterima.

Pada pencarian eksternal, konsumen akan mengkombinasikan apa yang

diperoleh dari pencarian internal internal dengan informasi yang diperolehnya dari

luar mengenai produk. Informasi eksternal dapat diklasifikasikan menjadi sumber

pribadi (keluarga, teman dan kenalan), sumber komersil (iklan, tenaga penjualan,

penyalur dan pameran) dan sumber umum (media massa da organisasi

konsumen).

3. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan terhadap produk

dan merek dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen dengan

membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang

dihadapinya. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternatif yang

diberikan kepada konsumen. Menurut Mowen dan Minor (Sumarwan, 2003: 301),

pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap intensinya mengenai

alternatif produk yang dipertimbangkan. Proses evaluasi alternatif dan proses

pembentukan kepercayaan merupakan proses yabg sangat terkait erat.

Rumit atau tidaknya proses evaluasi alternatif yang dilakukan konsumen

sangat tergantung kepada model pengambilan keputusan yang dijalaninya. Dalam

(30)

membentuk keinginan untuk membeli ulang produk yang sama seperti yang

dilakukan sebelumnya. Apabila konsumen tidak memiliki pengetahuan yang

cukup mengenai produk yang akan dibelinya, maka konsumen mungkin akan

mengandalkan rekomendasi alternative dari pihak lain. Kebanyakan model dari

proses evaluasi ini bersifat kognif, yaitu konsumen melakukan pembentukan nilai

terhadap produk dan merek terutama didasarkan pada pertimbangan yang sadar

dan rasional. Konsumen akan mengembangkan sepaerangkat kepercayaan merek

dimana setiap merek mempunyai cirri dan karakteristik masing-masing.

Kriteria evaluasi adalah atribut atau karakteristik dari produk yang

digunakan untuk mengevaluasi dan menilai alternatif pilihan. Kriteria evaluasi

yang ditentukan konsumen dapat berupa harga, merek, kualitas, produsen, asal

negara dan sebagainya.

4. Keputusan Pembelian

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

Keputusan pembelian konsumen sangat di pengaruhi oleh faktor

kebudayaan, sosial, peribadi, dan psikologis dari pembeli. Sebagian besar adalah

faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar

diperhitungkan.

1. Faktor-faktor kebudayaan

a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan

dan perilaku seseorang, bila makhluk-makhluk lainnya bertindak

(31)

b. Sub- budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang

memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

anggotanya. Sub- buya dapat dibedakan menjadi emp[at jenis yaitu

kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan. Kelompok ras, area

geografis.

c. Kelas social

Kelas social adalah kelompok yang relative homogeny dan bertahan lama

dalam suatu merek yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya

mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor social

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau

perilaku seseorang.

b. Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli yang

pertama adalah orientasi yang merupakan orang tua seseorang dan orang

itulah seseorang yang mendapat pandangan tentang agama, politik, ekonomi

dan mereasakan ambisi peribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga

prokreasi adalah pasangan hidup anak-anak seseoarng keluarga merupakan

organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu

(32)

3. Faktor Pribadi

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga,

beberapa peneliti terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam

siklus hidup psikologis orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan

atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang

memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

c. Keadaan ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan

polanya), tabungan dan hartanya ( termasuk persentase yang mudah

dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap

mengeluarkan lawan menabung

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang diekspresikan oleh

kegiatan, minat dan pendapatan seseorang secara keseluruhan yang

berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu

dibalik kelas social seseorang.

e. Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian adalah karak teristik psikologis yang berbeda dari setiap orang

(33)

Kepribadian konsep diri dapat merupakan suiatu variable yang sangat

berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian

dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis

kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.

4. Faktor Psikologis

a.Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat mogenic, kebutuhan ini timbul dari suatu

keadaan psikologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman.

Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain psikologemik yaitu kebutuhan yang

timbul dari keadaan psikologis tertentu, seperti kebutuhan untuk dihargai,

kebutuhan harga diri, atau kebutuhan diterima.

b.Persepsi

Persepsi didefenisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan

sesuatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

c. Proses belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang

(34)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Dianawati (2001) dengan judul “Hubungan

antara persepsi konsumen muslim terhadap labelisasi halal makanan kaleng

dengan pengambilan keputusan pembelian pada konsumen muslim di surabaya”

bertujuan meneliti hubungan antara persepsi konsumen muslim terhadap labelisasi

halal makanan kaleng dengan pengambilan keputusan pembelian konsumen

muslim di Surabaya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan

yang merupakan keputusan untuk terlibat dalam tindakan tertentu. Pengukuran

kecenderunngan pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan

pemyataan-pemyataan dengan indikator konsumen memiliki beberapa alternatif

produk lain, konsumen memiliki berbagai informasi tentang produk lain,

konsumen melakukan evaluasi/penilaian alas berbagai kategori produk yang akan

dibeli, konsumen melakukan pengintegrasian alas berbagai pengetahuan yang

dirniliki, dan konsumen melakukan pembelian.

Penelitian yang dilakukan Rosyidi (2001) dengan judul “Analisis

pengaruh faktor-faktor persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam

proses pengambilan keputusan pembelian surat kabar di wilayah kotamadya

suarabaya” bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor merek surat kabar,

kualitas surat kabar, pelayanan, jasa iklan, harga, promosi, distribusi, pendapatan

dan keyakinan terhadap perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan

pembelian surat kabar jawa pos dan surat kabar surya baik secara serempak

maupun parsial.Hasil penelitian faktor merek surak kabar, kualitas surat kabar,

(35)

menunjukkan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian surat kabar,

baik surat kabar jawa pos maupun surat kabar Surya.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian merupakan sintesa atau kesimpulan

sementara dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan

keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untukl

memecahkan masalah penelitian serta menyusun hipotesis yang berbentuk bagan

atau alur dengan penjelasan kualitatif.

Riset yang dilakukan dua pakar pemasaran dari University of Western

Australia, Sweeny dan Sountar tahun 2001 (Tjiptono, 2004: 141) berusaha

mengembangkan item-item perceived value. Skala ini dinamakan PERVAL dan

dimaksudkan untuk menilai persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk yang

tahan lama (durable goods) yang dikembangkan berdasarkan konteks situasi

pembelian eceran (retail) untuk menentukan nilai konsumsi yang mengarah

kepada sikap dan perilaku pembelian konsumen. PERVAL dikembangkan dalam

dimensi:

1. Quality/performenc, yaitu nilai yang diperoleh dari persepsi terhadap kualitas

dan kinerja produk.

2. Emosional Value, yaitu nilai yang berasal dari perasaan atau afeksi dan emosi

(36)

3. Price, yaitu nilai yang didapatkan dari persepsi mengenai harga atau biaya

yang dikeluarkan konsumen.

Durianto (2001: 100) menyatakan dari sekian banyak faktor persepsi yang

mempengaruhi keputusan, persepsi kualitas merupakan faktor yang memegang

peran penting dalam keputusan pembelian. Dalam konteks, persepsi kualitas,

sebuah produk atau merek yang berkualitas merupakan alasan yang paling penting

untuk dipertimbangkan dalam memutuskan pembelian. Persepsi kualitas yang

positif akan mendorong keputusan pembelian konsumen dan dapat menciptakan

loyalitas terhadap produk atau merek tersebut.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka dapat digambarkan

kerangka teori konseptual sebagai berikut:

Persepsi Konsumen (X)

Kualitas Produk (X1)

Nilai Emosional (X2)

Kesesuaian Harga (X3)

[image:36.595.110.494.445.553.2]

Sumber:Tjiptono (2004) dan Durianto (2001) diolah. Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

(37)

2.4Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah

penelitian. Hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan),

penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan

objeknya. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian

asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk

melihat pengaruh, yaitu Kualitas (X1), Nilai Emosional (X2), Kesesuaian harga

(X3) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y).

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gaharu. Waktu penelitian ini

dilakukan bulan April – Mei 2011.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan yang dikemukakan oleh peneliti.

Penelitian ini dilakukan terbatas pada pengaruh persepsi konsumen terhadap

keputusan pembelian produk hand body lotion merek Vaseline for men di

Kelurahan Gaharu. Adapun variabel yang akan diteliti adalah

a. Variabel independen (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi

perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang

positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya.

b. Variable dependen (Y) adalah variabel yang menjadi perhatian utama

(39)

membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya atau

memprediksinya (situmorang, dkk, 2008:97).

3.4. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi variabel yang diteliti adalah:

a. Varabel bebas (Independen variable) merupakan suatu proses memilih,

mengorganisasikan dan mengartikan masukan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran terhadap suatu obyek. Pada penelitian ini,

persepsi konsumen terdiri dari 3 (tiga) sub variabel yaitu persepsi kualitas

produk (X1), persepsi nilai emosional produk (X2), dan persepsi

kesesuaian harga produk (X3).

b. Variabel terikat (Dependent variable) adalah pengambilan keputusan

Pembelian konsumen terhadap produk. Pengambilan keputusan Pembelian

konsumen merupakan suatu tindakan pemilihan dua atau lebih alternatif

yang ada. Variabel terikat diukur berdasarkan proses keputusan pembelian

konsumen yang dinyatakan dalam likert.

(40)
[image:40.595.45.539.152.728.2]

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Defenisi Sub

Variabel

Defenisi Indikator Skala

1. Persepsi (Variabel X) Suatu proses yang dilalui oleh suatu stimulus yang diterima panca indera yang kemudian diorganisasik an dan di interprestasik an sehingga individu menyadari yang di inderanya. Kualitas Produk (X1) Kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, termasuk keseluruhan ketahanan, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. 1.Mutu 2. Kinerja produk 3. Ketahanan 4. Keandalan 5. Kesesuaian dengan spesifikasi Likert Nilai Emosional (X2) Perasaan ketika pelanggan memiliki pengalaman positif terhadap produk, organisasi, atau jasa.

1.Afeksi (perasaan) 2. Emosi 3. Rasa Bangga 3. prestige (Gengsi)

Liker

Kesesuaian Harga (X3)

Nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikut

pelayanannya.

1.Persepsi harga 2. Biaya

Likert

2. Keputusan Pembelian (Variabel Y) Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian 1.Faktor budaya 2.Faktor sosial 3.Faktor Pribadi 4.Faktor Psikologis Likert

(41)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono,2005:86). Dalam melakukan penelitian terhadap

variabel-variabel yang akan di uji, pada setiap jawaban akan diberi skor. Dalam penelitan

ini peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan

[image:41.595.182.501.346.485.2]

menggunakan skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Kurang setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber : Sugiyono (2005)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:72).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Masyarakat Kelurahan Gaharu yang

berjenis kelamin laki-laki, yang berusia diatas 17 tahun yaitu sebanyak 3970 jiwa,

jumlah populasi yang menggunakan Hand Body Lotion Vaseline for Men tidak

(42)

3.6.2 Sampel

Penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive random

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan karakter dan

ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiono, 2007:72).

Adapun karakter yang ditentukan oleh konsumen yang pernah dan sedang

melakukan pembelian, minimal satu kali pembelian, dan telah berusia 17 tahun.

Untuk menggunakan jumlah sampelnya digunakan rumus sebagai berikut:

keterangan :

n = jumah sampel

Zα = nilai standard normal yang besarnya tergantung α

Bila α = 0,05 maka Z =1,67

Bila α = 0,01 maka Z =1,96

P = estimasi proporsi populasi

q = 1-P

d = peyimpangan yang ditolerir

penulis memperoleh jumlah sampel yang besar dan nilai p belum di ketahui, maka

data digunakan p = 0,5 sehingga jumlah sampel yang mewakili populasi dalam

penelitian ini adalah:

= 96,04

(43)

3. 7. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian melalui

kuesioner dan wawancara tersruktur kepada responden.

b. Data Sekunder

adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah

informasi terlebih dahulu seperti data Kelurahan Gaharu, jurnal, buku-buku

pendukung dan sebagainya.

3.8. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara (Interview)

Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab dengan responden

maupun dengan pihak-pihak yang terkait.

b. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertnyaan tertulis untuk diisi

oleh responden.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas. 3.9.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan

(kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab

tujuan penelitian.Uji validitas dilakukan kepada responden diluar sampel

(44)

dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 dengan kriteria

sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan valid

2. Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tidak valid

3.9.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan

berulangkali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang

sama (Sugiyono ,2006:110)

Adapun kriteria untuk pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau > rtabel maka pertanyaan tersebut reliabel

2. Jika ralpha negatif atau > rtabel maka pertanyaan tidak reliabel

4.10. Teknik Analisis Data

Peneliti ini menggunakan metode analisis data yaitu:

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data

yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, kemudian diinterprestasikan secara

objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan

(45)

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yangt idak bias

dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan

bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola

seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak menceng ke kanan

dan ke kiri. Uji normalitas pada multivariate sebenarnya sangat kompleks karena

harus dilakukan pada sebuah variabel secara bersama-sama. Namun, uji ini bisa

juga dilakukan pada sebuah variabel dengan logika bahwa jika secara individual

tiaptiap variabel memenuhi asumsi normalitas, maka secara bersama-sama

(multivariate) variabel-variabel tersebut dianggap memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Adanya multikolinieritas merupakan pelanggaran dalam asumsi klasik.

multikolinieritas maksudnya tidak boleh terjadi hubungan antarvariabel bebas

(independent). Untuk mendeteksi gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan

menggunakan besaran VIF (Variance Influence Faktor) dan angka toleran.

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikol apabila mempunyai nilai VIF

(46)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka terjadi homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 69).

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat plots antara nilai prediksi

(ZPRED) dengan residual (SRESID). Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scarplots antara SRESID dengan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang

telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang

telah di- studentized (Ghozali, 2001 : 69).

3.10.3. Analisis Regresi linear Berganda

Model regresi digunakan untuk mengasumsikan bahwa terdapat hubungan

linier antara variabel Kualitas produk dengan variabel Nilai emosional,

Kesesuaian harga, dan Keputusan pembelian. Adapun model persamaan regresi

yang dapat diperoleh dalam analisis ini adalah :

Y = a + + + + e

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian

a = Constanta

= Koefisien Regresi = Kualitas produk

(47)

= Kesesuaian harga

e = Standard Error

Pada dasarnya analisis regresi adalah untuk memperoleh persamaan regresi

dengan cara memasukkan perubah satu demi satu sehingga dapat diketahui

pengaruh yang paling kuat sampai dengan yang paling lemah.

3.10.4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Produk, Nilai Emosional dan

Kesesuaian Harga terhadap keputusan pembelian maka penulis melakukan

pengujian dengan menggunakan:

1. Uji Signifikan Simultan (uji F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam metode mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho: b1=b2=b3= 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho: b1≠b2≠b3≠0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah:

Ho diterima jika Fhitung < FTabel pada α = 5%

(48)

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel

dependen.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0: b1= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

Ha: ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

H0: b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

H0: b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

H0 : b3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

H0: b3 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

H0 diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabelpada α = 5%

3.10.5. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien Determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinan

(49)

menerangkan Y. Dimana 0< R2 < 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati

nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil

terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umun Perusahaan

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Unilever

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933

sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van

Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,

terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22

Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari

1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi

tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.

Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30

Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini

disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No.

C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita

Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan

Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan

Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16

November 1981.Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni

2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi

(51)

ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih

Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533

HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,

minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan

minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam

Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan

dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal

14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi

jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan

Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan

keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.Perusahaan memulai operasi

komersialnya pada tahun 1933.

Sejak pemasarannya yang pertama di 1870, Vaseline kini telah berusia 140

tahun. Dari sekedar pelembut kulit, hingga dipercaya sebagian orang untuk obat

dalam, tentu saja dengan cara dimakan. Selama itu, Vaseline telah banyak berubah

dari sejak ‘dipungut’ dari lokasi pengeboran sumur minyak sampai produk

perawatan kulit yang paling dikenal di jaman modern.

(52)

Vaseline adalah produk yang lahir di Inggris, besar di Brooklyn oleh ahli

kimia Robert Chesebrough. Di tahun 1859, di usia muda 22 tahun, Chesebrough

memutuskan untuk berpaling dari bisnis barang-barang kering dan mencari

keberuntungannya di industri minyak yang saat itu terbilang baru. Chesebrough

muda pindah ke Titusville, Pennsylvania, untuk melihat-lihat sumur minyak yang

menghasilkan. Disana, dia menemukan sesuatu yang agak berbeda: saat itu, para

pria yang bekerja dengan alat pengebor terganggu oleh yang mereka sebut ‘rod

wax’ sejenis jeli yang pekat yang bisa masuk ke mesin dan menyebabkannya

terganggu. Tapi lilin itu ternyata tidaklah seburuk itu: Chesebrough, benar-benar

pria yang jeli, memerhatikan bahwa para pekerja sering dilumuri substansi

tersebut pada kulit mereka yang terbakar matahari dan kasar, terbantu dalam

proses penyembuhannya. Penasaran, dia membawa pulang sedikit zat itu ke

rumah.

Chesebrough menghabiskan 10 tahun setelahnya mencobakan zat itu pada

dirinya sendiri. Dengan latarbelakangnya yang seorang ahli kimia, Chesebrough

berhasil mengubah bahan pembuat lilin batangan itu menjadi jeli minyak tanah

yang jernih yang kita kenal sekarang untuk pelumas. Dia mencobakan juga zat itu

pada luka, menjadikan dirinya sendiri sebagai kelinci percobaan, untuk meneliti

proses penyembuhannya.

Di tahun 1870, dia mulai memasarkan Vaseline miliknya itu (berasal dari

kata Jerman untuk air, vasser, dan kata Yunani untuk minyak zaitun, ‘e’laion atau

πετρέλαιο). Dia mematenkan produk itu di AS pada tahun 1872 dan menggarai

(53)

1875. Menurut cerita, awalnya dia tidak bisa menemukan ahli-ahli farmasi yang

bersedia untuk bekerja di perusahannya. Maka dia menjelajah ke pedesaan,

dengan gaya sales penjual minyak ular, berceramah tentang keajaiban Vaseline.

Usahanya itu berhasil, mungkin karena Vaseline tampak seperti sulap:

orang menggunakan pada berbagai hal untuk mengobati kulit pecah-pecah dan

melindungi bokong bayi dari ruam popok sampai untuk melindungi telur-telur.

Perenang mengoleskannya pada diri mereka untuk menjaga kehangatan tubuh;

Komandan Amerika Robert Peary membawa Vaseline dalam petualangnnya di

Arktik karena benda itu adalah salah satu dari benda-benda yang tidak akan

membeku.

Akhir 1880an, Vaseline laku terjual dalam skala nasional dengan hitungan

satu kendi per menit. Chesebrough melebarkan bisnisnya pertama ke Kanada,

terus ke Inggris dan koloni-koloninya; pada tahun 1911, Chesebrough

Manufacturing Company sudah memiliki pabrik-pabrik di Eropa dan

Afrika.Sementara itu, keyakinan Chesebrough pada produknya tak pernah menuai

komplain: menurut laporan anumerta, dia menelan tiga sendok penuh Vaseline

setiap hari, walaupun untuk penyakit apa masih ia melakukannya masih misteri.

Pernah ketika dia menderita radang selaput dada pada 1950an, dia menyuruh

perawatnya menggosok dirinya dengan Vaseline setiap hari, dan dia, tentu saja,

sembuh. Dia meninggal pada usia 96. Pada tahun 1955, Chesebrough

Manufacturing Company bergabung bersama Pond’s, pembuat krim dingin yang

populer, sehingga menjadi Chesebrough-Pond’s; 32 tahun kemudian, pada 1987,

(54)

2. Kegunaan Lain Vaseline

Bagian dari ‘keajaiban’ Vaseline adalah pada banyaknya kegunaannya.

Selain untuk melembutkan kulit, berikut beberapa kegunaan lain dari Vaseline,

yang mungkin kurang banyak diketahui orang:

• Beberapa orang bilang mengoleskan Vaseline di bulu mata bisa

membuatnya lebih tebal dan mengkilap lebih lama; bicara soal bulu mata,

maskara modern pertama merupakan campuran batu bara dan Vaseline

pada tahun 1913 oleh seorang ahli kimia bernama Thomas Williams,

untuk adiknya Mabel (yang merupakan cikal bakal Maybelline).

• Mengoleskan pada jengger ayam ternak bisa mencegahnya sakit pada

musim dingin.

• Seseorang bisa menggunakan Vaseline untuk melumasi wajahnya sebelum

bertarung, agar membuat wajahnya licin saat dipukul lawan (perhatikan

pertandingan tinju). Di tahun 2009, dunia Ultimate Fighting Championship

terkejut oleh pengakuan seorang petarung yang memenangkan

pertandingan setelah melumasi dirinya di tengah-tengah ronde secara

ilegal.

• Menggosokkan Vaseline pada labu Halloween bisa membuatnya tak cepat

busuk.

• Melumurinya pada lensa kamera menciptakan efek dingin, soft-focus,

(55)

• Yang sekarang ilegal, Vaseline digunakan jadi salah satu yang bisa

digunakan seorang pitcher untuk melakukan spitball (melempar bola

dimana bolanya diberi ludah, jelly minyak tanah dan bahan-bahan lain).

• Stephon Marbuty, mantan pemain New York Knick yang mungkin dan

juga mungkin tidak kehilangan akal sehatnya, menggunakan YouTube

untuk menggembor-gemborkan soal manfaat Vaseline untuk mengobati

sakit tenggorokan. Ya, dia memakannya.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 4.1 Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh dari hasil pengolahan data adalah sebesar 0.737 yang artinya bahwa hubungan antara bauran pemasaran (X) terhadap

Berdasarkan nilai koefisien signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 (0,000 &lt; 0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh persepsi harga,

Pada tabel 4 diketahui nilai koefisien korelasi berganda sebesar 0,621 (R = 0,621) dan koefisien determinasi yang dilihat dari nilai Adj.R 2 adalah 0,359 artinya 35.9% variasi

Ini berarti kredibilitas Donna Harun, kesesuaian Donna Harun dengan khalayak, kesesuaian Donna Harun dengan merek dan daya tarik Donna Harun sebagai seorang

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK HAND AND BODY LOTION CITRA DI KOTA SEMARANG Skripsi Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

Koefisien determinasi R square sebesar 0,576 artinya pengaruh yang diberikan variable x kualitas produk dan harga produk secara simultan memberikan pengaruh sebesar 0,576 atau 57,6%

Nilai R dari analisis koefisien determinasi sebesar 0,512 artinya Keputusan Pembelian Konsumen mampu dijelaskan oleh variabel Persepsi Konsumen X1, Inovasi X2, Promosi X3 dan Word of

sedangkan koefisien korelasi sebesar 0.208 yang artinya memiliki hubungan positif terh 4.4% Secara simultan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dengan menggunakan