• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan penjualan untuk perencanaan pengadaan persedian buah durian di Rumah Durian Harum Bintaro Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peramalan penjualan untuk perencanaan pengadaan persedian buah durian di Rumah Durian Harum Bintaro Jakarta"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN PENJUALAN UNTUK PERENCANAAN

PENGADAAN PERSEDIAAN BUAH DURIAN DI

RUMAH DURIAN HARUM BINTARO, JAKARTA

Sri Ajeng

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

PERAMALAN PENJUALAN UNTUK PERENCANAAN

PENGADAAN PERSEDIAAN BUAH DURIAN DI

RUMAH DURIAN HARUM BINTARO, JAKARTA

Sri Ajeng

106092002999

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juli 2011

(5)

Curriculum Vitae

Personal Informati on

Name Sri Ajeng

Address Pondok Benda Indah Block J no.11, RT 06 RW 015, Pamulang, 15416, Tangerang Selatan, Banten Mobile Phone (+ 62) 8567577317

University Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta Majors Agribusiness

GPA 3,30 / 4,00

Dates 2003 – 2006

Principal subjects Natural Sciences Senior High School SMAN 1 Cisauk

Worki ng Experi ences

Company PT. TE SCO Indonesia Year 2010

Position Purchasing Support Staff Scope Works - Handling the Purchase Order

- Handling invoices

- Administration works (correspondences, taking note, etc)

- Support the “after sales service” works

Company Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Hasil Pertanian dan Hasil Hutan, Dinas Pertanian DKI Jakarta (internship)

Year 2010

Position Assistant Analyst

(6)

- Administration works (taking note, filing, recapitulation, etc)

Ac ti vities

Organizational E xperiwences - Agribusiness Student union,

minister of spiritual department (2008-2009) - Litbang Most E vent

(Science and Technology Faculty Student union E vent),Secretary (2008)

-Science and Technology Faculty Student union, active

member of household affairs bureau (2007-2008)

Trai ni ng / Semi nar / C ourse data

Name of Training E nglish for Adults : High Intermediate Levels Provider / Year LIA Ciputat / 2008-2009

Name of Training E ntrepreneurship Development for Campus Community Provider / Year Kementrian Negara KUKM/ 2009

(7)

RINGKASAN

SRI AJENG, Peramalan Penjualan untuk Perencanaan Pengadaan Persediaan di Rumah Durian Harum Bintaro, Jakarta. (Di bawah bimbingan TASWA SUKMADINATA dan IWAN AMINUDIN).

Persediaan bila ditentukan terlalu besar akan menghadapi berbagai resiko seperti besarnya beban bunga yang harus ditanggung, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas bahan, sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan yang akan didapat perusahaan. Pengantisipasian permasalahan tersebut dilakukan prediksi terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya penurunan atau kenaikan penjualan pada periode yang akan datang dengan diperolehnya informasi yang akurat sehingga perusahaan dapat mempersiapkan strategi-strategi yang akan ditempuh menghadapi kondisi tersebut. Terkait dengan pemenuhan kebutuhan pasar, walaupun Rumah Durian Harum telah mampu memenuhi kebutuhan pasar, tetapi jika menghadapi kondisi pasar yang berubah-ubah, maka perushaan membutuhkan adanya suatu peramalan penjualan untuk perencanaan pengadaan persediaan sehingga nantinya biaya yang ditimbulkan akibat penetuan persediaan dapat diminimalkan.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Melakukan peramalan penjualan buah durian Rumah Durian Harum satu tahun kedepan. 2) Merekomendasikan alternatif pengendaliaan persediaan buah durian yang optimal berdasarkan hasil ramalan.

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Durian Harum yang berlokasi di Jl. Bintaro Utama sektor 3A no.45,Bintaro Jaya. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Rumah Durian Harum adalah salah satu retail besar yang memasarkan buah durian baik produk segar maupun olahan sepanjang tahun. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peramalan penjualan buah durian dilakukan dengan menghitung tingkat penjualan menggunakan metode time series sedangkan perencanaan pengadaan persediaan buah durian menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Safety Stock (SS).

Penggunaan metode peramalan yang terdiri atas metode double moving average, metode double eksponensial smoothing, metode dekomposisi, metode indeks musiman dan metode winter’s. Metode peramalan time series yang dipilih adalah metode peramalan yang memiliki MSE (mean standar error) terkecil yaitu metode winter’s untuk buah durian medan 722629, buah monthong Thailand 2747612 dan buah frozen durian 219518.

Berdasarkan perencanaan penjualan buah durian periode Maret 2011 hingga Februari 2012, kemudian dibuat suatu perencanaan pengadaan persediaan buah durian menggunakan EOQ menghasilkan untuk buah durian medan sebesar 203,79 kg, buah durian monthong Thailand 158,83 kg dan durian frozen

monthong 227,71 kg. Besarnya frekuensi pemesanan untuk buah durian medan sebanyak 122 kali, buah durian monthong Thailand sebanyak 95 kali dan durian

(8)

tingkat pelayanan sebesar 90% dikarenakan adanya konsep service to customer,

(9)

v KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan hidayah Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul : Peramalan Penjualan untuk Perencanaan Pengadaan Persedian Buah

Durian di Rumah Durian Harun Bintaro, Jakarta. Shalawat dan salam semoga

tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammnad SAW beserta keluarga dan sahabat

yang telah membawa umat manusia menuju jalan kebaikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah memberi banyak bantuan baik dalam bentuk dukungan moril

maupun materi selama penulis melaksanakan kegiatan penelitian hingga dalam

penulisan skripsi ini. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang tidak henti-hentinya memanjatkan doa kepada yang

Maha Kuasa demi kebaikan anaknya tercinta serta adik-adik penulis Intan dan Rio

yang memberi semangat. Bulek Nila serta Mamak yang selalu memberikan

nasehat serta dukungan moril kepada penulis.

2. Dr. Taswa Sukmadinata, M.Si dan Ir. Iwan Aminudin, M.Si selaku dosen

pembimbing yang telah membantu mengarahkan, menyumbangkan tenaga dan

(10)

vi 3. Rizki Adi Puspita Sari, MM selaku penguji I dan Ir. Junaidi, M.Si selaku penguji

II yang telah memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

4. Drs. Acep Muhib, MM dan Rizki Adi Puspita Sari, MM selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Agribisnis yang telah memberikan suatu komitmen,

dorongan, dan program pendidikan sesuai kebutuhan mahasiswanya.

5. Dosen – dosen Agribisnis yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk menimba ilmu pengetahuan.

6. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Pak Lie Fie Min dan Pak Sadino yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penilitian di Rumah Durian Harum.

8. Mba Tya dan karyawan Rumah Durian Harum outet Bintaro Jaya yang telah

membantu penulis memberikan data-data yang dibutuhkan.

9. Kak Mughni yang telah bersedia meluangkan waktu kepada penulis untuk

berdiskusi serta membantu penulis dalam pengerjaan skripsi.

10. Sahabat tercinta Finna yang selalu menemani penulis dari SMP hingga kini.

Semoga persahabatan kita terus berlanjut hingga beranak cucu.

11. The Princess yaitu Rifa ”Aurora’’ Maulidah, Andhieka ”Rapunzel” Ulfa, Wiwin

Mulan” Iswardani, Rinrin ”Snow White” Rindyani, Yuniawati ”Cinderella”,

(11)

vii kehangatan dan kekeluargaan yang terjalin selama kuliah. Ayo kita laksanakan

Princess Holidays yang belum terlaksana dari kapan tahu.

12. Seluruh teman jurusan Agribisnis angkatan 2006 yang sama-sama berjuang

dalam masa perkuliahan ini. Sukses selalu untuk kita semua.

13. Budhew, Mizz Orange, Sheshe dan semua kakak dan adik kelas yang tidak bisa

disebutkan satu persatu atas kesediaan mendengar keluhan dan memberikan

nasehat-nasehatnya.

14. Seluruh pihak yang telah membantu dan namanya tidak dapat disebutkan satu per

satu. Terima kasih atas dukungan dan motivasinya, Semoga Allah SWT

membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam

pengembangan Ilmu Pengetahuan Amin…..

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2011

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Buah Durian ... 5

2.2 Pengertian Bisnis Retail ... 7

2.3 Konsep Peramalan ... 8

2.3.1 Jenis-Jenis Peramalan ... 9

2.3.2 Identifikasi Pola Data Penjualan ... 10

2.3.2 Metode Peramalan ... 13

2.4 Pesediaan ... 19

2.4.1 Jenis-Jenis Persediaan ... 19

2.4.2 Fungsi Persediaan ... 20

2.4.3 Biaya Persediaan ... 21

2.5 Pengendalian Pesediaan ... 24

2.6 Model Pengendalian Persedian Economic Order Quantity (EOQ) ... 24

2.7 Penelitian Terdahulu ... 25

(13)

ix

BAB III Metodologi Penelitian ... 30

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 31

3.3.1 Identifikasi Pola Penjualan ... 31

3.3.2 Metode Time Series ... 32

3.4.3 Pemilihan Metode Peramalan ... 36

3.4 Pengendalian Persediaan ... 37

3.4.1 Economic Order Quantity (EOQ) ... 37

3.4.2 Safety Stock (SS) ... 40

3.5 Definisi Operasional... 41

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan ... 43

4.1 Sejarah Umum Perusahaan ... 43

4.2 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan... 44

4.3 Jenis Produk ... 46

4.3.1 Buah Durian Segar ... 46

4.3.2 Produk Olahan ... 50

4.3.3 Produk Pelengkap ... 51

4.4 Penyimpanan dan Penangan Mutu Produk ... 51

4.5 Sistem Pengendalian Persediaan ... 52

4.5.1 Penetuan Tingkat Persediaan Buah Durian ... 53

4.5.2 Prosedur Pembelian Buah Durian ... 54

4.6 Volume Penjualan ... 55

BAB V Hasil dan Pembahasan ... 57

5.1 Identifikasi Pola Data Penjualan Buah Durian ... 57

5.1.1 Pola Penjualan Buah Durian Medan ... 58

5.1.2 Pola Penjualan Buah Durian Monthong Thailand ... 59

5.1.3 Pola Penjualan Buah Durian Frozen Monthong ... 60

5.2 Metode Peramalan Penjualan Buah Durian ... 62

5.2.1 Metode Double Moving Average ... 62

5.2.2 Metode Doubke Eksponensial Smoothing ... 63

5.2.3 Metode Dekomposisi ... 65

5.2.4 Metode Winter’s ... 67

5.2.5 Metode Indeks Musiman ... 68

(14)

x

5.4 Ramalan Penjualan Buah Durian ... 70

5.5 Penerapaan Peramalan untuk Pengendalian Persediaan Buah Durian ... 72

5.5.1 Proyeksi Persediaan Buah Durian dengan EOQ ... 72

5.5.2 Titik Pemesanan Kembali dan Persediaan Pengaman ... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

6.1 Kesimpulan ... 78

6.2 Sarans ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Nilai Gizi Buah Durian ... 6

2. Karakteristik Buah Durian ... 48

3. Nilai MSE Perhitungan Metode Double Moving Average ... 63

4. Nilai MSE Perhitungan Metode Double Eksponensial Smoothing ... 64

5. Nilai MSE Perhitungan Metode Decomposition Additive ... 65

6. Nilai MSE Perhitungan Metode Decomposition Multipicative ... 66

7. Nilai MSE Perhitungan Metode Winter’s ... 67

8. Nilai MSE Perhitungan Metode Indeks Musiman ... 68

9. Perbandingkan Nilai MSE Perhitungan Metode Peramalan yang digunakan ... 70

10. Ramalan Penjualan Buah Durian Maret 2011 – Februari 2012 dengan Metode Perhitungan Winter’s... 71

11. Perhitungan Tingkat Pemesanan Optimal Berdasarkan Metode EOQ ... 73

12. Proyeksi Total Biaya Persediaan Ruamh Durian Harum Periode Maret 2011 sampai Februari 2012 ... 74

13. Perhitungan Titik Pemesanan Kembali berdasarkan Metode EOQ ... 75

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Jalur Distribusi Barang Dagangan ... 8

2. Pola data metode time series ... 12

3. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 29

4. Struktur Organisasi Toko Rumah Durian Harum ... 44

5. Alur Pemesanan Rumah Durian Harum ... 54

6. Grafik Penjualan Bulanan Buah Durian Medan Periode Maret 2009 hingga Februari 2011 ... 58

7. Grafik Penjualan Bulanan Buah Durian Monthong Thailand Periode Maret 2009 hingga Februari 2011 ... 60

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perkembangan Penjualan Buah Durian ... 83

2. Uji ADF Statistik ... 85

3. Metode Double Moving Average Buah Durian Medan ... 88

4. Metode Double Moving Average Buah Durian Monthong Thailand ... 90

5. Metode Double Moving Average Buah Durian Frozen Monthong ... 92

6. Metode Double Exponential Smoothing Buah Durian Medan ... 94

7. Metode Double Exponential Smoothing Buah Durian Monthong Thailand ... 96

8. Metode Double Exponential Smoothing Buah Durian Frozen Monthong ... 98

9. Metode Decomposition Buah Durian Medan ... 100

10. Metode Decomposition Buah Durian Monthong Thailand ... 106

11. Metode Decomposition Buah Durian Frozen Monthong ... 112

12. Metode winter’s Buah Durian Medan... 118

13. Metode winter’s Buah Durian Monthong Thailand ... 124

14. Metode winter’s Buah Durian Frozen Monthong ... 130

15. Perhitungan Peramalan Penjualan Medan dengan Least Square ... 136

16. Perhitungan Peramalan Penjualan Monthong Thailand dengan Least Square... 137

17. Perhitungan Peramalan Penjualan Frozen Monthong dengan Least Square... 138

18. Perhitungan Indeks Musiman Medan ... 139

19. Perhitungan Indeks Musiman Monthong Thailand ... 147

20. Perhitungan Indeks Musiman Frozen Monthong ... 155

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Setiap perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur maupun perusahaan

perdagangan haruslah menjaga persediaan yang cukup agar kegiatan operasi

perusahaannya dapat berjalan dengan lancar. Hal yang perlu diperhatikan

adalah bahan baku yang dibutuhkan hendaknya cukup tersedia sehingga dapat

menjamin kelancaran produksi. Penting bagi setiap jenis perusahaan untuk

mengadakan perencanaan atas persediaan, karena dapat membantu efisiensi

penggunaan dalam persediaan.

Persediaan bila ditentukan terlalu besar akan menghadapi berbagai resiko

seperti besarnya beban bunga yang harus ditanggung, memperbesar biaya

penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan

kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas bahan, sehingga semua ini

akan memperkecil keuntungan yang akan didapat perusahaan. Demikian pula

sebaliknya, bila persediaan terlalu kecil akan mempunyai efek yang menekan

keuntungan, karena kemungkinan kekurangan bahan baku mengakibatkan

perusahaan tidak bisa bekerja dengan luas produksi yang optimal (Sutrisno,

2003:96).

Pengantisipasian permasalahan tersebut dilakukan prediksi terhadap

kemungkinan-kemungkinan terjadinya penurunan atau kenaikan penjualan

(19)

2 sehingga perusahaan dapat mempersiapkan strategi-strategi yang akan

ditempuh menghadapi kondisi tersebut (Rangkuti, 2007:1).

Peramalan tidak hanya dilakukan untuk menentukan jumlah produk yang

akan diproduksi dan dijual tetapi bermanfaat pula untuk perencanaan

persediaan barang jadi. Ketersedian barang jadi menjadi penting, sebagai salah

satu alat untuk mengantisipasi keadaan pasar sehingga produk senantiasa

tersedia dan dapat memenuhi konsumen.

Rumah Durian Harum merupakan salah satu pelaku usaha dalam bisnis

ritel yang berfokus memasarkan produk durian baik segar maupun olahannya.

Keunggulan yang dimiliki oleh Rumah Durian Harum adalah kemampuan

untuk menyediakan buah durian sepanjang tahun dan konsep service to

customer. Sejak didirikannya pada bulan Mei 2007, dari tahun ke tahun

Rumah Durian Harum terus melakukan ekpansi. Rumah Durian Harum kini

telah memiliki delapan outlet yakni, di Jalan Raya Panjang, Cipondoh, Buncit,

Lebak Bulus, Serpong (Bumi Serpong Damai), Kalimalang, Cimone dan

Bintaro Jaya.

Rumah Durian Harum Bintaro dalam menjaga komitmennya untuk

menyediakan buah durian sepanjang tahun masih belum bisa dipenuhi karena

beberapa jenis durian dalam satu tahun masih ada yang tidak tersedia seperti

data Lampiran 1.Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas

perencanaan persediaan yang terdapat pada Rumah Durian Harum dalam

(20)

3 Pengadaan Persediaan Buah Durian di Rumah Durian Harum Bintaro,

Jakarta”.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana ramalan penjualan buah durian Rumah Durian Harum satu

tahun kedepan?

2. Bagaimana Alternatif pengadaan persediaan buah durian yang optimal

di masa yang akan datang berdasarkan hasil ramalan?

1.3Tujuan

1. Melakukan peramalan penjualan buah durian Rumah Durian Harum

satu tahun kedepan.

2. Merekomendasikan alternatif pengendaliaan persediaan buah durian

yang optimal berdasarkan hasil ramalan.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, sebagai suatu masukan bagi pihak manajemen dalam

pengambilan kebijakan pengendalian persediaan berdasarkan peramalan

penjualan.

2. Bagi peneiliti, untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

(21)

4 kenyataan yang ada di dunia nyata, serta sebagai salah satu syarat

kelulusan studi program sarjana strata satu (S-1) program studi agribisnis.

3. Bagi pembaca, sebagai informasi tentang pengadaan persediaan dan

peramalan penjualan buah durian maupun masukkan bagi penelitian

selanjutnya.

1.5Ruang Lingkup

Penelitian ini hanya akan melakukan peramalan penjualan berdasarkan

data time series dan merekomendasikan alternatif pengendalian persediaan

berdasarakan ramalan pada beberapa jenis buah durian yaitu Medan,

Monthong Thailand dan frozen Monthong selama satu tahun. Hal ini

dikarenakan ketiga jenis buah durian tersebut paling tinggi tingkat

penjualannya dan paling sering frekuensi ketersediaannya tetapi memiliki

biaya persediaan yang besar. Batasan ini dilakukan karena keterbatasan yang

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Durian

Durian merupakan tanaman pohon asli nusantara, dengan pusat keragaman

di Pulau Kalimantan. Kata “durian” mengacu pada bentuk kulit buahnya yang

berduri sehingga diberi nama duri dengan akhiran an, jadilah kata durian. Kata ini

terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Durian

dikenal dengan nama yang berberda di beberapa daerah, yaitu duren (Jawa,

Betawi, Gayo), kadu (Sunda), duriang (Manado), duliang (Toraja), dan rulem

(Pulau Seram Timur) (Sobir dan Napitulu, 2010:6).

Pada awalnya durian merupakan tanaman hutan di Indonesia lalu

berkembang menjadi tanaman perkarangan selanjutnya di kebunkan. Sedangkan

di Thailand karena jauh dari pusat keragaman, durian berkembang secara cepat

menjadi tanaman budidaya komersial. Seiring perkembangan teknologi dan

budidaya pertanian, di Indonesia durian mulai dibudidayakan secara intesif

sehingga kualitasnya meningkat. Hal ini menjadi penting terutama karena

Indonesia memiliki varietas durian yang sangat beragam.

Indonesia sangat kaya dengan varietas durian unggul yang tersebar

disetiap daerah. Masing-masing daerah memiliki nama khas untuk durian

unggulannya misalnya, durian perwira karena jadi pesanannya perwira, durian

sicamat karena pesanannya pak camat atau durian selat karena berasal dari Desa

Selat di Jambi. Berdasarkan data dari Direktorat Perbenihan dan Sarana

(23)

6 sebanyak 71 varietas unggul nasional yang tersebar di Sumatera 14 varietas, Jawa

12 varietas, Kalimantan 21 varietas, Bali 1 varietas, Sulawesi 5 varietas, NTB 6

varietas, dan Maluku 3 varietas. Jumlah ini sangat banyak dibanding Thailand

yang memiliki 4 varietas unggul yaitu monthong, kradum, chanee, dan

pongmanea sedangkan Malaysia hanya mempunyai 1 varietas yaitu D24 (Sobir

dan Napitulu, 2010:7).

Buah Durian merupakan salah satu buah yang sangat digemari oleh banyak

orang. Selain karena rasanya yang sangat lezat dan aromanya yang harum,

ternyata buah durian merupakan salah satu makanan sehat karena memiliki

banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Buah durian mempunyai kandungan gizi

yang cukup tinggi yaitu vitamin B, C, E dan zat besi. Tabel 1 menunjukkan nilai

gizi buah durian per 100 gram daging buah.

Tabel 1. Nilai Gizi Buah Durian

No. Zat Gizi Jumlah Satuan

1. Air 65 gram

2. Protein 2,5 gram

3. Lemak 3 gram

4. Karbohidrat 28 gram

5. Kalsium 7,4 miligram

6. Fosfor 4,4 miligram

7. Besi 1,3 miligram

8. Vitamin A 175 miligram

9. Vitamin C 53 miligram

(24)

7 Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa tiap 100 gram daging buah

mengandung 65 gram air, 2,5 gram protein, 3 gram lemak, 28 gram karbohidrat,

7,4 miligram kalsium, 4,4 miligram fosfor, 1,3 miligram besi, 175 miligram

vitamin A, serta 53 miligram vitamin C. Fosfor dan zat besi yang terdapat dalam

durian ternyata 10 kali lebih banyak daripada buah pisang sehingga baik untuk

tubuh jika dimakan tanpa berlebihan karena menghasilkan energi sebesar kurang

lebih 520 kJ (Setiadi, 2008:6).

2.2 Pengertian Bisnis Retail

Berbagai cara dan usaha bisa dijadikan sebagai strategi untuk memasarkan

sebuah produk. Salah satu strategi yang sudah dijalankan masyarakat dari dulu

hingga sekarang adalah pemasaran dengan sistem retail atau eceran. Sebagian

besar pelaku usaha memilih untuk menggunakan strategi pemasaran ini, sebab

peluang pasar yang paling potensial datang dari konsumen akhir, yang rata-rata

membeli suatu produk untuk keperluan mereka sehari-hari. Tak heran bila saat ini

perkembangan bisnis retail juga sangat pesat, dari toko kelontong, minimarket,

hingga bisnis retail yang sudah besar seperti Matahari, Alfamart, Indomart, dan

Hero banyak dicari para konsumen.

Ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau

memecah sesuatu. Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai

semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung

(25)

8 (Utami, 2006: 4). Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis

yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan

penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perorangan

maupun keluarga. Hal ini akan membentuk suatu jalur distribusi, antara produsen

ke konsumen akhir seperti terilustrasikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Jalur Distribusi Barang Dagangan Sumber : Utami (2006:5)

Dari ilustrasi Gambar 1 dapat dipahami bahwa produsen mendistribusikan

produknya ke pedagang besar yang mana kemudian pedagang besar

mendistibusikannya lagi ke ritel yang tujuan akhirnya adalah konsumen terakhir

yang langsung menggunakan produk tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.

2.3 Konsep Peramalan

Peramalan (forecasting) merupakan seni atau ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa di masa depan (Render dan Heizer, 2001:136). Peramalan dapat

didefinisikan sebagai suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa

yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan

sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil (Mulyono dalam

Elawati 2010:19). Kesalahan atau error merupakan selisih antara yang terjadi

dengan hasil perkiraan. Peramalan tidak memberikan jawaban yang pasti tentang

(26)

9 terjadi. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan

memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa bentuk model matematis.

Metode peramalan dapat bersifat objektif (proyeksi dengan metode

kuantitatif maupun kualitatif) atau subjektif (menggunakan informasi yang

bersifat intuitif berdasarkan pengalaman sebelumnya). Ramalan penjualan

merupakan proses aktivasi memperkirakan produk yang akan dijual dimasa

mendatang dalam keadaan tertentu dibuat berdasarkan data-data yang pernah

terjadi atau mungkin akan terjadi (Nafarin dalam Khaerunnisah, 2008:9).

2.3.1 Jenis-jenis Peramalan

Berdasarkan sifat peramalannya dapat dibedakan atas 2 macam (Mulyono,

2000:3-4), yaitu :

1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif

pada masa lalu. Hasil ramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang

yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut

ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan

pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramalan

secara kualitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan, seperti Delphi,

S-Curve, dan decision trees.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkaan atas data

kuantitatif pada masa lalu. Hasil Peramalan yang dibuat sangat tergantung

pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Penggunaan

(27)

10 Render dan Heizer (2001:46) menyatakan jika dilihat dari jangka waktu

ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan 3 macam,yaitu :

1. peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang memiliki rentang waktu

kurang dari tiga bulan. Peramalan jangka pendek digunakan untuk

merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja,

penugasan dan tingkat produksi.

2. Peramalan jangka menengah. Peramalan jangka menengah biasanya

berjangka tiga bulan hingga tiga tahun. Peramalan ini sangat bermanfaat

dalam perencanaan penjualan, perencanaan dan penganggaran produksi,

penganggaran kas, dan menganalisis berbagai rencana operasi.

3. Peramalan jangka panjang, yakni peramalan yang memiliki rentang waktu

biasanya tiga tahun atau lebih; digunakan dalam merencanakan produk

baru, pengeluaran modal, lokasi fasilitas, atau ekspansi, dan penelitian

serta pengembangan.

Adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan metode-metode tersebut,

adalah baik tidaknya metode yang dipergunakan, sangat ditentukan oleh

perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyaataan yang

terjadi.

2.3.2 Identifikasi Pola Data Penjualan

Firdaus (2006:2) menyatakan peramalan dapat dilakukan, dengan sebelumnya

mengidentifikasi pola data deret waktu. Identifikasi data menekankan pada

(28)

11 lalu telah diketahui maka dapat ditetapkan metode peramalan untuk

memperkirakan ramalan di masa yang akan datang.

Identifikasi pola data dapat dilakukan dengan visualisasi plot data secara

grafik dan uji akar unit (ADF). Identifikasi pola data penjualan bertujuan untuk

mengetahui komponen unsur-unsur yang ada seperti trend, stasioner, musiman

dan siklus. Trend adalah komponen data deret waktu yang menunjukkan

peningkatan atau penurunan dalam jangka panjang selama periode waktu yang

diamati. Unsur variasi musiman adalah fluktuasi data yang berulang setiap

beberapa hari, minggu atau bulanan karena faktor cuaca, hari raya dll. Siklus

adalah fluktuasi seperti gelombang di sekitar trend, dengan kata lain pola

musiman dalam jangka waktu yang lebih panjang berulang biasanya setiap lima

sampai sepuluh tahun. Unsur stasioner adalah fluktuasi data dimana relatif

konstan walaupun ada kenaikan atau penurunan, jika dirata-ratakan masih berada

pada titik rata-rata. Pola data penjualan lebih jelas dipaparkan pada Gambar 2.

Cara selanjutnya dengan menggunakan uji akar unit (ADF). Uji ini

merupakan pengujian yang populer, dikembangkan oleh David Dickey dan

Wayne Fuller dengan sebutan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Suatu deret

waktu dikatakan stasioner apabila memiliki nilai ADF lebih besar dari pada nilai

(29)

12

Gambar 2. Pola data metode time series; (a) stasioner, (b) musiman, (c) sklus dan (d) trend Sumber : Herjanto (2008:80)

Dari Gambar 2 jelas terlihat bahwa (a) data berfluktuasi (bergerak) di

sekitar nilai rata-rata yang konstan. Deret seperti ini adalah stasioner terhadap

nilai rata-ratanya. Suatu deret waktu dipengaruhi oleh fakor musiman yang terjadi

secara berulang, misalnya harian, mingguan, bulanan, atau kuartalan seperti

terlihat pada (b). Bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka

(30)

13 kecenderungan (menaik atau menurun) dalam jangka panjang dalam data dikatan

pola data tersebut mengandung unsur trend (d).

2.3.3 Metode Peramalan

Berdasarkan Mulyono (2000:91) metode kuantitaif yang digunakan dalam

perkiraan, pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu metode time

series dan metode kausal (regresi).

1) Metode time series

Metode peramalan time series didasarkan atas penggunaan analisa pola

hubungan variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu yang

merupakan data deret waktu (time series). Tujuan metode time series ialah

menemukan pola dalam data deret waktu dan mengekstrapolasikan data tersebut

ke masa depan. Metode-metode yang digunakan dalam peramalan times series

terdiri dari beberapa metode yaitu :

a. Metode Naïve

Menurut Firdaus (2006:4) metode ini didasarkan pada asumsi bahwa periode

saat ini merupakan prediktor terbaik dari masa mendatang. Metode ini merupakan

metode sederhana karena perhitungan peramalannya dengan menggunakan data

yang lewat (pass data) yang dijadikan sebagai peramalan waktu mendatang.

Metode naïve cocok pada pola data stasioner.

b. Metode rata-rata bergerak sederhana (moving average)

Metode ini menetapkan bahwa ramalan periode mendatang merupakan nilai

(31)

14 nilai dari periode terbaru dari sekelompok data yang terlama dan memasukkan

nilai periode terbaru dari sekelompok data yang jumlahnya konstan. Prosedur

moving average yang berarti jika observasi baru telah tersedia, rata-rata yang baru

dapat dihitung dengan menghilangkan data yang tertua dan menggantinya dengan

yang terbaru.

Metode rata-rata bergerak sederhana cocok untuk pola data stasioner dan

berusaha menghilangkan data musiman dan trend. Jika moving average

digunakan, pemilihan n perlu memperhatikan periode data. Nilai n yang optimal

dapat dicari dengan trial and error (coba-coba). Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari nilai penyimpangan yang besar dari fluktuasi data yang telah

memberikan pengaruh terhadap ramalan yang dihasilkan. Jika periode data

bulanan, paling tidak digunakan n=12. Jika n makin besar pengaruh penghalusan

makin terasa (Firdaus, 2006:128).

c. Metode Pelicinan Eksponensial Tunggal (Single Eksponensial Smoothing)

Metode ini sangat baik diterapkan pada serial data yang memiliki pola

stasioner dan kemungkinan tidak efektif dalam menangani peramalan dengan

kecendrungan data yang dimiliki komponen trend dan pola musiman. Hal ini

dikarenakan jika diterapkan pada serial data yang memiliki trend yang konstan,

ramalan yang akan dibuat akan selalu berada di belakang trend. Selain itu, metode

eksponensial ini juga memberikan bobot yang relatif lebih tinggi pada nilai

(32)

15 Metode ini menggunakan α sebagai koefisien pelicinan. Handoko (2008:280)

menyatakan nilai-nilai α rendah akan menyebabkan jarak yang lebih lebar dengan

trend, karena hal itu memberikan bobot yang lebih kecil pada permintaan

sekarang. Nilai α yang rendah cocok digunakan bila data bersifat stabil. Nilai-nilai

α yang lebih tinggi berguna dimana perubahan-perubahan yang sesungguhnya

cenderung terjadi karena lebih responsive terhadap fluktuasi permintaan. Mencari

nilai α yang tepat umumnya dapat ditentukan dengan pengujian trial and error

(coba-coba) terhadap α yang berbeda-beda untuk menemukan nilai α yang akan

menghasilkan nilai kesalahan terkecil.

d. Metode Pelicinan Eksponensial Ganda (Double Eksponensial Smoothing)

Metode Double Eksponensial Smoothing memiliki dasar pemikiran yang

sama dengan rata-rata bergerak linier. Berkaitan dengan hal tersebut, penerapan

metode double eksponensial smoothing ini cukup baik untuk deret data yang

memiliki unsur trend. Metode double eksponensial smoothing memproses time

series yakni dengan mengekstrapolasikan data atas dasar trend terkahir yang

terbentuk, sehingga ramalan yang akan terlihat nantinya cenderung ke suatu arah

yakni sesuai dengan trend terkahir.

e. Metode Perhitungan Indeks Musiman

Perhitungan indeks musiman dalam Handoko (2008:278) dapat dihitung

dengan mencari nilai rata-rata berbagai rasio kuartal nyata terhadap nilai garis

trend untuk setiap periode. Peramalan model ini merupakan estimasi penjualan

yang hanya memasukan komponen trend dan musiman tanpa memperhatikan

(33)

16 dilakukan untuk mengetahui secara jelas apakah data time series yang dimiliki

mengandung unsur musiman atau tidak.

f. Metode Dekomposisi

Salah satu pendekatan dalam analisis data runtut waktu adalah berusaha

untuk mengidentifikasi faktor-faktor komponen yang mempengaruhi nilai-nilai

periodik dalam satu serial. Proses identifikasi ini disebut dekomposisi. Setiap

komponen diidentifikasi sehingga data runtut waktu dapat diproyesikan ke masa

yang akan datang dan dapat digunakan untuk peramalan jangka pendek maupun

jangka panjang (Arsyad, 1994:207).

Subagyo (1994:31) mengatakan bahwa metode dekomposisi adalah salah

satu metode peramalan yang didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya apa yang

telah terjadi akan berulang atau terjadi kembali dengan pola yang sama, artinya

yang dulu selalu naik pada waktu yang akan datang biasanya akan naik, yang

biasanya berkurang akan berkurang juga, yang biasanya berfluktuatif akan

berfluktuatif juga dan yang biasanya tidak teratur maka akan tidak teratur juga.

g. Metode Winter’s

Metode ini digunakan ketika data menunjukan adanya trend dan perilaku

musiman . Metode exponentian smoothing yang telah dibahas sebelumnya dapat

digunakan untuk hampir segala jenis data stasioner atau non – stasioner sepanjang

data tersebut tidak mengandung faktor musiman. Tetapi bilamana terdapat

musiman, metode ini dijadikan cara untuk meramalkan data yang mengandung

(34)

17 dengan baik. Meskipun demikian, metode ini dapat menangani faktor musiman

secara langsung (Makridakis, 1999:40).

h. Metode Box Jenkis (ARIMA)

Metode peramalan Box-Jenkis merupakan suatu prosedur iterative memilih

model terbaik untuk series yang stasioner dari suatu kelompok model time series

linier (Mulyono, 2000:147). ARIMA merupakan singkatan dari autoegressive

integrated moving average. Metode ini tidak menggunakan variabel independen,

melainkan menggunakan nilai-nilai sekarang dan nilai-nilai masa lampau dari

variabel dependen. Metode ARIMA adalah metode yang tepat untuk mengatasi

terlalu rumitnya data deret waktu (terdapat variasi dari pola data) dan situasi

peramalan lainnya.

Firdaus (2006:19), prosedur ARIMA terdiri dari beberapa tahapan yaitu

identifikasi, estimasi, evaluasi model dan peramalan. Penjelasan dengan tahap

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Indentifikasi. Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap tiga hal, yaitu

terhadap pola data; apakah terdapat unsur musiman atau tidak. Kedua,

identifikasi terhadap kestasioneran data. Ketiga, identifikasi terhadap pola

atau perilaku ACF dan PACF.

2. Estimasi model. Pada tahap estimasi, pertama-tama dihitung nilai estimasi

awal untuk parameter-parameter dari model tentatif, untuk menghitung

estimasi awal biasanya digunakan nilai 0 atau 1 sebagai koefisien estimasi

(35)

18 3. Evaluasi mode. Setelah diperoleh persamaan untuk model tentatif, dilakukan

pengujian kedekatan model dengan data. Uji ini dilakukan dengan menguji

nilai residual, signifikasi dan hubungan-hubungan antara parameter. Nilai

residual merupakan nilai yang diperoleh dari selisih antara nilai skyual

dengan nilai ramalan. Jika terdapat hasil uji yang tidak diterima atau tidak

memenuhi syarat, maka model harus diperbaiki dan langkah-langkah

sebelumnya diulang kembali. Uji diagnostik untuk evaluasi model terdapat 6

kriteria, yaitu residual peramalan bersifat acak, model parsimonius

(sederhana), parameter yang diperoleh berbeda nyata dengan nol, proses

iterasi harus convergence dan memiliki nilai MSE terkecil.

2) Metode Kausal (Regresi)

Metode peramalan kausal didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan

antara variabel yang diperkirakan (dependen) dengan variabel lain yang

mempengaruhinya (independen), yang bukan waktu yang disebut metode korelasi

atau sebab akibat (causal method). Metode ini sering disebut metode regresi.

Metode regresi adalah suatu penyederhanaan pola hubungan suatu variabel

dengan suatu variabel lain (Mulyono, 2000:53). Kriteria yang digunakan untuk

menunjukkan keakuratannya yaitu nilai R-Square (Rangkuti, 2007:19). Semakin

besar nilai R-Square berarti model semakin akurat dalam meramalkan. Untuk

pengujian regresi dilakukan dengan membandingkan nilai ρ dengan tingkat α

yang akan digunakan. Nilai α yang digunakan 0,05 dengan derajat kepercayaan 95

(36)

19 Abdurrahman, 2007:198). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel tersebut

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

2.4 Persediaan

Chopra dan Meindl dalam Elawati (2010:14) menyatakan persediaan merupakan seluruh bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi yang

terdapat dalam suatu penyediaan. Berbeda dengan Shore dalam Zulfikarijah

(2005:4) mendefinisikan bahwa persediaan sebagai sumberdaya menganggur yang

memiliki nilai potensial, definisi tersebut memasukan perlengkapan dan tenaga

kerja yang menganggur sebagai persediaan.

2.4.1 Jenis-jenis Persediaan

Indrajit dan Djokopranoto (2003:4) mengklasifikasikan barang persediaan

sebagai berikut:

1. Bahan baku (raw material) adalah bahan mentah yang belum diolah, yang

akan diolah menjadi barang jadi, sebagai hasil utama dari barang yang

bersangkutan.

2. Barang setengah jadi (semi final product) adalah hasil olahan bahan

mentah sebelum menjadi barang jadi yang sebagian akan diolah lebih

lanjut menjadi barang jadi dan sebagian kadang-kadang dijual seperti apa

(37)

20 3. Barang jadi (finished product) adalah barang yang sudah selesai

diproduksi atau diolah, yang merupakan hasil utama perusahaan yang

bersangkutan dan siap untuk dipasarkan atau dijual.

4. Barang umum dan suku cadang (general material and spare parts) adalah

segala jenis barang atau suku cadang yang digunakan untuk operasi

menjalankan perusahaan/pabrik dan untuk memelihara peralatan yang

digunakan.

5. Barang untuk proyek (work in progress) adalah barang-barang yang

ditumpuk menunggu pemasangan dalam proyek baru.

6. Barang dagangan (commodities) adalah barang yang dibeli, sudah

merupakan barang jadi dan disimpan digudang menunggu penjualan

kembali dengan keuntungan tertentu.

2.4.2 Fungsi Persediaan

Handoko (2008:335), menyatakan efensiensi operasional suatu organisasi

dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting persediaan. Fungsi-fungsi

persediaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Decoupling

Fungsi Decoupling adalah memungkinkan operasi-operasi perusahaan

internal dan eksternal mempunyai kebebasan (independence). Fungsi ini

memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa

(38)

21 2. Fungsi Economic Lot Sizing

Fungsi Economic Lot Sizing yaitu fungsi yang menyimpan persediaan

sehingga perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber daya dalam

kuantitas yang dapat mengurangi biaya per unit. Persediaan “lot size” ini perlu

mempertimbangkan “penghematan-penghematan” (potongan pembelian, biaya

pengangkutan per unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan

melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan

biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang,

investasi, resiko, dan sebagainya).

3. Fungsi Antisipasi

Fungsi antisipasi merupakan fungsi yang berguna bagi perusahaan dalam

menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan

barang-barang selama periode pemesanan kembali sehingga memerlukan

persediaan pengaman.

2.4.3 Biaya Persediaan

Menurut Tampubolon (2004:194) biaya persediaan terdiri dari : 1. Biaya penyimpanan (Holding cost atau carrying costs)

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang timbul di dalam menyimpan

persediaan, di dalam usaha mengamankan persediaan dari kerusakan,

keusangan atau keausan, dan kehilangan. Biaya-biaya yang termasuk sebagai

(39)

22 a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pendingin

ruangan dan sebagainya).

b. Biaya modal (opportunity cost of capital) yaitu alternative pendapatan

atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan.

c. Biaya keusangan.

d. Biaya penghitungan fisik.

e. Biaya asuransi persediaan.

f. Biaya pajak persediaan.

g. Biaya pencuriaan, pengrusakan atau perampokan.

h. Biaya penanganan persediaan.

2. Biaya pemesanan atau pembeliaan (ordering costs atau procurement cost)

Biaya pemesanan adalah biaya-biaya yang timbul selama proses

pemesanan sampai barang tersebut dapat dikirim pemasok. Biaya-biaya

yang termasuk biaya pemesanan yaitu :

a. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi

b. Upah

c. Biaya telepon

d. Pengeluaran surat menyurat

e. Biaya pengepakan dan penimbangan

f. Biaya pemeriksaan penerimaan

g. Biaya pengiriman ke gudang

(40)

23 3. Biaya Penyiapan (manufacturing) atau set-up cost

Biaya penyiapan merupakan biaya-biaya yang timbul di dalam

menyiapkan mesin dan peralatan untuk dipergunakan dalam proses

konversi. Biaya-biaya yang termasuk biaya penyiapan adalah :

a. Biaya mesin-mesin menganggur

b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung

c. Biaya penjadwalan

d. Biaya ekspedisi

4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs)

Biaya kehabisan atau kekurangan bahan adalah biaya yang timbul akibat

kehabisan persediaan karena kesalahan perhitungan. Biaya-biaya yang

termasuk biaya kekurangan bahan adalah :

a. Kehilangan penjualan

b. Kehilangan langganan

c. Biaya pemesanan khusus

d. Biaya ekspedisi

e. Selisih harga

f. Terganggunya operasi

(41)

24 2.5. Pengendalian persediaan

Pengedalian persediaan berupa mengatur dan mengontrol persediaan untuk

kebutuhan selama periode tertentu. Fungsi pengendalian untuk komoditas

pertanian sangat penting, baik yang dilakukan oleh produsen, lembaga perantara

pemasaran, konsumen maupun yang dilakukan suatu badan pemerintahan yang

berwenang (Said dan Intan; 2001:95-99).

Menurut Assauri (2004:177), tujuan dari pengendalian persediaan secara rinci

dapat dinyatakan sebagai usaha untuk :

1. Menjaga agar perusahaan tidak kehabisan persediaan sehingga produksi

terhenti.

2. Menjaga supaya pembentukkan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu

besar atau berlebihan, sehingga biaya yang timbul dari persediaan tidak

terlalu besar.

3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini

akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.

2.6 Model Pengendalian Persediaan Economic Order Quantity (EOQ)

EOQ merupakan salah satu teknik pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi didasarkan pada asumsi

(Render dan Heizer, 2001:320) :

a. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan.

(42)

25 c. Persediaaan diterima dengan segera, dengan kata lain, persediaan yang

dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk pada satu waktu.

d. Tidak mungkin diberikan diskon.

e. Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pesanan dan

biaya penahanan atau penyimpanan persediaan sepanjang waktu.

f. Keadaan kehabisan (kekurangan) dapat dihindari sama sekali bila

pemesanan dilakukan dengan tepat.

2.7 Penelitian Terdahulu

Khaerunnisa (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Peramalan Penjualan unrtuk Perencanaan Pengendalian Persediaan Kecap Manis Sate PT.

Korma Jaya Utama (KJU). Hasil penelitian menunjukan pola data penjualan kecap

manis sate periode Januari 2003 hingga Desember 2007 pola stasioner dan pola

musimam. Berdasarkan pola data tersebut didapatkan nilai penjualan yang relatif

konstan berada disekitar garis rata-rata. Pola musiman disebabkan oleh perilaku

sales (agen) dan pengaruh hari besar keagamaan.

Berdasarkan pengolahan data, metode peramalan penjualan yang terbaik

yaitu metode indek musiman dengan nilai MSE terkecil yaitu 153086792

sedangkan penggunakan metode EPQ menghasilkan prediksi produksi sebesar

115.020,34 botol, kemudian dikonversikan ke dalam hari kerja dihasilkan jumlah

(43)

26 Perusahaan menerapkan persediaan berupa persediaan pengaman yakni

31.795,28 botol memerlukan biaya sebesar Rp. 470.252,19, sedangkan dengan

perhitungan EPQ dengan presentase tingkat pelayanan 99,9 persen perusahaan

dapat memenuhi permintaan pelanggan, dihasilkan persediaan pengaman 28.922,8

botol memerlukan biaya Rp. 427.776,21. Dengan selisih sebesar 42.475,98 maka,

metode EPQ lebih optimal dibandingkan dengan metode yang diterapkan

perusahaan.

Penelitian mengenai Analisis Perencanaan Pengadaan Persediaan Tuna pada

PT. Tridaya Eramina Bahari Muara Baru Jakarta oleh Elawati (2010). Sistem

pengadaan bahan baku yang dilakukan PT. Tridaya Eramina Bahari belum

optimal. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya perencanaan dalam pengadaan

persediaan bahan baku dengan menggunakan metode tertentu sehingga

penggunaan bahan baku belum tertata baik dan biaya persediaan bahan baku

belum minimum. Analisis perbandingan antara metode perusahaan dengan metode

EOQ, menunjukkan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan

metode EOQ lebih efisien. Peramalan permintaan (volume ekspor) tuna loin untuk

tahun 2010 dilakukan dengan menggunakan metode time series. Berdasarkan nilai

MAD terkecil didapatkan metode peramalan terbaik untuk digunakan yaitu

Dekomposisi Aditif dengan indeks musiman 12. Perencanaan persediaan bahan

baku perusahaan tahun 2010 dengan menggunakan metode EOQ yang didasarkan

(44)

27 (volume ekspor), diperoleh besarnya kuantitas pemesanan sebesar 1.139 kg per

pesanan dengan nilai frekuensi pemesanan sebesar 377 kali pemesanan.

2.8 Kerangka Pemikiran Konseptual

Pertama kali yang dilakukan dalam penelitian mengenai peramalan penjualan untuk perencanaan pengadaan buah durian di Rumah Durian Harum adalah

menentukan objek penelitian yang akan diteliti berdasarkan jenis buah durian.

Jenis buah durian yang akan dijadikan objek penelitian diambil berdasarkan

tingkat penjualan tertinggi dan frekuensi ketersedian paling sering tetapi memiliki

biaya persediaan yang besar. Kemudian setelah mengetahui jenis buah durian

yang akan diteliti maka tahap berikutnya adalah ramalan penjualan meliputi

identifikasi pola data penjualan selama 2 tahun terakhir periode yang kemudian

akan dilakukan peramalan. Peramalan dilakukan menggunakan metode time

series yang terdiri atas metode moving average, metode ekpsonensial smoothing,

metode dekomposisi, metode winter’s dan indeks musiman yang turut

mempengaruhi penjualan. Berdasarkan beberapa metode peramalan yang akan

digunakan kemudian dipilih metode peramalan yang paling akurat. Salah satu

kriteria yang digunakan dalam memilih metode peramalan adalah kesalahan

peramalannya (nilai error) yang terkecil. Akurasi peramalan yang digunakan

adalah Mean Standard Error (MSE)

Perubahan tingkat penjualan di masa yang akan datang dengan prediksi

(45)

28 yang optimal akan diprediksi menggunakan Economic Order Quantity(EOQ) dan

Safety Stock (SS). Hal ini dikarenakan tingkat permintaan telah diketahui

berdasarkan ramalam penjualan dan diasumsikan konstan 1 tahun kedepan. Lead

time diketahui dan bersifat konstan yaitu 1 hari serta persediaan diterima dengan

segera.

Hasil penelitian nanti akan memperlihatkan jumlah buah durian yang

dibutuhkan satu tahun kedepan. Peramalan jumlah buah durian yang dihasilkan

menggambarkan pula berapa persediaan bauh yang optimal sehingga dapat

meminimalisirkan biaya. Secara garis besar, uraian diatas merupakan suatu

(46)

29 Rumah Durian Harum

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual

Keterangan

: sasaran penelitian : kegiatan penelitian : arah kegiatan penelitian : alat penelitian

Identifikasi Pola Penjualan

Ramalan Penjualan 1 tahun kedepan

Perencanaan Pengadaan Persediaan

Rekomendasi Perencanaan Pengadaan Persedian

Penentuan Objek Penelitian Berdasarkan Jenis Buah Durian

Peramalan Penjualan

Metode Time Series

1) metode double moving average

2) metode double

eksponensial smoothing 3) metode dekomposisi 4) metode winter’s

5) metode indeks musiman

Pemilihan metode peramalan terbaik

EOQ Safety stock  Visualisasi Grafik  Uji Akar Unit

(ADF)

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Durian Harum yang berlokasi di Jl.

Bintaro Utama sektor 3A no.45,Bintaro Jaya. Penentuan lokasi ini dilakukan

secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Rumah Durian Harum

adalah salah satu retail besar yang memasarkan buah durian baik produk segar

maupun olahan sepanjang tahun. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan

Desember 2010 sampai Februari 2011.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan. Data sekunder

diperoleh dari data pola penjualan buah durian selama 2 tahun terakhir periode

Maret 2009 hingga Februari 2011 dan pengendalian persediaan buah durian yang

diterapkan oleh Rumah Durian Harum serta data penunjang yang diperoleh

melalui literatur, dokumen dan informasi dari berbagai instansi terkait seperti

BPS, dan perpustakaan-perpustakaan instansi terkait. Data yang dibutuhkan yaitu

gambaran umum perusahaan, persediaan dan penjualan buah durian Rumah

(48)

31

3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program

Microsoft Excel, Minitab 15 dan Eview 4.1.Volume penjualan 1 tahun yang akan

datang dapat dilihat dari pola penjualan periode sebelumnya. Berdasarkan

penjualan tersebut kemudian data diolah menggunakan metode peramalan time

series. Pemilihan metode peramalan yang terakurat kemudian dapat

memproyeksikan sejumlah persediaan dengan metode EOQ dan SS.

3.3.1. Identifikasi Pola Penjualan

Identifikasi pola data dilakukan dengan visualisasi plot data secara grafik

dan pengujian menggunakan uji akar unir (ADF). Identifikasi pola data bertujuan

untuk mengetahui komponen unsur-unsur yang ada seperti trend, stasioner,

musiman dan siklus.

Uji akar unit merupakan pengujian yang dikembangkan oleh David Dickey

dan Wayne Fuller dengan sebutan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test.

Beberapa model yang dapat dipilih untuk melakukan Uji ADF (Nachrowi dan

Usman, 2006:355) sebagai berikut :

ΔYt = δYt-1 + ut (tanpa intercept) (1)

ΔYt = β + δYt-1 + ut (dengan intercept) (2)

ΔYt = β1 + β2t + δYt-1 + ut (intercept dengan trend waktu) (3)

Dimana :

ΔYt = first difference dari variabel yang digunakan

(49)

32

Hipotesis untuk pengujian ini adalah :

H0 : δ = 0 (terdapat unit root, tidak stasioner)

H1 : δ ≠ 0 (tidak terdapat unit root, stasioner)

Prosedur menentukan apakah data satsioner atau tidak adalah dengan cara

membandingkan antara nilai statistik DF dengan nilai kritisnya yaitu distribusi

statistik, Runtun waktu yang diamati stasioner jika memiliki nilai ADF lebih besar

dari nilai kritis. Beberapa piranti lunak ekonometrika seperti EViews, SPlus, dan

R menyediakan nilai kritis ini setiap kali kita melakukan running data.

3.3.2. Metode Time Series

Penelitian ini akan menggunakan metode peramalan time series. Metode ini terdiri atas beberapa metode diantaranya metode naïve, metode rata-rata bergerak

ganda (double moving average), metode dekomposisi, metode Double

Eksponensial Smoothing, metode winter’s dan Metode Indeks Musiman.

1. Metode rata-rata bergerak ganda/double moving average (Arsyad,1994:82)

M’(n)t =

Keterangan :

n = jumlah periode (orde) yang diikutkan dalam panjang

(50)

33

M’t = nilai moving average dari moving average pada periode t

= nilai ramalan penjualan untuk p periode mendatang

at = nilai moving average pada periode t

bt = nilai trend moving average pada periode t

p = jumlah periode mendatang yang akan diramalkan

2. Metode Dekomposisi

Penulisan matematis dari pendekatan metode ini sebagai berikut (Firdaus,

2006: 14):

Yt = f (Xt , Ct, It, Et)

A. Dekomposisi Aditif

Model ini dipilih bila gelombang-gelombang kecil (swing) dari variasi

musiman bersifat konstan sepanjang waktu. Penulisan modelnya sebagai

berikut:

Yt = Xt + Ct + It + Et

B. Dekomposisi Multiplikatif

Model ini dipilih bila gelombang-gelombang kecil (swing) dari variasi

musiman meningkat secara proporsional dengan bertambahnya waktu.

Penulisan modelnya sebagai berikut:

Yt = Xt x Ct x It x Et

Keterangan :

(51)

34

Ct = komponen siklus pada periode t

It = komponen musiman pada periode t

Et = komponen kesalahan atau error pada periode t

3. Metode Double Eksponensial Smoothing (Subagyo, 1994:24) Metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

= nilai pemulusan baru data aktual penjualan

= nilai aktual pada periode t

= koefisien pemulusan (smoothing) (0< <1)

= nilai perkiraan trend

= koefisien pemulusan (smoothing) untuk trend (0< <1)

p = jumlah periode penjualan mendatang yang akan diramalkan

= nilai ramalan penjualan untuk p periode mendatang

4. Metode Winter’s

(52)

35

Keterangan :

= nilai pemulusan baru data aktual

= nilai aktual penjualan pada periode t

= koefisien pemulusan (smoothing) (0< <1)

= nilai perkiraan trend

= koefisien pemulusan (smoothing) untuk trend (0< <1)

= nilai perkiraan musiman

= koefisien pemulusan (smoothing) untuk musiman (0< <1)

p = jumlah periode penjualan mendatang yang akan diramalkan

= panjang variabel musiman

= nilai ramalan penjualan untuk p periode mendatang

5. Metode Indeks Musiman

Persamaan dalam indeks musiman dapat dihitung melalui :

Y = a+ b X

a = ∑Y

n

b = ∑XY

∑X2

ŕ = Yt

Y

(53)

36

ŷt+1 = (Y) (ŕ (rata-rata)

keterangan :

a, b = konstanta

n = banyaknya data

Y = penjualan aktual

X = pengkodean dari titik tengah periode

ŕ = rasio penjualan

Yt = nilai garis trend

ŷt+1 = nilai ramalan periode mendatang

3.3.3. Pemilihan Metode Peramalan

Pemilihan metode peramalan terakurat perlu dipertimbangkan beberapa faktor yakni forecasting power dari metode tersebut yaitu menguji nilai

kesalahannya. Ukuran akurasi yang sering digunakan adalah nilai mean squared

error (MSE). Metode ini mengavaluasi akurasi peramalan dengan

mengkuadratkan nilai kesalahan peramalan (error). Hasilnya dijumlahkan dan

dibagi dengan jumlah obsevarsi. Metode peramalan yang memiliki nilai MSE

paling kecil mengandung pengertian bahwa semakin kecil nilai MSE suatu

peramalan, maka hasil ramalan tersebut semakin mendekati aktualnya

(forescasting power semakin kuat (Firdaus, 2006:4). Nilai MSE dirumuskan

sebagai berikut:

(54)

37

Keterangan :

yi = nilai variabel

ŷi = nilai ramalan

(yi- ŷi) = kesalahan ramalan (error)

n = banyaknya observasi

3.4.Pengendalian Persediaan

3.4.1 Economic Order Quantity (EOQ)

Model persediaan EOQ dapat dilakukan dengan cara grafik dan tabel, atau

dengan formula (rumus). Cara tabel dan grafik, atau menggunakan pengujian uji

coba untuk mengetahui jumlah pesanan yang paling ekonomis. Caranya dimulai

dengan menghitung biaya-biaya yang timbul pada setiap kemungkinan frekuensi

pesanan yaitu pemesanan dan jumlah pesanan yang paling ekonomis, yaitu

memberikan biaya total terendah dapat diketahui dengan membandingkan biaya

total dari setiap frekuensi pesanan.

Rumus EOQ yang biasa digunakan adalah (Handoko, 2008:340)

EOQ = H SD

2

Dimana:

D : penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu.

S : Biaya pemesanan ( persiapan pesanan dan penyiapan mesin ) per

pesanan

(55)

38

Adapun asumsi yang perlu diperhatikan pada model EOQ adalah sebagai

berikut (Handoko, 2008 : 341):

1. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui

(deterministik).

2. Harga per unit produk adalah konstan.

3. Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah konstan.

4. Biaya pemesanan per pesanan (S) adalah konstan.

5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima (leadtime)

adalah konstan.

6. Tidak terjadi kekurangan barang atau back order.

Komponen biaya yang harus diketahui untuk menentukan kuantitas pesanan

ekonomis adalah sebagai berikut :

Biaya pemesanan pertahun = frekuensi pesanan x biaya pemesanan

= S

Q D

Frekuensi pemesanan merupakan permintaan pertahun dibagi dengan jumlah

pesanan dalam satu tahun, sehingga jumlah frekuensi pesananan yang paling

ekonomis adalah :

F’ = *

Q D

Sedangkan untuk mengetahui banyaknya pemesanan dilakukan dengan membagi jumlah hari kerja dengan frekuensi pemesanan yang paling ekonomis,

(56)

39

= persediaan rata-rata x biaya penyimpanan

= Q H 2

EOQ terjadi bila biaya pemesanan = biaya penyimpanan

xS

membuat turunan pertama fungsi biaya total terhadap Q sama dengan nol, sebagai

berikut :

(57)

40

S = biaya pemesanan atau biaya setup (rupiah/pemesanan)

h = biaya pemesanan (% terhadap nilai barang)

C = harga barang (rupiah/unit)

H = h x C = biaya penyimpanan (rupiah/kg/tahun)

Q = jumlah pemesanan (unit/pesanan)

F = frekuensi pemesanan (kali/tahun)

T = jarak waku antar pesanan (tahun,hari)

TC = biaya total persediaan (rupiah/tahun)

3.4.2. Safety Stock (SS)

Persediaan pengaman apabila penggunaan persediaan melebih dari

perkiraan. Safety stock sering disebut dengan buffer stock. Semakin besar safety

stock maka semakin kecil kemungkinan terjadi stock out. Menentukan besarnya

persediaan pengaman dengan pendekatan timgkat pelayanan (service level).

Tingkat pelayanan dapat didefinisikan sebagai probabilitas permintaan tidak akan

melebihi persediaan selama jangka waktu tenggang (Rangkuti,2007:11). Rumus

SS yang biasa digunakan adalah :

SS = z Lt ( d)

Dimana :

SS = Safety Stock

Z = tngkat pelayanan

Lt = masa tenggang

(58)

41

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut

(Nazir, 2005:126). Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Data time series adalah data penjualan bulanan buah durian medan, buah

durian monthong thailand, dan buah durian frozen monthong.

2. Permalan penjualan adalah aktivitas memperkirakan jumlah buah duah

durian yang akan dijual dalam rentang waktu satu tahun kedepan

berdasarkan data time series.

3. Stasioner adalah pola data yang horizontal, data berfluktuasi di sekitar

nilai rata-rata konstan dan data tidak memiliki kecendrungan (trend).

4. Biaya pemesanan adalah biaya-biaya yang terkait langsung dangan

kegiatan pemesanan dan pembelian bahan yang dilakukan perusahaan.

Biaya pemesanan dihitung dalam satuan Rupiah (Rp).

5. Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul karena adanya buah durian

yang disimpan oleh perusahaan. Biaya penyimpanan dihitung dalam

satuan Rupiah (Rp).

6. Jumlah permintaan adalah banyaknya kebutuhan buah durian yang

diperlukan untuk dipasarkan dalam satu periode. Jumlah permintaan

(59)

42

7. Harga buah durian yaitu harga yang ditentukan oleh suppllier, dimana

harga sewaktu-waktu dapat berubah tergantung kebijakan suppllier yang

Gambar

Tabel 1. Nilai Gizi Buah Durian
Gambar 1. Jalur Distribusi Barang Dagangan
grafik dan uji akar unit  (ADF). Identifikasi pola data penjualan bertujuan untuk
Gambar 2. Pola data metode time series; (a) stasioner, (b) musiman, (c) sklus dan (d) trend Sumber : Herjanto (2008:80)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang jajanan sehat terhadap tingkat pengetahuan siswa rerata sebelum dan sesudah melakukan penyuluhan tentang jajanan sehat adalah

thuringiensis terh gejala peracunan pestis terhadap serangga uji suda ini teramati melalui gej yang aktivitas gerakannya nurun (diam). Selain itu ak juga terhenti. Hal ini

Hubungan cinta anak dengan orangtuanya mungkin akan mempengaruhi caranya nanti dalam menjalin hubungan asmara pada masa dewasa Keyakinan ini di kenal sebagai

Untuk merumuskan dan mendiskusikan lebih lengkap mengenai antropologi budaya maka akan dibatasi pada ketiga subdisiplin utama antropologi budaya antara lain arkeologi,

Pemeliharaan naskah agar tidak cepat rusak, antara lain (a) mengatur suhu udara tempat naskah disimpan, (b) sehingga tidak cepat lapuk; (c) melapisi kertas-kertas yang

Sedangkan menurut Conyers “Pertama, partisipasi politik masyarakat sebagai alat guna memperoleh suatu informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat yang

Karena F hitung &gt; F tabel , sehingga mengindikasikan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

Mengenai waktu berbekam sebagaimana hadis hasan yang diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa bekam baik dilakukan saat pertengahan bulan, menurut penulis hal tersebut