PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MASASE TERHADAP
KELENTUKAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI
KEKAKUAN SENDI DI UPT PELAYANAN SOSIAL
LANJUT USIA DAN ANAK BALITA JL.
PERINTIS KEMERDEKAAN BINJAI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai
Syarat-Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sains
OLEH
ARIS FHANDY PA
6103210004
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PERSETUJUAN
Skripsi yang diajukan oleh Aris Fhandy PA, NIM : 6103210004
Jurusan Ilmu Keolahragaan telah diperiksa dan disetujui untuk
diuji dalam Ujian Mempertahankan Skripsi
Medan, Maret 2015
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
i
ABSTRAK
ARIS FHANDY PA. 2015 Pengaruh Pemberian Terapi Masase Terhadap Kelentukan Pada Lansia Yang Mengalami Kekakuan Sendi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Jl. Perintis Kemerdekaan Binjai. (Pembimbing : Dr. Nurhayati Simatupang, M.Kes). Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2010
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Terapi Masase Terhadap Kelentukan Pada Lansia Yang Mengalami Kekakuan Sendi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Jl. Perintis Kemerdekaan Binjai. Metode Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Eksperimen dengan desain penelitian Pre test-Post test Design.
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 orang , untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pengumpulan data dengan cara memberikan perlakuan terapi masase pada sampel yang sudah ditetapkan. Penelitian ini terdiri dari pengambilan data awal pre test lalu diberikan program terapi masase dan pengambilan data post test. Pemberian program terapi masase dilakukan selama 8 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian Terapi Masase terhadap kelentukan pada lansia yang mengalami kekakuan sendi. Dari hasil analisis data dapat dijelaskan T hit > T tab ═ 7,63 > 2,23 maka diperoleh T hit kelentukan 7,62 lebih besar dari T tab (0,05;10) ═ 2,2281 ( p < 0,05 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan pemberian Terapi Masase memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelentukan pada lansia yang mengalami kekakuan sendi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak balita Jalan Perintis Binjai.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi masase memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kelentukan pada lansia yang mengalami kekakuan sendi di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Jl. Perintis Kemerdekaan Binjai.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan Berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Masase Terhadap Kelentukan Pada Lansia Yang Mengalami Kekakuan Sendi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan
Anak Balita Jl. Perintis Kemerdekaan Binjai”. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari, bahwa keberadaan skripsi ini “bagai setetes air di laut“. Penulis juga menyadari tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
tanpa bimbingan, saran, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak terutama Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi dan arahan mulai dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini. Selanjutnya penulis sadar bahwa selaku manusia biasa tak luput dari kesalahan “tidak ada gading
yang retak”. Oleh karena itu, penulis menyampaikan mohon maaf dan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan.
3. Bapak Fajar Apolo Sinaga, S.Si, M.Si, Apt selaku Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan.
iii
5. Bapak H. Umar S.SOS, Selaku Kepala UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai.
6. Ibu Dr. Nurhayati Simatupang. M.Kes selaku Pembimbing Proposal Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan, saran dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini,
7. Teristimewa untuk ayahanda dan ibunda Tercinta dan Adik tersayang, dan terima kasih yang tak terhingga atas semua pengorbanan dan doa yang telah diberikan selama ini kepada saya.
8. Sahabat–sahabatku sejawat dan seperjuangan, dan semua teman-teman Jurusan Ilmu Keolahragaan Unimed yang belum sempat saya tuliskan, terimakasih atas dukungan kalian selama ini.
9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan kita. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih, semoga skripsi ini berguna bagi kita semua khususnya para pembaca.
Medan, Maret 2015 Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 7
A. Lanjut Usia ... 7
B. Masase ... 13
C. Kaku Sendi ... 18
D. Profil Panti Sosial Lanjut Usia Binjai ... 35
E. Kerangka Berfikir ... 36
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel ... 38
C. Metode Penelitian ... 39
D. Instrumen Penelitian... 40
E. Teknik Analisis Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Hasil Penelitian... ... 43
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
A. Kesimpulan ... ... 52
B. Saran ... ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 53
vi
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 3.1. Norma Pengukuran Kelentukan Lansia ... 41
Tabel 4.1 Karakteristik Fisik Sampel Penelitian ... 43
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ... 44
Tabel 4.3 Tes Awal dan Akhir Terapi Masase ... 45
vii
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1 Columna Vertebralis ... 27
Gambar 2.2 Otot Punggung ... 28
Gambar 2.3 Tulang Pinggang ... 29
Gambar 2.4 Tehnik Masase Pada Pinggang ... 30
Gambar 2.5 Tehnik Masase Pada Pinggang ... 31
Gambar 2.6 Tehnik Masase Pada Pinggang ... 31
Gambar 2.7 Tehnik Masase Pada Panggul ... 32
Gambar 2.8 Tehnik Masase Pada Panggul ... 32
Gambar 2.9 Tehnik Masase Pada Panggul ... 32
Gambar 3.0 Tehnik Masase Pada Panggul ... 32
Gambar 3.1 Tehnik Masase Pada Panggul ... 33
Gambar 3.2 Tehnik Masase Pada Panggul ... 33
Gambar 3.3 Tehnik Masase Pada Panggul ... 33
Gambar 3.4 Tehnik Masase Pada Lutut ... 34
Gambar 3.5 Tehnik Masase Pada Lutut ... 34
Gambar 3.6 Tehnik Masase Pada Lutut ... 34
Gambar 3.7 Tehnik Masase Pada Lutut ... 35
Gambar 3.8 Tehnik Masase Pada Lutut ... 35
Gambar 3.9 Tehnik Masase Pada Lutut ... 35
viii
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1. From Data Responden ... 56
Lampiran 2. Program Terapi Massae ... 59
Lampiran 3.Keterangan Administrasi Penelitian ... 61
Lampiran 4.Data Test Awal dan Akhir Terapi Masase ... 69
Lampiran 5. Uji lilifors ... 70
Lampiran 6. Uji T (t-test) ... 71
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari
bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi.
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Pada masa ini lansia memasuki suatu tahap akhir dari proses penuaan, dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu (Kementerian Sosial RI Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia, 2011: 4). Setiap manusia akan menjadi tua dengan segenap keterbatasanya dan menjadi seorang lanjut usia pasti
akan dialami oleh setiap manusia apabila ia panjang umur. Pada lanjut usia akan terjadi penurunan kondisi fisik selain itu para lanjut usia bahkan masyarakat menggangap seakan-akan tugas-tugasnya sudah selesai mereka berhenti bekerja
dan seakan mengundurkan diri dari pergaulan masyarakat dan banyak lanjut usia yang lebih merenungkan hakikat hidupnya dengan lebih intensif serta
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa (Tamher 2012;1).
Perubahan yang terjadi pada lanjut usia terkadang tidak langsung disadari oleh setiap orang bahkan tidak jarang menjadi sebuah persoalan dalam kehidupan.
2
memasuki masa lanjut usia, kondisi fisik akan melemah, tidak punya semangat hidup, penyakitan, pelupa, pikun, tidak diperhatikan oleh keluarga dan masyarakat, menjadi beban orang lain dan sebagainya. Memasuki lanjut usia
seharusnya seseorang harus bisa beraktifitas lebih banyak karena waktu luang lebih banyak. Keluarga mempunyai peran utama bagi lanjut usia dalam
mempertahankan kesehatanya, peran keluarga dalam perawatan lanjut usia antara lain menjaga atau merawat lanjut usia, meningkatkan dan mempertahankan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi serta memberikan motivasi dan
memfasilitasi kebutuhan lanjut usia (Tamher, 2012;9).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan klien
penerima asuhan keperawatan, keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan keperawatan yang diperlukan bagi anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Selah satu dari keluarga mengalami masalah kesehatan, maka system
didalam keluarga akan terganggu. Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antara anggota keluarga dengan adanya hubungan timbal balik, umpan balik dan keterlibatan emosional. Hal ini merupakan strategi yang paling baik
yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan sosial keluarga yang kuat dalam membantu aggota keluarga yang mempertahankan kesehatan. Keluarga yang baik
akan berpengaruh negatif bagi perkembangan lansia. Pemanfaatan pelayanan kesehatan yang telah diatur oleh pemerintah dengan dikelola oleh setiap wilayah kerja puskesmas yang bertujuan peningkatan kesehatan khususnya bagi lansia
3
Sendi adalah pertemuan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainya. Persendian adalah hubungan antara tulang (articulation). Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling berhubungan. Pada
sistem gerak manusia, persendian mempunyai peran penting dalam peroses terjadinya gerak. Membran sinovial (selaput sendi) adalah selaput yang
membungkus ujung-ujung tulang yang membentuk persendian. Selaput ini menghasilkan minyak sinovial yang berguna sebagai pelumas sendi, (Wiarto, 2013:123). Nyeri sendi merupakan istilah yang tidak spesifik untuk
menggambarkan berbagai keluhan dan kelainan yang mengenai sistem lokomotor yang melibatkan sendi, otot, jaringan ikat, jaringan lunak disekitar sendi dan
tulang. Terminologi nyeri sendi tidak mengarahkan kepada sebuah diagnosa melainkan mengambarkan sekumpulan keluhan mengenai sistem muskuloskeletal. Ada banyak golongan penyakit yang menyebabkan munculnya keluhan nyeri
sendi, proses degeneratif (penuaan) jelas meningkatkan resiko menderita nyeri sendi, namun perlu dicatat penderita nyeri sendi juga muncul pada usia yang lebih muda. Nyeri sendi yang sering dijumpai pada lansia adalah osteoartritis,
osteoporosis, rheumatoid artritis, dan sebagainya. Nyeri sendi dapat
mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun, otot pada bagian
yang menderita harus dilatih guna mengaktifkan fungsi otot untuk meningkatkan gerak (Faisal, 2009;2).
Terapi adalah suatu usaha untuk menyembuhkan suatu penyakit atau
4
menggunakan tangan, dengan bebagai variasi gerakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989:935). Dapat di defenisikan terapi masase adalah suatu usaha penyembuhan suatu penyakit atau mengembalikan kondisi seseorang setelah
mengalami kelainan tertentu dengan maipulasi menggunakan tangan dengan berbagai variasi gerakan. terapi masase adalah manipulasi yang diberikan secara
ilmiah dan sistematis pada jaringan lunak tubuh untuk perbaikan dan restoratif. Pemberian massase dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh melalui proses refleks dan mekanik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Terapi masase
merupakan praktek terstruktur yang memakai tekanan atau gerakan cara manual atau dengan alat tambahan yang dapat merangsang tubuh seperti otot tendon,
ligamen dan persendian Houglum (2010:156).
Berdasarkan studi pendahuluan di UPT Pelayanan Lanjut Usia Dan Anak Balita Binjai, orang-orang yang ada dipanti tersebut adalah lansia yang berasal
dari orang-orang yang terlantar atau orang-orang yang dengan sengaja datang untuk tinggal dan dirawat di panti tersebut. Dari pengamatan sementara peneliti di
UPT Pelayanan Lanjut Usia Dan Anak Balita Binjai, banyak lansia yang mengalami keterhambatan dalam bergerak dikarenakan kurang melakukan aktifitas sehari-hari sehingga menyebabkan terjadinya kekakuan sendi yang
dikarenakan kurangnya mengunakan aggota gerak tubuhnya. Kekakuan sendi adalah hilangnya fleksibilitas/kelentukan sehingga terjadinya penurunan luas
gerak sendi.
5
Terapi Masase Terhadap Kelentukan Pada Lansia Yang Mengalami Kekakuan Sendi Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Jl. Perintis Kemerdekaan Binjai “
B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana telah diterangkan dalam latar belakang di atas, agar tidak
terjadi kesalahpahaman pengertian tentang masalah yang diteliti, maka perlu diidentifikasikan beberapa masalah terkait dengan judul di atas antara lain : Apa penyebab terjadinya kaku sendi?; Apa faktor yang mempengaruhi kaku sendi?;
Apa akibat yang dialami lansia akibat terjadinya kaku sendi?; Apa saja kegiatan yang dilakukan lansia?; Bagaimana motivasi lansia dalam mengatasi masalah
kaku sendi?; Apakah pemberian terapi masase dapat meningkatkan kelentukan?; Apakah pemberian terapi masase dapat mengurangi kaku sendi?; Bagaimana cara pemberian terapi masase untuk mengurangi kaku sendi?; Berapa waktu pemberian
terapi masase untuk mengurangi kaku sendi?;
C. Pembatasan Masalah
Begitu luasnya masalah yang diidentifikasi, maka dalam penelitian hanya
dibatasi pada bagaimana pengaruh pemberian terapi masase terhadap kelentukan pada lansia yang mengalami kaku sendi.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
6
masase terhadap kelentukan pada lansia yang mengalami kekakuan sendi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Jl. Perintis Kemerdekaan Binjai.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi
masase terhadap kelentukan pada lansia yang mengalami kekakuan sendi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Jl. Perintis Kemerdekaan Binjai.
F. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi lansia, mengetahui manfaat terapi masase untuk meningkatkan kemampuan gerak sendi dan khususnya dapat menguranggi kekakuan sendi yang disebabkan oleh menurunya fungsi gerak tubuh.
2. Bagi UPT PS Lansia dan Anak Balita Binjai, untuk melakukan terapi masase secara berkala untuk menghindari resiko kaku sendi pada lansia..
52 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemberian Terapi Masase memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelentukan sebesar 1,15 cm, dimana rata-rata pre test kelentukan sebelum diberikan terapi masase sebesar 5,73 cm sedangkan rata-rata post test
kelentukan sesudah diberikan terapi masase sebesar 6,88 cm.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi lansia, mengetahui manfaat terapi masase untuk meningkatkan kemampuan gerak sendi dan khususnya dapat menguranggi kekakuan sendi yang disebabkan oleh menurunya fungsi gerak tubuh.
2. Bagi UPT PS Lansia dan Anak Balita Binjai, untuk melakukan terapi masase secara berkala untuk menghindari resiko kaku sendi pada lansia.
53
DAFTAR PUSTAKA
Brunner(2002).defenisipenyakit degenaratif.http://digilib.unimus.ac.id/download.
Php %3 Fid% 3D13014. Diakses pada 29 januari 2014
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi,(2003), Metodologi Penelitian. Edisi Revisi Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.
Corbin 1980, Defenisi Kelentukan Lansia. http:// muskulofirst- vita. Blogspot.
Com /2013/04/. html), diakses pada 29 maret 2014.
Craven, R F. & Hirnle, C.J (2002). Fundamental Of Nursing; human health and function. (3rded). Philadelphia: Lippincott
Departemen Sosial RI (2009). Pedoman Keterampilan Dasar Massage Panti
Sosial Bina Netra. Jakarta
Effendi (1998), Defenisi nyeri dan kaku sendi. http://repository.unand.ac.id. Diakses pada 05 maret 2014.
Fatimah, (2010), Merawat Manusia Lanjut Usia. Edisi Revisi Jakarta : Penerbit Cv Trans Info Media.
Faisal Yatim, (2006), Penyakit Tulang dan Persendian. Edisi Revisi Jakarta: Peneerbit PT Populer Obor.
Fatmawati veni,(2013), Defenisi Terapi Masase, Sport andfitnes journal.http://download. portalgaruda.org/article. php ? article = 121722 &val= 938 diakses pada 23 febuari 2015.
Faisal 2009, Defenisi Nyeri Sendi. dalam http:// digilib .unimus. ac. id/
download. php%3Fid%3D13014 diakses pada 24 maret 2014.
54
Graha Ali S, Bambang P (2009), Terapi Masase Frirage penatalaksanan cedera
pada tubuh bagian atas.Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Yogyakarta
Graha Ali S, Bambang P (2009), Terapi Masase Frirage penatalaksanaan
cedera pada anggota tubuh bagian bawah. Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
Handoyo, 2000,Manfaat Pijat Relaksasi,Available from URL :
http://id.shvoong.com.diakses pada 20 maret 2015
Harsono, (1998) Ilmu Coaching, Pusat Ilmu Keolahragaan, KONI Pusat, Jakarta
Houglum, Peggy A. (2010) Therapeutic Exercise For Musculoskental Injuries, Champaign, IL: Human Kinetics.
Hurlock, (1997), Psikologi Perkembangan. Edisi Revisi,Jakarta: Penerbit Erlangga pp 380-381.
Jung Chang Hee (2002), Massage Olahraga Untuk Masyarakat Umum, Penerbit Universitas Negeri Malang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), Manipilasi dalam massage therapy.
http://www. dunia fisioterapi. com/post/read/ 318 /kekakuan-sendi.html
Diakses pada 29 januari 2014.
Kementerian Sosial RI 2011 Direktorat Pelayanan Lanjut Usia, Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI 2010, Defenisi Penyakit Degeneratif Jakarta.
Kusmana. (2007), Olah Raga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit
Jantung. Edisi Revisi Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
55
Nugroho, 2008, Pengertian Menua dalam http: // keperawatan. unsoed. ac. Id /
sites/ default / files/ BAB % 20II_8.pdf.diakses pada 24 maret 2014.
Olney, C.M. (2005). The effect of therapeutic back massage in hypertensive
persons: a preliminary study. Biological Research for Nursing.
Pudjiastuti, S dan Utomo, B. 2003. Fisioterapi pada Lansia, cetakan I, penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, hal. 8-18
Rokim, 2009, Perubahan fisiologi pada Lansia dengan nyeri sendi,
http://digilib.unimus. ac. id/files/disk1/146/ jtptunimus- gdl-
diananggra-7263-3-babiip-t.pdf). Diakses pada 29 maret 2014
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Edisi Revisi Bandung : Penerbit Alfabeta.
Suharto, (2000), Pengukuran Kelentukan, Departement Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Jakarta.
Tamher & Noorkasiani, (2009), Kesehatan Lanjut Usia dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Edisi Revisi Jakarta:Penerbit Salemba Medika.
Tapan Eric, 2005. Pengertian Degeneratif. http:// eprints. uns. ac. id/ 6513/ 1/
211481311201101321.pdf ). Diakses pada 29 maret 2014.
Trisnowiyanto, (2012), Keterampilan Dasar Massage. Yogjakarta: Muha Medika.
Watson, T. (2000). "The role of electrotherapy in contemporary physiotherapy
practice."Manual Therapy 5(3): 132‐141.
Wiarto, (2013), Anatomi & Fisiologi Sistem Gerak Manusia, Yogyakarta Graha Ilmu.
Yusrizal, 2012. Defenisi terapi masase. http :// repository. unand. ac. Id /