SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
RAHMA RISHA 110503232
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai
tugas akademik guna menyelesaikan akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau
lembaga,dan/atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat
izin,dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,kaidah dan
etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor-faktor yang diteliti pada penelitian, yaitu leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalahperusahaan perbankanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 41 perusahaan. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sebesar 28 perusahaan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengunduh annual report. Penelitian ini menggunakan metodeanalisis statistik, uji asumsi klasik, model persamaan regresi berganda dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan manajemen risiko.
iii
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING RISK MANAGEMENT DISCLOSURE IN BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to determine the factors that influence of risk management disclosure in banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The factors observed in the study are leverage, profitability, and company size.
The population in this study is a banking companies that is listed in the BEI as many as 41 companies. Sampling method in this study using purposive sampling method by 28 companies. Data collection methods used in this study is the method of documentation. This study will use analysis statistic method, clasic assumption test, multiple regression equations model, and the test of hypothesis.
The results showed that the leverage, profitability, and company sizenot have significant influence towarrd risk management disclosure.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan
Manajemen Risiko pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, nasihat, motivasi
serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk
kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi, cintai dan banggakan, ayahandaIr.
H. Edi Sutikno danibundaHj. Nurhayati Situmorangyang tidak pernah lelah
memberikan kasih sayang, doa, nasihat serta semangat yang tulus hingga saat ini.
Pada kesempatan inipenulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarief, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Akselaku Sekretaris Program
Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
v
4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Dosen Pembimbing saya yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan
perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs.Zainul Bachri Torong, M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji 1 dan Ibu
Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Dosen Penguji 2 yang telah membantu
penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan untuk penulis.
7. Seluruh Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk
segala jasa-jasanya selama perkuliahan.
8. Terimakasih kepada abang sayaMuhammad Murdiano dan Ibrahim Ikhsan,
Amd., dan jugaadik saya Nurul Nurdiningrum dan Ahmad Ridho, serta
keluarga besar sipurjadang yang selalu memberikan motivasi dan semangat
dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Buat rekan-rekan akuntansi 2011 USU khususnya Layli Alfita Nasution, Putri
Khairani Nasution dan Sonya Melinda, dan spesial Rizky Aulya terima kasih
banyak buat kebersamaannya yang selalu ada saat suka maupun duka, semoga
Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Besar
memberikan anugerah dan kasih-Nya atas cinta kasih, jerih payah, dan
jasa-jasa mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam
penyempurnaan skripsi ini.
Medan, Oktober 2015 Penulis
vii
2.1.4. Pengungkapan Manajemen Risiko ... 13
2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko ... 16
2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
2.3.Kerangka Konseptual ... 20
2.4.Hipotesis Penelitian ... 21
2.4.1. Leverage Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko ... 21
2.4.2. Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko ... 22
2.4.3. Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1.Jenis Penelitian ... 25
3.2.Batasan Operasional ... 25
3.3.Definisi Operasional Variabel ... 26
3.3.1. Variabel Dependen (terikat) ... 26
3.3.2. Variabel Independen (bebas) ... 27
3.4.Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 29
3.5.Populasi dan Sampel ... 30
3.6.Jenis dan Sumber Data ... 32
3.6.1. Jenis Data ... 32
3.7.Metode Pengumpulan Data ... 33
3.8.Metode Analisis Data ... 33
3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 33
3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 34
3.8.2.1. Uji Normalitas ... 34
3.8.2.2. Uji Multikolinieritas ... 35
3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 35
3.8.2.4. Uji Autokorelasi ... 36
3.8.3. Model Persamaan Regresi Berganda ... 37
3.8.4. Uji Hipotesis ... 38
3.8.4.1. Uji R2 (Koefisien Determinasi) ... 38
3.8.4.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .. 38
3.8.4.3. Uji Parsial (Uji t) ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1.Gambaran Umum ... 40
4.2.Hasil Uji Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko ... 41
4.2.1. Statistik Deskriptif ... 41
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 43
4.2.2.1. Uji Normalitas ... 43
4.2.2.2. Uji Multikolinieritas ... 44
4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 46
4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 48
4.2.3. Uji Regresi Berganda ... 50
4.2.4. Uji Hipotesis ... 52
4.2.4.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 52
4.2.4.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji-f) ... 54
4.2.4.3. Uji t (Uji Parsial) ... 55
4.3.Pembahasan ... 57
4.3.1. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko ... 57
4.3.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko ... 57
4.3.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1.Kesimpulan ... 59
5.2.Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 19
3.1 Definisi Operasional Variabel ... 29
3.2 Daftar Perusahaan Populasi danSampel ... 31
4.1 Sampel Penelitian ... 40
4.2 Statistik Deskriptif ... 42
4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ... 44
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 45
4.5 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ... 49
4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 50
4.7 Hasil Koefisien Determinasi ... 53
4.8 Hasil Uji-f ... 54
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN No.LampiranJudulHalaman
1 Daftar sampel penelitian 28 perusahaan perbankanyang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 63
2 Statistik Deskriptif ... 64
3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ... 64
4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 65
5 Lampiran Grafik Scatterplot ... 65
6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ... 66
7 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 66
8 Hasil Koefisien Determinasi ... 66
9 Hasil Uji-F ... 67
ABSTRAK
ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor-faktor yang diteliti pada penelitian, yaitu leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalahperusahaan perbankanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 41 perusahaan. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sebesar 28 perusahaan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengunduh annual report. Penelitian ini menggunakan metodeanalisis statistik, uji asumsi klasik, model persamaan regresi berganda dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan manajemen risiko.
iii
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING RISK MANAGEMENT DISCLOSURE IN BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to determine the factors that influence of risk management disclosure in banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The factors observed in the study are leverage, profitability, and company size.
The population in this study is a banking companies that is listed in the BEI as many as 41 companies. Sampling method in this study using purposive sampling method by 28 companies. Data collection methods used in this study is the method of documentation. This study will use analysis statistic method, clasic assumption test, multiple regression equations model, and the test of hypothesis.
The results showed that the leverage, profitability, and company sizenot have significant influence towarrd risk management disclosure.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sering terjadinya kasus penyimpangan pada laporan keuangan
menimbulkan kurangnya kepercayaan para pengguna laporan keuangan seperti,
investor, debitur, kreditor dan pengguna informasi lainnya.Tindakan kecurangan
pada laporan keuangan tersebut dapat terjadi di berbagai sektor usaha, salah
satunya sektor keuangan khususnya perbankan.Perbankan menyediakan dan
menawarkan berbagai instrumen keuangan bagi para nasabah dengan kualitas
risiko yang tinggi dan rendah.
Perbankan juga merupakan perusahaan yang memliki tingkat risiko yang
tinggi.Bank juga menjadi sorotan utama masyarakat, karena bank merupakan
tempat masyarakat banyak melakukan transaksi keuangan, yang tidak lepas dari
risiko-risiko dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Dampak dari tindakan fraud
yaitu perusahaan dituntut untuk mampu mengendalikan dan memberikan solusi
sebagai salah satu cara untuk mengelola risiko agar tidak merugikan perusahaan
dan para investor.
Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam
mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya, sehingga dapat membantu
para pengambil keputusan seperti investor,kreditur, dan pemakai informasi
lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah (Almilia
dan Retrinasari, 2007).Kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko ini
2
Seperti halnya risiko padaperusahaan merupakan hal yang tidak mungkin
dapat dihindarkan, sehingga risikotermasuk suatu aktivitas didalam perusahaan.
Risiko tidak sama halnya dengansuatu masalah, karena risiko merupakan sesuatu
yang belum terjadi sehingga tidaksemua risiko berdampak negatif bagi perusahaan
apabila perusahaan mampumengelola risiko itu dengan baik maka risiko tersebut
akan dapat dihindari.Tetapi penawaran risiko yang rendah tidak menutup
kemungkinan tidak adanya risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya.
Pentingnya pengelolaan dan pengendalian risiko agar perusahaan
dapatmempertahankan dan mengembangkan usahanya, terutama di masa yang
sangatketat kompetisinya seperti sekarang ini.Risiko, meskipun berkonotasi
negatif,bukan merupakan sesuatu yang harus dihindari.Untuk menghadapi risiko
yangmuncul, banyak perusahaan maupun badan usaha yang kemudian memulai
menggunakan manajemen risiko.
Karena risiko yang melekat ini, maka informasi yang disajikan oleh
perusahaan diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko dan ketidakpastian yang
dihadapi oleh investor.Dengan demikian, maka diperlukan pengungkapan
(disclosure) yang memadai (Sudamarji, 2007). Pengungkapan manajemen risiko
perusahaan adalah merupakan suatu strategi yangdigunakan untuk mengevaluasi
dan mengelola semua risiko dalam perusahaansecara sistematis dan efektif
sehingga mampu menambah nilai atau profit suatuperusahaan (COSO, 2004).
Dalam menjalankan kegiatan usaha manajemen risiko perusahaan perlu
tindakan pencegahan, mengingat bahwa semua hampir aktivitas yang dilakukan
oleh perusahaan mengandung risiko, baik itu risiko keuangan, seperti risiko kredit
dan risiko likuiditas, serta risiko non-keuangan, seperti risiko hukum dan risiko
operasional.
Pengungkapan manajemen risiko penting karena membantu stakeholder
dalam mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami profil risiko dan
bagaimana manajemen mengelola risiko.Pengungkapan manajemen risiko pada
perusahaan ini juga bermanfaat untuk memonitor risiko dan mendeteksi potensi
masalah sehingga dapat melakukan tindakan lebih awal agar masalh tersebut tidak
terjadi (Linsley dan Shrives, 2006 dalam Djoko dan Aryane, 2011).Pada sektor
perbankan sudah diatur kewajibannya untuk melakukan pengungkapan
manajemen risiko.
Informasi mengenai risiko perusahaan dapat memberikan manfaat
bagipengguna informasi akuntansi khusunya bagi perusahaan, informasi risiko
dapatmembantu mengelola perubahan, menurunkan biaya modal, dan pedoman
bagialur bisnis perusahaan dimasa mendatang(Mubarok, 2013). Manfaat
laindilakukannya risk disclosure perusahaan menurut Baretta dan Bonzzolan,
2004yaitu mengurangi kegagalan keuangan atau kerugian perusahaan
(Mubarok,2013).
Banyak penelitian terdahulu yang mengungkapakan struktur kepemilikan
dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan laporan
keuangan perusahaan seperti Kumala Dewi (2009) yang menyatakan bahwa porsi
4
keuangan.Puspitasari, (2009) meneliti hubungan ukuran perusahaan dan porsi
kepemilikan saham publik dengan tingkat pengungkapan laporan tahunan
perusahaan.Fathimiyah dkk, (2011) yang meneliti tentang pengaruh srtuktur
kepemilikan terhadap risk management disclosure.
Anisa (2012) melakukan penelitian pada perusahaan non-keuangan, dan
menemukankarakteristik berupa leverage berpengaruh positifpada pengungkapan
manajemenrisiko, namun berbeda dengan hasil yang telah diteliti oleh Amran et al
(2009)bahwa leveragetidak berpengaruh pada pengungkapan
manajemenrisiko.Leverage adalah dimana perusahaan memiliki tingkat utang
yang tinggidaripada struktur modalnya untuk membiayai aktiva perusahan.
Ketikaperusahaan memiliki tingkat utang atau leverage yang lebih tinggi
dibandingkanstruktur modalnya, perusahaan akan lebih banyak mengungkapkan
keadaan yangdialami perusahaan sehingga informasi akuntansi sangat penting
bagi investor,kreditur dan pengguna informasi lainnya untuk menilai dan
mengambil keputusanuntuk berinvestasi.
Pengungkapan manajemen risikojuga dipengaruhi oleh laba atau tingkat
NPM(net profit margin) yang diperoleh oleh perusahan (Anisa, 2012).Teori
agensi menjelaskanbahwa dimana manajer perusahaan memiliki ambisi untuk
mensejahterakanperusahaannya, ketika perusahaan memiliki profit margin yang
tinggi, manajercenderung memberikan informasi lebih terperinci, sebab manajer
inginmeyakinkan para investor terhadap kemampuan perusahaan dalam
Keberhasilan perusahaan dalam mengelola risiko sehinggaperusahaan
memiliki peluang untuk memperoleh profit margin lebih besar. Hasilpenelitian
yang dilakukan Ruwita (2013) menemukan bahwa profitabilitasberpengaruh
positif terhadap pengungkapan risiko, sedangkan hasil yang ditelitioleh Anisa
(2012) berbeda bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh positifterhadap
pengungkapan manajemen risiko.
Di Indonesia penelitian mengenai pengungkapan manajemen resiko masih
terbatas karakteristik pengungkapan risiko secara umum.Misalnya saja penelitian
yang dilakukan oleh Amalia (2005) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh secara signifikan dengan luas pengungkapan sukarela pada laporan
tahunan perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Kemudian ada lagi penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari
(2007) yang meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEJ menemukan pengaruh signifikan antara rasio leverage, rasiolikuiditas, dan
ukuran perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan wajib.
Lalu Sudarmadji dan Sularto (2007) didalam penelitiannya tidak
menemukan hubungan yang signifikan baik dengan ukuran perusahaan maupun
profitabilitas perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan keuangan
tahunan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Anisa (2012); Amran et.al
(2009);Ruwita (2013); Fathimiyah et.al (2012) dan adanya ketidak konsistenan
6
kembalipengaruhleverage,profitabilitas, dan ukuran perusahaan
padapengungkapan manajemen risiko.
Alasan peneliti, melakukan pengujiankembali yang pertama, dikarenakan
penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko ini masih jarang dilakukan
di Indonesia dan tingginya permintaanpara investor dan pemegang
saham.Rendahnya pengungkapan informasi risiko di Indonesia merupakan isu
yang sangat menarik untuk diteliti kembali.
Perbedaanpenelitian sebelumnya, peneliti akan meneliti pada perusahaan
perbankan yanglisting di (BEI)tetapi dengan periode tahun 2011-2013,
rendahnyapengungkapan risiko pada perbankan pada periode tahun tersebut juga
merupakan alasanuntuk diteliti dan adanya peraturan perbankan yang mewajibkan
mengungkapkanrisiko.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti menuangkan penelitiannya
dalam bentuk skripsi dengan judul: “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan manajemen risiko pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakahleverage berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapanmanajemen risiko?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapanmanajemen risiko?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan manajemen risiko?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka dapat ditetapkan yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui leverage, profitabilitas, danukuran
perusahaanberpengaruh signifikan terhadap pengungkapanmanajemen risiko pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga
bagi calon investor, perusahaan, serta bagi pihak lain yang ingin melakukan
penelitian selanjutnya.
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pengungkapan manajemen risiko.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada investor maupun kreditor untuk pengambilan keputusan investasi
8
3. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini mampu untuk memberikan
informasi dan pemahaman tentang pengungkapan manajemen risiko untuk
membantu memperbaiki praktek pengungkapan manajemen risiko di
perusahaan.
4. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Stakeholder
Dalam teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan tidak
hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu
memberikan manfaat bagi stakeholdernya.Stakeholder yang dimaksud
adalah pemegang saham, kreditur, pemerintah, masyarakat dan pihak
lainnya yang ikut serta dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.
Stakeholder baik dari pihak internal ataupun eksternal, harus lah
sama-sama dalam mendukung kemajuan dan kemakmuran perusahaannya.
Dengan kata lain kemakmuran suatu perusahaan sangat bergantung kepada
dukungan yang diberikan dari para stakeholder perusahaan tersebut.
Karena stakeholder adalah pihak yang dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh keputusan dan strategi perusahaan.
2.1.2. Teori Agensi
Jensen dan Mackling (Slamet Haryono, 2005) mendefinisikan teori
agensi sebagai suatu kontrak yang mana satu atau lebih principal (pemilik)
menggunakan orang lain agen (manajer) untuk menjalankan aktifitas
perusahaannya. Di dalam teori agensi yang dimaksud sebagai principal
adalah pemegang saham atau pemilik perusahaan, sedangkan yang
dimaksud sebagai agen adalah manajemen yang berkewajiban mengelola
10
Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan
operasional perusahaan, sedangkan agen sebagai pengelola berkewajiban
untuk mengelola perusahaan sebagaimana yang dipercayakan oleh
principal untuk meningkatkan kemakmuran principal melalui peningkatan
nilai perusahaan. Sebagai imbalan dari principal, agen akan diberikan
bonus, kenaikan gaji, kompensasi serta promosi jabatan.
Namun kenyataannya, agen sering melanggar kontrak yang telah
disepakati bersama oleh principal, yakni bertanggung jawab dalam
mensejahterahkan dan memajukan perusahaan, serta meningkatkan
kemakmuran para principal. Agen lebih mementingkan kesejahteraan diri
sendiri.
Konflik yang sering terjadi didalam teori agensi yaitu dikarenakan
para pengambil keputusan tidak ikut serta dalam menanggung risiko
apabila salah mengambil keputusan. Menurut para pengambil keputusan
risko tersebut seharusnya ditanggung oleh oleh para pemilik saham. Hal
inilah yang menimbulkan ketidaksinkronan antara pihak pengambilan
keputusan dengan para pemilik saham.
Konflik ini dapat diminimalkan dengan cara, manajer harus
menjalankan perusahaan sesuai dengan kepentingan para pemegang saham
begitupula dalam pengambilan keputusan oleh manajer harus disesuaikan
dengan kepentingan pemegang saham. Dalam menjalankan perusahaan
manajer juga dapat dimonitor oleh para pemegang saham. Tetapi pada
pemegang saham karena kompleknya aktifitas perusahaan serta semakin
besarnya ukuran perusahaan. Menurut Slamet Haryono (2005) terdapat
tiga macam biaya dalam teori agency yaitu :
1. Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh principal untuk mengawasi
aktifitas dan perilaku manajer antara lain membayar auditor untuk
mengaudit laporan keuangan dan premi asuransi untuk melindungi asset
perusahaan.
2. Biaya bonding yang ditanggung manajer untuk memberikan jaminan
kepada pemilik bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang
merugikan perusahaan.
3. Residual loss adalah biaya yang ditanggung oleh principal untuk
mempengaruhi keputusan manajer supaya meningkatkan kesejahteraan
principal.
2.1.3. Manajemen risiko
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur
risiko, serta membentuk strategi untuk mencegah terjadinya risiko.
Menurut Smith (1990) manajemen risiko didefinisikan sebagai proses
identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan darisebuah risiko yang
mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang
dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Perusahaan mengambil tindakan manajemen risiko untuk merespon
bermacam-macam risiko. Dalam melakukan respon risiko yang dilakukan
12
Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau
mentransfer risiko pada tahap awal proyek konstruksi.
Menurut Darmawi (2005) manfaat manajemen risiko yang
diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama
yaitu :
1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari
kegagalan.
2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan
laba.
3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak
langsung.
4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh
adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta
non-material bagi perusahaan itu.
5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni,
dan karena kreditur pelanggan lebih menyukai perusahaan yang
dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan
public image.
2.1.4. Pengungkapan Manajemen Risiko
Pengungkapan manajemen risiko dapat diartikan sebagai
pengungkapan atas bagaimana perusahaan dalam mengendalikan risiko
yang berkaitan di masa mendatang.
Pengungkapan manajemen risikoberpotensi memiliki manfaat
untuk para analis, investor, dan stakeholders (Amran et al., 2009).
Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor: 11/25/PBI/2009
perubahan atas nomor: 5/8/PBI/2003, manajemen risiko adalah
“serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang
timbul dari seluruh kegiatan usaha bank”.
Berdasarkan pengertian diatas, pengungkapan manajemen
risikodapat diartikan sebagai pengungkapan atas risiko-risiko yang telah
dikelola perusahaan atau pengungkapan atas bagaimana perusahaan dalam
mengendalikan risiko di masa mendatang. Pengungkapan manajemen
risiko berpotensi memiliki manfaat untuk para analis, investor dan
stakeholder.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor:
11/25/PBI/2009 perubahan atas nomor: 5/8/PBI/2003 tentang penerapan
manajemen risiko bagi bank umum. Bank wajib menerapkan manajemen
risiko secara efektif baik untuk bank secara individual maupun untuk bank
secara konsolidasi dengan perusahaan anak.
Bank Umum Konvensional hanya mempunyai 8 risiko yang terdiri
dari risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko
14
Wolk dan Tearney (dalam Marwata, 2000) menyatakan
pengungkapan mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh
badan berwenang maupun yang secara sukarela dilakukan perusahaan.
Pengungkapan dalam laporan keuangan dikelompokkan menjadi dua yaitu
pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela.
1. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)
Pengungkapan ini merupakan pengungkapan informasi yang
diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan
dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), namun
sebelum dikeluarkan keputusan Ketua Bapepam Nomor
38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai laporan tahunan
bahwa yang dimaksud dengan pengungkapan wajib adalah
meliputi semua pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.
2. Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang
dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh
peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang
diwajibkan. Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi
kewajiban pengungkapan minimal jika mereka merasa
pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya modalnya atau
jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan
Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan mengungkapkan lebih
sedikit apabila mereka merasa pengungkapan keuangan akan
menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi
buruk perusahaan di depan berbagai pihak.
Adapun tujuan dari pengungkapan manajemen risiko menurut Belkaoui
(2000) adalah:
1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan
ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam
laporan keuangan.
2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk
menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.
3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor
dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial untuk diakui
dan yang belum diakui.
4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh
pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antarperusahaan
dan antartahun.
5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar
di masa mendatang.
6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.
Pengungkapan manajemen risiko menjadi sebuah keharusan bagi
perusahaan sebagai bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban perusahaan
16
Pengungkapan manajemen risiko di Indonesia juga sudah mulai
serius di laporkan, ini terbukti dari peraturan pemerintah antara lain PSAK
No 50 (revisi 2006) tentang instrumen keuangan: pengungkapan dan
keputusan ketua BAPEPAM dan LK Nomor: Kep-134/BL/2006 tentang:
kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten dan perusahaan
publik. Banyaknya peraturan mengenai pengungkapan manajemen
risiko di Indonesia membuktikan bahwa pengungkapan manajemen risiko
di Indonesia sudah mulai serius di laksanakan. Peraturan pengungkapan
risiko di indonesia seperti PSAK No 50 (revisi 2006) dan Keputusan
Ketua BAPEPAM dan LK Nomor: Kep-134/BL/2006 umumnya mengatur
mengenai prosedur pengungkapan manajemen risiko yang harus di
lakukan oleh perusahaan di Indonesia.
2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko
1. Leverage
Menurut Brighamdan Houston (2006), leverage adalah rasio
untukmengukur seberapajauhperusahaan
menggunakanhutang.Semakin
besarrasioleveragemakasemakinburuk keadaankeuangan sebuah
perusahaan, halinidisebabkan
semakinbesarnyapendanaanperusahaan yangberasaldarihutang,
jadisemakintinggipularisikokeuanganyang
apabilarasioleverage
rendahmakarisikokeuanganataurisikokegagalanperusahaan untuk
mengembalikanpinjamanakansemakinrendah.
Tingginya levelutangcenderung membuatperusahaan untuk
membentuk komite(Chen et al. Dalam Safitri, 2013), jadisemakin
tinggi tingkat leverageperusahaan membuatperusahaan cenderung
membentuk pengungkapan manajemen risikountukmenangani
secara khusus manajemen risiko(Andarini,dalam Safitri, 2013).
2. Profitabilitas
Definisi profitabilitas adalah salah satu penilaian kinerja
manajemen dalammencapai tujuan perusahaan yaitu kenaikan laba,
sedangkan definisi tingkat profitabilitas adalah suatu cara untuk
menggambarkan posisi laba perusahaan.
Tingkat profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan net profit margin.Formula yang digunakan untuk
menghitung net profit marginadalah jumlah laba bersih terhadap
18 3. Ukuran Perusahaan
Perusahaan dengan ukuran besar memiliki kegiatan usaha yang
lebih kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang
lebih besar terhadap masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga
dilakukan pengungkapan informasi yang lebih untuk menunjukkan
pertanggungjawaban perusahaan kepada publik (Cowen et al.,
1987 dalam Hackston dan Milne, 1996).
Penelitian ini menggunakan total asset sebagai alat untuk
menilai ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan diukur
dengantotalassetyang menggambarkan
totalsumberdayayangdimilikiperusahaan dariaktivitas
operasidaninvestasi.
Semakinbesartotalasset,makasemakinbesarpula
ukuranperusahaantersebut.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang sebelumnya telah melakukan penelitian
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul
Penelitian Variabel Hasil Penelitian
20
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan di atas, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Semakin tinggi leverage suatu perusahaan akan menyebakan semakin
luasnya tingkat pengungkapan manajemen risiko, karena semakin tinggi tingkat
hutang suatu perusahaan semakin besar pula permintaan tranparansi informasi.
Hal ini yang menyebabkan hubungan antara leverage dan pengungkapan
manajemen risiko berpengaruh positif.
Profitabilitas juga memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan
manajemen risiko karena semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan
semakin banyak tingkat pengungkapannya, karena manajer perusahaan dalam
meningkatkan keuntungan dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk
meningkatkan kepercayaan investor.
Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan pengungkapan
manajemen risiko, karena semakin besar industri tersebut maka semakin banyak Leverage (H1)
HHh
Profitabilitas (H2)
Ukuran Perusahaan (H3)
investor yang menanamkan modalnya di perusahaan.Hal ini mengakibatkan
pengungkapan manajemen risiko semakin luas, hal ini sebagai suatu bentuk
pertanggungjawaban perusahaan terhadap investor.
2.4. Hipotesis
2.4.1. Leverage Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko
Leverage adalah penggunaan aktiva atau dana dimana untuk
penggunaan tersebut perusahaan harus menutupi dengan biaya tetap atau
beban tetap. Leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
debt to ratio.
“Pengukuran leverage menggunakan debt to asset ratio didasarkan
pada alasan bahwa ratio leverage telah digunakan sebagai proksi risiko
dalam
beberapa studi pengungkapan” (Anisa, 2012). Leverage merupakan
pengukur besarnya aktiva yang dibiayai oleh hutang.
Menurut teori stakeholder, perusahaan diharapkan mengungkap
lebih banyak risiko dengan tujuan untuk menyediakan penilaian dan
penjelasan mengenai apa yang terjadi pada perusahaan (Amran et al,
2009).
Terdapat hubungan yang positif antaraleverage perusahaan dengan
pengungkapan manajemen risiko,hal ini berdasarkan penelitian Harris Afif
Firdaus (2014). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dirumuskan
22
H1 = Leverage memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan manajemen risiko.
2.4.2. Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan
cenderung melakukan pengungkapan manajemen risiko lebih banyak
dibandingkan perusahaan yang mengalami penurunan profitabilitas atau
kerugian.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik dapat
memberikan informasi yang lebih besar untuk meningkatkan kepercayaan
investor.Perusahaan yang memiliki penurunan profitabilitas atau kerugian
akan cenderung menutupi risiko yang mereka hadapi karena takut
terjadinya penurunan investasi dan kepercayaan investor terhadap
pengelola perusahaan.
Hal ini dikarenakan rendahnya profitabilitas mengindikasikan
tingginya risiko yang dihadapi perusahaaan (Barry dan Brown, 1986;
Prodham dan Harris, 1989 dalam Aljifri dan Hussainey, 2007).Aljifri dan
Hussainey (2007) menemukan hubungan positif antara profitabilitas
dengan pengungkapan manajemen risiko. Berdasarkan penjelaskan
tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H2 = Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap
2.4.3. Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan
manajemen risiko.Perusahaan besar akan mengungkapkan risiko lebih
banyak dibandingkan denganperusahaan kecil.
Perusahaan besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk
membiayai penyediaan informasi bagi pihak internal perusahaan,
informasi tersebut digunakan untuk memberikan informasi bagi pihak
eksternal perusahaan, sehingga tidak membutuhkan biaya yang lebih besar
untuk melakukan pengungkapan secara menyeluruh.
Perusahaan kecil tidak mempunyai informasi yang siap saji seperti
perusahaan besar, hal ini mengakibatkan perusahaan kecil memerlukan
biaya yang cukup besar untuk mempunyai informasi selengkap perusahaan
besar. Perusahaan kecil umumnya mempunyai persaingan ketat dengan
perusahaan yang lain, karena jumlah perusahaan kecil lebih banyak di
bandingkan jumlah perusahaan besar.
Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak
eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga
perusahaan kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap
perusahaan besar (Singhvi dan Desai,1971 ; Buzby,1975 dalam Amilia
24
Amran et al (2009) menemukan hubungan positif antara ukuran
perusahaan dengan pengungkapan manajemen risiko. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H3= Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2007:30) penelitian asosiatif kausal adalah
“penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang
dipengaruhi).
3.2. Batasan Operasional
Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan waktu dan
tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan
konsep terhadap penelitian ini, yaitu diantaranya:
1. Penelitian ini dibatasi hanya selama 3 tahun yaitu dari tahun 2011 –
2013
2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan perbankan yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
3. Variabel-variabel yang dilibatkan di penelitian ini adalahleverage,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan
26
3.3. Definisi Operasional Variabel 3.3.1. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen adalah variabel terikat yang apabila
dalamhubungannya dengan variabel lain, variabel tersebut diterangkan
ataudipengaruhi oleh variabel lainnya. Sesuai dengan penelitian ini, maka
yangmenjadi variabel terikatnya adalah pengungkapan manajemen risiko.
Pengungkapan manajemen risiko dapat diartikan sebagai
pengungkapan atasrisiko-risiko yang telah dikelola perusahaan atau
pengungkapan atas bagaimanaperusahaan dalam mengendalikan risiko
yang berkaitan di masa mendatang.Sehingga risiko yang dikelola
diungkapakan pada laporan tahunan.
Pengungkapan manajemen risiko ini dikelompokkan kedalam 8
(delapan) jenis risiko yangdiungkapkan oleh manajemen risiko dan
kemudian di dalam tabel pengelompokkan risiko akan diberikan nilai 1
(satu) jika perusahaan tersebutmelakukan pengungkapan risiko, dan jika
tidak melakukan pengungkapanrisiko diberikan nilai 0 (nol).
Pengukuran tingkat pengungkapan manajemen risiko dilakukan
dengan menghitungjumlah kalimat yang memberikan informasi mengenai
risiko dalam laporantahunan. Penggunaan kalimat sebagai dasar
pengukuran atau perhitunganmemiliki kelebihan yakni menyediakan data
yang lengkap, handal, dan bermaknauntuk analisis lebih lanjut, Milne dan
Adler (1999) Linsley dan Shrives (2006)dalam Whardana
1. Risiko kredit
2. Risiko pasar
3. Risiko likuiditas
4. Risiko operasional
5. Risiko hukum
6. Risiko reputasi
7. Risiko stratejik
8. Risiko kepatuhan.
Terdapat batasan-batasan dalam pengungkapan risiko yang
dilaporkandalam perusahaaan. Tidak semua risiko yang dialami
perusahaan dilaporkansecara terang-terangan karena pelaporan
risiko ini menimbulkan kekhawatiranbagi perusahaan terhadap
ancaman para pesaing yang akan mengetahuikelemahan tersebut
(Anisa, 2012).
3.3.2. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen adalah variabel bebas yang apabila dalam
hubungannya dengan variabel lain, variabel tersebut fungsinya
menerangkan atau mempengaruhi keadaan variabel lainnya. Sesuai dengan
judul penelitian ini, maka yang menjadi variabel bebasnya adalah
28 1. Leverage
Leverage adalah penggunaan aktiva atau dana dimana
untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutupi dengan
biaya tetap atau beban tetap. Leverage dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan debt to ratio. “Pengukuran leverage
menggunakan debt to asset ratio didasarkan pada alasan bahwa
ratio leverage telah digunakan sebagai proksi risiko dalam
beberapa studi pengungkapan” (Anisa, 2012). Mengukur debt to
asset ratio dengan cara membagi total hutang dengan total asset.
2. Profitabilitas
Definisi profitabilitas adalah salah satu penilaian kinerja
manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu kenaikan
laba, sedangkan definisi tingkat profitabilitas adalah suatu cara
untuk menggambarkan posisi laba perusahaan. Tingkat
profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan net
profit margin.Formula yang digunakan untuk menghitung net
profit margin adalah jumlah laba bersih terhadap jumlah
pendapatan operasional.
3. Ukuran perusahaan
Penelitian ini menggunakan total asset sebagai alat untuk
menilai ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan diukur
dengantotalassetyang menggambarkan
operasidaninvestasi.
Semakinbesartotalasset,makasemakinbesarpula
ukuranperusahaantersebut.
3.4. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel
Penelitian Definisi Rumus Skala
Pengungkapan
Leverage Hutang terhadap
asset TotalAsset
Hutang
30
3.5. Populasi Dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,2002:108).
Populasi merupakan segala sesuatu yang dijadikan subyek penelitian dengan
memiliki sifat dan karakteristik yang sama.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Perbankanyang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun
2013.Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, perusahaan
yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 41 perusahaan.
Sampel penelitian merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti (Arikunto,2002:109). Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
Perbankan yang terdaftar di BEI yang dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi
kriteria pemilihan sampel berikut ini:
1. Merupakan perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
2. Menerbitkan Laporan Tahunan selama masa pengamatan
3. Perusahaan menyajikan data yang lengkap terkait dengan variabel -
variabel penelitian ini.
Berdasarkan kriteria tersebut,daripopulasi 41 perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI terdapat 28 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Populasi dan Sampel No.
Urut Kode Nama Perusahaan
32
3.6. Jenis Dan Sumber Data 3.6.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik
(Kuncoro, 2003 : 124). Data penelitian ini merupakan pooling data.
Menurut Jogiyanto (2004:54) panel data atau pooling data adalah
“gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu (cross sectional)
dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan
perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2011 - 2013.
3.6.2. Sumber Data
Salah satu kegiatan dalam penelitian ini adalah merumuskan teknik
pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti. Agar diperoleh
data dan keterangan yang lengkap maka harus digunakan teknik
pengumpulan data yang tepat.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu yang tidak diperoleh langsung dari sumbernya dan bukan diusahakan
sendiri oleh peneliti. Data sekunder dalam perusahaan perbankan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari situs resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI) yait
3.7. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi sebagai metode untuk
pengumpulan data. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengunduh
laporan laporan tahunan perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian.
Proses penggunaan metode dokumentasi dengan cara mengumpulkan dan
meringkas data yang terkait dengan penelitian. Tahapan selanjutnya dilakukan
penelusuran dan pencatatan informasi pengungkapan manajemen risiko pada
laporan tahunan yang terkait penelitian.
3.8. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu teknik atau prosedur untuk menguji
hipotesis penelitian. Metode ini menggunakan pengujian seperti, analisis statistik,
uji asumsi klasik, model persamaan regresi berganda dan uji hipotesis.
3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2006).
Analisis statistik deskriptif digunakan hanya untuk penyajian dan
penganalisisan data yang disertai dengan perhitungan agar dapat memper
jelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Penelitian ini
menggunakan pengukuran mean, standar deviasi, maksimum, dan
34
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik pada penelitian ini dilakukan untuk menguji
apakah data dalam penelitian telah memenuhi kriteria asumsi
klasik.Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk menghindari estimasi
yang biasa karena tidak semua data dapat diterapkan dengan melakukan
analisis regresi.
Ada empat uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi.
3.8.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
variabel dependen dan independen dalam model regresi
tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006).Data yang
normal atau mendekati normal adalah model regresi yang baik.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
analisis grafik dan analisis statistik.Analisis grafik dilakukan
dengan melihat grafik histogram.Normalitas grafik histrogram
dapat dilihat dari distribusi data pengamatan yang mendekati
distribusi normal.
Selain itu penelitian ini juga melakukan pengujian
analisis menggunakan menggunakan One Sample Kolmogorov
variabel-variabel tersebut memiliki probability value > 0.05
(lebih besar dari 0.05).
3.8.2.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
keberadaan korelasi antara variabel independen dan model
regresi.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independennya (Ghozali, 2006).
Pengujian multikolonieritas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai
tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka terdapat
multikolinearitas yang tidak dapat ditoleransi dan variabel
tersebut harus dikeluarkan dari model regresi agar hasil yang
diperoleh tidak biasa.
3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heterokedasitas dilakukan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain
dalam model regresi.Model regresi yang baik adalah jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
36
3.8.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi dalam model regresi berarti
koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat,
sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang
bebas dari autokorelasi.
Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu
model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji
Durbin-Watson (Uji DW). Dalam pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut
1. Bila nilai DW terletak diantara batas atau upper bound (du)
dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak
ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau
lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti
tidak ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien
4. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak
antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
3.8.3. Model Persamaan Regresi Berganda
Model regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh
variable independen terhadap variabel dependen.Variabel independen
penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan.Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan manjemen
risiko. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji
hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:
Pengungkapan Manajemen Risiko = � + �1�1 + �2�2 + �3�3 + � Keterangan:
� = Konstanta
� = Koefisien Arah Regresi
�1 = Leverage
�2 = Profitabilitas
�3 = Ukuran perusahaan
38
3.8.4. Uji Hipotesis
3.8.4.1. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2005 : 83). Nilai R2 terletak antara
0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2≤ 1).
Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0≤ R 2
≤1). Semakin besar nilai R2
(mendekati 1), semakin baik hasil
untuk model regresi tersebut. Dan semakin mendekati 0, maka
variabel independen secara keseluruhan tidak dapat
menjelaskan variabel dependen.
3.8.4.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah
semua variable independen yang dimasukkan dalam model
regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).
Pengujian dilakukan dengan menggunakan
signifikansi tingkat 0.05 (alpha = 5%). Variabel independen
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
jika signifikansi < 0.05 maka hipotesis penelitian akan diterima
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen maka akan memiliki tingkat signifikansi > 0.05 maka
hipotesis penelitian akan ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan).
3.8.4.3. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menjelaskan variasi variable dependen (Ghozali, 2006).
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
signifikansi tingkat 0.05 (alpha = 5%). Secara parsial variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen jika nilai signifikansi < 0.05 maka hipotesis
penelitian diterima (koefisien regresi signifikan), tetapi jika
secara parsial variabel independen tidak mempunyaipengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen maka tingkat nilai
signifikan > 0.05 maka hipotesis penelitian ditolak (koefisien
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data cross section yang
digunakan berjumlah 41 perusahaanperbankan yang terdaftar di BEI dengan time
series selama 3 tahun pengamatan pada periode 2011-2013 sehingga diperoleh
sampel sebanyak 28.
Data yang digunakan dalam penelitian diambil dari laporan keuangan
tahunan perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian.Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalahleverage, profitabilitas, dan ukuran
perusahaan.Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang terpilih menjadi
sampel penelitian:
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan
1 AGRO BANK RAKYAT INDONESIA AGRO NIAGA 2 BABP BANK MNC INTERNASIONAL
3 BACA BANK CAPITAL INDONESIA 4 BAEK BANK EKONOMI RAHARJA 5 BBCA BANK CENTRAL ASIA
6 BBKP BANK BUKOPIN
7 BBNI BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) 8 BBNP BANK NUSANTARA PARAHYANGAN 9 BBRI BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)
10 BCIC BANK MUTIARA
13 BJBR BANK JABAR BANTEN
14 BKSW BANK KESAWAN
15 BMRI BANK MANDIRI (PERSERO) 16 BNGA BANK CIMB NIAGA
17 BNII BANK INTERNATIONAL INDONESIA 18 BSIM BANK SINAR MAS
19 BSWD BANK SWADESI
20 BTPN BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL 21 BVIC BANK VICTORIA INTERNATIONAL
22 INPC BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL 23 MAYA BANK MAYAPADA INTERNATIONAL 24 MCOR BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL
25 MEGA BANK MEGA
26 NISP BANK NISP OCBC 27 PNBN BANK PAN INDONESIA
28 SDRA BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 Sumber: Data yang diolah penulis
4.2 Hasil Uji Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data
yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai
maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi dari
masing-masing variabel.
Variabel dalam penelitian ini meliputi leverage, profitabilitas, dan
ukuran perusahaan sebagai variabel independen serta pengungkapan
manajemen risiko sebagai variabel dependen. Hasil olah data deskriptif
42
Output tampilan SPSS pada tabel 4.2 menunjukkan jumlah sampel
(N) adalah sebanyak 28 perusahaan yang diteliti selama periode
2011-2013, dengan deskripsi data untuk masing-masing variabel yaitu nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Berikut ini adalah
perincian data deskriptif yang telah diolah:
1. Variabel leverage mempunyai nilai minimum sebesar 2,28 terdapat
pada perusahaan Bank Tabungan Pensiunan Nasional dan nilai
maksimum sebesar 2,77 terdapat pada perusahaan Bank Himpunan
Saudara 1906. Nilai rata-rata (mean) sebesar 2,6139 dan nilai standar
deviasi sebesar 0,12653.
2. Variabel profitabilitas mempunyai nilai minimum sebesar -2,10
terdapat pada perusahaan Bank Mutiara dan nilai maksimum sebesar
1,60 terdapat pada perusahaan Bank Victoria Internasional. Nilai
rata-rata (mean) sebesar 0,5996 dan nilai standar deviasi sebesar 0,70448.
3. Variabel ukuran perusahaan mempunyai nilai minimum sebesar 26,49
maksimum sebesar 66,45 terdapat pada perusahaan Bank Rakyat
Indonesia Agro Niaga. Nilai rata-rata (mean) sebesar 46,1104 dan nilai
standar deviasi sebesar 9,51730.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik pada penelitian ini dilakukan untuk menguji
apakah data dalam penelitian telah memenuhi kriteria asumsi
klasik.Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk menghindari estimasi
yang biasa karena tidak semua data dapat diterapkan dengan melakukan
analisis regresi.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah regresi variabel dependen, variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak
mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah
44
TABEL 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
peng.man.risi
Kolmogorov-Smirnov Z 1.315
Asymp. Sig. (2-tailed) .063
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil tabel normalitas yang terdapat pada
lampiran 1 untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan manajemen risiko perusahaan dalam laporan
tahunan, grafikuji normalitas menunjukkan pola distribusi yang
normal.
Hal ini ditunjukkan oleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z
sebesar 1,315 dengan nilai signifikansi 0,063,yang berartinilai
signifikannya lebih besar dari 0,05.Hal ini menunjukkan data
tersebut berdistribusi normal.
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresiditemukan adanya korelasi antar variabel
independen.Pada model regresi yang baik seharusnya antar
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas
dapat dilihat dari nilai Variance Imflation Factor ( VIF ) dan
nilai Tolerance, apabila nilai VIF > 10 dan nilai Tolerance <
0,1 maka terjadi multikolinearitas dan apabila nilai VIF < 10
dan nilai Tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolineraritas.
Hasil uji mutikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Collinearity
Statistics Tolerance VIF
1
Leverage .953 1.049
Profitabilitas .946 1.057 Ukuran
Perusahaan
.987 1.013
a. Dependent Variable: Pengungkapan Manajemen Risiko
Berdasarkan aturan VIF (Variance Inflation Factor)
dan Tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau
Tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi
multikolinieritas, sebaliknya apabila harga VIF kurang dari 10
atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak
terjadimultikolinieritas.
Dari tabel 4.4 diatas diketahui masing-masing nilai
VIF sebagai berikut:
a. Nilai VIF untuk variabel leverage adalah 1,049 < 10 dan
46
variableleveragedapat dinyatakan tidak terjadi
multikolinearitas.
b. Nilai VIF untuk variabel profitabilitas adalah 1,057< 10
dan nilai tolerance variabel profitabilitas adalah 0,946>
0,10 maka variabel profitabilitas dapat dinyatakan tidak
terjadimultikolinearitas.
c. Nilai VIF untuk variabel ukuran perusahaan adalah 1,013<
10 dan nilai tolerance variabel ukuran perusahaan adalah
0,987> 0,10makavariable ukuran perusahaan dapat
dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik
scatterplot, dengan dasar analisis (Ghozali, 2005:139):
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik
scatterplot di tunjukkan pada gambar 4.1 dibawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar scatterplot (gambar 4.1)
menunjukkan titik tidak membentuk pola tertentu dan
penyebaran sebagian besar terletak antara 1 sampai -1.Hal ini
48
pengujian Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya heterokedastisitas.
4.2.2.4. Uji Autokorelasi
Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi dalam model regresi berarti koefisien
korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model
regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
autokorelasi.
Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu
model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji
Durbin-Watson (Uji DW). Dalam pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1. Bila nilai DW terletak diantara batas atau upper bound
(du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti
tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau
lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti
tidak ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien
4. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak
antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
Hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Dari hasil uji autokorelasi Durbin–Watsonmaka
diperoleh nilai DW sebesar 1.657. Dengan melihat kriteria
nilai uji Durbin–Watson yaitu 1,65<DW<2,35 maka dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Model Summaryb
Mode l
R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .330a .109 -.002 .4606 1.657
50
4.2.3. Uji Regresi Berganda
Hasil analisis regresi berganda pengaruh leverage, profitabilitas,
ukuran perusahaanterhadap pengungkapan manajemen risiko pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ditunjukkan
pada tabel 4.6berikut :
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel
dependen.Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients.
Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B,
baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya
menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel 4.6 di atas
maka model regresi yang dapat disusun adalah sebagai berikut: Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients