• Tidak ada hasil yang ditemukan

Argumentasi hukum dalam uji konstitusionalitas UU KPK: Suatu telaah deskriptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Argumentasi hukum dalam uji konstitusionalitas UU KPK: Suatu telaah deskriptif"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Taqninisasi

Hukum

Islam

di

Negara

Hukum

Indonesia

Muhammad Amin

Suma

Gerakan Santri

dan

Kiprah

Pesantren

dalam

Pentas

Persaingan

Regional

dan

Global

Nurrohim

Pengarusutamaan Hak

Asasi

Manusia dalam Pembentukan

Peraturan

Perundang-Undangan (Studi

Kasus

Undang-Undang Tentang KDRT)

Jaenal

Aripin

Menggali

Nalar

Peradaban

Islam

pada Ruang

Saintifk

Rizkon Halal

Syah

Aji

Teori

Batas

(Nadzariyat al-Hudud)

dalam

Hukum

Islam

Arip

Purkon

Keberagaman

Agama dalam Perspektif Sufstik Ibn

Al-Arab

Syahrul

Adam

Transendensi

Nilai-Nilai

Pendidikan Karakter

Bangsa

di

Perguruan

Tinggi

Perspektif Tafsir Tematik

(2)

Seni

&

Jurnal llmu K eislaman dan K ebuda

a

ll/

Penanggung Jawab Muhammad Amin Suma

Ketua Penyunting

Iding Rosyidin

Wakil Ketua

Asmawi

Penyunting Pelaksana

Mesraini

Moh AliWafa

Muhammad Taufki

Penyunting Ahli

Muhamrnad Amin Suma Hasanuddiru AF

Chuzaemah Tahido Yanggo Abdul Chani Abdullah

Yunasril Ali

Fathurrahman Djamil

Jaih Mubarok Ahmad Sutarmadi

Nadirsyah Hosen Muhammad Iqbal

Sekretaris Maman Rahman Hakim

Staf Sekretariat Ahmad Mashudi

Alamat Redaksi:

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakaria Lt. 5 Ruang 3.5. 20 /[. Ir. H. Juanda No. 95 Cipuiat 15412 fakarta

email: senibudayasyari@gmail.com

jurnal Seni & Budaya Syar'i diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakart4 dengan frekuensi terbit dua kali dalam setahun.

Ketentuan tulisan yang akan dimuat pada Jurnal Seni & Budaya Syar'i sebagai berikut (1) Artikel

yang ditulis meliputi pemikiran dan penelitian di bidang Ilmu keislaman dan kebudayaan. Naskah

diketik dengan huruf Times New Roman 12 pts, dengan spasi At Least 12 pts, dicetak pada kertas ,A4

sepanjang lebih kurang 20 halaman, dan diserahkan dalam bentuk prini-out sebanyak 3 eksemplar

beserta flenya. Berkas (fle) dibuat dengan Microsoft Word (2) Nama penulis artikel dicantumkan

tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel (3) Artikel ditulis dalam bahasa

Indonesia atau Inggris dengan format esai, disertai judui masing-masing artikel, kecuali bagian

pendahuluan (4) Sistematika artikel hasil pemikiran adalah judul, nama penulis abshak (maks. 100 kata) kata kunci pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang

lingkup tulisan bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian) Penutup atau

kesimpulan dan daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk) (5) Sistematika artikel hasil penelitian adaiah :judul nama penulis (tanpa gelar akademik) abstrak (maksimum 100 kata)

yang berisi tujuan, metode, dan hasil penelitian dan tujuan penelitian metode hasil pembahasan

kesimpulan dan saran dan daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk) ( ) Daftar rujukan disusun dengan tata cara yang baku dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah fakarta Il. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta15412

E-mail: ienibudayasyari@gmail.com

*g'

l

\tll il

(3)

DAFIARISI

Iding R. Hasan

Ambiguitas Peran l)ervan Perwakilan l)aerah (DPD RI):

Studi atas Refbrmasi Ketatanegaraan di Indonesia Pasca Orde Baru

Dedy Nursvamsi

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (PERPU) Sebagai Hak Darurat Negara

dalam Sistern Ketatanegaraan (Perbandingan Keadaan Darurar Negara Amerika Serikat dan Negara Perancis)

Asmawi

Argumentasi Hukum dalam Uji Konstitusionalitas

Burhanuddin

UUKPK (Suatu Telaah Deskriptif) 163

Upaya Lau, Enforceweu terhadap Jaksa melalui Komisi Kejaksaan

MuhammadAmin Suma

Thqninisasi Hr-rkum lslam di Negara Hukum Indonesia

Nuruohim

Gerakan Santri dan Kiprah Pesantren dalam Pentas Persaingan Regional dan Global

Rosdiana

Perkan'inan Campuran dan Perkawinan di Luar Sisrem Indonesia

AfidahWahl'uni Islam dan Wanita Karier

Jaenal Aripin

Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia dalam Pembentukarr Peraturan Perundang-Undangan

(Studi Kasr,rs Undang-Undang

ltntang I{DR|)

Lo ..i-,

+Jr

fr(,lr

*

AV*

tuzkon Halal SyahAji

Iv{enggali Nalar Peradaban Islam pada Ruang Saincifik

t45

154

1 (r9

(4)

Arip Purkon

Teori Batas (Nadzariyat al-Hudud) dalam Hukum Islam

M. Nurul Irfan

Kawin Harnil, Anak Zina dan Status Anak dalam Hukum Islam Pasca Putusan

MK

Syahrul Adam

Keberagaman Agama dalam Perspektif Sufistik Ihn Al-Arab'

Supriyadi Ahmad

'liansendensi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa di Perguruan Tinggi

(5)

Vol. I No.2 futli )012 Argumerrta.si Hukunr dalanr Uii Konsritusionaliras UU KPK 163

ARGUMENTASI

HUKUM DALAM

UII

KONSTITUSIONALITAS

UU

KPK

(suATU TTLAAH

DISKR!PTtF)

Asmawi

frakultas Syariah dan Hukum UlN Jakerta

Jl. Ir. H. Juanda 9i CiputarJakerta E-nrail: asma.* i99@vahoo.corn

Abstraks: Argumentasi hukum dalam uii kr:nstitusionalitas UiJ KPK yang d;sx jik.rn 2 (dua) Putu.san i\,{K, yaitu Purus,rn

No. 133ll']UU-VII/2009 dan l)utusan No. SlPLlU-lX/2011, sarat dengan noktah pikiran doktrin, teori dan filosoli

hukum. Yr:risprudensi N4ahkamah Konsritusi RI terkait LitJ KPK perlu dikaji clalam rangka penr-empurnaan Utl KPK di rtrasa rnendatang. Melalui pemanfaatar hasil kajian yurisprudensi terseblrr, UU KI']K akan rnenjadi undang-undang

vang teruji dan benar-benar bermutu secala komprehensif. Lebih dari itu, kajian hukum hendaknya lebih memberikarr

atensi terhirdap pengkaji,rn pi.rtusan-putusan Mahkam,rh Kon.stitusi Rl. Dinarnika hukum memang terporret iel:rs

dalam vurisprudensi. dan inilah vang bahan baku bagi reforr"nasi hukurn Indonesia.

Kata Kunci: Konsritrlsionaliras. Argumenrrrsi I Iukum, \'urisprLrder-rsi. UUKPK

Pendahuluan

Hin.ega pertengahan

rahun

2012,

rerdapar 15

perkara pengujian

UU

Anri-Korupsi yang ditangani

N'{:rhkama}r Konstitusi

RI

(selanjutr}ya disebur MK)

sejak berdirinya pada tahun 2003. Seperti dikerahui,

vang dimaksud l-IU Anti-Kortrpsi dalanr hal ini meliputi

(i)

UU

No.

31 Tahun 19!)9 tentang Pcmbcrantasan

Tindak Pidana Korupsi (UU 31/199t),

(it

UU No.20

Tahun 2001 tenrans Perubahan aras UU No. 31 Tahun

I999

tentang Pcmberantasan Tindak Pidana Koru;rsi

(UU

2012001),

dan

(iii) UU

No.

30

Thhun 2002

tentang Kornisi Pcnrberanrasan'['indak Pidana Korupsi

(uu

3ol2002).

Dari

ke-15 perkara pengujian

UU

And-Korr,rpsi

terse

but,

2

(dua)

perkara darinya

ditarik

kernbali

oleh premohon, dan pihak

lt4K

mengeluarkan surar

penetapan penarikan kern[r:rli perkarx oleh penrohon.

Can l3 perkala lainnya dilanf Lrtkan melalui pcmeriksaan

Can per.sidangan i\{K.

Putusan NiiK atas 13 perkara iru rernyara bervariasi.

Tcrdapat hanva

I

(saru) perkara yang diputus

I4K

Jengan

anrar

purus:rn "mcnerima

penlohonan remohon r,ir"ttuk seluruhnl'2", yakni Purusan

No.

5l

luu-lxl2()t

I

Sedangkan purusan MK terkait pengujian UU

Anti-Korupsi dengan arnar purusan "rneno]ak permohonarr

:emohon

untuk

se]uruhnya" nrencapai

9

(.sembilan)

:utusan/perkara.

lni

meliputi (i) Putusan No.

SIPUU-.K/2011.

(ii)

Putusan

No.

60/PUU-VIII12010, (iii)

?utusan No. 39/PLltl-\ril1|201{t. (ir,) Putusan No. 37l

PUU-VIIll20l

0, (v) Putusan No. 138/PUU-V1112AA9,

(r'i)

Purusan

No.

20lPUU-VI/:008,

(\,ii)

Purusan

No.

19/PUU-V12A07,

(viii)

Putusan

No.

010/PUU-lVl20l)6, dan (ix) Putusan No. 069lPUU-Ill20A4.

Sementara

itu,

ad;r

juga

perkara

v;lng

diputr-rs

.lv{K dengan anlar purusan "nreogabulk:in/urenerima

pcrmohonan

pemohon

untuk

.rehagian". yang

berjumlah

J

(tiga) perkara/purusan. Ke-3 purusan ini

terdiri atas

(i)

Putusan

No.

133/PUU-VII12009, (ii)

Putusan

No.

012-t)16-019/PUU-IV12006,

dan

(iii) 003/PUU-ry12006.

Terhadap ke-13 putusan

I'lK

tersebur, menarik

kirar.rya

unruk

dikaji

dirr.rensi argumenrasi hukum

yang terk:rndung

di

dalarnny.'a. Sebab, argumenta.si hukurn dalam putusan-putusan

\,{K

nrenggarnbarkan

dinamika sr.rbstantif

doktrin, teori

dan

inrcrprerasi

hukurn yang dikenrukakan para ahli dan profesional

hukum, mulai dari hakim, advokat. akademisi, hingga

praktisi hiikum.

Dari

ke-13 llurusan

fu{K

rersebut. tcrdapat 11

puu-r-san nrenyangkut coltstitutiannl rez,iew UUKPK.

Dinrensi argum€ntasi hr.rkum f iinq terkar.rdung di dalam

11 putusan

ini

prenting Lrntuk c{ikaji. Nanrun. karena

alasan keterbatasan rerrenrr-r. foku.s rulisan

ini

dibatasi

pacla

2

{dua) putusan sa;e, ;r:riru Purusan

No.

133i

PUU-Vil/2009 dan Putusan No. l/PUU-lX/2011.

Argumentasi Hukum dalanr

Pasal

32 UU

KPK

Di

antara pasal-p,rsal UU

Konstitusionalitas

(6)

164 ;\smawi

rentang

Komisi

Pemberantasan

'I'indak

Pidana

Korupsi

(selanjutnya disebut

UUKPK)

yang diuii

konstitusionalitasnya ialah Pasal

32

ayat (1) huruf c .

Perkara u ji konstitusionalitas ini diputuskan l\4K melalui

Putrrsan

No.

133/PUU-V[I120A9, yang

di

dalamnya

terdapat amar "mengabulkan/menerima permohonan

pemohon untul< sebagian".

Selaku

pihak

pemohon

dalam

perkara

uii

kor.rstitr,rsionalitas

ini

ialah

Bibit

S.

I{ianto

dan

Chandra

\{.

Harrrzal.r, /al'rg rnenjabat pirnpinan KPK

(selanjutrya disebut Pemohon). Pemohon memohon

agar lv'lajelis Hakirn Konstitusi nrenyatakan Pasal 32

ayat

(l)

huruf c

UU

KPK bertentangan dengan UUD

1945, khususnya Pasal 27 avar (1), Pasal 28D a.vat

(l)

c'lan Pasal 28J ayat (2). l\,'lK kemrrdian memfi:rmulasi

permohonan Pem,rhon,

yakni

permasalahan hukum

Lltananya ialah mengenai pengujian materiil Pasal 32

ayat (1) humf c

UU

KPK terhadap

UUD

1945.

Dalani putusannya !1tas perkara ini, MK n.renyatakan

bahrva Pasal 32 ayat ( 1) huruic UU KPK yang berbunvi,

"Pintpitun Kornisi Penberautusan Kortryti berltenti atau dib,:rhentilearc karena: ,

".

c. ntenf

arli

terdafuua karern

melabukan iludab pidarza he;jabatan;" harus dinyatakan

inkonstitr-rsional, berre ntangan dengan

UUI)

1945

secara Lrers\,:$at (co il d i il o n a I /y at nco rzs ti t ut i 0 rM

I)

kecua

li

dimaknai " oiutDirtatt KPK herhenti atau tliber/ttntiktut

.. t(,!

ilt

! t't lt D : et t la h d i i a t u h

i

o i t/a

tu

{s t t rl nsn r k n t t n r r !! r.t,t, t

Dtttq"tdilatt

vanr

rclul.t ntuttDcralrh kehtratntt Ittrkrrrtt

#

teto?" .t

lv{enurut pihak Pemohon, pernberlakr"ran Pasal 32 ayat

ti)

huruf

c UU

KPK

mengimplikasikan secara

potensial, bahkan

aktual,

terjadinya

pelanggaran

teriradap asas praduga tidak ber.salah (presuntptian

af

irmocence), pelanggaran terlradap a.sas persamaan di

hadapan hukum dan pemerintahan (equality before the

la1a,), dxr pelanggaran atas independensi KPK^2

.iv'lK

berpandangan

bahwa

dcmi

terrvuiudnya

hul<urn yang

adil, untuk

menilai

konstitusionalitas

pasal

tIU

KPK yang iiimohonkar-r penguiian haruslah

mcmpertimbangkan bcrl-ragai perspektif-. yakni filosofi s.

hisroris, sosiologis, teleologis, dan politis pembentukan

UUKPK.J

I Lihat Putusan N{K. Putusrn No. 133i PLjU-VIIi-1009, h. 7/+ rien 76.

'' Lehilr jauh nrengenri qua/it.v bcJore the tautlih;tt Lord Philips, "

Equtlity bcjirr tlr inu ", \iakelelr diprese ntrsikan di London }rlcsltnr

Centre, -J.Juli 2008. Lihat luqa Ariel Zenrach. " Rctoitri/irtg Liuiursttl

fttrist{irtiort u,itl Equalit.'7 ht'irr thc lazrr ", dalarn Te-r;rz Inttrnational

Larv Journal, !'c1. 7, lssue l, 2011. Lihat juga i)utrr-satr -lr4K, ])rrtusan

No. 1l3iltrULl-VIl/2009, h. it

r L,ebih jauh nter,genai penafiiratr hukurl dengrn berbagri perspekri{, litrrt Satjipto Ralrrrrlio, Peugtttiru' Ilrntr Hu|utt. (-Jakarta, Bina Aksara, 1995); dan Sudikno l.{ertokusumo, L[ernuletn t[ukun,

(Jal:arta: Bina Aksara, 1995). L,hat ju.ea I'utusan MK. I'utrrsan No.

l :lJlPU U-Vlli 2 A09. h. 64.

Serti 1r Bi,c;

N,lK

berargumen

bahlva

rneskipun UL"

diposi.sikan sebagai

UU

khusus,

tetapi

tetap

:

:..ilirr

dibenarkan mengandung muatan norlna yang bert : ::':r r

menegasikan hak-hak asasi manusia atas perlind:::.::iLr

diri

pribadi, keluarga, kehormatan dan martabat

'

, t x

diialnin oleh konstitusi.a

lv'lK berpendapat bahrva Pasal 32 ayat (1)

h::-'

-UU

30120A2, yakni daiam hal murjadi rerdaklui

t.i.i

E

tindah pidanrt hejahatan, Pintpinan

KI'K

diberLt,:::' ":',

dari -jaltotannyd, mervpakan suatu bentuk huku:-;rt

sanksi, padahal petnberian dan penjatultan huk-:-,r.i,

sanksi harus terlebih dahulu rnelalui putusair

p.:i:

rr

pidana dalarn kasus

yang

didakrvakan,

ag;r

- -i.ii

hak

konstitusional para Pemohon tetap dih--:"-: r-dilindungi dan dipenuhi dari kemungkinan tir.:=,;.r servenang-$'enang, baik dari aparat negara seperri

:

'

iaksa, hakin'r. maupun clari masyarakat.5

lv{K berpandangan bahrva Pasal

32

avat

(1i

.,,:-r

c

ULI

KPK

menganut asas "pradr,rga bersalarh" ::.r secar^ expr$sis uerbit melanggar asas kep,rstian hu..

-'i

yang adil yang dijarnin oleh Pasal 28D a'-at

(1i

L'-,

1945.6 Lebih dari itu, disimpLrlkan bahrva oleh

kr:.

"

asas praduga tidak bersalah

tidak

terkandung

d:.".

Pasal 32 ayat (1) huruf c UU KPK maka secara

a-.',

aerbis,Pasai ini rnelanggar rlornla ULrD 1945.

baL..--iuga telah menegasikan prinsip due process of lau' ',

'

menghendaki proses peradilan vang f ujur, adil dan

i::

rnen.rihak.T

N'lK

juga berargi:men bahrva Pasal

32

avrr l.rurr.rf c

UU

KPK telah memberikan perlakuan hul:::::

yang tidak sar.na terhadap Pim;rir.ran KPK l'ang te =

-ditetapkan sebagai terdakrva dihubungkan

deng:-Uu

No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Koven::

Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial

i:-Budaya, terutama Penjelasan Angka 3 Pasal 4.'

Dengan

mengacu

kepada instrumen

H,{1..

internasional dan

nasional,

;'akni Pasal

6.

Pa.sal

-Pasal 11 ayat

(i)

Uniuersrtl l)eclaration of Httrnat Rig) :

'Putus:in l\{K, Putusan No. li.li PUl,r-VIIll0O9. h. 69.

' L''bih jauh mcngcnai sank:i/hukr.rman, lihat tr'I. Sh.r1chudi..

[)ouble'[iztth,Sy:ttn dttit*tt ]:fukun Pirtdna Indo;tc.tid,lJtkx.o: ]lrriar':

Press, 2009). Lihat juga Punrsirn tr{K, Putusan No. l.lJifl.'.' vtii2009. h. 69.

' Lebih j:uh rrengrnai ":sas pretluga tak-bersalah", llhat Abrir:

tlakinr Cl. Nusantara, lct.al). K{l}f,l!'} (Kimit {itrlang-undttiry Iitt}::t,':

,lrrnrt Pidana) dan Ptr.ituntn-petat!r rilil Prlik.tt/irtt, (.lakerta: l)ianrbar:r

1992). Lihat juga Ptntsan \'{K. PunLsan N,r. 1.13,'PLlLl-VII/200q. i-..

69-70"

' Lebih jauh mengen:ri itit lro(4i a.f lau. lihat Lucirne'LIlicerr

'Ihr Dut PrcL'e:i of [-i!, itt the Ftct FindinglVork, (Nerv York: School c:

Larv Ne's \brk Universirr', 2008). Lihat.iuga Putusan MK, Putusan No.

133/PUU-VIil2{}09. l}. 72.

I Lebih ieuh mengenai :rnalisis kovenan-kovenan internasion:l

rerkait, lihat htttrn,ttiaunl flumln Riqht:

(7)

Vol. { No.2 lrli 2Al2

(LTDHR), Pasal 14 a)'at

(2)

ICCPR

jo. UU No.

12

Thhun 2005, dan I'asal

l8

al'at

(i)

UU No. 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi I'{antrsia, \'1K berkesimpularr

bahwa hak unruk dianggap' ridak bersalah mempakan

bagian

dari

hak unruk

memperoleh keadilan ;'.rrrg

dijarrrin dalarn Pasal2BD ayat (1)

UUD

1945.'

Argumentasi Hukum dalam

Uji

Konstitrrsionalitas

Pasal

lj{

UU

KPK

Pasal 31t ULI No.

j0

Tahun 20{J2 rcr.rtirng Konrisi

Pcmbcrantasan

Tindak

Pic{ana Korupsi (stlanjutnl.a

disebLrt

LlLl

KPK)

jr-rga merupakan obye

li

uii konsti tr-r siorr alit"as (c ons ti t u t i o n tt I re ui eu'), r'ang hasi I nt'a

terruang

dal:rm

Putu.san

No.

51PUU-lX/;l0l

l.

I)i

dalan"' plrtr-rs;in

ini,

terdapat amrr'irtetreritrta

permohonan pemohon untuk seluruhnr''a". Pemohon

uji

korrstitusionalitas (constitutioual reuietL')

ini

i:rlah

g;rbunean

rokoh

:rkademisi-tokoh

LSl!'1

seLrasai

Pemohcrn

1

dan lndortesia (lorrulttion \Wtolt sebag:ri

Pemohon

II

(selanjr.rtn;'a disebut Pemohon).

Seprerti telah disebutlian, Pasal vang din.r,:honlian

untu k cliui i konstirusionalitasnva ialah Pasal 34 UUKPK,

)-ang merlyat:rlian: " Pi ittstindn

Kawiii

Pentl;rrsnta:a n

KoruStsi tnetnegang jabrrtan sel*ntrt 4 ('enp'tt) tal:un dar. dapat dipilib kewfuli /tatq,a tuttuk sehili ntrur.t.jotbtttan. "

I)alanr pandangan pihak Pernohon. keretrruan tersel:ut

di:rnggap berpotensi bertentangatr dengan ketentrt,rn

Pasal 2 B D ayat ( i ) U UD i !)4 5, yans men);atak't n: " Sr t i riSt

oratry {rohal,, di/$ ?(n{chlrL/i}, jd}niiutn, prrlint/tntgan.

dtut I't?,ttri,tt1 jykltU,,'a,,,:,trlil ,trt,i ls,,'f,iLir,ttt .t'ntt,{,,tnt,t

rli hadapdr ltukum. "Pen-rohon iuga memandang bahrva

kalaupun

tidak

dianggap bertentanqatr kete ntuatr

Pasal

28D

ay'at

(l) UUD

194i,

setidak-tidakn\a

mejti diil,y,ttdban hetentttat Pg.ral

34

u{i

KPK adalclt

konstitttsional ber:.y"trat (conditional/y coltstitktiondlj

.;eDattiattq rlirnatr'ttai srlt,ts,ti l,rril<ut, " l)intltitttut,f.ttt/

rt tu t u P i n t! i t t a n

!

c t t{Sr,,t t t ti Ko nt i s

i

Pn i t is et,tt ttat ei t Kor u S,s

i

tnetnrgang.fabctan :cktrna

'i

(enryat) uiltutt dan da9sat

dipilil) kmtitr.tli ltnr.yrt uunrk sehali inast jabtlt,tn."

N'lahkamah

Konstitu.si

(N4K)

kemudian

mcmfonnulasi masalah

pokok

yatrg harus dijarvab

dari

;rermohonan Pemohon tersebut,

yalini

apakah sec,rra konstitusional mas,r jabatarl anggota Pim6rinan

KPK ;.:ing mctrggantikan anElgota yang tclah bcrhenri

menurLrt Pasal 34 UL.r KPK hanvit nterneruslian rtrasa

jabatan pinrprinan yang digantikan atau nrendap,rtkatr

masa jabatan 1'ang penuh selarna cmfrat t:rlir-rn?

Dalarn putrrsannya atas perkara ini, X,{K rnetrvatak:rn

bahr.va Pasal

34

UU

KPK adalah

tidak

rnemprrnyai

kekuatan

hukurn

rnengikat

dan

inkonstitusional.

bertentangau de

ngan

UUi)

1945 secara Lrers\'-arat.

Argunrerrr:.si Hukunr dalarn lJii Konstirusionalitas UU KPK 16i

-vakrri

sepanjang

tidak

dimaknai bahwa Pimpinan

KI'K,

baik ;rimpinan yang diangkat sejak awal secara

bersamaan

maupun pimpinrrn

pengeanti

yang

rnenggantikan pimpinan yang berhenti pada nrasa

iab;rrannya m€megang jabatan

4

(enpat) tahun dan

sesudahnya dapat

dipilih

kembali hanya untuk sekali

rnasa jabatan.r"

l.4enurut MK, ketenruan Pasal 34 UU KPK sendiri

sudah sangat jelas

dan

tegas bahrva rnasa jabatan

Pimpinan KPK adalah empat tahun, dan hal

iiu

tidak

rnenimbuikan persoalan konstitusionalitas. Altan tetapi,

kctcr-rtuan Pasal 34 UU KPK tersebur menjadi persoalan

koristitusional kerika DPR c'lan llresiden menaf-sirkar.r

bahrva ketenrnan Pasal

34 LIU

KI'K

tersebut tidak

be rlaku untuk semua anggota Pimpinan KIIK dan hanva

berlaku

untuk

Pirnpinan

KPK yant

diangkat secara bersanraan lin.ra orang sejak arval periode, sedang bagi pimpinan yaug rnenggantikar] arlggota pinrpinan yang Lrer-henti dalam rn:rsa jabaranny:r, hanya melanjurkan

sisa masa iabatan anggota )'ang digantikann!'a.

I4enurut lv'lK,

jika

anggota

Pimpinan

KPK

pengganti

hanya menduduki masa jabat:rn

sisa

c{ari :rnggota pirnpinan yang digantikar.rnya,

hal

itu

rl.'i a r qqrr

r

pI]]rjg-kg]agh!!i!

yane m cn j acli tu j uan

hukr"rm. F{ukum lahir dan diadakan utrtuk ntcncl;'ei

kenraniaatan setinggi-tingginva. Ploses selcksi s(orf,ng

Pirnpinirn

KPK

pengganti

menurut

P:rs;tl

33

a,vat

(2) UU

KPK

hanya

rlenduduki

rnasa jab:rtatr sisri,

rne ngeluarkan biaya ),ang relarif satna besarnya dcngan

p''roses seieksi

iima

orang Pimpinan

KPK. Hal

itu,

benar-benar rnerupakan sebuah pcmborosan yang tid:rk

p,erlu dan tidak r,vajar.

I4enurut tr'lK, sekiranya dimaknai bahrva Pimpinan

pe

ngsanti

itu

adalah

hanl,a

menggantikatl dan

menyelesaikan masa jabatan sisa dari

pirlpinan

vang

digantikan maka mekanisrle penggantiall te rsebut tidak hirrus

rlelalui

proses seleksi vang panjang dan

rumir

dengan biava vatrg besar seperti dalam seleksi

lirna anggota pimpinan yang diangkat secara bersantaan.

Iiirnpinan pengganti, dalarn hal ada pirnpirlan yang herhenti dalarn masa jabatatrnva. cuku;'t diarnbil deri calon Pinrpinan KPKyang ikut dalarn seleksi scbc[urnn1'e

vang menemprati urutan tertinggi herikutnya. iepcrti

perlggantian antnru'aktu anggota

DPR

:rtatr anggota

DPD.

Hal

itu,

lebih memeuuhi pr-rltipeiisiensi. dan

orinsio kcrvailran.

(Jlel'r karena berdasarkan ketentu,rn Pasal 33 avat

(2) UU KPK vane t:rengharr-rskan pengisian pirripj11311

penqganti dilakukan rnelalui proses seleksi yang sema

dengan proses seleksi lima or.rng anllgota

KI)K

1'ang

diangkat secara bers:rrnaan, fulK lterpandangan bahr.r'a

(8)

165 Asmarvi

penggantian Pimpinan KPK pengganti tersebut tidak

sama derlgan penggantian antar\,vaktu anggota DPR

dan

DPD.

I)enggantian antarwaktu anggota DPR dan DPD. tidak melalui proses seleksi yang baru dan

sudah ditegaskan dalam

UU

hanva melanjutkan masa

jabatan sisa dari anggota yang digantikannya. UU KPK

menegaskan bahwa Pimpinan KPK pengganti dilakukan

melalui proses seleksi yang baru dan tidak ditentuk,rn

bahrva pimpinan pengganti hanyrr melanjutkan sisa

rnasa jabatan pirnpinan yang digantikannya. Iv{enurut

pandangan

MK,

hal

itu

menur.rjukkan bal'rr'"'a rnasa

jabatan Pirnpinan KPK pengganti tidak dapatditafsirkan

sarna dengan penggantian antarwaktu bagi anggota D PR

dan DPD. I)engan dernikian, rnasa jabatatt pinrpinan

KPK yang ditentukan dalam Pasal 34

UU

KPK tidak

dapat ditafsirkan lain, kecuali empat tahun, baik bagi

pimpinan vang diangkat secara bersamaan sejak aival maupLln

bagi pimpinan

pengganti. N{en.rperscn.rpit

makna Pasal 34 UU KPK dengan tidak memberlakukan

bagi Pimpinan KPK p€ngganti untuk nrenjabat selama

4

(empat) tahun adalah rnelanggar prinsip kepastian

hukurn yang dijarnin konstitusi.

N{K

berpandangan bahwa berdasarkatr ketentuan

Pasal33 ayat(2) U U KPK, mekanismepemilihan anggota

pengganti Pirnpinan KPK yang berheriti d:tlanr masa

jabatan dilakukan sama dengan mekanisme pemilihan

dan pengangkatan anggota pimpinan yang diangliat

secara bersamaan pada arval periode. Proses seleksi

ir.ri memakan rvaktu yang lan'ra dan biaya yang cukup

tinggi

karena paling tidak melibatkan pembentukan

panitia

sele

ksi,

proses per.rdaftaran yang dilakukan

secara terbuka

dan

transparan dengan rnelibatkan

proses publikasi di media, dan seteiah ditetapkan nama

calon-calon tesebut, proses seleksi dilanjutkan pada

pengumufiian kepada masyarakat untuk mendapatkan

ranggapan yang sererusnya diserahkan

di

DPR untuk

diiakukan seleksi kembali oleh DPR rnelalui mekanisme

.ft

aud proper tr-rt Proses seleksi yang ketat dan paniang

tersebur dipar-rdang perlu, lnengingat begitu pentingnya

labatan Pimpinan

KPK,

terutan.ra apallila dikaitkan

dengan urgensi agenda pemberantasan korr.rpsi di lndoncsia.

iUK i-rerpendapar bahwa prose:^ pemilihan dan seleksi

Pirnpinan KPK pengganti yang de tnikian apabila dilihat

dari

asas keadi]an dalam pelaksanaan pemerintahan

yaitu

keadilan bagi rnasyarakat maka pengangkatan

anggota pengganti vallg rnenduduki masa ialratan sisa

hanya satu tahun adalah sesuatu 1'ang dirasakan ridak

adil bagi masyarakat, karena negara harus mengeluarkar-r

biaya yar-rg sangat besar serta para penyelenggara negara yang rnelakukan proses seleksi menghabiskau rvaktu

vang cukup panjang hanya u1.l,l.tl

memilih

seorang

anggota pengganti ,vang firenduduki sisa rrlasa jabatan

Srni 1t Budaya S',.:'

satu tahun.

.N4enurut N{K, keadilan masyarakat adala}r sumbt:

nilai

konstitusi tertinggi yang harus meniadi das:.:

penilaian Mahkamah, karena keadilan konstitusi tida..

lain dari keaclilan bagi constituent yaitu keadilan has,

rakyat yang membentuk dan mer-ryepakati

konstirus-Keadilan masvarakat

ini

menjac{i sangat pcnric=-dalam menegakkan prinsip-prinsip konstitusi untuo:

menghindari penyelenggaraan negara yanu bersifat elit:s

dan melanggar prinsip-prinsip dernokrasi vang dianu:

oleh

UUD

1945 khususnya demokrasi parrisipatoris.

N{enurur

lv{K,

penafsiran

denrikian

jug, rnenimbulkan ketidakadilan

bagi

seseorang )'anS

terpilih sebagai afigsota penscanti yang beritlang serta

menghabiskan banyak tenaga. x'aktu, dan biava untuk

lrrlus seleksi dan terpilih menjadi anggota Pimpinan

I{I}K pengganti. Angsote pengganti yang terpilih vang hanya melatrjutkan sisa tnasa jabatan anggota yang digantikan mendapat perlakuan yang berbeda dengan

anggota pirlpinan yan.q terpilih secara bersarnaan pada

awal periode yang menjalankan masa jabatan penuh

enlpat tahun. padahal ?inggota pengganti menjalani

segala proses seleksi

dan

syarat-syarat-

vang

sarna.

sehingga melanggar

prinsip

perlakuan-

l'artg

sama

teriradap setiap rvarga negara

di

hadapan hukum dan

penrcrinrrhan.l I

Patut diketahui bahu,a Hakim Konstitusi

M.

Akil

lr,{ochtar mengajukan dis:enting opinion atas putusan

lv{k ini, vang scbagiannva dapat dikemukakan bcrikrrt

ini.

l\4enurui Hakim \,{K ll4.

Akil

Mochtar.

UU

KPK

dilahirkan dalam situasi bangsa Indoncsia mengalat.ni

" headrtan

dansat"

penegakkan

hukum,

khususnya

dalam tindak pidana korupsi, meningkarnva kejahrtan

korupsi

tidak

diimbangi oleh rnenirrgkatnya kinerja

aparat penegak hukum yaitu kepolisian dan keiaksaan.

Oleh

sebab

itu,

pc'mbentukan

KPK

yang memiliki

ker,venangan untrrk melakukan koordinasi, supcrvisi,

melakukan penvelidikan, rJan penuntutan tindak pidana

korr-rpsi, bahkan d:rlar:r hal tertentu dapct nrengambil

alih perkara korupsi yang scdang ditangani oleh licdua

instansi penegak

hukum

tersebi.tt,

jika

I:rempuln'ei

alasan-alasan vang cukup sebagaitr.rana tel:rh dircntukan

Pasal 8, Pasal 9, dan I'asal l

ii

UU KPK.

Sesungguhnva perdebatan

pro

dan

kc,ntra urasa

jabatan basi calon xnggota pengganti Pimpinan KPK,

bermula seiak setahr-rn t'ang lalu ketika panitia seieksi

lnelakukar.r reknritrnen calon penggauti Pirnpinan Ki)K

discbabkan salah satu pin-rpinan KPK meniadi tcrdakwa

k:rrena melakukan

tindak

pidar-ra kejahatan.'r Oleh

karena itu, r ang dipersoalkan oleh para Pemohor.r adalalr

rr Perhatikan P:sal 27 ayat (3) UUD i9+i.

i; I)erhetikr;r Irrsal 3l

ayrt (1). Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28D

(9)

Vo/. I Na2 Juli 2012

masa .iabatan calon anggora pengganti Pimpinan KPK

bukan calon pimpinan KPK, bandingkan ketentuan Pasal 29 fuilcto Pasal 21 ayzrr (1) huruf a. dan Pasal 33

juncto Pasal 29

UU

KPK. Unruk iru, tafsir terhadap Pasal 34 UU KPK harus diletakkan deng:rn pet.rdekatan

proporsional dengan menggunakan pena{siran hukurrr

vang diakui secara universal, y,akni taf":ir historis, tafsir

sisternatis, dan tafsir teleologis (secara holistik).

N'Ienurut Hakirn \,f K lv{. Akil Moc}rtar, berdasarkart

rafsir

sistematis,

UU

KPK

khusu.snya mcngcnai

perg;rntian

Pimpinan

KPK,

harus ditelusuri

dari

ketenruan Pasal 30

UU

KPK tentang prosedur seleksi

pin.rpinan

KPK

Lrukan

calon

anggota pengganti

pimpinan

KPK, yakni

dengan

terlebih

dahuL-r mernbentuk panitia seleksi. menrilih calon dua kali

jumlah jabatan yang dilrutuhkan, d,rn DPR mernilih

5 (lirna) calon yang dibutuhkan. Secara sisternatis dan

loeis, maka calon pimpinan KPK yang harus diafukan

oleh Pemerintah ad:rlah 10 (sepr.rluh) orang calon hasil

seleksi

dari

panitia seleksi pinrpirran

KPK.

Hal

ini

didasari atas tafsir historis-h;gis, pertimbansan rasional,

sebanyak calon pimpinan KPK yang clibutuhkan untuk masa jabatan 4 tahun karena mertriuk pada ketentuan Pasal 21 ayat (1) huruf a

UU

KPK

yairu "Pitnpinrtn

Komisi Penzberantrtsan Korupsi terdiri

dari

5

ungota

Ko n il s i Pen t b erd n!.,a: at t Korult si ".

Ketentuan nr;rsa jabaran Pirnpinan KPK dalarn Pasal

-r4 UU KPK yakni 4 tahun. diperuntukkan bagi seleksi

;alon pimpinan KPK secara norrnal atau biasa, scsuai ?asal 21 a,vat (1) lir-rruf a jurtcto Pas;rl 29 dan bukan

:rlon

anggota pengganti Pimpinan KPK sebagaiman.r iitentukan dalarn ketentuan Pasal 33

UU

KPK, hanya

rrosedur saja vang harus berdasarkan Pasal 29, Pasal 30,

ian Pasal 31 UUKPK, yang diperuntukkan bagi seleksi

:alon pimpinan KPK yang telah habis masa jabatannya

:en bukan untuk calon pengganti karena kekosongan

:inrpinan KPK.

Berdas:rrkan ketentuan Pasal 33 UUKPK, dalam hal

..rladi kekosongan, Presiden mengajukan calon anggota

::rgganti

kepada DPR dan dirvajibkan-menurut

UU--:engusulkan kelipatan jurnlah kekosongan Pinrpinan

:,,'K, darr IIPR ivajib mernilih jumlah calon pcrrgg3111j

:-mpinan KPK yang rvajib diisi (seperti proses seleksi :..1:n pimpinan p€ngganti

KPK

yang sebelumnya).

).ngan

demikian, berdasarkan tafsir sistcmatis-logis.

:-.ika masa jabatan peneganti Pirnpinan KPK berakhir

r:rsenlean der.rgan berakhirnya masa jabatan pirlpinan

r.?K vang dipilih sebeh-rmnya.

'Tika

tafsir

Pasal

34

UU

KPK

mengikr-rti ra[:sir

: jiusan

Il{K

;''ang menyatakan "berteitcngan ieilglut

,:deng-Utdrtng Dasar Negdra Republih Indonesitt .:i,trn 1945 sepanjangtidah dirnaknai baht'a Pintpincrt

:..ttK, baik phnpinau yarg diangledt s€cttftt lterszrnrTrtit

Argumenrasi Hukurn dalanr Uli Konstitusionalitas UL,r KPK 167

nutupun pitrtpinan Pengganti .yang dianglem untlrt? tnengdntikan pimpinan

yang

berheni dalam masa

jahatannya nenegaug jabatan selana

4

(enpat) ta/tun,

rlan sesudahnya dapat dipililt kewbali hanya untuh sekali

rnaiil idbtltan", justru hal tersebut akan menimbulkart

keridakpastian hukurn, konfiik norma dan kekacauan

dalam sistem rekruitnren calorr Pirnpinan KPK di tnasa

,vang akan datang, karena sesuai dengan Pasal

2l

ayar

(1) huluf a UUKPK, Pinrpinan i(I)K terdiri dari c{ari 5

(lima) anggtita KPK dan apabila Presidcn mendasarkan

pada putusan

lv{K

tersebut, maka Presiden hanl',r

akar.r mengajukan

8

(delapan) nama calon Pimpinan

KPK.

sedang

DPR n'ajib mernilih

5

(lima)

cal.rn

pirlpinan

KPK sesuai dengan ketetttu.rir Pasal 30 avat

10

UU

KPK yang nrcnvatakan bahrva DPR RI r,vajib

mernilih dan nrenetapkan

5

calon yang diburuhkan.

l)engan demikian, di masa yang akan datang, akan ada

Pimpinan KPK berjumlah 6 orang, terkecuali Presiden

kr:nsisten terhadap Keppres Nomor 129lP l:rhun 2010

bertanssal 10 l)esemlier 2f110, yane dalarn Keppres

tersebut dinyatakan hahlva masa iah:rtan Pir-npinan KPK

pengganti saat ini adalah melanjutlian sisa masa jabat,rn

tahun 2007-201 1 atau Presidcn tetap mengaiukan calon

Pimpinan

KPK,

clLra krrli junrlah vang dibutuhkan.

yakni

l0

orang.lj

Aras

dasar

itu.

permohonan

pcnguiian

Pasal

34

UU

KPK

adalah

bukan

merupak;rtr per.soalan konsritusionalitas trortna yang belsifat Lirrtutn atau

abstrak Qeneral and abitrl(,-t nornts) rne,lainkan nrasal.rh

pelaksanaan

hukum

di

lapangan

atau

merup;:kart

persoalan norma konkrit (concrete norrus). yartg hal itu

nrerupakan legrl palicy dari pembuat

UU,

mcneingat

pengisian

pimpinan

dan

anggota lembasa negara,

masing-masing berbeda dan mempunyai karakterisrik

rersendiri,

oleh

karena

itu

sudah

sepantasnya

permohonan para Pemohon ditolak oleh Mahkarlah.

Penutup

Argumentasi

hukurl

dalarn

uji

konstitusionalitas

UU

KPK 1'ang disajikan

2

(dua) Puttrsan NlK. y:rinr

Putusan

No.

l33lPULJ-VIll:009

dan

Putusan

No.

5lPL.rU-1X12011, sarat dengan nokt,rh pii<iran

doktrin, teori clan 6los.:fi hukun.r. F{al

ini

tenti-t sangat bcrmanfaat

bagi

pe ngetlbargan

ilmu

pcngctahuan

hukum, [erutama hukum Indonesia.

Yurisprudensi N'l.ihkamah Konstitusi RI terkait ULi

KPK perlu dikaji dalarn rangka pelyempurnaan UU

KIIK

di

masa mendatang. lv{elalui pemanfaatan hasil

ka.iian yurisprrr-rdensi tersebut,

UU

KPK akan rnenjadi

undang-undang ,vang teruji dan betrar-benar bertnutu

secara komplehensif.

(10)

168 r\smawi

Lebih

dari

iru,

kajian hukum hendaknya lebih

memberikan atensi terhadap pengkaiian

putusan-putusan

Mahkamah Konstitusi

RL

I)inamika hukum memang terPotret jelas dalam yurisprudensi,

dan inilah yang bahan baku bagi reformasi hukum Indonesia.

Pustaka Acuan

Asslriddiqie, Jintlv, Korutinni dan Korutittt-tionalivne

htdonesia,

Jakarta:

Sekretariat Jenderal dan

Kepar.riteraan I'lahkamah Konstitusi RI, 2006

Asshicldiqie, Jimly. Hukunt Acara Pangujian Undang'

(hzdang,

Jakarta:

Sekretariat

Jenderal

dan

Kepaniteraan lvlahkamah Konstitusi RI, 2006

Asshiddiqie, Jimly, Perih

aI

t lndang' {Jt dang, Jakatta:

Konstitusi Press, 2006

Hamzah.

Andi,

Httkuru Acara Pidana Indortesia' Jakarta: Arikha Media CiPta' 1993

Hanridi, Jazi nt, Herntenetttika I {rtkunt: Teori Penetnuatt

I'{ritum Bartt dengan htterpretasi 7}As, Yogvakarta:

UII

Press, 2005

Mertokusurno,

Sudikno,

Menenukan

Hukum,

Jakarta' Bina Aksara, 1995

Seni (r Buda.ya S.yrtr'i

Nusantara,

Abdul Hakim

G.,

(et.al),

KUHAP

(Kitab

Undang'u'ndang

Hukum

Acara Pidana)

dan

Perarurart-peraturnrr Pe/ahsana, Jakarta:

Djambaran,1992

Philips, Lord,

"

Equality before tbe

Lau

", Makalah

dipresentasikan di London N4oslem Cenrre' 3 Juli

2008

Pusat

Studi

Konstitusi

FH

Univ.

Andalas. Perkemban ga n Penguj ian Perundan g-u ndan gan c{ i

Mahkamah Konstitusi ", Jtnnal Konstitttii,YoL 7

No. 6 Desember 2010

Rahardio, Satjipto, Pengantar llratt Huhunr, Jakarra:

Bina Aksara, 1995

Ricart, Luciana 1"., 7he Due Process of Lau' in the Fart

Fin dingiZarA, New York: School of Law New York

Universiry 2008

Soemantri. Sri,

llak

fuIenguii lulateriil

di

Indonesia'

Bandung: Alumni, 1986

Tim Penyrrsun, fluhum Acara Mahktzmd/t Konititttii,

Jakarta: Sekretariat Jenderal

dan

Kepaniterann

Mahkamah Konstitusi RI, 20 10

Zentach,

Ariel,

"

Reconci/ittg Llniuersa/ fttisdictiort

witl.t Equclity beJore

tbe

Lau'

",

dalanr 'li:xaz

Referensi

Dokumen terkait

23 Hasil yang lebih tinggi ini dapat disebabkan karena perbedaan pola makan serta responden yang datang ke Poli Alergi Imunologi merupakan responden yang sudah dicurigai

Rouf, NIM 08210057, Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, maka skripsi yang bersangkutan dengan judul:.. HAK

Padahal tujuan pernikahan adalah untuk membentuk keluarga sakinah, mawwaddah, warrahmah atau dengan dengan kata lain menuju rumah tangga yang bahagia sesuai dengan hukum

Penelitian yang dilakukan oleh Busran dan Yunanda (2015: 82 ) yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Iqra Untuk Anak Usia Dini Berbasis Android”

Turnamen Penyisihan : Menggunakan akun dan Char pribadi.. 5 Final : Akun yang digunakan dalam kompetisi akan disediakan oleh panitia. Didalam pertandingan, pemain boleh bertukar

Bagi Jemaat yang ingin menjadi orangtua asuh, dapat menghubungi Majelis Jemaat di sektor masing-masing atau Kantor Majelis Jemaat GPIB Jemaat ”Bukit Sion” Balikpapan pada setiap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transparansi pengelolaan dana desa dalam pembangunan infrastruktur di Desa Diat Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang

pada gelas kimia tidak mengalami perubahan juga tidak terdapat adanya gas atau gelembung, tidak terdapat adanya gelembung tersebut membuktikan bahwa tidak