• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon mahasiswi fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi terhadap komunitas hijaber di uin Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon mahasiswi fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi terhadap komunitas hijaber di uin Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

SITI CHAIRUNNISA

NIM: 109051000149

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M / 1434 H

DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

SITI CHAIRUNNISA

NIM: 109051000149

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M / 1434 H

DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

SITI CHAIRUNNISA

NIM: 109051000149

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata satu (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Mei 2013

(5)
(6)

i

eg

ala p

u

ji p

en

u

lis p

an

jatk

an

k

ep

ad

a

Allah SWT, atas segala karunia dan

rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda

Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa syariat Islam yang

menjadi pedoman umat manusia dalam mengarungi kehidupan ini sampai hari

akhir.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan, terutama disebabkan karena keterbatasan penulis sebagai manusia

biasa. Tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah

mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Jumroni, M.Si Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam serta

Hj. Umi Musyarrofah, MA sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam.

3. Dr. Fatmawati, MA selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar

dalam membimbing penulisan skripsi ini serta arahan yang sangat

membantu.

(7)

ii

Hidayatullah Jakarta.

6. Orang Tua tercinta Ayahanda Drs. Suryetman dan Ibunda Amusdalti, SH

yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan pendidikan bagi

anak-anaknya serta dorongan yang diberikan tiada henti.

7. Teman-teman KPI F angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu

persatu telah membantu baik moril maupun materil serta kawan-kawan

KKN 2011 terima kasih semuanya.

8. Sahabat-sahabat penulis, Arvin Suarja, Fike Wulandari, Agus Riyanto,

Qurrata Ayunin, Ayu Lembayun Murti, Danang Budi Utomo, Khairani

Dwi Puri yang selalu memberi semangat dan motivasi.

9. Para responden (mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

angkatan 2010) yang telah bersedia membantu penulis untuk mengisi

kuisioner dengan sebenar-benarnya.

Akhirnya, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan atas

jasa dan bantuan serta pengorbanan yang telah mereka berikan. Mudah-mudahan

penelitian skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya dalam menambah ilmu pengetahuan.

Aamiin

.

Jakarta, 10 Mei 2013

(8)

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

i

v

DAFTAR TABEL

... viii

DAFTAR GAMBAR

...

ix

DAFTAR LAMPIRAN

...

x

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...

1

B. Batasan dan Rumusan Masalah... 13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

D. Metodologi Penelitian ... 14

E. Tinjauan Pustaka ... 20

F. Definisi Operasional... 22

G. Sistematika Penulisan ... 22

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Respons ... 24

1. Pengertian Respons... 24

2. Teori Stimulus Respons... 27

(9)

i

v

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 46

B. Visi dan Misi ... 48

C. Tujuan ... 49

D. Struktur Organisasi ... 49

E. Gambaran Umum Kegiatan Komunitas Hijaber Mahasiswi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden ... 67

B. Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 69

C. Perbandingan Rata-Rata Respon Skala Kognitif, Afektif,

dan Konatif Mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta ... 82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran-Saran ... 85

(10)

v

Tabel 1.

Jumlah mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

[image:10.595.99.511.188.595.2]

tahun ajaran 2010/2011 ... 16

Tabel 2.

Jumlah sampel mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi tahun ajaran 2010/2011 ... 17

Tabel 3.

Karakteristik responden berdasarkan jurusan ... 67

Tabel 4.

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ... 68

Tabel 5.

Karakteristik responden berdasarkan keaktifan berorganisasi ... 69

Tabel 6.

Respon mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber di UIN Syarif

Hidayatullah dari skala kognitif ... 71

Tabel 7.

Respon mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber di UIN Syarif

Hidayatullah dari skala afektif ... 75

Tabel 8.

Respon mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber di UIN Syarif

Hidayatullah dari skala konatif ... 79

(11)

vi

(12)

vii

1. Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang

penetapan Pembimbing Skripsi S-1

2. Angket

(13)

1

A. Latar Belakang Masalah

Zaman sekarang ini dunia

fashion

tidak hanya menghadirkan

busana-busana yang menampilkan keindahan dan memperlihatkan lekuk tubuh

melainkan syar i dalam berbusana. Karena itu Islam mengajarkan untuk

menutup aurat bagi semua umat muslim. Walaupun menutup aurat tetapi tidak

meninggalkan keindahan,

trend, dan kenyamanan dalam berbusana. Bagi umat

Islam, wajib untuk menutup aurat agar tidak mengundang lawan jenis untuk

melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Fashion

merupakan istilah yang saat ini sedemikian fenomenal dalam

kehidupan sehari, kita seringkali mengidentifikan

fashion

dengan busana atau

pakaian, padahal yang dikatakan

fashion

adalah segala sesuatu yang sedang

trend

atau

boom

dalam masyarakat.

Secara etimologis, dalam

Oxford English Dictonary

(OED),

Fashion

is good place to start as any

, dari bahasa latin

Faction

yang berarti

make

or to do. Sementara itu

fashion

sebagai sebuah aktifitas diartikan sebagai

sesuatu yang seseorang lakukan. Berbeda dengan pengertian orang sekarang

fashion

merupakan sesuatu yang seorang pakai, sedangkan menurut Polhemus

dan Procter,

fashion

dalam masyarakat barat sering disamakan dengan

adornment , style and dress

.

1

1

Anthony Giddens,

(14)

Seperti halnya dengan

fashion

busana muslim saat ini, yang sedang

trend

di masyarakat, dengan banyaknya model busana muslim dan jilbab yang

beraneka ragam. Dan sudah menjadi

trend

di kalangan perempuan muslimah.

Bermunculnya perancang-perancang busana muslimah, membuat model

busana muslim dan jilbab semakin menarik dan digemari masyarakat.

Sekarang ini model busana muslim dan jilbab sudah tidak monoton seperti

tahun-tahun kemarin. Dengan seperti itu para perempuan muslimah tidak akan

bosan dan kehabisan ide untuk berbusana muslimah.

Pada awalnya, berbusana Muslim tidak dianggap sebagai perilaku yang

Islami, tetapi sesudah proses populerisasi terjadi, busana Muslim itu dianggap

oleh masyarakat Indonesia sebagai biasa saja. Dasar Jilbab dari Al Qur'an,

ada

beberapa bagian di Al Qur'an yang mewajibkan untuk menutupi aurat. Salah

satunya dari Surat An Nur ayat 31 sebagai berikut:

Allah SWT. Berfirman :

Artinya :

dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,

kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka

menutupkan kain kudung ke dadanya

(An-Nur: 31).

Dalam menafsirkan ayat di atas, M. Quraish Shihab memiliki

pandangan yang berbeda dengan manyatakan bahwa Allah tidak

memerintahkan wanita muslimah memakai jilbab. Beliau juga menulis hal ini

dalam

Tafsir Al-Misbah

ketika menafsirkan surat An-Nur ayat 31 yaitu,

Salah satu hiasan pokok wanita adalah dadanya maka ayat ini melanjutkan

(15)

dan

perintahkan juga wahai Nabi bahwa

janganlah menampakkan perhiasan

yakni keindahan tubuh

mereka, kecuali kepada suami mereka

karena memang

salah satu tujuan perkawinan adalah menikmati hiasan itu,

atau ayah mereka,

karena ayah sedemikian cinta kepada anak-anaknya sehingga tidak mungkin

timbul berahi kepada mereka bahkan mereka selalu menjaga kehormatan

anak-anaknya

atau ayah suami mereka

karena kasih sayangnya kepada

anaknya menghalangi mereka melakukan yang tidak senonoh kepada

menantu-menantunya,

atau putra-putra mereka

karena anak tidak memiliki

berahi terhadap ibunya,

atau putra-putra suami mereka

yakni anak tiri

mereka, karena mereka bagaikan anak apalagi rasa takutnya kepada ayah

mereka menghalangi mereka usil,

atau saudara-saudara laki-laki mereka,

atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara

perempuan mereka

karena mereka itu bagaikan anak-anak kandung sendiri,

atau wanita-wanita mereka

yakni wanita-wanita yang beragama Islam.

2

Di akhir tulisan tentang jilbab, M. Qurais Shihab menyimpulkan:

Memang, kita boleh berkata bahwa yang menutup seluruh badannya

kecuali wajah dan (telapak) tangannya, menjalankan bunyi teks ayat

itu, bahkan mungkin berlebih. Namun dalam saat yang sama kita tidak

wajar menyatakan terhadap mereka yang tidak memakai kerudung,

atau yang menampakkan tangannya, bahwa mereka secara pasti telah

melanggar petunjuk agama. Bukankah Al-Quran tidak menyebut

batas aurat? Para ulama pun ketika membahasnya berbeda pendapat.

3

Untuk mempertahankan pendapatnya, M. Quraish Shihab berargumen

bahwa meskipun ayat tentang jilbab menggunakan redaksi perintah, tetapi

2

M. Quraish Shihab,

Tafsir Al-Mishbah

,

Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,

(Jakarta: Lentera Hati, 2003), cet I, vol. 9, hal. 68.

3

M. Quraish Shihab,

(16)

bukan semua perintah dalam Al-Qur an merupakan perintah wajib. Demikian

pula, menurutnya hadits-hadits yang berbicara tentang perintah berjilbab bagi

wanita adalah perintah dalam arti sebaiknya bukan seharusnya.

4

Dari

pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa M. Quraish Shihab memiliki

pendapat yang lain mengenai ayat jilbab. Secara garis besar, pendapatnya

dapat disimpulkan dalam tiga hal.

Pertama, menurutnya jilbab adalah masalah

khilafiyah.

Kedua, ia menyimpulkan bahwa ayat-ayat Al-Quran yang

berbicara tentang pakaian wanita mengandung aneka interpretasi dan bahwa

Al-Qur an tidak menyebut batas aurat.

Ketiga, ia memandang bahwa perintah

jilbab itu bersifat anjuran dan bukan keharusan, serta lebih merupakan budaya

lokal Arab daripada kewajiban agama.

5

Sebagai

fashion, jilbab berkembang mengikuti model dan gaya terkini.

Berbagai model seperti abaya, gamis, kaftan, blus, kemeja, batik selalu hadir

dengan gaya tertentu. Variasi gaya feminim, elegan, glamor, santai,

simple

atau trendi dapat dipilih sesuai konteks dan kesukaan.

Penggunaan bahan kain seperti sifon, tile, sutra, katun, kaos dan

lain-lain bisa membantu wanita muslimah untuk menyampaikan kesan tertentu.

Apalagi jika lebih kreatif dalam memadukan model dan gaya jilbab aksesoris

seperti payet, bandana, kalung atau bros, jadi bisa terlihat lebih berwarna.

Kepintaran dalam mengkreasikan jilbab seperti membuat jilbab berlapis atau

dengan menggunakan bandana serta bisa mengkombinasikan jilbab dengan

jenis pakaian lain, seperti corak yang berwarna agar tetap tampil modis.

4

Ibid, hal.179

(17)

Di Indonesia istilah jilbab sebelumnya dikenal dengan sebutan

kerudung. Baru sekitar tahun 1980-an istilah jilbab mulai populer dikalangan

masyarakat. Istilah kerudung dan jilbab sering kali tumpang tindih dalam

penggunaanya. Ada yang menyebut istilah kedua, istilah tersebut mempunyai

makna yang sama. Pandangan ini mendasarkan pada hakikat pemakaian jilbab

atau kerudung yaitu untuk menutup aurat dan melindungi aurat. Pandangan

yang membedakan jilbab dan kerudung adalah mendasarkan pada daerah yang

ditutupi. Kalau jilbab menutupi kepala sampai dada tetapi kerudung hanya

menutupi kepala hingga leher.

6

Jilbab di Indonesia dikenal sebagai busana yang memegang nilai-nilai

kesopanan, sederhana dan tidak mencolok. Tampilannya terdiri beberapa kain

besar dan lebar mulai dari kepala hingga kaki. Pakaiannya berlengan panjang

dan terkadang masih memakai celana panjang. Tujannya agar aurat tetap

terjaga dalam kondisi mendesak atau darurat. Penyebabnya, memakai jilbab

berarti seorang perempuan harus siap dengan segala kosekuensi dan aturan

yang mengikatnya. Seorang perempuan yang memutuskan berjilbab harus

mampu menceriminkan karakter Islam baik melalui sikap, perilaku maupun

ucapan.

Wanita ingin terlihat indah dan cantik luar dalam. Oleh karenanya

mereka bisa melakukan apapun untuk membuat dirinya cantik. Tidak menutup

kemungkinan dalam berbusana yang menutup aurat. Kini busana yang terbuka

atau

sexy

tidak lagi dikatakan cantik mungkin menurut orang-orang tertentu

dan persepsi orang berbeda-beda tentang itu. Artis atau

public figur

pun sudah

(18)

banyak yang kini mengenakan hijab (jilbab) terlepas dari niat mereka yang

benar-benar ingin menutup aurat, tuntutan pekerjaan, atau hanya sensasi yang

mengikuti

trend

sekarang.

Lebih penting dari sekedar modis tidaknya jilbab seorang muslimah,

segala hal kembali pada niat. Adapun Hadis Nabi Saw:

Sesungguhnya Allah Swt itu Maha-Indah dan menyukai keindahan lengkap

dengan sanat dan rawi:

:

:

:

.

(HR. Muslim)

Bahwa suatu ketika Rasulullah Saw bersabda:

tidak masuk surga mereka yang terapat di dalam hatinya sebiji zarrah

kesombongan kemudian seseorang berkata kepada Rasulullah Saw: Wahai

Rasul Allah sesungguhnya seseorang menyenangi jika pakaian dan sandal

yang bagus! kemudian Rasulullah Saw bersabda: itu bukan bagian dari

kesombongan, sesungguhnya Allah Swt Maha-Indah dan menyukai

keindahan

.

7

Jadi Allah menyukai sesuatu yang indah dan sederhana.

7

Ibnu El-Mubhar,

(19)

Komunitas Hijabers

(Hijaber Community)

merupakan salah satu cara

atau solusi bagi setiap muslimah untuk mengenakan busana muslim dengan

tidak meninggalkan

trend

tetapi tetap menutup tubuh sesuai syari at Islam.

Sekarang ini hijab lebih dikenal dengan dunia fashion, apalagi sudah

ada begitu banyak komunitas hijab atau sering disebut

hijabers community

(HC). HC merupakan wadah komunitas wanita muslimah atau bisa diartikan

seperti kelompok pengajian. Namun selain membahas soal agama atau

pengajian rutin, komunitas ini juga ngebahas soal

fashion style.

Hijabers Community

adalah sebuah wadah komunitas wanita

muslimah yang dibentuk pada tanggal 27 November 2010 di Jakarta, oleh 30

wanita berjilbab dengan latar belakang profesi dan kehidupan yang berbeda

diantaranya mahasiswi dan para desainer muda dengan Jenahara Nasution

yang terpilih sebagai ketua. Didirikan oleh wanita yang biasa disebut Dian

Pelangi atau Dian Ayu dengan dua orang rekannya Ghaida Tsurayya dan Fitri

Aulia.

8

Berkumpul bersama untuk berbagi visi mereka untuk membentuk

sebuah komunitas yang akan mengakomodasi kegiatan yang terkait dengan

jilbab dan muslimah, dari

fashion, gaya jilbab, dan segala sesuatu yang akan

membuat kaum muslimah menjadi lebih baik, dan diharapkan melalui

komunitas ini, setiap muslimah bisa bertemu teman baru, saling mengenal satu

sama lain, dan belajar dari satu sama lain.

(20)

Dari perjalanannya, mereka berhasil mengumpulkan anggota-anggota

yang berjiwa muda, dinamis, energik, dan penuh kreativitas berkumpul dan

berkegiatan yang sangat asyik dan positif seperti

workshop fashion,

class

kecantikan tata rias

make up,

program charity

dan lain-lain serta pengajian

rutin. Dari sisi

fashion style-nya, mereka sangat kreatif dalam menciptakan

style

baru yang

out of the box

lain dari biasanya. Beberapa

style

adaptasi

perpaduan dari

style fashion

muslimah dari Timur-Tengah.

Mereka berhasil menciptakan tren

Fashion style ala hijabers

yang

uniquely

modern dan

stylish, mendobrak pakem dan membuktikan bahwa

berbusana muslim justru akan menambah cantik dan anggun penampilan

seorang muslimah. Tak salah jika

style

berbusana ala Hijabers saat ini banyak

dijadikan inspirasi gaya busana muslimah Indonesia. Berkat orang-orang yang

mempopulerkan hijab melalui HC, sekarang menutup aurat bukanlah hal yang

tabu atau menjauhkan dari pergaulan.

Komunitas ini menggelar

hijab class

setiap bulannya. Jadwal dan

tempat diumumkan melalui

Twitter

maupun

Facebook. Peminatnya sampai

ratusan orang, tapi ruang yang ada cuma bisa menampung sekitar 40 orang

untuk setiap sesinya. Belum genap setahun, pengikut komunitas ini di

Twitter

mencapai 20 ribu orang. Sedangkan di

Facebook

sebanyak 28 ribu orang.

Kini

komunitasnya telah banyak tersebar di Indonesia. Dan telah merambah ke

kampus-kampus.

9

(21)

Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan

perubahan pola tingkah laku dari masyarakat, oleh karena itu kedudukan

media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media

massa, masyarakat yang ingin mengetahui sebuah peristiwa atau informasi di

luar lingkungannya bisa mendapatkannya dengan mudah. Dengan itu tidak

sulit untuk menjadi anggota Komunitas Hijaber atau hanya sekedar membeli

barang saja.

Hijab adalah pakaian sederhana bagi wanita Muslim, yang sebagian

besar sistem hukum Islam mendefinisikan sebagai meliputi segala sesuatu

kecuali wajah dan tangan di depan umum. Selalu ada kesalahpahaman antara

orang-orang bahwa wanita Muslim dipaksa untuk memakai jilbab. Ini

pemikiran tentang jilbab benar-benar salah.

10

Adanya Komunitas Hijaber sangatlah berpengaruh terhadap

perkembangan berbusana bagi wanita. Model, bahan, dan corak yang

membuat Hijaber sendiri menarik. Tidak hanya

trend

dalam berbusana tetapi

juga dalam mengenakan jilbab juga bervariasi. Harganya pun beragam dari

yang terjangkau hingga merogoh kocek cukup dalam.

Manusia berkembang, maka kebudayaan juga berkembang. Dari

kanak-kanak menuju ke arah kedewasaan, dari masyarakat sederhana dan

terbelakang menuju ke arah masyarakat yang komplek dan sudah maju.

Sehingga kebudayaanpun berkembang dari yang sederhana ke arah yang

komplek yang penuh keragaman.

11

10

Maya,

Muslim Perempuan dan Fakta Hijab

, www.tiraimaya.com

11

Kasmiran Wuryo,

(22)

Sama halnya dengan berbusana,

trend

busana muslim kini tidak hanya

diperuntukkan untuk wanita muslimah yang ingin menutup aurat tetapi tidak

meninggalkan model yang sedang

in

sekarang. Melainkan telah banyak

wanita yang mengenakan busana muslimah sekedar ikut-ikutan. Hal ini

kurang baik. Baik apabila si wanita tersebut menyadari setelah lama

mengenakan busana muslimah bahwa wajib bagi setiap muslim untuk

menutup aurat. Seperti ayat Al-Qur an menjelaskan :

Allah SWT. Berfirman :

























































































Artinya:

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak

perempuanmu dan isteri-isteri orang mu min. Hendaklah mereka

mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya

mereka lebih mudah untuk dikenal, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan

Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

.

(Al-Ahzab 33:59)

Turunnya perintah pemakaian Jilbab adalah ketika perkawinan Nabi

Muhammad dan Zainab. Dalam pesta kawin itu, hijab (jilbab) diturunkan

setelah protes Umar pada nabi di suatu malam yang risih melihat istri nabi

Saudah buang Hajat. Nabi Muhammad sejak menjadi Nabi 610 M hingga 18

tahun kemudian tidak pernah menyatakan wahyu memakai hijab (jilbab).

Namun setelah teguran Umar pada nabi, maka sejak saat itulah titik tonggak

resminya hijab menjadi busana muslim.

12

Kini tidak sedikit mahasiswi yang khususnya belajar di Universitas

Islam yang dituntut untuk mengenakan jilbab. Hal ini kemungkinan

12

Wirajhana Eka,

Bikini, Burka, Hijab dan Jilbab sama-sama bukan Budaya Indonesia,

(23)

mempengaruhi pembelajarannya. Dalam hal tersebut mereka tidak terbiasa

dengan mengenakan hijab (jilbab). Ataupun yang dulunya sejak di bangku

SMU sudah terbiasa mengenakan jilbab tidak canggung. Seperti pada

mahasiswi di Universitas Islam Negeri Jakarta yang mungkin mempengaruhi

sikap dan perilaku mereka dalam berbusana ataupun termotivasi dalam

belajarnya. Adanya Komunitas Hijaber ini, diharapkan mampu memberi

warna baru terhadap mahasiswi atau kalangan remaja yang ingin mengubah

gaya jilbab dengan model baru dan juga meningkatkan keefektifitas dalam

menuntut ilmu. Tidak hanya itu banyak hal yang bermanfaat dalam komunitas

ini.

Selain memberikan warna baru dalam gaya berjilbab juga tempat

berkumpulnya para wanita khususnya yang berjiwa muda dengan

sharing

atau

membahas hal-hal yang berhubungan dengan wanita. Serta menambah

kepercayaan diri bagi mahasiswi dengan gaya jilbab baru dan tidak itu-itu

saja.

Acara atau seminar yang dilakukan oleh Komunitas Hijaber

menggunakan komunikasi kelompok. Michael Burgoo dan Michael Ruffner

dalam bukunya, Humen

Communication, A Revisian of Approaching

Speech/Communication,

yang telah disadur oleh Sasa Djuarsa, memberi

batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau

lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti

berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua

(24)

akurat.

13

Dalam teori Harold De Lasswell yaitu teori SOR kepanjangan dari

Stimulus-Organism-Response

menerangkan bahwa efek yang muncul

tergantung pada proses yang terjadi pada individu, pesan yang disampaikan

mungkin diterima atau ditolak.

14

Komunitas Hijaber ini termasuk dalam kelompok kecil (micro group).

Micro group

adalah kelompok komunikasi yang dalam situasi komunikasi

terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal atau dalam

komunikasi kelompok komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi

dengan salah seorang anggota kelompok, seperti yang terjadi pada acara

diskusi, kelompok belajar, seminar, dan lain-lain.

15

Serta termasuk dalam

kelompok primer yaitu hubungan dengan keluarga, kawan-kawan

sepermainan, dan tetangga-tetangga yang dekat di kampung, terasa lebih akrab

dan personal, lebih menyentuh hati kita.

Banyak kaum hawa terinspirasi oleh komunitas Hijabers. Belakangan

muncullah pelabelan, gaya berjilbab dan berbusana ala Hijabers. Toko-toko

pakaian dan kerudung dengan cepat diserbu oleh banyak perempuan yang

berhasrat membeli banyak kerudung kemudian mengkreasikannya dan tampil

di depan umum seperti perempuan-perempuan dalam komunitas Hijabers.

Sebuah identitas baru kemudian ingin dipamerkan dari individu-individu

dalam komunitas Hijabers. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik

untuk membahas tentang

Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Terhadap Komunitas Hijaber Di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta .

13

Roudhonah,

Ilmu Komunikasi

, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) Cet ke-1 Hal. 124

14

Onong Uchjana Effendy

, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi

, (Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 2003), cet ke-3, hal. 255

15

Roudhonah,

(25)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti

membatasi pada respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi terhadap Komunitas Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dan membatasi subjek penelitian yakni mahasiswi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana respon kognitif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah terhadap

Komunitas Hijaber?

b. Bagaimana respon afektif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah terhadap

Komunitas Hijaber?

c. Bagaimana respon konatif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah terhadap

Komunitas Hijaber?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui respon kognitif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah

(26)

b. Untuk mengetahui respon afektif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah

terhadap Komunitas Hijaber

c. Untuk mengetahui respon konatif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah

terhadap Komunitas Hijaber

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademisi

Melalui kajian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

positif bagi perkembangan komunikasi. Khususnya bagi mahasiswa

untuk terus mengembangkan dan memberikan sumbangan yang cukup

berarti bagi pengembangan komunikasi yang aktual

b. Manfaat Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu tentang

berbusana yang baik menurut Islam tanpa meninggalkan gaya dan tren

dewasa ini dan dapat meningkatkan etos belajar mahasiswi.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena

pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah

(27)

pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat

dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitaif yang kokoh.

16

2. Subjek dan Objek Penelitan

Untuk itu dalam upaya mengumpulkan data dan lebih memahami

fenomena yang ada, serta untuk lebih memfokuskan penelitian ini, penulis

menentukan subjek dari penelitian adalah mahasiswi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan KPI, BPI, MD, dan PMI tahun

akademik 2010/2011 dan objek dari penelitiannya adalah respon atau

tanggapan dan reaksi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi tahun akademik 2010/2011 terhadap tren gaya muslimah

Komunitas Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

dilakukan dari tanggal 4 Maret 2013 sampai dengan 1 April 2013.

4. Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

menggunakan metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari

suatu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data

yang utama. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian sebagai

data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian dan

sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang menjadi objek

16

Syamsir Salam dan Jaenal Afipin,

Metodologi Penelitian Sosial

(Jakarta: UIN JakPress,

(28)

sesungguhnya. "Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek atau elemen

yang ada di dalam wilayah penelitian".

17

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi seluruh

Jurusan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun akademik

2010/2011 yang terdiri dari jurusan KPI sebanyak 106 mahasisiwi, jurusan

MD sebanyak 24, jurusan BPI sebanyak 20, dan jurusan PMI sebanyak 12

mahasiswi. Jumlah keseluruhan mahasiswi tahun angkatan 2010/2011

[image:28.595.104.510.236.582.2]

adalah 162 orang. Berikut adalah banyaknya populasi penelitian :

Tabel 1

Jumlah Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Angkatan

2010 Tahun Ajaran 2010/2011

No.

Jurusan

Semester

Banyaknya Populasi

1

KPI

VI

106

2

MD

VI

24

3

BPI

VI

20

4

PMI

VI

12

TOTAL

162

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang

dianggap dapat mewakili populasi.

Menurut Suharsimi Arikunto, "Apabila Subjek kurang dari 100

orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat

17

Suharsimi Arikunto,

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

, (Jakarta: PT.

(29)

diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari segi

waktu, tenaga dan dana".

18

Berdasarkan pendapat tersebut peneliti mengambil sampel sebesar

50% dari jumlah keseluruhan populasi mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi tahun akademik 2010/2011 yang berjumlah 162

orang, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 81 mahasiswi. Berikut

[image:29.595.100.508.261.573.2]

adalah banyaknya sampel yang diambil adalah:

Tabel 2

Jumlah Sampel Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Tahun Ajaran 2010/2011

No.

Jurusan

Banyaknya Sampel

1

KPI

50% x 106 = 53

2

MD

50% x 24 = 12

3

BPI

50% x 20 = 10

4

PMI

50% x 12 = 6

Total

81

Dalam penarikan sampel dilakukan dengan metode random

sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan secara acak dari jumlah

populasi dan juga paling mudah dilakukan. Setiap anggota populasi

mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel, yakni

sampel yang menjadi responden adalah 81 mahasiswi semua Jurusan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010.

18

Suharsimi Arikunto,

Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek

, (Jakarta:

(30)

5. Sumber Data

Adapun data-data yang peneliti gunakan sebagai berikut:

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden melalui penelitian

lapangan dengan cara menyebarkan angket yang berisi pernyataan

tertulis yang disampaikan kepada responden penelitian.

b. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan, untuk

mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan masalah

data pendukung skripsi ini seperti buku-buku, majalah, dan internet.

6. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini,

maka dilakukan dengan pengumpulan data primer. Untuk memperoleh

data yang empiris, peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi yang merupakan pengamatan dan pencatatan dengan

sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki oleh panca indera.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data

tentang gambaran umum objek penelitian.

b. Angket atau Kuesioner

Adapun alasan penggunaan kuesioner sebagai instrumen utama

(31)

kuantitatif dan analisa datanya didasarkan pada hasil kuesioner.

[image:31.595.99.517.222.589.2]

Pernyataan yang diajukan peneliti telah dirumuskan dalam bentuk

tabel berdasarkan aspek penggunaan dan pemenuhan kebutuhan.

c. Dokumentasi

Yakni data yang diperoleh dari dokumen-dokumen berupa

buku-buku dan bahan sumber info lainnya yang berkaitan dengan

Komunitas Hijaber.

7. Analisis Data

Dalam hal analisa data digunakan bentuk analisis univariat

(analisis terhadap suatu variabel) yang menggunakan penghitungan mean

(rata-rata) dan frekuensi relatif. Data-data yang telah dikumpulkan di olah

melalui beberapa tahap, yaitu setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka

langkah berikutnya adalah:

a.

Evaluating,

memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti,

ditelaah dan dirumuskan pengelompokkannya untuk memperoleh

data-data yang akurat.

b.

Tabulating,

mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban

responden ke dalam tabel, kemudian dicari persentasenya untuk

.kemudian dianalisia.

c. Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan penafsiran

data. Semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan pendeskripsiannya

dalam bentuk verbal (kata-kata) maupun angka sehingga menjadi

(32)

1) Frekuensi Relatif

Fr =

100

%

f

F

Keterangan :

Fr

= Jumlah Frekuensi

F

= Frekuensi

f

= Jumlah pengamatan.

2)

Mean

adalah nilai rata-rata dari total bilangan

fi

xi

fi

x

Keterangan:

x

= besarnya rata-rata

fi

xi

= jumlah hasil perkalian dari

fi.xi

fi

= jumlah frekuensi responden.

E. Tinjauan Pustaka

Peneliti menemukan ada beberapa skripsi yang pernah membahas

permasalahan seputar respon mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun skripsi yang pernah membahas permasalahan tersebut diantaranya,

"Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Terhadap Manfaat Facebook oleh Yenni Nur Annisa,

"Respon Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Angkatan 2009 Fakultas

(33)

Terhadap Film Sang Pencerah" oleh Irvan Fahmi Akbar dan "Respon

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV" oleh

Mutiara Rizki Amelia. Sedangkan peneliti mengambil judul tentang "Respon

Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Terhadap Komunitas

Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ".

Meskipun peneliti menggunakan skripsi tersebut di atas sebagai bahan

pertimbangan, namun penelitian yang dilakukan tetaplah berbeda. Karena

dalam hal ini peneliti mempunyai kesamaan dalam subjek penelitiannya yaitu

mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Akan tetapi berbeda

dalam objek penelitiannya.

Dari semua rujukan skripsi yang ada tersebut di atas semua objek

penelitiannya adalah mengenai respon mahasiswa terhadap komunikasi yang

dilakukan melalui media massa, atau yang biasa disebut dengan komunikasi

massa. Dan peneliti menggunakan objek penelitian yang berbeda yaitu

Komunitas Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan kegiatan dan

acara yang memotivasi memberi manfaat untuk kaum wanita.

Dalam hal ini peneliti akan membahas tentang faktor-faktor yang

menyebabkan adanya respon dan respon seperti apa yang akan diberikan oleh

mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikas tentang Komunitas

Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010 dengan

(34)

F. Definisi Operasional

Berdasarkan variabel penelitian ini tentang respon mahasiswi Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap Komunitas Hijaber di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, menetapkan dua

variabel. Yang pertama variabel

independent

(variabel bebas atau penyebab)

adalah Komunitas Hijaber di Universitas Islam Negeri Jakarta dan variabel

dependent

(variabel terikat atau tidak bebas) adalah respon mahasiswi

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dalam penelitian ini ada

sesuatu hal yang akan dilihat berdasarkan variabel yang ada. Hal tersebut

adalah :

Variabel

independent

Variabel

dependent

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari enam bab dan dalam tiap bab terdiri dari

beberapa subbab atau bagian :

BAB I merupakan pendahuluan berisikan latar belakang, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka, devinisi operasional dan sistematika penulisan.

Anggota

Penampilan berbusana

Acara kegiatan

Kognitif

Afektif

(35)

BAB II merupakan tinjauan teoritis berisikan tentang pengertian

respon, teori stimulus respon, macam-macam respon, pengertian Komunitas,

dan Komunitas Hijaber.

BAB III merupakan gambaran umum wilayah penelitian yang

berisikan sejarah singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, visi misi, tujuan, struktur organisasi, gambaran

umum kegiatan Komunitas Hijaber untuk mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

BAB IV merupakan hasil dan pembahasan yang meliputi identitas

responden dan respon mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber.

(36)

R

R

! "!

#$%&' ( ) & '* $+ , -.+/ & . 0 -,1% ') %0 %. +-& '-, 0)%& , -.+/ &.2 0-/,) . 0 )3 $( $. 4,-.+/ &.25 %&3%6 %343%6%3, -.+/ &.7

8

P

9:9 ! " !

; %( %3 * %3$. (-&'*%+ + .)*/(/ ') 5 ) .-1$0 1%<= % >#-.+/ &. %5 %( %< . -1%, %& ' +,/ .-. / 0/ 0 %0% $ * -(-&? %, @%& ' 5 )3$&6 $(* %& /(-< . $%0 $ + -,%& '. %& '2 %0 %$ 1 -,%,0 ) . $%0$ ? %=%1%&2 *< $. $.& @% . %0$ ?%=%1%& 1 % ') + -,0 %&@%%& 0-.%0 %$ . %0$ * $). )/ &-,2%0 %$ 1). % ? $ '% 1-, %,0 ) .-1 %, %& ' 0) &'*%< ( %* $2 1%)* @% & ' ?-(%. * -()< %0%& %0%$ @%&' (%< ), )%< 3%$+ $& @%& ' 0-, . -3 1$&@)%0 %$0-, . %3 %,7

A

# -.+/ &. 5 %,) * %0% , -. +/ &. @% & ' 1-,%, 0) ? %=%1%&2 1%(%. %& %0 %$ 0%&''%+ %&7

B

; %(%3 CDE FG HD ID GD JKLMKNGOD C MKP NE QMRNR 5 )?-) %.* %& 1%<= % ,-.+/ &. %5 %)%< 0%&''%+ %& %0 %$ , -%* . )7

S

;%( %3 T%3 $. U%< %.% V&5/ & -. )%2,-.+/ &.%5 %( %<0 %&''%+ %&2,-%* . )2?%=%1%&0-,< %5%+. $%0$'-? %(% %0%$ + -, ). 0 )= % @%&' 0-, ? %5 ) 7

W

X-(%&? $0 & @% 3-&$,$0 T%3$. U-. %, V(3$ Y-&'-0%< $%& 5 )? -( %.* %& 1%<= % , -.+/ & %5%(%< , -%* . ) + .)*/(/ ') 3-0 %1/()*

Z

[ \ ] \ ^_`a bcd e

"Kamus Lengkap Psikologi ",

f[ `g `h i `j ] k \ l `m` nh`ocdp q ]rh s `p `t u v v wxt^rigr yz t{` b\w| u \

}

[q_d~ _q bsp `d{` s `d€_`p cbt

Kamus Bahasa Inggris Indonesia

tf[ ` g`hi`jnh`‚rpc`t u v v| x\

ƒ

]r irh€` bc‚p `d„rd d€` bc‚t

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,

f [ ` g`hi`j~d…bc s _ †q p rh d]h rss t‡z z‡xt _\‡uˆ ‰\

Š

‹ra p c gŒ  pt

Kamus Besar Bahasa Indonesia,

f[`g`h i `jŽ`b `c] s i `g `t ‡z zˆx
(37)

terh

ad

ap

tib

an

y

a su

atu

ran

g

san

g

a

‘’ ” •‘ –•— ˜™ ˜‘ š•‘ ›•‘ ˜œ • žœ ‘œ ™œ Ÿ• ™ ¡ ‘

š•‘ ¢Ÿ ¢£ ¤ ˜š¢™ ¥• ™˜Ÿ  œ ˜£ ˜™ ¦ ¢Ÿ˜‘› —• §œ ¨‘©˜ ™ ˜š˜‘ ˜š ¢‘ ª ™•–˜¢¨ š˜‘ ˜ Ÿ•™ ¡‘ ©˜‘› œ š ˜¦ ™ ¢ ¦ ¢Ÿ ˜‘ › §•›œ £ ¢ š •‘ ˜—˜š ª — ˜— ¢ §•Ÿ §• ˜   ˜ ˜  •Ÿ§•‘ ˜¨˜Ÿ˜˜‘¦˜— œš˜£©˜‘›™˜£¢š•š ˜¦˜œ›•– ˜—˜˜£˜¢ •Ÿœ ™£ œ« ˜©˜‘›—˜œ‘ š•‘ ››¢‘˜¦ ˜‘Ÿ ˜‘›™ ˜‘›˜‘’

¬˜‘ š •‘ ¢Ÿ¢£  •‘ ˜ ˜£ §• §•Ÿ˜ ˜ £¡¦¡¨ ª ™• •Ÿ£œ ­§¢ ­¨š˜œ š•‘ ›•‘ ˜œ •žœ‘œ™œ Ÿ• ™ ¡ ‘ ™ ˜£˜¢ £˜‘ ››˜  ˜‘ ©˜œ£¢ ®£ ˜‘››˜ ˜‘ ™• §˜ ›˜œ ™ ˜— ˜¨ ™ ˜£¢ ž ¢‘›™œ –œ « ˜  ¡¦¡¦ ª  ˜  ˜£ œ˜Ÿ£ œ¦ ˜‘ ™ • §˜ ›˜œ ›˜š §˜Ÿ˜‘ œ‘ ›˜£˜‘  ˜Ÿœ  •‘ ›˜š ˜£ ˜‘ ª™ ¢ ˜¨§•Ÿ¨ • ‘£ œ ª¨ ˜‘ ©˜¦ • ™ ˜‘‘©˜™˜– ˜’

¯

°•™ ¡‘ ™ š•Ÿ¢  ˜¦ ˜‘ £œ š§˜— §˜—œ ¦  ˜Ÿœ ˜  ˜ ©˜‘› œ ¦¡š ¢‘œ ¦ ˜™ œ ¦ ˜‘ £•Ÿ¨ ˜ ˜  ¡Ÿ˜‘›±¡Ÿ˜‘› ©˜‘› £ •Ÿ—œ§˜£  Ÿ¡ ™• ™ ¦ ¡š ¢‘œ ¦ ˜™œ ’ ¤ ¡š ¢‘œ ¦ ˜™œ š•‘ ˜š   ˜¦ ˜‘ – ˜— œ‘ ˜‘ ™œ ™ £•š ©˜‘› ¢£ ¢¨  ˜‘ ™œ›‘œ žœ ¦ ˜‘ ª ™•¨œ ‘ ››˜  Ÿ¡ ™•™ ¦¡š ¢‘œ ¦ ˜™œ ¨ ˜‘ ©˜ ˜¦ ˜‘ §•Ÿ– ˜— ˜‘ ™•²˜Ÿ˜ •ž •¦£ œž  ˜‘ •žœ ™œ•‘ ˜ ˜§œ — ˜ ¢‘ ™ ¢Ÿ ± ¢‘ ™ ¢Ÿœ ˜— ˜š‘ ©˜£•Ÿ¨˜˜ ¦•£ •Ÿ ˜£¢Ÿ˜‘’

°•™ ¡‘ ™ ˜¦ ˜‘ š¢‘²¢—  ˜Ÿœ  •‘• Ÿœš ˜˜‘  • ™ ˜‘ ™•£•— ˜¨ ™•§•—¢š‘©˜ £•Ÿ –˜œ ™•Ÿ ˜‘›¦ ˜œ˜‘ ¦¡š¢‘œ¦ ˜™œ’ ³ • ˜‘ ›¦ ˜‘ š •‘ ¢Ÿ ¢£ ­¨š˜ ³ ¢§˜‘œª Ÿ•™ ¡‘ ™ •‘›˜‘ œ ™£ œ—˜¨ ¢š  ˜‘ §˜— œ¦ ©˜‘› š•šœ —œ ¦œ  •Ÿ ˜‘ ˜£ ˜¢  •‘›˜Ÿ ¢¨ ©˜‘› §• ™˜Ÿ ˜—˜š š•‘ •‘£¢¦ ˜‘ §˜œ ¦ ˜£˜¢ £œ ˜¦‘ ©˜ ™¢˜£¢ ¦¡š ¢‘œ ¦ ˜™œª •‘ ›˜‘ ˜˜‘©˜ Ÿ•™ ¡‘ ™ ©˜‘› œ™˜š   ˜œ ¦ ˜‘ ¡—• ¨ ¡ §–•¦  ˜¦«˜¨ ¦• ˜˜ ™ ¢§–•¦  ˜¦« ˜¨  ˜Ÿœ ¦¡š¢‘œ¦ ˜‘ ¦•  ˜ ˜ ¦¡š¢‘œ¦ ˜£ ¡Ÿª ˜¦ ˜‘ š•š œ‘œ š ˜—œ™œ Ÿ ¦• ™˜—˜¨ ˜‘  •‘ ˜ž ™œ Ÿ ˜‘ ˜—˜š™• §¢˜¨ Ÿ¡ ™ • ™ ˜¦« ˜¨ ˜‘¦¡š¢‘œ¦ ˜™œ’

´

µ

¶·¸¹ º» º·¼ ½ ¾¿

Kamus Besar Ilmu Pengetahuan

¿ À Á·Â·Ã ķŠƹÇÈ ·¼ · É ¹¾¼ ·ÊË ·¾ Ì · ¾ ͹ È ½Ì · η·¾¿Ï Ð Ð Ñ Ò¿Ó·Ô»Ð Õ Ö

×

É ¹ Ĺö·Ô Ë ÇÌ ·¾Ø¹¾ ¾Î ¶·ÔËÇ¿

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,

À Á · ·ÃÄ·Å Ù ¾¼ÔËÚ Ó ÛÜ Ì ¹Ã ¾É à ¹ÚÚ ¿Ï Ð Ð Ï Ò¿ Ó»ÏÝ Õ Þ »

ß

(38)

è

ed

an

g

k

an

m

t

ru

u

en

é

alalu

d

in

êëìíîëï ðëñ ë î òóìóô õë ö÷ø ìùñ ùúø

ìùîóôøìë ÷ø ûü÷ öùô÷ ëðë ñëí ÷ óëï ó ìüúøëïë ô ðë ûø ùûúë ôø ÷ î ü ø ï óý òóìë ôñë í ÷ óëïó úüûë ìë ô õëôú öù÷ø ïø þý ÷ üïøë ö ÿ üôø÷ ìüúøëïë ô õë ôú ðø ïøîòóñ ìëô ùñ üí ÷ óëïó öüûë ôú÷ë ôú ðë öëï ÿ óúë ðø ÷ üòóï û ü÷ öùô÷ è üëûë óî óî ûü÷ öùô÷ ëïë ó ïë ôúë öë ô ðë öëï ðø ëûï ø ìëô ÷ üòë úëø íë÷ø ñ ëïë ó ìü÷ë ô õë ôú ðøðë öëï ðëûø öüôúë îëïë ô ðë öóô ðëñë î íë ñ øôø õë ôú ðø îëì÷óð ð üôúë ô ï ë ôúúë öëô ëðë ñë í öüôúë ñ ë îë ô ï üôï ëôú ÷ óòÿ üìý öüûø÷ïø ë ëï ë ó íóòóôúë ôíóòóôúë ô õë ô ú ðøöüû ùñüí ð üôúë ô îüô õøîöóñ ìë ô øôþùû îë÷ø ðë ô îüôëþ ÷ø ûìë ô ö ü÷ë ôý ñë ñ óûü÷ öùô÷ï üûòë úøîüôÿëðøïø úëòë úøë ôýõëøï óìù ú ôøï øþ ýëþ üìïø þðë ôìùôëïø þ ë êü÷ öùô÷ ìùúôøï øþ òüû ìëøï ë ô üûëï ð üôúë ô öüôú üïë í óë ôý ìü üûðë÷ë ô ð ëô

ø ôþ ùû îë ÷ø÷ üùûë ôúîüôúü ôëø÷ ü÷óëïó êü÷ öùôø ôøï ø î òóñë öë òø ñëëðë ôõë öüûóòë íë ô ïüû íëðë ö ë öë õë ôú ðøöëíë îø ðë ô ðøöüû ÷øë öìë ô ùñüí ìíë ñëõë ì

ò êü÷ öùô÷ ëþüìï øþ òüûíóòó ôúë ô ðüôúë ô üîù÷øý÷ø ìëöðë ô ôøñëø ÷ ü÷ üùûë ôú ï üû íëðëö ÷ü÷ óëï ó êü÷ öù ô÷ øôø ïøîòóñ ë öëòøñë ëð ë öüû óòë íë ô öëðë ë öë õë ô úðø÷ üôë ôúøìíëñëõë ìïüûíëðë ö÷ü÷óëïó

êü÷ öùô÷ ìùôëï øþòüû íóòóôúë ô ðüôúë ôöûø ñë ìó ôõë ïë î üñøöóïø ïøôðë ìëôý ìüúø ëï ëôýëï ëóìüòøë ÷ë ëôòüû öûø ñë ìó

ë öëï ðøë îòøñ ìü÷øîöóñë ô òë íë û ü÷ öùô ø ôø ïüûòüôïóì ðëûø öûù÷ ü÷ ûëôú÷ë ôúëô ëï ëó öüîòüûøë ô ë ì÷ø ëï ë ó ÷ üòë ò õëôú òüû óÿóôú öëðë íë ÷ø ñ û üë ì÷ø ðë ô ë ìøòëï ðë ûø öûù÷ ü÷ ûëô ú÷ ë ôúë ô ïüû ÷ üòóï üôúüôëø ò üôïóì û ü÷ öùôý ðë öëï ðøñøíëï ðëûø ðë ñëî ìë îó÷ òü ÷ëû ø ñ îó öüôú üïë íóë ô

(39)

m

en

y

eb

u

tk

an

b

w

a resp

ah

o

n

ad

reak

alah

si p

is m

sik

lo

o

g

etab

o

lik

terh

ad

ap

tib

an

y

a su

atu

ran

g

san

g

$ % &' (') * +,-./ 0 '1 -,02,3./ &') -, '3 ./ ,45 ./ 5) '2

2 ')*.6) *7'&'862'(') *+,- ./0'11,-3 ,) &'2 / $

%.1 -/ & 9$ 9 6 .')1 5 4,)*'1 '3 ')7-, . 85) '&'2': - , '3 ./ 8,)52 '3 ') '1'6 8,)* ')/ '(' ') '1 '6 86) ./3 '8 ';6 : 1'3 ' ;6 : (') * 1, -< '&/ &'2'4 &/ - / .,.,5- ') *. ,1,2':4,) ,-/4'8, . ') $

=

>') **'8') .6'1 6 (') * 1/ 4+62 '3/ + '1 '&')(' .6 '1 6 *,<'2 ' '1 '6 8,-/.1/ ? '7-, '3 ./ 4,-6 8 '3 ')1 ')** '8').6 '16'3 ./$@'?'+ ')'&'2 ':., .6 '16 (')* 46);62 3 '-,)' '& ')(' .6 '16 8,-1')('') (') * 8,),2/ 1/ 8/ 2/: &'-/ 8,)*,-1 / ') A8,) *,-1/') $B ,. 85) '&'2': 1 ') ** '8') &') < '? '+ ') $ @ '&/ ')1 '-' -,. 85)7 1 ')** '8') &') <'? '+ ')7 46) ;62 &/.,+ '+3 ') 3 '- ,) ' '&')(' .1/462 6 . 3 :6 .6 .)(' 1 ,-: '&'8 3 : '2 '('3 1,)1 6 '3 ') 46) ;62 .,+ '* '/ - , .85) '1 '61') **'8 ')1,- :'& '8'8'(') *&/2 / :'17&/&,) *'-&')&/- '.'3') $

CD

T

EFGH

S

IHJK L KM

- Respons

N '&' 8'. ; ' N,-') * O6) /' P7 3,1'361') 1 ,-: '&'8 8-5 8'*') &' 1,2': 4,) &- '4'1/. './ 3 ') ,0, 3 4, &/ ' 4'. .'$ Q '- 52 & R'.?,2 2 4, 4+6 '1 &, .,-1 './)(' 1,)1')* 1,3) /3A1 ,3)/ 3 8-5 8'*') & ' ') '2 / ./ . 4,)* ') '2/.' 1,3)/ 3 A1,3)/3 8-5 8'*')&' 8'&' N, - ') * &6)/' P$

The Institude for

propaganda analysis

4,)* ') '2/. ' 1 ,3)/3A1,3)/ 3 8-5 8'*') &' (')*

&/ 8,-*6) '3 ') 52, : 8,) &,1 ' - '&/5 S '1:,- T56 *:2/) $ N'&' . ''1 (') * . '4 '7 +, :'U/5-/ . 4, &') 8./352 5*/

instink

., &')* 85 862'- &/ 3 '2')* ') / 2 46? ') $

V

(40)

q

alarn

h

u

b

u

n

g

an

d

en

g

an

m

ia m

ed

assa

r

k

ed

u

an

y

a m

an

ap

elah

irk

a y

an

g

d

iseb

u

t

st

l

uv wqtxytz{|}~€‚t ƒ„ …„v†

Instinctive S-R theory".

10

‡tˆ{v‚‰vŠzy z‚‹{t‚ Œˆ w‚r„ ‰ „zƒv „‚„v‚ t ƒz ‰‰tˆ{vŽ‹‹‚ v w…‘„‰„w „{v

Stimulus-Organism-Response,

‚tŠ zy „ ƒt{„‚„y „{ v Œ‚ v‘ˆy ˆ …vr’„w … Šz w “zy

„w‰„{ „ ‰ „”z w }~•–  „ w }~—–˜ ™ „y„z ‘tŠ z v „w Št wš „v š z …„ ‰ tˆ{v ‘ˆŠz wv ‘ „‚vr ”„y v wv v ‘ „{t w„‘„w ˆ ƒš t‘ Š„‰t{v„y „{v Œ‚v ‘ˆyˆ…v „w vy Š z ‘ˆŠz wv ‘ „‚v„„y „”‚ „Š„r ’„v ‰zŠ„wz‚ v „’„w…šv › „w ’„Šty v Œz ‰v‘ˆŠ Œˆ wt w‹ ‘ˆŠ Œˆ wt wœ‚v ‘ „Œrˆ Œv wvrŒ{v y „‘z r‘ˆ …wv‚ v r„t‘‚vr „w‘ˆ w„‚v˜

ž ž

‡tˆ{v Ž ‹ ‹ „„y „”‚ „y„ ” ‚ „‰z„y v{ „w ’„w …Št›„{ w„v ‰tˆ{v‹ ‰tˆ{v ’„w … ‰t{ „Œ„‰  „y„Š ‘ˆŠ z wv‘„‚ v Š„‚‚„˜ Ÿyv {„w vwv ƒt { „w ……„Œ„w ƒ„”›„ Št v„ Š „‚ ‚„Š tŠ vy v‘vt t‘y„w…‚ z w … ’„w…„Œ „‰Š tŠ Œt w…„{z ”vv wvuvz‚t ƒ„…„v „z vt w“t|Œt wˆ w‰ˆ w„‰ „zŒt wtw …„{˜

ž  

‡tˆ{v v wv Œ„„ „‚„{w’„ Št w…„‰„‘ „w ƒ„”›„ t t‘ Š t{z Œ„‘ „w {t„‘‚v ‰t{ ”„„Œ ‚v‰z „‚ v ‰t{ ‰t w‰z ˜ ‡tˆ{v vwv Š tŠv yv ‘v ‰v …„ tytŠ tw z ‰„Š „r ’„‘ wv |„ Œt‚ „w

(stimulus);

|ƒ Œt wt{vŠ„

(receiver);

 „w| “t t‘

(respon).

13

‡tˆ{v ‚‰v Šzy z‚ {t‚ Œˆ w‚r Št wš ty„‚‘ „w ‰t w‰ „w … Œt w …„{z ” ’„w … ‰t {š „v Œ„„ Œv”„‘ Œt{ ‰„Š „

(receiver)

‚tƒ„ …„v „‘vƒ„‰ „{v ‘ˆŠ z wv‘ „‚ v ˜ st wz{z ‰ ‰tˆ{v vwv „Š Œ„‘ „‰„z Œt w…„{z ” ’„w … ‰t{š „v Œ„ „ Œv ”„‘ Œt wt{v Š „ Œ„„ „‚ „{ w’„ Št{z Œ„‘„w ‚ z„‰z {t „‘‚ v ‰t{‰ t w‰z „{v ‚‰v Šzy z‚ |{„w…‚ „w …„w

¡¢

£ ¤¥¦ ¤¥§ ¨© ¤ª¤ ¥«¦ ¬§ ­®¤ ¯£¨° ­¦ ±­ ¥² ³ §¥³´

Teori Komunikasi,

µ § ­ ±­¥¶­ ·¸° ¨¹¤¦ º­¦­³ » ¼ ¼ ½¾³º ¤¶±¤ ¬½³¿¨À » Á

¡¡

¦æÄź¿ Æ­¦­Ç È È¤ ¦ ²É³

Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,

µÊ­ ¦ ²Ë¦Ä· ¸ ° ¨ Ì«¶ ¥­ Ͳ «¶É­Ê­ ±¶ «³» ¼ ¼Î¾³Ì¤¶¹¤ ¬Î ³¿¨» ½Ï ¨

¡Ð

©¨ÑÆË­ ¥ ¯­© ¤¦ ²Æ­É­³

Teori Komunikasi

³µ § ­ ±­ ¥¶­·Å¦ «ª¤¥ ¯ «¶­ ¯°¤¥Ò˱­³ » ¼ ¼ ½ ¾³º¤¶ ¨¹¤¬ Ó³¿­ Ô¨½ » ¼

¡Õ

(41)

terten

t

ÙÚ Û

en

g

an

d

em

ik

ia

ÜÝ

b

esar k

a p

eciln

y

en

g

aru

h

serta d

alam

b

en

tu

k

ap

a p

en

g

aru

h

terseb

u

t terjad

i

ÝÞ

p

g

n

tu

an

g

er

ad

a isi d

an

p

en

ajian

stim

y

u

l

Ù ßÚ

à á

Ûâãâäåæçßèßéçä ÙÜê éâ ß êë èæéèÜ ââÜìèÜíâÜå èæÙ ëâîâÜßê éâåâ ìâã âî â ßå èé ï î çð ï ëÙ éâÜ ïð îâÞ ï ìâÜ ïðîñïÚ Ûâã âä îâã êÜê î çð Þç òîâÜ íè Þ î è âÞÞ êÞ Ù ìèÝëâíâêä âÜâäèÜíÙëâî ßê éâå éçä ÙÜê éâÜÚ Ûâã âäåæ çß èß å èæÙëâîâÜ ßê éâå Þ âä åâ é ëâîð â ßêéâå ìâåâÞ ë èæÙëâîÝ îâÜ ñâ óêéâ ßÞ êä ÙãÙ ß ñâ Üí ä èÜ èæåâëèÜâæôë èÜâ æä èãèëê îêß èäÙã âÚ

õâæ öâÞ ìâãâä ëÙ éÙÜñâ ï÷ ê éâå õâÜÙ ßê âÝ ø èæÙëâîâÜ ß èæÞ â ø èÜ íÙ éÙæâÜÜñâ ïÝ ßèëâíâêä âÜâ ñâÜí ìê ÙÜíéâåéâÜ ùçúê âÜ ìÝ û âÜêß ìâÜ üã ã èñ ìâã âä ëÙ éÙÜñâ ý Ü çÜ í þ òîóâÜ â ÿ èÜ ìñÝ äèÜ ñâÞ â éâÜ ëâîð â ìâã â ä ä èÜ èã ââî ßê éâå ñâ Üí ëâæÙ â ìâ Þ êíâ úâæê âëãè åèÜÞ êÜ íÝ ñâêÞ Ù å èæî âÞê âÜÝ å èÜ íèæÞ êâÜÝìâÜåèÜ èæê äâ âÜÚ

Stimulus

Organisme:

Perhatian

Pengertian

Penerimaan

Respons

(Perubahan Sikap)

âä ëâæ×Úÿý÷ô ýô

Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas

(42)

"#$ %#&'(#)#*$ +,-,. -/ # ,%# 01#2+&-% #0# ,*(/#2 %+&3#,) -,32# '# 2&4*+* 5#,3 )+& .# '( 2#'# ( ,'(6( '-7 8) ($-9 -* # )# - 2+* # , 5#,3 '(* #$ 2# (/# , /+ 2# '# /4$-,(/# , $ -,3/ ( , '( )+ & ($ # # ) #- $-,3/ ( , '()49#/7 :4$ -,(/#*( #/# , %+&9# ,3*-,3 . (/# #'# 2+& 0# )(# , '#&( /4$ -, (/# ,7

;<

= &4* +* %+&(/ -), 5# # '#9# 0 /4$-,(/# , $+,3+ &) (> /+$#$ 2-# , / 4$ -,(/# , ( ,(9# 0 5# , 3 $+9 # ,.-)/#, 2&4*+* * +9#,. -),5#7 8+) +9# 0 /4$ - ,(/# , $ + ,349# 0, 5# '#, $+ ,+& ($ #,5# >$ #/ #)+&.#'(9# 0/+* + '(## ,-,)-/$ + ,3-%# 0* (/ # 27

;?

:+9+$# 0# , ) +4&( *)($ -9-*@&+* 24 ,* # '#9 #0 2+,5#$ #&# )## , ( ,'(6( '-7 A# 3# ($ #,# 2-,> 2+*# , 5# ,3 * #$ # #/# , '( 2+&*+2*( *+ B#& # %+&%+ '# 49 + 0 (,'( 6('- '#9#$ /4 ,'(*( /+ . (1## , 5# ,3 %+ & %+ '#7 :#&+,# , 5#> 2#'# )# 0-, CDE!> F+9 6( , G+ H9+ -& $ +9 #/ -/# , $ 4 '(H(/#*( )+& 0#'# 2 )+4& ( * ) ($-9 -*@ &+*24 ,*'+ ,3# ,)+4 &( ,5#5#,3'(/+,#9*+ %# 3# (

individual difference theory.

G+I9 +- & $+ ,3# )#/ # , %#01# 2+* # , @ 2+*# , $+ '(# %+&(* ( * ) ($-9 -* )+& )+ ,)-5# , 3 %+&( ,)+& #/*( %+&%+ '# @ %+ '# * +*-# ( '+ ,3# , /#&#/ )+& (* )(/ 2& (%# '( (,'( 6('-7

3. Macam-macam Respons

J+*24 , #/#, $-,B-9 '#& ( 2+ ,+&($## , 2+* #, * + ) +9 # 0 *+ %+9 -$,5# )+& .# '( *-# )- &# ,3/# (# , /4$ -,(/#*( * +'# ,3/# , $+ ,-&-) K 0$# ' * -%# ,'( > $+ ,3+$-/#/# , & +* 24 , '+ ,3# , (* ) (9 # 0 -$ 2# , %#9 (/ LH++' %#B/M 5#,3 $+$(9(/ ( 2+&# ,# , # )# - 2+ ,3# &-0 5#,3 %+*# & '#9#$ $+ ,+ ,)-/# , %# (/ )( '#/ ,5#*-# )-/4$-,(/#*(7

; N

OP

QRS RT UVWXY RYZ[ [\R]^_

llmu, Teori, dan Filasat Komunikasi

_ `aYR] b RT cd ef ghi j Y Y]hi^YaYki h _l m m n o _g\ifp \qn _Wfl r r f

Os

QRS RTUV WXYRYZ[[\ R]^_

Ilmu, Teori, dan Filsqfat Komunikasi.,

Wf l r t f Ou
(43)

‚ƒ„ …†…ƒ‡ …ˆ ‰ ‚Šƒ‹ Œ…ˆ  „‹‰ ‚Ž ‡… ˆ Š ‚‘ ’ ‰ ‚  ‚ˆ “ ” ‘…•‚‚ ƒ ‚† –Š ˆ ‰‚ƒ—… ‹ ‡‚„… … Ž ‰ ‹… — … ‹… ˆ˜ Œ… ‹‰ ™ ƒ‚† –Š ˆ ‡Š ˆ‹‰ ‹•˜ …•‚‡‰‹•˜ „… ˆ ‡Š ˆ… ‰‹ • š— ‚‘… ›‹Šƒ… œ ž ‚ˆ… ˆ „‚ Ž ‹ ‡‹… ˆ „… –… ‰ „‹‰…ƒ‹ ‡ ‡‚†‹ Ž– …ˆ —… ‘Ÿ… ƒ ‚†–Š ˆ … „…… ‘ ‰…ˆ … –… ˆ „… ˆ  … Ÿ…—… ˆ ¡… „‹ … ˆ‰…ƒ… ƒ ‚† –Š ˆ˜ ‰… ˆ… –…ˆ … ‰… – ˆ  … Ÿ…—… ˆ Ž ˆ¢ „‹† ‚—… — ‡…ˆ ‡…ƒ ‚ˆ… … „… ˆŒ… † … ‰ ‚ … … … ‰ … –‚ƒ ‹† ‰ ‹Ÿ… Œ… ˆ  Ž ‚ˆ„… ‘ ‹ˆŒ…˜ Œ…ˆ Ž‚ˆ‹ˆ… ‡… ˆ … Ž—…ƒ… ˆ ‹ˆ… ‰… ˆ „…ƒ ‹ –‚ˆ… Ž… ‰… ˆ‰ ‚ƒ‘… „… –… –…Œ…ˆ „‹ ‹ ‘… ‰˜„‹ „‚ˆ…ƒ… ‰…„‹ƒ… †…‡ …ˆ

‚ˆ‰ ‡ „… ˆ Ž… ¢… Ž £Ž …¢… Ž ƒ‚† –Š ˆ† Œ…ˆ „ ‹…ƒ ‰‹ ‡… ˆ †‚— … … ‹ ‰… ˆ… –… ˆ „… –… ‰ „‹— ‚„…‡… ˆ — ‚ƒ„… †…ƒ‡… ˆ ‹ ˆ„‚ƒ… Œ…ˆ „‹ ˆ… ‡… ˆ Ž‚ˆƒ‰ … †…ˆ Œ… … ‰… – ˆ ‹‡… ‰ … ˆˆ Œ…˜ —‚ƒ„… † …ƒ‡… ˆ ‹ˆ„ ‚ƒ… Œ…ˆ „‹–…‡… ‹ ‰… ˆ…– …ˆ ‰‚ƒ—… ‹ Ž‚ˆ … „‹ ‹Ž… Ž…¢… Ž˜ „… …Ž ‘… ‹ˆ‹ ¤ — ¤ ‘Ž… „‹ Ž ‚ˆ … ‰ … ‡…ˆ™ ¥Ž‚ˆƒ ‰ ‹ ˆ„ ‚ƒ… Œ… ˆ „‹  ˆ…‡… ˆ ‰… ˆ… –…ˆ – ‚ˆ… „‹ … ˆ˜ ‰… ˆ… –… ˆ —… ƒ˜ ‰… ˆ… –… ˆ – ‚ˆ‚¢ … –˜ ‰…ˆ… –… ˆ –‚ˆ„ ‚ˆ…ƒ˜ ‰… ˆ… –… ˆ –‚ƒ…—…˜¥ ¥Ž ‚ˆ ƒ ‰ ‹‡… ‰… ˆˆ Œ… ˜ ‰… ˆ…–… ˆ „‹—…‹ Ž ‚ˆ … „‹ „… Ž…¢… Ž Œ…‹ ‰ ‰… ˆ… –… ˆ ‡‚— ‚ƒ… „…… ˆ„… ˆ‰… ˆ… –…ˆ–‚ˆ… Ž…‰… ˆ

’ ‚„… ˆ‡ …ˆ Ž‚ˆƒ ‰ ¤ † ’  … ˆ‰Š „…… Ž —‡ ˆŒ… ¦ † ‹‡Š Š‹ §Ž Ž˜„‹ † ‚— ‰… „…— ‚— ‚ƒ… –… ‚ˆ‹ †‰… ˆ…–… ˆ˜Œ… ‹‰ 

…  “‚ˆƒ ‰‹ˆ„‚ƒ…Œ…ˆŽ‚ ˆ… Ž …‰ ‹˜Œ… ‹‰ ™

€œ ¨… ˆ… –… ˆ … „‹‰ ‹•˜ ‹… … ‘ ‰…ˆ… –… ˆ ‰ ‚ƒ ‘… „… – … –…£… –… Œ…ˆ ‰‚ …‘ „‹„‚ˆ…ƒ ˆŒ…˜— … ‹ ‡— ‚ƒ–…†…ƒ…˜‡‚‰ ‡… ˆ˜„…ˆ … ‹ˆ £… ‹ ˆ

©œ ¨…ˆ… –… ˆ›‹†…˜‹… … ‘‰…ˆ… –… ˆ‰ ‚ƒ ‘… „… –†‚†… ‰Œ… ˆ„‹‹‘… ‰  œ ¨…ˆ… –… ˆ – ‚ƒ… † …˜ ‹……‘ ‰… ˆ… –… ˆ † ‚†… ‰ Œ… ˆ „‹…… Ž‹ Š‚‘

(44)

b

¬ ­®¯°°®± ®¯² ³¯´ µ´¶¶³µ· ® ¸¹ ¯º®»º®¹¶ ´¼

½¾ ­®¯°°®± ®¯ ¹ ¯°®¶ ®¯» ¹®¿ ®À ¶ ®¯ °°®± ®¯ ¶³µÀ ®¸®± Á ³Á ´ ®¶´ º®¯ ° ¸¹¹ ¯°®¶ ¯ º®¸¹²®Á®¿®¿ ´ ¬

«¾ ­®¯°°®± ®¯ ®¯¶®Á ¹ » ¹®¿®À ¶ ®¯°°®± ®¯ ² ®Á® ù ¯¹ ®¶®´ ¶®¯ °°®±®¯ ¶ ³µ À®¸®±Á³Á ´ ®¶´º®¯ °®Ã®¯¶³µ·®¸¹¬

ª¾ ­®¯°°®± ®¯ ¹ ùµ ®¯» ¹®¿ ®À ¶®¯°°®± ®¯ ² ®Á® ¸ ®¶®¯ ° ®¶ ®´ ¶ ®¯ °°®± ®¯ ¶ ³µ À®¸®±Á³Á ´ ®¶´º®¯ °®Ã®¯¶³µ·®¸¹¬

Ĭ ­®¯°°®± ®¯² ³¯´·´¿¹¯ °Ã´ ¯°®¯¯ º® »º®¹¶´¼

½¾ ­ ®¯°°®± ®¯ ų¯¸®» ¹®¿ ®À ¶ ®¯ °°®±®¯ ¶³µ À ®¸®± ų¯¸® º® ¯ ° ²³¯°À®² ± ¹µ ¹¯º® »Å³µ ®¸®¸¹¸³Ã®¶¯º®®¶®´º® ¯ °®¸ ®¸¹Á ³Ã¹¶®µ ¯ º®¬ «¾ ­ ®¯°°®± ®¯ î¶ ®Æà ®¶®» ¹ ®¿®À ¶®¯ °°®±®¯ Á³Á ³Çµ ®¯ ° ¶ ³µ À®¸®± ´ Ä®±®¯

®¶®´¸¹¿ ǯ¶®µÃ®¯Ç¿³À¿®È®¯Å¹ Ä®µ®¬

B. Komunitas

Community development

¸¹¶ ³µ· ³²®Àî¯ ó ¸®¿®² É®À®Á ® ʯ¸Ç¯³Á ¹ ®

Á³Å® °®¹± ³¯ °³²Å®¯ °®¯ ÃDz ´ ¯¹¶®Á» ®¸®¿ ®À±µ ÇÁ³Á ²³²Å®¯°´ ¯» ®¶®´ ² ³²Å®¯°´ ¯ ó²Å®¿¹ Á ¶µ ´ ö´µ ÃDz ´ ¯¹¶®Á ¹ ¯Á ®¯¹ ¸¹ ²®¯® Ä ®µ®ÆÄ®µ® Å®µ´ ´¯¶ ´ à ųµÀ´Å´ ¯ °®¯ ®¯¶ ®µ ±µ¹Å®¸¹» ²³¯ °Çµ°®¯¹Á®Á ¹ à ® ¯ óÀ¹ ¸´± ®¯ Á ÇÁ ¹®¿» ¸®¯ ² ³²³¯´ À¹ óŴ¶ ´ À®¯ ¹ ¯Á®¯¹ ²³¯· ®¸¹ ¿ ³Å¹À ¸¹²´ ¯°Ã¹ ¯Ã®¯

.

18

¬Ë®¿®² Ŵô

Community Development

Ç¿ ³À ̹² ʳ ¸®¯ ͵®¯Ã ­ ÇÁ ³µ ¹³µ Ç ² ³¯· ³¿®Áî¯

ÃDz´ ¯¹¶ ®Á Á ³Å® °®¹ Á´ ®¶ ´ ų¯¶ ´ à ǵ°®¯¹Á®Á ¹ ÁÇÁ¹®¿ º® ¯ ° ¸¹Ä¹µ ¹ î¯ ¸ ®¿ ®² ¿¹²® À®¿Å³µ ¹Ã´¶ ¼

(45)

áâ ã

k

ala

äå

n

u

sia

ã

eb

u

ah

k

o

m

u

n

itas m

elib

atk

an

in

te

rak

si

æçèéêëåìí ç î åï å íðåéð í ìåñ å òåèó ôðï åõ ï ç ìêèïåñçìåè ï åè ï çóð èåì åè öñ êõ íê éç åî ç èï ç÷çïð â øåï çù í ìåñåèòå éêëú åéåíî åïåöë åèó òå èó åìåè í åñ ç èóôê èóê èåñ åéåð åìåè í åñ ç èó úêëç èéêë åìíçï åñåôìöôð èçé åíç éðíê èï çë çâ

ûü

ýâ þï ê èé çé åíÿåè êîêôçñçìåèâ

åóç ìêú åèòåìåè öë åèóù ì åé å

komunitas

åì åè ôêôåíð ììåè íêúê èéð ì îêëåí ååè ôêôçñçìç

ùåé åð îêëåí ååè ï çéêë çôå ï åèï çõåëóåç ï åñåô

ñ ç èóìðî ìêñöôîöìéêë íêúð éâ åñ ç èç ï ç íêú åú ìåè åï åèòå îê è åôååè åèóóöé å ìöôð èç éåí â öèíêî ìê åèóóöéå åè åë éç èòå ôêôçñ ç ìçù îêèêë çôååè öñêõ òå èó ñ åç è ï åè ìêíê éç ååè ìêî åïå éð ð åè æéð ð åè ìêñöôîöìâ åëê è å ç éðùìöôð èç éåí åï åñ åõñ êú çõï åë çíê ìêï åëíð åéðìêñöôîöìòåèóï çúê èéð ìð èéð ììêôðï åõåè åïôç èçí éë åéçùéê é åî ç ôêôçñ ç ìç úêúêë åî å çë ç ïåëç íêúð åõ îê ë ìðôîðñåè åé åð îêëõçôîð èåè éê ëõåï åî öë åèó òå èó éê ëôåíð ì íêúåóåç åèóóöé å ïåè ï çôåè å îêëåí å åèôêôçñ ç ìçç èçîê èéç èóï åèïêèóåèê ñåíï çåìð çâ

øåï çù éêëôåíð ì ìê ïåñåô íð åéð ìöôð èç éåí ôêôúêë çìåè ë åíå çïê èé çé åí ìêî åï å íêíêöë å èóâ öôð èç éåí éêë íêúð é ï åî åé ôêè åï ç úåóçåè ï åë ç ìöèíêî ï çë ç íê íêöë åèóù ï åè ôêëðî åì åè íêúðåõ åíîê ì îêèé çèó ïåë ç ú åóåçôåèå íê í êöëåèó ôêôåèï åèó éêôî åé èòå ï ç ïð èçåâ çï åì åï åèòå çïê èé çé åí îëçú åï ç íêîêë éç çéð ú çåí åèòå ï çåèóóåî íê ú åóåç í åñ åõ íåéð ôåí åñ åõ ï åëçôåíòåìåëåéô öïêëèâ

Community Development

!"#"$ % & ' ' () *

+,

(46)

.0 123456 74 89: 234 56 74 8

124 8;;<=4 4 8 >4?6 @27A4B <?;4 86@4@6 C28;2C748 =4 8;;A8; 5434 7 >4 8 C2C6D6:6 B4 :0 E2747 @27A4B :< CA86=4@ 5A ;4 C28A8= A= :23 456 74 8 =2?=28= A >4?6 F4?4 4 8;;<=4 8G40 H2? >4F4= B4?4F4 8 74B34 <?4 8; 4 :48 72?:<8= ?67A @6 >28;4 8 I: 2B6>A F4 8 :< CA86=4@

>28;4 87 2? F4?=6@6F4@6 >4D4C

F4D68;@2>6:6=7272?4F4>4?6:2;64=489:2;64=488G4J>4 874B34C2?2:44 :4 8 72?:<8= ?67A @6 :2F4>4 F2C2D6B4?44 8 @= ?A:= A? :< C A86=4@0 E2CA4 :2D< C F<: C2C7A=AB:4 8 F2C2D6B4?44 8 56 :4 68;6 8 =2=4F B6>A F >4 8 =4 8;;A8; 54 34 7 KA8;@69KA8;@6 F2C2D6B4?4 4 8 >4?6 @A4= A :< CA86=4@ =2?@27A= @274;6 4 8 72@4? =2?D2=4: F4>4 FA8>4 : F4?4 4 8;;<=4 8G40 LD2B :4?284 6=A J C2854>6 @2<?4 8; 4 8;;<=4>4?6@27A4B:< C A86=4@@2B4?A @8G4=6>4 :C2854>6F28;4D4C4 8G4 8; CA?86F4@6KJ=2=4F6@2B4?A@8G45A;4C2D674=:4 8@2@ A4=

Gambar

Tabel 2.Jumlah sampel mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Tabel 1Jumlah Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Angkatan
Tabel 2Jumlah Sampel Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
tabel berdasarkan aspek penggunaan dan pemenuhan kebutuhan.

Referensi

Dokumen terkait

Kalo ke adik-adik sebenarnya dari awal biasaya pengenalan dulu ya bagaimana program kader suraunya, kemudian peran ama nilainya sih, peran sama nilainya ngga yang

Kedua : : Kebijakan persy Kebijakan persyaratan jabatan struktur aratan jabatan struktural dan non al dan non struktural struktural Rumah Sakit Wates Husada

Penelitian ini berguna untuk masyarakat perumahan suko asri dalam melakukan kegiatan konsumsi sesuai dengan perspektif teori konsumsi Islam Monzer Kahf.. Penelitian

Tidak berhenti sampai disini saja, dalam meningkatkan kualifikasi guru pemerintah juga memberikan bebebrapa pilhan terkait model-model peningkatan kualifikasi guru, diantaranya

NAWASIS merupakan upaya untuk mengembangkan pusat layanan informasi yang menjadi referensi utama berbagai pengambil keputusan terkait dalam penyusunan kebijakan,

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN ANTASARI BANJARMASIN TENTANG PEMBIMBING SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN ANTASARI BANJARMASIN TENTANG PEMBIMBING SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN ANTASARI BANJARMASIN TENTANG PEMBIMBING SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU