DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
SITI CHAIRUNNISA
NIM: 109051000149
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M / 1434 H
DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
SITI CHAIRUNNISA
NIM: 109051000149
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M / 1434 H
DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
SITI CHAIRUNNISA
NIM: 109051000149
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata satu (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Mei 2013
i
eg
ala p
u
ji p
en
u
lis p
an
jatk
an
k
ep
ad
a
Allah SWT, atas segala karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda
Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa syariat Islam yang
menjadi pedoman umat manusia dalam mengarungi kehidupan ini sampai hari
akhir.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, terutama disebabkan karena keterbatasan penulis sebagai manusia
biasa. Tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah
mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Jumroni, M.Si Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam serta
Hj. Umi Musyarrofah, MA sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam.
3. Dr. Fatmawati, MA selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar
dalam membimbing penulisan skripsi ini serta arahan yang sangat
membantu.
ii
Hidayatullah Jakarta.
6. Orang Tua tercinta Ayahanda Drs. Suryetman dan Ibunda Amusdalti, SH
yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan pendidikan bagi
anak-anaknya serta dorongan yang diberikan tiada henti.
7. Teman-teman KPI F angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu telah membantu baik moril maupun materil serta kawan-kawan
KKN 2011 terima kasih semuanya.
8. Sahabat-sahabat penulis, Arvin Suarja, Fike Wulandari, Agus Riyanto,
Qurrata Ayunin, Ayu Lembayun Murti, Danang Budi Utomo, Khairani
Dwi Puri yang selalu memberi semangat dan motivasi.
9. Para responden (mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
angkatan 2010) yang telah bersedia membantu penulis untuk mengisi
kuisioner dengan sebenar-benarnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan atas
jasa dan bantuan serta pengorbanan yang telah mereka berikan. Mudah-mudahan
penelitian skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya dalam menambah ilmu pengetahuan.
Aamiin
.
Jakarta, 10 Mei 2013
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
i
v
DAFTAR TABEL
... viii
DAFTAR GAMBAR
...
ix
DAFTAR LAMPIRAN
...
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah... 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
D. Metodologi Penelitian ... 14
E. Tinjauan Pustaka ... 20
F. Definisi Operasional... 22
G. Sistematika Penulisan ... 22
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Respons ... 24
1. Pengertian Respons... 24
2. Teori Stimulus Respons... 27
i
v
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 46
B. Visi dan Misi ... 48
C. Tujuan ... 49
D. Struktur Organisasi ... 49
E. Gambaran Umum Kegiatan Komunitas Hijaber Mahasiswi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Responden ... 67
B. Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 69
C. Perbandingan Rata-Rata Respon Skala Kognitif, Afektif,
dan Konatif Mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ... 82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ... 84
B. Saran-Saran ... 85
v
Tabel 1.
Jumlah mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
[image:10.595.99.511.188.595.2]tahun ajaran 2010/2011 ... 16
Tabel 2.
Jumlah sampel mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi tahun ajaran 2010/2011 ... 17
Tabel 3.
Karakteristik responden berdasarkan jurusan ... 67
Tabel 4.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ... 68
Tabel 5.
Karakteristik responden berdasarkan keaktifan berorganisasi ... 69
Tabel 6.
Respon mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber di UIN Syarif
Hidayatullah dari skala kognitif ... 71
Tabel 7.
Respon mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber di UIN Syarif
Hidayatullah dari skala afektif ... 75
Tabel 8.
Respon mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber di UIN Syarif
Hidayatullah dari skala konatif ... 79
vi
vii
1. Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang
penetapan Pembimbing Skripsi S-1
2. Angket
1
A. Latar Belakang Masalah
Zaman sekarang ini dunia
fashion
tidak hanya menghadirkan
busana-busana yang menampilkan keindahan dan memperlihatkan lekuk tubuh
melainkan syar i dalam berbusana. Karena itu Islam mengajarkan untuk
menutup aurat bagi semua umat muslim. Walaupun menutup aurat tetapi tidak
meninggalkan keindahan,
trend, dan kenyamanan dalam berbusana. Bagi umat
Islam, wajib untuk menutup aurat agar tidak mengundang lawan jenis untuk
melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Fashion
merupakan istilah yang saat ini sedemikian fenomenal dalam
kehidupan sehari, kita seringkali mengidentifikan
fashion
dengan busana atau
pakaian, padahal yang dikatakan
fashion
adalah segala sesuatu yang sedang
trend
atau
boom
dalam masyarakat.
Secara etimologis, dalam
Oxford English Dictonary
(OED),
Fashion
is good place to start as any
, dari bahasa latin
Faction
yang berarti
make
or to do. Sementara itu
fashion
sebagai sebuah aktifitas diartikan sebagai
sesuatu yang seseorang lakukan. Berbeda dengan pengertian orang sekarang
fashion
merupakan sesuatu yang seorang pakai, sedangkan menurut Polhemus
dan Procter,
fashion
dalam masyarakat barat sering disamakan dengan
adornment , style and dress
.
1
1
Anthony Giddens,
Seperti halnya dengan
fashion
busana muslim saat ini, yang sedang
trend
di masyarakat, dengan banyaknya model busana muslim dan jilbab yang
beraneka ragam. Dan sudah menjadi
trend
di kalangan perempuan muslimah.
Bermunculnya perancang-perancang busana muslimah, membuat model
busana muslim dan jilbab semakin menarik dan digemari masyarakat.
Sekarang ini model busana muslim dan jilbab sudah tidak monoton seperti
tahun-tahun kemarin. Dengan seperti itu para perempuan muslimah tidak akan
bosan dan kehabisan ide untuk berbusana muslimah.
Pada awalnya, berbusana Muslim tidak dianggap sebagai perilaku yang
Islami, tetapi sesudah proses populerisasi terjadi, busana Muslim itu dianggap
oleh masyarakat Indonesia sebagai biasa saja. Dasar Jilbab dari Al Qur'an,
ada
beberapa bagian di Al Qur'an yang mewajibkan untuk menutupi aurat. Salah
satunya dari Surat An Nur ayat 31 sebagai berikut:
Allah SWT. Berfirman :
Artinya :
dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya
(An-Nur: 31).
Dalam menafsirkan ayat di atas, M. Quraish Shihab memiliki
pandangan yang berbeda dengan manyatakan bahwa Allah tidak
memerintahkan wanita muslimah memakai jilbab. Beliau juga menulis hal ini
dalam
Tafsir Al-Misbah
ketika menafsirkan surat An-Nur ayat 31 yaitu,
Salah satu hiasan pokok wanita adalah dadanya maka ayat ini melanjutkan
dan
perintahkan juga wahai Nabi bahwa
janganlah menampakkan perhiasan
yakni keindahan tubuh
mereka, kecuali kepada suami mereka
karena memang
salah satu tujuan perkawinan adalah menikmati hiasan itu,
atau ayah mereka,
karena ayah sedemikian cinta kepada anak-anaknya sehingga tidak mungkin
timbul berahi kepada mereka bahkan mereka selalu menjaga kehormatan
anak-anaknya
atau ayah suami mereka
karena kasih sayangnya kepada
anaknya menghalangi mereka melakukan yang tidak senonoh kepada
menantu-menantunya,
atau putra-putra mereka
karena anak tidak memiliki
berahi terhadap ibunya,
atau putra-putra suami mereka
yakni anak tiri
mereka, karena mereka bagaikan anak apalagi rasa takutnya kepada ayah
mereka menghalangi mereka usil,
atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara
perempuan mereka
karena mereka itu bagaikan anak-anak kandung sendiri,
atau wanita-wanita mereka
yakni wanita-wanita yang beragama Islam.
2
Di akhir tulisan tentang jilbab, M. Qurais Shihab menyimpulkan:
Memang, kita boleh berkata bahwa yang menutup seluruh badannya
kecuali wajah dan (telapak) tangannya, menjalankan bunyi teks ayat
itu, bahkan mungkin berlebih. Namun dalam saat yang sama kita tidak
wajar menyatakan terhadap mereka yang tidak memakai kerudung,
atau yang menampakkan tangannya, bahwa mereka secara pasti telah
melanggar petunjuk agama. Bukankah Al-Quran tidak menyebut
batas aurat? Para ulama pun ketika membahasnya berbeda pendapat.
3
Untuk mempertahankan pendapatnya, M. Quraish Shihab berargumen
bahwa meskipun ayat tentang jilbab menggunakan redaksi perintah, tetapi
2
M. Quraish Shihab,
Tafsir Al-Mishbah
,
Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,
(Jakarta: Lentera Hati, 2003), cet I, vol. 9, hal. 68.
3
M. Quraish Shihab,
bukan semua perintah dalam Al-Qur an merupakan perintah wajib. Demikian
pula, menurutnya hadits-hadits yang berbicara tentang perintah berjilbab bagi
wanita adalah perintah dalam arti sebaiknya bukan seharusnya.
4
Dari
pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa M. Quraish Shihab memiliki
pendapat yang lain mengenai ayat jilbab. Secara garis besar, pendapatnya
dapat disimpulkan dalam tiga hal.
Pertama, menurutnya jilbab adalah masalah
khilafiyah.
Kedua, ia menyimpulkan bahwa ayat-ayat Al-Quran yang
berbicara tentang pakaian wanita mengandung aneka interpretasi dan bahwa
Al-Qur an tidak menyebut batas aurat.
Ketiga, ia memandang bahwa perintah
jilbab itu bersifat anjuran dan bukan keharusan, serta lebih merupakan budaya
lokal Arab daripada kewajiban agama.
5
Sebagai
fashion, jilbab berkembang mengikuti model dan gaya terkini.
Berbagai model seperti abaya, gamis, kaftan, blus, kemeja, batik selalu hadir
dengan gaya tertentu. Variasi gaya feminim, elegan, glamor, santai,
simple
atau trendi dapat dipilih sesuai konteks dan kesukaan.
Penggunaan bahan kain seperti sifon, tile, sutra, katun, kaos dan
lain-lain bisa membantu wanita muslimah untuk menyampaikan kesan tertentu.
Apalagi jika lebih kreatif dalam memadukan model dan gaya jilbab aksesoris
seperti payet, bandana, kalung atau bros, jadi bisa terlihat lebih berwarna.
Kepintaran dalam mengkreasikan jilbab seperti membuat jilbab berlapis atau
dengan menggunakan bandana serta bisa mengkombinasikan jilbab dengan
jenis pakaian lain, seperti corak yang berwarna agar tetap tampil modis.
4
Ibid, hal.179
Di Indonesia istilah jilbab sebelumnya dikenal dengan sebutan
kerudung. Baru sekitar tahun 1980-an istilah jilbab mulai populer dikalangan
masyarakat. Istilah kerudung dan jilbab sering kali tumpang tindih dalam
penggunaanya. Ada yang menyebut istilah kedua, istilah tersebut mempunyai
makna yang sama. Pandangan ini mendasarkan pada hakikat pemakaian jilbab
atau kerudung yaitu untuk menutup aurat dan melindungi aurat. Pandangan
yang membedakan jilbab dan kerudung adalah mendasarkan pada daerah yang
ditutupi. Kalau jilbab menutupi kepala sampai dada tetapi kerudung hanya
menutupi kepala hingga leher.
6
Jilbab di Indonesia dikenal sebagai busana yang memegang nilai-nilai
kesopanan, sederhana dan tidak mencolok. Tampilannya terdiri beberapa kain
besar dan lebar mulai dari kepala hingga kaki. Pakaiannya berlengan panjang
dan terkadang masih memakai celana panjang. Tujannya agar aurat tetap
terjaga dalam kondisi mendesak atau darurat. Penyebabnya, memakai jilbab
berarti seorang perempuan harus siap dengan segala kosekuensi dan aturan
yang mengikatnya. Seorang perempuan yang memutuskan berjilbab harus
mampu menceriminkan karakter Islam baik melalui sikap, perilaku maupun
ucapan.
Wanita ingin terlihat indah dan cantik luar dalam. Oleh karenanya
mereka bisa melakukan apapun untuk membuat dirinya cantik. Tidak menutup
kemungkinan dalam berbusana yang menutup aurat. Kini busana yang terbuka
atau
sexy
tidak lagi dikatakan cantik mungkin menurut orang-orang tertentu
dan persepsi orang berbeda-beda tentang itu. Artis atau
public figur
pun sudah
banyak yang kini mengenakan hijab (jilbab) terlepas dari niat mereka yang
benar-benar ingin menutup aurat, tuntutan pekerjaan, atau hanya sensasi yang
mengikuti
trend
sekarang.
Lebih penting dari sekedar modis tidaknya jilbab seorang muslimah,
segala hal kembali pada niat. Adapun Hadis Nabi Saw:
Sesungguhnya Allah Swt itu Maha-Indah dan menyukai keindahan lengkap
dengan sanat dan rawi:
:
:
:
.
(HR. Muslim)
Bahwa suatu ketika Rasulullah Saw bersabda:
tidak masuk surga mereka yang terapat di dalam hatinya sebiji zarrah
kesombongan kemudian seseorang berkata kepada Rasulullah Saw: Wahai
Rasul Allah sesungguhnya seseorang menyenangi jika pakaian dan sandal
yang bagus! kemudian Rasulullah Saw bersabda: itu bukan bagian dari
kesombongan, sesungguhnya Allah Swt Maha-Indah dan menyukai
keindahan
.
7
Jadi Allah menyukai sesuatu yang indah dan sederhana.
7
Ibnu El-Mubhar,
Komunitas Hijabers
(Hijaber Community)
merupakan salah satu cara
atau solusi bagi setiap muslimah untuk mengenakan busana muslim dengan
tidak meninggalkan
trend
tetapi tetap menutup tubuh sesuai syari at Islam.
Sekarang ini hijab lebih dikenal dengan dunia fashion, apalagi sudah
ada begitu banyak komunitas hijab atau sering disebut
hijabers community
(HC). HC merupakan wadah komunitas wanita muslimah atau bisa diartikan
seperti kelompok pengajian. Namun selain membahas soal agama atau
pengajian rutin, komunitas ini juga ngebahas soal
fashion style.
Hijabers Community
adalah sebuah wadah komunitas wanita
muslimah yang dibentuk pada tanggal 27 November 2010 di Jakarta, oleh 30
wanita berjilbab dengan latar belakang profesi dan kehidupan yang berbeda
diantaranya mahasiswi dan para desainer muda dengan Jenahara Nasution
yang terpilih sebagai ketua. Didirikan oleh wanita yang biasa disebut Dian
Pelangi atau Dian Ayu dengan dua orang rekannya Ghaida Tsurayya dan Fitri
Aulia.
8
Berkumpul bersama untuk berbagi visi mereka untuk membentuk
sebuah komunitas yang akan mengakomodasi kegiatan yang terkait dengan
jilbab dan muslimah, dari
fashion, gaya jilbab, dan segala sesuatu yang akan
membuat kaum muslimah menjadi lebih baik, dan diharapkan melalui
komunitas ini, setiap muslimah bisa bertemu teman baru, saling mengenal satu
sama lain, dan belajar dari satu sama lain.
Dari perjalanannya, mereka berhasil mengumpulkan anggota-anggota
yang berjiwa muda, dinamis, energik, dan penuh kreativitas berkumpul dan
berkegiatan yang sangat asyik dan positif seperti
workshop fashion,
class
kecantikan tata rias
make up,
program charity
dan lain-lain serta pengajian
rutin. Dari sisi
fashion style-nya, mereka sangat kreatif dalam menciptakan
style
baru yang
out of the box
lain dari biasanya. Beberapa
style
adaptasi
perpaduan dari
style fashion
muslimah dari Timur-Tengah.
Mereka berhasil menciptakan tren
Fashion style ala hijabers
yang
uniquely
modern dan
stylish, mendobrak pakem dan membuktikan bahwa
berbusana muslim justru akan menambah cantik dan anggun penampilan
seorang muslimah. Tak salah jika
style
berbusana ala Hijabers saat ini banyak
dijadikan inspirasi gaya busana muslimah Indonesia. Berkat orang-orang yang
mempopulerkan hijab melalui HC, sekarang menutup aurat bukanlah hal yang
tabu atau menjauhkan dari pergaulan.
Komunitas ini menggelar
hijab class
setiap bulannya. Jadwal dan
tempat diumumkan melalui
maupun
Facebook. Peminatnya sampai
ratusan orang, tapi ruang yang ada cuma bisa menampung sekitar 40 orang
untuk setiap sesinya. Belum genap setahun, pengikut komunitas ini di
mencapai 20 ribu orang. Sedangkan di
sebanyak 28 ribu orang.
Kini
komunitasnya telah banyak tersebar di Indonesia. Dan telah merambah ke
kampus-kampus.
9
Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan
perubahan pola tingkah laku dari masyarakat, oleh karena itu kedudukan
media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media
massa, masyarakat yang ingin mengetahui sebuah peristiwa atau informasi di
luar lingkungannya bisa mendapatkannya dengan mudah. Dengan itu tidak
sulit untuk menjadi anggota Komunitas Hijaber atau hanya sekedar membeli
barang saja.
Hijab adalah pakaian sederhana bagi wanita Muslim, yang sebagian
besar sistem hukum Islam mendefinisikan sebagai meliputi segala sesuatu
kecuali wajah dan tangan di depan umum. Selalu ada kesalahpahaman antara
orang-orang bahwa wanita Muslim dipaksa untuk memakai jilbab. Ini
pemikiran tentang jilbab benar-benar salah.
10
Adanya Komunitas Hijaber sangatlah berpengaruh terhadap
perkembangan berbusana bagi wanita. Model, bahan, dan corak yang
membuat Hijaber sendiri menarik. Tidak hanya
trend
dalam berbusana tetapi
juga dalam mengenakan jilbab juga bervariasi. Harganya pun beragam dari
yang terjangkau hingga merogoh kocek cukup dalam.
Manusia berkembang, maka kebudayaan juga berkembang. Dari
kanak-kanak menuju ke arah kedewasaan, dari masyarakat sederhana dan
terbelakang menuju ke arah masyarakat yang komplek dan sudah maju.
Sehingga kebudayaanpun berkembang dari yang sederhana ke arah yang
komplek yang penuh keragaman.
11
10
Maya,
Muslim Perempuan dan Fakta Hijab
, www.tiraimaya.com
11
Kasmiran Wuryo,
Sama halnya dengan berbusana,
trend
busana muslim kini tidak hanya
diperuntukkan untuk wanita muslimah yang ingin menutup aurat tetapi tidak
meninggalkan model yang sedang
in
sekarang. Melainkan telah banyak
wanita yang mengenakan busana muslimah sekedar ikut-ikutan. Hal ini
kurang baik. Baik apabila si wanita tersebut menyadari setelah lama
mengenakan busana muslimah bahwa wajib bagi setiap muslim untuk
menutup aurat. Seperti ayat Al-Qur an menjelaskan :
Allah SWT. Berfirman :
Artinya:
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mu min. Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
.
(Al-Ahzab 33:59)
Turunnya perintah pemakaian Jilbab adalah ketika perkawinan Nabi
Muhammad dan Zainab. Dalam pesta kawin itu, hijab (jilbab) diturunkan
setelah protes Umar pada nabi di suatu malam yang risih melihat istri nabi
Saudah buang Hajat. Nabi Muhammad sejak menjadi Nabi 610 M hingga 18
tahun kemudian tidak pernah menyatakan wahyu memakai hijab (jilbab).
Namun setelah teguran Umar pada nabi, maka sejak saat itulah titik tonggak
resminya hijab menjadi busana muslim.
12
Kini tidak sedikit mahasiswi yang khususnya belajar di Universitas
Islam yang dituntut untuk mengenakan jilbab. Hal ini kemungkinan
12
Wirajhana Eka,
Bikini, Burka, Hijab dan Jilbab sama-sama bukan Budaya Indonesia,
mempengaruhi pembelajarannya. Dalam hal tersebut mereka tidak terbiasa
dengan mengenakan hijab (jilbab). Ataupun yang dulunya sejak di bangku
SMU sudah terbiasa mengenakan jilbab tidak canggung. Seperti pada
mahasiswi di Universitas Islam Negeri Jakarta yang mungkin mempengaruhi
sikap dan perilaku mereka dalam berbusana ataupun termotivasi dalam
belajarnya. Adanya Komunitas Hijaber ini, diharapkan mampu memberi
warna baru terhadap mahasiswi atau kalangan remaja yang ingin mengubah
gaya jilbab dengan model baru dan juga meningkatkan keefektifitas dalam
menuntut ilmu. Tidak hanya itu banyak hal yang bermanfaat dalam komunitas
ini.
Selain memberikan warna baru dalam gaya berjilbab juga tempat
berkumpulnya para wanita khususnya yang berjiwa muda dengan
sharing
atau
membahas hal-hal yang berhubungan dengan wanita. Serta menambah
kepercayaan diri bagi mahasiswi dengan gaya jilbab baru dan tidak itu-itu
saja.
Acara atau seminar yang dilakukan oleh Komunitas Hijaber
menggunakan komunikasi kelompok. Michael Burgoo dan Michael Ruffner
dalam bukunya, Humen
Communication, A Revisian of Approaching
Speech/Communication,
yang telah disadur oleh Sasa Djuarsa, memberi
batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau
lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti
berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua
akurat.
13
Dalam teori Harold De Lasswell yaitu teori SOR kepanjangan dari
Stimulus-Organism-Response
menerangkan bahwa efek yang muncul
tergantung pada proses yang terjadi pada individu, pesan yang disampaikan
mungkin diterima atau ditolak.
14
Komunitas Hijaber ini termasuk dalam kelompok kecil (micro group).
Micro group
adalah kelompok komunikasi yang dalam situasi komunikasi
terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal atau dalam
komunikasi kelompok komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi
dengan salah seorang anggota kelompok, seperti yang terjadi pada acara
diskusi, kelompok belajar, seminar, dan lain-lain.
15
Serta termasuk dalam
kelompok primer yaitu hubungan dengan keluarga, kawan-kawan
sepermainan, dan tetangga-tetangga yang dekat di kampung, terasa lebih akrab
dan personal, lebih menyentuh hati kita.
Banyak kaum hawa terinspirasi oleh komunitas Hijabers. Belakangan
muncullah pelabelan, gaya berjilbab dan berbusana ala Hijabers. Toko-toko
pakaian dan kerudung dengan cepat diserbu oleh banyak perempuan yang
berhasrat membeli banyak kerudung kemudian mengkreasikannya dan tampil
di depan umum seperti perempuan-perempuan dalam komunitas Hijabers.
Sebuah identitas baru kemudian ingin dipamerkan dari individu-individu
dalam komunitas Hijabers. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik
untuk membahas tentang
Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Terhadap Komunitas Hijaber Di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta .
13
Roudhonah,
Ilmu Komunikasi
, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) Cet ke-1 Hal. 124
14
Onong Uchjana Effendy
, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi
, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), cet ke-3, hal. 255
15
Roudhonah,
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti
membatasi pada respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi terhadap Komunitas Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dan membatasi subjek penelitian yakni mahasiswi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana respon kognitif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah terhadap
Komunitas Hijaber?
b. Bagaimana respon afektif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah terhadap
Komunitas Hijaber?
c. Bagaimana respon konatif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah terhadap
Komunitas Hijaber?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui respon kognitif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah
b. Untuk mengetahui respon afektif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah
terhadap Komunitas Hijaber
c. Untuk mengetahui respon konatif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah
terhadap Komunitas Hijaber
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademisi
Melalui kajian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
positif bagi perkembangan komunikasi. Khususnya bagi mahasiswa
untuk terus mengembangkan dan memberikan sumbangan yang cukup
berarti bagi pengembangan komunikasi yang aktual
b. Manfaat Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu tentang
berbusana yang baik menurut Islam tanpa meninggalkan gaya dan tren
dewasa ini dan dapat meningkatkan etos belajar mahasiswi.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena
pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah
pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat
dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitaif yang kokoh.
16
2. Subjek dan Objek Penelitan
Untuk itu dalam upaya mengumpulkan data dan lebih memahami
fenomena yang ada, serta untuk lebih memfokuskan penelitian ini, penulis
menentukan subjek dari penelitian adalah mahasiswi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan KPI, BPI, MD, dan PMI tahun
akademik 2010/2011 dan objek dari penelitiannya adalah respon atau
tanggapan dan reaksi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi tahun akademik 2010/2011 terhadap tren gaya muslimah
Komunitas Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
dilakukan dari tanggal 4 Maret 2013 sampai dengan 1 April 2013.
4. Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari
suatu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
yang utama. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian sebagai
data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian dan
sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang menjadi objek
16
Syamsir Salam dan Jaenal Afipin,
Metodologi Penelitian Sosial
(Jakarta: UIN JakPress,
sesungguhnya. "Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek atau elemen
yang ada di dalam wilayah penelitian".
17
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi seluruh
Jurusan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun akademik
2010/2011 yang terdiri dari jurusan KPI sebanyak 106 mahasisiwi, jurusan
MD sebanyak 24, jurusan BPI sebanyak 20, dan jurusan PMI sebanyak 12
mahasiswi. Jumlah keseluruhan mahasiswi tahun angkatan 2010/2011
[image:28.595.104.510.236.582.2]adalah 162 orang. Berikut adalah banyaknya populasi penelitian :
Tabel 1
Jumlah Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Angkatan
2010 Tahun Ajaran 2010/2011
No.
Jurusan
Semester
Banyaknya Populasi
1
KPI
VI
106
2
MD
VI
24
3
BPI
VI
20
4
PMI
VI
12
TOTAL
162
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang
dianggap dapat mewakili populasi.
Menurut Suharsimi Arikunto, "Apabila Subjek kurang dari 100
orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat
17
Suharsimi Arikunto,
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
, (Jakarta: PT.
diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari segi
waktu, tenaga dan dana".
18
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti mengambil sampel sebesar
50% dari jumlah keseluruhan populasi mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi tahun akademik 2010/2011 yang berjumlah 162
orang, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 81 mahasiswi. Berikut
[image:29.595.100.508.261.573.2]adalah banyaknya sampel yang diambil adalah:
Tabel 2
Jumlah Sampel Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Tahun Ajaran 2010/2011
No.
Jurusan
Banyaknya Sampel
1
KPI
50% x 106 = 53
2
MD
50% x 24 = 12
3
BPI
50% x 20 = 10
4
PMI
50% x 12 = 6
Total
81
Dalam penarikan sampel dilakukan dengan metode random
sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan secara acak dari jumlah
populasi dan juga paling mudah dilakukan. Setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel, yakni
sampel yang menjadi responden adalah 81 mahasiswi semua Jurusan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010.
18
Suharsimi Arikunto,
Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek
, (Jakarta:
5. Sumber Data
Adapun data-data yang peneliti gunakan sebagai berikut:
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari responden melalui penelitian
lapangan dengan cara menyebarkan angket yang berisi pernyataan
tertulis yang disampaikan kepada responden penelitian.
b. Data Sekunder
Data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan, untuk
mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan masalah
data pendukung skripsi ini seperti buku-buku, majalah, dan internet.
6. Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini,
maka dilakukan dengan pengumpulan data primer. Untuk memperoleh
data yang empiris, peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi yang merupakan pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki oleh panca indera.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data
tentang gambaran umum objek penelitian.
b. Angket atau Kuesioner
Adapun alasan penggunaan kuesioner sebagai instrumen utama
kuantitatif dan analisa datanya didasarkan pada hasil kuesioner.
[image:31.595.99.517.222.589.2]Pernyataan yang diajukan peneliti telah dirumuskan dalam bentuk
tabel berdasarkan aspek penggunaan dan pemenuhan kebutuhan.
c. Dokumentasi
Yakni data yang diperoleh dari dokumen-dokumen berupa
buku-buku dan bahan sumber info lainnya yang berkaitan dengan
Komunitas Hijaber.
7. Analisis Data
Dalam hal analisa data digunakan bentuk analisis univariat
(analisis terhadap suatu variabel) yang menggunakan penghitungan mean
(rata-rata) dan frekuensi relatif. Data-data yang telah dikumpulkan di olah
melalui beberapa tahap, yaitu setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka
langkah berikutnya adalah:
a.
Evaluating,
memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti,
ditelaah dan dirumuskan pengelompokkannya untuk memperoleh
data-data yang akurat.
b.
Tabulating,
mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban
responden ke dalam tabel, kemudian dicari persentasenya untuk
.kemudian dianalisia.
c. Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan penafsiran
data. Semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan pendeskripsiannya
dalam bentuk verbal (kata-kata) maupun angka sehingga menjadi
1) Frekuensi Relatif
Fr =
100
%
f
F
Keterangan :
Fr
= Jumlah Frekuensi
F
= Frekuensi
f
= Jumlah pengamatan.
2)
Mean
adalah nilai rata-rata dari total bilangan
fi
xi
fi
x
Keterangan:
x
= besarnya rata-rata
fi
xi
= jumlah hasil perkalian dari
fi.xi
fi
= jumlah frekuensi responden.
E. Tinjauan Pustaka
Peneliti menemukan ada beberapa skripsi yang pernah membahas
permasalahan seputar respon mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun skripsi yang pernah membahas permasalahan tersebut diantaranya,
"Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Terhadap Manfaat Facebook oleh Yenni Nur Annisa,
"Respon Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Angkatan 2009 Fakultas
Terhadap Film Sang Pencerah" oleh Irvan Fahmi Akbar dan "Respon
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV" oleh
Mutiara Rizki Amelia. Sedangkan peneliti mengambil judul tentang "Respon
Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Terhadap Komunitas
Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ".
Meskipun peneliti menggunakan skripsi tersebut di atas sebagai bahan
pertimbangan, namun penelitian yang dilakukan tetaplah berbeda. Karena
dalam hal ini peneliti mempunyai kesamaan dalam subjek penelitiannya yaitu
mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Akan tetapi berbeda
dalam objek penelitiannya.
Dari semua rujukan skripsi yang ada tersebut di atas semua objek
penelitiannya adalah mengenai respon mahasiswa terhadap komunikasi yang
dilakukan melalui media massa, atau yang biasa disebut dengan komunikasi
massa. Dan peneliti menggunakan objek penelitian yang berbeda yaitu
Komunitas Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan kegiatan dan
acara yang memotivasi memberi manfaat untuk kaum wanita.
Dalam hal ini peneliti akan membahas tentang faktor-faktor yang
menyebabkan adanya respon dan respon seperti apa yang akan diberikan oleh
mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikas tentang Komunitas
Hijaber di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010 dengan
F. Definisi Operasional
Berdasarkan variabel penelitian ini tentang respon mahasiswi Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap Komunitas Hijaber di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, menetapkan dua
variabel. Yang pertama variabel
independent
(variabel bebas atau penyebab)
adalah Komunitas Hijaber di Universitas Islam Negeri Jakarta dan variabel
dependent
(variabel terikat atau tidak bebas) adalah respon mahasiswi
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dalam penelitian ini ada
sesuatu hal yang akan dilihat berdasarkan variabel yang ada. Hal tersebut
adalah :
Variabel
independent
Variabel
dependent
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari enam bab dan dalam tiap bab terdiri dari
beberapa subbab atau bagian :
BAB I merupakan pendahuluan berisikan latar belakang, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, devinisi operasional dan sistematika penulisan.
Anggota
Penampilan berbusana
Acara kegiatan
Kognitif
Afektif
BAB II merupakan tinjauan teoritis berisikan tentang pengertian
respon, teori stimulus respon, macam-macam respon, pengertian Komunitas,
dan Komunitas Hijaber.
BAB III merupakan gambaran umum wilayah penelitian yang
berisikan sejarah singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, visi misi, tujuan, struktur organisasi, gambaran
umum kegiatan Komunitas Hijaber untuk mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
BAB IV merupakan hasil dan pembahasan yang meliputi identitas
responden dan respon mahasiswi terhadap Komunitas Hijaber.
R
R
! "!#$%&' ( ) & '* $+ , -.+/ & . 0 -,1% ') %0 %. +-& '-, 0)%& , -.+/ &.2 0-/,) . 0 )3 $( $. 4,-.+/ &.25 %&3%6 %343%6%3, -.+/ &.7
8
P
9:9 ! " !; %( %3 * %3$. (-&'*%+ + .)*/(/ ') 5 ) .-1$0 1%<= % >#-.+/ &. %5 %( %< . -1%, %& ' +,/ .-. / 0/ 0 %0% $ * -(-&? %, @%& ' 5 )3$&6 $(* %& /(-< . $%0 $ + -,%& '. %& '2 %0 %$ 1 -,%,0 ) . $%0$ ? %=%1%&2 *< $. $.& @% . %0$ ?%=%1%& 1 % ') + -,0 %&@%%& 0-.%0 %$ . %0$ * $). )/ &-,2%0 %$ 1). % ? $ '% 1-, %,0 ) .-1 %, %& ' 0) &'*%< ( %* $2 1%)* @% & ' ?-(%. * -()< %0%& %0%$ @%&' (%< ), )%< 3%$+ $& @%& ' 0-, . -3 1$&@)%0 %$0-, . %3 %,7
A
# -.+/ &. 5 %,) * %0% , -. +/ &. @% & ' 1-,%, 0) ? %=%1%&2 1%(%. %& %0 %$ 0%&''%+ %&7
B
; %(%3 CDE FG HD ID GD JKLMKNGOD C MKP NE QMRNR 5 )?-) %.* %& 1%<= % ,-.+/ &. %5 %)%< 0%&''%+ %& %0 %$ , -%* . )7
S
;%( %3 T%3 $. U%< %.% V&5/ & -. )%2,-.+/ &.%5 %( %<0 %&''%+ %&2,-%* . )2?%=%1%&0-,< %5%+. $%0$'-? %(% %0%$ + -, ). 0 )= % @%&' 0-, ? %5 ) 7
W
X-(%&? $0 & @% 3-&$,$0 T%3$. U-. %, V(3$ Y-&'-0%< $%& 5 )? -( %.* %& 1%<= % , -.+/ & %5%(%< , -%* . ) + .)*/(/ ') 3-0 %1/()*
Z
[ \ ] \ ^_`a bcd e
"Kamus Lengkap Psikologi ",
f[ `g `h i `j ] k \ l `m` nh`ocdp q ]rh s `p `t u v v wxt^rigr yz t{` b\w| u \}
[q_d~ _q bsp `d{` s `d_`p cbt
Kamus Bahasa Inggris Indonesia
tf[ ` g`hi`jnh`rpc`t u v v| x\
]r irh` bcp `drd d` bct
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,
f [ ` g`hi`j~d bc s _ q p rh d]h rss tz zxt _\u \
ra p c g pt
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
f[`g`h i `j`b `c] s i `g `t z zxterh
ad
ap
tib
an
y
a su
atu
ran
g
san
g
a
¡ ¢ ¢£ ¤ ¢ ¥ £ ¦ ¢ § ¨© ¢ ª ¢¨ ¡ © ¦ ¢ ¦ ¢ § £ ¢ ª ¢ § § § ¨¦ £©£¢ ¦ £¢ £ « © ¢¦
¬ ¢¢£ £ § § £¡¦¡¨ ª £ §¢ ¨ ¡ £¢ £ ©£¢ ®£ § ¨ £¢ ¢ « ¡¦¡¦ ª £ £ ¦ § § £ £ ª ¢ ¨§¨ £ ª¨ ©¦ ©
¯
° ¡ ¢ ¦ £ § § ¦ © ¦¡ ¢ ¦ ¦ £¨ ¡±¡ © £ §£ ¡ ¦ ¡ ¢ ¦ ¤ ¡ ¢ ¦ ¦ £ © ¢£ ¢¨ ¦ ª ¨ ¡ ¦¡ ¢ ¦ ¨ © ¦ § ² ¦£ § ¢ ¢ ± ¢ ¢ ©£¨ ¦£ £¢
° ¡ ¦ ¢²¢ £ ¨ §¢© £ ¦ ¦¡¢¦ ³ ¦ ¢ ¢£ ¨ ³ ¢§ª ¡ £ ¨ ¢ § ¦ © ¦ £ ¢ ¢¨ © § £¢¦ § ¦ £¢ £ ¦ © ¢£¢ ¦¡ ¢ ¦ ª © ¡ © ¦ ¡ ¨ ¡ §¦ ¦«¨ ¦ ¢§¦ ¦« ¨ ¦¡¢¦ ¦ ¦¡¢¦ £ ¡ª ¦ ¦ ¨ §¢¨ ¡ ¦« ¨ ¦¡¢¦
´
µ
¶·¸¹ º» º·¼ ½ ¾¿
Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
¿ À Á·Â·Ã ķŠƹÇÈ ·¼ · É ¹¾¼ ·ÊË ·¾ Ì · ¾ ͹ È ½Ì · η·¾¿Ï Ð Ð Ñ Ò¿Ó·Ô»Ð Õ Ö×
É ¹ Ĺö·Ô Ë ÇÌ ·¾Ø¹¾ ¾Î ¶·ÔËÇ¿
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,
À Á · ·ÃÄ·Å Ù ¾¼ÔËÚ Ó ÛÜ Ì ¹Ã ¾É à ¹ÚÚ ¿Ï Ð Ð Ï Ò¿ Ó»ÏÝ Õ Þ »ß
è
ed
an
g
k
an
m
t
ru
u
en
éalalu
d
in
êëìíîëï ðëñ ë î òóìóô õë ö÷ø ìùñ ùúøìùîóôøìë ÷ø ûü÷ öùô÷ ëðë ñëí ÷ óëï ó ìüúøëïë ô ðë ûø ùûúë ôø ÷ î ü ø ï óý òóìë ôñë í ÷ óëïó úüûë ìë ô õëôú öù÷ø ïø þý ÷ üïøë ö ÿ üôø÷ ìüúøëïë ô õë ôú ðø ïøîòóñ ìëô ùñ üí ÷ óëïó öüûë ôú÷ë ôú ðë öëï ÿ óúë ðø ÷ üòóï û ü÷ öùô÷ è üëûë óî óî ûü÷ öùô÷ ëïë ó ïë ôúë öë ô ðë öëï ðø ëûï ø ìëô ÷ üòë úëø íë÷ø ñ ëïë ó ìü÷ë ô õë ôú ðøðë öëï ðëûø öüôúë îëïë ô ðë öóô ðëñë î íë ñ øôø õë ôú ðø îëì÷óð ð üôúë ô ï ë ôúúë öëô ëðë ñë í öüôúë ñ ë îë ô ï üôï ëôú ÷ óòÿ üìý öüûø÷ïø ë ëï ë ó íóòóôúë ôíóòóôúë ô õë ô ú ðøöüû ùñüí ð üôúë ô îüô õøîöóñ ìë ô øôþùû îë÷ø ðë ô îüôëþ ÷ø ûìë ô ö ü÷ë ôý ñë ñ óûü÷ öùô÷ï üûòë úøîüôÿëðøïø úëòë úøë ôýõëøï óìù ú ôøï øþ ýëþ üìïø þðë ôìùôëïø þ ë êü÷ öùô÷ ìùúôøï øþ òüû ìëøï ë ô üûëï ð üôúë ô öüôú üïë í óë ôý ìü üûðë÷ë ô ð ëô
ø ôþ ùû îë ÷ø÷ üùûë ôúîüôúü ôëø÷ ü÷óëïó êü÷ öùôø ôøï ø î òóñë öë òø ñëëðë ôõë öüûóòë íë ô ïüû íëðë ö ë öë õë ôú ðøöëíë îø ðë ô ðøöüû ÷øë öìë ô ùñüí ìíë ñëõë ì
ò êü÷ öùô÷ ëþüìï øþ òüûíóòó ôúë ô ðüôúë ô üîù÷øý÷ø ìëöðë ô ôøñëø ÷ ü÷ üùûë ôú ï üû íëðëö ÷ü÷ óëï ó êü÷ öù ô÷ øôø ïøîòóñ ë öëòøñë ëð ë öüû óòë íë ô öëðë ë öë õë ô úðø÷ üôë ôúøìíëñëõë ìïüûíëðë ö÷ü÷óëïó
êü÷ öùô÷ ìùôëï øþòüû íóòóôúë ô ðüôúë ôöûø ñë ìó ôõë ïë î üñøöóïø ïøôðë ìëôý ìüúø ëï ëôýëï ëóìüòøë ÷ë ëôòüû öûø ñë ìó
ë öëï ðøë îòøñ ìü÷øîöóñë ô òë íë û ü÷ öùô ø ôø ïüûòüôïóì ðëûø öûù÷ ü÷ ûëôú÷ë ôúëô ëï ëó öüîòüûøë ô ë ì÷ø ëï ë ó ÷ üòë ò õëôú òüû óÿóôú öëðë íë ÷ø ñ û üë ì÷ø ðë ô ë ìøòëï ðë ûø öûù÷ ü÷ ûëô ú÷ ë ôúë ô ïüû ÷ üòóï üôúüôëø ò üôïóì û ü÷ öùôý ðë öëï ðøñøíëï ðëûø ðë ñëî ìë îó÷ òü ÷ëû ø ñ îó öüôú üïë íóë ô
m
en
y
eb
u
tk
an
b
w
a resp
ah
o
n
ad
reak
alah
si p
is m
sik
lo
o
g
etab
o
lik
terh
ad
ap
tib
an
y
a su
atu
ran
g
san
g
$ % &' (') * +,-./ 0 '1 -,02,3./ &') -, '3 ./ ,45 ./ 5) '22 ')*.6) *7'&'862'(') *+,- ./0'11,-3 ,) &'2 / $
%.1 -/ & 9$ 9 6 .')1 5 4,)*'1 '3 ')7-, . 85) '&'2': - , '3 ./ 8,)52 '3 ') '1'6 8,)* ')/ '(' ') '1 '6 86) ./3 '8 ';6 : 1'3 ' ;6 : (') * 1, -< '&/ &'2'4 &/ - / .,.,5- ') *. ,1,2':4,) ,-/4'8, . ') $
=
>') **'8') .6'1 6 (') * 1/ 4+62 '3/ + '1 '&')(' .6 '1 6 *,<'2 ' '1 '6 8,-/.1/ ? '7-, '3 ./ 4,-6 8 '3 ')1 ')** '8').6 '16'3 ./$@'?'+ ')'&'2 ':., .6 '16 (')* 46);62 3 '-,)' '& ')(' .6 '16 8,-1')('') (') * 8,),2/ 1/ 8/ 2/: &'-/ 8,)*,-1 / ') A8,) *,-1/') $B ,. 85) '&'2': 1 ') ** '8') &') < '? '+ ') $ @ '&/ ')1 '-' -,. 85)7 1 ')** '8') &') <'? '+ ')7 46) ;62 &/.,+ '+3 ') 3 '- ,) ' '&')(' .1/462 6 . 3 :6 .6 .)(' 1 ,-: '&'8 3 : '2 '('3 1,)1 6 '3 ') 46) ;62 .,+ '* '/ - , .85) '1 '61') **'8 ')1,- :'& '8'8'(') *&/2 / :'17&/&,) *'-&')&/- '.'3') $
CD
T
EFGHS
IHJK L KM- Respons
N '&' 8'. ; ' N,-') * O6) /' P7 3,1'361') 1 ,-: '&'8 8-5 8'*') &' 1,2': 4,) &- '4'1/. './ 3 ') ,0, 3 4, &/ ' 4'. .'$ Q '- 52 & R'.?,2 2 4, 4+6 '1 &, .,-1 './)(' 1,)1')* 1,3) /3A1 ,3)/ 3 8-5 8'*') & ' ') '2 / ./ . 4,)* ') '2/.' 1,3)/ 3 A1,3)/3 8-5 8'*')&' 8'&' N, - ') * &6)/' P$
The Institude for
propaganda analysis
4,)* ') '2/. ' 1 ,3)/3A1,3)/ 3 8-5 8'*') &' (')*&/ 8,-*6) '3 ') 52, : 8,) &,1 ' - '&/5 S '1:,- T56 *:2/) $ N'&' . ''1 (') * . '4 '7 +, :'U/5-/ . 4, &') 8./352 5*/
instink
., &')* 85 862'- &/ 3 '2')* ') / 2 46? ') $V
q
alarn
h
u
b
u
n
g
an
d
en
g
an
m
ia m
ed
assa
rk
ed
u
an
y
a m
an
ap
elah
irk
a y
an
g
d
iseb
u
t
stl
uv wqtxytz{|}~t vInstinctive S-R theory".
10
t{vvzy z{t wr zv v t z t{v v w w {v
Stimulus-Organism-Response,
t zy t{y { v vy vrw z w zyw{ z w }~ w }~ yz t z v w t w v z t{v z wv vr y v wv v {t ww t t{vy {v v y v w vy z z wv vy r v zwz v w v w ty v z v wt w wt wv r v wvr{v y z r wv v rtvr w wv
t{v y y zy v{ w w t{ wv t{v t{v w t{ y z wv v yv {w vwv t { w w t v t vy vvt tyw z w w t t w {z vv wvuvzt v z vt wt|t w w w zt wtw {
t{v v wv {w t w w t t t{z w {tv t{ vz v t{ t wz t{v vwv tv yv v v tyt tw z r wv | t w
(stimulus);
| t wt{v(receiver);
w| t t(respon).
13
t{v v zy z {t wr t w ty w t w w t w {z w t { v v t{
(receiver)
t v v {v z wv v st wz{z t{v vwv z t w {z w t{ v v t wt{v { w t{z w zz {t v t{ t wz {v v zy z |{w w w¡¢
£ ¤¥¦ ¤¥§ ¨© ¤ª¤ ¥«¦ ¬§ ®¤ ¯£¨° ¦ ± ¥² ³ §¥³´
Teori Komunikasi,
µ § ±¥¶ ·¸° ¨¹¤¦ º¦³ » ¼ ¼ ½¾³º ¤¶±¤ ¬½³¿¨À » Á¡¡
¦æÄź¿ Æ¦Ç È È¤ ¦ ²É³
Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,
µÊ ¦ ²Ë¦Ä· ¸ ° ¨ Ì«¶ ¥ Ͳ «¶ÉÊ ±¶ «³» ¼ ¼Î¾³Ì¤¶¹¤ ¬Î ³¿¨» ½Ï ¨¡Ð
©¨ÑÆË ¥ ¯© ¤¦ ²Æɳ
Teori Komunikasi
³µ § ± ¥¶·Å¦ «ª¤¥ ¯ «¶ ¯°¤¥Ò˱³ » ¼ ¼ ½ ¾³º¤¶ ¨¹¤¬ Ó³¿ Ô¨½ » ¼¡Õ
terten
t
ÙÚ Û
en
g
an
d
em
ik
ia
ÜÝb
esar k
a p
eciln
y
en
g
aru
h
serta d
alam
b
en
tu
k
ap
a p
en
g
aru
h
terseb
u
t terjad
i
ÝÞp
g
n
tu
an
g
er
ad
a isi d
an
p
en
ajian
stim
y
u
l
Ù ßÚà á
Ûâãâäåæçßèßéçä ÙÜê éâ ß êë èæéèÜ ââÜìèÜíâÜå èæÙ ëâîâÜßê éâåâ ìâã âî â ßå èé ï î çð ï ëÙ éâÜ ïð îâÞ ï ìâÜ ïðîñïÚ Ûâã âä îâã êÜê î çð Þç òîâÜ íè Þ î è âÞÞ êÞ Ù ìèÝëâíâêä âÜâäèÜíÙëâî ßê éâå éçä ÙÜê éâÜÚ Ûâã âäåæ çß èß å èæÙëâîâÜ ßê éâå Þ âä åâ é ëâîð â ßêéâå ìâåâÞ ë èæÙëâîÝ îâÜ ñâ óêéâ ßÞ êä ÙãÙ ß ñâ Üí ä èÜ èæåâëèÜâæôë èÜâ æä èãèëê îêß èäÙã âÚ
õâæ öâÞ ìâãâä ëÙ éÙÜñâ ï÷ ê éâå õâÜÙ ßê âÝ ø èæÙëâîâÜ ß èæÞ â ø èÜ íÙ éÙæâÜÜñâ ïÝ ßèëâíâêä âÜâ ñâÜí ìê ÙÜíéâåéâÜ ùçúê âÜ ìÝ û âÜêß ìâÜ üã ã èñ ìâã âä ëÙ éÙÜñâ ý Ü çÜ í þ òîóâÜ â ÿ èÜ ìñÝ äèÜ ñâÞ â éâÜ ëâîð â ìâã â ä ä èÜ èã ââî ßê éâå ñâ Üí ëâæÙ â ìâ Þ êíâ úâæê âëãè åèÜÞ êÜ íÝ ñâêÞ Ù å èæî âÞê âÜÝ å èÜ íèæÞ êâÜÝìâÜåèÜ èæê äâ âÜÚ
Stimulus
Organisme:
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Respons
(Perubahan Sikap)
âä ëâæ×Úÿý÷ô ýô
Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas
"#$ %#&'(#)#*$ +,-,. -/ # ,%# 01#2+&-% #0# ,*(/#2 %+&3#,) -,32# '# 2&4*+* 5#,3 )+& .# '( 2#'# ( ,'(6( '-7 8) ($-9 -* # )# - 2+* # , 5#,3 '(* #$ 2# (/# , /+ 2# '# /4$-,(/# , $ -,3/ ( , '( )+ & ($ # # ) #- $-,3/ ( , '()49#/7 :4$ -,(/#*( #/# , %+&9# ,3*-,3 . (/# #'# 2+& 0# )(# , '#&( /4$ -, (/# ,7
;<
= &4* +* %+&(/ -), 5# # '#9# 0 /4$-,(/# , $+,3+ &) (> /+$#$ 2-# , / 4$ -,(/# , ( ,(9# 0 5# , 3 $+9 # ,.-)/#, 2&4*+* * +9#,. -),5#7 8+) +9# 0 /4$ - ,(/# , $ + ,349# 0, 5# '#, $+ ,+& ($ #,5# >$ #/ #)+&.#'(9# 0/+* + '(## ,-,)-/$ + ,3-%# 0* (/ # 27
;?
:+9+$# 0# , ) +4&( *)($ -9-*@&+* 24 ,* # '#9 #0 2+,5#$ #&# )## , ( ,'(6( '-7 A# 3# ($ #,# 2-,> 2+*# , 5# ,3 * #$ # #/# , '( 2+&*+2*( *+ B#& # %+&%+ '# 49 + 0 (,'( 6('- '#9#$ /4 ,'(*( /+ . (1## , 5# ,3 %+ & %+ '#7 :#&+,# , 5#> 2#'# )# 0-, CDE!> F+9 6( , G+ H9+ -& $ +9 #/ -/# , $ 4 '(H(/#*( )+& 0#'# 2 )+4& ( * ) ($-9 -*@ &+*24 ,*'+ ,3# ,)+4 &( ,5#5#,3'(/+,#9*+ %# 3# (
individual difference theory.
G+I9 +- & $+ ,3# )#/ # , %#01# 2+* # , @ 2+*# , $+ '(# %+&(* ( * ) ($-9 -* )+& )+ ,)-5# , 3 %+&( ,)+& #/*( %+&%+ '# @ %+ '# * +*-# ( '+ ,3# , /#&#/ )+& (* )(/ 2& (%# '( (,'( 6('-73. Macam-macam Respons
J+*24 , #/#, $-,B-9 '#& ( 2+ ,+&($## , 2+* #, * + ) +9 # 0 *+ %+9 -$,5# )+& .# '( *-# )- &# ,3/# (# , /4$ -,(/#*( * +'# ,3/# , $+ ,-&-) K 0$# ' * -%# ,'( > $+ ,3+$-/#/# , & +* 24 , '+ ,3# , (* ) (9 # 0 -$ 2# , %#9 (/ LH++' %#B/M 5#,3 $+$(9(/ ( 2+&# ,# , # )# - 2+ ,3# &-0 5#,3 %+*# & '#9#$ $+ ,+ ,)-/# , %# (/ )( '#/ ,5#*-# )-/4$-,(/#*(7
; N
OP
QRS RT UVWXY RYZ[ [\R]^_
llmu, Teori, dan Filasat Komunikasi
_ `aYR] b RT cd ef ghi j Y Y]hi^YaYki h _l m m n o _g\ifp \qn _Wfl r r fOs
QRS RTUV WXYRYZ[[\ R]^_
Ilmu, Teori, dan Filsqfat Komunikasi.,
Wf l r t f Ou ¡ ¢
¢ £ ¢ ¢ ¤ ¤ ¥ ¢ ¥ ¥ ¢
¤ ¦ §
¨ £ £
© ¨ ¨
b
¬ ®¯°°®± ®¯² ³¯´ µ´¶¶³µ· ® ¸¹ ¯º®»º®¹¶ ´¼½¾ ®¯°°®± ®¯ ¹ ¯°®¶ ®¯» ¹®¿ ®À ¶ ®¯ °°®± ®¯ ¶³µÀ ®¸®± Á ³Á ´ ®¶´ º®¯ ° ¸¹¹ ¯°®¶ ¯ º®¸¹²®Á®¿®¿ ´ ¬
«¾ ®¯°°®± ®¯ ®¯¶®Á ¹ » ¹®¿®À ¶ ®¯°°®± ®¯ ² ®Á® ù ¯¹ ®¶®´ ¶®¯ °°®±®¯ ¶ ³µ À®¸®±Á³Á ´ ®¶´º®¯ °®Ã®¯¶³µ·®¸¹¬
ª¾ ®¯°°®± ®¯ ¹ ùµ ®¯» ¹®¿ ®À ¶®¯°°®± ®¯ ² ®Á® ¸ ®¶®¯ ° ®¶ ®´ ¶ ®¯ °°®± ®¯ ¶ ³µ À®¸®±Á³Á ´ ®¶´º®¯ °®Ã®¯¶³µ·®¸¹¬
Ĭ ®¯°°®± ®¯² ³¯´·´¿¹¯ °Ã´ ¯°®¯¯ º® »º®¹¶´¼
½¾ ®¯°°®± ®¯ ų¯¸®» ¹®¿ ®À ¶ ®¯ °°®±®¯ ¶³µ À ®¸®± ų¯¸® º® ¯ ° ²³¯°À®² ± ¹µ ¹¯º® »Å³µ ®¸®¸¹¸³Ã®¶¯º®®¶®´º® ¯ °®¸ ®¸¹Á ³Ã¹¶®µ ¯ º®¬ «¾ ®¯°°®± ®¯ î¶ ®Æà ®¶®» ¹ ®¿®À ¶®¯ °°®±®¯ Á³Á ³Çµ ®¯ ° ¶ ³µ À®¸®± ´ Ä®±®¯
®¶®´¸¹¿ ǯ¶®µÃ®¯Ç¿³À¿®È®¯Å¹ Ä®µ®¬
B. Komunitas
Community development
¸¹¶ ³µ· ³²®Àî¯ ó ¸®¿®² É®À®Á ® ʯ¸Ç¯³Á ¹ ®Á³Å® °®¹± ³¯ °³²Å®¯ °®¯ ÃDz ´ ¯¹¶®Á» ®¸®¿ ®À±µ ÇÁ³Á ²³²Å®¯°´ ¯» ®¶®´ ² ³²Å®¯°´ ¯ ó²Å®¿¹ Á ¶µ ´ ö´µ ÃDz ´ ¯¹¶®Á ¹ ¯Á ®¯¹ ¸¹ ²®¯® Ä ®µ®ÆÄ®µ® Å®µ´ ´¯¶ ´ à ųµÀ´Å´ ¯ °®¯ ®¯¶ ®µ ±µ¹Å®¸¹» ²³¯ °Çµ°®¯¹Á®Á ¹ à ® ¯ óÀ¹ ¸´± ®¯ Á ÇÁ ¹®¿» ¸®¯ ² ³²³¯´ À¹ óŴ¶ ´ À®¯ ¹ ¯Á®¯¹ ²³¯· ®¸¹ ¿ ³Å¹À ¸¹²´ ¯°Ã¹ ¯Ã®¯
.
18
¬Ë®¿®² Ŵô
Community Development
Ç¿ ³À ̹² ʳ ¸®¯ ͵®¯Ã ÇÁ ³µ ¹³µ Ç ² ³¯· ³¿®Áî¯ÃDz´ ¯¹¶ ®Á Á ³Å® °®¹ Á´ ®¶ ´ ų¯¶ ´ à ǵ°®¯¹Á®Á ¹ ÁÇÁ¹®¿ º® ¯ ° ¸¹Ä¹µ ¹ î¯ ¸ ®¿ ®² ¿¹²® À®¿Å³µ ¹Ã´¶ ¼
áâ ã
k
ala
äån
u
sia
ã
eb
u
ah
k
o
m
u
n
itas m
elib
atk
an
in
te
rak
si
æçèéêëåìí ç î åï å íðåéð í ìåñ å òåèó ôðï åõ ï ç ìêèïåñçìåè ï åè ï çóð èåì åè öñ êõ íê éç åî ç èï ç÷çïð â øåï çù í ìåñåèòå éêëú åéåíî åïåöë åèó òå èó åìåè í åñ ç èóôê èóê èåñ åéåð åìåè í åñ ç èó úêëç èéêë åìíçï åñåôìöôð èçé åíç éðíê èï çë çâûü
ýâ þï ê èé çé åíÿåè êîêôçñçìåèâ
åóç ìêú åèòåìåè öë åèóù ì åé å
komunitas
åì åè ôêôåíð ììåè íêúê èéð ì îêëåí ååè ôêôçñçìç‟
ùåé åð îêëåí ååè ï çéêë çôå ï åèï çõåëóåç ï åñåôñ ç èóìðî ìêñöôîöìéêë íêúð éâ åñ ç èç ï ç íêú åú ìåè åï åèòå îê è åôååè åèóóöé å ìöôð èç éåí â öèíêî ìê åèóóöéå åè åë éç èòå ôêôçñ ç ìçù îêèêë çôååè öñêõ òå èó ñ åç è ï åè ìêíê éç ååè ìêî åïå éð ð åè æéð ð åè ìêñöôîöìâ åëê è å ç éðùìöôð èç éåí åï åñ åõñ êú çõï åë çíê ìêï åëíð åéðìêñöôîöìòåèóï çúê èéð ìð èéð ììêôðï åõåè åïôç èçí éë åéçùéê é åî ç ôêôçñ ç ìç úêúêë åî å çë ç ïåëç íêúð åõ îê ë ìðôîðñåè åé åð îêëõçôîð èåè éê ëõåï åî öë åèó òå èó éê ëôåíð ì íêúåóåç åèóóöé å ïåè ï çôåè å îêëåí å åèôêôçñ ç ìçç èçîê èéç èóï åèïêèóåèê ñåíï çåìð çâ
øåï çù éêëôåíð ì ìê ïåñåô íð åéð ìöôð èç éåí ôêôúêë çìåè ë åíå çïê èé çé åí ìêî åï å íêíêöë å èóâ öôð èç éåí éêë íêúð é ï åî åé ôêè åï ç úåóçåè ï åë ç ìöèíêî ï çë ç íê íêöë åèóù ï åè ôêëðî åì åè íêúðåõ åíîê ì îêèé çèó ïåë ç ú åóåçôåèå íê í êöëåèó ôêôåèï åèó éêôî åé èòå ï ç ïð èçåâ çï åì åï åèòå çïê èé çé åí îëçú åï ç íêîêë éç çéð ú çåí åèòå ï çåèóóåî íê ú åóåç í åñ åõ íåéð ôåí åñ åõ ï åëçôåíòåìåëåéô öïêëèâ
Community Development
!"#"$ % & ' ' () *+,
.0 123456 74 89: 234 56 74 8
124 8;;<=4 4 8 >4?6 @27A4B <?;4 86@4@6 C28;2C748 =4 8;;A8; 5434 7 >4 8 C2C6D6:6 B4 :0 E2747 @27A4B :< CA86=4@ 5A ;4 C28A8= A= :23 456 74 8 =2?=28= A >4?6 F4?4 4 8;;<=4 8G40 H2? >4F4= B4?4F4 8 74B34 <?4 8; 4 :48 72?:<8= ?67A @6 >28;4 8 I: 2B6>A F4 8 :< CA86=4@
‟
>28;4 87 2? F4?=6@6F4@6 >4D4CF4D68;@2>6:6=7272?4F4>4?6:2;64=489:2;64=488G4J>4 874B34C2?2:44 :4 8 72?:<8= ?67A @6 :2F4>4 F2C2D6B4?44 8 @= ?A:= A? :< C A86=4@0 E2CA4 :2D< C F<: C2C7A=AB:4 8 F2C2D6B4?44 8 56 :4 68;6 8 =2=4F B6>A F >4 8 =4 8;;A8; 54 34 7 KA8;@69KA8;@6 F2C2D6B4?4 4 8 >4?6 @A4= A :< CA86=4@ =2?@27A= @274;6 4 8 72@4? =2?D2=4: F4>4 FA8>4 : F4?4 4 8;;<=4 8G40 LD2B :4?284 6=A J C2854>6 @2<?4 8; 4 8;;<=4>4?6@27A4B:< C A86=4@@2B4?A @8G4=6>4 :C2854>6F28;4D4C4 8G4 8; CA?86F4@6KJ=2=4F6@2B4?A@8G45A;4C2D674=:4 8@2@ A4=