• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Tanda Tangan Digital Menggunakan Metode Ong-Schnorr-Shamir Dan Euclidean Pada Teks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Tanda Tangan Digital Menggunakan Metode Ong-Schnorr-Shamir Dan Euclidean Pada Teks"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI TANDA TANGAN DIGITAL

MENGGUNAKAN METODE ONG-SCHNORR-SHAMIR DAN

EUCLIDEAN PADA TEKS

Oleh : Alfie Amanilla Aziz

104091002785

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tak lepas dari doa dan dukungan dari banyak pihak. Maka perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibunda Achyanie dan Ayahanda Abdul Aziz Thojieb, yang tidak pernah berhenti merawat, mendoakan, dan mendukung penulis dengan penuh kasih sayang. Terima kasih atas semua pengorbanan, usaha dan jerih payah Ayah Bunda untuk selalu membuat penulis merasa bahagia.

2. Adikku, Adinda Mathovani Aziza dan Rilanda Adzhani, yang selalu penulis banggakan dan sayangi sepenuh hati.

3. Lisya Permatasari, atas semua bentuk dukungan, motivasi dan kasih sayang yang selalu menemani hari-hari penulis.

4. Sahabat-sahabatku yang selalu setia menemani saat suka dan duka : Santo, Robby, Alie, Fuadz, Rizky, Dauz, Ketu, Nia, Indy, Emir . Terima kasih atas persahabatan indah yang kita miliki.

(3)

6. Adik-adikku, Evan, Jaka, Rogo, Arnot, Iki, Ridwan, Farah, Tri, Tanti, Intan, Rani, Dian, yang berbakat dalam bidangnya dan memberikan keceriaan dan hiburan tersendiri bagi penulis.

7. Teman-teman TI dan SI seluruh angkatan. 8. Teman-temanku di Agribisnis dan MIPA.

Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kalian semua dan melindungi kalian di setiap langkah.

Jakarta, November 2009

Alfie Amanilla Aziz

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alangkah nikmat dan indahnya kehidupan ini jika kita mampu mensyukuri karunia yang diberikan Allah kepada kita semua. Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi yang dengan berkah dan pertolongan-Nya maka penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Saw yang sangat menyayangi umatnya dan telah membawa kita kepada zaman yang terang benderang..

Skripsi yang berjudul IMPLEMENTASI TANDA TANGAN DIGITAL

MENGGUNAKAN METODE ONG-SCHNORR-SHAMIR DAN

EUCLIDEAN PADA TEKS merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai persyaratan untuk mengambil gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

(5)

3. Bapak Herlino Nanang, MT dan Ibu Arini, MT, selaku dosen pembimbing skripsi, yang secara kooperatif telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan, baik moral maupun secara teknis. Terima kasih banyak atas kesediaan Ibu dan Bapak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen yang telah membagikan ilmunya kepada penulis dengan sabar dan ikhlas.

5. Ibunda Achyanie dan Ayahanda Abdul Aziz Thojieb, atas kasih sayang tulusnya sepanjang masa.

Pada kesempatan ini pula, penulsi ingin memohon maaf yang sebesar- besarnya kepada semua pihak apabila sewaktu menjalankan skripsi ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan..

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan skripsi ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat minimnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu segala kritik dan saran, serta pengembangan selanjutnya, sangat diharapkan oleh penulis. Semoga laporan skripsi ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Wassalamualaikum wr.wb.

Jakarta, November 2009

(6)

DAFTAR ISTILAH

digital signature : Tanda Tangan Digital, suatu mekanisme otentikasi yang memungkinkan pembuat pesan menambahkan sebuah kode yang bertindak sebagai tanda tangannya euclidean : suatu algoritma untuk mencari pembagi bersama

terbesar

GCD : Greatest Common Divisor, pembagi bersama terbesar Kriptografi : ilmu yang mempelajari tentang teknik-teknik

matematika yang berhubungan dengan aspek-aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas data, serta otentikasi

Plaintext : informasi asli sebelum dienkripsi atau teks terang Enkripsi : suatu proses transformasi plaintext menjadi ciphertext. Ciphertext : informasi acak yang berasal dari plaintext yang telah

dimasukkan kedalam fungsi dan algoritma-algoritma matematika

Dekripsi : suatu proses pengubahan ciphertext menjadi plaintext RAD : Rapid Application Development, merupakan salah satu

metode pengembangan sistem yang diperkenalkan James Martin pada tahun 1991

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses kriptografi………... 11

Gambar 2.2 Klasifikasi Kriptografi Secara Umum……… 16

Gambar 2.3 Proses Hash………. 29

Gambar 2.4 Proses Tanda tangan digital……… 33

Gambar 2.5 Menu Utama Visual Basic……… 40

Gambar 2.6 Notasi Aktor……..……… 46

Gambar 2.7 Notasi Class……… 46

Gambar 2.8 Notasi Use Case ……… 47

Gambar 2.9 Notasi Interaction .……….. 47

Gambar 2.10 Notasi Interface ……….. 47

Gambar 2.11 Notasi Package... 48

Gambar 2.12 Notasi Note …….……… 48

Gambar 2.13 Notasi Dependency ………. 49

Gambar 2.14 Notasi Association... 49

Gambar 2.15 Notasi Generalization ……… 49

Gambar 2.16 Notasi Realization .……… 49

Gambar 3.1 Skema Pengembangan Sistem RAD ……… 52

Gambar 3.2 Ilustrasi Metodologi Penelitian………..…… 56

Gambar 4.1 Use Case Diagram ………. 61

Gambar 4.2 Class Diagram ………...….……… 62

(8)

Gambar 4.4 Activity Diagram ……… 64

Gambar 4.5 Rancangan Menu Halaman Utama Aplikasi ……… 65

Gambar 4.6 Rancangan Menu Pembuka ……… 66

Gambar 4.7 Rancangan Menu Langkah Matematik Ong-Schnorr-Shamir 66 Gambar 4.8 Rancang Menu Hash File ……… 66

Gambar 4.9 Rancangan Menu Verifikasi ……… 67

Gambar 4.10 Rancangan Menu Aplikasi ………….……… 67

Gambar 4.11 Menjalankan Software Visual Basic 6.0……… 77

Gambar 4.12 Tampilan Awal Software Visual Basic 6.0……… 77

Gambar 4.13 Tampilan Project Baru ……….………..……… 78

Gambar 4.14 Halaman Kerja New Project ……….……… 79

Gambar 4.15 Contoh Pengaturan Tata letak Pada Project VB ………… 79

Gambar 4.16 Membuka VB Code dari Project Yang Telah Dirancang . 80 Gambar 4.17 Gambar tampilan VB Code ……….……….. 80

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Utama Aplikasi Tanda Tangan Digital 82 Gambar 4.19 Tampilan Halaman Awal Pembuka ……… 82

Gambar 4.20 Tampilan Halaman Hitung n dan k ………. 83

Gambar 4.21 Tampilan Halaman Setelah input n dan k………. 83

Gambar 4.22 Tampilan Halaman Hash File ……….……… 84

Gambar 4.23 Tampilan Halaman File yang akan di Hash ……….…… 84

Gambar 4.24 Tampilan Halaman Nilai Hash yang di Tanda Tangani…... 85

Gambar 4.25 Tampilan Halaman Verifikasi Pesan……… 85

(9)

Gambar 4.27 Tampilan Aplikasi yang telah di Tanda Tangani………. 86

Gambar 4.28 Hasil Verifikasi 1……… 88

Gambar 4.29 Hasil Verifikasi 2……… 88

Gambar 4.30 Hasil Verifikasi 3……… 89

Gambar 4.31 Hasil Verifikasi 4……… 89

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Representasi Desimal, Heksadesimal, dan bit ……… 13 Tabel 2.2 Contoh tabel Cayley F2 perkalian dan penjumlahan ………… 22

Tabel 2.3 Contoh tabel Cayley F7 perkalian dan penjumlahan ….…… 22

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A SOURCE CODE PROGRAM……….…... 93 1. Menu Utama Aplikasi……… 93 2. Menu Hash File……… 94

(12)

108

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan dan perkembangan teknologi dewasa ini telah berpengaruh pada hampir seluruh kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam hal berkomunikasi. Dengan adanya internet, komunikasi dapat dilakukan tanpa adanya batasan jarak.

Penggunaan internet sangat bermacam-macam diantaranya untuk bisnis, perdagangan, industri, dan juga pemerintahan. Pada umumnya informasi- informasi yang dikirimkan sangatlah penting. Sehingga permasalahan akan keamanan informasi tersebut dipertanyakan. Pertanyaan ini dapat dijawab salah satunya dengan kriptografi kunci publik khususnya tanda tangan digital.

Tanda tangan digital (digital signature) adalah suatu mekanisme otentikasi yang memungkinkan pembuat pesan menambahkan sebuah kode yang bertindak sebagai tanda tangannya. Skema (scheme) yang dapat digunakan untuk melakukan proses tanda tangan digital terhadap suatu pesan (message) juga ada bermacam-macam. Salah satu skemanya adalah skema Ong-Schnorr-Shamir.

(13)

tangan digital kunci publik (public key digital signature) menyediakan layanan authentication (keaslian) dan data integrity (keutuhan data). Selain itu, tanda tangan digital juga menyediakan layanan non-repudiation, yang artinya melindungi pengirim dari sebuah klaim yang menyatakan bahwa dia telah mengirim informasi padahal tidak.

Skema Ong-Schnorr-Shamir merupakan skema tanda tangan digital yang berdasarkan pada persamaan linier sekuensial (sequentially linearized equations). Skema tanda tangan digital ini menggunakan polinomial modulo n. Keamanan dari skema ini didasarkan pada kesulitan untuk memecahkan persamaan polinomial. Versi dari skema yang dideskripsikan pada pembahasan kali ini adalah berdasarkan polinominal kuadratik.

Pada skema Ong-Schnorr-Shamir menggunakan algoritma Euclidean. Algoritma ini digunakan untuk mencari GCD dari 2 buah bilangan. Jika kedua bilangan tersebut relatif prima satu dengan lainnya maka hasil GCD- nya harus bernilai 1 jika hasil GCD tidak bernilai 1 maka kedua bilangan tersebut tidak saling relatif prima. Perhitungan dalam metode tanda tangan digital Ong-Schnorr-Shamir akan menghasilkan desimal dalam jumlah yang besar. Karenanya, bilangan-bilangan perlu dibatasi jumlah desimalnya atau dibulatkan.

(14)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemilihan judul, maka yang menjadi permasalahan adalah :

1. Bagaimana mensimulasikan prosedur kerja Digital Signature Scheme Ong-Schnorr-Shamir.

2. Bagaimana membuat aplikasi Digital Signature Scheme Ong-Schnorr- Shamir.

3. Bagaimana skema Ong-Schnorr-Shamir Digital Signature dapat digunakan untuk menjaga keaslian data (authentication) dan keutuhan data (data integrity).

4. Bagaimana proses verifikasi Ong-Schnorr-Shamir Digital Signature.

1.3 Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis, maka ruang lingkup permasalahan dalam merancang perangkat lunak ini antara lain :

1. Pembangkitan bilangan acak yang akan digunakan menggunakan PRNG (Pseudo Random Number Generator Geffe).

2. Pengecekan bilangan prima relatif menggunakan algoritma GCD yang dikembangkan oleh Euclid.

3. Perangkat lunak akan menjelaskan prosedur kerja dari algoritma Extended Euclidean dalam menghitung nilai inverse k.

(15)

4. Perangkat lunak akan menampilkan langkah-langkah proses tanda tangan (signature) dan verifikasi (verification).\

5. Perangkat lunak tidak menjelaskan proses dari pengiriman pesan. 6. Proses verifikasi akan dijelaskan dengan menggunakan bantuan

simulasi hitung.

7. Perangkat lunak juga akan menampilkan teori-teori dasar yang berhubungan dengan skema tanda tangan digital ini.

8. Perangkat lunak dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka tujuan penyusunan skripsi yang berjudul Implementasi Tanda Tangan Digital Menggunakan Metode Ong-Schnorr-Shamir dan Euclidean Pada Teks, ini adalah:

1. Merancang suatu perangkat lunak yang mampu untuk menjelaskan secara terperinci prosedur kerja dari Digital Signature Scheme Ong- Schnorr-Shamir.

2. Mengetahui tanda tangan digital yang berhasil di verifikasi.

(16)

1.5 Manfaat Penelitian

Sesuai permasalahn dan tujuan yang telah disebutkan di atas, maka manfaat dari penyusunan skripsi ini, antara lain :

1. Membantu pemahaman tentang kriptografi terutama mengenai metode Digital Signature Scheme dengan Ong-Schnorr-Shamir.

2. Menghasilkan perangkat lunak yang dapat juga digunakan sebagai fasilitas pendukung dalam proses belajar mengajar untuk materi kriptografi, khususnya materi tanda tangan digital.

3. Memberikan referensi bagi semua pihak untuk mengetahui lebih lanjut tentang teori-teori yang berhubungan dengan Digital Signature Scheme dan Ong-Schnorr-Shamir.

4. Memperdalam wawasan bagi penulis dan memberikan pengetahuan dan informasi tentang penggunaan Ong-Schnorr-Shamir serta penerapannya.

1.6 Metodologi Penelitian

(17)

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

1. Metode literatur digunakan penulis karena melihat penelitian yang sudah ada dan juga membaca beberapa buku sebagai bahan referensi serta mengumpulkan data dari situs internet.

2. metode studi pustaka merupakan pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku referensi, e-book dan website yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti situs mengenai pemrograman Visual Basic, algoritma tanda tangan digital, kriptografi dan sebagainya.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah metode RAD (Rapid Application Development) yang dikembangkan oleh James Martin. Menurut Kendall & Kendall (2002), tahap-tahap metode RAD meliputi :

1. Fase Menentukan Syarat-Syarat

Yaitu menentukan tujuan dan syarat-syarat informasi. 2. Fase Perancangan

Yaitu perancangan proses-proses yang akan terjadi dalam sistem dan perancangan antar muka.

3. Fase Konstruksi

(18)

4. Fase Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, pembahsan yang penulis sajikan terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab yaitu : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang diperlukan untuk menunjang proses penulisan dalam sejumlah materi penunjang yang akan digunakan dalam proses tanda tangan digital.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(19)

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan program dan implementasinya yang menggunakan beberapa tahap dari metode pengembangan sistem yang dipilih penulis.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berkenaan dengan hasil pembahasan masalah yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir ini serta beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut.

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kriptografi

Kriptografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “cryptos” yang artinya

secret” atau rahasia dan “graphein” yang artinya “writing” atau tulisan. Jadi

kriptografi berarti juga “secret writing” atau tulisan rahasia. Dalam beberapa

referensi juga ada beberapa definisi kriptografi, diantaranya :

1. Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan[3].

2. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik-teknik matematika

yang berhubungan dengan aspek-aspek keamanan informasi seperti

kerahasiaan, integritas data, serta otentikasi[2].

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kriptografi adalah suatu

ilmu atau seni untuk merahasiakan sebuah informasi penting dengan fungsi dan

algoritma-algoritma matematika sehingga informasi tersebut tidak diketahui

oleh orang yang tidak berhak.

Kriptografi memiliki sejarah yang panjang dan mengagumkan. Informasi

mengenai sejarah kriptografi ini dapat ditemukan dalam buku karangan David

Kahn yang berjudul the codebreakers [4]. Contohnya tulisan hieroglyph yang

digunakan bangsa Mesir 4000 SM serta penggunaan kriptografi pada abad ke-

20. Buku tersebut selesai dibuat pada tahun 1963 dan banyak menceritakan

tentang sejarah kriptografi yang mayoritas digunakan dalam kalangan militer,

(21)

Beberapa istilah yang sebaiknya diketahui dalam bidang ilmu kriptografi

diantaranya sebagai berikut :

1. Plaintext adalah informasi asli sebelum dienkripsi atau teks terang.

2. Enkripsi adalah suatu proses transformasi plaintext menjadi ciphertext.

3. Ciphertext adalah informasi acak yang berasal dari plaintext yang telah

dimasukkan kedalam fungsi dan algoritma-algoritma matematika.

4. Dekripsi adalah suatu proses pengubahan ciphertext menjadi plaintext.

5. Kriptoanalisis adalah ilmu dan seni untuk memecahkan cipherteks menjadi

plainteks tanpa mengetahui kunci yang digunakan.

6. Kriptoanalis adalah orang yang melakukan kriptoanalisis.

7. Kriptologi adalah ilmu tentang kriptografi dan kriptoanalisis.

8. Sistem Kriptografi adalah kumpulan yang terdiri dari algoritma kriptografi,

semua plainteks dan cipherteks yang mungkin, dan kunci.

9. Penyadap adalah orang yang ingin mencoba mengetahui pesan selama

pesan dikirim/ditransmisikan.

Dalam teknologi informasi, telah dan sedang dikembangkan cara-cara

untuk menangkal berbagai bentuk serangan semacam penyadapan dan

pengubahan data yang dikirimkan. Salah satu cara yang ditempuh untuk

mengatasi masalah ini ialah menggunakan kriptografi yang menggunakan

transformasi data sehingga data yang dihasilkan tidak dapat dimengerti oleh

(22)

Transformasi ini memberikan solusi pada dua macam masalah keamanan

data, yaitu masalah privasi dan keotentikan. Privasi mengandung arti bahwa

data yang dikirimkan hanya dapat dimengerti oleh penerima yang berhak.

Sedangkan keotentikan mencegah pihak ketiga untuk mengirimkan data yang

salah atau mengubah data yang dikirimkan.

Gambar 2.1 Proses kriptografi

Algoritma kriptografi terus berkembang sesuai dengan perkembangan

teknologi komunikasi data. Sampai saat ini terdapat berbagai macam algoritma

dengan tujuan penggunaan yang berbeda. Contohnya, untuk enkripsi data,

gambar dan suara, namun tujuan utama dari masing-masing algoritma dari

kriptografi dalam Stallings [5], yaitu :

1. Kerahasiaan

Kerahasiaan data digunakan untuk menjaga isi informasi dari semua

pihak kecuali yang berhak mendapatkan informasi tersebut. Ada beberapa

cara dalam menjaga kerahasiaan informasi, mulai dari proteksi fisik seperti

penyimpanan data ditempat khusus sampai kepada algoritma matematika

(23)

2. Integritas Data

Integritas data bertujuan untuk menjaga adanya perubahan yang tidak

diinginkan terhadap data. Untuk menjamin integritas data maka harus

mempunyai kemampuan untuk mendeteksi perubahan data oleh sekelompok

orang yang tidak berkepentingan. Perubahan data dapat berupa pemasukan

data baru, penghapusan dan penukaran data.

3. Otentikasi

Otentikasi adalah layanan yang berhubungan dengan identifikasi. Baik

mengidentifikasi pelaku maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang ingin

bergabung dalam sebuah komunikasi harus mengidentifikasi satu sama

lainnya. Informasi yang dikirim dalam sebuah paket harus diidentifikasi

sesuai dengan keasliannya berupa tanggal, isi data, waktu kirim, dan

sebagainya. Untuk alasan inilah aspek kriptografi biasanya dibagi menjadi

dua bagian yaitu identifikasi pelaku dan identifikasi keaslian data.

4. Nirpenyangkalan

Menghindari penyangkalan berguna untuk mencegah seorang pelaku

untuk menyangkal komitmen atau tindakan yang telah dilakukannya.

2.2 Kriptografi Modern

Perbedaan kriptografi modern dengan kriptografi klasik, yaitu pada

kriptografi modern sudah menggunakan perhitungan komputasi atau program

(24)

Dec Hexa Bit

6 6 0110

7 7 0111

8 8 1000

9 9 1001

10 A 1010

11 B 1011

Dec Hexa Bit

12 C 1100

13 D 1101

14 E 1110

15 F 1111

ditransfer melalui jaringan komputer maupun tidak. Hal ini sangat berguna

untuk keamanan, integritas, dan keaslian data.

Pada kriptografi modern umumnya karakter-karakter yang akan

dioperasikan seperti plainteks dan kunci, maupun cipherteks dikonversikan

kedalam suatu urutan digit biner yaitu 0 dan 1, yang umumnya digunakan untuk

skema pengkodean American Standart Code for Information Interchange

(ASCII).

Berdasarkan kunci yang digunakan dalam kriptografi modern dibagi

menjadi dua, kunci simetris dan asimetris. Algoritma kriptografi kunci simetris,

yaitu : pertama stream cipher dan kedua blok cipher. Pada stream cipher

metode yang digunakan dengan sejumlah urutan dari bit dienkripsi secara bit

per bit. Untuk blok cipher, suatu urutan pembagian dibentuk dalam ukuran blok

yang diinginkan sehingga dapat dioperasikan blok per blok.

Berikut ini adalah contoh penulisan dan representasi bilangan desimal

(basis 10), heksadesimal (basis 16), dan bit (basis dua). Dapat dilihat bahwa

dengan menggunakan 4 bit akan didapatkan bilangan desimal dari 0 sampai

dengan 15, seperti berikut ini :

Tabel 2.1 Representasi Desimal, Heksadesimal, dan bit

Dec Hexa Bit

0 0 0000

1 1 0001

2 2 0010

3 3 0011

4 4 0100

(25)

Algoritma kunci lainnya adalah algoritma asimetris atau biasa disebut

dengan kriptografi kunci-publik, sebab kunci untuk enkripsi diumumkan kepada

publik sehingga dapat diketahui oleh siapapun, sedangkan kunci untuk

mendekripsikannya hanya diketahui oleh penerima pesan karena itu rahasia.

Oleh karena itu, kunci yang digunakan untuk enkripsi disebut kunci publik,

sedangkan kunci yang digunakan untuk dekripsi disebut kunci pribadi atau

kunci rahasia.

Skema enkripsi dan dekripsi algoritma simetris dan asimetris ini dapat

dilihat pada lampiran 1. Pada skema tersebut terlihat bahwa perbedaan antara

kedua algoritma adalah kunci yang digunakan. Algoritma simetris

menggunakan satu kunci yang sifatnya rahasia untuk enkripsi maupun dekripsi,

sedangkan algoritma asimetris menggunakan dua kunci yang sifatnya rahasia

untuk dekripsi dan umum untuk enkripsi.

Persamaan enkripsi dan dekripsi algoritma simetris dan asimetris dapat

dilihat sebagai berikut :

1. Enkripsi dan dekripsi algoritma simetris

C = E Pb ( P ) ( 2.1 )

P = D Px ( C ) ( 2.2 )

2. Enkripsi dan dekripsi algoritma asimetris

C = E Px ( P ) ( 2.1 )

P = D Pb ( C ) ( 2.2 )

(26)

Algoritma menggunakan kunci publik pada umumnya mempunyai banyak

kelebihan dan secara umum memiliki dua karakteristik :

1. Komputasi untuk enkripsi/dekripsi pesan mudah dilakukan.

2. Secara komputasi hampir tidak mungkin menurunkan kunci privat, bila

pasangan kunci publik telah diketahui.

2.3 Kriptografi Kunci Publik

Kriptografi kunci publik merupakan bagian dari kriptografi modern yang

sering digunakan dalam hal komunikasi menggunakan alat elektronik seperti

mengirim e-mail dengan komputer. Kriptografi kunci publik dapat dianalogikan

seperti kotak surat yang terkunci dan memiliki lubang untuk memasukan surat.

Setiap orang dapat memasukkan surat kedalam kotak tersebut, tetapi hanya

pemilik kotak yang dapat membuka kotak dan membaca surat di dalamnya

karena hanya dia yang memiliki kunci.

Diffie dan Heliman merupakan pencetus dari sistem kriptografi ini sekitar

tahun 1976 [3]. Tetapi yang pertama kali merealisasikannya sekitar tahun 1977

adalah Rivest, Shamir, dan Adleman, atau lebih dikenal dengan sistem

kriptografi RSA [3]. Semenjak itu beberapa sistem kunci publik diajukan

dengan tingkat keamanan yang berbeda-beda dalam hal permasalahan

komputasinya antara lain, yaitu RSA, Markle-Hellman Knapsack, McEliece,

(27)

Gambar 2.2 Klasifikasi Kriptografi Secara Umum

2.4 Konsep Dasar Matematika

Konsep ini sangat diperlukan dalam mempelajari sistem maupun

komputasi kriptografi, karena merupakan teori-teori mendasar yang berguna

untuk pemahaman dari suatu kajian teori. Jika teori-teori mendasar tersebut

telah dikuasai, maka tidak akan terlalu sulit untuk memahami sistem dan

komputasi kriptografi tersebut.

2.4.1 Integer

Misalkan diberikan himpunan semua bilangan bulat (integer)

yang dinotasikan dengan Z dan N menyatakan himpunan semua

bilangan bulat positif. Untuk himpuan berhingga A, jumlah elemen pada

himpunan A dinotasikan dengan # A. Sebuah relasi ekuivalen pada A

adalah sebuah relasi binary ~ pada himpunan A, untuk setiap x, y, z A

terdiri dari :

1. Refleksif : x ~ x

2. Simetris : jika x ~ y, maka y ~ x

(28)

Bilangan bulat pada kuliah teori bilangan merupakan konsep

mendasar dalam memahami kriptografi, khususnya pada sistem

kriptografi kunci publik. Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak

mempunyai pecahan desimal, seperti 8, 11, 297, -30, 0.

Menurut definisi tentang elemen identitas terhadap

penjumlahan dan sifat-sifat dari bilangan bulat adalah sebagai berikut :

Definisi 2.1 :

Jika N bilangan bulat, maka n + (-n) – (-n) + n = 0. (-n) disebut

lawan dari (inverse penjumlahan dari) n, dan 0 disebut elemen identitas

terhadap penjumlahan.

Definisi 2.2 :

Sistem bilangan bulat terdiri atas himpunan Z = { ..., -3,-2,-1, 0,

1, 2, 3, ...}dengan operasi biner penjumlahan (+) dan perkalian (.).

Untuk a, b, dan c bilangan-bilangan bulat sembarang, sistem tersebut

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Tertutup terhadap penjumlahan dan perkalian

a, b Z a + b z dan a.b z.

2. Komutatif

a + b = b + a dan a.b = b.a

3. Assosiatif

( a + b ) + c = a + ( b + c ) dan ( a .b ) . c = a . ( b . c)

4. Untuk setiap a, ada dengan tunggal elemen 0 dan Z, sedemikian

(29)

Elemen identitas dari penjumlahan dan perkalian yaitu 0 dan 1.

5. Untuk setiap a, ada dengan tunggal elemen b dalam Z, sedemikian

sehingga a + b = 0, b disebut invers dari a terhadap operasi

penjumlahan yang dinotasikan dengan –a .

6. Distributif

a .( b + c ) = ( a . b ) + ( a . c ) dan (a + b ) . c = ( a . c ) + ( b . c)

2.4.2 Group Ring dan Field

Group, ring dan field merupakan elemen mendasar dari cabang

matematika yang dikenal dengan aljabar abstrak atau aljabar modern[5].

Aljabar abstrak merupakan suatu kajian yang lebih mengarah ke suatu

himpunan elemen-elemennya dapat dioperasikan secara aljabar. Operasi

yang dilakukan tergantung dari peraturan yang telah dibuat, misalnya

notasi yang telah umum dikenal, yaitu penjumlahan dan perkalian dalam

bilangan.

Adapun sifat-sifat dari group, ring dan field yang akan dijelaskan

pada sub bab 2.4.2.1 sampai dengan sub bab 2.4.2.3 bahasan

selanjutnya.

2.4.2.1 Group

Sebuah group G, dinotasikan dengan {G, *} adalah

himpunan dari elemen-elemen dengan operasi binernya ( * )

dan memenuhi beberapa aksioma berikut :

1. Tertutup : jika a dan b G, maka a * b G

(30)

c G.

3. Elemen Identitas : ada suatu elemen c G, sehingga

a*e=e*a=a untuk setiap a G.

4. Elemen Inverse : untuk setiap a G ada suatu elemen

a’ G, sehingga a * a’= a’*a = c

Suatu grup dinyatakan abelian jika memenuhi kondisi

tambahan seperti di bawah ini :

5. Komutatif : a * b = b * a untuk setiap a, b G.

Suatu grup G dikatakan siklis jika tedapat g G

sedemikian sehingga setiap elemen G dapat ditemukan dengan

perpangkatan bilangan bulat k atau gk. Bilangan g disebut

generator dari grup tersebut, ditulis G = {g}.

2.4.2.2 Ring

Suatu ring R, dinotasikan dengan (R, +, ), adalah

himpunan dari elemen-elemen dengan dua operasi biner seperti

(+) dan ( ) serta memenuhi aksioma-aksioma berikut :

1-5. R adalah group komutatif dengan operasi penjumlahan.

Berarti bahwa, R memenuhi aksioma 1 sampai dengan

5.

6. Tertutup terhadap perkalian : jika a dan b R, maka

a b R.

7. Asosiatif terhadap perkalian : a ( b c) = (a b) c

(31)

10. Perkalian identitas :

11. Tidak ada pembagi 0 :

8. Distributif : a (b + c) = a b + a c

untuk setiap a,b,c R.

(a+b) c = a c + b c

untuk setiap a,b,c R.

Suatu ring dikatakan komutatif jika memenuhi

kondisi tambahan berikut :

9. Komutatif terhadap perkalian : a b = b a untuk setiap a,

b R.

Selanjutnya definisi integral domain, yakni merupakan

ring yang komutatif dan memenuhi aksioma-aksioma berikut :

Ada elemen 1 pada R,

sehingga a 1 = 1 a = a

untuk setiap a R.

Jika a,b R dan a b = 0

Maka a = 0 atau b = 0.

2.4.2.3 Field

Sebuah field F, dinotasikan dengan {F, +, }, adalah

sebuah himpunan dari elemen-elemen dengan dua operasi

biner yaitu (+) dan ( ), sehingga untuk setiap a, b, c F

memenuhi beberapa aksioma berikut :

1-11 F adalah suatu integral domain, berarti bahwa F

memenuhi aksioma-aksioma mulai dari 1-5 dan 6-11.

(32)

suatu elemen a-1 F. Sehingga

a a-1 = (a-1) a = 1.

Dari penjelasan mengenai group, Ring, dan field di atas

dapat diambil kesimpulan bahwa group merupakan bagian dari

ring dan ring merupakan bagian dari field, sehingga group

merupakan elemen terkecil dari sebuah field. Penjelasan

mengenai group, Ring, dan field dapat dilihat menggunakan

skema yang terdapat pada lampiran 2.

2.4.3 Finite Field

Lapangan berhingga (finite fields) adalah field sederhana yang

elemennya terbatas[5]. Finite field order p dapat didefinisikan dengan

menggunakan aritmatika modulo p. Dalam dunia kriptografi finite field

telah menjadi sesuatu yang penting. Sebuah bilangan dari algoritma

kriptografi sangat bergantung pada ruang lingkup dari finite field,

sebagai contoh pada algoritma kriptografi advanced encryption standard

(AES) dan elliptic curve.

Untuk suatu bilangan prima p, maka Fp adalah finite fields

berorder p dengan anggotanya adalah {0,1,2,..,p-1} serta operasi

penjumlahan dan perkalian dilakukan dalam modulus p.

Aritmatika finite fields dengan operasi penjumlahan dan

(33)

0

1

0

0

0

1

0

1

menggunakan tabel Cayley[10], seperti tabel 2.2 dan tabel 2.3 berikut

ini:

Tabel 2.2 Contoh tabel Cayley F2 perkalian dan penjumlahan

+

0

1

0

0

1

[image:33.612.114.512.159.619.2]

1

1

0

Tabel 2.3 Contoh tabel Cayley F7 perkalian dan penjumlahan

+

0

1

2

3

4

5

6

0

0

1

2

3

4

5

6

1

1

2

3

4

5

6

0

2

2

3

4

5

6

0

1

3

3

4

5

6

0

1

2

4

4

5

6

0

1

2

3

5

5

6

0

1

2

3

4

6

6

0

1

2

3

4

5

0

1

2

3

4

5

6

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

1

2

3

4

5

6

2

0

2

4

6

1

3

5

3

0

3

6

2

5

1

4

4

0

4

1

5

2

6

3

5

0

5

3

1

6

4

2

(34)

2.4.4 Bilangan Prima

Bilangan bulat positif p (p > 1) disebut bilangan prima jika

pembaginya hanya 1 dan p [5]. Sebagai contoh 101 adalah

bilangan prima karena ia hanya habis dibagi 1 dan 101. Seluruh

bilangan prima adalah ganjil, kecuali 2 yang merupakan bilangan

genap.

Teorema-teorema dan definisi berikut ini akan memperjelas

pembahasan mengenai bilangan prima.

Teorema 2.1 ( The Fundamental theorem of arithmetic) :

Setiap bilangan bulat positif yang lebih besar atau sama

dengan 2 dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih

bilangan prima.

Definisi 2.3 :

Bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1 dan tidak

memunyai faktor positif kecuali 1 dan bilangan itu sendiri disebut

bilangan prima. Bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1 dan

bukan bilangan prima disebut bilangan komposit[6].

Teorema 2.2 :

Jika n suatu bilangan komposit, maka n memiliki faktor k

(35)

Untuk menguji apakah n merupakan bilangan prima atau

komposit, cukup membagi n dengan sejumlah bilangan prima,

mulai dari 2,3,..., bilangan prima n. Jika n habis dibagi dari salah

satu bilangan prima tersebut, maka n adalah bilangan komposit,

tetapi jika n tidak habis dibagi oleh semua bilangan prima tersebut,

maka n adalah bilangan prima.

2.4.5 Aritmatika Modulo

Misalkan a dan m adalah bilangan bulat dan m > 0. Operasi a

mod m (dibaca “a modulo m”) akan menghasilkan sisa dari

pembagian, jika a dibagi dengan m[5]. Bilangan m disebut modulus

atau modulo, dan hasil aritmatika modulo m terletak didalam

himpunan {0,1,2,..,m-1}.

Notasi yang digunakan yaitu : a mod m = r sedemikian

sehingga a = mq + r, dengan 0 r m.

Menurut [1] alasan menggunakan aritmatika modulo, yaitu :

1. Karena nilai-nilai aritmatika modulo berada dalam himpunan

berhingga ( 0 sampai modulus m-1 ), maka tidak perlu khawatir

hasil perhitungan berada di luar himpunan.

2. Karena komputasi dalam lingkup bilangan bulat, maka tidak

perlu khawatir juga akan kehilangan informasi akibat

(36)

2.4.6 Kekongruenan

Kekongruenan adalah suatu teknik untuk mengetahui

keterbagian dalam himpunan bilangan bulat. Definisi-definisi berikut

akan memperjelas mengenai kekongruenan.

Definisi 2.4 (Kekongruenan) :

Misalkan a, b, m adalah bilangan bulat dan m > 0, maka a b

(mod m) jika m habis membagi (a – b). Jika m tidak habis membagi

(a–b) maka ditulis a b (mod m) .

Definisi 2.5 :

Pada a r (mod m) dengan 0 r < m, maka r disebut residu

terkecil dari a modulo m. Untuk kongruen ini, {0,1,2..,m-1} disebut

himpunan residu terkecil modulo m .

2.4.7 Teorema Fermat

Teorema Fermat memiliki banyak kegunaan, diantaranya untuk

mendeteksi apakah suatu bilangan merupakan bilangan prima atau

bukan. Pierre de Fermat adalah orang yang menemukan teorema ini

pada tahun 1640 dan merupakan teorema fundamental dalam teori

bilangan.

Jika a dan p adalah bilangan bulat lebih besar dari nol, maka

(37)

Teorema 2.3 (Teorema Fermat) :

Jika p suatu bilangan prima dan (a,p)=1, maka

ap-1 1 (mod p) .

2.4.8 Teorema Euler

Teorema Euler merupakan kelanjutan dari teorema Fermat

karena jika dalam teorema Fermat lebih dikhususkan pada bilangan

prima, sedangkan pada teorema Euler lebih umum, yaitu untuk semua

bilangan bulat positif.

Leonhard Euler menggunakan fungsi aritmatik yang terkenal

dengan fungsi bilangan, teorema dan fungsi phi Euler ini ternyata

konsep-konsep dalam struktur-struktur aljabar seperti teori Group dan

Ring.

Definisi dan teorema mengenai Euler dapat dilihat sebagai

berikut[5] :

Definisi 2.6 (Fungsi Euler) :

Misalkan m suatu bilangan bulat positif, maka (m) menyatakan

banyaknya elemen dari himpunan residu sederhana modulo m [6].

Teorema 2.4 (teorema Euler) :

Jika m suatu bilangan bulat positif dan (a, m) = 1, maka a (m) 1

(38)

2.4.9 Algoritma Euclidean

Algoritma Euclidean adalah suatu algoritma untuk mencari gcd

(greatest common divisor) atau pembagi bersama terbesar [5]. Euclid,

penemu dari algoritma ini, adalah seorang matematikawan yunani yang

menuliskan algoritmanya tersebut dalam bukunya yang terkenal, yaitu

Elemen[3].

Suatu positif integer c dikatakan gcd dari a dan b, jika :

1. c adalah pembagi dari a dan b.

2. Setiap pembagi dari a dan b adalah pembagi dari c.

Seperti pada persamaan berikut ini :

gcd (a, b) = max (k, sedemikian sehingga k|a dan k|b) (2.5)

Teorema 2.5 (Teorema Euclidean) :

Misalkan m dan n adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat

n > 0. jika m dibagi dengan n maka ada dua buah bilangan bulat unik

q(quotient) dan r(remainder), m = nq + r dengan 0 r n [1].

2.4.10 Fungsi Hash Satu-Arah

Fungsi hash satu-arah adalah fungsi hash yang bekerja dalam

satu arah. Pesan yang telah dilakukan fungsi hash dinamakan pesan

ringkas (Message Diggest). Dua pesan yang berbeda akan selalu

menghasilkan nilai hash yang berbeda pula. Sifat-sifat fungsi hash satu-

(39)

1. Fungsi H dapat diterapkan pada blok data berukuran berapa saja.

2. H menghasilkan nilai hash dengan panjang tetap.

3. H(x) mudah dihitung untuk setiap nilai x yang diberikan.

4. Untuk setiap h yang diberikan, tidak mungkin menemukan x

sedemikian sehingga H(x) = h. Itulah sebabnya fungsi H dikatakan

fungsi hash satu-arah.

5. Untuk setiap x yang diberikan tidak mungkin mencari y x

sedemikian sehingga H(y) = H(x).

6. Tidak mungkin (secara komputasi) mencari pasangan x dan y

sedemikian sehingga H(x) = H(y).

Keterangan :

h = Nilai hash

x dan y = Pesan

H(x) = Fungsi hash terhadap pesan x

H(y) = Fungsi hash terhadap pesan y

Koalisi atau benturan dari hash merupakan hal-hal yang

dapat terjadi dalam melakukan fungsi hash. Ada yang disebut dengan

koalisi lemah dan koalisi kuat seperti pada penjelasan sifat-sifat fungsi

(40)
[image:40.612.114.512.82.626.2]

Gambar 2.3 Proses Hash

Beberapa rekomendasi mengenai algoritma fungsi hash dan

ciri-cirinya[1], seperti pada tabel 2.4 berikut ini :

Tabel 2.4 Beberapa algoritma Fungsi Hash

No Algoritma Ukuran MD

(bit)

Ukuran blok

pesan Kolisi

1 MD2 128 128 ya

2 MD4 128 512 Hampir

3 MD5 128 512 ya

4 RIPEMD 128 512 ya

5 RIPEMD-128/256 128/256 512 tidak

6 RIPEMD-160/320 160/320 512 tidak

7 SHA-0 160 512 ya

8 SHA-1 160 512 ada cacat

9 SHA-256/224 256/224 512 tidak

10 SHA-512/384 512/384 1024 tidak

(41)

2.5 Authentication

Authentication (otentikasi) berasal dari Bahasa Yunani, yaitu

authentes” yang artinya pengarang. Salah satu layanan yang paling penting

dari semua masalah keamanan informasi, yaitu otentikasi. Otentikasi adalah

suatu hal yang berhubungan dengan identifikasi, baik pelaku maupun pesan itu

sendiri.

Dua pelaku yang berkomunikasi harus melakukan otentikasi. Fungsi

untuk melakukan otentikasi ada tiga kelas[5], yaitu :

1. Message Encryption, ciphertext dari keseluruhan pesan dapat berfungsi

untuk otentikasi.

2. Message Authentication Codes (MAC), fungsi dari pesan dengan kunci

rahasia yang menghasilkan nilai dengan panjang tetap dapat juga berfungsi

untuk otentikasi.

3. Hash Function, fungsi yang memetakan pesan dengan panjang berapapun

menjadi nilai hash yang memiliki panjang tetap juga berfungsi untuk

otentikasi.

Untuk membuktikan keaslian suatu pesan dapat dilakukan dengan

teknologi watermarking dan digital signature (tanda tangan digital). Penjelasan

(42)

2.6 Tanda Tangan Digital

Sejak bertahun-tahun tanda tangan digunakan untuk membuktikan

otentikasi pada dokumen kertas (contohnya piagam, surat, ijazah, dan

sebagainya). Tanda tangan mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Tanda tangan adalah bukti yang otentik.

2. Tanda tangan tidak dapat dilupakan.

3. Tanda tangan tidak dapat dipindah untuk digunakan ulang.

4. Dokumen yang telah ditanda tangani tidak dapat diubah.

5. Tanda tangan tidak dapat disangkal.

Fungsi tanda tangan pada dokumen kertas juga diterapkan untuk

otentikasi pada data digital, seperti pesan yang dikirim melalui saluran

komunikasi dan dokumen elektronik yang disimpan dalam memori komputer.

Tanda tangan yang ada pada data digital dinamakan tanda tangan digital. Tanda

tangan yang dimaksud bukan tanda tangan yang telah di scanner dari kertas,

melainkan suatu nilai kriptografis yang dilekatkan pada dokumen digital.

Dengan tanda tangan digital, maka integritas data dapat dijamin, dan dapat juga

digunakan untuk membuktikan asal pesan (keabsahan pengirim), dan

nirpenyangkalan [5].

Hal ini tercantum pada pasal 11 RUU ITE (Informasi dan Transaksi

Elektronik), yaitu “ tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum dan

akibat hukum yang sah selama memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini

(43)

satunya adalah tanda tangan elektronik harus menjamin integritas dari suatu

data elektronik yang dilekatinya.

Menandatangani pesan dapat dilakukan dengan salah satu dari dua

cara berikut :

1. Enkripsi pesan

Mengenkripsi pesan dengan sendirinya telah menyediakan ukuran

otentikasi. Pesan yang terenkripsi telah menyatakan pesan tersebut telah

ditandatangani.

Algoritma yang digunakan untuk mengenkripsi pesan tersebut bisa

dengan algoritma kunci private (simetris) atau kunci publik (asimetris).

Proses penandatanganan dengan algoritma kunci simetris memerlukan pihak

penengah, sedangkan kunci asimetris tidak memerlukan pihak penengah.

2. Menggunakan fungsi hash

Nilai hash dari pesan tersebut adalah kode ringkas dari pesan.

Setelah itu tanda tangan tersebut ditambahkan pada pesan. Tanda tangan

digital di dalam dokumen tersebut adalah string yang diawali oleh begin

(44)
[image:44.612.113.524.77.513.2]

Gambar 2.4 Proses tanda tangan digital

Adapun klasifikasi umum dari skema tanda tangan digital yaitu :

1. Skema Tanda Tangan Digital dengan Penambahan

Skema tanda tangan ini adalah skema yang banyak digunakan

dan juga sangat bergantung pada nilai-nilai kriptografis dari fungsi hash.

Secara definisi skema dari tanda tangan digital yang membutuhkan

pesan sebagai input untuk proses verifikasi disebut dengan digital

signature scheme with appendix (skema tanda tangan digital dengan

penambahan). Contohnya dalam skema tanda tangan DSA, ElGamal,

dan Ong-Shnorr-Shamir.

2. Skema Tanda Tangan Digital dengan Menutupi Pesan

Skema tanda tangan digital yang memungkinkan suatu pesan

yang telah ditandatangani dapat ditutupi oleh tanda tangan itu sendiri

biasa digunakan untuk pesan singkat. Secara definisi tanda tangan

(45)

dalam proses verifikasi. Contohnya skema tanda tangan RSA, Rabin,

dan Nyberg-Rueppel.

2.7 Ong-Schnorr-Shamir Cryptosystem

Salah seorang pakar kriptografi terkemuka di Jerman adalah Claus

Peter Schnorr. Ia merupakan professor di bidang matematika dan

informatika di Universitas Goethe di Frankfurt am Main. Schnorr adalah

pemenang hadiah Leibniz, penghargaan paling bergengsi di

bidang ilmu pengetahuan di Jerman, tahun 1993 lalu. Salah satu

program kriptografi yang dikembangkannya, yang disebut tanda tangan

Schnorr, kini digunakan secara luas, sebagai standar pengaman

transaksi virtual.

Proses otentikasi algoritma Ong-Schnorr-Shamir adalah sebagai

berikut[7] :

1. Dipilih dua bilangan prima, o dan q, q adalah factor dari bilangan prima p-1

2. Memilih a, aq ≡1 (mod p).

Kunci generasi:

Memilih bilangan acak s < q (kunci rahasia)

Perhitungan λ≡ a – s (mod p) kunci umum

Pengguna A Pengguna B

Memikih bilangan acak r , q

(46)

Perhitungan y ≡ r + st (mod q)

Mengirim y ke user B Pembuktian x ≡ ayλt(mod p)

2.8 ElGamal Cryptosystem

ElGamal adalah suatu public key cryptosystem yang dibuat pada tahun

1985[7]. Algoritma ElGamal digunakan untuk melakukan enkripsi dan tanda

tangan digital. Keamanan dari algoritma ElGamal terletak pada susahnya

perhitungan logaritma yang terpisah pada GF(p) ketika p merupakan bilangan

prima yang besar. Faktorisasi utama dari logaritma yang terpisah dianjurkan

untuk diimplementasikan pada ElGamal cryptosystem.

Sistem ElGamal memilih suatu bilangan prima p dan dua bilangan acak

g dan x, g < p dan x < p, jika x adalah kunci rahasia. Bilangan acak g adalah

akar dari modulo p. Kunci public digambarka oleh y,g dan p, dengan

perhitungan y ≡ gx(mod p). Untuk mengenkripsi pesan m, 0 < m_p – 1, pertama

(47)

2.9 Kelebihan dan Kekurangan Dari Skema Ong-Schnorr-Shamir Dengan

[image:47.612.109.535.165.664.2]

Skema Elgamal

Tabel 2.5 Perbandingan Metode Ong-Schnorr-Shamir Dengan Elgamal

Metode

Kelebihan

Kekurangan

Penggunaan

Secara Umum

Ong-Schnorr-Shamir Keamanannya

berdasarkan pada kemampuan untuk berinteraksi dari beberapa permasalahan logaritma yang berlainan. Ini dipertimbangkan sebagai skema tanda tangan digital yang paling mudah yang terbukti aman dalam model random oracle. Ini efesien dan membangun tanda tangan yang pendek.

Algoritma terlalu pendek yang menyebabkan kurang jelas pada system.

sebuah tanda tangan digital yang dilakukan dengan algoritma tanda tangan Schnorr

Elgamal Metode ini cukup efektif dengan mendapatkan

kebutuhan dan aturan yang jelas dan pelanggan bisa langsung melihat sistem yang sebenarnya.

algoritma yang bergantung pada probabilitas, yang maksudnya adalah sebuah pesan dapat dienkripsi menjadi berbagai kemungkinan

ciphertext, dengan

konsekuensi enkripsi ElGamal biasa menghasilkan 2:1 ekspansi ukuran

plainteks dan

ciphertext.

Panjang ciphertext dua kali panjang plainteks.

(48)

2.10 Visual Basic 6.0

2.10.1 Sekilas Tentang Visual Basic 6.0

Visual Basic merupakan pengembangan dari Basic. Basic (Beginner’s

All-purpose Symbolic Instruction Code) adalah sebuah bahasa pemrograman

“kuno” yang merupakan awal dari bahasa-bahasa pemrograman tingkat tinggi

lainnya. Visual Basic 6.0 perkembangan dari versi sebelumnya dengan

beberapa penambahan komponen yang sedang tren saat ini, seperti

kemampuan pemrograman internet dengan DHTML (Dynamic HyperText

Mark Language), dan beberapa penambahan fitur database dan multimedia

yang semakin baik. Sampai saat buku ini ditulis bisa dikatakan bahwa Visual

Basic 6.0 masih merupakan pilih pertama di dalam membuat program aplikasi

yang ada di pasar perangkat lunak nasional. Hal ini disebabkan oleh

kemudahan dalam melakukan proses development dari aplikasi yang dibuat.

Sejak dikembangkan pada tahun 80-an, Visual Basic kini telah mencapai

versimya yang ke-6. Beberapa keistimewaan utama dari Visual Basic 6

diantaranya seperti :

1. Menggunakan platform pembuatan programan yang diberi nama

Developer Studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama dengan

Visual C++ dan Visual J++. Dengan begitu Anda dapat berimigrasi atau

belajar cepat bahasa pemrograman lainnya dengan mudah dan cepat

(49)

2. Memiliki beberapa tambahan sarana wizard yang baru. Wizard adalah

sarana yang mempermudah dalam pembuatan aplikasi dengan

mengotomatisasi tugas-tugas tertentu.

3. Akses data lebih cepat dan andal untuk membuat aplikasi database

berkemampuan tinggi.

2.10.2 Fasilitas Visual Basic

Di dalam lingkungan Visual Basic, terdapat berbagai macam

komponen, yaitu:

1. Control Menu

Control Menu adalah menu yang digunakan terutama untuk

memanipulasi jendela Visual Basic. Dari menu ini anda dapat

mengubah ukuran, memindahkannya, atau menutup jendela.

2. Menu

Menu Visual Basic berisi semua perintah Visual Basic yang

dapat dipilih untuk melakukan tugas tertentu. Isi dari menu ini

sebagian hampir sama dengan program-program Windows pada

umumnya.

3. Toolbar

Toolbar adalah tombol-tombol (shortcut) yang mewakili suatu

(50)

4. Form Window

Form Window atau jendela formadalah daerah kerja utama

tempat membuat program-program aplikasi Visual Basic.

5. Toolbox

Toolbox adalah sebuah “kotak piranti” yang mengandung

semua objek atau ‘kontrol’ yang dibutuhkan untuk membentuk suatu

program aplikasi. Kontrol adalah suatu objekyang akan menjadi

penghubung antara program aplikasi dan user-nya, dan yang

kesemuanya harus diletakkan di dalam jendela form.

6. Project Explorer

Jendela Project Explorer adalah jendela yang mengandung

semua file di dalam aplikasi Visual Basic. Setiap aplikasi dalam

Visual Basic disebut dengan istilah project (proyek), dan setiap

proyek bisa mengandung lebih dari satu file. Pada Project Explorer

ditampilkan semua file yang terdapat pada aplikasi (proyek),

misalnya form, modul, class, dan sebagainya.

7. Jendela Properties

Jendela Properties adalah jendela yang mengandung semua

informasi mengenai objek yang terdapat pada aplikasi Visual Basic.

Properti adalah sifat dari sebuah objek, misalnya seperti nama, warna,

(51)

8. Form Layout Window

Form Layout Window adalah jendela yang menggambarkan

posisi dari form yang ditampilkan pada layar monitor. Posisi form

pada Form Layout Window inilah yang merupakan petunjuk tempat

aplikasi akan ditampilkan pada layar monitor saat dijalankan.

9. Jendela Code

Jendela Code adalah salah satu jendela yang penting di dalam

Visual Basic. Jendela ini berisi kode-kode program yang merupakan

[image:51.612.111.523.167.614.2]

instruksi-instruksi untuk aplikasi Visual Basic yang dibuat.

Gambar 2.5 Menu Utama Visual Basic 6.0

2.10.3 Memulai Visual Basic 6.0

Untuk menggunakan program Visual Basic. Jalankan dahulu

(52)

Setelah itu akan muncul kotak dialog tentang jenis aplikasi yang ingin

dibuat. Biasanya untuk membuat program aplikasi standar, pilihlah

Standard EXE pada tab New lalu klik Open, setelah itu akan tampil

layar kerja.

a. Membuat Aplikasi Baru

Untuk membuat aplikasi Visual Basic yang baru dapat

dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Pilih menu File New Project, atau tekan tombol Ctrl + N.

2. Kotak dialog New Project akan muncul, disitu terdapat

berbagai jenis aplikasi. Beberapa pilihan yang terdapat pada

kotak dialog New Project adalah sebagai berikut :

Tabel 2.6 Jenis Aplikasi pada Kotak Dialog New Project

3. Klik OK untuk membuat aplikasi baru.

b. Letak Kode Program

Pada dasarnya, pemrograman pada Visual Basic relatif lebih

[image:52.612.114.553.138.598.2]
(53)

program diletakkan terpisah-pisah. Tidak seperti linear

programming yang kode-kode programnya dituliskan di dalam

satu tempat, pada modular programming kode-kode program

letaknya tersebar, bergantung pada komponenkomponen aplikasi

tersebut. Pada Visual Basic, kode-kode pemrograman biasanya

diletekkan pada objek-objek sebagai berikut :

1. Objek Form

Biasanya kode-kode program ini adalah kode-kode

inisialisasi yang akan dijalankan apabila Form tersebut di-load.

2. Kontrol

Kontrol dapat memiliki kode-kode programnya sendiri

yang disebut dengan event procedure atau metode dari kontrol

tersebut. Setiap kontrol tersebut memiliki event procedure lebih

dari satu, dan di dalam setiap event procedure yang dibuat bisa

membuat program-program yang berbeda-beda, bergantung

pada tindakan apa yang harus dilakukan oleh kontrol tersebut.

3. Module standard

Ini adalah termasuk salah satu objek pada Visual Basic

yang tidak tampak dan terpisah dari form, tetapi masih berada di

dalam aplikasi. Modul standar berisi kode-kode program yang

bersifat umum yang dapat dipanggil oleh objek apa saja yang

(54)

2.11 Unified Modeling Language ( UML)

2.11.1 Pengertian UML

UML adalah bahasa grafis untuk mendokumentasi,

menspesifikasi, dan membangun sistem perangkat lunak. UML

adalah bahasa pemodelan untuk menspesifikasikan,

memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak-

artifak dari sistem [9]. UML menggunakan notasi grafis untuk

menyatakan suatu desain. Pemodelan dengan UML berarti

menggambarkan yang ada dalam dunia nyata ke dalam bentuk yang

dapat dipahami dengan menggunakan notasi standar UML.

2.11.2 UML Diagram

UML menyediakan 9 jenis diagram yang dapat

dikelompokkan berdasarkan sifatnya, statis atau dinamis. Ke 9 jenis

diagram dalam UML, adalah sebagai berikut [10] :

1. Diagram Kelas (Bersifat Statis)

Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas,

antarmuka antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.

Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi

objek. Meskipun bersifat statis, sering pula kelas memuat kelas-

kelas aktif.

(55)

Diagram ini memperlihatkan objek-objek serta

relasirelasi antar objek. Diagram objek memperlihatkan

instansiasi statis dari segala sesuatu yang dijumpai dari diagram

kelas.

3. Use-Case Diagram (Bersifat Statis)

Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan

aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama

sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku

dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

4. Sequence Diagram (Bersifat dinamis)

Diagram sequence (diagram urutan) adalah diagram

interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message)

dalam suatu waktu tertentu.

5. Collaboration Diagram (Bersifat dinamis)

Diagram kolaborasi adalah diagram interaksi yang

menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang

menerima serta mengirim pesan.

6. Statechart Diagram (Bersifat Dinamis)

Diagram state ini memperlihatkan state-state pada

sistem; memuat state, transisi, event, serta aktivitas. Diagram ini

terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari

antarmuka (interface), kelas, kolaborasi dan terutama penting

(56)

7. Activity Diagram (Bersifat Dinamis)

Diagram aktifitas ini adalah tipe khusus dari diagram

state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas lainnya

dalam suatu sistem. Diagram ini penting terutama dalam

pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi

tekanan pada aliran kendali antar objek.

8. Component Diagram (Bersifat Statis)

Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta

ketergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-

komponen yang telah ada sebelumnya. Diagram ini berhubungan

dengan diagram kelas dimana komponen secara tipikal dipetakan

kedalam satu atau lebih kelas-kelas, antarmuka-antarmuka

(interface), serta kolaborasi-kolaborasi.

9. Deployment Diagram (Bersifat Statis)

Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi

dijalankan. Diagram ini memuat simpul-simpul (node) beserta

komponen-komponen yang ada didalamnya. Deployment diagram

berhubungan erat dengan diagram komponen dimana deployment

(57)

2.11.3 Notasi UML

Berikut ini adalah notasi-notasi yang ada di UML: [10].

a. Aktor (Actor)

Aktor adalah seseorang atau sesuatu yang berinteraksi

dengan sistem yang sedang kita kembangkan.

Gambar 2.6 Notasi Aktor

b. Kelas (Class)

Kelas seperti juga objek adalah sesuatu yang membungkus

(encapsulate) informasi dan perilaku dalam dirinya.

Gambar 2.7 Notasi Class

c. Use Case

Use case adalah peringkat tertinggi dari fungsionalitas yang

dimiliki sistem. Dengan kata lain, use case menggambarkan

bagaimana seseorang akan menggunakan/memanfaatkan sistem.

Use case menjelaskan suatu urutan kegiatan yang dilakukan oleh

[image:57.612.115.523.129.546.2]
(58)

menjelaskan kegiatan namun use case hanya menjelaskan apa

yang dilakukan oleh aktor dan sistem, bukan bagaimana aktor dan

sistem melakukan kegiatan tersebut.

Gambar 2.8 Notasi Use Case

d. Interaction

Interaction digunakan untuk menunjukkan baik aliran pesan

atau informasi antar objek maupun hubungan antar objek.

Gambar 2.9 Notasi Interaction

e. Interface

Interface merupakan kumpulan operasi tanpa implementasi

dari suatu class. Implementasi operasi dalam interface dijabarkan

dalam operasi dalam class.

[image:58.612.115.529.135.664.2]
(59)

f. Package

Package adalah container atau wadah konseptual yang

digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen dari suatu

sistem yang sedang dibangun, sehingga bisa dibuat model yang

lebih sederhana. Tujuannya adalah untuk mempermudah

penglihatan (visibility) dari suatu model yang sedang dibangun.

Gambar 2.11 Notasi Package

g. Note

Note dibangun untuk membangun keterangan dan komentar

tambahan dari suatu elemen sehingga bias langsung terlampir

dalam mode. Note ini bisa ditempelkan kesemua elemen notasi

yang lain.

Gambar 2.12 Notasi Note

h. Dependency

Dependency merupakan relasi yang menunjukkan bahwa

[image:59.612.118.529.167.585.2]
(60)

lain. Elemen yang ada di bagian tanda panah adalah elemen yang

tergantung pada elemen yang ada dibagian tanpa ada tanda panah.

Gambar 2.13 Notasi Dependency

i. Association

Association menggambarkan navigasi antar class

(navigation), berapa banyak objek lain yang bisa berhubungan

dengan satu objek (multiplicity antar class), dan apakan suatu

class menjadi bagian dari class lainnya (aggregation).

Gambar 2.14 Notasi Association

j. Generalization

Generalization menunjukkan hubungan antar elemen yang

lebih umum ke elemen yang lebih spesifik (sub class).

Gambar 2.15 Notasi Generalization

k. Realization

Realization menunjukkan hubungan bahwa elemen yang ada

di bagian tanpa panah akan merealisasikan apa yang dinyatakan

oleh elemen yang ada di bagian depan panah.

Gambar 2.16 Notasi Realization

[image:60.612.114.530.148.534.2]
(61)

METODOLOGI PENELITIAN

Pada penyusunan skripsi ini diperlukan data-data informasi sebagai bahan

yang dapat mendukung kebenaran materi uraian pembahasan. Untuk menyelesaikan

masalah yang ada dalam sebuah perancangan perangkat lunak ada beberapa tahap

yang harus dilakukan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai metodologi penelitian dan

metode pengembangan sistem yang digunakan penulis.

3.1 Metodologi Penelitian

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data

1. Metode literatur digunakan penulis dengan melihat penelitian yang

sudah ada dan mencoba mengembangkannya.

2. Sedangkan metode studi pustaka dilakukan penulis dengan

melakukan pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca

buku-buku referensi, e-book dan situs internet yang dapat dijadikan

acuan pembahasan dalam masalah ini. Adapun buku-buku dan

bahan referensi lainnya yang dipakai dalam skripsi ini dapat dilihat

pada daftar pustaka.

(62)

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem diartikan sebagai sekumpulan aktivitas,

metode, best practice, deliverable dan tools-tools otomatis yang digunakan

stakeholder untuk mengembangkan sistem informasi dan software secara

kontinu, artinya pengembangan yang dilakukan secara bertahap dari hal-hal

yang menjadi kendala sistem sampai halhal yang menjadi kebutuhan

system[8]. Dari beberapa metode pengembangan sistem yang ada, maka

penulis menggunakan metode pengembangan sistem RAD (Rapid Application

Development). Penulis menggunakan model RAD karena melihat aplikasi

yang dikembangkan adalah aplikasi yang sederhana dan tidak membutuhkan

waktu yang lama, metode RAD adalah metode yang diperuntukkan untuk

jangka pendek sesuai dengan aplikasi yang dikembangkan. Model

pengembangan RAD diperkenalkan oleh James Martin pada tahun 1991[11].

Adapun skema model pengembangan RAD (Rapid Application

(63)
[image:63.612.116.524.45.530.2]

Gambar 3.1 Skema Pengembangan Sistem RAD

Model pengembangan RAD memiliki empat fase yaitu fase

perencanaan syarat-syarat, fase perancangan, fase konstruksi,

Gambar

Tabel 2.3  Contoh tabel Cayley F7  perkalian dan penjumlahan
Gambar 2.3 Proses Hash
Gambar 2.4 Proses tanda tangan digital
Tabel  2.5 Perbandingan Metode Ong-Schnorr-Shamir Dengan Elgamal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian panelis terhadap sifat organoleptik rasa, aroma, tekstur, warna dan kesukaan dari hasil olahan sosis ikan patin, ikan lele dan udang lebih disukai dibandingkan

Dampak yang muncul dalam keluarga diantaranya keluarga panik saat salah satu anggota keluarga mendapat diagnosa filariasis, berusaha untuk mencari pertolongan ke

Pembahasan dalam penelitian ini adalah mengenai Merek; Persamaan Pada Pokoknya; Persamaan Pada Pokoknya pada kasus Merek “Sumber Selera Kebon Jeruk dan Lukisan”; Perlindungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar Hambat Minimum dan Kadar Bunuh Minimum asap cair terhadap pertumbuhan bakteri

PELAYARAN NASIONAL INDONESIA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, dilakukan menurut ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23) sebagaimana telah

4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang ada, maka dapat diambil kesimpulan fomula eksentrisitas total dan indeks konektivitas eksentrik dari komplemen graf konjugasi dari

Tidak terpenuhinya nilai OEE di perusahaan tersebut karena nilai dari Quality Rate pada pperusahaan tersebut yang sangat rendah yaitu sebesar 50,1%sehingga perlu dilakukan

Segala puji syukur kupanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan hikmat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja