LAMPIRAN #include <LiquidCrystal.h>
// initialize the library with the numbers of the interface pins LiquidCrystal lcd(7, 6, 5, 4, 3, 2);
int sensorPin = A0;
int LedBiru =8; // Led warna biru digital pin 8 int LedHijau=9; // Led warna hijau digital pin 9 int LedMerah=10; // Led warna merah digital pin 10 int hasil,hasilb,hasilm,hasilh;
int k=15; // toleransi warna
void setup() {
// declare the ledPin as an OUTPUT: pinMode(LedBiru,OUTPUT); pinMode(LedMerah,OUTPUT); pinMode(LedHijau,OUTPUT); digitalWrite(LedBiru,LOW); digitalWrite(LedMerah,LOW); digitalWrite(LedHijau,LOW); lcd.begin(16,2);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Yenita Sari STMG"); lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("132411041"); delay(300);
for (int positionCounter = 0; positionCounter < 16; positionCounter++) { // scroll one position right:
lcd.scrollDisplayRight(); // wait a bit:
delay(200); }
lcd.scrollDisplayLeft();
digitalWrite(LedMerah,HIGH); //delay 150 ms agar LDR baca stabil delay(150);
// baca data sensor
hasil= analogRead(sensorPin); hasilm=map(hasil,0,1023,0,255); lcd.print("R,G,B");
lcd.print(hasilm);
digitalWrite(LedMerah,LOW); delay(150);
// nyalakan LedHijau
digitalWrite(LedHijau,HIGH); //delay 150 ms agar LDR baca stabil
//delay 150 ms agar LDR baca stabil delay(150);
// baca data sensor
hasil= analogRead(sensorPin); hasilb=map(hasil,0,1023,0,255); lcd.print(",");
lcd.println(hasilb);
digitalWrite(LedBiru,LOW); delay(150);
// cek warna dibandingkan dengan nilai hasil kalibrasi
if(abs(hasilm-145)<k && abs(hasilh-115)<k && abs(hasilb-160)<k){ lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("WARNA BIRU MUDA"); }
else if(abs(hasilm-158)<k && abs(hasilh-120)<k && abs(hasilb-121)<k){ lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("WARNA HIJAU"); }
else if(abs(hasilm-132)<k && abs(hasilh-179)<k && abs(hasilb-153)<k){ lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("WARNA UNGU"); }
else if(abs(hasilm-164)<k && abs(hasilh-201)<k && abs(hasilb-134)<k){ lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("WARNA ORANGE"); }
else if(abs(hasilm-187)<k && abs(hasilh-203)<k && abs(hasilb-147)<k){ lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("WARNA KUNING"); }
else if(abs(hasilm-91)<k && abs(hasilh-110)<k && abs(hasilb-106)<k){ lcd.setCursor(0,1);
DAFTAR PUSTAKA
Bishop,Owen.2005.Dasar – dasar Elektronika, Edisi Pertama, Penerbit: Erlangga,Jakarta.
Daryanto,Drs.2008.Pengetahuan Teknik Elektronika, Edisi Pertama, Penerbit: Bumi Aksara.
Malvino,Hanafi Gunawan,1996.Primsip – prinsip Elektronika.Edisi Kedua, Penerbit : Erlangga, Jakarta.
Sutanto.2006.Rangkaian Elektronika, Penerbit: UI – Press, Jakarta.
Tokheim.1995. Elektronika Digital. Edisi kedua, Penerbit: Erlangga, Jakarta.
BAB III
PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM
3.1 Perancangan Sistem
Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian warna dengan mengambil nilai yang dihasilkan dari warna Red, Green, Blue yang kemudian nilai yang diambil dari setiap ketiga warna gabungan tersebut di rata-ratakan dan selanjutnya nilai dari rata-rata tersebut menjadi nilai dari setiap warna yang diambil. Dan demikian setiap warna mempunyai nilai yang berbeda-beda pula tergantung tingkat kecerahan yang diambil LDR dari LED tersebut. Dan untuk melihat nilai yang dihasilkan kita dapat melihatnya dngan mudah dilayar LCD dengan memasukkan dan dari software Arduino.
3.1.1 Prinsip Kerja Alat
Sistem ini dibangun untuk melihat warna dari tingkat kecerahan yang dihasilkan melalui sensor LDR, yang nilai tersebut akan diolah dalam Arduino. Media yang digunakan adalah kertas yang tingkat kecerahan warna tersebut diolah sebelumnya kedalam Arduino. Kemudian hasil tersebut akan ditampilkan di LCD 16x2. Adapun konsep dasar sistem adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Konsep Dasar Sistem
Penjelesannya sebagai berikut:
1. Input data berupa pembacaan kecerahan warna dari sensor LDR dengan mendeteksi
warna dari kertas.
2. Proses pengolahan data kecerahan warna dari sensor LDR diolah kedalam program
pada Arduiono kemudian ditampilkan ke LCD 16x2.
3. Outpu adalah hasil data yang sudah diolah Arduino akan ditampilkan pada LCD.
3.1.2 Cara Kerja Alat.
Cara kerja alat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hidupkan alat dan ambil macam-macam kertas warna
2. Alat mendeteksi kecerahan warna melalui snsor LDR.
3. Kecerahan warna yang telah di hasilkan melalui Arduino dan kemudian ditampilkan
pada LCD.
3.2 Perancangan Rangkaian. 3.2.1 Sensor LDR.
Ukuran sensor LDR ini tergolong kecil, sehingga mudah dalam pengaturan tata letak sensor. Dibawah ini adalah gambar dimensi dan struktur sensor LDR.
Gambar 3.2 Stuktur sensor LDR.
3.2.2 Arduino Uno
Gambar 3.3 Rangkaian Arduino
3.2.3 Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD)
Rangkaian skematik konektor yang dihubungkan dari LCD (liquid crystal display) ke
mikrokontroler dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.4 Rangkaian skematik konektor dari Mikrokontroler ke LCD
Liquid crystal display (LCD) merupakan sejenis crystal yang akan berpendar jika
diberi tegangan tertentu, sehingga perpendaran tersebut dapat diatur untuk membentuk
karakter, angka, huruf dan lain sebagainya. Liquid crystal display (LCD) yang digunakan
dalam penelitian tugas akhir ini adalah menggunakan liquid crystal display (LCD) dengan
3.3.3 Perancangan Rangkaian Keseluruhan
Pada rangakaian ini menggambarkan keseluruhan program yang dirancang dari
sesor LDR, arduino dan LCD.Dari gambar dibawah ini menjelaskan bahwa rangkaian
yang dibuat menggunkan arduino, sensor LDR dan LCD.
3.3 Flowchart
Start
Inisialisasi arduino
Slesai waktu Mulai
Pembacaan sensor
Waktu Stop Masuk Ke rumus
Tempil LCD
iya tidak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian hasil,dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Berdasarkan hasil pengujian sesor LDR dan pengujian alat ukur kecerahan warna yang dibuat, pengambilan data pada sensor LDR sangat baik.
2. 3 warna sebagai sample nilai yang nilainya dirata-ratakan dan hasilnya merupakan nilai setiap warna yang berbeda dari pengambilan sample pada sensor LDR yang diberikan oleh LED.
4.2 Saran
Beberapa tambahan yang diperlukan dalam meningkatkan kemampuan alat ini adalah:
1. Dari segi bentuk alat sebaiknya menggunakan temoat yang lebih menarik dan praktis agar pengguna bisa menggunakannya dengan mudah.
BAB II DASAR TEORI
2.1 Teori Warna
2.1.1 Warna Dalam Cahaya
Warna dapat didefinisikan sebagai bagian dari pengalamatan indera pengelihatan, atau sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna. Teori dan pengenalan warna telah banyak dipaparkan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut:
a. Eksperimen James Clerck Maxwell (1855-1861)
Penemuan Young dan Helmholtz membuktikan bahwa terdapat hubungan antara warna cahaya yang datang ke mata dengan warna yang diterima di otak. Hal ini merupakan dukungan awal terhadap asumsi Newton tentang cahaya dan warna-warna benda. Asumsi Newton menyatakan bahwa benda yang tampak berwarna sebenarnya hanyalah penerima, penyerap, dan penerus warna cahaya yang ada dalam spektrum. James Clerck Maxwell membuat serangkaian percobaan dengan menggunakan proyektor cahaya dan penapis (filter) berwarna. 3 buah proyektor yang telah diberi penapis (filter) warna yang berbeda disorotkan ke layar putih di ruang gelap. Penumpukkan dua atau tiga cahaya berwarna ternyata menghasilkan warna cahaya yang lain (tidak dikenal) dalam pencampuran warna dengan menggunakan tinta/cat/bahan pewarna. Penumpukkan (pencampuran) cahaya hijau dan cahaya merah, misalnya menghasilkan warna kuning.
Eksperimen Maxwell merupakan model atau tiruan yang bagus sekali untuk memudahkan pemahaman kita tentang bagaimana reseptor mata menangkap cahaya sehingga menimbulkan penglihatan berwarna di otakPencampuran warna dalam cahaya dan bahan pewarna menunjukkan gejala yang berbeda. Sekalipun begitu, dengan memperhatikan hasilnya secara seksama pada pencampuran masing- masing warna primer, dapatlah diperkirakan adanya suatu hubungan yang saling terkait satu sama lain. Warna kuning dalam cahaya ternyata dapat dihasilkan dengan menambahkan warna cahaya primer hijau pada cahaya merah. Cara menghasilkan warna cahaya baru dengan mencampurkan 2 atau lebih warna cahaya disebut “pencampuran warna secara aditif” (additive= penambahan). Warna- warna utama cahaya (merah, hijau, biru) selanjutnya kemudian dikenal juga sebagai warna- warna utama aditif (additive
primaries). Pencampuran warna secara aditif hanya dipergunakan dalam pencampuran
warna cahaya.
Hasil pencampuran warna ini menunjukkan gejala yang berbeda bidang pencampuran warna seperti pada cat. Dengan pencampuran bahan pewarna (cat) warna cat merah dapat dihasilkan dengan mencampur cat warna primer magenta dan cat warna primer yellow. Mencampurkan 2 atau lebih cat berwarna pada hakekatnya adalah mengurangi intensitas dan jenis warna cahaya yang dapat terpantul kembali oleh benda/cat tersebut. Pencampuran warna serupa ini dengan menggunakan pewarna/cat kemudian disebut dengan pencampuran warna secara substraktif (substractive=
pengurangan). Warna- warna utama dalam cat/bahan pewarna kemudian lazim disebut
dengan warna-warna utama /primer substraktif (substractive primaries). b. Teori Newton (1642-1727)
(seperti cahaya matahari) sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spektrum
Gambar 2.1 Spektrum Cahaya pada Prisma
Newton kemudian menyimpulkan bahwa benda- benda sama sekali tidak berwarna tanpa ada cahaya yang menyentuhnya. Sebuah benda tampak kuning karena fotoreseptor (penangkap/penerima cahaya) pada mata manusia menangkap cahaya kuning yang dipantulkan oleh benda tersebut. Sebuah apel tampak merah bukan karena apel tersebut berwarna merah, tetapi karena apel tersebut hanya memantulkan cahaya merah dan menyerap warna cahaya lainnya dalam spektrum.
Gambar 2.2 Mata Melihat Apel Berwarna Merah
2.1.2 Warna Dalam Bentuk Gelombang
Gelombang pada dasarnya adalah suatu cara perpindahan energi dari satu tempat ke tempat lainnya. Energi dipindahkan melalui pergerakan lokal yang relatif kecil pada lingkungan sekitarnya. Energi pada sinar berjalan karena perubahan lokal yang fluktuatif pada medan listrik dan medan magnet, oleh karena itu disebut radiasi elektromagnetik.
a. Panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan cahaya
Setiap warna mempunyai panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda. Bentuknya dapat ditunjukkan dalam suatu bentuk gelombang sinusoida. Berikut gambar gelombang dari berbagai macam frekuensi warna:
Gambar 2.3 Gelombang frekuensi warna cahaya
Jika kita menggambarkan suatu berkas sinar sebagai bentuk gelombang, jarak antara dua puncak atau jarak antara dua lembah atau dua posisi lain yang identik dalam gelombang dinamakan panjang gelombang.
Gambar 2.4 Panjang Gelombang
f = 1 ... (2.1)
T
dengan,
T = perioda (m) dan
f = frekuensi (Hz).
Sinar oranye, mempunyai frekuensi sekitar 5 x 1014 Hz ( dapat dinyatakan
dengan 5 x 108 MHz - megahertz). Artinya terdapat 5 x 1014 puncak gelombang yang lewat tiap detiknya. Sinar mempunyai kecepatan tetap pada media apapun. Sinar
selalu melaju pada kecepatan sekitar 3 x 108 meter per detik pada kondisi hampa, dan dikenal dengan kecepatan cahaya. Terdapat hubungan yang sederhana antara panjang gelombang dan frekuensi dari suatu warna dengan kecepatan cahaya:
c = λ. f... (2.2)
dengan,
c = kecepatan cahaya ( 3 x 108m/s) , λ = panjang gelombang (m) dan
f = frekuensi (Hz).
Hubungan ini artinya jika ki a menaikkan frekuensi, maka panjang gelombang akan berkurang. Sebagai contoh, jika kita mendapatkan sinar warnamerah mempunyai panjang gelombang 650 nm, dan hijau 540 nm, maka dapat diketahui bahwa warna hijau memiliki frekuensi yang besar daripada warna merah.
b. Spektrum Warna
Warna yang kita lihat diinterpretasikan dalam bentuk spektrum warna atau spektrum sinar tampak. Berikut adalah warna –warna dari spektrum sinar tampak:
Warna Panjang gelombang (nm)
Pada kenyataannya, warna saling bercampur satu sama lain. Spektrum warna tidak hanya terbatas pada warna- warna yang dapat kita lihat. Sangat mungkin mendapatkan panjang gelombang yang lebih pendek dari sinar ungu atau lebih panjang dari sinar merah. Pada spektrum yang lebih lengkap, akan ditunjukan ultra-unggu dan infra-merah, tetapi dapat diperlebar lagi hingga sinar-X dan gelombang radio, diantara sinar yang lain. Gambar berikut menunjukan posisi spektrum-spektrum tersebut.
2.2 Teknik Konversi Frekuensi Output Sensor Menjadi Data Digital
Secara umum frekuensi adalah jumlah gelombang yang terjadi dalam waktu tertentu. Dalam elektronika digital, pengertian frekuensi disamakan dengan sinyal atau gelombang kotak atau juga pulsa. Nilai frekuensi dapat dihitung dari jumlah gelombang kotak dalam selang waktu tertentu.
Berdasarkan gambar diatas dalam selang waktu 1 milidetik frekuensi yang dihasilkan dapat diketahui dengan menghitung jumlah gelombang kotak atau disebut juga pulsa-pulsa digital. Misalkan pada gambar 2.8 (b) terjadi 16 pulsa kota dalam waktu 1 milidetik, berarti frekuensi yang dihasilkan adalah 16.000 pulsa perdetik atau 16kHz.
Demikian juga pada gambar 2.8(c) terjadi 8 gelombang kotak atau pulsa dalam 1
mikrokontroler harus sesuai/ mengikuti prosedur seperti yang telah dijelaskan diatas. Yaitu, frekuensi output/sinyal dari sensor diambil dalam selang waktu tertentu. Kemudian jumlah pulsa yang diterima dalam selang waktu tersebut disimpan kedalam register 8 bit yang ada pada mikrokontroler untuk dikonversikan menjadi data digital 8 bit dan menampilkan hasilnya melalui fasilitas port I/O yang ada pada mikrokontroler. Data digital yang dihasilkan dapat diubah kembali kedalam frekuensi dengan cara yang dijelaskan seperti diatas.
2.3 Pengertian LDR
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.
Gambar 2.5 Bentuk dan Simbol LDR
2.4 ARDINO UNO
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat populer di seluruh dunia. Banyak pemula yang belajar mengenal robotika dan elektronika lewat Arduino karena mudah dipelajari. Tapi tidak hanya pemula, para hobbyist atau profesional pun ikut senang mengembangkan aplikasi elektronik menggunakan Arduino.
Gambar 2.6 Arduino uno
menyederhanakan proses bekerja dengan mikrokontroler, sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan antara lain:
a. Murah – Papan (perangkat keras) Arduino biasanya dijual relatif murah (antara 125ribu hingga 400ribuan rupiah saja) dibandingkan dengan platform mikrokontroler pro lainnya. Jika ingin lebih murah lagi, tentu bisa dibuat sendiri dan itu sangat mungkin sekali karena semua sumber daya untuk membuat sendiri Arduino tersedia lengkap di website Arduino bahkan di website-website komunitas Arduino lainnya. Tidak hanya cocok untuk Windows, namun juga cocok bekerja di Linux.
b. Sederhana dan mudah pemrogramannya – Perlu diketahui bahwa lingkungan pemrograman di Arduino mudah digunakan untuk pemula, dan cukup fleksibel bagi mereka yang sudah tingkat lanjut. Untuk guru/dosen, Arduino berbasis pada lingkungan pemrograman Processing, sehingga jika mahasiswa atau murid-murid terbiasa menggunakan Processing tentu saja akan mudah menggunakan Arduino.
c. Perangkat lunaknya Open Source – Perangkat lunak Arduino IDE dipublikasikan sebagai Open Source, tersedia bagi para pemrogram berpengalaman untuk pengembangan lebih lanjut. Bahasanya bisa dikembangkan lebih lanjut melalui pustaka-pustaka C++ yang berbasis pada Bahasa C untuk AVR.
d. Perangkat kerasnya Open Source – Perangkat keras Arduino berbasis mikrokontroler ATMEGA8, ATMEGA168, ATMEGA328 dan ATMEGA1280 (yang terbaru ATMEGA2560). Dengan demikian siapa saja bisa membuatnya (dan kemudian bisa menjualnya) perangkat keras Arduino ini, apalagi bootloader tersedia langsung dari perangkat lunak Arduino IDE-nya. Bisa juga menggunakan breadoard untuk membuat perangkat Arduino beserta periferal-periferal lain yang dibutuhkan.
2.4.1 KELEBIHAN ARDUINO
2.4.2 SOKET USB
Soket USB adalah soket kabel USB yang disambungkan kekomputer atau laptop.Yang berfungsi untuk mengirimkan program ke arduino dan juga sebagai port komunikasi serial.
2.4.3 INPUT/OUTPUT DIGITAL DAN INPUT ANALOG
Input/output digital atau digital pin adalah pin pin untuk menghubungkan arduino dengan komponen atau rangkaian digital. contohnya , jika ingin membuat LED berkedip,LED tersebut bisa dipasang pada salah satu pin input atau output digital dan ground. komponen lain yang menghasilkan output digital atau menerima input digital bisa disambungkan ke pin pin ini.Input analog atau analog pin adalah pin pin yang berfungsi untuk menerima sinyal dari komponen atau rangkaian analog. contohnya , potensiometer, sensor suhu, sensor cahaya, dll.
2.4.4 Baterai / Adaptor
Soket baterai atau adaptor digunakan untuk menyuplai arduino dengan tegangan dari baterai/adaptor 9V pada saat arduino sedang tidak disambungkan kekomputer. Jika arduino sedang disambungkan kekomputer dengan USB, Arduino mendapatkan suplai tegangan dari USB, Jika tidak perlu memasang baterai/adaptor pada saat memprogram arduino.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, telah banyak peralatan elektronika yang dirancang untuk membantu pekerjaan manusia. Pada bidang industri, peralatan-peralatan manual digantikan dengan peralatan elektronik yang dapat bekerja secara otomatis. Peralatan- peralatan ini diantaranya digunakan untuk mempermudah pekerjaan, memperkecil biaya, meminimalisasi waktu, dan menghemat tenaga.
Salah satu contoh peralatan eletronika ini adalah alat pengenal, pemisah, dan pengelompokan benda. Hal ini dapat diperoleh melalui sifat benda seperti warna, massa dan bentuknya. Berdasarkan hal ini, penulis ingin mengangkat salah satu topik peralatan elektonika yang dapat memisahkan benda berdasarkan warnanya.
Sebuah mesin pengisian bola dengan pemisah warna dibuat oleh Yoanes Maria Vianey. Dengan menggunakan LED berwarna biru sebagai sumber cahaya, dipantulkan pada bola berwarna, ke sebuah LDR. LDR sebagai sensor warna akan mengolah perbedaan pantulan cahaya. Setelah melakukan 400 kali percobaan, alat tersebut melakukan 3 kali kesalahan. Dalam artikelnya pada November 2000, David Cook merancang sensor warna untuk mendeteksi warna- warna pada permen M&M. Sensor warna dibuat menggunakan sebuah photocell berupa LDR(Light Depend Resistor) yang menerima pantulan cahaya dari benda berwarna menggunakan sumber cahaya LED(Light Emitting Diode).
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut ke dalam bentuk skripsi sebagai Tugas Akhir dengan judul “ALAT PENDETEKSI
WARNA MENGGUNAKAN LDR BERBASIS ARDUINO UNO”.
Pada alat ini penulis akan menggunkan sebuah mikrokontroler berbasis Arduino Uno dengan sensor LDR.
1.2Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memanfaatkan mikrokontroller sebagai alat pengolah data yang diberikan oleh sensor warna.
2. Merancang alat yang dapat mengelompokkan benda berdasarkan warnanya dan mudah untuk digunakan.
3. Mengurangikesalahan manusia (Human Eror) pada teknik penyortiran warnasecara tradisional.
4. Pengaplikasian dariintrumentasi elektronika
1.3Batasan Masalah
Adapun batasan dari permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah:
1. Sensor yang digunakan adalah sensor warna TCS230 yang memiliki output berupa frekuensi.
2. Perancangan alat ini difokuskan untuk membedakan tiga warna dasar merah, hijau dan biru atau RGB (Red-Green-Blue), termasuk warna komposit yang homogen.
3. Dalam membedakan warna, pantulan cahaya yang dihasilkan oleh benda berwarna mengunakan sumber cahaya berupa LED(light Emitting Diode) berwarna putih dan tanpa dipengaruhi oleh sumber cahaya lain.
4. Untuk mengolah data dari sensor yang digunakan adalah mikrokontroler jenis ARDUINO.
1.4Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latarbelakang,rumusanmasalah,tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Dalambabini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaianTeori pendukung ituantara lain tentang prinsip kerja sensor cahaya dengan LDR dan LED berbasis ARDUINO.
BAB III : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Pada bagianini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagramblok dari rangkaian, skematik darimasing-masing rangkaian dan diagram alir dari program yang akan diisikan ke ARDUINO.
BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk mengaktipkan rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan ke ARDUINO.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Abstrak
PROJECT AKHIR II
ALAT PENDETEKSI WARNA MENGGUNAKAN SENSOR
LDR BERBASIS ARDUINO UNO
TUGAS AKHIR
YENITA SARI SITUMORANG
132411041
PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PROJEK AKHIR II
ALAT UKUR PENDETEKSI WARNA MENGGUNAKAN
SENSOR LDR BERBASIS ARDUINO UNO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
YENITA SARI SITUMORANG
132411041
PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : ALAT PENDETEKSI WARNA MENGGUN AKAN SENSOR LDR BERBASIS ARDUINO UNOP
Kategori : Tugas Akhir
Nama : YENITA SARI SITUMORANG
NIM : 132411041
Program Studi : D-3 Metrologi Dan Instrumentasi Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Juli 2016
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
D3 Metrologi Dan Instrumentasi Tugas Akhir
PERNYATAAN
ALAT PENDETEKSI WARNA MENGGUNAKAN SENSOR
LDR BERBASIS ARDUINO UNO
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
1.4 Metodologi Pembahasan ... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hujan ... 4
2.2 Sensor Waterflow YF-S201 ... 4
2.3 Spesifikasi Sensor YF-S201 ... 5
2.4. Mikrokontroller ... 6
2.4.1. Arduino ... 8
2.4.2. Pengenalan ... 8
2.4.3. Sejarah ... 9
2.4.4. Hardwere ... 10
2.4.5. Softwere Arduino ... 12
2.4.6. Melakukan penginstalan arduino ke komputer ... 13
2.4.7. Melakukan penginstalan driver ... 13
2.5 LCD (Liquid Crystal Display) ... 18
3.1 Diagram Block ... 21
3.2 Perancangan sensor ... 21
3.3 Pengaplikasian LCD ... 22
3.4 Flowchart Sensor ... 23
3.5 Flowchart program ... 24
3.6 Cara kerja alat ... 26
BAB IV ANALISI DAN PENGUJIAN 4.1 Pengujian Rangkaian mikrokontroler Arduino Uno ... 27
4.2 Pengujian dan Kalibrasi ... 28
4.3 Pengujian rangkaian LCD ... 29
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 30
5.2 Saran ... 30 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Spektrum Cahaya Pada Prisma ... 6
Gambar 2.2 Mata Melihat Apel Warna Merah ... 6
Gambar 2.3 Gelombang Frekuensi Warna Cahay ... 7
Gambar 2.4 Panjang Gelombang ... 7
Gambar 2.5. Bentuk dan Simbol LDR ... 11
Gambar 2.6 Arduino Uno ... 11
Gambar 3.1 Konsep Dasar Sistem ... 14
Gambar 3.2 Struktur Sensor LDR ... 15
Gambar 3.3 Rangkaian Arduino ... 16
Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Konektor dari Mikrokontroller ke LCD ... 16