1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Cahaya dan sinar, kedua kata ini sepintas mempunyai makna yang sama. Namun, bila dikaji lebih mendalam, cahaya dan sinar sangatlah berlainan. Cahaya adalah suatu bentuk pancaran energi yang mana mempunyai kapasitas atau kemampuan untuk merangsang sensasi penglihatan. Cahaya dalam berbagai hal memperlihatkan karakternya sebagai gelombang, tetapi dalam gerakan cahaya itu merupakan garis lurus dan dalam hal tertentu cahaya disebut pula sebagai sinar. Namun kata sinar ini biasanya dipakai untuk menunjukkan bentuk energi gelombang elektromagnetik, misalnya sinal X, sinar gamma dan sinar kosmis.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan orang yang menempatinya dapat melihat benda. Tanpa dapat melihat benda-benda dengan jelas maka aktivitas di dalam ruangan akan terganggu. Sebaliknya cahaya yang terlalu terang juga dapat menggangu penglihatan.
Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan psikologis serta aktivitas kerja sesuai Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan,Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja, telah menetapkan ketentuan penting intensitas penerangan menurut sifat pekerjaan.
Proses pendidikan yang terjadi di ruang kelas harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain intensitas pencahayaan. Ketidak sesuaian salah satu aspek akan
2
mengakibatkan ketidak nyamanan serta proses pendidikan menjadi terganggu. Sedangkan efektivitas proses pendidikan didasarkan pada beberapa hal seperti kenyamanan pengajar dan peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya harus diperhatikan.
Pencahayaan terdiri dari pencahayaan matahari dan pencahayaan buatan. Pencahayaan di ruang kelas harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu:
a. Menciptakan lingkungan visual yang nyaman, sehingga segala kegiatan di dalam ruang kelas bisa berjalan dengan baik.
b. Penggunaan energi yang sesuai dengan fungsi ruang kelas.
Dalam upaya mendapatkan kenyamanan, ketenangan dan efisiensi energi listrik, ruang kelas perlu mendapatkan sistem penerangan yang sesuai dengan fungsi ruangan. Berdasarkan data dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), intensitas cahaya diruang kelas minimal 250 lux dengan nilai toleransi maksimal hingga 20%, dan daya pencerahan maksimum per meter persegi sebesar 15 watt/m2, sesuai dengan SNI 03-6197-2000.
Pemakaian penerangan yang berlebihan juga berhubungan dengan efisiensi penggunaan energi listrik sehingga diperlukan peratutan penerangan. Dengan demikian intensitas cahaya perlu diatur untuk menghasilkan kesesuaian kebutuhan luminasi di dalam ruang berdasarkan jenis dan fungsi ruangan.
Untuk mengetahui kondisi tersebut, maka diperlukan suatu alat yang bisa megukur intensitas cahaya. Pada umumnya alat ukur intensitas cahaya mempunyai harga yang cukup mahal. Berawal dari kasus tersebut muncul ide merancang dan mengembangkan alat yang berfungsi untuk mengetahui dan mengukur intensitas cahaya dalam suatu ruangan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara merancang alat ukur intensitas cahaya dengan menggunakan
LDR dan Mikrokontroler Arduino Uno
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan alat ukur intensitas cahaya.
3
3. Menganalisa rangkaian alat ukur intensitas cahaya yang telah dirancang berdasarkan skematik yang telah dibuat.
1.3.Batasan Masalah
1. Menjelaskan bagaimana prinsip kerja LDR.,
2. Pengujian dilakukan pada ruang perkuliahan Universitas Sumatera Utara. 1.4.Tujuan Penelitian
1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan intensitas cahaya pada ruang perkuliahan.
2. Memperoleh kesimpulan mengenai pengaruh yang timbul aikbat perbedaan intensitas cahaya.
3. Menentukan intensitas cahaya yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
4. Membantu mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir.
Membantu mahsiswa belajar bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang terjadi di bidang instrumentasi yang dipelajari
1.5.Metode Penelitian
1. Studi pustaka
Penulisan mengumpulkan data dan teori yang dibutuhkan dalam penulisan tugas akhir melalui buku-buku dan referensi laiinya yang berkaiatan dengan tugas akhir.
2. Lembar data (Datasheet) komponen yang dipakai pada alat LDR dan Arduino Uno.
3. Persiapan pembuatan konsep alat ukur
Merupakan suatu tahap awal dalam merumuskan masalah dan membuat rancangan konsep dalam menyelesaikan suatu masalah. Bentuknya adalah konsep tertulis dan tergambarkan dalam bentuk diagram blok.
4. Perancangan dan pembuatan alat ukur
Proses merancang desain dan bentuk alat ukur sampai membuat alat ukurnya.
5. Menguji mekanik dan elektronik dari alat ukur
4
Merupakan tahap menguji mekanik dan elektronik dari alat ukur, untuk dilanjutkan agar dapat melakukan pemograman.
6. Proses pembuatan pemrograman 7. Uji tahap awal
8. Mengkalibrasi alat ukur
9. Membuat kesimpulan dari hasil alat ukur intensitas cahayapenulisan tugas akhir ini.
1.6Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi judul latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembahasan, metodologi pembahasan, sistematika penulisan dan relevansi dari penulisan tugas akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang Mikrokontroler
Arduino uni,LCD,LDR.dan komponen pendukungnya.
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan.
BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN
Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat dan lain-lain.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan kemungkinan pengembangan alat.